Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8
110 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI DI SMP NEGERI 2 PONOROGO
Anggita Nandya Ardiati¹,Hery Ernawati2,Lina Ema Purwanti3
¹Fakultas I lmu Keseha tan ,Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ABSTRACT
Kata Kunci:
Pengetahuan,
Perilaku,
Personal
Hygiene,
Menstruasi,
Remaja
Abstract
One of the important moments that occurs in adolescent girls are marked with the
menstrual puberty.The lack of preparation of adolescent while experiencing menstruation will impact badly on hygiene behavior. This research aims to know the relationship of
knowledge with personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent girl in
SMPN 2 Ponorogo. This research uses design correlation with cross sectional
approach.Population of in this study were 141 students class VII SMP N 2 Ponorogo. The sample in this study were 43 students, used Purposive Sampling technique. Collecting data
of this research using questionnaire. Data analysis using theContingency Coefficien.
Results of this research shows that most respondents have a good knowledge of 27 respondents (62,8%) almost half of it 16 respondents (37,2%)have a bad knowledge. Most
of the respondents have a positive personal hygiene behavior which amount to 26
respondents (60,5%) and 17 respondents (39,5%) have a negative personal hygiene. With
a significance result p = 0.000 < 0,05 means there is a relationship between knowledge and personal hygiene behaviors during menstruation in adolescent, with the value of
Contingency Coefficient (cc)= 0,603 strong category.The conclusion of this study is that
there is a relationship between knowledgeand personal hygiene behaviors during
menstruation in adolescent, the better one’s knowledge the more positive the behaviors. So it is expected for teenagers to be more active in seeking information related to personal
hygiene during menstruation
Abstrak
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada remaja putri adalah pubertas yang ditandai
dengan datangnya menstruasi.Ketidaksiapan remaja saat mengalami menstruasi akan
berdampak buruk pada perilaku hygiene saat menstruasi.Penelitian ini bertujuan untuk
menngetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi
pada remaja putri di SMP N 2 Ponorogo. Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 141 siswi kelas VII SMP N 2
Ponorogo.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 siswi, dengan menggunakan tekning
sampling Purposive Sampling.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner.Analisa data menggunakan uji Contingency Coefficient.Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebesar 27 responden
(62,8%) dan hampir setengahnya16 responden(37,2%) memiliki pengetahuan buruk.
Sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene yang positif yaitu sebesar 26
responden (60,5%)dan hampir setengahnya yaitu 17 responden (39,5%)memiliki perilaku personal hygiene yang negatif. Dengan nilai signifikan P value 0,000 < ,05 yang artinya
ada hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja
putri, dengan nilai Contingency Coefficient (CC) = 0,603 kategori kuat. Kesimpulan
penelitian ini adalah ada hubungan anatara pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat memstruasi, semakin baik perngetahuan seseorang maka perilaku akan semakin positif.
Sehingga diharapkan bagi remaja untuk lebih aktif dalam mencari informasi terkait
personal hygiene.
1. PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa dimana remaja
mengalami masa pubertas dan pematangan seksual
dengan cepat karena perubahan hormonal (Sharma,
2013). Perkembangan seksual masa remaja ditandai
dengan menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada
pria (Yusuf, 2012).
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8
111 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9
Menstruasi merupakan indikator kematangan
seksual pada remaja putri.Menstruasi dihubungkan
dengan beberapa kesalahpahaman praktek kebersihan
diri selama menstruasi yang dapat merugikan
kesehatan bagi remaja (Dasgupta, 2008).
Menurut World Health Organization (WHO)
(2014) remaja dimulai dari usia 10-19 tahun di dunia
sekitar 18% dari jumlah penduduk sekitar 1,2 miliar
penduduk adalah remaja. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (RIKESDAS) (2018), di Indonesia
rata-rata usia menarche adalah 13 tahun, dengan
rentang usia 9-20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
salah satu Perguruan Tinggi Negeri Surabaya
melakukan penelitian di Jawa Timur terkait dengan
usia pubertas yang hasilnya masa pubertas pada
perempuan dimulai usia 12,5 tahun dengan puncak
pubertas pada usia 15 tahun (Rahmawati, 2010). Dari
data sekunder Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo
(2015), usia rata-rata remaja putri mengalami
menarche adalah pada usia 10-14 tahun adalah 29.016
jiwa. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Ponorogo jumlah siswi terbanyak ada di
SMP N 2 Ponorogo.
Sehingga menurut Prawirohardjo (2009),
biasanya sebagian besar remaja akan mengabaikan
kebersihan genatalia saat menstruasi. Sedangkan pada
saat menstruasi darah menempel pada vulva sehingga
menyebabkan daerah genetalia menjadi
lembab.Kelembaban pada daerah genetalia ini
membuat jamur dan bakteri dapat berkembang dengan
cepat sehingga mengakibatkan gatal atau infeksi di
daerah genetalia (Indriastuti, 2009 dalam Maidartati
2016).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah kurangnya pengetahuan pada
remaja saat menstruasi adalah dengan melakukan
penyuluhan tentang pentingnya kesehatan reproduksi
dan bagaimana cara merawat diri saat menstruasi.
Selain itu upaya untuk mengurangi gangguan pada
pada saat menstruasi yaitu melakukan personal
hygiene yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengurangi gangguan kesehatan reproduksi yang
dialami oleh remaja. Menurut Indriastuti (2009) dalam
Maidartati (2016), personal hygiene merupakan tema
yang perlu diibahas secara mendalam, karena
berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya
untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi
yaitu membiasakan diri dengan personal hygiene
Berdasarkan uraian teori dan fenomena diatas
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan
pengetahuan dengan Perilaku personal Hygiene saat
Menatruasi pada Remaja Putri di SMP N 2 Ponorogo”
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi
dengan menggunakan pendekatan cross sectiona.
Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Ponorogo.Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswi SMP N 2 Ponorogo
kelas VII sejumlah 141 siswi. Tekning samping yang
digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah
sampel sebesar 43 siswi dengan kriteria sampel : bersedia
menjadi responden, sudah mengalami menstruasi, usia
12-14 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Analisa data meliputi univariat dan bivariat dengan
menggunakan Contingency Coefficien.
Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data
peneliti sudah dinyatakan Lolos Uji Etik dan
mendapatkan sertifikat layak etik pada tanggal 24 april
2019 sampai dengan 24 apeil 2020 dengan No layak etik
No12/EA/KEPK/2019
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Umum
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden di SMP N 2
Ponorogo pada Juni 2019
Data Khusus
Tabel 2 Distribusi frekuensi pengetahuan personal
hygiene saat menstruasi di SMP N 2 Ponorogo
pada Juni 2019
Item f (%)
Usia
14
13
12
31
27,9
72,1
Usia Menarche
12 – 13
10 – 11
26
17
60,5
39,5
Mendapat Informasi
Pernah
Tidak Pernah
33
10
76,7
23,3
Sumber Informasi
Tidak ada Informasi
Orang Tua
Guru
Petugas Kesehatan
10
27
2
4
23,3
62,8
4,6
9,3
Pengetahuan f (%)
Baik
Buruk
27
16
62,8
37,2
Total 43 100
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8
112 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9
Tabel 3 Distribusi frekuensi perilaku personal hygiene saat menstruasi di SMP N 2 Ponorogo pada Juni 2019
Tabel 4 Distribusi frekuensi hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi di SMP N 2
Ponorogo pada Juni 2019
Pengetahu
an
Perilaku
Jml
%
Positif Negatif
N % N %
Baik 24 55,8 3 7,0 27 62,8
Buruk 2 4,7 14 32,5 16 37,2
Total 26 60,5 17 39,5 43 100
Cc= 0,603 P value = 0,000
A. PEMBAHASAN
Pengetahuan Personal Hygiene
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 43
responden sebagian besar remaja putri di SMPN 2
Ponorogo yaitu sebanyak 27 responden (62,8%)
memiliki pengetahuan yang baik tentang personal
hygiene. Sedangkan 16 responden (37,2%) memiliki
pengetahuan yang buruk tentang personal hygiene.
Seseorang yang mempunyai pengetahuan baik maka
akan mampu untuk berfikir kritis dalam memahami
segala sesuatu (Notoadmodjo, 2010).
Menurut Poltekes Depkes Jakarta I (2010)
perkembangan kognitif remaja awal (usia 10-13 tahun)
berfokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam
rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan
cara pikir logis sehingga sering menanyakan
kewenangan dan standart di masyarakat maupun di
sekolah. Menurut Harlock dalam Lestari (2017) pada
saat seseorang memasuki masa remaja awal maka disitu
remaja mulai masuk pada masa pencapaiaan
kematangan. Remaja juga mulai menggunakan istilah-
istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti:
olahraga yang baik untuk bermain, memilih kelompok
bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan
mengenal cara untuk berpenampilan menarik.
Selain itu pengalaman juga dapat menjadi
sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu (Budiman&Riyanto,
2015). Sumber informasi juga memberi pengaruh pada
pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika dia mendapat
informasi yang baik maka perilaku seseorang juga akan
baik pula (Hendra, 2008).
Perilaku Personal Hygiene
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari
43 responden sebagian besar remaja putri di SMPN 2
Ponorogo yaitu sebanyak 26 responden (60,5%)
memiliki perilaku personal hygiene yang positif.
Sedangkan 17 responden (39,5%) perilaku personal
hygiene yang negatif. Menurut Isro’in dan Andarmoyo
(2012) faktor yang mempengaruhi personal hygiene
antara lain adalah praktik sosial. Manusia merupakan
mahluk sosial sehingga kondisi ini dapat
memungkinkan seseorang untuk berhubungan atau
berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang
lainnya. Pada masa remaja, hygiene pribadi dipengaruhi
oleh kelompok teman sebaya. Karena berdasarkan data
sekunder Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo (2015),
usia rata-rata remaja putri mengalami menarche adalah
pada usia 10-14 tahun.
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik sehingga berpengaruh terhadap perilaku
seseorang (Mubarok, 2007).
Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) faktor
yang mempengaruhi personal hygiene antara lain
adalah pengetahuan dan motivasi. Komumikasi antara
orangtua dan anak akan menambah informasi yang
lebih mudah dipahami oleh anak (Yusuf, 2014).
Perilaku f (%)
Positif
Negatif
26
17
60,5
39,5
Total 43 100
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8
113 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9
Kurangnya informasi yang didapatkan oleh
remaja tentang masalah. pubertas menyebabkan remaja
tidak tahu hal yang harus dilakukan saat menstruasi
terjadi. Ketidaksiapan remaja saat mengalami
menstruasi akan berdampak buruk pada perilaku
hygiene saat menstruasi (Dasgupta, 2008).
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Personal
Hygiene
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui dari 43
responden didapatkan 24 responden (55,8%) memiliki
pengetahuan yang baik dengan perilaku personal
hygiene yang positif. Sedangkan dari 43 responden
didapatkan 14 responden (32,6%) memiliki
pengetahuan yang buruk dengan perilaku personal
hygiene yang negatif. Menurut Notoatmojo (2010),
bahwa perilaku seseorang terhadap kesehatan memang
ditentukan oleh pengetahuan dan berbagai faktor lain.
Menurut Sari (2009), pengetahuan tentang personal
hygiene saat menstruasi adalah memelihara kebersihan
dan kesehatan individu saat masa menstruasi sehingga
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis.
Pengetahuan baik tersebut berdampak pada perilaku
personal hygiene yang positif seperti: membersihkan
tubuh pada saat menstruasi, memilih pembalut yang
dengan daya serap tinggi, mengganti celana dalam 2
kali sehari, dan memakai pakaian dalam berahan katun
untuk mempermuda penyerapan.
Dari hasil perhitungan tabel 4 diketahui bahwa
dari 43 responden didapatkan 2 responden (4,7%)
memiliki pengetahuan yang buruk dengan perilaku
personal hygiene yang positif. Menurut Lestari (2015)
baik, buruknya perilaku seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga dipengaruhi
oleh lingkungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
meskipun remaja putri memiliki pengetahuan yang
buruk tentang personal hygiene, namun perilakunya
positif karena menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012)
faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain
adalah keinginan dan pilihan tersendiri dalam
melakukan praktik personal hygiene, dan dipengaruhi
oleh kelompok teman sebaya.
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui dari 43
responden didapatkan 3 responden (7%) memiliki
pengetahuan yang baik dengan perilaku personal
hygiene yang negatif. Menurut Putriyani (2010)
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk membentuk tindakan seseorang. Remaja
merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa
sehingga dalam perilaku remaja dapat berubah-ubah,
dapat mengarah ke perilaku positif atau negatif
(Maidartati , 2016).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Adika et al, (2013) di Nigeria menunjukkan
bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan dan
perawatan diri saat menstruasi yang baik dengan hasil
67,9% remaja berpendapat bahwa perawatan diri dapat
mencegah infeksi, dan 32,1% berpendapat bahwa
perawatan diri tidak dapat mencegah infeksi. Penelitian
ini juga didukung oleh penelitian Astuti (2017), di
Kendal dengan hasil dari penelitian ini bahwa untuk
variabel pengetahuan remaja putri tentang personal
hygiene organ reproduksi dalam kriteria baik sebanyak
18 Siswa (8%), cukup sebanyak 170 siswa (80%), dan
kurang sebanyak 25 siswa (12%). Untuk variabel
perilaku remaja putri tentang personal hygiene organ
reproduksi dalam kriteria baik sebanyak 19 Siswa (9%),
cukup sebanyak 146 siswa (69 %), dan kurang
sebanyak 48 siswa (22 %).
Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficien
nilai p value sebesar 0,000 karena p < 0,05 artinya ada
hubungan hubungan yang bermakna anatara
pengetahuan dengan perilaku personal hygiene pada
saat menstruasi dengan nilai keeratan CC= 0,603 maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan kedua
variabel tersebut bersifat kuat.
4. KESIMPULAN
Ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja
putri dengan P value 0,000 < 0,05 dengan nilai keeratan
cc = 0,603 maka dapatdisimpulkan bahwa tingkat
keeratan kedua variabel tersebut
Diharapkan responden lebih aktif dalam mencari
informasi terkait dengan personal hygiene, dengan
bertambahnya pengetahuan terkait personal hygiene
maka remaja dapat meminimalisir perilaku buruk dan
dapat melakukan pencegahan agar terhindar dari
masalah yang dapat ditimbulkan dari perilaku personal
hygiene yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Adika, V. O. et al. 2013. Self care practices of
menstrual hygiene among adolescents school
going girls in Amassoma Community, Bayelsa
State. International Journal of Nursing and
Midwifery 5(5), 99-105
[2]. Astuti, Ratna Devi dan Istri Utami
.2017.Hubungan Pengetahuan Tentang
Personal Hygiene Dengan Perilaku Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8
114 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
2 2 - 2 3 A g u s t u s 2 0 1 9
Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Pajangan Bantul.
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma
IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta
[3]. Budiman & Riyanto, Agus.2015. Kapita Selekta
Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
[4]. Dasgupta, A. Sarkar. M. 2008. Menstruation
Hygiene: How hygienic is The Adolescent girl.
Indian Journal of Community Medicine, 33(2)
[5]. Dinas Pendidikan Kab. Ponorogo.2018. Jumlah
Data Siswi SMP Di Kab Ponorogo 2018.Dinas
Pendidikan Kab Ponorogo
[6]. Isro’in, Laily dan Sulistyo Andarmoyo. 2012.
Personal Hygiene Konsep Proses dan Aplikasi
Dalam Praktek Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
[7]. Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk
Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta. Nuha Medika
[8]. Lestari, Titik. 2017. Hubungan Pengetahuan
dengan Perilaku Orang Tua dalam Pemberian
Diet Sehat Casein Fee Gluten Free (CFCG)
Anak Berkebutuhan Khusus Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD), Hiperaktif
Dan Autis Di Klinik Pelangi Center
Developmental Neurorehabilitation Mayak.
Tonatan Ponorogo. Program Studi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
[9]. Maidartati dkk.2016. Hubungan Pengetahuan
Dengan Perilaku Vulva Hygiene Pada Saat
Menstruasi Remaja Putri.Jurnal Ilmu
Keperawatan. 4(1):50-57
[10]. Mubarak Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi
Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[11]. Notoatmojo, S .2010.Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
[12]. Prawiroharjo. 2009. Cara Jitu Mengatasi Nyeri
Haid. Yogyakarta: ANDI
[13]. Riset Kesehatan Dasar. 2018. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Departement
Kesehatan RI. Jakarta
[14]. Tim Poltekes Depkes Jakarta 1.2010. Kesehatan
Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta:
Salemba Medika
[15]. Putriani, nusria.2010. Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang
Kesehatan Reproduksi Di SMA Negeri 1
Mojogedang. Fakultas Ilmu Keperawatan.
Universitas Diponegoro. Skripsi Tidak
Dipublikasikan
[16]. Rahmawati, Dewi, 2012. Hubungan Perawatan
Kulit Wajah Dengan Timbulnya Acne Vulgaris.
Fakultas Kedokteran. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. Skripsi Tidak
Diterbitkan