Upload
vanminh
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING
DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
TRI LUGIANTO
K2508030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Agustus 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING
DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
TRI LUGIANTO
K2508030
Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Agustus 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Tri Lugianto. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN
KONSELING DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Agustus 2012.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyelidiki hubungan persepsi siswa
dan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012, (2) Menyelidiki hubungan persepsi siswa dengan
minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, (3) Menyelidiki hubungan peran
bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, (4)
Menyelidiki hubungan yang lebih kuat antara variabel persepsi siswa dan peran
bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey dan
pendekatan kuantitatif . Subjek penelitian adalah siswa kelas X di SMK Negeri 2
Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semua
jurusan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 726 siswa. Sampel diambil
dengan teknik proporsional random sampling sejumlah 255 siswa. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran angket . Uji coba angket
dilakukan kepada 30 responden dari satu kelas yaitu X TPM D. Untuk uji validitas
menggunakan rumus product moment pearson dan uji reliabilitas menggunakan
rumus Alpha. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda dua
prediktor dan teknik korelasi product moment Pearson. Namun, terlebih dahulu
melakukan pengujian prasyarat analisis yang meliputi : (1) Uji Normalitas data,
(2) Uji Linier dan Keberartian Regresi, (3) Uji Independen.
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil simpulan, (1) Terdapat
hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Variabel persepsi
siswa memberikan sumbangan relatif 83,8% dan sumbangan efektifnya sebesar
54,1%. Variabel peran bimbingan konseling memberikan sumbangan relatif
sebesar 16,2% dan sumbangan efektif sebesar 10,5%. (2) Terdapat hubungan
persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. (3) Terdapat
hubungan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta. (4) Variabel persepsi siswa memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
minat memasuki SMK N 2 Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu
SMK Negeri 2 Surakarta perlu meningkatkan strategi promosi sekolah ke
masyarakat dan sekolah menengah pertama melalui bagian bimbingan konseling
karena strategi promosi yang baik akan mampu meningkatkan kualitas sumber
daya input siswa. Disamping itu, perlu adanya penelitian lanjutan dengan
menambah variabel yang bebas untuk mengetahui hubungan dengan minat
memasuki SMK.
Kata kunci : persepsi, peran bimbingan konseling, minat memasuki SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Tri Lugianto. THE CORRELATION OF STUDENT PERCEPTION AND
COUNSELING GUIDING ROLE TO THE INTEREST OF ENTERING
SMK NEGERI 2 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012.
Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret
University. August 2012.
The objectives of research are (1) to obtain the describtion on the
correlation of student perception and counseling guiding role to the interest of
entering SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012, (2) to obtain
the describtion on the correlation of student perception to the interest of entering
SMK Negeri 2 Surakarta, (3) to obtain the describtion on the correlation of
counseling guiding role to the interest of entering SMK Negeri 2 Surakarta,and
(4) obtain the describtion which is stronger on the correlation between student
perception and counseling guiding to interest of entering SMK Negeri 2
Surakarta.
This study employed a survey method and quantitative approach. The
subject of research was the X graders of SMK Negeri 2 Surakarta. The population
of research was all X graders of SMK Negeri 2 Surakarta from all departments in
the school year of 2011/2012, consisting of 726 students. The sample consisted of
255 students, taken using proportional random sampling technique. The
instrument used in this research was questionnaire distribution. The tryout of
questionnaire was conducted with 30 respondents of one class, X TMP D. The
validity test was done using product moment Pearson formula and reliability test
was done using Alpha formula. Technique of analyzing data used was a two-
predictor multiple regression analysis and Pearson’s product moment correlation
technique. However, the analysis prerequisite testing was done first including: (1)
data normality test, (2) linearity and Regression Significance Tests, and (3)
Independent Test.
Based on the result of analysis, it could be concluded that, (1) there was a
correlation of student perception and counseling guiding role to the interest of
entering SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012. The student
perception variable gave relative contribution of 83.8% and effective contribution
of 54.1%. The counseling guiding variable gave relative contribution of 16.2%
and effective contribution of 10.5%. (2) There was a correlation of student
perception to the interest of entering SMK Negeri 2 Surakarta. (3) There was a
correlation of counseling guiding role to the interest of entering SMK Negeri 2
Surakarta. (4) Variable of student perception is stronger on the correlation to
interest of entering SMK N 2 Surakarta.
Considering the result of research, the following recommendations could
be given. SMK Negeri 2 Surakarta should improve its school promotion strategy
to the society and junior high schools through counseling guiding division
because a good promotion strategy would improve the quality of student input
resource. In addition, there should be further studies by adding independent
variables to find out the relationship with the interest of entering SMK.
Keywords: perception, the role of counseling guiding, interest of entering SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Bila hasil ditentukan oleh usahanya, maka takdir hanyalah konsekuensi.”
(Penulis)
“Allah SWT maha mendengar, maka jangan pernah takut untuk bermimpi dan
mencoba semua tantangan”
(Penulis)
“Going The Extra Miles, menjadi diatas rata-rata orang kebanyakan”
(A.Fuadi- Penulis novel “Negeri 5 Menara”)
”Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan
jalan baginya ke surga”.
(HR. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur pada Allah SWT, penulis persembahkan karya ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta,
yang senantiasa mendoakan dan selalu memberikan semangat dikala putus asa
melanda, senantiasa mencurahkan kasih sayang yang teramat dalam kepada
penulis
Makdhe Mundri, Kang Yoga, Mbak Dwi dan Irmawan,
yang senantiasa mendukung dan menguatkan
Sahabat Woyo Corporation
(Valiant, Deni, Cipto, Awan)
Kalian adalah sahabat-sahabatku yang super dan luarbiasa
Sahabat Pelangi Buana
(Mas Rifki, Kukuh, Mas Koko, Agung, Ais, Rian, Mas Hepy, Mas Eko,
Agus, Dika, Mas Ilham, Dani, Imam, Helmi, Jatmiko)
Orang-orang hebat dibelakang penulis
yang setia menemani dan mensupport
Keluarga Besar KSR PMI UNIT UNS dan PMI Kota Surakarta,
yang membesarkan penulis
Dosen-dosenku dan Teman – Teman PTM UNS
Terima kasih telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN
KONSELING DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad dan semoga kita
termasuk umatnya yang mendapat syafaat di Yaumul Qiyamah, amin.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapat gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Ranto HS.,M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ngatou Rohman,S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh
semangat memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMK Negeri 2 Surakarta yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data penelitian.
7. Para siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Teman-teman PTM FKIP UNS Angkatan 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan
dan saran yang membangun, senantiasa penulis harapkan. Skripsi ini semoga
dapat bermanfaat bagi penulis dan sebagai khasanah keilmuan dimasa yang akan
datang.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Indentifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
1. Tinjauan Persepsi ..................................................................... 8
2. Bimbingan Konseling .............................................................. 12
3. Tinjauan Minat ......................................................................... 20
4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ....................................... 25
5. Peserta didik (Siswa) ................................................................ 27
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30
D. Hipotesis ........................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 34
1. Tempat Penelitian...................................................................... 34
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 34
B. Rancangan Penelitian ..................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
1. Populasi .................................................................................... 36
2. Sampel ....................................................................................... 36
3. Teknik Sampling ....................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
1. Identifikasi Variabel .................................................................. 38
2. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 39
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 46
1. Analisis Data Perindikator ........................................................ 47
2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 49
3. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Deskripsi Data ................................................................................ 56
1. Persepsi Siswa Tentang SMK ................................................... 56
2. Peran Bimbingan Konseling ..................................................... 58
3. Minat Memasuki SMK ............................................................. 60
4. Hasil Wawancara ...................................................................... 62
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 64
1. Uji Normalitas Data ................................................................. 64
2. Uji Linieritas dan Keberartian .................................................. 64
3. Uji Independen .......................................................................... 66
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 67
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 71
A. Simpulan ...................................................................................... ... 71
B. Implikasi ...................................................................................... .... 72
C. Saran ............................................................................................ .... 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ....................................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar ............................................................................................. Halaman
2.1. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 32
3.1. Waktu Penelitian ...................................................................................... 35
4.1. Histogram Data Persepsi Siswa ................................................................ 56
4.2. Hitogram Peran Data Bimbingan Konseling ............................................ 59
4.3. Histogram Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta ........................... 61
4.4. Grafik Linieritas regresi X1 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X1 ..... 65
4.5. Grafik Linieritas regresi X2 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X2 ..... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel ............................................................................................. Halaman
3.1. Data Siswa Kelas X ................................................................................... 36
3.2. Sampel Penelitian ...................................................................................... 37
3.3. Skala Likert ............................................................................................... 41
3.4. Interpretasi Nilai r ..................................................................................... 45
3.5. Kriteria Penilaian Komponen .................................................................... 48
3.6. Penentuan Skor Variabel Persepsi ............................................................ 48
3.7. Penentuan Skor Variabel Peran Bimbingan Konseling ............................ 49
3.8. Penentuan Skor Variabel Minat Memasuki SMK ..................................... 49
3.9. Analisis Varians Untuk Uji Keliniearan Regresi ...................................... 51
4.1. Distribusi Data Persepsi Siswa ................................................................. 56
4.2. Distribusi Data Peran Bimbingan Konseling ............................................ 58
4.3. Distribusi Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta ............................. 61
4.4. Data responden Wawancara ...................................................................... 63
4.5. Simpulan Wawancara ............................................................................... 63
4.6. Rangkuman Uji Normalitas Data ............................................................ 64
4.7. Rangkuman Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ................................. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Penentuan Sampel ..................................................................................... 77
2. Data SMK Negeri 2 Surakarta .................................................................. 79
3. Kisi-kisi Angket Tryout ............................................................................ 82
4. Angket Tryout ........................................................................................... 84
5. Kisi-kisi Angket Penelitian ....................................................................... 91
6. Angket Penelitian ...................................................................................... 93
7. Uji Validitas Data Angket ......................................................................... 100
8. Uji Reliabilitas Data .................................................................................. 103
9. Rekapitulasi Angket Variabel Persepsi Siswa .......................................... 106
10. Rekapitulasi angket variabel peran bimbingan konseling......................... 114
11. Rekapitulasi angket variabel minat memasuki SMK N 2 Surakarta ......... 121
12. Data Induk Penelitian ................................................................................ 130
13. Pertanyaan wawancara ............................................................................. 137
14. Rangkuman nilai angket variabel persepsi siswa ...................................... 138
15. Rangkuman nilai angket variabel peran bimbingan konseling ................. 139
16. Rangkuman nilai angket variabel minat .................................................. 140
17. Uji Normalitas Data variabel persepsi ...................................................... 141
18. Uji Normalitas Data variabel peran bimbingan konseling ....................... 145
19. Uji Normalitas Data variabel minat ......................................................... 147
20. Manual perhitungan uji linier dan keberartian regresi X1 ....................... 149
21. Manual perhitungan uji linier dan keberartian regresi X2 ........................ 151
22. Tabel nilai r product moment .................................................................... 153
23. Uji Independensi ...................................................................................... 154
24. Analisis Regresi dua prediktor .................................................................. 162
25. Tabel Nilai F ............................................................................................ 172
26. Analisis Perindikator Variabel Persepsi Siswa ......................................... 173
27. Analisis Perindikator Variabel Peran BK ................................................. 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
28. Analisis Perindikator Variabel Minat Memasuki SMK ............................ 183
29. Dokumen SRP SMK Negeri 2 Surakarta .................................................. 188
30. Surat-surat Pelaksanaan Penelitian Skripsi ............................................... 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kabar yang cukup menggembirakan diawal tahun 2012 dari dunia
pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana telah
berhasil membuat sebuah mobil yang dinamakan “Esemka”. Terlebih dengan
adanya wacana yang memungkinkan “Esemka” menjadi mobil nasional. Secara
tidak langsung dengan pemberitaan media yang begitu gencarnya membuat nama
SMK naik daun dan diperbincangkan banyak kalangan. Topik SMK menjadi
perbincangan dari kalangan siswa sekolah, orang tua siswa hingga politisi. Hal ini
menjadi satu titik terang pada jargon DIRJEN SMK yaitu “SMK Bisa”, serta
sesuai pula dengan amanah lembaga pendidikan yaitu untuk mencerdaskan bangsa
dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai pelaku
pembangunan.
Prestasi nyata yang ditorehkan siswa SMK di beberapa daerah dan salah
satunya di Kota Solo, tentunya akan memberikan gambaran positif tentang SMK
bagi masyarakat dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap kualitas
SMK, khususnya SMK berbasis teknologi industri. Citra baik ini menjadi sebuah
optimisme besar akan semakin majunya semua segi dan mutu SMK kedepannya.
Lebih lanjutnya, dampak positifnya adalah timbulnya persepsi positif pula dari
masyarakat terhadap SMK. Rakhmat (2004: 6) mendefinisikan “persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran”. Persepsi bersifat subyektif
karena persepsi setiap individu terhadap suatu obyek akan berbeda satu sama lain.
Persepsi yang dibentuk oleh seorang individu dipengaruhi oleh isi memori dan
pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam memori.
Pengembangan persepsi yang baik dan berkelanjutan tentunya akan
menciptakan suatu dorongan untuk melakukan tindakan atau aktifitas tertentu.
Begitu halnya dalam hal pemilihan jenjang pendidikan lanjut bagi siswa sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Banyaknya jumlah SMP di Kota Solo baik negeri atau swasta yang setiap tahun
menghasilkan ribuan lulusan dengan kapasitas tertentu haruslah membuat suatu
pilihan untuk jenjang pendidikan mereka. Namun, dalam beberapa kasus di
temukan bahwa siswa lulusan SMP lebih banyak memilih untuk melanjutkan ke
SMA dari ke SMK. Dugaan dari kasus tersebut adalah bahwa citra SMK yang
belum terlalu bagus bagi mereka sehingga menimbulkan persepsi yang cenderung
ke arah negatif.
Heterogenisasi siswa SMP yang kompleks dengan berbagai karakter
masing-masing akan membuat persepsi yang berbeda. Pada usia ini pula, siswa
cenderung membuat sebuah keputusan bukan pada pertimbangan yang matang.
Mereka kebanyakan bertindak sesuai dengan persepsi subjektif terhadap sesuatu
hal. Oleh karenanya perlu adanya suatu peran pendukung dalam bimbingan yang
intensif. Bimbingan nyata yang dilakukan sekolah adalah melalui bidang
bimbingan konseling. “Bimbingan konseling membantu peserta didik agar
memiliki kompetensi mengembangkan kompetisi dirinya seoptimal mungkin atau
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang
harus dikuasainya sebaik mungkin” Wardati (2007:1). Tetapi agaknya tidak
semua sekolah dapat berperan merata dan sesuai garis kebutuhan. Padahal
pembentukan persepsi baik sejak dini yang dimulai dari sekolah akan membentuk
kemampuan pengambilan keputusan yang baik pula.
. Sekolah asal yang ideal harus pula berperan dalam mendorong output
untuk pemilihan sekolah lanjut. Peran strategis yang ada disekolah awal adalah
bimbingan dan konseling dengan adanya sosialisasi objektif tentang gambaran
pendidikan lanjut. Tetapi jarang sekali di temukan adanya bimbingan konseling
yang secara aktif membimbing siswa ke suatu sekolah tertentu. Bimbingan
konseling berperan ketika seorang siswa secara aktif terlebih dahulu meminta
dibimbing atau info ke suatu sekolah tertentu.
Secara umum, terdapat banyak alasan dan faktor yang berhubungan
dengan minat siswa memilih salah satu sekolah sebagai sekolah lanjutannya.
Masing-masing faktor biasanya memiliki taraf hubungan yang berbeda-beda yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kemungkinan dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang lainnya. Namun, dalam hal
memilih sekolah lanjutan, ada beberapa faktor umum yang biasanya dianggap
memiliki hubungan dengan minat ke sebuah sekolah selain persepsi dan peran
bimbingan konseling disekolah asal, yaitu faktor lingkungan sosial siswa dan
dorongan orang tua atau keluarga.
Perbedaan latar belakang keluarga orang tua mengakibatkam timbulnya
perbedaan pandangan atau aspirasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak. hal ini berpengaruh pula terhadap bagaimana orang tua mendidik dan
menyampaikan informasi kepada anak. pada kehidupan nyata, orang tua biasaya
senantiasa mengarahkan kepada anak mengenai pilihan sekolah lanjutan. Bahkan
pada beberapa kasus orang tua cenderung otoriter dalam memilihkan sekolah bagi
anaknya yang dianggap paling baik. Sedangkan apabila orang tua memberikan
dorongan yang baik dan memberikan gambaran kedepannya tentunya meski
sedikit kemungkinan akan mempengaruhi persepsi anak tentang salah satu sekolah
tersebut tetapi dugaannya adalah bahwa keluarga tidak memberikan dorongan
bagi anaknya untuk masuk ke SMK N 2 Surakarta.
“Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem
adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang
yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti
lingkungannya” Purwanto (2004:2). Berdasarkan uraian tersebut telah jelas
adanya suatu interaksi dimana seorang individu banyak terpengaruh oleh
lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang baik akan memberikan dampak
yang baik dan begitu sebaliknya. Seorang individu juga pada dasarnya
memberikan perhatian lebih pada sesuatu yang menjadi perhatian sistem pada
lingkungan sosial dimana individu itu berada. Lingkungan sosial tanpa disadari
terkadang membentuk pola fikir dan paradigma siswa. Pola pikir yang
berkembang pada umumnya menomorduakan SMK dari SMA sebagai sekolah
lanjutannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Paradigma awal penelitian adalah bahwa setiap persepsi subjektif
seseorang berhubungan dengan pilihan tindakan lanjut. Persepsi ini dapat bersifat
negatif atau positif dan keduanya memiliki andil. Persepsi yang akan diteliti
adalah mengenai studi lanjut dari siswa SMP yang akan memutuskan untuk
masuk SMK terutama yang berbasis teknologi Industri. Persepsi siswa dan peran
sekolah asal dalam membantu membimbing secara objektif memiliki pengaruh
terhadap minat siswa pada pendidikan lanjutnya.
Peneliti berusaha menganilisa hubungan persepsi dan peran bimbingan
sekolah asal melalui bagian bimbingan konseling terhadap minat mereka untuk
masuk SMK berbasis teknologi industri. Menurut W.S.Winkel (1999 : 188)
“Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa
tertarik pada suatu bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu”. Pendapat tersebut telah dengan jelas menggambarkan
bagaimana minat sendiri akan menentukan rasa senang pada satu bidang studi.
Persepsi siswa, peran bimbingan konseling dan minat memasuki SMK N 2
Surakarta merupakan tiga varibel yang dianggap penting untuk diteliti dalam
penelitian ini. Ketiga variabel tersebut didasarkan atas fenomena SMK saat ini
yang memiliki kemajuan cukup pesat. Selain prestasi yang diukir oleh siswa-
siswanya juga adanya peningkatan jumlah peminat dan kualitas input siswa ke
SMK. Seperti yang disampaikan ketua panitia penerimaan peserta didik baru
(PPDB) SMK N 2 surakarta tahun 2012, Bambang Dwi Astanto bahwa pendaftar
PPDB offline di sekolah setempat meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.
Dikatakan, jumlah pendaftar sudah mencapai 1.200-an orang padahal kuota hanya
681, Joglosemar (05/5/2012). Jadi, diharapkan hasil penelitian ini memberikan
kontribusi bagi pengembangan dan turut menjadi jalan bagi solusi permasalahan
di SMK.
Dari beberapa SMK di Kota Solo baik negeri maupun swasta yang
berbabasis teknologi industri, peneliti memilih SMK N 2 Surakarta sebagai
tempat penelitian. SMK N 2 Surakarta sebagai sample yang nantinya akan
mewakili SMK lain dengan basis yang sama. Penelitian sendiri nantinya tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dilakukan di SMP-SMP karena peneliti memfokuskan pada siswa yang telah
mengikuti dan masuk pendidikan di SMK N 2 Surakarta.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bermaksud agar
memperoleh gambaran hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan sekolah
melalui bagian bimbingan konseling disekolah asal dengan minat memasuki SMK
SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini berjudul “Hubungan Persepsi Siswa dan
Peran Bimbingan Konseling Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian diharapkan memberikan kontribusi
positif bagi dunia pendidikan dan khasanan keilmuan pada umumnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi
masalah yang berhubungan dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012, sebagai berikut :
1. Persepsi siswa (subjektif) yang negatif tentang SMK Negeri 2 Surakarta.
2. Tidak adanya peran bimbingan konseling di sekolah asal siswa pada pilihan
sekolah lanjut ke SMK.
3. Keluarga/orang tua tidak mendorong anaknya untuk masuk SMK.
4. Lingkungan sosial membentuk paradigma negatif mengenai SMK
5. Minat siswa untuk memasuki SMK relatife kecil.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar hasil dari penelitian tidak
terlalu luas dan kurang memiliki nilai manfaat. Batasan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Persepsi siswa terhadap SMK Negeri 2 Surakarta
2. Peran bimbingan konseling di sekolah asal siswa dalam membimbing
memasuki SMK
3. Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Alasan pembatasan pada poin (1) dan (2) adalah karena dianggap
memiliki hubungan lebih dominan dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.
Sedangkan pembatasan pada poin (3) karena berdasarkan fenomena minat masuk
SMK yang pada dewasa ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1. Adakah hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan
minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
2. Adakah hubungan persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
3. Adakah hubungan peran bimbingan konseling dengan minat siswa memasuki
SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
4. Manakah diantara variabel persepsi siswa dan peran bimbingan konseling
yang memiliki hubungan lebih kuat dengan minat memasuki SMK N 2
Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. menyelidiki hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan
minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. menyelidiki hubungan persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. menyelidiki hubungan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki
SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
4. Menyelidiki hubungan yang lebih kuat antara variabel persepsi siswa dan
peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengetahuan teoritis untuk
mengembangkan penelitian-penelitian yang relevan pada masa yang akan
datang.
b. Hasil penelitian dapat memperkaya khasanah penelitian dalam dunia
pendidikan khususnya dalam analisa input siswa di SMK berbasis
teknologi Industri..
c. Sebagai informasi bagi SMK Negeri 2 Surakarta dan sekolah lainnya
mengenai pengaruh persepsi siswa dan peran bimbingan konseling
terhadap minat memasuki SMK berbasis teknologi industri.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan SMK Negeri 2
Surakarta dan SMK berbasis teknologi industri lainnya dalam upaya
mengembangkan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan
mengetahui latar belakang persepsi dan peran bimbingan konseling di
sekolah asal.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan
potensi dan minat siswa di SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK berbasis
teknologi industri lainnya.
c. Penelitian ini sebagai salah satu wahana bagi peneliti dalam penerapan
teori-teori yang diperoleh selama menjalani pendidikan di Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Selain itu, sebagai bekal pengetahuan dan
wawasan lapangan sebagai seorang calon pendidik.
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi SMK Negeri 2
Surakarta dalam hal strategi promosi sekolah kepada calon-calon siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tinjauan Persepsi
Dalam Kamus Lengkap Psikologi persepsi diartikan “sebagai proses
mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera,
yang merupakan kesadaran dari proses organis dan dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu” (Chaplin, 1999: 358).
Menurut Walgito (2002:46) persepsi adalah “proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga
merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu”. Dengan persepsi, individu dapat menyadari tentang keadaan
lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan.
Irwanto (1998:71) juga mendefinisikan persepsi sebagai “proses
diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
diterima) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti”. Rakhmat (2004:51)
mendefinisikan persepsi “sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
makna informasi”.
Persepsi merupakan proses kognitif dimana sesorang memberikan arti
kepada suatu lingkungan melalui proses penginderaan. Stimulus ditangkap oleh
alat indera kemudian stimulus itu diorganisasikan dan diinterpretasikan
sehingga kemudian individu memberi arti pada stimulus yang direspon
tersebut. Hasil dari persepsi pada setiap individu akan berbeda, tergantung dari
pengalaman dan pengetahuan individu tentang objek.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah hasil dari suatu proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima indera
sehingga stimulus tersebut dimengerti dan mempengaruhi tingkah laku
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari
proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi maka proses
terjadinya dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ada beberapa hal yang
berpengaruh dalam proses persepsi bagi seorang individu. Menurut Walgito
(2002:47) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
1) Faktor Internal
Yaitu fisiologis dan psikologis. Fisiologis merupakan proses
penginderaan, yang terdiri dari reseptor yang merupakan alat untuk
menerima stimulus, syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf (otak) dan syaraf
motoris sebagai alat untuk mengadakan respon. Sedangkan psikologis
berupa perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, pengalaman dan
motivasi.
2) Faktor External
Adanya stimulus dan keadaan yang melatarbelakangi terjadinya persepsi.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Dalam terbitan
buku terbarunya, Walgito (2004:90), menambahkan satu faktor yang
mempengaruhi persepsi, yaitu:
3) Perhatian
Langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan
persepsi adalah perhatian. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
atau sekumpulan objek.
Menurut Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (2004:51-59)
menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:
1) Faktor Fungsional
Faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat seperti kebutuhan
(needs), suasana hati (moods), pengalaman masa lalu dan sifatsifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
individual lainnya. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli
itu.
2) Faktor Struktural
Terdiri dari faktor-faktor yang terkandung dalam rangsang fisik dan
proses neurofisiologik. Proses ini terjadi secara keseluruhan pada objek
yang direspon.
Menarik dari penjelasan di atas, para ahli mengemukakan bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi. Faktor internal yang
meliputi penginderaan (alat indra), perasaan, kemampuan berpikir, kerangka
acuan, pengalaman dan motivasi sama dengan faktor subjek dan faktor
fungsional. Sedangkan faktor eksternal yang berupa stimulus dan keadaan
sama dengan faktor objek, faktor konteks dan faktor struktural.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan peneliti bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor didalam individu,
yaitu bagaimana individu tersebut menanggapi stimulus yang datang. Faktor
internal dapat berupa penginderaan (alat indra), perasaan, kemampuan
berpikir, pengalaman masa lalu, kebutuhan, motivasi, dan minat. Sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan individu
yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Faktor eksternal
meliputi stimulus, keadaan, penampilan yang terdapat pada objek yang
dipersepsi.
b. Aspek-aspek Persepsi
Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa persepsi merupakan
proses kognitif, dimana dalam menginterpretasikan suatu stimulus
diperlukan kerja otak sebagai pusat susunan syaraf untuk merespon stimulus
tersebut sehingga menghasilkan konsep mengenai apa yang dilihat. Berlyne
dalam Sarwono (1983:94) mengemukakan empat aspek dalam persepsi yang
membedakan persepsi dari proses berpikir, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi tergantung pola
dari keseluruhan dimana rangsang tersebut menjadi bagiannya.
2) Persepsi bervariasi pada setiap orang.
3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat indera.
4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali terbentuk
kecenderungan itu biasanya akan menetap.
Menurut Davidoff (1987:127) selama proses persepsi, pengetahuan
tentang dunia dikombinasikan dengan kemampuan konstruktif pengamat,
fisiologi dan pengalaman. Kemampuan konstruktif berkenaan dengan proses
kognitif tertentu akan gambaran yang menarik dalam mempersepsi.
Fisiologi berarti proses pengelolaan informasi oleh sistem sensor dan syaraf.
Pengalaman berkenaan dengan menciptakan harapan dan motivasi.
Berdasarkan uraian diatas, Peneliti berkesimpulan bahwa aspek-
aspek yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah :
1) Pengalaman
Persepsi bersifat individual dan situasional, oleh karena itu hasil persepsi
bervariasi pada setiap orang. Hal ini dikarenakan berbedanya pengalaman
yang dimiliki oleh setiap orang. Pengalaman tidak hanya diperoleh dari
kejadiankejadian yang dialami oleh individu itu sendiri, melainkan juga
berasal dari informasi informasi yang didapat dari media, pengetahuan
dan kejadian yang dialami oleh orang lain.
2) Kemampuan Kognisi
Persepsi merupakan kemampuan yang menitik beratkan pada aspek
kognisi, sehingga apa yang dilihat akan mempunyai konsep tertentu bagi
individu dan yang menarik akan menetap dalam proses kognisi. Proses
kognisi berhubungan dengan pengenalan akan objek, peristiwa-peristiwa,
hubungan yang diperoleh karena diterimanya suatu rangsang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Proses Terjadinya Persepsi
Mengingat bahwa persepsi berhubungan dengan pencapaian
pengetahuan khusus tentang objekobjek atau kejadian-kejadian pada saat
tertentu, maka ia timbul apabila stimuli mengaktivasi indera. Proses
terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan
stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, stimulus ini
kemudian diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
dan terjadilah proses pengamatan yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman,
proses belajar, cakrawala dan pengetahuan yang dimiliki orang tersebut.
Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan
bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuan dan
cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologik tersebut. Taraf
terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang stimulus
yang diamati dan merespon stimulus tersebut. Penelitian ini memfokuskan
pada persepsi siswa, dimana persepsi itu dapat timbulkan karena
pengalaman pribadi atau informasi dari luar.
2. Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan
Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang
setidaknya sejak awal abad ke-20an, yaitu sejak dimulainya bimbingan
yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu, rumusan-
rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan
pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai perkerjaan khas yang ditekuni
oleh para peminat dan ahlinya.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang laki-laki
atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan
menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Memperhatikan hal-hal pokok yang terkandung dalam rumusan
tentang bimbingan yang dikemukaka diatas, tampak bahwa pelayanan
bimbingan mengalami perkembangan yang cukup berarti dari masa ke
masa, yatu dari hanya sekedar mempersiapkan seseorang untuk memasuki
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu sampai dengan pemberian bantuan
dalam pengentasan masalah-masalah diberbagai bidang, seperti masalah-
masalah pendidikan, social, dan pribadi. Dengan demikian, pelayanan
bimbingan telah menjangkau berbagai aspek yang lebih luas dari
perkembangan dan kehidupan manusia. Unsur-unsur pokok bimbingan
sebagai berikut :
1. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa
pelayanan bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui
liku-liku sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini.
2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. Bantuan disini tidak
diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah, sumbangan,
dan lain-lain), melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi
pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.
3. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun
kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan adalah orang yang diberi
bantuan, baik orang seorang secara individual atau pun secara
kelompok.
4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan
klien sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah
memperkembangkan kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk
dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, dan
akhirnya dapat mencapai kemandirian.
5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan,
interaksi, nasehat, ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu, baik yang
berasal dari klien sendiri, konselor maupun dari lingkungan. Bahan-
bahan yang berasal dari klien sendiri dapat berupa masalah-masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang sering dihadapi, data tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya, serta sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan
bahan-bahan yang berasal dari lingkungannya dapat berupa informasi
tentang keadaan social-budaya dan latar belakang kehidupan keluarga,
dan lain-lain. Interaksi dimaksudkan suasana membangun hubungan
antara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam interaksi ini dapat
berkembang dan dipetik hal-hal yang menguntungkan bagi individu
yang dibimbing. Nasihatnya biasanya berasal dari orang yang
membimbing (konselor), sedangkan gagasan dapat muncul baik dari
orang yang dibimbing. Alat-alat dapat berupa sarana penunjang yang
dapat lebih memperlancar atau mempercepat proses pencapaian sesuai
tujuan.
6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur
tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan
disemua lingkungan kehidupan, didalam keluarga, disekolah, dan di
luar sekolah.
7. Bimbingan deiberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang
yang memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh
pendidikan serta latihan yang memadai dalam bidang bimbingan dan
konseling.
8. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya
untuk menentukan arah dan jalan hidupnya sendiri, sepanjang dia tidak
mencampuri hak-hak orang lain.
9. Satu hal yang belum tersurat secara langsung dalam rumusan-rumusan
diatas ialah : bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
Dalam kaitan ini, upaya bimbingan, baik bentuk, isi dan tujuan, serta
aspek-aspek penyelenggaraanya tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, bahkan justru menunjang kemampuan klien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk dapat mengikuti norma-norma tersebut. Norma tersebut berupa
berbagai aturan, nilai dan ketentuan yang bersumber dari agama, adat,
hokum, ilmu dan kebiasaan yang diberlakukan dan berlaku
dimasyarakat.
Berdasarkan butir-butir pokok tersebut, maka yang dimaksud
dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
b. Pengertian Konseling
Secara Etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu
“Consillium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,
istilah konseling berasal dari “Sellan” yang berarti “menyerahkan” atau
“menyampaikan. Menurut Jones dalam Insano( 2004 : 11) menyebutkan
bahwa :
konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna
bagi dirinya.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan
pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling agar dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno
2004 : 101)
Dengan definisi diatas, maka dapat dikerucutkan bahwa dengan
singkat pengertian konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
Konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh Clents.
Secara umum, bimbingan dan konseling dimaksudkan membantu
peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya
seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.
Pengembangan Potensi melalui tiga tahapan, yaitu : pemahaman dan
kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (Accomodation), dan
keterampilan atau tindakan (Action) melaksanakan tugas-tugas
perkembangan (Wardati & moch. Jauhar, 2011 :1).
Perkembangan Potensi semacam itu, dilihat dengan pertimbangan
bahwa manusia pada hakekatnya positif, yang pada setiap saat dalam
suasana apapun, manusia dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Untuk menciptakan peradaban
manusia yang berkesinambungan, maka peran pendidikan sangatlah
penting. Perhatian yang penuh terhadap peningkatan mutu pendidikan
akan berefek pula terhadap semakin tingginya perasaban manusia.
c. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling,
kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling,
yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan
pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik
dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang
diharapkan. Sebaliknya apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan
dengan tujua bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan
orang-orang yang terlibat didalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan
konseling itu sendiri. Asas-asas yang dimaksud, sebagai berikut :
1) Asas Kerahasiaan.
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh
disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan
yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain. Asas
kerahasiaan ini merupakan kunci dalam usaha bimbingan dan
konseling.
2) Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari
pihak konselor. Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu
atau pun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya.
3) Asas Keterbukaan
Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak klien diharapkan
pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada
dirinya dapat diketahui oleh orang lain (dalam hal konselor), dan kedua
mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan
lainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan termujud
dengan kesediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan
mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang dikehendaki
oleh klien.
4) Asas Kekinian
Asas kekinian mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien
atau jelas-jelas terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami
masalah, maka konselor hendaklah segera memberikan bantuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5) Asas Kemandirian
Pelayanan Bimbingan dan konseling menjadikan si Terbimbing dapat
berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada
konselor.
6) Asas Kegiatan
Usaha ini dengan cara Konselor hendaknya melaksanakan kegiatan
yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok
pembicaraan dalam konseling. Yatu Klien aktif menjalani proses
konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil
konseling.
7) Asas Kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling mengehendaki terjadinya
perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulang hal yang sama,
yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke
suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah
perkembangan klien yang dikehendaki.
8) Asas Keterpaduan
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek
lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan
serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan konseling.
9) Asas Kenormatifan
Asas Kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus
sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur, teknik,
dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang
dimaksudkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
10) Asas Keahlian
Asas Keahlian selain mangacu pada kualifikasi konselor, (Misalnya
pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada
pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu
dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar
menguasai teori dan praktek konseling secara baik.
11) Asas Alih Tangan
Asas ini jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu individu , namun individu yang bersangkutan belum
dapat terbantu sebagai mana yang diharapkan, maka konselor dapat
mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
Disamping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan
bimbingan konseling hanya menangani masalah-masalah individu
sesuai dengan kewenangan pertugas yang bersangkutan, dan setiap
masalah ditangani ahli yang berwenang untuk itu.
12) Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta
dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Terlebih
di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan
bahkan perlu dilengkapi dengan “Ing ngarso sung tulodho, ing madya
mangun karso”
Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada
konselot saja, namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan
konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan
bimbingan dan konseling itu.
Penelitian ini memfokuskan pada peran bimbingan konseling disekolah
asal siswa dalam mendorong siswa untuk memasuki SMK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Tinjauan Minat
Seseorang dikakatan memilki minat apabila seseorang tersebut
menunjukkan sikap atau perhatiannya terhadap objek tertentu. Secara
sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2010 : 152). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002 : 744),” minat adalah kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu”.
Pada beberapa kasus, minat tidak kalah pentingnya dengan motivasi.
Jika motivasi bersifat memberikan stimulun dan dorongan, sedangkan minat
lebih bersifat ketertarikan terhadap sesuatu. Minat dan motivasi sama-sama
dapat ditimbulkan melalui beberapa pengalaman atau pengaruh
kepamahaman siswa terhadap sesuatu. Sesuatu akan cenderung dipilih atau
dilakukan oleh siswa bila telah diminati atau dapat menarik perhatiannya.
Secara garis besar, minat dapat diartikan sebagai sebuah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang
disertai rasa senang.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat tidak timbul secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu
proses. Seseorang yang memiliki minat tidak timbul karena faktor
pembawaan kemudian memperoleh perhatian dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat sendiri ada tiga
macam, yaitu :
1) Faktor Intern
Yang dimaksud faktor intern yang dapat mempengaruhi minat antara lain
(a) The Factor of Inner Urgers
Faktor ini adalah faktor dorongan dari dalam. Minat individual untuk
memenuhi fisik atau jasmaniah. Faktor ini menumbuhkan minat seseorang
apabila ada dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan dorongan dari orang
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(b) Emotional Factor
Dalam faktor ini dinyatakan bahwa suatu aktifitas yang dilaksanakan oleh
individu yang dapat dicapai dengan sukses akan menyebabkan perasaan yang
menyenangkan. Hal ini akan berakibat pula bisa memperbesar minat dalam hal
tersebut. Sebaliknya apabila individu menemui kegagalan dapat mengakibatkan
perasaan kecewa, tidak puas, dan akhirnya dapat pula mengurangi atau
menghilangkan minat. Faktor emosional ini akan mempengaruhi minat apabila
sesuatu yang dia kerjakan atau lakukan berhasil, maka dari keberhasilannya itu
akan mendorong seseorang untuk menekuni bidang tersebut.
2) Faktor Ekstern
Yang dimaksud faktor ekstern adalah The Factor of Social Motive.
Faktor ini adalah motif dalam lingkungan hubungan social, yaitu
lingkungan hidup dimana individual hidup secara bersama teman-
temannya. Minat seseorang bisa tumbuh karena pergaulannya, apabila
dalam lingkungan sosialnya kebetulan mempunyai keinginan dan minat
yang sama pada satu hal, maka faktor ini akan memperkuat minat
mereka.
Banyak fakktor yang mempengaruhi besar kecilnya minat seseorang
terhadap suatu objek. Selain itu, persepsi juga merupakan salah satu
faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi timbulnya minat
seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek, akan diawali
terlebih dahulu dengan adanya perseps tentang hal-hal yang berhubungan
dengan objek tersebut. Apabila seseorang sudah mempunyai persepsi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan suatu objek, maka orang
tersebut akan cenderung memberikan perhatian terhadap objek tersebut.
3) Motivasi
Motivasi merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan,
mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar
motivasinya akan giat berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya
penggerak didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan. Dorongan inilah
yang menyebabkan terjadinya tingkah laku atau perbuatan. Gino,
Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan (1993:23) mengemukakan bahwa
“Motif adalah kondisi atau keadaaan diri seseorang atau suatu organisme
yang menimbulkan kesiapan untuk melanjutkan suatu tindakan atau
perilaku”. Menurut Ngalim Purwanto (2001 : 71) mengatakan bahwa
“Motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu”.
“Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu atau keadaan seseorang organism yang menyebabkan
kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkahlaku atau perbuatan
(Moh. Uzer Usman, 2011 : 28).
Berawal dari kata motif tersebut, motivasi terbentuk. Setiap orang yang
melakukan kegiatan pasti mempunyai tujuan. Untuk mencapai tujuan itu
diperlukan penggerak atau pendorong yang dinamakan motivasi.
“Motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu” (Ngalim Purwanto,
2011 :71). Menurut Muhibbin syah (2010 :153) “Motivasi merupakan
keadaan internal organism baik manusia atau pun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu”.
Berdasarkan beberapa definisi dari pakar diatas, motivasi adalah suatu
usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga
tingkah laku seseorang agar terdorong untuk bertindak atau melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Berkaitan dengan
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai. Jadi, motivasi sangat diperlukan siswa dalam
belajar karena siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar sehingga akan
menghasilkan prestasi yang optimal. Menurut Dimyati & Mudjiono
(2009 : 80), “Motivasi belajar adalah suatu kekuatan mental yang
mendorong terjadinya belajar”. Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar.
(a) Fungsi Motivasi Belajar
Setiap motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi mempunyai tiga
fungsi, yaitu :
1) Motivasi mendorong siswa untuk berbuat dalam hal melakukan perbuatan.
2) Motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang tepat menuju tercapainya
tujuan.
3) Dengan Motivasi, siswa dapat memilih dan menyeleksi perbuatan /
perilaku mana yang harus dilakukan atau ditinggalkan, sehingga
pencapaian tujuan dapat direalisasikan.
(b) Sifat Motivasi
Menurut Muhibbin Syah (2010 :153), sifat motivasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
(1) Motivasi Instrinsik
Motivasi Instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sensdiri yang dapat mendorongnya melakukan suatu tindakan
belajar. Termasuk dalam meotivasi instrinsik adalah perasaan menyenangi
materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
(2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu
siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua,
guru, dan sebagainya merupakan contoh-contoh nyata motivasi ekstrinsik
yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan
motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses
pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif psikologi kognitf, motivasi yang lebih signifikan bagi
siswa adalah motivasi instrinsik, Karena lebih murni dan langgeng serta
tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selajutnya,
dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk masa depan juga member pengaruh kuat dan relative
lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan
keharusan dari orang tua atau guru.
(c) Upaya-Upaya Untuk Memotivasi Siswa Dalam Belajar
Untuk mencapai prestasi yang baik, maka dibutuhkan upaya-upaya untuk
memotivasi siswa dalam belajar, yaitu :
1) Pernyataan penghargaan guru secara verbal. Pernyataan verbal terhadap
perilaku yang baik atau hasil kerja (belajar) siswa yang baik, misalnya
“Bagus sekali”.
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan
hasil ualngan yang kurang baik merupakan cambuk untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
3) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini dapat digunakan untuk
memotivasi belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat dimunculkan oleh suasana
yang mengejutkan, keragu-raguan dan sebagainya.
4) Menuntut siswa menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelmumnya.
Hal ini dapat memotivasi siswa dan menguatkan pemahaman hasil belajar
sebelumnya.
Penelitian ini memfokuskan pada minat dari intern siswa yang
dipengaruhi oleh motivasinya dia dalam memasuki SMK N 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Sekolah Menengah Kejuruan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 15 menyebutkan bahwa: “Jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus”. Penjelasan dari pasal 15 tersebut yaitu menjelaskan
bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok
pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang bidang perkerjaan
lainnya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs”.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SMK adalah
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan
memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk
menjadi anggota masyarakat yang mampu mengembangkan kemampuan
lebih lanjut, terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu sebelum memasuki
dunia kerja.
Selama proses pendidikan di SMK, peserta didik disiapkan untuk
menjadi manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan khusus yang
diajarkan dan dilatihkan sesuai dengan konsentrasi atau program yang diikuti.
SMK termasuk klasifikasi pendidikan khusus, karena kelompok pengajaran
atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki
minat khusus untuk mempersiapkan dirinya menghadapi persaingan di dunia
kerja. Sehingga SMK mencetak kalangan intelektual terdidik yang memiliki
kompetensi dan keahlian baik secara teori maupun dalam bentuk praktik
khusus yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri atau bekerja di industri
yang sesuai dengan klasifikasi program yang di ambil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menteri Pendidikan Nasional Dirjen SMK, Bambang Sudibyo,
mengatakan bahwa slogan SMK adalah “SMK BISA!”.Untuk lebih
memahami dan mengerti arah dan tujuan menuju SMK sesuai dengan Garis-
Garis Besar Program Pembinaan SMK 2011, berikut visi, misi, dan tujuan
Direktorat Pembinaan SMK menuju 2014 yaitu:
a. Visi
“Terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah kejuruan
untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap
kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu
mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”.
b. Misi
1) Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses SMK yang bermutu
untuk semua lapisan masyarakat;
2) Meningkatkan kualitas SMK melalui penerapan sikap disiplin, budi
pekerti luhur, berwawasan lingkungan, dan pembelajaraan berpusat
pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK;
3) Memberdayakan SMK dalam menciptakan lulusan yang berjiwa
wirausaha dan memiliki kompetensi keahlian melalui pengembangan
kerjasama dengan industri dan berbagai entitas bisnis yang relevan
dalam bentuk teaching industry;
4) Menciptakan lulusan SMK yang lentur terhadap berbagai perubahan
teknologi dan lingkungan bisnis pada tingkat nasional maupun
internasional melalui penguatan aspek matematika terapan, sains
terapan, ICT, dan bahasa internasional;
5) Memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen
mutu berbasis ISO 9001:2008;
6) Menciptakan citra baik SMK melalui berbagai media komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Tujuan Strategis
“Tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah
kejuruan yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan di semua provinsi,
kabupaten, dan kota”.
Penelitian ini memfokuskan pada SMK yang berbasis teknologi
industri yaitu SMK N 2 Surakarta.
7. Peserta Didik (siswa)
Setiap kegiatan pendidikan seduah tentu memerlukan unsur peserta
didik (anak didik) sebagai sasaran dari kegiatan pendidikan. Peserta didik yang
dimaksud yaitu anak yang belum dewasa, yang memerlukan pertolongan dan
bimbingan dari pihak lain (orang dewasa) agar dapat melaksanakan tugasnya
sebagai umat Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan
sebagai pribadi (individu) yang mandiri. Siswa dalam satu sekolah adalah anak
didik dalam sekolah tersebut. Sedang anak kandung adalah anak didik didalam
lingkungan keluarga. Anak pada waktu lahir disamping mempunyai
kemungkinan berkembang apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui
kegiatan pendidikan yang diterimanya. Benih atau potensi tersebut umumnya
dinamakan pembawaan.
Bukti adanya pembawaan ini nampak sesudah anak lahir yang semula
belum dapat bercakap dan sesudah bersekolah dapat mengarang, berhitung dan
sebagainya. Perlu diketahui pembawaan anak yang satu dengan anak yang lain
tidak sama. Atas sadar itu, pendidik wajib senantiasa berusaha untuk
mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya agar bantuan layanan
pendidikan sesuai dengan keadaan pembawaan yang ada pada setiap anak
didik. Dimuka telah dikemukakan bahwa anak mulai lahir sampai dewasa ada
beberapa tahap-tahap perkembangannya, ada hukum-hukum perkembangan
yang perlu diketahui oleh pendidik, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Hukum Tempo Perkembangan
Hukum tempo perkembangan yaitu cepat lambatnya
perkembangan seorang anak sehingga ada anak yang cepat dan ada anak
yang lambat dan ada pula anak yang terlalalu cepat dan ada pula anak yang
tidak terlalu lambat perkembanganya dibanding dengan anak lain yang
sebaya. Walaupun ada hukum perkembangan ini, pendidik tidak “pasrah”
saja kepada apa yang akan terjadi pada perkembangan anak. Sebaliknya
kita akan selalu dapat memberikan layanan sesuai dengan tempo
perkembangan masing-masing anak didik. Misalnya suatu kecakapan
dapat dipercepat perkembangannya dengan cara memberikan pelajaran
tambahan. Akan tetapi tidak mungkin mempercepat melampaui batas
kemampuan yang ada pada pembanwaanya.
b. Hukum Irama Perkembangan
Hukum irama perkembangan menunjukkan irama jalannya
perkembangan yang dialami oleh anak didik baik jasmani maupun rokhani.
Kerap kita melihat pada saat perkembangan jasmani cepat, perkembangan
rokhaninya berjalan lambat. Umpamanya anak yang sedang belajar
berjalan memerlukan segala tenaga jasmani dan rokhani untuk
mengembangkan bidang rokhni berjalan lambat. Misalnya kecakapan
berbicara menjadi lambat. Perkembangan anak tidak mengikuti garis linear
dimana dapat diramalkan bagaimana kondisi perkembangan yang akan
datang berdasarkan pengetahuan kita kepada kondisi perkembangan masa
lampau.
Dari dua teori perkembangan peserta didik diatas, Peneliti dapat
menggambarkan bahwa perkembangan peserta didik tidak lah sama antara
yang satu dengan yang lainnya. Disisi lain, dalam pribadi mereka pun
terkadang tidaklah sama antara perkembangan rokhani dan jasmani.
Tentunya hal ini akan mempengaruhi perkembangan psikis mereka yang
nantinya akan memperngaruhi pola pikir. Pola pikir yang berkembang
pada anak didik, biasanya akan menimbulkan persepsi dalam diri mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Oleh karenanya peran guru dalam membimbing dan mengarahkan mereka
kepada minat dan bakat mereka sangat penting.
B. Penelitian yang Relevan
1. Berdasarkan penelitian Gunadi (2006), Dosen Fakultas Teknik Universtas Negeri
Yogyakarta yang berjudul “Minat Masuk Sekolah Menengah Kejuruan di
Kecamatan Wonosari Gunung Kidul”
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara
informasi tentang sekolah menengah kejuruan, prestasi belajar dan status
ekonomi sosial keluarga dengan minat masuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III SMP Negeri di Kecamatan
Wonosari sebanyak 749 siswa, sampel diambil dengan teknik proporsional
random sampling dari tabel Krejcie dan Morgan diperoleh sampel 254 siswa.
Pengumpulan data minat masuk SMK, informasi tentang sekolah kejuruan dan
status ekonomi sosial orang tua diambil melalui angket, sedang prestasi belajar
dengan metode dokumentasi. Uji hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi
product moment dengan alat bantu Seri Program Statistik (SPS) edisi Sutrisno
Hadi dan Yuni Pamardiningsih.
Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Minat masuk SMK siswa SMP
kelas III di Kecamatan Wonosari sebesar 63,39% (2) terdapat hubungan positif
antara informasi tentang Sekolah kejuruan dengan minat masuk SMK dengan
koefisien korelasi sebesar 0,312 (3) terdapat hubungan negatif antara prestasi
belajar dengan minat masuk SMK dengan koefisen korelasi sebesar -0,422, dan
(4) terdapat hubunga negatif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
masuk SMK dengan koefien korelasi sebesar -0,489. Penelitian ini menemukan
kontribusi informasi tentang sekolah kejuruan sebesar 7,331% terhadap
munculnya minat masuk SMK, namun kontribusi prestasi belajar sebesar
13,942% serta status sosial ekonomi orang tua 20,387% yang menurunkan minat
masuk SMK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Berdasarkan penelitian (Skripsi) yang dilakukan oleh Fujita (2008), Universitas
Pendidikan Bandung, yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi Tentang
SMK, dan Lingkunga Keluarga Siswa SMP dengan Minat Masuk SMK (studi
kasus pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Margasih Kab.Bandung dan SMP
Wiyata Bakti Cimahi)
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Margaasih dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan motivasi, persepsi tentang SMK dan lingkungan keluarga
dengan minat memasuki SMK.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Survey Explanatory yaitu metode penelitian yang menyoroti adanya hubungan
antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan
hipotesis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunaka
proporsional sampling, karena dalam penelitian ini terdapat sekolah pembanding
yang digunakan untuk menguatkan hasil penelitian. Sekolah pembanding
tersebut adalah SMP Wiyata Bakti yang memiliki minat melanjutkan ke
SMKnya lebih tinggi dibanding SMP N 1 Margaasih. Sampel keseluruhan dalam
penelitian ini adalah 240 siswa SMP kelas IX. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan teknik analisis data menggunakan statistik non
parametrik dengan teknik korelasi Kendall Tau.
Hasil dari penelitian bahwa secara parsial terdapat hubungan antara
motivasi (X1) dengan minat melanjutkan ke SMK, terdapat hubungan antara
persepsi tentang SMK (X2) dengan minat melanjutkan ke SMK, terdapat
hubungan antara lingkungan keluarga siswa SMP (X3) dengan minat
melanjutkan ke SMK serta terdapat perbedaan minat melanjutkan ke SMK antara
siswa SMP N 1 Margaasih dengan siswa SMP Wiyata Bakti.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan jalan fikir penelitian oleh peneliti yang
akan menjadi arahan penalaran hingga sampai pada hasil penelitian. Kerangka
berfikir dalam penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Hubungan Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling Terhadap
Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menduga bahwa Persepsi dan bimbingan konseling
memiliki peranan penting dalam memanciptakan minat memasuki SMK N 2
Surakarta. Persepsi dan bimbingan konseling merupakan faktor yang dikaitkan
dengan minat secara individual siswa karena menyangkut faktor instrinsik dan
eksrinsik.
Kedua variable bebas tersebut dalam kacamata peneliti memeliki
pengaruh yang positif terhadap minat siswa memasuki SMK N 2 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Hubungan Persepsi Siswa dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Input informasi yang diterima siswa selama menjalani pendidikan di
sekolah atau di lingkungan pergaulannya tentunya akan menjadi pengalaman
dan tersimpan didalam memori. Pada perkembangannya, siswa akan mampu
memilih dan menentukan sendiri hal yang diingini sesuai dengan kesenangan.
Pengalaman yang tersimpan dalam memori tersebut akhirnya akan menjadi
persepsi dan memiliki hubungan dalam penentuan sikap termasuk pilihan
untuk menentukan pendidikan lanjut ke SMK N 2 Surakarta yang berbasis
teknologi industri. SMK N 2 Surakarta dan SMK berbasisi teknologi industri
lainnya yang dewasa ini tengah naik daun, akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi siswa. Apalagi dengan banyaknya jurusan yang ditawarkan sesuai dengan
minat masing-masing. Tidak ada batas antara laki-laki dan perempuan.
Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi subjektif
dan bersifat positif pada diri siswa. Dengan adanya persepsi dan ketertarikan
pada SMK N 2 Surakarta, tentunya akan menciptakan minat siswa untuk
masuk dan menjadi bagian dari SMK N 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Hubungan Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki SMK N
2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Salah satu unsur pendidikan adalah peserta didik (siswa). Dalam masa
pendidikannya, siswa juga mengalami perkembangan baik fisik, psikis, dan
fikirannya. Masa perkembangan siswa rawan dengan masalah dan seringnya
kesulitan-kesulitan itu dijumpai oleh mereka, sehingga dibutuhkan konseling
dan bimbingan oleh guru atau orang tua. Kesulitan siswa dalam menentukan
studi lanjutnya biasanya dikarenakan kekurang pengetahuan mereka mengenai
seluk beluk sekolah tujuan serta orientasi ke depan setelah lulus nanti. Pihak
sekolah asal siswa, secara idealnya harusnya menjadi satu wadah arahan bagi
mereka untuk menentukan pilihan sekolah, khususnya di SMK N 2 Surakarta
yang berbasis teknologi industi.
Peran yang dilakukan sekolah adalah melalui optimalisasi peran
bimbingan konseling kepada siswa selama masa pemilihan sekolah lanjut.
Dugaan sementara adalah bimbingan konnseling memiliki hubungan dengan
minat siswa memilih SMK N 2 Surakarta sebagai sekolah tujuan.
Dalam gambaran yang lebih jelas mengenai kerangka berfikir dan
pelaksanaan penelitian agar mempermudah pemahaman, melalui bagan sebagai
berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
X1
X2
Y
1
3
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Keterangan :
X1 : Persepsi Siswa
X2 : Peran Bimbingan Konseling
Y : Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
: Garis Hubungan
: Garis Regresi Ganda
1 : Pengaruh Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling Terhadap
Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
2 : Hubunga Persepsi Siswa dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
3 : Hubunga Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki
SMK N 2 Surakarta
D. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau dugaan awal peneliti atas
permasalahan dan penelitian yang dikemukakan. Suharsimi Arikunto (2002 : 64)
berpendapat bahwa “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul”. Berdasar landasan teori serta hasil penelitian yang relevan
sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesisnya sebagai berikut :
1. Ada pengaruh positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap
minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Ada hubungan yang positif persepsi siswa dengan minat memasuki SMK N 2
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Ada hubungan yang positif peran bimbingan konseling dengan minat
memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
4. Variabel persepsi siswa memiliki hubungan lebih kuat dengan variabel minat
memasui SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dibandingkan
variabel peran bimbingan konseling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan untuk meneliti,
dimana terdapat objek dan subjek yang diteliti dalam penelitian. Sesuai
dengan maksud peneliti, maka tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah
SMK Negeri 2 Surakarta. Alamat SMK N 2 Surakarta di Jalan LU. Adi
Sucipto Nomor 33 Telp : (0271) 714901, Fax : 727003, Kelurahan Manahan,
Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Peneliti memilih tempat tersebut
dengan beberapa alasan, antara lain :
a. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Surakarta merupakan
salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Surakarta yang berbasis
teknologi industri yang memiliki banyak prestasi.
b. SMK N 2 Surakarta telah menerapkan Standar manajemen mutu
9001:2008, sehingga memiliki kualitas yang cukup bagus.
c. Objek atau data yang diperlukan oleh peneliti berada di SMK N 2
Surakarta.
d. Jumlah peminat masuk ke SMK Negeri cukup tinggi dan tahun 2012
jumlahnya meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka masa dilakukannya penelitian hingga
selesai. Waktu penelitian dapat lebih cepat atau lebih lama dikarenakan
beberapa faktor dalam penelitian misalkan terjadi sesuatu yang diluar dugaan.
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, terhitung dari bulan Maret sampai
dengan bulan Juli 2012. Waktu tersebut dimulai dari penyusunan proposal
hingga pelaporan hasil penelitian. Berikut tabel alokasi waktu kegiatan
penelitian :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 3.1. Waktu Penelitian
B. Rancangan/Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
hubungan variabel bebas (persepsi siswa dan peran bimbingan konseling)
terhadap variabel terikat (minat memasuki SMK N 2 Surakarta). Disamping itu,
untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan persepsi siswa (X1) dengan
minat memasuki SMK N 2 Surakarta (Y) dan mmemperoleh gambaran ada
tidaknya hubungan peran bimbingan konseling (X2) dengan minat memasuki
SMK N 2 Surakarta (Y). Pendekatan kuantitatif yaitu penarikan kesimpulan
berdasarkan angka-angka yang diolah menggunakan statistik. Sedangkan
instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran angket dan
wawancara secara tidak terstruktur.
No Kegiatan Maret 2012 Apr-12 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Penyusunan
Proposal
2 Konsultasi
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi
Proposal
5 Perijinan
6 Penelitian
7 Pengolahan
Data
8 Penyusunan
Laporan
9 Ujian Skripsi
10 Revisi (kalau
ada)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dari pemaparan pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa populasi
adalah subjek yang diteliti atau dipelajari yang menyangkut seluruh
karakteristik atau ciri yang dimiliki subjek tertentu, Sugiyono (2011 : 61).
Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh siswa SMK N 2
Surakarta kelas X yang terdiri dari 4 (empat ) jurusan dengan 9 (Sembilan)
program keahlian. Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1. Data Siswa Kelas X
Kelas X
Teknik Gambar Bangunan 36
Teknik Konstruksi Bangunan 33
Teknik Konstruksi Kayu 17
Teknik Instalasi Tenaga Listrik - A 36
Teknik Instalasi Tenaga Listrik - B 33
Teknik Audio Video - A 36
Teknik Audio Video - B 35
Teknik Audio Video - C 35
Teknik Pemesinan - A 36
Teknik Pemesinan - B 36
Teknik Pemesinan - C 36
Teknik Pemesinan - D 34
Teknik Kendaraan Ringan - A 36
Teknik Kendaraan Ringan - B 36
Teknik Kendaraan Ringan - C 36
Teknik Kendaraan Ringan - D 35
Teknik Komputer Jaringan - A 36
Teknik Komputer Jaringan - B 36
Teknik Komputer Jaringan - C 36
Rancangan Perangkat Lunak - A 36
Rancangan Perangkat Lunak - B 36
726
2. Sampel
Setelah penentuan verifikasi data untuk populasi, maka langkah
selanjutnya adalah menetukan sampel. Berdasarkan pemaparan para ahli
tersebut, sampel adalah adalah miniatur populasi dimana sampel dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mewakili secara keseluruhan baik jumlah maupun karakteristik sebuah
populasi.
Berdasarkan definisi sampel di atas, maka dalam penelitian ini,
sampel adalah sebagian dari populasi kelas X SMK Negeri 2 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 dengan ukuran sampel : 255 Siswa. Penelitian ini
menggunakan tabel penentuan ukuran sampel yang dikembangkan oleh
Krejcie & morgan (Lampiran 1). Penelitian ini menggunakan tingkat
kesalahan 5% karena sisanya untuk uji coba angket.
Penelitian ini memandang dari substansi tujuan penarikan sampel
yakni untuk memperoleh representasi populasi yang tepat, maka besar
sampel yang akan diambil perlu mempertimbangkan karakteristik populasi
serta kemampuan estimasi. Sementara kemampuan estimasi berkaitan dengan
presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta bagaimana sampel
dapat digeneralisasikan atas populasi upaya untuk mencapai presisi yang
lebih baik memerlukan penambahan sampel seberapa besar sampel serta
penambahan akan tergantung pada variasi dalam kelompok tingkat kesalahan
yg ditoleransi serta tingkat kepercayaan.
Total ukuran sampel adalah 255 siswa dan selanjutnya ukuran sampel
dibagi ke tiap-tiap jurusan di SMK N 2 Surakarta. Teknik sampel penelitian
ini adalah proporsional ramdom sampling sehingga jumlah tiap jurusan harus
proporsional. Cara penentuan ukuran sampel tiap jurusan dengan rumus
sebagai berikut :
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Siswa Kelas X SMK N 2 Surakarta Sampel
Jurusan Teknik Bangunan 30
Jurusan Teknik Elektro 24
Jurusan Teknik Audio-Video 38
Jurusan Teknik Pemesinan 50
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan 50
Jurusan Teknik Komputer jaringan 38
Jurusan Rancangan Perangkat Lunak 25
Jumlah 255
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Teknik Sampling
Setelah ditentukannya sampel untuk penelitian, maka diperlukan
teknik atau cara tertentu untuk pengambilan informasi yang diharapkan.
Teknik ini dinamakan teknik sampling. Ada banyak definisi yang
dikemukakan oleh para pakar mengenai teknik sampling. Sedangkan teknik
yang digunakan untuk pengambilan sampel sendiri ada berbagai macam
tergantung pada kebutuhan dan jenis data yang diinginkan. Dalam penelitian
ini, Peneliti menggunakan teknik proportional random sampling. Karena
teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel apabila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Peneliti menggunakan teknik ini karena jumlah siswa kelas X
disetiap jurusan berbeda. Oleh karenanya untuk mendapatkan data atau
informasi yang lebih valid, pengambilan objek tiap jurusan ditentukan oleh
banyaknya objek masing-masing jurusan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh ddata atau informasi penelitian. Pengumpulan data ini dapat pula
dilakukan dengan bantuan beberapa instrument dan alat bantu penelitian lainnya.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Identifikasi Variabel
Penelitian ini memiliki dua variable yaitu variable bebas dan variable
terikat. Definisi operasional dan symbol dari masing-masing variable adalah :
a. Variabel Bebas
Variable ini tidak dipengaruhi oleh variable lain. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah persepsi siswa (X1) dan peran bimbingan
konseling (X2).
b. Variabel Terikat
Variable ini merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variable
bebas, tetapi variable terikat dapat bermacam-macam jenisnya tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat
memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 (Y).
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti, maka perlu teknik atau cara pengumpulan data yang tepat dan baik.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk suatu
penelitian, antara lain: (1) metode tes, (2) metode kuisioner atau angket, (3)
metode wawancara, (4) metode observasi, (5) metode dokumentasi
(Suharsimi Arikunto, 2002 :198-206).
Dalam penelitian tentang hubungan ini, peneliti menggunakan metode
kuisioner atau angket dan metode wawancara. Jenis kuisioner atau angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan angket check list dan
rating scale. Check list merupakan sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda (√) pada kolom yang sesuai. Sedangkan Rating scale
(skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tentang tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju, Alasan peneliti menggunakan kedua metode ini
antara lain :
a. Angket dapat dibagikan secara serentak.
b. Angket tidak terlalu menunggu responden karena pengisiannya dapat
dilakukan pada waktu luang.
c. Memudahkan responden menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban
yang telah disediakan berupa pertanyaan diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan.
a. Langkah-Langkah Penyusunan Angket
Langkah-langkah penyusunan angket yang dilakukan peneliti
sebagai berikut :
1) Menetapkan Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dalam penelitian ini, angket bertujuan untuk memperoleh data-data
tentang persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan minat
masuk SMK N 2 Surakarta tahun akademik 2011/2012.
2) Menyusun Kisi-Kisi Angket
Pada tahap ini, variable penelitian didefinisikan secara teoritis
kemudian dijabarkan dalam beberapa aspek dan aspek-aspek tersebut
dijabarkan lagi melalui indikator-indikatornya, sehingga diperoleh kis-
kisi angket. Kisi-kisi angket berisi indicator-indikator dari variable
yang akan diteliti. Kisi-kisi angket tersebut dapat dipakai sebagai
dasar penyusunan butir-butir pertanyaan pada agket:
3) Menyusun Angket
Penyusunan angket harus melaui tahapan-tahapan yang harus dilalui.
Tahapan-tahapan penyusunan angket tersebut sebagai berikut :
a) Membuat Surat Pengantar yang berisi tentang permohonan kepada
responden atas kesediannya untuk mengisi angket, maksud
pengisian angket, dan ucapan terima kasih kepada responden.
b) Membuat petunjuk pengisian angket
c) Membuat pertanyaan dan alternativ jawaban
d) Pemberian skor
Husaini Usman & R.Purnomo Setiady Akbar (2004:63-71) berpendapat
“Skala yang digunakan untuk penelitian dengan menggunakan metode
angket adalah skala sikap sebagai berikut :
a. Skala Borgadus
b. Skala Sosiometrik
c. Skala Penilaian ( rating scale )
d. Skala Rangking
e. Skala Konsistensi Internal ( Thuratone )
f. Skala Likert
g. Skala Guttman
h. Skala Sematik differensial
Pemberian skor untuk pertanyaan-pertanyaan angket dalam penelitian
ini adalah menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek. Skala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Likert ini meyediakan lima alternative jawaban dari yang positif sampai
dengan negative. Alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat setuju”,
“Setuju”,”ragu-ragu”.”tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Setiap
responden hanya diperkenankan memilih salah satu alternatif jawaban yang
disediakan pada masing-masing pernyataan. Menurut Moch. Nazir
(1999:398) ada beberapa alasan digunakannya skala Likert :
a. Dalam penyusunan skala, item-item tidak jelas menunjukkan
hubungan dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan
dalam skala.
b. Skala Likert lebih mudah membuatnya.
c. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi, karena
mempunyai responden alternatife.
d. Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat
memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang pendapat
atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan.
Setiap alternatife jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-
beda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternaife jawaban disesuaikan dengan
criteria pertanyaan. Cara pemberian skor model ini sebagai berikut :
Tabel 3.3. Skala Likert
No Jawaban Alternatif Skor item
Positif Negatif
1 Sangat setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Ragu-ragu (RR) 3 3
4 Tidak setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sebenarnya ada alternative lain dalam melakukan pengkategorian
jawaban yaitu hanya empat, dengan menghilangkan pilihan jawaban “ragu-
ragu” untuk menghindari responden yang tidak berpendapat. Jika pembaca
berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternative, karena responden
cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman dan
paling gampang karena hamper tidak berfikir ) dan alasan itu memang ada
benarnya (Suharsimi Arikunto , 2002 : 2014).
Pada penelitian ini tidak mendasarkan pada pendapat tersebut diatas,
akan tetapi tetap menggunakan skala Likert dengan lima jawaban dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pertimbangan skala Likert mempunyai reliabilitas yan tinggi dan jangka
responsi lebih besar, sehingga membuat skala likert dapat memberikan
keterangan yang lebih nyata dan jelas mengenai pendapat atau sikap
responden.
4) Uji Coba Angket (try out)
Angket yang sudah disusun tidak langsung dibagikan kepada responden,
tetapi diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya melalui uji coba
(try out). Penelitian ini melaksanakan try out kepada 30 siswa SMK Negeri
2 Surakarta kelas X Tahun Ajaran 2011/2012, diluar sampel.
Angket atau kusioner sebagai alat pengumpul data harus baik yaitu data
yang dikumpulka bisa menggambarkan variebel yang diteliti dan sebagai
alat pembuktian hipotesis. Pernyataan tesebut dijelaskan sebagai berikut.
(a) Validitas Angket
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.
Suatu Instumen yang valid mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi,
sedangkan instrument yang kurang valid berarti memiliki tingkat keakuratan
yang rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengkur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari veriabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud. Validitas angket diperoleh dengan melakukan tryout angket sebelum
angket digunakan dalam penelitian. Uji validitas ini menggunakan rumus alpha
yang dikembangkan oleh Pearson.
Ada beberapa jenis validitas yang dapat digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan cara pengujiannya ada dua macam validitas yaitu validitas
eksternal dan validitas internal.
(1) Validitas Ekternal
Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument
tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel
penelitian yang dimaksud.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(2) Validitas Internal
Instrument yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian
instrument dengan istrumen secara keseluruhan. Atau dapat dikatakan
bahwa sebuah instumen memiliki validitas internal apabila setiap bagian
intrumen mendukung “visi” instumen secara keseluruhan yaitu mengungkap
data dari variable yang dimaksud.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan validitas
internal, karena dengan validitas internal dapat mengungkapkan data
variabel yang dimaksud dengan menggunakan instrument yang digunakan
tersebut sebagai kriteria pengujian. Suharsimi Arikunto (2002 : 153),
menyatakan bahwa “Pengujian validitas sebuah intumen dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan melakukan analisis faktor (anafak) dan
melakukan analisis butir (anabut).
Penelitian ini menggunakan analisis butir karena dapat mengetahui
butir soal yang valid. Analisis butir ini untuk menguji validitas setiap butir
dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai dan skor total
dipandang sebagai nilai Y. Untuk menguji tingkat validitas angket
digunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl pearson sebagai
berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2002:146)
Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
X : Skor masing-masing pernyataan
Y : Skor Total
XY : Jumlah Perkalian X dan Y
N : Banyaknya subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Hasil perhitungan angket yang telah diuji-cobakan (try out)
dibandingkan dengan ftabel pada tingkat signifikansi 5%, pernyataan
dinyatakan valid jika rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel
Dari hasil uji coba angket terhadap 30 siswa kelas X TPM D diluar
sampel penelitian, dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0,361 sebagai penentu
validitas konstruk angket penelitian. Setelah dilakukan analisa validitas
konstruk menggunakan rumus product moment (melalui program Ms.Excel)
dapat diketahui bahwa : Untuk variabel persepsi siswa terdapat 11 butir dari
30 butir pernyataan angket yang tidak valid, yaitu nomor 1, 12, 13, 14, 15,
19, 20, 21, 22, 26, dan 27. Untuk variabel peran bimbingan konseling
terdapat 4 butir dari 30 butir pernyataan angket yang tidak valid, yaitu
nomor 1, 3, 7, 29. Selanjutnya untuk variabel minat memasuki SMK Negeri
2 Surakarta terdapat 5 butir dari 30 butir pernyataan angket yang tidak valid,
yaitu nomor 11, 23, 24, 26, dan 30 (Lampiran 7). Butir pernyataan angket
yang valid kemudian dijadikan butir angket untuk penelitian ini.
(b) Reliabilitas Angket
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandaian sesuatu. Instumen
dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Reliabilitas angket menunjukkan tingkat ketetapan angket tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda. Reliabilitas angket diperoleh melalui tryout angket
yang selanjutnya dianalisis menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan
Pearson.
Peneliti menggunakan uji homogenitas instrument dengan rumus
Alpha dalam penelitian ini karena skor instrument angket yang digunakan
adalah skala model Likert mulai 1-5. Hal ini sesuai dengan pendapat
Seharsimi Arikunto (2002:171) yang mengatakan bahwa “Rumus Alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus Alpha tersebut sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(Suharsimi Arikunto, 2002 :171)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instumen
k : Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal.
: Variansi butir =
: Variansi total =
Harga riil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan rtabel
korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan n adalah jumlah sampel
tryout = 30. Jika hasil perhitungannya menunjukkan rhitung > rtabel maka reliabilitas
angket terpenuhi. Secara sederhana dapat diterangkan dapat diterangkan
berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut:
Tabel 3.4. Interpretasi nilai r
Nilai Korelasi KETERANGAN
0,00 - 0,20 sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada korelasi)
0,20 - 0,40 rendah
0,40 - 0,70 sedang/cukup
0,70 - 0,90 kaut/tinggi
0,90 - 1,00 sangat kuat/tinggi
Dari hasil uji coba reliabilitas instrument, dapat diketahui bahwa
koefisien korelasi antara variabel persepsi siswa (X1) dan peran bimbingan
konseling (X2) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)
sebesar 0,892 (tinggi) (Lampiran 8). Berdasarkan hasil uji coba realibilitas
instrumen di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini realibel dan dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(c) Revisi Angket
Hasil uji coba (try out) angket dijadikan sebagai dasar untuk merevisi
angket. Revisi angket dilakukan dengan cara menghilangkan (drop) butir-butir
pertanyaan yang tidak valid atau memperbaiki isi maupun susunannya.
(d) Memperbanyak Angket
Setelah butir pernyataan yang tidak valid dihilangkan, atau direvisi,
maka langkah selanjutnya adalah memperbanyak angket sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.
b. Metode Wawancara
Teknik wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan informasi
berupa dialog seseorang sebagai sumber data. Pada pendapat lain,
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya-jawab secara tatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden
Berdasar pemaparan diatas, wawancara merupakan suatu cara
memperoleh informasi atau data denga dialog lisan antara pewawancara
dengan responden. Penelitian menggunakan metode wawancara untuk
memperoleh data mengenai persepsi siswa kelas X dan peran bimbingan
konseling di sekolah asal mereka dengan minat memasuki SMK N 2
Surakarta tahun akademik 2011/2012. Fungsi wawancara disini hanyalah
sebagai penguatan pada hasil angket yang disebarkan kepada responden.
Pertanyaan yang disampaikan dimaksudkan untuk memperoleh masukan
mengenai kesesuaian data yang satu dengan data yang lainnya. Target
responden wawancara adalah yang melakukan pengisian angket pula.
Bentuk wawancara adalah yang tidak tersruktur sehingga dilakukan dengan
informal dan tidak menggunakan pedoman wawancara.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap dimana data yang dibutuhkan telah
didapatkan dan selanjutnya dilakukan pengolahan. Analisis ini meliputi klasifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
data, pengujian hipotesis , dan pemaparan pemecahan masalah. Ada dua cara
analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan teknik non statistik.
Penelitian ini menggunakan teknik statistik, karena data yang diambil merupakan
data kuantitatif, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi
dan regresi linier ganda. Regresi ganda (multiple regression dimaksudkan sebagai
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variable bebas untuk
mengadakan prediksi terhadap variable terikat (Suharsimi Arikunto, 2002:264).
Dari pemaparan pendapat diatas, maka analisis regresi ganda dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel-
variabel bebas yaitu persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan
variabel terikatnya yaitu minat dan motivasi memasuki SMK N 2 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012. Dalam paparan sebelumnya, peneliti telah menerangkan
bahwa teknik analisis dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik dengan
teknik korelasi dan regresi linier ganda. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menggunakan korelasi Pearson Product Moment adalah :
1. Data variable yang dikorelasikan berjenis dan kontinyu atau berupa interval.
2. Bentuk hubungannya merupakan regresi yang linier.
Oleh karena itu, Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Analisis Data Perindikator
Data kuantitatif yang didapat dari ketiga variabel dianalisis dengan
cara membandingkan persentase perolehan skor tiap indikator dengan kriteria
penilaian. Besarnya persentase menunjukkan kategori informasi yang
terungkap sehingga dapat diketahui posisi masing-masing aspek dalam
keseluruhan aspek yang diteliti. Kriteria kecenderungan yang digunakan
mengacu pada rumus yang dikembangkan oleh Saifuddin (2008: 108). Rumus
ini mampu menganalisa dan menggambarkan secara jelas kriteria tiap
indikator dengan standar data kuantitatif yang telah ditetapkan. Hasil dari
analisa ini kemudian dapat dijadikan dasar peneliti dalam menentukan kriteria
indikator dari persentasi yang didapat. Kriteria penilaian dapat dilihat pada
tabel 3.3 dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Komponen
Rentangan Skor Kategori
X < µ– 1,5 Sangat rendah
µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5 Rendah
µ - 0,5 < X ≤ µ + 0,5 Sedang
µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 Tinggi
µ + 1,5 < X Sangat tinggi
Keterangan :
µ = Mean ideal yang dapat dicapai instrumen
= ½ (skor tertinggi + skor terendah)
= Standar deviasi ideal yang dapat dicapai instrumen
= 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)
X = Skor yang dicapai
Untuk mengetahui setiap hasil evaluasi yang dilakukan, maka
diperlukan kriteria penilaian. Adapun kriteria penilaian yang dipakai
berdasarkan pada kriteria empiris, yaitu kriteria yang disusun atau
dikembangkan berdasarkan kondisi lapangan yang terekam atau mengacu
pada komponen penelitian yaitu siswa.
Hasil dari angket penelitian ini peneliti deskripsikan tiap indikator.
Hal ini dimaksudkan agar dapat dievaluasi tiap bagian sehingga dapat
diketahui lebih rinci bagian mana yang perlu dikembangkan dan bagian mana
yang masih perlu perbaikan.
Tabel 3.6. Penentuan Skor Variabel Persepsi
Uraian Nomor Indikator
1 2 3 4 5
Jumlah Item 5 5 2 5 2
Skor Maks. 25 25 10 25 10
Skor Min. 5 5 2 5 2
Selisih Nilai 20 20 8 20 8
Mean (µ) 15 15 6 15 6
Standar Deviasi (σ) 3.3 3.3 1.3 3.3 1.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel. 3.7. Penentuan Skor Variabel Peran Bimbingan Konseling
Uraian Nomor Indikator
1 2 3 4 5
Jumlah Item 2 9 6 5 4
Skor Maks. 10 45 30 25 20
Skor Min. 2 9 6 5 4
Selisih Nilai 8 36 24 20 6
Mean (µ) 6 27 18 15 2
Standar Deviasi (σ) 1.33 6 4 3.33 2.67
Tabel 3.8 Penentuan Skor Variabel Minat Memasuki SMK
Uraian Nomor Indikator
1 2 3 4 5
Jumlah Item 5 7 5 2 6
Skor Maks. 25 35 25 10 30
Skor Min. 5 7 5 2 6
Selisih Nilai 20 28 20 8 24
Mean (µ) 15 21 15 6 18
Standar Deviasi (σ) 3.33 4.67 3.33 1.33 4
2. Uji Prasarat Analisis
Uji Prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji
linieritas dan keberartian regresi, dan uji independensi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran
suatu variebel acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan Residu, yaitu ;
E =
(Sudjana, 1996 : 23)
Keterangan :
E : Error
Y : Nama peubah yang sedang dibahas.
: Regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Kemudian untuk mengetahui apakah residu berdistribusi normal,
digunakan rumus Chi-kuadrat :
=
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 259)
Keterangan :
: Chi-kuadrat
: Frekuensi yang diperoleh dari sampel.
: Frekuensi yang diharap dari sampel.
Langkah–langkah yang diperlukan adalah :
1) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas
dengan chi kuadratini, jumlah kelas interval ditetapkan = 1 + k log
(N). Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurve normal baku.
2) Menentukan panjang kelas interval. Rumusnya adalah :
3) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung.
4) Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan). Cara menghitung fh,
didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan
jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).
5) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)2dan harga chi kuadrat hitungnya.
6) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat
tabel. Apabila harga chi kuadrat hitung <harga chi kuadrat tabel,
maka distribusi data dinyatakan normal dan apabila harga chi kuadrat
hitung > harga chi kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan
tidak normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Uji linieritas dan Keberartian Regresi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regresi juga linier,
yang di uji keberartian dan linieritas adalah model regresi X1 terhadap Y
dan model X2 terhadap Y dengan jalan melakukan ulangan.
Untuk menghitung uji keberartian dan linieritas data digunakan
rumus dari Sudjana (1983: 93). Rumus tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7
di bawah ini :
Tabel 3.9. Analisis Varians Untuk Uji Keliniearan Regresi
Sumber
variasi dk JK KT F
Total n ∑Y2
i ∑Y2
i -
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
1
1
n
- 2
( ∑Y 1 )2
/n
JK reg = JK(b/a)
JK res = ∑(Y i - Ỹ i )2
( ∑Y 1 )2
/n
S2
reg = JK (b/a)
S2
res = 2
)(Y 2^
i
n
Yi
2
2
res
reg
S
S
Tuna cocok
Kekeliruan
k – 2
n - k
JK (TC)
JK (E)
S2
)(2
k
TCJKTC
Skn
EJKe
)(2
2
2
e
TC
S
S
2
2
1
res
reg
s
SF
eS
SF TC
2
2
2
Keterangan :
F1 = Harga keberartian
F2 = Harga linearitas
S 2reg = Varians kuadrat regresi
S 2res = Varians kuadrat residu/sisa
S 2TC = Varians kuadrat tuna cocok
S 2 e = Varians kuadrat galat/kekeliruan
Kriteria :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
F 1 > F tab = Arah regresi berarti
F 1 < F tab = Arah regresi tidak berarti
F 2 > F tab = Regresi tidak linier
F 2 < F tab = Regresi linier
c. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variable bebas, yaitu antara X1 dan X2. Rumus yang
digunakan untuk uji independensi antara X1 dan X2 adalah rumus Korelasi
Product Moment dari Pearson adalah :
(Sudjana, 2002 : 370)
Keterangan :
: koefisien korelasi antara X1 dan X2
X1 : Variabel persepsi siswa mengenai SMK N 2 Surakarta
X2 : Variabel Peran Bimbingan Konseling
n : jumlah subjek penelitian
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho : Kedua variabel independen (bebas/tidak terjadi korelasi).
Ha : Kedua variabel tidak independen.
Setelah harga rhitung ditemukan, kemudian disingkronkan dengan
rtebel pada taraf signifikansi 5% dan n = 580. Keputusan uji adalah Ho
diterima jika rhitung <rtabel dan Ha ditolak jika rhitung> rtabel
3. Uji Hipotesis
Setelah uji prasayarat analisis dipenuhi, maka akan dapat dilakukan
pengujian hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Pengujian Hipotesi Pertama
Untuk menguji hipotesis yang pertama yaitu: “Ada hubungan
positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012”, maka
digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari persamaan garis regresi dua prediktor
Untuk garis regresi linier dengan dua prediktor persamaan garisnya
adalah
KXaXa 2211 (Hadi ,2001: 2)
Dimana :
Y = kriteria
a1 = koefisien prediktor 1
a2 = koefisien prediktor 2
K = bilangan konstan
2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor
X1 dan prediktor X2 dapat diperoleh dari:
2
22112,1
y
yxayxaRy
(Hadi, 2001: 25)
Dimana :
Ry(1.2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
x1y = jumlah produk antara X1 dan Y
x2y = jumlah produk antara X2 dan Y
y2 = jumlah kuadrat kriteria Y
Kriteria kesimpulan:
Ry(1,2)< r tab = ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor (X1)
dan (X2)
Ry(1,2)> r tab = tidak ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor
(X1) dan (X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3) Menguji apakah korelasi itu signifikan (F) antara kriterium Y
dengan prediktor X1 dan X2 yaitu dengan menggunakan rumus:
2
2
1
1.
Rm
mNRregF
(Hadi, 2001: 26).
Dimana :
F reg = harga F garis regresi
N = cacah kasus (banyaknya sampel)
m = cacah prediktor (banyaknya prediktor)
R = koefisien korelasi antara kriterium dan prediktor-prediktor
Kemudian harga Freg dikonsultasikan dengan F tabel
dengan kesimpulan sebagai berikut:
a) Apabila Freg. > Ftabel, maka Ha diterima yang berarti ada
hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium (Y).
b) Apabila Freg. < Ftabel, maka Ha ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium (Y)
4) Mencari besarnya sumbangan relatif masing-masing prediktor
terhadap kreterium dihitung dengan rumus :
Prediktor X1 : %100.
% 111 x
regJK
yXaXSR (Hadi, 2001: 42)
Prediktor X2 : %100.
% 222 x
regJK
yXaXSR (Hadi, 2001: 42)
JKreg = a1 x1y + a2 2 xy (Hadi, 2001: 42)
Untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing
preditor terhadap kreterium. Terlebih dahulu dicari efektivitas garis
regresi yang dicerminkan dalam koefisien determinan (R2) dengan
rumus :
R2 = %100x
JK
JK
T
reg
JKT = Y2
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2
11 .%% RxXSRXSE
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus:
2
22 .%% RxXSRXSE
Dimana : R2
= efektifitas garis regresi.
b. Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga
Untuk menguji hipotesis yang kedua “Ada hubungan positif
persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”, dan
hipotesis yang ketiga “Ada hubungan positif peran bimbingan konseling
dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”. Maka menggunakan
rumus koefisien korelasi Product Moment (Hadi, 2001: 4).
rxy = 22 )( yx
xy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
xy = Jumlah dari product dari X dan Y
x2 = Jumlah kuadrat deviasi X
y2
= Jumlah kuadrat deviasi Y
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan nilai rtabel product
moment. Apabila rxy > rtabel, maka hipotesis diterima yang berarti:
hipótesis kedua yaitu “Ada hubungan positif antara persepsi siswa dengan
minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”. Dan hipotesis ketiga yaitu
“Ada hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta” diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Persepsi Siswa Tentang SMK Negeri 2 Surakarta (X1)
Data variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta
diperoleh melalui angket yang terdiri dari 19 item pertanyaan dengan
menggunakan skala Likert. Jumlah skor maksimal jika responden
memperoleh skor 5 untuk seluruh item pertanyaan adalah 95 dan jumlah skor
minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 19.
Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh
dari hasil penelitian variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta,
berikut disajikan distribusi data persepsi siswa tentang SMK Negeri 2
Surakarta .
Tabel 4.1. Distribusi Data Persepsi Siswa
Interval
Frek
Absolut
Frekuensi
Relatif F Kum Kel
40 - 45 5 1.960784% 5 A
46 - 51 8 3.137255% 13 B
52 - 57 18 7.058824% 31 C
58 - 63 42 16.47059% 73 D
64 - 69 75 29.41176% 148 E
70 - 75 64 25.09804% 212 F
76 - 81 35 13.72549% 247 G
82 - 87 8 3.137255% 255 H
Jumlah 255 100%
A
C
B
D
E
F
G
H
Gambar 4.1. Histogram Data Persepsi Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dari skoring angket hasil penelitian, variabel persepsi siswa tentang
SMK Negeri 2 Surakarta diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah adalah
41. Rata–rata (mean) sebesar 67,347; nilai tengah (median) sebesar 67,86;
dan modus sebesar 66,74; standar deviasi (SD) sebesar 8,707 (lampiran 14).
Berdasarkan skor angket hasil penelitian diatas, maka dapat diketahui bahwa
persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 surakarta cukup positif atau baik. Hal
ini juga didasarkan pada hasil analisis perindikator variabel persepsi.
Dari hasil analisis perindikator diketahui bahwa indikator interpretasi
terhadap stimulus memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 29,4%; tinggi
sebesar 58,4%; sedang sebesar 9,41%; rendah sebesar 2,75%; sangat rendah
0% . Indikator mengetahui gambaran SMK N 2 Surakarta memperoleh nilai
sangat tinggi sebesar 4,7 %; tinggi sebesar 37,6%; sedang sebesar 42,7%;
rendah sebesar 14,5%, dan sangat rendah sebesar 0,39%. Indikator
mengetahui prospek lulusan memperoleh nilai sangat sangat tinggi sebesar
5,09%; tinggi sebesar 47,45%; sedang sebesar 41,57% ; rendah sebesar 5,4 %
dan sangat rendah 0,39%. Indikator respon terhadap informasi SMK
memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 19,6%; tinggi sebesar 56,1 %; sedang
sebesar 20,8%; rendah sebesar 2, 35%; sangat rendah sebesar 1,18%.
Indikator memiliki penilaian jelas tentang objek memperoleh nilai sangat
tinggi sebesar 30,2%; tinggi 54,1%, sedang sebesar 14,5%; rendah sebesar
1,18%, dan sangat rendah 0% (Lampiran 24) .Disamping itu, Rata-rata
penelitian ini lebih tinggi dari rata-rata ideal, yaitu = 67,347 > 67,21176
Untuk mengetahui kategori dari masing-masing indikator persepsi
siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta, disajikan tabel rangkuman skor hasil
penelitian angket variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta
(Lampiran 11). Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa
kategori untuk indikator penilaian yang jelas tentang SMK Negeri 2
Surakarta, khususnya memahami kualitas SMK Negeri 2 Surakarta
disbanding SMK berbasis teknologi industri yang lain dengan rata-rata nilai
tertinggi yakni 3,92. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Negeri 2 Surakarta sudah mengarah pada ketertarikan mengenai informasi
seputar SMK. Rata – rata paling rendah terdapat pada indikator gambaran
lebih detail tentang SMK N 2 Surakarta. Skor rata-rata pada indikator ini
adalah 2,6. Hal ini dapat dikatakan wajar karena dominan responden belum
terlalu tahu kondisi internal SMK Negeri 2 Surakarta.
2. Peran Bimbingan Konseling (X2)
Data mengenai peran bimbingan konseling diperoleh melalui
instrument angket yang terdiri dari 26 item pernyataan dengan menggunakan
skala Likert. Skor maksimal jika responden menyatakan dalam skor 5 untuk
semua item adalah 130. Skor minimal apabila respon menyatakan skor 1
untuk semua item adalah 26.
Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh
dari hasil penelitian peran bimbingan konseling, berikut disajikan distribusi
data peran bimbingan konseling disekolah asal responden
Tabel 4.2. Distribusi Data Peran Bimbingan Konseling
Interval Fo Frekuensi
Relatif F Kum Kel
49 - 57 5 1.960784% 5 A
58 - 66 11 4.313725% 16 B
67 - 75 34 13.33333% 50 C
76 - 84 56 21.96078% 106 D
85 - 93 67 26.27451% 173 E
94 - 102 50 19.60784% 223 F
103 - 111 28 10.98039% 251 G
112 - 120 4 1.568627% 255 H
Jumlah 255 100%
Untuk menyajikan gambaran umum data yang diperoleh secara lebih
jelas, maka penulis membuat histogram penyebaran data seperti yang terlihat
pada gambar 4.2 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 4.2. Histogram Data Peran Bimbingan Konseling
Berdasarkan skoring angket hasil penelitian mengenai peran
bimbingan konseling diperoleh skor tertinggi adalah 120 dan skor paling
rendah adalah 49. Rata-rata penelitian (Mean) sebesar 86,917; median sebesar
87,067; modus sebesar 87,64; standar deviasi (SD) sebesar.13,28 (Lampiran
15). Skor hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa peran bimbingan
konseling cukup positif. Hal tersebut juga didasarkan pada hasil analisis
perindikator variabel peran bimbingan konseling yang mendapatkan nilai
positif yang cukup tinggi.
Hasil analisis perindikator tersebut menunjukkan bahwa indikator
produk layanan BK memperoleh skor sangat tinggi sebesar 24,7%; tinggi
sebesar 46,3 %; sedang sebesar 25,5%; rendah sebesar 2,35%, dan sangat
rendah sebesar 1,17%. Indikator Sosialisasi lanjut ke SMK memperoleh skor
sangat tinggi sebesar 5,8%; tinggi sebesar 42%; sedang sebesar 32,9%;
rendah sebesar 16,1%, dan sangat rendah sebesar 3,14%. Indikator daya
tanggap bimbingan konseling memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 20,7%,
tinggi 51,3%; sedang sebesar 20,7%; rendah sebesar 6,6%, dan sangat rendah
sebesar 0,39%. Indikator intensitas bimbingan memperoleh nilai sangat tinggi
sebesar 9,01%; tinggi sebesar 37,2%; sedang sebesar 31,7%; rendah sebesar
17,25%, dan sangat rendah sebesar 4,7%. Indikator penggunaan layanan
memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 15,6%; tinggi sebesar 50,1%; sedang
A
C
B
D
E
F
G
H
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sebesar 27,4%; rendah sebesar 5,09%, dan sangat rendah sebesar 1,56%
(Lampiran 25). Disamping itu, rata-rata penelitian untuk variabel ini hampir
sama dengan rata-rata ideal (Rata-rata penelitian < rata-rata ideal = 86.917 <
86,929).
Langkah dalam mengetahui kategori masing-masing indikator
variabel peran bimbingan konseling dari sekolah asal siswa, disajikan tabel
rangkuman skor hasil penelitian pada angket (Lampiran 12). Berdasarkan
data dari rangkuman tabel rangkuman skor hasil penelitian angket variabel
peran bimbingan konseling, maka dapat diketahui bahwa kategori untuk
indikator produk layanan bimbingan memiliki rata-rata skor tertinggi yaitu
sebesar 3,68. Sedangkan untuk indikator yang memiliki skot paling rendah
adalah pada sosialisasi pendidikan lanjut ke SMK. Hal ini dikarena
bimbingan konseling disekolah asal responden hanya menjelaskan gambaran
secara umum dan tidak khusus untuk masuk SMK. Disamping itu, informasi
tentang SMK oleh responden didapat dari keaktifan mereka dalam mencari
informasi. Pemanfaatan berbagai media informasi yang diberikan bimbingan
konseling yang banyak digunakan oleh responden.
3. Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)
Data mengenai minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta diperoleh
melalui angket yang terdiri atas 25 item pernyataan. Skala yang digunakan
tetap menggunakan skala Likert dan terdiri dari item positif dan negatif. Skor
maksimum apabila responden manyatakan nilai 5 untuk setiap item
pernyataan adalah 125 dan skor minimum apabila responden menyatakan
nilai 1 untuk setiap item pernyataan adalah 25.
Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh
dari hasil penelitian minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, berikut sajian
distribusi data tersebut pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.3. Distribusi Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
Interval Fo
Frekuensi
Relatif
F
Kum Kel
54 - 62 1 0.392157% 1 A
63 - 71 3 1.176471% 4 B
72 - 80 11 4.313725% 15 C
81 - 89 43 16.86275% 58 D
90 - 98 68 26.66667% 126 E
99 - 107 83 32.54902% 209 F
108 - 116 39 15.29412% 248 G
117 - 125 7 2.745098% 255 H
Jumlah 255 100%
Gambar 4.3. Histogram Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta
Hasil skoring penelitian variebel terikat tentang minat memasuki SMK
Negeri 2 Surakarta didapat skor tertinggi adalah 125 dan skor terendah adalah
54. Rata-rata penelitian (mean) sebesar 97,67; median sebesar 98,6445;
modus sebesar 100,534; standar deviasi (SD) sebesar 11,124 (Lampiran 16) .
Hasil skor diatas menunjukkan bahwa minat untuk memasuki SMK Negeri 2
Surakarta cukup tinggi. Hal ini juga didasarkan pada hasil analisis
perindikator variabel minat memasuki SMK N 2 Surakarta.
Hasil analisis perindikator menunjukkan bahwa indikator rasa senang
dan ketertarikan terhadap SMK memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 55%;
tinggi sebesar 33%; sedang sebesar 9,4%, rendah sebesar 2,4%, dan sangat
rendah sebesar 0,4%. Indikator memiliki perhatian terhadap SMK
A
C B
D
E
F
G
H
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 29,4%, tinggi sebesar 62,3%, sedang
sebesar 7,4%, rendah sebesar 0,78%, sangat rendah sebesar 0%. Indikator
keaktifan menggali informasi memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 24,3%;
tinggi sebesar 56,1%; sedang sebesar 13,7%; rendah sebesar 5,1%; dan sagat
rendah sebesar 0,78%. Indikator memiliki motivasi memasuki SMK
memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 49,4%; tinggi sebesar 43,13%; sedang
sebesar 7,05%; rendah sebesar 0,39%; dan sangat rendah sebesar 0%.
Indikator kecenderungan bertindak memperoleh nilai sangat tinggi sebesar
40,39%; tinggi sebesar 51,3%; sedang sebesar 7,84%; rendah sebesar 0,39%;
dan sangat rendah sebesar 0%. Disamping itu, rata-rata penelitian variabel ini
lebih besar dari pada rata-rata idealnya (Rata-rata penelitia > rata-rata
penelitian = 97,67>97,55)
Langkah untuk dapat mengetahui kategori masing-masing indikator
variabel minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, disajikan tabel
rangkuman skor hasil penilaian angket variabel minat (Lampiran 13).
Berdasarkan data dari tabel rangkuman skor hasil penilaian angket variabel
minat, maka dapat diketahui bahwa indikator minat yaitu memiliki motivasi
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta memiliki skor tertinggi. Skor untuk
indikator ini adalah 4,14. Hal ini menunjukkan bahwa hamper semua
responden menyatakan adanya dorongan yang cukup baik, dimana dorongan
itu dapat dari dalam diri (intern) maupun luar (ekstern).
4. Hasil Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara
tidak terstruktur. Wawancara dilakukan untuk memberikan penguatan pada
data yang telah diperoleh peneliti melalui angket penelitian. Jumlah
responden untuk wawacara hanya 6 siswa, dimana terdiri dari beberapa kelas
yang berbeda. Wawancara ini dilaksanakan selama satu hari dan tidak
mengganggu jam belajar siswa. Hasil wawancara kemudian direkap dan
simpulkan. Berikut daftar siswa yang menjadi responden wawancara pada
tabel 4.4 dan simpulan hasil wawancara pada tabel 4.5 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.4. Data responden Wawancara
Tabel 4.5. Simpulan Hasil Wawancara
Simpulan Wawancara
a. Paradigma atau persepsi terhadap SMK N 2 Surakarta?
Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap SMK N 2 Surakarta.
Persepsi yang dimaksud adalah mereka telah memeberikan penilaian yang
bagus dari sebelum mereka memasuki SMK N 2 Surakarta. Penilaian itu
antara lain : memiliki keunggulan dibanding SMK Teknik yang lain, SMK N
2 Surakarta menjadi rintisan sekolah berbasis internasional, merupakan
sekolah favorit dan terkenal, penyaluran kerjanya luas, fasilitas yang
memadai, dan menjadi model School.
b. Peran Bimbingan Konseling di SMP untuk memasuki SMK N 2
Surakarta?
Bimbingan Konseling para siswa telah memiliki program ke kelas-
kelas setiap minggu. Selain itu ada beberapa program lain yaitu berkunjung
ke sekolah-sekolah termasuk ke SMK N 2 Surakarta. Secara umum,
gambaran tentang SMK telah dijelaskan oleh Bimbingan Konseling di SMP,
tetapi belum secara mendetail ke SMK N 2 Surakarta. Jadi, masih dalam
penyampaian objektif.
Info tentang SMK N 2 Surakarta banyak siswa dapatkan dari internet,
teman dan pamflet yang ditempel di sekolah. Tetapi terdapat responden
yang menyatakan bahwa Bimbingan Konseling telah memberikan
bimbingan yang baik termasuk bimbingan baginya untuk memasuki SMK N
2 Surakarta.
c. Minat memasuki SMK N 2 Surakarta dan alasannya? Secara keseluruhan, hampir sebagia besar telah minat dan mantab
memasuki SMK N 2 Surakarta. Alasan kuat siswa adalah ingin bisa
langsung dan bekerja, tetapi jikalau ingin melanjutkan studi ke perguruan
tinggi juga bisa. Gambaran SMK N 2 Surakarta dari kerabat dekat dan
persepsi yang bagus dengan sekolah ini membuat mereka semakin tertarik
untuk masuk.
No Nama Kelas Waktu
1 Oksi Widyantono X TKR D Selasa, 29 Mei 2012 pukul 08:00- 08:30 WIB
2 Salsa Wahyu Ariyanto X TKR D Selasa, 29 Mei 2012 pukul 08:30- 09:00 WIB
3 Rifky Naufaldy X RPL A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 10:30 - 11:00WIB
4 Yudha Malady G. X RPL A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 11:00 - 11:30WIB
5 Joseph Pradana X TAV A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 12:30 - 13:00WIB
6 Adnan Giovanni X TAV A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 13:00 - 13:30WIB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Uji prasarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji
linieritas dan keberartian regresi, dan uji independensi. Uji prasyarat analisis
dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran data variabel apakah normal atau
tidak, apakah model linier berarti, dan mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel bebas.
1. Uji Normalitas Data
Data – data tentang persepsi siswa mengenai SMK Negeri 2
Surakarta, peran bimbingan konseling dan minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian diuji normalitasnya
dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (2) (Lampiran 22). Berdasarkan
uji tersebut, disajikan dalam tabel rangkuman hasil uji normalitas pada
masing-masing variabel, sebagai berikut :
Tabel 4.6. Rangkuman Uji Normalitas Data
No. Variabel hitung
tabel
Keputusan uji (0,05;8-1)
1 Persepsi siwa tentang
SMK N2 Surakarta 13.05897 14.067
Data Normal
2 Peran Bimbingan
Konseling 4.11359 14.067
Data Normal
3 Minat Memasuki SMK N
2 Surakarta 6.3562 14.067
Data Normal
2. Uji Linieritas dan Keberartian
a. Uji Linieritas dan Keberartian Variabel Persepsi Siswa (X1)
Terhadap Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)
Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga
F1 sebesar 157,913. Harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (1;253;0,05) =
3,86. Hasilnya adalah 157,913 > 3,86, jadi regresi persepsi siswa tentang
SMK Negeri 2 Surakarta (X1) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Surakarta (Y) adalah berarti atau memiliki makna (Lampiran 17). Artinya
prediksi oleh persamaan regresi Y = a + b(X1) adalah bermakna.
Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2
sebesar 0,401, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel(42;211;0,05) = 1,45.
Hasilnya adalah 0,401 < 1,45. Jadi regresi persepsi siswa tentang SMK
Negeri 2 Surakarta (X1) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta (Y) adalah berupa garis lurus (Lampiran 16)
Gambar 4.4. Grafik Linieritas Regresi X1 terhadap Y dan Keberartian
persamaan : Y = a + b.X1
b. Uji Linieritas dan Keberartian Variabel Peran Bimbingan Konseling
(X2) Terhadap Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)
Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga F1
sebesar 30,468, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel(1;253;0,05) = 3,86.
Hasilnya adalah 30,468 > 3,86, jadi regresi peran bimbingan konseling
(X2) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y) adalah berarti
atau memiliki makna (Lampiran 18). Artinya presiksi oleh persamaan
regresi Y = a + b(X2) adalah bermakna.
Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2
sebesar 0,416, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (55;198;0,05) = 1,35.
Hasilnya adalah 0,416 < 1,35, jadi regresi peran bimbingan konseling (X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y) adalah linier atau
berupa garis lurus.
Gambar 4.5. Grafik Linieritas Regresi X2 terhadap Y dan Keberartian
persamaan Y = a + b.X2
Tabel 4.7. Rangkuman Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
Sampel Uji F hitung F tabel
(0,05) Kriteria Keputusan
X1Y
Uji
Keberartian
Regresi
F 1 = 157,91 3,86 F1 > F table Diterima
Uji Linieritas
Regresi F 2 =0,401 1,45 F2 < F table Diterima
X2Y
Uji
Keberartian
Regresi
F 1 = 30,468 3,86 F1 > F table Diterima
Uji Linieritas
Regresi F 2 = 1,27 1,35 F2 < F table Diterima
c. Uji Independen
Uji independen digunakan untuk mengetahui apakah kedua
variabel bebas saling bebas atau tidak mempengaruhi satu sama lainnya
(independen), maka dilakukan uji independen dengan rumus korelasi
product moment Pearson. Berdasarkan hasil uji independen didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
rX1X2 sebesar 0,433 (Lampiran 19), dikonsultasikan dengan rtabel dengan db
= (255;0,05) = 0,124 pada taraf signifikansi 5%. Hasilnya rhitung > rtabel
(0,433 > 0,124), berarti bahwa kedua variable bebas, yakni persepsi siswa
(X1) dengan peran bimbingan konseling (X2) adalah saling berkaitan (tidak
independen)
C. Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan analisis regresi dua prediktor.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara persepsi
siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri
2 Surakarta. Dari hasil analisa data dengan menggunakan analisis regresi dua
predictor didapatkan nilai koefisien korelasi Ry2 sebesar 0,646. Selanjutnya
didapatkan harga Freg sebesar 230,085 dengan Ftabel (2;252;0,05) = 3,58 ,
sehingga persamaan garis regresinya adalah (lampiran 20)
Y = 0,565 + 1,11X1 + 0,256X2
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, harga Freg dikonsultasikan
dengan Ftabel (2;252;0,05) = 230,085 > 3,58. Sehingga hipotesis pertama yang
menyatakan ada pengaruh antara persepsi siswa dan peran bimbingan
konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan
dapat diterima.
Variabel persepsi siswa memberikan sumbangan relatif sebesar
83,8% dan sumbangan efektifnya sebesar 54,1%. Variable peran bimbingan
konseling memberikan sumbangan relatif sebesar 16,2% dan sumbangan
efektif sebesar 10,5%. Sehingga tampak bahwa persepsi siswa memiliki
hubunga yang lebih kuat minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta
disbanding dengan peran bimbingan konseling disekolah asal siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Uji Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan analisis
korelasi product moment Pearson. Hipotesis kedua menyatakan ada
hubungan positif antara persepsi siswa (X1) dengan minat memasuki SMK
Negeri 2 Surakarta (Y). dari perhitungan didapatkan harga rx1y = 0,612, harga
ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124,
sehingga hipotesis kedua dinyatakan dapat diterima. Jadi, ada hubungan yang
positif antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta tahun akademik 2011/2012. (Lampiran 20)
3. Uji Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga dilaksanakan dengan menggunakan
analisis korelasi product moment Pearson. Hipotesis ketiga menyatakan ada
hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat memasuki
SMK Negeri 2 Surakarta. Dari perhitungan, didapatkan harga rx2y = 0,429.
Harga ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya 0,429 >
0,124 , sehingga hipotesis ketiga dinyatakan dapat diterima. Jadi, ada
hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat memasuki
SMK Negeri 2 Surakarta (Lampiran 20).
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan analisis regresi
dua prediktor memperoleh harga Fhitung sebesar 230,085 lebih besar dari harga
Ftabel (2;252;0,05) = 3,58. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif persepsi
siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri 2
Surakarta. Dari analisis di atas, dapat dinyatakan bahwa persepsi siswa yang
positif, maka semakin memperbesar minat siswa untuk memilih SMK Negeri 2
Surakarta. Minat yang positif untuk memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dapat
ditunjukkan adanya rasa ketertarikan yang cukup tinggi terhadap informasi
tentang SMK. Minat merupakan dorongan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Maksudnya bahwa minat terbentuk karena adanya pengaruh dari luar dan dari
dalam diri siswa. Dalam minat tersebut juga terdapat motivasi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Minat juga mempengaruhi seseorang untuk cenderung
melakukan tindakan sesuai dengan yang dia sukai.
Minat yang cukup tinggi sangat dipengaruhi oleh persepsi siswa itu
sendiri. Sedangkan persepsi yang baik dipengaruhi oleh informasi yang didapat
tepat dan cenderung kearah positif. Persepsi sendiri banyak diartikan sebagai
paradigma yang memiliki kaitan dengan pengalaman dan stimulus lain yang ia
dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Persespsi siswa yang berbeda tentunya
akan membentuk perilaku siswa yang berbeda tercermin dari timbullnya minat
pada sesuatu, yang dalam hal ini adalah SMK Negeri 2 Surakarta. Disamping itu,
minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta turut didukung oleh bimbingan
konseling yang ada disekolah asal siswa. Meskipun angka atau porsi tidak sebesar
persepsi siswa itu sendiri. Bimbingan konseling dapat dikatakan sebagai sarana
pendukung siswa dalam memutuskan pilihan sekolah lanjutannya. Dengan
demikian, persepsi siswa yang positif tentang SMK Negeri 2 Surakarta ditambah
dengan peran bimbingan konseling akan membentuk dan meningkatkan minat
siswa untuk menjadikan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai sekolah pilihannya.
Hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi product moment
Pearson didapatkan hasil harga harga rx1y = 0,612, harga ini lebih besar dari harga
rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124, sehingga ada hubungan positif
antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Ini
menunjukkan bahwa persepsi berhubungan dengan penentuan sikap dan perilaku
seseorang. Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks yang terdiri dari
proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi, maka proses terjadinya
dipengaruhi oleh beberapa komponen dari dalam dan luar. Dalam penelitian ini,
persepsi memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan minat memasuki SMK
Negeri 2 Surakarta. Persepsi responden menganggap bahwa SMK Negeri 2
Surakarta adalah sekolah favorite dan berkualitas dibanding dengan SMK berbasis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
teknologi industri lainnya. Sebaliknya jika persepsi tentang SMK Negeri 2
Surakarta rendah, maka berakibat pada minat yang juga cukup rendah.
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga dengan analisis korelasi product
moment Pearson, didapatkan hasil berupa harga rx2y = 0,429. Harga ini
dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya 0,429 > 0,124 , sehingga
dikatakan bahwa ada hubungan positif antara peran bimbingan konseling
disekolah asal siswa dengan minatnya memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini
menujukkan bahwa meski sumbangan relative dan efektif bimbingan konseling
tidak terlalu tinggi, tetapi membantu siswa dalam menentuka pilihannya
sekolahnya di SMK Negeri 2 Surakarta. Peran bimbingan konseling disekolah
asal siswa berbeda-beda dan bahkan terdapat beberapa responden yang
menyatakan bahwa tidak terlalu memanfaatkan peran bimbingan konseling.
Pada sisi lain, bimbingan konseling sebagai penyampai informasi
mengenai sekolah lanjutan yang diinginkan siswa. Peran bimbingan konseling
yang didapat oleh responden adalah adanya kegiatan-kegiatan bimbingan
disekolah setiap minggunya dan senantiasa memberikan arahan bagi siswa untuk
menentukan pilihan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB
sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling
terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil
uji hipotesis pertama dengan analisis dua predictor yang memperoleh harga Freg
sebesar 230,085 dengan Ftabel (2;252;0,05) = 3,58 pada taraf signfikansi 5%. Variabel
persepsi siswa memberikan sumbanan relatif sebesar 83,8% dan sumbangan
efektifnya sebesar 54,1%. Variable peran bimbingan konseling memberikan
sumbangan relatif sebesar 16,2% dan sumbangan efektif sebesar 10,5%. Sehingga
Nampak bahwa persepsi siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dibanding dengan peran bimbingan konseling
disekolah asal siswa.
2. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK
Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi product
moment Pearson yang memperoleh harga rx1y = 0,612, harga ini dikonsultasikan
dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124, pada taraf siginifikans 5%.
3. Terdapat hubungan positif antara peran bimbinga konseling dengan dengan minat
memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis ketiga
dengan analisis korelasi product moment Pearson, yang didapatkan harga rx1y =
0,612, harga ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 >
0,124, pada taraf signifikansi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
B. Implikasi
Berdasarkan pada landasan teori serta pada hasil penelitian ini, maka dapat
disampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun praktis dalam upaya
meningkatkan kualitas input siswa di SMK Negeri 2 Surakarta :
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa
minat siswa dalam memilih SMK Negeri 2 Surakarta dipengaruhi oleh persepsi
siswa tersebut dan peran bimbingan konseling disekolah asal siswa tersebut.
Salah satu penentu pilihan perilaku seseorang adalah adanya persepsi yang
terbentuk pada diri siswa. Persepsi yang positif akan menimbulan balikan yang
positif pula terhadap objek. Pembentukan persepsi yang positif dimulai dengan
informasi-informasi yang positif dan interprestasi yang baik pula dari responden.
Hasil dari penelitian ini sendiri dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
penelitian selanjutnya karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
minat siswa dalam memilih SMK Negeri 2 Surakarta sebagai sekolah
lanjutannya.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sabagai masukan bagi SMK Negeri
2 Surakarta dalam menentukan strategi promosi sekolah ke masyarakat dan
sekolah menengan pertama (SMP). Salah satu factor yang menentukan kualitas
lulusan dari suatu sekolah selain proses selama sistem pendidikan berlangsung
adalah input yang berkualitas. Input yang baik dipilih dari seleksi yang baik dan
dengan pilihan yang banyak, maksudnya bahwa semakin banyak pilihan kualitas,
maka akan dapat dipilih yang terbaik. Hal ini juga berlaku bagi input siswa di
suatu sekolah.
Minat siswa sendiri untuk menjadikan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai
sekolah lanjutan tidak terlepas dari adanya persepsi positif dan peran bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
konseling. Meskipun persepsi memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada
peran bimbingan konseling. Apabila kedua hal ini dapat ditingkatkan melalui
strategi yang dilakukan sekolah, tentunya akan menguntungkan sekolah dalam
penjaringan siswa yang berkualitas.
Faktor peran bimbingan konseling sendiri menjadi sesuatu yang tidak
bisa terabaikan. Bimbingan konseling dapat berhubungan langsung dengan siswa
disekolah. Sesuai dengan standar operasionalnya, bimbingan konseling memiliki
peran yang kompleks dalam kaitanya memberikan arahan ke siswa. Sehingga
adanya minat yang timbul dalam diri siswa dapat pula dipengaruhi oleh peran
bimbingan konseling disekolah asalnya.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka ada beberapa saran
yang perlu disampaikan yaitu :
1. Kepada Pihak SMK Negeri 2 Surakarta
a. Diperlukan adanya peningkatan layanan dan strategi promosi sekolah ke
masyarakat dan sekolah menengah pertama melalui bagian bimbingan
konseling karena strategi promosi yang baik akan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya input siswa.
b. Hendaknya dapat menekankan kepada seluruh civitas sekolah tentang
pentingnya pendekatan sistem dan proses guna meningkatkan kualitas siswa
dimana input siswa telah memiliki persepsi positif dan minat yang tinggi.
2. Kepada siswa (Peserta Didik)
a. Diharapkan dapat senantiasa meningkatkan kemampuan dan kerampilan diri
di sekolah karena suatu pekerjaan akan mudah dan senang dilakukan bila telah
didasari minat yang tinggi.
b. Diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi fasilitas sekolah , khususnya
bimbingan konseling dalam membutuhkan arahan dalam pilihan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kedepan. Disisi lain, bimbingan konseling juga dapat membantu mengatasi
beberapa masalah yang ada dalam diri siswa.
3. Kepada Penelitian Berikutnya
a. Diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan dengan penambahan
variabel peneltian yang mempengatuhi minat siswa dalam menentukan pilihan
sekolah, khususnya di SMK Negeri 2 Surakarta, seperti faktor dorongan
keluarga, peluang setelah lulus dan lain-lain.
b. Diharap dapat mengadakan penelitian mengenai persepsi bukan hanya kepada
siswa, tetapi kepada warga sekolah pada umumnya , sehingga dapat diketahui
persepsi seluruh warga tentang sekolah dalam kaitannya dengan kualitas.