121
i HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA Survei pada Siswa Kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Disusun oleh: Monica Elsa Kusuma 131334054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

  • Upload
    lamnhu

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

i

HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN

PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI

DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA

Survei pada Siswa Kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates,

dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Monica Elsa Kusuma

131334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus

Terima kasih Tuhan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran setiap

langkahku dalam mengerjakan karya ini

Papa, Mama, Eyang dan Keluarga Besarku

Bapak Fx. Bambang Kusumo Ratmanto yang setia mendidik, memberi semangat,

setia mendoakanku.

Ibu Bibiana Budi Lestari yang setia mendidik, memberi solusi, dan setia

mendoakanku.

Eyang dan keluarga besarku yang setia mendoakanku.

Adik dan Sahabat Sahabatku

Dio, Devi, Dea yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta

menghiburku

Yuni, Maya, Mayang, Vera yang selalu memberikan doa terbaik.

Sahabat – sahabatku mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Terima kasih atas segala semangat, dukungan, perhatian, bantuan dan doa yang

kalian berikan kepadaku

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

v

MOTTO

“ Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan

setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan

pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara

engkau, kepandaian akan menjaga engkau”

“ janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada

lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan

penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”

(Amsal 1:1 , 9:18)

“ saya lebih kuat dari apapun ketika saya bersama Tuhan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

vi

PERNYATAAN KEAHSLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa sesungguhnya baahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Januari 2018

Penulis

Monica Elsa Kusuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Monica Elsa Kusuma

Nomor Mahasiswa : 131334054

Demi pengembangaan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI

BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharmaa hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalaan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari sayaa maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 Januari 2018

Yang menyatakan

Monica Elsa Kusuma

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN

PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATERI AKUNTANSI

DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN EFIKASI DIRI SISWA Survei pada Siswa Kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates,

dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo

Monica Elsa Kusuma

Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif: 1) tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar;

2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi

diri siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilaksanakan di 3 SMA

Negeri kelas XII IIS di Kabupaten Kulonprogo yang menerapkan Kurikulum

2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Populasi pada penelitian ini sebanyak 193 responden,

namun responden yang dapat mengisi kuesioner sebanyak 187 siswa. Data

dianalisis menggunakan teknik korelasi spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara

tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi

belajar (spearman’s rho = (+) 0,406; nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01); 2)

terdapat hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

materi akuntansi dengan efikasi diri siswa (spearman’s rho = (+) 0,184; nilai sig

(1-tailed) = 0,000 < α = 0,01).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

ix

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING

FULFILLMENT LEVEL IN ACCOUNTING COURSE AND

LEARNING MOTIVATION AND SELF EFFICIENCY

STUDENTS A Survey on the twelfth Grade students of Social and Sciences Department SMA

N 1 Wates, SMA N 2 Wates, and SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo Regency

Monica Elsa Kusuma

Sanata Dharma University

2018

This study aims to examine the correlation between: 1) the fulfillment level of

active learning in accounting course and learning motivation; 2) the fulfillment

level of active learning in accounting course and self efficiency students.

This study is a correlational study conducted in the three twelfth grade students

of SMA Negeri in Kulonprogo Regency that have been implementing 2013

Curriculum. The research was conducted from January to March 2017. The

technique of collecting data was questionnaire. The population in this study were

193 respondents, but respondents who fill in a questionnaire were 187 students.

The data were analyzed by using Spearman correlation techniques.

The result shows that: 1) there is a positive correlation between fulfillment

level of active learning in accounting course and learning motivation;

(Spearman’s rho = (+) 0,406 sig (1-tailed) = 0.000 <α = 0.01); 2) there is a

positive fulfillment level of active learning in accounting course and self

efficiency students; (Spearman’s rho = (+) 0,184 sig (1-tailed) = 0.000 <α =

0.01).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang telah memberkan

kasih dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi yang berjudul Hubungan

Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Materi Akuntansi Dengan

Motivasi Belajar dan Efikasi Diri Siswa ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh

cinta perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S,Pd., M,Pd sebagai pembimbing

skripsi saya terima kasih atas waktu dan bimbingannya selama proses skripsi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xi

4. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wates telah memberikan ijin penelitian kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;

5. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Wates telah membantu mengisi kuesioner

selama penelitian berlangsung;

6. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Wates telah memberikan ijin penelitian kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;

7. Seluruh siswa SMA Negeri 2 Wates telah membantu mengisi kuesioner

selama penelitian berlangsung;

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sentolo telah memberikan ijin penelitian

kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah;

9. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Sentolo telah membantu mengisi kuesioner

selama penelitian berlangsung;

10. Keluarga saya yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan terlebih

kedua orang tua saya, Ibu Bibiana Budi Lestari dan Ayah Bambang Kusumo

Raatmanto;

11. Adik adik saya, Dik Dio, Devi, dan Dhea yang selalu mengingakan,

menghibur dan mendoakan saya;

12. Adonis Corydon EPJ Setia, S.H. yang selalu mengingatkan, membantu dan

menjadi penyemangat selama proses skripsi;

13. Seluruh mahasiswa angkatan 2013 yang juga telah memberikan masukan

selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan

kerjasama yang baik selama ini;

14. Teman payung skripsi Manda dan Mandala yang selalu mendukung saya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xii

15. sahabat-sahabatku Tere, Nia, Selvi, Yuni, Mayang, Maya, Vera dan Venti

yang selalu memberikan waktu, pengalaman dukungan dan doa terbaiknya;

16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk

bantuan dan dukungannya.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi masih banyak keterbatasan dan kekurangan yang ada maka dari itu penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis

mengucapkan selamat membaca, semoga bermanfaat bagi kita semua

Penulis

Monica Elsa Kusuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN . ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA . ..................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS . ................................... vii

ABSTRAK . ................................................................................................ viii

ABSTRACT. ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR. .................................................................................. x

DAFTAR ISI. .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL. ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................................. 6

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Kajian Teori ....................................................................................... 9

1. Kurikulum 2013 ........................................................................... 9

2. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif ........................................... 13

3. Efikasi Diri ................................................................................. 19

4. Motivasi Belajar ......................................................................... 24

B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 30

C. Model Penelitian .............................................................................. 33

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 35

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 36

D. Populasi Penelitian ........................................................................... 37

E. Definisi Oprasional dan Pengukurannya .......................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47

G. Pengujian Instrumen Penelitian........................................................ 47

H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 56

BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................. 65

A. SMA N 1 WATES ........................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xv

B. SMA N 2 WATES ........................................................................... 69

C. SMA N 1 SENTOLO ....................................................................... 72

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 76

A. Deskrisi Data .................................................................................... 76

B. Pengujian Prasyarat dan Analisis Data ............................................ 82

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 83

D. Pembahasan ...................................................................................... 84

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 97

A. Kesimpulan ...................................................................................... 97

B. Keterbatasan ..................................................................................... 98

C. Saran ................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 101

LAMPIRAN ............................................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Nama dan Lokasi Penelitian........................................... 34

Tabel 3.2 Tabel Nama Sekolah dan Jumlah Populasi Penelitian ............ 37

Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel Pembelajaran Aktif ..................... 40

Tabel 3.4 Tabel Operasional Variabel Efikasi Diri .................................. 45

Tabel 3.5 Tabel Operasional Variabel Motivasi Belajar ......................... 46

Tabel 3.6 Tabel Sebagian Dari r Tabel (Taraf Signifikansi) .................... 49

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Pembelajaran Aktif ........................ 50

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Efikasi Diri ..................................... 51

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Motivasi Belajar ............................. 52

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Ulang Validitas Motivasi Belajar .................. 53

Tabel 3.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ................... 56

Tabel 3.12 Tabel Penguasaan Kompetensi................................................. 57

Tabel 3.13 Tabel Interval Skor Pembelajaran Aktif................................... 59

Tabel 3.14 Tabel Interval Skor Efikasi Diri ............................................... 60

Tabel 3.15 Tabel Interval Skor Motivasi Belajar. ...................................... 61

Tabel 3.16 Tabel Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan .......... 63

Tabel 5.1 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik ................... 76

Tabel 5.2 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik

Berdasarkan sekolah ............................................................... 77

Tabel 5.3 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik

Jenis Kelamin ......................................................................... 77

Tabel 5.4 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Pembelajaran Aktif .......... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xvii

Tabel 5.5 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Efikasi Diri ....................... 80

Tabel 5.6 Tabel Perhitungan dan Interpretasi Motivasi Belajar ............... 83

Tabel 5.7 Tabel Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Aktif dengan

Efikasi diri ............................................................................... 82

Tabel 5.8 Tabel Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Aktif dengan

Motivasi Belajar ...................................................................... 83

Tabel 5.9 Tabel Hasil Uji Korelasi Pembelajaran Aktif dengan

Efikasi diri ................................................................................ 84

Tabel 5.10 Tabel Hasil Uji Korelasi Pembelajaran Aktif dengan

Motivasi Belajar ....................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Instrumen Penelitian .............................................. 103

Lampiran II Data Dinas Pendidikan ........................................................... 116

Lampiran III Data Induk Penelitian ........................................................... 118

Lampiran IV Tabel r Statistik .................................................................... 129

Lampiran V Hasil Uji Validitas ................................................................. 131

Lampiran VI Uji Realibilitas ...................................................................... 136

Lampiran VII Uji Normalitas ..................................................................... 138

Lampiran VIII Uji Korelasi ........................................................................ 140

Lampiran IX Pengujian Mean Median Modus........................................... 142

Lampiran X Surat Ijin Penelitian ............................................................... 144

Lampiran XI Surat Ijin Selesai Penelitian .................................................. 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan

pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau

buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif, jadi pendidikan harus

berkembang untuk membentuk suatu pendidikan yang lebih berkualitas.

Dalam meningkatkan pendidikan yang lebih berkualitas reformasi

pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global.

Sebagai suatu upayanya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang

mampu mengembangkan dan membentuk manusia yang mempunyai

kualitas dan kuantitas dalam segi praktik dan akademis dalam dunia

pendidikan. Kurikulum terbaru yang digunakan dalam sistem pendidikan

formal di Indonesia adalah kurikulum 2013 yang dikembangkan untuk

meningkatkan dan menyimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills

yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16).

Kurikulum 2013 berusaha untuk menanamkan nilai – nilai yang tercermin

pada kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat

dan berkembang.

Dalam dunia pendidikan untuk mewujudkan suatu

pendidikan yang berkualitas, membutuhkan suasana pembelajaran aktif

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini adalah sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

2

aktivitas di dalam kelas yang dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan diri dan memperoleh wawasan serta ilmu akademik.

Proses pembelajaran ini, membantu peserta didik secara aktif untuk

mengembangkan intelektualnya dan potensi akademiknya, mereka dapat

mengembangkan dirinya agar memiliki pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, motivasi serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya

sendiri, dan berguna untuk orang lain.

Di dalam wadah pendidikan yang berbasis kurikulum baru,

yaitu kurikulum 2013 peserta didik diajak belajar menemukan, mengolah,

menganalisis hasil materi yang mereka temukan sendiri. Dalam reformasi

pendidikan yang baru yaitu menggunakan kurikulum 2013, membantu

siswa untuk belajar menggali sumber sumber belajar yang lebih relevan,

mereka di tuntut untuk aktif pada saat proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran ini, pengajar dapat menerapkan model, metode, serta media

pembelajaran agar tercipta proses pembelajaran yang hidup bagi peserta

didik maupun bagi pengajar. Dari konteks ini yang menjadi fokus

utamanya adalah terciptanya pembelajaran yang aktif, supaya peserta didik

dapat memahami semua materi yang sudah disiapkan oleh pengajar.

Pembelajaran aktif ini terjadi ketika siswa belajar aktif

ketika mereka secara terus menerus terlibat baik secara mental ataupun

secara fisik, pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat,

berkesinambungan, kuat, dan efektif (Hollingsworth, 2008:viii). Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

3

didik diminta untuk secara mandiri bekerja dengan mencari tahu

pembahasan terkait materi akuntansi yang di berikan oleh pengajar.

Peserta didik diminta secara aktif untuk lebih giat melihat

materi dari perpustakaan, atau internet, agar mereka dilatih mempunyai

jiwa yang dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Namun, sangat

disayangkan ketika proses pembelajaran ini dilakukan dengan tidak

efektif. Faktanya, masih banyak peserta didik yang hanya diam dan

menyimak apa yang disajikan pengajar, mengandalkan teman-teman yang

lebih rajin atau teman yang sudah membuat tugasnya terlebih dahulu,

sehingga membuat peserta didik yang lain merasa malas mencari sumber

belajar yang relevan lainnya. Realitanya beberapa sekolah dan di SMA,

kebanyakan hanya sedikit saja yang aktif melakukan interaksi di kelas dan

mau aktif mencari, dan sebagian lainnya hanya menunggu jawaban teman

atau diam karena takut jawaban atau materi yang mereka cari salah

presepsi lalu mereka akhirnya memilih diam.

Padahal, peserta didik mempunyai kewajiban dan hak yang

sama dalam proses pembelajaran tetapi masih ada peserta didik yang tidak

memanfaatkan kesempatan untuk belajar mencari dan menemukan sendiri

pemahaman materi. Tujuan pembelajaran aktif ini diterapkan agar siswa

dapat lebih mudah memahami bagaimana penerapan materi di sekolah

dengan mengaitkan didalam kehidupannya sehari hari, bahkan dapat

memahami dan menciptakan pemahamannya sendiri dengan membagi

dengan teman sepermainannya. Dengan demikian, ketika peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

4

dihadapkan oleh tugas yang di berikan dari pengajar, secara mandiri

mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan beberapa literatur.

Pembelajaran aktif sendiri mempunyai beberapa indikator,

salah satunya yaitu memungkinkan adanya perspektif baru pada diri

peserta didik, maksudnya di sini adalah peserta didik mampu untuk

menyelesaikan tugas yang dapat membuat ilmu pengetahuannya

berkembang. Lewat indikator perspektif baru pada diri peserta didik ini

diduga mampu menimbulkan efikasi diri dalam diri peserta didik, karena

ketika peserta didik belajar mempunyai sikap terbuka terhadap materi

pembelajaran, mereka dapat berfikir dengan logikanya dan dapat

mengkritisi tugas dari pengajar dan dapat memberikan

pertanggungjawabkan jawaban mereka. Mereka juga dapat belajar dengan

sesama teman sepermainan dan mengolah pengetahuan mereka yang

mereka temukan sendiri dari beberapa referensi. Dan ketika dapat

menyelesaikan tugas dengan tuntas dan juga mempunyai pengalaman

berhasil, mereka berarti mendapat dorongan stimulus dari diri mereka

sendiri/dari lingkungan mereka, mereka akan secara otomatis

meningkatkan dorongan yang lebih besar dan menjadi yakin akan diri

mereka. Dorongan ini seperti stimulus yang hadir, dan diduga

menimbulkan efikasi diri untuk lebih percaya menyelesaikan tanggung

jawabnya dalam memecahkan soal dalam materi akuntansi.

Pembelajaran aktif juga melandasi perkembangan metode

belajar kolaboratif yang menempatkan siswa dalam kelompok, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

5

memberi mereka tugas yang menuntut untuk bergantung satu sama lain

dalam mengerjakkan merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan

kebutuhan sosial peserta didik (Silberman, 2012:30). Pembelajaran aktif

ini mengajarkan untuk saling berbagi informasi dan kegiatan belajar

bersama ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, karena mereka

dapat saling belajar dengan pengetahuan akademik yang mereka punyai.

Mereka diajarkan untuk memahami antara individu satu dengan yang lain

bahwa mereka merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri,

dan memungkinkan peserta didik antara satu dengan yang lain untuk sadar

akan membutuhkan satu dengan yang lain.

Dalam pembelajaran aktif terdapat interaksi sosial yang

kondusif dan dinamis. Karena ketika pengajar dan peserta didik dapat

saling menciptakan suasana yang kondusif maka, lebih banyak dorongan

positif hadir dalam pembelajaran. Motivasi merupakan perubahan tenaga

di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dengan

reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan (Kompri, 2015:2). Berdasarkan

paparan di atas dapat dipahami bahwa sebenarnya motivasi merupakan

suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari diri masing masing peserta

didik, karena pada hakekatnya kehidupan adalah kebutuhan dan harapan.

Motivasi yang ada manusia dapat bersumber dari diri manusia itu sendiri

(intrinsik) atau juga dari luar (ekstrinsik). Pada umumnya motivasi

intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Oleh

karena itu motivasi intrinsik sebaiknya disadari, ditimbulkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

6

diaktifkan dalam diri setiap peserta didik, sebagai pengajar kita bertugas

untuk membantu menemukan motivasi belajar dalam diri peserta didik.

Ketika dalam proses pembelajaran aktif terjalin relasi yang baik, maka

peserta didik dapat dengan nyaman untuk saling belajar, dengan teman

sebaya atau juga dengan pengajar sekalipun, tanpa ada ragu atau takut

untuk bertanya. Dengan demikian, ketika proses pembelajaran aktif

terjalin dengan baik maka menumbuhkan kemampuan diri mereka

khususnya, efikasi diri dan motivasi belajar dalam diri peserta didik.

Jadi, penulis ingin mengungkapkan lewat penelitian, yang

bertempat di SMA Kulonprogo. Apakah benar ada hubungan positif

tingkat keterlaksanaan pembelajaran akif dengan efikasi diri dan motivasi

belajar pada siswa kelas XII IIS pada materi akuntansi di SMA

Kulonprogo yang menggunakan kurikulum 2013. Dengan latar belakang

yang telah di jabarkan, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

dengan rumusan judul sebagai berikut “Hubungan Tingkat

Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Materi Akuntansi Dengan

Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMA Kulonprogo”

B. Batasan Masalah

Batasan ruang lingkup dari penelitian ini adalah hubungan positif

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan efikasi

diri dan motivasi belajar peserta didik di SMA Kulonprogo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif

dalam materi akuntansi dengan efikasi diri pada peserta didik ?

2. Apakah ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif

dalam materi akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Adanya hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam

materi akuntansi dengan efikasi diri pada peserta didik.

2. Adanya hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam

materi akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA

Kulonprogo semoga menjadi bahan evaluasi agar pembelajaran aktif

yang di berikan dan dapat menumbuhkan efikasi diri dan motivasi

yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

8

2. Bagi Sekolah

Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA

Kulonprogo diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas

kepercayaan diri, motivasi sebagai bekal untuk peserta didik

khususnya SMA Kulonprogo di dalam pembelajaran akuntansi

maupun lingkungan sehari hari.

3. Bagi Peserta Didik

Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA

Kulonprogo diharapkan menjadi pribadi yang mempunyai motivasi

dan efikasi diri yang tinggi serta dapat menjadi bekal untuk masa

depan.

4. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan efikasi dan motivasi pada peserta didik di SMA

Kulonprogo diharapkan dapat menambah wawasan khususnya

hubungan pembelajaran aktif dengan efikasi diri dan motivasi pada

pembelajaran akuntansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2013

1. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Menurut Hosnan, (2014: x) proses pembelajaran kurikulum 2013

adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik.

2) Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sudah dan akan

dipelajari.

3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau

tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik.

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati

a) Dalam kegiatan mengamati guru membuka secara luas dan

bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak,

mendengar, dan membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

10

b) Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan

pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu

benda atau objek.

c) Kegiatan mengamati dan mendeskripsikan

(1) Dorongan siswa untuk melakukan pengamatan

misalnya menghitung, mengukur, membandingkan dan

seterusnya.

(2) Bantu siswa agar mampu menuliskan/mendeskripsikan

hasil pengamatannya misalnya melukis atau meniru,

menuliskan hasil perhitungan atau pengukuran pada

gambar, dan mendeskripsikan gambar.

2) Menanya

a) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan

secara luas untuk bertanya mengenai apa yang sudah

mereka dilihat, disimak, dibaca, dan seterusnya.

b) Guru membimbing mereka untuk dapat mengajukan

pertanyaan (hasil pengamatan objek yang konkret sampai

yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,

ataupun hal lain yang lebih abstrak).

c) Pertanyaan bersifat factual sampai ke yang bersifat

hipotetik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

11

d) Guru perlu membantu peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan sampai ke tingkat di mana mereka mampu

mengajukan pertanyaan secara mandiri.

e) Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu

semakin dapat dikembangkan.

f) Kegiatan menanyakan dan menganalisis.

g) Dorongan siswa untuk membuat pertanyaan.

h) Dorongan siswa menemukan faktor-faktor.

3) Menyimpulkan dan mengasosiasi

a) Tindakan lanjut dari bertanya adalah menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui

berbagai cara.

b) Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi kegiatan

selanjutnya.

c) Kegiatan menggali informasi.

d) Kegiatan mempersiapkan diri.

4) Mengkomunikasikan hasil

a) Menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam

kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan

pola.

b) Hasil disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai

hasil belajar secara individu atau kelompok.

c) Kegiatan menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

12

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan.

3) Memberikan umpan balik.

4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

2. Perumusan Kurikulum 2013

Menurut Hosnan (2014:xiv) pergeseran pola pikir atau pandangan

dalam perumusan kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

b. Interaktif.

c. Lingkungan jejaring.

d. Aktif menyelidiki.

e. Konteks dunia nyata.

f. Pembelajaran berbasis tim.

g. Kooperatif.

h. Perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.

i. Stimulasi ke segala penjuru.

j. Alat multimedia.

k. Kebutuhan pelanggan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

13

l. Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa).

m. Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multidisiplin).

n. Otonomi dan kepercayaan.

o. Kritis.

p. Pertukaran pengetahuan.

B. Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Keterlaksanaan Pembelajaran dan Pembelajaran Aktif

Menurut Depdiknas, (2005:627) keterlaksanaan berasal dari kata

dasar laksana, kata terlaksana sendiri dapat diartikan yang berarti benda

yang dipegang dan menjadi tanda khusus suatu area. Menurut Sagala,

(2009:61) pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh

pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk

melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pengajar, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik (Hariyanto, 2008:5). Dengan

demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh

pendidik untuk membantu seorang untuk mempelajari suatu kemampuan

dan nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap

rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar

mengajar. Disini dapat disimpulkan bahwa, keterlaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

14

adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk

memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam proses komunikasi yang

dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait

dalam proses pembelajaran yang diatur secara sistematis melalui tahap

rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Jadi, pembelajaran aktif adalah pendekatan mengajar ( approach to

teaching) yang menggunakan berbagai media pengajaran dan metode, agar

proses pembelajaran menjadi aktif. Dengan demikian, para siswa merasa

tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang

diajarkan. Selain itu, pembelajaran aktif juga memungkinkan siswa

melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,

pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata mata

menelan mentah mentah apa yang sudah di berikan oleh pengajar, namun

peserta didik dapat mengelola dan mengolahnya sebagai bahan pemecahan

masalah maupun ilmu pengetahuan tambahan.

Pembelajaran Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga

siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima

kucuran ceramah pengajar tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

15

dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang

kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan

orang lain.

Beberapa teori yang dapat meningkatkan pembelajaran aktif di

kelas menurut Hollingsworth & Lewis, (2008: viii):

a. Mengacu pada tujuan

Kalau guru bisa menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

jelas, maka siswa akan mengerti dan bisa menghubungkan tujuan

tersebut dengan hasil yang akan mereka peroleh dari pelajaran itu.

Hal ini adalah langkah pertama yang sangat penting saat memulai

suatu pelajaran.

b. Melibatkan Siswa

Agar kegiatan pembelajaran bermakna maka kegiatan-

kegiatan yang sudah direncanakan secara matang membantu

siswa untuk tetap siaga dan terpikat secara mental untuk terlibat

dalam pembelajaran.

c. Menggunakan Seni, Gerakan, dan Indera

Menurut Sylwester Strategi pelajaran dirancang untuk

mengaktifkan kelima panca indera untuk bisa melibatkan siswa

secara penuh. Seni adalah cara yang ideal untuk mengaktifkan

beragam indera, mendorong rasa kebersamaan siswa,

menyediakan sarana ganda untuk menemukan dan

mengekspresikan makna, membangun rasa percaya diri, dan

antusiasme belajar, dan menguatkan kemampuan dasar

kecerdasan: kognitif, emosional, perhatian atau attentional, dan

motorik (Hollingsworth, 2008: viii)

d. Meragamkan Langkah dan Kegiatan

Merubah model kerja siswa dari kerja kelompok besar

menjadi kerja individual atau menjadi kelompok kecil adalah

salah satu cara yang mudah dan efektif untuk meragamkan

langkah mental.

Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar

merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh

pemahaman baru. Peserta didik aktif terlibat di dalam proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

16

mengkonstruksi/mengelola sendiri pemahamannya. Teori belajar

konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar

konstruksi/mengelola pemahamannya sendiri, pembelajaran ini secara

sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Dapat dimengerti bahwa

pembelajaran pembelajaran aktif adalah sebuah pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam

dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan

penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru

menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk

pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, dan efektif.

2. Dasar Pembelajaran Aktif

Untuk mengetahui dasar pembelajaran aktif, yang pertama,

memerlukan pantauan dari proses pembelajaran yang dilihat dari segi

proses dalam pembelajarannya itu sendiri (Silberman, 1996:2&6).

Pembelajaran aktif ini menuntut peserta didik agar tetap aktif dengan

membangun karakteristik yang ada pada dirinya dilontarkan untuk

menyelesaikan berbagai masalah pada materi lewat penggunaan media

pembelajaran atau lainnya. Disini pengajar juga dituntut kreatif agar

apa yang dipelajari peserta didik tidak hanya berjalan begitu saja

namun peserta didik juga mengambil makna dalam pengajaran materi

yang sudah disampaikan.

Dan yang kedua, dilihat dari cara belajar dari masing – masing

peserta didik yang berbeda beda. Peserta didik di tuntut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

17

mengetahui cara belajarnya masing – masing saat di sekolah maupun

di luar jam sekolah. Biasanya peserta didik yang aktif, terlihat dari

fisiknya cenderung lebih semangat dan ceria, disini peserta didik yang

aktif lebih memiliki efikasi diri yang bagus, atau dengan kata lain

peserta didik yang memiliki efikasi diri yang tinggi dibanding anak

anak yang kurang aktif di kelas. Peserta didik yang memiliki efikasi

yang tinggi sebagian besar memiliki cara belajar yang lebih mudah

menangkap sesuatu dengan cepat, dan kondisional. Maksudnya dari

kondisional adalah dalam keadaan apapun jika peserta didik dapat

menerima pelajaran yang disuguhkan karena sebagian besar peserta

didik yang memiliki efikasi diri yang baik mempunyai konsentrasi

yang bagus dan perasaan yang bagus sehingga konsentrasi mereka

akan bertahan lebih lama dari peserta didik lainnya.

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Menurut Kunandar, (2010:64) dikutip dari Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan

Nasional, berikut ini adalah karakteristik pembelajaran aktif pada

proses pembelajaran di kelas :

1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan

kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran

lain yang menarik minat belajar peserta didik. Peserta didik

merasa bersemangat dan bergairah karena kegiatan belajar yang

mengasikkan. Banyak keaktifan dan keterlibatan yang mereka

ambil dalam kegiatan belajar pada pembelajaran aktif ini.

Membantu mereka untuk menghargai hasil karya satu sama

lain.

2. Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif,

membuat peseta didik memupuk rasa ingin tahu untuk bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

18

dan melakukan eksploitasi/mencari tahu apa yang perlu mereka

ketahui pada pembelajaran aktif ini, dan membangun mental

untuk tidak takut bertanya dan tidak takut berbuat kesalahan.

3. Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan

secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi,

gerak, tarian, dan / atau permainan.

4. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan

individual, pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.

Peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan

sosial. Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera dan

menggunakan media pembelajaran.

5. Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik

berpikir dan melakukan kegiatan. Dan memberi apresiasi jika

peserta didik menemukan sesuatu yang baru atau dapat

menjawab pertanyaan.

Dengan adanya 5 karakteristik menurut Ahmad Kunandar, jika

semua karakteristik terpenuhi dengan baik di dalam pembelajaran

aktif. Maka, Ini akan membuat peserta didik lebih memahami materi

dan meningkatkan pembelajaran aktif dan bersemangat.

4. Prinsip Pembelajaran Aktif

Menurut Nana Sudjana, (1989:27-29) menggungkapkan bahwa

prinsip pembelajaran aktif meliputi 3 prinsip, yaitu :

a. Stimulus belajar

Menurut Soemanto, (1999:108) stimulus belajar adalah segala hal

di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan

belajar. Pesan yang diterima peserta didik dari pengajar melalui

informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat

berbentuk verbal atau bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain.

Stimulus hendaknya disampaikan dengan upaya membantu agar

peserta didik menerima pesan dengan mudah.

b. Perhatian dan motivasi

Menurut Suryabrata, (1993:14) Perhatian adalah pemusatan tenaga

psikis tertuju kepada suatu obyek. Sedangkan yang dimaksud

dengan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan

dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

19

Menurut Sardiman perhatian dan motivasi akan berpengaruh

terhadap hasil belajar peserta didik, untuk memotivasi dan

memberikan perhatian pada kegiatan belajar, pengajar dapat

melakukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan

(Sardiman,1996:101). Motivasi belajar yang diberikan oleh

pengajar tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi

peserta didik.

C. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Menurut Bandura (Miftahun, 2012:115) efikasi diri adalah

keyakinan diri seseorang akan kemampuan untuk mengatur dan

melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan

suatu hal. Menurut Schunk (Miftahun, 2012:114) menyatakan bahwa

efiksi diri mengacu pada prilaku yang di pelajari seseorang bahwa dirinya

mampu melakukan suatu prilaku ataupun menghasilkan sesuatu pada

harapan yang dipelajari seseorang bahwa dirinya mampu melakukan suatu

perilaku ataupun menghasilkan sesuatu yang diharapkan dalam suatu

situasi tertentu.

Menurut Bandura (Miftahun, 2012:116) menyatakan bahwa efikasi

diri merupakan perasaan, penilaian seseorang mengenai kemampuan dan

kompetensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

padanya. Orang yang ekspektasi efikasinya tinggi dan harapan hasilnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

20

realistik maka orang tersebut akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan

tugas sampai selesai. Percaya terhadap keyakinan diri atau efikasi diri

merupakan factor kunci dalam perantara hidup.

Menurut Bandura (Miftahun, 2012:119-121) terdapat 3 komponen

yang memberikan dorongan bagi terbentuknya efikasi diri, yaitu :

a. Outcome Expectancy (Pengharapan Hasil)

Pengharapan hasil yaitu, adanya harapan terhadap

kemungkinan hasil dari pelaku. Harapan ini dalam bentuk

perkiraan kognitif tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh

dan kemungkinan tercapainya tujuan.

b. Efficacy Expectancy (Pengharapan Efikasi)

Pengharapan efikasi yaitu, harapan atas munculnya perilaku

yang dipengaruhi oleh presepsi seseorang pada kemampuan

kinerjanya yang berkaitan dengan hasil. Jika seseorang seringkali

mengalami kegagalan pada suatu tugas tertentu maka ia cenderung

memiliki efikasi diri yang rendah pada tugas tersebut dan

sebaliknya, jika menemukan keberhasilan dalam melakukan tugas

tertentu maka ia akan mempunyai efikasi diri yang tinggi pada

tugas tersebut.

c. Outcome Value (Nilai Hasil)

Nilai Hasil yaitu, nilai kebermaknaan atas hasil yang di peroleh

seseorang. Nilai hasil yang sangat berati akan memberikan

pengaruh yang kuat pada motivasi seseorang untuk

mendapatkannya kembali.

Untuk mendapatkan efikasi diri yang tinggi maka peserta didik dilatih

dengan memecahkan masalah, saat proses pembelajaran berlangsung dan itu

bersifat individual, peserta didik bukan hanya dilatih dengan memecahkan soal –

soal tetapi peserta didik dilatih untuk memberanikan mental/ secara fisik untuk

berbicara di depan kelas, atau bertanya dengan teman sebaya maupun oleh

pengajar. Dari pelatihan itu peserta didik bisa menguji seberapa berani dan benar

mereka menyelesaikan masalah yang di berikan oleh pengajar dalam proses

pembelajaran tersebut, di situ timbul motivasi dari diri masing masing peserta

didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

21

Menurut Silberman, (1996:10) mengungkapkan bahwa belajar aktif

merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang

komprehensif. Belajar aktif melalui aktivitas aktivitas kelas, seperti kerja

kelompok, diskusi, dan mempraktikan materi adalah salah satu aktifitas yang

dapat membantu peserta didik berfikir tentang materi pembelajaran dan disini

terjadilah dorongan motivasi dalam diri untuk membuat peserta didik

menyelesaikan tugas, bahkan mampu saling mengajar satu dengan yang lain.

Pembelajaran aktif di duga menimbulkan efikasi diri dan memicu dorongan dalam

diri peserta didik.

Menurut Eggen & Kauchak (Miftahun, 2012:142) menjelaskan bagaimana

pengaruh efikasi diri terhadap prilaku dan kognisi seseorang. Terdapat perbedaan

dalam menyikapi orientasi tugas, nampak bahwa seseorang dengan efikasi tinggi

akan menerima tantangan tugas sebaliknya seseorang dengan efikasi diri rendah

akan menginari tugas. Usaha yang ditunjukan oleh seseorang dengan efikasi diri

tinggi lebih kepada usaha yang gigih ketika berhadapan dengan tugas yang

menantang sedangkan seseorang dengan efikasi rendah cenderung mencurahkan

sedikit usaha ketika berhadapan dengan tugas yang menantang. Peserta didik yang

mempunyai efikasi diri yang rendah mempunyai interpersonal yang mudah cemas,

putus asa, mudah menyerah, kecewa dan menghindari tugas yang berat, dan tidak

ada dorongan dari dirinya sendiri, motivasi kurang, tetapi sebaliknya jika peserta

didik yang mempunyai efikasi diri yang baik cenderung semangat dan menyukai

tantangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

22

Menurut Bandura, (Miftahun, 2012:119-121) mengungkapkan bahwa

efikasi diri memiliki empat sumber informasi yaitu :

a. Pencapaian Hasil

Pengalaman keberhasilan yang dimiliki individu, karena pencapaian

prestasi tertentu dapat meningkatkan penilaian akan efikasi dalam diri

peserta didik bahkan di saat gagal, peserta didik akan mencari cara

agar membangkitkan semangat dan dorongan motivasi terpancar

dalam diri agar mencapai suatu keberhasilan/ pencapaian tugas.

b. Pengalaman Orang lain

Sumber informasi dari efikasi diri juga dapat diperoleh melalui

pengamatan dari pengalaman orang lain, karena dari informasi

pengamatan dan pengalaman yang dimiliki orang lain kita perlu

belajar bagaimana usaha dan keuletan yang dimiliki orang lain timbul,

itu akan memicu rasa kepercayaan diri yang tumbuh dan adanya

dorongan dalam diri peserta didik untuk meniru keuletan yang

dimiliki teman sebaya/orang lain.

c. Persuasi Verbal

Selain membutuhkan pengalaman diri dan informasi dari orang lain,

peserta didik juga diarahkan untuk meminta saran, pendapat atau

nasihat yang bisa membangun rasa efikasi diri yang ada dalam

dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

23

d. Kondisi Fisiologis

Keadaan fisik yang dialami peserta didik berpengaruh juga terhadap

efikasi diri yang ada, dalam hal ini kondisi fisik juga berpengaruh

dalam kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas.

Efikasi diri merupakan kekuatan untuk mengerjakan sesuatu dan

mendapatkan suatu hasil dengan bantuan keyakinan pada sesuatu yang

memicu dorongan motivasi dari dalam diri.

2. Faktor Efikasi diri

Menurut Bandura, (Miftahun, 2012:122-124) perbedaan tingkat

efikasi diri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

a. Sifat tugas yang di hadapi para peserta didik

Semakin kompleks dan sulit suatu tugas bagi peserta didik maka

semakin besar keraguan terhadap kemampuannya, sebaliknya jika

individu dihadapkan pada tugas yang sederhana dan mudah maka

dirinya sangat yakin pada kemampuannya untuk berhasil.

b. Intensif eksternal (reward bagi peserta didik)

Hadiah berupa pujian, sanjungan dari pengajar kepada peserta didik

untuk merefeksikan keberhasikan individu dalam menguasai atau

melaksanakan suatu tugas akan meningkatkan efikasi dirinya. Dalam

hal ini reward yang di berikan tepat atau yang menarik akan

meningkatkan motivasi tersendiri bagi peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

24

c. Informasi tentang kemampuan diri

Efikasi diri akan meningkat jika peserta didik mendapatkan

informasi yang positif tentang dirinya, demikian sebaliknya efikasi

diri akan menurun jika seseorang mendapat informasi negatif

mengenai kemampuannya.

3. Indikator Efikasi diri

Menurut Bandura (Miftahun, 2012:123) indikator efikasi diri sebagai

berikut :

a. Keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi tidak

menentu, tidak dapat di prediksi dan penuh tekanan.

b. Keyakinan terhadap kemampuan menggerakan motivasi, kemampuan

kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu

hasil.

c. Keyakinan mencapaian target tugas yang telah dicapai.

d. Keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang muncul, yaitu

kendala dalam mengerjakan tugas yang muncul saat itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

25

D. Motivasi

1 . Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai “daya penggerak yang telah aktif”. Motif menjadi aktif pada

saat – saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

yang sangat mendesak.

Menurut Mc. Donald, (Kompri, 2015:2-3) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung 3 Elemen

penting :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada

diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan

membawa beberapa perubahan energi dalam sistem

“neuropsikological” yang ada pada organisme manusia karena

menyangkut perubahan energi manusia, (walaupun motivasi itu

muncul dari dalam diri manusia).

2. Motivasi di tandai dengan muncul rasa/feeling, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan – persoalan,

afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

26

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respons suatu aksi, yakini

tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/terdorong adanya unsur lain,

dalam hal ini adalah tujuan.

Motivasi belajar dalam diri peserta didik mempunyai andil

yang cukup besar, karena efikasi diri muncul karena adanya

dorongan dari peserta didik. Bagaimana mengelola dirinya agar

mereka mampu mengelola dan mengolah informasi/ilmu

pengetahuan yang mereka dapat. Bukan hanya itu bahkan, untuk

memicu rangsangan agar motivasi di dalam diri mereka masing –

masing berkembang dan melahirkan efikasi diri yang baik bagi

peserta didik.

2 . Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (Kompri, 2015:5) beberapa fungsi motivasi dalam

pembelajaran aktif :

a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya

motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin

dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya

suatu pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

27

3 . Indikator motivasi

Menurut Newtrom, (Kompri, 2015:5) mengemukakan bahwa sebagai

indikator motivasi adalah :

a. Enggement, merupakan janji pekerja untuk menunjukan tingkat

antusiasme, inisiatif, dan usaha meneruskan.

b. Commitment, adalah suatu tingkatan di mana pekerja mengikat dengan

organisasi dan menunjukkan tindakan organizational citizenship.

c. Satisfaction, kepuasan merupakan refleksi pemenuhan kontrol psikologis

dan memenuhi harapan di tempat kerja.

d. Turnover, merupakan kehilangan pekerja yang di hargai.

4. Sifat Motivasi

Menurut Mudjiono (Kompri, 2015: 90) dalam menumbuhkan motivasi

belajar tidak hanya timbul dari dalam diri siswa tetapi juga berasal dari

luar siswa. Berikut ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu

sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Sebagai contoh: seorang

siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena peserta didik termotivasi

untuk mengetahui isi atau bahan berupa pengetahuan yang mereka

dapatkan.

b. Motivasi Ekstrinsik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

28

Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar

perbuatan yang dilakukannya. Peserta didik mendapat pengaruh atau

rangsangan dari luar, contoh: peserta didik belajar karena terdorong oleh

orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi

siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat

menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstrinsik dapat

berubah menjadi intrinsik tanpa diperintah orang lain. Peserta

didik termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh

orang lain.

5. Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Mudjiyono (Kompri, 2015:231) mengemukakan beberapa

unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yakni:

a. Cita-cita dan Aspirasi siswa.

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik

maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa.

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan dalam pencapaiannya. Kemampuan akan memperkuat motivasi

anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

29

c. Kondisi siswa.

Kondisi yang meliputi kondisi jasmani dan rohani memengaruhi

motivasi belajar.

d. Kondisi Lingkungan siswa.

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi

lingkungan yang sehat, lingkungan yang aman tenteram, tertib, dan indah

akan meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para

siswa.

6 . Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi hampir sama seiring dengan

unsur-unsur motivasi namun diperinci. Menurut Darsono, (2000:65) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Cita cita peserta didik

Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Cita-

cita akan memperkuat motivasi belajar.

b. Kemampuan belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini

meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri peserta didik,

misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.

c. Kondisi peserta didik

Peserta didik adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik.

Kondisi peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar di sini

berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang

kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian

belajar siswa, begitu juga sebaliknya.

d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar

diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban

pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman,

tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah

diperkuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

30

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang

kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya

keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.

f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan

materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi

hasil belajar siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan

dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat

menimbulkan motivasi belajar siswa.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik

bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari

peserta didik sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat

belajar. Bagi peserta didik motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar

sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.

E. Kerangka Berfikir

1. Hubungan positif antara pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan

efikasi diri peserta didik dalam pelajaran akuntansi di SMA Kulonprogo.

Dari beberapa komponen yang ada dalam pembelajaran aktif, yang

dapat mendorong adanya efikasi diri adalah sikap terbuka terhadap hasil

pembelajaran. Dalam sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran ini

menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajarannya seorang

pendidik harus mampu kompeten dan profesional. Pendidik diharapkan

mampu mengantisipasi kemungkinan yang munculnya presepsi atau sikap

belajar yang salah, dan menunjukkan gejala kegagalan dalam

pembelajaran, cara mengatasi hal tersebut dengan cara mengetahui dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

31

mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka. Dalam

pembelajaran aktif, disini pendidik berperan menjadi fasilitator agar

peserta didik dapat terlibat aktif. Peran pendidik disini perlu memahami

tingkat kemampuan pemahaman setiap peserta didiknya. Peserta didik

mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda beda pula, pendidik perlu

memperhatikan dorongan berbentuk nasehat atau semangat agar peserta

didik mempunyai sikap belajar yang positif/minat belajar.

Dengan mempunyai minat belajar maka, akan menimbulkan

intensitas kegiatan pembelajaran yang lebih tinggi. Sedangkan, peserta

didik yang mempunyai intensitas atau kesadaran belajar yang tinggi akan

membentuk keyakinan didalam diri seseorang atau efikasi diri peserta

didik, untuk melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu

tugas. sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

Dalam sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran pendidik sangat

mengantisipasi peserta didik yang mempunyai dorongan belajar yang

kurang, sehingga efikasi didalam diri peserta didik pun belum bergerak,

dengan cara memberi penguatan pada peserta didik untuk belajar lebih

tekun, mengubah tingkah laku menjadi lebih baik. Berdasarkan hal

tersebut maka diharapkan akan terjadi perubahan di dalam diri peserta

didik. Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak

memahami menjadi memahami, bukan hanya sekedar paham, dan

sebagainya. Demikian pula untuk membangun sikap yang positif terhadap

sesuatu, agar mempunyai sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

32

Dalam penjelasan di atas peneliti menduga bahwa terdapat

hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan

efikasi diri.

2. Hubungan positif antara pembelajaran aktif pada materi akuntansi

dengan motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran akuntansi di SMA

Kulonprogo

Dari berbagai indikator pembelajaran aktif, interaksi sosial yang

kondusif dan dinamis adalah salah satu indikator yang kuat. Ketika

pendidik dan peserta didik dapat saling menciptakan suasana yang

kondusif maka lebih banyak dorongan positif hadir dalam

pembelajaran. Pendidik yang dapat memberi apresiasi, semangat dan

membawa kondisi kelas dengan baik, dalam proses pembelajaran

interaksi antara pendidik dan peserta didik terjalin dengan baik maka

gerakan stimulus yang keluar akan mendorong motivasi belajar yang

tinggi. Dalam pembelajaran aktif pendidik lebih mengarahkan peserta

didik untuk harus lebih aktif dan mempunyai semangat belajar yang

tinggi. Terjalinnya pembelajaran aktif dan interaksi yang kondusif dan

dinamis, akan membawa pemikiran positif dan memicu semangat

dalam diri. Semangat ini yang mendorong motivasi belajar yang tinggi.

Dalam pembelajaran aktif interaksi adalah kekuatan pendidik untuk

mampu menjadi titik sentral perhatian bagi para peserta didik.

Pendidik disini menjadi penentu arah kegiatan dan menjadi pedoman

ketika penyimpangan terjadi. Ketika terjadi komunikasi dan 4 arah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

33

hubungan interaksi yaitu interaksi murid dengan murid, interaksi

murid dengan guru, interaksi murid dengan sumber belajar dan

interaksi murid dengan lingkungan. Maka terjadilah komunikasi yang

optimal dalam pembelajaran. Dalam penjelasan di atas peneliti

menduga bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar.

F. Model Penelitian

Hubungan yang terjadi dalam variabel - variabel dalam penelitian

ini jika digambarkan secara sistematis dalam paradigm penelitian adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

X = Pembelajaran Aktif

Y1 = Efikasi diri

Y2 = Motivasi

= Hubungan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan

efikasi diri dan motivasi belajar peserta didik.

Y1

x Y2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

34

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dalam diajukan hipotesis

sebagai jawaban atau dugaan sementara mengenai permasalahan yang

dihadapi adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ha1 = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan efikasi

diri peserta didik.

Hipotesis 2

Ha2 = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan motivasi belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian

korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk

mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi

variabel (Wallen, 2008:32).

Menurut Syamsuddin (2009:25) adanya hubungan dan tingkat

variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,

peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Korelasi dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan pembelajaran aktif

pada materi akuntansi dengan efikasi diri dan motivasi belajar siswa. Jenis

penelitian ini melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut

dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk

menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan

Februari tahun 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

36

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa di SMA Kulonprogo yang

menerapkan kurikulum 2013.

Tabel 3.1

Nama dan Lokasi Penelitian

No Nama Sekolah Alamat

1 SMA Negeri 1 Wates JL. Terbahsari, No.1,

Wates

(0274)773067

2 SMA Negeri 2 Wates JL. KH Wahid Hasyim,

Wates, Daerah Istimewa

Yogyakarta

(0274)773055

3 SMA Negeri 1 Sentolo JL. Ploso, Banguncipto,

Kulonprogo, 55664

(0274)7498290

C. Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik di SMA Kulonprogo

kelas XII IIS pada tahun ajaran 2016/2017 yang menerapkan

kurikulum 2013.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah presepsi peserta didik tentang hubungan

keterlaksanaan pembelajaran aktif dalam materi akuntansi dengan

efikasi diri dan motivasi belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

37

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Soeharto mendefinisikan populasi sebagai

keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala,

benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan lain sebagainya yang

menjadi objek penelitian (Soeharto, 1993:85). Sementara itu, Sugiyono

memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Bohar Soeharto,1993:57).

Ahli lain yakni Moh Nazir mengatakan bahwa, populasi

adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya

(Soeharto,1993:72). Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas,

dapat disimpulkan bahwa data bukan berkaitan dengan orangnya, dan

data dalam penelitian ini adalah seluruh objek peserta didik kelas XII

IIS di SMA Kulonprogo yang menerapkan kurikulum 2013.

Tabel jumlah populasi 3.2

Nama Sekolah dan Jumlah

No Nama Sekolah Jumlah

1 SMA N 1 Wates 63 Siswa

2 SMA N 2 Wates 67 Siswa

3 SMA N 1 Sentolo 63 Siswa

Jumlah 193 Siswa

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

38

2. Sampel Penelitian

Menurut Sukarsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian

dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel

(Mahi, 2006:131). Menurut ahli lain, yaitu Sudjana (2004:85)

menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau

yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa sampel

merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari

anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat

mewakili populasinya. Sampel digunakan jika populasi yang di teliti

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi.

Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,

tenaga dan waktu yang dimiliki peneliti.

Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-

benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Besarnya sampel dapat

dihitung menggunakan rumus Krejcie and Morgan, yaitu sebagai

berikut :

𝑆 = 𝑋2 . 𝑁. 𝑃 (1 − 𝑃)

(𝑁 − 1)𝑑2 + 𝑋2. 𝑃 (1 − 𝑃)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

39

Keterangan:

S = jumlah sampel

N = ukuran populasi

X2 = nilai chi kuadrat

P = proporsi populasi (0,5)

d = derajat ketelitian (0,05)

3. Teknik Sampling

Menurut Mahi (2011:63-64) teknik penarikan sampel

penelitian dilakukan berdasarkan teknik Cluster Sampling. Cluster

Sampling digunakan untuk mengambil sampel bila objek yang diteliti

atau sumber data yang sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu

negara, provinsi atau kabupaten.

Pengambilan sampel digunakan secara bertahap sampai

digunakan sampel yang mungkin untuk diteliti. Dalam penelitian ini

menggunakan cluster sampling karena setiap cluster memiliki

karakteristik yang sama, yaitu dalam materi akuntansi pada kelas XII

IIS yang menggunakan kurikulum 2013 pada survei di SMA

Kulonprogo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

40

E. Definisi Operasional dan Pengukurannya

1. Operasional Variabel

Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan variabel

penelitian kedalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur

variabel penelitian.

a. Pembelajaran aktif

Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi

ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami

pengalaman yang dialami.

Tabel 3.3

Operasional Variabel Pembelajaran Aktif

No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan

No

1 Berpusat pada

siswa

a. Inovatif sesuai dengan

kebutuhan, minat, dan

orientasi para siswa

sebagai pembelajar

akuntansi (misal: materi

tidak selalu diberikan

dalam bentuk ceramah dan

latihan soal saja)

1

2 Didasarkan atas

tujuan yang jelas

a. Disampaikan tujuannya

secara jelas pada awal

pembelajaran topik/materi

pembelajaran baru

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

41

No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan

No

3 Bersifat

pemecahan

masalah

a. Mengkaji masalah/kasus

akuntansi yang jelas,

nyata, dan relevan dengan

topik yang dipelajari

b. Menekankan pada

kemampuan siswa

menyelesaikan

masalah/kasus baik secara

individual ataupun

kelompok

3

4

4 Mengoptimalkan

kegiatan

penemuan

a. Menginformasikan

langkah-langkah dan

rambu-rambu yang jelas

untuk setiap penyelesaian

masalah/kasus akuntansi

5

5 Memungkinkan

siswa mengaitkan

pengalaman yang

telah dimiliki

dengan

pengalaman baru

a. Memungkinkan siswa

dapat mengaitkan

pengetahuan baru yang

diperoleh di kelas dengan

kenyataan hidup di

keluarga/masyarakat

b. Membuat para siswa

menyadari pentingnya

belajar akuntansi dan

memanfaatkannya dalam

kehidupan pribadi,

keluarga, dan masyarakat

6

7

6 Memungkinkan

adanya perspektif

baru pada diri

siswa tentang apa

yang dipelajari

a. Membuat para siswa

memiliki pandangan baru

tentang bagaimana praktik

pencatatan yang sistematis

dilakukan di berbagai unit

bisnis

b. Memberikan keleluasaan

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

42

No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan

No

setiap siswa untuk

mengeksplorasi

pengetahuan yang

dipelajari melalui

bertanya, menanggapi,

menyanggah, atau

mengungkapkan ide

kepada teman-teman dan

guru

9

7 Memungkinkan

berkembangnya

konstelasi nilai

dan asumsi dari

berbagai disiplin

ilmu dalam diri

siswa

a. Menyadarkan para siswa

akan pentingnya nilai-nilai

akuntansi dalam hidup

mereka (seperti:

kejujuran, tanggung

jawab, ketelitian, dll).

b. Menyadarkan para siswa

akan keterkaitan yang erat

antara akuntansi dan

bidang-bidang ilmu

lainnya

10

11

8 Memungkinkan

siswa

mengembangkan

sikap terbuka

terhadap hasil

pembelajarannya

a. Membuat para siswa

menjadi pribadi yang

lebih terbuka terhadap

hasil-hasil pembelajaran

yang mereka capai (misal:

dapat menerima hasil

akhir pembelajaran karena

telah sesuai dengan usaha

yang dilakukan)

b. Menyadarkan para siswa

tentang hal-hal mana yang

telah mereka kuasai dan

hal mana yang belum

12

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

43

No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan

No

9 Menggunakan

media

pembelajaran

yang layak

a. Menggunakan media yang

tepat sehingga

memudahkan siswa

memahami materi

pembelajaran

14

10 Hanya

dimungkinkan

jika siswa

memiliki

kesadaran bahwa

dirinya

merupakan

subjek yang

bertanggung

jawab secara

mandiri

a. Mendorong setiap siswa

menjadi pribadi yang

mandiri dan bertanggung

jawab dalam belajar

b. Membuat setiap siswa

menyadari bahwa capaian

hasil belajar merupakan

cerminan usaha mereka

selama proses belajar

15

16

11 Melibatkan

aktivitas fisik,

mental, dan

keseluruhan

indera

a. Melibatkan aktivitas

mental siswa, misal:

mengingat atau

memahami konsep/teori

yang menjadi materi

pembelajaran

b. Melibatkan aktivitas fisik

dari para siswa, misalnya:

bertukar tempat dengan

teman, maju ke depan

kelas, menempel sesuatu,

dll

c. Menuntut keterampilan

dari para siswa, misalnya:

keterampilan bertanya,

berpendapat,

mengomunikasikan hasil

diskusi, dll

17

18

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

44

No Indikator Item Pertanyaan Pertanyaan

No

12 Pembelajaran

bukan hanya

melibatkan

aktivitas belahan

otak sebelah

kanan namun

juga sebelah kiri

a. Menciptakan suasana

yang aktif dan

menyenangkan bagi para

siswa

b. Berlangsung secara

demokratis sehingga

siswa menjadi terlatih

untuk saling menghargai

satu sama lain

20

21

13 Terjadi dalam

interaksi sosial

yang kondusif

dan dinamis

a. Melatih setiap siswa untuk

mampu saling bekerja

sama secara positif,

khususnya dalam

penyelesaian tugas

kelompok

b. Melatih setiap siswa

mampu berkomunikasi

dengan baik, baik kepada

teman-teman maupun

guru

22

23

14 Adanya umpan

balik

a. Mendorong siswa untuk

mampu merefleksikan

(memaknai) tentang apa

yang telah dipelajari, apa

yang sudah atau belum

dikuasai, mengambil

manfaat dari apa yang

dipelajari,

mengembangkan apa yang

sudah dipelajari, dll

b. Membuat guru terus

melakukan pengembangan

pembelajaran akuntansi

berdasarkan masukan dari

para siswa (misal:

pembelajaran dilakukan

dengan metode yang lebih

bervariasi)

24

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

45

b. Efikasi Diri

Menurut Myers efikasi diri adalah perasaan yang dimiliki

seseorang bahwa efikasi dirinya adalah perasaan yang dimiliki

seseorang bahwa dirinya kompeten dan efektif dalam melakukan

suatu tugas (Miftahun, 2012:115).

Tabel 3.4

Operasional Variabel Efikasi Diri

Dimensi Indikator No. Item

Mengenali

emosi diri

a. Mengetahui keterbatasan diri

b. Keyakinan akan kemampuan sendiri

c. Mengetahui kekuatan

d. Mengenali emosi diri

1

2

3

4

Mengelola

emosi

a. Menahan emosi dan dorongan negatif

b. Menjunjung norma kejujuran dan

integritas

c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri

d. Luwes terhadap perubahan

e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi

baru

5

6

7

8

9

Memotivasi

diri

a. Dorongan untuk menjadi lebih baik

b. Menyesuaikan dengan sasaran

kelompok dan organisasi

c. Kesiapan untuk memanfaatkan

kesempatan

d. Kegigihan dalam memperjuangkan

kegagalan dan hambatan

10

11

12

13

c. Motivasi

Menurut Yamin motivasi merupakan perilaku yang akan

menentukan kebutuhan atau wujud perilaku mencapai tujuan.

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organis baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

46

manusia atau pun hewan yang mendorongnya untuk melakukan

sesuatu (Kompri, 2015:82).

Table 3.5

Operasional Variabel Motivasi

No Aspek Indikator No Item

(+)

1 Dorongan

Internal

a. Adanya hasrat dan

keinginan berhasil

6,9,10, 22

b. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar

1,3,4, 23

c. Adanya harapan dan cita-

cita masa depan

2, 5,7, 24

2 Dorongan

Eksternal

d. Adanya penghargaan

dalam belajar

12,13,14,20, 25

e. Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

15, 16, 17, 18

f. Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

sehingga memungkinkan

peserta didik belajar

dengan baik

8,19,21

2. Pengukur

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert. Menurut Sukardi, skala Likert ini berguna untuk menilai sikap

atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden (Sukardi,

2003:146).

Namun menurut Hamid, (2014:81) skala likert merupakan

sejumlah pertanyaan positif dan negatif mengenai suatu sikap. Skala

ini mengukur suatu tingkah laku dan sikap dari responden melalui

beberapa pertanyaan/pernyataan kepada responden. Dalam penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

47

ini, jawaban yang di gunakan untuk variabel variabel penelitian ini

ialah :

(a) Sangat Tidak Setuju, dengan skor 1

(b) Tidak Setuju, dengam skor 2

(c) Ragu – Ragu, dengan skor 3

(d) Setuju, dengan skor 4

(e) Sangat setuju, dengan skor 5

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik non tes yaitu teknik

kuesioner yang berjenis kuesioner tertutup. Teknik kuesioner adalah suatu

daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masaah atau

bidang yang akan diteliti. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang

jawabannya sudah ditentukan opsinya terlebih dahulu dan responden

menjawab dengan memilih salah satu opsi jawaban yang tersedia.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2013:173). Untuk menguji validitas digunakan rumus

korelasi product moment Pearson dengan angka kasar yaitu (Arikunto,

1989:72):

rxy =𝐧 ∑ 𝐱𝐲−(∑ 𝐱) (∑ 𝐲)

√{𝐧 ∑ 𝐱𝟐−(∑ 𝐱)𝟐}{𝐧 ∑ 𝐲𝟐−(∑ 𝐲)𝟐}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

48

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y

X = nilai setiap item

Y = nilai total item

N = jumlah sampel

Untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan

valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut

valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap

ditolak dan Ha diterima.

Nilai rtabel dapat dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak 187

responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 187

peserta didik tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung:

df = n-2

Keterangan:

df = degree of freedom ( derajat kebebasan )

n = jumlah responden

Perhitungan rtabel adalah sebagai berikut :

df = 187-2 =185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

49

Tabel 3.6

Sebagian Dari r Tabel

df = n -2 Taraf signifikansi sebesar 0,05

185 0,1435

Hasil dalam uji signifikansi adalah sebagai berikut, jika nilai

dari corrected item – total correlation dalam setiap item lebih dari rtabel

= 0,918, maka item pernyataan-pernyataan tersebut dapat dikatakan

valid. Sebaliknya, jika nilai dari corrected item-total correlation setiap

item lebih kecil dari rtabel = 0,1435, maka item pernyataan-pernyataan

dikatakan tidak valid.

Pada pengujian validitas ini dilakukan di SMA Negeri 1

Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan SMA Negeri 1 Sentolo. Pengujian

Validitas ini dilakukan secara serentak dengan jumlah responden

sebanyak 185 peserta didik. Berikut ini disajikan hasil validitas item

dalam penelitian ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

50

a. Variabel Pembelajaran

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Pembelajaran aktif

No item r hitung r tabel Keterangan

Butir_1 0,413 0,1435 Valid

Butir_2 0,459 0,1435 Valid

Butir_3 0,502 0,1435 Valid

Butir_4 0,544 0,1435 Valid

Butir_5 0,518 0,1435 Valid

Butir_6 0,465 0,1435 Valid

Butir_7 0,563 0,1435 Valid

Butir_8 0,507 0,1435 Valid

Butir_9 0,539 0,1435 Valid

Butir_10 0,553 0,1435 Valid

Butir_11 0,551 0,1435 Valid

Butir_12 0,559 0,1435 Valid

Butir_13 0,554 0,1435 Valid

Butir_14 0,413 0,1435 Valid

Butir_15 0,581 0,1435 Valid

Butir_16 0,547 0,1435 Valid

Butir_17 0,578 0,1435 Valid

Butir_18 0,448 0,1435 Valid

Butir_19 0,547 0,1435 Valid

Butir_20 0,596 0,1435 Valid

Butir_21 0,661 0,1435 Valid

Butir_22 0,515 0,1435 Valid

Butir_23 0,601 0,1435 Valid

Butir_24 0,635 0,1435 Valid

Butir_25 0,421 0,1435 Valid

Tabel menunjukan bahawa keseluruhan butir pernyataan-pernyataan

tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran akif kelas XII IIS di SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

51

Kulonprogo pada materi akuntansi yang menggunakan kurikulum 2013

adalah valid (keseluruhan nilai corrected item-total correlation > rtabel =

0,1435).

b. Variabel Efikasi Diri

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Efikasi Diri

No Item r hitung r tabel Keterangan

butir_1 0,567 0,1435 Valid

butir_2 0,569 0,1435 Valid

butir_3 0,496 0,1435 Valid

butir_4 0,484 0,1435 Valid

butir_5 0,619 0,1435 Valid

butir_6 0,587 0,1435 Valid

butir_7 0,643 0,1435 Valid

butir_8 0,591 0,1435 Valid

butir_9 0,637 0,1435 Valid

butir_10 0,702 0,1435 Valid

butir_11 0,579 0,1435 Valid

butir_12 0,565 0,1435 Valid

butir_13 0,660 0,1435 Valid

butir_14 0,531 0,1435 Valid

butir_15 0,590 0,1435 Valid

butir_16 0,582 0,1435 Valid

butir_17 0,365 0,1435 Valid

butir_18 0,420 0,1435 Valid

butir_19 0,633 0,1435 Valid

butir_20 0,474 0,1435 Valid

butir_21 0,463 0,1435 Valid

butir_22 0,685 0,1435 Valid

butir_23 0,535 0,1435 Valid

butir_24 0,210 0,1435 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

52

Dari tabel menunjukkan bahwa pernyataan pernyataan menyeluruh

tentang variabel efikasi diri pada materi akuntansi, yang terdari 187

responden ini adalah valid (keseluruhan nilai corrected item-total

correlation > rtabel = 0,1435).

c. Variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Variabel Motivasi Belajar

No Item r hitung r tabel Keterangan

Butir_1 0,439 0,1435 Valid

Butir_2 0,421 0,1435 Valid

Butir_3 0,565 0,1435 Valid

Butir_4 0,485 0,1435 Valid

Butir_5 0,457 0,1435 Valid

Butir_6 0,394 0,1435 Valid

Butir_7 0,372 0,1435 Valid

Butir_8 0,528 0,1435 Valid

Butir_9 0,189 0,1435 Valid

Butir_10 0,373 0,1435 Valid

Butir_11 0,083 0,1435 Tidak Valid

Butir_12 0,461 0,1435 Valid

Butir_13 0,530 0,1435 Valid

Butir_14 0,187 0,1435 Valid

Butir_15 0,304 0,1435 Valid

Butir_16 0,040 0,1435 Tidak Valid

Butir_17 0,599 0,1435 Valid

Butir_18 0,513 0,1435 Valid

Butir_19 0,355 0,1435 Valid

Butir_20 0,502 0,1435 Valid

Butir_21 0,413 0,1435 Valid

Butir_22 0,165 0,1435 Valid

Butir_23 0,533 0,1435 Valid

Butir_24 0,490 0,1435 Valid

Butir_25 0,608 0,1435 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

53

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada beberapa butir

pernyataan – pernyataan tentang motivasi belajar yang tidak valid

karena nilai Corrected item-total correlation < rtabel = 0,1435. Butir

yang menunjukan tidak valid antara lain sebagai berikut : 11 dan 16.

Dengan adanya item pernyataan – pernyataan yang tidak valid dalam

variabel motivasi belajar, maka dilakukan pengujian validitas ulang

dengan menghapus item yang tidak valid. Berikut adalah hasil uji

ulang validitas pada variabel motivasi belajar.

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Ulang Validitas Instrumen Variabel Motivasi

Belajar

No Item r hitung r tabel Keterangan

butir_1 0,456 0,1435 Valid

butir_2 0,463 0,1435 Valid

butir_3 0,600 0,1435 Valid

butir_4 0,508 0,1435 Valid

butir_5 0,484 0,1435 Valid

butir_6 0,431 0,1435 Valid

butir_7 0,401 0,1435 Valid

butir_8 0,540 0,1435 Valid

butir_9 0,206 0,1435 Valid

butir_10 0,431 0,1435 Valid

butir_12 0,489 0,1435 Valid

butir_13 0,552 0,1435 Valid

butir_14 0,212 0,1435 Valid

butir_15 0,373 0,1435 Valid

butir_17 0,608 0,1435 Valid

butir_18 0,558 0,1435 Valid

butir_19 0,331 0,1435 Valid

butir_20 0,514 0,1435 Valid

butir_21 0,440 0,1435 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

54

No Item r hitung r tabel Keterangan

butir_22 0,165 0,1435 Valid

butir_23 0,557 0,1435 Valid

butir_24 0,484 0,1435 Valid

butir_25 0,611 0,1435 Valid

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa setelah menghapus butir 11

dan 16 pernyataan – pernyataan yang tidak valid dan setelah

melakukan pengujian ulang dengan nilai corrected item – total

correlation > rtabel = 0,1435. Dengan adanya item yang tidak valid

maka dilakukan pengujian validitas ulang dengan menghapus butir

yang tidak valid. Tabel 3.10 menunjukkan bahwa keseluruhan butir

pertanyaan- pertanyaan tentang motivasi belajar adalah valid (

keseluruhan nilai corrected nilai corrected item-total correlation >

rtabel = 0,1435).

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Arikunto pengujian reliabilitas digunakan untuk

mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel

atau konstruk (Arikunto, 19899:86). Suatu instrumen dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap, atau seandainya hasilnya berubah-ubah,

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

55

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji

statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruka atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60. Jadi apabila

nilai Cronbach Alpha dari variabel profesionalisme guru lebih dari

0,60 maka variabel tersebut dinilai reliabel.

a. Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan

σi 2 = ƩX2

i – ( Ʃ Xi )2

n

n

b. Menentukan nilai varian total

σi 2=ƩX2-

(ƩXi)

𝑛2

n

c. Menemukan reliabilitas instrumen

r 11= [ 𝑘

𝑘−1] [ 1-

Ʃσ2b

𝜎2𝑡 ]

Dari pengujian reliabilitas variabel pembelajaran aktif,

variabel efikasi diri, dan variabel motivasi belajar peserta didik, hasil dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

56

Tabel 3.11

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Parameter Status

Tingkat

keterlaksanaan

pembelajaran

aktif

0,918 0,6 Reliabel

Efikasi diri

peserta didik 0,922 0,6 Reliabel

Motivasi

Belajar

Peserta didik

0,840 0,6 Reliabel

Dalam tabel menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel

tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, efikasi diri peserta didik dan

motivasi belajar peserta didik diketahui reliabel (keseluruhan nilai r

hitung cronbach alpha > 0,6).

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif yaitu analisis data dengan

menggunakan statistik deskriptif. Analisis ini dipergunakan untuk

mengetahui, mendeskripsikan, dan menyajikan data variabel

pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi belajar dalam bentuk tabel

dari responden. Dalam analisa ini dihitung rata-rata (mean), nilai

tengah (median), modus, dan standar deviasi.

Menurut Masidjo, (1995:157) dari hasil pengujian kuesioner

pernyataan – pernyataan pada penelitian ini, dideskripsikan dengan

menggunakkan Penilaian Acuan Patokan tipe II. Dalam tipe Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

57

Acuan Patokan ini, atau yang biasa disebut PAP tipe II, mempunyai

patokan penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing

score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai

cukup. Dibandingkan dengan PAP tipe I, maka passing score pada

PAP tipe II lebih rendah. Tuntutan pada presentil 56 sering disebut

persentil minimal. Disebut persentil minimal, karena passing score

pada persentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi

minimal terendah.

Dan yang perlu diperhatikan bahwa passing score pada

persentil kurang dari 56 dan lebih 65 biasanya tidak disarankan,

mengingat kedua passing score tersebut telah keluar dari persentil

minimal dan maximal. Namun kiranya masih terbuka kesempatan

untuk menemukan passing score pada daerah sekitar presentil 56 dan

65, asalkan penentuan passing score tertentu dengan melihat keadaan.

Tabel 3.12

Tingkat Penguasaan Kompetensi

Nilai Persentil Kategori Kecenderungan Variabel

81%-100% Sangat Tinggi

66%-80% Tinggi

56%-65% Sedang

46%-55% Rendah

< 46% Sangat Rendah

PAP tipe II dengan passing score pada persentil 56 yang

lebih rendah jika dibandingkan dengan PAP tipe I dalam

mendeskripsikan data penelitian, karena sekolah yang dijadikan lokasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

58

penelitian ini memiliki karakteristik yang sama. Dalam hal ini peneliti

berasumsi bahwa ketersediaan fasilitas untuk mendukung proses

belajar – mengajar di SMA Negeri 1 Wates, SMA Negeri 2 Wates, dan

SMA Negeri 1 Sentolo kurang terpenuhi dengan baik sehingga dalam

proses pengolahan input menjadi output masih mengalami kendala dari

segi fasilitas, dan pada SMA Negeri 2 Wates juga mengalami kendala,

karena responden tidak semua mengisi kuesioner dikarenakan

responden sakit. Hal lain menjadikan alasan penggunaan PAP tipe II

adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada, peneliti

berasumsi cara pengajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik di

sekolah yang sudah sedemikian rupa dikemas kurang mampu

memenuhi standar yang telah ditentukan, sehingga kegiatan

penyampaian materi ajar dirasa masih menemui kendala yang berarti

dari segi SDM yang ada.

PAP tipe II ini pada umumnya merupakan cara untuk

menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor

maksimal 100, sedangkan 100, sedangkan dalam hal ini data penelitian

yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor minimal 1 dan skor

maksimal 5. Penentuan skor interval untuk mendeskripsikan kategori

kecenderungan variabel dilakukan dengan memodivikasi PAP tipe II

dengan rumus sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

59

Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai persentil x (skor

tertinggi yang mungkin dicapai – skor terendah yang mungkin

dicapai)]

Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :

a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 25 = 125

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 25 = 25

Skor :

25 + 81% (125-25) = 106 dibulatkan

25 + 66% (125-25) = 91 dibulatkan

25 + 56% (125-25) = 81 dibulatkan

25 + 46 % (125-25) = 71 dibulatkan

Dari perhitungan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

untuk kategori variabel tingkat kelaksanaan pembelajaran aktif

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.13

Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif

Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel

106 – 125 Sangat Tinggi

91 – 105 Tinggi

81 – 90 Sedang

71 – 80 Rendah

25 – 70 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

60

b. Variabel Efikasi Diri Peserta Didik

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 24 = 120

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 24 = 24

Skor :

24 + 81% (120-24) = 101,76 dibulatkan 102

24 + 66% (120-24) = 87,3 dibulatkan 87

24 + 56% (120-24) = 77,7 dibulatkan 78

24 + 46% (120-24) = 68,1 dibulatkan 68

Dari perhitungan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

kategori variabel tingkat efikasi diri adalah sebagai berikut :

Tabel 3.14

Variabel Efikasi Diri

Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel

102 – 120 Sangat Tinggi

87 – 101 Tinggi

78 – 86 Sedang

68 – 77 Rendah

24 – 67 Sangat Rendah

c. Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 23 = 115

Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 23 = 23

Skor :

23 + 81% (115-23) = 97,52 dibulatkan 98

23 + 66% (115-23) = 83,72 dibulatkan 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

61

23 + 56% (115-23) = 74,52 dibulatkan 75

23 + 46% (115-23) = 65,32 dibulatkan 66

Dari perhitungan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

kategori variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.15

Variabel Motivasi Belajar

Interval Skor Kategori Kecenderungan Variabel

99 – 115 Sangat Tinggi

85 – 98 Tinggi

76 – 84 Sedang

67 – 75 Rendah

23 – 66 Sangat Rendah

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

yang ada berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji

hipotesis dapat dilakukan. Pengujian didasarkan pada pengujian

normalitas bivariat yang dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika R Square lebih besar

dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya,

jika R Square lebih kecil dari 0,8 maka data tersebut berdistribusi

tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

62

b. Pengujian Hipotesis

1) Rumusan Hipotesis

a) Hipotesis I

Ha = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran

aktif dengan efikasi diri.

b) Hipotesis II

Ha = Ada hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran

aktif dengan motivasi belajar.

2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama dan kedua ini dilakukan

berdasarkan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai

berikut:

𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛(𝛴𝑋𝑌) − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)

√[n(ΣX2) − (ΣX)2][n(∑ X2) − (∑ Y)2]

Keterangan:

n : jumlah responden

X : skor variabel (jawaban responden)

Y : skor total dari variabel

Nilai koefesien korelasi adalah bilangan yang menyatakan

kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, atau juga

dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien

korelasi tersebut berkisar (rs) = (-1≤ 0 ≤ 1 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

63

Berikut ini adalah kriteria arah hubungan tentang korelasi

dan kekuatan hubungan menurut Siregar ( 2013:251)

Tabel 3.16

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan

No Nilai Korelasi ( r ) Tingkat Hubungan

1 0,00 – 0,199 Sangat lemah

2 0,20 – 0,399 Lemah

3 0,40 – 0,599 Cukup

4 0,60 – 0,799 Kuat

5 0,80 - 0,100 Sangat kuat

3) Penarikan Kesimpulan

a. Jika nilai Sig.(1-tailed) < α = 0,01, maka 𝐻𝑎 diterima.

Artinya, ada hubungan positif keterlaksanaan tingkat

pembelajaran aktif dan efikasi diri peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

64

b. Jika nilai Sig.(1-tailed)< α = 0,01, maka 𝐻𝑎 diterima.

Artinya, ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan antara

pembelajaran aktif dan motivasi belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

65

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IIS XII di SMA yang telah

mengimplemantasikan kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon Progo, yaitu SMA N

1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo. Berikut ini adalah gambaran

umum dari masing masing sekolah :

A. SMA N 1 Wates

1. Identitas Sekolah :

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 WATES

b. NSS : 301040401001

c. NISN : 300020

d. Alamat : Jln. Terbahsari No 1, Kecamatan Wates,

Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta 55611

e. Nomor Telepon : (0274) 773067

f. Nomor Fax : (0274) 774352

g. E-mail : [email protected]

2. Sejarah SMA N 1 Wates

Sejarah SMA N 1 Wates di mulai pada awal tahun 1959, di daerah

Swantantra Tingkat II Kulon Progo menurut warga dan pemerintah

setempat dirasa penting untuk membangun sebuah Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas Negeri di Kulon Progo, mengingat Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas Negeri di Kulon Progo hanyalah Sekolah Guru A (SGA) yang tentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

66

saja belum mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar untuk pendidikan

lanjutan.

Sehubungan dengan itu Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat

II Kulon Progo, pada tanggal 9 Maret 1959 membentuk panitia yang

bertugas untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas di Kulon Progo. Pada

tanggal 1 September 1961, terbentuklah SMA Persiapan Negeri Wates.

Pada awal beridirinya, sekolah menerima pendaftaran siswa baru

sebanyak 3 kelas, dengan tempat belajar mengajar menyewa rumah Bapak

H. Adnan (pengusaha sukses masa itu).

Pada tahun 1962, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri P

dan K Republik Indonesia tanggal 10 September 1962, nomor :

21/SK/B/III tentang pengambilalihan SMA Swasta menjadi Sekolah

Menengah Negeri Gaya Baru, maka terhitung sejak tanggal 1 Agustus

1962 SMA Negeri Persiapan Negeri Wates secara resmi berubah statusnya

menjadi SMA Negeri Wates. Berdasarkan cap sekolah pada saat itu, SMA

Negeri Wates merupakan SMA Negeri Wates merupakan SMA Negeri

ke-212 untuk seluruh Indonesia, sehingga SMA Negeri Wates dikenal

sebagai SMA 212 atau kemudian berkembang dengan nama popular

menjadi SMA 212, atau SMA Casello atau SMA kalih setunggal loro.

Pada waktu diresmikan jumlah kelasnya baru 4 buah kelas, 1 gaya baru

dan 3 kelas gaya lama yaitu kelas II A (Bahasa); kelas II B (Ilmu Pasti

Alam), dan kelas II C (Ilmu-ilmu Pengetahuan Sosial).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

67

Pengembangan terus dilakukan pihak sekolah, mulai dari

pembangunan parker sepeda motor siswa, renovasi lapangan olah raga

sekaligus lapangan upacara, pembuatan pintu gerbang utama,

pembanguanan ruang kelas, dan lain sebagainya. Sampai dengan usia yang

47 tanggal 1 Agustus 2009, SMA Negeri 1 Wates memiliki guru tetap

sejumlah 46 orang, guru tambahan jam mengajar 2 orang dan guru tidak

tetap 3 orang. Adapun jumlah siswa yang sudah diluluskan adalah 9847

siswa.

3. Visi SMA N 1 Wates

Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka

pihak sekolah membuat rumusan Visi dan Misi yang menjadi pedoman

kegiatan pembelajaran di sekolah SMA N 1 Wates. Adapun Visi dari SMA

N 1 Wates adalah :“ Unggul Dalam Berbagai Prestasi, Terutama

Akademik Dengan Dilandasi Iman dan Taqwa”

4. Misi SMA N 1 Wates

Misi :

a. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan yang efektif dan

efesien yang memungkinkan siswa dapat berkembang secara

optimal.

b. Melaksanakan managemen partisipasif sehingga terwujud MPMBS.

c. Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan diri sehingga berprestasi

dengan dilandasi iman dan taqwa.

d. Mengimplementasikan ajaran agama dalam kesaharian di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

68

e. Mengimplementasikan budaya bangsa dalam tata pergaulan

keseharian di sekolah.

5. Tujuan SMA N 1 Wates

Adapun yang menjadi tujuan SMA Negeri 1 Wates dalam

penyelenggaraan pendidikan seperti dibawah ini :

a. Meningkatkan kedisplinan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas Program Percepatan Belajar (Akselerasi/Cerdas

Istimewa).

c. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi

informasi dan komunikasi.

d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar

mampu bersaing dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

e. Mempertahankan prestasi kelulusan 100% pada Ujian Nasional.

f. Meningkatkan nilai rata- rata Ujian Nasional.

g. Meningkatkan persentase siswa yang di terima di Perguruan Tinggi.

h. Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam berbagai kegiatan.

i. Membiasakan jujur dalam setiap kegiatan.

j. Membiasakan musyawarah dalam mengatasi permasalahan.

k. Menjuarai lomba-lomba Olympiade Sains dan Olimpiade penelitian

Sains.

l. Menjuarai lomba-lomba di bidang bahasa dan sastra.

m. Menjuarai dalam bidang penulisan Karya Ilmiah Remaja (KIR).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

69

n. Menjuarai berbagai cabang olahraga.

o. Membekali peserta didik dengan keterampilan khusus di bidang IPTEK

sebagai bekal mata pencaharian mereka yang tidak bisa melanjutkan ke

perguruan tinggi.

p. Meningkatkan keimanan peserta didik melalui ibadah.

q. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah.

r. Mempunyai toleransi antar umat beragama.

s. Mengembangkan sikap sopan dan santun dalam pergaulan.

t. Mengembangkan sikap perduli sosial.

u. Mengembangkan sikap peduli lingkungan.

v. Meraih prestasi dalam bidang PASKIBRA.

w. Meraih prestasi juara dalam bidang seni dan budaya.

B. SMA N 2 Wates

1. Identitas Sekolah:

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Wates

b. Nomor Statistik Sekolah : 301040401020

c. Nomor Induk Sekolah : 300030

d. Jejang Akreditasi : A

e. Status : Negeri

f. Alamat : JL. K.H. Wakhid Hasyim,Kel. Bendungan,

Kec. Wates,Kab. Kulon Progo, Yogyakarta

g. Telepon : (0274) 773055

h. Fax : (0274) 773055

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

70

2. Sejarah SMA N 2 Wates

Seleksi Penerimaan Murid Baru Tahun Pelajaran 1981/1982 di SMA

N Wates Kulon Progo banyak calon murid yang tidak dapat diterima

karena terbatasnya daya tampung yang ada. Berdasarkan banyak yang

murid diterima juga karena terbatasnya data tampung yang ada.

Berdasarkan kenyataan tersebut, masyarakat Kulon Progo khususnya kota

Wates dan para pendidik SMA N Wates merasa prihatin.

Keprihatinan ini disampaikan ke Kepala Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang saat itu dijabat oleh Bapak Drs. GPH Poeger.

Berdasarkan keprihatinan tersebut, dihimbau untuk persiapan Penerimaan

Murid Baru Tahun pelajaran 1982/1983 SMA N Wates supaya membuka

pendaftaran sebanyak 5 kelas untuk SMAN 1 Wates dan 3 kelas untuk

SMA N 2 Wates. Perintah ini dilaksanakan oleh Bapak Drs. Budihardjo

selaku kepala sekolah SMAN 1 Wates saat itu.

Selama kurang lebih 5 bulan sejak Juli sampai November 1982

kegiatan belajar mengajar SMA N 2 Wates dilaksanakan di SMA N 1

Wates pada sore hari dengan 9 orang guru tetap, 8 orang guru tidak tetap

dan 132 orang siswa kelas satu. Tertanggal 9 Oktober 1982 Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor 0298/0/1982.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

71

Berikut adalah perkembangan singkat SMA N 2 Wates :

a. Tahun 1982-2007 sebagai sekolah Tipe B dengan 12 rombongan

belajar.

b. Tahun 2007-2009 sebagai Rintisan Sekolah Kategori Mandiri.

c. Tahun 2009-2012 sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

d. Mulai tahun 2013 sebagai eka Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional.

3. Visi SMA N 2 Wates

Visi : “ Terwujudnya Sekolah Unggul, Berbudaya dan Religius”

Indikator Visi :

a. Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

b. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.

c. Terciptanya budaya tertib, bersih dan gemar membaca.

d. Menjunjung tinggi budaya daerah dan nasional serta menghargai

budaya internasional yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

4. Misi SMA N 2 Wates

Misi :

a. Meningkatkan derajat keimanan, ketakwaan, dan akhlak warga

sekolah.

b. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien baik

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

c. Mengoptimalkan potensi peserta didik yang memiliki bakat istimewa

dan atau cerdas istimewa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

72

d. Membudayakan kedisiplinan semua warga sekolah terhadap peraturan

sekolah.

e. Meningkatkan budaya gemar membaca.

f. Meningkatkan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional.

g. Menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efesien.

C. SMA N 1 Sentolo

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sentolo

b. NSS : 301040405002

c. NPSN : 20402796

d. Status : Negeri

e. Jenjang Akreditasi : A

f. Alamat Sekolah : JL. Ploso, Banguncipto,Kulonprogo, 55664

g. Nomor Telepon : (0274) 7498290

2. Sejarah SMA N 1 Sentolo

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan di

Kabupaten Kulonprogo, dan atas dasar animo masyarakat masuk sekolah

cukup besar, dibukalah SMA Negeri Sentolo yang beralokasi di Desa

Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Atas saran Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kulon Progo waktu

itu, pada tanggal 21 Maret 1979 Pemerintah Desa Banguncipto,

Kecamatan Sentolo di minta menyediakan lahan seluas 10.000 meter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

73

persegi untuk mendirikan gedung SMA N Sentolo dengan sistem ganti

rugi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di atas tanah tersebut

segera di bangun satu unit gedung sekolah baru. Perencana pembangunan

gedung tersebut CV. Assana dan pelaksana pembangunan dipercayakan

kepada kontraktor Buhaz sedangkan pengadaan meubelair dilakukan oleh

kontraktor FA. Edi Darma.

Pada bulan September 1979, diterbitkan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0188/O/1979, tanggal 3 September

1979 tentang Pembukaan Seratus Empet Puluh Sembilan sekolah baru di

seluruh Indonesia. Lima dari 149 sekolah baru tersebut didirikan di Daerah

Istimewa Yogyakarta, salah satunya adalah SMA Negeri Sentolo. Surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor : 0188/O/1979

tertanggal 3 September 1979 menandai berdirinya SMA Negeri Sentolo

(sekarang SMA N 1 Sentolo) sehingga tiap tanggal 3 September

diperingatisebagai hari berdirinya SMA Negeri Sentolo.

Untuk menandai tahun berdirinya SMA Negeri Sentolo dituangkan

dalam seangkalan “HARUMING WULAN HAMBUKA BUDI” yang

berarti tahun 1979 oleh Drs. Suparman Hasan dan dibuat lambang / logo

SMA Negeri Sentolo oleh Anton Somaryo. Pembangunan gedung SMA

Negeri Sentolo yang pertama selesai pada bulan Januari 1980. Pada

tanggal 15 Januari 1980 SMA Negeri Sentolo diresmikan oleh Kepala

Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

74

Yogyakarta, Drs. GBH Poeger dengan penandatanganan prasasti yang

sampai sekarang terpampang di dinding depan SMA Negeri Sentolo.

SMA Negeri Sentolo adalah SMA Negeri Ke-2 di Kulon Progo dan

konon merupakan SMA Negeri ke-13 yang ada di Yogyakarta yang

akhirnya dikenal sebutan “SMA GALASTA”. SMA Negeri Sentolo

menerima siswa baru pertama kali pada tahun ajaran 1979/1980 dengan

membuka 3 kelas. Penerima siswa baru pada saat itu ditangani SMA

Negeri Wates, dibawah pimpinan Drs. Marsono. Siswa kelas I SMA

Negeri Sentolo waktu itu berjumlah 116 siswa terdiri dari 83 laki-laki dan

33 perempuan. Dengan segala keterbatasannya pada semester II tahun

ajaran 1979/1980 memulai kegiatan belajar di Sentolo.

Selanjutnya mulai tahun ajaran 1995/1996 daya tampung SMA

Negeri Sentolo menjadi 5 kelas dengan 2 program/ jurusan IPA dan IPS

sampai sekarang. Pada tahun ajaran berikutnya daya tampung SMA Negeri

Sentolo menjadi 5 kelas. Namun pada tahun ajaran 2003/2004 karena

kebijaksanaan pemerintah hanya diperbolehkan menerima 36 siswa tiap

kelasnya. Tahun ajaran 2008/2009 melaksanakan pembelajaran dengan

sistem “MOVING CLASS” dan telah terakreditasi dengan predikat

“AMAT BAIK (A)”

3. Visi SMA N 1 Sentolo

Visi : “Bertaqwa dan Terdidik”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

75

Indikator :

a. Taat menjalankan Agama yang dianut dan berbudi pekerti luhur.

b. Menguasai materi pelajaran.

c. Memiliki ketertampilan.

d. Displin dan berwawasan kebangsaan.

e. Mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

4. Misi SMA N 1 Sentolo

Misi :

a. Mengembangkan penghayatan dan pengambilan Pancasila, Agama,

dan Budaya.

b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan

efesien.

c. Menanamkan kedisplinan.

d. Mengembangkan profesi.

e. Mengembangkan kecakapan hidup.

f. Menerapkan manajemen partisipatif.

5. Tujuan SMA N 1 Sentolo

a. Meningkatkan Iman dan Taqwa.

b. Membentuk budi pekerti yang luhur.

c. Membekali siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

d. Membekali siswa untuk terjun ke dunia kerja.

e. Membina prestasi olahraga dan seni.

f. Mengembangkan sikap displin, percaya diri, dan dapat dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

76

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini terdiri dari tingkat keterlaksanaan pembelajaran

aktif, efikasi diri, dan motivasi belajar siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates,

SMA N 2 Wates dan SMA N 1 Sentolo. Data mengenai tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi belajar siswa dikumpulkan

menggunakan kuesioner yang dibagikan sebanyak 193 eksemplar dan kembali

sebanyak 187 eksemplar. Berikut merupakan analisis dan pembahasan data yang

diperoleh :

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan peneliti berjumlah 3 (tiga)

variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif, efikasi diri dan motivasi

belajar peserta didik. Variabel – variabel terserbut kemudian dideskripsikan

berdasarkan PAP tipe II.

1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Asal Sekolah

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Jumlah Peserta Didik

No Asal Sekolah F Frekusuensi

Relatif

1 SMA N 1 Wates 61 32,6 %

2 SMA N 2 Wates 63 33.7 %

3 SMA N 1 Sentolo 63 33,7%

Jumlah 187 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

77

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang

menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 187 perserta

didik. Dengan rincian: peserta didik 61 (32,6%) dari SMA Negeri

1 Wates, peserta didik 63 (33,7%) dari SMA Negeri 2 Wates, dan

peserta didik 63 (33,7 %) dari SMA Negeri 1 Sentolo.

b. Status Sekolah

Tabel 5.2

Distribusi Freskuensi Jumlah Peserta Didik Berdasarkan

Status Sekolah

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah pesert didik yang

menjadi responden dalam penelitian berjumlah 187 peserta didik,

dari jumlah responden tersebut semua siswa yang berjumlah 187

(100%) berasal dari sekolah dengan status SMA Negeri.

c. Jenis Kelamin

Tabel 5.3

Distrubusi Freskuensi Jumlah Peserta Didik Bedasarkan

Jenis Kelamin

No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif

1 Laki – laki 50 26,7%

2 Perempuan 137 73,2%

Jumlah 187 100%

No Asal Sekolah Status F Frekuensi Relatif

1 SMA N 1 Wates Negeri

187

100% 2 SMA N 2 Wates Negeri

3 SMA N 1 Sentolo Negeri

Jumlah 187 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

78

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah 187 peserta didik,

yang terdiri dari siswa (26,7%) berjenis kelamin laki- laki dan

peserta didik (73,2%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan

data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

adalah perempuan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif

Jumlah pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif yang dinyatakan valid adalah

sebanyak butir dari butir. Dari jumlah item pertanyaan-pertanyaan

yang dinyatakan valid adalah sebanyak 25 butir dari 25 butir. Dari

jumlah item pertanyaan – pertanyaan yang dinyatakan valid yang

dipergunakan dalam penelitian, maka jumlah skor maksimum yang

dapat dicapai adalah 25 x 5 = 125, sedangkan untuk skor minimum

adalah 25 x 1 = 25. Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas

data yang diperoleh.

Tabel 5.4

Perhitungan dan Keterlaksanaan Tingkat Keterlaksanaan

Pembelajaran Aktif

Internal skor Frekuensi Presentasi% Kriteria

106 – 125 44 23,5 Sangat Tinggi

91 – 105 78 41,7 Tinggi

81 – 90 40 21,3 Sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

79

Internal skor Frekuensi Presentasi% Kriteria

71 – 80 15 8,1 Rendah

25 – 70 10 5,4 Sangat rendah

jumlah 187 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 44 peserta didik (23,5%)

memiliki persepsi mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran

aktif pada materi akuntansi dengan kategori sangat tinggi, 78

peserta didik (41,7%) memiliki persepsi mengenai tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan

kategori tinggi, 40 peserta didik (21,3%) memiliki presepsi

mengenai tingkat keterlaksanaan pada materi akuntansi dengan

kategori sedang, 15 peserta didik (8,1%) memiliki presepsi

mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi dengan kategori rendah, dan 10 peserta didik (5,4%)

memiliki persepsi mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran

aktif pada materi akuntansi dengan kategori sangat rendah.

Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil 94,893

nilai tengah (median)= 94; dan nilai modus 94. Dengan demikian,

secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki

persepsi tingkat pelaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi berada pada kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

80

b. Efikasi Diri

Jumlah pertanyaan – pertanyaan mengenai efikasi diri

peserta didik yang dinyatakan valid adalah sebanyak 24 butir dari

24 butir. Dari jumlah item pertanyaan – pertanyaan yang

dinyatakan valid yang dipergunakan dalam penelitian, maka

jumlah skor maksimum yang dapat dicapai adalah 24 x 5 = 120,

sedangkan untuk skor minimum adalah 24 x 1 = 24. Berikut ini

tabel perhitungan dan interpretasi atas data yang diperoleh:

Tabel 5.5

Perhitungan dan Interprestasi Penilaian Efikasi Diri

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 33 peserta didik (17,7%)

memiliki persepsi mengenai efikasi diri dengan kategori sangat

tinggi, 89 peserta didik (47,5%) memiliki persepsi mengenai

efikasi diri dengan kategori tinggi, 33 peserta didik (17,7%)

memiliki presepsi mengenai efikasi diri dengan kategori sedang, 27

peserta didik (14,4%) memiliki presepsi mengenai efikasi diri

dengan kategori rendah, dan 5 perserta didik (2,7%) memiliki

persegi mengenai efikasi diri dengan kategori sangat rendah.

Interval Skor Frekuensi Presentase(%) Kriteria

102 – 120 33 17,7 Sangat Tinggi

87 – 101 89 47,5 Tinggi

78 – 86 33 17,7 Sedang

68 – 77 27 14,4 Rendah

24 – 67 5 2,7 Sangat Rendah

Jumlah 187 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

81

Hasil perhitungan rata - rata (mean) diperoleh hasil

90,52941; nilai tengah (median) = 92; dan nilai modus = 91

Dengan demikian secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

peserta didik memiliki efikasi diri dengan kategori yang tinggi.

c. Motivasi Belajar

Jumlah pertanyaan - pertanyaan mengenai motivasi belajar

yang dinyatakan valid adalah sebanyak 19 butir dari 25 butir. Dari

jumlah item pertanyaan - pertanyaan yang dinyatakan valid yang

dipergunakan dalam penelitian, maka jumlah skor maksimum yang

dapat dicapai adalah 23 x 5 = 115, sedangkan untuk skor minimum

adalah 23 x 1 = 23. Berikut tabel perhitungan dan interpretasi atas

data yang diperoleh:

Tabel 5.6

Perhitungan dan Interprestasi Penilaian Motivasi Belajar

Interval Skor Frekuensi Presentase (%) Kriteria

99 – 115 43 23 Sangat tinggi

85 – 98 116 62 Tinggi

76 – 84 14 7,5 Sedang

67 – 75 11 5,8 Rendah

23 – 66 3 1,7 Sangat Rendah

Jumlah 187 100

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa 43 peserta didik (23%)

memiliki persepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori

sangat tinggi, 116 peserta didik (62%) memiliki persepsi mengenai

motivasi belajar dengan kategori tinggi, 14 peserta didik (7,5%)

memiliki presepsi mengenai motivasi belajar dengan kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

82

sedang, 11 peserta didik (5,8%) memiliki persepsi mengenai

motivasi belajar dengan kategori rendah, dan 3 peserta didik

(1,7%) memiliki presepsi mengenai motivasi belajar dengan sangat

rendah.

Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil 91,2 nilai

tengah (median) = 91; dan nilai modus = 89. Dengan demikian

secara garis besar dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki

tingkat motivasi belajar yang sedang.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Pengujian Normalitas

a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada materi Akuntansi

Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Efikasi Diri

Tabel 5.7

Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan

Pembelajaran Aktif dengan Efikasi Diri Peserta Didik

Equation Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear 0.660 359.04

7 1 185 .000 0.033 0.019

Hasil pengujian normalitas bivariat untuk data tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan data efikasi diri

diperoleh Rsquare = 0,660. Nilai Rsquare < 0,8, maka dapat

disimpulkan bahwa data mengenai tingkat keterlaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

83

pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan data efikasi diri

cenderung berdistribusi tidak normal.

b. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi

Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Motivasi Belajar

Tabel 5.8

Hasil Uji Normalitas Mengenai Tingkat Keterlaksanaan

Pembelajaran Aktif dengan Motivasi Belajar Peserta Didik

Equation Model Summary

Parameter

Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .433 141.515 1 185 .000 .041 .010

Hasil pengujian normalitas bivariat untuk data motivasi

belajar diperoleh Rsquare = 0,433. Nilai Rsquare < 0,8, maka dapat

disimpulkan bahwa data mengenai tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan data motivasi

belajar cenderung tidak normal.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data diketahui data

mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan efikasi diri,

dan motivasi belajar peserta didik cenderung berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman yang diolah

dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 For Windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

84

1. Rumusan Hipotesis Pertama

a. Rumusan Hipotesis

Ha1= Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan

kurikulum 2013 dengan efikasi diri.

b. Pengujian Hipotesis

Tabel 5.9

Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran

Aktif dengan Efikasi Diri

Pembelajaran

aktif

Efikasi diri

Spearman’s

rho

Pembelajaran

aktif

Correlation

coefficient

1,000 0,184**

Sig. (1-

tailed)

. 0,006

N 187 187

Efikasi diri Correlation

coefficient

0,184** 1000

Sig. (1-

tailed)

0,006

N 187 187

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient

(Spearman rho) = (+) 0,184. Arah positif (+) bermakna bahwa

dengan pembelajaran yang aktif, maka peserta didik memiliki

efikasi diri yang baik. Nilai correlation coefficient (Spearman

rho) = (+) 0,184 berada pada rentang (0,87 - 0,101) yang

menunjukkan bahwa hubungan positif tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif dengan efikasi diri adalah hubungan positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

85

dengan kategori tinggi. Nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01

berarti Ha1 diterima dan H01 menyatakan bahwa ada hubungan

positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi kurikulum 2013 dengan efikasi diri pada kategori

tinggi.

2. Rumusan Hipotesis Kedua

a. Rumusan Hipotesis

Ha2 = Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif

pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan

motivasi belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

86

b. Pengujian Hipotesis

Tabel 5.10

Hasil Uji Korelasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif

dengan Motivasi Belajar

Pembelajaran

aktif

Motivasi

belajar

Spearman’s

rho

Pembelajaran

aktif

Correlation

coefficient

1,000 0,406**

Sig. (1-

tailed)

. 0,000

N 187 187

Motivasi

belajar

Correlation

coefficient

0,406** 1000

Sig. (1-

tailed)

0,000

N 187 187

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai correlation coefficient

(Spearman rho) = (+) 0,406. Arah positif (+) bermakna bahwa

dengan pembelajaran yang aktif, maka siswa memiliki motivasi

belajar yang baik. Nilai correlation coefficient (Spearman rho) =

(+) 0,406 berada pada rentang (0,91- 0,105) yang menunjukkan

bahwa hubungan positif keterlaksanaan pembelajaran aktif dengan

motivasi belajar adalah hubungan positif dengan kategori tinggi.

Nilai sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01 berarti Ha2 diterima dan H02

ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, kesimpulan dalam penelitian

ini menyatakan bahwa ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum

2013 dengan motivasi belajar pada kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

87

D. Pembahasan

1. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan Efikasi

Belajar Peserta Didik

Berdasarkan dari data yang telah diteliti, maka hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif presepsi

peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan efikasi diri

(Spearman rho = (+) 0,184; sig (1-tailed) = 0,006 < α = 0,01).

Presepsi peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata- rata

(mean) = 94,893; nilai tengah (median) = 94 dan nilai modus 94. Hal

tersebut menunjukkan bahwa peserta didik persepsi tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berada pada

kategori tinggi. Pada efikasi diri peserta didik menunjukkan bahwa

nilai rata rata (mean) = 90.5294; nilai tengah (median) = 92; dan nilai

modus = 91. Hal tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri peserta

didik berada pada kategori yang tinggi. Adapun nilai koefisien tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan

efikasi diri menunjukkan derajat hubungan kedua variabel adalah

positif dengan kategori kuat.

Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif mempunyai kecenderungan skor

skor yang tinggi, begitu pula dengan efikasi diri peserta didik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

88

mempunyai kecenderungan skor yang tinggi. Akan tetapi, dari hasil uji

korelasi Spearman menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai

hubungan yang kuat. Hal ini disebabkan hubungan yang sensitif antara

kedua variabel. Hubungan sensitif terjadi saat semua responden secara

konsisten menjawab semua butir pernyataan yang menghasilkan skor

tinggi untuk satu variabel dan skor tinggi untuk variabel lain sehingga

korelasi kedua variabel tersebut dapat menjadi kuat. Oleh sebab itu,

hubungan yang sensitif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran

aktif dengan efikasi diri terjadi karena tidak semua responden secara

konsisten menghasilkan skor tinggi untuk kedua variabel, melainkan

skor tinggi untuk tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif dan skor

rendah untuk efikasi diri, atau sebaliknya sehingga menyebabkan

korelaksi yang kuat.

Hasil penelitian yang menunjukkan derajat hubungan

positif antara kedua variabel sejalan, dimana dalam pelaksanaannya

pembelajaran aktif melibatkan 3 prinsip pembelajaran aktif,

diantaranya stimulus belajar, perhatian dan motivasi. Melalui stimulus

belajar peserta didik mengalami segala bentuk reaksi dan perbuatan

untuk belajar. Stimulus ini hendaknya di sampaikan agar peserta didik

dapat menerima materi lebih mudah, sedangkan pada perhatian dan

motivasi. Perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil

belajar peserta didik, untuk memotivasi dan memberikan perhatian

pada kegiatan belajar, pengajar dapat melakukan berbagai model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

89

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang

menyenangkan. Motivasi belajar yang diberikan oleh pengajar tidak

akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi peserta didik.

Motivasi ini dapat membantu peserta didik untuk menemukan

prespektif baru pada diri peserta didik, dari sini peserta didik diajak

untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya.

Dari sikap terbuka yang mereka tunjukkan, ketika mereka diminta

untuk memecahkan masalah/ soal soal dari berbagai macam tingkat

kesulitannya maka akan timbul stimulus dari dalam diri mereka,

mempunyai keyakinan diri/ efikasi diri untuk memecahkan masalah itu

sendiri. Ketika peserta didik dapat mengerjakan soal soal tersebut,

maka akan memicu efikasi diri yang baik. Semakin banyak peserta

didik melatih kemampuannya maka efikasi diri dapat di pupuk dengan

cara mengerjakan soal soal/ menjawab pertanyaan, atau mungkin

berani mengungkapkan sesuatu. Sehingga yang terjadi ketika efikasi

diri dipupuk dengan baik, maka semakin tinggi efikasi yang dimiliki

tiap masing masing peserta didik.

Terdapat 3 komponen yang dapat memupuk efikasi diri

pada peserta didik, pengharapan hasil, pengharapan efikasi, dan nilai

hasil. Dengan pengharapan hasil ini, membuat harapan terhadap

kemungkinan dari hasil prilaku/pengorbanan atas sikap dan tindakan

peserta didik, dalam bentuk perkiraan kognitif dan membawa untuk

tercapainya tujuan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

90

Pengharapan hasil ini, mendorong peserta didik untuk

membawa dirinya mengusahakan hasil yang baik dan usaha yang keras

dalam dirinya. Maka timbullah pengharapan efikasi, yaitu harapan

yang muncul atas prilaku yang dipengaruhi oleh presepsi peserta didik

pada kemampuan kinerjanya yang berkaitan dengan hasil. Memang

jika ditelusuri pengharapan hasil dan pengharapan efikasi hampir

sama, hanya bedanya jika pengharapan hasil muncul pada saat peserta

didik melakukan pekerjaan/ tugas. Namun, jika pengharapan efikasi

timbul saat proses kinerja peserta didik itu sendiri. Terakhir adalah

nilai hasil, memberikan pengaruh yang kuat pada motivasi seseorang

untuk mendapatkan efikasi yang tinggi, nilai ini adalah nilai

kebermaknaan atas hasil yang diperoleh seseorang.

Dengan 3 komponen yang mendorong efikasi diri maka

peserta didik di ajakan untuk mengembangkan dan mempunyai sikap

yang terbuka. Sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran yang mereka

miliki, mereka dapat memungkinkan adanya prespektif baru pada diri

peserta didik. Dengan timbulnya prespektif yang berbeda beda dalam

setiap individu, akan mudah bagi peserta didik untuk sharing satu

sama lain dalam berbagai pandangan dan pengalaman. Jadi, ketika

mereka dihadapkan soal - soal, peserta didik mampu mengerjakan

soal/masalah dalam pembelajaran dengan kritis, sesuai prespektif

masing-masing tetapi masih dalam batas konteks materi pembelajaran.

Semakin mempunyai pengalaman berhasil dalam mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

91

latihan/soal soal maka memupuk efikasi diri yang baik pula bagi

peserta didik.

Hubungan positif pada kategori tinggi yang ditunjukkan

dalam hasil uji hipotesis, tidak berarti bahwa peserta didik tidak

mempunyai efikasi diri yang rendah pula. Untuk dapat memupuk

efikasi yang tinggi perlu banyak pengalaman berhasil maupun gagal

dalam mengerjakan latian latian. Dari sini peserta didik belajar

meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi

kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan. Hal ini tentu saja

tidak mudah, mengingat proses ini cukup membutuhkan waktu untuk

latihan-latihan soal dan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa,

mengingat memang realitanya sedikit sulit menerapkan pembelajaran

aktif. Berpusat pada peserta didik dan berdasarkan kurikulum yang

mengenakkan 2013, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik. Kenyataannya dalam proses pembelajarannya masih banyak

pengajar yang terbiasa dengan ceramah, dan kurang inovasi seperti

masih terbawa oleh cara mengajar yang berpusat pada pengajar.

Kegiatan pembelajaran ini menjadikan peserta didik cenderung pasif,

demi perkembangan pendidikan maka pemerintah mengeluarkan revisi

kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 ini mengacu, pada peserta didik yang

lebih aktif ini mendorong pembelajaran yang lebih aktif. Dengan

pembelajaran yang aktif maka peserta didik semakin dikuatkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

92

lingkungan teman sejawat yang membantu belajar untuk memahami

pembelajaran. Tidak hanya teman sejawat, namun ketika peserta didik

memiliki presepsi yang beragam, dan berani menyampaikan di dalam

pembelajaran. Pengajar juga harus dapat membawa suasana. Ketika

pembelajaran menjadi interaktif, dan presepsi peserta didik dihargai

dengan diberikan apresiasi maka, peserta didik akan menjadi luwes.

Dengan begitu mendorong efikasi dalam diri peserta didik menjadi

lebih kuat. Adanya pembelajaran aktif maka, peserta didik diajarkan

untuk membiasakan lebih aktif dan mempunyai semangat yang tinggi

dalam diri. Mengemban tugas dan bertanggung jawab atas tugasnya,

sehingga ke depannya peserta didik akan mempunyai kepercayaan diri

yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya maupun tanggung jawabnya.

2. Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif dengan

Motivasi Belajar

Berdasarkan data yang diteliti, maka hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan positif presepsi peserta didik

dengan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan

kurikulum 2013 dengan motivasi belajar peserta didik ( Spearman rho

= (+) 0,406; sig (1-tailed) = 0,000 < α = 0,01).

Persepsi peserta didik mengenai tingkat keterlaksanaan

pembelajaran aktif pada materi akuntansi menunjukkan nilai rata rata

(mean) = 94,893; nilai tengah (median) = 94 dan nilai modus 94. Hal

tersebut menunjukkan bahwa peserta didik persepsi tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

93

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berada pada

kategori tinggi. Pada motivasi belajar peserta didik sendiri

menunjukkan bahwa nilai rata rata (mean) = 91,2 ; nilai tengah

(median) = 91 dan nilai modus = 89. Hal tersebut menunjukkan bahwa

peserta didik memiliki motivasi belajar pada kategori tinggi. Adapun

nilai koefisien kolerasi tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

materi akuntansi dengan motivasi belajar menunjukkan derajat

hubungan kedua variabel adalah positif dengan kategori kuat .

Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif mempunyai kecenderungan skor -

skor yang tinggi, sedangkan motivasi belajar mempunyai

kecenderungan skor tinggi. Akan tetapi, hasil uji korelasi Spearman

menunjukkan bahwa kedua variabel. Hubungan sensitif terjadi saat

semua responden secara konsisten menjawab setiap butir pertanyaan

yang menghasilkan skor tinggi untuk satu variabel dan skor tinggi

untuk variabel lain sehingga korelasi kedua variabel tersebut menjadi

kuat. Oleh sebab itu, hubungan yang kurang sensitif antara tingkat

keterlaksaan pembelajaran aktif dengan motivasi belajar terjadi karena

tidak semua responden secara konsisten menghasilkan skor tinggi

untuk kedua variabel, melainkan skor tinggi untuk tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif dan skor tinggi untuk motivasi

belajar atau sebaliknya sehingga menyebabkan korelasi yang kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

94

Hasil penelitian yang menunjukkan derajat hubungan

positif antara kedua variabel sejalan dengan pandangan, dimana dalam

pelaksanaanya pembelajaran aktif melibatkan 3 prinsip pembelajaran

aktif, diantaranya stimulus belajar, perhatian dan motivasi. Melalui

stimulus belajar peserta didik mengalami segala bentuk reaksi dan

perbuatan untuk belajar. Stimulus ini hendaknya di sampaikan agar

peserta didik dapat menerima materi lebih mudah. Sedangkan pada

perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

didik, untuk memotivasi dan memberikan perhatian pada kegiatan

belajar, pengajar dapat melakukan berbagai model pembelajaran yang

sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan.

Motivasi belajar yang diberikan oleh pengajar, tidak akan berarti tanpa

adanya perhatian dan motivasi peserta didik. Motivasi ini dapat

membantu peserta didik untuk menemukan prespektif baru pada diri

peserta didik, dari sini peserta didik diajak untuk mengembangkan

sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya. Peserta didik diajarkan

untuk dapat memukan sesuatu yang baru, yang belum pernah peserta

didik pelajari sebelumnya. Agar apa yang mereka dapat lebih

menambah wawasan dan lebih banyak tau dari materi yang dipelajari

di kegiatan pembelajaran. Pada akhirnya diharapkan peserta didik akan

memiliki pengetahuan yang luas, pikiran yang terbuka dan memiliki

sikap bertanggung jawab secara mandiri atas kewajibannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

95

Pembelajaran aktif ini membutuhkan interaksi sosial

dalam kelas yang kondusif dan dinamis. Pengajar dapat membawa

kelas yang nyaman dan dinamis maka, akan muncul lebih banyak

dorongan positif dalam pembelajaran. Pengajar yang dapat memberi

apresiasi, semangat dan membawa kondisi kelas dengan baik, dalam

proses pembelajaran interaksi antara pengajar dan peserta didik terjalin

dengan baik maka gerakan stimulus yang keluar akan mendorong

motivasi belajar yang tinggi.

Hubungan positif pada motivasi belajar dalam kategori

sedang di tunjukkan dalam hasil uji hipotesis, tidak berarti bahwa

keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar yang rendah.

Namun menunjukan pula sebagian besar peserta didik memiliki

motivasi belajar yang tinggi dan sisanya memiliki motivasi belajar

yang sedang/rendah. Motivasi belajar yang tinggi di latih terus

menerus, tidak dalam waktu yang singkat, namun melalui proses

pembiasaan dan pelatihan. Melalui mengerjakan soal - soal, membaca,

berlatih berbicara di depan kelas, dapat menggerakkan motivasi belajar

yang interen dari dalam diri. Sebagian besar peserta didik dapat

mengontrol diri dari tingkat ketekunannya sendiri, dan terjadi motivasi

belajar yang seimbang antara intern juga ekstern. Akan timbul

interaksi sosial yang dinamis dan memacu stimulus yang baik antara

pengajar dan sesama peserta didik, maka akan semakin meningkat pula

motivasi belajar yang tinggi oleh peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

96

Hal ini terlihat dalam deskripsi mengenai variabel

motivasi belajar, dimana 43 peserta didik (23%) memiliki presepsi

tentang motivasi belajar dengan kategori sangat tinggi, 116 peserta

didik (62%) memiliki presepsi tentang motivasi belajar dengan

kategori tinggi, dan 14 peserta didik (7,5%) memiliki presepsi tentang

motivasi belajar dengan kategori sedang. Sedangkan berdasarkan data

kuesioner yang dihimpun, peserta didik yang kurang mampu menyerap

materi saat pelajaran dikelas ada 11 peserta didik (5,8%) memiliki

presepsi tentang motivasi belajar dengan kategori rendah. Adapun 3

peserta didik (1,7%) memiliki presepsi tentang motivasi belajar dengan

kategori sangat rendah. Mengelola motivasi belajar dalam

pembelajaran akuntansi memang sangat dibutuhkan, agar tujuan

pembelajaran dan hasil yang kita inginkan dapat tercapai sebelum

waktunya. Akuntansi sendiri adalah seni menghitung untuk membuat

laporan yang aktual dan dapat dipertanggung jawabkan outputnya, dan

membutuhkan semangat dan motivasi belajar dari luar maupun dalam

diri untuk terus berlatih. Melalui pembelajaran aktif ini, diharapkan

akan semakin memberikan dorongan motivasi belajar peserta didik

sehingga mereka dapat menunjukkan bahwa mereka adalaah pribadi

yang berhasil dalam belajar dan menghargai setiap prosesnya dalam

kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

97

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab V, maka dapat

ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan efikasi diri. Hasil

penelitian ini dibuktikan dengan nilai Spearman rho = (+) 0, 0,184; sig (1-

tailed) = 0,006 < α = 0,01. Arah hubungan dengan arah positif, berarti

semakin baik tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi

berdasarkan kurikulum 2013 berhubungan dengan semakin baik dan

tingginya efikasi diri pada peserta didik.

2. Ada hubungan positif tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi

akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan motivaasi diri. Hasil penelitian

ini dibuktikan dengan nilai Spearman rho = (+) 0,406; sig (1-tailed) = 0,000

< α = 0,01). Arah hubungan dengan nilai positif, berarti semakin baik tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan

kurikulum 2013 berhubungan dengan semakin baiknya motivasi peserta

didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

98

B. Keterbatasan

Penelitian yang telah dilaksanakan masih jauh dari sempurna dan peneliti

menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan

penelitian antara lain:

1. Penelitian tidak dapat menjamin kesungguhan dan kejujuran peserta didik

dalam menjawab setiap butir pernyataan/pernyataan dalam kuesioner,

meskipun dalam proses pengisiannya peneliti terlibat langsung dan

menjelaskan kepada peserta didik untuk menjawab setiap butir pernyataan

sesuai keadaan yang sebenar-benarnya.

2. Adanya keterbatasan waktu dalam penelitian dikarenakan reponden merupakan

peserta didik kelas XII yang sudah mengampu kurikulum 2013. Hal ini

menjadikan penilaian mengenai baik tidaknya motivasi belajar dan efikasi diri

peserta didik hanya diukur dari presepsi peserta didik dan tidak

dikomparasikan dengan data lain seperti penelitian dari guru.

3. Kurangnya pendampingan saat mengisi kuesioner dikarenakan keterbatasan

waktu penelitian pada pihak sekolah, dan beberapa responden dapat membawa

pulang kuesioner karena jadwal sekolah padat yang akan mendekati ujian

nasional.

C. Saran

Berikut ini disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

99

1. Hasil penelitian pertama menunjukkan ada hubungan positif tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan 2013

dengan efikasi diri peserta didik pada kategori kuat. Untuk meningkatkan

efikasi diri peserta didik melalui pelaksanaan pembelajaran aktif, peneliti

memberikan saran: pertama, guru harus mengarahkan siswa untuk

mencaru sumber belajar selain buku dan mempresentasikan hasil

temuannya di depan kelas. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan lebih

aktif dan komunikatif dalam setiap prosesnya. Kedua, apabila ada

pengerjaan soal latihan maupun tugas, peserta didik diminta untuk

menuliskan di papan tulis, sehingga peserta didik terbiasa untuk mampu

menjelaskan dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dikerjakannya

dengan bahasa yang mudah dipahami. Ketiga, dalam proses pembelajaran

hendaknya selalu dibentuk kelompok kelompok kecil sehingga

membiasakan peserta didik juga memungkinkan setiap peserta didik

mempunyai kesempatan untuk berpendapat dan mengutarakan

pemikirannya tentang suatu hal.

2. Hasil penelitian kedua menunjukkan adanya hubungan positif tingkat

keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi berdasarkan

kurikulum 2013 dengan motivasi belajar pada kategori lemah. Motivasi

belajar menjadi aspek penting yang harus selalu ditanamkan dalam diri

peserta didik. Untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki motivasi

belajar siswa, peneliti memberikan saran: pertama, dari pengajar sendiri

harus lebih banyak memberikan dorongan semangat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

100

membangkitkan rasa emosional untuk membantu semangat belajar dalam

pengelolaan diri peserta didik. Dengan cara pengajar selalu memberikan

dorongan semangat belajar, apresiasi, stimulus yang positif disini maka,

ini akan memicu semangat belajar peserta didik yang ada. Pengajar juga

sebaiknya untuk memberikan latihan latihan tugas, kuis atau soal-soal,

sehingga dari sini dapat membuat peserta didik lebih paham pada materi.

Tugas, kuis dan stimulus yang di berikan para peseta didik ini memacu

memberikan pengalaman memecahkan masalah dan secara tidak langsung

ini mendorong semangat belajar, karena dari sini peserta didik terjadi

pengalaman berhasil dalam mengerjakan tugasnya. Kedua, ketika sudah

memberikan tugas secara proposional maka langkah selanjutnya adalah

melibatkan diri sebagai pengajar dan fasilitator untuk membantu peserta

didik mencapai hasil. Arahkan peserta didik untuk mampu meningkatkan

kemampuan dalam proses pembelajaran, jangan hanya terpaku pada hasil

ujian dan tugas. Bantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran

dan tujuan sukses maksimal dengan cara terus memantau perkembangan

mereka. Ketiga, membuat tujuan standar yang tinggi dengan hasil yang

masih bisa dicapai. Dengan menumbuhkan perasaan positif dari dalam diri

peserta didik untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya.

Menggusahakan peserta didik untuk memaksa diri mereka lebih dari

tercapainya standar yang ditentukan, dengan begini mendorong motivasi

belajar yang tinggi dengan hasil yang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

101

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sadirman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Ahmad Kunandar. (2010). Guru Prefesional. Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. (1989). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Bellanca, J. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT

Indeks.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Ikip Semarang

Press.

Depdiknas. (2005). Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dep Dik Nas.

Frankel, J.R dan Wellen, N E. (2008). How to Design and Evaluate Reserch in

Education. New York: Mc. Graw – Hill.

Fadilah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA/M. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

102

Hariyanto, Warsono. (2008). Pembelajaran Aktif Teori Asessmen. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Hosnan. (2014). Pendekatan Santifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Komaruddin, H. (1996). Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kompri, M. P. (2015). Motivasi Pembelajaran. Bandung.

Kurniasih, I. S. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.

Surabaya: Kata Pena.

Lewis, P. H. (2008). Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Mahi, M. H. (2011). Metode Penelitian . Bandung: Graha Ilmu.

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius

Mulyasa. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.

Remaja Rosa Karya.

Miftahun Ni’mah Suseno. (2012). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal

Terhadap Efikasi Diri Sebagai Pelatih Pada Mahasiswa. Yogyakarta.

P. Suparyono, Y. S. (2001). Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Sanata

Dharma.

Segala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, H. M. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN … fileketerlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar; 2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada

103

Suryabarata, Sumadi. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana

Predana Media Group.

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. (2009). Metodologi Penelitian Pedidikan

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soeharto, Bohar. (1993).Petunjuk Praktis Mengenai Pengertian Fungsi Format

Bimbingan dan Cara Penulisan Karya Ilmiah (makalah,skripsi,thesis) Ilmu

Sosial. Bandung: Tarsio

Sugiono. (2005). Metode Penelitian Kuantitaatif. Bandung: PT Alfabeta.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Alegensido Offset.

Silberman, Melvin L. (2012). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Jogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Kuantitatif. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Smanegerisentolo.Sch.id

Smandawates.Sch.id

Sman1wates.Sch.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI