Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP
PENERAPAN SANITASI HOTEL TIARA
DI MEULABOH ACEH BARAT
SKRIPSI
MELISAH
NIM : 09C10104093
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2016
2
ABSTRACT
Melisah. Relations Employee Behavior Factors Application Of Sanitary Against
Tiara Hotel Meulaboh In West Aceh. Under The Guidance Of The Miss
Marniati, SKM. M. Kes and Miss Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes.
One public places including hotels are obliged to implement sanitation. Hotel is
one type of accommodation that provide accommodation services to tourists. The
purpose of this study was to determine the influence of behavioral factors of the
application of sanitary employees Meulaboh in West Aceh.
This type of research is analytic with cross sectional design. The population of 35
people and sample with an overall population of 35 respondents with total
sampling technique method, when the study commenced on 1 s / d15 September
2015 and presented in tabular form with statistical analysis using chi square test
with 95% confidence level (α: 0.05 ).
The results of the univariate analysis showed that of the total 35 respondents in
Hotel Tiara there are 32 people (91.4%) had good knowledge. And there were
26 people (74.3%) have a positive attitude As well as 24 people (68.6%) have a
good action.
From the results of the bivariate analysis showed that respondents who have a
good knowledge with the application of good sanitation Tiara Hotel, there were
15 people (53.6%) with p value = 1.000 means that Ho received then no
meaningful relationship with the employee's knowledge of sanitation
implementation Hotel Tiara Meulaboh in West Aceh. A positive attitude to the
implementation of good sanitation Tiara there were 10 people (38.5%) with p
value = 0.60 means that Ho is rejected then there is a meaningful relationship
with the employee's knowledge of sanitation implementation Tiara hotel
Meulaboh in West Aceh. Good action with the application of good sanitation
hotel there are 15 people (62.5%) with p value = 0.03 means that Ho is rejected
then there is a meaningful relationship with the employee's knowledge of
sanitation implementation Tiara hotel Meulaboh in West Aceh.
Advice to employees Tiara hotel in Meulaboh for more attention to their own
health and to maintain personal hygiene and clean equipment to support the
implementation of sanitation hotel, as well as the cleanliness of the hotel so is
important to serve customers.
Keywords: Hotel, Knowledge, Attitudes and Actions
3
ABSTRAK
Melisah, Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel
Tiara di Meulaboh Aceh Barat. Dibawah bimbingan ibu Marniati, SKM. M. Kes
dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes.
Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi yaitu hotel.
Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menyediakan jasa penginapan
kepada wisatawan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor
prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat.
Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi 35 orang
dan sampel dengan keseluruhan populasi berjumlah 35 responden dengan teknik
metode total sampling, waktu penelitian mulai tanggal 1 s/d15 September 2015
dan disajikan dalam bentuk tabel dengan analisa statistik menggunakan uji chi
square dengan tingkat kepercayaan 95% (α : 0,05).
Hasil penelitian dari analisis univariat diperoleh bahwa dari jumlah 35 responden
di Hotel Tiara terdapat 32 orang (91,4%) memiliki pengetahuan baik. Dan
terdapat 26 orang (74,3%) memiliki sikap positif Serta 24 orang (68,6%)
memiliki tindakan yang baik.
Dari hasil analisa bivariat diperoleh bahwa responden yang memiliki pengetahuan
yang baik dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara yang baik terdapat 15 orang
(53,6%) dengan p value =1,000 artinya Ho di terima maka tidak ada hubungan
yang bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat. Sikap positif dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara yang
baik terdapat 10 orang (38,5%) dengan p value = 0,60 artinya Ho di tolak maka
ada hubungan yang bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat. Tindakan yang baik dengan penerapan
sanitasi hotel yang baik terdapat 15 orang (62,5%) dengan p value = 0,03 artinya
Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna pengetahuan karyawan dengan
penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Saran kepada karyawan hotel Tiara di Meulaboh agar lebih memperhatikan
kesehatan diri dan menjaga kebersihan diri serta peralatan yang bersih terhadap
mendukung penerapan sanitasi hotel, serta kebersihan hotel sangat lah penting
terhadap melayani pelanggan.
Kata Kunci : Hotel, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
4
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi Dengan Judul :
Judul Skripsi : Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap
Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh
Aceh Barat
Nama Mahasiswa : Melisah
NIM : 09C10104093
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 24 Agustus 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima :
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Marniati, SKM, M.Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1.Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Kartini, SE. M. Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Veny Nelly Syaputri, S. Pd. M. Pd . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alue Peunyareng, 26 Agustus 2016
Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes
NIDN: 0119128601
5
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap
Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh
Aceh Barat
Nama Mahasiswa : Melisah
NIM : 09C10104093
Program Studi : SI Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Lingkungan
Menyetujui,
Komisis Pembimbing
Ketua Anggota
Marniati, SKM, M.Kes Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Politik
Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes Ir. Yuliatul Muslimah, MP
NIDN: 0119128601 NIP: 19640727 1992032 2 002
6
SURAT PERNYATAAN
Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yag secara tertulis diacu
dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Meulaboh, 26 Agustus 2016
Melisah
7
KATA PERSEMBAHAN
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mendapat hikmah itu
Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.
Dan tiadalah yang menerima peringatan
melainkan orang- orang yang berakal”.
(Q.S. Al-Baqarah: 269)
“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,
mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke
atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang
akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...” - 5cm.
Ya Allah, sebuah tantangan telah saya lewati, berikan saya kekuatan lagi untuk bisa melewati tantangan-tantangan berikutnya.
Amin ya Allah......
Ungkapan hati sebagai rasa Terima Kasihku
Tiada lain cita-cita dan keinginan saya Selain membuat orang tua bangga dan tersenyum atas keberhasilan saya, begitu
banyak hambatan dan cobaan yang saya lalui dalam menyelesaikan skripsi ini, saya berusaha dan terus berusaha waktu terkadang hampir putus asa titah
Ayahanda dari Ibunda memberiku energi dan semangat baru untuk saya........ Ucapan syukur hanya kepada-Mu ya Allah engkau anugerahkan orangtua dan
keluarga saya penuh kasih sayang dan pengertian hingga saya diizinkan mengecapkan dunia pendidikan, saya dibimbing dan dibina walau tidak dengan
gelilang harta dan kemegahan dunia.........
Skripsi ini khusus saya persembahkan Untuk Ayahanda ASNAN dan bunda YULINA yang saat ini disampingku
melihat kesuksesaanku dan akan kukenang selalu setiap tutur kata dan doa mu. Dan Abangku (JUAHAR) dan Kakakku (MELINA) serta saudara-saudaraku yang mendukung saya setiap hari dalam pembuatan karya yang indah. Dan tak lupa pula orang yang selama ini menemaniku yaitu suamiku IRHAM KHALID
dan PUTRAKU DIRGA ARYAGHOSAN terimakasih atas waktu dan semangatnya..
Terimakasih kasih buat sahabat-sahabat saya...
Dan teman seperjuangan FFKM UTU 2009 tanpa semangat dan saran-saran dari kalian rasanya sangat sulit bagi saya merampung skripsi ini. Semoga Allah
SWT melimpahkan berkah dan kurnianya dari langit dan bumi kepada kita semua.
8
<<<<AMIN >>>>
M E L I S A H
9
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan rahmat-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap
Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dalam hal ini penulis dengan tulus mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan moril maupun spiritual dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Orang Tua yang telah bersusah payah demi kesuksesan saya.
2. Ibu Marniati, SKM. M. Kes selaku pembimbing satu yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan
penelitian ini.
3. Ibu Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. selaku pembimbing dua dan Ketua
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan penelitian ini.
4. Ibu Kartini, SE, M.Kes. selaku penguji I dan Veni Nella Syahputri S. Pd, M.
Pd selaku penguji II yang mengoreksi skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Bapak Prof.Dr.Jasman J Ma’ruf,SE,MBA.selaku Rektor Universitas Teuku
Umar (UTU) Meulaboh.
6. Bapak/Ibu Dosen dan staff pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
memberi ilmu dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Universitas Teuku
Umar (UTU) Meulaboh.
7. Teman-teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
(UTU) Meulaboh.
10
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Khususnya, dan bagi
mereka yang membacanya.
Meulaboh, September 2016
Penulis
MELISAH
NIM: 09C10104093
11
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................... vi
KATA PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................................................... 4
1.4 Hipotesis ......................................................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Aplikiatif ................................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6
2.1 Sanitasi ............................................................................................................................ 6
2.1.1 Definisi Sanitasi ............................................................................................................... 6
2. 1.2 Hotel ................................................................................................................................ 7
12
a. Karakteristik Hotel ......................................................................................................... 8
2.1.3 Sanitasi Hotel .................................................................................................. 9
a. Manfaat Sanitasi Hotel ............................................................................... 9
b. Tujuan ......................................................................................................... 10
c. Sasaran Sanitasi Hotel ................................................................................ 10
d. Tinjauan Penerapan Sanitasi Hotel ............................................................ 11
1. Kesehatan lingkungan dan bangunan ................................................... 11
2. Persyaratan kesehatan kamar/runag hotel ............................................. 14
3. Persyaratan kesehatan fasilitas hotel .................................................... 16
4. Karyawan ............................................................................................... 18
2.2 Faktor Penerapan Sanitasi Hotel ................................................................................. 19
2.2.1 Prilaku ............................................................................................................. 19
1. Faktor predisposisi (Predisposing fakctors) ............................................. 21
a. Pengetahuan .......................................................................................... 21
b. Sikap ...................................................................................................... 23
c. Praktik dan Tindakan (Practive) .......................................................... 24
d. Manajemen ............................................................................................ 22
2. Faktor Pemungkin (Ebabling Factors) .................................................... 26
3. Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Faktors) .......................... 26
2.3 Kerangka Teori ............................................................................................................ 27
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 29
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................................. 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 29
3.2.1 Lokasi ............................................................................................................... 29
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................................. 29
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................... 29
3.3.1 Populasi ............................................................................................................ 29
3.3.2 Sampel ................................................................................................................ 30
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 30
13
3.4.1 Data Primer ......................................................................................................... 30
3.4.2 Data Sekunder .................................................................................................... 30
3.5 Definisi Operasional ....................................................................................................... 31
3.6 Aspek Pengukuran .......................................................................................................... 31
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 32
3.7.1 Analisis Univariat ............................................................................................. 32
3.7.2 Analisis Bivariat ................................................................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 34
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................... 34
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................................... 34
4.2 Analisa Univariat ............................................................................................................. 36
4.2.1 Pengetahuan ....................................................................................................... 36
4.2.2 Sikap .................................................................................................................... 36
4.2.3 Tindakan ............................................................................................................. 37
4.2.4 Penerapan Sanitasi Hotel ...................................................................................................... 37
4.3 Analisi Bivariat ................................................................................................................................ 37
4.3.1 Pengetahuan ........................................................................................................................... 37
4.3.2 Sikap ..............................................................................................................................38
4.3.3 Tindakan ..............................................................................................................................39
4.4 Pembahasan ............................................................................................................................. 39
4.4.1 Hubungan Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh
Aceh Barat ............................................................................................................................. 39
4.4.2 Hubungan Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh
Barat ....................................................................................................................................... 40
4.4.3 Hubungan Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Tiara Hotel di Meulaboh
Aceh Barat ............................................................................................................................. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 43
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................................................ 44
14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Sarana Pencahayaan dengan Intensitas serta Fungsinya ............... 13
Tabel 2.2 : Perbandingan Jumlah Tempat Tidur Dengan Luas Lantai ............ 15
Tabel 3.1 : Definisi Operasional ........................................................................ 31
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel
Tiara di Meulaboh Aceh Barat .......................................................................... 36
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat ........................................................................................ 36
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel
Tiara di Meulaboh Aceh Barat .......................................................................... 36
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh
Barat.................................................................................................................... 37
Tabel 4.5 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan
Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ................................................. 37
Tabel 4.6 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ............................................................... 38
Tabel 4.7 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan
Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ................................................. 39
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangaka Teori ................................................................................. 27
Gambar 2 : Kerangka Konsep ............................................................................... 28
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Tabel Skor
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner dengan
Menggunakan
SPSS
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Pengambilan data awal dari FKM
UTU
Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM UTU
Lampiran 7 : Surat Pengembalian Mahasiswa dari Hotel Tiara
Lampiran 8 : Dukuementasi Penelitian
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi
sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
Salah satu tempat-tempat umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
yaitu hotel. Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menyediakan jasa
penginapan kepada wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Maka perlu sekali dilakukan usaha pencegahan semua peralatan bekas pakai,
seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum
(Permenkes RI, 2011).
Menurut Suparlan (1981) sanitasi hotel merupakan pemeliharaan
lingkungan yang baik yang menjamin “physical and mental telax” dan juga
‘comfort´bagi jangka waktu yang lama, harus memberi perlindungan terhadap
matahari, hujan, angin dan gangguan hujan, tempat istirahat yang baik,
ketentraman dan kesenagan hidup bagi penghuninya. Serta jaminan tidak akan
terjadi penularan penyakit. Hal tersebut diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 80/Menkes/Per II/1990 tentang persyaratan hotel dan Kepetusan Dirjen
PPM dan PLP No.95.I/PD.03.041.L.P tentang penilian pemeriksaan kesehatan
hotel (Zuraida, 2005).
19
Menurut hasil penelitian Siti Rohani (2009) bahwa masalah yang dihadapi
oleh karyawan ialah adanya peralatan yang mengalami kerusakan sehingga kerja
tidak efesien, tidak adanya tersedia peralatan pendukung untuk masing-masing
karyawan dapur seperti kain lap, kurangnya kesadaran karyawan terhadap
kebersihan lingkungan tempat kerja maupun kebersihan tubuh, kurangnya
pengetahuan yang dimiliki oleh petugas dapur mengenai cara yang tepat didalam
pengolahan makanan di Hotel Grand Antares Indonesia.
Dalam penelitian Kiran (2008) menyatakan bahwa penerpaan standar
operating procedur hygiene dan sanitasi di dapur Shangri-la hotel Surabaya
adalah kurangnya prilaku kebersihan peralatan dan perlengkapan dapur, makanan
yang diolah serta kebersihan dari para karyawan dapurnya.
Mengingat pentingnya perlindungan masyarakat terhadap gangguan
disebabkan oleh hotel baik sebagai tempat tinggal untuk menyediakan jasa
pelayanan maupun sebagai tempat umum maka persyaratan sanitasi hotel harus
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.80/MENKES /PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.
Adapun yang menjadi ruang lingkup fasilitas sanitasi pada penulisan ini
adalah penyediaan air bersih di hotel Meulaboh yang menggunakan sistem
perpipaan, namun tak semua air melalui sistem perpipaan seperti penggunaan air
dalam bak besar sebagai air yang akan digunakan sewaktu kekurangan air.
Pembuangan air limbah mengunakan SPAL (saluran pembuangan air limbah)
dengan menggunakan sistem tertutup, kedap air dan air mengalir dengan lancar,
namun pengelolaan sampah dengan sistem tempat sampah yang diangkut ke TPS
20
(tempat pembuangan sampah) tidak selalu lancar 2 kali sehari sampah diangkut,
hal ini membuat tempat pembuangan sementara penuh dan berbau tidak sedap.
Dari hasil pemeriksaan dinas kesehatan Aceh bahwa jumlah hotel di Aceh
ada 189, jumlah yang di periksa sekitar 143 hotel dari yang diperiksa terdapat 128
hotel yang dianggap sehat. Aceh Barat terdapat 11 bangunan hotel, jumlah
diperiksa 6 hotel, jumlah yang sehat hanya 5 hotel dan tidak sehat hanya 1 hotel
(Profil Dinas Kesehatan Aceh, 2012).
Data dari Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2014 terdapat 2 hotel di
Meulaboh yaitu Meuligo dan Tiara. Survey awal yang dilakukan di bulan Februari
2014 bahwa hanya hotel Tiara yang di anggap belum memenuhi hygine sanitasi
yang tidak baik dan lingkungan bangunan yang kurang bersih dilihat dari atap
yang bocor dari ruang kamar mandi karyawan dan loker karyawan yang sudah
rusak. Pada saat penyajian makanan yang kurang bersih tidak memakai celemek
dan topi masak, terlihat dari sampah yang kering dan basah tidak dipisahkan.
Karyawan tidak sering memakai pakaian kerja saat bekerja di hotel. Kurangnya
kesadaran karyawan terhadap kebersihan lingkungan tempat kerja maupun
kebersihan tubuh, kondisi hotel yang tidak memenuhi syarat kemungkinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pendidikan, prilaku, pengetahuan,
sikap, pembinaan Dinas Kesehatan, ketersediaan dana dan manajemen.
Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan Aceh Barat diatas maka penelitian
ingin melihat apakah faktor prilaku karyawan mempengaruhi penerapan sanitasi
hotel Tiara di Aceh Barat terdapat 35 karyawan.
21
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan
tentang pengaruh faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel Tiara
di Meulaboh Aceh Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh
Aceh Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan karyawan terhadap penerapan
sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
b. Untuk mengetahui hubungan sikap karyawan terhadap penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
c. Untuk mengetahui hubungan tindakan karyawan terhadap penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
1.4 Hipotesis
Ha : Tidak ada hubungan pengetahuan karyawan terhadap penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Ha : Tidak Ada pengaruh hubungan sikap karyawan terhadap penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
22
Ha : Ada pengaruh hubungan tindakan karyawan terhadap penerapan sanitasi
hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber data dan informasi
bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan
dengan penerapan sanitasi hotel di kota Meulaboh.
1.5.2 Manfaat Aplikatif
1.5.2.1 Bagi Karyawan Hotel
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi karyawan hotel di kota
Meulaboh didalam mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan
konsumen.
1.5.2.2 Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan
prilaku dan memperluas wawasan mereka tentang kesehatan konsumen atau tamu.
1.5.2.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk mempeluas wawasan tentang
penerapan sanitasi hotel di kota Meulaboh Aceh Barat Tahun 2016.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sanitasi
2.1.1 Definisi Sanitasi
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi
sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Pengertian
sanitasi menurut para ahli :
a. Hopkins dalam Richard Sihite S.Sos, bahwa:“Sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap factor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan”
(Kurniawati Rina, 2013).
b. Sanitasi makanan menurut Sihite 2009 merupakan suatu usaha pencegahan
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu, merusak kesehatan, mulai dari minuman itu sebelum diproduksi
(Kurniawati Rina, 2013).
c. Dr.Azrul Azwar, MPH 2000 mengatakan sanitasi merupakan cara pengawasan
terhadap berbagai faktor Hopkins dalam Richard Sihite S.Sos, bahwa
:“Sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor lingkungan yang
mempunyai pengaruh terhadap lingkungan (Kurniawati Rina, 2013).
d. Menurut WHC, sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik
manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia,
baik fisik maupun mental (Kurniawati Rina, 2013).
24
Sanitasi merupakan keseluruhan upaya yang mencakup kegiatan atau
tindakan yang perlu dilakukan untuk membebaskan hal-hal yang berkenaan
dengan kebutuhan manusia, baik itu berupa barang atau jasa, dari segala bentuk
gangguan atau bahaya yang merusak kebutuhan manusia di pandang dari sudut
kesehatan. Ruang lingkup sanitasi yang terkait dengan kesehatan meliputi antara
lain :
a. Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik.
b. Melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental.
c. Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular.
d. Mencegah terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan kerja (Syekhu,
2009).
2.1.2 Hotel
Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara
komersial. Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga disebut sebagai
produk kepada calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya (Kristonimala, 2009).
Menurut Djajanegara 2001, bedasarkan SK Menteri Perhubungan
No.PM.30.1/Phb-77 yang dimaksud dengan hotel adalah suatu bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan berikut makanan dan minuman.
Salah satu tempat-tempat umum yaitu hotel. Sanitasi tempat-tempat hotel
menurut Suparlan 1981, suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian
25
akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk
umum yang erat hubungannya dengan timbul.menularnya suatu penyakit
(Zuraida, 2005).
Hotel sebagai tempat-tempat umum memiliki kriteria tempat-tempat
umum menurut Sulastyono (2000) dalam Zuraida (2005) yaitu :
1. Diperlukan bagi masyarakat umum
2. Ada tempat dan kegiatan yang permanent
3. Harus ada aktivitas/kegiatan yang memungkinkan terjadinya penyakit
menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan.
4. Harus ada fasilitas/perlengkapan yang memungkinkan timbulnya penyakit
atau kecelakaan.
Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 80/Menkes/Per II/1990
tentang persyaratan kesehatan hotel dibagi menjadi 2 hotel :
a. Hotel Berbintang
b. Hotel Melati
a. Karakteristik Hotel
Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :
1. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan
tenaga pekerja yang banyak pula.
2. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
3. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana
26
jasa pelayanannya dihasilkan.
4. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa
terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
5. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan
sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung
pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut
(Kristonimala, 2009).
2.1.3 Sanitasi Hotel
Sanitasi hotel diperlukan dalam pemeliharaan lingkungan yang baik,
sanitasi hotel menurut Suparlan (1981) dalam (Zuraida, 2005) merupakan titik
berat dari sanitasi hotel yang intinya adalah harus dapat menjamin “physical and
mental telax” dan juga ‘comfort ́ bagi jangka waktu yang lama, harus memberi
yaitu :
1. Perlindungan terhadap matahari, hujan, angin dan gangguan hujan
2. Tempat istirahat yang baik.
3. Ketentraman dan kesenagan hidup bagi penghuninya. Serta jaminan tidak akan
terjadi penularan penyakit.
Hal tersebut diatas diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
80/Menkes/Per II/1990 tentang persyaratan hotel dan Kepetusan Dirjen PPM dan
PLP No.95.I/PD.03.041.L.P tentang penilian pemeriksaan kesehatan hotel.
a. Manfaat Sanitasi Hotel
Sanitasi hotel mempunyai 2 manfaat yaitu :
1. Manfaat dari segi kesehatan
27
a) Menjamin lingkungan kerja yang saniter.
b) Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor
lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental.
c) Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja.
d) Mencegah terjadinya kecelakaan.
2. Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel
a) Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang
secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
b) Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut (Kristonimala, 2009).
b. Tujuan Sanitasi
Tercapainya mutu kesehatan lingkungan pada usaha hotel sehingga dapat
menjamin keamanan dari bahaya penularan penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Persyaratan
kesehatan hotel terdiri dari 5 variabel pokok :
1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
2. Persyaratan kesehatan kamar atau ruang
3. Persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi
4. Hygiene karyawan
5. Pelayanan makanan dan minuman (untuk hotel berbintang) (Astuti, 2007).
c. Sasaran Sanitasi Hotel
Pada umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi
“Lodging” dan sanitasi “Catering”.
28
1. Sanitasi Lodging
Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan kerumahtanggaan
(House Keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti halaman,
sampah, pembuangan air kotor, dll.
a) Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :
1) Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari:
halaman, tempat parkir, pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan
air kotor.
2) Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi
umum, sanitasi kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornamen (Kristonimala,
2009).
2. Sanitasi Catering
Yaitu kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan
terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pemengemasan dan pewadahan.
d. Tinjauan Penerapan Sanitasi Hotel
1. Kesehatan lingkungan dan bangunan
Menurut Sudira 1996, Kesehatan lingkungan dan bangunan hotel terdiri
dari yaitu:
a. Bangunan dalam kondisi bersih
b. Konstruksi bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan
berkembang-biaknya serangga dan binatang mengerat.
c. Bangunan harus kuat, utuh dan dapat mencegah penularan penyakit serta
kecelakaan.
29
d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan. Lantai yang kontak dengan air, harus mempunyai
kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah.
e. Permukaan dinding sebelah dalam mudah dibersihkan. Untuk dinding yang
kontak dengan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
f. Ventilasi dapat menjamin peredaran udara dengan baik. Bila ventilasi alam
tidak maksimal, harus didukung dengan ventilasi mekanis.
g. Atap tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
h. Langit-langit mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.
i. Pintu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya
serangga, tikus dan binatang lainnya.
a) Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel
b. Umum
Lingkungan dan konstruksi bangunan hotel tidak memungkinkan sebagai
tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga dan bintang pengerat.
c. Tata Ruang
Pembagian ruang hotel harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan
fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan.
d. Kontruksi
1) Lantai
a) Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan.
30
b) Lantai yang kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2-
3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.
2) Dinding
a) Permukaan dinding sebelah dalam harus mudah dibersihkan.
b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air.
3) Ventilasi
a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar / ruang dengan
baik.
b) Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan
ventilasi mekanis.
4) Atap. Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
5) Langit – langit
a) Mudah dibersihkan.
b) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.
6) Pintu. Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang pengganggu
lain.
7) Pencahayaan
Di dalam lingkungan hotel dan di setiap kamar/ruang harus tersedia sarana
pencahayaan dengan intensitas berdasarkan fungsinya sebagaimana tercantum
dalam table berikut ini:
31
Tabel 2.1
Sarana Pencahayaan dengan Intensitas serta Fungsinya
No. Fungsi Kamar / Hotel Intensitas
Cahaya Keterangan
1. Tidur Kurang dari 5 Secara
keselurahaan
tidak
menyebabkan
silau
2. Relaks Minimal 30
3. Bercakap-cakap Minimal 60
4. Membaca Lebih dari 100
5. Untuk kegiatan yang
memerlukan sedikit ketelitian Lebih dari 200
6. Untuk kegiatan dengan resiko
kecelakaan yang tinggi Lebih dari 300
7.
Untuk kegiatan yang
memerlukan ketelitian yang
tinggi
Lebih dari 500
Sumber : Permenkes RI. No. 80/Menkes/Per II/1990.
3. Persyaratan kesehatan kamar/ruang hotel
1) Umum
Setiap kamar / ruang hotel harus :
1. Selalu dalam keadaan bersih.
2. Tersedia tempat sampah yang cukup.
3. Bebas dari gangguan serangga dan tikus.
4. Udara di dalam kamar/ruang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tidak berbau (terutama untuk H2S dan amoniak ).
b) Tidak berdebu atau berasap / berasap (kadar debu kurang dari 0,26 mg /
m3).
c) Mempunyai suhu 18 – 28 derajat Celcius.
d) Mempunyai kelembaban 40 – 70 %.
32
e) Tidak terdapat kuman alpha streptococcous haemoliticus dan kuman
pathogen.
f) Kadar gas beracun tidak melebihi nilai ambang batas.
2) Khusus
a. Kamar Tidur
a) Dinding, pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus
dilengkapi dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
b) Perbandingan jumlah tempat tidur “Single” (untuk satu orang dengan
luas lantai kamar tidur).
Tabel 2.2
Perbandingan Jumlah Tempat Tidur Dengan Luas Lantai
No.
Jumlah tempat tidur Luas lantai minimal (m2)
1.
2
3.
4.
5.
1
2
3
4
5
4,5
8
12
17
20
Sumber : Permenkes RI. No. 80/Menkes/Per II/1990.
b. Ruang Istirahat Karyawan
1) Ruang karyawan wanita harus terpisah dengan ruang karyawan pria.
2) Tersedia lemari (locker) yang aman untuk penyimpanan pakaian karyawan
sesuai dengan kebutuhan.
3) Dilengkapi dengan kamar mandi, jamban dan peturasaan yang terpisah
antara pria dan wanita.
4) Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah kamar mandi, jumlah
jamban dan jumlah peturasaan.
33
c. Ruang Pengelolaan Makanan dan Minuman
Harus mempunyai persyaratan kesehatan sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku.
1) Ruang Cuci. Tidak memungkinkan tercampurnya linen bersih dan kotor.
2) Gudang
a. Gudang untuk menyimpan bahan makanan, bahan berbahaya, alat kantor,
alat rumah tangga, dll harus terpisah.
b. Gudang untuk menyimpan bahan makanan dan bahan berbahaya harus
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Dilengkapi rak-rak dengan tinggi minimal 20 cm dari lantai dan tangga
serta peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
4. Persyaratan kesehatan fasilitas hotel
1) Penyediaan air
a. Tersedia air dengan kualitas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang–undangan yang berlaku.
b. Kapasitas air harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
c. Air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan.
d. Distribusi air di hotel harus menggunakan sistem perpipaan dan mengalir
dengan tekanan positif serta terhindar dari cemaran silang.
2) Pembuangan Air Limbah
a. SPAL harus menggunakan sistem tertutup, kedap air, dan air dapat
mengalir dengan lancar.
34
b. Tiap air limbah harus diolah sehingga mutu effluent sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.
3) Toilet dan Kamar Mandi
a. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan tempat cuci tangan.
b. Harus selalu dalam keadaan bersih.
c. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, dan mudah
dibersihkan.
d. Dilengkapi dengan penahan bau (bowl atau leher angsa).
e. Letaknya tidak berhubungan langsung (harus terdapat ruang antara)
dengan tempat pengelolaan makanan, kamar tamu, dan kamar tidur.
f. Toilet wanita harus terpisah dengan toilet pria.
g. Toilet tenaga kerja harus terpisah dengan toilet pengunjung.
h. Tersedia kaca rias, tempat sampah, tempat abu rokok, tissue, gantungan
baju, pengharum ruangan, ember, dan alat pengering tangan.
i. Harus dilengkapi dengan tanda – tanda sanitasi yang berisi pesan
mengenai kebersihan / kesehatan.
j. Setiap kamar tidur harus dilengkapi dengan kamar mandi dan jamban.
4) Tempat Sampah
a) Harus terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan halus bagian dalamnya.
b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan.
c) Mudah diisi dan dikosongkan.
35
d) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produksi sampah
yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.
e) Sampah dari setiap ruangan harus dibuang setiap hari.
f) Harus tersedia TPS.
g) TPS harus terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut sampah dan minimal setiap 3 kali 24 jam harus dikosongkan.
5) Peralatan Pencegah Masuknya Serangga
a) Sarana penyimpanan air harus tertutup dan bebas jentik nyamuk.
b) Pada titik tembus pipa dengan dinding harus rapat.
c) Setiap bangunan hotel harus dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah
masuknya serangga dan tikus.
6) Dapur
Dapur yang memenuhi syarat kesehatan Adalah Sebagai Berikut :
1. Selalu dalam keadaan bersih.
2. Mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci bahan makanan
3. Mempunyai tempat sampah.
4. Alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih
5. Mempunyai ventilasi yang cukup guna memasukkan udara segar serta
mengeluarkan asap dan bau yang kurang sedap.
6. Mempunyai tempat penyimpanan yang baik, artinya tidak sampai tercemar
oleh bibit penyakit dan serangan serangga dan tikus.
7. Tidak meletakkan zat-zat yang berbahaya (insektida) berdekatan dengan
bumbu dapur atau bahan makanan (Permenkes RI, 2011).
36
5. Karyawan
Dalam Permenkes RI (2011) tenaga kerja yang bekerja di hotel berbintang
terhadap sanitasi hotel memiliki syarat yaitu :
a) Tenaga yang bekerja harus sehat, yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari dokter (tidak sedang menderita penyakit menular atau carrier penyakit).
b) Memiliki keterampilan yang memadai serta etika dan kesopanan.
c) Pemeriksaan kesehatan hendaknya dilakukan secara rutin/berkala.
d) Tenaga di bidang kesehatan lingkungan yang bekerja di hotel harus memiliki
pengetahuan kesehatan lingkungan dan berijazah sederajat D1, D3, D4, S1
keatas.
e) Untuk hotel bintang 4 dan 5 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah
minimal D4 atau S1
f) Untuk hotel bintang 2 dan 3 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah
minimal D3
g) Untuk hotel bintang 1 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah minimal
D1.
h) Catatan, tenaga di bidang kesehatan lingkungan yang bekerja dihotel dapat
berstatus sebagai tenaga tetap (full timer) atau tenaga tidak tetap (part timer).
Karyawan harus memiliki syarat hygiene personal di hotel diantaranya :
1) Pakaian kerja
a. Karyawan dilengkapi dengan pakaian kerja
b. Dipakaian pada saat bekerja
c. Bersih
37
d. Utuh/tidak sobek
2) Karyawan harus memilki keterangan sehat dari dokter
3) Sertifikat kursus penyehatan makanan bagi petugas pengola makanan
4) Pemeriksaan rectalswab bagi penjamah makanan
2.2 Faktor Penerapan Sanitasi Hotel
2.2.1 Prilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk
hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,
karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka
perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
1) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice)
yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda
yang disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan
menjadi dua, yakni:
38
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang
mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Benyamin Bloom (1908) yang
dikutip Notoatmodjo (2007), membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah
atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor
(psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik
atau tindakan (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua
cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati
tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara
tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah
dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence Green
(1980) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:
1) Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
39
dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb. Termasuk
juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb.
Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.
3) Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),
tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk juga
disini undang-undang peraturan- peraturan baik dari pusat maupun dari
pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
2.2.2 Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu
kegiatan, pelaksanaannya adalah managing, sedang pelaksananya disebut
manager atau pengelola. Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat
diraba. Manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena tidak dapat
dilihat, tetapi terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya atau hasil kerja yang
40
memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik
(Terry, 1992).
2.2.3 Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan mempunyai
6 tingkat yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah pengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehensi)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan. Contoh menyimpulakan dan meramalkan terhadap
objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunankan materi yang
telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasu ata penggunaan hukum-hukum rumus, metode,
prinsip dan konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
41
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetpai masih dalam suatu stuktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yaitu menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, misalnya dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada (Notoatmodjo. S, 2003).
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
Yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan
sarana serta sumber daya.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan
adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
2.2.4 Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap penerapan sanitasi hotel di
Meulaboh Aceh Barat yaitu:
42
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Konsep
2.2.5 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2. Kerangka Konsep
Lawrence Green dalam Notoatmodjo tentang
Prilaku :
1. Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
- Umur
- Status Sosial ekonomi
- Pendidikan
- Prsarana dan sarana
- Sumber daya
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
- Tokoh masyarakat
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Penerapan Sanitasi Hotel
Terry, 1992:
- Manajemen
Penerapan Sanitasi Hotel
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Kuanlitatif dengan jenis penelitian survey
Analitik dengan pendekatan desain cross sectional yang bertujuan untuk
menjelaskan variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yaitu untuk
mengetahui pengaruh faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi
seluruh hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat tahun 2015 (Arikunto, 2006).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di hotel Tiara yang ada di Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat, yaitu hotel Tiara di Jalan Iskandar.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 15 September 2015 di
Hotel Tiara Meulaboh.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
hotel Tiara 35 orang karyawan di Kota Mulaboh Aceh Barat.
3.3.2 Sampel
44
Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah populasi lebih kecil dari 100
maka sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi karena semakin
besar sampel yang diambil maka hasil penelitian juga semakin baik. Jadi teknik
yang digunakan adalah mengunakan metode total sampling yaitu pengambilan
seluruh populasi untuk dijadikan sampel, yaitu keseluruhan karyawan hotel Tiara
35 responden di kota Meulaboh Aceh Barat.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner kepada responden.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari gambaran umum Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat dan data dari Dinas Kesehatan Aceh Barat serta
referensi-referensi perpustakaan yang ada hubungan dengan penelitian
serta literatur-literatur lainnya.
45
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1Variabel Penelitian
N
o
Var
iabe
l
Pen
eliti
an
Definisi
C
ar
a
U
ku
r
A
l
a
t
U
k
u
r
H
a
si
l
U
k
u
r
S
k
a
l
a
U
k
u
r
Variabel Independen
1. Pe
ng
eta
hu
an
Kemampuan
responden
atau
karyawan
hotel dalam
memahami
penerapan
sanitasi
hotel.
W
aw
an
ca
ra
Kuesioner 1. Baik
2. Kurang
baik
O
r
d
i
n
a
l
2. Si
ka
p
Tanggapan
dan persepsi
responden
atau
karyawan
hotel
W
aw
an
ca
ra
Kuesioner 1. Positif
2. Negatif
O
r
d
i
n
a
l
3. Ti
nd
ak
an
Reaksi atau
upaya
responden
atau
karyawan
hotel.
W
aw
an
ca
ra
Kuesioner 1. Baik
2. Tidak
Baik
O
r
d
i
n
a
l
Variabel dependent
4
.
Pen
erap
an
sani
tasi
hote
Tindakan
yang
dilakukan
terhadap
penerapan
sanitasi
Wa
wa
nc
ar
a
K
u
e
s
i
o
1. Baik
2. Tidak
baik
O
r
d
i
n
a
46
l hotel yang
baik bagi
hotel.
n
e
r
l
3.6 Aspek Pengukuran
1. Untuk mengetahui pengetahuan responden atau karyawan hotel terhadapa
penerapan hotel Tiara di Meulaboh yaitu :
a. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 5
b. Kurang baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 5
2. Untuk mengetahui Sikap responden atau karyawan hotel terhadapa penerapan
hotel Tiara di Meulaboh yaitu :
a. Positif, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 5
b. Negatif, jika responden menjawab dengan bobot skor < 5
3. Untuk mengetahui tindakan responden atau karyawan hotel terhadapa
penerapan hotel Tiara di Meulaboh yaitu :
a. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 4
b. Kurang baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 4
4. Untuk mengetahui penerapan hotel Tiara di Meulaboh oleh responden atau
karyawan hotel yaitu :
c. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 7
d. Tidak baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 7
47
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara bertahap sebagai berikut :
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap
variabel yang diteliti, baik variabel bebas.
3.7.1 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh satu variabel
independen dengan satu variabel dependen, bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis bivariat
menggunakan uji kai kuadrat (Chi-square), karena semua data di ukur dalam
skala katagorik (melihat hubungan antara variabel katagorik dengan variabel
katagorik). Jika ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari (kurang
dari 5) maka uji yang digunakan “Fisher’s Exact Text”. Prinsip dasar uji chi-
square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observed)dengan
frekuensi harapan (expected). Uji statistik Chi square juga untuk melihat suatu
hubungan (jika ada) antara dua variabel sehingga diperoleh nilai x2 dan
kemaknaan statistik (nilai p value). Apabila pada tabel 2x2 tidak di jumpai nilai
E < 5 maka hasil uji di ambil pada continuti correction.
(O – E )²
Rumus : X² = ∑
E
Keterangan : x2 : Chi-square test
O : frekuensi nilai pengamatan
E : frekuensi nilai harapan
48
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Hotel Tiara berlokasi di Jalan Nasional Meulaboh Aceh Barat. Dalam
pengelolaan bagian-bagian hotel tersebut dioperasikan oleh departemen-
departemen yang dikelompokan sebagai berikut:
a. Room Departement, departemen yang bertugas menyedikan kebutuhan kamar
bagi para pengunjung
b. Housekeeping Departement, departemen yang bertugas memelihara
kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar-kamar tamu, restoran, bar, dan
tempat-tempat umum dalam hotel
c. Food and Baverages Departement, departemen yang menyediakan dan
menyajikan makanan dan minuman
d. Engineering Departement, departemen yang bertugas melaksanakan
pelaksanaan, perancangan, pemasangan, dan pemeliharan gedung serta
perlengkapan hotel lainnya.
e. Personal Departement, departemen yang bertugas melaksanakan pemilihan
dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk di dalamnya pemeliharaan moral,
dan kesejahteraan tenaga kerja, serta meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tenaga kerja hotel.
50
f. Marketing Departement, departemen yang mengelola keuangan, baik
penerimaan maupun pengeluaran uang hotel
g. Security Department, departemen yang bertugas memelihara dan menjaga
keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan hotel
h. Other Preperation Department, departemen yang ridak termasuk ke dalam
kelompok-kelompok di atas seperti: bank, sport club, diskotik, massege dan
lain-lain.
Hotel Tiara memiliki 3 tingkat lantai yang terdiri dari lantai I yang terdapat
Lobby, Resception, Pos satpam, Coffe shop, Kichen, Gudang, Musholla, 12
kamar, dan lantai II terdiri dari Ruang HK, Meeteing Room, Lobby lantai 2,
Tangga, 23 kamar serta lantai III terdiri dari Meeting Room, Lobby, Ruang
karyawan, Tangga, Toilet, 25 kamar. Di hotel Meuligoe memiliki jenis kamar
(Type of room) berbeda setiap lantai I ada Suite family, Executive I, Executive II
1 Bed, Executive II 2 Bed, Deluxe dan lantai 2 ada Suite , Standar t AC 1 Bed,
Standar t AC 2 Bed serta lantai 3 ada Standar t AC 2 Bed, Standart AC 3 Bed,
Standart Fan 1 Bed, Extra Bed.
Hotel Tiara memiliki ruangan serbaguna yaitu :
1. Ruang Aula Besar
2. Ruang Aula Kecil
3. Restaurant
4. Fasilitas Ruangan
Hotel Meuligoe dan Hotel Tiara memiliki dua bagian, yaitu Front Office
ialah menyangkut pengelolaan agian umum, karyawan, dan tamu hotel serta Back
51
of the house ialah menyangkut pengelolaan bagian hotel seperti housekeeping,
laundry, dan ruang mekanikal. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data
selama 10 hari terhitung mulai tanggal 22 April sampai dengan 1 Mei 2015
peneliti mendapatkan 35 orang responden di hotel Tiara yang sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Adapun hasil penelitian terhadap responden
tersebut adalah sebagai berikut :
4.2 Analisa Univariat
4.2.1 Pengetahuan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Penge
tahuan
Frekuensi Presentasi %
Baik 32 91,4
Kurang baik 3 8,6
Total 35 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35
responden di Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 32 orang (91,4%)
memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan yang kurang baik terdapat 3 orang
(8,6%).
4.2.2 Sikap
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel
Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Sikap Frekuensi Presentasi %
Positif 26 74,3
Negatif 9 25,7
Total 35 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Pada tabel 4.2 Diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 26 orang (74,3%) memiliki sikap
positif dan sikap yang negatis terdapat 9 orang (25,7%).
52
4.2.3 Tindakan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Pendi
dikan
Frekuensi Presentasi %
Baik 24 31,4
Tidak baik 11 68,6
Total 35 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 24 orang (31,4%) memiliki
tindakan yang baik dan tindakan yang tidak baik terdapat 11 orang (68,6%).
4.2.4 Penerapan Sanitasi Hotel Tiara
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
Penerapan
Sanitasi Hotel
Frekuensi Presentasi %
Baik 17 48,6
Tidak baik 18 51,4
Total 35 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di
Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 18 orang (51,4%) memiliki
penerapan sanitasi hotel yang baik dan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik
terdapat 17 orang (48,6%).
4.3 Analisi Bivariat
4.3.1 Pengetahuan
Tabel 4.5 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap
Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Penerapan Sanitasi Hotel
Pengetahuan
Baik Tidak Baik
Jumlah % P
value Frek % Frek %
Baik 16 50,0 16 50,0 32 100 1,000
Kurang baik 1 33,3 2 66,7 3 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
53
Berdasarkan table 4.5 diatas bahwa responden yang memiliki pengetahuan
yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 16 orang (50,0%).
Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang baik dengan penerapan
sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 1 orang (33,3%). Responden yang memiliki
pengetahuan yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik terdapat
16 orang (50,0%). Sedangkan pengetahuan yang kurang baik dengan penerapan
sanitasi hotel yang kurang baik terdapat 2 orang (66,7%).
Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara
pengetahuan responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat
didapat nilai p value = 1.000 artinya Ho di terima maka tidak ada hubungan yang
bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
4.3.2 Sikap
Tabel 4.6 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap
Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Penerapan Sanitasi Hotel
Sikap
Baik Tidak Baik
Jumlah % P
value Frek % Frek
%
Positif 10 38,5 16 61,5 26 100 0,60
Negatif 7 77,8 2 22,2 9 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Berdasarkan table 4.6 diatas bahwa responden yang memiliki sikap positif
dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 10 orang (38,5%). Sedangkan
responden yang memiliki sikap positif dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak
baik terdapat 16 orang (61,5%). Responden yang memiliki sikap negatif dengan
penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 7 orang (77,8%). Sedangkan sikap
negatif dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 2 orang (22,2%).
54
Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap
responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat didapat nilai
p value = 0,60 artinya Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna
pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh
Barat.
4.3.3 Tindakan
Tabel 4.7 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan
Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
Penerapan Sanitasi Hotel
Tindakan
Baik Tidak Baik
Jumlah % P
value Frek % Frek
%
Baik 15 62,5 9 37,5 24 100
0,03 Tidak
baik
2 18,2 9 81,8 11 100
Sumber : Data primer (diolah, 2016)
Berdasarkan table 4.7 diatas bahwa responden yang memiliki tindakan
yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 15 orang (62,5%).
Sedangkan responden yang memiliki tindakan yang baik dengan penerapan
sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 9 orang (37,5%). Responden yang memiliki
tindakan yang tidak baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 2
orang (18,2%). Sedangkan tindakan yang tidak baik dengan penerapan sanitasi
hotel yang tidak baik terdapat 9 orang (81,8%).
Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tindakan
responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat didapat nilai
p value = 0,03 artinya Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna
pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh
Barat.
55
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pengetahuan yang baik yaitu
sekitar 32 orang (91,4%), dan pengetahuan yang kurang baik yaitu 3 orang
(8,6%). Dari tabel silang terlihat penerapan sanitasi hotel yang baik dengan
pengetahuan yang baik (50,0%) lebih besar dibandingkan dengan penerapan
sanitasi hotel yang baik dengan pengetahuan yang kurang baik sebesar (33,3%)
dengan tingkat resiko 2,000. Hal ini didukung oleh hasil skripsi Siti Rohani
(2009), bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh petugas dapur mengenai cara yang
tepat di dalam pengolahan makanan, dan kesadaran karyawan dapur mengenai
hal-hal yang menyangkut tentang kebersihan diri.
Berbeda dengan Indasah (2011), bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku petugas kebersihan dalam penanganan sampah di
Hotel Kediri, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlu adanya
peningkatan pengetahuan untuk petugas kebersihan karena dengan meningkatnya
pengetahuan dapat menumbuhkan perilaku yang baik dalam penanganan sampah.
4.5.2 Hubungan Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
Hasil penelitian terlihat bahwa sikap positif yaitu sekitar 26 orang
(73,4%), dan sikap negatif yaitu 9 (25,7%). Dari tabel silang terlihat penerapan
sanitasi hotel yang baik dengan sikap positif (38,5%) lebih kecil dibandingkan
dengan penerapan sanitasi hotel yang baik dengan sikap negatif sebesar (61,5%)
56
dengan tingkat resiko 0,179. Artinya Sikap adalah reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sifat tidak dapat
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Pendidikan merupakan suatu pengalaman untuk meningkatkan kemampuan dan
kualitas seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula keinginan untuk menerapkan atau mengaplikasikan
pengetahuannya dalam bekerja.
Dalam hasil Zuraida (2005) bahwa kesimpulan dari penelitiannya
menunjukan bahwa secara keseluruhan Hotel Torsibohi Nauli dapat dikatakan
bahwa dengan skor keseluruhan 996 dari total skor 1156 (86,15%) telah
memenuhi persyaratan kesehtan lingkungan hotel. Dan kesimpulannya adalah
persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan secara garis besar sudah
memenuhi syarat, namun pesyaratan kesehatan kamar/ruang belum memenuhi
syarat, persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi belum sepenuhnya memenuhi
syarat karena hotel belum memiliki sarana pengelolaan air limbah, persyaratan
kesehatan karyawan belum memenuhi syarat terutama untuk penjamah makanan,
persyaratan kesehatan makanan dan minuman belum sepenuhnya memenuhi
syarat karena dapur tidak dilengkapi dengan sungkup asap dan alat pengeluaran
panas/udara dan bau-bauannya. Menurut Yuni dan Atun dalam jurnal (2013),
Penerapan hygiene dan sanitasi dalam kebersihan pengolahan makanan sudah
mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan oleh dinas kesehatan sehingga
penerapannya sudah sesuai dengan prosedur standar kesehatan yang diharuskan.
57
4.5.3 Hubungan Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
Hasil penelitian tindakan yang baik yaitu sekitar 24 orang (68,6%), dan
tindakan yang tidak baik yaitu 11 orang (31,4%). Dan dari hasil tabel silang
bahwa penerapan sanitasi hotel yang baik dengan tindakan yang baik (61,5%)
lebih besar dibandingkan dengan penerapan sanitasi hotel yang baik dengan
tindakan yang tidak baik sebesar (37,5%) dengan tingkat resiko 7,500.
Hal yang sama jurnal Natiputulu (2013) tentang Kebersihan (Hygiene) dan
Sanitasi Makanan di Dapur Hotel menerangkan bahwa penerapan hygiene dan
sanitasi pada pengolahan makanan sering terabaikan akibat kelalaian, padahal
akibat dari kelalaian ini berdampak buruk terhadap manusia yang mengkonsumsi
makanan tersebut. Seorang juru masak sangat berperan dalam memberikan
perhatian terhadap pemilihan bahan makanan yang berkualitas, teknik
penyimpanan dan teknik pengolahan makanan yang benar,penyajian makanan
serta pelaksanaan personal hygiene juru masak, lingkungan pengolahan makanan
yang memenuhi syarat. Sehingga tamu menjadi puas dengan pelayanan dan
kebersihan makanan yang diolah.
Menurut Febri Ardiansyah (2014) bahwa terhadap variabel produktivitas
secara signifikan. Apabila variabel lainnya dianggap konstan, maka dengan
semakin lamanya seorang karyawan bekerja akan mempunyai kecenderungan
dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,331kali. Lamanya bekerja seorang
karyawan didalam bidang tertentu umumnya dianggap karyawan tersebut
memiliki kemampuan atau keahlian yang potensial. Hal ini dikarenakan bahwa
58
lamanya karyawan bekerja dianggap telah menguasai bidang yang telah ditekuni
sehingga karyawan dapat meningkatkan produktivitas dengan lamanya dia
bekerja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama karyawan
bekerja di Hotel Pelangi Malang khususnya di bidang yang ditekuni maka akan
semakin tinggi pengalaman kerjanya, sehingga karyawan memiliki keahlian yang
potensial. Artinya semakin berpengalaman seorang karyawan maka akan semakin
membantu perusahaan untuk menghasilkan kinerja atau output yang lebih banyak.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat di buat kesimpulan :
1. Hasil tabel silang pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel
dengan nilai p value 0,40 > α = 0,05 maka tidak ada hubungan antara
pengetahuan karyawan dengan penerpaan sanitasi hotel di Hotel Tiara di
Meulaboh Aceh Barat.
2. Hasil tabel silang sikap karyawan dengan penerapan sanitasi hotel dengan
nilai p value 0,60 > α = 0,05 maka Tidak ada hubungan antara sikap karyawan
dengan penerapan sanitasi hotel di Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.
3. Hasil tabel silang tindakan pedagang karyawan dengan penerapan sanitasi
hotel dengan nilai p value 0,02 < α = 0,05 maka ada hubungan antara tindakan
karyawan dengan penerpaan sanitasi hotel di Hotel Tiara Meulaboh Aceh
Barat.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara lain :
1. Bagi Pemerintah Aceh Barat
Sebaiknya diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang penerapan sanitasi hotel
kepada seluruh karyawan secara berkesinambungan. Dan dilakukan pengawasan
dan pembinaan terhadap seluruh karyawan di Hotel Tiara Meulaboh, perlu
60
adanya peningkatan pengetahuan karyawan sebagai faktor utama dalam
penerapan sanitasi hotel.
2. Bagi Karyawan Hotel Tiara di Meulaboh
Diharapkan kepada karyawan hotel Tiara di Meulaboh agar lebih memperhatikan
kesehatan diri baik pakaian bersih, kuku yang pendek, tidak merokok dan
menjaga kebersihan diri serta peralatan yang bersih terhadap mendukung
penerapan sanitasi hotel, serta kebersihan hotel sangat lah penting terhadap
melayani pelanggan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai penerapan
sanitasi hotel dengan menggunakan metode dan variabel yang lebih banyak lagi.