Upload
vuonghanh
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
Komisi
Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP. 196611081990320001
Pembimbing II dr. Ari Natalia Probandari, MPH,Ph.D.
NIP. 197512212005012001
Telah dinyatakan memenuhi syarat
pada tanggal __________2014
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Program Pascasarjana UNS
Dr. dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M.
NIP. 196210221995031001
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Oleh :
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
Jabatan
Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
Dr.dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M.
NIP. 196210221995031001
Sekretaris
Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo,
PAK., MM., M.Kes
NIP. 194803131976101001
Anggota
Penguji
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP. 196611081990320001
dr. Ari Natalia Probandari, MPH,Ph.D.
NIP. 197512212005012001
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 2014
Direktur Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus., M.S.
NIP. 196107171986011001
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Program Pascasarjana UNS
Dr.dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M.
NIP. 196210221995031001
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul : ―HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN
POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN”
ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan
dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalama waktu sekurang-kurangnya satu
semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi
dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister Kedokteran
Keluarga PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Magister Kedokteran Keluarga PPs UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, Oktober 2014
Peta Puspita Dewi
S541302087
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpahan taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mendapatkan
kesempatan untuk menyelesaikan usulan tesis dengan judul “Hubungan Lama
Pemberian ASI dan Pola Makan Dengan Obesitas Pada Anak Usia 2-5 Tahun”.
Penulis memahami bahwa penulisan usulan tesis ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi., M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus., M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta,
3. Dr. dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M., selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Surakarta,
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
vi
4. dr. Ari Natalia Probandari, MPH.,PhD., selaku sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan Pembimbing II yang telah memberikan masukan,
saran dan dukungannya,
5. Dr. Nunuk Suryani., M.Pd., selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi
Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dalam penulisan usulan tesis,
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan usulan
tesis ini.
Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sebagai sarana penyempurnaan usulan tesis ini dan membangun
wawasan penulis sehingga dapat lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.,
Surakarta, Oktober 2014
Penulis
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
vii
Peta Puspita Dewi. 2014. S541302087. ” Hubungan Lama Pemberian ASI dan
Pola Makan Dengan Obesitas Pada Anak Usia 2-5 Tahun”. TESIS.
Pembimbing I: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Pembimbing II: dr. Ari Natalia
Probandari, MPH., PhD. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat
Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar belakang: Obesitas pada anak adalah masalah gizi yang dapat
membahayakan kesehatan dan harus ditangani sejak dini. Anak-anak yang
mengalami obesitas berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa.
Pemberian ASI dan pola makan yang baik merupakan cara sederhana dalam
mencegah terjadinya obesitas pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara lama pemberian ASI dan pola makan dengan
obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan
kasus kontrol. Subjek terdiri dari 117 kelompok kasus (obesitas) dan 117
kelompok kontrol (tidak obesitas) yang dipilih secara matching terhadap usia dan
jenis kelamin dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan
analisis regresi logistik.
Hasil: Lama pemberian ASI dan pola makan berhubungan dengan kejadian
obesitas pada anak usia 2-5 tahun (p<0,05). Lama pemberian ASI secara
signifikan dapat menurunkan risiko obesitas sebesar 15% (OR: 0,855; CI 95%=
0,797 - 0,907; p = 0,000). Sedangkan pola makan anak dapat meningkatkan risiko
terjadinya obesitas sebesar 1,055 kali, artinya semakin banyak jumlah, jenis, dan
frekuensi makanan yang dikonsumsi pada anak maka semakin berpeluang untuk
terjadi obesitas (OR: 1,055; CI 95%= 1,004 - 1,110; p = 0,035).
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara lama pemberian ASI dan pola
makan secara bersama-sama dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
Kata kunci: Lama Pemberian ASI, Pola Makan, Obesitas
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
viii
Peta Puspita Dewi. 2014. S541302087. ”Correlation Breastfeeding Duration
and Dietary Intake with Obesity in Children Aged 2 to 5 Years Old”.
Supervisor I: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Supervisor II: dr Ari Natalia Probandari,
MPH., Ph.D. Masters Program in Family Medicine (Medical Education Track),
Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta. Central Java. Indonesia.
ABSTRACT
Background: Obesity among children is a nutrition-associated problem, which
can be vulnerable to health and shall be tackled since its early stage. Children
experiencing obesity has higher risk to become obese when they reach adolescent.
Breastfeeding and proper dietary are considered good ways of preventing obesity
among children. This study aims to analyze the correlation between the
breastfeeding duration and dietary intake, with obesity among children aged 2 to 5
years old.
Methods: This study employed observational analysis using case control. The
respondents consist of 117 groups of case (obese children) and 117 control groups
of case (non-obese children). The respondents were selected on the basis of
matching techniques, which involves age and gender. Cluster sampling was
adopted to obtain research participants. Questionnaire and observation list were
used as instrument for gathering of data. Logistic regression was employed for
analyzing the data.
Results: Breastfeeding duration and dietary intake correlated with obesity among
children aged 2 to 5 years old (p<0,05). Breastfeeding duration was crucially able
to reduce the risk of obesity up to15 % (OR: 0.855; CI 95%= 0,797 - 0,907; p =
0,000). Meanwhile, dietary intake can leverage the risk of obesity at 1,055 fold,
which means the more food, types of food, and frequent food consumption
children do, the higher chances of suffering from obesity (OR: 1,055; CI 95%=
1,004 - 1,110; p = 0,035).
Conclusions: This study found, there was significant correlation between the
duration of breastfeeding and dietary with obesity rate among children with age of
2 to 5 years old.
Keywords: Breastfeeding duration, Dietary intake, Obesity.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... ........ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Obesitas................. .............................................................................. 8
a. Definisi............ .............................................................................. 8
b. Etiologi............ .............................................................................. 9
c. Faktor Penyebab ............................................................................ 10
d. Cara Mengukur Obesitas ............................................................... 12
2. Lama Pemberian ASI........... ............................................................... 15
a. Definisi............ .............................................................................. 15
b. Manfaat ASI ............ ................................................................... 16
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
x
c. Kandungan Gizi dalam ASI .......................................................... 17
d. Pola Pemberian ASI ...................................................................... 19
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI ..................... 19
f. Metode Penilaian Konsumsi Makan ............................................. 19
g. Hubungan ASI dengan Obesitas ................................................... 20
3. Pola Makan........... .............................................................................. 21
a. Definisi............ .............................................................................. 21
b. Tingkat Asupan Makan Anak Balita ............................................. 22
c. Pola Makan Balita ......................................................................... 23
d. Frekuensi dan Porsi Makan Anak Balita ....................................... 26
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan .......................... 28
f. Metode Penilaian Konsumsi Makan ............................................. 29
g. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas....................................... 31
B. Penelitian Relevan ..................................................................................... 32 4
C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 35
D. Hipotesis .................................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 38
B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 39
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data .................................. 44
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
xi
G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 46
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 51
B. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 55
C. Pembahasan ............................................................................................... 59
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 69
B. Implikasi .................................................................................................... 69
C. Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN.......................................................................................................... 78
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, BB/TB .... 13
Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia ................................ 14
Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan AKG ................................ 22
Tabel 2.4 Angka Kecukupan Energi dan Protein Anak ................................... 23
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 42
Tabel 3.2 Kisi– Kisi Kuesioner Pola Makan Anak Usia 2-5 tahun ................. 45
Tabel 3.3 Panduan Skoring Kuesioner Pola Makan ........................................ 46
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Ibu ...................................... 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat pendidikan Ibu .................................. 52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu .................................................. 52
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga ..................................... 53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak ....................................... 53
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir ......................................... 54
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif .............................. 54
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lama pemberian ASI, Pola makan, BB,
TB, Z-Score .................................................................................... 55
Tabel 4.9 Regresi logistik sederhana asosiasi lama pemberian ASI dengan
obesitas …………………………………………………………...…………… 56
Tabel 4.10 Regresi logistik sederhana asosiasi pola makan dengan obesitas.. 56
Tabel 4.11 Analisis Regresi Logistik Ganda …………………………...…………… 57
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Piramida makanan ........................................................................ 25
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Asosiasi Lama Pemberian ASI dan Pola
Makan dengan Obesitas Anak .................................................... 35
Gambar 3.1 Skema Rancangan Kasus Kontrol ................................................ 39
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Time Schedule Penelitian ............................................................. 79
Lampiran II Pengantar Kuesioner ....................................................... ............ 80
Lampiran III Persetujuan Menjadi Responden...................................... .......... 81
Lampiran IV Kuesioner Penelitian ................................................................. 82
Lampiran V Tabel Hasil Analisis Penelitian .................................................. 86
Lampiran VI Surat Izin Penelitian .................................................................. 100
Lampiran VII Lembar Konsultasi ................................................................... 101
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia,
bahkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas
sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan
suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani (Hidayati, 2013).
Obesitas (kegemukan) bisa menyerang siapa saja di segala usia. Obesitas
didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan,
diakibatkan oleh pemasukan energi (kalori) yang berlebihan dibandingkan
dengan energi yang dipergunakan sehingga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (WHO, 2013).
Prevalensi obesitas di negara maju ataupun negara berkembang telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, baik dilihat dari sosial ekonomi,
usia, jenis kelamin atau etnis (Panagiotakos et al, 2006). Di seluruh dunia,
setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun disebabkan karena gizi
lebih dan obesitas. Prevalensi obesitas tertinggi di Amerika (26% ), diikuti
dengan wilayah Mediterania Timur (24%) dan Eropa (23%), sedangkan yang
terendah berada di wilayah Asia Tenggara (3%). Diperkirakan lebih dari
setengah miliar orang dewasa di dunia (205 juta laki-laki dan 297 juta
wanita) mengalami obesitas (WHO, 2014).
Prevalensi obesitas anak di seluruh dunia meningkat dari 4,2 % pada
tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Pada tahun 2011, diperkirakan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
2
lebih dari 40 juta anak usia dibawah 5 tahun di dunia mengalami gizi lebih,
30 juta diantaranya berada di negara-negara berkembang dan 10 juta di
negara-negara maju, diperkirakan obesitas akan meningkat sampai 9,1 % atau
60 juta jiwa pada tahun 2020 (de Onis et al, 2010; WHO, 2013).
Hasil dari National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) 2009-2010 dengan mengukur tinggi dan berat badan
menunjukkan bahwa diperkirakan 16,9 % dari anak-anak dan remaja di
Amerika Serikat usia 2-19 tahun mengalami obesitas. Obesitas pada anak-
anak prasekolah usia 2-5 tahun meningkat dari 5,0% menjadi 12,1 % antara
tahun 1976-1980 dan 2009-2010 dan pada anak usia 6-11 tahun meningkat
dari 6,5% menjadi 18,0% (Ogden et al. 2012). Hasil penelitian Lazorick et al
(2011) menyatakan bahwa 20 % anak usia 3-5 tahun dan 25 % anak usia 13-
16 tahun di North Carolina Amerika Serikat mengalami obesitas.
Obesitas pada anak merupakan resiko mayor untuk mengalami
penyakit-penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan
musculoskeletal dan beberapa kanker (WHO, 2013). Obesitas pada anak juga
dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit respiratorik (asma, sleep
apneu) dan masalah ortopedi (slipped femoral capital epiphyses) akibat
beban tubuh yang terlalu berat. Selain itu, anak yang obesitas cenderung
memiliki rasa percaya diri yang rendah dan bisa menimbulkan depresi hingga
gangguan psikologis (Nirwana, 2012; Soetjiningsih, 2012).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010, prevalensi
obesitas pada balita secara nasional sebesar 14%, terjadi peningkatan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
3
dibanding hasil riset serupa tahun 2007, yaitu 12,2%, sedangkan prevalensi
obesitas untuk anak usia 6-12 tahun sebesar 9,2%, usia 13-15 tahun sebesar
2,5% dan usia 13-18 tahun sebesar 3,9%. Di Yogyakarta, terjadi peningkatan
prevalensi obesitas pada balita dari 12,5% tahun 2007 menjadi 13,6 % tahun
2010 (Riskesdas 2007; Riskesdas 2010). Di kabupaten Bantul angka obesitas
tahun 2013 sebesar 6,27% (Data Primer Status Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul, 2013).
Di Indonesia masalah obesitas pada anak belum mendapat perhatian
yang cukup, karena pemerintah masih fokus pada masalah gizi kurang.
Meskipun di Indonesia belum menjadi masalah gizi utama namun obesitas
pada anak perlu mendapat perhatian karena ada kecenderungan prevalensi
obesitas yang terus meningkat. Selain itu, obesitas pada anak juga berisiko
tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa karena obesitas pada anak-anak
sudah membentuk sel yang jumlahnya lebih dari normal (Sudarmoko, 2013).
Penelitian Weekly (2013) menyatakan bahwa anak-anak prasekolah yang
mengalami obesitas lima kali lebih mungkin untuk menjadi obesitas pada
waktu dewasa dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan normal.
Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu jenis
kelamin, riwayat obesitas orangtua, pendidikan orangtua, berat lahir tinggi,
durasi menyusui dan jam tidur di malam hari (Dieu et al. 2007). Menonton
TV oleh ibu dan anak, konsumsi sarapan, dan status berat badan ibu juga
dapat menyebabkan terjadinya obesitas pada anak (Veldhuis et al, 2013).
Hasil penelitian Schuch et al (2013) menyatakan bahwa jumlah anggota
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
4
keluarga, pendidikan ibu, status perkawinan orangtua, jumlah anak, usia ibu
saat kelahiran anak pertama, usia kehamilan, dan berat lahir berhubungan
dengan kejadian obesitas pada anak.
Tingkat pendapatan, pola makan, faktor genetik dan lama pemberian
ASI juga berpengaruh terhadap obesitas anak (Owen et al, 2005; Fatmasari,
2011). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua
zat gizi yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang sesuai dan zat imunologik
yang melindungi bayi dari infeksi. Pemberian ASI dapat mencegah kejadian
obesitas pada anak karena anak yang diberi ASI dapat mengatur asupan
energi yang berhubungan dengan respon internal dalam menyadari rasa
kenyang. Bayi yang diberikan ASI mempunyai kadar insulin dan hormon
leptin yang lebih seimbang. Leptin berperan dalam mengatur keseimbangan
energi melalui pengaturan selera makan. Leptin bekerja dengan cara
menghambat jalur anabolisme dan memicu jalur katabolisme. Hasil akhir dari
leptin adalah mengurangi asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran
energi. Jika leptin dalam tubuh tidak seimbang maka keseimbangan energi
tidak tercapai sehingga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas (Weyermann
et al, 2006).
Beberapa penelitian menyebutkan pemberian ASI dapat menurunkan
risiko terjadinya obesitas pada anak. Penelitian Scott et al (2012) menyatakan
bahwa pemberian ASI selama 6 bulan atau lebih dapat menjadi pelindung
terhadap kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi anak-anak di
Australia. Penelitian Sulanto et al (2012) juga menyatakan bahwa menyusui
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
5
dapat menurunkan risiko obesitas pada anak-anak berusia 6-8 tahun. Selain
itu, obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan
mengkonsumsi ASI tetapi menggunakan susu formula dengan jumlah asupan
yang melebihi porsi yang dibutuhkan (Sartika, 2011). Akan tetapi hal ini
bertentangan dengan penelitian Vafa (2012) di Teheran ibukota Iran pada
tahun 2008 yang menyatakan bahwa pemberian ASI tidak berpengaruh
terhadap terjadinya obesitas pada anak usia 7 tahun.
Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kualitas makanan yang
dikonsumsi, waktu pertama kali anak mendapat asupan berupa makanan
padat, dan pola makan yang tidak teratur. Pola makan pada balita sangat
berperan penting dalam proses pertumbuhan, pemiliharaan tubuh serta
perkembangan otak balita, karena dalam pola makan yang baik tersebut
mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat
pengatur. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak baik akan
menyebabkan asupan berlebih ataupun berkurang. Asupan berlebih
menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh
kelebihan gizi (Toschke et al, 2005; Sjarif, 2011; Sulistyoningsih, 2011;
Almatsier et al. 2011).
Pemberian ASI dan pola makan yang baik merupakan cara sederhana
dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak. Pola makan yang baik mulai
terkondisi dan terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu,
perlu perhatian khusus dari sudut perubahan pola makan sehari-hari karena
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
6
makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak-anak akan membentuk pola
kebiasaan makan selanjutnya, sehingga pemantauan pola makan sejak masa
bayi dan balita perlu dilakukan. Begitu juga dengan pemberian ASI, bayi
yang diberikan ASI dapat mengatur jumlah susu yang dikonsumsi, sehingga
dapat mengurangi resiko terjadinya obesitas. Pemberian ASI dan pola makan
terhadap obesitas pada anak masih jarang diteliti dan masih memerlukan
bukti-bukti empirik, khususnya yang berkaitan dengan obesitas pada anak
balita. Atas dasar tersebut maka akan dilakukan penelitian tentang ―Asosiasi
antara lama pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas pada anak usia
2-5 tahun.‖
B. Rumusan Masalah
―Apakah ada hubungan lama pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas
pada anak usia 2-5 tahun?‖
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan dan pola makan
dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dengan obesitas
pada anak usia 2-5 tahun.
b. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan obesitas pada anak
usia 2-5 tahun.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
7
c. Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan pola makan
dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
D. Manfaat Penelitian
1. Bidang Akademik
Sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi
dan komunikasi serta pihak-pihak lain yang terkait dalam melaksanakan
pendidikan maupun penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai manfaat pemberian ASI dan pola makan dalam mengurangi
tingkat kejadian obesitas pada balita.
2. Bidang Pengabdian Masyarakat
a. Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian dan
kepekaan masyarakat dalam mencari informasi yang benar mengenai
pola makan dan manfaat ASI terhadap kejadian obesitas pada balita.
b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi tentang
permasalahan pencapaian program di Puskesmas agar lebih
menggalakkan penyuluhan dan pendidikan tentang pentingnya
pemberian ASI dan pola makan yang baik untuk mencegah terjadinya
obesitas pada balita.
3. Bidang Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan
pengembangan penelitian tentang peranan ASI dan pola makan dalam
mencegah terjadinya obesitas pada balita.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Obesitas Anak Balita
a. Definisi
Obesitas adalah ―penumpukan lemak yang berlebihan ataupun
abnormal yang dapat mengganggu kesehatan‖ (WHO, 2013).
Nurmalina (2011) juga menyatakan bahwa obesitas adalah akumulasi
lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan
beberapa resiko kesehatan pada seorang individu sehingga
menimbulkan efek buruk pada kesehatan. Sedangkan Nugraha (2009)
menyatakan bahwa obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang
diduga disebabkan karena interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan, antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi dan
nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu
dini pada bayi.
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris, 2006). Sedangkan menurut Sutomo dan Anggraeni (2010),
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Anak balita merupakan kelompok yang
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
9
menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi
yang tinggi setiap kilogram berat badannya (Sediaoetama 2008).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa obesitas anak balita adalah
keadaan menumpuknya lemak yang berlebihan secara menyeluruh di
bawah kulit dan jaringan lainnya dalam tubuh yang disebabkan karena
ketidakseimbangan antara makanan yang masuk dan yang digunakan
sehingga dapat mengganggu kesehatan.
b. Etiologi
Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan
keseimbangan energi di dalam tubuh, dimana asupan energi (energy
intake) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperlukan (energy
expenditure) oleh tubuh. Keseimbangan energi ditentukan oleh asupan
energi yang berasal dari zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat,
lemak dan protein (Gwartney, 2005). Keseimbangan energi di dalam
tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam
tubuh yaitu regulasi fisiologis dan metabolisme ataupun dari luar tubuh
yang berkaitan dengan gaya hidup (lingkungan) yang akan
mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa obesitas (peningkatan lemak tubuh)
±70% dipengaruhi oleh lingkungan dan ±30% oleh genetik (Hill,
2006).
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
10
c. Faktor Penyebab
Faktor penyebab obesitas ada bermacam-macam, diantaranya 1) Faktor
Genetik. Gemuk atau kurus badan seseorang sesungguhnya bergantung
pada faktor DNA. Sel penyebab kegemukan sudah ada pada diri
manusia sejak awal kelahiran bayi. Sejumlah sel penyebab kegemukan
akan bertambah seiring bertambahnya usia yang terus mengadakan
reaksi sampai pada usia lanjut (Sitorus, 2008). Selain itu, ada beberapa
sindrom genetik seperti Prader - Willi , Turne, dan Lawrence - Moon-
Biedl sindrom yang diketahui dapat menyebabkan obesitas (Peebles,
2008). 2) Makanan. Makanan merupakan sumber dari asupan energi.
Di dalam makanan yang akan diubah menjadi energi adalah zat gizi
penghasil energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Apabila asupan
karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan
disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak,
protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak,
sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak (Gee et al, 2008). 3)
Pemberian ASI. Anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah
susu yang mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan
energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk
menyadari rasa kenyang yang lebih baik daripada anak-anak yang
diberi susu botol (Nirwana, 2012; Nguyen, 2005). 4) Status sosial
ekonomi. Anak yang berasal dari latar belakang keluarga
berpendapatan rendah mempunyai resiko lebih besar mengalami
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
11
obesitas. Hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah
memperhatikan sehat atau tidaknya makanan yang mereka konsumsi.
Keluarga dengan pendapatan rendah cenderung mengkonsumsi
makanan yang kurang bergizi sehingga sering mengantarkan mereka
pada kondisi buruk. Selain pendapatan keluarga, faktor sosial ekonomi
juga mencakup pendidikan, pekerjaan dan budaya keluarga
(Nurmalina, 2011; Nirwana, 2012; Supariasa, 2012). 5) Aktifitas Fisik.
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka
kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat karena kurangnya
pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Nugraha,
2009; Mustofa, 2010). Menurut Kopelman (2004) aktivitas fisik yang
rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg. 6)
Makanan Cepat Saji (Fast Food). Makanan cepat saji ataupun
makanan yang sudah dikemas dan penambahan gula pada setiap
makanan yang dikonsumsi merupakan faktor pemicu terjadinya
obesitas (Bowman et al, 2004). 7) Faktor keluarga. Pola makan
keluarga dapat mempengaruhi obesitas pada anak. Hal ini sebagai
akibat dari karakteristik orang tua. Jika orang tua selalu membeli
makanan ringan, seperti biskuit, chips, dan makanan tinggi kalori yang
lain, maka hal ini berkontribasi pada peningkatan berat badan anak
(Peebles, 2008; Nirwana, 2012). 8) Pemberian susu formula.
Pemberian susu formula dapat menyebabkan obesitas karena
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
12
kandungan protein dan lemak yang terlalu tinggi sehingga dapat
mengganggu metabolisme dalam tubuh bayi. 9) Berat badan lahir.
Berat badan lahir berhubungan dengan waktu pengenalan makanan
pendamping ASI. Mekanisme ini mungkin melibatkan perubahan
permanen biologis yang secara langsung berkaitan dengan regulasi
berat badan, seperti adipogenesis, pengendalian nafsu makan, atau efek
pada system saraf pusat yang kemudian berhubungan dengan perilaku
yang mengarah pada obesitas (Gunter et al, 2007; Nielsen et al, 2010).
d. Cara Mengukur Obesitas
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Antropometri digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara
asupan protein dan energi. Keseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot,
dan jumlah air dalam tubuh. Metode antropometri terdiri dari
berbagai indeks, diantaranya berat badan menurut umur (BB/U)
yang mencerminkan status gizi masa lalu, tinggi badan menurut
umur (TB/U) yang menggambarkan status gizi seseorang saat ini
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) indikator untuk
menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks ini lebih baik
digunakan karena pada keadaan normal perkembangan berat badan
akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan
tertentu. Selain itu, indeks ini juga dapat membedakan proporsi
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
13
badan (gemuk, normal dan kurus) (Supariasa et al. 2012; Istiani
dan Rusilanti, 2013). Dibawah ini dijelaskan mengenai penilaian
status gizi:
Tabel 2.1 .Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometri WHO-NCHS
No Indeks Ambang Batas
(Z-score)
Kategori Status
Gizi
1 Berat Badan menurut
umur (BB/U)
Anak umur 0-60
bulan
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
2 Tinggi Badan
menurut Umur
(TB/U)
Anak umur 0-60
bulan
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
Sangat pendek
Pendek
Normal
tinggi
3 Berat Badan menurut
Tinggi Badan
(BB/TB)
Anak umur 0-60
bulan
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
Sangat kurus
Kurus
Normal
gemuk
4 Indeks Masa Tubuh
menurut Umur
(IMT/U)
Anak umur 0-60
bulan
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
5 Indeks Masa Tubuh
menurut Umur
(IMT/U)
Anak umur 5-18
tahun
< -3 SD
- 3 s/d < -2 SD
- 2 s/d + 1 SD
> +1 SD s/d +2
SD
> +2 SD
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
Sumber : Depkes RI, 2011
2) IMT ( Indeks Massa Tubuh )
Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
adalah alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
14
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan (WHO, 2014). Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang
dewasa berumur diatas 18 tahun, dan tidak dapat diterapkan pada
bayi, anak, remaja, ibu hamil, olahragawan, dan pada keadaan
khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, hepatomegaly.
Rumus dari IMT adalah:
IMT =
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan
FAO/WHO yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan
perempuan. Di Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi
berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di negara
berkembang, maka diambil kesimpulan amabang batas IMT untuk
Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat
ringan
17,0 – 18,5
Normal >18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Sumber: Supariasa, 2012
3) Standar Deviasi Unit (SD)
Standar deviasi unit disebut juga Z-score. WHO
menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau
pertumbuhan. Pengukuran Z-score dapat diperoleh dengan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
15
mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median
Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya
dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR) atau dengan
menggunakan rumus:
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
Penentuan status gizi dengan cara z-skor lebih akurat
karena hasil hitung telah dibakukan menurut simpangan baku
sehingga dapat dibandingkan untuk setiap kelompok umur dan
indeks antropometri (Supariasa et al, 2012).
4) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness
(tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK
Triceps > persentil ke 85 (Suandi, 2010)
2. Lama Pemberian ASI
a. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh
kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya
(WHO, 2014).
ASI adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak
dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang
dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan
satu-satunya makanan alami yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
wanita melalui proses laktasi, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
16
berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006; Proverawati dan Asfuah,
2009).
Pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan alami yang
terbaik bagi bayi dan anak baduta. Pemberian ASI saja segera setelah
bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain
termasuk air putih disebut ASI eksklusif (Nirwana, 2012; Istiani dan
Rusilanti, 2013).
b. Manfaat ASI
Ada beberapa manfaat ASI, diantaranya adalah 1) Mengandung
komposisi yang tepat. ASI terdiri dari zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi (Kristiyansari, 2009;
Proverawati dan Asfuah, 2009). 2) Mengandung zat pelindung. ASI
mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4. ASI dapat melindungi bayi dari infeksi
gastrointestinal, penyakit kronis, mengurangi terjadinya diabetes dan
obesitas pada bayi (Gupte, 2004; Nirwana, 2012). 3) Meningkatkan
kecerdasan bayi. Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang
mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan
otak bayi yang mendapat ASI akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang hingga sel-sel saraf otak. 4) Tidak menyebabkan
alergi. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi. 5) Mempunyai efek psikologis yang
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
17
menguntungkan. Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada
kulit ibu. Kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya
pada perkembangan bayi kelak. Interaksi yang timbul waktu menyusui
antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi
(Kristiyansari, 2009) 6) Pertumbuhan dan perkembangan bayi akan
baik. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir dan mengurangi kemungkinan obesitas. 7)
Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Berdasarkan penelitian, bayi
yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat daripada yang
diberi susu formula. 8) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan
mempercepat kembalinya rahim ibu kebentuk semula. Isapan bayi
pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Bila perdarahan pasca
pesrsalinan tidak terjadi maka risiko kekurangan darah yang
menyebabkan anemia akan berkurang. Dengan menyusui, rahim ibu
akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim
keukuran sebelum hamil 9) Menyusui secara eksklusif dapat menunda
kesuburan dan menjarangkan kehamilan (Kristiyansari, 2009;
Proverawati dan Asfuah, 2009).
c. Kandungan Gizi dalam ASI
Kandungan gizi yang terdapat dalam ASI diantaranya 1)
Karbohidrat. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
18
kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7gr%). Laktosa
berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak, mempertinggi
absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobasillus bifidus.
2) Lemak. Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50%
kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-
4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap
oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. 3)
Protein. Kadar protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah
whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Protein berguna
untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir. 4) Taurin. Taurin
adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.
Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak. 5) Vitamin. ASI cukup mengandung vitamin
yang diperlukan bayi. Vitamin K berfungsi sebagai katalisator pada
proses pembekuan darah, vitamin D berfungsi untuk pembentukan
tulang bayi baru lahir, vitamin E berfungsi penting untuk ketahanan
dinding sel darah merah, Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata,
selain itu untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan
pertumbuhan. Selain itu adapula vitamin B, asam folat, dan vitamin C
yang larut dalam air. 6) Zat besi. Bayi aterm normal biasanya lahir
dengan hemoglobin tinggi (16-22 gr/dl), yang berukuran cepat setelah
lahir. Bayi memiliki persediaan zat besi dalam jumlah banyak cukup
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
19
untuk setidaknya 4-6 bulan. 7) Mineral. Mineral berfungsi sebagai
pembentukan atau pembuatan darah dan pembentukan tulang (Badriul,
2008; Prasetyo, 2009; Roesli, 2009; Proverawati dan Asfuah, 2009).
d. Pola Pemberian ASI
Sebelum tahun 2001 WHO merekomendasikan untuk
memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001,
setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan
berkonsultasi dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI
eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan dan dilanjutkan
pemberian ASI sampai usia 2 tahun (WHO, 2014).
e. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI diantara adalah 1)
Pengetahuan, dengan adanya pengetahuan yang cukup diharapkan
informasi tentang kesehatan dan perilakunya akan lebih mudah
berubah dan diterima. 2) Usia. Usia ibu dapat menentukan kesehatan
maternal yang berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, nifas
serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. 3) Pendidikan. Pendidikan
ibu mempengaruhi pola pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik
yang menguntungkan ataupun tidak. Diharapkan ibu yang
berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas akan lebih bisa
menerima alasan untuk memberikan ASI sampai usia 2 tahun karena
pola pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang berpendidikan
rendah. 4) Pekerjaan. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering kali dijadikan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
20
alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif maupun ASI sampai usia
2 tahun, terutama yang tinggal di perkotaan (Prasetyono, 2009). 5)
Sosial budaya. Kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung, gencarnya promosi
susu formula, dukungan suami dan keluarga, serta masalah payudara
ibu merupakan penghambat pemberian ASI (Departemen kesehatan
RI, 2008; Khasanah, 2011).
f. Hubungan ASI dengan Obesitas
Hubungan antara lamanya pemberian ASI dengan menurunnya
risiko obesitas mungkin disebabkan oleh berbagai mekanisme
biologik. Menurut Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa
kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama
durasi pemberian ASI dengan menurunnya risiko terjadinya obesitas
yaitu yang pertama, anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah
susu yang mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan
energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk
menyadari rasa kenyang yang lebih baik daripada anak-anak yang
diberi susu botol.
Kemungkinan kedua adalah kadar insulin dalam darah pada
anak-anak yang diberikan susu formula lebih tinggi dan memiliki
respon insulin yang lebih panjang daripada anak-anak yang diberi ASI,
hal ini menstimulasi lebih banyak deposisi jaringan lemak, yang
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
21
mengakibatkan bertambahnya berat badan, obesitas dan resiko
Diabetes Melitus tipe 2.
Kemungkinan yang ketiga adalah konsentrasi leptin (hormon
yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan mengatur lemak
dalam tubuh) ditemukan dalam konsentrasi yang lebih seimbang pada
anak-anak yang diberikan ASI daripada anak-anak yang diberi susu
formula. Leptin memiliki fungsi regulatorik pada balita dengan
menghambat nafsu makan dan jalur anabolik serta menstimulasi jalur
katabolik (Nguyen, 2010).
Penelitian Sulanto et al (2012) menyatakan bahwa pemberian
ASI dapat menurunkan risiko obesitas pada anak-anak berusia 6-8
tahun. Pemberian ASI memiliki banyak keuntungan, diantaranya
murah, dan efek sampingnya rendah. Pemberian ASI sangatlah
berguna untuk melawan tingkat obesitas yang terus meningkat di
negara maju maupun negara berkembang.
3. Pola Makan Anak Balita
a. Definisi
Pola makan (food pattern) adalah cara seseorang atau
sekelompok orang dalam memilih pangan dan makanannya yang
tersedia serta mengkonsumsinya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologi, psikologi, budaya dan sosial. Pola makan dinamakan pula
kebiasaan makan, kebiasaan pangan atau pola pangan (Almatsier,
2011). Menurut Departemen kesehatan RI (2009) ―pola makan adalah
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
22
suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit‖.
b. Tingkat Asupan Makan Anak Balita
Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung
dalam pangan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara
normal. Manusia memerlukan zat gizi agar dapat hidup dengan sehat
dan mempertahankan kesehatannya. Oleh karena itu, jumlah zat gizi
yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan
tubuh untuk melakukan kegiatan internal dan eksternal, pemeliharaan
tubuh dan pertumbuhan, serta untuk aktivitas.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan untuk menilai
tingkat kecukupan zat gizi individu. Untuk mengetahui kecukupan gizi
dan asupan makan anak balita digunakan AKG tahun 2012, yang
disajikan pada tabel 2.3. Kecukupan gizi tersebut dianjurkan untuk
dipenuhi dari konsumsi pangan anak balita setiap harinya.
Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) Rata-Rata Per Har
Kelompok
Umur
Berat
Badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
Energi
(kkal)
Protein
(g)
Vitamin
A
(RE)
Besi/Fe
(mg)
0-6 bulan 6 60 550 10 375 0,5
7-12 bulan 8,5 71 650 16 400 7
1-3 tahun 12 90 1000 25 400 8
4-6 tahun 17 110 1550 39 450 9
Sumber : Departemen kesehatan RI, 2012
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
23
Tabel 2.4. Angka Kecukupan Energi (AKE) Dan Protein (AKP) Anak
No. Umur Energi (kkal) Protein (gr)
1. 0-6 bulan 550 10
2. 7-12 bulan 650 16
3. 1-3 tahun 1000 25
4. 4-6 tahun 1550 39
Sumber : Departemen kesehatan RI, 2012
Pada dasarnya makanan bagi balita harus bersifat lengkap artinya
kualitas dari makanan harus baik dan kuantitas makanan pun harus
cukup, dan bergizi artinya makanan mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan, dengan memperhitungkan penambahan konsumsi zat
pembangun karena tubuh anak sedang berkembang pesat, penambahan
bahan makanan sebagai sumber energi, serta penambahan zat
pembangun untuk perkembangan mental dan pertumbuhan jaringan
otak yang mempengaruhi kecerdasannya.
c. Pola Makan Anak Balita
Telah kita ketahui bahwa pola makan merupakan perilaku yang
ditempuh seseorang dalam memilih, menggunakan bahan makanan
dalam konsumsi pangan setiap hari meliputi jenis makanan, jumlah
makanan dan frekuensi makanan yang berdasarkan pada faktor-faktor
sosial, budaya dimana mereka hidup. Menurut Baliwati (2007) pola
makan yang baik mengandung makanan pokok, lauk-pauk, buah-
buahan dan sayur-sayuran serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai
dengan kebutuhan. Dengan pola makan yang baik, frekuensi yang
benar dan jenis hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
24
terpenuhinya kecukupan sumber tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.
Pola makan yang baik untuk mencapai status gizi ideal adalah
pola makan yang memenuhi pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
dan piramida makanan. PUGS merupakan petunjuk terperinci tentang
cara memperbaiki pola makan yang memuat aneka ragam makanan
dan mengandung seluruh sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
PUGS dikembangkan dengan maksud untuk mencegah dan mengatasi
masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Ada 13 pesan
dasar PUGS, yaitu:
Makanlah aneka ragam makanan, makanlah makanan untuk
memenuhi kecukupan energi, makanlah makanan sumber
karbohidrat setengah dari kebutuhan energi, batasi konsumsi
lemak dan minyak seperempat dari kecukupan energi, gunakan
garam beryodium, makanlah makanan sumber zat besi, berikan
ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya, biasakan makan pagi, minumlah air bersih yang
aman dan cukup jumlahnya, lakukan aktivitas fisik secara teratur,
hindari minuman beralkohol, makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan, bacalah label pada makanan yang dikemas.
(Khomsan dan Anwar, 2008; Adiningsih, 2010).
Sedangkan untuk pengelompokan bahan makanan, didasarkan pada
tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sumber zat energi/tenaga (padi-
padian, tepung-tepungan, umbi-umbian, sagu, dan pisang), sumber zat
pengatur (sayuran dan buah-buahan), dan sumber zat pembangun
(ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahnya,
seperti tempe, tahu, dan oncom)
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
25
Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam
bentuk piramida (kerucut) yang diurutkan berdasarkan banyaknya
jumlah yang digunakan dalam hidangan sehari-hari. (Almatsier, 2011)
Gambar tersebut disebut piramida makanan, seperti gambar berikut:
Gambar 2.1. Piramida makanan
Piramida makanan menggambarkan 4 prinsip gizi seimbang yang
mengandung 4 prinsip dasar, yaitu aneka ragam makanan sesuai
kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik dan memantau berat badan ideal.
Luasnya potongan piramida makanan menunjukkan porsi makanan
yang harus dikonsumsi setiap orang per hari dengan dilapisi oleh air
putih pada tiap potongannya. Air putih tersebut merupakan bagian
terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan
aktif.
Kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas) perhari.
Setelah itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan
golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
26
dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat
golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Jumlah
sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi)
daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah
ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu
(yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di
potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu,
tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak piramida makanan dalam
potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang
dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng
terdapat prinsip gizi seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan
berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena
prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda
menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka
diperlukan beberapa macam piramida makanan untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut (Khomsan
dan Anwar, 2008; Gibney, 2009; Devi, 2010).
d. Frekuensi dan Porsi Makan Anak Balita
Khomsan (2010) menyatakan bahwa frekuensi konsumsi pangan
per hari merupakan salah satu aspek dalam kebiasaan makan.
Frekuensi konsumsi pangan pada anak, ada yang terikat pada pola
makan 3 kali per hari tetapi banyak pula yang mengkonsumsi pangan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
27
antara 5 sampai 7 kali per hari atau lebih. Frekuensi konsumsi pangan
bisa menjadi penduga tingkat kecukupan gizi, artinya semakin tinggi
frekuensi konsumsi pangan, maka peluang terpenuhinya kecukupan
gizi semakin besar. Suatu hasil pengamatan terhadap anak-anak di
negara Barat memperlihatkan bahwa pada kelompok anak yang
frekuensi konsumsi pangannya kurang dari 4 kali per hari
mengkonsumsi energi, protein, vitamin C, dan zat besi (Fe) lebih
rendah dari rata-rata konsumsi anak-anak yang seumur. Sedangkan
konsumsi pada kelompok anak yang frekuensi konsumsi pangannya
lebih dari 6 kali per hari ternyata lebih tinggi dari rata-rata konsumsi
anak yang seumur.
Porsi makan bagi orang dewasa dan balita sangatlah jauh
berbeda, porsi makan anak balita lebih sedikit karena kebutuhan gizi
esensial jumlahnya lebih sedikit yang harus dipenuhi. Selain itu
karakteristik pertumbuhan dan aktivitasnya juga berbeda. Porsi makan
bagi anak balita harus mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai
dengan daya toleransi, tekstur makanannya agak lunak agar mudah
dicerna, memberikan rasa kenyang (Komsatiningrum, 2009).
Makanan selingan perlu diberikan kepada balita terutama jika porsi
makan utama yang dikonsumsi belum mencukupi. Pemberian makanan
selingan tidak boleh berlebihan karena akan mengakibatkan
berkurangnya nafsu makan akibat terlalu kenyang makan makanan
selingan.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
28
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola
makan, yaitu 1) Umur ibu. Orang tua muda, terutama ibu, cenderung
kurang pengetahuan dan pengalaman dalam merawat anak sehingga
mereka umumnya merawat anak didasarkan pada pengalaman orang
tua terdahulu. Selain itu, faktor usia muda juga cenderung menjadikan
seorang ibu akan lebih memperhatikan kepentingannya sendiri
daripada kepentingan anaknya, sehingga kuantitas dan kualitas
perawatan kurang terpenuhi. Sebaliknya, ibu yang lebih berumur
cenderung akan menerima perannya dengan sepenuh hati. 2)
Pengetahuan gizi ibu. Pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan agar
dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat konsumsi gizi.
Jika ibu rumah tangga memiliki pengetahuan gizi yang baik ia akan
mampu untuk memilih makanan-makanan yang bergizi untuk
dikonsumsi. 3) Pendidikan ibu. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap
informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya
hidup sehari-hari, khususnya dalam kesehatan dan gizi. 4) Pekerjaan
ibu. Orang tua yang bekerja terutama ibu akan mempunyai waktu yang
lebih sedikit untuk memperhatikan dan mengasuh anaknya
(Sediaoetama, 2008). 5) Pendapatan keluarga. Berbagai upaya
perbaikan gizi biasanya berorientasi pada tingkat pendapatan. Seiring
makin meningkatnya pendapatan, maka kecukupan akan makanan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
29
dapat terpenuhi. 6) Jumlah anggota keluarga. Banyaknya anggota
keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan. Jumlah anggota
keluarga yang semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya
pendapatan akan menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan
semakin tidak merata.
f. Metode Penilaian Konsumsi Makan
Penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang
digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok.
Berikut ini dijelaskan beberapa metode penilaian konsumsi makan
untuk individu/perorangan, yaitu 1) Meode food recall. Prinsip dari
metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah
bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat ukuran rumah tangga (URT), misalnya sendok,
gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan
sehari-hari. Agar data yang dihasilkan representative, maka recall 24
jam sebaiknya dilalakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-
turut. 2) Metode food frequency. Metode food frequency adalah untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan
atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan
atau tahun. 3) Metode perkiraan makanan (estimated food records).
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang
digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
30
responden diminta untuk mencatat semua yang dia makan dan minum
setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau
menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4
hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut. 4) Metode penimbangan makanan (food feighing). Pada
metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang
dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1
hari. 5) Metode pencatatan (food account). Metode pencatatan
dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan
yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari produksi sendiri,
termasuk harga eceran makanan tersebut. 6) Metode inventaris
(inventory record). Metode inventaris disebut juga log book method.
Prinsipnya dengan cara menghitung/mengkur semua persediaan
makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai
akhir survei. Semua makanan yang diterima, terbuang, tersisa dan
busuk selama penyimpanan dan diberikan kepada orang lain atau
binatang di catat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama periode
pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). 7) Pencatatan
makanan rumah tangga (household food record). Pengukuran dengan
metode ini dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh
responden. Metode ini tidak memperhitungkan sisa makanan yang
terbuang dan dimakan oleh binatang peliharaan dan dianjurkan hanya
untuk daerah tertentu, dimana tidak banyak variasi penggunaan bahan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
31
makanan dalam keluarga (Supariasa et al, 2012; Gibney et al, 2010;
Khomsan, 2010).
Metode-metode diatas juga mempunyai kelemahan, salah satunya
yaitu tidak bisa digunakan untuk mengetahui pola konsumsi maupun
pola makan dengan kasus penyakit kronis, karena penyakit ini timbul
setelah melewati waktu tertentu dan sudah melewati pola konsumsi
makan jangka panjang selama bertahun-tahun (Gibney et al, 2010).
g. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas
WHO (2008) menyatakan bahwa perubahan global pada pola
makan yang cenderung terjadi pada anak obesitas adalah peningkatan
masukan makanan padat energi yang merupakan tinggi lemak dan gula
namun rendah vitamin, mineral, dan mikornutrien sehat lainnya. Pola
makan yang tidak seimbang mengakibatkan ketidakseimbangan energi
sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya gizi lebih dan obesitas.
Faktor-faktor yang berpengaruh dari pola makan terhadap terjadinya
obesitas adalah kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan energi dari
makanan yang dimakan, kebiasaan makan (contoh kebiasaan makan
malam hari), frekuensi makan, dan jenis makanan (Snetselaar, 2008).
Usia balita merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak akan
mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat
dibandingkan dengan ketika masih bayi. Oleh karena itu, pola
pemberian makanan sangat penting diperhatikan. Pola makan yang
baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
32
pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi berlebih
atau sebaliknya kekurangan. Asupan berlebih menyebabkan kelebihan
berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan gizi
(Sulistyoningsih, 2011).
B. Penelitian Relevan
Penelitian Dewi dan Sidiartha (2013) dengan judul ―Prevalensi dan
Faktor Risiko Obesitas Anak Sekolah Dasar Di Daerah Urban dan Rural‖.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah subyek
241 anak sekolah dasar dari daerah urban dan rural di Denpasar. Teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data
dengan Pearson Chi–square, Fisher’s Exact Test, dan regresi logistic,
didapatkan hasil bahwa prevalensi obesitas di daerah urban adalah 21%
sedangkan rural 5%. Anak di daerah urban 3,8 kali menderita obesitas. Faktor
yang paling berhubungan dengan obesitas di daerah urban adalah kebiasaan
anak makan fast food lebih dari 2 kali dalam seminggu, sedangkan di daerah
rural tidak ditemukan faktor yang signifikan berhubungan dengan obesitas.
Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel
terikatnya yaitu obesitas. Perbedaannya terletak pada metode, teknik
sampling, subjek, waktu dan tempat serta uji statistiknya.
Penelitian Purwani dan Mariyam (2013) dengan judul ―Pola Pemberian
Makan dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman
Pemalang‖. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan
cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
33
Subjek penelitian sebanyak 33 responden yang dilaksanakan di Desa
Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada bulan Febuari 2013.
Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan korelasi Chi
Square. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pola
pemberian makan dengan status gizi pada anak usia 1 sampai 5 tahun di Desa
Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Persamaan penelitian ini
dengan rencana penelitian terletak pada variabel bebas. Perbedaannya terletak
pada jenis penelitian, desain penelitian, teknik sampling, subjek, waktu dan
tempat serta uji statistiknya.
Penelitian Sulanto et al (2012) dengan judul ―Breastfeeding and
Decreased Risk For Childhood Obesity‖. Penelitian ini menggunakan desain
case control. Tempat penelitian di dua sekolah dasar yaitu Budi Mulia dan
Tarakanita pada bulan September – November 2010. Subjek adalah siswa
sekolah dasar usia 6-8 tahun yang obesitas sejumlah 68 dan tidak obesitas
sejumlah 68 anak. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
ini adalah pemberian ASI eksklusif menurunkan peluang untuk obesitas pada
anak-anak usia 6-8 tahun. Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian
terletak pada jenis dan desain penelitian serta variabel bebas dan terikat.
Perbedaannya terletak pada subjek, waktu dan tempat, teknik sampling serta
uji statistiknya.
Penelitian Scott et al (2012) dengan judul ―The Relationship Between
Breastfeeding and Weight Status In A National Sample Of Australian
Children And Adolescents‖. Penelitian ini menggunakan analisis sekunder
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
34
dari survey aktivitas fisik dan gizi tahun 2007. Sampel berjumlah 2066,
terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 9 sampai 16 tahun dari seluruh
negara di bagian teritori Australia. Uji statistik menggunakan analisis regresi
logistik. Hasil penelitian ini adalah bahwa anak-anak yang disusui selama ≥ 6
bulan secara signifikan lebih kecil mengalami kelebihan berat badan.
Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel
bebas dan uji statistiknya. Perbedaannya terletak pada jenis dan desain
penelitian, subjek, waktu dan tempat.
Penelitian Sartika (2011) dengan judul ―Faktor Risiko Obesitas Pada
Anak 5-15 Tahun Di Indonesia‖. Penelitian ini menggunakan desain cross
sectional dan menggunakan sumber data sekunder data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Subjek terdiri dari 207.111 anak berusia 5-15
tahun, dan setelah dilakukan cleaning data diperoleh sampel sebanyak
170.699 orang. Analisis data statistik meliputi analisis univariat, bivariat (uji
Chi Square) dan multivariat (uji regresi logistik ganda). Faktor risiko yang
paling berhubungan dengan obesitas pada anak usia 5-15 tahun adalah tingkat
pendidikan anak setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, riwayat
obesitas ayah, kebiasaan olah raga dan merokok serta asupan protein.
Persamaan penelitian ini dengan rencana penelitian terletak pada variabel
terikatnya, yaitu obesitas serta uji statistiknya. Perbedaannya terletak pada
metode dan desain penelitian, teknik sampling, subjek, waktu dan tempat.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
35
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka pikir hubungan pemberian ASI dan pola makan
dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun
Keterangan :
: variabel dalam penelitian
: variabel luar penelitian
Faktor yang
mempengaruhi
pemberian ASI:
1. Pengetahuan
2. Usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Sosial budaya
6. Informasi
7. Faktor fisik ibu
8. Dukungan suami
9.
Faktor yang mempengaruhi
pola makan Balita:
1. Umur ibu
2. Pengetahuan gizi ibu
3. Pendidikan ibu
4. Pekerjaan ibu
5. Pendapatan keluarga
6. Jumlah anggota
keluarga
Faktor lain yang
mempengaruhi obesitas
pada balita:
1. Faktor genetik
2. Status sosial
ekonomi
3. Aktifitas fisik
4. Makanan cepat
saji (fast food)
5. Faktor keluarga
6. Pemberian susu
formula
7. Berat badan lahir
Lama Pemberian ASI
Tingkat kecukupan
energi dan protein
Pola makan
Obesitas pada anak usia 2-5
tahun
Pengeluaran
energi
Asupan
energi
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
36
Obesitas pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
pemberian ASI, pola makan, faktor genetik, status sosial ekonomi, aktivitas
fisik, makanan cepat saji dan faktor keluarga. Secara umum obesitas dapat
disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang diakibatkan karena asupan
energi yang jauh melebihi kebutuhan tubuh. Faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI diantaranya yaitu pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya, informasi, faktor fisik ibu serta dukungan suami.
Usia anak 2-5 tahun merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak
akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat
dibandingkan dengan ketika masih bayi. Oleh karena itu, pola pemberian
makanan sangat penting diperhatikan. Secara umum faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah umur ibu, pengetahuan gizi
ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, serta jumlah
anggota keluarga. Pola makan disini bisa dilihat dari jumlah, jenis dan
frekuensinya. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan
menyebabkan asupan gizi berlebih ataupun kekurangan gizi. Asupan energi
yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan terjadinya obesitas pada balita
(Sulistyoningsih, 2011; Redinger, 2007; Balaban et al, 2004).
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
37
D. Hipotesis
1. Ada hubungan lama pemberian ASI dengan obesitas pada anak usia 2-5
tahun.
2. Ada hubungan pola makan dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
3. Ada hubungan lama pemberian ASI dan pola makan secara bersama-sama
dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Pengajuan judul tesis dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dan
pengumpulan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni
2014. Jadwal penelitian terlampir (Lampiran I).
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan
rancangan case control yaitu suatu penelitian yang mempelajari seberapa jauh
faktor resiko mempengaruhi terjadinya efek, dengan menggunakan
pendekatan retrospektif artinya penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
kelompok yang terkena penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok
tanpa efek (kontrol), kemudian faktor risiko diidentifikasi terjadinya pada
waktu yang lalu.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
39
Gambar 3.1 Skema Rancangan Kasus Kontrol
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita yang berada di wilayah
kabupaten Bantul. Besar populasi penelitian ini adalah 62003 anak.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah anak balita yang berusia 2-
5 tahun yang mengalami obesitas dan berada di wilayah kabupaten
Bantul.
b. Kontrol adalah anak balita yang berusia 2-5 tahun di wilayah
kabupaten Bantul yang tidak mengalami obesitas. Kelompok kontrol
diambil dengan cara melakukan matching terhadap umur dan jenis
kelamin.
Lama pemberian
ASI
Pola makan
Lama pemberian
ASI
Pola makan
Matching: jenis kelamin
dan usia
Efek (-) atau Kontrol :
Anak usia 2-5 tahun
yang tidak obesitas
Efek (+) atau Kasus:
Anak usia 2-5 tahun
yang obesitas Retrospektif
Retrospektif
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
40
Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi berikut ini:
1) Kriteria inklusi
a) Anak balita yang berusia 2-5 tahun yang bertempat tinggal di
wilayah kabupaten Bantul.
b) Anak balita yang berusia 2-5 tahun yang datang ke posyandu
tempat penelitian.
2) Kriteria eksklusi
a) Anak dalam keadaan sakit atau dalam perawatan dokter.
b) Anak yang menderita gangguan psikologi.
c) Anak yang menderita kelainan genetik, misalnya down
syndrom.
c. Estimasi Besar Sampel
Besar sampel untuk penelitian analitik kategorik berpasangan case
control diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2013):
n1=n2=
Keterangan:
Zα : deviat baku alfa
Zβ : deviat baku beta
𝜋 : besarnya diskordan (ketidaksesuaian)
: P1 (1 - P2) + P2 (1-P1)
P1 : proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan
judgement peneliti
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
41
P1 - P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
Pada penelitian ini menggunakan power 80%, sehingga Zβ : 0,842,
dan menggunakan tingkat kesalahan 5%, sehingga Zα : 1,96. Nilai P2
sebesar 0,46 (hasil kepustakaan dari penelitian Saputri, 2014).
Dengan demikian, estimasi besar sampel yang diperlukan sebagai
sumber data pada taraf kepercayaan 95% adalah :
n1=n2=
n1=n2=
n1=n2=
n1=n2= 98
Berdasarkan perhitungan besar sampel diatas, maka besar
sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 kasus dan 98 kontrol.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik cluster sampling dengan cara memilih 2 kecamatan dari 17
kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bantul secara
random.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (X):
X1: Lama pemberian ASI
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
42
X2: Pola makan
b. Variabel terikat (Y): obesitas
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 di
bawah ini:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi
Operasinal
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Data
1 Variabel
bebas:
Lama
pemberian
ASI
Lamanya anak
mendapatkan
asupan ASI sejak
bayi baru lahir
sampai ibu
berhenti
memberikan
ASInya.
Kuesioner Jumlah bulan
dalam
memberikan ASI
pada anak.
Interval
2 Pola
makan
Kebiasaan makan
yang dilakukan
oleh anak balita
dalam memenuhi
kebutuhan energi
di dalam tubuh
yang meliputi
jumlah, jenis, dan
frekuensi makanan
yang dikonsumsi
sehari-hari.
Kuesioner
dengan
skala likert
yang terdiri
dari 5
alternatif
jawaban:
Selalu,
sering,
kadang-
kadang,
pernah, dan
tidak
pernah
Jumlah
perolehan skor
kuesioner pola
makan.
Skor max: 140
Interval
3 Variabel
Terikat:
Obesitas
pada anak
Kelebihan masa
tubuh yang didapat
berdasarkan
perhitungan berat
badan dan tinggi
badan anak usia 2-
5 tahun.
Kuesioner,
Timbangan
injak dan
microtoise
1. Tidak
obesitas jika
Z-score ≤ +2
SD
2. Obesitas jika
Z-score > +2
SD
Nomin
al
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
43
E. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
a. Data Primer
Data primer diperoleh oleh peneliti dari sumber data atau informasi
secara langsung. Data primer yang digunakan meliputi data umum
karakteristik responden, lama pemberian ASI, pola makan, dan
kejadian obesitas anak.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan posyandu,
puskesmas dan Dinkes Bantul.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara
wawancara, observasi dan pengisian kuesioner dengan dibantu oleh 2
asisten peneliti serta kader yang ada diposyandu. Tahap pertama penelitian
dilakukan dengan cara melakukan studi pendahuluan (skrining awal) untuk
menentukan prevalensi obesitas di tiap kecamatan di wilayah kabupaten
Bantul. Setelah itu peneliti menentukan kecamatan yang akan dijadikan
tempat penelitian. Kemudian bekerjasama dengan puskesmas dan kader
posyandu untuk mengkaji status gizi balita pada masing-masing posyandu
di tiap kecamatan yang selanjutnya dilakukan penelitian pada posyandu
yang sudah sudah dikaji kejadian obesitasnya.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
44
Penentuan obesitas dan tidak obesitas dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan)
menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0,1 kg dan alat
pengukur tinggi badan (microtoise) berkapasitas sepanjang 200 cm dengan
ketelitian 0,1 cm. Langkah - langkah pengukuran berat badan, yaitu a)
Responden menggunakan pakaian biasa, isi kantong dikeluarkan, tidak
menggunakan sepatu dan kaos kaki. b) Timbangan diletakkan pada
permukaan yang keras dan rata. c) Responden berdiri diatas timbangan,
pandangan lurus ke depan dan tidak boleh bergerak. d) Membaca berat
badan pada tampilan dan mencatat hasilnya. Sedangkan langkah – langkah
mengukur tinggi badan yaitu a) Alas kaki reseponden dilepas, berdiri
tegak, kaki rapat, lutut lurus. Tumit, pantat, bahu menyentuh dinding
vertikal, pandangan lurus kedepan serta tangan lepas disamping badan
dengan telapak tangan menghadap paha. b) Microtoise ditarik sampai
menyentuh ujung kepala, pegang secara horizontal. c) membaca berat
badan pada tampilan dan mencatat hasilnya dengan ketelitian 0,1 cm.
Setelah melakukan pengkajian obesitas dan tidak obesitas pada anak,
kemudian peneliti melakukan wawancara tentang karakteristik responden
dan lama pemberian ASI, sedangkan pola makan anak diisi sendiri oleh
ibu (orangtua) anak. Sebelum mengisi kuesioner, responden mendapatkan
penjelasan tentang tujuan dan cara pengisian kuesioner dari peneliti.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
45
F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data
1. Data umum tentang karakteristik responden dilakukan melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner identitas responden.
2. Data status gizi untuk kelompok obesitas dan tidak obesitas dikumpulkan
melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan serta buku kesehatan ibu
dan anak (KIA). Berat badan diukur menggunakan timbangan berat badan
dengan ketelitian 0,1 kg dengan kapasitas 120 kg, sedangkan tinggi badan
diukur dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm dan
kepasitas 200 cm.
3. Data lama pemberian ASI diperoleh dengan cara wawancara yang
dilakukan peneliti, sedangkan data pola makan menggunakan kuesioner
jenis skala Likert bentuk check list dengan model lima pilihan jawaban.
Kisi-kisi kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Pola Makan Anak Usia 2-5 tahun
Variabel Indikator Nomor soal Jumlah
Favorable(+) Unfavorable(-)
Pola
makan
Jumlah makanan 3*, 6*, 10, 14,
17
7, 12, 19 8
Jenis makanan 1, 2, 11, 18,
22*, 26, 27*
5*, 15, 16*,
20, 24, 25
13
Frekuensi makan 4, 13, 21, 9 8, 23, 28 7
Jumlah 16 12 28
*tidak valid
Guna memudahkan dalam perhitungan dan analisis data maka
diperlukan skor pada masing-masing butir soal. Pada kuesioner pola
makan digunakan skala Liker dengan rentang skor dari 1-5 mulai dari
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
46
tidak pernah, pernah, kadang – kadang, sering dan selalu. Adapun
panduan skoring kuesioner pola makan disajikan dalam tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Panduan skoring kuesioner pola makan
Pilihan Jawaban Skor jawaban
Favorable (+) Unvaforabel (-)
Selalu 5 1
Sering 4 2
Kadang-kadang 3 3
Pernah 2 4
Tidak Pernah 1 5
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji validitas
Uji validitas adalah untuk menunjukkan tingkat kesahihan atau tingkat
validitas suatu alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas
instrumen menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r : angka korelasi x dan y atau Produtc Moment
x : nilai angka tiap point pertanyaan
y : skor total pertanyaan
xy : skor pertanyaan dikalikan skor total
n : jumlah sampel
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
47
Uji validitas telah dilakukan pada ibu (orang tua) yang mempunyai
balita usia 2-5 tahun. Uji validitas dilakukan dengan mengisi kuesioner
yang terdiri dari 28 pertanyaan tentang pola makan anak dengan jumlah
responden 30 orang.
Jika uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, maka
didapatkan nilai rtabel 0,361 dengan tingkat kemaknaan 5%. Pertanyaan
dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel. Berdasarkan hasil perhitungan
statistik menggunakan Person Correlation Product Moment dengan
bantuan SPSS 21 diperoleh 6 pernyataan yang tidak valid dengan nilai
rhitung < 0,361, yaitu pernyataan no. 3, 5, 6, 16, 22, 27. Item yang tidak
valid dikeluarkan dari perhitungan, walaupun ada sebagian item
pernyataan yang dikeluarkan tidak menjadi permasalahan, karena sudah
ada item pernyataan yang mewakili indikator.
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya.
Dalam hal ini pengujian reliabilitas menggunakan uji Alpha Cronbach
dengan rumus sebagai beriku:
2
2
11 11 t
b
Vk
kr
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
48
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
2
b = jumlah varian butir/item
2
tV = varian total
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7. Pada uji reliabilitas penelitian ini, 22 pernyataan mengenai
pola makan anak didapatkan nilai alpha sebesar 0,720 (alpha ≥ 0,7),
maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang akan dilakukan
adalah analisis univariat bivariat, dan multivariate.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan variabel–
variabel penelitian termasuk karakteristik sampel penelitian dengan tabel
distribusi frekuensi. Pada penelitian ini analisis univariat dapat disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden,
yaitu umur ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
keluarga, jumlah anggota keluarga, jenis kelamin anak, umur anak.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisa ini
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
49
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu lama
pemberian ASI dengan obesitas dan pola makan dengan obesitas. Uji
statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan lama pemberian
ASI dengan obesitas dan hubungan pola makan dengan obesitas
menggunakan uji statistik regresi logistik sederhana, karena keduanya
merupakan data kategorikal dan hanya memiliki satu variabel
independen.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan metode statistik untuk set data
dengan lebih dari satu variabel bebas dan lebih dari satu variabel terikat.
Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi logistik ganda.
Di dalam proses pengolahan data, terdapat langka-langkah yang
harus ditempuh, yaitu:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil
jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan
kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan
lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi
kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa katagori.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
50
Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis
data menggunakan komputer.
c. Entry data
Memasukkan data untuk diolah memakai program
komputer untuk dianalisis.
d. Cleanning
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak saat
memasukan data kedalam komputer.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data
1. Kelompok Umur Ibu
Hasil karakteristik responden berdasarkan kelompok umur ibu didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Ibu
Umur Ibu
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
< 20 tahun 4 3,4 6 5,1
20 – 35 tahun 77 65,8 49 41,9
> 35 tahun 36 30,8 62 53,0
Total 117 100 117 100
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar umur
ibu pada kelompok kasus berusia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 77 orang
(65,8%) sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas ibu berusia lebih
dari 35 tahun yaitu sebanyak 62 orang (53,0%).
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Hasil karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu
didapatkan hasil sebagai berikut :
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidkan Ibu
Pendidikan
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
Tidak sekolah/tdk tamat SD 0 0,0 3 2,7
SD 7 6,0 8 6,8
SMP 55 47,0 19 16,2
SMA 42 35,9 70 59,8
PT 13 11,1 17 14,5
Total 117 100 117 100
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan ibu pada kelompok kasus mempunyai tingkat pendidikan SMP
yaitu sebanyak 55 orang (47,0%) sedangkan pada kelompok kontrol
mayoritas ibu mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 70
orang (59,8%).
3. Pekerjaan Ibu
Hasil karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
Pekerjaan
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
Tidak bekerja 59 50,4 41 35,0
Petani 9 7,7 29 24,8
Pedagang 12 10,2 14 12,0
Wiraswasta 3 2,6 12 10,3
PNS 34 29,1 21 17,9
Total 117 100 117 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
pekerjaan ibu pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol adalah
tidak bekerja yaitu sebanyak 59 orang (50,4%) dan 41 orang (35,0%).
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
53
4. Pendapatan Keluarga
Hasil karakteristik responden berdasarkan pendapatan keluarga didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga
Pendapatan
Kelompok
Kasus
Kelompok
Kontrol
n % n %
< Rp 1.000.000,00 4 3,4 11 9,4
Rp 1.000.000,00 - Rp 2.500.000,00 83 70,9 89 76,1
Rp 2.500.000,00 - Rp 5.000.000,00 30 25,7 17 14,5
Total 117 100 117 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat
pendapatan keluarga pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol
adalah antara Rp 1.000.000,00 - Rp 2.500.000,00 yaitu sebanyak 83 orang
(70,9%) dan 89 orang (76,1%).
5. Jenis Kelamin Anak
Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak
Jenis Kelamin
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
Perempuan 42 35,9 53 45,3
Laki-laki 75 64,1 64 54,7
Total 117 100 117 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas anak pada
kelompok kasus maupun kelompok kontrol adalah laki-laki yaitu sebanyak
75 orang (64,1%) dan 64 orang (54,7%).
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
54
6. Berat Badan Lahir
Hasil karakteristik responden berdasarkan berat badan lahir didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir
Berat Badan Lahir
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
<2500 gram 4 3,4 10 8,5
2500-3500 gram 82 70,1 99 84,7
>3500 gram 31 26,5 8 6,8
Total 117 100 117 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas berat badan
lahir kelompok kasus maupun kelompok kontrol adalah 2500 – 3500 gram
yaitu sebanyak 82 orang (70,1%) dan 99 orang (84,7%).
7. Pemberian ASI eksklusif
Hasil karakteristik responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif
Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
n % n %
ASI eksklusif 28 23,9 63 53,8
ASI tidak eksklusif 89 76,1 54 46,2
117 100 117 100
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus
sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu
sebanyak 89 orang (76,1%) sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas
ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu sebanyak 63 orang
(53,8%).
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
55
8. Lama pemberian ASI, Pola makan, BB, TB, Z-Score
Hasil karakteristik responden berdasarkan lama pemberian ASI, pola
makan, BB, TB, Z-Score didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lama pemberian ASI, Pola makan, BB, TB,
Z-Score
Tidak Obesitas Obesitas
Min Maks Rerata ± SD Min Maks Rerata ± SD
Lama
Pemberian
ASI (bulan)
7,00 24,00 13,92 ± 5,13 1,00 24,00 10,26 ± 5,18
Pola makan
(skor)
66,00 98,00 79,87 ± 6,31 63,00 98,00 81,76 ± 6,35
BB(kg) 8,40 98,00 13,85 ± 8,43 12,80 23,20 18,49 ± 2,13
TB(cm) 71,00 108,00 89,63 ± 10,06 72,00 108,00 91,83 ± 8,31
Z-Score -3,61 2,00 -0,18 ± 0,94 2,08 5,88 3,74 ± 0,97
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rerata lama pemberian
ASI pada kelompok obesitas (10,26) lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok tidak obesitas (13,92), sedangkan rerata pola makan pada
kelompok obesitas lebih banyak (81,76) dibandingkan dengan rerata
kelompok tidak obesitas (79,87).
B. Pengujian Hipotesis
1. Hubungan Lama Pemberian ASI dengan Obesitas
Hasil perhitungan regresi logistik sederhana hubungan lama pemberian
ASI dengan obesitas adalah sebagai berikut:
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
56
Tabel 4.9 Regresi logistik sederhana asosiasi lama pemberian ASI
dengan obesitas
Variabel
Exp(B)
(OR)
CI 95%
Sig. Batas
bawah
Batas
atas
Lama Pemberian ASI 0,870 0,823 0,921 0,000
Constant 1,666
N observasi 234
Nagelkerke R 2
15%
Hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 0,870 sehingga dapat
disimpulkan bahwa lama pemberian ASI merupakan faktor yang dapat
menurunkan risiko terjadinya obesitas sebesar 13%. Estimasi tersebut
secara statistik signifikan dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0.05).
Nilai Negelkerke
R2 sebesar 15% artinya bahwa variabel lama
pemberian ASI mampu berpengaruh pada obesitas sebesar 15% dan
sisanya yaitu sebesar 85% dijelaskan oleh faktor lain diluar model
penelitian.
2. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas
Hasil perhitungan regresi logistik sederhana hubungan pola makan
dengan obesitas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Regresi logistik sederhana asosiasi pola makan dengan
obesitas
Variabel
Exp(B)
(OR)
CI 95%
Sig. Batas
bawah
Batas
atas
Pola Makan 1,049 1,006 1,093 0,025
Constant -3,838
N observasi 234
Nagelkerke R 2
2,9%
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
57
Hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 1,049 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pola makan (jumlah, frekuensi, dan jenis makanan)
merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas
sebesar 1,049 kali. Estimasi tersebut secara statistik signifikan dengan
nilai p sebesar 0,025 (p < 0.05).
Nilai Negelkerke R
2 sebesar 2,9% artinya bahwa variabel pola makan
mampu berpengaruh pada obesitas sebesar 2,9% dan sisanya yaitu sebesar
97,1% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
3. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Pola Makan dengan Obesitas
Hasil perhitungan analisis regresi logistik ganda hubungan lama
pemberian ASI, pola makan, pekerjaan ibu, jenis kelamin anak, berat
badan lahir dan ASI eksklusif dengan obesitas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Analisis regresi logistik ganda
Variabel
Exp(B)
(OR)
CI 95% Sig.
Batas bawah Batas atas
Lama Pemberian ASI 0,855 0,797 0,907 0,000
Pola Makan
Pekerjaan Ibu
1,055 1,004 1,110 0,035
0,003
Pekerjaan Ibu (1)
Pekerjaan Ibu (2)
Pekerjaan Ibu (3)
Pekerjaan Ibu (4)
1,275
0,237
0,693
0,161
0,565
0,074
0,223
0,036
2,876
0,760
2,153
0,720
0,558
0,015
0,525
0,017
Jenis Kelamin (1) 0,664 0,344 1,279 0,221
Berat badan lahir
Berat badan lahir (1)
Berat badan lahir (2)
2,998
17,165
0,742
3,213
12,111
91,708
0,001
0,123
0,001
ASI Eksklusif (1) 3,902 1,965 7,747 0,000
N observasi 234
Nagelkerke R 2
43,3%
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
58
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa lama pemberian ASI merupakan
faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas sebesar 15%,
estimasi tersebut secara statistik signifikan dengan nilai p<0.05.
Sedangkan pola makan anak dapat meningkatkan resiko terjadinya
obesitas sebesar 1,055 kali, artinya semakin banyak jumlah, jenis, dan
frekuensi makanan yang dikonsumsi sehari-hari pada anak maka semakin
berpeluang untuk terjadi obesitas. Estimasi ini secara statistik significan
dengan nilai p<0,05.
Pekerjaan ibu juga berpengaruh terhadap terjadinya obesitas. Ibu yang
bekerja sebagai PNS dapat menurunkan risiko obesitas sebesar 84%
dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta. Estimasi ini
secara statistik signifikan dengan nilai p<0,05. Sedangkan ibu yang
bekerja sebagai wiraswasta dapat menurunkan risiko obesitas sebesar 31%
dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai pedagang, tetapi estimasi
ini secara statistik tidak signifikan dengan nilai p>0,05. Ibu yang bekerja
sebagai pedagang dapat menurunkan risiko obesitas sebesar 77%
dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai petani, estimasi ini secara
statistik signifikan dengan nilai p<0,05. Sedangkan ibu yang bekerja
sebagai petani dapat meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,275 kali
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, tetapi estimasi ini secara
statistik tidak signifikan dengan nilai p>0,05.
Jenis kelamin anak juga berpengaruh terhadap terjadinya obesitas
pada anak usia 2-5 tahun. Jenis kelamin anak laki-laki dapat menurunkan
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
59
risiko terjadinya obesitas sebesar 34%, tetapi estimasi ini secara statistik
tidak signifikan dengan nilai p>0,05. Berat badan lahir juga berpengaruh
terhadap obesitas anak usia 2-5 tahun. Berat badan lahir <2500 gram dapat
meningkatkan risiko obesitas sebesar 17,165 kali dibandingkan dengan
berat badan lahir >3500 gram, estimasi ini secara statistik signifikan
dengan nilai p<0,05. Berat badan lahir >3500 gram juga dapat
meningkatkan risiko obesitas sebesar 2,998 kali dibandingkan dengan
berat badan lahir 2500-3500 gram, tetapi estimasi ini secara statistik tidak
signifikan dengan nilai p>0,05. Selain itu ASI eksklusif juga berpengaruh
terhadap obesitas anak usia 2-5 tahun. Dalam penelitian ini anak dengan
ASI eksklusif dapat meningkatkan risiko obesitas sebesar 3,902
dibandingkan dengan anak tidak ASI eksklusif, estimasi ini secara statistik
signifikan dengan nilai p<0,05.
Nilai Negelkerke
R2 sebesar 43,3% yang artinya bahwa lama
pemberian ASI, pola makan, pekerjaan ibu, jenis kelamin anak, berat
badan lahir, dan ASI eksklusif secara bersama-sama mampu
mempengaruhi kejadian obesitas sebesar 43,3%.
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemberian ASI merupakan
faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas pada anak usia 2-5
tahun. Lama pemberian ASI pada kelompok obesitas rata-rata adalah 10,26
bulan, sedangkan pada kelompok yang tidak obesitas rata-ratanya lebih
banyak yaitu 13,92 bulan. Jadi semakin lama pemberian ASI nya, maka risiko
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
60
terjadinya obesitas semakin kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian Scott et al
(2012) di Australia yang menyatakan bahwa anak-anak yang diberikan ASI
selama ≥ 6 bulan secara signifikan lebih kecil mengalami kelebihan berat
badan. Sebuah penelitian di Jerman juga menyebutkan bahwa pemberian ASI
>6 bulan lebih signifikan mencegah risiko obesitas daripada yang diberikan
ASI selama 3 bulan (Weyermann et al, 2006). Dalam penelitian meta-analisis
juga menyebutkan bahwa lama pemberian ASI dapat menurunkan risiko
terjadinya obesitas pada anak, semakin lama diberikan ASI maka risiko
obesitas semakin kecil (Harder et al, 2005).
Pada penelitian ini lama pemberian ASI secara signifikan berhubungan
dengan obesitas pada anak. Hal ini disebabkan oleh berbagai mekanisme
biologik. Menurut Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa
kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama pemberian
ASI dengan menurunnya risiko terjadinya obesitas, yaitu anak-anak yang
diberi ASI dapat mengatur jumlah susu yang mereka konsumsi, kemampuan
mengatur sendiri pemasukan energi ini berhubungan dengan respons internal
mereka untuk menyadari rasa kenyang yang lebih baik. Selain itu, konsentrasi
leptin (hormon yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan mengatur
lemak dalam tubuh) ditemukan dalam konsentrasi yang lebih seimbang pada
anak-anak yang diberikan ASI daripada anak-anak yang diberi susu formula
(Nguyen, 2010). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dieu et al
(2007) dan Sartika (2011) yang menyatakan bahwa lama pemberian ASI
berhubungan dengan risiko terjadinya obesitas pada anak.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
61
Manfaat ASI untuk mengurangi risiko kelebihan berat badan atau obesitas
telah ada selama beberapa dekade, begitu juga manfaat ASI eksklusif. Akan
tetapi, pada penelitian ini menemukan hasil yang berbeda, yaitu ASI eksklusif
justru meningkatkan risiko obesitas. Sebuah studi baru dalam Journal of
American Medical Association juga menemukan hal yang sama (Martin et al,
2013). Studi ini menyebutkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak
mengurangi ukuran berat badan ataupun mengurangi prevalensi obesitas,
bahkan sebanyak 14%-16% bayi yang dipantau mengalami kelebihan berat
badan, 5% di antaranya mengalami obesitas, hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor lain yang mempengaruhi. Selain itu, menurut penelitian
tersebut ada kemungkinan bahwa ibu mengetahui manfaat ASI, tetapi
ibu/orangtua dengan sengaja meningkatkan frekuensi dan durasi makan anak
agar berat badan dan panjang badan tumbuh dengan cepat.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Owen et al (2005), anak yang diberikan
ASI eksklusif dan di susui dengan baik bisa mengalami kelebihan berat badan
disebabkan karena faktor ibu (status pekerjaan), berat lahir, obesitas orang tua,
kelas sosial yang mengakibatkan kecenderungan bayi diberikan susu formula,
serta makan dan minum berlebih pada anak (over feeding). Pada penelitian ini
terlihat bahwa ibu yang bekerja dengan anak obesitas cukup banyak. Ibu yang
mempunyai kesibukan di luar rumah akan mempengaruhi cara pemberian ASI
eksklusif pada bayi, ibu akan memberikan ASI nya secara rutin dan terjadwal
(feeding style) agar anak tumbuh maksimal dan terlihat gemuk walaupun
ditinggal bekerja diluar. Tidak jarang pula ibu memberikan ASI nya
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
62
menggunakan botol, sehingga takaran ASI yang diminum anak jumlahnya
selalu sama tiap kali bayi diberikan ASI, padahal kebutuhan ASI tiap usia dan
tiap anak berbeda-beda. Berbeda dengan bayi ASI eksklusif yang disusui
langsung oleh ibunya, bayi tersebut akan belajar mengendalikan jumlah ASI
dan kalori yang dikonsumsi sesuai kebutuhan dibandingkan bayi yang minum
dengan botol, yang biasanya lebih sering ―ditarget‖ untuk menghabiskan isi
botol walaupun bayi telah merasa kenyang (Hediger et al. 2001). Hal serupa
juga diunagkapkan oleh Martin et al (2013) bahwa peningkatan durasi
menyusui secara eksklusif positif berhubungan dengan massa tubuh, massa
lemak, lingkar pinggul, lingkar kepala dan lingkar lengan serta kelebihan berat
badan/ obesitas.
Meskipun ASI eksklusif tidak bisa mencegah obesitas, tetapi ASI eksklusif
dan kegiatan menyusui masih penting dan mempunyai banyak manfaat untuk
bayi diantaranya ASI dapat melindungi bayi dari infeksi gastrointestinal,
penyakit kronis dan mengurangi terjadinya diabetes (Gupte, 2004; Nirwana,
2012). Selain itu, bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki kasus eksim dan
infeksi perut yang lebih rendah sekaligus memiliki kemampuan berpikir dan
mengingat lebih baik daripada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
(Martin et al, 2013). Saat ini, WHO (2014) juga merekomendasikan agar ibu
menyusui bayinya secara eksklusif sedikitnya selama enam bulan untuk
menghindari terjadinya diare dan penyakit menular serta untuk menyediakan
energi yang diperlukan bayi yang baru lahir dalam beberapa bulan pertama
kehidupan mereka.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
63
Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko obesitas adalah pola makan.
Pola makan yang tidak seimbang mengakibatkan ketidakseimbangan energi
sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pola makan secara signifikan merupakan faktor yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas sebesar 1,055 kali, artinya
semakin banyak jumlah, jenis, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi
sehari-hari pada anak maka semakin berpeluang untuk terjadi obesitas. Hal ini
sesuai dengan penelitian Moreno dan Rodriguez (2007) yang menyatakan
bahwa pola makan berhubungan dengan risiko terjadinya obesitas pada anak.
Sebuah penelitian di Euro-Amerika dan Afrika Amerika juga menyebutkan
bahwa pola makan, khususnya jumlah total makanan yang dikonsumsi
berhubungan dengan obesitas pada anak (Nicklas et al, 2003). Selain itu
menurut Patro dan Szajewska (2010) obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh
komposisi makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dipengaruhi oleh pola
makannya. Mengurangi makan dan frekuensi makanan ringan, membatasi
konsumsi minuman manis dan makanan ringan dapat dikaitkan dengan
penurunan risiko obesitas.
Faktor-faktor yang berpengaruh dari pola makan terhadap terjadinya
obesitas adalah kuantitas, porsi perkali makan, kebiasaan makan (contoh
kebiasaan makan malam hari), frekuensi makan, dan jenis makanan
(Snetselaar, 2008). Kecenderungan pola makan yang kaya kalori akan menjadi
ketidak seimbangan kalori yang disimpan di jaringan adiposa. Peningkatan
jaringan adiposa akan meningkatkan leptin, sehingga memiliki pengaruh
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
64
terhadap pengaturan keseimbangan enegi. Apabila tidak terjadi keseimbangan
antara energi yang masuk dan keluar maka kelebihan tersebut akan disimpan
menjadi lemak, sehingga mengakibatkan obesitas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Richard & Redinger (2007) yang menyatakan bahwa terjadinya
obesitas secara umum berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam tubuh,
dimana asupan energi (energy intake) lebih tinggi dibandingkan dengan yang
diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh. Keseimbangan energi di dalam
tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam tubuh
yaitu regulasi fisiologis dan metabolism ataupun dari luar tubuh yang
berkaitan dengan gaya hidup (lingkungan) yang akan mempengaruhi
kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
obesitas ±70% dipengaruhi oleh lingkungan dan ±30% oleh genetik (Hill,
2006).
Status pekerjaan ibu juga merupakan faktor yang berhubungan dengan
terjadinya obesitas pada anak. Dalam penelitian ini ibu bekerja, khususnya ibu
yang bekerja sebagai PNS dan pedagang dapat menurunkan risiko terjadinya
obesitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Greve (2010) yang menyatakan
bahwa ibu yang bekerja, khususnya peningkatan jam kerja dapat menurunkan
risiko terjadinya obesitas pada anak. Hal ini mungkin disebabkan karena
jumlah pendapatan keluarga. Ibu yang bekerja dapat menambah pendapatan
keluarga sehingga mempengaruhi daya beli keluarga dalam memenuhi
kebutuhan gizi anak dan anggota keluarga lainnya. Keluarga dengan
pendapatan tinggi dapat membeli makanan apa pun, khususnya makanan sehat
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
65
bergizi (Datar et al, 2013; Nurmalina, 2011; Nirwana, 2012). Selain itu,
perawatan pendidikan informal yang semakin baik juga menjadi faktor yang
dapat menurunkan risiko obesitas anak (Nie & Sousa-Poza. 2014).
Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa berat badan lahir
berhubungan dengan obesitas. Hal ini sesuai dengan penelitian Zarrati et al
(2013) yang menyatakan bahwa berat badan lahir secara signifikan
berhubungan dengan prevalensi obesitas selama masa kanak-kanak. Berat
badan lahir berhubungan dengan waktu pengenalan makanan pendamping
ASI. Mekanisme ini mungkin melibatkan perubahan permanen biologis yang
secara langsung berkaitan dengan regulasi berat badan, seperti adipogenesis,
pengendalian nafsu makan, atau efek pada system saraf pusat yang kemudian
berhubungan dengan perilaku yang mengarah pada obesitas (Gunter et al,
2007; Nielsen et al, 2010).
Ibanez et al (2006) juga menyatakan bahwa obesitas tidak hanya terjadi
pada anak dengan berat badan lahir tinggi, tetapi terjadi juga pada anak-anak
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Kondisi tersebut terjadi seiring
dengan meningkatnya resistensi tubuh terhadap pengaruh hormon insulin
dalam mengatur gula darah pada anak. Anak-anak dengan BBLR akan
mengalami peningkatan berat badan yang lebih cepat yang dinamakan
kecepatan pertumbuhan untuk mengejar kurangnya pertumbuhan berat badan.
Jadi peningkatan berat badan yang cepat selama masa kanak-kanak inilah
yang dapat mengakibatkan peningkatan obesitas (Malgorzata et al, 2013).
Selain itu orang tua juga terpacu untuk mengejar ketinggalan berat badan bayi
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
66
dan mendapatkan berat badan yang normal dengan cara memberikan anak
makan minum ataupun nutrisi secara berlebih dan tidak terkontrol, misalnya
anak diberikan susu formula. Seperti dikutip oleh Quigley et al (2007) dan
Henderson et al (2008) yang menyatakan bahwa bayi yang diberikan susu
formula akan lebih gemuk daripada bayi yang hanya diberikan ASI.
Pemberian susu formula dapat menyebabkan obesitas karena kandungan
protein dan lemak yang terlalu tinggi sehingga dapat mengganggu
metabolisme dalam tubuh bayi.
Berat badan lahir rendah dapat meningkatkan risiko obesitas juga bisa
disebabkan karena aktifitas fisik. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik
rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat karena
kurangnya pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan
(Nugraha, 2009; Mustofa, 2010). Menurut Kopelman (2004) aktivitas fisik
yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg. Pada
penelitian ini tidak ditekankan tentang pemberian susu formula dan aktifitas
anak, sehingga peneliti tidak bisa mengontrol efek pemberian susu formula
dan aktifitas fisik pada bayi berat lahir rendah yang berdampak pada obesitas
anak.
Obesitas pada anak merupakan risiko untuk mengalami penyakit-penyakit
kronik seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gangguan
musculoskeletal (WHO, 2013). Obesitas pada anak juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit respiratorik (asma, sleep apneu) dan masalah
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
67
ortopedi (slipped femoral capital epiphyses) (Soetjiningsih, 2012). Selain itu,
anak yang obesitas cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah
(Nirwana, 2012) dan bisa menimbulkan depresi hingga gangguan psikologis
(Warschburger, 2005). Hal ini mengakibatkan anak obesitas cenderung
terbatas untuk mengembangkan kemampuan dan relasi sosialnya. Selain itu,
kualitas atau kesejahteraan hidup anak obesitas cenderung lebih rendah
dibandingkan anak dengan berat badan normal.
Penanganan obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa, karena
mereka masih dalam taraf tumbuh dan berkembang sehingga memerlukan gizi
dan cara khusus untuk menangani anak yang obesitas tersebut. Ada beberapa
hal penting dalam menangani obesitas anak, diantaranya yaitu pengaturan diet,
peningkatan aktifitas fisik, perbaikan perilaku, serta partisipasi seluruh
anggota keluarga. Olahraga anak dan peran orangtua terhadap aktivitas fisik
akan sangat berpengaruh. Tidak hanya memotivasi anak untuk aktif dalam
berolahraga, tetapi orangtua dapat mempengaruhi hampir di semua aspek
kehidupan anak. Selain itu perlunya ibu memberikan ASI hingga usia 2 tahun
juga sangat berhubungan dalam mencegah terjadinya obesitas karena anak-
anak yang diberi ASI mempunyai kemampuan mengatur sendiri pemasukan
energi yang berhubungan dengan respons internal mereka untuk menyadari
rasa kenyang yang lebih baik. Selain itu, perlu perhatian khusus dari sudut
perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa dikonsumsi
sejak masa anak-anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya.
Pola makan yang baik ini perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
68
kebutuhan gizi sehingga dengan angka kecukupan gizi yang baik, tidak akan
terjadi obesitas.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak meneliti semua
faktor yang berhubungan dengan obesitas. Oleh karena itu, penelitian
mendatang perlu melakukan pengembangan dengan meneliti faktor-faktor
lain yang berhubungan dengan obesitas yaitu aktifitas fisik, tingkat
pendidikan keluarga, konsumsi fast food, dsb. Keterbatasan lain dalam
penelitian adalah hanya meneliti pola makan yang didasarkan pada hasil
kuesioner (jumlah, jenis, dan frekuensi makanan) tanpa meneliti asupan
makan yang dikonsumsi oleh anak, sehingga peneliti tidak dapat mengetahui
jenis asupan gizi yang dikonsumsi oleh anak usia 2 – 5 tahun. Oleh karena itu
penelitian mendatang perlu menggunakan food recall untuk mengetahui
asupan gizi yang dikonsumsi anak. Selain itu, pada pembahasan jenis
pekerjaan ibu lebih berimplikasi pada jumlah pendapatan keluarga, karena
jika dilihat dari jenis pekerjaan ibu, terdapat beberapa faktor perancu yang
juga dapat mempengaruhi terjadinya obesitas, diantaranya adalah pendidikan,
pengetahuan dan pola aktifitas ibu yang akan berpengaruh terhadap cara
pemberian makan maupun pengaturan pola makan dan asupan makan yang
berdampak pada obesitas anak.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Lama pemberian ASI dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas pada
anak usia 2-5 tahun.
2. Pola makan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada anak usia
2-5 tahun.
3. Ada hubungan yang signifikan lama pemberian ASI dan pola makan
secara bersama-sama dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil tersebut maka seorang ibu perlu memberikan ASI
kepada anaknya hingga usia 2 tahun karena dapat menekan terjadinya obesitas
pada anak. Anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah susu yang
mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan energi ini
berhubungan dengan respons internal mereka untuk menyadari rasa kenyang
yang lebih baik. Pola makan pada anak juga perlu diperhatikan karena pola
makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
gizi sehingga tidak akan terjadi obesitas.
Tenaga kesehatan dapat memanfaatkan penemuan dari penelitian ini untuk
melaksanakan program pendidikan kesehatan kepada ibu tentang pentingnya
ASI bagi bayi serta pentingnya mengatur pola makan anak.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
70
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Orang Tua
Bagi orang tua perlu menjaga asupan gizi anak usia 2 – 5 tahun sesuai
dengan kebutuhan anak tersebut, selain itu ibu juga perlu memberikan ASI
hingga usia 2 tahun.
2. Tenaga Kesehatan (dokter dan bidan)
Tenaga kesehatan perlu lebih intensif memberikan pendidikan kesehatan
tentang ASI dan pola makan anak kepada masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya ASI dan pola makan yang baik
agar anak mempunyai kecukupan gizi yang baik, sehingga tidak akan
terjadi obesitas.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi obesitas pada anak.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
78
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Almatsier, S. Susirah, S. Moesijanti, S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Apfelbacher, CJ. Loerbroks, A. Cairns, J. Behrendt, H. Ring, J. Kramer, U. 2008.
Predictors of overweight and obesity in five to seven-year-old children in
Germany: Results from cross-sectional studies. BMC Public Health.
doi:10.1186/1471-2458-8-171.
Badriul, H. 2008. Bedah Asi. Jakarta: Balai Pustaka FKUI
Balaban, G. Silva, GA. 2004. Protective effect of breastfeeding against childhood
obesity. J Pediatr (Rio J). 80(1):7-16.
Baliwati, YF. 2007. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Swadaya
Bonke, J & Greve, J. 2012. Children’s health-related life-styles: How parental
child care affects them. Review of Economics of the Household,
doi10.1007/s11150-012-9157-6
Bowman, SA. Gortmaker, SL. Ebbeling, CB. Pereira, MA. Ludwig, DS. 2004.
Effects of fast-food consumption on energy intake and diet quality among
children in a national household survey. Pediatrics. 113(1):112-8.
Dahlan, S. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Salemba
Medika
De Onis, M. Blossner, M. and Borghi, E. 2010. Global prevalence and trends of
overweight and obesity among preschool children. American Journal of
Clinical Nutrition, 92 (5):1257-1264.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI
_________________. 2012. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian
status gizi anak. Direktorat jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Devi, N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Gramedia
Dewi, RA. dan Sidiartha, GL. 2013. Prevalensi Dan Faktor Risiko Obesitas Anak
Sekolah Dasar Di Daerah Urban Dan Rural. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 44
(4):15-21
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
72
Dieu, HT. Dibley, MJ. Sibbritt, D. Hanh, TT. 2007. Prevalence of overweight and
obesity in preschool children and associated socio-demographic factors in
Ho Chi Minh City, Vietnam. Int J Pediatr Obes.2(1):40-50.
Dinas Kesehatan Bantul. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul: Bantul.
Fikawati, S dan Syafiq, A. 2010. Kajian Implementasi Kebijakan ASI Eksklusif
dan IMD di Indonesia. Makara Kesehatan. 14 (1):17-24.
Gaina, MS. Chandola, T. Marmot, M. and Kagamimori, S. 2009. Mother
employment status and nutritional patterns in Japanese junior high
schoolchildren. International Journal of Obesity. doi:10.1038/ijo.2009.103
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibney, MJ. Margetts, BM. Kearney, JM. Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan
Masayarakat. Jakarta: EGC
Greve, J. 2010. New results on the effect of maternal work hours on children’s
overweight status: does the quality of childcare matter? Labour
Economics. 18(5):579-590
Grummer-Strawn, LM. & Mei, ZG. 2004. Does Breastfeeding Protect Against
Pediatric Overweight? Analysis of Longitudinal Data From the Centers for
Disease Control and Prevention Pediatric Nutrition Surveillance System.
Pediatrics J.113(3):81-86.
Gupte, S. 2004. Pedoman Perawatan Anak, Jakarta: Pustaka Populer Obor
Harder, T. Bergmann, R. Kallischnigg, G. Plagemann, A. 2005. Duration of
breastfeeding and risk of overweight: a meta-analysis. Am J Epidemiol.
162(5):397-403.
Hediger, ML. Overpeck, MD. Kuczmarski, RJ. Ruan, WJ. 2001. Association
between infant breastfeeding and overweight in young children. JAMA.
285(19):2453-60.
Henderson, G. Anthony, MY. McGuire, W. 2007. Formula milk versus maternal
breast milk for feeding preterm or low birth weight infants (Review).
Cochrane Database of Systematic Reviews. doi:
10.1002/14651858.CD002972.pub2.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
73
Hidayati. 2013. Obesitas pada anak.
http://old.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.doc diakses tanggal
19 November 2013
Hill JO. 2006. Understanding and addressing the epidemic of obesity: an energy
balance perspective. Pubmed Dec. 27(7):750-61.
Ibanez, L. Ong, K. Dunger, DB. de Zegher, F. 2006. Early development of
adiposity and insulin resistance after catch-up weight gain in small-for-
gestational-age children. J Clin Endocrinol Metab. 91(6):2153-8.
Istiani, A. & Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Khasanah, N. 2011. ASI atau Susu Formula ya ? Yogyakarta: FlashBook
Khomsan, A & Anwar, F. 2008. Sehat itu Mudah. Jakarta: PT Mizan Publika
_____________.2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Komsatiningrum, 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan
Pendapatan Keluarga dengan Pola Konsumsi Pangan Balita di Desa
Meger Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Skripsi. FK-UNS.
Kopelman, PG. Caterson, I. and Dietz, WH. 2005. Clinical Obesity in adults and
children. London: Blackwell Publishing
Kristiyansari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika
Lazorick, S. Peaker, B. Perrin, EM. Schmid, D. Pennington, T. Yow, A. DuBard,
CA. 2011. Prevention and treatment of childhood obesity: care received by
a state medicaid population. Clin Pediatr (Phila). 50(9):816-26.
Malgorzata, S. Martin-Gronert. Susan, E. Ozanne. 2013. Early life programming
of obesity. Dev. Period Med. 17(1):7-12
Malik, M. & Bakir, A. 2007. Prevalence of Overweight and Obesity among
Children in the United Arab Emirates. Obes. Rev. 8(1):15-20.
Martin, RM. Patel,R. Kramer, MS. Guthrie, L. Vilchuck, K. Bogdanovich, N.
Sergeichick, N. Gusina, N. Foo, Y. Palmer, T. Rifas-Shiman, S. Gillman,
M. Smith, GD. Oken, E. 2013. Effects of Promoting Longer-term and
Exclusive Breastfeeding on Adiposity and Insulin-like Growth Factor-I at
Age 11.5 Years. JAMA. 309(10):1005-1013
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
74
Moreno, LA & Rodriguez, G. 2007. Dietary risk factors for development of
childhood obesity. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 10(3):336-41.
Morton, RF. Hebel, JR. McCarter, RJ. 2009. Panduan Studi Epidemiologi dan
Biostatistika. Edisi 5. Jakarta: EGC
Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Mustofa, A. 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan
Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta:
Hanggar Kreator.
Neumark-Sztainer, D. Hannan, PJ. Story, M. Croll, J. and Perry, C. 2003. Family
meal patterns, associations with socio-demographic characteristics and
improved dietary intake among adolescents. Journal of the American
Dietetic Association. 103(3):317–22
Nicklas, TA. Yang, SJ. Baranowski, T. Berenson, G. 2003. Eating patterns and
obesity in children. The Bogalusa Heart Study. Am J Prev Med. 25(1):9-16
Nie, P & Sousa-Poza, A. 2014. Maternal employment and childhood obesity in
china: evidence from the china health and nutrition survey. Applied
Economics. doi 10.1080/00036846.2014.902025
Nirwana. 2012. Obesitas Anak dan Permasalahannya. Yogyakarta: Numed
Nugraha, GI. 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih, RR. dan
Wiramihardja, KK. (Editor). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis.
Jakarta: Sagung Seto.
Nurmalina, R. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bandung :Elex Media
Komputindo.
Nguyen, PT. 2005. Breast-Feeding Lowers Childhood Obesity. Nutrition Bytes,
10(1):1-5
Nguyen, DM. & El-Serag, HB. 2010. The Epidemiology of Obesity.
Gastroenterol Clin North Am, 39(1) : 1-7
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Ogden, CL. Carroll, MD. Fryar, CD. 2012. Prevalence of Obesity Among
Children and Adolescents: United States, Trends 1963–1965 Through
2009–2010. Health E-Statistic. Diunduh dari
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
75
http://www.cdc.gov/nchs/data/hestat/obesity_child_09_10/obesity_child_0
9_10.pdf, pada 12 Januari 2014.
Ogden, CL. Carroll, MD. Kit, BK. Flegal, KM. 2012. Prevalence of obesity and
trends in body mass index among US children and adolescents, 1999–
2010. JAMA.307:483–90.
Owen, CG. Martin, RM. Whincup, PH. Smith, GD. Cook, DG. 2005. Effect of
infant feeding on the risk of obesity across the life course: a quantitative
review of published evidence. Pediatrics. 115(5):1367-77.
Panagiotakos. Rena, I. Kosti, DB. 2006. The epidemic of obesity in children and
adolescents in the world. Cent Eur J Publ Health. 14 (4): 151–159
Patro, B and Szajewska, H. 2010. Meal patterns and childhood obesity. Curr Opin
Clin Nutr Metab Care. 13(3):300-4.
Peebles, R. 2008. Adolescent obesity: etiology, office evaluation, and treatment.
Adolesc Med State Art Rev. 19(3):380-405
Prasetyono, DS. 2009. ASI Ekslusif, Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya.
Jogjakarta. Diva Press
Proverawati, A. & Asfuah, S. 2009. Buku Ajar Gizi Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:
Muha Medika
Purwani,E & Mariyam. 2013. Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak
Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabupaten Taman Pemalang. Jurnal
Keperawatan Anak. 1 (1):30-36
Quigley, MA. Henderson, G. Anthony, MY. McGuire, W. 2007. Formula milk
versus donor breast milk for feeding preterm or low birth weight infants.
Cochrane Database of Systematic Reviews. doi:
10.1002/14651858.CD002971.pub3
Reinehr, T. 2013. Type 2 diabetes mellitus in children and adolescents. World
Journal Diabetes. 4 (8): 270-281
Richard, N & Redinger, MD. 2007. The pathophysiology of obesity and its
clinical manifestations. Gastroenterol Hepatol (N Y). 3(11):856-63.
Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Depkes RI
________ 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan: Depkes RI
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
76
Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Riyanto. 2010. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Numed
Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Cetakan Keenam. Jakarta : Trubus
Agriwidya.
Saputri, EL. & Syauqy, A. 2014. Hubungan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif
Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak. Journal of Nutrition College. 3(1):
1-8
Sartika, RAD. 2011. Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia.
Makara kesehatan Volume 15, JUNI: 37-43
Schuch, I. Castro, TG. Vasconcelos, FA. Dutra, CL. Goldani, MZ. 2013. Excess
weight in preschoolers: prevalence and associated factors. J Pediatr (Rio
J). 89(2):179-88.
Scott, JA. & Cobiac, L. 2012. The relationship between breastfeeding and weight
status in a national sample of Australian children and adolescents. BMC
Public Health. doi:10.1186/1471-2458-12-107
Sitorus, R. 2008. Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung: Yama Widya.
Sjarif, DR.. 2011. Obesitas Anak dan Remaja. Dalam: Sjarif, DR. Lestari, ED.
Mexitalia, M. Nasar, SS. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik. Jakarta: IDAI, 230 – 241
Snetselaar, LG. 2008. Intervention: Counseling for change. In: Mahan LK, Escott-
Stump. eds. Krause’s Food & Nutrition Therapy. 12th
ed. St. Louis:
Saunders Elsevier.
Sudarmoko, AD. 2013. Pegangan Wajib Kesehatan Balita. Yogyakarta: Gelar
Sugiyono. 2010. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sulanto, A. Wandita, S. Julia, M. 2012. Breastfeeding and decreased risk for
childhood Obesity. Paediatrica Indonesiana. 52(1):7-13
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Ibu Dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu
Supariasa, IDN. Bakri, B. Fajar, I. 2012. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC
Toschke, AM. Kuchenhoff, H. Koletzko, B. Von, KR. 2005. Meal frequency and
childhood obesity. Obes Res. 13(11):1932-8.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
77
Vafa, M1. Moslehi, N. Afshari, S. Hossini, A. Eshraghian, M. 2012. Relationship
between breastfeeding and obesity in childhood. J Health Popul Nutr.
30(3):303-10.
Veldhuis, L. Vogel, I. Rossem, L. Renders, CM. HiraSing, RA. Mackenbach, JP
and Raat, H. 2013. Influence of Maternal and Child Lifestyle-Related
Characteristics on the Socioeconomic Inequality in Overweight and
Obesity among 5-year-old Children; The ―Be Active, Eat Right‖ Study.
International Journal of Environmental Research and Public Health.
10:2336-2347
Wardle, J. 2007. Eating Behavior and Obesity. Obes. Rev. 8(1): 73-75.
Warschburger, P. 2005. The unhappy obese child. Int J Obes (Lond). 29(2):127-9.
(Abstr).
Weekly. 2013. Vital Signs: Obesity Among Low-Income, Preschool-Aged
Children — United States, 2008–2011. CDC: 62(31);629-634
WHO. 2013 Overweight and obesity.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html diakses
tanggal 12 Januari 2014.
________. 2014. Obesity, situation and trends.
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/obesity_text/en/ diakses tanggal
12 Januari 2014.
________. 2014. BMI Classification.
http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html diakses tanggal
20 Januari 2014.
Weyermann, M. Rothenbacher, D. Brenner, H. 2006. Duration of Breastfeeding
and Risk of Overweight in Childhood: A Prospective Birth Cohort Study
from Germany. International Journal of Obesity. 30:1281-1287
Widoyoko, EP. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Zarrati, M. Shidfar, F. Moradof,M. Nejad, FN. Keyvani, H. Hemami, MR.
Razmpoosh,E. 2013. Relationship between Breast Feeding and Obesity in
Children with Low Birth Weight. Iran Red Crescent Med J. 15(8): 676-82.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
78
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
79
Lampiran I
RENCANA WAKTU PENYUSUNAN TESIS PROGRAM STUDI MAGISTER
KEDOKTERAN KELUARGA MINAT UTAMA PENDIDIKAN PROFESI
KESEHATAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan Judul,
Penyusunan, dan
Konsultasi Usulan Tesis
2. Seminar Usulan Tesis
3. Perbaikan dan konsultasi
Usulan Tesis
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Penyusunan dan
konsultasi Laporan Tesis
6. Seminar Laporan Tesis
7. Perbaikan dan konsultasi
Laporan Tesis
8. Penyusunan dan
konsultasi Publikasi
Karya IImiah
9. Seminar Publikasi Karya
Ilmiah
10. Perbaikan dan
Konsultasi Publikasi
Karya IImiah
11. Penjilidan dan
pengumpulan Tesis
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
80
Lampiran 2
PENGANTAR KUESIONER
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Dengan ini saya,
Nama : Peta Puspita Dewi
NIM : S541302087
Pendidikan : Mahasiswa Semester III Prodi Kedokteran Keluarga
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Akan mengadakan suatu penelitian untuk menyusun Tesis yang berjudul
‖Asosiasi Antara Lama Pemberian ASI dan Pola Makan Dengan Obesitas Pada
Anak Usia 2-5 Tahun‖ guna menyelesaikan tugas akhir Pascasarjana FK UNS.
Untuk itu peneliti dengan hormat memohon kepada ibu-ibu untuk meluangkan
waktunya guna memberikan jawaban sejujur-jujurnya atas pertanyaan–pertanyaan
pada daftar kuesioner di bawah ini dengan ikhlas tanpa prasangka. Jawaban yang
diberikan semata-mata hanyalah untuk kepentingan studi dan penelitian tanpa ada
maksud-maksud lain.
Demikian pengantar kuesioner ini saya buat, atas kesediaan dan kerjasamanya
peneliti ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Hormat Saya,
Peneliti
Peta Puspita Dewi
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
81
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Alamat:
Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan mengisi
kuesioner dengan jujur terhadap penelitian yang dilakukan oleh Peta Puspita Dewi
yang berjudul ‖Asosiasi Antara Lama Pemberian ASI dan Pola Makan Dengan
Obesitas Pada Anak Usia 2-5 Tahun‖. Saya berharap hasil yang diberikan akan
dijaga kerahasiannya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Bantul, 2014
Responden
( )
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
82
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
ASOSIASI ANTARA LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN
DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
Tanggal Wawancara : _________________
Petunjuk: Isilah pada poin jawaban yang disediakan!
Karakteristik Responden Jawaban
A. Karakteristik ibu
1. Umur :
a. < 25 tahun
b. 25 – 35 tahun
c. > 35 tahun
2. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah/Tidak tamat SD
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan :
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Pedagang
d. Swasta
e. Wiraswasta
f. Pegawai Negeri (PNS)
4. Pendapatan :
a. < Rp 1.000.000,00
b. Rp 1.000.000,00 – Rp 2.500.000,00
c. Rp 2.500.000,00 – Rp 5.000.000,00
d. > Rp 5.000.000,00
A. Karakteristik Anak
1. Jenis kelamin :
2. Tanggal lahir :
3. Umur :
Kode:
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
83
4. Berat badan lahir :
a. <2500 gram
b. 2500 – 3500 gram
c. > 3500 gram
B. Riwayat Penyakit
1. Apakah dalam beberapa bulan terakhir anak
ibu sedang sakit/sedang dalam perawatan
dokter?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika iya, sebutkan penyakit yang di derita!
a. Diabetes Mellitus
b. Asma
c. Lain-lain, sebutkan……..
C. Hasil Pengukuran Status Gizi (diisi oleh petugas)
1. Umur :
2. Jenis Kelamin :
3. Berat badan :
4. Tinggi/panjang badan :
5. Nilai z-score :
D. Kuesioner Lama Pemberian ASI
1. Apakah anak ibu diberi ASI?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif (ASI saja) sampai bayi umur 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
3. Berapa lama ibu memberikan ASI pada anak anda? Sebutkan………..bulan.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
84
E. Kuesioner Pola Makan Anak
Berikan tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan!
Keterangan :
SL : Selalu P : Pernah
S : Sering TP : Tidak Pernah
KD : Kadang – kadang
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SL S KD P TP
1. Anak mengkonsumsi makanan yang bersih
dan bergizi lengkap (misalnya sayuran, lauk
pauk, buah-buahan) setiap hari.
2. Anak mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat (misalnya: nasi,
singkong, jagung, ubi, mie, roti) setiap hari.
3. Anak mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat (misalnya:
nasi, singkong, jagung, ubi, mie, roti)
sebanyak 3-8 porsi sehari
4. Frekuensi makan anak sebanyak 3x sehari
disertai 2x makanan selingan.
5. Anak terbiasa makan-makanan instan
tanpa label resmi dari BPOM.
6. Anak mengkonsumsi lauk pauk
(misalnya: ayam, daging, telur, ikan)
sebanyak 2-3 porsi sehari
7. Anak lebih banyak mengkonsumsi daging
dan gorengan.
8. Anak makan sesuai keinginannya.
9. Setiap hari anak makan pagi.
10. Anak mengkonsumsi sayur-sayuran
(misalnya: wortel, bayam, kangkung, dll)
sebanyak 3-5 porsi sehari.
11. Anak mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein (misalnya: daging,
telur, ikan, tahu, tempe, susu, dll) setiap
hari.
12. Anak lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat (misalnya:
nasi, singkong, jagung, ubi, mie, roti).
13. Anak makan pagi, siang, dan malam secara
teratur
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
85
14. Anak mengkonsumsi buah-buahan
sebanyak 2-3 porsi sehari
15. Anak mengkonsumsi minum-minuman
manis dan bersoda (misalnya Fanta, coca
cola, susu kotak, dll).
16. Anak mengkonsumsi makanan yang
mengandung bahan pengawet.
17. Dalam memasak menggunakan garam
beryodium tidak lebih dari 1 sendok teh/hari
18. Anak lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang direbus dan dipanggang daripada
makanan yang digoreng.
19. Anak minum-minuman manis
(teh,sirup,susu,dll) lebih dari 3 gelas setiap
hari.
20. Anak mengkonsumsi makanan siap
saji/makanan jajanan (misalnya: hamburger,
pizza, fried chicken, dll)
21. Pada waktu bayi anak diberikan ASI
eksklusif (ASI saja) sampai usia 6 bulan
22. Anak mengkonsumsi makanan yang
beragam dan seimbang.
23. Anak mulai mengkonsumsi makanan
pendamping ASI (MP-ASI), misalnya
bubur, madu, jus, pisang, mulai usia kurang
dari 6 bulan.
24. Anak mengkonsumsi
multivitamin/suplemen makanan tanpa
rekomendasi dari dokter.
25. Makanan yang dikonsumsi anak sama
dengan makanan yang dikonsumsi orangtua.
26. Setelah selesai makan, anak diberi minum
air putih secukupnya.
27. Anak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak (misalnya: susu
fullcream, minyak sayur, kuah daging,
jeroan, keju, mentega, santan) dalam jumlah
sedikit.
28. Frekuensi makanan selingan pada anak
lebih banyak daripada frekuensi makanan
pokoknya.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
86
Lampiran 5
TABEL HASIL ANALISIS PENELITIAN
1. Validitas Instrument Pola Makan Anak Usia 2-5 Tahun
Item Statistik Keterangan
item1
Pearson Correlation .433 Valid
Sig. (2-tailed) .017
N 30
item2
Pearson Correlation .444 Valid
Sig. (2-tailed) .014
N 30
item3
Pearson Correlation -.044 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .819
N 30
item4
Pearson Correlation .531 Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 30
item5
Pearson Correlation -.144 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .446
N 30
item6
Pearson Correlation .217 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .250
N 30
item7
Pearson Correlation .680 Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item8
Pearson Correlation .450 Valid
Sig. (2-tailed) .013
N 30
item9
Pearson Correlation .391 Valid
Sig. (2-tailed) .033
N 30
item1
0
Pearson Correlation .548 Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 30
item1
1
Pearson Correlation .516 Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 30
item1
2
Pearson Correlation .389 Valid
Sig. (2-tailed) .033
N 30
item1
3
Pearson Correlation .542 Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 30
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
87
item1
4
Pearson Correlation .510 Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 30
item1
5
Pearson Correlation .377 Valid
Sig. (2-tailed) .040
N 30
item1
6
Pearson Correlation -.289 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .122
N 30
item1
7
Pearson Correlation .688 Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item1
8
Pearson Correlation .761 Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item1
9
Pearson Correlation
.558
Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
item2
0
Pearson Correlation .416 Valid
Sig. (2-tailed) .022
N 30
item2
1
Pearson Correlation .407 Valid
Sig. (2-tailed) .025
N 30
item2
2
Pearson Correlation .221 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .241
N 30
item2
3
Pearson Correlation .361 Valid
Sig. (2-tailed) .050
N 30
item2
4
Pearson Correlation .462 Valid
Sig. (2-tailed) .010
N 30
item2
5
Pearson Correlation .476 Valid
Sig. (2-tailed) .008
N 30
item2
6
Pearson Correlation .407 Valid
Sig. (2-tailed) .025
N 30
item2
7
Pearson Correlation .091 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .631
N 30
item2
8
Pearson Correlation .680 Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
88
Jumla
h
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
P tabel : 0,361
Nilai p>0,361 : Valid
2. Reliabilitas Instrument Pola Makan Anak Usia 2-5 Tahun
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.720 23
3. Tabel Distribusi Frekuensi Kontrol (Tidak Obesitas)
Statistics
Lama_ASI Pola_Makan Berat_Badan Tinggi_Badan Z_Score
N Valid 117 117 117 117 117
Missing 0 0 0 0 0
Mean 13.9231 79.8718 13.8581 89.6325 -.1831
Median 12.0000 80.0000 12.5000 89.0000 -.3000
Mode 10.00 80.00 12.00 95.00 -.50
Std. Deviation 5.13802 6.31028 8.43437 10.06881 .94818
Variance 26.399 39.820 71.139 101.381 .899
Skewness .849 .187 8.715 -.013 -.066
Std. Error of Skewness .224 .224 .224 .224 .224
Kurtosis -.515 -.244 86.886 -1.073 .671
Std. Error of Kurtosis .444 .444 .444 .444 .444
Minimum 7.00 66.00 8.40 71.00 -3.61
Maximum 24.00 98.00 98.00 108.00 2.00
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
89
4. Tabel Distribusi Frekuensi Kasus (Obesitas)
Statistics
Lama_ASI Pola_Makan Berat_Badan Tinggi_Badan Z_Score
N Valid 117 117 117 117 117
Missing 0 0 0 0 0
Mean 10.2650 81.7607 18.4906 91.8333 3.7415
Median 10.0000 81.0000 18.5000 93.0000 3.8100
Mode 12.00 80.00 18.00 90.00 4.00
Std. Deviation 5.18019 6.35128 2.13020 8.31997 .97663
Variance 26.834 40.339 4.538 69.222 .954
Skewness .354 -.083 -.122 -.398 .019
Std. Error of Skewness .224 .224 .224 .224 .224
Kurtosis -.328 .213 -.262 -.716 -.926
Std. Error of Kurtosis .444 .444 .444 .444 .444
Minimum 1.00 63.00 12.80 72.00 2.08
Maximum 24.00 98.00 23.20 108.00 5.88
5. Analisis Logistik Regresi Sederhana Lama Pemberian ASI Dengan
Obesitas
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 234 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 234 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 234 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Obesitas 0
Obesitas 1
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
90
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0 1 324.393 .000
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 324.393
c. Estimation terminated at iteration number 1
because parameter estimates changed by less than
.001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 0 Obesitas
Tidak Obesitas 0 117 .0
Obesitas 0 117 100.0
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .000 .131 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Lama_ASI 26.327 1 .000
Overall Statistics 26.327 1 .000
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
91
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant Lama_ASI
Step 1
1 296.784 1.488 -.123
2 296.463 1.659 -.138
3 296.463 1.666 -.139
4 296.463 1.666 -.139
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 324.393
d. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 27.930 1 .000
Block 27.930 1 .000
Model 27.930 1 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 296.463a .113 .150
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 39.736 8 .000
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
92
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Obesitas = Tidak Obesitas Obesitas = Obesitas Total
Observed Expected Observed Expected
Step 1
1 17 16.672 3 3.328 20
2 10 15.957 12 6.043 22
3 16 17.850 13 11.150 29
4 10 6.231 1 4.769 11
5 11 14.515 18 14.485 29
6 14 6.522 0 7.478 14
7 19 15.101 16 19.899 35
8 11 11.137 17 16.863 28
9 9 8.226 16 16.774 25
10 0 4.790 21 16.210 21
Classification Tablea
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 1 Obesitas
Tidak Obesitas 64 53 54.7
Obesitas 47 70 59.8
Overall Percentage 57.3
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
Lama_ASI -.139 .029 23.315 1 .000 .870 .823 .921
Constant 1.666 .367 20.613 1 .000 5.289
a. Variable(s) entered on step 1: Lama_ASI.
Correlation Matrix
Constant Lama_ASI
Step 1 Constant 1.000 -.926
Lama_ASI -.926 1.000
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
93
6. Analisis Logistik Regresi Sederhana Pola Makan Dengan Obesitas
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 234 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 234 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 234 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Obesitas 0
Obesitas 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0 1 324.393 .000
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 324.393
c. Estimation terminated at iteration number 1
because parameter estimates changed by less than
.001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 0 Obesitas
Tidak Obesitas 0 117 .0
Obesitas 0 117 100.0
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
94
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .000 .131 .000 1 1.000 1.000
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pola_Makan 5.137 1 .023
Overall Statistics 5.137 1 .023
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant Pola_Makan
Step 1
1 319.203 -3.757 .046
2 319.201 -3.838 .047
3 319.201 -3.838 .047
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 324.393
d. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter
estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 5.192 1 .023
Block 5.192 1 .023
Model 5.192 1 .023
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 319.201a .022 .029
a. Estimation terminated at iteration number 3 because
parameter estimates changed by less than .001.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
95
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.598 8 .581
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Obesitas = Tidak Obesitas Obesitas = Obesitas Total
Observed Expected Observed Expected
Step 1
1 14 14.525 9 8.475 23
2 10 9.805 7 7.195 17
3 19 14.931 8 12.069 27
4 6 8.000 9 7.000 15
5 9 9.387 9 8.613 18
6 15 14.780 14 14.220 29
7 9 9.825 11 10.175 20
8 10 12.066 16 13.934 26
9 9 11.070 17 14.930 26
10 16 12.611 17 20.389 33
Classification Tablea
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 1 Obesitas
Tidak Obesitas 73 44 62.4
Obesitas 56 61 52.1
Overall Percentage 57.3
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
Pola_Makan .047 .021 5.031 1 .025 1.049 1.006 1.093
Constant -3.838 1.716 5.001 1 .025 .022
a. Variable(s) entered on step 1: Pola_Makan.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
96
Correlation Matrix
Constant Pola_Makan
Step 1 Constant 1.000 -.997
Pola_Makan -.997 1.000
7. Analisis Logistik Regresi Ganda Lama Pemberian ASI, Pola Makan,
Pekerjaan Ibu, Jenis kelamin anak, Berat badan lahir, dan Pemberian
ASI eksklusif Dengan Obesitas
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 234 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 234 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 234 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Obesitas 0
Obesitas 1
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
97
Categorical Variables Codings
Frequency Parameter coding
(1) (2) (3) (4)
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 100 1.000 .000 .000 .000
Petani 38 .000 1.000 .000 .000
Pedagang 26 .000 .000 1.000 .000
Wiraswasta 15 .000 .000 .000 1.000
PNS 55 .000 .000 .000 .000
BBL
2500-3500 181 1.000 .000
>3500 39 .000 1.000
<2500 14 .000 .000
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif 143 1.000
ASI Eksklusif 91 .000
Jenis Kelamin Anak Perempuan 95 1.000
Laki-laki 139 .000
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 0 Obesitas
Tidak Obesitas 0 117 .0
Obesitas 0 117 100.0
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .000 .131 .000 1 1.000 1.000
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
98
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables
Lama_ASI 26.327 1 .000
Pola_Makan 5.137 1 .023
Pekerjaan_Ibu 22.393 4 .000
Pekerjaan_Ibu(1) 5.658 1 .017
Pekerjaan_Ibu(2) 12.567 1 .000
Pekerjaan_Ibu(3) .173 1 .677
Pekerjaan_Ibu(4) 5.770 1 .016
Jenis_Kelamin(1) 2.144 1 .143
BBL 17.732 2 .000
BBL(1) 7.050 1 .008
BBL(2) 16.277 1 .000
ASI_Eksklusif(1) 22.028 1 .000
Overall Statistics 76.057 10 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 91.763 10 .000
Block 91.763 10 .000
Model 91.763 10 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 232.630a .324 .433
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than .001.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
99
Classification Tablea
Observed
Predicted
Obesitas Percentage
Correct Tidak Obesitas Obesitas
Step 1 Obesitas
Tidak Obesitas 87 30 74.4
Obesitas 27 90 76.9
Overall Percentage 75.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
Lama_ASI -.157 .035 20.678 1 .000 .855 .799 .914
Pola_Makan .054 .026 4.437 1 .035 1.055 1.004 1.110
Pekerjaan_Ibu 15.862 4 .003
Pekerjaan_Ibu(1) .243 .415 .343 1 .558 1.275 .565 2.876
Pekerjaan_Ibu(2) -1.439 .595 5.859 1 .015 .237 .074 .760
Pekerjaan_Ibu(3) -.367 .579 .403 1 .525 .693 .223 2.153
Pekerjaan_Ibu(4) -1.829 .766 5.703 1 .017 .161 .036 .720
Jenis_Kelamin(1) -.410 .335 1.500 1 .221 .664 .344 1.279
BBL 14.358 2 .001
BBL(1) 1.098 .712 2.376 1 .123 2.998 .742 12.111
BBL(2) 2.843 .855 11.057 1 .001 17.165 3.213 91.708
ASI_Eksklusif(1) 1.362 .350 15.141 1 .000 3.902 1.965 7.747
Constant -4.194 2.182 3.695 1 .055 .015
a. Variable(s) entered on step 1: Lama_ASI, Pola_Makan, Pekerjaan_Ibu, Jenis_Kelamin, BBL, ASI_Eksklusif.
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
100
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
101
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
102
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
103
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
PETA PUSPITA DEWI
S541302087
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014