Upload
truongquynh
View
232
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER POWER TUNGKAI DAN
FLEKSIBILITAS DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH
SISWA KELAS ATAS SD NEGERI DENGGUNG
KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Sutardi
NIM. 13604227044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Kecepatan Lari 30 Meter, Power Tungkai dan
Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”, yang disusun oleh Sutardi,
NIM 13604227044 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Mei 2015
Pembimbing,
Dr. Eddy Purnomo, M.Kes, AIFO
NIP. 19620310 199001 1 001
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Kecepatan
Lari 30 Meter, Power Tungkai dan Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman” benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang
telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda Yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, Mei 2015
Yang menyatakan
Sutardi
NIM. 13604227044
v
MOTTO
1. Pikiran adalah cermin kehidupan. Hidup adalah mempersembahkan yang
terbaik. Jika kamu ingin berbuat baik maka janganlah kamu lihat akibatnya dan
pengharapan yang akan kamu dapatkan. Namun berbuatlah dengan hati yang
ikhlas, niscaya Tuhan YME akan membalasnya dengan kemuliaan (Penulis).
2. Kehidupan anda akan jauh lebih baik jika anda berpegang teguh pada
kebenaran (Mario Teguh).
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan Tugas Akhir Skripsi ini untuk:
1. Pursiamsih istriku tercinta, terimakasih atas do’a dan kasih sayang yang tiada
henti.
2. Takari Candra Praman anakku yang kusayangi.
vii
HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER, POWER TUNGKAI DAN
FLEKSIBILITAS DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH
SISWA KELAS ATAS SD NEGERI DENGGUNG
KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
Oleh:
Sutardi
NIM. 13604227044
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi saat pembelajaran lompat jauh beberapa
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Sleman saat melakukan awalan belum
maksimal, saat melakukan tumpuan belum akurat, dan kelentukannya kurang
baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari 30
meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman
sejumlah 72 siswa. Instrumen penelitian adalah tes lari cepat dengan jarak 30
meter, tes standing broad, tes sit and reach, dan tes keterampilan lompat jauh.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran.
Analisis data menggunakan teknik Korelasi Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara
kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD
Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,625” >
nilai r tabel “0,396”. (2) Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai
dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,732” > nilai r tabel “0,396”.
(3) Ada hubungan yang signifikan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman. Nilai r hitung “0,690” > nilai r tabel “0,396”. (4) Ada hubungan yang
signifikan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan
kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,682” > nilai r tabel “0,396”. (5) X₁ memberikan sumbangan relatif terhadap Y sebesar 51,10% dan sumbangan
efektifnya sebesar 30,20%. X₂ memberikan sumbangan relatif terhadap Y sebesar
30,15% dan sumbangan efektifnya sebesar 16,10%. X3 memberikan sumbangan
relatif terhadap Y sebesar 18,75% dan sumbangan efektifnya sebesar 7,50%.
Kata kunci : Hubungan, Kecepatan Lari, power tungkai, fleksibilitas, lompat
Jauh, Siswa SD
viii
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata-kata yang pantas diucapkan selain mengucapkan syukur
kehadirat Tuhan YME, atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga
proses penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Kecepatan Lari 30 Meter,
Power Tungkai dan Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa Kelas
Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”, dapat
terselesaikan. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Jasmani di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan,
bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya, kepada :
1. Bapak. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor UNY yang telah
mengijinkan penulis untuk kuliah di FIK UNY.
2. Bapak. Rumpis Agus Sudarko, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNY yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian untuk
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak. Amat Komari., M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas
Ilmu Keolahragaan UNY atas segala kemudahan yang diberikan
4. Bapak. Sriawan, M.Kes., Ketua Prodi PGSD Penjas yang telah menyetujui
dan mengijinkan pelaksanaan penelitian ini.
5. Ibu. Nur Rohmah Muktiani, M.Pd., Dosen Penasehat Akademik yang telah
membantu penulis dalam permasalahan akademik dan penyusunan skripsi.
ix
6. Bapak. Eddy Purnomo, M.Kes., AIFO., Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan sabar dan pengertiannya dalam memberikan bimbingan selama
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/ Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
bermanfaat, serta seluruh staf karyawan FIK UNY yang telah memberikan
pelayanan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
8. Ibu. Dra Sri Susilowati, M.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, terima kasih atas dukungan dan
bantuannya selama penelitian berlangsung.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan demi
terselesaikannya penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya.
Yogyakarta, 22 Mei 2015
Penulis.
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. x
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Batasan Masalah ....................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik ..................................................................... 9
1. Hakikat Kecepatan ............................................................ 9
2. Pengertian Kecepatan Lari ................................................ 11
3. Hubungan Kecepatan dengan Kemampuan Lompat Jauh . 13
4. Hakikat Power Tungkai ..................................................... 14
5. Hubungan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan
Lompat Jauh ...................................................................... 15
6. Hakikat Fleksibilitas .......................................................... 16
xi
7. Hubungan Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh .. 18
8. Hakikat Lompat Jauh ......................................................... 18
9. Unsur Unsur Lompat Jauh ................................................. 19
10. Karakteristik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar ................. 26
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 27
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 32
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 34
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 35
C. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .................. 36
D. Populasi Penelitian ................................................................... 37
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 48
B. Pembahasan .............................................................................. 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 55
B. Implikasi Hasil Penelitian......................................................... 55
C. Keterbatasan Hasil Penelitian ................................................... 56
D. Saran-Saran............................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................... 60
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015 .............. 37
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Chi Kuadrat) .............................................. 44
Tabel 3. Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 46
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Kecepatan Lari dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman......................................................................... 48
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Power Tungkai dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman......................................................................... 49
Tabel 6. Hasil Uji Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa
Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman ........................................................................................... 50
Tabel 7. Hasil Pengujian Korelasi Ganda antara Kecepatan Lari 30 Meter,
Power Tungkai, dan Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman ... 50
Tabel 8. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif ................................. 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Urutan Saat Topang ke Depan .................................................. 12
Gambar 2. Tahap Melayang (Flying Phase) .............................................. 12
Gambar 3. Lapangan Lompat Jauh............................................................. 19
Gambar 4. Teknik Awalan/ Ancang-Ancang ............................................. 21
Gambar 5. Teknik Bertumpu/ Tolakan ....................................................... 23
Gambar 6. Teknik Melayang/ Sikap Badan di Udara ................................ 24
Gambar 7. Teknik Melakukan Pendaratan ................................................. 25
Gambar 8 Desain Penelitian ...................................................................... 34
Gambar 9. Posisi Start Lari 30 Meter......................................................... 39
Gambar 10. Pelaksanaan Tes Standing Broad/ Long Jump ......................... 40
Gambar 11. Pelaksanaan Tes Sit and Reach ................................................ 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Lembar Pengesahan Proposal Penelitian .................................. 61
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 62
Lampiran 3. Sertifikat Peneraan Alat Ban Ukur... ........................................ 65
Lampiran 4. Sertifikat Peneraan Alat Stopwatch.. ........................................ 67
Lampiran 5. Surat Keterangan Rekomendasi Pelaksanaan Penelitian .......... 69
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.. ................. 70
Lampiran 7. Data Penelitian.......................................................................... 71
Lampiran 8. Uji Normalitas .......................................................................... 73
Lampiran 9. Uji Linearitas ............................................................................ 74
Lampiran 10. Penghitungan Regresi Sederhana ............................................. 75
Lampiran 11. Analisis Korelasi Sederhana dan Parsial.................................. 78
Lampiran 12 Penghitungan Regresi Berganda.............................................. 80
Lampiran 13. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment.. ...................................... 82
Lampiran 14. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ....................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah adalah untuk meningkatkan
kebugaran jasmani bagi peserta didik dan upaya peningkatan kemampuan gerak
dasar yang dimiliki peserta didik. Kemampuan gerak dasar juga dikembangkan
dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, yang berguna bukan saja untuk
menguasai cabang olahraga tertentu tetapi juga berguna dalam melakukan tugas
yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan
keterampilan gerak dasar telah di mulai sejak dini, dari belajar berjalan, berlari,
melempar, dan melompat.
Gerakan atletik tanpa disadari selalu kita lakukan baik di dalam rumah
maupun di luar rumah. Seperti saat kita berpindah dari kamar ke kamar yang lain,
saat kita membuang sesuatu dengan di lempar, berlarian saat ketakutan, melompat
saat terkejut, dan masih bayak contoh yang lain. Atletik terdiri dari jalan, lari,
lompat, dan lempar. Atletik dikatakan sebagai cabang olahraga yang paling tua
usianya dan disebut juga sebagai “ibu atau induk” dari semua cabang olahraga dan
sering disebut juga sebagai mather of sport. Alasannya adalah karena gerakan
atletik sudah tercermin pada kehidupan manusia purba, mengingat jalan, lari,
lompat, dan lempar secara tidak sadar sudah mereka lakukan dalam usaha
mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, bahkan mereka
menggunakannya untuk mneyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya.
2
Atletik merupakan salah satu sarana Pendidikan Jasmani yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Di samping itu,
atletik berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar karena gerakan dalam
atletik dapat meningkatkan kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan dan
koordinasi. Oleh karenanya, atletik dapat dijadikan landasan yang penting untuk
penguasaan keterampilan gerakan cabang olah raga yang lain.
Gerak dasar atletik diajarkan di Sekolah Dasar mulai dari kelas I, yang
berguna untuk mengembangkan keterampilan motorik terdiri dari: jalan, lari,
lompat, dan lempar. Tujuan Pendidikan Atletik di SD adalah membantu siswa
untuk memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas kebugaran jasmani melalui
pemahaman, pengembangan sikap yang positif serta keterampilan gerak. Lompat
jauh merupakan salah satu cabang atletik yang diajarkan dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani di tingkat Sekolah Dasar. Dan merupakan salah satu nomor
lompat yang dilombakan, adapun nomor lompat terdiri dari: lompat tinggi, lompat
jauh, lompat jangkit, lompat tinggi galah. Tahapan-tahapan dalam lompat jauh
terdiri dari: awalan, tolakan, melayang, dan mendarat.
Menurut Eddy Purnomo (2011: 93), Lompat jauh adalah nomor sederhana
dan paling sederhana dibandingkan nomor-nomor lapangan lainnya. Hal ini
dikarenakan para siswa sebelum diberikan pelajaran atau latihan lompat jauh siswa
sudah dapat melakukan gerak dasar lompat jauh, hal ini akan mengakibatkan para
siswa akan cepat mempelajari lompat jauh dengan benar.
Awalan dalam lompat jauh dapat dijelaskan sebagai suatu gerak lari cepat
dari suatu sikap start berdiri (standing start). Kemantapan dalam mengambil
3
awalan adalah penting dan cara yang ideal untuk mencapai itu adalah melakukan
lari percepatan secara gradual (sedikit demi sedikit) meningkat (Eddy Purnomo,
2011: 94). Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam melakukan awalan
dibutuhkan beberapa kemampuan biomotorik, antara lain: kecepatan, power
tungkai, dan fleksibilitas. Kecepatan adalah hasil gerak yang diakibatkan oleh
kontraksi otot. Kecepatan dalam berlari ditentukan oleh panjang langkah dan
frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Power otot (muscular power)
tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai yang dikerahkan dalam waktu yang
singkat. Power otot merupakan gabungan unsur kondisi fisik, yaitu kekuatan dan
kecepatan. Semakin kuat dan cepat otot tungkai bekerja maka semakin bagus daya
ledak power otot-otot tungkai. Sedangkan kelentukan/ fleksibilitas adalah
kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa
terjadi ketegangan sendi dan cedera otot.
SD Negeri Denggung merupakan salah satu SD yang berstatus negeri di
wilayah Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Proses pembelajaran Penjasorkes
di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, bagi siswa kelas
atas telah diberikan materi tentang atletik. Proses pembelajaran Penjasorkes
khususnya dalam atletik, dukungan sarana dan prasarana terbatas jumlahnya.
Keadaan sarana dan prasarana yang terbatas jumlahnya kurang mendukung dalam
mengajarkan materi Penjasorkes yang ada dalam kurikulum. Sebagai contoh dalam
pembelajaran lompat jauh bagi siswa kelas atas di SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, untuk sarana prasarana bak pasir kurang
sesuai untuk proses pembelajaran lompat jauh. Hal ini terlihat dengan pasir yang
4
sudah mengeras jadi satu dengan tanah sehingga harus di cangkul terlebih dahulu
sebelum digunakan dalam proses pembelajaran dan keadaan garis tumpuan/
tolakan yang sudah terlihat tidak jelas.
Hasil pengamatan peneliti juga terlihat siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman dalam melakukan gerakan awalan dalam
melakukan lompat jauh terlihat masih ada beberapa siswa yang kecepatan dalam
berlari belum maksimal, power otot tungkai yang kurang kuat, dan kelentukan yang
belum baik. Untuk menghasilkan gerakan lompat jauh yang maksimal, selain
keterampilan teknik juga dibutuhkan unsur kondisi fisik, seperti: kecepatan lari,
power tungkai, dan fleksibilitas. Siswa Sekolah Dasar yang memiliki kecepatan lari
yang baik, daya ledak yang kuat, dan kelentukan yang baik serta menguasai
teknik–teknik dasar dalam lompat jauh, maka siswa tersebut akan menghasilkan
kemampuan melompat yang maksimal.
Dari hasil dokumentasi belajar siswa kelas atas pada semester I tahun ajaran
2014/ 2015 nilai rata-rata dalam semua ranah juga belum semuanya baik. Hasil
belajar siswa kelas IV untuk ranah kognitif di dapat hasil rerata skor sebesar 62,7;
rerata skor nilai ranah afektif siswa sebesar 63,5; dan rerata skor hasil belajar pada
ranah psikomotor sebesar 64,8. Hasil belajar siswa kelas V untuk ranah kognitif di
dapat hasil rerata skor sebesar 63,5; rerata skor nilai ranah afektif siswa sebesar
64,8; dan rerata skor hasil belajar pada ranah psikomotor sebesar 70,6. Sedangkan
hasil belajar siswa kelas VI untuk ranah kognitif di dapat hasil rerata skor sebesar
67,6; rerata skor nilai ranah afektif siswa sebesar 65,3; dan rerata skor hasil belajar
pada ranah psikomotor sebesar 73,8. Hasil belajar atletik materi lompat jauh siswa
5
kelas atas di semester I tahun pelajaran 2014/2015 juga masih belum sesuai dengan
indikator keberhasilan belajar siswa. Indikator keberhasilan belajar siswa yang
ditetapkan di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman adalah
minimal sebesar 75% dari total siswa dalam satu kelas telah mencapai kriteria
“tuntas”.
Hubungan kecepatan lari, power tungkai, dan fleksibilitas dengan
kemampuan lompat jauh sangat erat, karena kemampuan dalam melakukan lompat
jauh akan membutuhkan kecepatan lari yang cepat dan power otot tungkai yang
kuat serta kelentukan yang baik agar hasil lompatan dapat terlaksana dengan
maksimal. Namun demikian untuk mengetahui hubungan kecepatan lari, power
tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa perlu diuji
kebenarannya melalui kegiatan penelitian dalam bentuk penelitian korelasional.
Namun kenyataan yang terjadi bahwa selama ini di SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman belum pernah diadakan kegiatan penelitian
dalam hal untuk mengkaji hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai,
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman perlu diuji kebenarannya melalui sebuah
penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Berdasar uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
6
1. Proses pembelajaran Penjasorkes khususnya dalam atletik di SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dukungan sarana dan
prasarana terbatas jumlahnya.
2. Terlihat siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman dalam melakukan gerakan awalan dalam melakukan lompat jauh terlihat
masih ada beberapa siswa yang kecepatan dalam berlari belum maksimal, power
otot tungkai yang kurang kuat, dan kelentukan yang belum baik.
3. Hasil dokumentasi belajar siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman pada semester I tahun ajaran 2014/ 2015 dalam
semua ranah juga belum semuanya baik.
4. Hasil belajar atletik materi lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman di semester I tahun pelajaran 2014/2015
juga masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan belajar siswa.
5. Belum dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari
30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
C. Batasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini agar tidak menjadi luas perlu adanya
batasan ruang lingkup penelitian. Mengingat terbatasnya kemampuan, tenaga, dan
biaya maka peneliti membatasi masalah mengenai: “Hubungan antara kecepatan
lari 30 meter, power tungkai dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah seperti tersebut di
atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman?
2. Adakah hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman?
3. Adakah hubungan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman?
4. Adakah hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai dan
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui:
1. Ada tidaknya hubungan antara kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan
lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman.
2. Ada tidaknya hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
3. Ada tidaknya hubungan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
8
4. Ada tidaknya hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai dan
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
F. Manfaat penelitian
1. Adapun manfaat dari penelitian secara teoritis, adalah sebagai berikut:
a. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan.
b. Bahan referensi untuk penelitian yang akan datang pada atletik khususnya
lompat jauh.
2. Adapun manfaat secara praktis adalah :
a. Dapat mengetahui mengenai ada tidaknya hubungan antara kecepatan lari 30
meter, power tungkai dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
b. Sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Kecepatan
Kecepatan adalah hasil gerak yang diakibatkan oleh kontraksi otot. Tipe otot
yang dimiliki seseorang akan menentukan pada kemampuan dan pengembangan
kecepatan individu. Pada tubuh manusia ada dua tipe otot yaitu: otot merah (slow
twitch fiber) dan dan otot putih (fast twitch fiber). Sesuai dengan ciri kedua otot
tersebut maka seseorang yang dominan serabut otot merah, maka orang tersebut
cenderung memiliki daya tahan yang baik, tetapi geraknya lamban. Adapun
sesorang yang dominan serabut otot putihnya cenderung memiliki gerakan yang
lebih cepat, tetapi daya tahannya kurang (Sri Nur Widayati, 2012: 26).
a. Macam-macam kecepatan
Menurut Andi Suhendar, dkk. (2007) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati
(2012: 26), kecepatan dapat dibedakan dalam tiga bagian, yaitu:
1) Kecepatan Gerak dari Berbagai Tubuh
Kecepatan gerak dari berbagai tubuh merupakan kecepatan yang dibatasi oleh
faktor yang mengenai gerak masing-masing otot. Kecepatan gerak sangat
spesifik pada bagian tubuh,
2) Kecepatan Percepatan Lari
Kecepatan percepatan dan kecepatan lari maksimal adalah hasil yang dihitung
dari frekuensi gerak dan amplitudo gerak dalam menempuh jarak tertentu.
10
3) Kecepatan Lari Maksimal
Kecepatan lari maksimal berkaitan dengan seberapa jauh seorang pelari dapat
mempertahankan kecepatan lari maksimalnya. Kecepatan lari maksimal tidak
dicapai dengan segera, tetapi sesudah akselerasi sekurang-kurangnya 20 meter.
Spedogram menujukkan bahwa kecepatan maksimal dicapai setelah tanda 30-35
meter, atau 56 detik setelah start dan dapat dipertahankan secara terus menerus
sampai 60 meter.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang. Menurut Andi
Suhendro,dkk. (2007) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati (2012: 27), mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan lari cepat, adalah:
1) Tenaga otot
Tenaga otot merupakan salah satu persyaratan terpenting bagi kecepatan.
2) Viscositas otot
Viscositas otot adalah hambatan gesekan dalam sel serat-serat, dengan
pemanasan otot dapat diturunkan. Viscositas tinggi pada otot dingin
mempengaruhi secara negatif kecepatan maksimal yang dapat dicapai.
3) Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat,
rangsangan itu berupa suara atau pendengaran.
4) Kecepatan kontraksi
Kecepatan kontraksi adalah kecepatan pengerutan otot setelah mendapat
rangsangan saraf, kecepatan kontraksi otot tergantung pada serabut ototnya.
11
5) Koordinasi antara syaraf pusat dan otot.
6) Ciri antropometrik.
7) Daya tahan kecepatan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah hasil gerak
yang diakibatkan oleh kontraksi otot. Dalam konteks kecepatan lari cepat, akan
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu: tenaga otot, viscositas otot, kecepatan
reaksi, kecepatan kontraksi, koordinasi antara syaraf pusat dan otot, cirri
antropometrik, serta daya tahan kecepatan. Dalam penelitian ini kecepatan yang
akan dikaji adalah kecepatan lari yang melibatkan siswa kelas atas di SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
2. Pengertian Kecepatan Lari
Berkaitan dengan kecepatan lari, Eddy purnomo (2011) dalam Sri Nur
Widayati (2012: 27), menyatakan bahwa:
a. Pengertian lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 meter
sampai dengan jarak 400 meter. Kecepatan dalam berlari jarak pendek adalah
hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan
halus, lancar dan efisien sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan
kecepatan yang maksimal.
b. Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal
yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh
panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu).
c. Urutan gerak dalam berlari dilihat dari tahapannya yaitu:
12
1) Topang depan (support phase) pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil
hambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan.
Gambar 1. Urutan Saat Topang ke Depan
Sumber : Eddy Purnomo (2011: 36)
2) Tahap melayang (flaiying phase) pada tahap ini bertujuan untuk
memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu
penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah.
Gambar 2. Tahap Melayang (Flying Phase)
Sumber : Eddy Purnomo (2011: 37)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lari jarak pendek adalah lari
yang menempuh jarak antara 50 meter sampai dengan jarak 400 meter. Kecepatan
dalam berlari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot
yang dirubah menjadi gerakan halus, lancar dan efisien sangat dibutuhkan bagi
pelari untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal. Kecepatan lari ditentukan
oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu).
Urutan gerak dalam berlari dilihat dari tahapannya, meliputi: topang depan
13
(support phase) dan tahap melayang (flaiying phase). Penelitian ini untuk
mengukur kecepatan lari siswa kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman, dengan menggunakan instrumen tes lari cepat jarak 30
meter dengan satuan waktu (detik).
3. Hubungan Kecepatan dengan Kemampuan Lompat Jauh
Menurut Yanto Kusyanto (1995: 14), lompat jauh adalah hasil dari kecepatan
horizontal yang dibuat ketika lari awalan dengan gaya vertikal yang dihasilkan dari
perbuatan kaki tolak. Selanjutnya Yanto Kusyanto (1995: 14), berpendapat bahwa
tujuan lompat jauh adalah mencapai lompatan sejauh jauhnya. Sedangkan Jarver
(2007: 25), menjelaskan bahwa tujuan melakukan awalan pada lompat jauh adalah
untuk mendapatkan kecepatan setinggi mungkin sebelum mencapai papan tolakan.
Tujuan kecepatan lari dalam cabang lompat jauh adalah untuk mendapatkan
kecepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu
take of.
Dijelaskan oleh Eddy Purnomo (2011: 93), kecepatan horizontal adalah suatu
parameter prestasi yang paling penting, karena adanya korelasi langsung antara
kecepatan lari dengan lompat jauh.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan
sangat berpengaruh terhadap kemampuan lompat jauh. Hal ini dikarenakan
dengan melakukan awalan lari yang cepat maka akan mendapatkan gaya dorongan
yang kuat sehingga badan dapat terdorong kuat kedepan dan akan memberikan
pengaruh terhadap jarak lompatan.
14
4. Hakikat Power Tungkai
Menurut Yuyun Yudiana, dkk (2011: 7), power adalah kemampuan otot
untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Power
sangat penting untuk cabang-cabang olahraga yang memerlukan eksplosif, seperti
lari sprint, nomor-nomor lempar dalam atletik, atau cabang-cabang olahraga yang
gerakannya didominasi oleh meloncat seperti dalam bola voli, juga pada
bulutangkis, dan olahraga sejenisnya.
Menurut Tim Fisiologi (2009: 45), power merupakan hasil perkalian
kekuatan dan kecepatan, sehingga satuan power adalah Kg (berat) dan meter/ detik.
Membedakan power ada 2 bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan daya ledak
Kekuatan ini digunakan untuk mengatasi resistensi yang lebih rendah , tetapi
dengan percepatan daya ledak maksimum. Power ini sering untuk melakukan
satu gerakan atau satu ulangan (lompat jauh, lempar cakram, dan lain-lain).
b. Kekuatan gerakan cepat
Gerakan ini dilakukan terhadap resistensi dengan percepatan dibawah
maksimum, jenis ini digunakan untuk melakukan gerakan berulang-ulang
misalnya lari, mengayuh, dan lain-lain.
Menurut pendapat Zulfikar (2010: 15), bahwa prestasi yang tinggi dalam
olahraga baru bisa dicapai apabila beberapa unsur fisik yang dominan seperti
kekuatan, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, daya ledak otot, dan kelenturan
dapat dipenuhi. Unsur-unsur fisik tersebut merupakan faktor utama untuk
mendukung kemampuan menolak saat gerakan amortisasi. Daya ledak otot yang
15
dihasilkan oleh power otot tungkai berpengaruh dalam pemindahan momentum
horizontal ke vertikal. Hal ini akan berpengaruh oleh daya dorong yang dihasilkan
dari perubahan momentum.
Beberapa beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa power otot
(muscular power) tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai yang dikerahkan
dalam waktu yang singkat. Power otot merupakan gabungan unsur kondisi fisik,
yaitu kekuatan dan kecepatan. Semakin kuat dan cepat otot tungkai bekerja maka
semakin bagus daya ledak power otot-otot tungkai. Dengan bagusnya daya ledak
otot tungkai, maka apapun gerakan/ kegiatan yang berhubungan dengan power otot
tungkai dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya hasilnya juga akan menjadi
lebih baik. Penelitian ini untuk mengukur power otot tungkai siswa kelas atas di SD
Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dengan menggunakan
instrumen dalam bentuk tes standing broad/ long jump.
5. Hubungan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh
Tumpuan dalam lompat jauh adalah perubahan atau perpindahan gerak dari
gerak horizontal ke vertical yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si
pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada
langkah yang terakhir sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara.
Menurut Eddy Pumomo (2011: 95), mengemukakan bahwa tumpuan pada lompat
jauh dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1) Tahap peletakan (touch down) dari kaki
tumpu, 2) Amortisasi, dan 3) Pelurusan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot
tungkai sangat berpengaruh terhadap hasil tolakan yang berpengaruh juga
16
terhadap kemampuan lompat jauh. Hal ini dikarenakan bahwa semakin kuat otot
tungkai maka akan semakin kuat tolakannya serta akan semakin maksimal pula
hasil jarak lompatannya.
6. Hakikat Fleksibilitas
Kelentukan/ fleksibilitas adalah kemampuan seseorang untuk dapat
melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya. Faktor
utamanya yaitu bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Ciri-ciri latihan
kelentukan adalah: meregang persendian dan mengulur sekelompok otot.
Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk
mempelajari berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, mengurangi resiko
cedera, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, dan koordinasi (Yuyun
Yudiana, dkk., 2011: 8).
Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani. Kelentukan
merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas
mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot (Ismaryati, 2006: 101).
Menurut Davis (1989) yang di kutip oleh Ismaryati (2006: 101), kelentukan
seseorang dipengaruhi oleh: tipe persendian; panjang istirahat otot; panjang
istirahat ligamen dan kapsul sendi; bentuk tubuh; temperatur otot; jenis kelamin;
usia; ketahanan kulit; dan bentuk tulang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelentukan tersebut ditentukan oleh: keturunan; sejumlah faktor lingkungan
misalnya latihan; pemanasan; dan temperatur.
Dijelaskan oleh Ismaryati (2006: 101), bahwa terdapat dua macam
kelentukan, yaitu:
17
a. Kelentukan Dinamis (Aktif)
Kelentukan dinamis adalah kemampuan menggunakan persendiaan dan otot
secara terus menerus dalam ruang gerak yang penuh dengan cepat, dan tanpa
tahanan gerakan. Misalnya menendang bola tanpa tahanan atau beban pada
otot-otot hamstring dan sendi panggul. Kelentukan ini sangat sulit diukur.
b. Kelentukan Statis (Pasif)
Kelentukan statis adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerak dalam ruang
yang besar, misalnya gerakan split. Jadi dalam kelentukan statis yang diukur
adalah besarnya ruang gerak
Fleksibilitas adalah kemampuan dari berbagai macam sendi tubuh bergerak
melalui luas gerak sendi secara penuh. Fleksibilitas adalah daya lentur seseorang
dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas yaitu tipe persendian, elastis otot,
ligament, bentuk tubuh, jenis kelamin, suhu dan usia (Daniati Agustin, 2013: 18).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kelentukan adalah kemampuan
menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi
ketegangan sendi dan cedera otot. Terdapat dua macam kelentukan, yaitu:
kelentukan dinamis (aktif) dan kelentukan statis (pasif). Kelentukan/ fleksibilitas
dipengaruhi oleh faktor: tipe persendian, elastis otot, ligament, bentuk tubuh, jenis
kelamin, suhu dan usia. Penelitian ini untuk mengukur kelentukan/ fleksibilitas
siswa kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman,
dengan menggunakan instrumen dalam bentuk tes sit and reach.
18
7. Hubungan Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh
Kelentukan adalah kemampuan persendian bergerak secara leluasa. Kualitas
kelentukan dipengaruhioleh: struktur sendi, kualitas otot, tendo dan ligament, usia,
suhu, dan lain-lain. Pendapat dari Rusli Lutan (2002:69) mendefinisikan
fleksibilitas adalah kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di
sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal
yang diharapkan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diperlukan kemampuan sendi
dan otot yang maksimal dalam melakukan gerakan lompat jauh, agar siswa dapat
dengan leluasa dan merasa nyaman dalam melakukannya. Kelentukan yang baik
dari siswa dapat berpengaruh pada hasil lompatan, sehingga gerakan lompat jauh
akan dapat terlaksana dengan maksimal.
8. Hakikat Lompat Jauh
Lompat jauh adalah nomor sederhana dan paling sederhana dibandingkan
nomor-nomor lapangan lainnya. Hal ini dikarenakan para siswa sebelum diberikan
pelajaran atau latihan lompat jauh siswa sudah dapat melakukan gerak dasar lompat
jauh, hal ini akan mengakibatkan para siswa akan cepat mempelajari lompat jauh
dengan benar (Eddy Purnomo, 2011: 93).
Menurut Dadan Heryana (2010: 19), lompat jauh merupakan salah satu
nomor lompat cabang atletik, dengan tujuan lompat jauh adalah melompat
sejauh-jauhnya. Teknik lompat jauh meliputi : awalan, tolakan, melayang diudara
dan mendarat. Sedangkan Mochamad Djumidar, A.W. (2005: 12.40), menyatakan
bahwa lompat jauh gaya jongkok adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat
19
dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu,
formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik
pusat gravitasi.
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik.
Dalam perlombaan lompat jauh, seorang pelompat akan berusaha ke depan dengan
bertumpu pada balok tumpuan sekuat-kuatnya untuk mendarat di bak lompat
sejauh-jauhnya (Yusuf Adisasmita dalam Sri Nur Widayati, 2012: 11).
Gambar 3. Lapangan Lompat Jauh
Sumber : Tri Minarsih (2010: 62)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lompat jauh
adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat waktu melakukan awalan dengan
daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tumpu untuk mencapai suatu
kejauhan yang dapat dijangkau. Kegiatan penelitian ini juga akan mengkaji tentang
lompat jauh yang melibatkan siswa kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman.
9. Unsur Unsur Lompat Jauh
Unsur-unsur lompat jauh terdiri dari berbagai rangkaian gerakan yang saling
berkaitan dan saling mendukung antara gerakan satu dengan gerakan yang lain,
diantaranya adalah awalan pada saat berlari, tolakan/ tumpuan, melayang, dan
20
mendarat. Seorang pelompat jauh yang baik harus memiliki suatu rasa irama (sense
of rhytme) yang bagus sekali dan gerakan koordinasi lengan dan kaki baik untuk
lari awalan yang kompleks dan untuk membantu memelihara keseimbangan selama
gerakan melayang (Eddy Purnomo, 2011: 94 ).
a. Awalan/ Ancang-Ancang
Menurut Mochamad Djumidar, A.W. (2005: 12.41), ancang-ancang adalah
untuk mendapatkan kecepatan horizontal yang setinggi-tingginya agar dorongan
masa ke depan lebih besar. Di samping memperhatikan penyaluran kekuatan pada
gerakan berikutnya. Jarak ancang-ancang sangat tergantung dari kematangan dan
kemampuan berekselerasitas ketepatannya. Seseorang dapat melakukan
ancang-ancang dengan seketika tempo langsung tinggi dan ada juga yang memiliki
kacepatan setelah melalui suatu gerakan ancang-ancang kecil dengan tempo
lamban kemudian meningkat menjadi suatu kecepatan yang tinggi.
Menurut Eddy Purnomo (2011: 94), awalan dalam lompat jauh dapat
dijelaskan sebagai suatu gerak lari cepat dari suatu sikap start berdiri (standing
start). Kemantapan dalam mengambil awalan adalah penting dan cara yang ideal
untuk mencapai itu adalah melakukan lari percepatan secara gradual (sedikit demi
sedikit) meningkat. Pelompat senior yang baik menggunakan awalan sejauh 30-50
meter, Pelompat junior dan anak-anak sekolah biasanya menggunakan awalan yang
lebih pendek. Pelompat akan berhasil lompatannya, apabila larinya awalan cepat
dengan langkah-langkah yang tetap kemudian diikuti oleh tumpuan yang tepat dan
kuat pada balok tumpuan.
21
Menurut Yusuf Adisasmita (1992) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati
(2012: 14), bahwa untuk dapat melakukan lari awalan perlu memperhatikan dan
melaksanakan hal-hal berikut:
1) Jarak lari awalan tergantung tiap-tiap pelompat.
2) Jarak lari awalan harus cukup jauh untuk mencapai kecepatan maksimun dan
untuk mendapatkan momentum yang besar, antara 30-40 meter.
3) Kecepatan lari awalan dan irama langkah harus rata.
4) Langkah terakhir agak diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih
sempurna.
Gambar 4. Teknik Awalan/ Ancang-Ancang
Sumber : IAAF dalam Sri Nur Widayati (2012: 14)
b. Bertumpu/ Menolak
Menurut Aip Syarifudin (1992: 91), bertumpu/ menolak adalah perubahan
atau perpindahan gerak dari gerak horizontal ke vertikal yang dilakukan secara
cepat. Dimana sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan
tolakan sekuat-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh
terangkat ke atas melayang di udara. Badan pada saat menumpu jangan terlalu
condong, tumpuan harus kuat, cepat, dan keseimbangan badan di jaga agar tidak
22
goyang. Berat badan sedikit ke depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari
tumit ke ujung kaki dengan tempo yang cepat. Gerakan lengan sangat membantu
menambah ketinggian dan juga menambah keseimbangan badan.
Tolakan dalam lompat jauh adalah suatu gerakan tolakan kaki (take off)
dengan menggunakan kaki yang terkuat untuk dijadikan tumpuan, sehingga power
tungkai sangat mempengaruhi pada saat melakukan tolakan pada lompat jauh.
Menurut Eddy Purnomo (2011: 95), bertumpu pada lompat jauh dilihat dari
tekniknya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Tahap peletakan (touchdown)
Adalah peletakan kaki tumpu si pelompat mendarat dengan cepat pada seluruh
telapak kakinya yang kaki tumpunya hampir diluruskan sepenuhnya. Kaki harus
digerakkan ke arah bawah dalam gerakan cepat, seperti gerakan mencakar. Dan
setiap gerakan menahan harus dihindari.
2) Tahap Amortisasi
Selama tahap ini kaki tumpu harus sedikit di tekuk (kira-kira 1600) dan kaki
ayun akan bergerak melewatinya. Pada tahap ini sangat penting pada tubuh
bagian atas untuk tetap dipertahankan tegak dan pandangan mata harus lurus
3) Tahap Pelurusan
Gerakan menolak/bertumpu itu selesai pada saat si pelompat meluruskan
meluruskan lutut dan sendi-sendi mata kakidari kaki tumpu. Gerakan ke atas
dari lengan dan mengangkat bahu harus dibawa sampai berhenti mendadak
(bloking) tingginya lompatan. Pada saat si pelompat lepas dari balok tumpu paha
23
kaki ayun harus dalam posisi horisontal, tungkai bawah harus menggantung
vertical dan badan tetap tegak.
Gambar 5. Teknik Bertumpu/ Tolakan
Sumber: IAAF dalam Sri Nur Widayati (2012: 17)
c. Sikap Badan di Udara (Melayang)
Menurut Eddy Purnomo (2011: 96), gaya jongkok bila dilihat dari teknik
lompatan saat berada di udara (melayang) kaki ayun /bebas diayunkan jauh ke
depan dan pelompat mengambil posisi langkah yang harus dipertahankan selama
mungkin. Dalam tahap pertama saat melayang, tubuh bagian atas dipertahankan
agar tetap tegak dan dan gerakan lengan akan mengambarkan suatu semi sirkel dari
depan atas terus ke bawah dan ke belakang. Dalam persiapan untuk mendarat, kaki
tumpu di bawa ke depan sendi lutut kaki ayun diluruskan dan badan di bungkukkan
ke depan bersamaan dengan ke dua lengan di ayunkan cepat ke depan pada saat
mendarat.
Menurut Yusuf Adisasmita (1992) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati (2012:
17), bahwa melayang adalah naiknya badan setelah tumpuan. Pada waktu naik
badan harus dapat ditahan pada keadaan sikap yang tidak kaku (rileks), kemudian
melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk
24
memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh di udara
(waktu melayang) di sebut gaya lompatan dalam lompat jauh.
Menurut Endang Widyastuti (2010: 20), sikap badan saat di udara adalah
jongkok dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan lurus ke depan, dan pandangan
lurus ke depan. sedangkan menurut Mochamad Djumidar, A.W. (2005: 12.42),
gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan diupayakan
keseimbangan terjaga dengan bantuan kedua tangan mengayun sedemikian rupa,
sehingga bergerak di udara dalam sustu garis membentuk lengkungan.
Gambar 6. Teknik Melayang/ Sikap Badan di Udara
Sumber: IAAF dalam Sri Nur Widayati (2012: 20)
d. Mendarat
Menurut Aip Syarifudin (1992: 93), mendarat adalah sikap pada waktu
mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas,
badan dibungkukkan ke depan , ke dua lengan ke depan. Kemudian mendarat
dengan tumit lebih dahulu dan mengeper kedua lutut dibengkokkan (ditekuk),
berat badan di bawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan,
kedua lengan diayun ke depan. Yang diperhatikan pada waktu mendarat adalah
kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan
25
sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si
pelompat sendiri.
Dijelaskan oleh Rahman Sahudi (2004) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati
(2012: 21), bahwa pendaratan merupakan tahapan yang penting diperhatikan. Pada
saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai
hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki,
kepala, lengan tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.
Pada saat menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan, pinggul dapat dihindari
pendaratan pinggul. Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai
kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.
Mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan
dorongan panggul sehingga badan tidak ada kecenderungan jatuh ke belakang yang
mengakibatkan kerugian si pelompat (Mochamad Djumidar, A.W., 2005: 12.43).
Sedangkan Yusuf Adisasmita (1992: 68), menyatakan bahwa pelompat harus
menjulurkan kedua belah tangannya sejauh-jauhnya ke depan dengan tidak
kehilangan keseimbangan badanya, dengan membawa titik berat badannya ke
depan dengan cara membungkuk, hingga badan dan lutut hampir merapat,
mendarat dilakukan dengan tumit lebih dulu mengenai tanah.
Gambar 7. Teknik Melakukan Pendaratan
Sumber: IAAF dalam Sri Nur Widayati (2012: 23)
26
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelompat
jauh yang baik harus memiliki suatu rasa irama (sense of rhytme) yang bagus sekali
dan gerakan koordinasi lengan dan kaki baik untuk lari awalan yang kompleks dan
untuk membantu memelihara keseimbangan selama gerakan melayang. Penting
sekali mengajarkan gerak dasar tahapan-tahapan dalam lompat jauh (awalan pada
saat berlari, tolakan/ tumpuan, melayang, dan mendarat) bagi siswa SD, khususnya
siswa kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
Karena diharapkan dengan mempelajari gerak dasar tahapan-tahapan dalam lompat
jauh, siswa akan mengetahui tahapan keseluruhan dalam melakukan lompat jauh,
sehingga hasil yang diperoleh dalam belajar lompat jauh akan maksimal.
10. Karakteristik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar
Usia siswa kelas atas Sekolah Dasar antara 10-12 tahun. Menurut Tisnowati
Tamat (2006) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati (2012: 30), bahwa karakteristik
siswa kelas atas Sekolah Dasar dilihat dari segi fisik dan mental sosial, adalah
sebagai berikut:
a. Segi Fisik
1) Mereka mulai menyadari dirinya secara fisik .
2) Pertumbuhan tubuhnya mulai lambat.
3) Waktu reaksinya semakin bagus.
4) Mereka kelihatan sehat dan kokoh.
5) Koordinasi menjadi baik.
6) Pertunbuhan tungkai lebih cepat dari pada badan bagian atas.
7) Laki-laki dan perempuan mulai kelihatan perbedaannya.
27
b. Segi Mental dan Sosial
1) Mereka menyenangi bentuk kegiatan yang kompetitif.
2) Lebih tertarik pada permainan beregu.
3) Belum mengenal masalah kesehatan.
4) Waktu perhatian/konsentrasi lebih panjang.
5) Mereka sangat memikirkan kelompoknya dan menghargai prestasinya.
6) Rasa dan perasaannya sesuai dengan pertumbuhan fisiknya.
7) Reaktif terhadap komentar dan kat-kata serta mudah terpancing.
8) Mereka akan bekerja keras apabila dapat dorongan dari orang dewasa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memahami betul
karakteristik anak, karena setiap murid khususnya di Sekolah Dasar memiliki
perbedaan antara satu dan lainnya. Disinilah peran dan fungsi serta tanggung jawab
guru di Sekolah Dasar, selain mengajar juga perlu memperhatikan keragaman
karakteristik siswa. Dengan demikian peran guru bukan hanya sebagai pengajar
akan tetapi guru juga mempunyai tugas sebagai motivator atau pendorong, sebagai
pembimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan utama dalam proses kegiatan belajar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Bambang Sapto Aji (2014) yang berjudul “Hubungan Antara Kecepatan Lari
dan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra Kelas
Atas SD Negeri 1 Pandan Simping Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten”.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan besarnya hubungan kecepatan lari
28
dan power otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa putra kelas atas
SD Negeri 1 Pandan Simping, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pengambilan data
menggunakan tes dan pengukuran. Populasi penelitian sejumlah 25 siswa putra
kelas atas SD Negeri 1 Pandan Simping. Instrumen penelitian, yaitu: kecepatan
lari dengan tes lari 40 meter, power otot tungkai dengan standing broad jump
test, dan tes keterampilan melakukan lompat jauh. Teknik analisis data dengan
analisis statistika kolerasional, sebelum dilakukan perhitungan kolerasi pada
ketiga variabel, diadakan ujiprasyarat terlebih dahulu. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari dengan
kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas atas SD Negeri 1 Pandan
Simping Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Nilai r hitung “0,752” >
nilai r (0,05) (23) “0,396”. (2) Ada hubungan yang signifikan antara power otot
tungkai dengan kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas atas SD Negeri
1 Pandan Simping Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Nilai r hitung
“0,896” > nilai r (0,05) (23) “0,396”. (3) Ada hubungan yang signifikan antara
kecepatan lari dan power otot tungkai terhadap kemampuan lompat jauh siswa
putra kelas atas SD Negeri 1 Pandan Simping Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten. Nilai r hitung “0,690” > nilai r (0,05) (23) “0,396”. (4) Sumbangan efektif
kecepatan lari mempengaruhi kemampuan lompat jauh sebesar 10,24%.
Sedangkan power otot tungkai mempengaruhi kemampuan lompat jauh sebesar
33,83%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kecepatan lari dan power otot tungkai terhadap kemampuan
29
lompat jauh siswa putra kelas atas SD Negeri 1 Pandan Simping Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten. Skripsi: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Sri Nur Widayati (2012) yang berjudul “Hubungan Kecepatan Lari dengan
Jauhnya Lompatan pada Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas Atas SD
Negeri Tonorogo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogro”. Penelitian
ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan metode survey.
Instrumen berupa tes dan pengukuran yaitu tes lari 40 meter dan lompat jauh.
Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas atas SD Negeri Tonogoro
yang berjumlah 55 anak. Teknik analisis data menggunakan korelasi product
moment pada taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai r
hitung (0,844) > r tabel (0,266) artinya ada hubungan yang signifikan antara
kecepatan lari dengan jauhnya lompatan pada lompat jauh gaya jongkok siswa
kelas atas SD Negeri Tonorogo Kecamatan Kalibawang. kecepatan memberikan
sumbangan sebesar 71,2 % terhadap prestasi lompat jauh, sisanya sebesar 28,8
% dipengaruhi faktor lain, diantaranya yaitu kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai, sikap kaki saat menolak dan posisi badan saat mendarat. Skripsi:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Harjono (2008) berjudul “Hubungan kecepatan lari 50 meter dengan prestasi
lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sewon,
Kabupaten Bantul". Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik tes dan
dokumentasi. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Sewon, Kabupaten Bantul yang bejumlah 120 siswa. Instrumen yang
30
digunakan adalah tes lari 50 meter dan lompat jauh gaya jongkok. Teknik
analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dengan taraf
sifnifikan 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa hubungan kecepatan lari
dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Sewon, Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2007/2008 adalah signifikan dengan
nilai r sebesar - 0,820. Sumbangan variabel kecepatan lari terhadap prestasi
lompat jauh gaya jongkok sebesar 67,2%. Skripsi: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir
Untuk menghasilkan gerakan lompat jauh yang maksimal, selain
keterampilan teknik juga dibutuhkan unsur kondisi fisik, seperti: kecepatan lari,
power tungkai, dan fleksibilitas. Siswa Sekolah Dasar yang memiliki kecepatan lari
yang baik, daya ledak yang kuat, dan kelentukan yang baik serta menguasai
teknik–teknik dasar dalam lompat jauh, maka siswa tersebut akan menghasilkan
kemampuan melompat yang maksimal.
Kecepatan sangat berpengaruh terhadap kemampuan lompat jauh. Hal ini
dikarenakan dengan melakukan awalan lari yang cepat maka akan mendapatkan
gaya dorongan yang kuat sehingga badan dapat terdorong kuat kedepan dan akan
memberikan pengaruh terhadap jarak lompatan. Kekuatan otot tungkai sangat
berpengaruh terhadap hasil tolakan yang berpengaruh juga terhadap kemampuan
lompat jauh. Hal ini dikarenakan bahwa semakin kuat otot tungkai maka akan
semakin kuat tolakannya serta akan semakin maksimal pula hasil jarak
lompatannya.Juga diperlukan kemampuan sendi dan otot yang maksimal dalam
31
melakukan gerakan lompat jauh, agar siswa dapat dengan leluasa dan merasa
nyaman dalam melakukannya. Kelentukan yang baik dari siswa dapat berpengaruh
pada hasil lompatan, sehingga gerakan lompat jauh akan dapat terlaksana dengan
maksimal.
Hubungan kecepatan lari, power tungkai, dan fleksibilitas dengan
kemampuan lompat jauh sangat erat, karena kemampuan dalam melakukan lompat
jauh akan membutuhkan kecepatan lari yang cepat dan power otot tungkai yang
kuat serta kelentukan yang baik agar hasil lompatan dalam terlaksana dengan
maksimal. Namun demikian untuk mengetahui hubungan kecepatan lari, power
tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa perlu diuji
kebenarannya melalui kegiatan penelitian dalam bentuk penelitian korelasional.
Jika dari hasil penelitian dapat membuktikan adanya hubungan yang signifikan,
maka akan diketahui melalui perhitungan mengenai besarnya sumbangan efektif
dan sumbangan relatif masing-masing variabel bebas (kecepatan lari, power
tungkai, fleksibilitas) terhadap variabel terikat (kemampuan lompat jauh), dalam
bentuk %. Juga akan dapat diketahui secara bersama-sama variabel bebas
memberikan sumbangan efektif dan sumbangan relatif terhadap variabel terikat.
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui ada tidaknya hubungan antara
kecepatan lari, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh.
Penelitian direncanakan dengan menggunakan instrumen, yaitu: kecepatan dengan
tes lari 30 meter, power otot tungkai dengan standing broad jump test, fleksibilitas
dengan sit and reach dan tes lompat jauh dengan pengukuran dari gerakan tolakan
sampai bagian tubuh paling belakang setelah melompat. Fokus penelitian adalah
32
dengan melibatkan siswa kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam
suatu penelitian. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban tersebut hanya
didasarkan pada teori dan kajian penelitian yang relevan dan belum didukung
oleh fakta atau data-data secara empiris. Untuk menguji kebenaran hipotesis maka
perlu diuji atau diteliti lebih lanjut. Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, kajian
teoritik, dan kerangka berpikir, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai
berikut:
1. Ho (Hipotesis Nol)
a. Tidak ada hubungan antara kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman.
b. Tidak ada hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
c. Tidak ada hubungan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
d. Tidak ada hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas
dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
e. Tidak dapat diketahui besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif
kecepatan lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat
33
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman.
2. Ha (Hipotesis Alternatif)
a. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter dengan
kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman.
b. Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman.
c. Ada hubungan yang signifikan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman.
d. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai,
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
e. Dapat diketahui besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif kecepatan
lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan sesuai pengambilan data
menggunakan tes. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis hubungan
(asosiatif). Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008: 89). Dalam metode
ini peneliti berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya mengenai ada tidaknya
hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai dan fleksibilitas dengan
kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman, sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Adapun desain dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono (2008: 219)
Keterangan:
X1 = Variabel bebas (kecepatan lari 30 meter)
X2 = Variabel bebas (power tungkai)
X3 = Variabel bebas (fleksibilitas)
Y = Variabel terikat (kemampuan lompat jauh)
rx1y = Koefisien korelasi antara X1 dan Y
rx2y = Koefisien korelasi antara X2 dan Y
rx3y = Koefisien korelasi antara X3 dan Y
Rx123 = Koefisien korelasi antara X1, X2, X3, dan Y
35
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Sugiyono (2008 : 80) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebasnya adalah kecepatan lari 30 meter, power tungkai, dan fleksibilitas.
Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan lompat jauh. Adapun definisi
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan lari 30 meter
Merupakan gambaran kemampuan siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dengan mengambil sikap start berdiri dan
siap untuk lari. Pada aba-aba “Ya” melakukan melakukan lari lurus ke depan
secepat mungkin menempuh garis finish. Dalam penelitian ini untuk mengetahui
kecepatan lari siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman, diukur dalam bentuk tes lari 30 meter dengan satuan waktu
(detik) dengan mengacu pada Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (2010: 5-19).
2. Power tungkai
Merupakan gambaran kemampuan siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dengan posisi siswa berdiri di belakang
garis batas (kaki sejajar, lutut di tekuk, tangan di belakang badan) melakukan
ayunan tangan, melompat sejauh mungkin ke depan, dan kemudian mendarat
dengan dua kaki bersama-sama. Untuk mengetahui power otot tungkai siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, diukur dalam
bentuk tes standing broad/ long jump (Ismaryati, 2006: 61).
36
3. Fleksibilitas
Merupakan gambaran kemampuan siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dalam meraih raihan terjauh dari kedua
tangan saat melakukan gerakan kelentukan punggung bawah. Kelentukan siswa
kelas atas di SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman di
ukur dengan tes sit and reach yang bersumber dari (Ismaryati, 2006: 101–102).
Raihan terjauh dari ke empat ulangan merupakan nilai kelentukan punggung
bawah testi. Angka di catat sampai mendekati 1 cm.
4. Kemampuan lompat jauh
Merupakan gambaran kemampuan siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dalam melakukan gerakan lompat ke
depan yang dilakukan secara maksimal untuk mencapai jarak lompatan yang
terjauh, dengan jarak yang seoptimal mungkin. Pengukuran lompat jauh siswa
diukur dari tolakan sampai jauhnya anggota badan paling belakang setelah
melakukan lompatan dan hasilnya adalah sebagai kemampuan lompat jauh
siswa. Hasil lompatan diukur dengan roll meter dengan satuan centimeter.
C. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Denggung, yang beralamat di Candi
Gebang, Bangunrejo, Tridadi, Sleman, Yogyakarta. Lokasi pengambilan data
menggunakan lapangan sepakbola Tridadi Sleman. Waktu pengambilan data
dilaksanakan selama 3 hari, Selasa sampai Kamis dari tanggal 5 Mei 2015 sampai
dengan tanggal 7 Mei 2015. Pelaksanaan pengambilan data sesuai dengan jam
KBM di sekolah, yaitu mulai pada pukul 07.00 wib – 09.15 wib.
37
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek-objek penelitian yang ditetapkan oleh
peneliti dan ditarik kesimpulan. Penelitian ini disebut penelitian populasi. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015. Penjelasan mengenai jumlah
keseluruhan siswa terlihat pada tabel 1, berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015
Nama Sekolah Kelas Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
IV 13 siswa 10 siswa 23 siswa
V 14 siswa 11 siswa 25 siswa
VI 10 siswa 14 siswa 24 siswa
Total: 37 siswa 35 siswa 72 siswa
Sumber: Staf Tatausaha SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman (Semester II Tahun Ajaran 2014/2015).
Keseluruhan siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman sebanyak 72 siswa dilibatkan dalam kegiatan penelitian,
sehingga penelitian ini di sebut penelitian populasi.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 149), instrumen penelitian adalah alat
dan fasilitas yang digunakan pada waktu penelitian untuk mempermudah pekerjaan
peneliti dalam mengumpulkan data dan kualitasnya pun lebih baik dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diatasi.
38
a) Kecepatan lari
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecepatan lari adalah tes lari
cepat dengan jarak 30 meter dengan satuan waktu (detik) dengan mengacu pada
Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (2010: 5-19), yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan:
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
2) Alat dan fasilitas:
(a) Lintasan yang lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 30 meter, dan masih
mempunyai lintasan lanjutan.
(b) Bendera start
(c) Peluit
(d) Tiang bendera
(e) Stopwatch
(f) Serbuk kapur
(g) Alat tulis
3) Petugas tes:
(a) Petugas keberangkatan.
(b) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.
4) Pelaksanaan:
(a) Testi yang berjumlah 72 siswa dibagi menjadi menjadi 24 seri, setiap seri terdiri
3 siswa peserta tes lari.
(b) Peserta berdiri di belakang garis start.
(c) Pada aba-aba “Siap”, peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
39
(d) Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh
jarak 30 meter.
5) Pengukuran waktu:
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat
melintasi garis finish.
6) Pencatat Hasil:
(a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak
30 meter, dalam satuan waktu detik.
(b) Waktu dicatat satu angka di belakang koma.
Gambar 9. Posisi Start Lari 30 Meter
Sumber: Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (2010: 7)
b) Power Tungkai
Instrumen yang digunakan untuk mengukur power otot tungkai adalah tes
standing broad/ long jump yang bersumber dari Ismaryati (2006: 61). Penjelasan
tes, yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan:
Mengukur power tungkai ke arah depan.
2) Sasaran:
Laki-laki dan perempuan yang berusia 6 tahun ke atas.
3) Perlengkapan:
40
Lantai yang datar dan rata; meteran; Isolasi atau bahan lain yang dapat digunakan
untuk membuat garis batas; serta bendera kecil bertangkai atau bahan lain yang
dapat digunakan untuk memberi tanda hasil loncatan.
4) Pelaksanaan:
(a) Testi berdiri di belakang garis batas, kaki sejajar, lutut di tekuk, tangan di belakang
badan.
(b) Ayun tangan dan melompat sejauh mungkin ke depan dan kemudian mendarat
dengan dua kaki bersama-sama.
(c) Beri tanda bekas pendaratan dari bagian tubuh yang terdekat dari garis start.
(d) Testi melakukan 3 kali loncatan.
(e) Sebelum melakukan tes yang sesungguhnya testi boleh mencoba sampai dapat
melakukan gerakan yang benar.
5) Penilaian:
(a) Hasil loncatan testi diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota badan yang
terdekat garis start sampai dengan garis start.
(b) Nilai yang di peroleh testi adalah jarak loncatan terjauh yang di peroleh dari
ketiga loncatan.
Gambar 10. Pelaksanaan Tes Standing Broad/ Long Jump
Sumber: Ismaryati (2006) dalam Bambang Sapto Aji (2014: 70)
41
c) Fleksibilitas
Instrumen yang digunakan untuk mengukur fleksibilitas adalah tes sit and
reach (Ismaryati, 2006: 101-102), yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan:
Mengukur kelentukan otot punggung ke arah depan dan paha belakang.
2) Sasaran:
Laki-laki dan perempuan yang berusia 5 tahun ke atas.
3) Pelaksanaan:
Box khusus yang di buat untuk keperluan pelaksanaan tes.
4) Penilaian:
(a) Testi duduk selunjur tanpa sepatu, lutut lurus, telapak kaki menempel pada sisi
box.
(b) Kedua tangan lurus diletakkan di atas ujung box, telapak tangan menempel di
permukaan box.
(c) Dorong dengan tangan sejauh mungkin, tahan 1 detik, catat hasilnya.
(d) Dilakukan 4 kali ulangan.
(e) Pada saat tangan mendorong ke depan kedua lutut harus tetap lurus.
(f) Dorongan harus dilakukan dengan dua tangan bersama-sama, bila tidak tes harus
diulang.
(g) Sebelum melakukan tes harus pemanasan terlebih dahulu.
5) Penilaian:
Raihan terjauh dari ke empat ulangan merupakan nilai kelentukan punggung
bawah testi. Angka di catat sampai mendekati 1 cm.
42
Gambar 11. Pelaksanaan Tes Sit and Reach
Sumber: (http://tes.pengukuran.fleksibilitas.com//)
d) Lompat Jauh
1) Tujuan:
Untuk mengetahui jauhnya lompatan
2) Perlengkapan:
Bak lompat, cangkul, meteran, alat tulis, blangko pencatatan
3) Petugas Tes:
Berjumlah tiga orang. Dua sebagai pengukur, satu sebagai pencatat.
4) Pelaksanaan:
(a) Semua testi diberi kesempatan melakukan gerakan lompat jauh dari awalan,
tolakan, melayang, dan mendarat.
(b) Lompatan sebanyak tiga (3) kali lompatan diambil lompatan yang terjauh.
5) Penilaian:
Jauhnya lompatan di ukur dari bekas tumpuan/tolakan sampai jatuhnya badan
pada waktu mendarat di bak lompat dan di catat dengan satuan centi meter (cm).
43
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk memperoleh
suatu informasi atau data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang akan
diteliti. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan
pengukuran. Seluruh populasi, yaitu siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah
72 siswa menjalani tes kecepatan (lari 30 meter), tes power tungkai (standing
broad/ long jump), tes kelentukan (sit and reach), dan tes jauhnya lompatan pada
lompat jauh secara urut satu persatu sesuai dengan absensi yang telah ditentukan.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai,
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Sebelum dilakukan perhitungan
korelasional pada variabel bebas dan variabel terikat, maka akan diadakan proses
uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang akan dilakukan adalah, meliputi:
1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data
tersebut normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan teknik
analisis Chi-Kuadrat (x²) yang menurut Sugiyono (2008: 241), dengan rumus
sebagai berikut:
X2 =
44
Keterangan:
: Chi Kuadrat
Fo : Frekuensi yang diobservasi
Fh : Frekuensi yang diharapkan
: Jumlah
Selanjutnya harga Chi-kuadrat dengan perhitungan taraf signifikansi 5%, sehingga
bila Chi-kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-kuadrat tabel maka datanya
normal dan sebaliknya apabila Chi-kuadrat hitung lebih besar dari pada
Chi-kuadrat tabel maka datanya tidak normal.
Uji normalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu: kecepatan
lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas, dan kemampuan lompat jauh siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Tridadi Sleman Yogyakarta. Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat (Sutrisno Hadi, 2004:252), yaitu
untuk mengetahui distribusi datanya menyimpang atau tidak dari distribusi normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Chi Kuadrat)
Variabel x² hitung df x² tabel ket
Kecepatan Lari 30 Meter 2,100 5 11,070 Normal
Power Tungkai 0,900 5 11,070 Normal
Fleksibilitas 1,800 5 11,070 Normal
Kemampuan Lompat Jauh 0,000 5 11,070 Normal
Chi-kuadrat hitung < Chi-kuadrat tabel = Normal
Chi-kuadrat hitung > Chi-kuadrat tabel = Tidak Normal
45
Dari tabel 2 di atas harga x2
hitung dari variabel “kecepatan lari 30 meter”
sebesar 2,100; “power tungkai” 0,900; “fleksibilitas” 1,800; dan “kemampuan
lompat jauh” sebesar 0,000. Sedangkan harga x2 tabel pada taraf signifikasi 5%
sebesar 11,070. Berdasar hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kenormalan distribusi telah terpenuhi.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan
prediktor mempunyai hubungannya linier atau tidak dengan variabel terikatnya,
oleh sebab itu uji linieritas perlu dilakukan karena merupakan dasar atau kaidah
yang harus dilalui. Uji keperluan linieritas dilakukan uji F (Sutrisno Hadi,
2000: 14), adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Freg : Harga bilangan- F untuk garis regresi
RK reg : Rerata kuadrat garis regresi
RK res : Rerata kuadrat residu.
Selanjutnya harga F dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf signifikansi 5%.
Regresi dikatakan linier apabila F observasinya lebih kecil F tabel.
Uji linearitas menggunakan uji F (Sutrisno Hadi, 1987:14), dalam penelitian
ini akan menguji (Ho) bahwa varians dari variabel-variabel tersebut sama. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
46
Tabel 3. Hasil Uji Linearitas
Variabel F hitung df1 df2 F tabel Keterangan
Kecepatan Lari 30 Meter 5,624 5 1 230,00 Linear
Power Tungkai 14,785 5 1 230,00 Linear
Fleksibilitas 17,680 5 1 230,00 Linear
Harga F tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan harga tabel dengan taraf
signifikan 5%. Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa hubungan variabel
kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan lompat jauh adalah linier karena F
hitung < F tabel (5,624 < 230,00). Hubungan variabel power tungkai dengan
kemampuan lompat jauh adalah linier karena F hitung < F tabel (14,785 < 230,00).
Demikian pula hubungan variabel fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh
linier juga karena F hitung < F tabel (17,680 < 230,00).
Langkah terakhir dalam analisis data adalah melakukan pengujian hipotesis
yang telah diajukan dengan menggunakan teknik Korelasi Pearson Product
Moment, dengan tujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan kecepatan lari 30
meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas
SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut:
r xy =
Sumber : Hartono (2004: 84).
Keterangan :
= Koefisien korelasi X dan Y
= Jumlah subyek
= Jumlah (X) dan (Y)
= Jumlah X
= Jumlah Y
= Jumlah kuadrat X
= Jumlah kuadrat Y
47
Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar masing-masing variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Selanjutnya harga r hitung dikonsultasikan
dengan r tabel pada taraf signifikan 5% atau 1%. Jika r hitung sama dengan atau lebih
besar daripada r tabel maka korelasinya dinyatakan signifikan.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan uji normalitas dan linearitas menunjukkan bahwa
sebarannya normal dan variansnya linear, sehingga data dapat dianalisis lebih
lanjut dengan statistik parametrik. Berikut ini adalah hipotesis yang akan diuji :
Untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan membandingkan hasil
rhitung dengan rtabel dari masing-masing variabel pada taraf signifikansi 0,05.
Apabila rhitung > rtabel 0,05; maka ada hubungan yang signifikan antara variabel
tersebut. Sedangkan apabila rhitung < rtabel 0,05; maka menunjukkan tidak adanya
hubungan yang signifikan antar variabel tersebut. Hasil analisis koefisien korelasi
ganda (Sutrisno Hadi, 1987:33), dalam penelitian ini akan membahas mengenai
kecepatan lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh
siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
a. Uji Hipotesis 1 (Hubungan Kecepatan Lari 30 Meter dengan Kemampuan
Lompat Jauh)
Hubungan antara kecepatan lari dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dapat
dilihat dari hasil uji korelasi yang tertera pada tabel 4, berikut ini :
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Kecepatan Lari Dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
Variabel N r hitung r tabel Sig. Kesimpulan
Kecepatan Lari 72 0,625 0,231 0,05 Signifikan
49
Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r hitung sebesar “0,625” lebih
besar dari nilai r tabel dengan N 72 dan taraf signifikan 0,05, yaitu sebesar “0,231”
(0,625 > 0,231). Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
kecepatan lari 30 meter dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD
Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
b. Uji Hipotesis 2 (Hubungan Power Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh)
Hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa
kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dapat
dilihat dari hasil uji korelasi yang tertera pada tabel 5, berikut ini :
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Power Tungkai Dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
Variabel N r hitung r tabel Sig. Kesimpulan
Power Tungkai 72 0,732 0,231 0,05 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r hitung sebesar “0,732” lebih
besar dari nilai r tabel dengan N 25 dan taraf signifikan 0,05, yaitu sebesar “0,231”
(0,732 > 0,231). Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
power tungkai dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
c. Uji Hipotesis 3 (Hubungan Fleksibilitas Dengan Kemampuan Lompat Jauh)
Hubungan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dapat dilihat
dari hasil uji korelasi yang tertera pada tabel 6, berikut ini :
50
Tabel 6. Hasil Uji Fleksibilitas Dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa
Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman
Variabel N r hitung r tabel Sig. Kesimpulan
Fleksibilitas 72 0,690 0,231 0,05 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r hitung sebesar “0,690” lebih
besar dari nilai r tabel dengan N 25 dan taraf signifikan 0,05, yaitu sebesar “0,231”
(0,690 > 0,231). Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
d. Uji Hipotesis 4 (Hubungan Kecepatan Lari 30 Meter, Power Tungkai,
Fleksibilitas dengan Kemampuan Lompat Jauh)
Mengenai hubungan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai, dan
fleksibilitas secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas
atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dapat dilihat
dari hasil uji korelasi ganda pada tabel 7 berikut ini =
Tabel 7. Hasil Pengujian Korelasi Ganda antara Kecepatan Lari 30 Meter,
Power Tungkai, dan Fleksibilitas Dengan Kemampuan Lompat
Jauh Siswa Kelas Atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Variabel N r hitung r tabel Sig. Kesimpulan
Kecepatan Lari 30 Meter, Power
Tungkai, dan Fleksibilitas 72 0,682 0,231 0,05 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda diperoleh nilai r hitung sebesar 0,682 lebih
besar dari nilai r tabel dengan N 72 dan taraf signifikan 0,05, yaitu sebesar “0,231”
(0,682 > 0,231). Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
kecepatan lari 30 meter, power tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
51
Berdasar hasil tersebut maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
“Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter, power
tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD
Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”, ditolak. Sedangkan
hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan yang signifikan antara
kecepatan lari 30 meter, power tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan
lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman”, diterima.
2. Sumbangan Efektif dan Relatif
Perhitungan ini dilakukan dengan komputer program SPSS Versi 21.00.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sumbangan relatif X₁ terhadap Y sebesar
51,10% dan sumbangan efektifnya sebesar 30,20%. Sumbangan relatif X₂
terhadap Y sebesar 30,15% dan sumbangan efektif sebesar 16,10%. Sumbangan
relatif X3 terhadap Y sebesar 18,75% dan sumbangan efektif sebesar 7,50%.
Secara bersama-sama X₁, X2, dan X3 memberikan sumbangan relatif terhadap Y
sebesar 100 % dan sumbangan efektif sebesar 53,80%. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 8, berikut ini:
Tabel 8. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
No Variabel t Relatif Efektif
1 Kecepatan 1,862 51,10% 30,20%
2 Power Tungkai 1,964 30,15% 16,10%
3 Fleksibilitas 2,105 18,75% 7,50%
Jumlah 5,931 100% 53,80%
52
B. Pembahasan
Gerakan lompat jauh yang maksimal hasilnya, selain keterampilan teknik
juga dibutuhkan unsur kondisi fisik, seperti: kecepatan lari, power tungkai, dan
fleksibilitas. Siswa Sekolah Dasar yang memiliki kecepatan lari yang baik, daya
ledak yang kuat, dan kelentukan yang baik serta menguasai teknik–teknik dasar
dalam lompat jauh, maka siswa tersebut akan menghasilkan kemampuan
melompat yang maksimal.
Kegiatan penelitian telah dilakukan dan dapat menjawab dari tujuan
penelitian yang diajukan, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
kecepatan lari 30 meter, power tungkai, fleksibilitas dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pengujian korelasi ganda,
diperoleh nilai r hitung sebesar 0,682 lebih besar dari nilai r tabel dengan N 72 dan
taraf signifikan 0,05, yaitu sebesar “0,231” (0,682 > 0,231). Hal ini membuktikan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecepatan lari 30 meter, power
tungkai, dan fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD
Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman (Ha di terima dan Ho
ditolak).
Hasil perhitungan di peroleh hasil bahwa kecepatan lari (X₁) memberikan
sumbangan relatif terhadap kemampuan lompat jauh (Y) sebesar 51,10% dan
sumbangan efektifnya sebesar 30,20%. Power tungkai (X₂) memberikan
sumbangan relatif terhadap kemampuan lompat jauh (Y) sebesar 30,15% dan
sumbangan efektifnya sebesar 16,10%. Sedangkan fleksibilitas (X3) memberikan
53
sumbangan relatif terhadap kemampuan lompat jauh (Y) sebesar 18,75% dan
sumbangan efektifnya sebesar 7,50%.
Berdasarkan hasil penelitian, secara teori dijelaskan bahwa kecepatan lari
siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan lompat jauh. Hal ini
dikarenakan dengan melakukan awalan lari yang cepat maka akan mendapatkan
gaya dorongan yang kuat, sehingga badan dapat terdorong kuat kedepan dan akan
memberikan pengaruh bagi siswa saat melakukan tolakan dan terhadap hasil jarak
lompatan. Kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh terhadap hasil tolakan
yang berpengaruh juga terhadap kemampuan lompat jauh siswa. Hal ini
dikarenakan bahwa semakin kuat otot tungkai, maka akan semakin kuat
tolakannya serta akan semakin maksimal pula hasil jarak lompatannya. Juga
diperlukan kemampuan sendi dan otot yang maksimal dalam melakukan gerakan
lompat jauh, agar siswa dapat dengan leluasa dan merasa nyaman dalam
melakukannya. Kelentukan yang baik dari siswa dapat berpengaruh/ berhubungan
pada hasil lompatan, sehingga gerakan lompat jauh akan dapat terlaksana dengan
maksimal.
Secara keseluruhan dari dari keseluruhan tahapan gerakan dalam lompat
jauh (awalan, tolakan, melayang, dan pendaratan) diperlukan kecepatan dalam
berlari, kekuatan otot tungkai kaki, dan juga kelentukan keselurhan tahapan
gerakan. Hubungan kecepatan lari, power tungkai, dan fleksibilitas dengan
kemampuan lompat jauh sangat erat, karena kemampuan dalam melakukan
lompat jauh akan membutuhkan kecepatan lari yang cepat dan power otot tungkai
54
yang kuat serta kelentukan yang baik agar hasil lompatan dapat terlaksana dengan
maksimal.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa:
1. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter dengan
kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,625” > nilai r tabel “0,396”.
2. Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan kemampuan
lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,732” > nilai r tabel “0,396”.
3. Ada hubungan yang signifikan antara fleksibilitas dengan kemampuan lompat
jauh siswa kelas atas SD Negeri Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman. Nilai r hitung “0,690” > nilai r tabel “0,396”.
4. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter, power tungkai,
fleksibilitas dengan kemampuan lompat jauh siswa kelas atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Nilai r hitung “0,682” > nilai r
tabel “0,396”.
5. X₁ memberikan sumbangan relatif terhadap Y sebesar 51,10% dan sumbangan
efektifnya sebesar 30,20%. X₂ memberikan sumbangan relatif terhadap Y
sebesar 30,15% dan sumbangan efektifnya sebesar 16,10%. X3 memberikan
sumbangan relatif terhadap Y sebesar 18,75% dan sumbangan efektifnya
sebesar 7,50%.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi, yaitu sebagai berikut :
56
1. Hasil penelitian memberikan informasi kepada guru Penjasorkes di Sekolah
Dasar, khusunya dalam hal mengenai unsur-unsur fisik yang berpengaruh
terhadap prestasi olahraga atletik lompat juah siswa.
2. Hasil penelitian dapat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para guru
Penjasorkes di Sekolah dasar dalam hal menyusun program latihan fisik bagi
siswanya.
C. Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik-baiknya, tetapi masih memiliki
keterbatasan dan kekurangan, diantaranya :
1. Keterbatasan tenaga dan waktu penelitian mengakibatkan peneliti tidak
mengontrol secara maksimal, kondisi mental dan fisik siswa atas SD Negeri
Denggung Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.
2. Penelitian yang dilakukan hanya sebatas mengkorelasikan antara kecepatan lari
30 meter, power tungkai, dan fleksibilitas terhadap kemampuan lompat jauh,
tanpa mengkorelasikan unsur kindisi fisik yang lain.
D. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan
yaitu :
1. Kepada para peneliti di bidang olahraga yang akan melakukan penelitian dalam
tema yang sama diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar dengan
variabel-variabel yang lain. Sehingga hasil penelitian yang di dapat, akan lebih
maksimal hasilnya.
57
2. Perhatian dalam peningkatan kondisi fisik sangat diperlukan, demi tercapainya
prestasi siswa yang maksimal di bidang olahraga, khususnya pada cabang
atletik lompat jauh.
58
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syaifudin. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud.
Bambang Sapto Aji. (2014). Hubungan Antara Kecepatan Lari dan Power Otot
Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra Kelas Atas SD
Negeri 1 Pandan Simping Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
Dadan Heryana. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas 5.
Jakarta: CV. Putra Nugraha.
Daniati Agustin. (2013). Pengaruh Pemberian Autostretching Terhadap
Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Kasus Tightnesshamstring. Skripsi.
Surakarta: Prodi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Eddy Purnomo. (2011). Dasar-Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfamedia.
Endang Widyastuti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas
5. Jakarta: CV. Putra Nugraha.
Harjono. (2008). Hubungan Kecepatan Lari 50 Meter Dengan Prestasi Lompat
Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sewon Kabupaten
Bantul. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
Hartono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismaryati. (2006). Test dan Pengukuran Olahraga. Solo: LPP dan UPT UNS.
Kemendiknas. (2010). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Mochamad Djumidar, A.W. (2004). Gerak-gerak Dasar Atletik dalam Bermain.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahman Sahudi, dkk. (2004). Pendidikan Jasmani Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Sri Nur Widayati. (2012). Hubungan Kecepatan Lari Dengan Jauhnya Lompatan
Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas Atas SD Negeri Tonorogo
Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogro. Skripsi. Yogyakarta: FIK
UNY.
Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D.
Bandung: CV. Alfabeta.
59
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi. (2000). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Tim Penyusun Tugas Akhir. (2012), Pedoman Penulisan Tugas Akhir.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tri Minarsih. (2010). Asyiknya Berolahraga 5 (Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Yusuf Adisasmita. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yuyun Yudiana, dkk. (2011). Latihan Fisik. Jakarta: Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
60
LAMPIRAN
61
Lampiran 1. Lembar Pengesahan Proposal Penelitian
62
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
63
64
65
Lampiran 3. Sertifikat Peneraan Alat Ban Ukur
66
67
Lampiran 4. Sertifikat Peneraan Alat Stopwatch
68
69
Lampiran 5. Surat Keterangan Rekomendasi Pelaksanaan Penelitian
70
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
71
Lampiran 7. Data Penelitian
No Subjek
Kelas
Hasil Tes Pengukuran
Lari 30 M Power Tungkai Fleksibilitas Lompat Jauh
Detik Meter Cm Meter
1 RAP IV 5,77 1,40 33 2,95
2 AKR IV 6,96 1,15 26 1,76
3 AAS IV 5,34 1,65 30 3,12
4 AAP IV 6,52 1,01 29 2,35
5 AFF IV 6,14 1,40 25 2,13
6 ASK IV 7,30 1,09 32 2,48
7 ADF IV 6,50 1,43 28 2,16
8 BOS IV 7,78 1,04 19 1,84
9 EPR IV 6,88 1,32 21 2,05
10 FAB IV 5,92 1,20 29 2,35
11 FSS IV 6,46 1,45 24 2,48
12 FZA IV 6,38 1,35 34 2,66
13 FVK IV 6,87 1,33 34 2,62
14 HWC IV 6,95 1,13 27 1,88
15 JRM IV 7,44 1,23 24 2,26
16 MAS IV 7,34 1,15 16 1,76
17 MDA IV 6,41 1,14 22 2,30
18 MHS IV 5,60 1,64 34 3,45
19 MNA IV 6,54 1,18 28 2,54
20 RDF IV 6,12 1,24 30 2,35
21 SAP IV 7,91 1,11 23 2,15
22 SMI IV 5,61 1,45 31 2,64
23 DRA IV 5,86 1,63 29 3,05
24 HFD V 4,88 1,53 34 2,94
25 IJM V 6,07 1,43 23 2,12
26 MAF V 5,15 1,95 34 3,72
27 AFW V 6,92 1,18 19 2,08
28 ARP V 5,67 1,20 28 2,26
29 CDN V 5,75 1,54 33 2,56
30 DNS V 5,10 1,72 32 3,05
31 DPF V 6,21 1,60 24 2,96
32 DTP V 6,06 1,43 21 2,64
33 EDF V 6,46 1,55 28 3,43
34 GMI V 5,98 1,48 33 3,03
35 GAA V 6,52 1,68 32 2,26
36 KBP V 5,74 1,58 29 2,64
37 KDP V 6,49 1,30 18 2,59
38 KPS V 6,75 1,48 16 2,44
72
39 MDS V 6,31 1,44 24 2,04
40 NTW V 6,98 1,30 27 2,40
41 RYR V 7,16 1,28 22 2,43
42 RNS V 5,86 1,36 29 2,64
43 RAY V 6,96 1,38 21 2,46
44 RRL V 6,68 1,44 23 2,50
45 SDR V 7,13 1,56 22 2,10
46 WLH V 6,90 1,46 16 2,30
47 SAR V 5,47 1,72 31 2,78
48 EDP V 6,96 1,27 25 2,50
49 ARE VI 5,34 1,55 31 3,52
50 ASM VI 6,67 1,50 26 2,97
51 CSR VI 6,32 1,30 19 2,02
52 DVR VI 6,10 1,40 25 2,04
53 DAP VI 6,56 1,58 30 2,65
54 DEW VI 4,77 1,95 33 4,18
55 ELW VI 6,13 1,60 32 2,86
56 FAC VI 5,74 1,70 30 2,53
57 FPP VI 5,58 1,75 27 2,56
58 GZS VI 6,85 1,25 29 2,22
59 HNW VI 6,14 1,64 24 2,39
60 HAV VI 4,85 1,85 30 3,45
61 HKU VI 6,68 1,43 28 2,43
62 IRP VI 5,97 1,64 22 2,10
63 IPS VI 5,66 1,50 28 2,74
64 LSA VI 7,25 1,26 18 2,09
65 MAZ VI 4,56 1,62 32 3,40
66 MGF VI 7,16 1,40 17 2,02
67 MIM VI 4,23 2,18 34 4,10
68 NDB VI 7,15 1,45 18 1,68
69 NSP VI 6,86 1,53 24 2,50
70 NGF VI 5,74 1,74 28 3,16
71 NAF VI 4,89 2,03 34 3,70
72 OTR VI 6,88 1,47 27 2,16
73
Lampiran 8. Uji Normalitas
NPAR TESTS
/CHISQUARE= kecepatan lari/power tungkai/fleksibilitas/ kemampuan
lompat jauh
/EXPECTED=EQUAL
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests Descriptive Statistics
N Sum Mean Std. Deviation Maximum Minimum
Kecepatan Lari 30 Meter 72 450,84 6,26 0.87561 7,91 4,23 Power Tungkai 72 104,9 1,45 0.63969 2,18 1,01 Fleksibilitas Kemampuan Lompat Jauh
72 72
1918 185,67
26,63 8,07
0.85460 0.75902
34 4,18
16 1,68
Test Statistics Uji Normalitas
Kecepatan Lari
30 Meter Power Tungkai Fleksibilitas Kemampuan Lompat Jauh
Chi-Square 2.100a .900
b 1.800
c .000
d
Df 5 5 5 5 Asymp. Sig. 0.05 0.05 0.05 0.05
a. 5 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.2.
b. 5 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1.
c. 5 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.0.
d. 5 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.0.
74
Lampiran 9. Uji Linearitas
ONEWAY kecepatan lari/power tungkai/fleksibilitas/ BY kemampuan
lompat jauh
/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.
Oneway ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F hitung F tabel Sig.
Kecepatan Siswa
Between Groups 450.84 5 5.624 230.0 0.05 Within Groups .000 1
Total 450.84 6
Power Tungkai Siswa
Between Groups 104.9 5 14.785 230.0 0.05 Within Groups .000 1
Total 104.9 6
Fleksibilitas Siswa
Between Groups 1918.0 5 17.680 230.0 0.05 Within Groups .000 1
Total 1918.0 6
75
Lampiran 10. Penghitungan Regresi Sederhana
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Kecepatan laria . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .625a .405 .383 10.16741
a. Predictors: (Constant), kecepatan lari
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1315.809 1 1320.814 12.799 .005a
Residual 1851.191 5 105.849
Total 3167.000 6
a. Predictors: (Constant), kecepatan lari
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 83.565 15.267 5.404 .000
kecepatan -7.178 2.006 -.645 -3.577 .005
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
kemampuan lompat jauh * kecepatan
Between Groups
(Combined) 3159.000 5 175.500 21.937 .167
Linearity 1315.809 1 1315.809 164.476 .050
Deviation from Linearity
1843.191 5 108.423 13.553 .211
Within Groups 8.000 1 8.000
Total 3167.000 5
76
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Power Tungkaib . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .732b .281 .241 11.25040
a. Predictors: (Constant), power tungkai
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 888.714 1 888.714 7.021 .016a
Residual 2278.286 5 126.571
Total 3167.000 6
a. Predictors: (Constant), power tungkai
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Coefficients
b
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.226 9.500 .445 .662
Power Tungkai 1.000 .377 .530 2.650 .016
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Kemampuan lompat jauh * Power Tungkai
Between Groups
(Combined) 3142.500 5 174.583 7.126 .288
Linearity 888.714 1 888.714 36.274 .105
Deviation from Linearity
2253.786 6 132.576 5.411 .327
Within Groups 24.500 1 24.500
Total 3167.000 5
77
Regression
Variables Entered/Removedc
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Fleksibilitasc . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .690c .278 .238 11.25037
a. Predictors: (Constant), fleksibilitas
ANOVA
c
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 885.711 1 885.711 7.018 .016a
Residual 2275.283 5 123.568
Total 3164.000 6
a. Predictors: (Constant), fleksibilitas
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Coefficients
c
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.226 9.500 .445 .662
Fleksibilitas 1.000 .377 .530 2.650 .016
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Kemampuan lompat jauh * Fleksibilitas
Between Groups
(Combined) 3157.000 5 177.600 21.928 .165
Linearity 1315.809 1 1315.809 164.476 .050
Deviation from Linearity
2254.784 6 132.576 5.411 .327
Within Groups 23.500 1 24.500
Total 3165.000 5
78
Lampiran 11. Analisis Korelasi Sederhana dan Parsial
Correlations
Correlations
Kecepatan lari
Power Tungkai
Fleksibilitas Kemampuan
Lompat Jauh
Kecepatan Lari Pearson Correlation 1.000 .625** .625
** .530
*
Sig. (2-tailed) .001 .001 .016
N 72.000 72.000 72.000 72.000
Power Tungkai Pearson Correlation 1.000 .732** .732
** -.645
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .002
N 72.000 72.000 72.000 72.000
Fleksibilitas Pearson Correlation 1.000 .690** .690
** .580
*
Sig. (2-tailed) .001 .001 .002
N 72.000 72.000 72.000 72.000
Kemampuan Lompat Jauh
Pearson Correlation Sig. (2-tailend) N
.530*
.016 72.000
.682**
.002 72.000
.682**
.002 72.000
1.000
72.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Partial Corr
Correlations
Control Variables Kecepatan
Lari Kemampuan Lompat Jauh
Kecepatan Lari Kecepatan Lari Correlation 1.000 .625
Significance (2-tailed) . .048
df 0 5
Kemampuan Lompat Jauh Correlation .625 1.000
Significance (2-tailed) .048 .
df 5 0
79
Partial Corr
Correlations
Control Variables Power
Tungkai Kemampuan Lompat Jauh
Power Tungkai Power Tungkai Correlation 1.000 .732
Significance (2-tailed) . .489
df 0 5
Kemampuan Lompat Jauh Correlation .732 1.000
Significance (2-tailed) .489 .
df 5 0
Partial Corr
Correlations
Control Variables Fleksibilitas Kemampuan Lompat Jauh
Fleksibilitas Fleksibilitas Correlation 1.000 .690
Significance (2-tailed) . .420
df 0 5
Kemampuan Lompat Jauh Correlation .690 1.000
Significance (2-tailed) .420 .
df 5 0
80
Lampiran 12. Penghitungan Regresi Berganda
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 kecepatan, power tungkai, fleksibilitas
a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .659a .434 .368 10.26693 1.343
a. Predictors: (Constant), kecepatan, power tungkai, fleksibilitas
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1375.033 5 687.516 6.82 .005a
Residual 1791.967 0 105.410
Total 3167.000 6
a. Predictors: (Constant), kecepatan, power tungkai, fleksibilitas
b. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order
Partial Part Tolerance
VIF
1 (Constant) 64.982 29.145 2.196 .042
Kecepatan .385 .464 .187 .750 .464 .530 .179 .137 .560 1.784
Power tungkai fleksibilitas
-5.930 .387
2.7138 .466
-.529 .189
-2.148 752
.046
.466 -.645 .532
-.462 .181
-.392 .139
.560
.560 1.784 1.784
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
81
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) kecepatan Power tungkai Fleksibilitas
1 1 2.921 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .075 6.226 .00 .32 .06 .34
3 .004 27.229 1.00 .68 .94 .70
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 14.2004 43.5020 28.5000 8.50706 72
Residual -15.71384 22.45323 .00000 9.71154 72
Std. Predicted Value -1.681 1.763 .000 1.000 72
Std. Residual -1.531 2.187 .000 .946 72
a. Dependent Variable: kemampuan lompat jauh
82
Lampiran 13. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
N
Taraf Signifikan
N
Taraf Signifikan
N
Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,388
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
0,496
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,279
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,398
0,393
0,389
0,384
0,380
0,376
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,086
0,081
Sumber : Sugiyono (2008: 373)
83
Lampiran 14. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
B. Permohonan Ijin Penelitian
Pelaksanaan Permohonan Ijin Penelitian
C. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian
Apersepsi
84
Streching Statis dan Dinamis
Pelaksanaan Tes Lari 30 Meter
Pelaksanaan Tes Lari 30 Meter
85
Pelaksanaan Tes Standing Broad/ Long Jump
Pelaksanaan Tes Standing Broad/ Long Jump
Pelaksanaan Tes Sit And Reach
86
Pelaksanaan Tes Sit And Reach
Pelaksanaan Tes Lompat Jauh
Pelaksanaan Tes Lompat Jauh