Upload
mila-hapsari-dwi-utami
View
30
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sebuah Karya Tulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan
dengan nutrisi yang baik. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda
untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah
istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berpatisipasi dalam
aktivitas harian akan menurun. Tidur juga dibutuhkan untuk mempebaharui
fungsi fisik dan fungsi mental seseorang setiap pagi, dan tidur memiliki
fungsi utama untuk istirahat dan memperbaiki level energi dalam tubuh.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap manusia membutuhkan tidur,
namun juga ada gangguan dalam pemenuhan tidur tersebut. Terdapat
beberapa jenis gangguan terhadap pemenuhan kebutuhan tidur, salah satunya
adalah insomnia. Gangguan insomnia tersebut dapat menyebabkan pola tidur
yang tidak sehat, sehingga dapat menyebabkan kerja organ tubuh tidak
maksimal. Salah satu organ tubuh yang dapat terganggu system kerjanya
adalah jantung.
Melihat betapa pentingnya kualitas tidur terhadap kesehatan tubuh, penulis
akan mengangkat topik mengenai penyakit insomnia dan hubungannya
dengan sistem organ jantung manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
A. Tujuan umum:
Agar pembaca mengetahui tentang sistem kerja jantung dan
hubungannya dengan penyakit insomnia.
B. Tujuan khusus:
Disusun untuk memenuhi nilai tugas karya ilmiah bahasa Indonesia
di SMA Islam Al-Azhar 1.
1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, penulis membataskan
penelitian hanya dilakukan di RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi
pustaka. Penulis mempelajari beberapa sumber refrensi yang sesuai dengan
permasalahan dalam karya tulis ini.
Penulis juga menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, yakni
melakukan wawancara dengan narasumber.
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana sistem kerja organ jantung?
2. Bagaimana ciri-ciri dari penyakit insomnia?
3. Bagaimana hubungan system kerja jantung dan penyakit insomnia?
1.6 Hipotesis
Penyakit insomnia merupakan penyakit yang dapat mengganggu pola tidur
penderitanya. Pola tidur yang tidak sehat dapat mempengaruhi sistem kerja
organ tubuh, termasuk organ jantung. Sistem kerja organ jantung menjadi
tidak maksimal, akibatnya berbagai penyakit lain dapat menyerang organ
jantung.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA
ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENYAKIT INSOMNIA
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Rumusan Masalah
1.6 Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Organ Jantung
2.2 Pengertian Penyakit Insomnia
BAB III SISTEM KERJA ORGAN JANTUNG DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA
3.1 Fungsi Organ Jantung
3.1.1 Komponen Sistem Kardiovaskuler
3.1.2 Sistem Kerja Jantung
3.2 Macam-Macam Penyakit Insomnia
3.2.1 Jenis-jenis Insomnia Secara Umum
3.2.2 Jenis-jenis Insomnia Menurut Jangka Waktu Tertentu
BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA
ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENYAKIT INSOMNIA
4.1 Hasil
BAB V KORELASI ANTARA SISTEM KERJA JANTUNG DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA
5.1 Grafik Korelasi
5.2 Analisis Grafik
BAB VI PENUTUPAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Organ Jantung
Jantung merupakan salah satu organ manusia yang paling vital diantara
organ tubuh lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami
gangguan maka besar pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Bahkan ketika jantung tersebut sudah tidak bekerja lagi, manusia tersebut
dapat kehilangan nyawanya.
Jantung (bahasa Latin, Cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Terdapat istilah lain yaitu kardiak, yang berasal dari kata yunani
cardia, yang berarti berhubungan dengan jantung. Jantung adalah organ
utama manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah1.
Ukuran jantung manusia kira-kira panjang 12 cm, lebar 8 – 9 cm, dantebal
6 cm. Berat jantung sekitar 7 – 15 onsatau 200 – 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kumpalan tangan. Posisi jantung terletak di antara paru-paru dan
berada sedikit kekiri dari tengah dada, bertumpu pada diafragma.
1 id.wikipedia.org/wiki/Jantung
2.2 Pengertian Penyakit Insomnia
Insomnia, berasal dari bahasa latin “In” dan “Somnus” yang berarti tidak
tidur.2 Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur
baik kualitas maupun kuantitas (Potter, 2005).. Insomnia juga digunakan
untuk menggambarkan kondisi bangun tidak merasa segar atau dikembalikan.
Penyakit Insomnia dapat berupa akut, yaitu yang berlangsung satu sampai
beberapa malam, atau kronis, yaitu yang berlangsung berbulan-bulan bahkan
sampai bertahun-tahun. Berikut pengertian insomnia menurut ahli.
2 http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia
BAB III
SISTEM KERJA ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENYAKIT INSOMNIA
5.1 Fungsi Organ Jantung
3.1.1 Komponen Sistem Kardiovaskuler
Organ jantung dibantu dengan pembuluh daarah dan darah memiliki
sistem kerja yang tergabung dalam sistem kardiovaskuler atau disebut
juga sistem peredaran darah. Sistem ini berfungsi sebagai alat
transportasi berbagai zat yang ada di dalam tubuh.
3.1.1.1 Organ Jantung
Jantung, yang merupakan salah satu organ dari sistem
peredaran darah, mempunyai fungsi utama yaitu memompa darah
ke seluruh tubuh dan menampung kembali setelah dibersihkan
organ paru-paru.3 Jantung terletak pada rongga tengah
(mediastinum) dari rongga dada (toraks) yang berada di antara
kedua paru. Letak jantung dalam rongga dada agak sebelah kiri,
dan strukturnya berbelok ke bawah dan sedikit ke kiri. Struktur
jantung akan dijelaskan secara rinci dengan membaginya menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a. Lapisan luar (Perikardium)
3 http://penyakitjantung.net/fungsi-dan-cara-kerja-jantung/
Perikardium merupakan satu struktur kantung yang
melapisi seluruh bagian jantung kecuali atrium kiri.
Perikardium terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa (fibrous
pericardium) yang merupakan jaringan tidak elastik, keras,
dan merupakan jaringan tebal tidak beraturan pada lapisan
luarnya, dan membran tipis ganda (serous pericardium)
yang teridiri dari dua bagian, yaitu:
1. Perikaridum Parietalis
Lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan
menyatu dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Perikardium Viseralis
Lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang
disebut juga epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat cairan
perikardium, yang dihasilkan oleh sel perikardium, sebagai
pelumas yang berfungsi mencegah atau mengurangi
gesekan antara membran saat jantung berkontraksi atau
sedang memompa.
b. Dinding Jantung
Dinding jantung teridiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu:
1. Epikardium (luar)
Terdiri dari jaringan ikat tertutup oleh epitel,
yaitu jaringan membran yang meliputi organ
internal dan permukaan internal lain dari tubuh.
Fungsi epikardium luar adalah sebagai lapisan
pelindung terluar, yang mencakup kapiler darah,
kapiler getah bening dan serabut saraf.
2. Miokardium (tengah)
Lapisan yang merupakan bagian utama dari
dinding jantung, terdiri dari jaringan otot jantung.
Jaringan ini bertanggung jawab untuk kontraksi
jantung, yang memfasilitas imemompa darah dan
bersifat involunter. Di sini, serat otot dipisahkan
dengan jaringan ikat.
3. Endokardium (dalam)
Lapisan yang dibentuk dari jaringan epitel dan
ikat yang mengandung banyak serat elastic dan
kolagen, yang merupakan protein utama jaringan
ikat. Lapisan ini melapisi jaringan penghubung yang
memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang
jantung dan menutupi katup-katup jantung.
c. Ruang Jantung
Ruang jantung terdir dari empat ruang, yaitu dua ruang
berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan dua ruang
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Diantara ruang
tersebut dipisahkan oleh sekat. Sekat yang memisahkan
antara kedua atrium disebut septum atrium, sedangkan yang
memisahkan ventrikel disebut septum ventrikel.
d. Katup Jantung
Katup jantung adalah jaringan khusus yang tugasnya
mengatur aliran darah dari satu bagian ke bagian lainnya
dalam satu arah dan mencegah arus balik. Pada dasarnya
katup jantung diklasifikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Katup Atrioventrikuler
Katup yang menghubungkan antara atrium dan
ventrikel.Di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan terdapat tiga buah katup yang disebut katup
trikuspidalis, sedangkan di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri terdapat dua buah katup yang disebut
katup bikuspidalis atau katup mitral.
2. Katup Seminular
Adanya katup semilunar memungkinkan
darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke
arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel,
dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu
diastol ventrikel. Katup seminular terbagi menjadi
dua, yang masing-masing terdiri dari tiga daun
katup. Pertama adalah katup pulmonal, katup
tersebut terletak antara arteri pulmonalis dan
ventrikel kanan. Kedua adalah katup aorta, katup
tersebut terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
3.1.1.2 Pembuluh Darah
Selain jantung, yang merupakan organ utama, pembuluh
darah merupakan bagian dari sistem peredaran darah yang
mengangkut dari dari dan ke seluruh tubuh.
a. Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri merupakan pembuluh darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke jaringan, Dinding arteri
tebal, kuat,, dan elastis. Arteri terletak di bagian dalam
tubuh. Terdapat beberapa jenis arteri, yaitu:
1. Aorta
Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan
mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh
tubuh.
2. Arterio
Pembuluh nadi yang berhubungan dengan
kapiler.
3. Arteri Pulmonalis
Pembuluh nadi yang mengalirkan darah
yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel
kanan ke paru-paru.
b. Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan
darah dari kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak
elastis. Vena terletak di dekat permukaan tubuh. Terdapat
beberapa jenis vena, yaitu:
1. Vena Kava
Vena yang mengalirkan darah yang kaya
akan karbon dioksida dari seluruh tubuh ke jantung
melalui ventrikel kanan.
2. Venula
Vena yang berhubungan dengan kapiler.
3. Vena Pulmonalis
Vena yang mengalirkan darah yang kaya
akan oksigen dari paru-paru menuju atrium kiri.
c. Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang
menghubungkan arteriol dengan venula. Pada kapiler
terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon
dioksida dari jaringan. Selain itu, kapiler juga berfungsi
untuk pertukaran cairan, makanan, hormone, dan bahan
lainnnya di antara plasma darah dan cairan jaringan.
3.1.1.3 Darah
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia
yang berperan membantu proses fisiologis (Aryulina dkk. 2007).
Dalam sistem peredaran darah berfungsi sebagai medium
pengangkut berbagai zat. Darah terdiri dari dua komponen, berikut
penjelasannya:
a. Plasma Darah
Pada dasarnya, plasma darah merupakan bagian
darah yang cair dan tersusum sebagian besar dari air.
Dalam plasma darah juga terlarut molekul-molekul protein,
ion, antibodi, antigen, serta hormon.
b. Sel-sel Darah
Sel-sel dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonakaf dan
tidak memiliki nukleus. Di dalamnya terkandung
hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen
dari paru-paru, mengangkut karbon dioksida dari
jaringan tubuh, dan menjaga keseimbangan asam
basa. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah.
2. Leukosit (Sel Darah Putih)
Leukosit memiliki nukleus. tidak bewarna,
dan bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tetap. Leukosit bertanggung jawab terhadap
sistem imun tubuh dan bertugas memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya
oleh tubuh.
3. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit berbentuk bulat kecil dan tidak
memiliki inti. Trombosit berperan dalam proses
pembekuan darah.
3.1.2 Sistem Kerja Jantung
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua
serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua
bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbon
dioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena
kava menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah,
ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner
ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir
melalui pembuluh kapiler yang mengelilingi kantung udara di paru-
paru, menyerap oksigen, melepaskan karbon dioksida dan selanjutnya
dialirkan kembali ke jantung.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,
paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah
dialirkan ke paru-paru.
Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri
melalui katup bikuspidalis, yang selanjutnya akan memompa darah
bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta. Darah kaya
oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.dan
sebagainya.
5.2 Macam-macam Penyakit Insomnia
3.2.1 Jenis-jenis Insomnia Secara Umum
a. Initial Insomnia
Ketidakmampuan untuk memulai tidur.
b. Intermitten Insomnia
Ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur sehingga sering
terbangun.
c. Terminal Insomnia
Bangun pada waktu yang terlalu awal dan tidak dapat tidur
kembali.
3.2.2 Jenis-jenis Insomnia Menurut Jangka Waktu Tertentu
a. Transient Insomnia
Insomnia jenis berlangsung cepat atau hanya terjadi beberapa
malam saja.
b. Insomnia Jangka Pendek
Insomnia berlangsung selama beberapa minggu, kemudian
biasanya akan kembali normal.
c. Insomnia Kronis
Insomnia yang parah karena berlangsung setiap malam selama
sebulan atau lebih.
BAB IV
HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA
ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN
GANGGUAN TIDUR INSOMNIA
4.1 Hasil Wawancara Penelitian Sistem Kerja Jantung dan HUbungannya dengan
Gangguan Tidur Insomnia di Rumah Sakit MItra Kemayoran
Dalam kedokteran tidur, insomnia sebenarnya merupakan sebuah
keluhan. Insomnia belum dapat dikatakan sebagai suatu penyakit dalam
arti suatu diagnosis tertentu, sehingga dapat dikatakan sebagai gejala dari
penyakit tersebut. Maka bila membicarakan tentang hubungan insomnia
dengan sistem kerja jantung atau kardivaskuler, sebenarnya kekurangan
tidur-nya lah yang menjadi inti masalah kesehatan tubuh. Begitu kurang
tidur, resiko penyakit jantung dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, dimana
menyatakan bahwa persentase penderita gagal jantung yang mengalami
insomnia adalah kurang lebih dari 73%.4. Ketika kekurangan tidur, bukan
hanya kekurangan tidur tetapi juga tidur yang tidak sehat, maka akan
mengakibatkan tubuh yang seharusnya rileks menadi seolah-olah
mengalami stres oksidatif. Stres oksidatif ini bukan merupakan stress
pikiran, melainkan stress yang dialami oleh tubuh. Akibatnya sel-sel
inflamasi akan naik yang kemudian mempunyai reaksi berantai yaitu dapat 4 http://journalsleep.org/
merusak pembuluh darah, denyut jantung yang cenderung lebih cepat,
tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya. Pada akhirnya
penyakit tertentu dapat menyerang tubuh.
Paradigma kesehatan saat ini menyebutkan bahwa supaya sehat
harus menjaga asupan nutrisi dan rutin berolahraga, tidur tidak terlalu
diperhatikan. Padahal saat ini terdapat suatu konsep yang dikenal dengan
nama Triumvirate of Health. Dalam konsep tersebut dijelaskan tiga
komponen penting kesehatan yang baik. Tiga komponen tersebut adalah
nutrition atau nutrisi asupan makan, sport atau olahraga, dan sleep atau
tidur. Ketiga komponen itu digambarkan sebagai sebuah bentuk segitiga
dengan sleep sebagai pondasi atau alas. Hal itu menandakan bahwa sleep
atau tidur merupakan dasar dari kedua komponen lainnya. Jika tidur tidak
sehat kemudian metabolisme terganggu, maka nutrisi yang sudah dijaga
dengan baik menjadi sia-sia. Performa olahraga juga sangat tergantung
pada kualitas tidur. bila tidur kurang atau tidur terganggu, seperti
mengalami insomnia, maka performa olahraga tidak baik, badan tidak
fit,dan daya tahan tubuh rendah. Bahkan skill motorik halus juga
dipengaruhi oleh tidur, karena pada saat tidur skill yang dilatih saat terjaga
seperti dipoles dan disimpan dalam otak saat tidur. Sehingga bila skill
yang dilatih tersebut tidak diikuti dengan tidur yang baik, tidak terjadi
proses konsolidasi memori dan akan terlupakan.
Terdapat banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab
insomnia. Namun, pada umumnya yang dapat menyebabkan gangguan
tidur insomnia adalah jam biologis tubuh, cahaya, kafein, dan kebiasaan
tidur yang buruk..
Pertama adalah jam biologis tubuh dan cahaya, kedua hal ini
berhubungan dan dapat dijelaskan melalui hasil penelitian yang dilakukan
oleh psikiatris Thomas Wehr. Dalam penelitian tersebut disimpulkan
bahwa manusia membutuhkan waktu tidur selama ±8 jam. Angka 8 jam
yang didapatkan dari penelitian dimana subyek selama 14 jam sehari
dikondisikan dalam suasana gelap tanpa bantuan cahaya buatan. Hasilnya
memesuki minggu keempat, pola tidur mereka menetap menjadi 4 jam
tidur pada saat 2 jam setelah matahari tenggelam, bangun 1-2 jam pada
tengah malam, lalu tidur 4 jam lagi. Tetapi jumlah total tidur 8 jam sehari
terlanjur tertanam di otak masyarakat. Hal ini sesuai dengan kebudayaan
barat terdahulu dimana pada tengah malam bangun dan kembali
berakitivitas, misalnya makan malam yang disebut supper. Sehingga
dikatakan juga kalau sebenarnya jam ideal untuk tidur adalah dari tengah
malam sampai jam delapan pagi, dan pola tidur seperti itu juga sudah
dibuktikan berdampak baik bagi tubuh. Nyatanya, kini dengan adanya
pencahayaan buatan dan dorongan kehidupan sosial, pola tidur kita sudah
amat jauh dari nenek moyang kita, sedangkan jam biologis tubuh manusia
yang sudah terbentuk sejah beribu tahun lalu akan susah dan
membutuhkan waktu lama untuk berevolusi. Evolusi generasi saat ini
belum bisa mengejar perubahan pola tidur yang terjadi. Apalagi sejak
ditemukan pencahayaan buatan oleh Thomas Alfa Edison, seperti yang
dijelaskan tadi, menyebabkan pola tidur yang berubah. Sebelum
ditemukan pencahayaan buatan, orang akan berhenti kerja dan tidur
setelah matahari tenggelam. Sedangkan setelah ditemukan, orang akan
terus melanjutkan bekerja bahkan sampai 24 jam. Berhubungan dengan hal
tersebut adalah jam biologis tubuh manusia sangat peka terhadap cahaya,
misalnya hormon melatonin atau hormon tidur. Kadar hormon ini akan
tinggi ketika dalam keadaan malam, atau lebih tepatnya gelap. Jika pada
saat malam masih terdapat cahaya yang berlebih, hormon ini tidak akan
bekerja maksimal dan pada akhirnya tidak bisa tidur. Ketika kita tidak
tidur terus-menerus, tubuh akan mengalami kelelahan karena metabolisme
tubuh tidak bekerja dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan kalau
pencahayaan yang berlebih pada waktu yang tidak tepat dapat
menimbulkan gangguan tidur seperti insomnia.
Untuk mengatasi hal ini maka harus diatur pencahayaan pada saat
tidur. Disarankan lebih baik untuk tidur dengan cahaya yang redup atau
ruang yang gelap dengan hanya bantuan pencahayaan lampu tidur. Selain
itu juga mengatur pola tidur yang baik. Karena jam biologis tubuh kita
adalah tidur pada saat tengah malam, menurut penelitian yang dijelaskan,
maka dapat kita ubah dengan secara perlahan-lahan memajukan jam tidur
sehingga pada akhirnya dapat mencapai jam tidur yang sesuai dengan jam
biologis tubuh kita dan sesuai untuk kegiatan sehari-hari.
Kedua adalah kebiasaan tidur yang buruk. Kebiasaan tidur yang
buruk terdiri dari dua hal yaitu, lingkungan tidur dan perilaku tidur.
Lingkungan tidur yang tidak nyaman akan membuat kita kesulitan untuk
tidur, sedangkan perilaku tidur yang dimaksud adalah kebiasaan sebelum
tidur. Tidur yang didahului oleh perasaan gelisah dan tidak rileks
menyebabkan susah untuk masuk kea lam tidur. Sehingga kebiasaan buruk
tidur ini umumnya menyebabkan insomnia yang disebut adalah
psychophysiological insomnia. Atau lebih sederhananya dapat disebut learn
insomnia. Artinya tanpa sadar kita mengajari tubuh kita untuk tidak bisa
tidur, yang dilakukan dengan kebiasaan tidur yang buruk.
Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi insomnia adalah cognitive
behavioral therapy for insomnia. Yaitu mengatur perilaku tidur yang sehat.
Salah satu yang termasuk dari cognitive behavioral therapy for insomnia
adalah mengatur lingkungan tidur. Lingkungan tidur dan lingkungan aktivitas
harus dibedakan. Atau jika sulit dilakukan, suasananya saja yang diubah,
misalkan kamar tidur yang tadinya dikondisikan untuk belajar kemudian
menjadi berantakan. Maka harus diubah suasananya dengan merapihkan
kamar sehingga terdapat suasana yang berbeda dan nyaman untuk tidur.
Sebenarnya mengenai perilaku tidur banyak hal yang dapat dilakukan, tetapi
sederhananya saja adalah jangan memaksakan untuk tidur. Artinya orang
insomnia targetnya janganlah untuk tidur, melainkan untuk rileks. Orang
yang mengalami psychophysiological insomnia, rata-rata tegang saat mau
tidur atau tidak bisa rileks. Maka pengobatannya adalah relaksasi sebelum
tidur. Sebelum tidur disarankan merelaksasi tubuh terlebih dahulu. Yaitu
dengan cara sebelum naik ke tempat tidur membaca buku atau mendengarkan
musik.
Ketiga adalah kafein. Kafein adalah stimulan yang ditemukan secara
alami pada biji kopi, daun teh, biji kakao (coklat), dan kacang kola (cola).
Kafein yang saat ini sering dikonsumsi terdapat dalam berbagai macam
minuman ringan, makanan, dan obat-obatan. Namun minuman yang
mengandung kafein dan dikatakan sebagai stimulan, misalnya minuman
penambah energi, sebenarnya bersifat hipnolitik atau bersifat menghalangi
kantuk. Jadi, otak yang lelah akan tetap lelah sehingga cara satu-satunya
untuk mengatasinya adalah tidur yang juga merupakan vitamin otak yang
paling bermanfaat. Kafein tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada sore hari
apalagi malam hari, karena ia akan bekerja selama 9-15 jam. Jika
mengonsumsi pada saat itu akibatnya tidak akan bisa tidur pada malam hari
atau bahkan terbangun pada tengah malam, yang kemudian mengarah pada
insomnia.
BAB V
KORELASI ANTARA SISTEM KERJA JANTUNG DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA
5.1 Grafik Korelasi
Penderita Gagal Jantung Normal0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Mengalami InsomniaTidak mengalami Insomnia
5.2 Analisis Grafik
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa presentase orang yang mengalami
insomnia dan menderita penyakit gagal jantung jauh lebih tinggi dibandingkan
orang normal yang mengalami insomnia. Hal ini dikarenakan ketika seseorang
mengalami insomnia maka fungsi sistem kerja jantung atau metabolisme
tubuh pada umumnya dapat mengalami penurunan. Sehingga insomnia dapat
dikatakan menjadi gejala berbagai penyakit terutama penyakit gagal jantung.
Bahkan insomnia dapat menjadi indikasi bahwa seseorang beresiko menderita
penyakit jantung.