92
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Novia Christine Feoh 12911474 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

  • Upload
    ngobao

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN

KOMITMEN AFEKTIF

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:

Novia Christine Feoh

12911474

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

iv

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,

maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

-Matius 6: 33-

“she knew the power of her mind. So she programmed it for

success.”

-Carrie Green-

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat

dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar

menyadarinya.

-Mazmur 14: 139-

Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena

kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup,

Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

-1 Timotius 4:10-

Nona, orang pintar memang banyak.

Orang setia susah dicari

-BAPAK-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

v

Hasil usaha dan karya ini kupersembahkan untuk:

Allah Tritunggal

Bapa, Yesus, dan Roh Kudus

Bapak & Mama,

serta Adik tercinta, Sephia

Setiap orang yang menyebutkan nama saya dalam doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

vii

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN

AFEKTIF

Novia Christine Feoh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen

afektif pada karyawan. Hipotesis dalam penelian ini adalah adanya hubungan positif antara religiusitas

intrinsik dengan komitmen afektif. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang telah bekerja

disebuah perusahaan minimal satu tahun dan berstatus sebagai karyawan tetap. Subjek dalam penelitian

ini sebanyak 100 orang yang terdiri atas 55 subjek laki-laki dan 45 subjek perempuan. Religiusitas

intrinsik diukur menggunakan Intrinsic Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi dengan

reliabilitas α = 0,821, dan komitmen afektif diukur menggunakan Affective Commitment Scale Revised

Version yang telah diadaptasi dengan reliabilitas α = 0,807. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan korelasi Spearman’s rho karena sebaran data tidak normal. Hasil analisis religiusitas

intrinsik dan komitmen afektif menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan taraf signifikansi

0,000. Artinya terdapat hubungan positif dan cukup kuat antara religiusitas intrinsik dengan komitmen

afektif. Maka, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin tinggi pula komitmen afektif.

Kata kunci: religiusitas intrinsik, komitmen afektif, karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

viii

THE CORRELATION BETWEEN INTRINSIC RELIGIOSITY AND

AFFECTIVE COMMITMENT

Novia Christine Feoh

ABSTACT

This research aimed to know the correlation between intrinsic religiosity and affective commitment on

employee. The hypothesis in this research was a positive correlation between intrinsic religiosity and

affective commitment. Subject in this research were the employees who had worked in a company for at

least one year and got status as permanent employees. This research was involved 100 subjects

consisting of 55 men and 45 women. Intrinsic religiosity was measured by the adaptation scale of

Intrinsic Religiosity Revised Scale with the reliability α = 0,821, and affective commitment was

measured by the adaptation scale of Affective Commitment Scale Revised Version with the reliability α

= 0,807. The data was analyzed by Spearman’s rho because of the abnormal on data distribution. The

result showed that intrinsic religiosity and affective commitment obtained the correlation coefficient of

0,381 with a significance level of 0,000. It means that there was a positive and adequate correlation

between intrinsic religiosity and affective commitment. Then, higher intrinsic religiosity will also have

higher affective commitment.

Keyword: intrinsic religiosity, affective commitment, employee

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, pertolongan, dan

penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Ratri Sunar A., M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis

menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Skrispi atas

kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik dan saran

dalam proses penulisan skripsi.

5. Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik, memberikan pengetahuan, dan

inspirasi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Vicky Genia yang mengembangkan skala Intrinsic Religiosity Revised Scale

dan Dr. John P. Meyer sebagai pembuat skala Affective Commitment Scale

Revised Version yang telah memberikan ijin untuk melakukan proses adaptasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xi

skala ke dalam Bahasa Indonesia. Terima kasih Dr. John P. Meyer dalam

kesibukan tetap bersedia menjawab pertanyaan dari penulis yang memberikan

pemahaman yang lebih mendalam kepada penulis.

7. Kelly Florensia yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi native

speaker dalam proses adaptasi skala. Terima kasih karena membantu

melancarkan proses adaptasi skala yang dilakukan oleh penulis.

8. Bapak, Mamak, Sephia, bapak Ompong (alm.), oma Pin, oma Ice, dan Usi

Melsy yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa yang tidak pernah

berhenti.

9. Bapak ani dan mamak ani, serta Kak Pris, Alfa, dan David di Magelang yang

selalu menerima kehadiran penulis di rumah. Terima kasih karena selalu

memberikan doa, perhatian, dukungan, dan semangat. Kehadiran kalian selalu

membuat penulis mengobati kerinduan akan rumah.

10. Harry Lany, sepupu kesayangan yang selalu membantu menerjemahkan ketika

penulis kesulitan untuk menerjemahkan Bahasa Inggris dalam proses

pengerjaan skripsi ini.

11. Seluruh keluarga besar Feoh dan Fanggi yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam doa untuk kesuksesan penulis.

12. Erwin Siallagan. You know I’ve never been good at words. Thankyou for

everything!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xii

13. Cicik Dian dan Elga, sahabat bertukar pikiran dan mengerjakan skripsi. Terima

kasih kalian selalu mendengarkan keluh kesah penulis, serta saling mendukung

untuk memberikan yang terbaik dalam pengerjaan skripsi.

14. Elga, Kak Gue, Ajeng, Rina, Risca, Moka, GM, Igan, para anggota Geng

MITOS yang lebih sering mengatakan hal mitos daripada kebenaran. Terima

kasih kalian selalu mengukir senyum ditengah kegalauan penulis selama

mengerjakan skripsi.

15. Kak Vinna dan Cicik Dian yang selalu mau direpotkan untuk membantu

mengurus segala sesuatu dalam setiap proses pengerjaan skripsi.

16. GM, Rikjan, Imel, Friska, Gung Is, dan teman-teman lainnya yang telah

membantu dalam proses penyebaran skala.

17. Nia, Ajeng, Mauren, Itha, Ochi, Fani, Ardy, Monic, dan semua teman-teman

anak bimbingan Pak Tius. Terima kasih atas lelucon dan gosip di depan ruang

dosen yang membantu mengurangi rasa gugup sebelum bimbingan. Terima

kasih karena mau bertukar pikiran dan saling mendukung untuk kemajuan

pengerjaan skripsi.

18. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012 yang telah berdinamika

bersama selama perkuliahan. Terima kasih atas canda tawa, semangat, dan

pengalamannya, teman-teman!

Penulis,

Novia Christine Feoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xiv

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI9

A. Religiusitas ............................................................................................. 9

1. Pengertian Religiusitas ...................................................................... 9

2. Jenis Religiusitas .............................................................................. 10

a. Religiusitas Ekstrinsik .............................................................. 10

b. Religiusitas Intrinsik ................................................................. 10

3. Karakteristik Religiusitas Intrinsik .................................................. 12

4. Dampak Religiusitas Intrinsik ......................................................... 13

B. Komitmen Afektif ................................................................................. 15

1. Pengertian Komitmen Organisasi .................................................... 15

2. Komponen Komitmen Organisasi.................................................... 16

3. Pengertian Komitmen Afektif .......................................................... 18

4. Aspek Komitmen Afektif ................................................................. 19

5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif ............................... 19

C. Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif .... 20

D. Skema Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif

22

E. Hipotesis ............................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 24

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xv

B. Variabel Penelitian ................................................................................ 24

C. Defenisi Operasional ............................................................................ 25

1. Religiusitas Intrinsik ........................................................................ 25

2. Komitmen Afektif ............................................................................ 25

D. Subjek Penelitian .................................................................................. 26

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 26

F. Validitas dan Religiusitas ..................................................................... 28

1. Validitas .......................................................................................... 28

2. Reliabilitas ...................................................................................... 30

a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale ...................... 30

b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version ..... 31

G. Analisis Data ......................................................................................... 32

1. Uji Asumsi ...................................................................................... 32

a. Uji Normalitas ........................................................................ 32

b. Uji Linearitas .......................................................................... 33

2. Uji Hipotesis ................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35

A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 35

B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 36

C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 37

D. Hasil Penelitian ..................................................................................... 39

1. Uji Asumsi ........................................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xvi

a. Uji Normalitas .......................................................................... 39

b. Uji Linearitas ........................................................................... 42

2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 43

E. Pembahasan .......................................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47

A. Kesimpulan ........................................................................................... 47

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 47

B. Saran ..................................................................................................... 48

1. Bagi Peneliti ..................................................................................... 48

2. Bagi Subjek ...................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50

LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian Skor pada Skala Komitmen Afektif ...................................... 28

Tabel 2 Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006) .......................................... 34

Tabel 3 Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin .......................................... 36

Tabel 4 Subjek Berdasarkan Agama .................................................................... 36

Tabel 5 Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ......................................................... 37

Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 37

Tabel 7 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas

Intrinsik .................................................................................................... 38

Tabel 8 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen

Afektif ...................................................................................................... 38

Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 39

Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ................................................................................. 42

Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Normal Religiusitas Intrinsik ...................................................... 40

Gambar 2 Kurva Normal Komitmen Afektif ......................................................... 41

Gambar 3 Scatter Plot Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif .................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Direct-Translation dan Back-Translation ........................... 56

LAMPIRAN 2 Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker ........................................ 58

LAMPIRAN 3 Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif ............. 60

LAMPIRAN 4 Hasil Reliabilitas Skala .................................................................. 67

LAMPIRAN 5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas ........................................ 69

LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 70

LAMPIRAN 7 Hasil Analisis Tambahan ............................................................... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“An Organization, no matter how well designed, is only as good as the

people who live and work in it” (Dee Hock). Di dalam organisasi terdapat unsur

yang penting, yaitu individu didalamnya. Organisasi tidak dapat bergerak jika

tidak ada yang menggerakannya dan penggeraknya adalah individu dalam

organisasi tersebut untuk mencapai kesuksesan organisasi (Waluyo, 2013).

Banyak peneliti menemukan bahwa salah satu hal yang menentukan kesuksesan

perusahaan adalah tingginya tingkat komitmen organisasi yang dimiliki oleh

karyawannya (Keskes, 2014).

Pertama kali ketika Meyer & Allen (1991) melakukan konseptualisasi

komitmen organisasi, mereka menemukan bahwa komitmen terhadap organisasi

sangat sering muncul dalam literatur yang membahas mengenai turnover.

Aadmodt (2010) menyatakan bahwa Turnover berdampak negatif karena

perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk penerimaan karyawan baru dan

proses pelatihan. Selain itu, turnover karyawan juga mengakibatkan berkurangnya

produktivitas yang disebakan oleh berkurangnya karyawan. Oleh karena itu,

perusahaan disarankan untuk menyusun strategi yang bertujuan untuk

mempertahankan karyawan, khususnya karyawan yang memiliki keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

2

dan berkompeten. Tingkat turnover dapat dikurangi dengan meningkatkan

komitmen organisasi karyawan. Perryer, Jordan, Firns, & Travoglione (2010) dan

Zhang (2015) menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh positif

terhadap intensi turnover. Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi

cenderung tidak akan meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja.

Mowday, Steers, & Porter (dalam Spector, 2008) mendefenisikan komitmen

organisasi dalam tiga aspek, yaitu (1) penerimaan terhadap tujuan organisasi, (2)

memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan (3) memiliki

keinginan yang kuat untuk bertahan atau tinggal di organisasi. Meyer & Allen

(1990, dalam Meyer, 2002) mengembangkan tiga komponen komitmen

organisasi, yaitu komitmen kontinum, komitmen normatif, dan komitmen afektif.

Komitmen kontinum adalah komponen komitmen organisasi yang menunjukkan

persepsi individu terhadap kerugian yang akan diperoleh jika individu keluar dari

organisasi. Komitmen normatif muncul ketika individu merasa memiliki hutang

terhadap organisasi sehingga ia bertanggungjawab untuk tetap bertahan di

organisasi dengan tujuan untuk balas budi kepada perusahaan. Meyer dan Allen

(1991) menyatakan komitmen afektif merupakan komitmen organisasi yang

ditandai dengan keinginan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena

ia merasa terikat secara emosional dengan organisasi, serta mengenal organisasi

dan terlibat dalam organisasi.

Meyer, Stanley, Herscovitch & Tapolnytsky (2002) juga menyatakan bahwa

komitmen afektif memiliki korelasi paling kuat dengan intensi turnover

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

3

dibandingkan dengan komponen komitmen organisasi lainnya. Selain itu, terdapat

penelitian mengenai komitmen afektif yang dilakukan di Indonesia dengan

menggunakan subjek perawat di Makasar dan menemukan bahwa komitmen

afektif yang tinggi pada perawat menyebabkan perawat cenderung untuk tetap

bertahan di rumah sakit tempat ia bekerja dibandingkan dengan perawat dengan

komitmen normatif dan komitmen kontinum yang tinggi (Guntur, 2012).

Wang, Bishop, Chen & Scott (2002) juga melakukan penelitian tentang

komitmen afektif yang dikaitkan dengan budaya kolektivis pada 510 karyawan di

Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kolektivis menjadi faktor yang

signifikan terhadap munculnya komitmen afektif. Individu dengan nilai kolektivis

yang tinggi cenderung untuk menerima dan mengadopsi nilai dan tujuan

kelompok yang akan mengarahkan pada tingkat komitmen afektif yang tinggi.

Berdasarkan survei oleh itim International dan Clearly Cultural, Indonesia

tergolong dalam budaya kolektivis. Oleh karena itu, karyawan di Indonesia

seharusnya akan lebih mudah dalam membangun komitmen afektif terhadap

organisasi dimana ia berada, karena masyarakat Indonesia cenderung akan

menerima dan menginternalisasi nilai dan tujuan organisasi.

Kesimpulan terhadap beberapa penjelasan diatas adalah komitmen afektif

yang tinggi pada karyawan dapat mengurangi turnover, khususnya karyawan di

Indonesia. Namun, hasil survei oleh Deloitte Millennial Survey pada tahun 2015

menunjukkan bahwa 62% responden di Indonesia cenderung akan keluar dari

perusahaan sebelum tahun 2020. Selain itu, survei yang dilakukan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

4

oleh Michael Page Indonesia Employee Intentions Report 2015 menunjukkan

bahwa 72% responden mungkin dan sangat mungkin melakukan turnover atau

keluar dari perusahaan dalam jangka waktu satu tahun kedepan.

Komitmen afektif tidak hanya berkaitan dengan turnover, beberapa peneliti

menemukan bahwa komitmen afektif memiliki dampak positif lainnya terhadap

organisasi. Yan-Kai Fu (2013) menemukan bahwa komitmen afektif karyawan

mengarahkan pada OCB (Organizational Citizenship Behavior) atau perilaku

karyawan untuk membantu meningkatkan performansi organisasi. Sedangkan,

komitmen normative pada karyawan tidak meningkatkan OCB. Selain itu,

Sharma & Dhar (2016) melakukan penelitian yang berfokus pada dampak

komitmen afektif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawat akan

tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sesuai dengan etika bekerja,

meskipun perawat sedang berada dalam kondisi kerja yang kurang mendukung.

O’Reilly & Chatman (dalam Meyer & Allen, 1991) menjelaskan proses

pembentukan komitmen afektif yang terkandung dalam dua kategori, yaitu

identifikasi dan internalisasi. Proses identifikasi melibatkan penerimaan individu

terhadap pengaruh nilai-nilai organisasi. Sedangkan, proses internalisasi adalah

adanya hubungan timbal balik dalam berbagi nilai antara individu dan organisasi.

Hal ini menyebabkan karyawan ingin memiliki kesediaan untuk berusaha atas

nama organisasi karena mereka dapat bekerja sesuai dengan nilai personal yang

sesuai dengan nilai organisasi dimana ia berada. Huffman (dalam Vitell Bing,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

5

Davison, Ammeter, Garner, & Novicevic, 2009) menyatakan bahwa nilai religius

menjadi faktor paling kuat dalam membentuk nilai personal individu.

Osman-Gani (2013) melakukan penelitian tentang religiusitas berkaitan

dengan dampaknya terhadap perusahaan di Malaysia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi

akan menunjukkan performansi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan

karyawan dengan tingkat religiusitas yang rendah. Religiusitas mempengaruhi

sikap dan perilaku manusia sehari-hari, bahkan dalam pekerjaan yang mereka

lakukan. Hal ini disebabkan karena tujuan religiusitas adalah mencapai potensi

terbaik dari individu dan memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai

makna dan tujuan hidup individu, termasuk dalam kehidupan pekerjaannya. Oleh

karena itu, religiusitas akan mengarahkan individu pada kreativitas dan motivasi

untuk mengusahakan yang terbaik dalam setiap aktivitas dan pekerjaannya.

McDaniel & Burnett (1990) mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan

kepada Tuhan disertai dengan komitmen untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

prinsip kepercayaan yang ditetapkan dalam ajaran-Nya. Weaver & Agle (2002)

menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku

manusia. Sikap dan perilaku tersebut dipengaruhi oleh identitas religius yang

dibentuk dari proses internalisasi nilai yang diharapkan dalam agama (dalam

Vitell, Paolillo & Singh, 2005). Vitell et al. (2009) mendefenisikan religiusitas

sebagai tingkat keyakinan religius individu dan caranya untuk memanifestasikan

keyakinan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

6

Allport & Ross (dalam Brown, 1973; Vitell et al., 2005; Kutcher, 2010)

membagi religiusitas menjadi dua dimensi, yaitu religiusitas ekstrinsik dan

religiusitas intrinsik. Religiusitas ekstrinsik merupakan keadaan dimana individu

melibatkan agama untuk mencapai tujuan yang lain. Individu melakukan aktivitas

yang berkaitan dengan nilai religius bukan didasarkan pada keinginan diri, tetapi

ia mengharapkan tujuan lain, seperti status sosial dan kenyamanan diri.

Sedangkan, individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi menganggap

iman atau keyakinan sebagai nilai tertinggi. Individu dengan religiusitas intrinsik

yang tinggi menganggap keyakinan dan kebiasaan religius sebagai nilai yang

paling penting. Misalnya, ajaran untuk setia dan mengasihi sesama merupakan

sesuatu yang patut untuk dilakukan dalam kehidupannya.

Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik

yang tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan melakukan penyesuaian

yang baik dengan lingkungannya. Sebaliknya, individu dengan religiusitas

ekstrinsik yang tinggi tidak mampu untuk melakukan adaptasi dan penyesuaian

dengan lingkungan. Dengan kata lain, nilai religiusitas menyediakan standar

kepada individu untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Donahue (dalam Vitell, 2005) menyatakan bahwa religiusitas ekstrinsik

cenderung tidak dapat mengukur religiusitas individu tetapi hanya mengukur

sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial.

Selain itu, religiusitas ekstrinsik lebih berkaitan dengan karakteristik kepribadian

yang tidak baik, seperti prasangka, kecemasan, dan takut akan kematian. Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

7

disimpulkan bahwa individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi

dianggap memiliki komitmen terhadap religiusitas. Oleh karena itu, peneliti

hanya menggunakan variabel religiusitas intrinsik untuk mengukur aspek

religiusitas.

Kutcher, Bragger, Rodriguez-Srednicki, Ofelia & Masco (2010) dalam

penelitian yang berjudul The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and

Organizational Citizenship Behavior, Kutcher et al. (2010) melakukan penelitian

tentang religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif di Amerika dengan

menggunakan sampel yang sebagaian besar terdiri dari responden beragama

Kristen. Oleh karena itu, Kutcher et al. mengharapkan penelitian selanjutnya

dapat menggunakan sampel dengan denominasi agama yang digunakan lebih

beragam. Di Indonesia terdapat lima jenis agama sehingga hal ini memberikan

kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh sampel dengan denominasi agama

yang lebih bervariasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti ingin melihat

hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif pada karyawan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan

antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik

dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian adalah menambah informasi dan

pengetahuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya

mengenai hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif

organisasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada

organisasi tentang peranan religiusitas intrinsik terhadap komitmen afektif

pada karyawan dan manfaatnya bagi organisasi.

b. Bagi Subjek Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada subjek tentang peranan nilai

religiusitas dalam dirinya yang berdampak pada komitmen afektif dirinya

terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. RELIGIUSITAS

1. Pengertian Religiusitas

Glock dan Stark (1971) mengartikan religiusitas sebagai internalisasi

ajaran agama dalam diri individu. Menurut Taminnen (dalam Paloutzian,

1996), religiusitas adalah ketergantungan kepada Tuhan. Individu yang

percaya kepada Tuhan memiliki motivasi untuk melakukan ritual agama dan

perilaku moral, serta aktivitas lainnya yang menunjukkan komitmennya

kepada Tuhan. McDaniel & Burnett (dalam Vitell et al., 2005)

mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan kepada Tuhan dan prinsip yang

ditetapkan dalam ajaran agama, disertai dengan komitmen untuk mewujudkan

keyakinan dan prinsip tersebut dalam kehidupannya.Vitell et al. (2009)

menyatakan bahwa religiusitas adalah sejauh mana individu yang religius

memiliki keyakinan terhadap ajaran agama dan caranya untuk mewujudkan

keyakinan tersebut dalam hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah keyakinan kepada Tuhan dan

prinsip yang ditetapkan oleh Tuhan dalam agama, menginternalisasi

keyakinan dan prinsip tersebut, serta memiliki motivasi dan komitmen untuk

mewujudkan prinsip tersebut dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

10

2. Jenis Religiusitas

Allport (1967; dalam Vitell et al., 2009, Day& Hudson, 2011)

mengembangkan konsep mengenai religiusitas yang dewasa dan tidak dewasa.

Allport membedakan dua jenis religiusitas, yaitu religiusitas intrinsik sebagai

religiusitas yang dewasa, dan religiusitas ekstrinsik sebagai religiusitas yang

tidak dewasa.

a. Religiusitas Ekstrinsik

Religiusitas ektrinsik adalah motivasi individu untuk bersikap religius

karena manfaat sosial yang akan diperoleh. Misalnya, individu rajin

mengikuti kegiatan dalam komunitas religius karena ingin bersosialisasi

dengan anggota lain dalam komunitas dan ingin memperoleh pandangan

positif dari orang lain. Individu yang memiliki religiusitas ekstrinsik

menganggap aktivitas religius hanya sebagai jembatan untuk memperoleh

tujuan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena individu tidak

menginternalisasi dan tidak mengintegrasi nilai dan ajaran religius dalam

kehidupannya.

b. Religiusitas Intrinsik

Religius intrinsik biasanya dideskripsikan sebagai individu yang

menganggap keyakinan religius sebagai aspek dan tujuan utama dalam

kehidupan mereka. Individu yang memiliki religiusitas intrinsik

menginternalisasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya.

Individu juga mewujudkan nilai dan ajaran religius dalam kehidupannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

11

baik dalam kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan agama, maupun

dalam aktivitas sehari-hari.

Genia (1993) melalui hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak

terdapat korelasi antara religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik.

Oleh karena itu, religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik dapat

berdiri sebagai dua dimensi yang berbeda. Hal ini juga ditemukan oleh

Maltby (1999) yang menemukan korelasi sangat kecil dan tidak signifikan

antara subskala religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik. Maltby

menyimpulkan bahwa setiap skala dapat berdiri sebagai konstruk yang

independen.

Donahue (dalam Vitell et al., 2009) juga menyatakan bahwa individu

dengan religiusitas intrinsik cenderung memiliki karakteristik positif.

Sedangkan, individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki

karakteristik negatif, seperti prasangka terhadap orang lain, kecemasan,

dan takut akan kematian. Religiusitas intrinsik tidak dapat mengukur

religiusitas individu, tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap

agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial. Donahue

menyimpulkan bahwa religiusitas ektrinsik tidak berkaitan dengan

keyakinan dan komitmen religius.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, peneliti hanya mengukur

religiusitas intrinsik untuk melihat komitmen religius individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

12

3. Karaktersitik Religiusitas Intrinsik

Allport (1965) menyatakan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik

memiliki sikap religiusitas yang dewasa. Karakteristik individu yang memiliki

religiusitas yang dewasa adalah sebagai berikut:

a. Diferensiasi

Pengalaman yang banyak dan berbeda-beda dapat menjadi pelajaran

dan pedoman bagi individu untuk menghadapi banyak situasi kehidupan

yang didasarkan pada nilai dan ajaran religius. Individu yang memiliki

religiusitas intrinsik memiliki kemampuan untuk berpikir dan bersikap

kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan nilai dan

prinsip religius karena memiliki banyak pengalaman yang berbeda-beda.

b. Dinamis

Individu dengan religiusitas ekstrinsik berfokus pada kenyamanan,

keinginan, ketakutan, dan tujuan diri sendiri. Sedangkan, individu dengan

religiusitas intrinsik melaksanakan kebiasaan dan aktivitas religius untuk

mencapai tujuan dari religiusitas itu sendiri, yaitu mendekatkan diri

dengan Tuhan.

c. Pelaksanaan nilai religius yang produktif dan konsisten

Individu yang menginternalisasi nilai, ajaran, dan keyakinan religius

akan mengarahkannya pada sikap yang sesuai dengan standar tingkah

laku, norma, dan nilai dalam lingkungan sosial. Sikap tersebut dilakukan

secara terus-menerus dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

13

d. Komprehensif

Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki pemahaman terhadap

nilai dan ajaran religius secara keseluruhan, utuh, dan luas. Individu yang

memiliki wawasan luas terhadap nilai dan ajaran religius akan bersikap

sesuai dengan nilai dan ajaran tersebut dalam menjalani kehidupan.

e. Integral

Individu yang dewasa secara religius tidak hanya memperoleh

pengetahuan yang luas mengenai nilai dan ajaran religius, tetapi ia harus

terbuka dan mencari nilai yang relevan dengan keyakinannya. Hal ini

diterapkan dalam kehidupan individu sehingga ia mampu menyesuaikan

diri terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan.

f. Mencari dasar

Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki semangat untuk terus

mencari makna dan nilai religius, serta hubungan yang dengan dekat

Tuhan.

4. Dampak Religiusitas Intrinsik

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik pada

individu dapat mengurangi masalah kesehatan mental. Power & McKinney

(2014) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi

cenderung kurang memiliki masalah depresi dibandingkan dengan individu

yang memiliki religiusitas intrinsik yang rendah. Hasil penelitian Laufer &

Solomon (2011) juga menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

14

hubungan negatif dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Individu

dengan religiusitas intrinsik yang tinggi dianggap memiliki coping stress yang

baik sehingga individu mampu mengurangi masalah kesehatan mental.

Carpenter & Marshall (2009) menemukan bahwa individu dengan

religiusitas intrinsik akan mengutamakan agama dalam hidupnya sehingga ia

memiliki perilaku moral bukan karena keinginan untuk dipandang bermoral

oleh orang lain. Individu dengan religiusitas intrinsik menunjukkan perilaku

moral karena sesuai dengan nilai dan keyakinan religius yang telah

diinternalisasi. Misalnya, perilaku menolong, serta kurangnya perilaku agresi

dan prasangka terhadap orang lain.

Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas

intrinsik memiliki kontrol diri yang tinggi. Nilai dan ajaran agama

menyediakan standar bagi individu dalam bersikap. Oleh karena itu, individu

yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama akan berusaha untuk

mengontrol diri sehingga ia mampu bersikap sesuai dengan standar yang

terkandung dalam nilai dan ajaran agama tersebut.

Liu (2010) juga menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik

cenderung memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Sedangkan, individu

dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki kecerdasan emosi yang

rendah. Liu menjelaskan bahwa nilai dan ajaran religius dilihat sebagai salah

satu aspek yang membentuk dan mengontrol perilaku individu. Kecerdasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

15

emosi juga merupakan salah satu aspek dari kontrol diri. Oleh karena itu,

religiusitas intrinsik berkaitan dengan kecerdasan emosi pada individu.

Vitell et al. (2005) menemukan bahwa individu dengan religiusitas

intrinsik akan bersikap sesuai dengan etika konsumen ketika hendak membeli

suatu barang. Individu dengan religiusitas intrinsik tidak memanfaatkan

fasilitas tanpa membayar, tidak memanfaatkan kesalahan penjual, dan terlibat

dalam negosiasi yang baik dan tidak bermaksud untuk merugikan penjual.

B. KOMITMEN AFEKTIF

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Coopey & Harley (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan komitmen

organisasi sebagai suatu ikatan psikologis individu dengan organisasi.

Moorhead & Griffin (2013) juga mendefenisikan komitmen organisasi

sebagai pengenalan dan ikatan individu terhadap organisasi. Mowday et al.

(1979; dalam Meyer & Allen, 1990; Ohana, 2014; Gatling et al., 2016)

menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah kekuatan individu untuk

mengenal organisasi dan terlibat dalam organisasi.

Colquit, LePine, Wesson (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi

merupakan keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan tetap tinggal

dalam organisasi. Blau dan Boal (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan

komitmen organisasi sebagai keberpihakan dan kesetiaan individu terhadap

organisasi dan tujuan organisasi. Menurut Robbins & Judge (2008), komitmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

16

organisasi merupakan sejauh mana individu memihak pada sebuah organisasi

dan tujuannya, serta memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota

dalam organisasi tersebut. Selain itu, Mathis & Jackson (dalam Sopiah, 2008)

menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sejauh mana individu percaya

dan menerima tujuan organisasi, serta memiliki keinginan untuk bertahan

dalam organisasi.

Menurut Kreitner & Kinicki (2008), komitmen organisasi tidak hanya

menunjukkan sejauh mana individu mengenal organisasi dan tujuannya, tetapi

ia juga harus menunjukkan kesediaan untuk bekerja keras mencapai tujuan

tersebut, serta memiliki keinginan yang besar untuk tetap menjadi anggota di

organisasi tersebut. Selaras dengan Kreitner & Kinicki, Luthans (2011) juga

mendefenisikan komitmen organisasi sebagai penerimaan terhadap tujuan dan

nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki

keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah penerimaan

terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama

organisasi, dan keinginan untuk bertahan dalam organisasi

2. Komponen Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi memiliki tiga komponen yang dikembangkan oleh

Meyer & Allen (1991; dalam Spector, 2008; Riggio, 2008), yaitu :

- Affective commitment, melibatkan kelekatan emosional terhadap

organisasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organiasasi. Karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

17

yang memiliki komitmen afektif bertahan dalam organisasi karena

keinginan mereka.

- Continuance commitment merupakan komitmen yang didasarkan pada

kerugian yang akan diperoleh karyawan apabila meninggalkan organisasi.

Karyawan menyadari kerugian yang akan diperoleh jika ia meninggalkan

organisasi, misalnya kehilangan senioritas dan promosi. Karyawan yang

memiliki komitmen kontinum bertahan dalam organisasi karena

kebutuhannya.

- Normative commitment merupakan perasaan individu akan kewajiban

untuk tetap tinggal di organisasi. Karyawan bertahan dalam organsiasi

karena ia merasa memiliki tanggungjawab atau keharusan untuk bertahan

dalam organisasi tersebut.

Meyer & Allen (1990) menyatakan bahwa ketiga komponen komitmen

organisasi menunjukkan bagian psikologis yang berbeda. Oleh karena itu,

pengukuran terhadap tiap bagian komponen tersebut dapat dilakukan secara

independen.

McShane & Glinor (2005) menyamakan antara komitmen organisasi

dengan komitmen afektif. McShane & Glinor menyatakan bahwa komitmen

organisasi maupun komitmen afektif mengarah pada perasaan keterikatan

individu terhadap organisasi. Meyer & Allen (1991) menyatakan bahwa

keterikatan afektif karyawan dengan organisasi pada umumnya diukur

menggunakan Organizational Commitmen Questionnaire (OCQ: Mowday et.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

18

al. 1982). Oleh karena itu, konsep komitmen organisasi dari Mowday

kemudian disebut sebagai komitmen afektif oleh Meyer & Allen. Hacker,

Bycio, dan Hausdorf (dalam Spector, 2008) juga menemukan bahwa skala

untuk mengukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Mowday et

al. (1979) memiliki korelasi yang paling kuat dengan subskala komitmen

afektif dibandingkan dengan subskala komitmen kontinum dan komitmen

normative yang dikembangkan oleh Meyer & Allen.

3. Pengertian Komitmen Afektif

Aadmodt (2010) mengemukakan komitmen afektif sebagai sejauh mana

karyawan ingin bertahan dalam organisasi, peduli tentang organisasi, dan

memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi. Mowday et al.

(dalam Riggio, 2008; Spector, 2007; Triatna, 2015) menyatakan bahwa

komitmen afektif adalah penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi,

kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki keinginan untuk

tetap tinggal dalam organisasi. Meyer &Allen (1991, dalam Spector, 2008;

Riggio, 2008) mendefenisikan komitmen afektif sebagai kelekatan emosional

dengan organsasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organisasi.

Individu dengan komitmen afektif yang tinggi akan bekerja dan bertahan

dalam organisasi karena keinginan mereka.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komitmen afektif adalah keterikatan

individu dengan organisasi, pengenalan individu terhadap organisasi, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

19

keterlibatan individu dalam organisasi dan keinginannya untuk tetap bertahan

dalam organisasi.

4. Aspek Komitmen Afektif

Mowday et al. (1979; dalam Haslam, 2004; Riggio, 2008; Spector, 2008;

Landy & Conte, 2010) menyebutkan komitmen afektif mencakup tiga aspek,

yaitu: 1) keyakinan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; 2)

kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi; 3) memiliki keinginan yang

kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif

Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) mengelompokkan

faktor komitmen afektif dalam tiga kategori, yaitu :

a. Karakteristik personal. Misalnya, religiusitas (Kutcher et al., 2010), usia,

lama bekerja, pendidikan, watak atau sifat personal, otonomi, kebutuhan,

dan etika.

b. Struktur Organisasi. Misalnya, pengambilan keputusan, prosedur formal,

dan hubungan atasan-bawahan dalam organsiasi.

c. Pengalaman kerja. Komitmen afektif dapat tumbuh karena kepuasan

karyawan terhadap kontribusi organisasi untuk kepentingan karyawan,

misalnya dukungan organisasi, keadilan dalam organisasi, kesempatan

untuk melakukan kemajuan, kesempatan promosi, dan perasaan karyawan

terhadap perannya dalam organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

20

Berdasarkan penjelasan diatas, faktor komitmen afektif adalah

karakteristik personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, dan

pengalaman kerja.

C. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DENGAN

KOMITMEN AFEKTIF

Individu yang menginternalisasi nilai dan ajaran agamanya, serta

mewujudkannya dalam kehidupannya memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi

(Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson, 2011). Weaver & Agle (2002)

menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku

manusia, misalnya mengontrol diri (Vitell et al., 2009), perilaku moral (Carpenter

& Marshall, 2009), dan etika (Vitell et al. 2007). Allport (dalam Vitell, 2005) juga

menyatakan bahwa individu yang memiliki komitmen terhadap agama akan

menempatkan nilai dan ajaran agama sebagai hal terpenting sehingga membuat

individu lebih memperhatikan moral dan etika.

Komitmen afektif menjadi salah satu bentuk dari etika karena karyawan yang

berkomitmen terhadap organisasi akan merasa memiliki hubungan dengan nilai

organisasi (Schwepker, dalam Valentine, Godkin, & Lucero, 2002). Individu yang

memiliki komitmen afektif terhadap organisasi akan merasa terikat dengan nilai

dan tujuan organisasi dan bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan tersebut. Ketika

individu mampu bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan dalam organisasi, maka

individu tersebut menerapkan etika dalam bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

21

Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) menyatakan bahwa etika

individu menjadi salah satu faktor komitmen afektif. Meyer & Allen

mengelompokkan faktor komitmen afektif dalam tiga kelompok, yaitu

karakteristik personal, struktur organisasi, dan pengalaman kerja. Etika individu

termasuk dalam karakteristik personal yang mempengaruhi komitmen afektif.

Apabila individu memiliki etika dalam berorganisasi, maka individu akan

memperhatikan nilai dan tujuan organisasi dimana ia berada, berusaha atas nama

organisasi, bertanggungjawab, disiplin dan memiliki kesetiaan terhadap

organisasi. Hal ini mengarahkan individu kepada komitmen afektif yang tinggi

terhadap organisasi.

Individu dengan religiusitas intrinsik yang rendah tidak menginternalisasi

nilai religius sehingga ia juga tidak dapat mewujudukan nilai dan keyakinan

religius dalam kehidupannya (Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson,

2011). Oleh karena itu, individu tidak memiliki kepekaan terhadap moral dan

etika karena kurangnya internalisasi terhadap nilai dan ajaran religius. Hal ini

membuat individu kurang mampu untuk bersikap sesuai moral dan etika dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam berorganisasi. Hal ini mengakibatkan

individu kurang mengenal dan kurang memiliki keyakinan terhadap nilai dan

tujuan organisasi, kurang memiliki loyalitas terhadap organisasi, kurang berusaha

untuk organisasi, kurang disiplin dan bertanggungjawab. Hal ini mengarahkan

individu kepada komitmen afektif yang rendah terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

22

D. SKEMA HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DENGAN

KOMITMEN AFEKTIF

RELIGIUSITAS

Religiusitas Intrinsik tinggi

menginternalisasi nilai dan ajaran religius

memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam bekerja

menerima dan memiliki keyakinan terhadap tujuan dan nilai organisasi,

berusaha untuk kemajuan organisasi, memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi

komitmen afektif tinggi

Religiusitas Intrinsik rendah

kurang menginternalisasi nilai dan ajaran religius

kurang memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari,

termasuk etika dalam bekerja

kurang menerima dan kurang memiliki keyakinan terhadap tujuan

dan nilai organisasi, kurang berusaha untuk kemajuan organisasi, kurang memiliki

keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi

komitmen afektif rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

23

E. HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif

antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Semakin tinggi religiusitas

intrinsik, semakin tinggi komitmen afektif terhadap organisasi. Sebaliknya,

semakin rendah religiusitas intrinsik, semakin rendah pula komitmen afektif

terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik

dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Jenis

penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan satu atau lebih variabel

lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009; Purwanto, 2007). Dalam

penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu religiusitas intrinsik

dan komitmen afektif. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara religiusitas

intrinsik dengan komitmen afektif.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah religiusitas intrinsik.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komitmen afektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

25

C. Defenisi Operasional

1. Religiusitas Intrisik

Religiusitas intrinsik adalah karyawan yang menganggap keyakinan

religius sebagai aspek dan tujuan utama, serta menginternalisasi dan

mengintegrasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya. Variabel

religiusitas intrinsik akan diukur menggunakan skala Religious Orientation

Revised Scale yang dikembangkan oleh Genia (1993).

Semakin tinggi skor total pada skala religiusitas intrinsik yang diperoleh

subjek menandakan bahwa semakin tinggi juga religiusitas intrinsik yang

dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala religiusitas

intrinsik, maka semakin rendah religiusitas intrinsik yang dimiliki subjek.

2. Komitmen Afektif

Komitmen afektif adalah keterikatan karyawan dengan organisasi,

pengenalan karyawan terhadap organisasi, serta keterlibatan karyawan dalam

organisasi, dan keinginannya untuk tetap bertahan dalam organisasi.

Komitmen afektif diukur menggunakan skala hasil adaptasi dari Affective

Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan oleh

Meyer, Allen, & Smith (1993).

Semakin tinggi skor total pada skala komitmen afektif yang diperoleh

subjek menandakan bahwa semakin tinggi komitmen afektif yang dimiliki

subjek terhadap organisasi. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

26

komitmen afektif, maka semakin rendah komitmen afektif yang dimiliki

subjek terhadap organisasi.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja disebuah

perusahaan dan berstatus sebagai karyawan tetap selama satu tahun. Hal ini

dikarenakan karyawan dengan karakteristik tersebut diharapkan telah memiliki

komitmen afektif terhadap organisasi dimana ia berada.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengatasi kelemahan pada

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu kurangnya jenis denomasi

agama dan proporsi subjek pada tiap agama yang tidak seimbang pada sampel

yang digunakan. Oleh karena itu, peneliti ingin memperoleh sampel yang terdiri

atas subjek dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha,

Hindu dengan masing-masing agama memiliki proporsi jumlah subjek yang

sama.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian

sehingga setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja

berdasarkan pertimbangkan tertentu (Purwanto & Sulistyastuti, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

27

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran

skala. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu

Religious Orientation Revised Scale dan Affective Organizational Commitment

Scale Revised Version. Kedua skala tersebut merupakan skala Likert, yaitu

subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam

kontinum terhadap pernyataan yang disusun peneliti (Supratiknya, 2014).

Variabel religiusitas intrinsik dalam penelitian ini akan diukur menggunakan

skala yang diadaptasi dari Religious Orientation Revised Scale yang

dikembangkan oleh Genia (1993). Skala tersebut terdiri atas enam item dan

masing-masing item dilengkapi dengan lima pilihan jawaban. Cara pemberian

skor terhadap pilihan jawaban tersebut berkisar 1 sampai 5. Pilihan jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setujut (TS) diberi nilai 2, Ragu-

ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5.

Variabel komitmen afektif dalam penelitian ini akan diukur menggunakan

Affective Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan

oleh Meyer, Allen, & Smith (1993). Skala komitmen afektif terdiri dari enam

item, yakni tiga item favorable dan tiga item unfavorable. Pernyataan favorable

menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait. Sedangkan, pernyataan

unfavorable menunjukkan sikap negatif terhadap objek (Anderson, dalam

Supratiknya, 2014). Variasi pilihan jawaban pada skala komitmen afektif dapat

dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

28

Tabel 1

Pemberian skor pada skala komitmen afektif

Item Favorable Item Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 6

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 5

Agak Tidak Setuju (AGS) 3 Agak Tidak Setuju (AGS) 4

Agak Setuju (AS) 4 Agak Setuju (AS) 3

Setuju (S) 5 Setuju (S) 2

Sangat Setuju (SS) 6 Sangat Setuju (SS) 1

Dalam penelitian ini, pengujian skala menggunakan teknik uji coba atau try

out terpakai. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh langsung digunakan

untuk pengujian hipotesis penelitian dan dapat mempersingkat waktu penelitian.

Selain itu, item yang dianalisis hanya item yang sah saja (Hardi, 2000).

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah kualitas yang menunjukkan sejauh mana sebuah tes

mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Uji

validitas dilakukan pada Affective Commitment Revised Scale dan Intrinsic

Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indoensia.

Proses adaptasi skala menggunakan metode back-translation. Back-

translation adalah metode penerjemahan protokol – item pada kuesioner,

instruksi, dll – dalam penelitian yang dikembangkan dari suatu penelitian

dalam suatu bahasa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

29

meminta orang lain menerjemahkan kembali ke bahasa asli (Matsumoto &

Juang, 2008). Oleh karena itu, proses adaptasi skala dari Bahasa Inggris

menjadi Bahasa Indonesia pada skala Komitmen Afektif dan skala

Religiusitas Intrinsik dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama, skala asli Komitmen Afektif dan Religiusitas Intrinsik

dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Indonesia

menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa Universitas Sanata

Dharma. Tahap kedua, skala Komitmen Afektif dan skala Religiusitas

Intrinsik versi Bahasa Indonesia diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa

Inggris. Proses penerjemahan ini juga dilakukan dengan menggunakan jasa

Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma yang dilakukan oleh

penerjemah yang berbeda dari penerjemah pada tahap pertama. Tahap ketiga,

peneliti meminta bantuan kepada native speaker untuk melakukan proses

decenter. Decenter adalah sebuah konsep yang didasarkan pada prosedur

dalam back translation untuk memperoleh kesesuaian arti dan makna dengan

bahasa asli. Native speaker diminta untuk membandingkan skala asli yang

menggunakan Bahasa Inggris dengan skala hasil back translation dalam

Bahasa Inggris. Apabila ada kata yang memiliki arti dan makna yang berbeda

pada kedua versi tersebut, maka peneliti harus memerika kembali hasil

terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk diperbaiki.

Tahap terakhir, uji validitas pada Skala Komitmen Afektif dan skala

Religiusitas Intrinsik dengan menggunakan validitas isi. Validitas isi merujuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

30

pada kesesuaian antara isi tes dan konstruk yang diukur. Hal ini diperoleh

melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes

mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan

interpretasi skor tes yang dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Validitas isi

diperoleh melalui penilaian pakar dan ahli terhadap kesesuaian antara bagian

tes dan kontruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti melakukan

validasi skala penelitian melalui konsultasi bersama Dosen Pembimbing

Skripsi sebagai pakar atau ahli yang memberikan penilaian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran terhadap suatu populasi

individu atau kelompok (AERA, APA, NMCE dalam Supratiknya, 2014).

Koefisien reliabilitas bergerak dari rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin

mendekati 1,00 berarti reliabilitas semakin memuaskan (Azwar, 2007).

Peneliti menggunakan koefisien Alpha Cronbach untuk menentukan

reliabilitas alat ukur yang digunakan.

a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale

Skala Intrinsic Religiosity Revised Scale merupakan skala yang telah

direvisi oleh Genia (1993) terhadap Religious Orientation Scale (ROS)

yang dikembangkan oleh Allport & Ross (1967). Genia (1993)

menghapus tiga item dari sembilan item religiusitas intrinsik menjadi

enam item pada skala religiusitas intrinsik yang direvisi. Koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach yang diperoleh Genia (1993) pada skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

31

religiusitas intrinsik yang telah direvisi adalah 0,86. Hasil revisi yang

ditemukan Genia (1993) juga sesuai dengan revisi yang sebelumnya telah

dilakukan oleh Gorsuch & McPherson (1989) dengan menghapus tiga

item yang sama. Reliabilitas internal yang diperoleh Gorsuch (1989)

adalah 0,83. Hasil tersebut menunjukkan Intrinsic Religiosity Revised

Scale memiliki reliabilitas yang baik.

Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Religiusitas Intrinsik dalam

penelitian ini adalah 0,821. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala

Religiusitas Intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas yang baik.

b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version

Skala Affective Commitmen Scale Revised Version merupakan revisi

yang dilakukan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993) terhadap Affective

Commitment Scale oleh Allen & Meyer (1990). Meyer et al. (1993)

mengeliminasi dua item dari delapan item menjadi enam item pada skala

yang telah direvisi. Skala komitmen afektif yang telah direvisi juga telah

digunakan dalam banyak penelitian. Beberapa hasil analisis reliabilitas

skala komitmen afektif menghasilkan Alpha Cronbach sebesar 0,87 (Liu,

2009; Lee, Tan, & Javalgi, 2010; Islam, Ahmed, & Ahmad, 2015;

Chenevert, Vandenberghe, &Tremblay, 2015). Hasil analisis lainnya

memperoleh Alpha Cronbach pada skala komitmen afektif sebesar 0,82

(Herrbach, 2006; Simosi, 2010). Selain itu, skala komitmen afektif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

32

diterjemahkan kedalam bahasa Korea dan digunakan pada penelitian di

Korea menunjukkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,86 (Lee, Allen,

Meyer, & Rhee, 2001). Bahkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

yang baik diperoleh pada beberapa penelitian lainnya sebesar 0,92 (Lee &

Peccel, 2007; Choi, Tran, & Park, 2015). Hasil tersebut membuktikan

bahwa Affective Commitment Scale Revised Version memiliki reliabilitas

yang baik.

Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Komitmen Afektif dalam

penelitian ini adalah 0,807. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala

Komitmen Afektif yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas yang baik.

G. Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji asumsi perlu dilakukan sebelum peneliti melakukan uji hipotesis

karena beberapa metode analisis data untuk pengujian hipotesis memiliki

prasyarat yang harus terpenuhi. Dua macam uji asumsi, yaitu uji normalitas

dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui

data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data

dengan nilai p < 0,05 menunjukan bahwa data tersebut memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

33

perbedaan yang signifikan dengan data normal. Sebaliknya, apabila data

memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki

perbedaan yang signifikan dengan data normal (Santoso, 2010). Uji

asumsi normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan asumsi terhadap hubungan antarvariabel

yang hendak dianalisis menggunakan teknik statistik korelasi. Uji

linearitas bertujuan untuk melihat apakah peningkatan atau penurunan

kuantitas di suatu variabel akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan

kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Jika p < 0,05 maka terdapat

hubungan yang linear antar variabel. Sebaliknya, jika p > 0,05 maka

terdapat hubungan yang tidak linier atau hubungan antar variabel

tergolong lemah (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis akan dilakukan dengan statistik parametrik, yakni

Pearson Product Moment untuk menguji hipotesis terkait hubungan antara

religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif apabila data yang dihasilkan

normal. Jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis akan

dilakukan dengan Spearman rho karena teknik tersebut tidak

mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Sarwono (2006) membagi

kriteria koefisien korelasi sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

34

Tabel 2

Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006)

Koefisien Korelasi Kategori

0 Tidak ada korelasi antara dua variabel

0 – 0,25 Korelasi sangat lemah

0,25 – 0,5 Korelasi cukup kuat

0,5 – 0,75 Korelasi kuat

0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 Agustus sampai 31

Agustus 2016. Awalnya peneliti menyebarkan skala pada perusahaan di

Kupang, Jakarta, dan Yogyakarta melalui perantara. Peneliti

menginformasikan kepada perantara agar mengawasi proses pengisian skala.

Skala dari perusahaan di Kupang dikirim menggunakan jasa pengiriman

barang. Peneliti juga meminta bantuan beberapa teman yang beragama Hindu

dan Budha untuk menyebarkan skala penelitian. Peneliti juga mengingatkan

agar memperhatikan proses pengisian skala dan karakeristik subjek dalam

penelitian ini.

Peneliti memperoleh skala yang diisi sebanyak 124 subjek yang terdiri

atas 26 subjek beragam Islam, 24 subjek beragam Kristen, serta agama Hindu,

Budha, dan Katolik masing-masing terdiri atas 20 subjek. 14 skala lainnya

tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi karakteristik subjek penelitian.

Peneliti mengeliminasi 3 subjek pada kelompok subjek agama Kristen, dan 8

subjek pada kelompok subjek agama Islam secara acak dengan tujuan untuk

menyamakan proporsi jumlah subjek tiap agama. Skala penelitian yang akan

diolah datanya sebanyak 100 skala penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

36

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 karyawan tetap di perusahaan

tempat ia bekerja saat ini dan telah bekerja minimal selama satu tahun. Subjek

dalam penelitian ini terdiri dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen,

Hindu, Budha, dan Katolik dengan jumlah subjek sebanyak 20 orang

karyawan dari tiap agama. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki

dan perempuan yang memiliki rentang usia 21-55 tahun. Subjek penelitian

juga memiliki lama bekerja yang bervariasi. Detail subjek penelitian dapat

dilihat pada tabel deskripsi dibawah ini :

Tabel 3

Subjek berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia Jumlah subjek

Dewasa Awal (21-35 tahun)

Laki-laki 40

Perempuan 44

Total 84

Dewasa Madya (36-60 tahun)

Laki-laki 15

Perempuan 1

Total 16

Tabel 4

Subjek berdasarkan Agama

Agama Jumlah Subjek

Islam 20

Hindu 20

Budha 20

Kristen 20

Katolik 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

37

Tabel 5

Subjek berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Subjek

1 – 3 tahun 59

4 – 6 tahun 28

7 – 9 tahun 5

>9 tahun 8

C. Deskripis Data Penelitian

Peneliti melakukan analisis deskripsi terhadap hasil penelitian untuk

mengetahui tinggi rendahnya religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang

dimiliki subjek. Analisis data dilakukan dengan membandingkan mean data

empirik dan mean teoritik dari data yang diperoleh. Berikut hasil deskripsi

data penelitian dalam bentuk tabel :

Tabel 6

Deskripsi Data Penelitian

Skala Skor Empirik Skor Teoritik

Xmin Xmax Mean Xmin Xmax Mean

Religiusitas

Intrinsik 14 30 24,85 6 30 18

Komitmen Afektif 6 36 25,76 6 36 21

Hasil pengukuran deskriptif, mean empirik kedua variabel lebih besar dari

mean teoritiknya. Hasil ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat

religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang tinggi. Hasil tersebut

didukung dengan hasil uji one-sample t-test seperti pada tabel di bawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

38

Tabel 7

Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas

Intrinsik

Test Value = 18

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Religiusitas

Intrinsik 20.506 99 .000 6.850 6.19 7.51

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris

dengan mean teoritis pada variabel religiusitas intrinsik. Hal ini dapat dilihat

dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p = 0,000). Hasil ini

menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara signifikan memiliki

tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi.

Tabel 8

Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen

Afektif

Test Value = 21

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Komitmen

Afektif 8.921 99 .000 4.760 3.70 5.82

Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 7 membuktikan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris komitmen afektif

yang lebih tinggi dari mean teoritisnya dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

39

(p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara

signifikan memiliki komitmen afektif yang tinggi.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran dapat

penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

sebagai syarat untuk menentukan uji hipotesis yang akan dilakukan

pada tahap selanjutnya. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas

dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov

menggunakan program SPSS. Data tergolong normal apabila

memenuhi syarat p > 0,005 (Santoso, 2010). Berikut hasil perhitungan

uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov :

Tabel 9

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Komitmen Afektif .064 100 .200*

Religiusitas Intrinsik .150 100 .000

Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan, variabel religiusitas

intrinsik menunjukkan p = 0,000 atau p < 0,05. Hal ini dapat diartikan

bahwa data variabel religiusitas intrinsik tidak terdisitribusi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

40

normal. Uji normalitas pada variabel komitmen afektif menunjukkan p

= 0,200 atau p > 0,05. Hal ini berarti bahwa sebaran data komitmen

afektif terdistribusi secara normal. Data yang tidak normal ini

menggambarkan bahwa data berasal dari populasi yang tidak normal.

Hasil yang tidak normal kemungkinan dipengaruhi oleh keberadaan

nilai ekstrim atau outlier. Terdapat dua macam nilai ekstrim, yaitu

ekstrim atas dan ekstrim bawah. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan

sebaran data yang ada pada kurva sebagai berikut :

Gambar 1

Kurva Normal Religiusitas Intrinsik

Kurva normal reliusitas intrinsik menggambarkan sebaran data pada

variabel religiusitas intrinsik. Pada kurva tersebut dapat terlihat bahwa

data tidak normal karena banyaknya data yang berada pada skor 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

41

Gambar 2

Kurva Normal Komitmen Afektif

Kurva normal komitmen afektif menggambarkan sebaran data pada

variabel komitmen afektif yang menunjukkan bahwa data tidak normal

karena banyak data pada skor 29.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan

atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear

oleh pengingkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya

(Santoso, 2010). Data yang dikatakan linear apabila data memenuhi

syarat p < 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan

pengujian test of linearity pada program SPSS. Berikut hasil

perhitungan uji linearitas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

42

Tabel 10

Hasil Uji Linearitas

F Sig.

Komitmen

Afektif *

Religiusitas

Intrinsik

Between

Groups

(Combined) 1.847 0,041

Linearity 9.904 0,002

Deviation from Linearity 1.272 0,242

Berdasarkan Tabel 10, hasil uji linearitas antara variabel

religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa variabel

religiusitas intrinsik memiliki hubungan yang linear dengan variabel

komitmen afektif.

Gambar 3

Scatter Plot Religiusitas intrinsik dan Komitmen Afektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

43

Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa hubungan linier antara

religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif tidak signifikan karena

data yang menyebar dan tidak mengumpul.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk

mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen

afektif. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi

secara normal sehingga uji hipotesis penelitian ini harus menggunakan tes

non parametrik Spearman Rho yang dilakukan dengan bantuan program

SPSS.

Tabel 11

Hasil Uji Hipotesis Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif

Religiusitas

Intrinsik

Komitmen

Afektif

Spearman's rho Religiusitas

Intrinsik

Correlation

Coefficient 1.,000 0.381

**

Sig. (1-tailed) . 0,000

Komitmen

Afektif

Correlation

Coefficient 0.381

** 1,000

Sig. (1-tailed) 0,000 .

**. Korelasi signifikan pada 0.01 (1-tailed).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0,381

dengan signifikansi p = 0,01. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi

positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

44

komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin

tinggi komitmen afektif karyawan. Sebaliknya, semakin rendah

religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif

karyawan tersebut. Hasil analisis membuktikan bahwa hipotesis

penelitian diterima.

E. Pembahasan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara

religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif karyawan. Hasil uji hipotesis

antara religiusitas intrinsik dan komitmen afektif karyawan memperoleh

koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini

menunjukkan ada hubungan positif yang cukup kuat antara religiusitas

intrinsik dengan komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas

intrinsik karyawan, maka semakin tinggi komitmen afektif karyawan tersebut

terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Sebaliknya, semakin rendah

religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif

karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, hipotesis penelitian

diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Kutcher at al. (2010) menunjukkan bahwa semakin tinggi

religiusitas karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen afektif karyawan

terhadap perusahaan. Selain itu, Kuthcer et al. (2010) juga menemukan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

45

subjek yang menilai dirinya religius dan melaksanakan ajaran agama

cenderung menunjukkan komitmen afektif yang tinggi dibandingkan dengan

subjek yang menilai dirinya tidak religius dan tidak melaksanakan ajaran

agamanya. Keyakinan dan ajaran agama sering dianggap menumbuhkan

perasaan tanggungjawab terhadap diri dan orang lain. Oleh karena itu,

komitmen terhadap agama dan ketaatan pada nilai dan keyakinan agama juga

diwujudkan dalam keanggotaan organisasi.

Individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi merupakan individu

yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama serta mewujudkanya dalam

kehidupan (Allport, 1967; dalam Vitell et al., 2009). Nilai dan ajaran agama

yang telah diinternalisasi kemudian menjadi kesatuan yang melekat dengan

nilai personal individu. Bardi & Schwartz (2003) menyatakan bahwa nilai

personal menjadi prinsip dalam menuntun kehidupan individu yang

diterapkan dalam berbagai waktu dan konteks. Oleh karena itu, nilai agama

yang melekat dengan nilai personal individu juga memiliki peran sebagai

penuntun individu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil meta-analisis Kristof-Brown, Zimmerman, & Johnson (2005)

menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesesuaian nilai

dengan komitmen karyawan terhadap organisasi. Van Dick, Becker, & Meyer

(2006) juga menyatakan bahwa keinginan karyawan untuk bertahan dalam

perusahaan disebabkan karena karyawan merasa adanya kesesuaian antara

nilai personal karyawan dengan misi atau nilai organisasi. Nilai perusahaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

46

yang sesuai dengan nilai personal, khususnya nilai-nilai agama yang telah

diinternalisasi oleh karyawan merupakan salah satu faktor yang

menumbuhkan keinginan karyawan untuk bertahan dalam perusahaan

tersebut. Hal ini mendorong munculnya komitmen afektif karyawan terhadap

perusahaan.

Hasil perhitungan mean empirik pada data religiusitas intrinsik (M =

24,85) lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritiknya (M = 18). Hasil

perhitungan mean empirik dan mean teoritik pada variabel komitmen afektif

juga menunjukkan bahwa mean empirik komitmen afektif (M = 25,76) lebih

tinggi dibandingkan dengan mean teoritik variabel tersebut (M = 21). Allport

(1967; dalam Vitell et al, 2009) menyatakan bahwa Individu yang memiliki

tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi cenderung untuk menginternalisasi

nilai dan ajaran agama serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selaras dengan religiusitas intrinsik, Mowday et al. (1979; dalam Spector,

2008; Haslam 2004) menyatakan bahwa salah satu aspek komitmen afektif

adalah individu menerima dan yakin terhadap tujuan dan nilai organisasi.

Wang (2002) menemukan bahwa budaya kolektivis menjadi salah satu faktor

yang signifikan memunculkan komitmen afektif. Hal ini disebabkan karena

individu pada budaya kolektivis cenderung mampu menerima nilai dan tujuan

dalam kelompok. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang cenderung

menganut budaya kolektivis cenderung untuk membangun komitmen afektif

terhadap organisasi atau perusahaan tempat bekerja. Selain itu, individu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

47

budaya kolektivis juga lebih mampu untuk menginternalisasi nilai dan ajaran

agama sehingga mengarahkan pada religiusitas intrinsik yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan

teknik korelasi Spearman rho, hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat

hubungan positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan

komitmen afektif (N = 100; r=0,381; p=0,000). Hal ini berarti bahwa semakin

tinggi religiusitas intrinsik karyawan, semakin tinggi pula komitmen afektif

karyawan terhadap perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik,

maka semakin rendah pula komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian. Pertama, Keterbatasan

literatur dan penelitian mengenai variabel religiusitas intrinsik. Kedua, proses

pengambilan data dilakukan dengan melalui perantara dan tidak dilakukan secara

langsung oleh peneliti sehingga beberapa skala tidak dapat digunakan karena

tidak memenuhi karakteristik subjek dalam penelitian ini. Ketiga, jumlah subjek

pada setiap agama hanya 20 orang sehingga hasil penelitian ini tidak dapat

digeneralisasikan secara luas. Selanjutnya, lama bekerja subjek dalam penelitian

ini sangat bervariasi padahal dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

49

bekerja memiliki korelasi dengan komitmen afektif (Meyer et al., 2002; Haunter

& Thatcher, 2007; Wasti, 2003). Selain itu, rentang usia subjek dalam penelitian

ini terlampau jauh padahal usia dianggap memiliki hubungan dengan komitmen

afektif (Meyer et al., 2002; Zhang & Bloemer, 2011; Stinglhamber, Marique,

Caesens, Hanin, & Zanet, 2015). Usia juga berkaitan dengan religiusitas

intrinsik. Individu yang lebih tua cenderung untuk memiliki religiusitas intrinsik

yang tinggi dibandingkan dengan individu yang masih muda (Colbert et al.,

2009).

C. Saran

1. Bagi Peneliti

Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti selanjutnya diharapkan

untuk memperkaya data dengan menggunakan sampel yang lebih banyak

sehingga bisa digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaan populasi

yang sebenarnya. Selain itu, pelaksanaan pengambilan data dapat dilakukan

secara langsung untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data.

Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai korelasi yang berkaitan

dengan variabel komitmen organisasi diharapkan untuk mengontrol aspek

lama bekerja dan usia subjek dengan menentukan lama bekerja dan rentang

usia subjek yang tidak terlampau jauh. Penelitian mengenai religiusitas

intrinsik juga membuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian tersebut agar dapat memperkaya pengetahuan mengenai variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

50

tersebut. Peneliti juga sebaiknya melakukan penelitian mengenai religiusitas

dengan melibatkan pengukuran terhadap religiusitas ekstrinsik individu.

2. Bagi Subjek

Berdasarkan hasil penelitian, subjek memiliki komitmen afektif yang

tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, subjek diharapkan dapat

meningkatkan komitmen terhadap perusahaan dengan menanamkan nilai dan

tujuan perusahaan, berusaha untuk kemajuan perusahaan, dan tetap bekerja

pada perusahaan tersebut. Selain itu, subjek dapat menyadari peran

religiusitas dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

51

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, Michael G. (2010). Industrial or Organizational Psychology 6th

Edition.

USA: WADSWORTH Cengage Learning

Allport, Gordon W.(1965). The Individual and His Religion. New York: Macmillan

Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka

Pelajar

Bardi, Anat., & Schwartz, Shalom H. (2003). Values and Behavior: Strength and

Structure of Relations. Personality and Social Psychology Bulletion, 29, 1207-

1220

Brown, L.B. (1973). Psychology and Religion. Australia: Penguin Education

Carpenter, Thomas P. & Marshall, Margaret A. (2009). An Examination of Religious

Priming and Intrinsic Religious Motivation in the Moral Hypocrisy

Paradigm.Journal for the Scientific Study of Religion, Vol.48 No.2, hal.386-393

Chenever, Denis., Vandenberghe, Christian., & Tremblay, Michel. (2015). Multiple

Sources of Support, Affective Commitment, and Citizenship Behaviors: The

Moderating Role of Passive Leadership. Personnel Review, Vol. 44 No. 1, pp.

69-99

Choi, Suk Bong., Tran, Thi Bich., & Park, Bying Il.(2015). Inclusive Leadership and

Work Engagement: Mediating Roles of Affective Organizational Commitment

and Creativity. Social Behavior and Personality, 43(6), hal. 931-944

Colquitt, Jason A., LePine, Jeffrey A., &Wesson, Michael J. (2013).Organizational

Behavior. New York: McGraw-Hill Education

Day, Nancy E. & Hudson, Doranne.(2011). US Small Company Leaders’ Religious

Motivation and Other-Directed Organizational Values.International Journal of

Enterpreneurial Behaviour & Reasearch, Vol. 17 No. 4, hal. 361-379

Genia, Vicky. (1993). A Psychometric Evaluation of the Allport-Ross I/E Scales in a

Religiosity Heteregenous Sample. Journal for the Scientific of Religion, Vol. 32

No. 3, hal. 284-290

Glock, Charles Y.,& Stark, Rodney.(1965). Religion& Society in Tension. US: Rand

McNally & Company

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

52

Gorsuch, Richard L. & McPherson, Susan E. (1989). Intrinsic/Extrinsic

Measurement: I/I-Revised and Single-Item Scales. Journal for the Scientific

Study of Religion, Vol. 28 No. 3, pp. 248-354

Guntur, Ria M.Y., Haerani, Siti.,& Hasan, Muhlis. (2012). The Influence of

Affective, Continuance, and Normative Commitments on The Turnover Intetions

of Nurses at Makassar’s Private Hospitals In Indonesia. African Journal of

Business Management, Vol.6 No.38, hal. 10303-10311

Haslam, Alexander. 2004. Psychology in Organizations: The Social Identity

Approach. Sage Publication

Herrbach, Olivier. (2006). A Matter of Feeling? The Affective Tone of

Organizational Commitment and Identification. Journal of Organizational

Behavior, Vol. 27, No. 5, pp. 629-643

Hunter, Larry W. & Thatcher, Sherry M. (2007). Feeling The Heat: Effects of Stress,

Commitment, and Job Experience on Job Performance. The Academy of

Management Journal, Vol. 5 No. 4, pp 953-968

Islam, Talat., Ahmed, Ishfaq., Ahmad, Ungku. (2015). The Influence of

Organizational LEarning Culture and Perceived Organizational Support on

Employees’ Affective Commitment and Turnover Intention. Nankai Business

Review International, Vol. 6 No. 4, pp. 417-431

Keskes, Imen. (2014). Tranformational Leadership and Organizational Commitment:

Mediating Role of Leader-Member Exchange. Thesis yang diterbitkan,

Universitat Politecnica de Catulnya.

Kutcher, Eugene. J., Bragger, Jennifer D., Rodriguez-Srednicki, Ofelia.,& Masco,

J.L. (2010). The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and Organizational

Citizenship Behavior.Journal of Business Ethics, Vol. 95 No.2, hal. 319-337

Kreitner, Robert. &Kinicki, Angelo.(2008). Perilaku Organisasi(Edisi ke-9). Jakarta:

Penerbit Salemba Empat

Kristof-Brown, Amy L., Zimmerman, Ryan D., & Johnson, Erin C. (2005).

Consequences of Individuals’ Fit At Work: A Meta-Analysis of Person-Job,

Person-Organization, Person-Group, and Person-Supervisor Fit. Personnel

Psychology, 58, 281-342

Landy, Frank J. & Conte, Jeffrey M. (2010). Work in The 21st Century: An

Introduction to Industrial and Organizational Psychology Third Edition. USA

John Wiley & Sons, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

53

Laufer, Avital.& Solomon, Zahava. (2011). The Role of Religious Orientations in

Youth’s Posttraumatic Symptom After Exposure to Terror. Journal of Religion

and Health, Vol.50, hal. 687-699

Lee, Kibeom., Allen, Natalie J., Meyer, John P. Rhee, Kyung-Yong. (2001) the

Three-Component Model of Organizational Commitment: An Appication to

South Korea. Applied Psychology: An International Review, 50 (4), pp. 596-614

Lee, Jaewon & Peccel, Riccardo. (2007). Perceived Organizational Support and

Affective Commitment: The Mediating Role of Organization-Based Self-Esteem

in the Context of Job Insecurity. Journal of Organizational Behavior, Vol. 28,

No. 6, pp. 661-685

Lee, Olivia F., Tan, James A., & Javalgi, Rajeshekhar. (2010). Goal Orientation and

Organizational Commitment: Individual Difference Predictors of Job

Performance. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 18 No. 1,

pp. 129-150

Liu, Chung-chu. (2010).The Relationship Between Personal Religious Orientation

and Emtoisonal Intelligence. Social Behavior and Personality, Vol.38 No.4, hal.

461-468

Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach

12th

Edition. New York: McGraw-Hill Company

Matsumoto, David. & Juang, Linda. (2008). Culture and Psychology 4th Edition.

USA: WADSWORTH CENGAGE Learning

Meyer, John P. & Allen, Natalie J. (1990). The Measurement and Antecedents of

Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization.

Journal of Occupational Psychology, Vol. 63, hal. 1-18

Meyer, John P., & Allen, Natalie. J. (1991). A Three-Component Conceptualization

of Organizational Commitment. Human Resource Management Review, Vol. 1

No. 1, hal. 61-89

Meyer, John. P., Allen, Natalie L., Smith, Carl A. (1993). Commitment to

Organization and Occupations: Extension and Test of A Three-Component

Model. Journal of Applied Psychology, 78, pp. 583-551

Meyer, John. P., Stanley, David .J., Herscovitch L., & Tapolnytsky Laryssa. (2002).

Affective, Continuance, and Normative Commitment to the Organization: A

Meta-analysis of Antecedents, Correlates, and Consequences. Journal of

Vocational BehaviorVol.61 No. , hal 20-52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

54

Meyer, John P., Becker, Thomas E., & Van Dick, Rolf. (2006). Social Identities and

Commitments at Work: Toward An Integrative Model. Journal of

Organizational Behavior, Vol. 27 No. 5, pp. 665-683

Moorhead, Gregory.& Griffin, Ricky W. (2013). Perilaku Organisasi: Manajemen

Sumber Daya Manusia & Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Osman-Gani Aahmad. M., Hashim,Junaidah., dan Ismail, Yusof. (2013). Establishing

Linkages Between Religiosity dan Spirituality on Employee Performance.

Employee Relations, Vol. 35 No. 4, hal. 360-376

Paloutzian, Raymond F. (1996). Invitation to The Psychology of Religion.Boston:

Allyn & Bacon

Perryer C., Jordan C., Firns I., & Travoglione A. (2010). Predict Turnover Intentions:

The Interactive Effects of Organizational Commitment and Perceived

Organizational Support. Management Research Review Vol. 33 No.9, hal. 911-

923

Power, Leah. & McKinney, Cliff. (2014). The Effects of Religiosity on

Psychopathology in Emerging Adults: Intrinsic Versus Extrinsic Religiosity.

Journal of Religion and Health, Vol. 53, hal. 1529-1538

Purwanto, Erwan A., & Sulistyastuti, Dyah R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif:

untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit

Gava Media

Riggio, Ronald E. (2008). Introduction to Industrial or Organizational Psychology

5th

edition.New Jersey: Pearson Education, Inc.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi(edisi ke-12).

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma

Sharma, Jyoti. & Dhar, Rajib L. (2016). Factors Influencing Job Performance of

Nursing Staff: Mediating Role of Affective Commitment. Personnel Review,

Vol. 45 No. 1

Simosi, Maria. (2010). The Role of Social Socialization Tactics in The Relationship

Between Socialization Content and Newcomers’ Affective Commitment. Journal

of Managerial Psychology, Vol. 25 No. 3, pp. 301-327

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

55

Sopiah. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi

Spector, Paul E. (2008). Industrial and Organizational Psychology: Research and

Practice 5th

edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Stinglhamber, Florence., Marique, Geraldine., Caesens, Gaetane., Hanin, Dorothee.,

& De Zanet., Fabrice. (2015). The Influence of Trasformational Leadership on

Followers’ Affective Commitment: The Role of Perceiver Organizational

Support and Supervisor’s Organizational Embodiment. Career Development

International, Vol. 20, No. 6, pp. 583-603

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Supratiknya, Agustinus. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma

Triatna, Cepi. (2015). Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Valentine, Sean., Godkyn, Lynn., & Lucero, Margaret. (2002). Ethical Context,

Organizational Commitment, and Person-Organization Fit. Journal of Business

Ethics, Vol. 41 No. 3, hal. 349-360

Van Dick, Rolf., Becker, Thomas E., & Meyer, John P. (2006). Commitment and

Identification: Forms, Foci, and Future. Journal of Organizational Behavior,

Vol. 27, No. 25, 545-548

Vitell, Scott J., Paolillo, Joseph. & Singh, Jatinder J. (2005).Religiosity and

Consumer Ethics. Journal of Business Ethics, Vol. 57 No. 2, hal. 175-181

Vitell, Scott J., Bing, Mark N., Davison, H.K., Ammeter, Anthony P., Garner, Bart.L.

& Novicevic, Milorad M. (2009). Religiosity and Moral Identity: The Mediating

Role of Self-Control. Journal of Business Ethics, Vol. 88 No. 44, hal. 601-613

Waluyo, Minto. (2013). Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata

Wang, Lei., Bishop, James W., Chen Xiangming, & Scott, Dow. (2002).Collectivist

Orientation as A Predictor of Affective Organizational Commitment: A Study

Conducted in China. The International Journal of Organizational Analysis, Vol.

10 No. 3, hal. 226-239

Wasti., Arzu. (2003). The Influence of Cultural Values on Antecedents of

Organizational Commitment: An Individual-Level Analysis. Applied

Psychology: An International Review, 52 (4), 533-554

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

56

Yan-Kai Fu. (2013). High-Performance Human Resouces Practices Moderate Flight

Attendants’ Organizational Commitment and Organizational Citizenship

Behavior. Social Behavior and Personality, 41(7), pp. 1195-1208

Zhang C., Ling W., Zhang Z., & Xie J. (2015). Organizational Commitment, Work

Engagement, Person-Supervisor Fit, and Turnover Intention: A Total Effect

Moderator Model. Social Behavior and Personality, Vol. 43 No.10, hal. 1657-

1666

Zhang, Jing., & Bloemer, Josee. (2011). Impact of Value Congruence of Affective

Commitment: An Examining The Moderating Effect. Journal of Service

Management, Vol. 22, 160-182

https://geert-hofstede.com/indonesia.html,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

57

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

58

LAMPIRAN 1

Skala Direct-Translation dan Back-Translation

1. Religiusitas Intrinsik

Direct-translation Back-transaltion

Saya berusaha keras untuk

menghidupkan agama saya ke tengah-

tengah perkara-perkara duniawi saya

yang lain.

I tried hard to light up my religion in

the middle of my other earthly

activities .

Cukup sering saya menyadari kehadiran

Tuhan atau Roh Ilahi.

Quite often I realize the presence of

God or the Divine Spirit.

Kepercayaan agamaku mendasari

keseluruhan pendekatan saya terhadap

hidup.

My belief in religion underlies my

whole approach to life.

Agama benar-benar menjadi istimewa

bagi saya karena agama menjawab

banyak pertanyaan tentang makna

kehidupan.

Religion is really special for me

because it answers many questions

about the meaning of life.

Saya membaca buku referensi tentang

iman saya.

I read reference books about my

faith.

Penting bagi saya untuk menghabiskan

waktu untuk merenung dan meditasi

relijius.

It is important for me to spend time

to reflect and have religious

meditation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

59

2. Komitmen Afektif

Direct-translation Back-translation

Saya akan sangat senang untuk

menghabiskan sisa karir saya di

perusahaan ini.

I would be very happy to spend the

rest of my career at this company.

Saya benar-benar merasa bahwa

masalah perusahaan adalah juga

masalah saya.

I really feel that the company's

problem is also my problem.

Saya tidak mempunyai rasa memiliki

yang kuat terhadap perusahaan saya.

I do not have a strong sense of

ownership towards my company.

Saya tidak merasa “terikat secara

emosional” dengan perusahaan ini.

I do not feel "emotionally involved"

with this company.

Saya tidak merasa “bagian dari

keluarga” di perusahaan saya.

I do not feel like a "part of the

family" at my company.

Perusahaan ini memiliki makna

personal bagi saya

The company has a personal

meaning for me

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

60

LAMPIRAN 2

Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker

1. Skala Religiusitas Intrinsik

Skala Asli Skala Back-translation Komentar

I try hard to carry my

religion over into all my

other dealings in life

I tried hard to light up my

religion in the middle of my

other earthly activities

Arti sama tapi change tried

ke try krna tried itu past

tense

Quite often i have been

keenly aware of the presence

of God or the Devine Being

Quite often I realize the

presence of God or the

Divine Spirit.

Ok

My religous beliefs what

really lie behind my whole

approach to life

My belief in religion

underlies my whole

approach to life.

Ok

Religion is especially

important to me because it

answers many questions

about the meaning of life

Religion is really special for

me because it answers many

questions about the meaning

of life.

Ok

I read literature about my

faith

I read reference books about

my faith.

Ok

It is important to me to

spend periods of time in

private religious thought and

meditation

It is important for me to

spend time to reflect and

have religious meditation.

Ok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

61

2. Skala Komitmen Afektif

Skala Asli Skala Back-Translation Komentar

I would be very happy to

spend the rest of my career

with this organization

I would be very happy to

spend the rest of my career

at this company.

Ok

I really feel as if this

organization‟s problems are

my own

I really feel that the

company's problem is also

my problem.

OK

I do not feel a string sense of

„belonging‟ to my

organization

I do not have a strong sense

of ownership towards my

company.

OK

I do not feel „emotionally

attached‟ to this organization

I do not feel "emotionally

involved" with this

company.

Ok

I do not feel like „part of the

family‟ at my organization

I do not feel like a "part of

the family" at my company.

Ok

This organization has a great

deal of personal meaning for

me

The company has a personal

meaning for me

Ok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

62

LAMPIRAN 3

Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh :

Novia Christine Feoh

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

63

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat,

Saya Novia Christine Feoh selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta, meminta bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk

meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner penelitian ini. Saya berharap

Saudara/i mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai dengan keadaan,

perasaan , serta pikiran Bapak/Ibu/Saudara/i saat ini.

Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini dan

semua tanggapan yang diberikan Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat terjaga

kerahasiaannya. Kuesioner ini terbagi dalam dua bagian, saya harap jangan

sampai ada pernyataan yang terlewati atau tidak terajawab. Saya juga memohon

agar Bapak/Ibu/Saudara/i untuk selalu memperhatikan petunjuk pengisian dan

instruksi yang diberikan sebelum mengisi kuesioner ini.

Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

Novia Ch. Feoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

64

IDENTITAS

Mohon diisi dengan lengkap

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Inisial :

Usia :

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Agama :

Lama bekerja di perusahaan saat ini :

Status karyawan : Tetap/Kontrak/Lain-lain (coret yang tidak perlu)

Menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini secara sukarela tanpa

adanya unsur paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun.

Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam

kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.

Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk

penelitian ilmiah ini.

Menyetujui

__________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

65

BAGIAN I

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang

anda rasakan dan anda alami selama bekerja di perusahaan tempat anda bekerja

sekarang.

Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban

yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini.

Pada setiap pernyataan, ada enam pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

ATS : Agak Tidak Setuju

AS : Agak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh :

No Pernyataan STS TS ATS AS S SS

1 Saya merasa nyaman bekerja di

perusahaan ini

X

Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama

dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X)

pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda.

Contoh :

No Pernyataan STS TS ATS AS S SS

1 Saya berusaha keras untuk memajukan

perusahaan

X Ӿ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

66

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap

pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili

persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada

jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!

No Pernyataan STS TS ATS AS S SS

1 Saya akan sangat senang untuk menghabiskan

sisa karir saya di perusahaan ini.

2 Saya benar-benar merasa bahwa masalah

perusahaan adalah juga masalah saya.

3 Saya tidak mempunyai rasa memiliki yang

kuat terhadap perusahaan saya.

4 Saya tidak merasa “terikat secara emosional”

dengan perusahaan ini.

5 Saya tidak merasa “bagian dari keluarga” di

perusahaan saya.

6 Perusahaan ini memiliki makna personal bagi

saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

67

BAGIAN II

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang

anda rasakan dan anda alami dalam kehidupan anda sehari-hari.

Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban

yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini.

Pada setiap pernyataan, ada lima pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

R : Ragu-ragu

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh :

No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya selalu meluangkan waktu untuk berdoa X

Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama

dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X)

pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda.

Contoh :

No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya berusaha mempraktekan ajaran agama

saya dalam kehidupan sehari-hari

Ӿ X

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap

pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili

persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada

jawaban yang salah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

68

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!

No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya berusaha keras untuk menghidupkan agama

saya ke dalam aktivitas saya sehari-hari.

2 Cukup sering saya menyadari kehadiran Tuhan

atau Roh Ilahi.

3 Kepercayaan agama saya mendasari keseluruhan

pendekatan saya terhadap hidup.

4 Agama benar-benar menjadi istimewa bagi saya

karena agama menjawab banyak pertanyaan

tentang makna kehidupan.

5 Saya membaca buku referensi tentang iman

saya.

6 Penting bagi saya untuk menghabiskan waktu

untuk merenung dan meditasi relijius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

69

LAMPIRAN 4

Reliabilitas Skala

1. Religiusitas Intrinsik

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.821 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

RI1 20.69 8.378 .527 .804

RI2 20.59 7.881 .575 .795

RI3 20.57 8.308 .689 .777

RI4 20.50 7.808 .709 .767

RI5 21.06 8.178 .516 .808

RI6 20.84 7.611 .558 .802

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

70

2. Komitmen Afektif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.807 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KA1 21.70 20.414 .467 .804

KA2 21.47 20.898 .589 .773

KA3 21.44 19.481 .715 .744

KA4 21.53 20.272 .586 .772

KA5 21.29 20.329 .594 .771

KA6 21.37 21.791 .474 .797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

71

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas

1. Hasil Uji Normalitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

KA .064 100 .200* .974 100 .047

RI .150 100 .000 .946 100 .000

2. Uji Linearitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Komitmen

Afektif *

Religiusitas

Intrinsik

Between Groups (Combined) 699.066 15 46.604 1.847 .041

Linearity 249.871 1 249.871 9.904 .002

Deviation from

Linearity 449.195 14 32.085 1.272 .242

Within Groups 2119.174 84 25.228

Total 2818.240 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

72

LAMPIRAN 6

Hasil Uji Hipotesis

Korelasi antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif

Correlations

KA RI

Spearman's rho KA Correlation Coefficient 1.000 .381**

Sig. (2-tailed) . .000

N 100 100

RI Correlation Coefficient .381** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 100 100

LAMPIRAN 7

Hasil Analisis Tambahan

1. Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas

Intrinsik

One-Sample Test

Test Value = 18

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

RI 20,506 99 ,000 6,850 6,19 7,51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF · HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

73

2. Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen

Afektif

One-Sample Test

Test Value = 21

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

KA 8,921 99 ,000 4,760 3,70 5,82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI