Upload
lamnhu
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI
DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA
Survei pada Siswa Kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates,
dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
Monica Elsa Kusuma
131334054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus
Terima kasih Tuhan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran setiap
langkahku dalam mengerjakan karya ini
Papa, Mama, Eyang dan Keluarga Besarku
Bapak Fx. Bambang Kusumo Ratmanto yang setia mendidik, memberi semangat,
setia mendoakanku.
Ibu Bibiana Budi Lestari yang setia mendidik, memberi solusi, dan setia
mendoakanku.
Eyang dan keluarga besarku yang setia mendoakanku.
Adik dan Sahabat Sahabatku
Dio, Devi, Dea yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta
menghiburku
Yuni, Maya, Mayang, Vera yang selalu memberikan doa terbaik.
Sahabat – sahabatku mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Terima kasih atas segala semangat, dukungan, perhatian, bantuan dan doa yang
kalian berikan kepadaku
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“ Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan
setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan
pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara
engkau, kepandaian akan menjaga engkau”
“ janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada
lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”
(Amsal 1:1 , 9:18)
“ saya lebih kuat dari apapun ketika saya bersama Tuhan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEAHSLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya baahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Januari 2018
Penulis
Monica Elsa Kusuma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Monica Elsa Kusuma
Nomor Mahasiswa : 131334054
Demi pengembangaan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI
BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharmaa hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalaan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari sayaa maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Januari 2018
Yang menyatakan
Monica Elsa Kusuma
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI
DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA Survei pada Siswa Kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates,
dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo
Monica Elsa Kusuma
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif: 1) tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar;
2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi
diri siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilaksanakan di 3 SMA
Negeri kelas XII IIS di Kabupaten Kulonprogo yang menerapkan Kurikulum
2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Populasi pada penelitian ini sebanyak 193 responden,
namun responden yang dapat mengisi kuesioner sebanyak 187 siswa. Data
dianalisis menggunakan teknik korelasi spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi
belajar (spearman’s rho = (+) 0,406; nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01); 2)
terdapat hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada
materi akuntansi dengan efikasi diri siswa (spearman’s rho = (+) 0,184; nilai sig
(1-tailed) = 0,000 < α = 0,01).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING
FULFILLMENT LEVEL IN ACCOUNTING COURSE AND
LEARNING MOTIVATION AND SELF EFFICIENCY
STUDENTS A Survey on the twelfth Grade students of Social and Sciences Department SMA
N 1 Wates, SMA N 2 Wates, and SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo Regency
Monica Elsa Kusuma
Sanata Dharma University
2018
This study aims to examine the correlation between: 1) the fulfillment level of
active learning in accounting course and learning motivation; 2) the fulfillment
level of active learning in accounting course and self efficiency students.
This study is a correlational study conducted in the three twelfth grade students
of SMA Negeri in Kulonprogo Regency that have been implementing 2013
Curriculum. The research was conducted from January to March 2017. The
technique of collecting data was questionnaire. The population in this study were
193 respondents, but respondents who fill in a questionnaire were 187 students.
The data were analyzed by using Spearman correlation techniques.
The result shows that: 1) there is a positive correlation between fulfillment
level of active learning in accounting course and learning motivation;
(Spearman’s rho = (+) 0,406 sig (1-tailed) = 0.000 <α = 0.01); 2) there is a
positive fulfillment level of active learning in accounting course and self
efficiency students; (Spearman’s rho = (+) 0,184 sig (1-tailed) = 0.000 <α =
0.01).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang telah memberkan
kasih dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi yang berjudul Hubungan
Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Materi Akuntansi Dengan
Motivasi Belajar dan Efikasi Diri Siswa ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh
cinta perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S,Pd., M,Pd sebagai pembimbing
skripsi saya terima kasih atas waktu dan bimbingannya selama proses skripsi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wates telah memberikan ijin penelitian kepada
peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;
5. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Wates telah membantu mengisi kuesioner
selama penelitian berlangsung;
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Wates telah memberikan ijin penelitian kepada
peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;
7. Seluruh siswa SMA Negeri 2 Wates telah membantu mengisi kuesioner
selama penelitian berlangsung;
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sentolo telah memberikan ijin penelitian
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;
9. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Sentolo telah membantu mengisi kuesioner
selama penelitian berlangsung;
10. Keluarga saya yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan terlebih
kedua orang tua saya, Ibu Bibiana Budi Lestari dan Ayah Bambang Kusumo
Raatmanto;
11. Adik adik saya, Dik Dio, Devi, dan Dhea yang selalu mengingakan,
menghibur dan mendoakan saya;
12. Adonis Corydon EPJ Setia, S.H. yang selalu mengingatkan, membantu dan
menjadi penyemangat selama proses skripsi;
13. Seluruh mahasiswa angkatan 2013 yang juga telah memberikan masukan
selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan
kerjasama yang baik selama ini;
14. Teman payung skripsi Manda dan Mandala yang selalu mendukung saya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. sahabat-sahabatku Tere, Nia, Selvi, Yuni, Mayang, Maya, Vera dan Venti
yang selalu memberikan waktu, pengalaman dukungan dan doa terbaiknya;
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi masih banyak keterbatasan dan kekurangan yang ada maka dari itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis
mengucapkan selamat membaca, semoga bermanfaat bagi kita semua
Penulis
Monica Elsa Kusuma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN . ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA . ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS . ................................... vii
ABSTRAK . ................................................................................................ viii
ABSTRACT. ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR. .................................................................................. x
DAFTAR ISI. .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL. ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Kajian Teori ....................................................................................... 9
1. Kurikulum 2013 ........................................................................... 9
2. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif ........................................... 13
3. Efikasi Diri ................................................................................. 19
4. Motivasi Belajar ......................................................................... 24
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 30
C. Model Penelitian .............................................................................. 33
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 35
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 35
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 36
D. Populasi Penelitian ........................................................................... 37
E. Definisi Oprasional dan Pengukurannya .......................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47
G. Pengujian Instrumen Penelitian........................................................ 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 56
BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................. 65
A. SMA N 1 WATES ........................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. SMA N 2 WATES ........................................................................... 69
C. SMA N 1 SENTOLO ....................................................................... 72
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 76
A. Deskrisi Data .................................................................................... 76
B. Pengujian Prasyarat dan Analisis Data ............................................ 82
C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 83
D. Pembahasan ...................................................................................... 84
BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 97
A. Kesimpulan ...................................................................................... 97
B. Keterbatasan ..................................................................................... 98
C. Saran ................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 101
LAMPIRAN ............................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Nama dan Lokasi Penelitian........................................... 34
Tabel 3.2 Tabel Nama Sekolah dan Jumlah Populasi Penelitian ............ 37
Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel Pembelajaran Aktif ..................... 40
Tabel 3.4 Tabel Operasional Variabel Efikasi Diri .................................. 45
Tabel 3.5 Tabel Operasional Variabel Motivasi Belajar ......................... 46
Tabel 3.6 Tabel Sebagian Dari r Tabel (Taraf Signifikansi) .................... 49
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Pembelajaran Aktif ........................ 50
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Efikasi Diri ..................................... 51
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Motivasi Belajar ............................. 52
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Ulang Validitas Motivasi Belajar .................. 53
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ................... 56
Tabel 3.12 Tabel Penguasaan Kompetensi................................................. 57
Tabel 3.13 Tabel Interval Skor Pembelajaran Aktif................................... 59
Tabel 3.14 Tabel Interval Skor Efikasi Diri ............................................... 60
Tabel 3.15 Tabel Interval Skor Motivasi Belajar. ...................................... 61
Tabel 3.16 Tabel Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan .......... 63
Tabel 5.1 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik ................... 76
Tabel 5.2 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik
Berdasarkan sekolah ............................................................... 77
Tabel 5.3 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik
Jenis Kelamin ......................................................................... 77
Tabel 5.4 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Pembelajaran Aktif .......... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 5.5 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Efikasi Diri ....................... 80
Tabel 5.6 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Motivasi Belajar ............... 83
Tabel 5.7 Tabel Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Aktif dengan
Efikasi diri ............................................................................... 82
Tabel 5.8 Tabel Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Aktif dengan
Motivasi Belajar ...................................................................... 83
Tabel 5.9 Tabel Hasil Uji Korelasi Pembelajaran Aktif dengan
Efikasi diri ................................................................................ 84
Tabel 5.10 Tabel Hasil Uji Korelasi Pembelajaran Aktif dengan
Motivasi Belajar ....................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Instrumen Penelitian .............................................. 103
Lampiran II Data Dinas Pendidikan ........................................................... 116
Lampiran III Data Induk Penelitian ........................................................... 118
Lampiran IV Tabel r Statistik .................................................................... 129
Lampiran V Hasil Uji Validitas ................................................................. 131
Lampiran VI Uji Realibilitas ...................................................................... 136
Lampiran VII Uji Normalitas ..................................................................... 138
Lampiran VIII Uji Korelasi ........................................................................ 140
Lampiran IX Pengujian Mean Median Modus........................................... 142
Lampiran X Surat Ijin Penelitian ............................................................... 144
Lampiran XI Surat Ijin Selesai Penelitian .................................................. 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan
pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif, jadi pendidikan harus
berkembang untuk membentuk suatu pendidikan yang lebih berkualitas.
Dalam meningkatkan pendidikan yang lebih berkualitas reformasi
pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global.
Sebagai suatu upayanya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang
mampu mengembangkan dan membentuk manusia yang mempunyai
kualitas dan kuantitas dalam segi praktik dan akademis dalam dunia
pendidikan. Kurikulum terbaru yang digunakan dalam sistem pendidikan
formal di Indonesia adalah kurikulum 2013 yang dikembangkan untuk
meningkatkan dan menyimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills
yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16).
Kurikulum 2013 berusaha untuk menanamkan nilai – nilai yang tercermin
pada kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat
dan berkembang.
Dalam dunia pendidikan untuk mewujudkan suatu
pendidikan yang berkualitas, membutuhkan suasana pembelajaran aktif
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini adalah sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
aktivitas di dalam kelas yang dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan diri dan memperoleh wawasan serta ilmu akademik.
Proses pembelajaran ini, membantu peserta didik secara aktif untuk
mengembangkan intelektualnya dan potensi akademiknya, mereka dapat
mengembangkan dirinya agar memiliki pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, motivasi serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya
sendiri, dan berguna untuk orang lain.
Di dalam wadah pendidikan yang berbasis kurikulum baru,
yaitu kurikulum 2013 peserta didik diajak belajar menemukan, mengolah,
menganalisis hasil materi yang mereka temukan sendiri. Dalam reformasi
pendidikan yang baru yaitu menggunakan kurikulum 2013, membantu
siswa untuk belajar menggali sumber sumber belajar yang lebih relevan,
mereka di tuntut untuk aktif pada saat proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran ini, pengajar dapat menerapkan model, metode, serta media
pembelajaran agar tercipta proses pembelajaran yang hidup bagi peserta
didik maupun bagi pengajar. Dari konteks ini yang menjadi fokus
utamanya adalah terciptanya pembelajaran yang aktif, supaya peserta didik
dapat memahami semua materi yang sudah disiapkan oleh pengajar.
Pembelajaran aktif ini terjadi ketika siswa belajar aktif
ketika mereka secara terus menerus terlibat baik secara mental ataupun
secara fisik, pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat,
berkesinambungan, kuat, dan efektif (Hollingsworth, 2008:viii). Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
didik diminta untuk secara mandiri bekerja dengan mencari tahu
pembahasan terkait materi akuntansi yang di berikan oleh pengajar.
Peserta didik diminta secara aktif untuk lebih giat melihat
materi dari perpustakaan, atau internet, agar mereka dilatih mempunyai
jiwa yang dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Namun, sangat
disayangkan ketika proses pembelajaran ini dilakukan dengan tidak
efektif. Faktanya, masih banyak peserta didik yang hanya diam dan
menyimak apa yang disajikan pengajar, mengandalkan teman-teman yang
lebih rajin atau teman yang sudah membuat tugasnya terlebih dahulu,
sehingga membuat peserta didik yang lain merasa malas mencari sumber
belajar yang relevan lainnya. Realitanya beberapa sekolah dan di SMA,
kebanyakan hanya sedikit saja yang aktif melakukan interaksi di kelas dan
mau aktif mencari, dan sebagian lainnya hanya menunggu jawaban teman
atau diam karena takut jawaban atau materi yang mereka cari salah
presepsi lalu mereka akhirnya memilih diam.
Padahal, peserta didik mempunyai kewajiban dan hak yang
sama dalam proses pembelajaran tetapi masih ada peserta didik yang tidak
memanfaatkan kesempatan untuk belajar mencari dan menemukan sendiri
pemahaman materi. Tujuan pembelajaran aktif ini diterapkan agar siswa
dapat lebih mudah memahami bagaimana penerapan materi di sekolah
dengan mengaitkan didalam kehidupannya sehari hari, bahkan dapat
memahami dan menciptakan pemahamannya sendiri dengan membagi
dengan teman sepermainannya. Dengan demikian, ketika peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dihadapkan oleh tugas yang di berikan dari pengajar, secara mandiri
mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan beberapa literatur.
Pembelajaran aktif sendiri mempunyai beberapa indikator,
salah satunya yaitu memungkinkan adanya perspektif baru pada diri
peserta didik, maksudnya di sini adalah peserta didik mampu untuk
menyelesaikan tugas yang dapat membuat ilmu pengetahuannya
berkembang. Lewat indikator perspektif baru pada diri peserta didik ini
diduga mampu menimbulkan efikasi diri dalam diri peserta didik, karena
ketika peserta didik belajar mempunyai sikap terbuka terhadap materi
pembelajaran, mereka dapat berfikir dengan logikanya dan dapat
mengkritisi tugas dari pengajar dan dapat memberikan
pertanggungjawabkan jawaban mereka. Mereka juga dapat belajar dengan
sesama teman sepermainan dan mengolah pengetahuan mereka yang
mereka temukan sendiri dari beberapa referensi. Dan ketika dapat
menyelesaikan tugas dengan tuntas dan juga mempunyai pengalaman
berhasil, mereka berarti mendapat dorongan stimulus dari diri mereka
sendiri/dari lingkungan mereka, mereka akan secara otomatis
meningkatkan dorongan yang lebih besar dan menjadi yakin akan diri
mereka. Dorongan ini seperti stimulus yang hadir, dan diduga
menimbulkan efikasi diri untuk lebih percaya menyelesaikan tanggung
jawabnya dalam memecahkan soal dalam materi akuntansi.
Pembelajaran aktif juga melandasi perkembangan metode
belajar kolaboratif yang menempatkan siswa dalam kelompok, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memberi mereka tugas yang menuntut untuk bergantung satu sama lain
dalam mengerjakkan merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan
kebutuhan sosial peserta didik (Silberman, 2012:30). Pembelajaran aktif
ini mengajarkan untuk saling berbagi informasi dan kegiatan belajar
bersama ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, karena mereka
dapat saling belajar dengan pengetahuan akademik yang mereka punyai.
Mereka diajarkan untuk memahami antara individu satu dengan yang lain
bahwa mereka merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri,
dan memungkinkan peserta didik antara satu dengan yang lain untuk sadar
akan membutuhkan satu dengan yang lain.
Dalam pembelajaran aktif terdapat interaksi sosial yang
kondusif dan dinamis. Karena ketika pengajar dan peserta didik dapat
saling menciptakan suasana yang kondusif maka, lebih banyak dorongan
positif hadir dalam pembelajaran. Motivasi merupakan perubahan tenaga
di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dengan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan (Kompri, 2015:2). Berdasarkan
paparan di atas dapat dipahami bahwa sebenarnya motivasi merupakan
suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari diri masing masing peserta
didik, karena pada hakekatnya kehidupan adalah kebutuhan dan harapan.
Motivasi yang ada manusia dapat bersumber dari diri manusia itu sendiri
(intrinsik) atau juga dari luar (ekstrinsik). Pada umumnya motivasi
intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Oleh
karena itu motivasi intrinsik sebaiknya disadari, ditimbulkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diaktifkan dalam diri setiap peserta didik, sebagai pengajar kita bertugas
untuk membantu menemukan motivasi belajar dalam diri peserta didik.
Ketika dalam proses pembelajaran aktif terjalin relasi yang baik, maka
peserta didik dapat dengan nyaman untuk saling belajar, dengan teman
sebaya atau juga dengan pengajar sekalipun, tanpa ada ragu atau takut
untuk bertanya. Dengan demikian, ketika proses pembelajaran aktif
terjalin dengan baik maka menumbuhkan kemampuan diri mereka
khususnya, efikasi diri dan motivasi belajar dalam diri peserta didik.
Jadi, penulis ingin mengungkapkan lewat penelitian, yang
bertempat di SMA Kulonprogo. Apakah benar ada hubungan positif
tingkat keterlaksanaan pembelajaran akif dengan efikasi diri dan motivasi
belajar pada siswa kelas XII IIS pada materi akuntansi di SMA
Kulonprogo yang menggunakan kurikulum 2013. Dengan latar belakang
yang telah di jabarkan, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
dengan rumusan judul sebagai berikut “Hubungan Tingkat
Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Materi Akuntansi Dengan
Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMA Kulonprogo”
B. Batasan Masalah
Batasan ruang lingkup dari penelitian ini adalah hubungan positif
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi
diri dan motivasi belajar peserta didik di SMA Kulonprogo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dalam materi akuntansi dengan efikasi diri pada peserta didik ?
2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
dalam materi akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Adanya hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam
materi akuntansi dengan efikasi diri pada peserta didik.
2. Adanya hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam
materi akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA
Kulonprogo semoga menjadi bahan evaluasi agar pembelajaran aktif
yang di berikan dan dapat menumbuhkan efikasi diri dan motivasi
yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA
Kulonprogo diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas
kepercayaan diri, motivasi sebagai bekal untuk peserta didik
khususnya SMA Kulonprogo di dalam pembelajaran akuntansi
maupun lingkungan sehari hari.
3. Bagi Peserta Didik
Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA
Kulonprogo diharapkan menjadi pribadi yang mempunyai motivasi
dan efikasi diri yang tinggi serta dapat menjadi bekal untuk masa
depan.
4. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA
Kulonprogo diharapkan dapat menambah wawasan khususnya
hubungan pembelajaran aktif dengan efikasi diri dan motivasi pada
pembelajaran akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
1. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Menurut Hosnan, (2014: x) proses pembelajaran kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik.
2) Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sudah dan akan
dipelajari.
3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Dalam kegiatan mengamati guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b) Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
c) Kegiatan mengamati dan mendeskripsikan
(1) Dorongan siswa untuk melakukan pengamatan
misalnya menghitung, mengukur, membandingkan dan
seterusnya.
(2) Bantu siswa agar mampu menuliskan/mendeskripsikan
hasil pengamatannya misalnya melukis atau meniru,
menuliskan hasil perhitungan atau pengukuran pada
gambar, dan mendeskripsikan gambar.
2) Menanya
a) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas untuk bertanya mengenai apa yang sudah
mereka dilihat, disimak, dibaca, dan seterusnya.
b) Guru membimbing mereka untuk dapat mengajukan
pertanyaan (hasil pengamatan objek yang konkret sampai
yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
ataupun hal lain yang lebih abstrak).
c) Pertanyaan bersifat factual sampai ke yang bersifat
hipotetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d) Guru perlu membantu peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat di mana mereka mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri.
e) Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu
semakin dapat dikembangkan.
f) Kegiatan menanyakan dan menganalisis.
g) Dorongan siswa untuk membuat pertanyaan.
h) Dorongan siswa menemukan faktor-faktor.
3) Menyimpulkan dan mengasosiasi
a) Tindakan lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara.
b) Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi kegiatan
selanjutnya.
c) Kegiatan menggali informasi.
d) Kegiatan mempersiapkan diri.
4) Mengkomunikasikan hasil
a) Menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan
pola.
b) Hasil disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai
hasil belajar secara individu atau kelompok.
c) Kegiatan menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
3) Memberikan umpan balik.
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
2. Perumusan Kurikulum 2013
Menurut Hosnan (2014:xiv) pergeseran pola pikir atau pandangan
dalam perumusan kurikulum 2013 sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa.
b. Interaktif.
c. Lingkungan jejaring.
d. Aktif menyelidiki.
e. Konteks dunia nyata.
f. Pembelajaran berbasis tim.
g. Kooperatif.
h. Perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
i. Stimulasi ke segala penjuru.
j. Alat multimedia.
k. Kebutuhan pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
l. Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa).
m. Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multidisiplin).
n. Otonomi dan kepercayaan.
o. Kritis.
p. Pertukaran pengetahuan.
B. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran dan Pembelajaran Aktif
Menurut Depdiknas, (2005:627) keterlaksanaan berasal dari kata
dasar laksana, kata terlaksana sendiri dapat diartikan yang berarti benda
yang dipegang dan menjadi tanda khusus suatu area. Menurut Sagala,
(2009:61) pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh
pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pengajar, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik (Hariyanto, 2008:5). Dengan
demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh
pendidik untuk membantu seorang untuk mempelajari suatu kemampuan
dan nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap
rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar
mengajar. Disini dapat disimpulkan bahwa, keterlaksanaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam proses komunikasi yang
dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
dalam proses pembelajaran yang diatur secara sistematis melalui tahap
rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Jadi, pembelajaran aktif adalah pendekatan mengajar ( approach to
teaching) yang menggunakan berbagai media pengajaran dan metode, agar
proses pembelajaran menjadi aktif. Dengan demikian, para siswa merasa
tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan. Selain itu, pembelajaran aktif juga memungkinkan siswa
melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,
pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata mata
menelan mentah mentah apa yang sudah di berikan oleh pengajar, namun
peserta didik dapat mengelola dan mengolahnya sebagai bahan pemecahan
masalah maupun ilmu pengetahuan tambahan.
Pembelajaran Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima
kucuran ceramah pengajar tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
orang lain.
Beberapa teori yang dapat meningkatkan pembelajaran aktif di
kelas menurut Hollingsworth & Lewis, (2008: viii):
a. Mengacu pada tujuan
Kalau guru bisa menjelaskan tujuan pembelajaran dengan
jelas, maka siswa akan mengerti dan bisa menghubungkan tujuan
tersebut dengan hasil yang akan mereka peroleh dari pelajaran itu.
Hal ini adalah langkah pertama yang sangat penting saat memulai
suatu pelajaran.
b. Melibatkan Siswa
Agar kegiatan pembelajaran bermakna maka kegiatan-
kegiatan yang sudah direncanakan secara matang membantu
siswa untuk tetap siaga dan terpikat secara mental untuk terlibat
dalam pembelajaran.
c. Menggunakan Seni, Gerakan, dan Indera
Menurut Sylwester Strategi pelajaran dirancang untuk
mengaktifkan kelima panca indera untuk bisa melibatkan siswa
secara penuh. Seni adalah cara yang ideal untuk mengaktifkan
beragam indera, mendorong rasa kebersamaan siswa,
menyediakan sarana ganda untuk menemukan dan
mengekspresikan makna, membangun rasa percaya diri, dan
antusiasme belajar, dan menguatkan kemampuan dasar
kecerdasan: kognitif, emosional, perhatian atau attentional, dan
motorik (Hollingsworth, 2008: viii)
d. Meragamkan Langkah dan Kegiatan
Merubah model kerja siswa dari kerja kelompok besar
menjadi kerja individual atau menjadi kelompok kecil adalah
salah satu cara yang mudah dan efektif untuk meragamkan
langkah mental.
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh
pemahaman baru. Peserta didik aktif terlibat di dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengkonstruksi/mengelola sendiri pemahamannya. Teori belajar
konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar
konstruksi/mengelola pemahamannya sendiri, pembelajaran ini secara
sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Dapat dimengerti bahwa
pembelajaran pembelajaran aktif adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam
dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan
penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk
pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, dan efektif.
2. Dasar Pembelajaran Aktif
Untuk mengetahui dasar pembelajaran aktif, yang pertama,
memerlukan pantauan dari proses pembelajaran yang dilihat dari segi
proses dalam pembelajarannya itu sendiri (Silberman, 1996:2&6).
Pembelajaran aktif ini menuntut peserta didik agar tetap aktif dengan
membangun karakteristik yang ada pada dirinya dilontarkan untuk
menyelesaikan berbagai masalah pada materi lewat penggunaan media
pembelajaran atau lainnya. Disini pengajar juga dituntut kreatif agar
apa yang dipelajari peserta didik tidak hanya berjalan begitu saja
namun peserta didik juga mengambil makna dalam pengajaran materi
yang sudah disampaikan.
Dan yang kedua, dilihat dari cara belajar dari masing – masing
peserta didik yang berbeda beda. Peserta didik di tuntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengetahui cara belajarnya masing – masing saat di sekolah maupun
di luar jam sekolah. Biasanya peserta didik yang aktif, terlihat dari
fisiknya cenderung lebih semangat dan ceria, disini peserta didik yang
aktif lebih memiliki efikasi diri yang bagus, atau dengan kata lain
peserta didik yang memiliki efikasi diri yang tinggi dibanding anak
anak yang kurang aktif di kelas. Peserta didik yang memiliki efikasi
yang tinggi sebagian besar memiliki cara belajar yang lebih mudah
menangkap sesuatu dengan cepat, dan kondisional. Maksudnya dari
kondisional adalah dalam keadaan apapun jika peserta didik dapat
menerima pelajaran yang disuguhkan karena sebagian besar peserta
didik yang memiliki efikasi diri yang baik mempunyai konsentrasi
yang bagus dan perasaan yang bagus sehingga konsentrasi mereka
akan bertahan lebih lama dari peserta didik lainnya.
3. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Menurut Kunandar, (2010:64) dikutip dari Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan
Nasional, berikut ini adalah karakteristik pembelajaran aktif pada
proses pembelajaran di kelas :
1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan
kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran
lain yang menarik minat belajar peserta didik. Peserta didik
merasa bersemangat dan bergairah karena kegiatan belajar yang
mengasikkan. Banyak keaktifan dan keterlibatan yang mereka
ambil dalam kegiatan belajar pada pembelajaran aktif ini.
Membantu mereka untuk menghargai hasil karya satu sama
lain.
2. Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif,
membuat peseta didik memupuk rasa ingin tahu untuk bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan melakukan eksploitasi/mencari tahu apa yang perlu mereka
ketahui pada pembelajaran aktif ini, dan membangun mental
untuk tidak takut bertanya dan tidak takut berbuat kesalahan.
3. Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan
secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi,
gerak, tarian, dan / atau permainan.
4. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan
individual, pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.
Peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan
sosial. Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera dan
menggunakan media pembelajaran.
5. Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik
berpikir dan melakukan kegiatan. Dan memberi apresiasi jika
peserta didik menemukan sesuatu yang baru atau dapat
menjawab pertanyaan.
Dengan adanya 5 karakteristik menurut Ahmad Kunandar, jika
semua karakteristik terpenuhi dengan baik di dalam pembelajaran
aktif. Maka, Ini akan membuat peserta didik lebih memahami materi
dan meningkatkan pembelajaran aktif dan bersemangat.
4. Prinsip Pembelajaran Aktif
Menurut Nana Sudjana, (1989:27-29) menggungkapkan bahwa
prinsip pembelajaran aktif meliputi 3 prinsip, yaitu :
a. Stimulus belajar
Menurut Soemanto, (1999:108) stimulus belajar adalah segala hal
di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Pesan yang diterima peserta didik dari pengajar melalui
informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat
berbentuk verbal atau bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain.
Stimulus hendaknya disampaikan dengan upaya membantu agar
peserta didik menerima pesan dengan mudah.
b. Perhatian dan motivasi
Menurut Suryabrata, (1993:14) Perhatian adalah pemusatan tenaga
psikis tertuju kepada suatu obyek. Sedangkan yang dimaksud
dengan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan
dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Sardiman perhatian dan motivasi akan berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik, untuk memotivasi dan
memberikan perhatian pada kegiatan belajar, pengajar dapat
melakukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan
(Sardiman,1996:101). Motivasi belajar yang diberikan oleh
pengajar tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi
peserta didik.
C. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Menurut Bandura (Miftahun, 2012:115) efikasi diri adalah
keyakinan diri seseorang akan kemampuan untuk mengatur dan
melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan
suatu hal. Menurut Schunk (Miftahun, 2012:114) menyatakan bahwa
efiksi diri mengacu pada prilaku yang di pelajari seseorang bahwa dirinya
mampu melakukan suatu prilaku ataupun menghasilkan sesuatu pada
harapan yang dipelajari seseorang bahwa dirinya mampu melakukan suatu
perilaku ataupun menghasilkan sesuatu yang diharapkan dalam suatu
situasi tertentu.
Menurut Bandura (Miftahun, 2012:116) menyatakan bahwa efikasi
diri merupakan perasaan, penilaian seseorang mengenai kemampuan dan
kompetensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
padanya. Orang yang ekspektasi efikasinya tinggi dan harapan hasilnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
realistik maka orang tersebut akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan
tugas sampai selesai. Percaya terhadap keyakinan diri atau efikasi diri
merupakan factor kunci dalam perantara hidup.
Menurut Bandura (Miftahun, 2012:119-121) terdapat 3 komponen
yang memberikan dorongan bagi terbentuknya efikasi diri, yaitu :
a. Outcome Expectancy (Pengharapan Hasil)
Pengharapan hasil yaitu, adanya harapan terhadap
kemungkinan hasil dari pelaku. Harapan ini dalam bentuk
perkiraan kognitif tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh
dan kemungkinan tercapainya tujuan.
b. Efficacy Expectancy (Pengharapan Efikasi)
Pengharapan efikasi yaitu, harapan atas munculnya perilaku
yang dipengaruhi oleh presepsi seseorang pada kemampuan
kinerjanya yang berkaitan dengan hasil. Jika seseorang seringkali
mengalami kegagalan pada suatu tugas tertentu maka ia cenderung
memiliki efikasi diri yang rendah pada tugas tersebut dan
sebaliknya, jika menemukan keberhasilan dalam melakukan tugas
tertentu maka ia akan mempunyai efikasi diri yang tinggi pada
tugas tersebut.
c. Outcome Value (Nilai Hasil)
Nilai Hasil yaitu, nilai kebermaknaan atas hasil yang di peroleh
seseorang. Nilai hasil yang sangat berati akan memberikan
pengaruh yang kuat pada motivasi seseorang untuk
mendapatkannya kembali.
Untuk mendapatkan efikasi diri yang tinggi maka peserta didik dilatih
dengan memecahkan masalah, saat proses pembelajaran berlangsung dan itu
bersifat individual, peserta didik bukan hanya dilatih dengan memecahkan soal –
soal tetapi peserta didik dilatih untuk memberanikan mental/ secara fisik untuk
berbicara di depan kelas, atau bertanya dengan teman sebaya maupun oleh
pengajar. Dari pelatihan itu peserta didik bisa menguji seberapa berani dan benar
mereka menyelesaikan masalah yang di berikan oleh pengajar dalam proses
pembelajaran tersebut, di situ timbul motivasi dari diri masing masing peserta
didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Silberman, (1996:10) mengungkapkan bahwa belajar aktif
merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang
komprehensif. Belajar aktif melalui aktivitas aktivitas kelas, seperti kerja
kelompok, diskusi, dan mempraktikan materi adalah salah satu aktifitas yang
dapat membantu peserta didik berfikir tentang materi pembelajaran dan disini
terjadilah dorongan motivasi dalam diri untuk membuat peserta didik
menyelesaikan tugas, bahkan mampu saling mengajar satu dengan yang lain.
Pembelajaran aktif di duga menimbulkan efikasi diri dan memicu dorongan dalam
diri peserta didik.
Menurut Eggen & Kauchak (Miftahun, 2012:142) menjelaskan bagaimana
pengaruh efikasi diri terhadap prilaku dan kognisi seseorang. Terdapat perbedaan
dalam menyikapi orientasi tugas, nampak bahwa seseorang dengan efikasi tinggi
akan menerima tantangan tugas sebaliknya seseorang dengan efikasi diri rendah
akan menginari tugas. Usaha yang ditunjukan oleh seseorang dengan efikasi diri
tinggi lebih kepada usaha yang gigih ketika berhadapan dengan tugas yang
menantang sedangkan seseorang dengan efikasi rendah cenderung mencurahkan
sedikit usaha ketika berhadapan dengan tugas yang menantang. Peserta didik yang
mempunyai efikasi diri yang rendah mempunyai interpersonal yang mudah cemas,
putus asa, mudah menyerah, kecewa dan menghindari tugas yang berat, dan tidak
ada dorongan dari dirinya sendiri, motivasi kurang, tetapi sebaliknya jika peserta
didik yang mempunyai efikasi diri yang baik cenderung semangat dan menyukai
tantangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menurut Bandura, (Miftahun, 2012:119-121) mengungkapkan bahwa
efikasi diri memiliki empat sumber informasi yaitu :
a. Pencapaian Hasil
Pengalaman keberhasilan yang dimiliki individu, karena pencapaian
prestasi tertentu dapat meningkatkan penilaian akan efikasi dalam diri
peserta didik bahkan di saat gagal, peserta didik akan mencari cara
agar membangkitkan semangat dan dorongan motivasi terpancar
dalam diri agar mencapai suatu keberhasilan/ pencapaian tugas.
b. Pengalaman Orang lain
Sumber informasi dari efikasi diri juga dapat diperoleh melalui
pengamatan dari pengalaman orang lain, karena dari informasi
pengamatan dan pengalaman yang dimiliki orang lain kita perlu
belajar bagaimana usaha dan keuletan yang dimiliki orang lain timbul,
itu akan memicu rasa kepercayaan diri yang tumbuh dan adanya
dorongan dalam diri peserta didik untuk meniru keuletan yang
dimiliki teman sebaya/orang lain.
c. Persuasi Verbal
Selain membutuhkan pengalaman diri dan informasi dari orang lain,
peserta didik juga diarahkan untuk meminta saran, pendapat atau
nasihat yang bisa membangun rasa efikasi diri yang ada dalam
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Kondisi Fisiologis
Keadaan fisik yang dialami peserta didik berpengaruh juga terhadap
efikasi diri yang ada, dalam hal ini kondisi fisik juga berpengaruh
dalam kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas.
Efikasi diri merupakan kekuatan untuk mengerjakan sesuatu dan
mendapatkan suatu hasil dengan bantuan keyakinan pada sesuatu yang
memicu dorongan motivasi dari dalam diri.
2. Faktor Efikasi diri
Menurut Bandura, (Miftahun, 2012:122-124) perbedaan tingkat
efikasi diri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a. Sifat tugas yang di hadapi para peserta didik
Semakin kompleks dan sulit suatu tugas bagi peserta didik maka
semakin besar keraguan terhadap kemampuannya, sebaliknya jika
individu dihadapkan pada tugas yang sederhana dan mudah maka
dirinya sangat yakin pada kemampuannya untuk berhasil.
b. Intensif eksternal (reward bagi peserta didik)
Hadiah berupa pujian, sanjungan dari pengajar kepada peserta didik
untuk merefeksikan keberhasikan individu dalam menguasai atau
melaksanakan suatu tugas akan meningkatkan efikasi dirinya. Dalam
hal ini reward yang di berikan tepat atau yang menarik akan
meningkatkan motivasi tersendiri bagi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Informasi tentang kemampuan diri
Efikasi diri akan meningkat jika peserta didik mendapatkan
informasi yang positif tentang dirinya, demikian sebaliknya efikasi
diri akan menurun jika seseorang mendapat informasi negatif
mengenai kemampuannya.
3. Indikator Efikasi diri
Menurut Bandura (Miftahun, 2012:123) indikator efikasi diri sebagai
berikut :
a. Keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi tidak
menentu, tidak dapat di prediksi dan penuh tekanan.
b. Keyakinan terhadap kemampuan menggerakan motivasi, kemampuan
kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu
hasil.
c. Keyakinan mencapaian target tugas yang telah dicapai.
d. Keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang muncul, yaitu
kendala dalam mengerjakan tugas yang muncul saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Motivasi
1 . Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan
sebagai “daya penggerak yang telah aktif”. Motif menjadi aktif pada
saat – saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
yang sangat mendesak.
Menurut Mc. Donald, (Kompri, 2015:2-3) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung 3 Elemen
penting :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energi dalam sistem
“neuropsikological” yang ada pada organisme manusia karena
menyangkut perubahan energi manusia, (walaupun motivasi itu
muncul dari dalam diri manusia).
2. Motivasi di tandai dengan muncul rasa/feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan – persoalan,
afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons suatu aksi, yakini
tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan.
Motivasi belajar dalam diri peserta didik mempunyai andil
yang cukup besar, karena efikasi diri muncul karena adanya
dorongan dari peserta didik. Bagaimana mengelola dirinya agar
mereka mampu mengelola dan mengolah informasi/ilmu
pengetahuan yang mereka dapat. Bukan hanya itu bahkan, untuk
memicu rangsangan agar motivasi di dalam diri mereka masing –
masing berkembang dan melahirkan efikasi diri yang baik bagi
peserta didik.
2 . Fungsi Motivasi
Menurut Hamalik (Kompri, 2015:5) beberapa fungsi motivasi dalam
pembelajaran aktif :
a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya
motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin
dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3 . Indikator motivasi
Menurut Newtrom, (Kompri, 2015:5) mengemukakan bahwa sebagai
indikator motivasi adalah :
a. Enggement, merupakan janji pekerja untuk menunjukan tingkat
antusiasme, inisiatif, dan usaha meneruskan.
b. Commitment, adalah suatu tingkatan di mana pekerja mengikat dengan
organisasi dan menunjukkan tindakan organizational citizenship.
c. Satisfaction, kepuasan merupakan refleksi pemenuhan kontrol psikologis
dan memenuhi harapan di tempat kerja.
d. Turnover, merupakan kehilangan pekerja yang di hargai.
4. Sifat Motivasi
Menurut Mudjiono (Kompri, 2015: 90) dalam menumbuhkan motivasi
belajar tidak hanya timbul dari dalam diri siswa tetapi juga berasal dari
luar siswa. Berikut ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu
sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Sebagai contoh: seorang
siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena peserta didik termotivasi
untuk mengetahui isi atau bahan berupa pengetahuan yang mereka
dapatkan.
b. Motivasi Ekstrinsik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar
perbuatan yang dilakukannya. Peserta didik mendapat pengaruh atau
rangsangan dari luar, contoh: peserta didik belajar karena terdorong oleh
orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi
siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat
menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstrinsik dapat
berubah menjadi intrinsik tanpa diperintah orang lain. Peserta
didik termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh
orang lain.
5. Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Mudjiyono (Kompri, 2015:231) mengemukakan beberapa
unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yakni:
a. Cita-cita dan Aspirasi siswa.
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan dalam pencapaiannya. Kemampuan akan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Kondisi siswa.
Kondisi yang meliputi kondisi jasmani dan rohani memengaruhi
motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan siswa.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi
lingkungan yang sehat, lingkungan yang aman tenteram, tertib, dan indah
akan meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para
siswa.
6 . Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi hampir sama seiring dengan
unsur-unsur motivasi namun diperinci. Menurut Darsono, (2000:65) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita cita peserta didik
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Cita-
cita akan memperkuat motivasi belajar.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri peserta didik,
misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
c. Kondisi peserta didik
Peserta didik adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik.
Kondisi peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar di sini
berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang
kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian
belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar
diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang
kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya
keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi
hasil belajar siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan
dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik
bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari
peserta didik sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat
belajar. Bagi peserta didik motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar
sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan positif antara pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
efikasi diri peserta didik dalam pelajaran akuntansi di SMA Kulonprogo.
Dari beberapa komponen yang ada dalam pembelajaran aktif, yang
dapat mendorong adanya efikasi diri adalah sikap terbuka terhadap hasil
pembelajaran. Dalam sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran ini
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajarannya seorang
pendidik harus mampu kompeten dan profesional. Pendidik diharapkan
mampu mengantisipasi kemungkinan yang munculnya presepsi atau sikap
belajar yang salah, dan menunjukkan gejala kegagalan dalam
pembelajaran, cara mengatasi hal tersebut dengan cara mengetahui dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka. Dalam
pembelajaran aktif, disini pendidik berperan menjadi fasilitator agar
peserta didik dapat terlibat aktif. Peran pendidik disini perlu memahami
tingkat kemampuan pemahaman setiap peserta didiknya. Peserta didik
mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda beda pula, pendidik perlu
memperhatikan dorongan berbentuk nasehat atau semangat agar peserta
didik mempunyai sikap belajar yang positif/minat belajar.
Dengan mempunyai minat belajar maka, akan menimbulkan
intensitas kegiatan pembelajaran yang lebih tinggi. Sedangkan, peserta
didik yang mempunyai intensitas atau kesadaran belajar yang tinggi akan
membentuk keyakinan didalam diri seseorang atau efikasi diri peserta
didik, untuk melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu
tugas. sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.
Dalam sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran pendidik sangat
mengantisipasi peserta didik yang mempunyai dorongan belajar yang
kurang, sehingga efikasi didalam diri peserta didik pun belum bergerak,
dengan cara memberi penguatan pada peserta didik untuk belajar lebih
tekun, mengubah tingkah laku menjadi lebih baik. Berdasarkan hal
tersebut maka diharapkan akan terjadi perubahan di dalam diri peserta
didik. Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak
memahami menjadi memahami, bukan hanya sekedar paham, dan
sebagainya. Demikian pula untuk membangun sikap yang positif terhadap
sesuatu, agar mempunyai sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dalam penjelasan di atas peneliti menduga bahwa terdapat
hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
efikasi diri.
2. Hubungan positif antara pembelajaran aktif pada materi akuntansi
dengan motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran akuntansi di SMA
Kulonprogo
Dari berbagai indikator pembelajaran aktif, interaksi sosial yang
kondusif dan dinamis adalah salah satu indikator yang kuat. Ketika
pendidik dan peserta didik dapat saling menciptakan suasana yang
kondusif maka lebih banyak dorongan positif hadir dalam
pembelajaran. Pendidik yang dapat memberi apresiasi, semangat dan
membawa kondisi kelas dengan baik, dalam proses pembelajaran
interaksi antara pendidik dan peserta didik terjalin dengan baik maka
gerakan stimulus yang keluar akan mendorong motivasi belajar yang
tinggi. Dalam pembelajaran aktif pendidik lebih mengarahkan peserta
didik untuk harus lebih aktif dan mempunyai semangat belajar yang
tinggi. Terjalinnya pembelajaran aktif dan interaksi yang kondusif dan
dinamis, akan membawa pemikiran positif dan memicu semangat
dalam diri. Semangat ini yang mendorong motivasi belajar yang tinggi.
Dalam pembelajaran aktif interaksi adalah kekuatan pendidik untuk
mampu menjadi titik sentral perhatian bagi para peserta didik.
Pendidik disini menjadi penentu arah kegiatan dan menjadi pedoman
ketika penyimpangan terjadi. Ketika terjadi komunikasi dan 4 arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
hubungan interaksi yaitu interaksi murid dengan murid, interaksi
murid dengan guru, interaksi murid dengan sumber belajar dan
interaksi murid dengan lingkungan. Maka terjadilah komunikasi yang
optimal dalam pembelajaran. Dalam penjelasan di atas peneliti
menduga bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar.
F. Model Penelitian
Hubungan yang terjadi dalam variabel - variabel dalam penelitian
ini jika digambarkan secara sistematis dalam paradigm penelitian adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
X = Pembelajaran Aktif
Y1 = Efikasi diri
Y2 = Motivasi
= Hubungan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
efikasi diri dan motivasi belajar peserta didik.
Y1
x Y2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dalam diajukan hipotesis
sebagai jawaban atau dugaan sementara mengenai permasalahan yang
dihadapi adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ha1 = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan efikasi
diri peserta didik.
Hipotesis 2
Ha2 = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian
korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
variabel (Wallen, 2008:32).
Menurut Syamsuddin (2009:25) adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Korelasi dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan motivasi belajar siswa. Jenis
penelitian ini melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut
dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Februari tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa di SMA Kulonprogo yang
menerapkan kurikulum 2013.
Tabel 3.1
Nama dan Lokasi Penelitian
No Nama Sekolah Alamat
1 SMA Negeri 1 Wates JL. Terbahsari, No.1,
Wates
(0274)773067
2 SMA Negeri 2 Wates JL. KH Wahid Hasyim,
Wates, Daerah Istimewa
Yogyakarta
(0274)773055
3 SMA Negeri 1 Sentolo JL. Ploso, Banguncipto,
Kulonprogo, 55664
(0274)7498290
C. Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik di SMA Kulonprogo
kelas XII IIS pada tahun ajaran 2016/2017 yang menerapkan
kurikulum 2013.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah presepsi peserta didik tentang hubungan
keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam materi akuntansi dengan
efikasi diri dan motivasi belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Soeharto mendefinisikan populasi sebagai
keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala,
benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan lain sebagainya yang
menjadi objek penelitian (Soeharto, 1993:85). Sementara itu, Sugiyono
memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Bohar Soeharto,1993:57).
Ahli lain yakni Moh Nazir mengatakan bahwa, populasi
adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya
(Soeharto,1993:72). Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas,
dapat disimpulkan bahwa data bukan berkaitan dengan orangnya, dan
data dalam penelitian ini adalah seluruh objek peserta didik kelas XII
IIS di SMA Kulonprogo yang menerapkan kurikulum 2013.
Tabel jumlah populasi 3.2
Nama Sekolah dan Jumlah
No Nama Sekolah Jumlah
1 SMA N 1 Wates 63 Siswa
2 SMA N 2 Wates 67 Siswa
3 SMA N 1 Sentolo 63 Siswa
Jumlah 193 Siswa
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Sampel Penelitian
Menurut Sukarsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian
dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel
(Mahi, 2006:131). Menurut ahli lain, yaitu Sudjana (2004:85)
menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau
yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa sampel
merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat
mewakili populasinya. Sampel digunakan jika populasi yang di teliti
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi.
Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,
tenaga dan waktu yang dimiliki peneliti.
Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-
benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Besarnya sampel dapat
dihitung menggunakan rumus Krejcie and Morgan, yaitu sebagai
berikut :
𝑆 = 𝑋2 . 𝑁. 𝑃 (1 − 𝑃)
(𝑁 − 1)𝑑2 + 𝑋2. 𝑃 (1 − 𝑃)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan:
S = jumlah sampel
N = ukuran populasi
X2 = nilai chi kuadrat
P = proporsi populasi (0,5)
d = derajat ketelitian (0,05)
3. Teknik Sampling
Menurut Mahi (2011:63-64) teknik penarikan sampel
penelitian dilakukan berdasarkan teknik Cluster Sampling. Cluster
Sampling digunakan untuk mengambil sampel bila objek yang diteliti
atau sumber data yang sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu
negara, provinsi atau kabupaten.
Pengambilan sampel digunakan secara bertahap sampai
digunakan sampel yang mungkin untuk diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan cluster sampling karena setiap cluster memiliki
karakteristik yang sama, yaitu dalam materi akuntansi pada kelas XII
IIS yang menggunakan kurikulum 2013 pada survei di SMA
Kulonprogo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Definisi Operasional dan Pengukurannya
1. Operasional Variabel
Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan variabel
penelitian kedalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur
variabel penelitian.
a. Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi
ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami
pengalaman yang dialami.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Pembelajaran Aktif
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
1 Berpusat pada
siswa
a. Inovatif sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan
orientasi para siswa
sebagai pembelajar
akuntansi (misal: materi
tidak selalu diberikan
dalam bentuk ceramah dan
latihan soal saja)
1
2 Didasarkan atas
tujuan yang jelas
a. Disampaikan tujuannya
secara jelas pada awal
pembelajaran topik/materi
pembelajaran baru
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
3 Bersifat
pemecahan
masalah
a. Mengkaji masalah/kasus
akuntansi yang jelas,
nyata, dan relevan dengan
topik yang dipelajari
b. Menekankan pada
kemampuan siswa
menyelesaikan
masalah/kasus baik secara
individual ataupun
kelompok
3
4
4 Mengoptimalkan
kegiatan
penemuan
a. Menginformasikan
langkah-langkah dan
rambu-rambu yang jelas
untuk setiap penyelesaian
masalah/kasus akuntansi
5
5 Memungkinkan
siswa mengaitkan
pengalaman yang
telah dimiliki
dengan
pengalaman baru
a. Memungkinkan siswa
dapat mengaitkan
pengetahuan baru yang
diperoleh di kelas dengan
kenyataan hidup di
keluarga/masyarakat
b. Membuat para siswa
menyadari pentingnya
belajar akuntansi dan
memanfaatkannya dalam
kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat
6
7
6 Memungkinkan
adanya perspektif
baru pada diri
siswa tentang apa
yang dipelajari
a. Membuat para siswa
memiliki pandangan baru
tentang bagaimana praktik
pencatatan yang sistematis
dilakukan di berbagai unit
bisnis
b. Memberikan keleluasaan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
setiap siswa untuk
mengeksplorasi
pengetahuan yang
dipelajari melalui
bertanya, menanggapi,
menyanggah, atau
mengungkapkan ide
kepada teman-teman dan
guru
9
7 Memungkinkan
berkembangnya
konstelasi nilai
dan asumsi dari
berbagai disiplin
ilmu dalam diri
siswa
a. Menyadarkan para siswa
akan pentingnya nilai-nilai
akuntansi dalam hidup
mereka (seperti:
kejujuran, tanggung
jawab, ketelitian, dll).
b. Menyadarkan para siswa
akan keterkaitan yang erat
antara akuntansi dan
bidang-bidang ilmu
lainnya
10
11
8 Memungkinkan
siswa
mengembangkan
sikap terbuka
terhadap hasil
pembelajarannya
a. Membuat para siswa
menjadi pribadi yang
lebih terbuka terhadap
hasil-hasil pembelajaran
yang mereka capai (misal:
dapat menerima hasil
akhir pembelajaran karena
telah sesuai dengan usaha
yang dilakukan)
b. Menyadarkan para siswa
tentang hal-hal mana yang
telah mereka kuasai dan
hal mana yang belum
12
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
9 Menggunakan
media
pembelajaran
yang layak
a. Menggunakan media yang
tepat sehingga
memudahkan siswa
memahami materi
pembelajaran
14
10 Hanya
dimungkinkan
jika siswa
memiliki
kesadaran bahwa
dirinya
merupakan
subjek yang
bertanggung
jawab secara
mandiri
a. Mendorong setiap siswa
menjadi pribadi yang
mandiri dan bertanggung
jawab dalam belajar
b. Membuat setiap siswa
menyadari bahwa capaian
hasil belajar merupakan
cerminan usaha mereka
selama proses belajar
15
16
11 Melibatkan
aktivitas fisik,
mental, dan
keseluruhan
indera
a. Melibatkan aktivitas
mental siswa, misal:
mengingat atau
memahami konsep/teori
yang menjadi materi
pembelajaran
b. Melibatkan aktivitas fisik
dari para siswa, misalnya:
bertukar tempat dengan
teman, maju ke depan
kelas, menempel sesuatu,
dll
c. Menuntut keterampilan
dari para siswa, misalnya:
keterampilan bertanya,
berpendapat,
mengomunikasikan hasil
diskusi, dll
17
18
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan
No
12 Pembelajaran
bukan hanya
melibatkan
aktivitas belahan
otak sebelah
kanan namun
juga sebelah kiri
a. Menciptakan suasana
yang aktif dan
menyenangkan bagi para
siswa
b. Berlangsung secara
demokratis sehingga
siswa menjadi terlatih
untuk saling menghargai
satu sama lain
20
21
13 Terjadi dalam
interaksi sosial
yang kondusif
dan dinamis
a. Melatih setiap siswa untuk
mampu saling bekerja
sama secara positif,
khususnya dalam
penyelesaian tugas
kelompok
b. Melatih setiap siswa
mampu berkomunikasi
dengan baik, baik kepada
teman-teman maupun
guru
22
23
14 Adanya umpan
balik
a. Mendorong siswa untuk
mampu merefleksikan
(memaknai) tentang apa
yang telah dipelajari, apa
yang sudah atau belum
dikuasai, mengambil
manfaat dari apa yang
dipelajari,
mengembangkan apa yang
sudah dipelajari, dll
b. Membuat guru terus
melakukan pengembangan
pembelajaran akuntansi
berdasarkan masukan dari
para siswa (misal:
pembelajaran dilakukan
dengan metode yang lebih
bervariasi)
24
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Efikasi Diri
Menurut Myers efikasi diri adalah perasaan yang dimiliki
seseorang bahwa efikasi dirinya adalah perasaan yang dimiliki
seseorang bahwa dirinya kompeten dan efektif dalam melakukan
suatu tugas (Miftahun, 2012:115).
Tabel 3.4
Operasional Variabel Efikasi Diri
Dimensi Indikator No. Item
Mengenali
emosi diri
a. Mengetahui keterbatasan diri
b. Keyakinan akan kemampuan sendiri
c. Mengetahui kekuatan
d. Mengenali emosi diri
1
2
3
4
Mengelola
emosi
a. Menahan emosi dan dorongan negatif
b. Menjunjung norma kejujuran dan
integritas
c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri
d. Luwes terhadap perubahan
e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi
baru
5
6
7
8
9
Memotivasi
diri
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik
b. Menyesuaikan dengan sasaran
kelompok dan organisasi
c. Kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan
d. Kegigihan dalam memperjuangkan
kegagalan dan hambatan
10
11
12
13
c. Motivasi
Menurut Yamin motivasi merupakan perilaku yang akan
menentukan kebutuhan atau wujud perilaku mencapai tujuan.
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organis baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
manusia atau pun hewan yang mendorongnya untuk melakukan
sesuatu (Kompri, 2015:82).
Table 3.5
Operasional Variabel Motivasi
No Aspek Indikator No Item
(+)
1 Dorongan
Internal
a. Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
6,9,10, 22
b. Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
1,3,4, 23
c. Adanya harapan dan cita-
cita masa depan
2, 5,7, 24
2 Dorongan
Eksternal
d. Adanya penghargaan
dalam belajar
12,13,14,20, 25
e. Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
15, 16, 17, 18
f. Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan
peserta didik belajar
dengan baik
8,19,21
2. Pengukur
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Menurut Sukardi, skala Likert ini berguna untuk menilai sikap
atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden (Sukardi,
2003:146).
Namun menurut Hamid, (2014:81) skala likert merupakan
sejumlah pertanyaan positif dan negatif mengenai suatu sikap. Skala
ini mengukur suatu tingkah laku dan sikap dari responden melalui
beberapa pertanyaan/pernyataan kepada responden. Dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ini, jawaban yang di gunakan untuk variabel variabel penelitian ini
ialah :
(a) Sangat Tidak Setuju, dengan skor 1
(b) Tidak Setuju, dengam skor 2
(c) Ragu – Ragu, dengan skor 3
(d) Setuju, dengan skor 4
(e) Sangat setuju, dengan skor 5
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik non tes yaitu teknik
kuesioner yang berjenis kuesioner tertutup. Teknik kuesioner adalah suatu
daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masaah atau
bidang yang akan diteliti. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
jawabannya sudah ditentukan opsinya terlebih dahulu dan responden
menjawab dengan memilih salah satu opsi jawaban yang tersedia.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2013:173). Untuk menguji validitas digunakan rumus
korelasi product moment Pearson dengan angka kasar yaitu (Arikunto,
1989:72):
rxy =𝐧 ∑ 𝐱𝐲−(∑ 𝐱) (∑ 𝐲)
√{𝐧 ∑ 𝐱𝟐−(∑ 𝐱)𝟐}{𝐧 ∑ 𝐲𝟐−(∑ 𝐲)𝟐}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y
X = nilai setiap item
Y = nilai total item
N = jumlah sampel
Untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan
valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut
valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap
ditolak dan Ha diterima.
Nilai rtabel dapat dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak 187
responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 187
peserta didik tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung:
df = n-2
Keterangan:
df = degree of freedom ( derajat kebebasan )
n = jumlah responden
Perhitungan rtabel adalah sebagai berikut :
df = 187-2 =185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.6
Sebagian Dari r Tabel
df = n -2 Taraf signifikansi sebesar 0,05
185 0,1435
Hasil dalam uji signifikansi adalah sebagai berikut, jika nilai
dari corrected item – total correlation dalam setiap item lebih dari rtabel
= 0,918, maka item pernyataan-pernyataan tersebut dapat dikatakan
valid. Sebaliknya, jika nilai dari corrected item-total correlation setiap
item lebih kecil dari rtabel = 0,1435, maka item pernyataan-pernyataan
dikatakan tidak valid.
Pada pengujian validitas ini dilakukan di SMA Negeri 1
Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan SMA Negeri 1 Sentolo. Pengujian
Validitas ini dilakukan secara serentak dengan jumlah responden
sebanyak 185 peserta didik. Berikut ini disajikan hasil validitas item
dalam penelitian ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a. Variabel Pembelajaran
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Pembelajaran aktif
No item r hitung r tabel Keterangan
Butir_1 0,413 0,1435 Valid
Butir_2 0,459 0,1435 Valid
Butir_3 0,502 0,1435 Valid
Butir_4 0,544 0,1435 Valid
Butir_5 0,518 0,1435 Valid
Butir_6 0,465 0,1435 Valid
Butir_7 0,563 0,1435 Valid
Butir_8 0,507 0,1435 Valid
Butir_9 0,539 0,1435 Valid
Butir_10 0,553 0,1435 Valid
Butir_11 0,551 0,1435 Valid
Butir_12 0,559 0,1435 Valid
Butir_13 0,554 0,1435 Valid
Butir_14 0,413 0,1435 Valid
Butir_15 0,581 0,1435 Valid
Butir_16 0,547 0,1435 Valid
Butir_17 0,578 0,1435 Valid
Butir_18 0,448 0,1435 Valid
Butir_19 0,547 0,1435 Valid
Butir_20 0,596 0,1435 Valid
Butir_21 0,661 0,1435 Valid
Butir_22 0,515 0,1435 Valid
Butir_23 0,601 0,1435 Valid
Butir_24 0,635 0,1435 Valid
Butir_25 0,421 0,1435 Valid
Tabel menunjukan bahawa keseluruhan butir pernyataan-pernyataan
tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran akif kelas XII IIS di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kulonprogo pada materi akuntansi yang menggunakan kurikulum 2013
adalah valid (keseluruhan nilai corrected item-total correlation > rtabel =
0,1435).
b. Variabel Efikasi Diri
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Efikasi Diri
No Item r hitung r tabel Keterangan
butir_1 0,567 0,1435 Valid
butir_2 0,569 0,1435 Valid
butir_3 0,496 0,1435 Valid
butir_4 0,484 0,1435 Valid
butir_5 0,619 0,1435 Valid
butir_6 0,587 0,1435 Valid
butir_7 0,643 0,1435 Valid
butir_8 0,591 0,1435 Valid
butir_9 0,637 0,1435 Valid
butir_10 0,702 0,1435 Valid
butir_11 0,579 0,1435 Valid
butir_12 0,565 0,1435 Valid
butir_13 0,660 0,1435 Valid
butir_14 0,531 0,1435 Valid
butir_15 0,590 0,1435 Valid
butir_16 0,582 0,1435 Valid
butir_17 0,365 0,1435 Valid
butir_18 0,420 0,1435 Valid
butir_19 0,633 0,1435 Valid
butir_20 0,474 0,1435 Valid
butir_21 0,463 0,1435 Valid
butir_22 0,685 0,1435 Valid
butir_23 0,535 0,1435 Valid
butir_24 0,210 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari tabel menunjukkan bahwa pernyataan pernyataan menyeluruh
tentang variabel efikasi diri pada materi akuntansi, yang terdari 187
responden ini adalah valid (keseluruhan nilai corrected item-total
correlation > rtabel = 0,1435).
c. Variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.9
Hasil Pengujian Variabel Motivasi Belajar
No Item r hitung r tabel Keterangan
Butir_1 0,439 0,1435 Valid
Butir_2 0,421 0,1435 Valid
Butir_3 0,565 0,1435 Valid
Butir_4 0,485 0,1435 Valid
Butir_5 0,457 0,1435 Valid
Butir_6 0,394 0,1435 Valid
Butir_7 0,372 0,1435 Valid
Butir_8 0,528 0,1435 Valid
Butir_9 0,189 0,1435 Valid
Butir_10 0,373 0,1435 Valid
Butir_11 0,083 0,1435 Tidak Valid
Butir_12 0,461 0,1435 Valid
Butir_13 0,530 0,1435 Valid
Butir_14 0,187 0,1435 Valid
Butir_15 0,304 0,1435 Valid
Butir_16 0,040 0,1435 Tidak Valid
Butir_17 0,599 0,1435 Valid
Butir_18 0,513 0,1435 Valid
Butir_19 0,355 0,1435 Valid
Butir_20 0,502 0,1435 Valid
Butir_21 0,413 0,1435 Valid
Butir_22 0,165 0,1435 Valid
Butir_23 0,533 0,1435 Valid
Butir_24 0,490 0,1435 Valid
Butir_25 0,608 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada beberapa butir
pernyataan – pernyataan tentang motivasi belajar yang tidak valid
karena nilai Corrected item-total correlation < rtabel = 0,1435. Butir
yang menunjukan tidak valid antara lain sebagai berikut : 11 dan 16.
Dengan adanya item pernyataan – pernyataan yang tidak valid dalam
variabel motivasi belajar, maka dilakukan pengujian validitas ulang
dengan menghapus item yang tidak valid. Berikut adalah hasil uji
ulang validitas pada variabel motivasi belajar.
Tabel 3.10
Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel Motivasi
Belajar
No Item r hitung r tabel Keterangan
butir_1 0,456 0,1435 Valid
butir_2 0,463 0,1435 Valid
butir_3 0,600 0,1435 Valid
butir_4 0,508 0,1435 Valid
butir_5 0,484 0,1435 Valid
butir_6 0,431 0,1435 Valid
butir_7 0,401 0,1435 Valid
butir_8 0,540 0,1435 Valid
butir_9 0,206 0,1435 Valid
butir_10 0,431 0,1435 Valid
butir_12 0,489 0,1435 Valid
butir_13 0,552 0,1435 Valid
butir_14 0,212 0,1435 Valid
butir_15 0,373 0,1435 Valid
butir_17 0,608 0,1435 Valid
butir_18 0,558 0,1435 Valid
butir_19 0,331 0,1435 Valid
butir_20 0,514 0,1435 Valid
butir_21 0,440 0,1435 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No Item r hitung r tabel Keterangan
butir_22 0,165 0,1435 Valid
butir_23 0,557 0,1435 Valid
butir_24 0,484 0,1435 Valid
butir_25 0,611 0,1435 Valid
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa setelah menghapus butir 11
dan 16 pernyataan – pernyataan yang tidak valid dan setelah
melakukan pengujian ulang dengan nilai corrected item – total
correlation > rtabel = 0,1435. Dengan adanya item yang tidak valid
maka dilakukan pengujian validitas ulang dengan menghapus butir
yang tidak valid. Tabel 3.10 menunjukkan bahwa keseluruhan butir
pertanyaan- pertanyaan tentang motivasi belajar adalah valid (
keseluruhan nilai corrected nilai corrected item-total correlation >
rtabel = 0,1435).
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Arikunto pengujian reliabilitas digunakan untuk
mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel
atau konstruk (Arikunto, 19899:86). Suatu instrumen dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap, atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruka atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60. Jadi apabila
nilai Cronbach Alpha dari variabel profesionalisme guru lebih dari
0,60 maka variabel tersebut dinilai reliabel.
a. Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan
σi 2 = ƩX2
i – ( Ʃ Xi )2
n
n
b. Menentukan nilai varian total
σi 2=ƩX2-
(ƩXi)
𝑛2
n
c. Menemukan reliabilitas instrumen
r 11= [ 𝑘
𝑘−1] [ 1-
Ʃσ2b
𝜎2𝑡 ]
Dari pengujian reliabilitas variabel pembelajaran aktif,
variabel efikasi diri, dan variabel motivasi belajar peserta didik, hasil dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.11
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r hitung Parameter Status
Tingkat
keterlaksanaan
pembelajaran
aktif
0,918 0,6 Reliabel
Efikasi diri
peserta didik 0,922 0,6 Reliabel
Motivasi
Belajar
Peserta didik
0,840 0,6 Reliabel
Dalam tabel menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel
tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, efikasi diri peserta didik dan
motivasi belajar peserta didik diketahui reliabel (keseluruhan nilai r
hitung cronbach alpha > 0,6).
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif yaitu analisis data dengan
menggunakan statistik deskriptif. Analisis ini dipergunakan untuk
mengetahui, mendeskripsikan, dan menyajikan data variabel
pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi belajar dalam bentuk tabel
dari responden. Dalam analisa ini dihitung rata-rata (mean), nilai
tengah (median), modus, dan standar deviasi.
Menurut Masidjo, (1995:157) dari hasil pengujian kuesioner
pernyataan – pernyataan pada penelitian ini, dideskripsikan dengan
menggunakkan Penilaian Acuan Patokan tipe II. Dalam tipe Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Acuan Patokan ini, atau yang biasa disebut PAP tipe II, mempunyai
patokan penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing
score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai
cukup. Dibandingkan dengan PAP tipe I, maka passing score pada
PAP tipe II lebih rendah. Tuntutan pada presentil 56 sering disebut
persentil minimal. Disebut persentil minimal, karena passing score
pada persentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi
minimal terendah.
Dan yang perlu diperhatikan bahwa passing score pada
persentil kurang dari 56 dan lebih 65 biasanya tidak disarankan,
mengingat kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil
minimal dan maximal. Namun kiranya masih terbuka kesempatan
untuk menemukan passing score pada daerah sekitar presentil 56 dan
65, asalkan penentuan passing score tertentu dengan melihat keadaan.
Tabel 3.12
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Nilai Persentil Kategori Kecenderungan Variabel
81%-100% Sangat Tinggi
66%-80% Tinggi
56%-65% Sedang
46%-55% Rendah
< 46% Sangat Rendah
PAP tipe II dengan passing score pada persentil 56 yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan PAP tipe I dalam
mendeskripsikan data penelitian, karena sekolah yang dijadikan lokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penelitian ini memiliki karakteristik yang sama. Dalam hal ini peneliti
berasumsi bahwa ketersediaan fasilitas untuk mendukung proses
belajar – mengajar di SMA Negeri 1 Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan
SMA Negeri 1 Sentolo kurang terpenuhi dengan baik sehingga dalam
proses pengolahan input menjadi output masih mengalami kendala dari
segi fasilitas, dan pada SMA Negeri 2 Wates juga mengalami kendala,
karena responden tidak semua mengisi kuesioner dikarenakan
responden sakit. Hal lain menjadikan alasan penggunaan PAP tipe II
adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada, peneliti
berasumsi cara pengajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik di
sekolah yang sudah sedemikian rupa dikemas kurang mampu
memenuhi standar yang telah ditentukan, sehingga kegiatan
penyampaian materi ajar dirasa masih menemui kendala yang berarti
dari segi SDM yang ada.
PAP tipe II ini pada umumnya merupakan cara untuk
menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor
maksimal 100, sedangkan 100, sedangkan dalam hal ini data penelitian
yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor minimal 1 dan skor
maksimal 5. Penentuan skor interval untuk mendeskripsikan kategori
kecenderungan variabel dilakukan dengan memodivikasi PAP tipe II
dengan rumus sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor
tertinggi yang mungkin dicapai – skor terendah yang mungkin
dicapai)]
Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :
a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 25 = 125
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 25 = 25
Skor :
25 + 81% (125-25) = 106 dibulatkan
25 + 66% (125-25) = 91 dibulatkan
25 + 56% (125-25) = 81 dibulatkan
25 + 46 % (125-25) = 71 dibulatkan
Dari perhitungan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk kategori variabel tingkat kelaksanaan pembelajaran aktif
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.13
Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
106 – 125 Sangat Tinggi
91 – 105 Tinggi
81 – 90 Sedang
71 – 80 Rendah
25 – 70 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Variabel Efikasi Diri Peserta Didik
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 24 = 120
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 24 = 24
Skor :
24 + 81% (120-24) = 101,76 dibulatkan 102
24 + 66% (120-24) = 87,3 dibulatkan 87
24 + 56% (120-24) = 77,7 dibulatkan 78
24 + 46% (120-24) = 68,1 dibulatkan 68
Dari perhitungan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
kategori variabel tingkat efikasi diri adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14
Variabel Efikasi Diri
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
102 – 120 Sangat Tinggi
87 – 101 Tinggi
78 – 86 Sedang
68 – 77 Rendah
24 – 67 Sangat Rendah
c. Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 23 = 115
Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 23 = 23
Skor :
23 + 81% (115-23) = 97,52 dibulatkan 98
23 + 66% (115-23) = 83,72 dibulatkan 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
23 + 56% (115-23) = 74,52 dibulatkan 75
23 + 46% (115-23) = 65,32 dibulatkan 66
Dari perhitungan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
kategori variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut :
Tabel 3.15
Variabel Motivasi Belajar
Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel
99 – 115 Sangat Tinggi
85 – 98 Tinggi
76 – 84 Sedang
67 – 75 Rendah
23 – 66 Sangat Rendah
2. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang ada berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji
hipotesis dapat dilakukan. Pengujian didasarkan pada pengujian
normalitas bivariat yang dilakukan dengan bantuan program SPSS.
Ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika R Square lebih besar
dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya,
jika R Square lebih kecil dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi
tidak normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Pengujian Hipotesis
1) Rumusan Hipotesis
a) Hipotesis I
Ha = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan efikasi diri.
b) Hipotesis II
Ha = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan motivasi belajar.
2) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama dan kedua ini dilakukan
berdasarkan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai
berikut:
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛(𝛴𝑋𝑌) − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
√[n(ΣX2) − (ΣX)2][n(∑ X2) − (∑ Y)2]
Keterangan:
n : jumlah responden
X : skor variabel (jawaban responden)
Y : skor total dari variabel
Nilai koefesien korelasi adalah bilangan yang menyatakan
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, atau juga
dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien
korelasi tersebut berkisar (rs) = (-1≤ 0 ≤ 1 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berikut ini adalah kriteria arah hubungan tentang korelasi
dan kekuatan hubungan menurut Siregar ( 2013:251)
Tabel 3.16
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan
No Nilai Korelasi ( r ) Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 - 0,100 Sangat kuat
3) Penarikan Kesimpulan
a. Jika nilai Sig.(1-tailed) < α = 0,01, maka 𝐻𝑎 diterima.
Artinya, ada hubungan positif keterlaksanaan tingkat
pembelajaran aktif dan efikasi diri peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Jika nilai Sig.(1-tailed)< α = 0,01, maka 𝐻𝑎 diterima.
Artinya, ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan antara
pembelajaran aktif dan motivasi belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IIS XII di SMA yang telah
mengimplemantasikan kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon Progo, yaitu SMA N
1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo. Berikut ini adalah gambaran
umum dari masing masing sekolah :
A. SMA N 1 Wates
1. Identitas Sekolah :
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 WATES
b. NSS : 301040401001
c. NISN : 300020
d. Alamat : Jln. Terbahsari No 1, Kecamatan Wates,
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta 55611
e. Nomor Telepon : (0274) 773067
f. Nomor Fax : (0274) 774352
g. E-mail : [email protected]
2. Sejarah SMA N 1 Wates
Sejarah SMA N 1 Wates di mulai pada awal tahun 1959, di daerah
Swantantra Tingkat II Kulon Progo menurut warga dan pemerintah
setempat dirasa penting untuk membangun sebuah Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas Negeri di Kulon Progo, mengingat Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas Negeri di Kulon Progo hanyalah Sekolah Guru A (SGA) yang tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
saja belum mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar untuk pendidikan
lanjutan.
Sehubungan dengan itu Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat
II Kulon Progo, pada tanggal 9 Maret 1959 membentuk panitia yang
bertugas untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas di Kulon Progo. Pada
tanggal 1 September 1961, terbentuklah SMA Persiapan Negeri Wates.
Pada awal beridirinya, sekolah menerima pendaftaran siswa baru
sebanyak 3 kelas, dengan tempat belajar mengajar menyewa rumah Bapak
H. Adnan (pengusaha sukses masa itu).
Pada tahun 1962, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri P
dan K Republik Indonesia tanggal 10 September 1962, nomor :
21/SK/B/III tentang pengambilalihan SMA Swasta menjadi Sekolah
Menengah Negeri Gaya Baru, maka terhitung sejak tanggal 1 Agustus
1962 SMA Negeri Persiapan Negeri Wates secara resmi berubah statusnya
menjadi SMA Negeri Wates. Berdasarkan cap sekolah pada saat itu, SMA
Negeri Wates merupakan SMA Negeri Wates merupakan SMA Negeri
ke-212 untuk seluruh Indonesia, sehingga SMA Negeri Wates dikenal
sebagai SMA 212 atau kemudian berkembang dengan nama popular
menjadi SMA 212, atau SMA Casello atau SMA kalih setunggal loro.
Pada waktu diresmikan jumlah kelasnya baru 4 buah kelas, 1 gaya baru
dan 3 kelas gaya lama yaitu kelas II A (Bahasa); kelas II B (Ilmu Pasti
Alam), dan kelas II C (Ilmu-ilmu Pengetahuan Sosial).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pengembangan terus dilakukan pihak sekolah, mulai dari
pembangunan parker sepeda motor siswa, renovasi lapangan olah raga
sekaligus lapangan upacara, pembuatan pintu gerbang utama,
pembanguanan ruang kelas, dan lain sebagainya. Sampai dengan usia yang
47 tanggal 1 Agustus 2009, SMA Negeri 1 Wates memiliki guru tetap
sejumlah 46 orang, guru tambahan jam mengajar 2 orang dan guru tidak
tetap 3 orang. Adapun jumlah siswa yang sudah diluluskan adalah 9847
siswa.
3. Visi SMA N 1 Wates
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka
pihak sekolah membuat rumusan Visi dan Misi yang menjadi pedoman
kegiatan pembelajaran di sekolah SMA N 1 Wates. Adapun Visi dari SMA
N 1 Wates adalah :“ Unggul Dalam Berbagai Prestasi, Terutama
Akademik Dengan Dilandasi Iman dan Taqwa”
4. Misi SMA N 1 Wates
Misi :
a. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan yang efektif dan
efesien yang memungkinkan siswa dapat berkembang secara
optimal.
b. Melaksanakan managemen partisipasif sehingga terwujud MPMBS.
c. Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan diri sehingga berprestasi
dengan dilandasi iman dan taqwa.
d. Mengimplementasikan ajaran agama dalam kesaharian di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Mengimplementasikan budaya bangsa dalam tata pergaulan
keseharian di sekolah.
5. Tujuan SMA N 1 Wates
Adapun yang menjadi tujuan SMA Negeri 1 Wates dalam
penyelenggaraan pendidikan seperti dibawah ini :
a. Meningkatkan kedisplinan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Meningkatkan kualitas Program Percepatan Belajar (Akselerasi/Cerdas
Istimewa).
c. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi.
d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar
mampu bersaing dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
e. Mempertahankan prestasi kelulusan 100% pada Ujian Nasional.
f. Meningkatkan nilai rata- rata Ujian Nasional.
g. Meningkatkan persentase siswa yang di terima di Perguruan Tinggi.
h. Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam berbagai kegiatan.
i. Membiasakan jujur dalam setiap kegiatan.
j. Membiasakan musyawarah dalam mengatasi permasalahan.
k. Menjuarai lomba-lomba Olympiade Sains dan Olimpiade penelitian
Sains.
l. Menjuarai lomba-lomba di bidang bahasa dan sastra.
m. Menjuarai dalam bidang penulisan Karya Ilmiah Remaja (KIR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
n. Menjuarai berbagai cabang olahraga.
o. Membekali peserta didik dengan keterampilan khusus di bidang IPTEK
sebagai bekal mata pencaharian mereka yang tidak bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi.
p. Meningkatkan keimanan peserta didik melalui ibadah.
q. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah.
r. Mempunyai toleransi antar umat beragama.
s. Mengembangkan sikap sopan dan santun dalam pergaulan.
t. Mengembangkan sikap perduli sosial.
u. Mengembangkan sikap peduli lingkungan.
v. Meraih prestasi dalam bidang PASKIBRA.
w. Meraih prestasi juara dalam bidang seni dan budaya.
B. SMA N 2 Wates
1. Identitas Sekolah:
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Wates
b. Nomor Statistik Sekolah : 301040401020
c. Nomor Induk Sekolah : 300030
d. Jejang Akreditasi : A
e. Status : Negeri
f. Alamat : JL. K.H. Wakhid Hasyim,Kel. Bendungan,
Kec. Wates,Kab. Kulon Progo, Yogyakarta
g. Telepon : (0274) 773055
h. Fax : (0274) 773055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Sejarah SMA N 2 Wates
Seleksi Penerimaan Murid Baru Tahun Pelajaran 1981/1982 di SMA
N Wates Kulon Progo banyak calon murid yang tidak dapat diterima
karena terbatasnya daya tampung yang ada. Berdasarkan banyak yang
murid diterima juga karena terbatasnya data tampung yang ada.
Berdasarkan kenyataan tersebut, masyarakat Kulon Progo khususnya kota
Wates dan para pendidik SMA N Wates merasa prihatin.
Keprihatinan ini disampaikan ke Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang saat itu dijabat oleh Bapak Drs. GPH Poeger.
Berdasarkan keprihatinan tersebut, dihimbau untuk persiapan Penerimaan
Murid Baru Tahun pelajaran 1982/1983 SMA N Wates supaya membuka
pendaftaran sebanyak 5 kelas untuk SMAN 1 Wates dan 3 kelas untuk
SMA N 2 Wates. Perintah ini dilaksanakan oleh Bapak Drs. Budihardjo
selaku kepala sekolah SMAN 1 Wates saat itu.
Selama kurang lebih 5 bulan sejak Juli sampai November 1982
kegiatan belajar mengajar SMA N 2 Wates dilaksanakan di SMA N 1
Wates pada sore hari dengan 9 orang guru tetap, 8 orang guru tidak tetap
dan 132 orang siswa kelas satu. Tertanggal 9 Oktober 1982 Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 0298/0/1982.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berikut adalah perkembangan singkat SMA N 2 Wates :
a. Tahun 1982-2007 sebagai sekolah Tipe B dengan 12 rombongan
belajar.
b. Tahun 2007-2009 sebagai Rintisan Sekolah Kategori Mandiri.
c. Tahun 2009-2012 sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
d. Mulai tahun 2013 sebagai eka Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional.
3. Visi SMA N 2 Wates
Visi : “ Terwujudnya Sekolah Unggul, Berbudaya dan Religius”
Indikator Visi :
a. Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
b. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.
c. Terciptanya budaya tertib, bersih dan gemar membaca.
d. Menjunjung tinggi budaya daerah dan nasional serta menghargai
budaya internasional yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
4. Misi SMA N 2 Wates
Misi :
a. Meningkatkan derajat keimanan, ketakwaan, dan akhlak warga
sekolah.
b. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
c. Mengoptimalkan potensi peserta didik yang memiliki bakat istimewa
dan atau cerdas istimewa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
d. Membudayakan kedisiplinan semua warga sekolah terhadap peraturan
sekolah.
e. Meningkatkan budaya gemar membaca.
f. Meningkatkan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional.
g. Menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efesien.
C. SMA N 1 Sentolo
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sentolo
b. NSS : 301040405002
c. NPSN : 20402796
d. Status : Negeri
e. Jenjang Akreditasi : A
f. Alamat Sekolah : JL. Ploso, Banguncipto,Kulonprogo, 55664
g. Nomor Telepon : (0274) 7498290
2. Sejarah SMA N 1 Sentolo
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan di
Kabupaten Kulonprogo, dan atas dasar animo masyarakat masuk sekolah
cukup besar, dibukalah SMA Negeri Sentolo yang beralokasi di Desa
Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Atas saran Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kulon Progo waktu
itu, pada tanggal 21 Maret 1979 Pemerintah Desa Banguncipto,
Kecamatan Sentolo di minta menyediakan lahan seluas 10.000 meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
persegi untuk mendirikan gedung SMA N Sentolo dengan sistem ganti
rugi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di atas tanah tersebut
segera di bangun satu unit gedung sekolah baru. Perencana pembangunan
gedung tersebut CV. Assana dan pelaksana pembangunan dipercayakan
kepada kontraktor Buhaz sedangkan pengadaan meubelair dilakukan oleh
kontraktor FA. Edi Darma.
Pada bulan September 1979, diterbitkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0188/O/1979, tanggal 3 September
1979 tentang Pembukaan Seratus Empet Puluh Sembilan sekolah baru di
seluruh Indonesia. Lima dari 149 sekolah baru tersebut didirikan di Daerah
Istimewa Yogyakarta, salah satunya adalah SMA Negeri Sentolo. Surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor : 0188/O/1979
tertanggal 3 September 1979 menandai berdirinya SMA Negeri Sentolo
(sekarang SMA N 1 Sentolo) sehingga tiap tanggal 3 September
diperingatisebagai hari berdirinya SMA Negeri Sentolo.
Untuk menandai tahun berdirinya SMA Negeri Sentolo dituangkan
dalam seangkalan “HARUMING WULAN HAMBUKA BUDI” yang
berarti tahun 1979 oleh Drs. Suparman Hasan dan dibuat lambang / logo
SMA Negeri Sentolo oleh Anton Somaryo. Pembangunan gedung SMA
Negeri Sentolo yang pertama selesai pada bulan Januari 1980. Pada
tanggal 15 Januari 1980 SMA Negeri Sentolo diresmikan oleh Kepala
Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Yogyakarta, Drs. GBH Poeger dengan penandatanganan prasasti yang
sampai sekarang terpampang di dinding depan SMA Negeri Sentolo.
SMA Negeri Sentolo adalah SMA Negeri Ke-2 di Kulon Progo dan
konon merupakan SMA Negeri ke-13 yang ada di Yogyakarta yang
akhirnya dikenal sebutan “SMA GALASTA”. SMA Negeri Sentolo
menerima siswa baru pertama kali pada tahun ajaran 1979/1980 dengan
membuka 3 kelas. Penerima siswa baru pada saat itu ditangani SMA
Negeri Wates, dibawah pimpinan Drs. Marsono. Siswa kelas I SMA
Negeri Sentolo waktu itu berjumlah 116 siswa terdiri dari 83 laki-laki dan
33 perempuan. Dengan segala keterbatasannya pada semester II tahun
ajaran 1979/1980 memulai kegiatan belajar di Sentolo.
Selanjutnya mulai tahun ajaran 1995/1996 daya tampung SMA
Negeri Sentolo menjadi 5 kelas dengan 2 program/ jurusan IPA dan IPS
sampai sekarang. Pada tahun ajaran berikutnya daya tampung SMA Negeri
Sentolo menjadi 5 kelas. Namun pada tahun ajaran 2003/2004 karena
kebijaksanaan pemerintah hanya diperbolehkan menerima 36 siswa tiap
kelasnya. Tahun ajaran 2008/2009 melaksanakan pembelajaran dengan
sistem “MOVING CLASS” dan telah terakreditasi dengan predikat
“AMAT BAIK (A)”
3. Visi SMA N 1 Sentolo
Visi : “Bertaqwa dan Terdidik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Indikator :
a. Taat menjalankan Agama yang dianut dan berbudi pekerti luhur.
b. Menguasai materi pelajaran.
c. Memiliki ketertampilan.
d. Displin dan berwawasan kebangsaan.
e. Mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
4. Misi SMA N 1 Sentolo
Misi :
a. Mengembangkan penghayatan dan pengambilan Pancasila, Agama,
dan Budaya.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan
efesien.
c. Menanamkan kedisplinan.
d. Mengembangkan profesi.
e. Mengembangkan kecakapan hidup.
f. Menerapkan manajemen partisipatif.
5. Tujuan SMA N 1 Sentolo
a. Meningkatkan Iman dan Taqwa.
b. Membentuk budi pekerti yang luhur.
c. Membekali siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
d. Membekali siswa untuk terjun ke dunia kerja.
e. Membina prestasi olahraga dan seni.
f. Mengembangkan sikap displin, percaya diri, dan dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini terdiri dari tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif, efikasi diri, dan motivasi belajar siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates,
SMA N 2 Wates dan SMA N 1 Sentolo. Data mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi belajar siswa dikumpulkan
menggunakan kuesioner yang dibagikan sebanyak 193 eksemplar dan kembali
sebanyak 187 eksemplar. Berikut merupakan analisis dan pembahasan data yang
diperoleh :
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan peneliti berjumlah 3 (tiga)
variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi
belajar peserta didik. Variabel – variabel terserbut kemudian dideskripsikan
berdasarkan PAP tipe II.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Asal Sekolah
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik
No Asal Sekolah F Frekusuensi
Relatif
1 SMA N 1 Wates 61 32,6 %
2 SMA N 2 Wates 63 33.7 %
3 SMA N 1 Sentolo 63 33,7%
Jumlah 187 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang
menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 187 perserta
didik. Dengan rincian: peserta didik 61 (32,6%) dari SMA Negeri
1 Wates, peserta didik 63 (33,7%) dari SMA Negeri 2 Wates, dan
peserta didik 63 (33,7 %) dari SMA Negeri 1 Sentolo.
b. Status Sekolah
Tabel 5.2
Distribusi Freskuensi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan
Status Sekolah
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah pesert didik yang
menjadi responden dalam penelitian berjumlah 187 peserta didik,
dari jumlah responden tersebut semua siswa yang berjumlah 187
(100%) berasal dari sekolah dengan status SMA Negeri.
c. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distrubusi Freskuensi Jumlah Peserta Didik Bedasarkan
Jenis Kelamin
No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif
1 Laki – laki 50 26,7%
2 Perempuan 137 73,2%
Jumlah 187 100%
No Asal Sekolah Status F Frekuensi Relatif
1 SMA N 1 Wates Negeri
187
100% 2 SMA N 2 Wates Negeri
3 SMA N 1 Sentolo Negeri
Jumlah 187 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah 187 peserta didik,
yang terdiri dari siswa (26,7%) berjenis kelamin laki- laki dan
peserta didik (73,2%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
adalah perempuan.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
Jumlah pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif yang dinyatakan valid adalah
sebanyak butir dari butir. Dari jumlah item pertanyaan-pertanyaan
yang dinyatakan valid adalah sebanyak 25 butir dari 25 butir. Dari
jumlah item pertanyaan – pertanyaan yang dinyatakan valid yang
dipergunakan dalam penelitian, maka jumlah skor maksimum yang
dapat dicapai adalah 25 x 5 = 125, sedangkan untuk skor minimum
adalah 25 x 1 = 25. Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas
data yang diperoleh.
Tabel 5.4
Perhitungan dan Keterlaksanaan Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif
Internal skor Frekuensi Presentasi% Kriteria
106 – 125 44 23,5 Sangat Tinggi
91 – 105 78 41,7 Tinggi
81 – 90 40 21,3 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Internal skor Frekuensi Presentasi% Kriteria
71 – 80 15 8,1 Rendah
25 – 70 10 5,4 Sangat rendah
jumlah 187 100
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 44 peserta didik (23,5%)
memiliki persepsi mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif pada materi akuntansi dengan kategori sangat tinggi, 78
peserta didik (41,7%) memiliki persepsi mengenai tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
kategori tinggi, 40 peserta didik (21,3%) memiliki presepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pada materi akuntansi dengan
kategori sedang, 15 peserta didik (8,1%) memiliki presepsi
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi dengan kategori rendah, dan 10 peserta didik (5,4%)
memiliki persepsi mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif pada materi akuntansi dengan kategori sangat rendah.
Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil 94,893
nilai tengah (median)= 94; dan nilai modus 94. Dengan demikian,
secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki
persepsi tingkat pelaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi berada pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Efikasi Diri
Jumlah pertanyaan – pertanyaan mengenai efikasi diri
peserta didik yang dinyatakan valid adalah sebanyak 24 butir dari
24 butir. Dari jumlah item pertanyaan – pertanyaan yang
dinyatakan valid yang dipergunakan dalam penelitian, maka
jumlah skor maksimum yang dapat dicapai adalah 24 x 5 = 120,
sedangkan untuk skor minimum adalah 24 x 1 = 24. Berikut ini
tabel perhitungan dan interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.5
Perhitungan dan Interprestasi Penilaian Efikasi Diri
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 33 peserta didik (17,7%)
memiliki persepsi mengenai efikasi diri dengan kategori sangat
tinggi, 89 peserta didik (47,5%) memiliki persepsi mengenai
efikasi diri dengan kategori tinggi, 33 peserta didik (17,7%)
memiliki presepsi mengenai efikasi diri dengan kategori sedang, 27
peserta didik (14,4%) memiliki presepsi mengenai efikasi diri
dengan kategori rendah, dan 5 perserta didik (2,7%) memiliki
persegi mengenai efikasi diri dengan kategori sangat rendah.
Interval Skor Frekuensi Presentase(%) Kriteria
102 – 120 33 17,7 Sangat Tinggi
87 – 101 89 47,5 Tinggi
78 – 86 33 17,7 Sedang
68 – 77 27 14,4 Rendah
24 – 67 5 2,7 Sangat Rendah
Jumlah 187 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil perhitungan rata - rata (mean) diperoleh hasil
90,52941; nilai tengah (median) = 92; dan nilai modus = 91
Dengan demikian secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
peserta didik memiliki efikasi diri dengan kategori yang tinggi.
c. Motivasi Belajar
Jumlah pertanyaan - pertanyaan mengenai motivasi belajar
yang dinyatakan valid adalah sebanyak 19 butir dari 25 butir. Dari
jumlah item pertanyaan - pertanyaan yang dinyatakan valid yang
dipergunakan dalam penelitian, maka jumlah skor maksimum yang
dapat dicapai adalah 23 x 5 = 115, sedangkan untuk skor minimum
adalah 23 x 1 = 23. Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas
data yang diperoleh:
Tabel 5.6
Perhitungan dan Interprestasi Penilaian Motivasi Belajar
Interval Skor Frekuensi Presentase (%) Kriteria
99 – 115 43 23 Sangat tinggi
85 – 98 116 62 Tinggi
76 – 84 14 7,5 Sedang
67 – 75 11 5,8 Rendah
23 – 66 3 1,7 Sangat Rendah
Jumlah 187 100
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa 43 peserta didik (23%)
memiliki persepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori
sangat tinggi, 116 peserta didik (62%) memiliki persepsi mengenai
motivasi belajar dengan kategori tinggi, 14 peserta didik (7,5%)
memiliki presepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sedang, 11 peserta didik (5,8%) memiliki persepsi mengenai
motivasi belajar dengan kategori rendah, dan 3 peserta didik
(1,7%) memiliki presepsi mengenai motivasi belajar dengan sangat
rendah.
Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil 91,2 nilai
tengah (median) = 91; dan nilai modus = 89. Dengan demikian
secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki
tingkat motivasi belajar yang sedang.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada materi Akuntansi
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Efikasi Diri
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Efikasi Diri Peserta Didik
Equation Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear 0.660 359.04
7 1 185 .000 0.033 0.019
Hasil pengujian normalitas bivariat untuk data tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan data efikasi diri
diperoleh Rsquare = 0,660. Nilai Rsquare < 0,8, maka dapat
disimpulkan bahwa data mengenai tingkat keterlaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan data efikasi diri
cenderung berdistribusi tidak normal.
b. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi
Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Motivasi Belajar
Tabel 5.8
Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan
Pembelajaran Aktif dengan Motivasi Belajar Peserta Didik
Equation Model Summary
Parameter
Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .433 141.515 1 185 .000 .041 .010
Hasil pengujian normalitas bivariat untuk data motivasi
belajar diperoleh Rsquare = 0,433. Nilai Rsquare < 0,8, maka dapat
disimpulkan bahwa data mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan data motivasi
belajar cenderung tidak normal.
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data diketahui data
mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan efikasi diri,
dan motivasi belajar peserta didik cenderung berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman yang diolah
dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 For Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1. Rumusan Hipotesis Pertama
a. Rumusan Hipotesis
Ha1= Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan
kurikulum 2013 dengan efikasi diri.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.9
Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
Aktif dengan Efikasi Diri
Pembelajaran
aktif
Efikasi diri
Spearman’s
rho
Pembelajaran
aktif
Correlation
coefficient
1,000 0,184**
Sig. (1-
tailed)
. 0,006
N 187 187
Efikasi diri Correlation
coefficient
0,184** 1000
Sig. (1-
tailed)
0,006
N 187 187
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient
(Spearman rho) = (+) 0,184. Arah positif (+) bermakna bahwa
dengan pembelajaran yang aktif, maka peserta didik memiliki
efikasi diri yang baik. Nilai correlation coefficient (Spearman
rho) = (+) 0,184 berada pada rentang (0,87 - 0,101) yang
menunjukkan bahwa hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif dengan efikasi diri adalah hubungan positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dengan kategori tinggi. Nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01
berarti Ha1 diterima dan H01 menyatakan bahwa ada hubungan
positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi kurikulum 2013 dengan efikasi diri pada kategori
tinggi.
2. Rumusan Hipotesis Kedua
a. Rumusan Hipotesis
Ha2 = Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif
pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan
motivasi belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.10
Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif
dengan Motivasi Belajar
Pembelajaran
aktif
Motivasi
belajar
Spearman’s
rho
Pembelajaran
aktif
Correlation
coefficient
1,000 0,406**
Sig. (1-
tailed)
. 0,000
N 187 187
Motivasi
belajar
Correlation
coefficient
0,406** 1000
Sig. (1-
tailed)
0,000
N 187 187
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient
(Spearman rho) = (+) 0,406. Arah positif (+) bermakna bahwa
dengan pembelajaran yang aktif, maka siswa memiliki motivasi
belajar yang baik. Nilai correlation coefficient (Spearman rho) =
(+) 0,406 berada pada rentang (0,91- 0,105) yang menunjukkan
bahwa hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan
motivasi belajar adalah hubungan positif dengan kategori tinggi.
Nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01 berarti Ha2 diterima dan H02
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, kesimpulan dalam penelitian
ini menyatakan bahwa ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum
2013 dengan motivasi belajar pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
D. Pembahasan
1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan Efikasi
Belajar Peserta Didik
Berdasarkan dari data yang telah diteliti, maka hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif presepsi
peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada
materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan efikasi diri
(Spearman rho = (+) 0,184; sig (1-tailed) = 0,006 < α = 0,01).
Presepsi peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata- rata
(mean) = 94,893; nilai tengah (median) = 94 dan nilai modus 94. Hal
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik persepsi tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berada pada
kategori tinggi. Pada efikasi diri peserta didik menunjukkan bahwa
nilai rata rata (mean) = 90.5294; nilai tengah (median) = 92; dan nilai
modus = 91. Hal tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri peserta
didik berada pada kategori yang tinggi. Adapun nilai koefisien tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan
efikasi diri menunjukkan derajat hubungan kedua variabel adalah
positif dengan kategori kuat.
Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif mempunyai kecenderungan skor
skor yang tinggi, begitu pula dengan efikasi diri peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mempunyai kecenderungan skor yang tinggi. Akan tetapi, dari hasil uji
korelasi Spearman menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai
hubungan yang kuat. Hal ini disebabkan hubungan yang sensitif antara
kedua variabel. Hubungan sensitif terjadi saat semua responden secara
konsisten menjawab semua butir pernyataan yang menghasilkan skor
tinggi untuk satu variabel dan skor tinggi untuk variabel lain sehingga
korelasi kedua variabel tersebut dapat menjadi kuat. Oleh sebab itu,
hubungan yang sensitif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran
aktif dengan efikasi diri terjadi karena tidak semua responden secara
konsisten menghasilkan skor tinggi untuk kedua variabel, melainkan
skor tinggi untuk tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan skor
rendah untuk efikasi diri, atau sebaliknya sehingga menyebabkan
korelaksi yang kuat.
Hasil penelitian yang menunjukkan derajat hubungan
positif antara kedua variabel sejalan, dimana dalam pelaksanaannya
pembelajaran aktif melibatkan 3 prinsip pembelajaran aktif,
diantaranya stimulus belajar, perhatian dan motivasi. Melalui stimulus
belajar peserta didik mengalami segala bentuk reaksi dan perbuatan
untuk belajar. Stimulus ini hendaknya di sampaikan agar peserta didik
dapat menerima materi lebih mudah, sedangkan pada perhatian dan
motivasi. Perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik, untuk memotivasi dan memberikan perhatian
pada kegiatan belajar, pengajar dapat melakukan berbagai model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang
menyenangkan. Motivasi belajar yang diberikan oleh pengajar tidak
akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi peserta didik.
Motivasi ini dapat membantu peserta didik untuk menemukan
prespektif baru pada diri peserta didik, dari sini peserta didik diajak
untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya.
Dari sikap terbuka yang mereka tunjukkan, ketika mereka diminta
untuk memecahkan masalah/ soal soal dari berbagai macam tingkat
kesulitannya maka akan timbul stimulus dari dalam diri mereka,
mempunyai keyakinan diri/ efikasi diri untuk memecahkan masalah itu
sendiri. Ketika peserta didik dapat mengerjakan soal soal tersebut,
maka akan memicu efikasi diri yang baik. Semakin banyak peserta
didik melatih kemampuannya maka efikasi diri dapat di pupuk dengan
cara mengerjakan soal soal/ menjawab pertanyaan, atau mungkin
berani mengungkapkan sesuatu. Sehingga yang terjadi ketika efikasi
diri dipupuk dengan baik, maka semakin tinggi efikasi yang dimiliki
tiap masing masing peserta didik.
Terdapat 3 komponen yang dapat memupuk efikasi diri
pada peserta didik, pengharapan hasil, pengharapan efikasi, dan nilai
hasil. Dengan pengharapan hasil ini, membuat harapan terhadap
kemungkinan dari hasil prilaku/pengorbanan atas sikap dan tindakan
peserta didik, dalam bentuk perkiraan kognitif dan membawa untuk
tercapainya tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pengharapan hasil ini, mendorong peserta didik untuk
membawa dirinya mengusahakan hasil yang baik dan usaha yang keras
dalam dirinya. Maka timbullah pengharapan efikasi, yaitu harapan
yang muncul atas prilaku yang dipengaruhi oleh presepsi peserta didik
pada kemampuan kinerjanya yang berkaitan dengan hasil. Memang
jika ditelusuri pengharapan hasil dan pengharapan efikasi hampir
sama, hanya bedanya jika pengharapan hasil muncul pada saat peserta
didik melakukan pekerjaan/ tugas. Namun, jika pengharapan efikasi
timbul saat proses kinerja peserta didik itu sendiri. Terakhir adalah
nilai hasil, memberikan pengaruh yang kuat pada motivasi seseorang
untuk mendapatkan efikasi yang tinggi, nilai ini adalah nilai
kebermaknaan atas hasil yang diperoleh seseorang.
Dengan 3 komponen yang mendorong efikasi diri maka
peserta didik di ajakan untuk mengembangkan dan mempunyai sikap
yang terbuka. Sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran yang mereka
miliki, mereka dapat memungkinkan adanya prespektif baru pada diri
peserta didik. Dengan timbulnya prespektif yang berbeda beda dalam
setiap individu, akan mudah bagi peserta didik untuk sharing satu
sama lain dalam berbagai pandangan dan pengalaman. Jadi, ketika
mereka dihadapkan soal - soal, peserta didik mampu mengerjakan
soal/masalah dalam pembelajaran dengan kritis, sesuai prespektif
masing-masing tetapi masih dalam batas konteks materi pembelajaran.
Semakin mempunyai pengalaman berhasil dalam mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
latihan/soal soal maka memupuk efikasi diri yang baik pula bagi
peserta didik.
Hubungan positif pada kategori tinggi yang ditunjukkan
dalam hasil uji hipotesis, tidak berarti bahwa peserta didik tidak
mempunyai efikasi diri yang rendah pula. Untuk dapat memupuk
efikasi yang tinggi perlu banyak pengalaman berhasil maupun gagal
dalam mengerjakan latian latian. Dari sini peserta didik belajar
meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi
kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan. Hal ini tentu saja
tidak mudah, mengingat proses ini cukup membutuhkan waktu untuk
latihan-latihan soal dan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa,
mengingat memang realitanya sedikit sulit menerapkan pembelajaran
aktif. Berpusat pada peserta didik dan berdasarkan kurikulum yang
mengenakkan 2013, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Kenyataannya dalam proses pembelajarannya masih banyak
pengajar yang terbiasa dengan ceramah, dan kurang inovasi seperti
masih terbawa oleh cara mengajar yang berpusat pada pengajar.
Kegiatan pembelajaran ini menjadikan peserta didik cenderung pasif,
demi perkembangan pendidikan maka pemerintah mengeluarkan revisi
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 ini mengacu, pada peserta didik yang
lebih aktif ini mendorong pembelajaran yang lebih aktif. Dengan
pembelajaran yang aktif maka peserta didik semakin dikuatkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
lingkungan teman sejawat yang membantu belajar untuk memahami
pembelajaran. Tidak hanya teman sejawat, namun ketika peserta didik
memiliki presepsi yang beragam, dan berani menyampaikan di dalam
pembelajaran. Pengajar juga harus dapat membawa suasana. Ketika
pembelajaran menjadi interaktif, dan presepsi peserta didik dihargai
dengan diberikan apresiasi maka, peserta didik akan menjadi luwes.
Dengan begitu mendorong efikasi dalam diri peserta didik menjadi
lebih kuat. Adanya pembelajaran aktif maka, peserta didik diajarkan
untuk membiasakan lebih aktif dan mempunyai semangat yang tinggi
dalam diri. Mengemban tugas dan bertanggung jawab atas tugasnya,
sehingga ke depannya peserta didik akan mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya maupun tanggung jawabnya.
2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan
Motivasi Belajar
Berdasarkan data yang diteliti, maka hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan positif presepsi peserta didik
dengan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan
kurikulum 2013 dengan motivasi belajar peserta didik ( Spearman rho
= (+) 0,406; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01).
Persepsi peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan
pembelajaran aktif pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata rata
(mean) = 94,893; nilai tengah (median) = 94 dan nilai modus 94. Hal
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik persepsi tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berada pada
kategori tinggi. Pada motivasi belajar peserta didik sendiri
menunjukkan bahwa nilai rata rata (mean) = 91,2 ; nilai tengah
(median) = 91 dan nilai modus = 89. Hal tersebut menunjukkan bahwa
peserta didik memiliki motivasi belajar pada kategori tinggi. Adapun
nilai koefisien kolerasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada
materi akuntansi dengan motivasi belajar menunjukkan derajat
hubungan kedua variabel adalah positif dengan kategori kuat .
Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif mempunyai kecenderungan skor -
skor yang tinggi, sedangkan motivasi belajar mempunyai
kecenderungan skor tinggi. Akan tetapi, hasil uji korelasi Spearman
menunjukkan bahwa kedua variabel. Hubungan sensitif terjadi saat
semua responden secara konsisten menjawab setiap butir pertanyaan
yang menghasilkan skor tinggi untuk satu variabel dan skor tinggi
untuk variabel lain sehingga korelasi kedua variabel tersebut menjadi
kuat. Oleh sebab itu, hubungan yang kurang sensitif antara tingkat
keterlaksaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar terjadi karena
tidak semua responden secara konsisten menghasilkan skor tinggi
untuk kedua variabel, melainkan skor tinggi untuk tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif dan skor tinggi untuk motivasi
belajar atau sebaliknya sehingga menyebabkan korelasi yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hasil penelitian yang menunjukkan derajat hubungan
positif antara kedua variabel sejalan dengan pandangan, dimana dalam
pelaksanaanya pembelajaran aktif melibatkan 3 prinsip pembelajaran
aktif, diantaranya stimulus belajar, perhatian dan motivasi. Melalui
stimulus belajar peserta didik mengalami segala bentuk reaksi dan
perbuatan untuk belajar. Stimulus ini hendaknya di sampaikan agar
peserta didik dapat menerima materi lebih mudah. Sedangkan pada
perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik, untuk memotivasi dan memberikan perhatian pada kegiatan
belajar, pengajar dapat melakukan berbagai model pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan.
Motivasi belajar yang diberikan oleh pengajar, tidak akan berarti tanpa
adanya perhatian dan motivasi peserta didik. Motivasi ini dapat
membantu peserta didik untuk menemukan prespektif baru pada diri
peserta didik, dari sini peserta didik diajak untuk mengembangkan
sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Peserta didik diajarkan
untuk dapat memukan sesuatu yang baru, yang belum pernah peserta
didik pelajari sebelumnya. Agar apa yang mereka dapat lebih
menambah wawasan dan lebih banyak tau dari materi yang dipelajari
di kegiatan pembelajaran. Pada akhirnya diharapkan peserta didik akan
memiliki pengetahuan yang luas, pikiran yang terbuka dan memiliki
sikap bertanggung jawab secara mandiri atas kewajibannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pembelajaran aktif ini membutuhkan interaksi sosial
dalam kelas yang kondusif dan dinamis. Pengajar dapat membawa
kelas yang nyaman dan dinamis maka, akan muncul lebih banyak
dorongan positif dalam pembelajaran. Pengajar yang dapat memberi
apresiasi, semangat dan membawa kondisi kelas dengan baik, dalam
proses pembelajaran interaksi antara pengajar dan peserta didik terjalin
dengan baik maka gerakan stimulus yang keluar akan mendorong
motivasi belajar yang tinggi.
Hubungan positif pada motivasi belajar dalam kategori
sedang di tunjukkan dalam hasil uji hipotesis, tidak berarti bahwa
keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar yang rendah.
Namun menunjukan pula sebagian besar peserta didik memiliki
motivasi belajar yang tinggi dan sisanya memiliki motivasi belajar
yang sedang/rendah. Motivasi belajar yang tinggi di latih terus
menerus, tidak dalam waktu yang singkat, namun melalui proses
pembiasaan dan pelatihan. Melalui mengerjakan soal - soal, membaca,
berlatih berbicara di depan kelas, dapat menggerakkan motivasi belajar
yang interen dari dalam diri. Sebagian besar peserta didik dapat
mengontrol diri dari tingkat ketekunannya sendiri, dan terjadi motivasi
belajar yang seimbang antara intern juga ekstern. Akan timbul
interaksi sosial yang dinamis dan memacu stimulus yang baik antara
pengajar dan sesama peserta didik, maka akan semakin meningkat pula
motivasi belajar yang tinggi oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hal ini terlihat dalam deskripsi mengenai variabel
motivasi belajar, dimana 43 peserta didik (23%) memiliki presepsi
tentang motivasi belajar dengan kategori sangat tinggi, 116 peserta
didik (62%) memiliki presepsi tentang motivasi belajar dengan
kategori tinggi, dan 14 peserta didik (7,5%) memiliki presepsi tentang
motivasi belajar dengan kategori sedang. Sedangkan berdasarkan data
kuesioner yang dihimpun, peserta didik yang kurang mampu menyerap
materi saat pelajaran dikelas ada 11 peserta didik (5,8%) memiliki
presepsi tentang motivasi belajar dengan kategori rendah. Adapun 3
peserta didik (1,7%) memiliki presepsi tentang motivasi belajar dengan
kategori sangat rendah. Mengelola motivasi belajar dalam
pembelajaran akuntansi memang sangat dibutuhkan, agar tujuan
pembelajaran dan hasil yang kita inginkan dapat tercapai sebelum
waktunya. Akuntansi sendiri adalah seni menghitung untuk membuat
laporan yang aktual dan dapat dipertanggung jawabkan outputnya, dan
membutuhkan semangat dan motivasi belajar dari luar maupun dalam
diri untuk terus berlatih. Melalui pembelajaran aktif ini, diharapkan
akan semakin memberikan dorongan motivasi belajar peserta didik
sehingga mereka dapat menunjukkan bahwa mereka adalaah pribadi
yang berhasil dalam belajar dan menghargai setiap prosesnya dalam
kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab V, maka dapat
ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada
materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan efikasi diri. Hasil
penelitian ini dibuktikan dengan nilai Spearman rho = (+) 0, 0,184; sig (1-
tailed) = 0,006 < α = 0,01. Arah hubungan dengan arah positif, berarti
semakin baik tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi
berdasarkan kurikulum 2013 berhubungan dengan semakin baik dan
tingginya efikasi diri pada peserta didik.
2. Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi
akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan motivaasi diri. Hasil penelitian
ini dibuktikan dengan nilai Spearman rho = (+) 0,406; sig (1-tailed) = 0,000
< α = 0,01). Arah hubungan dengan nilai positif, berarti semakin baik tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan
kurikulum 2013 berhubungan dengan semakin baiknya motivasi peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
B. Keterbatasan
Penelitian yang telah dilaksanakan masih jauh dari sempurna dan peneliti
menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan
penelitian antara lain:
1. Penelitian tidak dapat menjamin kesungguhan dan kejujuran peserta didik
dalam menjawab setiap butir pernyataan/pernyataan dalam kuesioner,
meskipun dalam proses pengisiannya peneliti terlibat langsung dan
menjelaskan kepada peserta didik untuk menjawab setiap butir pernyataan
sesuai keadaan yang sebenar-benarnya.
2. Adanya keterbatasan waktu dalam penelitian dikarenakan reponden merupakan
peserta didik kelas XII yang sudah mengampu kurikulum 2013. Hal ini
menjadikan penilaian mengenai baik tidaknya motivasi belajar dan efikasi diri
peserta didik hanya diukur dari presepsi peserta didik dan tidak
dikomparasikan dengan data lain seperti penelitian dari guru.
3. Kurangnya pendampingan saat mengisi kuesioner dikarenakan keterbatasan
waktu penelitian pada pihak sekolah, dan beberapa responden dapat membawa
pulang kuesioner karena jadwal sekolah padat yang akan mendekati ujian
nasional.
C. Saran
Berikut ini disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
1. Hasil penelitian pertama menunjukkan ada hubungan positif tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan 2013
dengan efikasi diri peserta didik pada kategori kuat. Untuk meningkatkan
efikasi diri peserta didik melalui pelaksanaan pembelajaran aktif, peneliti
memberikan saran: pertama, guru harus mengarahkan siswa untuk
mencaru sumber belajar selain buku dan mempresentasikan hasil
temuannya di depan kelas. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan lebih
aktif dan komunikatif dalam setiap prosesnya. Kedua, apabila ada
pengerjaan soal latihan maupun tugas, peserta didik diminta untuk
menuliskan di papan tulis, sehingga peserta didik terbiasa untuk mampu
menjelaskan dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dikerjakannya
dengan bahasa yang mudah dipahami. Ketiga, dalam proses pembelajaran
hendaknya selalu dibentuk kelompok kelompok kecil sehingga
membiasakan peserta didik juga memungkinkan setiap peserta didik
mempunyai kesempatan untuk berpendapat dan mengutarakan
pemikirannya tentang suatu hal.
2. Hasil penelitian kedua menunjukkan adanya hubungan positif tingkat
keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan
kurikulum 2013 dengan motivasi belajar pada kategori lemah. Motivasi
belajar menjadi aspek penting yang harus selalu ditanamkan dalam diri
peserta didik. Untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki motivasi
belajar siswa, peneliti memberikan saran: pertama, dari pengajar sendiri
harus lebih banyak memberikan dorongan semangat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
membangkitkan rasa emosional untuk membantu semangat belajar dalam
pengelolaan diri peserta didik. Dengan cara pengajar selalu memberikan
dorongan semangat belajar, apresiasi, stimulus yang positif disini maka,
ini akan memicu semangat belajar peserta didik yang ada. Pengajar juga
sebaiknya untuk memberikan latihan latihan tugas, kuis atau soal-soal,
sehingga dari sini dapat membuat peserta didik lebih paham pada materi.
Tugas, kuis dan stimulus yang di berikan para peseta didik ini memacu
memberikan pengalaman memecahkan masalah dan secara tidak langsung
ini mendorong semangat belajar, karena dari sini peserta didik terjadi
pengalaman berhasil dalam mengerjakan tugasnya. Kedua, ketika sudah
memberikan tugas secara proposional maka langkah selanjutnya adalah
melibatkan diri sebagai pengajar dan fasilitator untuk membantu peserta
didik mencapai hasil. Arahkan peserta didik untuk mampu meningkatkan
kemampuan dalam proses pembelajaran, jangan hanya terpaku pada hasil
ujian dan tugas. Bantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
dan tujuan sukses maksimal dengan cara terus memantau perkembangan
mereka. Ketiga, membuat tujuan standar yang tinggi dengan hasil yang
masih bisa dicapai. Dengan menumbuhkan perasaan positif dari dalam diri
peserta didik untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya.
Menggusahakan peserta didik untuk memaksa diri mereka lebih dari
tercapainya standar yang ditentukan, dengan begini mendorong motivasi
belajar yang tinggi dengan hasil yang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sadirman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ahmad Kunandar. (2010). Guru Prefesional. Jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi. (1989). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Bellanca, J. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT
Indeks.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Ikip Semarang
Press.
Depdiknas. (2005). Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dep Dik Nas.
Frankel, J.R dan Wellen, N E. (2008). How to Design and Evaluate Reserch in
Education. New York: Mc. Graw – Hill.
Fadilah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA/M. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hariyanto, Warsono. (2008). Pembelajaran Aktif Teori Asessmen. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Hosnan. (2014). Pendekatan Santifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Komaruddin, H. (1996). Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kompri, M. P. (2015). Motivasi Pembelajaran. Bandung.
Kurniasih, I. S. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena.
Lewis, P. H. (2008). Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang
Mahi, M. H. (2011). Metode Penelitian . Bandung: Graha Ilmu.
Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Mulyasa. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosa Karya.
Miftahun Ni’mah Suseno. (2012). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal
Terhadap Efikasi Diri Sebagai Pelatih Pada Mahasiswa. Yogyakarta.
P. Suparyono, Y. S. (2001). Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Sanata
Dharma.
Segala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, H. M. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Suryabarata, Sumadi. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana
Predana Media Group.
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. (2009). Metodologi Penelitian Pedidikan
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soeharto, Bohar. (1993).Petunjuk Praktis Mengenai Pengertian Fungsi Format
Bimbingan dan Cara Penulisan Karya Ilmiah (makalah,skripsi,thesis) Ilmu
Sosial. Bandung: Tarsio
Sugiono. (2005). Metode Penelitian Kuantitaatif. Bandung: PT Alfabeta.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Alegensido Offset.
Silberman, Melvin L. (2012). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Jogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Kuantitatif. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Smanegerisentolo.Sch.id
Smandawates.Sch.id
Sman1wates.Sch.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI