127
HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) LUTHFI ROFIANA 1113101000103 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA

BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA

ANGKE TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

LUTHFI ROFIANA

1113101000103

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017

Page 2: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

i

Page 3: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

ii

Page 4: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

iii

Page 5: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Skripsi, Desember 2017

LUTHFI ROFIANA

Hubungan Sanitasi Dasar Dengan Keluhan Diare Pada Balita di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

(xvi + 94 halaman, 2 bagan, 1 gambar, 16 tabel , 3 lampiran)

ABSTRAK

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan sehat dan pengawasan berbagai faktor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Ruang lingkup sanitasi dasar

meliputi sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan saluran pembuangan air

limbah dan sarana pembuangan sampah. Masyarakat yang tinggal di daerah

sanitasi buruk dapat menyebabkan penyakit diare.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi dasar

dengan keluhan diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang

Muara Angke. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel

sebanyak 102 balita.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi keluhan diare pada balita

sebanyak 42,2%. Sarana air bersih 100% memenuhi syarat, kepemilikan jamban

sehat yang tidak memenuhi syarat sebanyak 41,2%, sarana pembuangan air

limbah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 82,4% dan sarana pembuangan

sampah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 94,1%. Sanitasi dasar yang

berhubungan secara signifikan dengan kejadian diare adalah sarana pembuangan

sampah, sedangkan jamban sehat dan saluran pembuangan air limbah tidak

terdapat hubungan yang signifikan dengan keluhan diare pada balita. Hubungan

sarana air bersih dengan keluhan diare pada penelitian ini tidak dapat dianalisis

secara statistik karena data homogen.

Perlu adanya peningkatan sarana pengelolaan sampah rumah tangga

dengan pengadaan tempat pengelolaan sampah di setiap gang/kelompok. Peran

serta Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk memberikan informasi mengenai

pentingnya sanitasi dasar dan dampak terhadap kesehatan.

Kata Kunci: Sanitasi Dasar, diare, balita

Daftar Bacaan : 66 (1949-2016)

Page 6: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

AJOR OF ENVIRONMENTAL HEALTH

Under Graduate Thesis, Desember 2017

LUTHFI ROFIANA, NIM 1113101000103

Relationship of Basic Sanitation and symtoms of Diarrhea In Children under

five years in Coastal Settlements Kampung Empang Muara Angke 2017

(xvi + 94 pages, 2 charts, 1 picture, 16 tables , 3 attachments)

ABSTRACT

Basic sanitation is the minimum sanitation needed to provide a healthy

environment and supervision of various environmental factors that affect public

health status. The scope of basic sanitation includes clean water facilities, health

latrines, sewerage and waste disposal facilities. Communities living in poor

sanitary areas can cause diarrhea diseases.

This study aims to determine the relationship between basic sanitation

with diarrhea complaints in children in the coastal settlements of Kampung Blok

Empang Muara Angke. This research is descriptive study with quantitative

approach. The design of this study using cross sectional with a sample of 102

children under five years.

The results of this study indicate that the proportion of diarrhea

complaints in children under five years as much as 42.2%. one hundred percent

clean water facilities are eligible, unqualified health latrine ownership (41,2%),

unqualified waste water disposal facilities (82.4%) and inadequate waste disposal

facilities (94.1%). The basic sanitation that is significantly related to the incidence

of diarrhea is a waste disposal facility, whereas healthy latrines and sewerage are

not significantly associated with diarrhea complaints in children under five years.

The relationship of clean water facilities with diarrhea complaints can not be

analyzed statistically because the data is homogeneous

It is necessary to increase sanitation facilities especially in household

waste management facilities with the provision of waste management sites in each

neighborhood association or alley. The role of Public Health Office and

Community Health Center to provide information on the importance of basic

sanitation and health impacts.

Keywords: Basic Sanitation, diarrhea, children under five years

Reading List: 66 (1949-2016)

Page 7: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Luthfi Rofiana

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 02 Februari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alama : Karangsari 001/013 Kel. Tanggulrejo Kec.

Tempuran Magelang, 56161

Email : [email protected]

No.Hp : 085743073050

Riwayat Pendidikan

2001-2007 SDN Tanggulrejo 01 Magelang

2007 – 2010 MTs Sunan Pandanaran Yogyakarta

2010-2013 MA Sunan Pandanaran Yogyakarta

2013-2017 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan

Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Pengalaman Organisasi

2014 Sekretaris II CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 Staf Ahli Departemen Pengembangan Ekonomi BEM FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015 Sekretaris I CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015 Staf Ahli Bidang Pengabdian Masyarakat DEMA FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015 Koordinator Skill and Knowledge Greenpeace Youth

Indonesia

Page 8: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

vii

2016 Koordinator Pengabdian Masyarakat ENVIHSA UIN

Jakarta

2016-2017 Research Officer Plastic Debris Greenpeace Youth

Indonesia

Pengalaman Praktik Kerja

2016 Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas Kecamatan Cisauk,

Kota Tangerang

2017 Praktik kerja di bagian Enviromental Compliance di PT. Prasadha

Pamunah Limbah Industri

Page 9: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan

kepada penulis dalam penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Sanitasi Dasar

Dengan Keluhan Diare Pada Balita di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Kementerian Agama selaku pemberi beasiswa kepada penulis sehingga

penulis dapat menempuh pendidikan perkuliahan hingga menjadi sarjana

2. Kedua Orang tua Bapak Muhajir dan Ibu Lilik Sholichah, Kakak tercinta

Laily Rochmania dan Santi Mulyawati yang telah memberikan dukungan

penuh, motivasi serta do‟a yang terus menerus untuk penulis

3. Ibu Dewi Utami Iriani, Ph.D selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi

hingga terselesaikan dengan baik

4. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ibu Dr. Ela Laelasari, M.Kes dan Ibu Siti Rahma Lubis, M.KKK selaku

penguji yang telah memberikan saran untuk perbaikan penyusunan laporan

skripsi

Page 10: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

ix

6. Pihak Puskesmas Kelurahan Pluit dan ibu-ibu Kader Posyandu Kerang

Hijau yang telah memberikan izin penelitian dan membantu dalam

pengambilan data penelitian

7. Dzul Faridah, Khadziyatul, Sonia Nur Anggraeni, Ririn Novitasari yang

telah membantu pengambilan data dan memberikan motivasi kepada

penulis selama penyusunan skripsi

8. Teman-teman CSSMoRA UIN Jakarta, Kesehatan Masyarakat 2013 dan

ENVIHSA 5 yang telah memberikan motivasi kepada penulis

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyusunan

skripsi ini sehingga penulis dapat memperbaiki. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat. Amiin

Jakarta, November 2018

Luthfi Rofiana

Page 11: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 8

1.4 Tujuan ...................................................................................................................... 9

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................................. 9

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................ 9

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................................10

1.6 Ruang Lingkup .....................................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................12

2.1 Penyakit Diare.......................................................................................................12

2.1.1 Etiologi diare .................................................................................................12

2.1.2 Jenis Diare .....................................................................................................14

2.1.3 Gejala dan akibat diare ................................................................................14

2.2 Sanitasi ...................................................................................................................16

2.2.1 Definisi Sanitasi ............................................................................................16

2.2.2 Sarana Sanitasi Dasar ...................................................................................16

2.2.3 Sarana air bersih ...........................................................................................17

2.2.4 Jamban Rumah Tangga ...............................................................................21

2.2.5 Tempat pembuangan akhir tinja .................................................................25

Page 12: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xi

2.2.6 Sarana pembuangan air limbah ...................................................................27

2.2.7 Sarana pembuangan sampah .......................................................................29

2.3 Faktor Host/Individu ............................................................................................31

2.4 Permukiman Pesisir ..............................................................................................33

2.5 Kerangka Teori .....................................................................................................35

BAB III KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL ..............................38

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................................38

3.2 Definisi Operasional ............................................................................................39

3.3 Hipotesis ................................................................................................................41

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................................42

4.1 Desain Penelitian ..................................................................................................42

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................42

4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................................43

4.4 Teknik pengambilan sampel ...............................................................................44

4.5 Pengumpulan Data ...............................................................................................45

4.6 Uji Validitas ..........................................................................................................46

4.7 Pengolahan Data ...................................................................................................46

4.8 Instrumen penelitian .............................................................................................51

4.9 Analisis Data .........................................................................................................51

BAB V HASIL PENELITIAN ...........................................................................................53

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ...............................................................53

5.2 Analisis Univariat .................................................................................................55

5.2.1 Keluhan Diare pada Balita ..........................................................................55

5.2.2 Gambaran Karakteristik Responden ..........................................................56

5.2.3 Sarana Air Bersih .........................................................................................57

5.2.4 Jamban Sehat Rumah Tangga .....................................................................59

5.2.5 Sarana Pembuangan Air Limbah ................................................................62

5.2.6 Sarana Pembuangan Sampah ......................................................................62

5.3 Analisis Bivariat ...................................................................................................63

5.3.1 Hubungan Antara Sanitasi Air Bersih Dengan Keluhan Diare Pada

Balita 64

5.3.2 Hubungan Antara Jamban Sehat dengan Keluhan Diare pada Balita ..64

Page 13: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xii

5.3.3 Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah dengan

Keluhan Diare pada Balita ..........................................................................................65

5.3.4 Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah dengan Keluhan

Diare pada Balita ..........................................................................................................67

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................................. 69

6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................................69

6.2 Gambaran Keluhan Diare pada Balita ...............................................................69

6.3 Analisis Hubungan Sarana Air Bersih dengan Keluhan Diare pada Balita ..73

6.4 Analisis Hubungan Jamban Sehat dengan Keluhan Diare pada Balita .........75

6.5 Analisis Hubungan Saluran Pembuangan Air Limbah dengan Keluhan

Diare pada Balita ..............................................................................................................79

6.6 Analisis Hubungan Sarana pembuangan sampah dengan Keluhan Diare

pada Balita .........................................................................................................................82

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................86

7.1 Simpulan ................................................................................................................86

7.2 Saran .......................................................................................................................87

7.2.1 Bagi Instansi Pemerintah .............................................................................87

7.2.2 Bagi masyarakat Kampung Blok Empang ................................................88

7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya .............................................................................88

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................89

LAMPIRAN .........................................................................................................................94

Page 14: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Perhitungan Sampel .......................................................................... 44

Tabel 4.2 Tabel Koding Hubungan Sanitasi Dasar dengan Keluhan Diare pada Balita

di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ............. 48

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Diare Pada Balita di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 55

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017 ............................................................................ 56

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Air Bersih Di Permukiman

Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ....................................... 58

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Sarana Air Bersih Di Permukiman

Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ....................................... 58

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Sumber Air Tanah dengan Septic

Tank di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 .... 58

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Minum Di Permukiman

Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ....................................... 59

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jamban Sehat di Permukiman Pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017................................................... 60

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Jamban di Permukiman Pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017................................................... 60

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Septic Tank di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 61

Page 15: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xiv

Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Buang Air Besar di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 61

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Pembuangan Air

Limbah (SPAL) di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

Tahun 2017 ................................................................................................................. 62

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Pembuangan Sampah di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 62

Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Pembuangan Sampah di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 63

Tabel 5.14 Hubungan Antara Jamban Sehat dengan Keluhan Diare pada Balita di

Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017 ................. 64

Tabel 5.15 Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah Dengan Keluhan

Diare Pada Balita Di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

Tahun 2017 ................................................................................................................. 66

Tabel 5.16 Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah dengan Keluhan Diare

pada Balita di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun

2017 ............................................................................................................................. 67

Page 16: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 37

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 38

Page 17: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Peta Kampung Blok Empang Muara Angke Jakarta Utara ..................... 54

Page 18: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi dasar merupakan syarat kesehatan lingkungan minimal yang

harus dimiliki oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Menurut World Health Organization (1992) sanitasi adalah keadaan atau

kondisi yang dapat memengaruhi kesehatan terutama mengenai kotoran

manusia dan infeksi yang secara khusus berkaitan dengan drainase,

pembuangan kotoran dan sampah dari rumah tangga. Sanitasi juga mempunyai

arti pemeliharaan kondisi yang higienis seperti sarana pengelolaan sampah dan

saluran pembuangan air limbah domestik. Sedangkan sanitasi dasar adalah

sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang

memenuhi syarat kesehatan dan menitikberatkan pada pengawasan berbagai

faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Azwar,

1995). Ruang lingkup sanitasi dasar rumah tangga meliputi pembuangan

kotoran manusia (jamban), penyediaan air bersih, pengelolaan sampah dan

saluran pembuangan air limbah.

Sanitasi mempunyai peranan penting dalam mewujudan rumah sehat dan

sebagai penunjang untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan. Laporan

UNICEF dan WHO tahun 2015 terkait fasilitas sanitasi terdapat 2,4 milyar

manusia di dunia masih menggunakan fasilitas sanitasi yang buruk. Menurut

Page 19: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

2

Laporan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 persentase rumah tangga yang

memiliki akses terhadap sanitasi layak adalah sebesar 62,14%. Hasil ini belum

memenuhi target Rencana Strategi Kementrian Kesehatan yaitu sebesar 75%.

Provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak

tertinggi terdapat di DKI Jakarta sebesar 86,81%, Yogyakarta sebesar 82,54%

sedangkan persentase terendah terdapat pada provinsi Nusa Tenggara Timur

sebesar 23,90%.

Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dampak dari rendahnya tingkat

cakupan sanitasi dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup masyarakat,

tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya penularan

penyakit berbasis lingkungan seperti diare (Kementerian Kesehatan, 2016).

Masyarakat yang tinggal di daerah sanitasi buruk, air dan higienitas yang tidak

mencukupi dapat menyebabkan kematian akibat diare. WHO mengestimasikan

sebesar 1,8 juta kematian setiap tahun akibat penyakit diare. Kematian akibat

diare paling banyak terjadi pada anak usia lima tahun (balita) dengan tingkat

malnutrisi dan kemiskinan yang tinggi (UNICEF, 2012). Berdasarkan laporan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, period prevalens penyakit diare

di Indonesia mencapai 3,5% dan paling banyak menyerang pada balita.

Penyakit diare diestimasikan berhubungan dengan sarana air bersih, dan

ketersediaan fasilitas sanitasi dasar.

Page 20: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

3

Ketersediaan air bersih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari seperti mandi, cuci, kakus, dan untuk dikonsumsi. Sarana air bersih harus

memenuhi persyaratan agar air tidak terkontaminasi. Sarana air bersih yang

memenuhi persyaratan adalah sumber air terlindungi yang mencakup PDAM,

sumur pompa, sumur gali dan mata air terlindungi (Kementerian Kesehatan,

2016). Air yang yang terkontaminasi dapat mengganggu kesehatan masyarakat

seperti diare. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dini et al. (2013)

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sarana air bersih dengan

kejadian diare pada balita. Reponden dengan sumber air tidak sehat mempunyai

risiko 3,7 kali mengalami diare dibandingkan responden dengan sumber air

yang sehat.

Diare dapat disebabkan oleh buruknya perilaku buang air besar (BAB)

sembarangan di masyarakat dan penggunaa fasilitas BAB yang belum merata.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, diketahui bahwa rumah tangga di

Indonesia menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri sebesar 76,2%,

milik bersama 6,7% dan fasilitas umum 4,2%. Meskipun sebagian besar rumah

tangga memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah tangga yang tidak

memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan yaitu sebesar

12,9%. Padahal salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDGs)

adalah eliminasi perilaku BAB sembarangan (Kementerian Kesehatan, 2015).

Eliminasi perilaku dari BAB sembarangan menjadi prioritas untuk

Page 21: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

4

meningkatkan kesehatan, gizi dan produktivitas masyarakat di negara

berkembang.

Sampah dan pengelolaan sampah mempunyai peranan penting dalam

tercapainya lingkungan yang bersih dan tercapainya sanitasi masyarakat.

Pengelolaan sampah yang baik yaitu dengan menggunakan 3R yaitu reuse,

reduce dan recycle. Sampah dan pengelolaan sampah di Indonesia umumnya

dikelola dengan cara dibakar (50,1%) dan hanya 24,9% rumah tangga yang

pengelolaan sampahnya diangkut oleh petugas. Cara lain pengelolaan sampah

rumah tangga dengan cara ditimbun dalam tanah (3,9%), dibuat kompos

(0,9%), dibuang ke kali/parit/laut (10,4%) dan dibuang sembaarangan (9,7%)

(Riskesdas 2013). Pengelolaan sampah kini menjadi masalah yang kian

mendesak, sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik dapat

mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan seperti pencemaran air,

tanah dan udara serta dapat menganggu kesehatan masyarakat. Timbulan

sampah akan mengundang binatang pembawa penyakit seperti tikus dan lalat

yang dapat berpotensi terjangkit penyakit pes, tifus, diare (Santosa, 2008;

Hermawati, 2015).

Terdapat kesenjangan antara ketersediaan sarana sanitasi perkotaan dan

pedesaan. Berdasarkan laporan UNICEF dan WHO (2015) sekitar 82%

masyarakat urban telah menggunakan fasilitas sanitasi yang memadai,

sedangkan masyarakat pedesaan yang menggunakan fasilitas sanitasi sekitar

51%. Perbedaan pencapaian fasilitas sanitasi masyarakat urban lebih tinggi di

Page 22: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

5

bandingkan dengan masyarakat rural. Namun, masyarakat urban atau perkotaan

yang berada di pinggiran kota masih terdapat fasilitas sanitasi yang tidak

memadai dan berada pada kondisi kumuh. Daerah kumuh perkotaan, sanitasi

yang tidak memadai, praktik kebersihan buruk, kepadatan penduduk yang

berlebihan serta air yang terkontaminasi dapat menciptakan kondisi pemukiman

yang tidak sehat (UNICEF, 2012).

Pertumbuhan penduduk di perkotaan yang tidak seimbang dengan

ketersediaan lahan untuk tempat tinggal mengakibatkan banyak masyarakat

yang tinggal pesisir laut atau pantai. Hampir sekitar 60% jumlah penduduk di

kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Semarang, Medan

menyebar ke daerah pesisir (Imroatus et al, 2015). Banyaknya masyarakat yang

tinggal di pesisir pantai/laut dan keadaan lingkungan sekitar tidak diperhatikan

sehingga mengakibatkan munculnya permukiman kumuh dipesisir laut.

Salah satu permukiman pesisir kota Jakarta yang digunakan sebagai

pemukiman adalah Kampung Blok Empang Muara Angke di Jakarta Utara

yang terletak di pesisir Teluk Jakarta. Kondisi sanitasi dasar masyarakat

Kampung Blok Empang Muara Angke masih tergolong kurang memadai dari

segi sarana air bersih, jamban, sarana pengelolaan sampah dan sarana

pengolahan air limbah.

Hasil observasi serta wawancara peneliti dengan Kepala Kampung Blok

Empang Muara Angke menenerangkan bahwa sarana air bersih yang digunakan

Page 23: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

6

masyarakat setempat adalah air sumur dalam dan PAM (Penyediaan Air Minum).

Sumber air yang berasal dari sumur dalam digunakan secara berkelompok yaitu

satu sumur digunakan untuk 30 rumah. Rumah yang jauh dari sumur

menggunakan air PAM. Air PAM tersebut belum menggunakan sistem

perpipaan sehingga distribusinya menggunakan jasa tukang air keliling dengan

memungut biaya per rumah. Biaya yang dikeluarkan untuk 1 jerigen air sebesar

Rp 2.000 dan rata-rata mayarakat membeli air 6-10 jerigen per hari. Air sumur

tersebut hanya digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan kakus, sedangkan

untuk keperluan memasak menggunakan air PAM dan air isi ulang.

Fasilitas BAB masyarakat Kampung Blok Empang menggunakan jamban

keluarga dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) umum yang digunakan secara bersama-

sama. Namun masih terdapat masyarakat yang BAB di pinggir laut.

Kepemilikan sarana pengolahan air limbah domestik belum semua rumah

mempunyai drainase. Berdasarkan hasil observasi masih terdapat air limbah

domestik yang menggenang di sekitar halaman rumah.

Sarana pengelolaan sampah di Kampung Blok Empang tidak terdapat

fasilitas tempat penampungan sampah sementara di setiap gang/kelompok, tidak

terdapat gerobak pengangkut sampah dan tidak terdapat pengangkutan sampah

oleh petugas kebersihan. Masih terdapat masyarakat yang membakar sampah,

menimbun sampah untuk penambahan daratan (reklamasi) serta membuang

sampah ke laut.

Page 24: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

7

Kondisi sanitasi dasar yang kurang memadai dapat mngakibatkan

penyakit berbasis lingkungan seperti diare. Berdasarkan data dari Profil

Puskesmas Kelurahan Pluit tahun 2016, diare menduduki peringkat kedua

(6,3%), setelah ISPA (68%), disusul dengan penyakit kulit infeksi (5,3%) dan

penyakit kulit alergi (5,1%). Berdasarkan Rekap 10 penyakit terbesar di

Puskesmas Kelurahan Pluit dari bulan Januari sampai Juni 2017, penyakit diare

menduduki peringkat ketiga yaitu dengan jumlah 481 kasus (6,9%). Penyakit

diare mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai Juni 2017. Kasus diare

terbanyak terjadi pada balita usia 1-4 tahun sebesar 173 kasus (35,9%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan uraian tersebut, peneliti tertarik

untuk mengkaji sanitasi dasar dan keluhan penyakit diaredipemukiman pesisir di

Kampung Blok Empang Muara Angke Jakarta Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Sanitasi dasar merupakan syarat kesehatan lingkungan minimal yang

harus dimiliki oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Ruang lingkup sanitasi meliputi sarana air bersih, jamban rumah tangga,

sarana pembuangan air limbah dan sarana pengelolaan sampah. Pemenuhan

syarat sanitasi dasar dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan seperti

diare.

Menurut Laporan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 presentasi

rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak sebesar 62,14%.

Page 25: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

8

Hasil ini belum memenuhi target Renstra Kementrian Kesehatan yaitu 75%

(Kementerian Kesehatan, 2016). Kondisi sanitasi dasar rumah tangga di

Indonesia pada beberapa daerah masih rendah salah satunya pada pemukiman

pesisir. Pemukiman pesisir di kota Jakarta salah satunya adalah Kampung

Blok Empang Muara Angke yang terletak di pesisir teluk Jakarta. Kampung

Blok Empang Muara Angke termasuk dalam pemukiman padat penduduk

dengan kondisi sanitasi dasar masih tergolong rendah dari segi sarana air

bersih, jamban, sarana pengelolaan sampah dan sarana pengolahan air limbah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlunya analisis terkait hubungan

sanitasi dasar dengan keluhan penyakit diare pada balita di permukiman

pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran keluhan penyakit diare pada balita di permukiman

pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke?

2. Bagaimana gambaran sarana air bersih masyarakat di permukiman pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke?

3. Bagaiamana gambaran jamban rumah sehat di permukiman pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke?

4. Bagaimana gambaran sarana pembuangan air limbah di permukiman pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke?

5. Bagaimana gambaran sarana pembuangan sampah rumah tangga di

permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke?

Page 26: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

9

6. Bagaimana hubungan antara sarana air bersih dengan keluhan diare pada di

permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke?

7. Bagaimana hubungan antara jamban rumah tangga keluhan diare pada di

permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke?

8. Bagaimana hubungan antara sarana pembuangan air limbah dengan keluhan

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke?

9. Bagaimana hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan keluhan

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan sanitasi dasar dengan keluhan diare pada balita

di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran keluhan penyakit diare pada balita di

permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

2. Mengetahui gambaran sarana air bersih masyarakat di permukiman

pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

3. Mengetahui gambaran jamban rumah tangga di permukiman pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke

Page 27: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

10

4. Mengetahui gambaran sarana pembuangan air limbah di permukiman

pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

5. Mengetahui gambaran sarana pembuangan sampah rumah tangga di

permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

6. Mengetahui hubungan sarana air bersih dengan keluhan diare pada

balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

7. Mengetahui hubungan jamban rumah tangga dengan keluhan diare pada

balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke

8. Mengetahui hubungan sarana pembuangan air limbah dengan keluhan

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke

9. Mengetahui hubungan sarana pembuangan sampah dengan keluhan

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan, pemahaman dan aplikasi terkait sanitasi dasar

di pemukiman pesisir laut

b. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber

informasi mengenai sanitasi dasar dan dampak terhadap penyakit salah

satunya adalah keluhan diare

Page 28: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

11

c. Bagi Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan Puskesmas Keluraha Pluit

Sebagai bahan penilaian terkait gambaran sanitasi dasar permukiman

pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke dan besar risiko balita

terkena diare sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat.

d. Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk dilakukan

penelitian lebih anjut mengenai sanitasi dasar maupun factor lingkungan

lain yang mempengaruhi keluhan diare pada balita.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dan

keluhan penyakit diare pada balita di pemukiman pesisir Kampung Blok

Empang Jakarta Utara. Desain yang digunakan adalah studi cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang bertempat tinggal di Kampung

Blok Empang, Jakarta Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 102

sampel.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari wawancara kepada Ibu Balita terkait sarana air bersih,

jamban, sarana pengolahan air limbah dan sarana pengelolaan sampah.

Sedangkan data sekunder berupa jumlah balita di Kampung Blok Empang yang

bersumber dari Puskesmas Kelurahan Pluit.

Page 29: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

12

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Diare

Menurut Kementerian Kesehatan (2014) dalam Pedoman Tata Laksana

Diare, penyakit diare merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair serta

bertambahnya frekuensi buang air besar 3 kali sehari atau lebih. Penyakit

diare banyak terjadi pada anak berusia 0-4 tahun.

Penyebab utama diare adalah infeksi bateri atau virus. Jalur utama

masuk melalui feses manusia atau binatang, makanan, air dan kontak penjamu

dengan manusia. Kondisi lingkungan yang menjadi habitat atau penjamu

patogen tersebut menjadi risiko utama penyakit diare. Sanitasi, kebersihan

rumah tangga yang buruk, kurangnya air aman dan pajanan sampah padat

dapat mengakibatkan penyakit diare (World Health Organization, 2008).

2.1.1 Etiologi diare

Menurut Kapoor dan Barnes penyebab diare disebabkan oleh virus,

bakteri dan protozoa. Pada kelompok virus yang meyebabkan diare antara lain

Rotavirus, Small Round Structur Virus (SRSV), Adenovirus. Kelompok

bakteri antara lain E.coli, Campylobacter spp, Salmonella spp, Shigella spp,

Vibrio cholera. Kelompok protozoa antara lain Giardia lambia, Entamoeba

hystolityca, Cryptosporidium parvum.

Page 30: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

13

Faktor penyebab diare lainnya yaitu malabsorpsi (Widjaja, 2002) dan

faktor makanan. Malabsorbsi pada bayi terjadi karena kepekaan terhadap

Lactoglobulis dalam susu formula. Diare malabsorbsi menyebabkan

terganggunya pertumbuhan bayi. Faktor makanan yang mengakibatkan diare

adalah makanan yang terkontaminasi, tercemar, basi, beracun dan kurang

matang dalam memasak.

Penyakit diare 75% ditularkan oleh kuman seperti bakteri dan virus

(Widoyono, 2008). Penularan penyakit diare melalui orofekal dengan

mekanisme sebagai berikut:

1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat

terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah

tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selam perjalanan

sampai ke rumah-rumah (distribusi) atau saat disimpan di dalam

rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan

tidak tertutup atau bagian tangan yang tercemar menyentuh air

pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.

2. Melalui tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi

mengandung virus dan bakteri dalam jumlah yang besar. Bila tinja

tersebut dihinggapi binatang dan kemudian binatang tersebut

hinggap dimakanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke

orang lain yang memakan makanan tersebut.

Page 31: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

14

2.1.2 Jenis Diare

Menurut Widjaja (2002), diare dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan diare

kronik.

- Diare akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu kurang dari 7 hari

(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Penyebab diare akut antara lain

gangguan bakteri yang masuk ke dalam sistem pencernaan dan

berkembang biak didalam usus.

- Diare kronis

Diare kronis merupakan diare yang terjadi berkepanjangan lebih dari 2

minggu dan kejadiannya lebih komplek. Faktor yang menyebabkan diare

kronik adalah malabsorbsi kelori dan lemak serta gangguan bakteri,

parasit pada anak.

2.1.3 Gejala dan akibat diare

Menurut Widjaja (2002) dan Widoyono (2008), gejala diare pada

anak adalah sebagai berikut :

1. Balita buang air besar 3 kali sehari atau lebih

2. Tinja bayi encer atau lembek, berlendir atau berdarah

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan empedu

4. Muntah sebelum atau sesudah diare

5. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahuli gejala diare

6. Hipoglikemi, yaitu penurunan kadar gula darah

Page 32: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

15

7. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,

apatis bahkan gelisah.

Diare yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan dehidrasi dan

gangguan pertumbuhan. Dehidrasi pada anak dapat mengakibatkan kematian

akibat kekurangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi dibagi menjadi 3 yaitu

dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan dehidrasi berat. Dehidrasi ringan jika

cairan dalam tubuh hilang 5%, dehidrasi sedang jika kehilangan cairan sebesar

10% sedangkan dehidrasi berat jika kehilangan cairan lebih dari 10%. Pada

dehidrasi berat, volume darah menurun, denyut nadi dan jantung bertambah

cepat tetapi melemah, tekanan darah menurun, penderita lemah, kesadaran

menurun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Dini, Machmud and

Rasyid, 2013) faktor-faktor yang berhubungan dengan diare antara lain sarana

air bersih, jamban ruma tangga, sarana pembuangan air limbah dan sarana

pengelolaan sampah. Hasil penelitian lain bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sanitasi sarana air bersih, jamban keluarga pengolahan sampah

dengan keluhan diare serta tidak terdapat hubungan antara sarana pengolahan

air limbah dengan keluhan kesehatan diare (Angeline, Marsaulina and Naria,

2012)

Page 33: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

16

2.2 Sanitasi

2.2.1 Definisi Sanitasi

Sanitasi merupakan suatu usaha pencegahan penyakit yang

menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia

(Widya wati dan Yuliarsih dalam Lestari, 2015). Sedangkan menurut World

Health Organization (1992), Sanitasi adalah keadaan atau kondisi yang dapat

mempengaruhi kesehatan, terutama mengenai kotoran manusia dan infeksi

yang secara khusus berkaitan dengan drainase, pembuangan kotoran dan

sampah dari rumah tangga.

2.2.2 Sarana Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar merupakan syarat kesehatan lingkungan minimal yang

harus dimiliki oleh setiap keluarga. Sanitasi dasar menurut Azwar (1995)

sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan

lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan dan menitikberatkan pada

pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat. Ruang lingkup sanitasi dasar meliputi sarana air bersih,

ketersediaan jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana pengelolaan

sampah. Sanitasi merupakan elemen yang penting untuk menunjang kesehatan

masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negative pada aspek

kehidupan mulai dari turunnya kualitas lingkungan gidup masyarakat,

tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah

kejadian diare dan penyakit lainnya (Kementerian Kesehatan, 2016)

Page 34: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

17

2.2.3 Sarana air bersih

Air merupakan komponen lingkungan hidup yang sangat

penting bagi kelangsungan hidup manusia. Air digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk minum, masak,

mandi, mencuci (Notoatmodjo, 2011). Air bersih merupakan air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memnuhi

syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

(Kementerian Kesehatan, 2010). Sedangkan air minum adalah air

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.

Sumber air berasal dari air hujan, air permukaan dan air tanah.

Didalam urutan prioritas, umumnya air tanah merupakan urutan

pertama (Machfoedz, 2004). Air tanah berasal dari air hujan yang

mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami

proses filtrasi secara alamiah. Proses filtrasi alamiah ini membuat air

tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan air

permukaan (Sumantri, 2013).

Sumber air bersih memiliki peranan penting dalam penyebaran

beberapa penyakit menular salah satunya adalah diare yang

ditularkan melalui fecal oral. Diare disebabkan oleh bakteri E.coli

yang dapat masuk ke dalam air dengan capa pasa saat hujan turun, air

membawa limbah dari kotoran hewan maupu manusia kemudian

Page 35: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

18

meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah atau mengalir dalam

sumber air (Langit, 2016).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pogram Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga, sarana air bersih yang memenuhi persyaratan

adalah sumber air bersih ang terlindungi yang mencakup PDAM,

sumur pompa, sumur gali dan mata air terlindungi (Kementerian

Kesehatan RI, 2016).

Sarana air bersih merupakan sarana yang dapat menghasilkan

sumber air bersih seperti sumur gali, sumur dalam, penampungan air

hujan, sistem perpipaan.

a. Sumur dangkal

Sumur dangkal merupakan pengambilan sumber mata air di

dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5-15 meter.

Diperkirakan sampai kedalaman 3 meter tanah dan belum

dipastikan aman dikonsumsi karena masih mengandung

kuman-kuman akibat kontaminasi kotoran dari permukaan

tanah yang masih ada. Dan dinding sumur sebaiknya dibuat

lapisan dari semen untuk menghindari pencemaran air tanah.

b. Sumur dalam

Sumur dalam berasal dari air tanah yang kedalamannya

lebih dari 15 meter. Sebagian besar air sumur dalam sudah

cukup sehat untuk dijadikan air minum (Notoatmodjo, 2011).

Page 36: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

19

Pada daerah pesisir sumur gali biasanya mencapai kedalaman

lebih dari 50 meter untuk menghasilkan air bersih. Hal ini

dikarenakan air tanah di pesisir pantai/laut terjadi intrusi air

laut sehingga air tanah bersifat payau.

c. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

PDAM adalah badan usaha milik pemerintah yang

mencakup usaha dalam pengelolaan air minum untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PDAM biasanya

menggunakan sistem perpiaan untuk mendistribusikan air

bersih kepada masyarakat.Sistem perpiaan air bersih digunakan

untuk menyalurkan air bersih dengan jarak sumber air dengan

pemukiman warga sangat jauh. Sistem perpiaan memudahkan

masyarakat memperoleh air bersih.

d. Mata air terlindungi

Mata air terlindungi merupakan sumber air yang

berasal dari permukaan tanah dimana air timbul dengan

sendirinya. Digolongkan menjadi sumber mata air terlindungi

juka sumber air bersih yang digunakan berasal hanya dari mata

air tanpa sistem perpipaan atau pompa dan tanpa melalui

proses penyaringan/pengolahan dimana penduduk harus pergi

ke sumber mata air tersebut untuk mendapatkan air bersih

(Yayasan Cipta Sarana Mandiri, 2013).

Page 37: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

20

e. Penampungan air hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air

minum. Biasanya air hujan ditampung melalui paralon yang

disambung ke wadah air hujan. Karena kondisi paralon dan

wadah hujan sering terkena debu dari lingkungan sekitar

rumah, maka air hujan harus dilakukan penyaringan.

Penampung air hujan apabila tidak rutin dibersihkan dan

dikuras dapat menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk dan

dapt menyebabkan penyakit demam berdarah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imroatus, et.al

(2014) pada pemukiman pesisir Maluku dengan jumlah sampel

123 KK, terdapat 88 KK (71,5%) tidak memiliki sumur gali

dan 35 KK (28,5%) memiliki sumur gali. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Lestari tahun 2015 jumlah

sampel 55 rumah tentang sanitasi dasar bahwa penggunaan

sarana air bersih 100% menggunakan sumur dangkal.

Penelitian yang dilakukan oleh (Tauso dan Azizah, 2013)

bahwa terdapat hubungan antara sarana air bersih denga

kejadian diare pada balita di Desa Bena Nusa Tenggara Timur.

Hasil penelitian Tauso dan Azizah senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2012) bahwa

Page 38: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

21

terdapat hubungan antara sumber air dengan kejadian diare

p=0,009 di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang.

2.2.4 Jamban Rumah Tangga

2.2.4.1 Ketersediaan jamban

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk

tempat membuang dan mengumpulkan kotoran manusia yang

biasanya disebut dengan kakus atau wc dengan atau tanpa kloset dan

dilengkapi dengan sarana penampungan kotoran/tinja sehingga tidak

menajadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori

lingkungan rumah (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Tinja

merupakan sumber penyebaran penyakit seperti diare, disentri,

kolera, kecacingan, Schistosomiasis dan penyakit pencernaan lainnya.

Upaya pencegahan kontaminasi tinja terhadap lingkungan dapat

dilakukan dengan pengelolaan pembuangan kotoran manusia dengan

baik yaitu dengan menggunakan jamban sehat. Persyaratan jamban

sehat sebagai berikut :

1. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban

2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

3. Tidak mengotori air tanah sekitarnya

4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa

5. Tidak menimbulkan bau

6. Mudah digunakan dan dipelihara

Page 39: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

22

7. Desain sederhana

8. Dapat diterima oleh pemakainya

9. Bangunan jamban tertutup untuk melindungi dari panas

dan hujan serta binatang, terlindung dari pandangan orang

(privacy)

10. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat

berpijak kuat

Ketersediaan jamban sehat adalah kepemilikan jamban

berbentuk leher angsa oleh sebuah keluarga. Jika dalam satu rumah

terdiri dari beberapa keluarga dan menggunakan jamban leher angsa

yang sama, maka dikatakan seluruh keluarga tersebut dinyatakan

memiliki jamban keluarga. Jamban komunal (umum) tidak termasuk

dalam ketersediaan jamban keluarga karena biasanya digunakan oleh

beberapa keluarga yang tidak tinggal pada rumah yang sama

(Kementerian Kesehatan RI, 2016)

Ketersediaan jamban berperan penting dalam perilaku buang

air besar masyarakat. Penelitian yang dilakukan di Pulau Lae-Lae pada

tahun 2013 dengan jumlah sampel 75, reponden yang memiliki jamban

sebesar 35 rumah (4,7%), sedangkan responden yang tidak memiliki

jamban sebesar 40 rumah (53,3%) (Irfhamiah, et al, 2013). Penelitian

lain yang serupa dilakukan di Pesisir Pantai Dusun Talang Kabupaten

Seram Barat, responden yang memiliki jamban sebesar 12,2% lebih

Page 40: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

23

sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki jamban

87,8% (Imroatus, et al, 2015)

Masih banyak terdapat masyarakat yang BAB disembarang

tempat atau BAB di tempat terbuka karena tidak tersedianya jamban di

rumah maupun jamban umum. Menurut Laporan Progress on

Sanitation and Drinking Watertahun 2015, tujuh dari 10 orang tanpa

fasilitas jamban masih melakukan BAB ditempat terbuka.

Berdasarkan Laporan WHO dan UNICEF (2015) dalam

(Komarulzaman, et al, 2016) Indonesia menduduki peringkat ke 2

dalam jumlah masyarakat yang masih buang air besar sembarangan

yaitu sebesar 54 juta. Setiap tahun sekitar 136.000 sampai 190.000

balita meningga akibat terserang penyakit diare di Indonesia. MDGs

mempunyai target untuk mengeliminasi BAB sembarangan.

Masyarakat yang masih melakukan BAB di tempat terbuka

biasanya memanfaatkan sungai, danau, dan pinggir laut untuk

dijadikan tempat pembuangan tinja. Perilaku BAB sembarangan atau

BAB ditempat terbuka mempunyai risiko terhadap pencemaran

lingkungan dan gangguan kesehatan.

2.2.4.2 Jenis jamban

Jenis jamban yang digunakan untuk membuang tinja terdapat

beberapa jenis antara lain :

Page 41: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

24

1. Jamban leher angsa

Jamban leher angsa merupakan salah satu jenis jamban

saniter dengan bentuk kloset (tempat jongkok) yang digunakan

menggunakan sistem water sea. Ciri-ciri jamban leher angsa

sistem water seal adalah adanya genangan air pada lubang

kloset yang berfungsi untuk menahan bau atau mencegah

masuknya serangga (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Jamban ini dilengkapi dengan bak penampung kotoran yang

kedap air (septic tank) dan sumur resapan. Air limbah yang

dihasilkan dari jamban akan dilairkan ke septic tank agar tidak

merembes ke air tanah (Asmadi and Suharno, 2012). Jamban

leher angsa adalah jenis jamban yang sering digunakan oleh

mansyarakat Indonesia.

2. Jamban cemplung

Jamban cemplung merupakan jenis jamban yang sering

digunakan di daerah pedesaan dan daerah yang sulit dalam

pengadaan air bersih. Kontruksi jamban cemplung sangat

sederhana yaitu dengan cara menggali tanah sebagai lubang

penampungan, lalu diperkuat dengan bahan penguat misalnya

anyaman bambu (Asmadi dan Suharno, 2012). Biasanya

desainnya kurang sempurna seperti tanpa rumah jamban dan

tidak terdapat atap. Hal ini dapat menimbulkan bau dan

Page 42: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

25

serangga mudah masuk. Ketika hujan akan terpenuhi dengan

air, sehingga jamban tidak dapat dipakai (Notoatmodjo, 2011).

Bila tinja dibuang pada jamban cemplung, maka

mikroorganisme dapat masuk ke dalam tanah vertical paling

dlam 3 meter (Machfoedz, 2004).

3. Jamban empang

Jamban empang merupakan jenis jamban yang

dibangun diatas empang. Kolam/empang terdapat ikan-ikan

yang secara sengaja dipelihara untuk memakan tinja yang

dibuang secara langsung. Biasanya ikan-ikan tersebut

dibudidaya dan sebagian akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Jamban jenis ini masih banyak terdapat didaerah pedesaan

terutama didaerah budidaya ikan.

Penelitian yang dilakukan oleh lestari tahun 2015

bahwa jenis/model tempat pembuangan tinja menggunakan

leher angsa sebesar 53 responden (96%) sedangkan responden

yang menggunkan jenis cemplung sebesar 2 responden (4%).

2.2.5 Tempat pembuangan akhir tinja

Septic tank merupakan salah satu cara pengolahan limbah cair

domestik seperti tinja dan air seni yang paling sederhana. Sistem septic tank

menggunakan bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan limbah

kotoran manusia (tinja dan urine) (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Septic

Page 43: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

26

tank menggunakan proses perombakan limbah cair secara anaerobic yang

dilengkapi dengan fasilitas resapan efluen. Septic tank berfungsi untuk

mencegah pencemaran air tanah disekitarnya. Jarak septic tank dengan

sumber air minimal 10 meter (Departemen Kesehatan RI, 1999).

Menurut Wardhana (2001) dalam (Angeline, et al, 2012) bahwa

rendahnya penggunaan jamban yang sehat kan berpengaruh terhadap

tingginya angka kesakitan diare. Penyebaran kuman secara bakterologis di

sekitar jaman dikarenakan jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan

sehingga kemungkinan adanya mata rantai penularan penyakit dari tinja dan

berkembangbiak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Cronin et al.,

2016) bahwa terdapat hubungan antara pembuangan feses balita di jamban

dengan kejadian diare (p = 0,0001).

Buang air besar sembarangan mempunyai risiko untuk terkena

penyakit diare. Kementerian Kesehatan telah melakukan himbauan mengenai

stop buang air besar sembarangan yang tercantum pada Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Mayarakat.

Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika individu dalam

suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan

yang berpotensi menyebarkan penyakit. Stop buang air besar sembarangan

dapat diwujudkan melalui kegiatan membudayakan perilaku buang air besar

sehat yang dapat memutuskan alur kontaminasi kotoran manusia sebagai

Page 44: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

27

sumber penyakit secara berkelanjutan dan menyediakan serta memelihara

sarana buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.

Perilaku buang air besar yang sehat menggunakan fasilitas sanitasi

yang saniter berupa jamban sehat. Jamban sehat yaitu jamban leher angsa

yang dilengkapi dengan septic tank. Jamban sehat efektif untuk memutus

mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki dan

digunakan oleh keluarga dengan penempatan yang mudah dijangkau oleh

penghuni rumah (Kementerian Kesehatan RI, 2014)

2.2.6 Sarana pembuangan air limbah

Air limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang

berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari kegiatan industri dan rumah

tangga (domestik). Air limbah domestik adalah hasil buangan dari

peumahan, bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya

(Asmadi dan Suharno, 2012). Menurut Hammer 1977 dalam Asmadi, 2012

volme limbah cair dari perumahan bervariasi mulai dari 200 liter sampai 400

liter per orang per hari. Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 macam yaitu

tinja (tinja), air seni dan grey water. Grey Water merupakan air bekas cucian

dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Campuran tinja dan urin disebut dengan

extreta. Extreta tersebut mengandung mikroba dan pathogen yang dapat

berpotensi menyebarkan penyakit melalui kontaminasi air. Air limbah

domestik harus dilakukan pengolahan agar tidak mencemari lingkungan

sekitarnya.

Page 45: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

28

Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami maupun dengan

bantuan peralatan. Pengolahan air secara alami biasanya menggunakan

kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi direkomendasikan digunakan pada

daerah tropis dan Negara berkembang karena biaya yang diperlukan untuk

membuat kolam stabilisasi relatif murah tetapi mebutuhkan waktu yang

cukup lama. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam an-

aerobic, kolam fakultatif dan kolam matrasi. Kolam anaerobic biasanya

digunakan untuk mengolah air limbah dengan kandungan bahan organik

yang sangat pekat, sedangkan kolam maturasi biasanya digunakan untuk

memusnahkan mikroorganisme patogen dalam air.

Penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu (PAMSIMAS, 2009) :

1. Cara setempat, yaitu jika satu atau beberapa rumah tangga

membuang air limbah/kotoran manusia pada suatu bangunan

pengolahan yang terletak dekat dengan rumah mereka, umumnya

berupa cubluk atau tangki septic tabk dan untuk air limbah dapur

(dapur, cuci, mandi) dibuang ke saluran pembuang air limbah

2. Cara terpusat, yaitu pembuangan seluruh air limbah rumah tangga

(air limba jamban dan air limbah) dari rumah tangga uatu lingungan

permukiman (RW, desa) yang dialirkan melalui sistem saluran (riool,

pipa) menuju tempat pengolahan akhir (instalasi pengolahan air

limbah).

Page 46: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

29

Penelitian yang dilakukan oleh Dini et.al (2013) bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara saluran pembuagan air

limbah rumah tangga dengan kejadian diare (p=0,003) dengan nilai

OR=6 yang bermakna responden dengan SPAL yang tidak memenuhi

syarat memiliki risiko 6 kali terkena diare.

2.2.7 Sarana pembuangan sampah

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam

yang berbentuk padat. Menurut Environment Protection Agency (2009)

diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan kembali, tidak terpakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari manusia dan tidak

terjadi dengan sendirinya. Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008

sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat. Pengertian sampah yang lain menurut Machfoedz

(2004), sampah merupakan segala sesuatu yang oleh pemiliknya dianggap

tidak berguna lagi dan harus di buang. Secara garis besar dapat disimpulkan

bahwa sampah merupakan hasil buangan yang berasal dari manusia, yang

sudah tidak digunakan kembali, dan sudah dianggap tidak berguna lagi dan

dibuang.

Sampah yang dihasilkan oleh manusia akan membusuk karena

aktivitas mikroorganisme di alam, sehingga sampah sering menimbulkan bau

tidak sedap sehingga sampah harus dilakukan pengelolaan sampah yang baik.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan

Page 47: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

30

berkesimbungan. Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi pengurangan

dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yaitu dengan melakukan 3 R

(Reduce, Reuse, Recycle) sedangkan penanganan sampah pemilahan,

pengumpulan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan

pengangkutan dari TPS ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Setiap individu diwajibkan mempunyai sarana atau tempat pewadahan

sampah agar tidak menimbulkan bau dan mencemari lingkungan sekitarnya.

Syarat pewadahan individu menurut Dirjen Pekerjaan Umum Nomor 03

Tahun 2013 sebagai berikut :

1. Kedap air dan udara

2. Mudah dibersihkan

3. Ringan dan mudah diangkat

4. Memiliki tutup

5. Volume pewadahan dapat digunakan ulang

Pengelolaan sampah di Indonesia umumnya mengelola sampah

dengan cara dibakar (50,1%) dan hanya 24,9 persen rumah tangga yang

pengelolaan sampahnya diangkut oleh petugas.Cara lain pengelolaan sampah

rumah tangga dengan cara ditimbun dalam tanah (3,9%), dibuat kompos

(0,9%), dibuang ke kali/parit/laut (10,4%) dan dibuang sembaarangan (9,7%)

(Kementerian Kesehatan, 2013)

Sampah yang dibakar dapat menyebabkan polusi udara disekitarnya

sehingga pembakaran sampah tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh

masyarakat. Presentase sampah yang dibaka masih tinggi dibandingkan

Page 48: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

31

dengan sampah yang diangkut ke TPA. Hal ini dikarenakan masih belum

terpenuhinya akses dan pemerataan dalam pengangkutan sampah di berbagai

daerah. Sampah yang sering diangkut oleh petugas berlokasi di perkotaan.

Sampah masyarakat pedesaan jarang dilakukan penganggkutan sampah

sehingga masyarakat pedesaan memilih untuk membakar sampahnya.

Sampah yang dibuang sembarangan dan dibuang ke laut/sungai

berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dan banjir. Sampah-sampah

tersebut akan memenuhi aliran air dan dapat menyebabkan mampet di saluran.

Sehingga rawan terjadi banjir.

Penelitian yang dilakukan di Pulau Lae-Lae pada tahun 2013,

pengelolan sampah yang dilakukan oleh responden terbanyak adalah dengan

cara di bakar 40% dan dibuang ke laut 42,7% (Irfhamiah et al, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Dini et al ,2013) bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare

balita p=0,043 (p<0,05) dan nilai OR=3,3 CI (1,2-9,4) berarti responden

dengan pengelolaan sampah yang buruk mempunyai risiko 3,3 kali

mengalami kejadian diare dibandingkan responden dengan pengelolaan

sampah yang baik.

2.3 Faktor Host/Individu

a. ASI Eksklusif

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, ASI ekslufif merupakan ASI yang

Page 49: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

32

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa

menambahkan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah penyakit yang ditularkan melalui

fekal oral seperti diare.

ASI mempunyai manfaat preventi secara imunologik dengan adanya

antibody dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikn

perlindungan terhadap penyakit diare. pemberian ASI pada balita yang baru

lahir memberikan daya lindung 4 kali lebih besar terhadap penyakit diare

dibandingkan pemberian ASI disertai dengan susu formula. Flora normal

usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab penyakit

diare (Kementerian Kesehatan RI, 2014a)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karti T et al, (2010) bahwa

balita yang mengkonsumsi susu formula selama 6 bulan di awal kelahiran

memiliki risiko terkena diare sebesar 1,95 kali dibandingakn dengan balita

yang mengkonsumsi ASI eksklusif.

b. Status Gizi

Status gizi dapat mempengaruhi ketahanan tubuh balita. Keadaan

status gizi kurang dan malnutrisi pada anak dapat meningkatkan risiko

terkena penyakit infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun (Almatsier,

2004). Salah satu jenis penyakit infeksi yang mudah menyerang balita dengan

status gizi kurang/malnutrisi adalah diare (Brown, 2003).

Page 50: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

33

Berdasarkan penelitian Sampul et al. (2015) yang dilakukan di Rumah

Sakit Kondou bahwa terdapat hubungan antara diare dengan kejadian

malnutrisi pada balita (p=0,000). Sedangakan hasil penelitian Rosari, et.al

(2013) yang dilakukan di Kota Padang dengan jumlah sampel sebanyak 145

dan menggunakan metode cross sectional, bahwa tidak terdapat hubungan

antara diare dengan status gizi balita (p=0,742). Hasil penelitian senada

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2016) bahwa tidak ada

hubungan antara status gizi dengan kejadian diare pada balita.

c. Personal Higiene

Personal hygiene merupakan kebersihan dan perawatan diri yang

benar untuk mencegah terjangkit penyakit . salah satu praktik personal

hygiene adalah mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan menggunakan

sabun dapat menjadi pembersih atau desinfektan dari uman yang melekat di

tangan setelah buang air besar dan dapat mencegah terjangkit penyakit diare.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudasman (2014)terdapat

hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan riwayat

penyakit diare. Cuci tangan sebelum makan juga menjadi faktor proteksi

terhadap kejadian diare pada balita.

2.4 Permukiman Pesisir

Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, wilayah pesisir adalah daerah

Page 51: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

34

peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di

darat dan dipengaruhi oleh perubahan di darat dan dilaut. Sedangkan menurut

Supriharyono (2007) permukiman pesisir merupakan wilayah pertemuan

antara daratan dan lautan. Wilayah pesisir bagian darat meliputi bagian

hingga daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh

sifat laut seperti pasang surut air laut, angin laut dan perembesan air asin.

Sedangkan bagian ke arah laut, wilayah pesisir pesisir mencakup bagian laut

yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti

sedimentasi dan aliran air tawar, yang disebabkan karena kegiatan manusia di

darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Kawasan Permukiman, kawasan permukiman adalah bagian dari

lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan

maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan. Jadi dapat disimpulkan permukiman pesisir merupakan kawasan

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di tepi laut/teluk.

Biasanya masyarakat yang tinggal di pesisir dominan memiliki mata

pencaharian sebagai nelayan sehingga wilayah tersebut dapat dikatakan

sebagai wilayah permukiman nelayan.

Di Indonesia terdiri atas beribu pulau besar dan pulau kecil. Sebagian

besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa (64%) sedangkan sisanya

Page 52: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

35

tersebar di wilayah daratan Indonesia. Banyak masyarakat yang memilih

tinggal di perkotaan di Pulau Jawa. Pertumbuhan penduduk di perkotaan yang

tidak seimbang dengan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal

mengakibatkan banyak masyarakat yang tinggal pesisir laut/pantai. Hampir

sekitar 60% jumlah penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,

Semarang, Semarang, Medan menyebar ke daerah pesisir (Imroatus et al,

2015).

Kampung Blok Empang Muara angke merupakan salah satu

permukiman pesisir Teluk Jakarta. Mayoritas penduduk Muara Angke bekerja

menjadi nelayan sehingga sering disebut dengan kampung nelayan. Kampung

Blok Empang terdiri dari 10 kelompok yang dipimpin ole ketua kelompok

nelayan.

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini menggunakan pendekatan teori segitiga

epidemiologi (Gordon, 1949). Teori segitiga epidemiologi dapat menjelaskan

proses interaksi antara faktor-faktor yang berperan pada penyakit infeksi yang

terdiri dari Host, Agent, dan Environment. Pada kerangka teori penelitian ini

faktor Host (penjamu) yang berpengaruh terhadap keluhan diare pada balita

adalah ASI eksklusif, personal hygiene dan status gizi. Faktor agent

merupakan penyebab suatu penyakit. Pada kasus penyakit diare pada balita

agen penyebab penyakit berupa bakteri, virus, parasit dan cacing. Faktor

environment (lingkungan) pada kerangka teori penelitian ini adalah sanitasi

Page 53: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

36

dasar. Pada sarana sanitasi dasar, dapat ditinjau dari sarana air bersih, jamban

sehat, saluran pembuangan air limbah dan sarana tempat pembuangan sampah

(Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Page 54: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

37

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Karti T, Srivanichakom and J, 2010), Soemirat (2011), UNICEF (2012),

Sudasman (2014), Kementerian Kesehatan RI (2016)

Page 55: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

38

3 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu teori HAE yang fokus pada

faktor lingkungan. Diketahui bahwa faktor lingkungan penyebab terjadinya

keluhan diare pada balita adalah sanitasi dasar yang meliputi sarana air bersih,

jamban sehat, sarana pembuangan air limbah, sarana penmbuangan sampah dan

keadaan balita serta keluhan penyakit diare pada balita.

Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel

bebas (independen). Pada penelitian ini yang menjadi variabe independen

adalah sarana air bersih, jamban sehat, sarana pembuangan air limbah, sarana

pengelolaan sampah. Sedangkan variabel dependen yaitu keluhan diare pada

balita. Faktor agen penyebab penyakit diare dan faktor Faktor host (penjamu)

yang meliputi ASI ekslusif, status gizi balita,personal higiene tidak di teliti

dikarenakan penelitian ini fokus pada faktor lingkungan.

Sanitasi Dasar

1. Sarana air bersih

2. jamban sehat keluarga

3. Sarana pembuangan air limbah

4. Sarana pembuangan sampah

Keluhan Penyakit

Diare

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Page 56: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

39

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Keluhan penyakit

diare

Keluhan penyakit diare

yang dirasakan balita usia

0-59 bulan meliputi buang

air besar lebih dari 3 kali

sehari, dengan tinja yang

encer pada 3 bulan terakhir

Kuesioner Wawancara 1. Diare,

2. Tidak Diare

Ordinal

2 Sarana air bersih Sarana air bersih yang

digunakan oleh keluarga

responden dengan

persyaratan berupa; jenis

sumber air terlindung yaitu

PDAM, sumur gali,sumur

pompa dan mata air

terlindungi

Lembar

observasi,

kuesioner

Pengisian

lembar

observasi,

wawancara

,

1. Tidak Memenuhi Syarat

2. Memenuhi Syarat

(Kementerian Kesehatan

RI, 2016)

Ordinal

3 Jamban sehat Tersedia fasilitas BAB

berupa jamban jenis leher

angsa dilengkapi dengan

septic tank di rumah

responden

Observasi Lembar

observasi

1. Tidak tersedia jamban

sehat

2. Tersedia jamban sehat

(Kementerian Kesehatan

RI, 2016)

Ordinal

Page 57: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

40

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

4 Sarana Pembuangan

Air Limbah

Kondisi saluran

pembuangan air limbah

rumah tangga yang berasal

dari air buangan kamar

mandi, cuci dan aktivitas

dapur dengan saluran

tertutup

Kuesioner

dan lembar

observasi

Wawancara

dan lembar

observasi

1. Tidak memenuhi syarat

(jika tidak tersedia

saluran air limbah dan

saluran terbuka)

2. Memenuhi syarat (jika

tersedia saluran air

limbah dan saluran

tertutup)

(Kementerian Kesehatan

RI, 2014)

Ordinal

5 Sarana pembuangan

Sampah

Tempat pembuangan

sampah dalam rumah

berupa pembuangan

tertutup, kedap air, dapat

digunakan kembali

Kuesioner

dan lembar

observasi

Wawancara

dan lembar

observasi

1. Tidak memenuhi syarat

(jika tempat sampah tidak

kedap air, terbuka, tidak

dapat digunakan kembali.

2. Memenuhi syarat (jika

tempat sampah kedap air,

tertutup, dapat digunakan

kembali.

(PERMENPU Nomor 3,

2013)

Ordinal

Page 58: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

41

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara sarana air bersih dengan keluhan penyakit diare

pada balita di Kampung Blok Empang Muara Angke

2. Ada hubungan antara jamban rumah tangga dengan keluhan penyakit

diare pada balita di Kampung Blok Empang Muara Angke

3. Ada hubungan antara sarana pembuangan air limbah dengan keluhan

penyakit diare pada balita di Kampung Blok Empang Muara Angke

4. Ada hubungan antara sarana pengelolaan sampah dengan keluhan

penyakit diare pada balita di Kampung Blok Empang Muara Angke

Page 59: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

42

4 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif

mengenai hubungan sanitasi dasar dan keluhan penyakit diare pada balita di

Kampung Blok Empang Muara Angke. Desain penelitian ini dengan studi

cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan pengumpulan data dalam satu

waktu.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pemukiman pesisir Blok Empang Muara

Angke Jakarta Utara dikarenakan wilyahnya merupakan salah satu

pemukiman pesisir Teluk Jakarta dengan kondisi kumuh serta kepemilikan

sanitasi dasar masih tergolong kurang memadai. Permukiman pesisir

dipengaruhi oleh sifat laut seperti pasang surut air laut, angin laut dan

perembesan air asin. Hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan sanitasi dasar

di permukiman pesisir seperti sarana air bersih, jamban, saluran pembuagan

air limbah dan tempat pengelolaan sampah. Air pasang laut dapat mencapai ke

permukiman warga sehingga sering terjadi genangan air dan memperburuk

keadaan santasi. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai

September 2017.

Page 60: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

43

4.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berusia 0-59

bulan yang tinggal di Blok Empang Muara Angke Jakarta Utara. Berdasarkan

data Puskesmas Kelurahan Pluit, jumlah populasi pada penelitian ini adalah

156 balita.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek

penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah balita berusia 0-59 bulan yang

bertempat tinggal di Blok Empang Muara Angke. Jumlah sampel pada

penelitian ini dihitung menggunakan perhitungan :

√ ) √ ) ))

)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

: nilai Z dari derajat kemaknaan (CI) 95% atau = 0.05 yaitu 1,96

: nilai Z pada kekuatan uji (power) 1- = 80% yaitu 0.84

: proporsi

: Proporsi

:

Page 61: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

44

Tabel 4.1 Tabel Perhitungan Sampel

Variabel P1 P2 P n n x 2 Sumber

Sarana air bersih 0,7 0,4 0,22 14 28 (Ferllando dan

Asfawi, 2014)

Jamban rumah

tangga

0,487 0,23

9

0,726 46 92 Kusumaningrum,20

11

Sarana

pembuangan air

limbah

0,65 0,05 0,35 9 18 (Rohim, et.al, 2014)

Sarana

pengelolaan

sampah

0,67 0,03 0,35 7 14 (Rohim, et.al, 2014)

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa sampel penelitian

minimal yang harus diambil adalah 92 sampel. Sampel tersebut termasuk dalam

jumlah sampel minimal sehingga perlu dtambahkan jumlah sampel dengan 10%

total sampel. Jadi didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 102

sampel.

4.4 Teknik pengambilan sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive

sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan

mempertimbangkan kriteria tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh

representatif (Sugiyono, 2012). Berdasarkan kondisi lokasi penelitian dengan

pemukiman padat penduduk, tidak terdapat data balita yang lengkap dengan

Page 62: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

45

alamat rumah dan tidak terdapat data rumah sehingga peneliti memilih teknik

tersebut.

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria yang telah

ditentukan. Adapun pemilihan sampel peneliti berdasarkan kriteria inklusi

dan ekslusi adalah sebagai berikut :

Kriteria inklusi :

1. Rumah yang terdapat balita berumur 0-59 bulan

2. Responden penelitian adalah ibu atau pengasuh balita

3. Bertempat tinggal di Kampung Blok Empang Muara Angke

4. Bersedia menjadi responden penelitian

Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah

1. Rumah yang tidak terdapat balita berumur 0-59 bulan

2. Menolak untuk dijadikan responden

4.5 Pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan

sekunder.

1. Data sekunder berupa jumlah balita Kampung Blok Empang Muara Angke

tahun 2017 yang bersumber dari Puskesmas Keluraha Pluit

2. Data primer yaitu pengumpulan data secara langsung oleh peneliti meliputi

data sarana air bersih, jamban rumah tangga, sarana pembuangan air

Page 63: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

46

limbah, sarana pembuangan sampah dan keluhan diare pada balita.

Pengambilan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara

menggunakan kuesioner.

4.6 Uji Validitas

Uji validitas merupakan derajat ketepatan antara objek penelitian

dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Lapau, 2012). Uji validitas

pada penelitian ini menggunakan validitas muka/validitas bentuk pertanyaan

(face validity) yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam

soal/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya dan tidak menimbulkn tafsiran

lain. Apabila pertanyaan dalam kuisioner telah dianggap relevan, masuk akal

atau beralasan, tidak ambigu dan jelas maka kuisioner tersebut dikatakan telah

valid (Swarjana, 2016). Validitas pada penelitian ini dilakukan pada Kampung

Blok Eceng Muara Angke yang terletak dekat dengan lokasi penelitian.

Jumlah responden dalam uji validitas penelitian ini sebanyak 20 responden.

Uji validitas dilakukan dengan memberi pertanyaann dari kuisioner kepada

responden dan apabila responden dapat menjawab dengan benar, mudah dan

tidak mengalami kebingungan maka dinyatakan lulus uji validitas muka (face

validity)

4.7 Pengolahan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap pengolahan data

sebagai berikut :

Page 64: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

47

1. Menyunting data (editing)

Menyunting data dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam

pengolahan data dan memastikan kelengkapan data. Proses editing

mencakup pengecekan kembali jawaban responden dan kelengkapan

jawaban responden. Penyuntingan dilakukan di lapangan. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya missing data.

2. Mengkode data (coding)

Data coding adalah kegiatan mengklarifikasikan dan memberi kode

untuk masing-masing jawaban pada kuesioner yang akan diisi oleh

responden. Coding bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk analisis

data

Page 65: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

48

Tabel 4.2 Tabel Koding Hubungan Sanitasi Dasar dengan Keluhan Diare pada Balita di Permukiman Pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

No Variabel Nomor

Pertanyaan

Nilai Label Keterangan

1 Keluhan Diare

(diare)

B1

B2

B3

1. Ya

2. Tidak

1. Ya

2. Tidak

1. Ya

2. Tidak

Balita mengalami diare 3 bulan

terakhir

BAB dengan tinja encer

BAB 3 kali atau lebih dalam

sehari

Balita mengalami keluhan

diare dengan jawaban

responden

B1 = ya

B2 = ya

B3 = ya

2 Sarana Air

Bersih

(SAB)

CI 1. Sumur

dangkal

2. Sumur

dalam

3. PDAM

4. Mata air

terlindungi

5. Sungai

6. Lainnya…

Sarana air bersih yang

digunakan untuk mandi cuci

kakus

Sarana air bersih

memenuhi syarat dengan

jawaban responden 1-4

3 Jamban Sehat

(Jamban_sehat)

D1

D3

1. Tidak

Tersedia

2. Tersedia

1. Rumah

2. MCK umum

Tersedia jamban di rumah

Tempat buang air besar

Keluarga mempunyai

jamban sehat dengan

jawaban responden

D1 = tersedia

D3 = Rumah

E1 = Tersedia

Page 66: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

49

No Variabel Nomor

Pertanyaan

Nilai Label Keterangan

E1

Lembar

observasi

3. Empang/Laut

4. Lainnya…

1. Tidak

tersedia

2. Tersedia

1. Leher angsa

2. Cubluk

3. Jamban

empang

Tersedia septic tank di rumah

Jenis jamban

Observasi = Leher angsa

4 Sarana

Pembuangan Air

Limbah

(SPAL)

E2

E3

Lembar

Observasi

1. Ya

2. Tidak

1. Dibuang ke

resapan

tanah

2. Dibuag ke

selokan

terbuka

3. Dibuang ke

selokan

tertutup

1. Tidak ada,

sehingga

Memiliki SPAL di rumah

Membuang air bekas

cucia/mandi

Sarana pembuangan air limbah

Sarana pembuangan air

limbah yang memenuhi

syarat dengan jawaban

responden

E2 = Ya

E3= Dibuang diselokan

tertutup

Observasi=Ada, dialirkan

ke selokan tertutup

Page 67: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

50

No Variabel Nomor

Pertanyaan

Nilai Label Keterangan

tergenang

tidak teratur

di halaman

rumah

2. Ada, di

resapkan ke

tanah

3. Ada, dialirkan

ke selokan

terbuka

4. Ada, dialirkan

ke selokan

tertutup

5 Sarana

Pembuangan

Sampah

(sampah)

F1

F2

F3

F4

1. Ya

2. Tidak

1. Ya

2. Tidak

1. Ya

2. Tidak

1. Ya

2. Tidak

Tempat sampah di rumah

Tempat sampah bahan kedap

air

Tempat sampah tertutup

Tempat sampah dapat

digunakan kembli

Sarana pembuangan

sampah yang memenuhi

syarat dengan jawaban

responden

F1 = Ya

F2 = Ya

F3 = Ya

F4 = Ya

Page 68: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

51

3. Memasukkan data (entry data)

Setelah coding dan data terkumpul, selanjutnya data dimasukkan

kedalam software pengolahan data seperti SPSS.

4. Membersihkan data (cleaning data)

Data yang telah di masukkan kedalam SPSS lalu diperiksa kembali

untuk memastikan tidak ada data yang salah sehingga data siap untuk

dianalisis

4.8 Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Lembar

kuesionerdan lembar observasi. Lembar kuisioner berisi pertanyaan mengenai

sanitasi dasar dan keluhan penyakit diare. Kuesioner yang digunakan

merupakan hasil modifikasi dari Pedoman Penyelenggaraan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (2016) dan penelitian

sebelumnya yaitu (Sudasman, 2014) dan (Cita, 2014). Sedangkan lembar

observasi terdiri dari kategori dan keadaan sanitasi dasar responden.

4.9 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif

menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat

digunakan untuk mendiskripsikan setiap variabel yang diteliti dan dapat

Page 69: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

52

dilihat pada gambaran distribusi dari variabel sarana air bersih, jamban rumah

tangga, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi

dasar yang terdiri dari sarana air bersih, jamban rumah tangga, sarana

pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah dengan keluhan

penyakit diare di Kampung Blok Empang Muara Angke. Analisis bivariat

menggunakan uji Chi-Square yaitu analisi terkait variabel dependen dan

independen termasuk data kategorik. Hasil analisis dapat menggambarkan

hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan independen

menggunakan pvalue dengan nilai α = 5%. Analisis bivariat dapat

menghasilkan nilai keeratan antar variabel dengan nilai Odd Ratio (O

Page 70: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

53

5 BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di permukiman pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke. Secara administrasi Kampung Blok Empang terletak

di Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan Kota Administrasi Jakarta Utara.

Kampung Blok Empang sering disebut sebagai kampung nelayan karena

selain letaknya di pesisir Teluk Jakarta sebagin besar penduduknya bekerja

sebagai nelayan. Hampir sebagian besar masyarakat bertempat tinggal

dipermukiman informal. Hal ini diawali dengan adanya urbanisasi yang

terjadi di Muara Angke dan keterbatasan lahan untuk permukiman. Sehingga

masyarakat membangun pemukiman secara swadaya dibagian tepi pantai.

Pada tahun 1977, kawasan Muara Angke diresmikan oleh Bapak

Sadikin selau Gubernur DKI Jakarta (Suwitno, 2016). Sampai saat ini

pembagian wilayah masih menggunakan sistem kelompok yang terdiri dari 10

kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh ketua kelompok. Peta wilayah

Kampung Blok Empang Muara Angke dapat dilihat pada gambar 5.1

Page 71: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

54

Sumber : Puskesmas Kelurahan Pluit, 2016

Gambar 5.1 Peta Kampung Blok Empang Muara Angke Jakarta Utara

Sebagian besar masyarakat membuat rumah sebagai tempat tinggal

diatas empang dengan dilakukan penimbunan terlebih dahulu dengan

model rumah panggung. Di sekitar bantaran kali Angke juga terdapat

bangunan rumah non-permanen yang dihuni oleh masyarakat pendatang.

Bangunan rumah tersebut sederhana dan mudah diterjang banjir saat

terjadi luapan air kali Angke dan banjir rob dari Teluk Jakarta.

Terdapat fasilitas umum di Muara Angke yaitu satu Puskesmas

Kelurahan Pluit, Pasar dan sarana pendidikan. Akses kendaraan menuju

Muara Angke dan Kampung Blok Empang dapat menggunakan Trans

Jakarta, angkutan umum, dan odong-odong (kendaraan roda 3).

Page 72: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

55

5.2 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat pada penelitian menjabarkan dari variabel

independen dan variable dependen. Variabel dependen pada penelitian ini

adalah keluhan diare pada balita. Sedangkan variabel independen terdiri

dari sarana air bersih, jamban sehat, sarana pembuangan air limbah dan

sarana pembuangan sampah. Hasil penelitian dapat dilihat pada uraian

tabel sebagai berikut

5.2.1 Keluhan Diare pada Balita

Keluhan diare pada balita merupakan variabel dependen

pada penelitian ini. Keluhan diare diukur menggunakan kuisioner

dengan pertanyaan terkait gejala diare yaitu buang air besar encer

dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari dalam kurun waktu

3 bulan terakhir.

Hasil analisis univariat keluhan diare pada balita dibagi

menjadi 2 kategori yaitu diare dan tidak diare dengan hasil yang

dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan

Diare Pada Balita di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017

Keluhan Diare Jumlah (n) Persentase (%)

Diare 43 42,2

Tidak Diare 59 57,8

Jumlah 102 100

Page 73: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

56

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang

memiliki keluhan diare (42,2%) lebih sedikit dibandingkan dengan

responden yang tidak memiliki keluhan diare (57,8)

5.2.2 Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini ditinjau dari

segi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjan dan tingkat

pendapatan. Gambaran karakterisktik responden dapat dilihat pada

tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden di Permukiman

Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)

Usia

Kurang dari 20 Tahun 15 14,7

21-30 Tahun 40 39,2

31-40 Tahun 39 38,2

Lebih dari 40 Tahun 8 7,8

Total 102 100

Tingkat Pendidikan

SD 54 52,9

SMP 33 32,4

SMA 15 14,7

Total 102 100

Pekerjaan

Nelayan 36 35,3

Wiraswasta 22 21,6

Buruh 22 21,6

Karyawan 18 17,6

Lainnya 4 3,9

Total 102 100

Tingkat Pendapatan

Rendah (<1.000.000) 27 26,5

Sedang (1.000.000 –

3.000.000) 57 55,9

Tinggi (>3.000.000) 18 17,6

Total 102 100

Page 74: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

57

Responden pada penelitian ini adalah ibu atau pengasuh

balita usia 0-59 bulan. Berdasarkan hasil tabel 5.2 usia responden

paling banyak adalah usia 31-40 tahun (39,2%). Sebagian besar

tingkat pendidikan responden adalah SD (52,9%). Jenis pekerjaan

pada penelitian ini adalah pekerjaan dari kepala keluarga dengan

perolehan hasil paling banyak responden bekerja sebagai nelayan

(35,3%). Sedangkan pendapatan pada penelitian ini dibagi menjadi

3 yaitu rendah (kurang dari 1.000.000), sedang (1.000.000-

3.000.000) dan tinggi (lebih dari 3.000.000) sehingga dapat

diketahui sebagian besar tingkat pendapatan responden adalah

sedang (55,9%).

5.2.3 Sarana Air Bersih

Pemenuhan persyaratan sarana air bersih berdasarkan jenis

sumber air yang terlindungi meliputi sumber air dari PDAM,

sumur gali, sumur pompa dan mata air terlindungi (Kemenkes RI,

2016). Variabel sarana air bersih dikategorikan menjadi dua yaitu

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Hasil pengambilan

data primer terkait variabel sarana air bersih dapat dilihat pada

tabel 5.3 sampai tabel 5.6

Page 75: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

58

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana

Air Bersih Di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang

Muara Angke Tahun 2017

Sarana Air Bersih Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 0 0

Memenuhi Syarat 102 100

Jumlah 102 100

Sarana air bersih yang memenuhi syarat berdasarkan

Pedoman Keluarga Indonesia Sehat adalah penggunaan sumber air

dari sumber air yang terlindungi yaitu sumber air dari PDAM,

sumur gali, sumur pompa dan mata air terlindungi (Kemenkes RI,

2016). Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sarana air bersih

semua memenuhi syarat (100%).

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis

Sarana Air Bersih Di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017

Jenis Sarana Air Bersih Jumlah (n) Persentase (%)

Sumur Dangkal 9 8,8

Sumur Dalam 15 14,7

PDAM 78 76,5

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa jenis sarana

air bersih yang digunakan oleh responden paling banyak adalah

PDAM (76,5%).

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak

Sumber Air Tanah dengan Septic Tank di Permukiman Pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Jarak Sumber Air Tanah

dengan septic tank

Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak memenuhi syarat 19 79,2

Memenuhi syarat 5 20,8

Page 76: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

59

Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa persentase jarak

sarana air bersih dengan septic tank yang tidak memenuhi syarat

lebih banyak dibandingkan dengan yang memenuhi syarat.

Sumber air minum yang digunakan oleh responden dapat

dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber

Air Minum Di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang

Muara Angke Tahun 2017

Sumber Air Minum Jumlah (n) Persentase (n)

Air PDAM 2 2,0

Air Sumur 4 3,9

Air Isi Ulang 93 91,2

Air Minum Dalam Kemasan 3 2,9

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian

sumber air minum respoden diperoleh dari air isi ulang (91,2%),

sedangkan sumber air minum yang paling sedikit digunakan oleh

responden yaitu sumber air dari PDAM (2%).

5.2.4 Jamban Sehat Rumah Tangga

Variabel jamban rumah sehat rumah tangga pada penelitian

ini dikategorikan menjadi dua yaitu memenuhi syarat dan tidak

memenuhi syarat. Kriteria jamban sehat pada penelitian

berdasarkan Pedoman Indonesia Sehat (2016) dengan kriteria yang

memenuhi syarat adalah tersedianya jamban leher angsa dirumah

responden dan dilengkapi dengan septic tank sebagai tempat

Page 77: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

60

pembuangan tinja. Hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel

5.7 sebagai berikut

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jamban

Sehat di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke Tahun 2017

Jamban Sehat Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 42 41,2

Memenuhi Syarat 60 58,8

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar

jamban di permukiman pesisisr Kampung Blok Empang termasuk

dalam kategori memenuhi syarat yaitu sebesar 58,8%.

Jenis jamban yang digunakan oleh responden dapat dilihat

pada tabel 5.8 sebagai berikut

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis

Jamban di Permukiman Pesisir Kampung Blok Empang

Muara Angke Tahun 2017

Jenis Jamban Jumlah (n) Persentase (n)

Jamban Empang 23 22,5

Cubluk 1 1,0

Leher Angsa 78 76,5

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.8 jenis jamban yang paling banyak

digunakan responden adalah jamban leher angsa sebesar 76,5%.

Sedangkan jenis jamban yang paling sedikit digunakan responden

adalah cubluk.

Page 78: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

61

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan

Ketersediaan Septic Tank di Permukiman Pesisir Kampung

Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Ketersediaan Septic Tank Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Tersedia 42 41,2

Tersedia 60 58,8

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa ketersediaan

septic tank lebih banyak dibandingkan dengan tidak tersedia septic

tank.

Kebiasaan buang air besar responden dapat dilihat pada

tabel 5.10 sebagai berikut

Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan

Kebiasaan Buang Air Besar di Permukiman Pesisir Kampung

Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Kebiasaan BAB Jumlah (n) Persentase (%)

Rumah 67 65,7

MCK Umum 12 11,8

Laut/empang 23 22,5

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa persentase

kebiasaan BAB responden terbanyak adalah di rumah, namun

masih ada 22,5% responden yang melakukan buang air besar

sembarangan di laut/empang.

Page 79: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

62

5.2.5 Sarana Pembuangan Air Limbah

Sarana pembuangan air limbah dikategorikan menjadi dua yaitu

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Pemenuhan syarat sarana

pebuangan air limbah ditinjau dari tersedianya saluran pembuanagn air

limbah dengan saluran tertutup. Hasil analisis univariat dapat dilihat pada

tabel 5.11

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Sarana

Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Permukiman Pesisir Kampung

Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

SPAL Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 84 82,4

Memenuhi Syarat 18 17,6

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa kondisi saluran

pembuangan air limbah yang memenuhi syarat lebih banyak dibandingkan

dengan saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat.

5.2.6 Sarana Pembuangan Sampah

Variabel sarana pembuangan sampah dikategorikan menjadi dua

yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Kriteria saranan

pembuangan sampah yang memenuhi syarat yaitu tempat pembuangan

yang kedap air, tertutup, dapat digunakan kembali. Adapun hasil analisis

univariat dari sarana pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel 5.12

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana

Pembuangan Sampah di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017

Sarana Pembuangan Sampah Jumlah (n) Persentase (%)

Page 80: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

63

Tidak Memenuhi Syarat 96 94,1

Memenuhi Syarat 6 5,9

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa sarana pembuangan

sampah yang memenuhi syarat lebih besar dibandingkan dengan sarana

pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

Kebiasaan pembuangan sampah responden dapat dilihat pada tabel

5.13 sebagai berikut

Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Pembuangan Sampah di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017

Kebiasaan Pembuangan Sampah Jumlah

(n)

Persentase (%)

Dibakar 12 11,8

Dibuang ke TPS 55 53,9

Dibuang ke pekarangan rumah 7 6,9

Dibuang ke laut/empang 28 27,5

Jumlah 102 100

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa sebagian besar kebiasaan

responden dalam mengelola sampah yaitu dibuang ke TPS (53,9%),

persentase terbesar pembuangan sampah adalah di buang ke TPS. Selain itu

masih terdapat responden yang membakar sampah (11,8%)

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dan independen. Pada penelitian ini menggunakan uji

chi-square dikarenakan variabel dependen dan independen merupakan

data kategorik.

Page 81: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

64

5.3.1 Hubungan Antara Sanitasi Air Bersih Dengan Keluhan Diare

Pada Balita

Analisis bivariat sarana air bersih dengan keluhan diare

pada balita diperoleh dengan menggunakan uji chi-square untuk

melihat nilai OR. Sarana air bersih dikategorikan menjadi 2 yaitu

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Kategori sarana air

bersih yang memenuhi syarat berdasarkan Pedoman Kelurga

Indonesia Sehat adalah penggunaan sumber air dari sumber air

yang terlindungi yaitu sumber air dari PDAM, sumur gali, sumur

pompa dan mata air terlindungi (Kementerian Kesehatan RI, 2016)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sarana air bersih

semua memenuhi syarat (100%) dan termasuk homogen sehingga

tidak dapat dilakukan analisis bivariat.

5.3.2 Hubungan Antara Jamban Sehat dengan Keluhan Diare pada

Balita

Analisis hubungan antara jamban sehat dengan keluhan

diare diperoleh dengan menggunakan uji chi-square untuk melihat

nilai OR. Jamban sehat dibagi menjadi 2 yaitu memenuhi syarat

dan tidak memenuhi syarat. Adapun hasil uji yang diperoleh dapat

dilihat pada tabel 5.14

Tabel 5.14 Hubungan Antara Jamban Sehat dengan Keluhan

Diare pada Balita di Permukiman Pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke Tahun 2017

Jamban

Sehat

Diare

Total

OR CI

95%

P-

value Ya Tidak

Page 82: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

65

N % N % n %

Tidak

Memenuhi

Syarat

20 47,6 22 52,4 42 100

1,461

(0,308-

1,519)

0,417

Memenuhi

Syarat

23 38,3 37 61,7 60 100

Jumlah 43 42,2 59 57,8 102 100

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 5.14 diketahui dari

42 responden yang tidak memiliki jamban sehat, sebanyak 20

balita (47,6%) mengalami keluhan diare. Sedangkan dari 60

responden yang memiliki jamban sehat, sebanyak 23 balita

(38,3%) mengalami keluhan diare. Berdasarkan uji Chi-Square

dengan α=5% diketahui bahwa nilai pvalue 0,417. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

jamban sehat dengan keluhan diare pada balita. Nilai OR pada

penelitian ini dihasilkan 1,461 (95% CI: 0,308-1,519). Hal ini

menunjukkan bahwa jamban sehat yang tidak memenuhi syarat

berisiko 1,461 mengalami keluhan diare dibandingkan dengan

jamban yang memenuhi syarat.

5.3.3 Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah dengan

Keluhan Diare pada Balita

Analisis hubungan antara salurn pembuangan air limbah

dengan keluhan diare diperoleh dengan menggunakan uji chi-

square untuk melihat nilai OR. Jamban sehat dibagi menjadi 2

yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Adapun hasil

uji yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5.15

Page 83: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

66

Tabel 5.15 Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air

Limbah Dengan Keluhan Diare Pada Balita Di Permukiman

Pesisir Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Saluran

Pembuangan

Air Limbah

Diare

Total

OR CI

95%

P-

value Ya Tidak

N % n % n %

Tidak

Memenuhi

Syarat

37 44 47 56 84 100

1,574

(0,540-

4,592)

0,444

Memenuhi

Syarat

6 33,3 12 66,7 18 100

Jumlah 43 42,2 59 57,8 102 100

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 5.15 diketahui dari

84 responden dengan saluan pembuangan air limbah tidak

memenuhi syarat, sebanyak 37 balita (44%) mengalami keluhan

diare. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki saluran

pembuangan air limbah yang memenuhi syarat, sebanyak 6 balita

(33,3%) mengalami keluhan diare. Berdasarkan uji Chi-Square

dengan α=5% diketahui bahwa nilai pvalue 0,444. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

saluran pembuangan air limbah dengan keluhan diare pada balita.

Nilai OR pada penelitian ini dihasilkan 1,547 (95% CI: 0,540-

4,592). Hal ini menunjukkan bahwa saluran pembuangan air

limbah yang tidak memenuhi syarat beresiko 1,547 mengalami

keluhan diare dibandingkan dengan saluran pembuangan air limbah

yang memenuhi syarat.

Page 84: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

67

5.3.4 Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah dengan

Keluhan Diare pada Balita

Analisis hubungan antara sarana pembuangan sampah

dengan keluhan diare diperoleh dengan menggunakan uji chi-

square untuk melihat nilai OR. Jamban sehat dibagi menjadi 2

yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Adapun hasil

uji yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5.16

Tabel 5.16 Hubungan Antara Sarana Pembuangan Sampah

dengan Keluhan Diare pada Balita di Permukiman Pesisir

Kampung Blok Empang Muara Angke Tahun 2017

Sarana

Pembuangan

Sampah

Diare Total OR

CI

95%

P-

value Ya Tidak

n % n % n %

Tidak

Memenuhi

Syarat

43 44,8 53 55,2 96 100

-

0,038

- Memenuhi

Syarat

0 0 6 100 6 100

Jumlah 43 44,2 59 57,8 102 100

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 5.16 diketahui dari

96 responden dengan sarana pembuangan sampah tidak memenuhi

syarat, sebanyak 43 balita (44,8%) mengalami keluhan diare.

Sedangkan dari responden yang memiliki sarana pembuangan

sampah yang memenuhi syarat, sebanyak tidak terdapat balita

mengalami keluhan diare. Berdasarkan uji Chi-Square dengan

α=5%. diketahui bahwa nilai pvalue 0,038. Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara sarana pembuangan

sampah dengan keluhan diare pada balita. Nilai OR pada penelitian

Page 85: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

68

ini tidak keluar karena terdapat sel crosstabs yang memiliki nilai 0,

sehingga nilai OR tidak dapat dianalisis.

Page 86: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

69

6 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Adapun keterbatasan pada penelitian ini antara lain :

1. Pada penelitian ini, terdapat beberapa variabel dalam kerangka teori yang

tidak diteliti yaitu ASI ekslusif, status gizi dan personal higiene. Alasan

beberapa variabel dalam kerangka teori tidak diteliti karena berfokus pada

faktor lingkungan khususnya terkait sanitasi dasar.

2. Pada variabel sarana air bersih, tidak diteliti kualitas air bersih karena

peneliti fokus terhadap sarana fisiknya saja. Selain itu kualitas air bersih

memerlukan biaya yang besar dalam uji laboratorium.

6.2 Gambaran Keluhan Diare pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 102 responden,

terdapat 42,2% balita mengalami keluhan diare dan 57,8% balita tidak

mengalami keluhan diare dalam 3 bulan terakhir. Balita yang mengalami

keluhan diare lebih sedikit dibandingkan dengan balita tidak mengalami

keluhan diare. Penentuan balita mengalami keluhan berdasarkan teori dan

Pedoman Tata Laksana Diare Kementerian Kesehatan (2014) yaitu balita

mengalami buang air besar yang frekuensinya 3 kali atau lebih dalam sehari

Page 87: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

70

dengan konsistensi tinja cair. Pada penelitian ini responden yang dipilih

adalah ibu yang mempunyai balita dengan usia 0-59 bulan.

Penyakit diare ditularkan oleh kuman seperti bakteri dan virus. Diare

yang disebabkan oleh infeksi Rotavirus merupakan penyebab diare yang

paling banyak terjadi pada balita. Penularan Rotavirus melalui fecal-oral dan

kontak langsung dengan penderita (person to person). Penularan fecal oral

dapat melaui media makanan atau air yang telah terkontaminasi Rotavirus.

Sedangkan penularan person to person diduga dapat ditularkan melalui

droplet dari penderita (Bernstein, 2009; Hasibuan dan Nasution, 2011).

Menurut Bernstein (2009) tidak ada perbedaan insiden diare rotavirus antara

negara berkembang dengan negara maju. Kondisi sanitasi yang baik tidak

menurunkan risiko penularan virus tersebut. Faktor risiko dari penularan

Rotavirus antara lain pola asuh balita, personal higiene dalam pemberian

makan balita, pemberian ASI ekslusif. Pola asuh balita dan personal hygiene

dalam pemberian makan balita dapat mencegah penularan Rotavirus melalui

fecal oral. Sedangkan pemberian ASI ekslusif dapat meningkatkan imunitas

balita sehingga tidak mudah terkena penyakit.

Diare dapat ditularkan melaui media perantara air yang sudah

terkontaminasi dengan bakteri E.coli. Diare dapat terjadi bila seseorang

menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya,

tercemar selam perjalanan sampai ke rumah-rumah (distribusi) atau saat

disimpan di dalam rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat

Page 88: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

71

penyimpanan tidak tertutup atau bagian tangan yang tercemar menyentuh air

pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.

Penularan diare dapat melalui tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah

terinfeksi mengandung virus dan bakteri dalam jumlah yang besar. Bila tinja

tersebut dihinggapi lalat dan kemudian lalat tersebut hinggap dimakanan,

maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang lain yang memakan

makanan tersebut.

Menurut (Widoyono, 2008) diare juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan

kesehatan, gizi, kependudukan, pendidikan dan keadaan sosial. Keadaan

lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan kumuh berpotensi menyebabkan

gangguan kesehatan masyarakat. Berdasarkan letak geografis, Kampung Blok

Empang berada di permukiman pesisir Teluk Jakarta (dapat dilihat pada

gambar 5.1). Kampung Blok Empang merupakan salah satu kampung nelayan

yang berada di pesisir Jakarta Utara. Menurut Hadi (2007) dalam Gaffar

(2010) beberapa ciri khas masyarakat nelayan yaitu tinggal berbatasan

langsung dengan pesisir, kondisi sosial ekonomi yang rendah, pendidikan

yang rendah, fasilitas sarana dan prasarana masih kurang, hunian liar dan

kumuh. Daerah pesisir merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak

masalah khususnya di bidang kesehatan masyarakat. Pada penelitian tersebut

dijelaskan bahwa salah satu masalah kesehatan masyarakat pesisir yang

ditemui adalah diare (Sumampouw et al., 2015). Sehingga dapat dikatakan

Page 89: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

72

permukiman pesisir identik dengan kondisi kumuh dan berpotensi

menyebabkan penyakit seperti diare.

Permukiman kumuh merupakan permukiman yang tidak layak huni

karena ketidakaturan bangunan, tingkat kepadatan yang tinggi dan kualitas

bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Kondisi

sarana dan prasarana meliputi penyediaan air bersih/minum, pengelolaan

persampahan, pengelolaan air limbah, drainase lingkungan (Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016). Apabila kondisi sarana dan

prasana tidak memenuhi persyaratan, dapat berpotensi menyebarkan penyakit

berbasis lingkungan seperti diare. Beberapa faktor lain yang berhubungan

dengan diare antara lain kepemilikan sanitasi dasar, sarana air besih, jamban

sehat, saluran pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah

(Azwar, 1995).

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Kampung Blok Empang sebagian

besar berpenghasilan sedang dengan pendapatan 1.000.000-3.000.000 (dapat

dilihat pada tabel 5.2) dengan jenis pekerjaan sebagai nelayan. Menurut

(Martha Wasak, 2012) keadaan ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan

keluarga. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehingga cenderung memiliki status gizi

kurang yang memudahkan terjangkit penyakit diare. pendapatan keluarga juga

menentukan ketersediaan sarana sanitasi dasar. Pendapatan keluarga yang

baik dapat memenuhi ketersediaan sarana sanitasi dasar yang memenuhi

Page 90: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

73

syarat. Pemenuhan sanitasi dasar dapat meminimalisir terjangkitnya suatu

penyakit berbasis lingkungan.

Pada penelitian ini, variabel keluhan diare diukur menggunakan

kuisioner dengan beberapa pertanyaan terkait keluhan diare yang dialami

balita selama 3 bulan terakhir. Peneliti melakukan probing kepada responden

untuk mengingat kembali kejadian 3 bulan terakhir dan menggali informasi

yang lebih akurat sehingga dapat meminimalisir bias informasi.

6.3 Analisis Hubungan Sarana Air Bersih dengan Keluhan Diare pada Balita

Terdapat beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui perantara

air antara lain diare, hepatitis A dan E, penyakit kulit dan infeksi saluran

pencernaan lain, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk menjaga kebersihan

diri dan lingkungan. Penyediaan air bersih dapat menjadi upaya untuk

mencegah penyakit-penyakit tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2014)

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui

fecal-oral. Kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut

melalui minuman, makanan atau benda yang tercemar oleh tinja. Menurut

Kementerian Kesehatan RI (2014) dalam Pedoman Tata Laksana Diare

menunjukkan bahwa masyarakat yang dijangkau oleh penyediaan air bersih

mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan

masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi

Page 91: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

74

risiko terhadap serangan diare dengan menggunakan air bersih dan

melindungi air tersebut dari kontaminan mulai dari sumbernya sampai

penyimpanan di rumah.

Pada penelitian ini, kategori sarana air bersih dibagi menjadi dua yaitu

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Persyaratan sarana air bersih

mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Indonesia Sehat dalam Pendekatan Keluarga

bahwa sarana air bersih yang memenuhi persyaratan adalah sumber air bersih

yang terlindungi yang mencakup PDAM, sumur pompa, sumur gali dan mata

air terlindungi (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Berdasarkan tabel 5.5,

semua responden telah menggunakan sarana air bersih yang memenuhi syarat

(100%), sehingga analisis bivariat antara sarana air bersih dan keluhan diare

tidak dapat dianalisis secara statistik karena data bersifat homogen.

Sumber air bersih yang terlindungi dapat meminimalisir kontaminasi

terhadap agen penyebab penyakit diare. Kontaminasi dapat terjadi apabila

sumber air telah tercemar oleh tinja manusia dan binatang yang mengandung

bakteri infeksius. Pencemaran tersebut dapat terjadi dari apabila jarak tempat

penampungan tinja manusia dengan sumber air bersih kurang dari 10 meter

(Depkes, 1990). Berdasarkan hasil observasi, jarak sumber air tanah dengan

septic tank yang tidak memenuhi syarat lebih banyak dibandingkan dengan

yang memenuhi syarat. Jarak sumber air tanah dengan septic tank kurang dari

10 meter berisiko terkontaminasi oleh bakteri E.coli.

Page 92: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

75

Sumber air minum responden sebagian besar menggunakan air isi

ulang yang diperoleh dari depot air isi ulang. Depot air isi ulang dapat terjadi

kontaminasi dengan E.coli jika sumber air isi ulang tersebut berasal dari air

tanah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Puskesmas Kelurahan Pluit

terdapat pemeriksaan inspeksi sanitasi depot air isi ulang yang dilakukan oleh

Puskesmas Kelurahan Pluit dan ditemukan beberapa depot yang mengandung

E.coli. Hasil penelitian yang dilakukn oleh (Kasim et al, 2014) yang dilakukan

di pesisir Kota Makassar terdapat hubungan antara sumber air baku yang

digunakan depot air isi ulang dengan cemaran E.coli. Air minum yang

dikonsumsi harus bebas dari cemaran E.coli agar tidak menyebabkan

penyebaran penyakit diare. Apabila masyarakat mengonsumsi air isi ulang

sebaiknya dimasak terlebih dahulu untuk mematikan E.coli.

Pada penelitian ini, tidak diteliti kualitas air dari segi mikrobiologi.

Padahal adanya kontaminasi mikrobiologi dalam sumber air dapat berpotensi

mengakibatkan penyakit yang ditularkan oleh air seperti diare (Widoyono,

2008). Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mengetahui hubungan sarana

air bersih dengan diare, sebaiknya kualitas air bersih dilakukan pemeriksaan

dengan uji laboratorium kualitas air dari segi mikrobiologi.

6.4 Analisis Hubungan Jamban Sehat dengan Keluhan Diare pada Balita

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat

membuang dan mengumpulkan kotoran manusia (kakus/wc) dan dilengkapi

dengan sarana penampungan kotoran/tinja sehingga tidak menjadi penyebab

Page 93: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

76

atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan permukiman. Sedangkan

jamban sehat merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat

membuang dan mengumpulkan kotoran manusia (kakus/jamban) berbentuk

leher angsa dan dilengkapi dengan sarana penampungan tinja/septic tank

sehingga tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit (Kementerian

Kesehatan RI, 2016).

Ketersediaan jamban sehat diduga terdapat hubungan dengan kejadian

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke. Jamban sehat pada penelitian ini diukur dengan beberapa pertanyaan

dan observasi berdasarkan Pedoman Indonesia Sehat (Kementerian

Kesehatan, 2016) yaitu jamban dengan jenis leher angsa dan dilengkapi

dengan septic tank. Berdasarkan uji bivariat diketahui bahwa bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara jamban sehat dengan keluhan diare pada

balita (p=0,417).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Ferllando dan Asfawi (2014)

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan jamban

dengan dengan kejadian diare (p=0,0504). Penelitian yang dilakukan oleh

Nugraheni (2012) juga senada dengan hasil penelitian ini bahwa tidak terdapat

hubungan antara keberadaan jamban dengan kejadian diare di Semarang Utara

(p=0,195). Pada penelitian Ferllando dan Asfawi (2014), dapat diketahui

bahwa semua responden telah memiliki jamban sehat.

Page 94: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

77

Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara ketersediaan

jamban sehat dan keluhan diare karena berdasarkan observasi sebagian besar

ketersediaan jamban sehat di rumah responden sudah memenuhi syarat yaitu

menggunakan jamban berbentuk leher angsa dan terdapat septic tank. Jenis

jamban leher angsa merupakan jenis jamban yang dianjurkan dan dapat

mencegah bau busuk dan masuknya binatang (Nugraheni, 2012). Jamban

leher angsa menggunakan slab sebagai lubang dengan sekat air. Slab tersebut

terhubung dengan tempat pembuangan tinja/septic tank. Dengan adanya sekat

air pada leher angsa, tinja dapat disiram menggunakan air untuk mencapai

septic tank. Apabila jamban leher angsa digunakan dan dipelihara dengan

semestinya, sekat air akan mencegah lalat agar tidak dapat mencapai lubang

jamban dan bau tidak dapat keluar dari lubang tersebut (Soeparman and

Suparmin, 2002).

Berdasarkan hasil kuesioner pada tabel 5.10 responden yang tidak

mempunyai jamban dirumah, buang air besar di MCK umum dan jamban

terbuka empang/laut. Responden yang masih buang air besar sembarangan

(BABS) di pinggir laut/empang sebagian besar bertempat tinggal di pinggir

laut. Meskipun sudah tersedia MCK umum, sebagian masyarakat belum

memanfaatkan fasilitas MCK tersebut dan memilih untuk buang air besar di

pinggir laut. Menurut hasil penelitan yang dilakukan oleh Heijnen et al.,

(2015) masyarakat yang tidak memiliki jamban di rumah cenderung

melakukan praktik buang air besar sembarangan.

Page 95: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

78

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masih terdapat masyarakat yang

buang air besar sembarngan di pinggir laut kurangnya pengetahuan serta

kesadaran masyarakat akan pentingnya buang air besar di jamban. Menurut

hasil penelitian yang dilakukan oleh Lasmi (2004) dalam Gaffar (2010) bahwa

semakin baik pengetahuan tentang jamban maka responden lebih cenderung

untuk menggunakan jamban.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai OR sebesar 1,461 (95% CI:

0,308-1,519) yang menunjukkan bahwa jamban sehat yang tidak memenuhi

syarat berisiko 1,461 mengalami keluhan diare dibandingkan dengan jamban

yang memenuhi syarat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudasman

(2014) yang menyatakan bahwa responden dengan kepemilikan jamban yang

tidak sehat memiliki potensi 4,588 kali menyebabkan diare. Hal ini

membuktikan bahwa kepemilikan jamban sehat yang tidak memenuhi syarat

berisiko menyebabkan diare. Jamban sehat dilengkapi dengan tempat

pempuangan tinja/septic tank sehingga dapat mengurangi risiko sumber air

terkontaminasi oleh tinja yang dapat menyebarkan penyakit diare.

Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada responden yang

memanfaatkan air laut sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sebagian besar responden mengonsumsi air dari PDAM dan

hanya sebagian kecil responden yang mengonsumsi air sumur. Air PDAM

berasal dari mobil tangki air yang selanjutnya didistribusikan kepada

masyarakat melalui jasa tukang pikul air. Berdasarkan hasil observasi,

Page 96: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

79

responden menyimpan air PDAM dalam sebuah wadah besar yang diletakkan

di kamar mandi. Sehingga kecil kemungkinan air terkontaminasi oleh tinja.

Sumber air yang dapat terkontaminasi oleh tinja adalah sumber air dari sumur

dangkal dengan kedalaman sumur 0-5 meter.

Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penurunan risiko terhadap penyakit diare. Berdasarkan hasil observasi, masih

terdapat masyarakat yang buang air besar di pinggir laut dan kurangnya

pengetahuan terkait jamban sehat, maka perlu adanya sosialiasi tentang stop

buang air besar sembarangan, pentingnya buang air besar di jamban serta

dampak yang diakibatkan dari buang air besar sembarangan. Keluarga yang

tidak mempunyai jamban dapat memanfaatkan MCK yang telah tersedia.

6.5 Analisis Hubungan Saluran Pembuangan Air Limbah dengan Keluhan

Diare pada Balita

Saluran pembuangan air limbah merupakan saluran yang digunakan

untuk membuang air limbah yang berasal rumah tangga seperti air bekas

cucian, mandi, dan lain sebagainya. Saluran pembuangan air limbah yang

memenuhi syarat adalah saluran yang tertutup agar tidak mencemari sumber air

bersih dan tidak berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya binatang

penyebar penyakit (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Berdasarkan uji bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara saluran pembuangan air limbah dengan keluhan diare pada

Page 97: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

80

balita (p=0,444). Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angeline

et.al (2012) bahwa variabel saluran pembangan air limbah tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap keluhan diare (p=0.05). Berdasarkan hasil

wawancara, bahwa tidak terdapat hubungan antara saluran pembuangan air

limbah dengan keluhan diare pada balita karena sebagian besar responden

menggunakan sumber air PDAM sehingga mencegah sumber air tercemar oleh

air limbah.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rizkiyanto (2015) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara saluran

pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada Balita. Perbedaan hasil ini

bisa disebabkan adanya perbedaan lokasi penelitian yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Rizkiyanto (2015) berada di daerah dengan status rawan

banjir. Daerah rawan banjir sering terjadi genangan setelah hujan yang dapat

disebabkan oleh sistem drainase yang kurang baik. Genangan air tersebut

berpotensi menjadi mencemari sumber air di sekitarnya dan menjadi tempat

perkembangbiakan vektor penyakit.

Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan, namun diketahui nilai OR

pada penelitian ini dihasilkan 1,547 (95% CI: 0,540-4,592) menunjukkan

bahwa saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat berisiko

1,547 balita mengalami keluhan diare dibandingkan dengan saluran

pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. Sejalan dengan penelitian lain

yang dilakukan oleh Dini et.al (2013) bahwa diketahui nilai OR sebesar 6,00

Page 98: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

81

yang bermakna responden dengan SPAL yang tidak memenuhi syarat memiliki

risiko 6 kali terkena diare. Hal ini membuktikan bahwa SPAL yang tidak

memenuhi syarat berisiko mengalami diare.

Menurut Hidayat (2010) dalam Angeline et.al (2012) kondisi saluran

pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat memberikan

dampak antara lain dapat menimbulkan genangan, sebagai tempat

perkembangbiakan vektor penyebar penyakit seperti penyakit diare. Dari

aspek estetika dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan pandangan

kurang menyenangkan bagi keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

SPAL yang memenuhi syarat adalah saluran yang tertutup dapat

mencegah terbentuknya tempat perkembangbiakan vektor. Menurut

Kusnoputranto (1997) dalam Ikhwan (2012) SPAL yang tertutup harus

dilakukan pemantauan dan dibersihkan secara rutin karena seringkali

tersumbat dan menimbulkan genangan serta banjir saat hujan. Hal ini penting

untuk dicermati agar bangunan SPAL yang dibuat adalah tetap dalam kondisi

tertutup dasar dan didalamnya yang kedap air tetapi penutupnya tidak

permanen agar dapat dibersihkan dan di pantau. Sehingga diharapkan SPAL

aman dan mudah dibersihkan dan sesuai dengan standar kesehatan.

Hasil observasi peneliti di Kampung Blok Empang masih terdapat

genangan air yang berasal dari saluran pembuangan air limbah. Genangan air

tersebut diperparah ketika turun hujan dan air pasang. Menurut penelitian

Page 99: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

82

yang dilakukan oleh Suwitno (2016) tentang Nilai Ruang Kawasan Kampung

Nelayan Muara Angke, bahwa jaringan drainase belum terdistribusi secara

merata di seluruh kawasan. Oleh karena itu, genangan air sering terjadi pada

saat turun hujan dan air pasang. Kondisi ini disebabkan karena tersumbatnya

saluran drainase oleh sampah serta kapasitas saluran tidak memenuhi standar.

Berdasarkan observasi, sebagian besar SPAL tidak memenuhi syarat

dan sering terjadi genangan air, maka upaya yang dapat dilakukan adalah

membuatan SPAL yang tertutup dan dilakukan pembersihan rutin agar tidak

terjadi penyumbatan. SPAL yang tersumbat dapat mengakibatkan luapan air

limbah dan mengakibatkan genangan air. Genangan air tersebut dapat

mencemari sumber air dan menjadi media penularan penyakit diare.

6.6 Analisis Hubungan Sarana pembuangan sampah dengan Keluhan Diare

pada Balita

Sarana pembungan sampah adalah tempat pembuangan sampah dalam

rumah responden yang berupa pembuangan tertutup, kedap air, dapat

digunakan kembali (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Sarana

pembuangan sampah diharapkan tidak menjadi tempat perindukan vektor

yang dapat menyebarkan penyakit seperti diare.

Berdasarkan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara sarana pembuangan sampah dengan keluhan diare pada

balita (p=0,038). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Page 100: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

83

Putra (2016), Angeline et.al (2012) bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare. Hal ini

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sarana pembuangan sampah

dengan keluhan diare.

Tempat sampah yang tidak tertutup berpotensi menjadi tempat

perkembangbiakan vektor seperti lalat, tikus dan kecoa. Vektor tersebut dapat

membawa kuman penyakit dan ditularkan kepada manusia melalui makanan.

Penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor tersebut salah satunya adalah

diare. Lalat mempunyai habitat di tempat yang kotor seperti sampah, kotoran

hewan dan kotoran manusia. Lalat dapat membawa mikroba dari tempat

sampah kemudian hinggap di makanan sehingga makanan tersebut dapat

terkontaminasi mikroba. Apabila makanan tersebut dimakan dapat

menularkan penyakit seperti diare.

Selain sarana pembuangan sampah, pengelolaan sampah mempunyai

peranan penting untuk mencegah penularan penyakit diare. Pengelolaan

sampah dapat dilakukan dengan cara penyediaan tempat sampah dirumah dan

sampah harus dikumpulkan serta dibuang ke tempat pembuangan sementara

(TPS) setiap hari (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Sampah yang sudah

terkumpul di TPS selanjutnya akan diangkut dan diolah pada tempat

pengelolaan akhir sampah.

Page 101: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

84

Sistem pengelolaan sampah di Kampung Blok Empang Muara Angke

dilakukan dengan cara mandiri. Masyarakat mengumpulkan sampah di rumah

masing-masing kemudian sampah dibuang ke TPS. TPS tersebut merupakan

satu-satunya tempat untuk menampung sampah dari permukiman, pasar,

pelelangan ikan. Sampah yang telah terkumpul di TPS akan diangkut ke TPA

(tempat pemrosesan akhir) oleh petugas kebersihan setiap pagi hari. Di

Kampung Blok Empang tidak terdapat tempat penampungan sampah

sementara di tiap gang sehingga masyarakat harus membuang sampah

langsung ke TPS pusat yang berada di Kampung Blok Eceng. Jarak kampong

Blok Empang dengan TPS sekitar 500-750 meter.

Berdasarkan hasil pengisian kuisioner terdapat responden yang tidak

membuang sampah di tempat penampungan sementara (TPS). Sebagian

responden membuang sampah di belakang rumah (dapat dilihat pada tabel

5.13). Kondisi pekarangan rumah sebagian besar adalah bekas empang

sehingga masyarakat menggunakan sampah untuk menimbun dan dijadikan

pondasi rumah. Hal ini sering menimbulkan bau yang tidak sedap dan terdapat

lalat dan tikus .

Berdasarkan tabel 5.13, sebagian responden juga masih ada yang

membuang sampah di laut. Responden yang membuang sampah di laut

sebagian besar bertempat tinggal di pinggir laut dan menganggap laut sebagai

tempat sampah yang ideal. Laut yang luas diperkirakan mampu

menghancurkan atau melarutkan sampah yang dibuang ke laut. Sehingga

Page 102: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

85

responden terus menerus melakukan membuang sampah di laut. Berdasarkan

hasil wawancara, responden yang membuang sampah di laut dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Penelitian yang

dilakukan oleh Ashidiqy (2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan perilaku membuang sampah di tempat terbuka

seperti sungai. Hal ini menunjukkan diperlukan upaya sosialiasi terkait

pengelolaan sampah yang baik dan dampak yang ditimbulkan sampah perlu

dilakukan sebagai menambah pengetahuan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara, jarak menuju TPS juga menjadi faktor

penyebab masyarakat memilih untuk membuang sampah di laut dan

pekarangan rumah dibandingkan ke TPS. Sampah yang telah dibuang di area

terbuka akan mengakibatkan penumpukkan dan menghasilkan air lindi yang

dapat mencemari air tanah. Selain itu sampah dapat menimbulkan bau serta

berpotensi terbentuknya tempat perkembangbiakan vektor seperti lalat.

Sarana pembuangan sampah harus memenuhi syarat agar tidak

menjadi sarang vektor. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menyediakan tempat sampah dan menutup tempat sampah dengan rapat.

Sampah yang telah terkumpul dibuang ke TPS setiap hari agar tidak

menumpuk di rumah. Pembuangan sampah ke TPS dapat dilakukan di setiap

kelompok/gang. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggir laut agar tidak

membuang sampah di laut dan membuangnya ke TPS.

Page 103: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

86

7 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Proporsi keluhan diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke sebesar 42,2%.

2. Berdasarkan hasil analisis univariat dapat disimpulkan bahwa :

a. Sarana air bersih di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke (100%) telah memenuhi syarat.

b. Sebagian besar jamban di permukiman pesisisr Kampung Blok Empang

termasuk dalam kategori memenuhi syarat yaitu sebesar 58,8%.

c. Sebagian besar saluran pembuangan air limbah Kampung Blok Empang

Muara Angke tidak memenuhi syarat sebesar 82,4%.

d. Sebagian besar sarana pembuangan sampah sebagian besar tidak

memenuhi syarat 94,1%.

3. Berdasarkan hasil analisis bivariat dapat disimpulkan bahwa:

a. Hubungan antara sarana air bersih dengan keluhan diare pada balita

tidak dapat dianalisis secara statistic karena data yang dihasilkan

homogen.

Page 104: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

87

b. Tidak terdapat hubungan antara jamban sehat dengan keluhan diare

pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke dengan pvalue sebesar 0,417.

c. Tidak terdapat hubungan antara sarana pembuangan air limbah dengan

keluhan diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok

Empang Muara Angke dengan pvalue sebesar 0,444.

d. Terdapat hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan keluhan

diare pada balita di permukiman pesisir Kampung Blok Empang Muara

Angke dengan pvalue sebesar 0,038.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Instansi Pemerintah

a. Sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum melakukan perbaikan saluran

pembuangan air limbah rumah tangga dengan pengadaan saluran

pembuangan air limbah tertutup dan terpusat agar dapat dikelola lebih

lanjut.

b. Sebaiknya Dinas Kebersihan dan Dinas Pekerjan Umum meningkatkan

sarana pengelolaan sampah rumah tangga dengan pengadaan tempat

pengelolaan sampah di setiap RT dan sistem pengangkutan sampah dari

TPS ke TPA.

c. Sebaiknya Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan Puskesmas Kelurahan

Pluit meningkatkan pengawasan dan inspeksi terhadap sanitasi dasar

dan memberikan informasi/penyuluhan kepada masyarakat Kampung

Page 105: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

88

Blok Empang terkait penggunaan jamban sehat, tidak melakukan buang

air besar di laut/empang dan dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat

buang air besar sembarangan.

d. Sebaiknya Dinas Kebersihan melakukan pemberdayaan masyarakat

terkait pengelolaan sampah yang baik dan benar seperti bank sampah.

7.2.2 Bagi masyarakat Kampung Blok Empang

a. Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan cara

mengumpulkan sampah dan dibuang ke TPS, tidak membuang sampah

di laut dan belakang rumah.

b. Masyarakat agar tidak buang air besar di laut/empang dan bagi

masyarakat yang tidak memiliki jamban di rumah sebaiknya

memanfaatkan jamban komunal yang telah tersedia.

7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut

terkait kualitas air dari segi mikrobiologi, perilaku masyarakat perilaku cuci

tangan pakai sabun, perilaku membuang tinja balita, pengelolaan air minum

dan makanan rumah tangga.

Page 106: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

89

8 DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2004) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Angeline, Y. L., Marsaulina, I. And Naria, E. (2012) „Hubungan Kondisi Sanitasi

Dasar Dengan Keluhan Kesehatan Diare Serta Kualitas Air Pada Pengguna Air

Sungai Deli Di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun Tahun 2012‟,

Pp. 1–8.

Asmadi And Suharno (2012) Dasar-Dasar Teknologi Pengelolaan Air Limbah.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Azwar, A. (1995) Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber

Widya.

Bernstein, D. I. (2009) „Rotavirus Overview‟, Pediatric Infectious Disease Journal,

28(Suppl. 3), Pp. 50–53. Doi: 10.1097/Inf.0b013e3181967bee.

Brown, K. H. (2003) „Symposium : Nutrition And Infection , Prologue And Progress

Since 1968 Diarrhea And Malnutrition 1‟, Pp. 328–332.

Cita, R. S. (2014) Hubungan Sarana Sanitasi Air Bersih Dan Perilaku Ibu Terhadap

Kejadian Diare Pada Balita 10-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Keranggan

Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Uin Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Cronin, A. A. Et Al. (2016) „Association Of Safe Disposal Of Child Feces And

Reported Diarrhea In Indonesia: Need For Stronger Focus On A Neglected

Risk‟, International Journal Of Environmental Research And Public Health,

13(3). Doi: 10.3390/Ijerph13030310.

Departemen Kesehatan Ri (1999) Keputusan Menteri Kesehatan Ri Nomor

829/Menkes/Sk/Vii/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Rumah. Indonesia.

Dini, F., Machmud, R. And Rasyid, R. (2013) „Hubungan Faktor Lingkungan Dengan

Kejadian Diare Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013‟, Jurnal Fk Unand, 4(2), Pp.

453–461.

Environment Protection Authority Southern Australia (2009) „Waste Definitions‟,

Waste Guidelines, (June), Pp. 1–18. Doi: Epa 842/09.

Fatimah, S. (2016) Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di

Posyandu Balita Temu Ireng Rw Ix Sorosutan Yogyakarta. Universitas

‟Aisyiyah Yogyakarta.

Ferllando, H. T. And Asfawi, S. (2014) „Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dan

Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Mangkang Tahun 2014‟, Fk Udinus, Pp. 1–13.

Page 107: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

90

Gaffar, A. (2010) Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas Sanitasi

(Mck) Di Kawasan Permukian Nelayan Kelurahan Takatidung Kabupaten

Polewali Mandar. Universitas Dipenogoro.

Gordon, J. E. (1949) „The Epidemiology Of Accidents.‟, American Journal Of

Public Health, 172(1032), Pp. 613–619. Doi: 10.2105/Ajph.39.4.504.

Hasibuan, B. And Nasution, F. (2011) „Infeksi Rotavirus Pada Anak Usia Di

Bawah Dua Tahun‟, Sari Pediatri, 13(3), Pp. 165–168.

Heijnen, M. Et Al. (2015) „Shared Sanitation Versus Individual Household

Latrines In Urban Slums: A Cross-Sectional Study In Orissa, India‟,

American Journal Of Tropical Medicine And Hygiene, 93(2), Pp. 263–268.

Doi: 10.4269/Ajtmh.14-0812.

Hermawati, W. (2015) „Tinjauan Umum Pengelolaan Sampah Perkotaan‟,

Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sampah Di Perkotaan. Plantaxia.

Ikhwan, Z. (2012) Faktor Individu Dan Keadaan Saluran Pembuangan Air

Limbah ( Spal ) Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Di Rt 01 Rw 09

Kelurahan. Poltekes Kemenkes Tanjungpinang.

Imroatus, S., Mulyadi And Maryam, L. (2015) „Gambaran Sarana Sanitasi

Masyarakat Kawasan Pesisir Pantai Dusun Talaga Desa Kairatu Kecamatan

Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2014‟, Higiene, 1 No 2. Doi:

Issn: 2443-1141.

Irfhamiah, M., Birawida, A. B. And Manyullei, S. (2013) „Kondisi Sanitasi Dasae

Pada Masyarakat Pulau Lae-Lae Kecamatan Ujung Pandang Kota

Makassar‟, 38, Pp. 1–12.

Karti T, Srivanichakom And J, C. (2010) „Factors Related To The Occurence Of

Diarrheal Disease Among Under-Five Children In Latipur District Of

Nepal‟, Journal Of Public Health And Development, 8(3).

Kasim, K.P., Setiani, O., Endah, N. (2014) „Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Cemaran Mikroba Dalam Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air

Minum Kota Makassar Factors Related To Microbial Contamination In

Drinking Water Refill At Drinking Water Depot Makassar Karakteristik

Depot Air Minum Kondisi B‟, Kesehatan Lingkungan Indonesia, 13(2), Pp.

39–44.

Kementerian Kesehatan (2010) „Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 492/Menkes/Per/Iv/2010‟, Peraturan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia, P. Menkes.

Kementerian Kesehatan (2013) Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian

Dan Pengembangan Kesehatan. Doi: 10.1007/S13398-014-0173-7.2.

Kementerian Kesehatan (2016) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Ri (2014a) Pedoman Tata Laksana Diare.

Kementerian Kesehatan Ri (2014b) „Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat‟, Pp. 1–40. Available At:

Page 108: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

91

Http://Www.Americanbanker.Com/Issues/179_124/Which-City-Is-The-

Next-Big-Fintech-Hub-New-York-Stakes-Its-Claim-1068345-

1.Html%5cnhttp://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/15003161%5cnhttp://

Cid.Oxfordjournals.Org/Lookup/Doi/10.1093/Cid/Cir991%5cnhttp://Www.

Scielo.

Kementerian Kesehatan Ri (2016) „Pedoman Umum Program Indonesia Sehat

Dengan Pendekatan Keluarga‟, Kemenkes Ri, P. 39.

Kementerian Pupr (2016) Peraturan Menteri Pupr Nomor 02/Prt/M/2016 Tentang

Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman

Kumuh.

Kementrian Kesehatan (2015) Kesehatan Dalam Kerangka Suistanable

Development Goals (Sdgs).

Komarulzaman, A., Smits, J. And De Jong, E. (2016) „Clean Water, Sanitation

And Diarrhoea In Indonesia: Effects Of Household And Community

Factors‟, Global Public Health. Taylor & Francis, 0(0), Pp. 1–15. Doi:

10.1080/17441692.2015.1127985.

Langit, L. S. (2016) „Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar Rumah Dengan Kejadian

Diare Pada Balita Di Wlayah Kerja Puskesmas Rembang 2‟, Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 4(April), Pp. 160–165.

Lapau, B. (2012) Metode Penelitian Kesehatan: Metode Penulisan Skripsi, Tesisi

Dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Available At:

Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Srcxdqaaqbaj&Pg=Pa40&Dq=Valid

itas+Muka&Hl=Id&Sa=X&Ved=0ahukewjqj8tdspzxahvpwvqkhwh5dp0q6a

eintad#V=Onepage&Q=Validitas Muka&F=False.

Lestari, P. (2015) Gambaran Tentang Sanitasi Rumah Di Dusun Kebonsari

Kelurahan Kacangan. Stikes Kusuma Huda.

Machfoedz, I. (2004) Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit.

Yogyakarta: Fitramaya.

Martha Wasak (2012) „Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Desa

Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara,

Sulawesi Utara‟, Pacific Journal, 1 (7)(Dewan Riset Daerah Provinsi

Sulawesi Utara), P. 1399–J3*2. Available At:

Http://Repo.Unsrat.Ac.Id/280/1/Keadaan_Sosial-

Ekonomi_Masyarakat_Nelayan_Dl_Desa_Kinabuhutan_Kecamatan_Likupa

ng_Barat._Kabupaten_Minahasa_Utara%2c_Sulawesi_Utara.Pdf.

Notoatmodjo, S. (2011) Kesehatan Masyrakat: Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nugraheni, D. (2012) „Hubungan Kondisi Fasilitas Sanitasi Dasar Dan Personal

Hygiene Dengan Kejadian Diare Di Kecamatan Semarang Utara Kota

Semarang‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1, Pp. 922–933.

Pamsimas (2009) „Katalog Informasi Pilihan Sarana Sanitasi‟. Departemen

Pekerjaan Umum.

Permenpu Nomor 3 (2013) „Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Republik

Page 109: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

92

Indonesia Nomor 3/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan

Sarana Persampahan Dalam Menangani Sampah Rumah Tangga Dan

Sampah Sejenis Rumah Tangga‟, Pp. 1–35.

Presiden Republik Indonesia (2007) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007

Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (2011) Undang Undang Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Republik

Indonesia.

Puskesmas Kelurahan Pluit (2016) Profil Kesehatan Puskesmas Kelurahan Pluit

Jakarta Utara. Jakarta Utara.

Putra, A. D. P. (2016) „Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar Dan Personal Hygiene

Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Taikmadu

Kabupaten Karanganyar‟, 2501011214, P. 2016.

Rizkiyanto, M. (2015) Pengaruh Ketersediaan Sarna Sanitasi Dan Status Rawan

Banjir Terhadap Kejadian Diare. Universitas Negeri Semarang.

Rosari, A., Rini, E. A. And Masrul (2013) „Hubungan Diare Dengan Status Gizi

Balita Di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang‟,

Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), Pp. 111–115.

Sampul, M. P. K., Ismanto, A. Y. And Pondaag, L. (2015) „Hubungan Diare

Dengan Kejadian Malnutrisi Pada Balita Di Irina E Bawah Rsup Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado‟, Ejournal Keperawatan, 3(1). Available At:

Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jkp/Article/View/6689.

Santosa, S. (2008) „Dampak Negarif Sampah Terhadap Lingkungan Dan Upaya

Mengatasinya‟.

Soemirat, J. (2011) Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Soeparman And Suparmin (2002) Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair. Jakarta:

Egc.

Sudasman, F. H. (2014) Hubungan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Rumah

Tangga, Personal Hygiene Ibu Balita Dan Kebiasaan Jajan Terhadap

Riwayat Penyakit Diare Pada Balita Daerah Sepanjang Aliran Sungai

Citarum Di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Tahun 2014. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumampouw, O. J. Et Al. (2015) „Eksplorasi Masalah Kesehatan Masyarakat Di

Daerah Pesisir Kota Manado‟, Research Gate, (August).

Sumantri, A. (2013) Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.

Supriharyono (2007) Ekosistem Sumber Daya Hayati. Edited By P. Pelajar.

Yogyakarta.

Suwitno, E. (2016) Nilai Ruang Kawasan Kampung Nelayan Muara Angke

Jakarta Utara. Universitas Gadjah Mada.

Page 110: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

93

Swarjana, I. K. (2016) Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Tauso, S. A. And Azizah, R. (2013) „Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa

Bena Nusa Tenggara Timur‟, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 7(1), Pp. 1–6.

Unicef (2012) „Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan‟, Pp. 1–6.

Unicef And World Health Oranization (2015) Progress On Sanitation And

Drinking Water: 2015 Update And Mdg Assessment. New York.

Widjaja (2002) Mengatasi Diare Dan Keracunan Pada Balita. Jakarta: Kawan

Pustaka.

Widoyono (2008) Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan

Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

World Health Organization (1992) A Guide To The Develoment Of On Site

Sanitation. England.

World Health Organization (2008) Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan

Anak. Edited By E. A. Hardiyanti. Egc.

Yayasan Cipta Sarana Mandiri (2013) „Indonesia - Survei Sumber Daya Dan

Infrastruktur Desa 2008-2009 , Wave 1‟, Pp. 1–293.

Page 111: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

LAMPIRAN 1 L

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN PENYAKIT

DIARE PADA BALITA DI PEMUKIMAN PESISIR DI KAMPUNG BLOK

EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan saya Luthfi Rofiana, mahasiswa Peminatan Kesehatan

Lingkungan Program Studi Kesehatan Mayarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian mengenai Hubungan Sanitasi Dasar dengan Keluhan

Kesehatan Masyarakat Pemukiman Pesisir Di Kampung Blok Empang Muara

Angke Tahun 2017. Penelitian ini saya lakukan untuk mendapatkan gelar sarjana

Kesehatan Masyarakat.

Oleh sebab itu, kami berharap anda bersedia menjadi responden penelitian

kami dengan menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner ini dan dilakukan

observasi. Pada kuesioner ini, terdapat 14 pertanyaan mengenai sarana air bersih,

ketersediaan jamban, kebiasaan Buang Air Besar, sarana pembuangan limbah,

cara pengelolaan sampah. Informasi yang anda berikan akan kami jaga

kerahasiaannya. Jika saudara/i bersedia di mohon untuk menandatangani lembar

persetujuan yang telah disediakan

1. Nama responden : ____________________________

2. Hari/tanggal pengamatan : ____________________________

Dengan ini bersedia menjadi responden pada penelitian ini.,

Responden

(...............................................)

Pemeriksa

(.............................................)

No Responden:

Page 112: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

No. Pertanyaan Jawaban Kode

(diisi oleh

peneliti)

KARAKTERISTIK RESPONDEN

A1 Nama Responden

A2 Umur

A3 No Rumah/ Gang

A4 Pendidikan Terakhir Ibu 1. SD

2. SMP

3. SMA

4. PT

[ ]

A5 Pekerjaan Ayah 1. Nelayan

2. Wiraswasta

3. PNS

4. Buruh

5. Lainnya…

[ ]

A6 Pendapatan per bulan 1. Kurang dari 500.000

2. 500.000 – 1.000.000

3. 1.000.000 – 2.000.000

4. 2.000.000 – 3.000.000

5. Lebih dari 3.000.000

KARAKTERISTIK BALITA

A5 Nama Balita

A6 Jenis Kelamin balita 1. Laki-laki

2. Perempuan

[ ]

A7 Umur …. bulan

GEJALA PENYAKIT DIARE

B1 Dalam 3 bulan terakhir,

Apakah balita anda pernah

mengalami diare?

1. Ya

2. Tidak

[ ]

B2 Dalam 3 bulan terahir,

Apakah balita anda

mengalami buang air besar

dengan tinja encer?

1. Ya

2. Tidak

B3 Dalam 3 bulan terahir,

Apakah balita anda

mengalami buang air besar 3

kali atau lebih dalam sehari?

1. Ya

2. Tidak

B4 Apa yang anda lakukan bila

balita anda terkena diare

1. Dibiarkan saja

2. Diobati sendiri

3. Dibawa ke

puskesmas/klinik/bidan

4. Lainnya…..

[ ]

B5 Pada hari keberapa ibu

membawa balita berobat ke

…… hari

Page 113: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

SANITASI DASAR

No Pertanyaan Di Isi oleh peneliti

Sarana Air Bersih

C1 Sarana air bersih yang digunakan oleh anda untuk

mandi cuci kakus adalah ….

1. Sumur dangkal

2. Sumur dalam

3. Pengolahan Air Minum (PAM/PDAM)

4. Mata air terlindungi

5. sungai

6. Lainnya….

[ ]

C2 Sumber air minum yang digunakan oleh anda

adalah…

1. Air PAM

2. Air sumur

3. Air isi ulang

4. Air minum dalam kemasan

5. Lainnya….

Jamban Rumah Tangga

D1 Apakah di rumah anda tersedia jamban?

1. Tidak tersedia (Lanjut D3)

2. Tersedia

D2 Berapa jumlah jamban di rumah anda?

1. Satu buah

2. Lebih dari satu buah

D3 Dimana anda biasa buang air besar?

1. Rumah

2. MCK umum

3. Empang/laut

4. Lain-lain …

[ ]

Sarana Pembuangan Air Limbah

E1 Apakah di rumah anda terdapat tempat pembuangan

akhir tinja berupa septic tank?

1. Tidak tersedia

2. Tersedia

[ ]

E2 Apakah anda memiliki SPAL (saluran pembuangan

pelayanan kesehatan?

B6 Berapa lama jarak tempuh

dari rumah menuju ke

pelayanan kesehatan?

…… menit

B7 Apakah ibu mempunyai BPJS

atau asuransi kesehatan lain?

1. Iya

2. Tidak

Page 114: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

air limbah) untuk membuang air bekas cucian, mandi

di rumah?

1. Ya

2. Tidak

E3 Bagaimana anda membuang air bekas cucian/mandi?

1. Dibuang ke resapan tanah

2. Dibuang ke selokan terbuka

3. Dibuang ke selokan tertutup

[ ]

Sarana Pengelolaan Sampah

F1 Apakah terdapat tempat penampungan sampah

sementara di rumah?

1. Ya

2. Tidak (lanjut F5)

[ ]

F2 Apakah tempat penampungan sampah sementara di

rumah anda terbuat dari bahan kedap air (bukan

kantong plastik)?

1. Ya

2. Tidak

[ ]

F3 Apakah tempat pembuangan sampah di rumah anda

tertutup?

1. Ya

2. Tidak

[ ]

F4 Apakah tempat penampungan sampah dapat

digunakan tempat sampah kembali?

1. Ya

2. Tidak

[ ]

F5 Bagaimana anda mengelola sampah yang dihasilkan

keluarga?

1. Dibakar

2. Diangkut Ke TPS (Lanjut F6)

3. Dibuang dibelakang rumah

4. Di timbun

5. Dibuang ke laut/empang

[ ]

F6 Setiap berapa hari anda mengangkut sampah ke

TPS?

…… hari

Page 115: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

LEMBAR OBSERVASI

Komponen yang di

nilai

Kriteria Keterngan

Sarana air bersih

Jenis sarana air

bersih

1. Sumur dangkal

2. Sumur dalam

3. Penampung air hujan

4. Pengolahan Air Minum

(PAM/PDAM)

5. Lainnya….

Kualitas Fisik Air 1. Berasa (Iya/Tidak)

2. Bau (Iya/Tidak)

3. Berwarna (Iya/Tidak)

Disekitar sarana air

bersih (kurang lebih 1

meter) disemen

1. Iya

2. Tidak

Tersedia septic tank 1. Iya

2. Tidak

Jarak sumber air

dengan septic tank

1. > 10 meter

2. < 10 meter

Jamban 1. Leher angsa

2. Cubluk

3. Jamban empang/laut

Sarana pembuangan

limbah

3. Tidak ada, sehingga tergenang

tidak teratur di halaman rumah

4. Ada, di resapkan ke tanah

5. Ada, dialirkan ke selokan

terbuka

6. Ada, dialirkan ke selokan

tertutup

Terdapat genangan

air di sekitar SPAL

1. Iya

2. Tidak

Sarana Pembuangan

sampah

1. Tidak ada

2. Ada, tapi tidak kedap air dan

tertutup

3. Ada, kedap air dan tidak

tertutup

4. Ada, kedap air dan tertutup

Page 116: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

LAMPIRAN 2

HASIL OUT PUT SPSS

Analisis Univariat

Pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 54 52.9 52.9 52.9

SMP 33 32.4 32.4 85.3

SMA 15 14.7 14.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Nelayan 36 35.3 35.3 35.3

Wiraswasta 22 21.6 21.6 56.9

Buruh 22 21.6 21.6 78.4

Karyawan 18 17.6 17.6 96.1

Lainnya 4 3.9 3.9 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pendapatan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 27 26.5 26.5 26.5

Sedang 57 55.9 55.9 82.4

Tinggi 18 17.6 17.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Page 117: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

USIA

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang dari

20 15 14.7 14.7 14.7

21-30 40 39.2 39.2 53.9

31-40 39 38.2 38.2 92.2

41-50 7 6.9 6.9 99.0

Lebih dari 50 1 1.0 1.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

Diare

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak

Diare 59 57.8 57.8 57.8

Diare 43 42.2 42.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Sarana Air Bersih

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sumur

Dangkal 9 8.8 8.8 8.8

Sumur Dalam 15 14.7 14.7 23.5

PDAM 78 76.5 76.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

Page 118: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

jamban_baru_rumah

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi

Syarat 42 41.2 41.2 41.2

Memenuhi Syarat 60 58.8 58.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Ketersediaan jamban

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak

Tesedia 33 32.4 32.4 32.4

Tersedia 69 67.6 67.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Tempat BAB

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 67 65.7 65.7 65.7

MCK Umum 12 11.8 11.8 77.5

Laut/empang 23 22.5 22.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

jenis jamban

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Leher Angsa 78 76.5 76.5 76.5

Cubluk

Tertutup 1 1.0 1.0 77.5

Cubluk

Terbuka 23 22.5 22.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

Page 119: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

Ketersediaan Septic Tank

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tersedia Septic

Tank 42 41,2 41,2 41,2

Tersedia Septic Tank 60 58,8 58,8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Saluran Pembuangan Air Limbah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi

Syarat 84 82.4 82.4 82.4

Memenuhi Syarat 18 17.6 17.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pembuangan sampah

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Di Bakar 12 11.8 11.8 11.8

TPS 55 53.9 53.9 65.7

Belakang

rumah 7 6.9 6.9 72.5

Laut/empang 28 27.5 27.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

Sarana penampungan Sampah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi

Syarat 96 94.1 94.1 94.1

Memenuhi Syarat 6 5.9 5.9 100.0

Total 102 100.0 100.0

Page 120: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

ANALISIS BIVARIAT

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .874a 1 .350

Continuity Correctionb .534 1 .465

Likelihood Ratio .872 1 .350

Fisher's Exact Test .417 .232

Linear-by-Linear

Association .865 1 .352

N of Valid Cases 102

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.71.

c. Computed only for a 2x2 table

jamban_baru_rumah * Diare Crosstabulation

Diare

Total

Tidak

Diare Diare

jamban_baru

_rumah

Tidak Memenuhi

Syarat

Count 22 20 42

% within

jamban_baru_rumah 52.4% 47.6% 100.0%

Memenuhi Syarat Count 37 23 60

% within

jamban_baru_rumah 61.7% 38.3% 100.0%

Total Count 59 43 102

% within

jamban_baru_rumah 57.8% 42.2% 100.0%

Page 121: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

jamban_baru_rumah

(Tidak Memenuhi

Syarat / Memenuhi

Syarat)

1.461 .308 1.519

For cohort Diare =

Tidak Diare .849 .598 1.206

For cohort Diare =

Diare 1.242 .791 1.951

N of Valid Cases 102

Saluran Pembuangan Air Limbah * Baru_Diare Crosstabulation

Baru_Diare

Total Diare

Tidak

Diare

Saluran

Pembuangan

Air Limbah

Tidak Memenuhi

Syarat

Count 37 47 84

% within Saluran

Pembuangan Air

Limbah

44.0% 56.0% 100.0%

Memenuhi Syarat Count 6 12 18

% within Saluran

Pembuangan Air

Limbah

33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 43 59 102

% within Saluran

Pembuangan Air

Limbah

42.2% 57.8% 100.0%

Page 122: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .698a 1 .404

Continuity Correctionb .328 1 .567

Likelihood Ratio .712 1 .399

Fisher's Exact Test .444 .286

Linear-by-Linear

Association .691 1 .406

N of Valid Cases 102

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,59.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Saluran

Pembuangan Air

Limbah (Tidak

Memenuhi Syarat /

Memenuhi Syarat)

1.574 .540 4.592

For cohort Baru_Diare

= Diare 1.321 .659 2.651

For cohort Baru_Diare

= Tidak Diare .839 .575 1.225

N of Valid Cases 102

Page 123: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

Sarana Pembuangan Sampah * Diare Crosstabulation

Diare

Total

Tidak

Diare Diare

Tempat

Penampung

Sampah

Sementara

Tidak Memenuhi

Syarat

Count 53 43 96

% within Tempat

Penampung

Sampah Sementara

55.2% 44.8% 100.0%

Memenuhi Syarat Count 6 0 6

% within Tempat

Penampung

Sampah Sementara

100.0% 0.0% 100.0%

Total Count 59 43 102

% within Tempat

Penampung

Sampah Sementara

57.8% 42.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.646a 1 .031

Continuity Correctionb 2.991 1 .084

Likelihood Ratio 6.841 1 .009

Fisher's Exact Test .038 .033

Linear-by-Linear

Association 4.601 1 .032

N of Valid Cases 102

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,53.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 124: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

For cohort Diare =

Tidak Diare .552 .461 .661

N of Valid Cases 102

Page 125: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi

LAMPIRAN 3

Page 126: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi
Page 127: repository.uinjkt.ac.id · HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN DIARE PADA BALITA DI PERMUKIMAN PESISIR KAMPUNG BLOK EMPANG MUARA ANGKE TAHUN 2017 SKRIPSI . Diajukan untuk Memenuhi