142
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN BERPACARAN PADA INDIVIDU DEWASA AWAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Prisca Nanda Prasetyaningtyas 169114064 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DAN KOMITMEN BERPACARAN

PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Prisca Nanda Prasetyaningtyas

169114064

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

iv

HALAMAN MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! – Roma 12: 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dipersembahkan untuk:

Kedua orang tua, kakak, adik,

Keluarga besar,

Sahabat dan teman-teman,

Yang selalu mendukungku di kala sedih dan senang.

Terima kasih untuk kasih sayang, doa, dan dukungan yang masih diberikan sampai saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dari daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Januari 2021

Penulis,

Prisca Nanda Prasetyaningtyas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

vii

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN

BERPACARAN PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

Prisca Nanda Prasetyaningtyas

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 1.090 individu dewasa awal berusia 18-25 tahun yang sedang berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel random sampling dan menggunakan metode dua skala Likert, yaitu skala komunikasi interpersonal serta skala komitmen berpacaran. Uji coba skala menghasilkan koefisien reliabilitas pada skala komunikasi interpersonal sebesar 0,947 dan pada skala komitmen berpacaran sebesar 0,748. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho one-tailed karena data tidak tidak terdistribusi normal. Hasil uji korelasi menujukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,645 dan nilai signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,01). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran.

Kata kunci: komunikasi interpersonal, komitmen berpacaran, individu dewasa awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

viii

RELATION BETWEEN INTERPERSONAL COMMUNICATION AND

RELATIONSHIP COMMITMENT AT EARLY INDIVIDUAL ADULTHOOD

Prisca Nanda Prasetyaningtyas

ABSTRACT

This research intended to know the relation between interpersonal communication and relationship commitment at early individual adulthood. The hypothesis proposed in this research was there is a positive correlation between interpersonal communication and relationship commitment at early individual adulthood. The subjects of this research were 1.090 people in their early individual adulthood age 18 – 25 years old currently in dating. This research was a quantitative research with random sampling method and used two Likert scale method, there are interpersonal communication scale and relationship commitment scale. The scale’s try out resulted

reliability coefficient for interpersonal communication scale is 0,947 and for relationship commitment scales is 0,748. The data was analyzed by Spearman’s Rho

one-tailed correlation method because the data were not distributed normally. The results of correlation test are the correlation coefficient value is 0,645 and the signification value is (p) = 0,000 (p < 0,01). Based on the result, it can be concluded that there is a positive and significant correlation between interpersonal communication and relationship commitment. Keywords: interpersonal communication, relationship commitment, early individual adulthood.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Prisca Nanda Prasetyaningtyas

NIM : 169114064

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan karya ilmiah berjudul:

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN

BERPACARAN PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk

menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, serta mengelolanya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 26 Januari 2021

Yang menyatakan

(Prisca Nanda Prasetyaningtyas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

dan rahmat-Nya hingga saat ini sehingga penulis bisa menyelesaikan studi dan

menyelesaikan tugas akhir dengan baik dan tepat waktu-Nya. Penulis menyadari

bahwa dalam mengerjakan skripsi ini, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga

yang banyak sehingga masih terdapat kekurangan dalam tulisan ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah memberi dukungan dan semangat baik secara langsung ataupun tidak

langsung :

1. Tuhan Yesus sebagai penolong nomor satu ketika penulis berada di titik

terendah dalam proses ini. Pertolongan dari-Nya membuat penulis mampu

melewati setiap proses dengan baik dan indah pada waktu-Nya.

2. Ibu Dr. Titik Kristiyanti, M. Psi., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Monica E. Madyaningrum, M. App., Ph. D selaku Kepala Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dr. Maria Laksmi Anantasari, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih atas waktu dan tenaga yang sudah Ibu berikan kepada saya.

Selama ini saya menyadari saya memiliki progres yang kurang cukup baik,

namun Ibu tetap memberi saya motivasi dan kesabaran kepada saya. Semoga

Ibu tetap menjadi sosok yang mengayomi anak-anak bimbingan dengan penuh

perhatian dan kesabaran.

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberi materi dan sharing berbagai hal yang bisa mengantarkan kami menuju

dunia pekerjaan.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung selama saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xi

berkuliah. Terima kasih atas pelayanan yang diberikan dalam bentuk waktu

maupun materi.

7. Orang tua serta keluarga besar yang selalu mendukung dan memotivasi saya

tanpa pernah lelah meskipun saya berada di titik terendah. Terima kasih atas

segala pengorbanan yang diberikan selama ini. Saya memahami bahwa saya

tidak bisa lulus tepat waktu, namun saya menyukai proses saya selama ini.

8. Responden yang telah mengisi kuesioner saya. Terima kasih untuk antusias

teman-teman telah membantu saya dalam mengisi kuesioner. Semoga

hubungan teman-teman bersama pasangan selalu dalam perlindungan Tuhan

YME.

9. Teman-teman SMP, SMA, kuliah dan berbagai pihak yang telah membantu

dalam menyebar link kuesioner penelitian. Tanpa bantuan kalian, saya tidak

mungkin mendapat banyak responden.

10. Mas Muji dan staf laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang sudah mengizinkan saya menjadi asisten praktikum tes kognitif selama

dua periode. Terima kasih atas segala bantuan dan pengalaman yang berharga.

11. Eduardus Laras Prasetyo Nuswantoro yang sudah menemani saya berproses

selama lima tahun ini. Terima kasih karena selalu mengajarkan arti semangat

dan berjuang untuk sesuatu yang saya prioritaskan.

12. Sahabat saya Mega, Mei, Dea, Karin, Febby, Anggi, dan Eva yang selalu

mendengarkan keluh kesah dan membangkitkan saya ketika saya patah

semangat. Terima kasih atas segala bentuk dukungan meski berlatar belakang

kuliah yang berbeda-beda.

13. Dhea, Chintya, dan Mbak Yuni selaku teman kos sejak tahun pertama kuliah.

Terima kasih sudah menjadi teman kos yang baik, menjadi pendengar sekaligus

penasihat saat saya sedang berada dalam masalah. Saya bersyukur memiliki

teman kos yang memberi dukungan positif kepada orang lain dan kepada saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xii

14. Irene, Lucy, Vilia, Angel, dan Vinna yang sudah menjadi teman dekat saya

selama kuliah di psikologi. Terima kasih karena kita saling melengkapi atas

kelebihan dan kekurangan satu sama lain.

15. Mba Bety dan Mba Dina selaku teman curhat saya dalam segala aspek

kehidupan. Terima kasih telah membantu saya pada fase kehidupan yang lebih

dewasa.

16. Teman-teman satu pembimbing skripsi yang selalu mendukung satu sama lain

tanpa membuat tekanan. Terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang

selalu diberikan satu sama lain. Semoga nantinya kita bisa lulus dengan usaha

yang sudah kita lakukan.

17. Teman-teman kelas C angkatan 2016 Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma. Terima kasih atas dinamika kelas dan menjadi teman-teman yang baik

dalam segala kondisi.

18. Semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan skripsi yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 26 Januari 2021

Penulis

Prisca Nanda Prasetyaningtyas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11

1. Manfaat teoretis .................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xiv

2. Manfaat praktis ..................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

A. Komitmen Berpacaran .............................................................................. 12

1. Definisi komitmen berpacaran ............................................................. 12

2. Aspek komitmen berpacaran ............................................................... 13

a. Dedikasi ......................................................................................... 13

b. Pembatas individu dalam mempertahankan hubungan ................. 14

3. Faktor yang mempengaruhi komitmen berpacaran ............................. 17

a. Tingkat kepuasan .......................................................................... 17

b. Kualitas alternatif .......................................................................... 18

c. Ukuran investasi ............................................................................ 18

B. Komunikasi Interpersonal ......................................................................... 19

1. Definisi komunikasi interpersonal ....................................................... 19

2. Aspek komunikasi interpersonal .......................................................... 20

a. Keterbukaan .................................................................................. 20

b. Empati ........................................................................................... 20

c. Sikap mendukung .......................................................................... 21

d. Sikap positif .................................................................................. 21

e. Kesetaraan ..................................................................................... 22

3. Dampak komunikasi interpersonal ........................................................ 22

C. Komitmen Berpacaran pada Individu Dewasa Awal ................................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xv

D. Dinamika Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Komitmen Berpacaran

pada Individu Dewasa Awal .................................................................... 27

E. Skema Penelitian ......................................................................................... 34

F. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 36

A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 36

B. Variabel Penelitian .................................................................................... 36

1. Variabel bebas (independent) .............................................................. 36

2. Variabel tergantung (dependent) ......................................................... 36

C. Definisi Operasional .................................................................................. 37

1. Komunikasi interpersonal .................................................................... 37

2. Komitmen berpacaran .......................................................................... 37

D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 38

1. Populasi ................................................................................................ 38

2. Subjek penelitian dan teknik pengambilan sampel .............................. 38

E. Prosedur Penelitian .................................................................................... 38

1. Penyusunan item .................................................................................. 38

2. Uji validitas ............................................................................................ 39

3. Penyusunan kuesioner .......................................................................... 40

4. Pra uji coba .......................................................................................... 40

5. Uji coba ................................................................................................ 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xvi

6. Penyebaran data penelitian .................................................................. 40

F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 41

1. Skala komunikasi interpersonal ............................................................. 41

2. Skala komitmen berpacaran ................................................................... 44

G. Pengujian Alat Ukur Penelitian .................................................................. 45

1. Validitas ................................................................................................. 45

2. Seleksi item ............................................................................................ 46

a. Skala komunikasi interpersonal ...................................................... 47

b. Skala komitmen berpacaran ............................................................ 48

3. Reliabilitas ............................................................................................. 49

H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 51

1. Uji asumsi .............................................................................................. 51

a. Uji normalitas .................................................................................. 51

b. Uji linearitas .................................................................................... 51

2. Uji hipotesis ........................................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 53

A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 53

B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................................ 53

C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 55

D. Analisis Data ............................................................................................... 58

1. Uji normalitas ........................................................................................ 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xvii

2. Uji linearitas ........................................................................................... 59

3. Uji hipotesis ........................................................................................... 60

E. Pembahasan ................................................................................................. 62

F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68

A. Kesimpulan ................................................................................................. 68

B. Saran ............................................................................................................ 68

1. Bagi individu dewasa awal yang sedang berpacaran ............................. 68

2. Bagi praktisi ........................................................................................... 69

3. Bagi peneliti selanjutnya ........................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN ........................................................................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Skala Komunikasi Interpersonal pada Item Favorable ............ 42

Tabel 2. Skor Skala Komunikasi Interpersonal pada Item Unfavorable ........ 42

Tabel 3. Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal sebelum Uji Coba ....

......................................................................................................... 43

Tabel 4. Skor Skala Komitmen Berpacaran pada Item Favorable ................. 44

Tabel 5. Skor Skala Komitmen Berpacaran pada Item Unfavorabe ............... 44

Tabel 6. Distribusi Item Skala Komitmen Berpacaran sebelum Uji Coba ..... 45

Tabel 7. Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal setelah Uji Coba

......................................................................................................... 48

Tabel 8. Distribusi Item Skala Komitmen Berpacaran setelah Uji Coba ....... 49

Tabel 9. Data Demografis Subjek ................................................................... 54

Tabel 10. Hasil Mean Empirik Dan Mean Teoretik ......................................... 56

Tabel 11. Rumus Kategorisasi .......................................................................... 57

Tabel 12. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal ........................................... 57

Tabel 13. Kategorisasi Komitmen Berpacaran ................................................. 58

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 59

Tabel 15. Hasil Uji Linearitas........................................................................... 60

Tabel 16. Kriteria Korelasi ............................................................................... 61

Tabel 17. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Komunikasi Interpersonal dan

Komitmen Berpacaran .................................................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel Data Preliminary Study ................................................. 89

Lampiran 2. Skala Uji Coba Penelitian ........................................................... 91

Lampiran 3. Reliabilitas Skala Komunikasi Interpersonal dan Komitmen

Berpacaran saat Melakukan Uji Coba (Try Out) ................... 100

Lampiran 4. Skala Penelitian ........................................................................ 104

Lampiran 5. Hasil Uji Mean Teoretik dan Mean Empirik ............................ 113

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 115

Lampiran 7. Hasil Uji Linearitas .................................................................. 118

Lampiran 8. Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Penelitian Hubungan Komunikasi Interpersonal dan

Komitmen Berpacaran pada Individu Dewasa Awal .................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada usia dewasa awal individu semakin diberi kebebasan untuk menentukan

sendiri aspek kehidupan sosial seperti pernikahan, orang tua, agama, pacaran, dan jalur

karier. Arnett (2006) menyatakan bahwa individu yang berada pada tahap dewasa awal

memiliki rentang usia 18 sampai 25 tahun. Seseorang yang telah mencapai usia dewasa

awal diharapkan mencapai kematangan biologis, sosial, dan psikologis. Menurut

Pratiwi dan Lestari (2017), pada usia dewasa awal individu dianggap memiliki

kestabilan untuk mencari keintiman secara emosi dan fisik kepada teman sebaya atau

pasangan romantis. Madsen dan Collins (2008) menuturkan puncak seseorang

merasakan kualitas hubungan yang romantis pada usia 20-21 tahun, di luar

hubungannya dengan orang tua dan teman sebaya.

Papalia, Old, dan Feldman (2008) serta Meeus, Branje, Van deer Valk, dan De

Wied (2007) mengatakan bahwa individu yang digolongkan dalam usia dewasa awal

memiliki tujuan untuk menemukan pasangan hidup melalui hubungan berpacaran.

Hubungan berpacaran ini ditandai dengan kemampuan dalam berempati, kesadaran

diri, penyelesaian konflik, cara mengelola emosi, serta kemampuan mempertahankan

komitmen dengan pasangan. Santrock (2008) menuliskan teori Erikson mengenai

intimacy versus isolation yang mana seseorang membutuhkan komitmen dengan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

2

lain untuk menemukan jati diri mereka yang hilang. Beberapa individu mengalami

kebebasan bersamaan dengan hubungan berpacaran yang mereka jalani.

Salah satu fungsi pacaran adalah mencari pasangan hidup serta

mengembangkan komitmen jangka panjang dalam hubungan romantis (Duvall &

Miller, 1985; Santrock, 2007; Shulman & Connolly, 2013). Pacaran juga berfungsi

sebagai bentuk rekreasi dan sumber kesenangan. Fungsi lain dari pacaran sebagai

bentuk sosialisasi memberi kesempatan pada individu untuk saling mengenal satu sama

lain. Selain itu pacaran juga berfungsi untuk memilih pasangan yang akan

mendampingi individu seumur hidup (Lesteri, 2015), untuk itulah sebuah komitmen

sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan komitmen merupakan bagian penting pada

hubungan romantis (Owen, Rhoades, Stanley, & Markman, 2010).

Komitmen yang tinggi akan membuat hubungan menuju tahap yang lebih

serius yaitu pernikahan (Jayanti, 2015). Selain itu, pasangan yang berkomitmen tinggi

cenderung lebih efektif dalam memecahkan permasalahan daripada pasangan yang

berkomitmen rendah (Adam & Jones, 1997). Individu yang berkomitmen tinggi merasa

terhubung dengan pasangan dan memiliki keputusan untuk menjaga cinta itu dalam

jangka panjang (Rusbult & Buunk, 1993; Sternberg, 1998). Pasangan yang

berkomitmen tampak dari adanya niat serius untuk menjalin hubungan ke arah yang

lebih serius, perasaan yang terikat dengan pasangan, memprioritaskan hubungan, serta

menghadapi berbagai ancaman yang dapat membuat hubungan berakhir (Brickman,

Dunkel-Schetter, Abbey et al. dalam Arriaga & Agnew, 2001)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

3

Sebaliknya, rendahnya komitmen menandakan adanya permasalahan yang

berpotensi membuat hubungan berakhir (Knee, Patrick, Vietor, & Neighbors, 2004).

Individu yang berpacaran dengan komitmen rendah tidak akan termotivasi untuk

mempertahankan diri dari tujuan hubungan mereka yang sudah dibuat sebelumnya

(Gagne & Lydon, 2001). Individu yang terlalu banyak menghabiskan waktu menjalin

hubungan romantis dengan banyak orang tanpa berkomitmen, cenderung berdampak

buruk pada penyesuaian diri seperti depresi dan penggunaan obat (Luyckx, Goossens,

& Soenens, 2006).

Hakikatnya, komitmen merupakan salah satu unsur yang penting bagi dua

individu yang terlibat didalamnya (Asriana & Ratnasari, 2012). Begitu pula hubungan

berpacaran individu dewasa awal akan mengarah pada komitmen hubungan jangka

panjang termasuk perasaan keterikatan pada pasangan dan keinginan untuk

mempertahankan hubungan hingga menuju pernikahan (Rusbult & Buunk, 1993;

Shulman & Connolly, 2012). Individu dewasa awal bisa merasakan kebaikan cinta

apabila telah menentukan apa yang diinginkannya (Alwisol, 2009). Seperti halnya

dalam berkomitmen, individu yang memutuskan untuk berkomitmen, maka ia harus

menerima pasangannya tanpa syarat (Marasabessy, 2009).

Pada kenyataannya, masa pacaran yang terjalin tidak selalu berjalan mulus

seperti harapan, salah satunya dikarenakan adanya ketidaksetiaan atau perselingkuhan

(Febriyanti & Juniarly, 2020). Beberapa hubungan juga bertahan meskipun tidak

terlalu memuaskan (Rusbult & Buunk, 1993). Misalnya kasus seorang wanita berusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

4

22 tahun melakukan upaya bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian lantai

delapan apartemen karena depresi mengetahui pacarnya berselingkuh (Friastuti,

Romadoni, & Hadi dalam Febriyanti & Juniarly, 2020). Penelitian di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa 38 dari 58 pria melakukan perselingkuhan terhadap pasangannya

(Houston dalam Khairatunnisa, 2013). Secara umum, sebanyak 70,9% pria dan 57,4%

wanita dilaporkan tidak jujur terhadap pasangannya (Hansen, 1987). Pada kasus

mahasiswa, sebanyak 65% hingga 75% diantaranya tidak dapat berkomitmen sehingga

terlibat hubungan dengan orang lain di luar hubungan bersama pasangannya

(Shackelford, LeBlanc, & Drass, 2000; Widerman & Hurd, 1999).

Selain temuan di atas, individu dewasa awal memiliki pengembangan

hubungan yang kurang terstruktur (Stanley, Rhoades, & Finchan, 2011), sebab mereka

dihadapkan dengan banyak pilihan dimasa transisi dari masa remaja menuju proses

pertumbuhan yang lebih dewasa, seperti memasuki perguruan tinggi, dunia kerja,

hingga kesiapan hubungan dengan orang lain (Arnett, 2004). Kurang terstrukturnya

pengembangan pada individu dewasa awal membuat mereka belum mampu

menetapkan pilihan dengan penuh keyakinan. Peneliti mengetahui bahwa pasangan

dewasa awal masih ada yang berselingkuh serta sering berganti pasangan dalam waktu

yang singkat. Oleh sebab itu, peneliti melakukan survey melalui media sosial instagram

pada hari Sabtu, 4 Mei 2019. Berdasarkan hasil survey, rasa bosan merupakan salah

satu jawaban terbanyak alasan mengapa pasangan dewasa awal sering mengganti

pasangan dalam waktu yang singkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

5

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat individu

dewasa awal yang tidak memiliki kesetiaan terhadap pasangannya, sehingga terlibat

perselingkuhan dengan orang lain. Selingkuh dari pasangan mampu memberi dampak

negatif bagi kedua pihak serta hubungan itu sendiri, misalnya perpisahan (Sari, 2012).

Oleh karena itu, sangat penting dalam menjaga komitmen dalam sebuah hubungan

berpacaran.

Rusbult (dalam Miller, Perlman, & Brehm 2007) mendefinisikan komitmen

sebagai keadaan yang mengarahkan seseorang untuk mempertahankan suatu hubungan

yang meliputi orientasi jangka panjang, kedekatan, dan keinginan untuk melanjutkan

hubungan bersama pasangannya. Menurut Owen, Rhoades, Stanley, dan Markman

(2010) komitmen merupakan aspek penting dari hubungan romantis dan

perkembangan mereka. Terdapat dua aspek dalam komitmen berpacaran, yaitu

dedikasi dan pembatas individu dalam mempertahankan hubungan (constraint

commitment). Owen, Rhoades, Stanley, & Markman (2010) mengatakan bahwa

dedikasi menggambarkan keinginan intrinsik untuk bisa bersama pasangan, sedangkan

penghambat individu dalam mempertahankan hubungan (constraint commitment)

mengacu pada akibat yang membuat seseorang mempertahankan hubungannya.

Rusbult (dalam Miller, Perlman, & Brehm 2007), berpendapat adanya tiga

faktor yang memengaruhi komitmen, yaitu (1) tingkat kepuasan (satisfaction level),

berupa pengalaman individu baik secara positif atau negatif sebagai hasil dari

keterlibatan dalam suatu hubungan, (2) kualitas alternatif (quality of alternatives),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

6

ketertarikan individu terhadap orang lain di luar hubungannya, dan (3) ukuran investasi

(investment size), berupa sumber daya seperti uang, waktu, usaha, dan dukungan yang

terjadi dan terkait dengan hubungan. Tingkat kepuasan (satisfaction level), kualitas

alternatif (quality of alternatives), dan ukuran investasi (investment size) ketiganya

merupakan satu bagian yang disebut investment model. Menurut Van Lange, Drigotas,

Rusbult, Arriaga, Witcher, dan Cox (1997), tingkat kepuasan dan ukuran investasi

berkorelasi secara positif dengan komitmen berpacaran. Akan tetapi kualitas alternatif

memiliki hubungan yang negatif dengan komitmen.

Faktor lain yang memengaruhi komitmen berpacaran adalah komunikasi.

Komunikasi yang baik berkontribusi dalam pengembangan, serta rasa kepuasan

hubungan (Cushman & Cahn, 1985). Hubungan yang kuat dan berkomitmen terbentuk

apabila terdapat komunikasi yang baik, seperti meluangkan waktu untuk

membicarakan tentang kegiatan sehari-hari, memiliki rasa pengertian kepada

pasangan, bercerita mengenai permasalahan pribadi kepada pasangan, serta memiliki

rasa peka terhadap perasaan pasangan (Navran dalam Herdiyanto & Liana, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakhmat (2005), komunikasi

dapat menjadi semakin efektif apabila terdapat keterbukaan dalam hubungan

interpersonal sehingga individu tersebut dapat membuka diri. Tannen (2007)

menuliskan bahwa komunikasi merupakan tolak ukur paling penting untuk

pengembangan dalam sebuah hubungan berpasangan. Herdiyano dan Liana (2017)

mengatakan bahwa komunikasi menjadi salah satu faktor penyebab berakhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

7

hubungan pada individu yang berpacaran. Sebagian konflik disebabkan oleh

kesalahpahaman dari komunikasi yang tidak efektif, sehingga kondisi itu yang

menyebabkan seseorang merasa marah.

Komunikasi yang peneliti pilih adalah komunikasi interpersonal. Menurut

Gitosudarmo dan Mulyono (dalam Suranto, 2010), komunikasi interpersonal memiliki

arti sebagai interaksi dua arah baik verbal atau nonverbal serta pertukaran informasi

dengan individu lain. Mulyana (2005) mendefinisikan komunikasi interpersonal

sebagai proses individu menangkap pesan yang disampaikan individu lain baik secara

verbal maupun nonverbal. Syarif (2015) menuliskan bahwa komunikasi interpersonal

memiliki arti sebagai proses memberi dan menerima informasi yang dilakukan dua

orang atau lebih secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan paparan di atas,

pengertian komunikasi interpersonal adalah proses interaksi antara individu dengan

individu lain baik secara verbal atau nonverbal. DeVito (2011) menuliskan terdapat

lima aspek dalam komunikasi berpasangan yaitu keterbukaan, empati, perilaku

mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Komunikasi berfungsi untuk menghubungkan pesan kepada orang lain,

memengaruhi, memberi informasi, serta mengatasi konflik-konflik pribadi (Widiantari

& Herdiyanto, 2013; Yodiq, 2016). Selain itu, komunikasi memiliki fungsi dalam

menyampaikan pesan kepada kelompok seperti melakukan pembagian pekerjaan,

merencanakan strategi dan tindakan, serta melakukan aktivitas kelompok (Hasan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

8

2005). Komunikasi pada hubungan romantis berfungsi untuk mengenal orang lain

sehingga mampu menciptakan hubungan yang harmonis (Siniwi & Lestari, 2018).

Komunikasi yang berkualitas memerlukan proses dan perkembangannya

bergantung pada waktu. Komunikasi dapat menjadi berkualitas ketika ada kesepakatan

antara kedua pihak yang telah dirundingkan bersama seperti menetapkan agenda atau

berunding mengenai solusi permasalahan (Montgomery, 1981). Akan tetapi, kesibukan

pasangan sebagai pekerja menjadikan komunikasi yang dilakukan hanya sekadarnya

(Adelina & Andromeda, 2014). Sehingga, keberhasilan komunikasi bukan hanya

sekadar kepandaian individu dalam berbicara atau berapa kali komunikasi dilakukan,

namun juga dari komunikasi yang efektif dan berkualitas serta bagaimana komunikasi

itu dilakukan (Rakhmat, 1999).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara Amerika Serikat, terdapat

90% pasangan yang memutuskan hubungan dikarenakan kurangnya komunikasi di

antara kedua belah pihak. Penelitian lain yang dilakukan oleh Amato dan Previti (2003)

di Indonesia, kasus pemutusan suatu hubungan pacaran tercatat sebanyak 7,4 persen

yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi.

Kebaruan penelitian ini terletak pada teori dan skala komitmen yang berbeda

dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herdiyanto dan Liana (2017) serta

Adelina dan Andromeda (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Herdiyanto dan Liana

(2017) menggunakan teori serta skala yang digunakan untuk mendefinisikan komitmen

berpacaran berasal dari Rusbult. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

9

teori dari Jesse Owen. Pada teori Rusbult (1998) dikatakan bahwa hal yang

menentukan komitmen berpacaran ada tiga yaitu satisfaction, alternatives, dan

investments. Akan tetapi menurut Pope (2014); Ratnasari (2016); Rusbult (1983);

Rusbult, Martz dan Agnew (1998); serta Sprecher (1988), menyatakan bahwa

satisfaction, alternatives, serta investments bukan merupakan aspek dari komitmen

berpacaran, melainkan faktor yang memengaruhi komitmen berpacaran. Menurut

Owen, Rhoades, Stanley, dan Markman (2010) aspek komitmen berpacaran terdiri dari

dua yaitu dedication dan contstraint commitment. Perbedaan teori dari kedua tokoh

akan memengaruhi skala dan memperkaya hasil serta teori penelitian.

Subjek penelitian Herdiyanto dan Liana (2017) ditujukan bagi mahasiswa

Universitas Udayana yang menempuh pendidikan strata 1 yang sedang menjalin

hubungan berpacaran. Berbeda dengan subjek penelitian Adelina dan Andromeda

(2014) ditujukan kepada suami istri yang telah memiliki anak serta usia perkawinan

kurang dari lima tahun. Sedangkan pada penelitian ini, subjek ditujukan bagi individu

dewasa awal berusia 18 hingga 25 tahun yang sedang menjalin hubungan berpacaran.

Skala variabel komitmen yang digunakan penelitian Herdiyanto dan Liana

(2017) ditulis sendiri berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi komitmen menurut

Rusbult. Skala variabel komunikasi pada penelitian Herdiyanto dan Liana (2017)

diambil dan dimodifikasi dari skala Widiantari (2013). Skala variabel komitmen

perkawinan dari penelitian Adelina dan Andromeda (2014) diadaptasi dari skala

Johnson (1999). Sedangkan skala variabel kualitas komunikasi dari penelitian Adelina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

10

dan Andromeda (2014) diadaptasi dari skala Devito (1995) dan Sadarjoen (2005).

Skala variabel komunikasi interpersonal pada penelitian ini menggunakan skala

dengan berdasarkan teori dari Devito (2001) melalui aspek keterbukaan, empati, sikap

positif, sikap mendukung, serta kesetaraan. Sedangkan skala variabel komitmen

berpacaran pada penelitian ini menggunakan skala berdasarkan teori dari Owen (2010)

melalui aspek dedication dan constraint commitment. Perbedaan skala dari penelitian

sebelumnya akan memperkaya hasil dan teori pada penelitian ini.

Penelitian ini perlu dilakukan sebagai salah satu usaha untuk membantu

individu dewasa awal memahami pentingnya membangun komunikasi dalam menjalin

sebuah hubungan berpacaran. Individu pada usia dewasa awal seharusnya mengetahui

pentingnya komunikasi dalam hubungan berpacaran. Jika mereka tidak melakukan hal

tersebut dengan baik, maka akan terjadi perselingkuhan, kesalahpahaman, dan juga

kurangnya komitmen dalam hubungan (Knee et al., 2004). Hal ini diperkuat oleh

penelitian Asmayani (2013) bahwa komunikasi yang baik dengan pasangan dapat

memperkecil risiko pasangan dari kesalahpahaman serta kerenggangan dalam

hubungan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi individu dewasa awal yang

sedang menjalani hubungan berpacaran agar memiliki komitmen lebih dalam lagi.

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti bagaimana hubungan komunikasi interpersonal

dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

11

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dan

komitmen berpacaran pada individu dewasa awal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan positif komunikasi

interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini untuk memperkaya referensi ilmiah

mengenai komunikasi interpersonal serta komitmen berpacaran untuk menjalin

hubungan yang romantis. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

ilmiah bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik permasalahan yang sama,

sehingga mampu menyempurnakan hasil penelitian yang dilakukan. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi individu dewasa awal agar

semakin berkomitmen demi menjaga keutuhan hubungan bersama pasangan.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi bagi

individu dewasa awal mengenai pentingnya menjaga komunikasi dan komitmen

berpacaran agar tercipta hubungan yang romantis. Hasil dari penelitian ini dapat

digunakan sebagai motivasi bagi individu dewasa awal agar semakin berkomitmen

dalam menjaga hubungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komitmen Berpacaran

1. Definisi komitmen berpacaran

Galinsky dan Sonenstein (2013) mendefinisikan komitmen sebagai niat untuk

melanjutkan suatu hubungan ke arah yang lebih serius. Rusbult (dalam Miller,

Perlman, & Brehm 2007) mendefinisikan komitmen sebagai keadaan yang

mengarahkan seseorang untuk mempertahankan suatu hubungan yang meliputi

orientasi jangka panjang, kedekatan, dan keinginan untuk melanjutkan hubungan

bersama pasangannya. Agnew, Rubsult, dan Martz (1998) mengartikan komitmen

sebagai tingkat kebertahanan individu dalam susah dan senang, perasaan atas

keterikatan psikologis, dan pengakuan bahwa individu membutuhkan suatu

hubungan dalam jangka waktu yang panjang. Arriaga dan Agnew (2001), Rusbult

dan Buunk (1993) mendefinisikan komitmen sebagai tanda bahwa individu

memiliki niat untuk bertahan dalam hubungannya, memiliki keterikatan secara

psikologis dengan pasangan, serta memiliki orientasi bahwa hubungannya untuk

jangka panjang. Lestari dan Premaswari (2017) mengartikan komitmen sebagai

keputusan untuk mencintai, menjaga, dan menciptakan keharmonisan dengan

pasangan. Menurut Owen, Rhoades, Stanley, dan Markman (2010), komitmen

merupakan aspek penting dari hubungan romantis dan perkembangan mereka. Jadi,

komitmen berpacaran memiliki arti sebagai keterikatan seseorang secara psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

13

untuk menjaga keharmonisan serta mempertahankan sebuah hubungan dalam

kondisi susah dan senang dalam jangka waktu yang lama.

2. Aspek komitmen berpacaran

Menurut Owen, Rhoades, Stanley, dan Markman (2010), komitmen

berpacaran melibatkan dua aspek yaitu dedikasi dan kendala komitmen.

a. Dedikasi

Dedikasi menggambarkan keinginan intrinsik untuk bisa bersama pasangan

(Owen et al., 2010). Seseorang yang memiliki dedikasi yang tinggi hanya akan

mengenal kata “kita” dalam hubungannya dengan pasangan (Stanley &

Markman, 1992). Dedikasi memiliki indikator antara lain sebagai berikut:

1) Identitas pasangan

Individu akan menganggap hubungan yang dijalani bukan sebagai

pribadi yang terpisah, akan tetapi sebagai sebuah tim yang berjalan

bersama, sehingga tidak ada yang mengambil keuntungan secara pribadi

(Stanley & Markman, 1992).

2) Memiliki pandangan menjalani hubungan dalam jangka waktu yang

panjang

Salah satu manfaat memiliki pandangan hubungan dalam jangka

waktu yang panjang adalah pasangan dapat mengevaluasi hubungan

berdasarkan periode waktu yang panjang dan bukan berdasarkan saat ini

saja (Rhoades, Stanley, & Whitton, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

14

3) Memprioritaskan hubungan

Memprioritaskan hubungan memiliki arti bahwa aktivitas individu

yang berkaitan dengan pasangan dan hubungan akan diposisikan pada

posisi pertama (Stanley & Markman, 1992).

4) Kesediaan untuk berkorban

Kesediaan untuk berkorban memiliki definisi sebagai

kecenderungan untuk melepaskan kepentingan pribadi demi meningkatkan

kesejahteraan pasangan (Lange, Rusbult, Drigotas, Arriaga, & Witcher,

1997). Individu akan berkorban dan mendapatkan kepuasan setelah

melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi pasangan mereka (Stanley

& Markman, 1992). Pengorbanan yang dilakukan oleh individu memiliki

peran yang kuat dalam mengurangi kecemasan akan kehilangan

hubungannya, sehingga hal tersebut bisa menandakan komitmen di masa

yang akan datang (Stanley et al., 2010).

b. Pembatas individu dalam mempertahankan hubungan (constraint

commitment)

Dalam menjalani sebuah hubungan romantis tidak lepas dari kendala

atau hambatan yang harus dihadapi oleh pasangan. Kendala yang terjadi

membuat seseorang sulit untuk memutuskan hubungan (Owen et al., 2012).

Pembatas individu dalam mempertahankan hubungan (constraint

commitment) bisa menjelaskan mengapa pasangan masih bertahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

15

hubungan yang berkualitas rendah, sehingga pasangan akan berpikir secara

matang untuk tetap bertahan atau meninggalkan hubungannya (Stanley,

Rhoades, & Whitton, 2010). Biasanya batasan-batasan ini akan semakin

banyak saat pasangan sudah hidup bersama, sehingga hal ini akan membuat

mereka semakin sulit untuk memutuskan hubungan yang dijalani (Rhoades,

Stanley, & Markman, 2012). Pembatas individu dalam mempertahankan

hubungan memiliki indikator, seperti:

1) Investasi struktural

Investasi struktural merupakan investasi yang terjalin dalam suatu

hubungan mengenai kepemilikan dan investasi keuangan (Stanley &

Markman, 1992). Individu akan lebih banyak berkomitmen dan sedikit

mengalami kendala atau hambatan, karena tidak ingin kehilangan apa

yang sudah diinvestasikan (Lund, 1985; Stanley & Markman, 1992).

Investasi struktural misalnya memiliki akun ponsel bersama, memberi

hadiah ketika pasangan ulang tahun, membeli barang untuk kepentingan

bersama, mengadakan pesta ulang tahun yang megah untuk pasangan,

atau membeli rumah untuk masa depan dengan tabungan masing-masing

(Rhoades et al., 2012). Komitmen dan investasi akan memprediksi

kesinambungan hubungan yang lebih baik daripada cinta dan

penghargaan (Lund, 1985).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

16

2) Tekanan sosial untuk tetap bersama

Tekanan sosial didapatkan pasangan dari teman dan keluarga yang

menginginkan hubungan mereka untuk tetap dipertahankan (Stanley &

Markman, 1992). Tekanan sosial lebih banyak terjadi dan signifikan pada

pria daripada wanita (Owen, et al., 2010).

3) Kepedulian akan kesejahteraan pasangan

Peduli akan kesejahteraan pasangan adalah keadaan individu

memperhatikan dan peduli dengan kesehatan, keuangan, dan kebahagiaan

pasangannya. Jika individu bisa mempertahankan kesejahteraan diri

sendiri, maka ia juga memiliki potensi untuk peduli kesejahteraan orang

lain, khususnya pasangan (Stanley & Markman, 1992). Kepedulian akan

kesejahteraan pasangan dapat meningkatkan komitmen, karena

kepedulian merupakan salah satu bentuk investasi non-materi kepada

pasangan.

4) Rasa khawatir tidak ada orang lain yang akan cocok dengannya

Jika individu menginginkan suatu hubungan, maka ia akan berusaha

untuk menjaga hubungannya. Akan tetapi jika individu merasa bahwa

tidak ada orang lain yang cocok selain pasangannya, maka ia akan lebih

terikat dengan pasangannya saat ini (Stanley & Markman, 1992).

Berdasarkan paparan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komitmen

terdiri dari dua aspek yaitu dedikasi dengan indikator identitas pasangan, memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

17

pandangan hubungan dalam jangka waktu yang lama, memprioritaskan hubungan,

dan kesediaan untuk berkorban serta pembatas individu dalam mempertahankan

hubungan (constraint commitment) dengan indikator investasi struktural, tekanan

sosial untuk tetap bersama, kepedulian kesejahteraan pasangan, dan rasa khawatir

tidak ada orang lain yang cocok dengannya.

3. Faktor yang memengaruhi komitmen berpacaran

Rusbult (dalam Miller, Perlman, & Brehm, 2007), mengatakan bahwa terdapat

tiga faktor yang memengaruhi komitmen berpacaran:

a) Tingkat kepuasan (satisfaction level),

Menurut Rubsult, Martz dan Agnew (1998), tingkat kepuasan diartikan

sebagai pengalaman individu baik secara positif atau negatif sebagai hasil dari

keterlibatan dalam suatu hubungan. Sedangkan menurut Rusbult (1983) tingkat

kepuasan diartikan sebagai perasaan positif tentang pasangan atau

hubungannya. Individu yang berbagi minat yang sama terhadap pasangan,

jarang berdebat, dan tidak menaruh harapan terlalu tinggi terhadap hubungan,

mereka merasa lebih puas dan hubungan mereka akan lebih romantis. Rusbult

et al. (1998) menuliskan individu memiliki kepuasan apabila pasangannya

mampu memenuhi kebutuhan seperti kebutuhan akan kebersamaan, rasa aman

(safety), keintiman (intimacy), serta kebutuhan akan rasa memiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

18

b) Kualitas alternatif (quality of alternatives),

Kualitas alternatif mengacu pada seberapa besar orang lain di luar

hubungan yang lebih menarik dibandingkan pasangan seperti teman-teman,

keluarga, atau diri sendiri (Rusbult et al., 1998). Tingginya kualitas alternatif

pada individu cenderung membuatnya tidak bergantung pada pasangannya

(Ratnasari, 2016). Padahal, alternatif di luar hubungan merupakan ancaman

besar pada kestabilan hubungan, sehingga hal tersebut secara tidak langsung

akan membentuk komitmen yang rendah (Rusbult, 1983).

c) Ukuran investasi (investment size)

Ukuran investasi mengacu pada sumber daya seperti uang, waktu,

usaha, serta dukungan yang melekat pada hubungan dan akan hilang jika

hubungan itu berakhir (Agnew, Rusbult, & Martz, 1998). Ketika hubungan

bertumbuh, banyak sumber daya terinvestasi secara langsung ke dalam

hubungan mereka dengan harapan hal itu akan meningkatkan hubungan. Dalam

masa berpacaran, ukuran investasi dicontohkan dengan individu yang

meluangkan waktu untuk bertemu, mengobrol, atau pergi bersama pasangan

(Rusbult, 1983). Selain itu, individu juga bisa berbagi pengalaman dan

kenangan bersama dengan teman mereka. Komitmen akan meningkat apabila

individu dan pasangan menginvestasikan sumber daya yang berarti untuk

hubungan mereka (Sacher & Fine, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

19

Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat tiga

faktor yang memengaruhi komitmen yaitu tingkat kepuasan, kualitas alternatif, serta

ukuran investasi.

B. Komunikasi Interpersonal

1. Definisi komunikasi interpersonal

Definisi komunikasi menurut Wahyuni (2015) yaitu peristiwa yang terjadi

saat manusia saling berinteraksi dengan yang lain. Devito (2011) mengartikan

komunikasi sebagai tindakan yang dilakukan satu orang atau lebih untuk mengirim

dan menerima pesan yang kemudian diberikan kesempatan untuk melakukan

umpan balik. Rakhmat (1985) mengartikan komunikasi sebagai peristiwa yang

terjadi ketika manusia berinteraksi dengan yang lain. Littlejohn dan Foss (2008)

mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang menghubungkan bagian yang

terputus dari sebuah kehidupan makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain. Jika

kedua kata digabung menjadi satu akan memiliki definisi yang lain.

Komunikasi interpersonal merupakan interaksi individu dengan individu

lain dan mendapatkan umpan balik, baik secara verbal atau nonverbal (Mulyana

dalam Dewi & Sudhana, 2013; Pontoh, 2013). Komunikasi interpersonal memiliki

definisi yaitu keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang agar mampu

menyampaikan pesan sekaligus menjalin hubungan dengan orang lain (Suseno,

2009). Komunikasi interpersonal adalah proses timbal balik informasi baik secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

20

langsung atau kontak pribadi antara dua orang atau lebih (Barus, 2005; Hardjana,

2003).

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengartikan komunikasi interpersonal

sebagai tindakan yang dilakukan individu berupa interaksi umpan balik antara dua

orang atau lebih baik secara langsung atau tidak langsung.

2. Aspek komunikasi interpersonal

DeVito (2011) mengatakan bahwa terdapat lima aspek komunikasi

interpersonal antara lain sebagai berikut:

a. Keterbukaan

Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal mengacu pada kesediaan

individu untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri, mengizinkan

orang lain terbuka terhadap apa yang ingin mereka sampaikan, sekaligus

merespon dengan jujur terhadap pesan orang lain (Devito, 2016). Keterbukaan

memiliki pengaruh yang besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal

yang efektif. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki sikap terbuka akan

menilai pesan secara objesktif, serta mencari informasi dari berbagai sumber.

b. Empati

Empati merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, mewakili,

dan merasakan pengalaman, respon emosi, situasi, dan emosi yang dirasakan

orang lain baik secara afektif atau kognitif (Albiero, Matricardi, Speltri, &

Toso, 2009). Empati secara afektif diartikan sebagai kemampuan individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

21

untuk memiliki respon emosional yang tepat sesuai dengan orang yang dituju

(Carré, Stefaniak, D'Ambrosio, Bensalah, & Besche-Richard, 2013; Jolliffe &

Farrington, 2006). Sedangkan empati secara kognitif didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memahami perspektif dan pemahaman intelektual

orang lain terkait dengan apa yang dipikirkan orang tersebut (Albiero et al.,

2009; D’Ambrosio, Olivier, Didon, & Besche, 2009). Individu yang memiliki

empati mampu memahami motivasi, pengalaman, perasaan, sikap, harapan,

dan keinginan orang lain untuk masa yang akan datang sehingga lebih mampu

menyesuaikan komunikasinya.

c. Sikap mendukung

Sikap mendukung adalah kemampuan individu dan individu lain untuk

saling memberi dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi akan

gagal bila individu memiliki sikap defensif, yang lebih banyak melindungi diri

dari ancaman yang ditanggapinya.

d. Sikap positif

Sikap memiliki makna perbuatan yang berdasarkan pada pendirian,

sedangkan positif memiliki makna pasti, tentu, bersifat nyata, atau bersifat

membangun (Abdillah & Prasetya). Jika kata sikap dan positif digabung akan

terbentuk kata sikap positif. Sikap positif memiliki makna perbuatan seseorang

yang bersifat nyata dan membangun dengan cara memberi penghargaan

melalui perilaku yang positif berupa memberikan perhatian, sabar, dan saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

22

mendengarkan. Sikap positif diperlukan untuk membangun komunikasi yang

baik sehingga tercipta kenyamanan dan menyenangkan bagi lawan bicara.

e. Kesetaraan

Kesetaraan adalah keadaan yang mana masing-masing pihak yang

terlibat dalam komunikasi, memiliki peran yang sama dan sejajar dalam

menyampaikan ide, opini, termasuk perihal pengambilan keputusan (Nurhajati

& Sepang, 2013). Hal ini dikarenakan masing-masing pihak memiliki

kredibilitas yang sama. Sebaliknya, bila tidak ada kesetaraan dalam hubungan

maka hubungan tersebut akan menjadi rusak.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan aspek komunikasi

interpersonal meliputi keterbukaan, empati, sikap positif, sikap mendukung serta

kesetaraan.

3. Dampak Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal individu dewasa awal dapat dilakukan dengan

baik karena mereka memiliki karakteristik berpikir luas dan kompleks, berpikir

kritis, menjalin relasi berdasarkan nilai dan ikatan yang kuat, menghargai

perbedaan, serta mengambil keputusan bagi orang lain (Simpson, 2010). Individu

dewasa awal diharapkan mampu mempertimbangkan keputusan yang berdampak

bagi orang lain di sekitar, sebab ini salah satu cara menerapkan komunikasi

interpersonal yang efektif dengan orang lain (Suhanti, Puspitasari, & Noorrizki,

2018). Komunikasi interpersonal yang efektif akan memberi dampak positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

23

kepada lingkungan dengan cara meminimalisir adanya kesenjangan aturan formal

yang dibuat oleh individu lain (Suhanti, Puspitasari, & Noorrizki, 2018).

Komunikasi interpersonal yang baik dan efektif menyebabkan dua individu

merasa senang, sehingga tumbuh sikap saling terbuka. Sebaliknya, komunkasi

yang buruk dan tidak efektif menimbulkan situasi tegang bagi kedua pihak (Yulia,

Afrianti, & Octaviani, 2015). Komunikasi interpersonal yang kurang baik dalam

jangka panjang dapat menyebabkan hubungan menjadi renggang, rasa hambar serta

perselingkuhan (Asmayani, 2013). Dampak lain dari komunikasi interpersonal

yaitu terciptanya pergaulan yang saling menghormati serta saling percaya (Hidayat,

2017). Selain itu, komunikasi interpersonal yang baik dapat membantu

meningkatkan hubungan serta mengatasi permasalahan, sedangkan komunikasi

interpersonal yang buruk dapat mengganggu hubungan tersebut dan cenderung

mengarah pada konflik yang berkelanjutan (Altaira & Nashori, 2008).

Jadi, komunikasi interpersonal memiliki dampak yang baik dan buruk.

Dampak yang baik dari komunikasi interpersonal yaitu tumbuh keterbukaan,

membuat keputusan yang tepat, serta rasa saling percaya bagi pengirim dan

penerima pesan apabila komunikasi yang dilakukan baik dan efektif. Sedangkan

dampak komunikasi interpersonal yang buruk adalah timbulnya konflik, situasi

tegang, dan kesenjangan bagi kedua pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

24

C. Komitmen Bepacaran pada Individu Dewasa Awal

Dewasa merupakan masa ketika cara berpikir individu sudah matang mengenai

pikiran dan pandangan terhadap sesuatu (Kementrian pendidikan dan kebudayaan

republik Indonesia, 2016). Dewasa awal merupakan masa transisi dari remaja menuju

dewasa atau disebut dengan beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi pada

usia 18 hingga 25 tahun (Arnett, 2006). Usia pada dewasa awal merupakan usia yang

tepat untuk mencari pasangan hidup dan menjalin komitmen serta ikatan emosional

dengan orang lain (Berk, 2012; Santrock, 2008). Dalam mencari pasangan dalam

jangka panjang terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam

mengutamakan ciri-ciri tertentu (Buunk, 2002; Cramer, Schaefer, & Reid, 1996;

Stewart, Stinett, & Rosenfeld, 2000). Perempuan lebih mempertimbangkan mengenai

kecerdasan, ambisi, status keuangan, dan karakter moral. Sementara itu, laki-laki lebih

menyukai pasangan yang lebih muda.

Ciri-ciri dewasa awal menurut Mappiare (1997) yaitu (1) memasuki usia

reproduktif, (2) memasuki usia untuk memantapkan letak kedudukan, (3) mulai

memiliki banyak permasalahan, dan (4) ada ketegangan dalam hal emosi. Arnett

(2006) menyimpulkan terdapat lima ciri pada masa dewasa awal, yaitu (1)

mengeksplorasi identitas terutama dalam hal cinta dan pekerjaan, (2) merasakan

ketidakstabilan pada cinta, pekerjaan, serta pendidikan, (3) memiliki fokus diri dan

otonomi lebih besar kepada diri sendiri daripada orang lain, (4) berada di antara masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

25

remaja atau dewasa penuh, dan (5) memiliki kesempatan untuk tranformasi kehidupan

ke arah yang lebih baik.

Komitmen memengaruhi hubungan (Johnson, Caughlin, & Huston, 1999;

Rusbult & Buunk 1993) karena melalui komitmen yang jelas dan konsisten,

memungkinkan individu dan pasangan merasa aman (Stanley, Markman, & Whitton,

2002). Individu yang memiliki komitmen yang tinggi digambarkan sebagai pribadi

yang saling mencintai dan bahagia, sehingga mereka akan bertahan dalam hubungan

tersebut (Iriani, 2003; Rusbult, Martz, & Agnew, 1998). Komitmen sangat menentukan

keberlangsungan sebuah hubungan dari keterlibatan romantis yang bergairah sampai

yang sejati (Berk, 2012). Komitmen seseorang akan terlihat dari tindakan seperti

memberi perhatian, berkorban dan melindungi pasangan untuk menjaga hubungan

mereka tetap langgeng, serta berupaya untuk memperbaiki hubungan saat tidak stabil,

sehingga hal tersebut akan meningkatkan rasa percaya, rasa berharga, rasa diterima,

dan merasa dicintai oleh pasangannya (Rae, 2017; Sarwono & Meinarno, 2009).

Komitmen mewakiliki sejauh mana individu merasakan hubungan dalam jangka

panjang, niat untuk bertahan melalui permasalahan, keterikatan psikologis, dan

mengakui bahwa ia membutuhkan suatu hubungan (Van Lange, Drigotas, Rusbult,

Arriaga, Witcher, & Cox, 1997).

Konflik atau permasalahan dalam hubungan pasti terjadi dan tidak dapat

dihindari. Konflik berpotensi membuat pasangan dapat berpisah, akan tetapi menurut

penelitian Knee, Patrick, Vietor, dan Neighbors (2004) mengungkap bahwa individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

26

tetap mampu berkomitmen karena dapat menyelesaikan konflik melalui diskusi

bersama pasangan. Sebagai contoh komitmen individu pada pasangannya dapat

berubah setelah bertemu menyebabkan hilangnya kelekatan dan hasrat (Hurlock,

1980). Selama masa sulit tersebut, komitmen menjadi hal penting karena dapat

menjaga keutuhan hubungan pasangan (Brabar, 2015; Marasabessy, 2009). Hal ini

dikarenakan konflik berkaitan dengan komitmen yang rendah terhadap hubungan yang

sedang dijalani, meskipun hal ini tidak terjadi pada semua hubungan (Knee et al.,

2004).

Jika komitmen berpacaran pada tahap dewasa awal dibangun untuk hubungan

jangka panjang, maka berbeda halnya komitmen berpacaran yang terjadi pada tahap

dewasa madya. Komitmen berpacaran pada individu dewasa madya bukan hanya

sekadar untuk menjalin hubungan baru, namun juga ada banyak hal yang perlu

dipikirkan seperti perubahan karier, merawat orang tua, serta menata diri untuk

menjalin relasi dengan pasangan yang baru (Berk, 2012). Komitmen berpacaran pada

individu dewasa madya memiliki tantangan tersendiri bagi individu yang sudah

memiliki anak atau mengalami perceraian (Berk, 2012). Hal ini dikarenakan mereka

telah mengalami perubahan besar dalam hidup mereka, sehingga komitmen berpacaran

bukan satu-satunya hal yang penting untuk mereka prioritaskan (Paramita & Suarya,

2018).

Begitu pula komitmen berpacaran yang terjadi pada individu dewasa akhir

(lansia). Ketika ikatan hubungan mereka selesai, individu dewasa akhir masih memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

27

hasrat untuk mendekati orang lain (Berk, 2012). Individu dewasa akhir yang pernah

bercerai dan memutuskan untuk berkomitmen dengan orang baru hingga ke jenjang

pernikahan, mereka umumnya merasa sangat puas dengan hubungan baru mereka

(Berk, 2012; Brubaker, 1985). Individu dewasa akhir menilai hubungan mereka lebih

berkualitas, jarang terjadi pertengkaran, serta menyelesaikan perbedaan dalam cara

yang positif dan membangun (Berk, 2012). Hal ini dikarenakan mereka tidak ingin

membiarkan perbedaan berubah menjadi kemarahan dan kebencian (Carstensen,

Isaacowitz, & Charles, 1999; Hatch & Bulcroft, 2004).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen berpacaran

pada individu dewasa awal merupakan sesuatu yang penting untuk mempertahankan

hubungan dengan pasangannya, dalam keadaan susah ataupun senang.

D. Dinamika Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Komitmen Berpacaran

pada Individu Dewasa Awal

Salah satu tugas perkembangan pada dewasa awal yaitu mengembangkan

hubungan intim dan romantis dengan pasangan (Erikson, dalam Papalia, Olds, &

Feldman, 2007). Hubungan romantis dapat dipenuhi melalui komitmen bersama

dengan pasangan. Komunikasi, konflik, dan komitmen berperan penting dalam

memahami kesehatan hubungan yang berkualitas (Stanley, Markman, & Whitton,

2002). Komitmen yang rendah menunjukkan hubungan berpacaran tidak akan

berlangsung lama (Iriani, 2013), sedangkan komitmen yang tinggi dapat membuat

hubungan menuju tahap yang lebih serius, yaitu pernikahan (Jayanti, 2015). Individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

28

dengan komitmen yang tinggi cenderung mengungkapkan perasaan puas akan

hubungan yang dijalin dan berpikir untuk melindungi hubungannya daripada berpikir

untuk mencari alternatif pasangan lain (Stanley et al., 2002; Stanley, Lobitz, &

Dickson, 1999).

Menurut Rusbult (dalam Miller, Perlman, & Brehm, 2007) terdapat beberapa

faktor yang memengaruhi komitmen berpacaran yaitu tingkat kepuasan (satisfaction

level), kualitas alternatif (quality of alternatives), dan investasi ukuran (investment

size). Herdiyanto dan Liana (2017) menuliskan faktor lain yang memengaruhi

komitmen berpacaran adalah komunikasi, karena komunikasi menjadi salah satu faktor

penyebab hubungan pada individu berakhir yang disebabkan oleh kesalahpahaman

hingga komunikasi yang tidak efektif.

Komunikasi merupakan tolak ukur paling penting untuk pengembangan dalam

sebuah hubungan berpasangan (Tannen, 2007). Hal ini dikarenakan melalui

komunikasi, individu dan pasangan mampu menciptakan hubungan yang stabil dan

terstruktur (Tannen, 2007). Komunikasi memberi kesempatan kepada individu untuk

mengetahui ambang intoleransi dan kerentanan, area ketidakdewasaan, yang

mengarahkan kita untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap perilaku atau kata-kata

dari pasangan (Adriana-Elena et al., 2013). Komunikasi yang dilakukan secara efektif

dapat memengaruhi kepercayaan, persepsi, dan komitmen dalam sebuah hubungan

(Sharma & Patterson, 1999). Komunikasi memiliki beberapa aspek yaitu keterbukaan,

empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan (DeVito, 2011). Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

29

adanya keterbukaan, empati, sikap positif, sikap mendukung serta kesetaraan terhadap

pasangan akan membangun keintiman dan kedekatan dengan pasangan (Paramita &

Suarya, 2018). Kedekatan dan keintiman pasangan yang terjaga menandakan terdapat

proses penyesuaian dalam hubungan berlangsung dengan baik (Litzinger & Gordon,

2005).

Aspek pertama dari komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan. Keterbukaan

merupakan tindakan dalam memberi informasi tentang diri kita yang disembunyikan

dari orang lain mengenai nilai, keyakinan, perilaku, karakteristik, dan kualitas diri

(Agustina, 2016). Berbagi informasi tentang diri sendiri dan mengembangkan

pemahaman satu sama lain merupakan cara lain untuk menciptakan keintiman dalam

hubungan sekaligus berfungsi sebagai fondasi hubungan (Omarzu & Harvey, 2012).

Untuk menghindari pengungkapan yang berlebihan, pasangan harus memiliki aturan

untuk bisa mengungkapkan hubungan mereka (Miller, Corrales, & Wackman, 1975).

Semua hubungan memiliki batasan, sehingga untuk menghindari keterbukaan yang

berlebihan, pasangan harus memutuskan untuk membuat prosedur (aturan sederhana)

untuk mengungkapkan keinginan mereka satu sama lain dan juga orang-orang di luar

hubungan mereka (Miller et al., 1975). Individu yang secara langsung mengungkapkan

keinginan dan kebutuhannya memiliki efek komitmen yang baik pada pasangan serta

hubungan mereka (Firestone, Firestone, & Catlett, 2002). Ada waktu dan tempat yang

tepat untuk mengungkapkan berbagai jenis informasi, disebut mode kerja dan non-

kerja (Luft, 1969; Morris, 1973). Mode kerja memfasilitasi negosiasi dalam suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

30

hubungan. Individu yang menggunakan mode ini kondusif untuk membantu pasangan

dalam melihat pola interaksi yang mereka jalani dan memiliki proses untuk mengatur

diri sendiri dalam hubungannya (Miller et al., 1975). Berbeda halnya dengan mode

non-kerja, mode ini banyak ditandai oleh perilaku yang tidak mencerminkan niat untuk

membicarakan hal-hal mengenai masalah pribadi dan hubungan (Miller et al., 1975).

Kedua mode tetap bisa digunakan untuk menyelesaikan dan membahas permasalahan

seperti sikap, pikiran, kepercayaan, dan perasaan tentang komitmen seperti apa yang

ingin mereka buat (Firestone et al., 2002).

Aspek kedua dari komunikasi interpersonal yaitu empati. Empati memberi

kontribusi penting bagi kualitas hubungan (Cloutier & Peetz, 2016). Inti dari empati

adalah ketika individu memahami peristiwa dari sudut pandang orang lain serta

mengidentifikasi secara emosional (Eisenberg & Miller, 1987; Worthington, 1998).

Empati menggambarkan kemampuan individu untuk menilai adanya emosi dari

komunikasi bersama pasangan secara akurat dan spontan (Omarzu & Harvey, 2012).

Ketika individu memiliki pengalaman yang sama dengan orang lain, tidak sulit untuk

berempati, karena kita melihat apa yang dilihat orang lain sekaligus merasakan apa

yang mereka rasakan (Hybels & Weaver, 2004). Komunikasi yang terbuka dan penuh

dengan sikap empati dapat merefleksikan pikiran serta perasaan orang yang terlibat

didalamnya (Paramita & Suarya, 2018). Kedekatan individu serta komitmen dengan

pasangan dalam sebuah hubungan merupakan hal yang penting bagi individu untuk

berempati (Goss, 2006). Memiliki pasangan yang memahami perasaan pasangannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

31

untuk menjadi lebih sadar akan perasaan tersebut, memungkinkan adanya kehidupan

yang memuaskan sehingga berdampak juga terhadap kualitas hubungan (Cramer &

Jowett, 2010).

Aspek ketiga dari komunikasi interpersonal yaitu sikap mendukung. Sikap

mendukung dari pasangan dapat mencegah depresi dan konflik dalam hubungan, serta

dapat meningkatkan keintiman emosional dengan memberikan pengalaman positif

(Cramer & Jowett, 2010). Komunikasi dikaitkan dengan keintiman karena keintiman

memberi banyak arti, terutama bagi pasangan itu sendiri (Stefan, 2001, p. 89). Sikap

mendukung ini memiliki dampak beragam terhadap komitmen sesuai dengan

dukungan yang diterima (Wang, Kraut, & Levine, 2012). Individu yang menerima

dukungan yang rendah dari pasangan dan bersamaan dengan konflik dapat

memperburuk hubungan, sedangkan dukungan yang tinggi dari pasangan dapat

mengurangi konflik serta membuat hubungan menjadi lebih romantis. Selain itu,

dukungan yang rendah bisa menandakan adanya hubungan negatif yang sedang terjadi

sehingga dalam hubungan tersebut menghasilkan stres dan berdampak pada individu

dan pasangan (Berscheid, 1994).

Aspek keempat dari komunikasi interpersonal yaitu sikap positif. Setiap

peristiwa yang bermanfaat pada proses komunikasi dengan orang lain maupun

pasangan merupakan hasil dari sifat positif. Ketika individu sedang melakukan sesuatu,

pasangan akan mengidentifikasi perilaku positif yang ada dikeluarkan oleh individu

tersebut. Hal ini terjadi pada masing-masing pihak, baik individu kepada pasangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

32

pasangan kepada individu. Adanya sifat positif yang terjadi antara individu dan

pasangan, meminimalisirkan keraguan sehingga terjalin komitmen bagi kedua belah

pihak (Margolin, 1978). Individu yang menafsirkan perilaku pasangannya secara

positif maka ia juga akan berperilaku dan memandang pasangan secara positif,

sedangkan apabila yang ditafsirkan perilaku secara negatif maka individu juga

berperilaku dan memandang pasangan secara negatif (Floyd, 1988). Menjalin

hubungan yang aman dengan teman dekat selama masa remaja diprediksi memiliki

pengalaman emosi yang lebih positif dalam kehidupan sehari-hari dan lebih sedikit

pengaruh negatif dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan dimasa dewasa awal

(Dhariwal, Connolly, Paciello, & Caprara, 2009; Simpson, Collins, Tran, & Haydon,

2007). Cara yang baik untuk menyelesaikan konflik adalah mengetahui bagaimana

membuat pasangan kita untuk mengerti bahwa kita melihat sesuatu dari sudut pandang

nya juga. Hal ini memberi kontribusi untuk membentuk perasaan positif pada

hubungan berpasangan (Adriana-Elena et al., 2013).

Aspek kelima dari komunikasi interpersonal yaitu kesetaraan. Kesetaraan

mencakup status yang sama dengan pasangan, hubungan yang saling menguntungkan,

dan perhatian kepada satu sama lain (Knudson, Martin, & Mahoney, 1998, 2005).

Kesetaraan dalam hubungan merupakan landasan penting bagi individu dan pasangan

untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari (Haddock,

Zimmerman, Ziemba, & Current, 2001). Kesetaraan bukan dipandang sebagai

pembagian tugas antara individu dan pasangan, melainkan sebagai bentuk kontribusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

33

yang sama dalam hubungan (Knudson et al., 2005). Individu dan pasangan penting

untuk mengetahui bagaimana mencapai kesetaraan dan menempatkan diri agar setara

dengan pasangan, sehingga mereka tahu apa saja yang membuat hubungan mereka

berhasil (Irawan, 2017; Knudson et al., 2005). Kekuatan yang setara merupakan kunci

untuk mendapatkan hubungan yang positif, terutama karena adanya peningkatan

komunikasi secara langsung dan keintiman, sehingga hal tersebut memacu komitmen

bagi individu dan pasangan (Steil, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

34

E. Skema Penelitian

Komitmen berpacaran pada individu dewasa awal usia 18-25 tahun

Komunikasi interpersonal yang baik

- Mampu mengungkapkan keinginan satu sama lain (keterbukaan)

- Berempati kepada pasangan (empati) - Memberi dukungan terhadap pesan yang

disampaikan (sikap mendukung) - Memberi penghargaan melalui perilaku yang

positif (sikap positif) - Memberi kontribusi yang sama dan seimbang

(kesetaraan)

- Berdiskusi tentang komitmen seperti apa yang ingin dibuat

- Konflik berkurang - Memberi dukungan dan perhatian kepada

pasangan - Mengurangi keraguan karena sudah

berkomitmen - Memacu komitmen bagi individu dan pasangan - Memiliki kesempatan berargumen sama rata

Individu memiliki komitmen berpacaran yang tinggi dalam hubungan bersama pasangan

Gambar 1. Skema Teoretis Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Komitmen

Berpacaran pada Individu Dewasa Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

35

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan paparan di atas, hipotesis yang dirumuskan yaitu terdapat

hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran pada

individu dewasa awal. Semakin baik komunikasi interpersonal antara individu dan

pasangan, maka semakin tinggi komitmen berpacaran pada pasangan. Sebaliknya,

semakin buruk komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan, maka semakin

rendah komitmen berpacaran pada pasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan desain penelitian

korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan penelitan yang menggunakan

pendekatan untuk menguji teori secara obyektif dengan cara memeriksa hubungan

antar variabel (Creswell, 2014). Desain penelitian koreasional merupakan desain yang

mana peneliti mengukur hubungan antara dua atau lebih variabel yang dianalisis secara

statistik (Creswell, 2009).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi hasil (Creswell, 2014).

Variabel bebas disebut juga variabel anteseden, variabel tritmen, variabel

termanipulasikan, atau variabel prediktor (Supratiknya, 2015). Variabel bebas

dalam penelitian ini yaitu komunikasi interpersonal.

2. Variabel tergantung (dependent)

Variabel tergantung adalah hasil dari pengaruh variabel bebas (Creswell,

2014). Nama lain variabel tergantung adalah variabel konsekuen, variabel efek,

variabel hasil, variabel respons, atau variabel kriteria (Creswell, 2014; Supratiknya,

2015). Variabel dalam penelitian ini yaitu komitmen berpacaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

37

C. Definisi Operasional

1. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan pengiriman atau pertukaran

pesan antara dua orang atau lebih baik secara langsung atau tidak langsung.

Komunikasi interpersonal diungkap dengan menggunakan skala komunikasi

interpersonal melalui aspek keterbukaan, empati, sikap positif, sikap mendukung,

serta kesetaraan. Skor yang diperoleh menunjukkan keadaan komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh subjek. Skor yang tinggi menunjukkan semakin

baik komunikasi interpersonal yang terjalin pada hubungan berpacaran.

2. Komitmen berpacaran

Komitmen berpacaran memiliki arti yaitu keterikatan seseorang secara

psikologis untuk menjaga keharmonisan serta mempertahankan sebuah hubungan

dalam kondisi susah dan senang untuk jangka waktu yang lama dan ditunjukkan

melalui aspek dari skala komitmen berpacaran yaitu dedikasi dan pembatas

individu dalam mempertahankan hubungan berpacaran (constraint commitment).

Skor yang diperoleh akan menunjukkan tingkatan komitmen pada pasangan. Skor

yang tinggi menunjukkan semakin tinggi pula komitmen berpacaran pada

pasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

38

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari hal yang ingin diteliti (Priyono, 2016).

Populasi dalam penelitian ini yaitu individu dewasa awal yang berusia 18-25 tahun

yang sedang berpacaran dan belum menikah atau bertunangan.

2. Subjek penelitian dan teknik pengambilan sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti (Priyono, 2016).

Pemilihan subjek menggunakan metode purposive sampling karena teknik ini

dapat diterapkan untuk memilih sampel yang akan sesuai dengan kriteria penelitian

(Priyono, 2016). Kriteria subjek dalam penelitian ini yaitu individu dewasa awal

berusia 18-25 tahun yang sedang berpacaran (Arnett, 2006).

E. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan item

Peneliti melakukan langkah awal dengan memastikan bahwa aspek dari kedua

variabel tidak saling tumpang tindih. Peneliti kemudian menyusun item skala

komunikasi interpersonal yang mengacu pada aspek keterbukaan, empati, sikap

positif, sikap mendukung, dan kesetaraan. Peneliti juga menyusun item skala

komitmen berpacaran sesuai dengan aspek dedikasi dan pembatas individu dalam

mempertahankan hubungan (constraint commitment) yang sesuai dengan tinjauan

pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

39

2. Uji validitas

Setelah melakukan penyusunan item, peneliti melakukan uji validitas untuk

mencari validitas isi dari setiap item (IVI-I) dan validitas isi skala (IVI-S). Pertama,

peneliti meminta persetujuan mengenai alat ukur yang telah dibuat serta uji

validitas isi kepada dosen pembimbing sebagai profesional judgement. Kemudian,

peneliti meminta penilaian (peer judgement) kepada sembilan mahasiswa dengan

rincian dua orang sarjana psikologi, satu orang sarjana statistik, dan enam

mahasiswa psikologi terkait keselarasan tiap indikator dan item dari skala yang

sudah disusun.

Menurut Supratiknya (2016), jika peneliti melibatkan 6-10 orang penilai,

maka item dianggap relevan apabila validitas isi pada taraf item (IVI-I) memiliki

skor minimal 0,78. Jika skor IVI-I kurang dari 0,78 maka item perlu diperbaiki atau

digugurkan. Sedangkan validitas isi pada taraf skala (IVI-S/R) dianggap relevan

apabila memiliki nilai minimal 0,90 atau ≥ 0,90.

Pada uji validitas (peer judgement) yang telah peneliti lakukan, diperoleh

hasil perhitungan validitas isi pada taraf item (IVI-I) sebesar 0,888889 sampai 1,00

pada kedua variabel, sehingga peneliti melakukan revisi pada item yang memiliki

skor < 1,00. Sedangkan skor validitas isi pada taraf skala (IVI-S/R), peneliti

memperoleh skor 0,975845 pada variabel tergantung dan skor 0,988215 pada

variabel bebas. Berdasarkan hasil tersebut, item dalam skala dianggap selaras

dengan indikator (Supratiknya, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

40

3. Penyusunan kuesioner

Peneliti menyusun kuesioner yang berisi skala komunikasi interpersonal dan

komitmen berpacaran. Peneliti juga menyiapkan lembar informed consent yang

akan diisi oleh responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dan memberikan

jawaban yang jujur sesuai dengan kondisi subjek yang sebenarnya.

4. Pra uji coba

Peneliti melakukan pra uji coba sebelum menyebarkan kuesioner untuk

mengumpulkan data uji coba (try out). Pra uji coba memiliki tujuan yaitu untuk

mengetahui estimasi waktu yang digunakan untuk mengerjakan kuesioner. Pra uji

coba dilakukan pada dua orang yang sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah

dilakukan pra uji coba, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner ini yaitu

± 10 menit.

5. Uji coba

Peneliti melakukan uji coba skala yang dengan cara menyebarkan kuesioner

secara online melalui google form. Uji coba dilakukan pada hari Kamis, 7 Oktober

2020 dan mendapat 108 responden yang telah mengisi kuesioner sesuai dengan

kriteria penelitian. Setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 22.

6. Penyebaran data penelitian

Peneliti membagikan skala kepada subjek yang tidak terlibat dalam uji coba

setelah memastikan bahwa item telah valid dan reliabel. Penyebaran skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

41

dilakukan secara online melalui google form pada tanggal 16 hingga 21 Oktober

2020 dengan kriteria subjek berusia 18 hingga 25 tahun yang sedang menjalin

hubungan berpacaran dan belum menikah. Peneliti sudah menyiapkan kolom

rentang usia dari 18 hingga 25 tahun, sehingga subjek sudah dipastikan memenuhi

kriteria penelitian. Skala penelitian disebarkan melalui media sosial seperti

Instagram, Twitter, Line, Askfm, dan WhatsApp dengan durasi waktu selama enam

hari. Setelah durasi waktu selesai, peneliti melakukan analisis data yang akan

dibahas pada bab selanjutnya.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berskala

yang lazimnya mengungkap berbagai atribut psikologis seperti sifat, serta aneka jenis

konsep pribadi seperti cara penyesuaian diri, keyakinan, dan sikap (Supratiknya, 2015).

Skala merupakan alat pengumpul data yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan disusun

untuk menyatakan atribut tertentu dengan cara melihat respon subjek terhadap

pertanyaan tersebut (Azwar, 2013). Penelitian ini menggunakan dua skala, untuk

mengukur komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran dengan skala Likert

yang terdiri dari item favorable dan unfavorable.

1. Skala komunikasi interpersonal

Skala komunikasi interpersonal dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan dari teori

yang dikembangkan oleh DeVito (2011). Jenis skala yang digunakan dalam skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

42

ini yaitu skala Likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju

(STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Penyajian skala

komunikasi interpersonal menggunakan item favorable dan unfavorable. Peneliti

menggunakan empat pilihan jawaban pada skala Likert untuk menghilangkan

kelemahan pilihan jawaban Netral (N) yang menimbulkan kecenderungan

menjawab di posisi tengah (central tendency effect) bagi responden yang ragu-ragu

dengan jawaban mereka.

Tabel 1.

Skor Skala Komunikasi Interpersonal pada Item Favorable

Tabel 2.

Skor Skala Komunikasi Interpersonal pada Item Unfavorable

Respon Pernyataan Favorable Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2 Setuju (S) 3 Sangat Setuju (SS) 4

Respon Pernyataan Unfavorable Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Tidak Setuju (TS) 3 Setuju (S) 2 Sangat Setuju (SS) 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

43

Tabel 3.

Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal sebelum Uji Coba No Aspek Indikator Item Jumlah % 1 Keterbukaan Kesediaan individu

mengungkapkan informasi 11, 22, 43, 34 4

18,18% (8) Merespon dengan jujur atas

pernyataan orang lain. 15, 36, 7, 18 4

2 Empati Kemampuan individu berempati secara afektif

29, 10, 21, 32 4 18,18%

(8) Kemampuan individu berempati secara kognitif

3, 44, 25, 6 4

3. Sikap Mendukung

Sejauh mana memberikan dukungan satu sama lain

17, 28, 39, 20, 31, 42, 13, 4

8 18,18% (8)

4 Sikap positif Memberi perhatian 35, 16, 27, 28 4 27,28%

(12) Memiliki kesabaran dalam berkomunikasi

9, 30, 41, 2 4

Saling mendengarkan 23, 14, 5, 26 4 5 Kesetaraan Individu dan individu lain

memiliki peran yang sejajar

37, 8, 19, 40, 1, 12, 33, 24.

8 18,18% (8)

Total 44 44 100%

Tabel 3 menunjukkan bahwa rancangan persebaran item tiap aspek memiliki

jumlah yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya jumlah indikator yang berbeda

pada tiap aspek. Peneliti telah menetapkan jumlah item favorable dan unfavorable

sama banyak pada tiap indikator yang mana pada satu indikator terdapat paling

sedikit dua item favorable dan dua item unfavorable. Pernyataan tersebut didukung

oleh Azwar (2012) yang mengatakan bahwa tabel kisi-kisi dapat dibuat lebih detail

dengan memuat proporsi atau presentase item, kecuali jika sudah ditentukan lebih

dahulu bahwa jumlah item favorable dan unfavorable dibuat kurang lebih sama

banyak pada masing-masing indikator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

44

2. Skala komitmen berpacaran

Skala komitmen berpacaran dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek

dedikasi dan pembatas individu dalam mempertahankan hubungan (constraint

commitment) dari teori yang dikembangkan oleh Owen, Rhoades, Stanley, dan

Markman (2010). Jenis skala yang digunakan dalam skala ini yaitu skala Likert

dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju

(TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Penyajian skala komitmen berpacaran

menggunakan item favorable dan unfavorable. Peneliti menggunakan empat

pilihan jawaban pada skala Likert untuk menghilangkan kelemahan pilihan

jawaban Netral (N) yang menimbulkan kecenderungan menjawab di posisi tengah

(central tendency effect) bagi responden yang ragu-ragu dengan jawaban mereka.

Tabel 4.

Skor Skala Komitmen Berpacaran pada Item Favorable

Tabel 5

Skor Skala Komitmen Berpacaran pada Item Unfavorable

Respon Pernyataan Favorable Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2 Setuju (S) 3 Sangat Setuju (SS) 4

Respon Pernyataan Unfavorable Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Tidak Setuju (TS) 3 Setuju (S) 2 Sangat Setuju (SS) 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

45

Tabel 6.

Distribusi Item Skala Komitmen Berpacaran Sebelum Uji Coba

No. Aspek Dimensi No. Item Jumlah % 1. Dedikasi Intensi untuk menjalin

hubungan dalam jangka waktu yang lama

31, 22, 3, 24 4

50% (16)

Memprioritaskan hubungan

15, 6, 27, 18 4

Identitas dua individu sebagai pasangan

9, 20, 1, 32 4

Kesediaan untuk berkorban

13, 4, 25, 16 4

2. Constraint commitment

Tekanan sosial 7, 28, 19, 30 4

50% (16)

Kekhawatiran tidak akan mendapatkan pasangan yang lebih cocok dibanding pasangan saat ini.

11, 2, 23, 14 4

Peduli akan nasib kesejahteraan pasangan jika ia meninggalkan pasangannya

5, 26, 17, 8 4

Investasi struktural 29, 10, 21, 12 4

Total 32 32 100%

G. Pengujian Alat Ukur Penelitian

1. Validitas

Valid memiliki arti apabila instrumen menguskur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2013). Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas tinggi

apabila alat ukur tersebut bisa memberi hasil sesuai dengan tujuan pengukuran

(Azwar, 2003). Semakin tinggi angka validitas semakin tepat alat ukur tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

46

Semakin rendah angka validitas maka alat ukur tersebut tidak dapat mengukur

sasaran yang akan diukur dengan baik dan tepat.

Peneliti menggunakan validitas isi dan validitas tampang dalam menguji

validitas penelitian ini. Validitas isi merupakan validitas yang di estimasi melalui

uji kelayakan atau relevansi isi tes oleh penilaian para ahli (Hendryadi, 2017).

Validitas isi juga dapat dikatakan sebagai fungsi seberapa baik dimensi dan elemen

sebuah konsep yang sudah digambarkan (Sekaran, 2006). Validitas isi memastikan

bahwa pengukuran item skala mencerminkan beberapa atau keseluruhan item yang

akan diukur (Hendryadi, 2017).

Validitas tampang mengacu pada tampilan tes yang memiliki tujuan untuk

mencapai apresiasi subjek terhadap tes (Azwar, 2013). Peneliti membuat tampilan

kuesioner semenarik mungkin sehingga subjek termotivasi dan nyaman untuk

mengerjakan soal. Peneliti mengumpulkan rancangan kuesioner kepada dosen

pembimbing lalu melakukan uji coba kepada 108 responden yang memenuhi

kriteria kuesioner.

2. Seleksi item

Seleksi item merupakan salah satu metode untuk mendapatkan item yang

memenuhi syarat dalam penyusunan tes. Melalui seleksi item, akan diperoleh item-

item yang akan membentuk sebuah tes yang homogen dan memiliki daya

diskriminasi yang baik. Statistik item-item yang membentuk sebuah tes psikologis

diperiksa melalui analisis item setelah item tersebut diujicobakan pada sekelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

47

sampel standarisasi (Supratiknya, 2014). Pengujian daya diskriminasi item dapat

dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item

dengan distribusi skor skala itu sendiri, sehingga akan menghasilkan koefisien

korelasi item total (Azwar, 2012).

Koefisien korelasi item total (rix) bergerak dari 0 sampai 1,00 dengan tanda

positif atau negatif (Azwar, 2012). Koefisien korelasi yang memiliki angka

mendekati 1,00 mencerminkan daya diskriminasi item yang semakin baik. Namun,

koefisien korelasi yang memiliki angka mendekati 0, mencerminkan item tersebut

tidak memiliki daya diskriminasi. Batasan yang digunakan dalam kriteria

pemilihan item berdasar korelasi item total yaitu rix ≥ 0,30. Item dikatakan

memiliki daya diskriminasi yang baik apabila memiliki rix ≥ 0,30. Apabila item <

0,30 maka dianggap memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2012).

Semakin tinggi nilai koefisien korelasi positif antara skor item dengan skor

skala, maka semakin tinggi daya diskriminasi item tersebut. Begitu pula

sebaliknya, apabila koefisien korelasi rendah atau mendekati nol maka fungsi item

tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya diskriminasi item dikatakan

rendah (Azwar, 2012).

a. Skala komunikasi interpersonal

Skala ini terdiri dari 32 item diantaranya 16 item favorable dan 16 item

unfavorable. Setelah dilakukan uji coba pada 108 responden, peneliti mendapat

korelasi item total berkisar 0,223 sampai 0,752. Item yang baik memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

48

koefisien korelasi item ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien

korelasi item ˂ 0,30 akan dinyatakan gugur (Azwar, 2012). Terdapat satu item

yang digugurkan pada skala komunikasi interpersonal karena memiliki

koefisien korelasi total sebesar 0,223 atau < 0,30.

Tabel 7.

Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal Setelah Uji Coba No Aspek Indikator Item Jumlah % 1 Keterbukaan Kesediaan individu

mengungkapkan informasi 11, 22, 43, 34 4

18,6% (8) Merespon dengan jujur atas

pernyataan orang lain. 15, 36, 7, 18 4

2 Empati Kemampuan individu berempati secara afektif

29, 10, 21, 32 4 16,3%

(7) Kemampuan individu berempati secara kognitif

3, 44, 25, 6* 3

3. Sikap Mendukung

Sejauh mana memberikan dukungan satu sama lain

17, 28, 39, 20, 31, 42, 13, 4

8 18,6% (8)

4 Sikap positif Memberi perhatian 35, 16, 27, 28 4 27,9% (12)

Memiliki kesabaran dalam berkomunikasi

9, 30, 41, 2 4

Saling mendengarkan 23, 14, 5, 26 4 5 Kesetaraan Individu dan individu lain

memiliki peran yang sejajar 37, 8, 19, 40, 1, 12, 33, 24.

8 18,6% (8)

Total 43 43 100% *: Item yang gugur

b. Skala komitmen berpacaran

Skala ini terdiri dari 44 item diantaranya 22 item favorable dan 22 item

unfavorable. Setelah dilakukan uji coba pada 108 responden, peneliti mendapat

korelasi item total berkisar 0,284 sampai 0,755. Item yang baik memiliki

koefisien korelasi item ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien

korelasi item ˂ 0,30 akan dinyatakan gugur (Azwar, 2012). Dalam penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

49

ini, terdapat satu item yang digugurkan karena memiliki koefisien korelasi total

sebesar 0,284 atau < 0,30.

Tabel 8.

Distribusi Item Skala Komitmen Berpacaran Setelah Uji Coba No. Aspek Dimensi No. Item Jumlah % 1. Dedikasi Intensi untuk menjalin

hubungan dalam jangka waktu yang lama

31, 22, 3, 24 4

48,38%

(15) Memprioritaskan hubungan 15, 6, 27*, 18 3 Identitas dua individu sebagai pasangan

9, 20, 1, 32 4

Kesediaan untuk berkorban 13, 4, 25, 16 4 2. Constraint

commitment Tekanan sosial 7, 28, 19, 30 4

51,62%

(16)

Kekhawatiran tidak akan mendapatkan pasangan yang lebih cocok dibanding pasangan saat ini.

11, 2, 23, 14 4

Peduli akan nasib kesejahteraan pasangan jika ia meninggalkan pasangannya

5, 26, 17, 8 4

Investasi struktural 29, 10, 21, 12 4 Total 31 31 100%

*: Item yang gugur

3. Reliabilitas

Reliabilitas memiliki arti konsistensi hasil ukur yang mengandung makna

tingkatan kecermatan suatu pengukuran (Azwar, 2012). Salah satu cara

mendapatkan reliabilitas alat ukur dengan menggunakan metode berbasis

kovarians item Alpha Cronbach, sehingga penelitian ini menggunakan metode

koefisien Alpha Cronbach untuk mengestimasi konsistensi internal tiap item.

Reliabilitas secara psikometrik merujuk pada dua ciri, yaitu memiliki konsistensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

50

antar bagian dalam tes (konsistensi internal) serta konsistensi antar waktu dari hasil

tes (Klein dalam Supratiknya, 2014).

Koefisien reliabilitas (rxx) berada pada rentang angka 0 sampai 1,00.

Koefisien reliabilitas yang semakin tinggi mendekati angka 1,00 memiliki makna

pengukuran semakin reliabel. Sebaliknya, apabila koefisien reliabilitas yang

semakin rendah mendekati angka 0 menunjukkan makin rendahnya reliabilitas

(Azwar, 2012). Koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas

tes yaitu sebesar 0,70 (Supratiknya, 2014). Apabila sebuah penelitian mendapat

koefisien minimun di bawah 0,70, maka sebuah tes menjadi kurang memadai untuk

dibagi perorangan. Hal itu dikarenakan bahwa kesalahan baku skor muncul

sedemikian besar sehingga interpretasi skor menjadi meragukan. Meskipun

reliabilitas merupakan syarat yang perlu untuk sebuah tes, namun hal itu tidaklah

cukup. Hal ini dikarenakan tes yang sungguh baik adanya haruslah menghasilkan

pengukuran yang valid.

Peneliti telah melakukan uji coba skala pada hari Rabu, 07 Oktober 2020

dan mendapat 108 responden. Selanjutnya, peneliti melakukan perhitungan hasil

uji coba dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 22 dengan hasil sebagai berikut:

Reliabilitas Alpha Cronbach pada skala komunikasi interpersonal menunjukkan

nilai 0,947 untuk 44 item. Sedangkan reliabilitas Alpha Cronbach pada skala

komitmen berpacaran menunjukkan nilai 0,748 untuk 32 item. Dari hasil tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

51

dapat dikatakan bahwa kedua reliabilitas tes tersebut dianggap memuaskan karena

memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,70.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabilitas data

terdistribusi normal atau tidak (Suparno, 2016). Uji normalitas pada penelitian

ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov karena jumlah subjek penelitian

lebih dari 50 orang (Santoso, 2010). Data dapat dikatakan terdistribusi normal

apabila memiliki taraf signifikansi (p) > 0,05. Data dikatakan tidak terdistribusi

normal apabila memiliki taraf signifikansi (p) < 0,05 (Santoso, 2010). Apabila

persebaran data terdistribusi dengan normal, dapat dilakukan uji hipotesis

menggunakan uji parametrik. Sebaliknya, jika persebaran data menunjukkan

hasil tidak terdistribusi dengan normal, dapat menggunakan teknik analisis uji

non parametrik (Siregar, 2013).

b. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan

yang linear antara variabel bebas dan variabel tergantung (Priyatno, 2014).

Data dapat dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi (p) < 0,05,

sedangkan data dapat dikatakan tidak linear jika memiliki taraf signifikansi (p)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

52

> 0,05 (Santoso, 2010). Uji linearitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan test for linearity serta bantuan program SPSS versi 22.

2. Uji hipotesis

Hipotesis penelitian memiliki arti yaitu sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007). Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung. Apabila data dalam penelitian ini

terdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan metode analisis

Pearson Product Moment. Sebaliknya, apabila data dalam penelitian ini tidak

terdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan metode analisis

Spearman Rho Correlation (Santoso, 2015). Uji hipotesis akan diterima jika

taraf signifikan (p) < 0,05, sedangkan uji hipotesis ditolak jika nilai signifikan

(p) > 0,05 (Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan program SPSS versi 22

dalam proses melakukan analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama enam hari, pada

tanggal 16 sampai 21 Oktober 2020. Peneliti menyebar kuesioner dalam bentuk online

melalui link pada google form. Kuesioner disebar ke berbagai aplikasi sosial media

seperti WhatsApp, Instagram, Twitter, Line, dan Askfm. Kriteria subjek yang

dibutuhkan dalam penelitian ini sudah tercantum pada halaman awal google form.

Banyaknya data yang terkumpul dalam proses pengambilan data sebanyak

1.091 subjek. Akan tetapi, terdapat satu subjek yang tidak memenuhi kriteria sehingga

data dari satu subjek tersebut digugurkan. Oleh karena itu, data yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 1.090 subjek.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa informasi demografis dari subjek

penelitian. Tujuan dari demografis data untuk mengetahui gambaran dari subjek yang

diteliti. Subjek dalam penelitian ini yaitu pria maupun wanita yang berusia 18 hingga

25 tahun dan sedang menjalin hubungan berpacaran dengan lawan jenis. Berikut adalah

gambaran subjek yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

54

Tabel 9.

Data Demografis Subjek

Aspek Kategori Frekuensi (N=1.090)

Presentase

Usia 18 19 20 21 22 23 24 25

37 61

105 220 303 150 113 101

3,4% 5,6% 9,6%

20,2% 27,8% 13,8% 10,3% 9,3%

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

173 917

15,9% 84,1%

Status Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja

371 719

34% 66%

Pendidikan saat ini SMA/ Sederajat Mahasiswa/ Sarjana

Pascasarjana Tidak sedang menempuh

pendidikan

41 837 59 153

3,8% 76,8% 5,4% 14%

Lama berpacaran ≤ 1 tahun 1,1 – 3 tahun 3,1 – 5 tahun 5,1 – 7 tahun

>7 tahun

344 435 191 78 42

31,5% 39%

17,5% 7,2% 3,9%

Tabel 9 memaparkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki ragam usia, jenis

kelamin, status pekerjaan, pendidikan saat ini, serta lama berpacaran. Berkaitan dengan

usia subjek, mayoritas subjek pada penelitian ini berusia 22 tahun yaitu sebanyak 303

subjek (27,8%) serta 220 subjek berusia 21 tahun (20,2%).

Terkait dengan jenis kelamin, terdapat 917 subjek yang berjenis kelamin

perempuan (84,1%) dan 173 subjek berjenis kelamin laki-laki (15,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin

perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

55

Berdasarkan status pekerjaan, sebanyak 371 subjek memiliki pekerjaan (34%)

sedangkan 719 subjek tidak memiliki atau tidak bekerja (84,1%). Dapat disimpulkan

bahwa mayoritas subjek yang mengisi kuesioner penelitian adalah mereka yang tidak

memiliki pekerjaan atau tidak bekerja.

Jika dilihat dari pendidikan saat ini pada tabel 9, mayoritas subjek dalam penelitian

masih menjadi mahasiswa atau sedang menempuh sarjana yaitu sebanyak 837 subjek

(76,8%) dan 153 subjek yang tidak sedang menempuh pendidikan (14%).

Tabel 9 memperlihatkan keberagaman durasi hubungan berpacaran yang dijalin

oleh subjek. Berdasarkan data yang telah masuk dalam penelitian ini, mayoritas subjek

sebanyak 435 subjek sedang menjalin hubungan berpacaran selama satu tahun satu

bulan hingga tiga tahun lamanya (39%). Selain itu, sebanyak 344 subjek (31,5%) juga

telah menjalin hubungan berpacaran selama atau kurang dari satu tahun.

C. Deskripsi Data Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan gambaran mengenai nilai teoretik

dan nilai empirik dari skala yang akan diteliti melalui analisis deskripsi data penelitian.

Analisis deskriptif memiliki tujuan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

Mean teoretik dan mean empirik memiliki pengertian yang berbeda. Mean

teoretik diartikan sebaga rata-rata skor dalam skala penelitian yang diperoleh dari

perhitungan secara manual berdasarkan skor terendah dan skor tertinggi dalam suatu

penelitian dengan rumus sebagai berikut (Azwar, 2005):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

56

MT = (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)+(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)

2

Mean empirik memiliki definisi rata-rata dari skor yang diperoleh dalam

penelitian, serta perhitungannya diperoleh dari hasil uji One Sample Test dengan

bantuan program SPSS versi 22.

Tabel 10.

Hasil Mean Empirik dan Mean Teoretik

Variabel N Min Maks Mean SD Empirik Teoretik

Komitmen Berpacaran

1.090 31 124 99,66 77,5 13,764

Komunikasi Interpersonal

1.090 43 172 144,95 107,5 15,962

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan antara nilai

mean empirik dan mean teoretik pada variabel komitmen berpacaran. Hal ini

dikarenakan variabel komitmen berpacaran memperoleh nilai signifikansi (p) sebesar

0,000 berdasarkan data yang diperoleh dari uji beda mean One Sample Test dengan

bantuan program SPSS versi 22. Variabel komitmen berpacaran mendapat nilai mean

empirik sebesar 99,66 dan mean teoretik sebesar 77,5 dengan standar deviasi sebesar

13,764. Berdasarkan hasil tersebut, nilai mean empirik lebih tinggi dibandingkan nilai

mean teoretik. Artinya, mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki komitmen yang

tinggi terhadap hubungan yang sedang dijalani.

Pada variabel komunikasi interpersonal, telah didapatkan nilai signifikansi sebesar

0,000 yang menandakan bahwa terdapat perebedaan yang signifikan antara mean

emoirik dan mean teoretik. Variabel komunikasi interpersonal mendapatkan nilai mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

57

empirik sebesar 144,95 dan mean teoretik sebesar 107,5 dengan standar deviasi sebesar

15,962. Berdasarkan hasil tersebut, mean empirik memiliki nilai lebih tinggi daripada

mean teoretik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki

komunikasi yang baik dan berkualitas bersama pasangannya.

Perhitungan kategorisasi dalam penelitian ini dilakukan secara manual dengan

panduan rumus kategorisasi seperti pada tabel berikut:

Tabel 11.

Rumus Kategori

Kategori Rumus Rendah X< (Mean hipotetik – 1 x SD hipotetik) Sedang (Mean hipotetik – 1 x SD hipotetik) ≤ X < (Mean hipotetik +

1 x SD hipotetik) Tinggi X ≥ (Mean hipotetik + 1 x SD hipotetik)

Tabel 12.

Kategori Komunikasi Interpersonal

Rentang Kategori Jumlah (%) X ≥ 129 Tinggi 904 82,9%

86 ≤ X < 129 Sedang 184 16,9% X < 86 Rendah 2 0,2%

Total 1.090 100%

Tabel 12 merupakan tabel kategori komunikasi interpersonal subjek. Berdasarkan

hasil tersebut, dari 1.090 subjek terdapat 904 subjek (82,9%) yang memiliki tingkat

komunikasi interpersonal dengan kategori tinggi. Kemudian terdapat 184 subjek

(16,9%) yang memiliki tingkat komunikasi interpersonal dengan kategori sedang.

Selain itu, terdapat 2 subjek (0,2%) yang memiliki tingkat komunikasi dengan kategori

rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam

penelitian ini memiliki tingkat komunikasi interpersonal dengan kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

58

Tabel 13.

Kategorisasi Komitmen Berpacaran

Rentang Kategori Jumlah (%) X ≥ 93 Tinggi 778 71,4%

62 ≤ X < 93 Sedang 301 27,6% X < 62 Rendah 11 1%

Total 1.090 100%

Tabel 13 merupakan tabel kategori komitmen berpacaran subjek. Berdasarkan

hasil tersebut, dari 1.090 subjek terdapat 778 subjek (71,4%) yang memiliki tingkat

komitmen berpacaran dengan kategori tinggi. Kemudian terdapat 301 subjek (27,6%)

yang memiliki tingkat komitmen berpacaran dengan kategori sedang. Selain itu,

terdapat 11 subjek (1%) yang memiliki tingkat komitmen berpacaran dengan kategori

rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam

penelitian ini memiliki tingkat komitmen berpacaran dengan kategori tinggi.

D. Analisis Data

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian terdistribusi

dengan normal atau tidak (Siregar, 2013). Dalam penelitian ini, jumlah sampel

yang digunakan > 50, sehingga uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas

dilakukan pada kedua data variabel komunikasi interpersonal dan komitmen

berpacaran. Data dikatakan terdistribusi normal apabila taraf signifikansi (p) > 0,05

(Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

59

Tabel 14.

Hasil Uji Normalitas

Tabel 14 menunjukkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.

Dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (p) dari komunikasi interpersonal adalah

(p) = 0,000 dan di bawah 0,05. Hal itu menandakan bahwa data dari komunikasi

interpersonal tidak terdistribusi dengan normal. Begitu juga dengan komitmen

berpacaran memiliki nilai signifikansi (p) = 0,000 dan di bawah 0,05. Artinya, data

dari komitmen berpacaran tidak terdistribusi dengan normal. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa data dari variabel komunikasi interpersonal dan

komitmen berpacaran tidak terdistribusi normal, sehingga peneliti akan melakukan

uji hipotesis dengan teknik non-parametrik, yaitu Spearman’s Rho.

2. Uji linearitas

Uji linearitas dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui

hubungan antar variabel yang akan dianalisis apakah memiliki garis lurus atau

tidak, sehingga diketahui adanya peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu

variabel dan diikuti oleh peningkatan atau penuruan dari variabel lain secara linear

(Santoso, 2010). Pada penelitian ini, uji linearitas dilakukan menggunakan test for

linearity dengan bantuan program SPSS versi 22. Data dikatakan linear apabila

nilai taraf signifikansi linearity (p) < 0,05. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi

Kolomogorov-Smirnov* Ket Statistic Df Sig.

Komunikasi Interpersonal

,079 1.090 ,000 Tidak normal

Komitmen Bepacaran

,051 1.090 ,000 Tidak normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

60

linearity (p) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data yang didapat tidak linear

(Santoso, 2010).

Tabel 15.

Hasil Uji Linearitas

Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

Komitmen Berpacaran * Komunikasi Interpersonal

Linearity

83515,381

1

83515,381

797,301

,000

Berdasarkan tabel 15 diketahui variabel komunikasi interpersonal dan

komitmen berpacaran memiliki nilai signifikansi (p) = 0,000 (p < 0,005). Hal ini

menujukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel komunikasi

interpersonal dan komitmen berpacaran.

3. Uji hipotesis

Hasil uji normalitas dan uji linearitas menunjukkan data dalam penelitian

ini tidak terdistribusi normal namun linear, sehingga peneliti melakukan uji

hipotesis dengan teknik korelasi Spearman’s Rho one-tailed. Untuk melakukan uji

hipotesis, peneliti menggunakan program SPSS versi 22 untuk menganalisa data.

Berikut ini kategori koefisien korelasi menurut Siregar (2014) seperti yang tertera

pada tabel 16:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

61

Tabel 16.

Kriteria korelasi

Koefisien Korelasi (r) Kategori Korelasi 0,00 – 0,199 Korelasi sangat lemah 0,20 – 0,399 Korelasi lemah 0,40 – 0,599 Korelasi cukup kuat 0,60 – 0,799 Korelasi kuat 0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat

Berikut ini adalah tabel uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis

korelasi Spearman’s Rho:

Tabel 17.

Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Komunikasi Interpersonal dan Komitmen

Berpacaran

Komunikasi Interpersonal

Komitmen Berpacaran

Spearman's Rho

Komunikasi Correlation Coefficient

1,000 ,645**

Sig. (1-tailed) . ,000 N 1.090 1.090

Komitmen Correlation Coefficient

,645** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 . N 1.090 1.090

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa nilai signifikan (p) = 0,000 yang

mana p < 0,01. Apabila nilai signifikan (p) < 0,01 dapat dikatakan bahwa uji

korelasi diterima. Koefisien korelasi menunjukkan angka sebesar 0,645 yang mana

angka tersebut masuk dalam kategori korelasi kuat (Siregar, 2014). Hal itu berarti

terdapat hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dan komitmen

berpacaran. Semakin baik komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

62

maka semakin tinggi komitmen berpacaran pada pasangan. Sebaliknya, semakin

buruk komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan, maka semakin

rendah komitmen berpacaran pada pasangan. Dengan demikian, melalui penjelasan

tersebut membuktikan adanya pembuktian hipotesis adanya hubungan positif

antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa

awal.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan positif antara komunikasi

interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal. Peneliti

menggunakan uji hipotesis non parametrik dengan Spearman’s Rho one tailed karena

dari hasil uji normalitas menujukkan persebaran data yang tidak terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) antara komunikasi

interpersonal dan komitmen berpacaran sebesar 0,645 dan signifikansi (p) sebesar

0,000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis terbukti, yaitu terdapat hubungan positif

antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran. Selain itu, nilai koefisien

korelasi (r) pada penelitian ini termasuk dalam kategori kuat (Siregar, 2014). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik komunikasi interpersonal antara

individu dan pasangan, maka semakin tinggi komitmen berpacaran pada pasangan.

Sebaliknya, semakin buruk komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan,

maka semakin rendah komitmen berpacaran pada pasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

63

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Tannen

(2007) menegaskan bahwa komunikasi merupakan tolak ukur yang berperan penting

untuk pengembangan dalam sebuah hubungan berpasangan. Menurut Sibley (2010)

komunikasi berperan penting dalam membentuk komitmen karena komunikasi dapat

membantu pasangan untuk mengetahui kecocokan diantara mereka. Selain itu,

menurut Adriana-Elena et al., (2013) komunikasi dapat memberi kesempatan pada

individu untuk mengetahui ambang intoleransi, area ketidakdewasaan, yang

mengarahkan seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap perilaku atau

kata-kata dari pasangan. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Adelina dan

Andromeda (2014) mengenai komitmen dalam hubungan perkawinan yang

membuktikan bahwa kualitas komunikasi dapat meningkatkan komitmen dalam

sebuah hubungan.

Penelitian tersebut diperkuat dengan hasil penelitian dari Herdiyanto dan Liana

(2017) yang mengatakan bahwa kesalahpahaman dalam komunikasi menyebabkan

berakhirnya hubungan pada individu yang berpacaran. Hal ini dikarenakan sebagian

konflik disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif, sehingga kondisi tersebut

menyebabkan individu mudah merasa marah. Begitu juga penelitian yang dilakukan

oleh LeFebvre dan Carmack (2019) yang menemukan bahwa komunikasi dan

komitmen berpacaran saling memengaruhi perilaku seseorang dalam pengambilan

keputusan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Friesell (2008) membuktikan

bahwa komunikasi terhadap pasangan memiliki hubungan yang positif dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

64

komitmen, kepuasan, serta kepercayaan dalam hubungan tersebut. Menurut Shulman

dan Connolly (2013), saat individu memulai hubungan yang baru, maka ia dan

pasangan menentukan minat, perilaku, serta apa yang diinginkan dalam hubungan

mereka agar berjalan dengan baik.

Komunikasi yang dilakukan secara intens akan memberi dampak baik bagi

hubungan seperti keterbukaan, kejujuran, komitmen, serta kepercayaan (Gunarsa,

dalam Herdiyanto & Liana, 2017). Relasi dalam hubungan berpacaran akan terus

berubah dari waktu ke waktu tergantung dari komunikasi yang dilakukan kedua pihak

(Surbakti, 2008). Oleh karena itu, setiap pasangan yang menjalani hubungan

berpacaran harus memiliki komitmen dan komunikasi yang baik, karena komunikasi

merupakan hal penting dalam membangun sebuah hubungan (Weeks & Treat, 2001).

Pasangan yang membangun komunikasi interpersonal yang baik dengan pasangan

dapat menumbuhkan komitmen, rasa kepercayaan, serta kepuasan terhadap

pasangannya (Herdiyanto & Liana, 2017). Komunikasi interpersonal dan

pengembangan hubungan memengaruhi komitmen hubungan berpacaran, dengan cara

meningkatkan sifat pengertian, berdiskusi tentang keseharian serta hobi, serta adanya

empati kepada pasangan (Navran, dalam Herdiyanto & Liana, 2017).

Pernyataan tersebut di dukung oleh penelitian Rakhmat (2005), yang

menuliskan bahwa komunikasi interpersonal menjadi semakin baik dan efektif apabila

terdapat keterbukaan dalam hubungan interpersonal antara individu dan pasangan,

sehingga mereka mampu berproses bersama dalam hal membuka diri. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

65

penelitian ini, keterbukaan merupakan salah satu aspek komunikasi interpersonal yang

dapat membangun kedekatan dan kelekatan dengan pasangan. Menurut Litzinger dan

Gordon (2005), adanya kedekatan dan keintiman pasangan menandakan proses

penyesuaian dalam hubungan berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa komitmen berpacaran memiliki

nilai mean empirik lebih tinggi daripada nilai mean teoretik (ME= 99,66; MT= 77,5).

Selain itu, hasil kategorisasi komitmen berpacaran menunjukkan sebanyak 71,4%

subjek diantaranya termasuk dalam kategori yang tinggi. Artinya, mayoritas subjek

dalam penelitian ini memiliki komitmen berpacaran yang tinggi. Hal ini didukung oleh

penelitian Givertz dan Segrin (2005) menyatakan bahwa individu yang menganggap

hubungan mereka sebagai sumber pengaruh positif, kemungkinan besar terdapat

peningkatan komitmen pada hubungan. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Stanley, Markman, dan Whitton (2002); Ho, Chen, Bond, Hui, Chan, dan

Friedman (2012), bahwa individu yang berkomitmen akan memikirkan cara untuk

menjaga dan melindungi hubungan mereka agar kedua pihak tetap merasa aman.

Individu yang memiliki komitmen tinggi dibutuhkan adanya kesiapan (Hadden,

Agnew, & Tan, 2018). Sebab masih terdapat individu dewasa awal yang menganggap

komitmen sebagai salah satu pengalaman negatif (LeFebvre & Carmack, 2019),

sehingga hubungan yang dijalani tidak stabil dan tanpa adanya komitmen (Arnett,

2004). Meskipun demikian, masih ada individu dewasa awal yang menetapkan

komitmen sebagai tujuan yang diinginkan oleh mereka (Beyers & Seiffge-Krenke,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

66

2010). Oleh karena itu, untuk memulai sebuah hubungan yang baru, salah satunya

melalui kesiapan diri sendiri untuk mau berkomitmen (LeFebvre & Carmack, 2019).

Kesiapan memulai hubungan romantis yang akan dijalani nantinya membentuk sebuah

komunikasi yang baik pada individu dan pasangan (Prochaska & DiClemente, 1983).

Bertolak dari hasil temuan dalam penelitian ini yang membuktikan adanya

hubungan positif yang kuat antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran,

maka individu dewasa awal sebaiknya menjaga keharmonisan dan menerapkan

kerjasama yang baik agar tercipta hubungan yang lebih romantis. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan melakukan aktivitas bersama-sama karena cenderung merasa puas

dibandingkan pasangan yang jarang melakukan aktivitas bersama (DeGenova & Rice,

2015). Individu juga dapat menyediakan waktu dan kesediaan membantu pasangan

(Temple dalam Yuniariandini, 2016). Hal ini dikarenakan pasangan yang saling

membutuhkan dapat memperkuat keharmonisan hubungan (Rusman, 2019).

Penelitian ini menggunakan skala yang berbeda dari penelitian sebelumnya,

yang mana tidak mengadaptasi alat ukur dari penelitian sebelumnya, melainkan item-

item pada alat ukur disusun oleh peneliti. Akan tetapi, hasil penelitian ini memiliki

hasil yang sama seperti pada penelitian sebelumnya, yaitu terdapat hubungan positif

antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran. Meskipun demikian,

penelitian ini memberi informasi baru mengenai teori komitmen berpacaran yang tidak

dipakai pada penelitian terdahulu. Selain itu, penelitian ini memperkuat hasil dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

67

penelitian sebelumnya yang mana komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran

memiliki hubungan yang positif pada individu dewasa awal.

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah disajikan mengenai keterkaitan

antara komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran melalui prosedur penelitian

dan analisis data yang sesuai, tujuan dari penelitian ini telah terpenuhi, yaitu untuk

mengetahui adanya hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan komitmen

berpacaran pada individu dewasa awal. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa

semakin baik komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan, maka semakin

tinggi komitmen berpacaran pada pasangan. Sebaliknya, semakin buruk komunikasi

antara individu dan pasangan, maka semakin rendah komitmen berpacaran pada

pasangan.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan dalam penelitian ini.

Keterbatasan peneliti yaitu tidak dapat mengetahui secara langsung terkait kondisi

subjek saat mengisi kuesioner mengingat cukup banyak jumlah item yang tercantum

pada kuesioner penelitian. Peneliti khawatir apabila subjek mengisi kuesioner dengan

tergesa-gesa dan tidak memilih jawaban yang sesuai dengan kondisi subjek saat itu.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti telah menulis petunjuk pengisian kuesioner

dengan jelas bahwa subjek diminta untuk mengisi kuesioner secara jujur, spontan, dan

yang menggambarkan dirinya. Untuk mengatasi kekhawatiran peneliti, peneliti telah

membagi bagian skala menjadi dua bagian tiap variabelnya dalam link skala penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

68

Hal ini dilakukan untuk mengurangi kebosanan subjek dalam membaca pernyataan

item yang cukup banyak.

Terlepas dari keterbatasan di atas, prosedur pengambilan data melalui google

form memberikan manfaat salah satunya dapat mengumpulkan data dengan jumlah

yang cukup banyak yaitu 1.090 subjek dalam waktu enam hari. Hal ini berdampak pada

metode penelitian yang mana terdapat persebaran subjek pada tiap usia meski

jumlahnya tidak sama rata. Selain itu, dampak positif dari prosedur pengambilan data

secara online yaitu meminimalisirkan pengeluaran untuk mencetak lembar kuesioner

serta waktu pengambilan data yang dibutuhkan tidak berlangsung lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara komunikasi

interpersonal dan komitmen berpacaran pada individu dewasa awal (r = 0,645; p =

0,000). Artinya bahwa semakin baik komunikasi interpersonal antara individu dan

pasangan, maka semakin tinggi komitmen berpacaran pada pasangan. Sebaliknya,

semakin buruk komunikasi interpersonal antara individu dan pasangan, maka semakin

rendah komitmen berpacaran pada pasangan.

Temuan lain dalam penelitian ini yaitu hasil penghitungan kategorisasi

menunjukkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat

komunikasi interpersonal yang tinggi (82,9%). Berdasarkan hasil perhitungan

kategorisasi, mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki komitmen berpacaran

yang tinggi (71,4%).

B. Saran

1. Bagi individu dewasa awal yang sedang berpacaran

Bagi individu khususnya dewasa awal yang sedang berpacaran, diharapkan

untuk tetap menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan. Menjaga komunikasi

yang baik dengan pasangan merupakan hal penting karena mampu menciptakan

rasa kenyamanan dan keintiman dalam hubungan berpacaran yang romantis. Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

70

hanya itu, individu dewasa awal yang sedang berpacaran diharapkan mampu

berkomunikasi dengan pasangan secara terbuka dan berkonotasi positif,

memberikan empati baik secara afektif dan kognitif, memberi dukungan atas apa

yang disampaikan pasangan, serta memberi kontribusi yang sama dalam hubungan.

Hal ini mampu mengembangkan serta menguatkan komitmen yang sudah terjalin.

2. Bagi praktisi

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi untuk membantu pasangan

muda yang sedang menjalin hubungan berpacaran atau yang ingin melanjutkan

hubungan ke jenjang pernikahan, khususnya dalam mengasah komunikasi

interpersonal yang baik dan berkualitas dalam sebuah hubungan. Peneliti

menyarankan kepada praktisi seperti psikolog, psikiater, atau konselor untuk dapat

memanfaatkan temuan penelitian ini mengenai peran komunikasi interpersonal

dalam komitmen berpacaran. Hal ini penting untuk disampaikan mengingat

komunikasi memberi kontribusi yang cukup besar dalam menjalani komitmen pada

individu dewasa awal.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mampu membuat penelitian dengan

topik yang sama namun menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat melihat

hubungan komunikasi interpersonal dan komitmen berpacaran yang terjalin pada

individu dewasa awal secara subjektif dan lebih mendalam. Peneliti selanjutnya

diharapkan untuk bisa membagikan kuesioner dalam bentuk kertas (hard copy).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

71

Hal ini penting dilakukan agar peneliti dapat melakukan observasi secara langsung

terkait dengan kondisi subjek ketika mengisi kuesioner.

Penelitian ini hanya terbatas pada subjek individu dewasa awal yang berusia

18 hingga 25 tahun. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik yang

sama, dapat mengubah kriteria usia bagi remaja atau dewasa madya, untuk

mengetahui dinamika komunikasi dan komitmen pada usia yang hendak diteliti.

Selain itu, peneliti selanjutnya yang menggunakan pendekatan kuantitatif dapat

meneliti topik yang sama terkait faktor-faktor lain yang belum pernah dijadikan

variabel bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

72

Daftar Pustaka

Abdillah, P., & Prasetya D. Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Penerbit Arkola.

Adam. J. M., Jones, W. H. (1997). The conceptualization of marital commitment: An

integrative analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 72(5),

1177-1196.

Adelina, R. A. A., & Andromeda. (2014). Pasangan dual karir: Hubungan kualitas

komunikasi dan komitmen perkawinan di Semarang. Jurnal Psikologi, 3(1),

51-58.

Adriana-Elena, T., Maria, O., Ovidiu, G., Cristina, G., Gabriela, B., & Manuela, G.

(2013). The impact of communication in the harmonization of couple

relationships. Social and Behavioral Scienes, 116, 5041-5045.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1070

Agnew C. R., Rubsult, C. E., & Martz, J. M. (1998). The investment model scale:

Measuring commitment level, satisfaction level, quality of alternatives, and

investment size. Chapel Hill: University of North Carolina.

Agustina, Y. (2016). Self disclosure mengenai latar belakang keluarga yang broken

home kepada pasangannya. Journal e-komunikasi, 4(1).

Albiero, P., Matricardi, G., Speltri, D., & Toso, D. (2009). The assessment of empathy

in adolescence: A contribution to the italian validation of the “basic empathy

scale.” Journal of Adolescence, 32(2), 393–408.

https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2008.01.001

Altaira, E., & Nashori, F. (2008). Hubungan antara kualitas komunikasi dengan

kepuasan dalam perkawinan pada istri. Skripsi (tidak dipublikasikan),

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia;

Yogyakarta.

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. UMM Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

73

Amato, P. R., & Previti, D. (2003). People’s reasons for divorcing: Gender, social

class, the life course, and adjustmend. Journal of Family Issues, 24(5), 602-

626. https://doi.org/10.1177%2F0192513X03254507

Arnett, J. J. (2004). Emerging adulthood: The winding road from the late teens through

the twenties. Oxford University Press.

Arnett, J. J. (2006). Emerging adulthood: Understanding the new way of coming of

age. American Psychological Association.

Arriaga, X. B., & Agnew, C. R. (2001). Being committed: Affective, cognitive, and

conative components of relationship commitment. Personality and Social

Psychology Bulletin, 27(9), 1190-1203.

https://doi.org/10.1177/0146167201279011

Arriaga, X. B., & Agnew, C. R. (2015). Being committed: Affective, cognitive, and

conative components of relationship commitment. Personality and Social

Psychology Bulletin, 27(9), 1190–1203.

https://doi.org/10.1177%2F0146167201279011

Asmayani, N. (2013). 101 things about married. Pustaka Rama. Asriana, W., & Ratnasari, Y. (2012). Kecemburuan pada laki-laki dan perempuan

dalam menghadapi perselingkuhan pasangan melalui media internet. Jurnal

Psikologi Pitutur, 1(1), 81-94.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2005). Signifikan atau sangat signifikan?. Buletin Psikologi, 13(1), 38-44.

https://doi.org/10.22146/bpsi.13410

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi (ed. ke-2). Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. Pustaka Pelajar.

Barus, G. (2005). Komunikasi interpersonal suami istri menuju keluarga harmonis.

Jurnal Intelektual, 3, 137-152.

Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (5th ed.). Boston.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

74

Berscheid, E. (1994). Interpersonal relationships. Annual Review Psychology, 45, 79-

129.

Beyers, W., & Seiffge-Krenke, I. (2010). Does identity precede intimacy? Testing

Erikson’s theory on romantic development in emerging adults of the 21st

century. Journal of Adolescent Research, 25, 387–415.

https://doi.org/10.1177/0743558410361370

Brabar, O. J. (2015). Perbedaan komponen cinta (intimacy, passion, dan commitment)

ditinjau dari etnis. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana.

Brubaker, T. (1985). Later life families. Sage.

Buunk, B. P. (2002). Age and gender differences in make selection criteria for various

involvement levels. Personal Relationships, 9(3), 271-278.

https://doi.org/10.1111/1475-6811.00018

Carré, A., Stefaniak, N., D'Ambrosio, F., Bensalah, L., & Besche-Richard, C. (2013).

The basic empathy scale in adults (BES-A): Factor structure of a revised form.

Psychological Assessment, 25(3), 679–691. https://doi.org/10.1037/a0032297

Carstensen, L. L., Isaacowitz, D. M., & Charles, S. T. (1999). Taking time seriously:

A theory of socioemotional selectivity. American Psychology, 54, 165-181.

Cloutier, A., & Peetz, J. (2016). Relationships’ best friend: Links between pet

ownership, empathy, and romantic relationship outcomes. Anthrozoös, 29(3),

395–408. https://doi.org/10.1080/08927936.2016.1181361

Cramer, R. E., Schaefer, J. T., & Reid, S. (1996). Identifying the ideal mate: More

evidence for male-female convergence. Current Psychology, 15(2), 157-166

https://doi.org/10.1007/BF02686948

Cramer, D., & Jowett, S. (2010). Perceived empathy, accurate empathy and

relationship satisfaction in heterosexual couples. Journal of Social and

Personal Relationships, 27(3), 327–349.

https://doi.org/10.1177/0265407509348384

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

75

Creswell, J. W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods

approaches (3rd ed.). Sage.

Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative and mixed methods

approaches (4th ed.). Sage Publications.

Cushman, D. P., & Cahn, D. D. (1985). Communication in interpersonal relationship.

State University of New York Pers.

D’Ambrosio, F., Olivier, M., Didon, D., & Besche, C. (2009). The basic empathy scale:

A French validation of a measure of empathy in youth. Personality and

Individual Differences, 46(2), 160–

165. https://doi.org./10.1016/j.paid.2008.09.020

DeGenova, M. K., & Rice, P. P. (2005). Intimate relationship, marriages, and families.

MC Grow-Hill.

Devito, J. A. (2011). Komunikasi antarmanusia (ed. ke-5). KARISMA Publishing

Group.

Devito, J. A. (2016). The interpersonal communication book (14th ed.). Pearson

Education.

Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan antara komunikasi interpersonal pasutri

dengan keharmonisan dalam pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 22-

31.

Dhariwal, A., Connolly, J., Paciello, M., & Caprara, G. (2009). Adolescent peer

relationships and emerging adult romantic styles. Journal of Adolescent

Research, 24(5), 579–600. https://doi.org/10.1177/0743558409341080

Dharmawijati, R. D. (2016). Komitmen dalam berpacaran jarak jauh pada wanita

dewasa awal. Ejournal Psikologi, 4(2), 237-248.

Duvall, E. M., & Miller, B. C. (1985). Married and family development (6th ed.).

Cambridge Harper and Row Publisher.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

76

Eisenberg, N., & Miller, P. A. (1987). The relation of empathy to prosocial and related

behaviors. Psychological Bulletin, 101(1), 91–119.

https://doi.org/10.1037/0033-2909.101.1.91

Febriyanti, A., & Juniarly, A. (2020). Memaafkan pada dewasa awal yang menjadi

korban perselingkuhan. Psychology Journal of Mental Health, 2(1), 37-48.

Firestone, R. W., Firestone, L. A., & Catlett, J. (2002). Sex and love in intimate

relationship. American Psychological Association.

Floyd, F. J. (1988). Couple’s cognitive/affective reactions to communication

behaviors. Journal of Marriage and Family, 50(2), 523-532.

https://doi.org/10.2307/352017

Friesell, L. B. (2008). Predicting satisfaction and commitment in dating relationships

from communication openness, reciprocity, trust, and touch. ProQuest.

Gagné, F. M., & Lydon, J. E. (2001). Mindset and relationship illusions: The

moderating effects of domain specificity and relationship commitment.

Personality and Social Psychology Bulletin, 27(9), 1144–

1155. https://doi.org/10.1177/0146167201279007 Galinsky, A. M., & Sonenstein, F. L. (2013). Relationship commitment, perceived

equity, and sexual enjoyment among young adults in the United States.

Archives of Sexual Behavior, 42(1), 93-104. doi:

https://doi.org/10.1007/s10508-012-0003-y

Givertz, M., & Segrin, C. (2015). Explaining personal and constraint commitment in

close relationship: The role of satisfaction, conflict responses, and relational

bond. Journal of Social and Personal Relationships, 22(6), 757-775.

https://doi.org/10.1177/0265407505058674

Goss, S. M. (2006). The influence of friendship quality and commitment on the

empathy-forgiveness relationship in children and adolescents. A Dissertation

Faculty of the Graduate College at the Degree of Doctor of Philosophy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

77

Hadden, B. W., Agnew, C. R., & Tan, K. (2018). Commitment readiness and

relationship formation. Personality and Social Psychological Bulletin, 44,

1242–1257. https://doi.org/10.1177/014616721876466

Haddock, S. A., Zimmerman, T. Z., Ziemba, S. J., & Current, L. R. (2001). Ten

adaptive strategies for work and family balance: Advice from successful

families. Journal of Marital and Family Therapy, 27, 445–458.

https://doi.org/10.1111/j.1752-0606.2001.tb00339.x

Hansen, G. L. (1987). Extradyadic relations during courtship. Journal of Sex Research,

23(3), 382-390. https://doi.org/10.1080/00224498709551376

Hardjana, A. M. (2003). Komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Kanisius.

Hasan, E. (2005). Komunikasi pemerintahan. PT. Refika Aditama.

Hatch, L. R., & Bulcroft, K. (2004). Does long-term marriage bring less frequent

disagreements? Journal of Family Issues, 25, 465-495.

Hendryadi. (2017). Validitas isi: Tahap awal pengembangan kuesioner. Jurnal Riset

Manajemen dan Bisnis, 2(2), 169-178. https://doi.org/10.36226/jrmb.v2i2.47

Herdiyanto, Y. K., & Liana, J. A. (2017). Hubungan antara komunikasi interpersonal

dengan komitmen pada pasangan yang menjalani hubungan berpacaran.

Jurnal Psikologi Udayana, 4(1), 84-91.

Hidayat, R. (2017). Perilaku etis dosen dalam perspektif efikasi diri, kepemimpinan,

dan komunikasi interpersonal. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 37-44.

https://doi.org/10.33751/pedagog.v1i1.220

Ho, M. Y., Chen, S. X., Bond, M. H., Hui, C. M., Chan, C., & Friedman, M.

(2011). Linking adult attachment styles to relationship satisfaction in hong

kong and the united states: The mediating role of personal and structural

commitment. Journal of Happiness Studies, 13(3), 565–

578. https://doi.org/10.1007/s10902-011-9279-1

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

78

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan (ed. ke-5). Erlangga.

Hybels, S., &Weaver II, R. L. (2004). Communicating Effectively (7th ed.). McGraw

Hil.

Irawan, S. (2017). Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal

mahasiswa. Scholaria, 7(1), 39-48. https://doi.org/10.24246

Iriani, F. (2003). Perbedaan komitmen berpacaran antara dewasa muda yang memiliki

self-monitoring tinggi dan self-monitoring rendah. Jurnal Psikologi, 1(1), 38-

42.

Jayanti, E. N. (2015). Hubungan antara komitmen berpacaran dengan kualitas

persahabatan pada remaja akhir di Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi.

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Johnson, M. P., Caughlin, J. P., & Huston, T. L. (1999). The tripartite nature of marital

commitment: Personal, moral, and structural reasons to stay married. Journal

of Marriage and the Family, 61(1), 160-177. https://doi.org/10.2307/353891

Jolliffe, D., & Farrington, D. P. (2006). Development and validation of the basic

empathy scale. Journal of Adolescence, 29(4), 589–611.

https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2005.08.010

Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia. (2016). Kamus besar

bahasa indonesia (kbbi) daring. Diambil pada 18 Desember 2020 dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dewasa

Khairatunnisa, A. K. (2013). Gambaran coping stress pada wanita dewasa awal

sebagai korban perselingkuhan saat berpacaran. Skripsi. Universitas

Padjadjaran.

Knee, C. R., Patrick, H., Vietor, N. A., & Neighbors, C. (2004). Implicit theories of

relationships: Moderators of the link between conflict and commitment.

Personality and Social Psychology Bulletin, 30(5), 617–

628. https://doi.org/10.1177/0146167203262853

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

79

Knudson, C. Martin, & Mahoney, A. R. (1998). Language and processes in the

construction of equality in new marriages. Family Relations, 47(1), 81–91.

https://doi.org/10.2307/584854

Knudson, C., Martin, Mahoney, A. R. (2005). Moving beyond gender: Processes that

create relationship equality. Journal of Marital and Family Therapy, 31(2),

235-258. https://doi.org/10.1111/j.1752-0606.2005.tb01557.x

Lange, P. A. M. V., Rusbults, C. E., Drigotas, S. M., Arriaga, X. B., & Withcer, B. S.

(1997). Willingness to sacrifice in close relationships. Journal of Personality

and Social Psychology, 72(6), 1373-1395. https://doi.org/10.1037/0022-

3514.72.6.1373

LeFebvre, L. E., & Carmack, H. J. (2019). Catching feelings: Exploring commitment

(un)readiness in emerging adulthood. Journal of Socical and Personal

Relationship, 1-20. https://doi.org/10.1177/0265407519857472

Lesteri, T. S. (2015). Perubahan perilaku pacaran remaja sekolah menengah pertama 2

sendawar di Kutai Barat. eJurnal Sosiatri-Sosiologi, 3(4), 11-25.

Lestari, M. D., & Pratiwi, N. M. A. Y. (2017). Perbedaan kualitas komunikasi antara

individu dewasa awal yang berpacaran jarak jauh dan jarak dekat di Denpasar.

Jurnal Psikologi Udayana, 4(1), 130-138.

https://doi.org/10.24843/JPU.2017.v04.i01.p14

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of human communication (9th ed.).

Thomson Learning Academic.

Litzinger, S., & Gordon, K. C. (2005). Exploring relationships among communication,

sexual satisfaction, and marital satisfaction. Journal of Sex & Marital Therapy,

31(5), 409–424. https://doi.org/10.1080/00926230591006719

Luft, J. (1969). Of human interaction. National Press Books.

Lund, M. (1985). The development of investment and commitment scales for

predicting continuity of personal relationships. Journal of Social and Personal

Relationships, 2(1), 3-23. https://doi.org/10.1177/0265407585021001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

80

Luyckx. K., Goossens, L., & Soenens, B. (2006). A developmental contextual

perspective on identity construction in emerging adulthood: Change dynamics

in commitment formation and commitment evaluation. Development

Psychology, 4(2), 366-380. https://doi.org/10.1037/0012-1649.42.2.366

Madsen, S. D., & Collins, W. A. (2008). Brief report: Expressive and collaborative

relationship processes in observations of adolescents’ interactions with parents

and romantic partners. Journal of Adolescence, 31(6), 789–794.

https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2007.09.006

Mappiare, A. (1997). Psikologi orang dewasa. Usaha Nasional.

Marasabessy, R. (2009). Perbedaan cinta berdasarkan teori cinta segitiga cinta

sternberg antara wanita dengan pria masa dewasa awal. Universitas

Gunadarma.

Margolin, G. (1978). A multilevel approach to the assessment of communication

positiveness in distressed marital couples. International Journal of Family

Counseling, 6(1), 81–89. https://doi.org/10.1080/01926187808250279

Meeus, W. H. J., Branje, S. J. T., van der Valk, I., & de Wied. M. (2007). Relationships

with intimate partner, bestfriend, and parents in adolescene and early

adulthood: A study of the saliency of the intimate partnership. International

Journal of Behavioral Development, 31(6), 569-580.

https://doi.org/10.1177%2F0165025407080584

Miller, R. S., Perlman, Daniel & Brehm, Sharon S. (2007). Intimate Relationship (4th

ed). Mc Graw Hill Miller, S., Corrales, R., & Wackman, D. B. (1975). Recent Progress in Understanding

and Facilitating Marital Communication. The Family Coordinator, 24(2), 143.

https://doi.org/10.2307/582277

Miller, S., Nunnally, E. W., & Wackman, D. B. (1976). A communication training

program for couples. Social Casework, 57(1), 9-18.

https://doi.org/10.1177/104438947605700102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

81

Montgomery, B. M. (1981). The form and function of quality communication in

marriage. Family Relations, 30(1), 21-30. https://doi.org/10.2307/584231

Morris, J. P. (1973). Development of a transactional measure of couple

communication. A Thesis in Home and Family Life.

Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Remaja Rosdakarya.

Nurhajati, L., Sepang, R. N. (2013). Self disclosure dan peningkatan kualitas

komunikasi di antara lansia (pengabdian masyarakat & studi komunikasi

pribadi di panti sosial tresna werdha budi mulya 4). Jurnal AL-AZHAR

INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, 2(2), 133-143.

Omarzu, J., & Harvey, J. H. (2012). Encyclopedia of human behavior (2nd ed.).

University of California, San Diego, California.

Owen, J., Keller, B., Shuck B., Luebcke, B., Knopp Kayla, & Rhoades, G. K. (2014).

An initial examination of commitment uncertainty in couple therapy. Couple

and Family Psychology: Research and Practice, 3(4), 232-238.

https://doi.org/10.1037/cfp0000030

Owen, J., Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2010). The revised

commitment inventory: Psychometrics and use with unmarried couples.

Journal of Family Issues, 32(6), 820-841.

https://doi.org/10.1177/0192513X10385788

Owen, J., Shuck, B., Stanley, S., Rhoades, G., Fincham, F. D., & Markman, H. (2014).

Commitment uncertainty: A theoretical overview. American Psychological

Association, 3(4), 207-219. https://doi.org/10.1037/cfp0000028

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human development (10th ed.).

McGraw Hill.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (terjemahan

A. K. Anwar). Prenada Media Group

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

82

Paramita, N. K. P., & Suarya, L. M. K. S. (2018). Peran komunikasi interpersonal dan

ekspresi emosi terhadap kepuasan perkawinan pada perempuan di usia dewasa

madya. Jurnal Psikologi Udayana, 5(2), 241-253.

Pontoh, W. P. (2013). Peranan komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan

pengetahuan anak. Journal “Acta Diurna”, 1(1), 1-11.

Pope, A. L. (2014). Intimate relationship commitment: An integrated conceptual mdel.

Journal of Couple & Relationship Therapy: Innovations in Clinical and

Educational Interventions, 12(3), 270-289.

https://doi.org/10.1080/15332691.2013.806717

Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan data terpraktis. CV. Andi Offset.

Priyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif. Zifatama Publishing.

Prochaska, J. O., & DiClemente, C. C. (1983). Stages and processes of self-change in

smoking: Toward an integrative model of change. Journal of Consulting and

Clinical Psychology, 51(3), 390–395. https://doi.org10.1037//0022-

006X.51.3.390

Rae, M. O. (2017). Survei tentang kepuasan hubungan dalam pacaran pada pasangan

jarak jauh (long distance relationship). Skripsi. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Rakhmat, J. (1985). Psikologi komunikasi. Remadja Karya CV Bandung.

Rakhmat, J. (1999). Psikologi komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, J. (2005). Psikologi komunikasi. PT Remaja Rosda Karya.

Ratnasari, R. (2016). Gambaran komitmen berpacaran pada pasangan berusia 18-25

tahun yang menjalani long distance relationship. Skripsi. Universitas

Padjajaran.

Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2012). A longitudinal investigation

of commitment dynamics in cohabiting relationships. Journal of Family

Issues, 33(3), 369-390. https://doi.org/10.1177/0192513X11420940

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

83

Rusbult, C. E. (1983). A longitudinal test of the investment model: The development

(and deterioration) of satisfaction and commitment in heterosexual

involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 45(1), 101–117.

https://doi.org/10.1037/0022-3514.45.1.101

Rusbult, C. E., Martz J. M., & Agnew, C. R. (1998). The investment model scale:

Measuring commitmen level, satisfaction level, quality of alternatives, and

investment size. Personal Relationship, 5(4), 357-387.

https://doi.org/10.1111/j.1475-6811.1998.tb00177.x

Rusbult, C. E., & Buunk, B. P. (1993). Commitment processes in close relationships:

An interdependence analysis. Journal of Social and Personal Relationships,

10(2), 175-204. https://doi.org/10.1177/026540759301000202

Rusman, F. (2019). Interpersonal relationship and communication between husband

and wife: A case study in batu city. Advance in Social Sciene, Education and

Humanities Research, 349, 202-204. https://doi.org/10.2991/iccd-19.2019.54

Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik marital : Pemahaman konseptual, aktual dan alternatif

solusinya. Refika Aditama.

Sacher, A., & Fine, M. A. (1996). Predicting relationship status and satisfaction after

six months among dating couples. Journal of Marriage and Family, 58(1), 21-

32. https://doi.org/10.2307/353374

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Universitas

Sanata Dharma.

Santoso, S. (2015). Menguasai statistik non-parametrik: Konsep dasar dan aplikasi

dengan SPSS. PT. Elex Komputindo.

Santrock, J. W. (2007). Remaja edisi 1 jilid 2. Erlangga.

Santrock, J. W. (2008). Life-span development (12th ed.). McGraw Hill.

Santrock, J. W. (2009). Life-span development. McGraw Hil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

84

Sari, G. S. (2012). Hubungan antara empati dengan memaafkan (forgiveness) pada

pasangan yang melakukan perselingkuhan. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Malang.

Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Salemba Humanika.

Sekaran, U. (2006). Metode penelitian bisnis. Salemba Empat.

Shackelford, T. K., LeBlanc, G. J., & Drass, E. (2000). Emotional reactions to

infidelity. Cognition and Emotion, 14(5), 643-659.

https://doi.org/10.1080/02699930050117657

Sharma, N., & Patterson, P. G. (1999). The impact of communication effectiveness and

service quality on relationship commitment in consumer, professional

services. Journal of Services Marketing, 13(2), 151–170.

https://doi.org/10.1108/08876049910266059

Shulman, S., & Connolly, J. (2013). The challenge of romantic relationships in

emerging adulthood: Reconceptualization of the field. Society for the Study of

Emerging Adulthood and Sage Publications, 1(1), 27-39.

https://doi.org/10.1177/2167696812467330

Shulman, S., & Connolly, J. (2013). The challenge of romantic relationships in

emerging adulthood. Emerging Adulthood, 1(1), 27–39.

https://doi.org/10.1177/2167696812467330 Sibley, D. S. (2010). An exploration of the construction of commitment leading to

marriage. Utah University.

Simpson, A. R. (2010). Young adult development, what the research tells us. Parenting

Education & Research Massachusetts Institute of Technology. Simpson, J. A., Collins, W. A., Tran, S., & Haydon, K. C. (2007). Attachment and the

experience and expression of emotions in romantic relationships: A

developmental perspective. Journal of Personality and Social Psychology,

92(2), 355–367. https://doi.org/10.1037/0022-3514.92.2.355

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

85

Siniwi, N., & Lestari, S. B. (2018). Proses komunikasi untuk mempertahankan

hubungan berpacaran. Interaksi Online, 7(1), 1-9.

Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Dilengkapi dengan

perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. PT. Bumi Aksara.

Siregar, S. (2014). Statistika deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi dengan

perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Rajawali Pers.

Sprecher, S. (1988). Investment model, equity, and social support determinants of

relationship commitment. Social Psychology Quarterly, 51(4), 318-328.

https://doi.org/10.2307/2786759

Stanley, S.M., Lobitz, W. C., & Dickson, F. (1999). Using what we know:

Commitment and cognitions in marital therapy. In W. Jones & J. Adams (Eds),

Handbook of interpersonal commitment and relationship stability (pp. 411-

424). New York: Plenum.

Stanley, S. M., Markman, H. J., & Whitton, S. W. (2002). Communication, conflict,

and commitment: Insights in the foundations of relationship success from a

national survey. Family Process, 41(4), 659-675.

https://doi.org/10.1111/j.1545-5300.2002.00659.x

Stanley, S. M., Rhoades, G. K., & Whitton, S. W. (2010). Commitment: Functions,

formations, and the securing of romantic attachment. Journal of Family

Theory & Review, 243-257. https://doi.org/10.1111/j.1756-

2589.2010.00060.x

Stanley, S. M., Rhoades, G. K., & Fincham, F. D. (2011). Understanding romantic

relationship among emerging adults: The significant roles of cohabitation and

ambiguity. In F. D. Fincham & M. Cui (Eds.), Romantic relationships in

emerging adulthood (pp. 234–251). Cambridge University Press.

Stanley, S. M., Whitton, S. W., & Markman, H. J. (2004). Maybe i do. Journal of

Family Issues, 25(4), 496–519. https://doi.org/10.1177/0192513x03257797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

86

Stanley, S. M., & Markman, H. J. (1992). Assessing commitment in personal

relationships. Journal of Marriage and Family, 54(3), 595-608.

https://doi.org/10.2307/353245

Stefan, L. (2001). (Impactul diferentelor emoţionale dintre soţi asupra stabilitatii

cuplului). The impact of emotional differences between the married couple on

the couple stability). In Paideia, nr., 1-2, p. 87.

Steil, J. (1997). Marital equality: Its relationship to the well-being of husbands and

wives. Sage Publications.

Sternberg, R. J. (1998). Cupids’s arrow. Cambridge University Press. Stewart, S., Stinnett, H., & Rosenfeld, L. B. (2000). Sex differences in desired

characteristics of short term and long-term relationship partners. Journal of

Social and Personal Relationship, 17(6), 843-853.

https://doi.org/10.1177/0265407500176008

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan r&d. Penerbit Alfabeta.

Suhanti, I. Y., Puspitasari, D. N., & Noorrizki, R. D. (2018). Keterampilan komunikasi

interpersonal mahasiswa UM. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Klinis.

Suparno, P. (2016). Statistika untuk pendidikan dan psikologi. Penerbit Universitas

Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Sanata Dharma University Press.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam psikologi.

Penerbit USD.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis. Sanata

Dharma University Press.

Suranto. (2010). Komunikasi interpersonal. Graha Ilmu.

Surbakti, E. B. (2008). Sudah siapkah menikah. PT Elex Media Komputindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

87

Suseno, M. N. (2009). Pengaruh pelatihan komunikasi interpersonal terhadap efikasi

diri sebagai pelatih pada mahasiswa. Jurnal Intervensi Psikologi, 1(1), 93-106.

Syarif, N. (2015). Pengaruh perilaku penggunaan smarthphone terhadap komunikasi

interpersonal siswa SMK TI Airlangga Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi,

213-227.

Tannen, D. (2007). You just don't understand: Men and women in conversation.

Ballantine Book.

Van Lange, P. A. M., Drigotas, S. M., Rusbult, C. E., Arriaga, X. B., Witcher, B. S.,

& Cox, C. L. (1997). Willingness to sacrifice in close relationships. Journal

of Personality and Social Sychology, 72(6), 1373-1395.

https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/0022-3514.72.6.1373

Wahyuni, E. (2015). Hubungan self-efficacy dan keterampilan komunikasi dengan

kecemasan berbicara di depan umum. Jurnal Komunikasi Islam, 5(1), 51-82.

https://doi.org/10.15642/jki.2015.5.1.51-82

Wang, Y. C., Kraut, R., & Levine, J. M. (2012). To stay or leave? The relationship of

emotional and informational support to commitment in online health support

groups. Session: Health: Games and Online Support Groups, 833-842.

https://doi.org/10.1145/2145204.2145329

Weeks, G. R., & Treat, S. R. (2001). Couples in treatment. Brunner-Routledge.

Widerman, M., & Hurd, C. (1999). Extradyadic involvement during dating. Journal of

Social and Personal Relationship, 16(2), 265-274.

https://doi.org/10.1080/02699930050117657

Widiantari, K. S., & Herdiyanto, Y. K. (2013). Perbedaan komunikasi interpersonal

melalui jejaring sosial antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada

remaja. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 1106-115.

https://doi.org/10.24843/JPU.2013.v01.i01.p11

Wood, J. T. (2013). Komunikasi interpersonal interaksi keseharian (ed. ke-6). Penerbit

Salemba Humanika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

88

Worthington, E. L. (1998). An empathy-humility-commitment model of forgiveness

applied within family dyads. Journal of Family Therapy, 20, 29-76.

https://doi.org/10.1111/1467-6427.00068

Yulia, P. C., Afrianti, H., & Octaviani, V. (2015). Pengaruh komunikasi interpersonal

mahasiswa dan dosen pembimbing skripsi terhadap gejala stres mahasiswa

dalam menyusun skripsi. Jurnal Profesional, 2(1), 61-69.

https://doi.org/10.37676/professional.v2i1.168

Yuniariandini, A. (2016). Kebahagiaan pernikahan: Pertemanan dan komitmen.

Psikovidya, 20(2), 53-58.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

89

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

90

LAMPIRAN 1

SAMPEL DATA PRELIMINARY STUDY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

91

No. Menurut Anda, mengapa seseorang sering berganti pasangan dalam waktu yang singkat?

1 Yah itu karena dia belum ada komitmen.

2 Tidak terbiasa sendiri. Buat ngebantu melupakan yang sebelumnya.

3 Dia belum mengenal dirinya seperti apa.

4 Karena belum sepenuhnya memahami dirinya sendiri, jadi belum bisa memahami orang lain.

5 Bosan mungkin, atau tidak menarik lagi.

6 Bosen mungkin

7 Karena mau

8 Takut dikatain “gak laku”

9 Main-main, mencari yang cocok, membuang waktu, nggak ada kerjaan

10 Bosen?

11 Aku belum pernah

12 Banyak yang mau sama aku

13 Trial and error

14 Mau dijadiin koleksi kaya di museum

15 Bosen? Looking for something new?

16 Gampang move on, padahal move on itu susah

17 Karena enggak langgeng

18 Bosen sama yang lama

19 Singkat itu relevan. Pasti dia bosanan dan menganggap bahwa hubungan sebatas permainan.

20 Nggak tau. Aku bukan pelaku, tapi korban

21 Untuk have fun

22 Karena malas sakit hati terlalu lama

23 Bosan

24 Tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak sendiri

25 Karena belum pernah sama aku

26 Cari pelampiasan

27 Bosan, kurang komunikasi, banyak cekcok, kurang dewasa, egois

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

92

LAMPIRAN 2

SKALA UJI COBA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

93

I. Skala Penelitian Salam sejahtera. Perkenalkan saya Prisca Nanda Prasetyaningtyas mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan 2016. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan berpacaran sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Saya membutuhkan kriteria responden sebagai berikut: - Berusia 18 – 25 tahun - Sedang menjalin hubungan berpacaran dengan lawan jenis Apabila saudara/i memenuhi kriteria dan berkenan menjadi responen dalam penelitian ini, dipersilakan mengisi kuesioner yang tersedia. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner ini kurang lebih 10-15 menit. Informasi yang Saudara/i beri akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya sangat mengharapkan bantuan dan kerja sama Saudara/i untuk mengisi seluruh bagian dari kuesioner ini dengan lengkap. Bantuan Saudara/i akan sangat berarti untuk penelitian ini, terima kasih atas perhatiannya. Hormat saya, Prisca Nanda P.

II. Lembar Pernyataan Kesediaan (Informed Consent) Setelah membaca dan memahami informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh saudari Prisca Nanda Prasetyaningtyas, saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Jawaban yang saya beri bukan berdasarkan benar atau salah, baik atau buruk. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian ini merupakan jawaban yang jujur, spontan, dan sesuai dengan diri saya. Saya mengizinkan peneliti untuk menggunakan informasi yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini. Jika Anda bersedia, silakan untuk melanjutkan ke bagian berikutnya.

• Ya, saya setuju*

*wajib diisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

94

III. Identitas Diri

• Nama (inisial)*: • Usia* :

- 18 - 19 - 20 - 21 - 22 - 23 - 24 - 25

• Jenis kelamin* : - Pria - Wanita

• Lama berpacaran (dalam bulan)* : • Nomor Handphone (untuk hadiah berupa

pulsa/ShopeePay/Gopay/Ovo sebesar 20.000 bagi 10 orang yang beruntung).

*wajib diisi

IV. Skala Bagian I Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan disertai beberapa alternatif jawaban. Mohon anda berkenan dan memahami setiap pernyataan dengan cermat. Dalam penelitian ini, tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk. Anda dimohon untuk mengisi setiap pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda, secara jujur, dan spontan, dengan cara memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Terdapat empat pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu: 1 – Sangat Tidak Setuju (STS) 2 – Tidak Setuju (TS) 3 – Setuju (S) 4 – Sangat Setuju (SS) Pastikan kembali bahwa Anda telah mengisi setiap pernyataan, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

95

No. Pernyataan STS TS S SS 1 Hubungan saya dan pasangan terbentuk

sebagai satu tim.

2 Tak sulit bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini karena dia bukan pasangan ideal bagi saya.

3 Saya ingin menua bersama pasangan saya. 4 Saat banyak tugas, saya berat hati

meluangkan waktu untuk pasangan.

5 Saya khawatir hidup pasangan saya hancur jika saya meninggalkannya.

6 Acara bersama pasangan bukan prioritas utama bagi saya.

7 Keluarga saya ingin hubungan saya bersama pasangan berlanjut ke jenjang yang lebih serius.

8 Apabila saya memutuskan hubungan ini, saya tidak mencemaskan kebahagiaan pasangan saya.

9 Dalam berpasangan, “aku” dan “dia”

berpadu menjadi “kita”.

10 Saya tidak terbiasa melakukan aktivitas bersama pasangan, sehingga cukup mudah bagi saya utuk mengakhiri hubungan ini.

11 Tidak mudah bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini karena dia sosok pasangan ideal bagi saya.

12 Meski hubungan saya dengan pasangan sudah terjalin cukup lama, saya tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskan hubungan kami.

13 Saya akan meluangkan waktu untuk pasangan di tengah kesibukan saya.

14 Tidak perlu berpikir panjang untuk mengakhiri hubungan kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

96

15 Saya bersedia membatalkan acara dengan orang lain demi pasangan saya.

16 Saya memilih tidur lebih awal daripada menunggu kabar dari pasangan saya.

17 Apabila saya memutuskan hubungan ini, saya cemas jika hidup pasangan saya tidak bahagia lagi.

18 Di antara berbagai persoalan, penyelesaian masalah dengan pasangan bukan prioritas utama saya.

19 Teman-teman dekat saya mendukung hubungan saya dengan pasangan.

20 Saya kurang mengenal makna “kita” dalam

hubungan ini.

21 Tidak mudah bagi saya untuk melepaskan pasangan saya karena kami telah menjalin hubungan dalam waktu yang lama.

22 Saya tidak mempunyai rencana jangka panjang terhadap hubungan ini.

23 Saya perlu waktu dan proses panjang untuk memutuskan pasangan.

24 Saat ini, tidak terpikirkan oleh saya untuk menua bersama pasangan.

25 Saya akan menunggu kabar dari pasangan meski harus tidur larut malam.

26 Saya tidak khawatir akan hidup pasangan saya jika saya meninggalkannya.

27 Saya mendahulukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan pasangan daripada permasalahan lain.

28 Keluarga saya tidak peduli jika saya mengakhiri hubungan ini.

29 Tidak mudah bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini, karena sudah terbiasa melalukan aktivitas bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

97

30 Teman-teman dekat kurang mendukung hubungan saya dengan pasangan.

31 Hubungan saya dengan pasangan merupakan bagian dari rencana masa depan saya.

32 Hubungan saya dan pasangan terbentuk sebagai individu yang berjalan sendiri-sendiri.

V. Skala Bagian II

Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan disertai beberapa alternatif jawaban. Mohon anda berkenan dan memahami setiap pernyataan dengan cermat. Dalam penelitian ini, tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk. Anda dimohon untuk mengisi setiap pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda, secara jujur, dan spontan, dengan cara memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Terdapat empat pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu: 1 – Sangat Tidak Setuju (STS) 2 – Tidak Setuju (TS) 3 – Setuju (S) 4 – Sangat Setuju (SS) Pastikan kembali bahwa Anda telah mengisi setiap pernyataan, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab. No. Pernyataan STS TS S SS 1 Saya dan pasangan menanggung beban yang

sama dalam hubungan ini.

2 Saya tidak memiliki kesabaran ketika mendengarkan keluh kesah pasangan saya.

3 Pasangan saya mencoba melihat dari sudut pandang saya ketika kami menghadapi masalah.

4 Pasangan saya tidak mendukung harapan-harapan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

98

5 Pasangan saya bersedia menjadi pendengar yang baik untuk saya.

6 Dalam menghadapi permasalahan, saya sulit untuk melihat sudut pandang dari pasangan saya.

7 Pasangan memuji penampilan saya yang menarik.

8 Dalam hubungan ini, salah satu dari kami cenderung mendominasi dalam menyampaikan argumen.

9 Pasangan saya sabar mendengarkan keluh kesah saya.

10 Saya kesulitan untuk memahami apa yang dirasakan oleh pasangan saya.

11 Saya bisa menceritakan berbagai hal kepada pasangan saya.

12 Saya dan pasangan menanggung beban yang berbeda dalam hubungan ini.

13 Pasangan mendukung harapan-harapan saya. 14 Saya berat hati jika menjadi pendengar yang

baik untuk pasangan.

15 Saya memuji pasangan saat ia berpenampilan menarik.

16 Saya tidak menanyakan aktivitas yang dilakukan pasangan saya.

17 Pasangan saya memberi motivasi di tengah keterpurukan saya.

18 Pasangan tidak memuji saya yang berpenampilan menarik.

19 Saya dan pasangan saling terlibat untuk mengambil keputusan bersama dalam hubungan kami.

20 Saya tidak memberi motivasi kepada pasangan saat ia sedang terpuruk.

21 Pasangan saya memahami apa yang sedang saya rasakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

99

22 Saya merasa tidak nyaman menceritakan berbagai hal kepada pasangan saya.

23 Saya bersedia menjadi pendengar yang baik untuk pasangan.

24 Hanya satu dari kami yang mencari solusi permasalahan yang kami alami.

25 Dalam menghadapi permasalahan, saya mencoba melihat sudut pandang dari pasangan saya.

26 Pasangan saya tidak bersedia menjadi pendengar yang baik untuk saya.

27 Pasangan saya menanyakan aktivitas yang saya lakukan.

28 Saat saya terpuruk, pasangan saya tidak memotivasi saya.

29 Saya memahami apa yang sedang dirasakan oleh pasangan saya.

30 Pasangan saya kurang sabar mendengarkan keluh kesah saya.

31 Saya mendukung harapan-harapan pasangan. 32 Pasangan saya sulit memahami apa yang

sedang saya rasakan.

33 Dalam menghadapi masalah, saya berdiskusi dengan pasangan agar mendapatkan solusi terbaik bagi kedua pihak.

34 Pasangan saya enggan bercerita banyak hal kepada saya.

35 Saya menanyakan aktivitas yang dilakukan pasangan saya.

36 Saya tidak memuji pasangan meski ia berpenampilan menarik.

37 Dalam hubungan ini, saya dan pasangan memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan argumen.

38 Pasangan saya tidak menanyakan aktivitas yang saya lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

100

39 Saya memberi motivasi kepada pasangan saat ia sedang terpuruk.

40 Hanya ada satu pihak yang terlibat saat pengambilan keputusan dalam hubungan kami.

41 Saya tetap sabar mendengarkan keluh kesah pasangan saya.

42 Saya tidak mendukung harapan-harapan pasangan.

43 Pasangan saya mau bercerita apa saja kepada saya.

44 Ketika kami menghadapi masalah, pasangan saya tidak mencoba melihat dari sudut pandang saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

101

LAMPIRAN 3

RELIABILITAS SKALA KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DAN KOMITMEN BERPACARAN SAAT MELAKUKAN

UJI COBA (TRY OUT)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

102

LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA

A. Skala Komunikasi Interpersonal

1. Reliabilitas skala komunikasi interpersonal saat melakukan uji coba (try

out)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 71.04 265.999 .414 .946 VAR00002 71.35 267.613 .355 .947 VAR00003 70.98 265.495 .444 .946 VAR00004 71.66 263.143 .648 .945 VAR00005 71.66 265.255 .608 .945 VAR00006 70.86 270.308 .223 .948 VAR00007 71.22 260.660 .530 .946 VAR00008 70.57 262.247 .436 .946 VAR00009 71.45 264.362 .550 .945 VAR00010 70.89 261.688 .506 .946 VAR00011 71.57 266.153 .464 .946 VAR00012 70.78 265.165 .349 .947 VAR00013 71.58 260.900 .711 .944 VAR00014 71.60 266.354 .469 .946 VAR00015 71.55 266.680 .436 .946 VAR00016 71.35 265.296 .460 .946 VAR00017 71.65 263.520 .643 .945 VAR00018 71.28 260.315 .547 .945 VAR00019 71.55 262.512 .717 .945 VAR00020 71.62 266.462 .480 .946 VAR00021 71.28 262.969 .613 .945 VAR00022 71.37 266.179 .365 .947 VAR00023 71.64 265.074 .612 .945 VAR00024 71.12 262.724 .550 .945 VAR00025 71.19 268.358 .426 .946 VAR00026 71.48 259.579 .752 .944 VAR00027 71.31 263.246 .518 .946 VAR00028 71.48 260.738 .640 .945

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .947 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

103

VAR00029 71.30 266.902 .509 .946 VAR00030 71.26 257.558 .664 .944 VAR00031 71.69 266.906 .567 .945 VAR00032 71.00 258.879 .626 .945 VAR00033 71.59 266.038 .564 .945 VAR00034 71.11 263.558 .436 .946 VAR00035 71.39 265.399 .493 .946 VAR00036 71.42 263.105 .529 .945 VAR00037 71.52 261.878 .708 .944 VAR00038 71.24 259.530 .676 .944 VAR00039 71.61 265.735 .633 .945 VAR00040 71.30 259.743 .650 .945 VAR00041 71.54 265.989 .602 .945 VAR00042 71.58 265.498 .485 .946 VAR00043 71.31 264.255 .552 .945 VAR00044 71.06 265.829 .384 .947

B. Skala Komitmen Berpacaran

1. Reliabilitas komitmen berpacaran saat melakukan uji coba (try out)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.748 33

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Itemno1Komit 113.76 606.334 .415 .743 VAR00048 113.66 594.713 .615 .738 VAR00049 113.92 599.890 .645 .740 VAR00050 113.31 604.588 .383 .743 VAR00051 112.73 603.731 .301 .743 VAR00052 113.21 595.870 .533 .739 VAR00053 113.58 598.133 .566 .740 VAR00054 113.41 602.599 .391 .742 VAR00055 113.93 604.518 .500 .743 VAR00056 113.75 592.881 .709 .737 VAR00057 113.65 595.183 .614 .738 VAR00058 113.69 593.784 .615 .738 VAR00059 113.66 607.910 .352 .744 VAR00060 113.88 600.200 .534 .741 VAR00061 112.77 605.469 .369 .743

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

104

VAR00062 113.06 593.642 .583 .738 VAR00063 112.73 598.385 .481 .740 VAR00064 113.33 603.551 .433 .742 VAR00065 113.83 609.056 .352 .745 VAR00066 113.58 600.881 .488 .741 VAR00067 113.55 601.727 .401 .742 VAR00068 113.73 592.198 .634 .737 VAR00069 113.69 605.317 .339 .743 VAR00070 113.73 587.768 .755 .735 VAR00071 113.03 597.523 .473 .740 VAR00072 113.29 602.300 .417 .742 VAR00073 112.91 608.160 .284 .745 VAR00074 113.18 596.520 .528 .739 VAR00075 113.65 599.744 .584 .740 VAR00076 113.82 606.483 .388 .744 VAR00077 113.80 594.145 .740 .738 VAR00078 113.55 597.671 .540 .740 TotalKomit 58.43 158.097 .999 .912

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

105

LAMPIRAN 4

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

106

I. Skala Penelitian Salam sejahtera. Perkenalkan saya Prisca Nanda Prasetyaningtyas mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan 2016. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan topik relasi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Adapun kriteria responden yang diperlukan adalah:

- Berusia 18 – 25 tahun - Sedang menjalin hubungan berpacaran dengan lawan jenis

Apabila saudara/i memenuhi kriteria dan berkenan menjadi responen dalam penelitian ini, dipersilakan mengisi kuesioner yang tersedia. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner ini kurang lebih 10-15 menit. Informasi yang Saudara/i beri akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya sangat mengharapkan bantuan dan kerja sama Saudara/i untuk mengisi seluruh bagian dari kuesioner ini dengan lengkap. Bantuan Saudara/i akan sangat berarti untuk penelitian ini, terima kasih atas perhatiannya. Hormat saya,

Prisca Nanda P.

II. Lembar Pernyataan Kesediaan

Setelah membaca dan memahami informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh saudari Prisca Nanda Prasetyaningtyas, saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Jawaban yang saya beri bukan berdasarkan benar atau salah, baik atau buruk. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian ini merupakan jawaban yang jujur, spontan, dan sesuai dengan diri saya. Saya mengizinkan peneliti untuk menggunakan informasi yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.

Jika Anda bersedia, silakan untuk melanjutkan ke bagian berikutnya.

• Ya, saya setuju*

*wajib diisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

107

III. Identitas Diri • Nama (inisial)* : • Usia* :

- 18 - 19 - 20 - 21 - 22 - 23 - 24 - 25

• Jenis kelamin* : - Laki-laki - Perempuan

• Status pekerjaan* : - Bekerja - Tidak bekerja

• Pendidikan saat ini* : - SMA/ Sederajat - Mahasiswa/ Sarjana - Pascasarjana - Tidak sedang menempuh pendidikan

• Nomor Handphone (untuk hadiah berupa pulsa/ ShopeePay/ Gopay/ Ovo sebesar 20.000 bagi 10 orang yang beruntung).

*wajib diisi

IV. Relasi dengan Pasangan Bagian ini merupakan pertanyaan terkait relasi antara Anda dengan Pasangan Anda. Relasi yang dimaksud dalam hal ini yaitu menjalin hubungan cinta kasih dengan lawan jenis, tetapi belum terikat perkawinan. Apabila Anda sedang menjalin sebuah relasi dengan seseorang terutama lawan jenis, silakan untuk menjawab pertanyaan di bawah ini lalu melanjutkan ke bagian selanjutnya dan menjawab pernyataan-pernyataan yang tersedia. • Lama berpacaran* :

- ≤ 1 tahun - 1,1 – 3 tahun - 3,1 – 5 tahun - 5,1 – 7 tahun - > 7 tahun

*wajib diisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

108

V. Skala Bagian I Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan disertai beberapa alternatif jawaban. Mohon anda berkenan dan memahami setiap pernyataan dengan cermat. Dalam penelitian ini, tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk. Anda dimohon untuk mengisi setiap pernyataan yang paling menggambarkan keadaan Anda dengan pasangan, secara jujur, dan spontan, dengan cara memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Terdapat empat pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu: 1 – Sangat Tidak Setuju (STS) 2 – Tidak Setuju (TS) 3 – Setuju (S) 4 – Sangat Setuju (SS) Pastikan kembali bahwa Anda telah mengisi setiap pernyataan, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab. No. Pernyataan STS TS S SS 1 Saya dan pasangan menanggung beban yang sama

dalam hubungan ini.

2 Saya tidak memiliki kesabaran ketika mendengarkan keluh kesah pasangan saya.

3 Pasangan saya mencoba melihat dari sudut pandang saya ketika kami menghadapi masalah.

4 Pasangan saya tidak mendukung harapan-harapan saya.

5 Pasangan saya bersedia menjadi pendengar yang baik untuk saya.

6 Pasangan memuji penampilan saya yang menarik. 7 Dalam hubungan ini, salah satu dari kami

cenderung mendominasi dalam menyampaikan argumen.

8 Pasangan saya sabar mendengarkan keluh kesah saya.

9 Saya kesulitan untuk memahami apa yang dirasakan oleh pasangan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

109

10 Saya bisa menceritakan berbagai hal kepada pasangan saya.

11 Saya bisa menceritakan berbagai hal kepada pasangan saya.

12 Pasangan mendukung harapan-harapan saya. 13 Saya berat hati jika menjadi pendengar yang baik

untuk pasangan.

14 Saya memuji pasangan saat ia berpenampilan menarik.

15 Saya tidak menanyakan aktivitas yang dilakukan pasangan saya.

16 Pasangan saya memberi motivasi di tengah keterpurukan saya.

17 Pasangan tidak memuji saya yang berpenampilan menarik.

18 Saya dan pasangan saling terlibat untuk mengambil keputusan bersama dalam hubungan kami.

19 Saya tidak memberi motivasi kepada pasangan saat ia sedang terpuruk.

20 Pasangan saya memahami apa yang sedang saya rasakan.

21 Saya merasa tidak nyaman menceritakan berbagai hal kepada pasangan saya.

22 Saya bersedia menjadi pendengar yang baik untuk pasangan.

23 Hanya satu dari kami yang mencari solusi permasalahan yang kami alami.

24 Dalam menghadapi permasalahan, saya mencoba melihat sudut pandang dari pasangan saya.

25 Pasangan saya tidak bersedia menjadi pendengar yang baik untuk saya.

26 Pasangan saya menanyakan aktivitas yang saya lakukan.

27 Saat saya terpuruk, pasangan saya tidak memotivasi saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

110

28 Saya memahami apa yang sedang dirasakan oleh pasangan saya.

29 Pasangan saya kurang sabar mendengarkan keluh kesah saya.

30 Saya mendukung harapan-harapan pasangan. 31 Pasangan saya sulit memahami apa yang sedang

saya rasakan.

32 Dalam menghadapi masalah, saya berdiskusi dengan pasangan agar mendapatkan solusi terbaik bagi kedua pihak.

33 Pasangan saya enggan bercerita banyak hal kepada saya.

34 Saya menanyakan aktivitas yang dilakukan pasangan saya.

35 Saya tidak memuji pasangan meski ia berpenampilan menarik.

36 Dalam hubungan ini, saya dan pasangan memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan argumen.

37 Pasangan saya tidak menanyakan aktivitas yang saya lakukan.

38 Saya memberi motivasi kepada pasangan saat ia sedang terpuruk.

39 Hanya ada satu pihak yang terlibat saat pengambilan keputusan dalam hubungan kami.

40 Saya tetap sabar mendengarkan keluh kesah pasangan saya.

41 Saya tidak mendukung harapan-harapan pasangan.

42 Pasangan saya mau bercerita apa saja kepada saya.

43 Ketika kami menghadapi masalah, pasangan saya tidak mencoba melihat dari sudut pandang saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

111

VI. Skala Bagian II Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan disertai beberapa alternatif jawaban. Mohon anda berkenan dan memahami setiap pernyataan dengan cermat. Dalam penelitian ini, tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk. Anda dimohon untuk mengisi setiap pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda, secara jujur, dan spontan, dengan cara memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Terdapat empat pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu: 1 – Sangat Tidak Setuju (STS) 2 – Tidak Setuju (TS) 3 – Setuju (S) 4 – Sangat Setuju (SS) Pastikan kembali bahwa Anda telah mengisi setiap pernyataan, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab. No. Pernyataan STS TS S SS 1 Hubungan saya dan pasangan terbentuk sebagai

satu tim.

2 Tak sulit bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini karena dia bukan pasangan ideal bagi saya.

3 Saya ingin menua bersama pasangan saya. 4 Saat banyak tugas, saya berat hati meluangkan

waktu untuk pasangan.

5 Saya khawatir hidup pasangan saya hancur jika saya meninggalkannya.

6 Acara bersama pasangan bukan prioritas utama bagi saya.

7 Keluarga saya ingin hubungan saya bersama pasangan berlanjut ke jenjang yang lebih serius.

8 Apabila saya memutuskan hubungan ini, saya tidak mencemaskan kebahagiaan pasangan saya.

9 Dalam berpasangan, “aku” dan “dia” berpadu menjadi “kita”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

112

10 Saya tidak terbiasa melakukan aktivitas bersama pasangan, sehingga cukup mudah bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini.

11 Tidak mudah bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini karena dia sosok pasangan ideal bagi saya.

12 Meski hubungan saya dengan pasangan sudah terjalin cukup lama, saya tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskan hubungan kami.

13 Saya akan meluangkan waktu untuk pasangan di tengah kesibukan saya

14 Tidak perlu berpikir panjang untuk mengakhiri hubungan kami.

15 Saya bersedia membatalkan acara dengan orang lain demi pasangan saya.

16 Saya memilih tidur lebih awal daripada menunggu kabar dari pasangan saya.

17 Apabila saya memutuskan hubungan ini, saya cemas jika hidup pasangan saya tidak bahagia lagi.

18 Di antara berbagai persoalan, penyelesaian masalah dengan pasangan bukan prioritas utama saya.

19 Teman-teman dekat saya mendukung hubungan saya dengan pasangan.

20 Saya kurang mengenal makna “kita” dalam

hubungan ini.

21 Tidak mudah bagi saya untuk melepaskan pasangan saya karena kami telah menjalin hubungan dalam waktu yang lama.

22 Saya tidak mempunyai rencana jangka panjang terhadap hubungan ini.

23 Saya perlu waktu dan proses panjang untuk memutuskan pasangan.

24 Saat ini, tidak terpikirkan oleh saya untuk menua bersama pasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

113

25 Saya akan menunggu kabar dari pasangan meski harus tidur larut malam.

26 Saya tidak khawatir akan hidup pasangan saya jika saya meninggalkannya.

27 Keluarga saya tidak peduli jika saya mengakhiri hubungan ini.

28 Tidak mudah bagi saya untuk mengakhiri hubungan ini, karena sudah terbiasa melalukan aktivitas bersama.

29 Teman-teman dekat kurang mendukung hubungan saya dengan pasangan.

30 Hubungan saya dengan pasangan merupakan bagian dari rencana masa depan saya.

31 Hubungan saya dan pasangan terbentuk sebagai individu yang berjalan sendiri-sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

114

LAMPIRAN 5

HASIL UJI MEAN TEORETIK DAN MEAN EMPIRIK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

115

HASIL UJI MEAN EMPIRIK DAN MEAN TEORETIK

A. Skala Komunikasi Interpersonal

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean Komunikasi Interpersonal 1090 144.95 15.962 .483

B. Skala Komitmen Berpacaran

One-Sample Test

Test Value = 107.5

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Komunikasi Interpersonal 77.461 1089 .000 37.450 36.50 38.40

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean Komitmen Berpacaran 1090 99.66 13.764 .417

One-Sample Test

Test Value = 77.5

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Komitmen Berpacaran

53.142 1089 .000 22.155 21.34 22.97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

116

LAMPIRAN 6

HASIL UJI NORMALITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

117

LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Komunikasi .079 1090 .000 .968 1090 .000 Komitmen .051 1090 .000 .973 1090 .000 a. Lilliefors Significance Correction

A. Histogram Komunikasi Interpersonal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

118

B. Histogram Komitmen Berpacaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

119

LAMPIRAN 7

HASIL UJI LINEARITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

120

LAMPIRAN HASIL UJI LINEARITAS

Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Komitmen Berpacaran* Komunikasi Interpersonal

.641 .411 .691 .478

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F

Komitmen * Komunikasi

Between Groups (Combined) 97145.010 75 1295.267 12.366 Linearity 83515.381 1 83515.381 797.301 Deviation from Linearity

13629.629 74 184.184 1.758

Within Groups 106214.076 1014 104.748 Total 203359.086 1089

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

121

LAMPIRAN 8

HASIL UJI HIPOTESIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMITMEN …

122

LAMPIRAN HASIL UJI HIPOTESIS

Correlations

Komunikasi Interpersonal

Komitmen Berpacaran

Spearman's rho Komunikasi Correlation Coefficient

1.000 .645**

Sig. (1-tailed) . .000 N 1090 1090

Komitmen Correlation Coefficient

.645** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 . N 1090 1090

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI