19
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS TIDUR DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA SMA NEGERI 1 SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : RUBAUR RISKA J500140010 PROGRAM STUI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN

KUALITAS TIDUR DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA

SISWA SMA NEGERI 1 SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Oleh :

RUBAUR RISKA

J500140010

PROGRAM STUI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS

TIDUR DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA SMA NEGERI

1 SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ABSTRAK

Pengguna internet di dunia mencapai 2.267.233.742 orang. Di Indonesia

merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di

Asia setelah China, India dan Jepang yang mencapai 55.000.000 pengguna

internet. Pengguna internet dapat mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur buruk

dan kecemasan tinggi dapat berpengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan

kualitas hidup. Tingkat adiksi internet tinggi dan kualitas tidur buruk terdapat

gangguan psikiatri dengan salah satunya adalah kecemasan. Penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat adiksi

internet dan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada siswa pengguna

internet. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Semin

pada bulan Desember 2017 dengan responden yang berjumlah 60 siswa diambil

dengan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan metode Pearson dan

regresi linier dengan program SPSS versi 24,0 for windows. Berdasarkan uji

regresi linier diperoleh nilai korelasi (r) 0,101 dan nilai p 0,044 < 0,05 antara

tingkat adiksi dengan tingkat kecemasan siswa pengguna internet di SMA Negeri

1 Semin. Serta nilai korelasi (r) 0,903 dan nilai p 0,000 < 0,05 antara kualitas tidur

dengan tingkat kecemasan siswa pengguna internet di SMA Negeri 1 Semin.

Terdapat hubungan korelasi positif lemah yang signifikan antara tingkat adiksi

internet dengan tingkat kecemasan siswa pengguna internet di SMA Negeri 1

Semin. Dan hubungan korelasi positif sangat kuat yang signifikan antara kualitas

tidur dengan tingkat kecemasan pada siswa pengguna internet di SMA Negeri 1

Semin.

Kata Kunci: Adiksi internet, kualitas tidur, tingkat kecemasan, IAT, PSQI, TMAS

RELATIONSHIP BETWEEN INTERNET ADEQUISITION AND QUALITY

SLEEP WITH LEVEL OF ANXIETY ON STUDENTS STATE 1 SEMIN

DISTRICT GUNUNGKIDUL

ABSTRAC

Internet users in the world reached 2,267,233,742 people. In Indonesia is ranked

4th as a country with the largest Internet users in Asia after China, India and Japan

which reached 55 million internet users. Internet users can experience sleep

disturbance. Poor sleep quality and high anxiety can affect physical, cognitive

ability and quality of life. High levels of internet addiction and poor sleep quality

have psychiatric disorders with one of them anxiety. This study was conducted

with the aim to determine the relationship between the level of internet addiction

and sleep quality with anxiety levels in the students of internet users. This

research use analytic observational research design with cross sectional approach.

The research was conducted in SMA Negeri 1 Semin in December 2017 with 60

respondents taken by purposive sampling technique. The study used Pearson

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

2

method and linear regression with SPSS version 24.0 for windows. Based on

linear regression test obtained correlation value (r) 0,101 and p value 0,044 <0,05

between level of addiction with anxiety level of student of internet user in SMA

Negeri 1 Semin. And the value of correlation (r) 0.903 and p value 0.000 <0.05

between the quality of sleep with the anxiety level of students internet users in

SMA Negeri 1 Semin. There is a significant positive correlation relationship

between the level of internet addiction level with the anxiety level of students of

internet users in SMA Negeri 1 Semin. And a strong positive correlation

relationship is very significant between the quality of sleep and the level of

anxiety in the students of internet users in SMA Negeri 1 Semin.

Keywords: Internet addiction, sleep quality, anxiety level, IAT, PSQI, TMAS

1. PENDAHULUAN

Tingkat adiksi internet yang tinggi menyebabkan pola istirahat dan

kualitas tidur berkurang. Dengan perkembangan zaman. Kebutuhan internet

tidak dapat dipungkiri lagi. Internet semakin dibutuhkan dan digunakan

sebagian besar dalam masyarakat. Para pengguna internet yang mengalami

gangguan tidur karena terlalu banyak menghabiskan waktu, kurang istirahat

dan kesehatan fisik yang menurun (Musfirotun & Muhith, 2014).

Penelitian yang berjudul “Sleep Quality And Elevated Blood Pressure

In Adolescents” oleh Javaheri dari Case Western Reseach School of Medicine

yang dilakukan pada 238 orang remaja mengenai penurunan kualitas tidur

menunjukkan menurunnya jam tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun

terakhir yang diakibatkan oleh salah satu faktor penggunaan internet (Brand

et al., 2014).

Semakin berkembangnya dunia internet saat ini semakin banyak

seseorang menggunakan teknologi internet, pengguna internet di dunia

sekarang sudah mencapai 2.267.233.742 pengguna. Indonesia berada urutan

ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

China, India dan Jepang yang mencapai 55.000.000 pengguna (Musfirotun &

Muhith, 2014).

Kualitas tidur merupakan suatu keadaan tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas

tidur mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti durasi tidur,

latensi tidur, serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur adalah

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

3

kemampuan setiap orang untuk mempertahankan tidur dan untuk

mendapatkan tahap tidur REM dan NREM (Hastuti et al., 2016).

Menurut Amir (2013), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

prevalensi kualitas tidur yang buruk ditandai dengan gangguan tidur di

Indonesia yang pernah diteliti, sekitar 238.452.952 orang, terdapat

28.053.287 yang menderita insomnia (Musfirotun & Muhith, 2014; Rudimin

et al., 2017).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini

tidak memiliki obyek yang spesifik (Hastuti et al., 2016). Kecemasan dapat

menyebabkan kesulitan tidur serta dapat meningkatkan risiko-risiko

kesehatan, serta dapat merusak fungsi sistem imun. Kekurangan tidur

pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan juga kualitas hidup (Hastuti

et al., 2016; Syamsoedin et al., 2015).

Gangguan kecemasan merupakan masalah kejiwaan yang paling sering

ditemukan. Menurut National Comorbidity Study, satu di antara empat orang

memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan ansietas, dan

prevalensinya sebesar 17,7 persen setiap 12 bulan (Sadock & Sadock, 2010).

Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar. Diperkirakan 20% dari

populasi dunia menderita kecemasan dan sebanyak 47,7% remaja sering

merasa cemas (Mamuaya et al., 2016). Kecemasan dapat mempengaruhi

pikiran, persepsi, dan pembelajaran. Kecemasan cenderung memicu

timbulnya kebingungan dan distorsi persepsi yang dapat menurunkan

konsentrasi dan mengurangi daya ingat (Sadock & Sadock, 2010).

2. METODE

Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 di SMA Negeri

1 Semin dengan populasi aktual adalah siswi SMA Negeri 1 Semin kelas XI

yang menggunakan internet. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian

ini sebanyak 60 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

4

Kriteria inklusi adalah siswa SMA Negeri 1 Semin kelas XI jurusan

IPA, bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi siswa

yang memiliki riwayat dan kontrol berobat dengan psikiater, skor LMMPI >

10, tidak mengisi penuh kuesioner. Prosedur pengambilan data adalah dengan

mengisi kuesioner. Sedangkan instrumen dalam penelitian ini adalah lembar

persetujuan, formulir data diri, kuesioner LMMPI (Lie Minnesota Multiphasic

Personality Inverntor), kuesioner Young’s IAT (Internet Addiction Test),

Kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), Kuesioner TMAS (Taylor

Minnesota Anxiety Scale). Analisis data dilakukan dengan software computer

SPSS 24.0 for windows. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini

adalah uji statistik bivariat dengan uji pearson dan dilanjutkan uji multivariat

regresi linier.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

penelitian mengenai hubungan antara tingkat adiksi internet dan

kualitas tidur dengan tingkat kecemasan telah dilaksanakan pada bulan

Desember 2017, dilakukan di SMA Negeri 1 Semin, dengan responden

yang diikutsertakan adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1, IPA 2, dan XI

IPA 3. Jumlah total responden adalah 60. Dari penelitian yang telah

dilaksanakan didapatkan hasilnya seperti berikut :

Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel Tingkat Jumlah responden presentase

Adiksi Internet

Normal

Ringan

Sedang

Tinggi

22

32

6

0

36,7%

53,3%

10,0%

0,0%

Kualitas Tidur

Baik

Buruk

17

43

28,3%

71,1%

Kecemasan

Ringan

Sedang

Berat

2

19

39

3,3%

31,7%

65,0%

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

5

Berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa

presentase ringan yaitu dengan skor adiksi internet 31-49 dengan

presentase 53,3%, diikuti dengan kategori normal (tidak mengalami

adiksi internet) dengan skor 0-30 sebanyak 36,7%, dan terakhir adalah

adiksi internet sedang dengan skor 50-79 sebanyak 10%, tidak terdapat

responden yang mengalami adiksi internet berat. Sedangkan presentase

tertinggi pada responden berdasarkan kualitas tidur adalah pada tingkat

baik yaitu dengan skor <5 kualitas tidur 17 responden dengan persentase

28,3% diikuti dengan kualitas tidur buruk yaitu dengan skor >5 kualitas

tidur 43 responden sebanyak 71,7%. Serta persentasi tertinggi pada

responden berdasarkan tingkat kecemasan adalah pada tingkat berat yaitu

dengan skor kecemasan lebih dari 20 dengan persentase 65,0%, diikuti

dengan kecemasan tingkat sedang yaitu dengan skor kecemasan 10-20

sebanyak 31,7%, dan terakhir adalah kecemasan tingkat ringan yaitu

dengan skor kecemasan 0-9 sebanyak 3,3%.

Uji normalitas data menggunakan uji Shairo-Wlk Test dengan taraf

signifikansi (α) 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 2. Uji normalitas data

Berdasarkan hasil uji pada tabeel 2,, baik skor adiksi internet,

kualitas tidur dan kecemasan mempunyai nilai signifikansi (p) >0,05.

Oleh karena nilai signifikansi (p) >0,05, ketiga kelompok data

mempunyai distribusi data yang normal.

Semua variabel memiliki distribusi data normal, maka analisis

bivariat menggunakan uji product moment Pearson. Hasil uji bivariat

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3. Hubungan antara Tingkat Adiksi dan Tingkat Kecemasan, Serta

Kualitas Tidur dan Tingkat Kecemasan dengan Menggunakan Uji

Pearson.

Adiksi internet Kualitas

Tidur

Kecemasan

Kolmogorov-smirnov 0,200* 0,053 0,200*

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

6

Adiksi Internet Kualitas Tidur Kecemasan

Adiksi Internet Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1

60

,263*

,042

60

,338**

,008

60

Kualitas Tidur Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,263*

,042

60

1

60

,929**

,000

60

Kecemasan Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,338**

,008

60

,929**

,000

60

1

60

Pada tabel 3, diperoleh nilai korelasi (r) adiksi internet dengan

tingkat kecemasan 0,338 menunjukan korelasi positif dengan kekuatan

korelasi lemah, kemudian diperoleh juga nilai sig 0,008 berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara adiksi internet dengan tingkat

kecemasan. Sedangkan nilai korelasi (r) kualitas tidur dengan tingkat

kecemasan sebesar 0,929 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan

korelasi sangat kuat, kemudian diperoleh juga nilai sig 0,000 berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tingkat

kecemasan.

Korelasi dari seluruh variabel bebas dengan tingkat kecemasan

mempunyai nilai p<0,25, sehingga semua variabel memenuhi syarat

untuk dimasukkan ke dalam analisis multivariat regresi linier. Hasil uji

multivariat dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 4. Variabel entered/removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Kualitas Tidur, Adiksi

Internetb

- Enter

Tabel 4 menggunakan metode backward yang memberikan

informasi jumlah model yang dibuat, variabel yang masuk model, dan

variabel yang dikeluarkan dari model. Pada tabel hanya terdapat satu

model karena proses berhenti pada model yang dianggap sebagai model

yang paling baik. Model ini terdiri dari variabel adiksi internet dan

kualitas tidur. Sehingga tidak ada variabel yang tidak bermakna

dikeluarkan secara bertahap berdasarkan nilai p yang paling besar.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

7

Tabel 5. Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,934a ,873 ,869 2,26600 1,510

a. Predictors: (Constant), Kualitas Tidur, Adiksi Internet

b. Dependent Variable: Kecemasan

Tabel 5 untuk memperoleh informasi seberapa besar variabel-

variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat (Adjusted R Square)

dan pengujian asumsi independen (Durbin-Watson). Nilai Adjusted R

Square adalah 0,869. Artinya peranan variabel adiksi internet dan

kualitas tidur dapat menjelaskan tingkat kecemasan sebesar 86,9% dan

sisanya 13,1% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian. Sedangkan

pada kolom Durbin-Watson (DW) tertulis 1,510. Karena nilai DW berada

di sekitar angka 2, asumsi independen terpenuhi.

Tabel 6. Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

Adiksi

Internet

4,929 1,096 4,499 ,000

,050 ,024 ,101 2,061 ,044 ,931 1,07

4

Kualitas

Tidur

2,577 ,140 ,903 18,45

0

,000 ,931 1,07

4

a. Dependent Variable: Kecemasan

Tabel 6 dapat melihat kemaknaan (sig), koefisien tidak standar

(unstandarized coefficients), koefisien standar (standarized coefficients),

dan pengujian asumsi multikolineariti (Collinearity Statistic).

Kemaknaan memberikan informasi slope setiap variabel bebas. Koefisien

tidak standar memberikan informasi konstanta dan nilai slope untuk

setiap variabel bebas. Koefisien standar untuk informasi koefisien

korelasi dari setiap variabel bebas.

Pada kemaknaan (sig), nilai p dari variabel adiksi internet dan

variabel kualitas tidur lebih kecil dari 0,05 yang artinya adiksi internet

dan kualitas tidur bermakna sebagai variabel bebas. Pada koefisien tidak

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

8

standar, nilai konstanta adalah 4,929, nilai slope adiksi internet adalah

0,050, dan nilai slope kualitas tidur adalah 2,577. Maka dapat dibuat

persamaan regresi kecemasan = 4,929 + 0,050*adiksi internet +

2,577*kualitas tidur.

Pada koefisien standar mendapatkan koefisien korelasi adiksi

internet dengan kecemasan sebesar (positif) 0,101 dan koefisien korelasi

kualitas tidur dengan kecemasan sebesar (positif) 0,903. Pada kolineariti

statistik memperoleh nilai toleransi lebih dari 0,4 yaitu 0,931. Dengan

demikian, asumsi tidak ada kolineariti terpenuhi.

Tabel 7. Residual Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 11,3405 37,6143 22,7833 5,83894 60

Residual -6,65809 6,29813 ,00000 2,22726 60

Std. Predicted Value -1,960 2,540 ,000 1,000 60

Std. Residual -2,938 2,779 ,000 ,983 60

Tabel 7 memberikan informasi asumsi residu nol dan tidak ada

outlier. Mean pada residu sebesar 0,00000, sehingga asumsi residu nol

terpenuhi. Sedangkan nilai minimum dan maksimum residu standar

masih-masing adalah -2,938 dan 2,779. Rentang nilai minimum dan

maksimum berada di antara -3 sampai dengan +3 simpang baku. Dengan

demikian, syarat tidak ada outlier terpenuhi.

Gambar 1. Scatterplot antara tingkat kecemasan dengan Regression

Stanndardized Predictive Value (variabel bebas)

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

9

Gambar 1 digunakan untuk menguji asumsi linearitas. Dari grafik,

tampak adanya kesan linearitas yang positif antara variabel bebas dengan

kecemasan. Maka, syarat linearitas terpenuhi.

Gambar 2. Scatterplot antara Regression Stanndardized (ZRESID) dengan

Regression Stanndardized Predictive Value (ZPRED)

Pada gambar 2, tampak bahwa residu menyebar secara konstan

berdasarkan nilai predicted value dan sebaran residu tidak membentuk

pola tertentu. Dengan demikian, syarat homoskedisitas atau asumsi

konstan terpenuhi.

Setelah melakukan analisis bivariat, semua variabel (adiksi internet

dan kualitas tidur) memenuhi kriteria untuk diikutsertakan ke dalam

analisis multivariat. Setelah dilakukan analisis multivariat regresi linier

metode backward, diperoleh persamaan regresi tingkat kecemasan =

4,929 + 0,050*adiksi internet + 2,577*kualitas tidur (R2=86,9%).

Sedangkan koefisien korelasi adiksi internet dengan tingkat kecemasan

sebesar (positif) 0,101 dan koefisien korelasi kualitas tidur dengan

tingkat kecemasan sebesar (positif) 0,903. Semua asumsi regresi linier

(linieritas, normalitas, residu nol, residu tidak ada outlier, independen,

tidak ada kolineariti, konstan dan homoskedisiti) terpenuhi.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hubungan Adiksi Internet dengan Tingkat Kecemasan

Berdasarkan perhitungan korelasi pada tabel analisis

Pearson yang telah dilakukan untuk hubungan adiksi internet dan

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

10

tingkat kecemasan diperoleh p = 0,008 < 0,05 dalam taraf

signifikansi 5%. Maka hasil penelitian ini sesuai dengan dasar teori

yaitu terdapat hubungan positif yang bermakna antara skor adiksi

internet dan skor tingkat kecemasan pada siswa pengguna internet

di SMA Negeri 1 Semin.

Menurut Pranata (2016) adiksi internet merupakan layanan

berbasis web yang menyediakan saran bagi seseorang untuk

berinteraksi dan berkomunikasi. Hal tersebut memiliki pengaruh

terhadap prestasi akademis, fungsi keluarga, kepercayaan diri,

kualitas hidup dan kesehatan psikologis seperti kecemasan (Pranata

et al., 2016)

Tabel 1 menunjukan bahwa persentase terbesar subjek

penelitian pada tingkat adiksi internet pada tingkat rendah yaitu

dengan skor adiksi internet 31-49 dengan persentasi 53,3%, disusul

dengan kategori normal (tidak mengalami adiksi internet) dengan

skor 0-30 sebanyak 36,7%, dan terakhir adalah adiksi internet

sedang dengan skor 50-79 sebanyak 10%, tidak terdapat responden

yang mengalami adiksi internet berat.

Hasil analisa hubungan adiksi internet dengan tingkat

kecemasan siswa-siswi pengguna internet di SMA Negeri 1 Semin

diperoleh nilai korelasi r = 0,338 menunjukan bahwa terdapat

korelasi yang lemah.

3.2.2 Hubungan Kualitas Tidur dengan Tingkat Kecemasan

Berdasarkan perhitungan korelasi pada tabel analisa

Pearson yang telah dilakukan untuk hubungan kualitas tidur dan

tingkat kecemasan diperoleh p = 0,000 < 0,5 dalam taraf

signifikansi 5%. Maka hasil penelitian ini sesuai dengan dasar teori

yaitu terdapat hubungan positif yang bermakna antara skor kualitas

tidur dan skor tingkat kecemasan pada siswa pengguna media

sosial di SMA Negeri 1 Semin.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

11

Tabel 2 menunjukan bahwa persentase tertinggi pada

responden berdasarkan kualitas tidur adalah pada tingkat baik yaitu

dengan skor <5 kualitas tidur 17 responden dengan persentase

28,3% diikuti dengan kualitas tidur buruk yaitu dengan skor >5

kualitas tidur 43 responden sebanyak 71,7%. Bagi individu yang

memiliki skor kualitas tidur buruk akan mengakibatkan gangguan

pola tidur yaitu dimana kondisi yang jika tidak diobati secara

umum akan menyebabkan gangguan tidur pada malam hari yang

mengakibatkan munculnya salah satu masalah seperti insomnia dan

rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari. Sedangkan individu

dengan kualitas tidur baik apabila tidak menunjukkan seperti

kelelahan di siang hari, area di sekitar mata gelap, sakit kepala,

konsentrasi berkurang, pegal-pegal atau mudah kelelahan, yang

paling umum orang tersebut akan sering menguap.

Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu penyebab

kecemasan di mana kualitas tidur buruk dari segi psikolologisnya

sendiri dapat dilihat secara umum seperti lebih cuek, malas, dan

lebih jelasnya ketika sedang berbicara, seseorang sulit untuk

mengerti, dikarenakan juga kelelahan pada fisik tubuh yang kurang

mendapat istirahat yang cukup, dapat diketahui bahwa tidurlah

istirahat yang paling baik.

Hasil analisa hubungan kualitas tidur dengan tingkat

kecemasan siswa pengguna media sosial di SMA Negeri 1 Semin

diperoleh nilai r = 0,929 yang menunjukkan bahwa terdapat

korelasi yang sangat kuat. Maka sesuai dengan penelitian Wiyono

dan Widodo (2010) bahwa kualitas tidur yang buruk berkaitan erat

dengan kejadian kecemasan, sedangkan kualitas tidur baik

merupakan penahan untuk melawan terjadinya kecemasan.

3.2.3 Hubungan antara Tingkat Adiksi Internet dan Kualitas Tidur

dengan Tingkat Kecemasan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

12

Berdasarkan perhitungan korelasi pada tabel analisa

Pearson yang telah dilakukan untuk hubungan kualitas tidur dan

tingkat kecemasan diperoleh p = 0,000 < 0,5 dalam taraf

signifikansi 5%. Maka hasil penelitian ini sesuai dengan dasar teori

yaitu terdapat hubungan positif yang bermakna antara skor kualitas

tidur dan skor tingkat kecemasan pada siswa pengguna media

sosial di SMA Negeri 1 Semin.

Tabel 3 menunjukan bahwa persentase tertinggi pada

responden berdasarkan kualitas tidur adalah pada tingkat baik yaitu

dengan skor <5 kualitas tidur 17 responden dengan persentase

28,3% diikuti dengan kualitas tidur buruk yaitu dengan skor >5

kualitas tidur 43 responden sebanyak 71,7%. Bagi individu yang

memiliki skor kualitas tidur buruk akan mengakibatkan gangguan

pola tidur yaitu dimana kondisi yang jika tidak diobati secara

umum akan menyebabkan gangguan tidur pada malam hari yang

mengakibatkan munculnya salah satu masalah seperti insomnia dan

rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari. Sedangkan individu

dengan kualitas tidur baik apabila tidak menunjukkan seperti

kelelahan di siang hari, area di sekitar mata gelap, sakit kepala,

konsentrasi berkurang, pegal-pegal atau mudah kelelahan, yang

paling umum orang tersebut akan sering menguap.

Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu penyebab

kecemasan di mana kualitas tidur buruk dari segi psikolologisnya

sendiri dapat dilihat secara umum seperti lebih cuek, malas, dan

lebih jelasnya ketika sedang berbicara, seseorang sulit untuk

mengerti, dikarenakan juga kelelahan pada fisik tubuh yang kurang

mendapat istirahat yang cukup, dapat diketahui bahwa tidurlah

istirahat yang paling baik.

Hasil analisa hubungan kualitas tidur dengan tingkat

kecemasan siswa pengguna media sosial di SMA Negeri 1 Semin

diperoleh nilai r = 0,929 yang menunjukkan bahwa terdapat

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

13

korelasi yang sangat kuat. Maka sesuai dengan penelitian Wiyono

dan Widodo (2010) bahwa kualitas tidur yang buruk berkaitan erat

dengan kejadian kecemasan, sedangkan kualitas tidur baik

merupakan penahan untuk melawan terjadinya kecemasan.

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yaitu semakin meningkat tingkat adiksi maka semakin meningkat kecemasan

siswa pengguna internet dan sebaliknya, serta semakin meningkat kualitas

tidur maka semakin meningkat kecemasan siswa pengguna internet dan

sebaliknya. Sedangkan analisis statistik terdapat hubungan positif lemah yang

signifikan antara adiksi internet dengan tingkat kecemasan dan hubungan

positif sangat kuat yang signifikan antara kualitas tidur dengan tingkat

kecemasan. Sehingga kualitas tidur lebih dominan dalam mempengaruhi

tingkat kecemasan pada siswa di SMA Negeri 1 Semin.

KESANTUNAN

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus

kepada Prof. DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dr. Erna Herawati,

Sp.K.J., Dr. Burhanuddi Ichsan, M.Med.Ed., M.Kes dan Dr. Yusuf Alam

Romadhon, M.Kes. yang telah membimbing, memberikan kritik dan saran

dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Akin, A. & Iskender, M., 2010. Internet Addiction and Depression, Anxiety

and Stress. International Online Journal of Educational Sciences,

3(1), pp.138-48.

Boyd, D.M & Ellison, N.B, 2007. Social Network Sites : Definition. History,

and Scholarship. University of Michigan.

Brand, M., Young, K.S. & Laier, C., 2014. Prefrontal Control and Internet

Addiction: A Theoretical Model and Review of Neuropsychological

and Neuroimaging Findings. Frontiers in Human Neuroscience,

8(375), pp.1-13.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

14

Harini, N., 2013. Terapi Warna untuk Mengurangi Kecemasan. Jurnal Ilmiah

Psikologi Terapan, 1(2), pp.291-303.

Hastuti, R.Y., Sukandar, A. & Nurhayati, T., 2016. Hubungan Tingkat

Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa yang Menyusun

Skripsi di STIKES Muhammadiyah Klaten. Motorik, 11(2), pp.10-21.

Hawari, D., 2008. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Kaplan., H.L., Sadock, M.D.B.J. & Grebb, M.D.J.A., 2010. Sinopsis Psikiatri

Jilid Dua Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang:

Binarupa Aksara.

Kardefelt-Winther, D., 2013. A Conceptual and Methodological Critique of

Internet Addiction Research: Towards A Model of Compensatory

Internet Use. Article History, (31), pp.351-54.

Kuss, D.J. & Griffiths, M.D., 2011. Online Social Networking and Addiction-

A review of the Psychological Literature. International jounal of

environmental reseach and public health, 8(10), pp.1660-4601.

kwon, j.h., 2011. "Toward the Prevention of Adolescent Internet Addiction",

dalam Internet Addiction : A Handbook and Guide to Evaluation and

Treatment. Canada : Wiley University: Kimberly S. Young &

Cristiano Nabuco de Abreu. pp.223-43.

Mamuaya, M.H., Elim, C. & Kandou, L.F.J., 2016. Gambaran Tingkat

Kecemasan dengan Pengukuran TMAS dan Prestasi Belajar Siswa

Perempuan dan Laki-laki Kelas 1 SMA Negeri 1 Kawangkoan. Jurnal

e-Clinic, 4(2), pp.1-5.

Montag, C., Bey, K., Sha, P., Lim., Chen, Y.F., Liu, W.Y., Zhu, Y.K., Li,

C.B., Markett, S., Keiper, J., Reuter, M., 2015. Is It Meaningful to

Distinguish Between Generalized and Specific Internet Addiction?

Evidence from A Cross-cultural Study from Germany, Sweden,

Taiwan and China. Asia-Pacific Psychiatry, 7, pp.20-6.

Musfirotun, A. & Muhith, A.D., 2014. Hubungan Intensitas Penggunaan

Internet dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Semester VI di

Sekolat Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto. Mojokerto:

STIKES Majapahit STIKES Majapahit.

Pontes, H.M., Kuss, D.J. & Griffiths, M.D., 2015. Clinical Psychology of

Internet Addiction: A Review of it's Conceptualization, Prevalence,

Neuronal Processes, and Implications for Treatment. Neuroscience

and Neuroeconomic, 4(10), pp.11-23.

Pranata, Y.H., Wardani, N.D. & Jusup, I., 2016. Hubungan Intensitas

Penggunaan Situs Jejaring Sosial dengan Kecemasan pada Mahasiswa

Akhir. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), pp.1903-10.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/58836/13/NASPUB.pdf · merupakan urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah

15

Rahmawati, F. & Kuntarti, 2013. Kualitas Tidur dan Minat Belajar

Mahasiswa Program Studi Sarjana Kelas Ekstensi Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia. Depok, Jawa Barat: Fitri

Rahmawati Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Roshifanni, S., 2016. Risiko Hipertensi pada Orang dengan Pola Tidur Buruk

(Studi Puskesmas Tanah Kalikendiding Surabaya"). Jurnal Berkala

Epidemiologi, 4(3), pp.409-19.

Rudimin, Harianto, T. & Rahayu, W., 2017. Hubungan Tingkat Umur dengan

Kualitas Tidur pada Lansia di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas

Kecamasan Lowokwaru Malang. Nursing News, 2(1), pp.119-27.

Sadock, K., 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Buku Kedokteran.

Sadock, B.J. & Sadock, V.A., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri

Klinis. 2nd ed. Jakarta: EGC.

Sastroasmoro, S., Aminullah, A., Rukman, Y. & Munasir, Z., 2014. Variabel

dan Hubungan antar Variabel. In S. Sastroasmoro & S. Ismael, eds.

Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

pp.301-27.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Smyth, C., 2012. The Pittshburgh Sleep Quality Index. The Harford Institute

for Geriatric Nursing. New York University: Carole Smyth.

Syamsoedin, W.K.P., Bidjuni, H. & Wowiling, F., 2015. Hubungan Durasi

Penggunaan Media Sosial Remaja di SMA Negeri 9 Manado. e-

journal keperawatan, 3(1), pp.1-10.

Widiana, H.S., Retnowati, S. & Hidayat , R., 2004. Kontrol Diri dan

Kecenderungan Kecanduan Internet. Humanitas : Indonesia

Psychological Journal, 1(1), pp.6-16.

Wiyono, W. & Widodo, A., 2010. Hubungan antara Tingkat Kecemasan

dengan Kecenderungan Insomnia pada Lansia di Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN, 2(2),

pp.87-92.

Young, K.S., 2007. "Cognitive Behavior Therapy with Internet Addicts :

Treatment Outcomes and Implication". Cyber Psychology &

Behavior, 10(5), pp.671-79.

Young, K.S., 2011. Clinical Assessment of Internet-Addicted Clients. In K.S.

Young & C.N.d. Abreu, eds. Internet Addiction: A Handbook and

Guide to Evaluation. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. pp.19-34.