60
1 HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN SANITASI HOTEL TIARA DI MEULABOH ACEH BARAT SKRIPSI MELISAH NIM : 09C10104093 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2016

HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

1

HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP

PENERAPAN SANITASI HOTEL TIARA

DI MEULABOH ACEH BARAT

SKRIPSI

MELISAH

NIM : 09C10104093

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2016

Page 2: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

2

ABSTRACT

Melisah. Relations Employee Behavior Factors Application Of Sanitary Against

Tiara Hotel Meulaboh In West Aceh. Under The Guidance Of The Miss

Marniati, SKM. M. Kes and Miss Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes.

One public places including hotels are obliged to implement sanitation. Hotel is

one type of accommodation that provide accommodation services to tourists. The

purpose of this study was to determine the influence of behavioral factors of the

application of sanitary employees Meulaboh in West Aceh.

This type of research is analytic with cross sectional design. The population of 35

people and sample with an overall population of 35 respondents with total

sampling technique method, when the study commenced on 1 s / d15 September

2015 and presented in tabular form with statistical analysis using chi square test

with 95% confidence level (α: 0.05 ).

The results of the univariate analysis showed that of the total 35 respondents in

Hotel Tiara there are 32 people (91.4%) had good knowledge. And there were

26 people (74.3%) have a positive attitude As well as 24 people (68.6%) have a

good action.

From the results of the bivariate analysis showed that respondents who have a

good knowledge with the application of good sanitation Tiara Hotel, there were

15 people (53.6%) with p value = 1.000 means that Ho received then no

meaningful relationship with the employee's knowledge of sanitation

implementation Hotel Tiara Meulaboh in West Aceh. A positive attitude to the

implementation of good sanitation Tiara there were 10 people (38.5%) with p

value = 0.60 means that Ho is rejected then there is a meaningful relationship

with the employee's knowledge of sanitation implementation Tiara hotel

Meulaboh in West Aceh. Good action with the application of good sanitation

hotel there are 15 people (62.5%) with p value = 0.03 means that Ho is rejected

then there is a meaningful relationship with the employee's knowledge of

sanitation implementation Tiara hotel Meulaboh in West Aceh.

Advice to employees Tiara hotel in Meulaboh for more attention to their own

health and to maintain personal hygiene and clean equipment to support the

implementation of sanitation hotel, as well as the cleanliness of the hotel so is

important to serve customers.

Keywords: Hotel, Knowledge, Attitudes and Actions

Page 3: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

3

ABSTRAK

Melisah, Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel

Tiara di Meulaboh Aceh Barat. Dibawah bimbingan ibu Marniati, SKM. M. Kes

dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes.

Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi yaitu hotel.

Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menyediakan jasa penginapan

kepada wisatawan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor

prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat.

Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi 35 orang

dan sampel dengan keseluruhan populasi berjumlah 35 responden dengan teknik

metode total sampling, waktu penelitian mulai tanggal 1 s/d15 September 2015

dan disajikan dalam bentuk tabel dengan analisa statistik menggunakan uji chi

square dengan tingkat kepercayaan 95% (α : 0,05).

Hasil penelitian dari analisis univariat diperoleh bahwa dari jumlah 35 responden

di Hotel Tiara terdapat 32 orang (91,4%) memiliki pengetahuan baik. Dan

terdapat 26 orang (74,3%) memiliki sikap positif Serta 24 orang (68,6%)

memiliki tindakan yang baik.

Dari hasil analisa bivariat diperoleh bahwa responden yang memiliki pengetahuan

yang baik dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara yang baik terdapat 15 orang

(53,6%) dengan p value =1,000 artinya Ho di terima maka tidak ada hubungan

yang bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat. Sikap positif dengan penerapan sanitasi Hotel Tiara yang

baik terdapat 10 orang (38,5%) dengan p value = 0,60 artinya Ho di tolak maka

ada hubungan yang bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat. Tindakan yang baik dengan penerapan

sanitasi hotel yang baik terdapat 15 orang (62,5%) dengan p value = 0,03 artinya

Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna pengetahuan karyawan dengan

penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Saran kepada karyawan hotel Tiara di Meulaboh agar lebih memperhatikan

kesehatan diri dan menjaga kebersihan diri serta peralatan yang bersih terhadap

mendukung penerapan sanitasi hotel, serta kebersihan hotel sangat lah penting

terhadap melayani pelanggan.

Kata Kunci : Hotel, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Page 4: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

4

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi Dengan Judul :

Judul Skripsi : Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap

Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh

Aceh Barat

Nama Mahasiswa : Melisah

NIM : 09C10104093

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 24 Agustus 2016 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima :

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Marniati, SKM, M.Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Anggota : 1.Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Kartini, SE. M. Kes . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Veny Nelly Syaputri, S. Pd. M. Pd . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alue Peunyareng, 26 Agustus 2016

Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes

NIDN: 0119128601

Page 5: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

5

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap

Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh

Aceh Barat

Nama Mahasiswa : Melisah

NIM : 09C10104093

Program Studi : SI Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Kesehatan Lingkungan

Menyetujui,

Komisis Pembimbing

Ketua Anggota

Marniati, SKM, M.Kes Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Politik

Teungku Nih Farisni, SKM, M. Kes Ir. Yuliatul Muslimah, MP

NIDN: 0119128601 NIP: 19640727 1992032 2 002

Page 6: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

6

SURAT PERNYATAAN

Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yag secara tertulis diacu

dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Meulaboh, 26 Agustus 2016

Melisah

Page 7: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

7

KATA PERSEMBAHAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna)

kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah itu

Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.

Dan tiadalah yang menerima peringatan

melainkan orang- orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah: 269)

“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,

mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke

atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang

akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...” - 5cm.

Ya Allah, sebuah tantangan telah saya lewati, berikan saya kekuatan lagi untuk bisa melewati tantangan-tantangan berikutnya.

Amin ya Allah......

Ungkapan hati sebagai rasa Terima Kasihku

Tiada lain cita-cita dan keinginan saya Selain membuat orang tua bangga dan tersenyum atas keberhasilan saya, begitu

banyak hambatan dan cobaan yang saya lalui dalam menyelesaikan skripsi ini, saya berusaha dan terus berusaha waktu terkadang hampir putus asa titah

Ayahanda dari Ibunda memberiku energi dan semangat baru untuk saya........ Ucapan syukur hanya kepada-Mu ya Allah engkau anugerahkan orangtua dan

keluarga saya penuh kasih sayang dan pengertian hingga saya diizinkan mengecapkan dunia pendidikan, saya dibimbing dan dibina walau tidak dengan

gelilang harta dan kemegahan dunia.........

Skripsi ini khusus saya persembahkan Untuk Ayahanda ASNAN dan bunda YULINA yang saat ini disampingku

melihat kesuksesaanku dan akan kukenang selalu setiap tutur kata dan doa mu. Dan Abangku (JUAHAR) dan Kakakku (MELINA) serta saudara-saudaraku yang mendukung saya setiap hari dalam pembuatan karya yang indah. Dan tak lupa pula orang yang selama ini menemaniku yaitu suamiku IRHAM KHALID

dan PUTRAKU DIRGA ARYAGHOSAN terimakasih atas waktu dan semangatnya..

Terimakasih kasih buat sahabat-sahabat saya...

Dan teman seperjuangan FFKM UTU 2009 tanpa semangat dan saran-saran dari kalian rasanya sangat sulit bagi saya merampung skripsi ini. Semoga Allah

SWT melimpahkan berkah dan kurnianya dari langit dan bumi kepada kita semua.

Page 8: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

8

<<<<AMIN >>>>

M E L I S A H

Page 9: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

9

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan rahmat-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Prilaku Karyawan Terhadap

Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Dalam hal ini penulis dengan tulus mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan dukungan moril maupun spiritual dari berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Orang Tua yang telah bersusah payah demi kesuksesan saya.

2. Ibu Marniati, SKM. M. Kes selaku pembimbing satu yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan

penelitian ini.

3. Ibu Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. selaku pembimbing dua dan Ketua

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan penelitian ini.

4. Ibu Kartini, SE, M.Kes. selaku penguji I dan Veni Nella Syahputri S. Pd, M.

Pd selaku penguji II yang mengoreksi skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Prof.Dr.Jasman J Ma’ruf,SE,MBA.selaku Rektor Universitas Teuku

Umar (UTU) Meulaboh.

6. Bapak/Ibu Dosen dan staff pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang

memberi ilmu dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Universitas Teuku

Umar (UTU) Meulaboh.

7. Teman-teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

(UTU) Meulaboh.

Page 10: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

10

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Khususnya, dan bagi

mereka yang membacanya.

Meulaboh, September 2016

Penulis

MELISAH

NIM: 09C10104093

Page 11: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

11

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................................... vi

KATA PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................................................... 4

1.4 Hipotesis ......................................................................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................................................... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................................................... 5

1.5.2 Manfaat Aplikiatif ................................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6

2.1 Sanitasi ............................................................................................................................ 6

2.1.1 Definisi Sanitasi ............................................................................................................... 6

2. 1.2 Hotel ................................................................................................................................ 7

Page 12: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

12

a. Karakteristik Hotel ......................................................................................................... 8

2.1.3 Sanitasi Hotel .................................................................................................. 9

a. Manfaat Sanitasi Hotel ............................................................................... 9

b. Tujuan ......................................................................................................... 10

c. Sasaran Sanitasi Hotel ................................................................................ 10

d. Tinjauan Penerapan Sanitasi Hotel ............................................................ 11

1. Kesehatan lingkungan dan bangunan ................................................... 11

2. Persyaratan kesehatan kamar/runag hotel ............................................. 14

3. Persyaratan kesehatan fasilitas hotel .................................................... 16

4. Karyawan ............................................................................................... 18

2.2 Faktor Penerapan Sanitasi Hotel ................................................................................. 19

2.2.1 Prilaku ............................................................................................................. 19

1. Faktor predisposisi (Predisposing fakctors) ............................................. 21

a. Pengetahuan .......................................................................................... 21

b. Sikap ...................................................................................................... 23

c. Praktik dan Tindakan (Practive) .......................................................... 24

d. Manajemen ............................................................................................ 22

2. Faktor Pemungkin (Ebabling Factors) .................................................... 26

3. Faktor Pendorong atau Penguat (Reinforcing Faktors) .......................... 26

2.3 Kerangka Teori ............................................................................................................ 27

2.4 Kerangka Konsep ........................................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 29

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................................. 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 29

3.2.1 Lokasi ............................................................................................................... 29

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................................. 29

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................... 29

3.3.1 Populasi ............................................................................................................ 29

3.3.2 Sampel ................................................................................................................ 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 30

Page 13: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

13

3.4.1 Data Primer ......................................................................................................... 30

3.4.2 Data Sekunder .................................................................................................... 30

3.5 Definisi Operasional ....................................................................................................... 31

3.6 Aspek Pengukuran .......................................................................................................... 31

3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 32

3.7.1 Analisis Univariat ............................................................................................. 32

3.7.2 Analisis Bivariat ................................................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 34

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................... 34

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................................... 34

4.2 Analisa Univariat ............................................................................................................. 36

4.2.1 Pengetahuan ....................................................................................................... 36

4.2.2 Sikap .................................................................................................................... 36

4.2.3 Tindakan ............................................................................................................. 37

4.2.4 Penerapan Sanitasi Hotel ...................................................................................................... 37

4.3 Analisi Bivariat ................................................................................................................................ 37

4.3.1 Pengetahuan ........................................................................................................................... 37

4.3.2 Sikap ..............................................................................................................................38

4.3.3 Tindakan ..............................................................................................................................39

4.4 Pembahasan ............................................................................................................................. 39

4.4.1 Hubungan Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh

Aceh Barat ............................................................................................................................. 39

4.4.2 Hubungan Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh

Barat ....................................................................................................................................... 40

4.4.3 Hubungan Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Tiara Hotel di Meulaboh

Aceh Barat ............................................................................................................................. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 43

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 43

5.2 Saran ................................................................................................................................ 44

Page 14: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

15

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Sarana Pencahayaan dengan Intensitas serta Fungsinya ............... 13

Tabel 2.2 : Perbandingan Jumlah Tempat Tidur Dengan Luas Lantai ............ 15

Tabel 3.1 : Definisi Operasional ........................................................................ 31

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel

Tiara di Meulaboh Aceh Barat .......................................................................... 36

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat ........................................................................................ 36

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel

Tiara di Meulaboh Aceh Barat .......................................................................... 36

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh

Barat.................................................................................................................... 37

Tabel 4.5 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan

Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ................................................. 37

Tabel 4.6 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ............................................................... 38

Tabel 4.7 : Tabel Silang Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan

Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat ................................................. 39

Page 16: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangaka Teori ................................................................................. 27

Gambar 2 : Kerangka Konsep ............................................................................... 28

Page 17: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Tabel Skor

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner dengan

Menggunakan

SPSS

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Pengambilan data awal dari FKM

UTU

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM UTU

Lampiran 7 : Surat Pengembalian Mahasiswa dari Hotel Tiara

Lampiran 8 : Dukuementasi Penelitian

Page 18: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih

untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi

sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).

Salah satu tempat-tempat umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi

yaitu hotel. Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menyediakan jasa

penginapan kepada wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Maka perlu sekali dilakukan usaha pencegahan semua peralatan bekas pakai,

seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum

(Permenkes RI, 2011).

Menurut Suparlan (1981) sanitasi hotel merupakan pemeliharaan

lingkungan yang baik yang menjamin “physical and mental telax” dan juga

‘comfort´bagi jangka waktu yang lama, harus memberi perlindungan terhadap

matahari, hujan, angin dan gangguan hujan, tempat istirahat yang baik,

ketentraman dan kesenagan hidup bagi penghuninya. Serta jaminan tidak akan

terjadi penularan penyakit. Hal tersebut diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan

RI No. 80/Menkes/Per II/1990 tentang persyaratan hotel dan Kepetusan Dirjen

PPM dan PLP No.95.I/PD.03.041.L.P tentang penilian pemeriksaan kesehatan

hotel (Zuraida, 2005).

Page 19: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

19

Menurut hasil penelitian Siti Rohani (2009) bahwa masalah yang dihadapi

oleh karyawan ialah adanya peralatan yang mengalami kerusakan sehingga kerja

tidak efesien, tidak adanya tersedia peralatan pendukung untuk masing-masing

karyawan dapur seperti kain lap, kurangnya kesadaran karyawan terhadap

kebersihan lingkungan tempat kerja maupun kebersihan tubuh, kurangnya

pengetahuan yang dimiliki oleh petugas dapur mengenai cara yang tepat didalam

pengolahan makanan di Hotel Grand Antares Indonesia.

Dalam penelitian Kiran (2008) menyatakan bahwa penerpaan standar

operating procedur hygiene dan sanitasi di dapur Shangri-la hotel Surabaya

adalah kurangnya prilaku kebersihan peralatan dan perlengkapan dapur, makanan

yang diolah serta kebersihan dari para karyawan dapurnya.

Mengingat pentingnya perlindungan masyarakat terhadap gangguan

disebabkan oleh hotel baik sebagai tempat tinggal untuk menyediakan jasa

pelayanan maupun sebagai tempat umum maka persyaratan sanitasi hotel harus

mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.80/MENKES /PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.

Adapun yang menjadi ruang lingkup fasilitas sanitasi pada penulisan ini

adalah penyediaan air bersih di hotel Meulaboh yang menggunakan sistem

perpipaan, namun tak semua air melalui sistem perpipaan seperti penggunaan air

dalam bak besar sebagai air yang akan digunakan sewaktu kekurangan air.

Pembuangan air limbah mengunakan SPAL (saluran pembuangan air limbah)

dengan menggunakan sistem tertutup, kedap air dan air mengalir dengan lancar,

namun pengelolaan sampah dengan sistem tempat sampah yang diangkut ke TPS

Page 20: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

20

(tempat pembuangan sampah) tidak selalu lancar 2 kali sehari sampah diangkut,

hal ini membuat tempat pembuangan sementara penuh dan berbau tidak sedap.

Dari hasil pemeriksaan dinas kesehatan Aceh bahwa jumlah hotel di Aceh

ada 189, jumlah yang di periksa sekitar 143 hotel dari yang diperiksa terdapat 128

hotel yang dianggap sehat. Aceh Barat terdapat 11 bangunan hotel, jumlah

diperiksa 6 hotel, jumlah yang sehat hanya 5 hotel dan tidak sehat hanya 1 hotel

(Profil Dinas Kesehatan Aceh, 2012).

Data dari Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2014 terdapat 2 hotel di

Meulaboh yaitu Meuligo dan Tiara. Survey awal yang dilakukan di bulan Februari

2014 bahwa hanya hotel Tiara yang di anggap belum memenuhi hygine sanitasi

yang tidak baik dan lingkungan bangunan yang kurang bersih dilihat dari atap

yang bocor dari ruang kamar mandi karyawan dan loker karyawan yang sudah

rusak. Pada saat penyajian makanan yang kurang bersih tidak memakai celemek

dan topi masak, terlihat dari sampah yang kering dan basah tidak dipisahkan.

Karyawan tidak sering memakai pakaian kerja saat bekerja di hotel. Kurangnya

kesadaran karyawan terhadap kebersihan lingkungan tempat kerja maupun

kebersihan tubuh, kondisi hotel yang tidak memenuhi syarat kemungkinan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pendidikan, prilaku, pengetahuan,

sikap, pembinaan Dinas Kesehatan, ketersediaan dana dan manajemen.

Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan Aceh Barat diatas maka penelitian

ingin melihat apakah faktor prilaku karyawan mempengaruhi penerapan sanitasi

hotel Tiara di Aceh Barat terdapat 35 karyawan.

Page 21: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

21

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan

tentang pengaruh faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel Tiara

di Meulaboh Aceh Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh

Aceh Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan karyawan terhadap penerapan

sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

b. Untuk mengetahui hubungan sikap karyawan terhadap penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

c. Untuk mengetahui hubungan tindakan karyawan terhadap penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

1.4 Hipotesis

Ha : Tidak ada hubungan pengetahuan karyawan terhadap penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Ha : Tidak Ada pengaruh hubungan sikap karyawan terhadap penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Page 22: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

22

Ha : Ada pengaruh hubungan tindakan karyawan terhadap penerapan sanitasi

hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber data dan informasi

bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan

dengan penerapan sanitasi hotel di kota Meulaboh.

1.5.2 Manfaat Aplikatif

1.5.2.1 Bagi Karyawan Hotel

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi karyawan hotel di kota

Meulaboh didalam mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan

konsumen.

1.5.2.2 Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan

prilaku dan memperluas wawasan mereka tentang kesehatan konsumen atau tamu.

1.5.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan untuk mempeluas wawasan tentang

penerapan sanitasi hotel di kota Meulaboh Aceh Barat Tahun 2016.

Page 23: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi

2.1.1 Definisi Sanitasi

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih

untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi

sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Pengertian

sanitasi menurut para ahli :

a. Hopkins dalam Richard Sihite S.Sos, bahwa:“Sanitasi adalah cara pengawasan

terhadap factor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan”

(Kurniawati Rina, 2013).

b. Sanitasi makanan menurut Sihite 2009 merupakan suatu usaha pencegahan

untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat

mengganggu, merusak kesehatan, mulai dari minuman itu sebelum diproduksi

(Kurniawati Rina, 2013).

c. Dr.Azrul Azwar, MPH 2000 mengatakan sanitasi merupakan cara pengawasan

terhadap berbagai faktor Hopkins dalam Richard Sihite S.Sos, bahwa

:“Sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor lingkungan yang

mempunyai pengaruh terhadap lingkungan (Kurniawati Rina, 2013).

d. Menurut WHC, sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik

manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia,

baik fisik maupun mental (Kurniawati Rina, 2013).

Page 24: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

24

Sanitasi merupakan keseluruhan upaya yang mencakup kegiatan atau

tindakan yang perlu dilakukan untuk membebaskan hal-hal yang berkenaan

dengan kebutuhan manusia, baik itu berupa barang atau jasa, dari segala bentuk

gangguan atau bahaya yang merusak kebutuhan manusia di pandang dari sudut

kesehatan. Ruang lingkup sanitasi yang terkait dengan kesehatan meliputi antara

lain :

a. Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik.

b. Melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental.

c. Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular.

d. Mencegah terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan kerja (Syekhu,

2009).

2.1.2 Hotel

Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara

komersial. Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga disebut sebagai

produk kepada calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

yang sebesar-besarnya (Kristonimala, 2009).

Menurut Djajanegara 2001, bedasarkan SK Menteri Perhubungan

No.PM.30.1/Phb-77 yang dimaksud dengan hotel adalah suatu bentuk akomodasi

yang dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh

pelayanan penginapan berikut makanan dan minuman.

Salah satu tempat-tempat umum yaitu hotel. Sanitasi tempat-tempat hotel

menurut Suparlan 1981, suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian

Page 25: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

25

akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk

umum yang erat hubungannya dengan timbul.menularnya suatu penyakit

(Zuraida, 2005).

Hotel sebagai tempat-tempat umum memiliki kriteria tempat-tempat

umum menurut Sulastyono (2000) dalam Zuraida (2005) yaitu :

1. Diperlukan bagi masyarakat umum

2. Ada tempat dan kegiatan yang permanent

3. Harus ada aktivitas/kegiatan yang memungkinkan terjadinya penyakit

menular, penyakit akibat kerja dan kecelakaan.

4. Harus ada fasilitas/perlengkapan yang memungkinkan timbulnya penyakit

atau kecelakaan.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 80/Menkes/Per II/1990

tentang persyaratan kesehatan hotel dibagi menjadi 2 hotel :

a. Hotel Berbintang

b. Hotel Melati

a. Karakteristik Hotel

Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :

1. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang

artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan

tenaga pekerja yang banyak pula.

2. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,

politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.

3. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana

Page 26: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

26

jasa pelayanannya dihasilkan.

4. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa

terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.

5. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan

sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung

pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut

(Kristonimala, 2009).

2.1.3 Sanitasi Hotel

Sanitasi hotel diperlukan dalam pemeliharaan lingkungan yang baik,

sanitasi hotel menurut Suparlan (1981) dalam (Zuraida, 2005) merupakan titik

berat dari sanitasi hotel yang intinya adalah harus dapat menjamin “physical and

mental telax” dan juga ‘comfort ́ bagi jangka waktu yang lama, harus memberi

yaitu :

1. Perlindungan terhadap matahari, hujan, angin dan gangguan hujan

2. Tempat istirahat yang baik.

3. Ketentraman dan kesenagan hidup bagi penghuninya. Serta jaminan tidak akan

terjadi penularan penyakit.

Hal tersebut diatas diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

80/Menkes/Per II/1990 tentang persyaratan hotel dan Kepetusan Dirjen PPM dan

PLP No.95.I/PD.03.041.L.P tentang penilian pemeriksaan kesehatan hotel.

a. Manfaat Sanitasi Hotel

Sanitasi hotel mempunyai 2 manfaat yaitu :

1. Manfaat dari segi kesehatan

Page 27: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

27

a) Menjamin lingkungan kerja yang saniter.

b) Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor

lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental.

c) Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja.

d) Mencegah terjadinya kecelakaan.

2. Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel

a) Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang

secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.

b) Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut (Kristonimala, 2009).

b. Tujuan Sanitasi

Tercapainya mutu kesehatan lingkungan pada usaha hotel sehingga dapat

menjamin keamanan dari bahaya penularan penyakit dan gangguan kesehatan

lainnya dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Persyaratan

kesehatan hotel terdiri dari 5 variabel pokok :

1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan

2. Persyaratan kesehatan kamar atau ruang

3. Persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi

4. Hygiene karyawan

5. Pelayanan makanan dan minuman (untuk hotel berbintang) (Astuti, 2007).

c. Sasaran Sanitasi Hotel

Pada umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi

“Lodging” dan sanitasi “Catering”.

Page 28: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

28

1. Sanitasi Lodging

Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan kerumahtanggaan

(House Keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti halaman,

sampah, pembuangan air kotor, dll.

a) Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :

1) Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari:

halaman, tempat parkir, pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan

air kotor.

2) Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi

umum, sanitasi kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornamen (Kristonimala,

2009).

2. Sanitasi Catering

Yaitu kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan

terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pemengemasan dan pewadahan.

d. Tinjauan Penerapan Sanitasi Hotel

1. Kesehatan lingkungan dan bangunan

Menurut Sudira 1996, Kesehatan lingkungan dan bangunan hotel terdiri

dari yaitu:

a. Bangunan dalam kondisi bersih

b. Konstruksi bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan

berkembang-biaknya serangga dan binatang mengerat.

c. Bangunan harus kuat, utuh dan dapat mencegah penularan penyakit serta

kecelakaan.

Page 29: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

29

d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan

mudah dibersihkan. Lantai yang kontak dengan air, harus mempunyai

kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah.

e. Permukaan dinding sebelah dalam mudah dibersihkan. Untuk dinding yang

kontak dengan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

f. Ventilasi dapat menjamin peredaran udara dengan baik. Bila ventilasi alam

tidak maksimal, harus didukung dengan ventilasi mekanis.

g. Atap tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.

h. Langit-langit mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.

i. Pintu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya

serangga, tikus dan binatang lainnya.

a) Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel

b. Umum

Lingkungan dan konstruksi bangunan hotel tidak memungkinkan sebagai

tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga dan bintang pengerat.

c. Tata Ruang

Pembagian ruang hotel harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan

fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan.

d. Kontruksi

1) Lantai

a) Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan

mudah dibersihkan.

Page 30: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

30

b) Lantai yang kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2-

3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.

2) Dinding

a) Permukaan dinding sebelah dalam harus mudah dibersihkan.

b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan

yang kuat dan kedap air.

3) Ventilasi

a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar / ruang dengan

baik.

b) Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan

ventilasi mekanis.

4) Atap. Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.

5) Langit – langit

a) Mudah dibersihkan.

b) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.

6) Pintu. Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang pengganggu

lain.

7) Pencahayaan

Di dalam lingkungan hotel dan di setiap kamar/ruang harus tersedia sarana

pencahayaan dengan intensitas berdasarkan fungsinya sebagaimana tercantum

dalam table berikut ini:

Page 31: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

31

Tabel 2.1

Sarana Pencahayaan dengan Intensitas serta Fungsinya

No. Fungsi Kamar / Hotel Intensitas

Cahaya Keterangan

1. Tidur Kurang dari 5 Secara

keselurahaan

tidak

menyebabkan

silau

2. Relaks Minimal 30

3. Bercakap-cakap Minimal 60

4. Membaca Lebih dari 100

5. Untuk kegiatan yang

memerlukan sedikit ketelitian Lebih dari 200

6. Untuk kegiatan dengan resiko

kecelakaan yang tinggi Lebih dari 300

7.

Untuk kegiatan yang

memerlukan ketelitian yang

tinggi

Lebih dari 500

Sumber : Permenkes RI. No. 80/Menkes/Per II/1990.

3. Persyaratan kesehatan kamar/ruang hotel

1) Umum

Setiap kamar / ruang hotel harus :

1. Selalu dalam keadaan bersih.

2. Tersedia tempat sampah yang cukup.

3. Bebas dari gangguan serangga dan tikus.

4. Udara di dalam kamar/ruang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Tidak berbau (terutama untuk H2S dan amoniak ).

b) Tidak berdebu atau berasap / berasap (kadar debu kurang dari 0,26 mg /

m3).

c) Mempunyai suhu 18 – 28 derajat Celcius.

d) Mempunyai kelembaban 40 – 70 %.

Page 32: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

32

e) Tidak terdapat kuman alpha streptococcous haemoliticus dan kuman

pathogen.

f) Kadar gas beracun tidak melebihi nilai ambang batas.

2) Khusus

a. Kamar Tidur

a) Dinding, pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus

dilengkapi dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

b) Perbandingan jumlah tempat tidur “Single” (untuk satu orang dengan

luas lantai kamar tidur).

Tabel 2.2

Perbandingan Jumlah Tempat Tidur Dengan Luas Lantai

No.

Jumlah tempat tidur Luas lantai minimal (m2)

1.

2

3.

4.

5.

1

2

3

4

5

4,5

8

12

17

20

Sumber : Permenkes RI. No. 80/Menkes/Per II/1990.

b. Ruang Istirahat Karyawan

1) Ruang karyawan wanita harus terpisah dengan ruang karyawan pria.

2) Tersedia lemari (locker) yang aman untuk penyimpanan pakaian karyawan

sesuai dengan kebutuhan.

3) Dilengkapi dengan kamar mandi, jamban dan peturasaan yang terpisah

antara pria dan wanita.

4) Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah kamar mandi, jumlah

jamban dan jumlah peturasaan.

Page 33: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

33

c. Ruang Pengelolaan Makanan dan Minuman

Harus mempunyai persyaratan kesehatan sesuai dengan ketentuan

Perundang-undangan yang berlaku.

1) Ruang Cuci. Tidak memungkinkan tercampurnya linen bersih dan kotor.

2) Gudang

a. Gudang untuk menyimpan bahan makanan, bahan berbahaya, alat kantor,

alat rumah tangga, dll harus terpisah.

b. Gudang untuk menyimpan bahan makanan dan bahan berbahaya harus

memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

c. Dilengkapi rak-rak dengan tinggi minimal 20 cm dari lantai dan tangga

serta peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.

4. Persyaratan kesehatan fasilitas hotel

1) Penyediaan air

a. Tersedia air dengan kualitas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang–undangan yang berlaku.

b. Kapasitas air harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

c. Air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan.

d. Distribusi air di hotel harus menggunakan sistem perpipaan dan mengalir

dengan tekanan positif serta terhindar dari cemaran silang.

2) Pembuangan Air Limbah

a. SPAL harus menggunakan sistem tertutup, kedap air, dan air dapat

mengalir dengan lancar.

Page 34: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

34

b. Tiap air limbah harus diolah sehingga mutu effluent sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku.

3) Toilet dan Kamar Mandi

a. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan tempat cuci tangan.

b. Harus selalu dalam keadaan bersih.

c. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, dan mudah

dibersihkan.

d. Dilengkapi dengan penahan bau (bowl atau leher angsa).

e. Letaknya tidak berhubungan langsung (harus terdapat ruang antara)

dengan tempat pengelolaan makanan, kamar tamu, dan kamar tidur.

f. Toilet wanita harus terpisah dengan toilet pria.

g. Toilet tenaga kerja harus terpisah dengan toilet pengunjung.

h. Tersedia kaca rias, tempat sampah, tempat abu rokok, tissue, gantungan

baju, pengharum ruangan, ember, dan alat pengering tangan.

i. Harus dilengkapi dengan tanda – tanda sanitasi yang berisi pesan

mengenai kebersihan / kesehatan.

j. Setiap kamar tidur harus dilengkapi dengan kamar mandi dan jamban.

4) Tempat Sampah

a) Harus terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air

dan mempunyai permukaan halus bagian dalamnya.

b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka atau ditutup tanpa mengotori

tangan.

c) Mudah diisi dan dikosongkan.

Page 35: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

35

d) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produksi sampah

yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.

e) Sampah dari setiap ruangan harus dibuang setiap hari.

f) Harus tersedia TPS.

g) TPS harus terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan

pengangkut sampah dan minimal setiap 3 kali 24 jam harus dikosongkan.

5) Peralatan Pencegah Masuknya Serangga

a) Sarana penyimpanan air harus tertutup dan bebas jentik nyamuk.

b) Pada titik tembus pipa dengan dinding harus rapat.

c) Setiap bangunan hotel harus dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah

masuknya serangga dan tikus.

6) Dapur

Dapur yang memenuhi syarat kesehatan Adalah Sebagai Berikut :

1. Selalu dalam keadaan bersih.

2. Mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci bahan makanan

3. Mempunyai tempat sampah.

4. Alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih

5. Mempunyai ventilasi yang cukup guna memasukkan udara segar serta

mengeluarkan asap dan bau yang kurang sedap.

6. Mempunyai tempat penyimpanan yang baik, artinya tidak sampai tercemar

oleh bibit penyakit dan serangan serangga dan tikus.

7. Tidak meletakkan zat-zat yang berbahaya (insektida) berdekatan dengan

bumbu dapur atau bahan makanan (Permenkes RI, 2011).

Page 36: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

36

5. Karyawan

Dalam Permenkes RI (2011) tenaga kerja yang bekerja di hotel berbintang

terhadap sanitasi hotel memiliki syarat yaitu :

a) Tenaga yang bekerja harus sehat, yang dibuktikan dengan surat keterangan

dari dokter (tidak sedang menderita penyakit menular atau carrier penyakit).

b) Memiliki keterampilan yang memadai serta etika dan kesopanan.

c) Pemeriksaan kesehatan hendaknya dilakukan secara rutin/berkala.

d) Tenaga di bidang kesehatan lingkungan yang bekerja di hotel harus memiliki

pengetahuan kesehatan lingkungan dan berijazah sederajat D1, D3, D4, S1

keatas.

e) Untuk hotel bintang 4 dan 5 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah

minimal D4 atau S1

f) Untuk hotel bintang 2 dan 3 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah

minimal D3

g) Untuk hotel bintang 1 harus mempekerjakan tenaga yang berijasah minimal

D1.

h) Catatan, tenaga di bidang kesehatan lingkungan yang bekerja dihotel dapat

berstatus sebagai tenaga tetap (full timer) atau tenaga tidak tetap (part timer).

Karyawan harus memiliki syarat hygiene personal di hotel diantaranya :

1) Pakaian kerja

a. Karyawan dilengkapi dengan pakaian kerja

b. Dipakaian pada saat bekerja

c. Bersih

Page 37: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

37

d. Utuh/tidak sobek

2) Karyawan harus memilki keterangan sehat dari dokter

3) Sertifikat kursus penyehatan makanan bagi petugas pengola makanan

4) Pemeriksaan rectalswab bagi penjamah makanan

2.2 Faktor Penerapan Sanitasi Hotel

2.2.1 Prilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk

hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,

karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka

perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

1) Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice)

yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda

yang disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan

menjadi dua, yakni:

Page 38: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

38

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Benyamin Bloom (1908) yang

dikutip Notoatmodjo (2007), membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah

atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor

(psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik

atau tindakan (Notoatmodjo, 2007).

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua

cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati

tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara

tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini

dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah

dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence Green

(1980) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:

1) Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

Page 39: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

39

dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat

sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan

sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb. Termasuk

juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb.

Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.

3) Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),

tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk juga

disini undang-undang peraturan- peraturan baik dari pusat maupun dari

pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.

2.2.2 Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu

kegiatan, pelaksanaannya adalah managing, sedang pelaksananya disebut

manager atau pengelola. Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat

diraba. Manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena tidak dapat

dilihat, tetapi terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya atau hasil kerja yang

Page 40: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

40

memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik

(Terry, 1992).

2.2.3 Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan mempunyai

6 tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah pengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehensi)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan. Contoh menyimpulakan dan meramalkan terhadap

objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunankan materi yang

telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasu ata penggunaan hukum-hukum rumus, metode,

prinsip dan konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Page 41: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

41

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetpai masih dalam suatu stuktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yaitu menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, misalnya dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada (Notoatmodjo. S, 2003).

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

Yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau

tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan

sarana serta sumber daya.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan

adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.

2.2.4 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap penerapan sanitasi hotel di

Meulaboh Aceh Barat yaitu:

Page 42: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

42

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konsep

2.2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

Lawrence Green dalam Notoatmodjo tentang

Prilaku :

1. Faktor Predisposisi

- Pengetahuan

- Sikap

- Tindakan

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

- Umur

- Status Sosial ekonomi

- Pendidikan

- Prsarana dan sarana

- Sumber daya

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

- Tokoh masyarakat

- Pengetahuan

- Sikap

- Tindakan

Penerapan Sanitasi Hotel

Terry, 1992:

- Manajemen

Penerapan Sanitasi Hotel

Page 43: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Kuanlitatif dengan jenis penelitian survey

Analitik dengan pendekatan desain cross sectional yang bertujuan untuk

menjelaskan variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yaitu untuk

mengetahui pengaruh faktor prilaku karyawan terhadap penerapan sanitasi

seluruh hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat tahun 2015 (Arikunto, 2006).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di hotel Tiara yang ada di Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat, yaitu hotel Tiara di Jalan Iskandar.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 15 September 2015 di

Hotel Tiara Meulaboh.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan

hotel Tiara 35 orang karyawan di Kota Mulaboh Aceh Barat.

3.3.2 Sampel

Page 44: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

44

Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah populasi lebih kecil dari 100

maka sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi karena semakin

besar sampel yang diambil maka hasil penelitian juga semakin baik. Jadi teknik

yang digunakan adalah mengunakan metode total sampling yaitu pengambilan

seluruh populasi untuk dijadikan sampel, yaitu keseluruhan karyawan hotel Tiara

35 responden di kota Meulaboh Aceh Barat.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian melalui wawancara

dengan menggunakan kuesioner kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari gambaran umum Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat dan data dari Dinas Kesehatan Aceh Barat serta

referensi-referensi perpustakaan yang ada hubungan dengan penelitian

serta literatur-literatur lainnya.

Page 45: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

45

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1Variabel Penelitian

N

o

Var

iabe

l

Pen

eliti

an

Definisi

C

ar

a

U

ku

r

A

l

a

t

U

k

u

r

H

a

si

l

U

k

u

r

S

k

a

l

a

U

k

u

r

Variabel Independen

1. Pe

ng

eta

hu

an

Kemampuan

responden

atau

karyawan

hotel dalam

memahami

penerapan

sanitasi

hotel.

W

aw

an

ca

ra

Kuesioner 1. Baik

2. Kurang

baik

O

r

d

i

n

a

l

2. Si

ka

p

Tanggapan

dan persepsi

responden

atau

karyawan

hotel

W

aw

an

ca

ra

Kuesioner 1. Positif

2. Negatif

O

r

d

i

n

a

l

3. Ti

nd

ak

an

Reaksi atau

upaya

responden

atau

karyawan

hotel.

W

aw

an

ca

ra

Kuesioner 1. Baik

2. Tidak

Baik

O

r

d

i

n

a

l

Variabel dependent

4

.

Pen

erap

an

sani

tasi

hote

Tindakan

yang

dilakukan

terhadap

penerapan

sanitasi

Wa

wa

nc

ar

a

K

u

e

s

i

o

1. Baik

2. Tidak

baik

O

r

d

i

n

a

Page 46: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

46

l hotel yang

baik bagi

hotel.

n

e

r

l

3.6 Aspek Pengukuran

1. Untuk mengetahui pengetahuan responden atau karyawan hotel terhadapa

penerapan hotel Tiara di Meulaboh yaitu :

a. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 5

b. Kurang baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 5

2. Untuk mengetahui Sikap responden atau karyawan hotel terhadapa penerapan

hotel Tiara di Meulaboh yaitu :

a. Positif, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 5

b. Negatif, jika responden menjawab dengan bobot skor < 5

3. Untuk mengetahui tindakan responden atau karyawan hotel terhadapa

penerapan hotel Tiara di Meulaboh yaitu :

a. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 4

b. Kurang baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 4

4. Untuk mengetahui penerapan hotel Tiara di Meulaboh oleh responden atau

karyawan hotel yaitu :

c. Baik, jika responden menjawab dengan bobot skor ≥ 7

d. Tidak baik, jika responden menjawab dengan bobot skor < 7

Page 47: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

47

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara bertahap sebagai berikut :

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap

variabel yang diteliti, baik variabel bebas.

3.7.1 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh satu variabel

independen dengan satu variabel dependen, bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis bivariat

menggunakan uji kai kuadrat (Chi-square), karena semua data di ukur dalam

skala katagorik (melihat hubungan antara variabel katagorik dengan variabel

katagorik). Jika ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari (kurang

dari 5) maka uji yang digunakan “Fisher’s Exact Text”. Prinsip dasar uji chi-

square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observed)dengan

frekuensi harapan (expected). Uji statistik Chi square juga untuk melihat suatu

hubungan (jika ada) antara dua variabel sehingga diperoleh nilai x2 dan

kemaknaan statistik (nilai p value). Apabila pada tabel 2x2 tidak di jumpai nilai

E < 5 maka hasil uji di ambil pada continuti correction.

(O – E )²

Rumus : X² = ∑

E

Keterangan : x2 : Chi-square test

O : frekuensi nilai pengamatan

E : frekuensi nilai harapan

Page 48: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

48

Page 49: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Hotel Tiara berlokasi di Jalan Nasional Meulaboh Aceh Barat. Dalam

pengelolaan bagian-bagian hotel tersebut dioperasikan oleh departemen-

departemen yang dikelompokan sebagai berikut:

a. Room Departement, departemen yang bertugas menyedikan kebutuhan kamar

bagi para pengunjung

b. Housekeeping Departement, departemen yang bertugas memelihara

kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar-kamar tamu, restoran, bar, dan

tempat-tempat umum dalam hotel

c. Food and Baverages Departement, departemen yang menyediakan dan

menyajikan makanan dan minuman

d. Engineering Departement, departemen yang bertugas melaksanakan

pelaksanaan, perancangan, pemasangan, dan pemeliharan gedung serta

perlengkapan hotel lainnya.

e. Personal Departement, departemen yang bertugas melaksanakan pemilihan

dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk di dalamnya pemeliharaan moral,

dan kesejahteraan tenaga kerja, serta meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan tenaga kerja hotel.

Page 50: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

50

f. Marketing Departement, departemen yang mengelola keuangan, baik

penerimaan maupun pengeluaran uang hotel

g. Security Department, departemen yang bertugas memelihara dan menjaga

keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan hotel

h. Other Preperation Department, departemen yang ridak termasuk ke dalam

kelompok-kelompok di atas seperti: bank, sport club, diskotik, massege dan

lain-lain.

Hotel Tiara memiliki 3 tingkat lantai yang terdiri dari lantai I yang terdapat

Lobby, Resception, Pos satpam, Coffe shop, Kichen, Gudang, Musholla, 12

kamar, dan lantai II terdiri dari Ruang HK, Meeteing Room, Lobby lantai 2,

Tangga, 23 kamar serta lantai III terdiri dari Meeting Room, Lobby, Ruang

karyawan, Tangga, Toilet, 25 kamar. Di hotel Meuligoe memiliki jenis kamar

(Type of room) berbeda setiap lantai I ada Suite family, Executive I, Executive II

1 Bed, Executive II 2 Bed, Deluxe dan lantai 2 ada Suite , Standar t AC 1 Bed,

Standar t AC 2 Bed serta lantai 3 ada Standar t AC 2 Bed, Standart AC 3 Bed,

Standart Fan 1 Bed, Extra Bed.

Hotel Tiara memiliki ruangan serbaguna yaitu :

1. Ruang Aula Besar

2. Ruang Aula Kecil

3. Restaurant

4. Fasilitas Ruangan

Hotel Meuligoe dan Hotel Tiara memiliki dua bagian, yaitu Front Office

ialah menyangkut pengelolaan agian umum, karyawan, dan tamu hotel serta Back

Page 51: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

51

of the house ialah menyangkut pengelolaan bagian hotel seperti housekeeping,

laundry, dan ruang mekanikal. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data

selama 10 hari terhitung mulai tanggal 22 April sampai dengan 1 Mei 2015

peneliti mendapatkan 35 orang responden di hotel Tiara yang sesuai dengan

kriteria yang sudah ditentukan. Adapun hasil penelitian terhadap responden

tersebut adalah sebagai berikut :

4.2 Analisa Univariat

4.2.1 Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Penge

tahuan

Frekuensi Presentasi %

Baik 32 91,4

Kurang baik 3 8,6

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35

responden di Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 32 orang (91,4%)

memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan yang kurang baik terdapat 3 orang

(8,6%).

4.2.2 Sikap

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel

Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Sikap Frekuensi Presentasi %

Positif 26 74,3

Negatif 9 25,7

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Pada tabel 4.2 Diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 26 orang (74,3%) memiliki sikap

positif dan sikap yang negatis terdapat 9 orang (25,7%).

Page 52: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

52

4.2.3 Tindakan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Pendi

dikan

Frekuensi Presentasi %

Baik 24 31,4

Tidak baik 11 68,6

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 24 orang (31,4%) memiliki

tindakan yang baik dan tindakan yang tidak baik terdapat 11 orang (68,6%).

4.2.4 Penerapan Sanitasi Hotel Tiara

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

Penerapan

Sanitasi Hotel

Frekuensi Presentasi %

Baik 17 48,6

Tidak baik 18 51,4

Total 35 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 35 responden di

Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat terdapat 18 orang (51,4%) memiliki

penerapan sanitasi hotel yang baik dan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik

terdapat 17 orang (48,6%).

4.3 Analisi Bivariat

4.3.1 Pengetahuan

Tabel 4.5 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap

Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Penerapan Sanitasi Hotel

Pengetahuan

Baik Tidak Baik

Jumlah % P

value Frek % Frek %

Baik 16 50,0 16 50,0 32 100 1,000

Kurang baik 1 33,3 2 66,7 3 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Page 53: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

53

Berdasarkan table 4.5 diatas bahwa responden yang memiliki pengetahuan

yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 16 orang (50,0%).

Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang baik dengan penerapan

sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 1 orang (33,3%). Responden yang memiliki

pengetahuan yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik terdapat

16 orang (50,0%). Sedangkan pengetahuan yang kurang baik dengan penerapan

sanitasi hotel yang kurang baik terdapat 2 orang (66,7%).

Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara

pengetahuan responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat

didapat nilai p value = 1.000 artinya Ho di terima maka tidak ada hubungan yang

bermakna pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

4.3.2 Sikap

Tabel 4.6 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap

Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Penerapan Sanitasi Hotel

Sikap

Baik Tidak Baik

Jumlah % P

value Frek % Frek

%

Positif 10 38,5 16 61,5 26 100 0,60

Negatif 7 77,8 2 22,2 9 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Berdasarkan table 4.6 diatas bahwa responden yang memiliki sikap positif

dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 10 orang (38,5%). Sedangkan

responden yang memiliki sikap positif dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak

baik terdapat 16 orang (61,5%). Responden yang memiliki sikap negatif dengan

penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 7 orang (77,8%). Sedangkan sikap

negatif dengan penerapan sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 2 orang (22,2%).

Page 54: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

54

Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap

responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat didapat nilai

p value = 0,60 artinya Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna

pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh

Barat.

4.3.3 Tindakan

Tabel 4.7 Tabel Silang Distribusi Frekuensi Tindakan Terhadap Penerapan

Sanitasi Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

Penerapan Sanitasi Hotel

Tindakan

Baik Tidak Baik

Jumlah % P

value Frek % Frek

%

Baik 15 62,5 9 37,5 24 100

0,03 Tidak

baik

2 18,2 9 81,8 11 100

Sumber : Data primer (diolah, 2016)

Berdasarkan table 4.7 diatas bahwa responden yang memiliki tindakan

yang baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 15 orang (62,5%).

Sedangkan responden yang memiliki tindakan yang baik dengan penerapan

sanitasi hotel yang tidak baik terdapat 9 orang (37,5%). Responden yang memiliki

tindakan yang tidak baik dengan penerapan sanitasi hotel yang baik terdapat 2

orang (18,2%). Sedangkan tindakan yang tidak baik dengan penerapan sanitasi

hotel yang tidak baik terdapat 9 orang (81,8%).

Uji Chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tindakan

responden dengan penerapan sanitasi hotel di Meulaboh Aceh Barat didapat nilai

p value = 0,03 artinya Ho di tolak maka ada hubungan yang bermakna

pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel Tiara di Meulaboh Aceh

Barat.

Page 55: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

55

4.5 Pembahasan

4.5.1 Hubungan Pengetahuan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pengetahuan yang baik yaitu

sekitar 32 orang (91,4%), dan pengetahuan yang kurang baik yaitu 3 orang

(8,6%). Dari tabel silang terlihat penerapan sanitasi hotel yang baik dengan

pengetahuan yang baik (50,0%) lebih besar dibandingkan dengan penerapan

sanitasi hotel yang baik dengan pengetahuan yang kurang baik sebesar (33,3%)

dengan tingkat resiko 2,000. Hal ini didukung oleh hasil skripsi Siti Rohani

(2009), bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh petugas dapur mengenai cara yang

tepat di dalam pengolahan makanan, dan kesadaran karyawan dapur mengenai

hal-hal yang menyangkut tentang kebersihan diri.

Berbeda dengan Indasah (2011), bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku petugas kebersihan dalam penanganan sampah di

Hotel Kediri, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlu adanya

peningkatan pengetahuan untuk petugas kebersihan karena dengan meningkatnya

pengetahuan dapat menumbuhkan perilaku yang baik dalam penanganan sampah.

4.5.2 Hubungan Sikap Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

Hasil penelitian terlihat bahwa sikap positif yaitu sekitar 26 orang

(73,4%), dan sikap negatif yaitu 9 (25,7%). Dari tabel silang terlihat penerapan

sanitasi hotel yang baik dengan sikap positif (38,5%) lebih kecil dibandingkan

dengan penerapan sanitasi hotel yang baik dengan sikap negatif sebesar (61,5%)

Page 56: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

56

dengan tingkat resiko 0,179. Artinya Sikap adalah reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sifat tidak dapat

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Pendidikan merupakan suatu pengalaman untuk meningkatkan kemampuan dan

kualitas seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin tinggi pula keinginan untuk menerapkan atau mengaplikasikan

pengetahuannya dalam bekerja.

Dalam hasil Zuraida (2005) bahwa kesimpulan dari penelitiannya

menunjukan bahwa secara keseluruhan Hotel Torsibohi Nauli dapat dikatakan

bahwa dengan skor keseluruhan 996 dari total skor 1156 (86,15%) telah

memenuhi persyaratan kesehtan lingkungan hotel. Dan kesimpulannya adalah

persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan secara garis besar sudah

memenuhi syarat, namun pesyaratan kesehatan kamar/ruang belum memenuhi

syarat, persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi belum sepenuhnya memenuhi

syarat karena hotel belum memiliki sarana pengelolaan air limbah, persyaratan

kesehatan karyawan belum memenuhi syarat terutama untuk penjamah makanan,

persyaratan kesehatan makanan dan minuman belum sepenuhnya memenuhi

syarat karena dapur tidak dilengkapi dengan sungkup asap dan alat pengeluaran

panas/udara dan bau-bauannya. Menurut Yuni dan Atun dalam jurnal (2013),

Penerapan hygiene dan sanitasi dalam kebersihan pengolahan makanan sudah

mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan oleh dinas kesehatan sehingga

penerapannya sudah sesuai dengan prosedur standar kesehatan yang diharuskan.

Page 57: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

57

4.5.3 Hubungan Tindakan Terhadap Penerapan Sanitasi Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

Hasil penelitian tindakan yang baik yaitu sekitar 24 orang (68,6%), dan

tindakan yang tidak baik yaitu 11 orang (31,4%). Dan dari hasil tabel silang

bahwa penerapan sanitasi hotel yang baik dengan tindakan yang baik (61,5%)

lebih besar dibandingkan dengan penerapan sanitasi hotel yang baik dengan

tindakan yang tidak baik sebesar (37,5%) dengan tingkat resiko 7,500.

Hal yang sama jurnal Natiputulu (2013) tentang Kebersihan (Hygiene) dan

Sanitasi Makanan di Dapur Hotel menerangkan bahwa penerapan hygiene dan

sanitasi pada pengolahan makanan sering terabaikan akibat kelalaian, padahal

akibat dari kelalaian ini berdampak buruk terhadap manusia yang mengkonsumsi

makanan tersebut. Seorang juru masak sangat berperan dalam memberikan

perhatian terhadap pemilihan bahan makanan yang berkualitas, teknik

penyimpanan dan teknik pengolahan makanan yang benar,penyajian makanan

serta pelaksanaan personal hygiene juru masak, lingkungan pengolahan makanan

yang memenuhi syarat. Sehingga tamu menjadi puas dengan pelayanan dan

kebersihan makanan yang diolah.

Menurut Febri Ardiansyah (2014) bahwa terhadap variabel produktivitas

secara signifikan. Apabila variabel lainnya dianggap konstan, maka dengan

semakin lamanya seorang karyawan bekerja akan mempunyai kecenderungan

dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,331kali. Lamanya bekerja seorang

karyawan didalam bidang tertentu umumnya dianggap karyawan tersebut

memiliki kemampuan atau keahlian yang potensial. Hal ini dikarenakan bahwa

Page 58: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

58

lamanya karyawan bekerja dianggap telah menguasai bidang yang telah ditekuni

sehingga karyawan dapat meningkatkan produktivitas dengan lamanya dia

bekerja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama karyawan

bekerja di Hotel Pelangi Malang khususnya di bidang yang ditekuni maka akan

semakin tinggi pengalaman kerjanya, sehingga karyawan memiliki keahlian yang

potensial. Artinya semakin berpengalaman seorang karyawan maka akan semakin

membantu perusahaan untuk menghasilkan kinerja atau output yang lebih banyak.

Page 59: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat di buat kesimpulan :

1. Hasil tabel silang pengetahuan karyawan dengan penerapan sanitasi hotel

dengan nilai p value 0,40 > α = 0,05 maka tidak ada hubungan antara

pengetahuan karyawan dengan penerpaan sanitasi hotel di Hotel Tiara di

Meulaboh Aceh Barat.

2. Hasil tabel silang sikap karyawan dengan penerapan sanitasi hotel dengan

nilai p value 0,60 > α = 0,05 maka Tidak ada hubungan antara sikap karyawan

dengan penerapan sanitasi hotel di Hotel Tiara di Meulaboh Aceh Barat.

3. Hasil tabel silang tindakan pedagang karyawan dengan penerapan sanitasi

hotel dengan nilai p value 0,02 < α = 0,05 maka ada hubungan antara tindakan

karyawan dengan penerpaan sanitasi hotel di Hotel Tiara Meulaboh Aceh

Barat.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara lain :

1. Bagi Pemerintah Aceh Barat

Sebaiknya diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang penerapan sanitasi hotel

kepada seluruh karyawan secara berkesinambungan. Dan dilakukan pengawasan

dan pembinaan terhadap seluruh karyawan di Hotel Tiara Meulaboh, perlu

Page 60: HUBUNGAN FAKTOR PRILAKU KARYAWAN TERHADAP …repository.utu.ac.id/504/1/I-V.pdf · dan Teungku Nih Farisni, SKM. M. Kes. Salah satu tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi

60

adanya peningkatan pengetahuan karyawan sebagai faktor utama dalam

penerapan sanitasi hotel.

2. Bagi Karyawan Hotel Tiara di Meulaboh

Diharapkan kepada karyawan hotel Tiara di Meulaboh agar lebih memperhatikan

kesehatan diri baik pakaian bersih, kuku yang pendek, tidak merokok dan

menjaga kebersihan diri serta peralatan yang bersih terhadap mendukung

penerapan sanitasi hotel, serta kebersihan hotel sangat lah penting terhadap

melayani pelanggan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai penerapan

sanitasi hotel dengan menggunakan metode dan variabel yang lebih banyak lagi.