5
Prosiding 1 st Seminar Nasional dan Call for Paper Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Fakultas Ilmu Kesehatan ISBN 978-602-0791-41-8 110 | Universitas Muhammadiyah Ponorogo 22-23 Agustus 2019 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 2 PONOROGO Anggita Nandya Ardiati¹,Hery Ernawati 2 ,Lina Ema Purwanti 3 ¹Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRACT Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Personal Hygiene, Menstruasi, Remaja Abstract One of the important moments that occurs in adolescent girls are marked with the menstrual puberty.The lack of preparation of adolescent while experiencing menstruation will impact badly on hygiene behavior. This research aims to know the relationship of knowledge with personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent girl in SMPN 2 Ponorogo. This research uses design correlation with cross sectional approach.Population of in this study were 141 students class VII SMP N 2 Ponorogo. The sample in this study were 43 students, used Purposive Sampling technique. Collecting data of this research using questionnaire. Data analysis using theContingency Coefficien. Results of this research shows that most respondents have a good knowledge of 27 respondents (62,8%) almost half of it 16 respondents (37,2%)have a bad knowledge. Most of the respondents have a positive personal hygiene behavior which amount to 26 respondents (60,5%) and 17 respondents (39,5%) have a negative personal hygiene. With a significance result p = 0.000 < 0,05 means there is a relationship between knowledge and personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent, with the value of Contingency Coefficient (cc)= 0,603 strong category.The conclusion of this study is that there is a relationship between knowledgeand personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent, the better one’s knowledge the more positive the behaviors. So it is expected for teenagers to be more active in seeking information related to personal hygiene during menstruation Abstrak Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada remaja putri adalah pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi.Ketidaksiapan remaja saat mengalami menstruasi akan berdampak buruk pada perilaku hygiene saat menstruasi.Penelitian ini bertujuan untuk menngetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri di SMP N 2 Ponorogo. Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 141 siswi kelas VII SMP N 2 Ponorogo.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 siswi, dengan menggunakan tekning sampling Purposive Sampling.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.Analisa data menggunakan uji Contingency Coefficient.Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebesar 27 responden (62,8%) dan hampir setengahnya16 responden(37,2%) memiliki pengetahuan buruk. Sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene yang positif yaitu sebesar 26 responden (60,5%)dan hampir setengahnya yaitu 17 responden (39,5%)memiliki perilaku personal hygiene yang negatif. Dengan nilai signifikan P value 0,000 < ,05 yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri, dengan nilai Contingency Coefficient (CC) = 0,603 kategori kuat. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan anatara pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat memstruasi, semakin baik perngetahuan seseorang maka perilaku akan semakin positif. Sehingga diharapkan bagi remaja untuk lebih aktif dalam mencari informasi terkait personal hygiene. 1. PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa dimana remaja mengalami masa pubertas dan pematangan seksual dengan cepat karena perubahan hormonal (Sharma, 2013). Perkembangan seksual masa remaja ditandai dengan menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria (Yusuf, 2012).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Kesehatan

ISBN 978-602-0791-41-8

110 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o

2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA

PUTRI DI SMP NEGERI 2 PONOROGO

Anggita Nandya Ardiati¹,Hery Ernawati2,Lina Ema Purwanti3

¹Fakultas I lmu Keseha tan ,Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRACT

Kata Kunci:

Pengetahuan,

Perilaku,

Personal

Hygiene,

Menstruasi,

Remaja

Abstract

One of the important moments that occurs in adolescent girls are marked with the

menstrual puberty.The lack of preparation of adolescent while experiencing menstruation will impact badly on hygiene behavior. This research aims to know the relationship of

knowledge with personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent girl in

SMPN 2 Ponorogo. This research uses design correlation with cross sectional

approach.Population of in this study were 141 students class VII SMP N 2 Ponorogo. The sample in this study were 43 students, used Purposive Sampling technique. Collecting data

of this research using questionnaire. Data analysis using theContingency Coefficien.

Results of this research shows that most respondents have a good knowledge of 27 respondents (62,8%) almost half of it 16 respondents (37,2%)have a bad knowledge. Most

of the respondents have a positive personal hygiene behavior which amount to 26

respondents (60,5%) and 17 respondents (39,5%) have a negative personal hygiene. With

a significance result p = 0.000 < 0,05 means there is a relationship between knowledge and personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent, with the value of

Contingency Coefficient (cc)= 0,603 strong category.The conclusion of this study is that

there is a relationship between knowledgeand personal hygiene behaviors during

menstruation in adolescent, the better one’s knowledge the more positive the behaviors. So it is expected for teenagers to be more active in seeking information related to personal

hygiene during menstruation

Abstrak

Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada remaja putri adalah pubertas yang ditandai

dengan datangnya menstruasi.Ketidaksiapan remaja saat mengalami menstruasi akan

berdampak buruk pada perilaku hygiene saat menstruasi.Penelitian ini bertujuan untuk

menngetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi

pada remaja putri di SMP N 2 Ponorogo. Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 141 siswi kelas VII SMP N 2

Ponorogo.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 siswi, dengan menggunakan tekning

sampling Purposive Sampling.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner.Analisa data menggunakan uji Contingency Coefficient.Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebesar 27 responden

(62,8%) dan hampir setengahnya16 responden(37,2%) memiliki pengetahuan buruk.

Sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene yang positif yaitu sebesar 26

responden (60,5%)dan hampir setengahnya yaitu 17 responden (39,5%)memiliki perilaku personal hygiene yang negatif. Dengan nilai signifikan P value 0,000 < ,05 yang artinya

ada hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja

putri, dengan nilai Contingency Coefficient (CC) = 0,603 kategori kuat. Kesimpulan

penelitian ini adalah ada hubungan anatara pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat memstruasi, semakin baik perngetahuan seseorang maka perilaku akan semakin positif.

Sehingga diharapkan bagi remaja untuk lebih aktif dalam mencari informasi terkait

personal hygiene.

1. PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa dimana remaja

mengalami masa pubertas dan pematangan seksual

dengan cepat karena perubahan hormonal (Sharma,

2013). Perkembangan seksual masa remaja ditandai

dengan menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada

pria (Yusuf, 2012).

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Kesehatan

ISBN 978-602-0791-41-8

111 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o

2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9

Menstruasi merupakan indikator kematangan

seksual pada remaja putri.Menstruasi dihubungkan

dengan beberapa kesalahpahaman praktek kebersihan

diri selama menstruasi yang dapat merugikan

kesehatan bagi remaja (Dasgupta, 2008).

Menurut World Health Organization (WHO)

(2014) remaja dimulai dari usia 10-19 tahun di dunia

sekitar 18% dari jumlah penduduk sekitar 1,2 miliar

penduduk adalah remaja. Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (RIKESDAS) (2018), di Indonesia

rata-rata usia menarche adalah 13 tahun, dengan

rentang usia 9-20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian

salah satu Perguruan Tinggi Negeri Surabaya

melakukan penelitian di Jawa Timur terkait dengan

usia pubertas yang hasilnya masa pubertas pada

perempuan dimulai usia 12,5 tahun dengan puncak

pubertas pada usia 15 tahun (Rahmawati, 2010). Dari

data sekunder Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo

(2015), usia rata-rata remaja putri mengalami

menarche adalah pada usia 10-14 tahun adalah 29.016

jiwa. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Ponorogo jumlah siswi terbanyak ada di

SMP N 2 Ponorogo.

Sehingga menurut Prawirohardjo (2009),

biasanya sebagian besar remaja akan mengabaikan

kebersihan genatalia saat menstruasi. Sedangkan pada

saat menstruasi darah menempel pada vulva sehingga

menyebabkan daerah genetalia menjadi

lembab.Kelembaban pada daerah genetalia ini

membuat jamur dan bakteri dapat berkembang dengan

cepat sehingga mengakibatkan gatal atau infeksi di

daerah genetalia (Indriastuti, 2009 dalam Maidartati

2016).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah kurangnya pengetahuan pada

remaja saat menstruasi adalah dengan melakukan

penyuluhan tentang pentingnya kesehatan reproduksi

dan bagaimana cara merawat diri saat menstruasi.

Selain itu upaya untuk mengurangi gangguan pada

pada saat menstruasi yaitu melakukan personal

hygiene yang baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengurangi gangguan kesehatan reproduksi yang

dialami oleh remaja. Menurut Indriastuti (2009) dalam

Maidartati (2016), personal hygiene merupakan tema

yang perlu diibahas secara mendalam, karena

berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya

untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi

yaitu membiasakan diri dengan personal hygiene

Berdasarkan uraian teori dan fenomena diatas

maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan

pengetahuan dengan Perilaku personal Hygiene saat

Menatruasi pada Remaja Putri di SMP N 2 Ponorogo”

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi

dengan menggunakan pendekatan cross sectiona.

Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Ponorogo.Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswi SMP N 2 Ponorogo

kelas VII sejumlah 141 siswi. Tekning samping yang

digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah

sampel sebesar 43 siswi dengan kriteria sampel : bersedia

menjadi responden, sudah mengalami menstruasi, usia

12-14 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Analisa data meliputi univariat dan bivariat dengan

menggunakan Contingency Coefficien.

Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data

peneliti sudah dinyatakan Lolos Uji Etik dan

mendapatkan sertifikat layak etik pada tanggal 24 april

2019 sampai dengan 24 apeil 2020 dengan No layak etik

No12/EA/KEPK/2019

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Umum

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden di SMP N 2

Ponorogo pada Juni 2019

Data Khusus

Tabel 2 Distribusi frekuensi pengetahuan personal

hygiene saat menstruasi di SMP N 2 Ponorogo

pada Juni 2019

Item f (%)

Usia

14

13

12

31

27,9

72,1

Usia Menarche

12 – 13

10 – 11

26

17

60,5

39,5

Mendapat Informasi

Pernah

Tidak Pernah

33

10

76,7

23,3

Sumber Informasi

Tidak ada Informasi

Orang Tua

Guru

Petugas Kesehatan

10

27

2

4

23,3

62,8

4,6

9,3

Pengetahuan f (%)

Baik

Buruk

27

16

62,8

37,2

Total 43 100

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Kesehatan

ISBN 978-602-0791-41-8

112 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o

2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9

Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku personal hygiene saat menstruasi di SMP N 2 Ponorogo pada Juni 2019

Tabel 4 Distribusi frekuensi hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi di SMP N 2

Ponorogo pada Juni 2019

Pengetahu

an

Perilaku

Jml

%

Positif Negatif

N % N %

Baik 24 55,8 3 7,0 27 62,8

Buruk 2 4,7 14 32,5 16 37,2

Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Cc= 0,603 P value = 0,000

A. PEMBAHASAN

Pengetahuan Personal Hygiene

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 43

responden sebagian besar remaja putri di SMPN 2

Ponorogo yaitu sebanyak 27 responden (62,8%)

memiliki pengetahuan yang baik tentang personal

hygiene. Sedangkan 16 responden (37,2%) memiliki

pengetahuan yang buruk tentang personal hygiene.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan baik maka

akan mampu untuk berfikir kritis dalam memahami

segala sesuatu (Notoadmodjo, 2010).

Menurut Poltekes Depkes Jakarta I (2010)

perkembangan kognitif remaja awal (usia 10-13 tahun)

berfokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam

rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan

cara pikir logis sehingga sering menanyakan

kewenangan dan standart di masyarakat maupun di

sekolah. Menurut Harlock dalam Lestari (2017) pada

saat seseorang memasuki masa remaja awal maka disitu

remaja mulai masuk pada masa pencapaiaan

kematangan. Remaja juga mulai menggunakan istilah-

istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti:

olahraga yang baik untuk bermain, memilih kelompok

bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan

mengenal cara untuk berpenampilan menarik.

Selain itu pengalaman juga dapat menjadi

sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi masa lalu (Budiman&Riyanto,

2015). Sumber informasi juga memberi pengaruh pada

pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki

pendidikan yang rendah tetapi jika dia mendapat

informasi yang baik maka perilaku seseorang juga akan

baik pula (Hendra, 2008).

Perilaku Personal Hygiene

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari

43 responden sebagian besar remaja putri di SMPN 2

Ponorogo yaitu sebanyak 26 responden (60,5%)

memiliki perilaku personal hygiene yang positif.

Sedangkan 17 responden (39,5%) perilaku personal

hygiene yang negatif. Menurut Isro’in dan Andarmoyo

(2012) faktor yang mempengaruhi personal hygiene

antara lain adalah praktik sosial. Manusia merupakan

mahluk sosial sehingga kondisi ini dapat

memungkinkan seseorang untuk berhubungan atau

berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang

lainnya. Pada masa remaja, hygiene pribadi dipengaruhi

oleh kelompok teman sebaya. Karena berdasarkan data

sekunder Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo (2015),

usia rata-rata remaja putri mengalami menarche adalah

pada usia 10-14 tahun.

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik sehingga berpengaruh terhadap perilaku

seseorang (Mubarok, 2007).

Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) faktor

yang mempengaruhi personal hygiene antara lain

adalah pengetahuan dan motivasi. Komumikasi antara

orangtua dan anak akan menambah informasi yang

lebih mudah dipahami oleh anak (Yusuf, 2014).

Perilaku f (%)

Positif

Negatif

26

17

60,5

39,5

Total 43 100

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Kesehatan

ISBN 978-602-0791-41-8

113 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o

2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9

Kurangnya informasi yang didapatkan oleh

remaja tentang masalah. pubertas menyebabkan remaja

tidak tahu hal yang harus dilakukan saat menstruasi

terjadi. Ketidaksiapan remaja saat mengalami

menstruasi akan berdampak buruk pada perilaku

hygiene saat menstruasi (Dasgupta, 2008).

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Personal

Hygiene

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui dari 43

responden didapatkan 24 responden (55,8%) memiliki

pengetahuan yang baik dengan perilaku personal

hygiene yang positif. Sedangkan dari 43 responden

didapatkan 14 responden (32,6%) memiliki

pengetahuan yang buruk dengan perilaku personal

hygiene yang negatif. Menurut Notoatmojo (2010),

bahwa perilaku seseorang terhadap kesehatan memang

ditentukan oleh pengetahuan dan berbagai faktor lain.

Menurut Sari (2009), pengetahuan tentang personal

hygiene saat menstruasi adalah memelihara kebersihan

dan kesehatan individu saat masa menstruasi sehingga

mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis.

Pengetahuan baik tersebut berdampak pada perilaku

personal hygiene yang positif seperti: membersihkan

tubuh pada saat menstruasi, memilih pembalut yang

dengan daya serap tinggi, mengganti celana dalam 2

kali sehari, dan memakai pakaian dalam berahan katun

untuk mempermuda penyerapan.

Dari hasil perhitungan tabel 4 diketahui bahwa

dari 43 responden didapatkan 2 responden (4,7%)

memiliki pengetahuan yang buruk dengan perilaku

personal hygiene yang positif. Menurut Lestari (2015)

baik, buruknya perilaku seseorang tidak hanya

dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga dipengaruhi

oleh lingkungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

meskipun remaja putri memiliki pengetahuan yang

buruk tentang personal hygiene, namun perilakunya

positif karena menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012)

faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain

adalah keinginan dan pilihan tersendiri dalam

melakukan praktik personal hygiene, dan dipengaruhi

oleh kelompok teman sebaya.

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui dari 43

responden didapatkan 3 responden (7%) memiliki

pengetahuan yang baik dengan perilaku personal

hygiene yang negatif. Menurut Putriyani (2010)

pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk membentuk tindakan seseorang. Remaja

merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa

sehingga dalam perilaku remaja dapat berubah-ubah,

dapat mengarah ke perilaku positif atau negatif

(Maidartati , 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Adika et al, (2013) di Nigeria menunjukkan

bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan dan

perawatan diri saat menstruasi yang baik dengan hasil

67,9% remaja berpendapat bahwa perawatan diri dapat

mencegah infeksi, dan 32,1% berpendapat bahwa

perawatan diri tidak dapat mencegah infeksi. Penelitian

ini juga didukung oleh penelitian Astuti (2017), di

Kendal dengan hasil dari penelitian ini bahwa untuk

variabel pengetahuan remaja putri tentang personal

hygiene organ reproduksi dalam kriteria baik sebanyak

18 Siswa (8%), cukup sebanyak 170 siswa (80%), dan

kurang sebanyak 25 siswa (12%). Untuk variabel

perilaku remaja putri tentang personal hygiene organ

reproduksi dalam kriteria baik sebanyak 19 Siswa (9%),

cukup sebanyak 146 siswa (69 %), dan kurang

sebanyak 48 siswa (22 %).

Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficien

nilai p value sebesar 0,000 karena p < 0,05 artinya ada

hubungan hubungan yang bermakna anatara

pengetahuan dengan perilaku personal hygiene pada

saat menstruasi dengan nilai keeratan CC= 0,603 maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan kedua

variabel tersebut bersifat kuat.

4. KESIMPULAN

Ada hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja

putri dengan P value 0,000 < 0,05 dengan nilai keeratan

cc = 0,603 maka dapatdisimpulkan bahwa tingkat

keeratan kedua variabel tersebut

Diharapkan responden lebih aktif dalam mencari

informasi terkait dengan personal hygiene, dengan

bertambahnya pengetahuan terkait personal hygiene

maka remaja dapat meminimalisir perilaku buruk dan

dapat melakukan pencegahan agar terhindar dari

masalah yang dapat ditimbulkan dari perilaku personal

hygiene yang tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Adika, V. O. et al. 2013. Self care practices of

menstrual hygiene among adolescents school

going girls in Amassoma Community, Bayelsa

State. International Journal of Nursing and

Midwifery 5(5), 99-105

[2]. Astuti, Ratna Devi dan Istri Utami

.2017.Hubungan Pengetahuan Tentang

Personal Hygiene Dengan Perilaku Personal

Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERSONAL …

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Kesehatan

ISBN 978-602-0791-41-8

114 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o

2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9

Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Pajangan Bantul.

Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma

IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

‘Aisyiyah Yogyakarta

[3]. Budiman & Riyanto, Agus.2015. Kapita Selekta

Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

[4]. Dasgupta, A. Sarkar. M. 2008. Menstruation

Hygiene: How hygienic is The Adolescent girl.

Indian Journal of Community Medicine, 33(2)

[5]. Dinas Pendidikan Kab. Ponorogo.2018. Jumlah

Data Siswi SMP Di Kab Ponorogo 2018.Dinas

Pendidikan Kab Ponorogo

[6]. Isro’in, Laily dan Sulistyo Andarmoyo. 2012.

Personal Hygiene Konsep Proses dan Aplikasi

Dalam Praktek Keperawatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu

[7]. Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk

Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta. Nuha Medika

[8]. Lestari, Titik. 2017. Hubungan Pengetahuan

dengan Perilaku Orang Tua dalam Pemberian

Diet Sehat Casein Fee Gluten Free (CFCG)

Anak Berkebutuhan Khusus Attention Deficit

Hyperactivity Disorder (ADHD), Hiperaktif

Dan Autis Di Klinik Pelangi Center

Developmental Neurorehabilitation Mayak.

Tonatan Ponorogo. Program Studi S1

Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Ponorogo

[9]. Maidartati dkk.2016. Hubungan Pengetahuan

Dengan Perilaku Vulva Hygiene Pada Saat

Menstruasi Remaja Putri.Jurnal Ilmu

Keperawatan. 4(1):50-57

[10]. Mubarak Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi

Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

[11]. Notoatmojo, S .2010.Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

[12]. Prawiroharjo. 2009. Cara Jitu Mengatasi Nyeri

Haid. Yogyakarta: ANDI

[13]. Riset Kesehatan Dasar. 2018. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Departement

Kesehatan RI. Jakarta

[14]. Tim Poltekes Depkes Jakarta 1.2010. Kesehatan

Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta:

Salemba Medika

[15]. Putriani, nusria.2010. Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang

Kesehatan Reproduksi Di SMA Negeri 1

Mojogedang. Fakultas Ilmu Keperawatan.

Universitas Diponegoro. Skripsi Tidak

Dipublikasikan

[16]. Rahmawati, Dewi, 2012. Hubungan Perawatan

Kulit Wajah Dengan Timbulnya Acne Vulgaris.

Fakultas Kedokteran. Universitas

Muhammadiyah Ponorogo. Skripsi Tidak

Diterbitkan