15
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3): 728-742 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru Pada PAUD/KB TK Islam ‘Aqila Di Samarinda Febri Ajeng Rahayu 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru Pada PAUD/KB TK Islam ‘Aqila di Samarinda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala Sekolah Paud/Kb Tk Islam ‘Aqilla Samarinda belum mampu melaksanakan peranannya sebagai pendidik dengan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan memberikan dorongan dan nasehat; sebagai manajer dengan memberdayakan guru melalui kerjasama, mengikutsertakan guru dalam penataran, dan melibatkan guru dalam pengambilan keputusan; sebagai administrator dengan mengelola administrasi dan keuangan; sebagai supervisor dengan melakukan pengawasan dan penyusunan program supervisi pendidikan; sebagai pemimpin dengan memberikan petunjuk, meningkatkan kemauan guru, dan membuka komunikasi dua arah; sebagai inovator dengan memberikan teladan dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif; sebagai motivator dengan memberikan motivasi kepada guru, serta mengatur lingkungan fisik dan suasana kerja. Kendala yang dihadapi oleh Kepala Sekolah yaitu kepala sekolah merasa kesulitan dalam memahami sifat atau karakter guru dan pegawai, dan kendala lainya kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai motivator Kepala Sekolah tidak tegas dalam memberikan punishment (hukuman) atau sanksi kepada guru yang tidak displin. Saran utama bagi PAUD/KB TK Islam ‘Aqila di Samarinda adalah terus meningkatkan kepuasan pelanggan (pengguna jasa) dengan meningkatkan melalui peningkatan kualitas dan memberikan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan pada bidang pendidikan dan komitmen dalam mendidik dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala sekolah dan Motivasi Kerja Guru Pendahuluan Sekolah merupakan sarana tempat belajar siswa untuk menuntut ilmu. Sarana dan prasarana yang memadai akan menunjang semangat dan keberhasilan para siswa. Keberhasilan prestasi belajar siswa di sekolah juga didukung dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Kedua faktor tersebut salah satunya adalah faktor Kepala Sekolah dan guru, dari kedua faktor tersebut sangat menentukan terhadap 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3): 728-742 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi

Kerja Guru Pada PAUD/KB TK Islam ‘Aqila

Di Samarinda

Febri Ajeng Rahayu 1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan hubungan

kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru Pada PAUD/KB TK

Islam ‘Aqila di Samarinda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala

Sekolah Paud/Kb Tk Islam ‘Aqilla Samarinda belum mampu melaksanakan

peranannya sebagai pendidik dengan menciptakan iklim sekolah yang kondusif

dan memberikan dorongan dan nasehat; sebagai manajer dengan

memberdayakan guru melalui kerjasama, mengikutsertakan guru dalam

penataran, dan melibatkan guru dalam pengambilan keputusan; sebagai

administrator dengan mengelola administrasi dan keuangan; sebagai supervisor

dengan melakukan pengawasan dan penyusunan program supervisi pendidikan;

sebagai pemimpin dengan memberikan petunjuk, meningkatkan kemauan guru,

dan membuka komunikasi dua arah; sebagai inovator dengan memberikan

teladan dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif; sebagai

motivator dengan memberikan motivasi kepada guru, serta mengatur

lingkungan fisik dan suasana kerja. Kendala yang dihadapi oleh Kepala Sekolah

yaitu kepala sekolah merasa kesulitan dalam memahami sifat atau karakter

guru dan pegawai, dan kendala lainya kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai

motivator Kepala Sekolah tidak tegas dalam memberikan punishment

(hukuman) atau sanksi kepada guru yang tidak displin. Saran utama bagi

PAUD/KB TK Islam ‘Aqila di Samarinda adalah terus meningkatkan kepuasan

pelanggan (pengguna jasa) dengan meningkatkan melalui peningkatan kualitas

dan memberikan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan pada bidang

pendidikan dan komitmen dalam mendidik dalam rangka mewujudkan tujuan

sekolah.

Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala sekolah dan Motivasi Kerja Guru

Pendahuluan

Sekolah merupakan sarana tempat belajar siswa untuk menuntut ilmu.

Sarana dan prasarana yang memadai akan menunjang semangat dan

keberhasilan para siswa. Keberhasilan prestasi belajar siswa di sekolah juga

didukung dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun

faktor internal. Kedua faktor tersebut salah satunya adalah faktor Kepala

Sekolah dan guru, dari kedua faktor tersebut sangat menentukan terhadap

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

729

peningkatan prestasi belajar siswa. Kepala sekolah sebagai pemimpin

pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru dan muridnya.

Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan seseorang yang dimiliki

oleh seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,

menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok

agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat

membentuk tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

dalam bekerja, Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk

mendidik. Bila tidak motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk

mendidik/mengajar.

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah yang ingin

menggerakkan bawahannya/guru untuk mengerjakan tugasnya haruslah mampu

memotivasi guru tersebut sehingga guru akan memusatkan seluruh tenaga dan

perhatiannya untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Kepala sekolah harus

benar-benar menjalin komunikasi aktif dan setiap saat mengadakan evaluasi

terhadap tugas pengajaran yang telah dilakukan oleh guru. Hal ini dapat

tercermin dari pola kepemimpinan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah kepada

bawahannya. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok atau

bawahannya dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama

dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.

Namun demikian, untuk menciptakan kondisi tersebut nampaknya masih

memerlukan proses agar Kepala Sekolah dapat meningkatkan efektivitas kerja

guru. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi sementara di PAUD/KB TK

Islam „Aqila Kota Samarinda, terdapat masalah yaitu :

Kurangnya motivasi dan pengawasaan yang diberikan Kepala Sekolah

kepada guru sehingga berakibat turunnya semangat para guru dan kurangnya

pantauan dalam proses belajar mengajar, Kurangnya kedisiplinan waktu,

misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi

yang diberikan jika terlambat datang.

Maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dalam cakupan

yang lebih spesifik dengan judul “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dengan Motivasi Kerja Guru Pada PAUD/KB TK Islam „Aqila di Samarinda”.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian manajemen

Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi

melalui pengaturan orang lain untuek melaksanakan berbagai pekerjaan yang

diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan itu sendiri

melainkan dibantu oleh bawahaannya.

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan.

Page 3: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

730

Dengan memanajemen maka daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen

akan ditingkatkan.

Berikut pendapat atau pengertian manajemen menurut beberapa para ahli:

Menurut Hasibuan (2005:1) definisi manajemen adalah sebagai berikut

:“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

tertentu”.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

Sumber daya manusia

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2005:10) definisi manajemen sumber

daya manausia sebagai berikut : Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Henry Simamora (2001:3) mengatakan “Manajemen sumber daya

manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas

jasa, dan pengolahan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.”

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Franch dalam T.

Hani Handoko, (2001:3) yaitu : ”Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

suatu proses penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan

sumber daya oleh organsiasi”

Pengertian Kepemimpin Menurut Oteng Sutisna sedarwan denim (2006:204) mengemukakan

bahwa “ kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi

social untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur

perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerjasama kearah

tercapainya tujuan. Sedangkan menurut Danim dan Suparno (2009),

memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan memengaruhi dan

member arah yang terkandung didalam diri pribadi pemimpin.

Pentingnya kepemimpinan adalah untuk membimbing, mengarahkan atau

mempengaruhi prilaku anggota dalam melakukan aktivitas-aktivitas pencapaian

tujuan. Adapun pengertian kepemimpinan itu sendiri bersifat universal. Artinya

bahwa kepemimpinan itu berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kehidupan

manusia.

Teori Motivasi

Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan,

pikiran dan motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan motivasi

seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhannya. Orang mau bekerja keras

dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil

pekerjaanya.

Page 4: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

731

Maslow dalam Muchlas (2005:183) mengenai kebutuhan manusia dengan

menyusun hirarkinya, yang mendorong manusia melakukan perbuatan-perbuatan

tertentu, dan membuat dirinya menjadi aktif dinamis, kebutuhan tersebut ialah :

a. Kebutuhan fisiologis, seperti sandang, pangan, papan, udara, air dan lain-

lain.

b. Kebutuhan rasa aman, perlindungan fisik, pendapatan pekerjaan, jaminan

hari tua, dan lain-lain. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan

keamanan dan keselamatan kerja di tempat kerja pada saat mengerjakan

pekerjaan dan pada waktu jam-jam tertentu.

c. Kebutuhan sosial, kebutuhan bergaul, diakui masyarakat, berkawan,

berkeluarga, mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya.

d. Kebutuhan harga diri, untuk memuaskan egonya, seperti memiliki mobil

bagus, berpakaian indah, punya rumah bagus dan memiliki gelar dan

seterusnya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, dipenuhi dengan menggunakan kecakapan,

kemampuan, keterampilan, dan potensi optimnal untuk mencapai prestasi

kerja yang sangat memuaskan atau luar buasa yang sulit dicapai orang lain.

Motivasi Kerja Guru

Semantara itu, Campbell dalam Winardi (2002:4) menyatakan bahwa

motivasi memiliki hubungan dengan pengarahan perilaku, kekuatan reaksi

setelah seseorang karyawan telah memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu,

dan persistensi perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan

pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu.

Motivasi sangat penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan

organisasi. Danim (2004) mengatakan motivasi diartikan sebagai kekuatan,

dorongan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologis yang mendorong

individu atau kelompok orang untuk mencapai hasil tertentu sesuai dengan yang

diinginkan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, penelitian dalam

penulisan skripsi ini bertujuan untuk memecahkan masalah seperti yang telah di

rumuskan sebelumnya dan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap motivasi kerja Guru PAUD/KB TK

Islam „Aqila di Samarinda. Untuk itu di adakan analisa data dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah di rumuskan sebelumnya.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian yang bersifat asosiatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan

mengetahui pengaruh sebab akibat dari kedua variabel yang di teliti. Pada

penelitian ini penulis mengambil dua variable untuk diketahui hubunganya yaitu

antara Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai (variabel bebas) dengan Motivasi

Kerja Guru sebagai (variabel terikat).

Page 5: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

732

Analisis dan Pembahasan

Analisis Data Analisis yang akan dilakukan dalam penulisan ini yaitu melihat hubungan

antara kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas terhadap motivasi

kerja guru sebagai variabel terikat, serta analisis keeratan kedua variabel

tersebut.

Dalam pemecahan permasalahan ini, langkah-langkah yang akan di

tempuh adalah sebagai berikut :

a. Menghitung nilai korelasi antara nilai variabel kepemimpinan kepala sekolah

sebagai variabel (X) dengan variabel kinerja guru (Y).

b. Menghitung nilai regresi antara total nilai variabel kepemimpinan kepala

sekolah sebagai variabel (X) dengan variabel kinerja guru (Y).

Untuk itu maka diperlukan data-data nilai variabel X dan Y yang

diperoleh dari hasil kuesioner dapat dilihat pada rekapan nilai pada halaman

lampiran.

Selanjutnya untuk melakukan perhitungan perlu persiapan table

perhitungan yang memuat nilai masing-masing variabel (X dan Y), seperti yang

terlihat pada halaman lampiran.

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah penulis ajukan tersebut

dapat diterima atau tidak, maka untuk lebih jelasnya di lakukan pengujian

terhadap hipotesis tersebut.

Analisis Korelasi Product Moment

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier

(searah bukantimbal balik) antara dua variabel atau lebih.Kegunaan korelasi

product moment adalah untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi

variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent), Untuk

menyatakanada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y,

dan untuk menyatakanbesarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya

yang dinyatakan dalam persen.

Page 6: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

733

= 0,461

Dari hasil perhitungan di atas yang menggunakan rumus korelasi product

moment diperoleh hasil 0,461 artinya bahwa sesuai dengan pedoman untuk

memberikan interpretasi yang dikemukakan oleh Sugiyono berada pada interval

0,40 – 0,599 yang termasuk dalam kategori tingkat hubungan Sedang antara

Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Motivasi Kerja Guru di Paud/Kb Tk Islam

A‟qilla Samarinda.

Dengan kata lain, Nilai (0,461) < (0,754), maka di

tolak di terima jadi tidak ada hubungan antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru

Ho = r hitung ≥ r tabel diterima

H1 = r hitung > r tabel ditolak

Persamaan Regresi linier Sederhana

Regresi linier sederhana adalah metode statistic yang berfungsi untuk

menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel faktor penyebab

(X) terhadap variabel akibatnya, maka digunakan rumus Y = a + bx. Untuk

mencari a, dengan rumus sebagai berikut :

Jadi, persamaan regresinya adalah :

Y = a + bx

Y = 2.465 + 0,240 X

Keterangan :

Page 7: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

734

a = 2.465 adalah suatu konstan yang mempengaruhi motivasi kerja guru

pada Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla Samarinda tanpa dipengaruhi

oleh perubahan nilai hubungan kepemimpinan kepala sekolah.

b = 0,240 adalah koefisien regresi yang mempengaruhi motivasi kerja

guru pada Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla Samarinda, artinya

bahwa setiap perubahan nilai hubungan kepemimpinan kepala sekolah

maka motivasi kerja akan mengalami perubahan sebesar 0,240.

Dari persamaan tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja

guru pada Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla di Samarinda.

Uji T (Persial)

Uji t (parsial) dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengaruh

antara variabel X (hubungan kepemimpinan kepala sekolah) terhadap variabel

Y (motivasi kerja guru).

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%.

(uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang

signifikan, jika 1 sisi di gunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau

lebih besar) Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko

salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar

sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang

sering di gunakan dalam penelitian) dengan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka di peroleh sebesar

1,309 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan untuk kesalahan r

5% uji dua pihak dan dk = N – 2 ( 7 – 2 ) = 5, maka di peroleh 2,571

dengan kata lain, nilai (1,309) < (2,571) yang berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi

kerja guru di Paud/Kb Tk Islam „Aqilla

Pembahasan

Berikut ini penulis akan membahas hasil dari penelitian terhadap

pembuktian hipotesis antara Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X)

dengan Motivasi Kerja Guru (Y) pada sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla di

Samarinda.

Page 8: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

735

Pada hasil penelitian ini diperoleh persamaan regresi Y = 2.465 + 0,240 X.

setelah dilakukan uji statistik regresi diketahui bahwa kepemimpinan kepala

sekolah memberikan kontribusi hanya sebesar 0,240 kepada motivasi kerja guru.

Hasil uji t juga menjelaskan bahwa variabel kepemimpinan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap motivasi kerja guru.

Selanjutnya dari hasil analisis korelasi product moment diketahui bahwa

terdapat hubungan yang sedang antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap

motivasi kerja guru. Hal ini sesuai dengan interprestasi Sugiyono, (2008:231).

Berdasarkan analisis data secara parsial yaitu mencari pengaruh setiap

dimensi dan indikator yang berpengaruh paling dominan terhadap motivasi kerja

guru pada Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda dengan tingkat kepercayaan

100% maka diketahui bahwa indikator pembinaan kepada guru merupakan

indikator yang memberikan berpengaruh paling dominan terhadap motivasi

kerja guru. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Kepala sekolah sebagai Educator

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi kepala sekolah sebagai

Educator ditemukan bahwa indikator kepala sekolah memberikan pembinaan

kepada guru sudah baik. Hal ini dibuktikan oleh deskripsi data penelitian

yang menunjukan tanggapan dari sebagian besar responden yang menyatakan

100% setuju bahwa semua guru mendapatkan pembinaan dari kepala sekolah

seperti guru diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan dan seminar pendidikan.

Hasil analisis pada indikator kepala sekolah memberikan pembinaan

kepada siswa cukup baik. Hal ini dibuktikan oleh deskripsi data penelitian

yang menunjukan tanggapan dari sebagian besar responden yang menyatakan

setuju kepala sekolah memberikan pembinaan kepada siswa. Secara

mendasar pembinaan kepada siswa merupakan program yang bertujuan

mengembangkan kemampuan siswa secara optimal seperti melalui

ekstrakurikuler dan latihan dasar kepemimpinan.

Hal tersebut ditegaskan oleh Mulyasa (2007:43) tentang pembinaan

kesiswaan adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pengawasan,

penilaian, dan berkembang sebagai manusia seutuhnya dengan tujuan

pendidikan nasional berdasarkan pancasila.

Kepala Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda telah

melaksanakan perannya dengan baik sebagai educator dengan memberikan

pembinaan kepada guru dan siswa. Kepala sekolah sebagai sosok panutan di

lingkungan sekolah perlu memberikan contoh dan tindakan kepada warga

sekolah. Sebagai seorang educator, maka kepala sekolah memberikan contoh

kepada para guru tentang bagaimana mengelola kelas, menangani para murid,

dan memberikan pendidikan dengan baik dan tuntas.

B. Kepala sekolah sebagai manajer

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi kepala sekolah sebagai

manajer ditemukan bahwa kepala sekolah telah melakukan evaluasi program, Hal ini dibuktikan oleh deskripsi data penelitian yang menunjukan tanggapan

Page 9: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

736

dari sebagian besar responden yang menyatakan setuju bahwa kepala sekolah

melakukan evaluasi program. Manfaat evaluasi program dalam pendidikan

adalah, evaluasi program sama artinya dengan kegiatan supervise. Kegiatan

evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau

melanjutkan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan berupa

penghentian program, merevisi program, dan menyebarluaskan program. Hal

tersebut ditegaskan oleh Arikunto dan jabar (2010:1) evaluasi program adalah

sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang

direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Hasil analisis pada indikator kepala sekolah pemberdayaan guru pada

pelaksanaan program, diketahui bahwa sebagian besar guru memberikan

jawaban ragu ragu. Artinya para guru belum sepenuhnya yakin bahwa kepala

sekolah telah memberdayakan guru dalam setiap pelaksanaan program. Hal

ini dibuktikan oleh deskripsi data penelitian yang menunjukan tanggapan dari

sebagian besar responden yang menyatakan setuju Kepala sekolah

pemberdayaan guru pada pelaksanaan program. Pada dasarnya pemberdayaan

merupakan pelepasan atau pembebasan, bukan pengendalian energi manusia

yang dilakukan dengan meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah dan

lain-lain yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai

tujuannya. hal tersebet ditegaskan oleh Majid (2005:6) kopetensi yang

dimiliki setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.

Kopetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan

propesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

C. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi Kepala Sekolah Sebagai

Administrator ditemukan bahwa indikator Kepala sekolah

pengadministrasian pelaksanaan program, terdapat pengaruh yang kurang

signifikan terhadap motivasi kerja guru. Hal ini dibuktikan oleh deskripsi

data penelitian yang menunjukan tanggapan dari sebagian besar responden

yang menyatakan masih ragu kepala sekolah pengadministrasian pelaksanaan

program. Pada dasarnya kepala sekolah harus menjalani fungsi dan tugasnya

sebagai administrator, karena administrasi sekolah tidak akan berjalan dengan

baik tanpa sokongan dari kepala sekolah.

Hasil analisis pada indikator Kepala sekolah mendokumentasikan hasil

pelaksanaan program, terdapat pengaruh yang kurang signifikan terhadap

motivasi kerja guru, sehmgga. Hal ini dibuktikan oleh deskripsi data

penelitian yang menunjukan tanggapan dari sebagian besar responden yang

menyatakan ragu Kepala sekolah mendokumentasikan hasil pelaksanaan

program. Secara mendasar pembinaan kepada siswa merupakan program

yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa secara optimal seperti

melalui ekstrakurikuler dan latihan dasar kepemimpinan, hal tersebet

ditegaskan oleh Mulyasa (2007:43) tentang pembinaan kesiswaan adalah

segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pengawasan, penilaian, dan

Page 10: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

737

berkembang sebagai manusia seutuhnya dengan tujuan pendidikan nasional

berdasarkan pancasila.

D. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi Kepala Sekolah Sebagai

Supervisor ditemukan bahwa indikator Kepala sekolah membuat program

supervisi dengan baik, akan tetapi sebagian besar responden menyatakan bahwa

program supervise tersebut belum dijalankan dengan baik oleh kepala sekolah.

Pada dasarnya kepala sekolah harus menjalani fungsi dan tugasnya

sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu

melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan

kinerja tenaga kependidikan. Fakta dilapangan pada Paud/Kb Tk Islam

„Aqila Samarinda para guru menganggap bahwa kepala sekolah belum

mampu merealisasikan sejumlah program yang telah disusun dalam rencana

supervisinya.

Hal tersebut perlu segera diperbaiki karena fungsi kepala sekolah

sebagai supervisor merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah

terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi juga merupakan tindakan

preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan

penyimpangan dan berhati-hati dalam bekerja (Mulyasa, 2007: 111).

E. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi Kepala Sekolah sebagai leader

ditemukan bahwa indikator Kepala sekolah memberi keteladan telah

diapresisasi dengan baik oleh para guru. Namun, para guru merasa bahwa

kepala sekolah belum mampu mengambil keputusan yang tepat sebagai

seorang leader.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolah perperan sangat penting sebagai

leader. Sekolah memerlukan sosok yang tegas dan patut diteladani oleh para

warga sekolah. Proses belajar mengajar sebagai core bussinees Paud/Kb Tk

Islam „Aqila Samarinda dapat dirasakan manfaat dan keberhasilannya Karena

ketegasan dan keteladan dari seorang kepala sekolah sebagai seorang leader.

Ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Mulyasa (2007: 115) bahwa

kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka

komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.

Fakta yang diperoleh penulis tentang peran kepala sekolah Paud/Kb Tk

Islam „Aqila Samarinda sebagai leader yang belum maksimal menjadi

masukan kepada Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda untuk meningkatkan

kapasitas kepala sekolah melalui sejumlah pelatihan yang bisa diikuti oleh

kepalas sekolah.

F. Kepala Sekolah Sebagai Innovator

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi Kepala Sekolah sebagai

innovator ditemukan bahwa indikator Kepala sekolah memberi gagasan yang

baru dalam proses pembelajar telah diapresisasi dengan baik oleh para guru.

Page 11: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

738

Namun, para guru merasa bahwa kepala sekolah belum mampu memberikan

inovasi baru dalam upaya pencapaian misi sekolah.

Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda sebagai unit bisnis dari yayasan

Anggita Mulya Perlu sejumlah inovasi agar unit bisnis ini tetap profitable dan

tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mendukung misi bisnis

ini maka sejumnlah inovasi harus terus dilakukan secara periodik dan terus

menerus. Kepalas sekolah sebagai innovator memegang peranan penting.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,

kepala sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda harus memiliki strategi

yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan.

Kepala sekolah diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan

bermacam macam pihak untuk mencari gagasan baru, mengintegrasikan

setiap kegiatan, memberikan keteladanan kepada seluruh tenaga

kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran

yang inovatif.

G. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi Kepala Sekolah sebagai

motivator ditemukan bahwa indikator Kepala sekolah memberikan

penghargaan dan sangsi kepada guru dinilai belum baik oleh para guru.

Demikian pula halnya dengan indikator suasana kerja kondusif yang

diciptakan oleh kepala sekolah.

Motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai

tugas dan fungsinya sangat perlu diberikan oleh kepala sekolah. Sebagai

orang pertama di sekolah, maka motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah

sangat mempengaruhi cara kerja, semangat, serta proses pencapaian tujuan

organisasi oleh para guru.

Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah memiliki peran yang kuat

dalam mengkordinasikan, menggerakan dan menyerasikan semua sumber

daya pendidikan yang tersedia di sekolah.

Menganalisa fakta dilapangan tentang fungsi kepala sekolah sebagai

motivator, maka penulis menyadari bahwa kapasitas kepala sekolah dalam

memberikan motivasi perlu ditingkatkan dengan cara mengikuti sejumlah

pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas pembinaan sumber

daya manusia oleh pemimpin.

H. Faktor Motivasional Para Guru

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi faktor motivasional, diketahui

bahwa para guru merasa bangga atas pekerjaannya sebagai seorang guru /

pendidik. Kebanggan mereka sebagai guru berbanding terbalik dengan

keyakinan mereka bahwa Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda memberi

kesempatan kepada para guru untuk berprestasi. Keraguan tersebut muncul

karena para guru merasa bahwa pengabdian mereka sebagai guru didalam

kelas adalah motivasi utama mereka bekerja.

Page 12: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

739

Prestasi yang sering diperoleh Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda

adalah prestasi para murid sehingga para guru fokus pada membimbing

murid-murid untuk berprestasi. Kondisi ini perlu diperbaiki karena sebagai

mahluk social, para guru perlu menyadari bahwa mereka harus memenuhi

kebutuhan eksistensi dirinya dengan cara berprestasi.\

Berdasarkan wawancara dengan guru, beberapa orang guru merasa

mereka tidak fokus untuk mengejar prestasi karena mereka kurang

mendapatkan informasi tentang lomba-lomba yang dapat diikuti oleh para

guru.

I. Faktor Pemeliharaan

Berdasarkan hasil analisis pada dimensi faktor pemeliharaan, diketahui

bahwa sebagian besar guru merasa ragu bahwa sekolah merupakan tempat

kerja yang menyenangkan. Demikian pula dengan dimensi perhatian

kesehatan dan kesejahteraan, para guru menyatakan bahwa mereka ragu telah

mendapatkannya.

Fakta dilapangan yang penulis peroleh bahwa setiap guru telah

mendapatkan asuransi kesehatan berupa BPJS. Namun, apabila guru harus

ijin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mereka menemui berbagai

kendala yang membuat mereka merasa tidak nyaman karena dianggap lalai

atau mengabaikan tugas di sekolah.

Sekolah seharusnya menjadi tempat kerja yang menyenangkan.

Didalam sekolah terdapat berbagai aktivitas yang dapat membuat guru enjoy

dalam bekerja. Keraguan bahwa sekolah adalah tempat kerja yang

menyenangkan muncul karena pola komunikasi yang belum terjalin dengan

baik antara pimpinan dan para guru. Secara personal pimpinan adalah sosok

yang sangat baik, namun dalam koordinasi tugas dan tanggung jawab di

sekolah ada beberapa hambatan komunikasi yang dirasakan oleh beberapa

orang guru. Yayasan yang menaungi Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda

perlu memfasilitasi hambatan komunikasi yang dialami oleh pimpinan dan

para guru guna kelancaran kegiatan operasional sekolah.

J. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru

Berdasarkan hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana

dan uji t yang telah penulis lakukan sebelumnya, diketahui bahwa

kepemimpinan kepala sekolah tidak berhubungan dengan motivasi kerja

guru. Artinya, motivasi kerja yang selama ini dimiliki oleh para guru tidak

disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi motivasi kerja guru, namun

pada objek penelitian ini disimpulkan bahwa para guru termotivasi atas faktor

faktor lain yang tidak diteliti saat ini (kepemimpinan). Penulis menduga

bahwa para guru adalah mereka yang terpanggil secara ikhlas untuk mendidik

para murid dan motivasi mereka muncul secara internal.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, secara pribadi, sosok kepala

sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda adalah orang yang baik dan

Page 13: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

740

telah bersungguh sungguh menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin

di Paud/Kb Tk Islam „Aqila Samarinda. Namun, seiring perkembangan jaman

pola kepemimpinan perlu penyesuaian dengan kondisi terkini.

Kepala sekolah perlu untuk mengkomunikasikan setiap kebijakan

dengan para guru, karena di bisnis pendidikan, guru adalah ujung tombak

pelayanan terhadap para murid. Apabila guru merasa terlibat dan berperan

dalam setiap kebijakan sekolah maka implemenatsi kebijakan menjadi lebih

mudah dan efektif.

Penutup Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Paud/Kb Tk Islam‟Aqilla di

Samarinda

a. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa kepemimpina kepala sekolah tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja guru pada Sekolah

Paud/Kb Tk Islam „Aqilla,

b. Dengan menggunakan analisis product moment, diperoleh hasil bahwa

kepemimpinan kepala sekolah mempunyai hubungan yang tidak signifikan

dengan motivasi kerja guru pada Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla yaitu

sebesar 0,461 (lebih kecil dari r table)

c. Dalam analisis regresi linier yang telah diuraikan sebelumnya didapat

persamaan regresi sederhana Y = 2.465 + 0,240X. artinya kepemimpinan

kepala sekolah mempunyai hubungan yang positif dengan motivasi kerja

guru pada Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla. Apabila kepemimpinan kepala

sekolah ditingkatkan maka motivasi kerja guru yang dihasilkan akan

mengalami peningkatan dan memiliki hubungan yang signifikan.

Kendala yang dihadapi oleh Kepala Sekolah Paud/Kb Tk Islam „Aqilla

Samarinda yaitu kepala sekolah merasa kesulitan dalam memahami sifat atau

karakter guru dan pegawai, dan kendala lainya kepemimpinan Kepala Sekolah

sebagai motivator Kepala Sekolah tidak tegas dalam memberikan punishment

(hukuman) atau sanksi kepada guru yang tidak displin.

Kepala Sekolah hendaknya memiliki ketegasan dalam pemberian

punishment (hukuman) yang dilakukan guru apabila ada yang melanggar

peraturan sekolah yang telah ditetapkan bersama, seperti dalam hal kedisiplinan

dan Kepala Sekolah hendaknya lebih mendahulukan kepentingan sarana dan

prasana belajar mengajar yang diperlukan oleh guru dan siswa.

Kepala Sekolah hendaknya meningkatkan komunikasi dengan guru agar

bisa memahami sifat dan karakter guru yang ada di sekolah.

Kepala Sekolah hendaknya lebih sering menjalin komunikasi kepada

orang tua siswa yaitu dengan mengundang orang tua siswa dalam rapat rutin

setiap bulan yang diadakan di sekolah. Kepala Sekolah agar dapat meminta

kritik dan saran dari orang tua murid demi kemajuan sekolah Karena hubungan

Kepala Sekolah dengan masyarakat maupun orang tua pada hakikatnya

merupakan sarana yang sangat berperan dalam pengembangan sekolah, karena

Page 14: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru (Febri)

741

sekolah memerlukan masukan dari masyarakat maupun orang tua dalam

menyusun program yang revelan, sekaligus memerlukan dukungan dalam

melaksanakan program tersebut.

Bagi guru agar dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja kerjanya

terutama dalam penggunaan metode-metode pembelajaran yang tentu saja

disesuaikan dengan kondisi sekolah, dan lebih termotivasi lagi untuk

menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Namun motivasi yang paling

penting bagi guru adalah motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari

dalam dirinya sendiri untuk terdorong mengajar dimana guru mempunyai

kesadaran diri dalam meningkatkan efektivitas kerjanya.

Bagi stakeholder dalam hal ini pemerintah, masyarakat, ataupun para

orang tua murid, agar dapat ikut meningkatkan mutu pendidikan melalui

pemberian respon yang positif terhadap Kepala Sekolah. Dalam hal ini dapat

berupa partisipasi orang tua dalam kehadiran dirinya dalam rapat yang diadakan

secara rutin di sekolah, atau menjalin komunikasi secara intensif apabila

memang terdapat masalah. Hubungan sekolah dengan masyarakat maupun orang

tua pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam

pengembangan sekolah, karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat

maupun orang tua dalam menyusun program yang relevan, sekaligus

memerlukan dukungan dalam melaksanakan program tersebut.

Daftar Pustaka

Sudrajat, ahmad. (2012). Kompetenei Guru Dan Perannya Sebagai Kepala

Sekolah. Laporan magang. Sumatra.

Kriyantono. (2010). Teknik praktis riset komunikasi: disertai contoh praktis

riset media, public relation, advertising. Komunikasi organisaso,

komunisasi pemasaran. Kencana. Jakarta

Gomes Faustino Cardosa, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

kedua, Yogyakarta, Penerbit Andi Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu, 2005. Manajemen: Dasar, Pengertian,, dan Masalah. PT.

Bumi Aksara, Jakarta.

Susilo Martoyo. (2001). Manajemen tenaga kerja rancangan dalam

pendayagunaan dan pengembangan unsusr tenaga kerja. Sinar Baru.

Bandung.

Hasibuan, Malayu SP, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,

Bumi Aksara. Jakarta.

T. Hani Handoko. (2001). Manajemen personalia dan sumber daya manusia,

edisi kedua. BPFE. Yogyakarta

Wahjosumijo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan

permasalahannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Menurut Mulyasa (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Page 15: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja ... · misalnya ada guru yang datangnya Terlambat, dikarenakan tidak adanya sanksi yang diberikan jika terlambat datang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 728-742

742

Mulyasa. 2012. Metode Penelitian Adminitrasi Publik, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta.

Bandung.

Akdon. (2002). Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial Yang

Diperlukan Dalam Implementasi school Based Management (SBM) Dan

Implikasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal

Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Akdon. (2007). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi

dan Manajemen. Dewa Ruchi. Bandung

Alice Tjandralila Rahardja. 2004. Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi

Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK

PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabu.

Dewantara, Ki Hadjar. (1997). Karya Ki Hadjar Dewantara bagian Pertama

Pendidikan. Yogyakarta: MLTS

Engkay Karweti. 2010. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Faktor yang Mempengaruihi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SLN

di Kabupaten Subang. Jurnal Penelitian Pendidikan vol. 11 No. 2

Hermino, Agustinus. (2014). Kepemimpina Kependidikan di Era Globalisasi.

Yogyakarta: Pustaka belajar.

Mangkunegara, A P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Rahman dkk. (2005). Peran Strategis kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alqaprint jatinagor bekerjasama dengan Asosiasi

Kepala Sekolah Indonesia (AKSI)

Siswojo, Dwi dkk. (2007). Ilmu Pendidkan. Yogyakarta: UNY press.

Sudrajat, ahmad. (2012). Kompetenei Guru Dan Perannya Sebagai Kepala

Sekolah. Laporan magang. Sumatra.

Sumantri, suryana. (2001). Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas

Padjdjaran.

Wahjosumidjo. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja

Grasindo Persada.

Undang-Undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2009.

Bandung: Citra Umbara.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Undang-Undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2009.

Bandung: Citra Umbara.

Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Bandung: Citra

Umbara.