14
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTER GIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh : MUHAMMAD HANIF RIDHO J 520 140 079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN …eprints.ums.ac.id/66614/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTER GIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL DI

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTERGIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL

DI KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata Ipada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh :

MUHAMMAD HANIF RIDHOJ 520 140 079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2018

1

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTERGIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL

DI KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

MUHAMMAD HANIF RIDHOJ 520 014 079

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

DosenPembimbing

Dwi Kurniawati S.KG, MPHNIK/NIDN : 1547/0527088501

2i

HALAMAN PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTERGIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL

DI KOTA SURAKARTA

Oleh :

Muhammad Hanif RidhoJ520140079

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Kamis, 12 Juli 2018dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dwi Kurniawati S.KG, MPH (.................................)(Ketua Dewan Penguji)

2. drg. Ana Riolina, MPH (.................................)(Anggota I Dewan Penguji)

3. drg. Juwita Raditya Ningsih, M.Sc (.................................)(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Muhammadiyah Surakarta

drg. Dendy Murdiyanto, MDscNIK/NIDN :1238/0629127903

3ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam pembuatan naskah publikasi ini

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Juli 2018 Penulis

MUHAMMAD HANIF RIDHO J520140079

4iiiiii

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DOKTERGIGI MENGENAI PERAWATAN GIGI PADA IBU HAMIL

DI KOTA SURAKARTA

Abstrak

Latar Belakang : Dokter gigi seringkali menghadapi kesulitan dalam menanganipasien ibu hamil agar aman menjalani prosedur perawatan gigi. Fakta secaraglobal dokter gigi menunjukkan sikap keragu-raguan dan keengganan untukmemberikan perawatan gigi kepada ibu hamil. Dokter gigi yang memilikipengetahuan kurang dan sikap ragu sering menimbulkan hambatan tambahandalam penyediaan layanan perawatan gigi bagi ibu hamil. Tujuan : Mengetahuiadanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenaiperawatan gigi pada ibu hamil di kota Surakarta. Metode : Penelitian ini adalahpenelitian observasional analitik dengan cross sectional study design pada 50dokter gigi yang berpraktek di kota Surakarta. Variabel terdiri dari 2 yaitu variabelpengetahuan dokter gigi mengenai perawatan gigi pada ibu hamil dan variabelsikap dokter gigi mengenai perawatan gigi pada ibu hamil, masing-masingvariabel diukur dengan menggunakan kuesioner yang di adopsi dari Huebner danNasir yang telah tervalidasi. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pearson.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebanyak37 orang (74%) memiliki pengetahuan cukup dan sikap baik mengenai perawatangigi pada ibu hamil. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan nilai p = 0,002(p<0,05). Terdapat nilai correlation coefficient 0,426 yang menunjukkan korelasipositif dengan kekuatan korelasi yang cukup kuat. Kesimpulan : Terdapathubungan antara pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenai perawatan gigipada ibu hamil di kota Surakarta.

Kata Kunci : Dokter Gigi, Ibu Hamil, Perawatan Gigi, Pengetahuan, Sikap

Abstract

Background : Dentists often face difficulties in handling pregnant womenpatients in order to safely undergo dental procedures. The fact that, globally,dentists remain to show hesitation and reluctance towards providing dentaltreatment for pregnant women. Dentists with poor knowledge and attitude oftencreate additional barriers in providing dental treatment for pregnant women. Aim: To determine the correlation between knowledge and attitude of dentist aboutdental treatment for pregnant woman in Surakarta. Method : It was observationalanalytic with cross sectional study design to 50 dentist practicing in Surakarta.Variable consist of 2 that is knowledge of dentist about dental treatment forpregnant woman and attitude of dentist about dental treatment for pregnantwomen, each variable is measured by using questionnaire adopted from Huebnerand Nasir which has been validated. Data were analyzed using pearsoncorrelation test. Results : The results of study showed the majority of respondentshave sufficient knowledge and good attitude about dental treatment in pregnant

1

women. Pearson correlation test results show p value = 0.002 (p <0.05).Correlation coefficient value 0.426 which shows a positive correlation with asufficient correlation strength. Conclusion : There was a correlation betweenknowledge and attitude of dentist regarding dental treatment for pregnant womenin Surakarta.

Keywords : Dentist, Pregnant Women, Dental Treatment, Knowledge, Attitude

1. PENDAHULUAN

Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan fisiologis,

anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal pada ibu hamil akan

mempengaruhi hampir semua sistem organ, termasuk rongga mulut. Wanita hamil

lebih rentan terhadap penyakit periodontal karena pengaruh hormon reproduksi

wanita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit periodontal dapat

merugikan kehamilan, seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Namun masalah gigi dan mulut serta komplikasi selama kehamilan pada ibu hamil

dapat di cegah atau diatasi dengan perawatan dokter gigi yang tepat pada ibu

hamil. Pengetahuan dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi pada ibu hamil

haruslah mencakup hal-hal yang dibolehkan maupun yang tidak diperbolehkan.

Misalnya pengetahuan dokter gigi mengenai waktu perawatan gigi yang aman

pada ibu hamil sebaiknya dilakukan di trimester kedua.

Penelitian secara konsisten menyoroti fakta bahwa secara global dokter

gigi menunjukkan sikap keragu-raguan dan keengganan untuk memberikan

perawatan gigi pada ibu hamil meskipun tersedianya pedoman berbasis bukti yang

jelas. Banyak bukti pula bahwa separuh wanita hamil di seluruh dunia tidak

mencari perawatan gigi selama masa kehamilan mereka, meskipun telah

mengalami masalah pada rongga mulutnya. Sementara banyak faktor yang terlibat

dalam mengurangi perawatan kesehatan gigi oleh ibu hamil, pelayanan dokter gigi

yang kurang informasi atau tidak siap sering menimbulkan hambatan tambahan

dalam penyediaan layanan perawatan kesehatan gigi bagi ibu hamil. Dokter gigi

perlu meningkatkan pengetahuan seputar perawatan gigi pada ibu hamil dalam

bentuk kursus pelatihan dan seminar khusus kehamilan agar keyakinan, konsep

atau sikap dokter gigi yang saat ini masih salah dapat dirubah menjadi keyakinan,

sikap yang positif terhadap perawatan gigi pada ibu hamil. Pengetahuan

2

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah individu melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi

bersama-sama akan membentuk sikap individu terhadap objek.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara

pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenai perawatan gigi pada ibu hamil di

kota Surakarta Jawa Tengah.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan cross sectional

study design. Pengetahuan sebagai variabel bebas dan Sikap sebagai variabel

terikat dengan kuesioner yang diadopsi dari Huebner dan Nasir sebagai instrumen

penelitian. Jenis data yang dihasilkan adalah numerik dengan skala interval.

Penelitian telah dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2018. Subyek

pada penelitian ini adalah 50 dokter gigi umum yang berpraktek pribadi dan di

puskesmas kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling method. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi pearson.

Penentuan besar sampel menggunakan rumus slovin n=N

1+N .e2 dengan

keterangan n : besar sampel, N : jumlah populasi, e : batas toleransi kesalahan

(error tolerance yang diharapkan 10%).

Kuesioner mengenai pengetahuan dokter gigi terdiri dari 11 pertanyaan.

Pertanyaan nomer 1-4 dan 7-11 masing-masing skor 1 poin, pertanyaan nomer 5

skor 2 poin, pertanyaan nomer 6 skor 3 poin, total skor 14. Pengetahuan dibagi

menjadi 3 kategori yaitu baik apabila responden mendapat skor 10-14, cukup

apabila responden mendapat skor 5-9, kurang apabila responden mendapat skor 0-

4. Kuesioner mengenai sikap dokter gigi terdiri dari 11 pertanyaan, dengan

masing-masing skor 1 poin, skor total 11. Sikap dibagi menjadi 2 kategori yaitu

baik apabila responden mendapat skor 6-11, dan kurang apabila responden

mendapat skor 0-5. Pembagian skor kategori pengetahuan dan sikap

3

menggunakan rumus interval I=RK

dengan keterangan I : interval, R : range

(selisih skor tertinggi-skor terendah), K : banyaknya kategori.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, usia,

lama praktek, pengetahuan dan sikap dokter gigi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,Lama Praktek, pengetahuan dokter gigi, sikap dokter gigi.

Karakteristik Responden JumlahJenis Kelamin

Laki-laki 12Perempuan 38

Usia25-35 Tahun 336-45 Tahun 22

45 Tahun ke Atas 25Lama Praktek

Kurang 5 dari Tahun 15-10 Tahun 10

Lebih dari 10 Tahun 39Pengetahuan Dokter Gigi

Baik 12Cukup 38

Kurang 0Sikap Dokter Gigi

Baik 49Kurang 1

Hasil pada tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan Jenis

Kelamin, didapatkan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12

orang (24%), dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (64%).

Distribusi responden berdasarkan usia, didapatkan jumlah responden berusia 25-

35 tahun sebanyak 3 orang (6%), dan usia 45 tahun ke atas sebanyak 25 orang

(50%). Distribusi responden berdasarkan lama praktek, didapatkan yang

berpraktek kurang dari 5 tahun sebanyak 1 orang (2%), dan responden yang

berpraktek lebih dari 10 tahun sebanyak 39 orang (78%). Distribusi responden

berdasarkan pengetahuan dokter gigi, didapatkan responden pengetahuan cukup

sebanyak 38 orang (76%), dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan

4

kurang. Distribusi responden berdasarkan sikap dokter gigi, didapatkan jumlah

responden yang memiliki sikap baik sebanyak 49 orang (98%), dan responden

yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (2%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Menjawab Benar

No PertanyaanJumlahBenar

Persentase

1 Trimester paling aman untuk Perawatan Gigi 33 66%2 Trimester untuk Dental Radiografi 8 16%3 Trimester untuk Scalling dan Root Planning 25 50%4 Trimester untuk Ekstraksi Gigi 40 80%5 Manifestasi Oral pada Ibu Hamil 34 68%6 Antibiotik yang Aman untuk Ibu Hamil 5 10%7 Analgesik yang Aman untuk Ibu Hamil 29 58%8 Anastesi Lokal dengan Vasokonstriktor 22 44%9 Restorasi Amalgam pada Ibu Hamil 7 14%10 Restorasi Glass Ionomer Cement pada Ibu Hamil 50 100%11 Restorasi Resin Komposit pada Ibu Hamil 49 98%

Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi pengetahuan responden

menjawab benar paling banyak pada nomor 10 restorasi glass ionomer cement

sebanyak 50 responden (100%). Distribusi frekuensi responden menjawab benar

paling sedikit pada nomor 6 antibiotik untuk ibu hamil sebanyak 5 responden

(10%).

Tabel 3. Distribusi Sikap Dinilai Berdasarkan Pernyataan

No PernyataanJumlahBenar

Persentase

1 Manifestasi oral 45 90%2 Foto Radiografi Periapikal 34 68%3 Foto Radiografi Panoramik 33 66%4 Antibiotik pada Ibu Hamil 50 100%5 Analgesik pada Ibu Hamil 50 100%6 Anastesi Lokal dengan Vasokonstriktor 21 42%7 Scalling dan Root Planning pada Ibu Hamil 45 90%8 Glass Ionomer Cement pada Ibu Hamil 50 100%9 Resin Komposit Pada Ibu Hamil 49 98%10 Amalgam Pada Ibu Hamil 7 14%11 Ekstraksi Gigi pada Ibu Hamil 29 58%

Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi sikap responden pernyataan

respon positif paling banyak pada nomor 8 glass ionomer cement pada ibu hamil

sebanyak 50 responden (100%). Tabel 3 diatas juga menunjukkan persentase

5

pernyataan respon positif paling sedikit yaitu pada perrnyataan nomor 10

amalgam pada ibu hamil sebanyak 7 responden (14%).

Tabel 4. Tabel Silang antara Pengetahuan dengan SikapSikap

Baik Kurang Total

Pengetahuan

Baik 12(24.0%)

0(0.0%)

12(24.0%)

Cukup 37(74.0%)

1(2.0%)

38(76.0%)

Kurang 0(0.0%)

0(0.0%)

0(0.0%)

Total 49 1 50

Hasil pada tabel 4 diatas menunjukkan responden yang memiliki

pengetahuan cukup dengan sikap baik sebanyak 37 orang (74%), dan responden

yang memiliki pengetahuan cukup dengan sikap kurang sebanyak 1 orang (2%).

Tabel 6. Hasil Analisa Korelasi PearsonVariabel N Correlation coefficient Sig. (2-tailed)

Pengetahuandengan Sikap

50 0,426 0,002

Tabel 6 diatas menunjukkan hasil analisa data dengan uji korelasi pearson,

diperoleh nilai p = 0,002 (p<0.05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenai perawatan gigi pada ibu

hamil. Kekuatan hubungan (Correlation Coefficient) dengan nilai 0,426 yang

berarti tingkat kekuatan hubungan cukup (Sarwono, 2006). Angka correlation

coefficient diatas bernilai positif, yaitu 0,426 sehingga hubungan kedua variabel

tersebut bersifat searah, dengan demikian dapat diartikan semakin baik

pengetahuan maka semakin baik pula sikap yang dimiliki.

Pengetahuan dalam penelitian ini yang paling banyak dijawab benar oleh

responden pada tabel 2 adalah mengenai restorasi glass ionomer cement pada ibu

hamil dengan nilai persentase 100%. Restorasi glass ionomer cement sendiri

sepenuhnya aman diberikan pada ibu hamil, glass ionomer cement tidak bersifat

teratogenik pada ibu hamil. Pada tabel 2 memperlihatkan persentase nilai terendah

menjawab benar oleh responden adalah restorasi amalgam pada ibu hamil dengan

6

persentase 14%. Restorasi amalgam melepaskan uap merkuri di dalam mulut

terutama ketika mengunyah, sehingga merkuri dapat melewati plasenta melalui

peredaran darah. Hal ini yang dikhawatirkan oleh dokter gigi sehingga

menganggap restorasi amalgam tidak aman. Walaupun restorasi amalgam

mengandung merkuri, jumlah merkuri yang dilepaskan di dalam mulut sangat

minimal diperkirakan 10 μg/d. Menurut WHO total asupan merkuri yang dapat

ditoleransi adalah 2 μg/kg/d. Public Health Agency of Canada tidak

merekomendasikan penempatan dan pembuangan amalgam selama masa

kehamilan, namun ADA, FDA, dan WHO berpendapat bahwa amalgam aman

digunakan dalam restorasi gigi pada ibu hamil dan tidak ada hubungan antara

restorasi amalgam dengan komplikasi selama kehamilan.

Sikap dalam penelitian ini yang paling banyak direspon positif oleh

responden pada tabel 3 adalah mengenai restorasi glass ionomer cement pada ibu

hamil dengan nilai persentase 100% artinya seluruh responden memberi respon

positif terhadap sikap perawatan yang terkait. Tingginya distribusi frekuensi sikap

responden dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor kognitif.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana mayoritas responden memiliki

pengetahuan yang baik mengenai objek sikap yang terkait. Dengan adanya

pengetahuan yang baik mengenai objek sikap, maka sikap yang diberikan

responden juga akan semakin baik pula. Komponen lain yang tidak kalah penting

adalah komponen afektif dan komponen konatif. Komponen afektif

menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap

suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan

dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Sedangkan

komponen konatif komponen ini menunjukkan bagaimana

kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang yang

berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Komponen kognitif

mengenai suatu obyek dapat menjadi penggerak terbentuknya sikap apabila

komponen kognitif tersebut disertai dengan komponen afektif (persepsi) dan

komponen konatif (kesiapan untuk melakukan tindakan).

7

Pada tabel 3 memperlihatkan persentase nilai terendah pernyataan sikap

oleh responden adalah restorasi amalgam pada ibu hamil dengan persentase 14%,

Penyebab kurangnya sikap responden pada penelitian ini salah satunya adalah

faktor pengetahuan (kognitif) responden, yang mana pada tabel 2 hanya ada 7

responden yang mengatakan bahwa restorasi amalgam aman, hal ini berdampak

pada sikap responden, sehingga hanya 7 responden yang memberikan respon

positif mengenai restorasi amalgam pada ibu hamil.

Faktor lain yang mungkin berpengaruh pada sikap responden ialah faktor

afektif atau faktor perasaan. Masing-masing individu memiliki perasaan subyektif

yang berbeda-beda. Hal ini terutama lebih sering dialami oleh setiap wanita. kaum

pria akan lebih cenderung untuk menggunakan logika (wilayah otak kiri lebih

dominan), sedangkan kaum wanita lebih cenderung menggunakan perasaan

(penggunaan otak kanan lebih dominan). Distribusi frekuensi responden menurut

jenis kelamin pada tabel 1 menunjukkan mayoritas responden adalah berjenis

kelamin perempuan 36 orang, sehingga ada beberapa penentuan sikap yang secara

kognitif baik, konatif baik namun pada komponen afektif nya kurang. Sebagai

contoh pada pernyataan ekstraksi gigi, dari 40 responden yang menjawab benar

trimester aman untuk ekstraksi gigi adalah di trimester ke dua, hanya ada 29

responden saja yang menyetujui melakukan ekstraksi gigi pada ibu hamil.

Dibuktikan dengan pernyataan responden saat peneliti menyebarkan kuesioner.

Beberapa diantara responden mengatakan sebenarnya aman, tidak apa-apa, tapi

untuk menghindari resiko sebaiknya ditunda, disinilah faktor afektif

mempengaruhi responden dalam penentuan sikap suatu objek.

Tabel 6 uji analisis hubungan menunjukkan hasil analisa data dengan uji

korelasi pearson, diperoleh nilai p = 0,002 (p<0.05) yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenai

perawatan gigi pada ibu hamil. Kekuatan hubungan (Correlation Coefficient)

dengan nilai 0,426 yang berarti tingkat kekuatan hubungan cukup (Sarwono,

2006). Angka correlation coefficient diatas bernilai positif, sehingga hubungan

kedua variabel tersebut bersifat searah, dengan demikian dapat diartikan semakin

baik pengetahuan maka semakin baik pula sikap yang dimiliki.

8

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dokter gigi mengenai

perawatan gigi pada ibu hamil. Mayoritas responden sebanyak 37 orang (74%)

memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik mengenai perawatan gigi

pada ibu hamil. Kelemahan pada penelitian ini yaitu peneliti belum bisa

mengetahui bagaimana hubungannya antara pengetahuan, sikap dengan perilaku

dokter gigi mengenai perawatan gigi pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Muhsinah, Yuniarrahmah, E., Sukmana, B. I. 2014. Hubungan TingkatPengetahuan Wanita Hamil dengan Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut diPoli Kandungan RSUD Banjar baru. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. 2(2): 110-114.

Bamanikar, S. dan Kee, L. K. 2013. Knowledge, Attitude and Practice of Oral andDental Healthcare in Pregnant Women. Oman Medical Journal. 28(4) :288-291.

Cohen, S. dan Burns, R. C. 2002. Pathways of the Pulp. St. Louis : Mosby.

Radha, G., Sood, P. 2013. Oral care during pregnancy: Dentists knowledge,attitude and behaviour in treating pregnant patients at dental clinics ofBengaluru, India. Journal of Pierre Fauchard Academy (India Section).27:135-141.

Alves, R. T., Ribeiro, R. A., Costa, L. R., Leles, C. R., Freire, M. C., et al. 2012.Oral care during pregnancy: Attitudes of Brazilian public healthprofessionals. Int J Environ Res Public Health. 9: 3454-3464.

Vieira, D. R., de Oliveira, A. E., Lopes, F. F., Lopes, M. M. F. 2015. Dentists'knowledge of oral health during pregnancy: A review of the last 10 years'publications. Community Dent Health. 32: 77-82.

Lamia, A. A., Daou, J. D. 2016. Pregnancy and Dental Treatment. Otolaryngol.6(5) : 1-6.

9

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.

Nasir, A., Asghar, S., Ahmed, A. S., Rashid, E., Ikram, S., Moin, F. 2017.Knowledge of Dentists Regarding Dental Treatment During Pregnancy inKarachi. Pakistan Oral & Dental Journal. 37(1) : 137-141.

Vimy, M. J., Takahashi, Y., Lorscheider, F. L. 1990. Maternalfetal distribution ofmercury (203Hg) released from dental amalgam fillings. Am J PhysiolRegul Integr Comp Physiol. 58:R939–45.

Ask, K., Akesson, A., Berglund, M., Vahter, M. 2002. Inorganic mercury andmethylmercury in placentas of Swedish women. Environ Health Perspect.110: 523.

Achtari, M. D., Georgakapoulou, E. A., Afentoulide, N. 2012. Dental CareThroughout Pregnancy: What a Dentist Must Know. OHDM. 11(4) : 169-176.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Nurdin. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Penyesuaian SosialSiswa Di Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan. 9 (1).

10