Upload
lycong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI
KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
WIKAN AGUSTRIYANI
R 1110034
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN VALIDASI
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI
KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN
KARYA TULIS ILMIAH
WIKAN AGUSTRIYANI
R1110034
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji
Pada Tanggal: 2 Agustus 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs Soeharno, M.Pd Mujahidatul Musfiroh, S.Kep,
NIP: 195211291980031001 NIP: 198208212005012001
Ketua Tim KTI
(Erindra Budi C, S.Kep,Ns, M.Kes)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI
KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN
WIKAN AGUSTRIYANI
R1110034
Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS
Pada Hari Selasa, 2 Agustus 2011
Pembimbing Utama Nama : Drs Soeharno, M.Pd ........................ NIP : 195211291980031001 Pembimbing Pendamping Nama : Mujahidatul Musfiroh, S.Kep.Ns ........................ NIP : 198208212005012001 Ketua Penguji Nama : Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A, M.Kes ........................ NIP : 197304102005011001 Sekretaris Nama : Ropitasari, S,SiT, M.Kes ........................ Ketua Tim KTI Mengesahkan
Ketua Program Studi DIV Kebidanan FK UNS Erindra Budi C, S.Kep.Ns,M.Kes H. Tri Budi Wiryanto, dr Sp.OG (K) NIP: 197802202005011001 NIP: 195104211980111002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Wikan Agustriyani.R1110034. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan anak. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 1-4 tahun yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan . Penelitian ini menggunakan teknik sampling multistage sampling. Variabel bebas adalah PAUD. Varibel terikatnya perkembangan anak. Pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dan uji DDST. Analisis hubungan menggunakan chi square dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan sebanyak 72 anak-anak usia 1-4 tahun menjadi subjek penelitian. 23 (100%) anak-anak yang mengikuti PAUD mempunyai perkembangan yang normal. Untuk anak-anak yang tidak mengikuti PAUD didapatkan hasil sebanyak (13) 26,54% mempunyai perkembangan yang normal, (36) 73,46% mempunyai perkembangan yang suspect. Uji analisis chi square dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak. Nilai contingensi coeffisien sebesar 0,565 menandakan tingkat hubungan sedang, searah dan mempunyai korelasi positip.Simpulan ada hubungan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak.
Kata Kunci: Pendidikan anak usia dini (PAUD), perkembangan anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Wikan Agustriyani. R1110034. The Relationship Between Early Age Child Education (PAUD) and the Development. DIV Midwifery Program Study of Medical Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, 2011.
The objective this study its the relationship of early age education (PAUD) and child development.This research was an observasional analytical with cross sectional research design. The population of children with 1-4 years age attending PAUD and not attending PAUD in Selosari Village of Magetan Subdistrict of Magetan Regency. The sampling technique used was multistage sampling. The independent variable was PAUD. The dependent one was child development. The data was collected using direct observation and DDST test. The correlational analysis was done using chi square at significance level of 0.05. The Result is 72 children 1-4 years age was observer. 100% (23) children attending PAUD had normal development. For those not attending PAUD, 26.54% (13) had normal development, while 73.46% (36) had suspect development. The chi square analysis test with error level (alpha) of 0.05 provided significant result (p = 0.000). Therefore, it could be concluded that Ho was not supported so that there was a relationship between early age education and the child development. Coeffisien contingensi value of 0.565 indicates the level of relationship is, the direction and has a positive correlation. Conclusion there was a relationship between early age education and the children development.
Keywords: Early age education (PAUD), children development.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Hubungan
Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Perkembangan Anak” dapat selesai tepat
waktu. Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan gelar Sarjana Saint Terapan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak/ Ibu:
1. Zainal AA, Prof, Dr, dr SpPD-KR-FINASIM Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K). Ketua Program Studi DIV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. S. Bambang Widjokongko, dr. PHK, M. Pd. Ked. Sekretaris Program Studi
DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Erindra Budi C., S.Kep, Ns, M.Kes. Ketua Tim KTI Program Studi DIV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Suharno, M.P.D. Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan
ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta
saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Mujahidatul Musfiroh, S.Kep,Ns. Pembimbing II yang banyak membantu dan
memberikan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
7. Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A,M.Kes. Ketua penguji yang telah memberikan
penilaian dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
8. Ropitasari, S,SiT,M.Kes selaku Sekretaris yang telah memberikan penilaian
dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
9. Seluruh staf DIV Kebidanan yang telah membantu administrasi dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
10. Bapak, ibu, kakak dan seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang
selalu diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya.
11. Teman-temanku Mahasiswa DIV Kebidanan Transfer UNS ’10, atas
perhatiannya semoga kita tetap menjalin serta menjaga silaturahmi diantara
kita semua, amin.
12. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN VALIDASI .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. Landasan Teori ............................................................................. 5
B. Kerangka Konsep ......................................................................... 19
C. Hipotesis ...................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI .............................................................................. 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
A. Desain Penelitian .......................................................................... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 20
C. Populasi Penelitian ....................................................................... 20
D. Sampel dan Teknik Sampling ....................................................... 21
E. Kriteria Restriksi .......................................................................... 21
F. Definisi Operasional .................................................................... 22
G. Cara Kerja .................................................................................... 22
H. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 25
A. Karakteristik Responden .............................................................. 25
B. Keikutsertaan dalam program PAUD .......................................... 26
C. Perkembangan anak ..................................................................... 26
BAB V PEMBAHASAN................................................................................ 30
A. PAUD..............................................................................................30
B. Perkembangan anak.......................................................................33
C. Hubungan PAUD dengan perkembangan anak ............................ 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 39
A. Kesimpulan ................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 22
Tabel 4.1 Karakteristik Responden……………………………………………. 25
Tabel 4.2 Perkembangan Anak-anak yang tidak ikut PAUB………………….. 28
Tabel 4.3 Chi Square Test …………………………………………………….. 29
Tabel 4.4 Symmetric Measures.......................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema kerangka konsep ................................................................. 19
Gambar 3.2 : Skema penelitian ............................................................................. 20
Gambar 4.1 : Data Anak-anak usia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari..................... 26
Gambar 4.2 : Data perkembangan anak-anak yang mengikuti PAUD................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data dari UNS
Lampiran 3 : Permohonan ijin penelitian dari bekesbanglinmas Magetan
Lampiran 4 : Informed Consent
Lampiran 5 : Lembar uji DDST
Lampiran 6 : Rekap data
Lampiran 7 : Hasil analisis SPSS
Lampiran 8 : Daftar bimbingan konsul
Lampiran 9 : Foto-foto dokumentasi pelaksanaan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia dini merupakan periode kritis sekaligus masa keemasan (golden
periode) dalam perkembangan anak. Pada masa ini anak-anak sangat peka
dengan lingkungannya. Kurangnya asupan gizi dan stimulasi yang baik akan
sangat berpengaruh pada perkembangan mereka. Semiawan (2008)
menjelaskan bahwa perkembangan secara optimal selama masa usia dini
memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan
belajar pada masa-masa berikutnya. Dalam Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) (2008) Keith Osborn, Burton L, White dan Benyamin S. Bloom
berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa perkembangan
intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak.
Sekitar 50 % variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak
berusia 4 tahun. Oleh karena itu, perkembangan anak usia dini harus mendapat
perhatian yang serius. Upaya ke arah sana tentunya memerlukan berbagai
dukungan terutama aspek gizi, kesehatan dan pendidikan.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2009). Hasil
1 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Balitbang Depdiknas tahun 1999 menunjukkan bahwa tingginya angka tinggal
kelas di SD (kelas I: 13% dan kelas II: 8%) diduga terjadi akibat lemahnya
pembinaan anak pada usia dini. Dengan kata lain terdapat korelasi positip
antara pendidikan pra sekolah dan kesiapan anak untuk masuk sekolah. Saat
ini, PAUD baru diperoleh oleh sebagian kecil anak di Indonesia. Hasil
pendataan Depdiknas pada tahun 2002, baru 28 % dari 26,1juta anak usia 0-6
tahun yang mendapat pendidikan usia dini. Rasio jumlah lembaga pendidikan
dan anak usia dini diperkirakan 1:8. Data tersebut memperlihatkan bahwa
PAUD belum cukup mendapatkan perhatian (Apriana, 2006)
Keberadaan Pos PAUD sebagai salah satu bentuk Satuan PAUD Sejenis
(SPS) diharapkan dapat menjembatani kebutuhan pelayanan PAUD yang
masih terbatas dan belum berkualitas tersebut. Dalam pelaksanaannya Pos
PAUD dikelola oleh PKK dan dapat diintegrasikan dengan berbagai program
layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat.
Studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 29 April
2011 di RW 9 Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan
Jawa Timur memberikan gambaran sebagai berikut: ± 30% balita usia 1-4
tahun telah mengikuti PAUD di SPS Mutiara Bangsa. Hasil uji DDST yang
telah dilakukan pada 5 anak yang mengikuti program pendidikan di SPS
Mutiara Bangsa semuanya mempunyai perkembangan yang normal. Hasil uji
DDST yang telah dilakukan pada 5 anak yang tidak mengikuti SPS didapatkan
hasil 2 orang anak mempunyai perkembangan yg normal dan 3 orang anak
mempunyai perkembangan yang suspect. Oleh karena itu peneliti ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara PAUD
dengan perkembangan anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai
berikut:”Adakah hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak.
2. Tujuan khusus
a Mengidentifikasi anak-anak di Kelurahan Selosari yang mengikuti
program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
b. Mengidentifikasi anak-anak di Kelurahan Selosari yang tidak
mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
c. Mengidentifikasi perkembangan anak-anak di Kelurahan Selosari yang
mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
d. Mengidentifikasi perkembangan anak-anak di Kelurahan Selosari yang
tidak mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
e. Menganalisis hubungan PAUD dengan perkembangan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan informasi yang berguna dalam ilmu kebidanan
khususnya tentang perkembangan anak.
2. Manfaat praktis
a. Dapat digunakan untuk mensosialisasikan program PAUD pada
masyarakat. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan peran serta
masyarakat terhadap program PAUD.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pengelola PAUD untuk
mengevaluasi program pembelajaran apakah sudah mencapai target
pencapaian belajar.
c. Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan
penelitian tentang perkembangan anak dan ilmu metodologi
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
a. Pengertian
Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistim pendidikan nasional berkaitan dengan PAUD yang tertulis
pada bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa PAUD adalah upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2009).
b. Prinsip-prinsip penyelenggaraan PAUD
1) Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar dilakukan
melalui bermain, merangsang munculnya kreativitas dan inovasi,
menyediakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran,
mengembangkan kecakapan hidup anak.
2) Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di
lingkungan sekitar.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3) Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang dengan
mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
4) Rangsangan perkembangan menyeluruh mencakup semua
aspek perkembangan (Depdiknas, 2006).
c. Tujuan PAUD
1) Tujuan PAUD secara umum
Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (Depdiknas, 2002)
2) Tujuan PAUD secara khusus
(a) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya
akan ciptaan Tuhan dan mencintai manusia
(b) Anak mampu mengelola keterampilan tubuh gerakan kasar,
gerakan halus, serta menerima rangsangan sensorik.
(c) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman
bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang
bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
(d) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan,
memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab
akibat.
(e) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan
sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman
sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
diri, sikap positip terhadap belajar, kontrol diri dan
menghargai hasil karya yang kreatif.
(f) Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga
dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi
yaitu dimensi perkembangan anak.
(g) Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya
gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-
potensi yang dimiliki (Sujiono, 2009).
d. Proses pembelajaran di PAUD
(1) Penataan lingkungan
(2) Penyambutan anak
(3) Main pembukaan (gerakan kasar)
Menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, melakukan
kegiatan pembukaan berupa permainan tradisional, gerak,
musik, dll
(4) Transisi 10 menit
Bertujuan membuat anak tenang dengan cara bermain dalam
lingkaran, membuat permainan tebak-tabakan dll.
(5) Kegiatan inti dimasing-masing kelompok disesuaikan dengan
tema yang telah dipilih oleh pamong
(6) Makan bekal bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
(7) Kegiatan penutup
Kembali membentuk lingkaran. Pamong dapat mengajak
anak bernyanyi atau berpuisi. Menyampaikan kegiatan
pertemuan berikutnya.
e. Jalur penyelenggaraan PAUD
1) Pendidikan formal
Penyelengaraan PAUD pada jalur formal ini berbentuk TK
(Taman Kanak-kanak) dan Raudhatul Atfhal (RA). TK dan RA
merupakan pendidikan untuk anak usia 4-6 tahun. Sasaran
pendidikan TK adalah anak usia 4-8 tahun yang dibagi ke
dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok
A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik
usia 5-6 tahun. Layanan program di TK dilaksanakan minimal
6 hari dalam seminggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam
per har. Jumlah layanan pertahun minimal 160 hari atau 34
minggu (Sujiono, 2009)
2) Pendidikan Non-Formal
(a) Taman Penitipan Anak (TPA)
TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
non-formal yang menyelenggarakan program pendidikan
sekaligus pengasuhan kesejahteraan anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun. Atau dengan perkataan lain TPA
adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
anak yang berfunsi sebagai pengganti keluarga untuk
jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan
atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh
anaknya karena bekerja atau sebab lain (Depdiknas,2002)
(b) Kelompok bermain
Kelompok bermain adalah salah satu bentuk
layanan pendidikan bagi anak usia 3-6 tahun yang berfungsi
untuk membantu meletakkan dasar-dasar kea rah
perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya, sehingga siap memasui
pendidikan dasar.
(c) Satuan PAUD Sejenia (SPS)
SPS adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal yang dapat dilaksanakan secara
terintegrasi dengan berbagai program layanan anak usia
dini yang telah ada di masyarakat (Direktorat PAUD,
2006). Peserta didik di SPS adalah anak usia 0-6 tahun
yang tidak terlayani PAUD lainnya. Pengelolanya dipilih
oleh masyarakat setempat (Sujiono, 2009). SPS mendukung
terasahnya potensi yang dimiliki anak sehingga menjadi
kemampuan yang aktual (kompetensi) melalui kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bermain bersama mencakup moral dan nilai keagamaan,
fisik/motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, seni.
Materi kegiatan dikembangkan merujuk pada pencapaian
kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya,
sebagaimana tercantum pada ”menu pembelajaran generik”
materi disampaikan melalui kegiatan bermain yang
terencana, menarik, dan dapat memotivasi anak untuk
mengembangkan seluruh potensi perkembangannya. Untuk
mempermudah mengelola kegiatan anak dikelompokkan
berdasarkan usia, namun jika tenaga kader tidak mencukupi
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yakni:
Kelompok anak usia 0-2 tahun. Kelompok anak usia 2-3
tahun. Kelompok anak usia 3-4 tahun. Kelompok anak usia
4-6 tahun
Untuk anak usia 0-2 tahun dilaksanakan dalam
bentuk pengasuhan bersama. Untuk usia 2-6 tahun
dilaksanakan dalam bentuk bermain bersama. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan satu kali dalam seminggu yang
jadwalnya disesuaikan dengan jadwal layanan BKB dan
posyandu. Lama kegiatan SPS untuk kelompok pengasuhan
bersama 0-2 tahun dilaksanakan sekitar 2 jam. Sedangkan
untuk kelompok bermain bersama (2-6 tahun) sekitar 3 jam.
Penambahan hari layanan lebih dari satu kali seminggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
didasarkan oleh hasil kesepakatan kader dan dengan
orangtua. Apabila SPS sudah berjalan mapan dan
memenuhi kriteria penyelenggaraan teknis program
kelompok bermain , maka program SPS untuk kelompok
umur diatas 2 tahun dapat diarahkan menjadi kelompok
bermain Tempat kegiatan menggunakan sarana/bangunan
yang ada, dengan syarat-syarat sebagai berikut: aman,
memiliki ruangan atau halaman yang luas untuk bermain,
mudah dijangkau, memiliki kamar kecil.
Bahan pembelajaran di PAUD dapat berupa: bahan
belajar cetak, (buku, majalah leafleat, poster, dll), bahan
belajar elektronik (kaset, tape recorder, vcd, dll) dan bahan
belajar habis pakai (kertas, bahan untuk lukis, bahan alam,
dll), alat permainan edukatif (APE), dan alat peraga
pendidikan (APP)
Penanggung jawab teknis pembinaan program SPS
adalah jajaran dinas pendidikan. Penganggung jawab teknis
untuk BKB adalah jajaran BKKBN. Penanggung jawab
teknis program posyandu adalah dinas kesehatan
(Direktorat PAUD, 20) Indikator keberhasilan SPS adalah
sebagai berikut: Lebih dari 75 % anak yang mengikuti
Posyandu mengikutsertakan anaknya dalam program SPS.
Tingkat kehadiran anak lebih dari 75 %. Saldo kas SPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
semakin meningkat. Lebih dari 75 % kelompok yang dibina
kegiatannya berjalan aktife. Anak yang mengikuti program
SPS semakin bertambah. Lebih dari 75 % orangtua
membanyar uang iuran secara rutin. Pembinaan dari instasi
terkait, seperti Puskesmas, Depdiknas harus dilaksanakan
secara berkesinambungan (Direktorat PAUD, 2006)
2. Perkembangan anak
a. Pengertian
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya
perkembangan sistim neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi,
dan sosialisasi (Depkes RI, 2005).
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan
Nugroho (2009) menjelaskan bahwa aspek gizi, kesehatan dan
pendidikan merupakan pilar utama yang mempengaruhi
perkembangan anak usia dini.
1) Gizi
Gizi yang ade kuat diperlukan untuk tumbuh dan kembang
anak-anak (Depkes RI, 2005)
2) Kesehatan
Penyakit-penyakit yang diderita anak-anak secara langsung
akan mempengaruhi pertumbuhan jasmani dan secara tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
langsung akan menghambat perkembangan anak-anak
tersebut (Depkes RI, 2005).
3) Pendidikan
Usia dini merupakan masa kritis sekaligus masa keemasan
bagi anak-anak. Perkembangan yang diperoleh pada usia dini
sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap
berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa
dewasa. Untuk mencapai perkembangan yang baik
dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhannya. Oleh karena itu pemerintah lewat program
layanan PAUD memberikan perhatian khusus terhadap
perkembangan anak-anak ini supaya bisa menjadi generasi
penerus bangsa yang berkualitas lewat pendidikan bagi anak
usia dini yang telah mempunyai kurikulum dan arah
pembelajaran yang jelas (Sujiono, 2009)
Selain faktor tersebut di atas ada faktor lain seperti
lingkungan pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi
dan juga obat-obatan juga mempengaruhi perkembangan
anak (Depkes RI, 2005)
c. Alat ukur perkembangan
Perkembangan anak dapat diukur menggunakan The
Brazleton, Early Language Milestone (ELM) untuk anak 0-3 tahun,
Infant monitoring system untuk anak usia 4-36 bulan. Early
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Screening Inventory untuk anak usia 3-6 tahun, Denver
Development Screening Test (DDST). Penelitian ini akan
menggunakan alat ukur DDST karena dapat digunakan sebagai test
skrining untuk masalah kognitif dan perilaku anak pra sekolah.
Pengukurannya bisa dilakukan oleh dokter spesialis anak, bidan,
perawat, tenaga professional kesehatan lainnya atau tenaga
profesional dalam layanan sosial. Menurut studi yang dilakukan
oleh The Public Health Agency of Canada , DDST adalah metode
tes yang paling banyak digunakan untuk skrining masalah
perkembangan anak.
3. DDST
a. Pengertian
DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan
secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6
tahun (Wong, 1996)
b. Manfaat
DDST dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan
anak sesuai dengan usia, menilai tingkat perkembangan anak yang
tampak sehat, menilai tingkat perkembangan anak yang tidak
menunjukkan gejala, kemungkinan adanya kelainan
perkembangan, memastikan anak yang diduga mengalami kelainan
perkembangan, memantau anak yang berisiko mengalami kelainan
perkembangan (Nugroho, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Yang diukur dalam DDST
DDST terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai
dengan usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut
tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4 sektor:
sektor personal sosial, sektor motorik halus, sektor bahasa, sektor
motorik kasar (Soetjiningsih, 1995). Denver II bukan merupakan
tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual
(perkembangan) pada masa yang akan datang. Denver II tidak
digunakan untuk menetapkan diagnosis, seperti kesukaran belajar,
gangguan bahasa, gangguan emosional, dan sebagainya. Denver II
diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak
dengan anak lain yang seusia, bukan sebagai pengganti evaluasi
diagnostik atau pemeriksaan fisik
d. Penilaian
Pemberian skor untuk setiap item tugas perkembangan: L/P
(lulus/lewat/pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau
orangtua/ pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak
dapat menyelesaikan item tersebut (item bertanda huruf L). G/F
(gagal/fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau
orangtua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak
dapat melakukan item tersebut (item yang bertanda L). M/R
(menolak/Refusal). Anak menolak untuk melakukan tes untuk item
tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
anak apa yang harus dilakukannya (khusus untuk item tanpa tanda
L). Tak/tak ada kesempatan (No/ No oportunity). Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada
hambatan (khusus item yang bertanda L).
Penilaian tiap sektor perkembangan: Lebih (Advance). Nilai
lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara
keseluruhan. Karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak
yang lebih tua. Nilai ”lebih” diberikan jika anak dapat
”Lulus/Lewat” (L) dari item tes di sebelah kanan garis usia. Anak
dinilai memiliki kelebihan karena dapat melakukan tugas
perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.
”OK” atau normal. Nilai normal ini tidak perlu diperhatikan dalam
penilaian tes secara keselurahan. Nilai ”Ok” dapat diberikan pada
anak dalam kondisi berikut: Anak ”gagal” (G) melakukan tugas
untuk item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar, karena
item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas
untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian, tidak terjadi masalah
jika anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena
masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas
tersebut jika usianya sudah mencukupi. Anak ”Lulus / Lewat (L),
”gagal” (G), Atau ”menolak” (M) melakukan tugas untuk item di
daerah putih kotak (daerah 25%-75%). Jika anak lulus sudah tentu
hal ini dianggap normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
untuk anak di usia tersebut. Perlu diketahui daerah putih pada
kotak menandakan bahwa sebanyak 25% -75% anak diusia mampu
(lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain masih ada
sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil melakukannya.
Jadi, jika anak gagal atau menolak melakukan tugas pada daerah
itu, hal ini masih dianggap wajar, dan anak masih memiliki
kesempatan untuk melakukannya pada tes yang akan datang.
Penilaian item P (peringatan), C (caution). Nilai peringatan
diberikan jika anak ”gagal” (G) atau menolak (M) melakukan tugas
untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak
(daerah 75%-90%) anak diusia tersebut sudah berhasil (lulus)
melakukan tugas tersebut. Dengan demikian, jika ada anak yang
ternyata belum lulus atau menolak melakukan tugas tersebut berarti
anak tersebut yang ikut 10%-25% perlu diperhatikan meskipun
anak yang belum berhasil melakukannya. Penilaian item T ”
terlambat” (D: delayed). Nilai terlambat diberikan jika anak
”gagal” (G) Atau menolak (M) melakukan tugas untuk item di
sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut seharusnya mampu
dilakukan oleh kelompok anak yang lebih muda. Yang tentunya
berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Penilaian tak ada
kesempatan (No oportunity). Nilai ”tak” ini tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai ”tak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kesempatan” diberikan jika anak mendapatkan skor ”tak” atau
tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.
Hasil interprestasi untuk keseluruhan tes semua sektor tugas
perkembangan dikategorikan menjadi 3 yaitu:
1) Normal: Jika tidak ada skor terlambat, dan / atau maksimal 1
peringatan.
2) Suspect: jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan /atau
dua lebih peringatan. Terlambat dan peringatan harus
disebabkan oleh kegagalan bukan oleh penolakan. Jika hasil ini
didapat, lakukan kajian ulang dalam 1-2 minggu mendatang
untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut,
sakit atau kelelahan
3) Tidak dapat diuji diberikan jika terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan atau dua lebih peringatan. Dalam hal ini
terlambat dan kegagalan harus disebabkan oleh penolakan,
bukan oleh kegagalan. Jika hasil ini didapat , lakukan uji ulang
dalam 1-2 minggu mendatang (Wong, 1996).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Kerangka Konsep
PAUD sangat berperan penting dalam pencapaian perkembangan anak.
Stimulasi dan deteksi dini perkembangan yang diberikan di PAUD sesuai
dengan kebutuhan dan tahap-tahap perkembangan mereka. Anak-anak yang
mengikuti program PAUD setelah dilakukan uji DDST diharapkan
mempunyai perkembangan yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak
mengikuti program PAUD. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 2.1 Kerangka konsep
Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti C. Hipotesis
Bisa diambil hipotesis sebagai berikut: ”Ada hubungan antara PAUD dengan
perkembangan anak”
Perkembangan: - Motorik kasar - Motorik halus - Bahasa - Personal sosial
PAUD :
Non formal Formal
Hasil
- SPS
- KB - TPA
- TK - RA
DDST
Faktor yang mempengaruhi perkembangan - Gizi - Lingkungan
pengasuhan - Kondisi sosial
ekonomi - Stimulasi - Obat-obatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan
rancangan penelitian Cross Sectional untuk mempelajari hubungan antara
PAUD dengan perkembangan anak yang akan diobservasi pada waktu
yang sama (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan desain penelitian di atas
dapat digambarkan skema penelitian sebagai berikut:
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat penelitian: Kelurahan Selosari Kec. Magetan, Kab. Magetan
2. Waktu: Bulan Februari -Agustus 2011
C. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2005).
Subyek Peneltian
Tidak ikut PAUD
Ikut PAUD DDST
DDST
Hasil
Hasil
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Populasi
a) Populasi target
Anak-anak usia 1-4 tahun dan PAUD
b) Populasi aktual
Anak-anak usia 1-4 tahun di RW 9 Kelurahan Selosari, Kec.
Magetan, Kab Magetan dan SPS Mutiara Bangsa Kec. Magetan,
Kab. Magetan
2. Sampel dan teknik sampling
Dalam penelitian ini akan menggunakan pengambilan sampel
secara random yaitu gugus bertahap atau multistage sampling. Dimana
nanti anak-anak yang berusia 1-4 tahun di RW 9 Kelurahan Selosari
Kab. Magetan akan menjadi subjek penelitian.
3. Kriteria restriksi
Subjek pada penelitian ini adalah subjek yang memiliki kriteria
sebagai berikut:
a) Inklusi
(1) Anak-anak usia 1-4 tahun yang bertempat tinggal di RW 9
Kelurahan Selosari Kec. Magetan, Kab. Magetan
(2) Status gizi baik
(3) Tidak menderita cacat fisik
(4) Tidak sedang sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) Kriteria eksklusi
(1) Tidak diizinkan orang tua menjadi subjek penelitian
(2) Dilakukan 2 kali ujian DDST tetap menunjukkan hasil tidak
dapat di uji
D. Definisi Operasional
N0 Variabel Definisi operasional Kriteria Skala
1. PAUD Pemberian rangsangan pendidikan
di SPS Mutiara Bangsa Magetan
pada anak-anak yang berusia 1-4
tahun. Meliputi rangsangan
pertumbuhan, perkembangan
jasmani, rohani serta kesiapan
memasuki pendidikan yang lebih
lanjut.
- Ikut PAUD
- Tidak ikut PAUD
Nominal
2. Perkemba
ngan anak
Bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak
halus, personal sosial dan bahasa.
- Normal
- Suspect
- Tidak dapat diuji
Nominal
E. Cara Kerja
1. Variabel Pendidikan anak usia dini (PAUD)
Data anak-anak yang mengikuti program PAUD akan didapatkan
melalui wawancara secara langsung dengan pengelola SPS Mutiara
Bangsa Magetan. Sedangkan untuk data anak-anak yang tidak ikut
program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan akan didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
melalui kader posyandu daerah setempat. Kemudian data-data yang
terkumpul akan dimasukkan pada lembar observasi.
2. Variabel perkembangan anak
Perkembangan anak akan diukur menggunakan uji DDST. DDST
adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk
menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Uji skrining
menggunakan DDST ini tidak perlu dilakukan validasi. Uji skrining
DDST ini dibuat di University of Colorado Medical Center di Denver.
Dikembangkan oleh William K. Frankenburg (yang mengenalkan
pertama kali) dan J.B Dodds pada tahun 1967, yang sudah dibakukan
dan dipublikasikan oleh Denver Development Material , inc, di
Denver, Colorado.
Setelah data didapatkan melalui uji DDST secara langsung pada
anak-anak yang menjadi subjek penelitian, data tersebut kemudian
dimasukkan pada lembar observasi. Anak-anak yang mengikuti
program PAUD akan diuji DDST di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
Sedangkan Anak-anak yang tidak mengikuti PAUD akan diuji di
posyandu RW 9 Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan, Kabupaten
Magetan. Apabila pengujian tidak selesai dilakukan di posyandu maka
akan dilakukan kunjungan di rumah subjek penelitan untuk melakukan
DDST.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
F. Analisis Data
Peneliti akan menganalisa data menggunakan SPSS untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak dengan uji
statistik Chi Square yang bekerja pada data nominal, dengan taraf kesalahan
0,05. Tingkat hubungan dinyatakan dengan: antara 0,00 sampai dengan 0,199
: tingkat hubungan sangat rendah. Antara 0,20 sampai dengan 0,399 : tingkat
hubungan rendah. Antara 0,40 sampai dengan 0,599 : tingkat hubungan
sedang. Antara 0,60 sampai dengan 0,799 : tingkat hubungan kuat. Antara
0,80 sampai dengan 1,00 : tingkat hubungan sangat kuat (Sugiyono,2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan,
Kabupaten Magetan dan di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Anak-anak yang
menjadi subjek penelitian tinggal di RW 9. Pemukiman di RW 9 Kelurahan
Selosari ini berupa Kompleks Perumahan rakyat (KPR). Anak-anak yang akan
menjadi subjek penelitian berusia antara 1-4 tahun yang mengikuti program
PAUD dan yang tidak mengikuti program PAUD. Karakteristik responden
akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik PAUD Tidak ikut PAUD
1. Rata-rata usia 37 33 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
11 13
24 25
3. Pendidikan orang tua SD SMP SMA PTN
- - - 23
- - 18 39
4. Pekerjaan orang tua PNS Swasta Wiraswaata
15 8 -
26 10 13
5. Pengasuh dirumah Ibu Pembantu
13 10
19 30
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
23 (27,7 %)
60, (72,3%)
Ikut PAUD Tidak Ikut PAUD
B. Keikutsertaan dalam program PAUD
Pengumpulan data pada tanggal 24 Mei 2011 di RW 9 Kelurahan Selosari
didapatkan hasil bahwa anak-anak yang berusia 1-4 tahun sebanyak 83 anak.
Dari 83 anak-anak tersebut sebanyak 23 (27,7%) anak sudah mengikuti
program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sebanyak 60 (72,3%) anak
belum mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
Sebagaimana gambar berikut:
Gambar 4.1 Data anak-anak usia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari
C. Perkembangan Anak
1. Perkembangan anak-anak yang ikut di PAUD
Berdasarkan hasil uji DDST pada tanggal 8 Juni 2011 di SPS
Mutiara Bangsa Magetan didapatkan hasil sebanyak 23 (100%) anak yang
mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang baik. Tidak
ditemukan adanya anak-anak yang mempunyai perkembangan yang
suspect. Sebagaimana gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 4.2 Data Perkembangan anak-anak usia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD
2. Perkembangan anak-anak yang tidak mengikuti PAUD
Dari hasil uji DDST yang dilakukan di Posyandu Kelurahan
Selosari tanggal 8 Juni 2011 dilanjutkan kunjungan rumah pada tanggal 12
Juni dan 13 Juni 2011 didapatkan hasil sebanyak 39 anak dapat diuji. Dan
21 orang anak tidak dapat di uji. Setelah dilakukan uji ulang pada tanggal
21 Juni 2011 sebanyak 10 orang anak dapat di uji dan 10 orang anak tidak
dapat di uji. Sehingga dari 49 anak yang dapat diuji tersebut sebanyak 36
anak mempunyai perkembangan yang suspect dan 13 anak mempunyai
perkembangan yang baik. Sedangkan untuk 11 orang anak yang tidak
dapat diuji tersebut dikeluarkan dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
23 (100%)
0, (0%)
0
5
10
15
20
25
Normal Suspect
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 4.2 Hasil uji DDST anak-anak yang tidak mengikuti PAUD
D. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan
Uji analisis secara statistic hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dengan perkembangan anak menggunakan chi square dengan tingkat
kesalahan (alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka
disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara Pendidikan Anak Usia
Dini dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai
contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang dan
memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memiliki hubungan searah.
Sebagaimana tabel SPSS di bawah ini:
Uji DDST tgl
8,12,13 Juni 2011
Uji DDST tgl
21 Juni 2011
Normal 10 3
Suspect 29 7
Tidak dapat
diuji
21 11(dikeluarkan dari populasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 4.3
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 33.796a 1 .000
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.4
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .565 .000
N of Valid Cases 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini ditemukan kendala saat pengujian DDST. Anak-anak
yang menjadi subjek penelitian ada yang tidak siap dilakukan uji DDST. Anak-
anak yang tidak siap diuji DDST ini dalam kondisi sedang tertidur, marah dan
tidak mau bekerjasama dengan petugas. Masalah ini diatasi oleh peneliti dengan
melakukan uji DDST dilain hari dan disuasana yang berbeda saat anak tidak
sedang tidur, marah dan bisa diajak bekerjasama untuk diuji DDST. Peneliti
dibantu oleh seorang bidan desa dalam melaksanaan uji DDST yang dilakukan di
posyandu, dan di rumah-rumah subjek penelitian. Jika 2 kali dilakukan uji DDST
pada subjek penelitian tetap tidak menunjukkan hasil tidak dapat diuji maka
subjek peneltian tersebut dikeluarkan dari populasi.
A. Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan Pengumpulan data pada tanggal 24 Mei 2011 di RW 9
Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan didapatkan
bahwa anak-anak yang berusia 1-4 tahun sebanyak 83 anak. Dari 83 anak-
anak tersebut sebanyak 23 (27,7 % ) anak sudah mengikuti program PAUD di
SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sebanyak 60 (72,3 % ) anak belum mengikuti
program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Salah satu indikasi
keberhasilan Program PAUD adalah lebih dari 75 % balita yang ada di
posyandu mengikuti program PAUD (Depdiknas,2006). Sehingga bisa
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
disimpulkan keikutsertaan di program PAUD anak-anak yang berusia 1-4
tahun di Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan ini masih kurang.
Secara ekonomi tidak ada halangan untuk mengikutsertakan anak-anak
meraka di program PAUD ini. Orangtua subjek penelitian 58% bekerja
sebagai PNS, 20% bekerja sebagai wiraswasta, dan 50% bekerja di swasta.
Dengan dengan status ekonomi menengah ke atas. 62% lulusan PTN, dan
38% lulusan SMA.
SPS Mutiara Bangsa adalah satu-satunya bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal yang sudah dilaksanakan secara terintegrasi dengan
berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di Kelurahan Selosari
Kabupaten Magetan (seperti posyandu dan BKB). SPS Mutiara Bangsa
dikelola oleh kader PKK setempat. Proses pembelajarannya dilakukan oleh 2
kader pendidik yang telah mendapatkan pelatihan dari Dinas pendidikan, serta
1 orang sebagai pengelola. Pembelajaran masuk mulai hari senin sampai hari
sabtu jam 7.30-10.00 WIB terbagi dalam 2 kelas. Kelas A untuk anak-ank
yang berusia 1-2 tahun berupa pengasuhan bersama. Dan Kelas B untuk anak-
anak yang berusia 3-4 tahun berupa kelompok bermain. Jumlah siswa di SPS
Mutiara Bangsa Magetan sekitar 40 orang anak. 23 anak tinggal di RT 9.
Karena terbatasnya fasilitas dan tenaga pendidik DI SPS Mutiara Bangsa ini
belum melayani anak-anak usia 0-1 tahun. Untuk Anak-anak usia 4-6 tahun
tidak dilayani di SPS Mutiara Bangsa. Tetapi diharapkan setelah lulus dari
SPS Mutiara bangsa langsung melanjutkan pendidikan anak usia dini di TK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pembina. TK pembina merupakan PAUD pada jalur formal yang dikelola oleh
pemerintah yang juga ada di Kelurahan Selosari tersebut.
Kegiatan pembelajaran di SPS Mutiara Bangsa sudah tersusun secara rapi
mulai dari penataan lingkungan, penyambutan anak, main pembukaan
(gerakan kasar), menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, melakukan
kegiatan pembukaan berupa permainan tradisonal, gerak, musik, dll, Transisi
10 menit. Kegiatan ini bertujuan membuat anak tenang dengan cara bermain
dalam lingkaran, membuat permainan tebak-tabakan dll. Kegiatan inti di
masing-masing kelompok disesuaikan dengan tema yang telah dipilih oleh
pamong, kemudian dilanjutkan makan bekal bersama dan penutup. Materi
kegiatan sudah dikembangkan merujuk pada pencapaian kemampuan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya, sebagaimana tercantum pada ”menu
pembelajaran generik” materi disampaikan melalui kegiatan bermain yang
terencana, menarik, dan dapat memotivasi anak untuk mengembangkan
seluruh potensi perkembangannya (Depdiknas, 2006)
Keberadaan SPS Mutiara Bangsa ini diharapkan bisa menjadi media
peningkatan kualitas SDM anak-anak usia dini yang berada di lingkungan
KPR tersebut. Kurang lebih 60% anak-anak usia dini di daerah ini diasuh oleh
pembantu mereka di rumah. Keberadaan SPS Mutiara Bangsa bertujuan
untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Depdiknas,
2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengikutsertakan anak-anak
mereka di PAUD ini menunjukkan masih kurangnya kepedulian orangtua
terhadap perkembangan putra putri mereka. Sekitar 72,3 % orangtua lebih
mempercayakan anak-anak mereka diasuh pembantu di rumah daripada
diikutkan dalam program PAUD. Padahal PAUD sangat berperan penting
dalam pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,
2009). Balitbang Depdiknas tahun 1999 menunjukkan bahwa tingginya angka
tinggal kelas di SD (kelas I: 13% dan kelas II: 8%) diduga terjadi akibat
lemahnya pembinaan anak pada usia dini.
B. Perkembangan Anak.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistim
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi (Depkes RI, 2005).
Dalam penelitian ini akan mengukur tingkat perkembangan subjek penelitian
dengan menggunakan DDST. DDST adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6
tahun (Wong, 1996). DDST terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang
sesuai dengan usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun
dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4 sektor: sektor personal sosial,
sektor motorik halus, sektor bahasa, sektor motorik kasar (Soetjiningsih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1995). Hasilnya dibedakan menjadi Normal: Jika tidak ada skor terlambat, dan
/ atau maksimal 1 peringatan. Suspect: jika terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan /atau dua lebih peringatan. Tidak dapat diuji diberikan jika
terdapat satu atau lebih skor terlambat dan atau dua lebih peringatan (Wong,
1996).Anak-anak yang mempunyai hasil tidak dapat di uji akan dikeluarkan
dari populasi
Berdasarkan hasil uji DDST pada tanggal 8 Juni 2011 di SPS Mutiara
Bangsa Magetan didapatkan hasil sebanyak 23 (100%) anak yang mengikuti
program PAUD mempunyai perkembangan yang baik. Tidak ditemukan
adanya anak-anak yang mempunyai perkembangan yang suspect.
60 anak yang tidak mengikuti program PAUD, setelah dilakukan uji DDST di
posyandu maupun kunjungan rumah sebanyak 11 anak dikeluarkan dari
populasi karena 2 kali di uji DDST masih menunjukkan hasil tidak dapat diuji.
Dari 49 anak yang dapat diuji tersebut sebanyak 36 (37,46%) anak
mempunyai perkembangan yang suspect dan 13 (26,54%) anak mempunyai
perkembangan yang baik. Stimulasi perkembangan yang dilakukan di PAUD
terbukti memberikan hasil yang baik pada pencapaian-pencapaian tugas
perkembangan anak-anak tersebut. Anak-anak yang mengikuti program
PAUD terbukti juga lebih kooperatif untuk di uji perkembangannya. Namun
program PAUD dalam hal ini pendidikan bukanlah salah satu faktor mutlak
yang bisa mempengaruhi perkembangan anak. Stimulasi bisa dilakukan oleh
orang-orang terdekat anak juga. Faktor-faktor lain yang juga bisa
mempengaruhi perkembangan anak adalah gizi, penyakit, lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi dan obat-obatan juga akan bisa
mempengaruhi perkembangan anak (Depkes RI, 2005). Pola asuh orangtua di
rumah sepertinya juga akan mempengaruhi perkembangan anak-anak tersebut.
Dari 13 anak yang tidak mengikuti PAUD tetapi mempunyai perkembangan
yang baik. Hampir 80% diasuh oleh ibu mereka sendiri di rumah. Sedangkan
kebayakan anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD dan menunjukkan
hasil perkembangan yang suspect 60% di asuh oleh pembantu-pembantu di
rumah. 60% ibu mereka menjadi seorang wanita karier yang bekerja di luar
rumah.
Masa usia dini merupakan periode kritis sekaligus masa keemasan (golden
periode) dalam perkembangan anak. Pada masa ini anak-anak sangat peka
dengan lingkungannya. Kurangnya asupan gizi dan stimulasi yang baik akan
sangat berpengaruh pada perkembangan mereka. Semiawan (2008)
menjelaskan bahwa perkembangan secara optimal selama masa usia dini
memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan
belajar pada masa-masa berikutnya.
C. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan anak.
PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering
disebut masa emas perkembangan. Penyelenggaan PAUD disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan anak. Progran PAUD memfasilitasi pendidikan
yang sesuai bagi anak , agar anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara
fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2006). Untuk menyamakan karakteristik
subjek penelitian karena anak-anak yang terlayani PAUD di SPS Mutiara
Bangsa Magetan berusia 1-4 tahun, Maka penelitian ini mengambil subjek
penelitian anak-anak yang berusia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD
maupun tidak mengikuti program PAUD di Kelurahan Selosari Kecamatan
Magetan, Kabupaten Magetan
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistim
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi. Setiap anak harus
bisa menyelesaikan tugas perkembangan mereka dengan baik. Kurangnya
asupan gizi dan stimulasi yang baik akan sangat berpengaruh pada
perkembangan mereka. Semiawan (2008) menjelaskan bahwa perkembangan
secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap
perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa
berikutnya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti
program PAUD semua mempunyai perkembangan yang baik. Ditunjukkan
dari hasil uji DDST tidak ada skor peringatan ataupun skor terlambat pada
setiap tugas perkembangan di sektor personal sosial, motorik halus, bahasa,
dan motorik kasar. Sebagian besar anak-anak yang tidak mengikuti program
PAUD mempunyai perkembangan yang suspect. Dari hasil uji DDST pada
anak-anak yang tidak mengikuti PAUD ini banyak ditemukan skor terlambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
ataupun peringatan di sektor tugas perkembangan motorik halus dan sektor
bahasa.
Dari hasil uji analisis secara statistic hubungan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dengan perkembangan anak menggunakan chi square dengan tingkat
kesalahan (Alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka
disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara Pendidikan Anak Usia
Dini dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai
contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang dan
memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memilki hubungan searah
Selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriana (2009) yang
menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai
hubungan yang signifikan dengan perkembangan kognitif anak usia
prasekolah di kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang .
Keberadaan PAUD ternyata mempunyai kontribusi yang sangat baik untuk
membantu pencapaian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
anak-anak sesuai tahap perkembangan mereka. Karena selama proses
Pembinaan di PAUD selalu berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar
dilakukan melalui bermain, Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi,
menyediakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran,
mengembangkan kecakapan hidup anak. Menggunakan berbagai sumber dan
media belajar yanga ada di lingkungan sekitar. Dilaksanakan secara bertahap
dan berulang –ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
anak. Rangsangan perkembangan menyeluruh mencakup semua aspek
perkembangan (Depdiknas, 2006). Selaras dengan tujuan umum dan
khususnya, PAUD juga mempunyai andil besar dalam peningkatan kualitas
SDM anak-anak Indonesia sejak dini. Tujuan PAUD secara umum adalah
untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Depdiknas,
2002). Sedangkan tujuan khususnya adalah suapaya 1) Anak mampu
melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai
manusia. 2) Anak mampu mengelola keterampilan tubuh gerakan kasar,
gerakan halus, serta menerima rangsangan sensorik. 3) Anak mampu
menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
4)Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. 5) Anak mampu mengenal
lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai
keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap
positip terhadap belajar, kontrol diri dan menghargai hasil karya yang kreatif.
6) Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat
menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan
anak. 7) Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki
(Sujiono, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pelaksanaan program PAUD yang bisa diintegrasikan dengan beberapa
program pelayanan anak usia dini di masyarakat akan semakin menambah
keikutsertakan anak-anak pada masa golden periode untuk mendapatkan
pendidikan dan stimulasi yang baik. Program PAUD bisa menjadi salah satu
alternatif sebuah upaya dari keluarga untuk memberikan stimulasi dan
pemantauan perkembangan anak jika kedua orangtua tidak mempunyai cukup
waktu dan ilmu untuk melakukan hal tersebut. Orangtua bisa mengikutkan
putra-putri mereka pada program PAUD tersebut. Mengingat akses untuk
menikmati layanan pendidikan anak usia dini ini juga sangat mudah dijagkau
dan didapatkan di masyarakat. Sudah terbukti bahwa anak-anak yang
mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang baik sesuai
dengan tahap perkembangan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Kelurahan
Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. 23 (27,7%) anak-anak yang berusia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari
Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan sudah mengikuti program
PAUD
2. 60 (72,3%) anak-anak yang berusia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari
Kecamatan Magetan belum mengikuti program PAUD
3. 23 (100%) anak-anak berusia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD di
SPS Mutiara Bangsa Magetan mempunyai perkembangan yang normal
4. 13 (26,54%) anak-anak berusia 1-4 tahun mempunyai perkembangan
normal dan 36 (73,46) anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD
mempunyai perkembangan yang suspect.
5. Uji chi square dengan tingkat kesalahan (alpha) 0,05 diperoleh hasil yang
signifikan (p=0,000), maka disimpulkan Ho ditolak.Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini
dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai
contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dan memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memilki hubungan
searah
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
dirumuskan diatas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh pengelola SPS Mutiara Bangsa
untuk mengevaluasi program pembelajaran selama satun tahun terakhir.
Hasil evaluasi dari program pembelajaran ini bisa digunakan sebagai dasar
penyusunan dan pengembangan materi pembelajaran di tahun berikutnya.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mensosialisasikan program
program PAUD khususnya SPS Mutiara Bangsa yang ada di Kelurahan
Selosari Kec Magetan Kabupaten Magetan melalui forum posyandu, BKB
dan PKK. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan peran serta
masyarakat terhadap program PAUD tersebut.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi peneliti
lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih mendalam diharapkan peneliti selanjutnya
juga melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan. Faktor-faktor lain tersebut adalah gizi, lingkungan
pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi dan juga obat-obatan juga
mempengaruhi perkembangan anak.