120
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Semarang untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat Serjana Psikologi Disusun oleh: Eunike Kristiana Maharani F.131.15.0138 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2019

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING PADA

REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Semarang untuk memenuhi

sebagian syarat guna memperoleh derajat Serjana Psikologi

Disusun oleh:

Eunike Kristiana Maharani

F.131.15.0138

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Papa, Mama, dan Adek yang selalu mendukung, memberi semangat untuk

berjuang menyelesaikan karya tulis ini.

Teman-temanku yang selalu berad a di barisan terdepan untuk menopang dan

membangkitkanku disaat aku hilang harapan dan semangat mulai meredup.

Yang terakhir ku persembahkan untuk kamu.. kamu yang selalu mendoakanku.

Dan tentunya ku persembahkan untuk diriku sendiri..

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

v

MOTTO

Kasihilah musuhmu dan berbuat

baik kepada mereka

Rancangan Tuhan tidak ada

rancangan kecelakaan, melainkan

rancangan damai sejahtera untuk

memberikan kepadamu hari depan

yang penuh harapan

diberkati untuk menjadi berkat

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan limpahan berkat dan anugrahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah dihadirkan oleh Tuhan Yesus

untuk membantu penulis, baik itu bantuan moral, material maupun spiritual, tiada

kata yang patut penulis ucapkan terima kasih banyak dan semoga mendapatkan

pahala dari Tuhan, khususnya kepada:

1. Dr. L. Rini Sugiarti, S.Psi., M.Si., Psikolog., selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Semarang.

2. Purwaningtyastuti, S.Psi., M.Si., Psikolog., selaku Dosen Wali dan Dosen

Pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing dengan

sabar, dan memberi kritik, saran, dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, terimakasih atas ilmu dan bantuannya

4. Papa dan mama yang selalu mendukungku baik materi maupun moril.

5. Terimakasih untuk Meilita, Olivia, Lintang yang selalu mendukung,

memotivasi, membangkitkanku ketika ku lemah. Tanpa dukungan dan

bantuan kalian skripsiku tidak mungkin selesai tepat waktu.

6. Kepala sekolah, guru, serta responden siswa SMA ‘X’ dan SMK Terang

Bangsa yang sudah bekerjasama dalam mengerjakan laporan ini.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

viii

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara

konformitas dengan bullying pada remaja khususnya siswa Sekolah Menengah

Atas. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan postif antara konformitas

dengan bullying pada remaja. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Terang

Bangsa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

cluster random sampling. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala, yaitu Skala Konformitas dan

Skala Bullying. Perhitungan analisa data menggunakan SPSS (Statistical

Packages for Social Science) for Windows versi 23. Berdasarkan hasil

perhitungan Nonparametric Correlations diperoleh hasil r = -0,263 dengan p =

0,017 sehingga p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara konformitas dengan bullying pada siswa Sekolah Menengah

Atas, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Kata kunci : konformitas, bullying

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

ix

ABSTRACT

The study aims to empirically examine the relationship between

conformity and bullying in adolescents. The hypothesis in this study is that

there is a positive relationship between conformity and bullying in adolescents.

The subject of this study were students of SMK Terang Bangsa. The sampling

technique in this study used cluster random sampling technique. The type of

research used is quantitative research. The measuring instrument used is the

scale, namely the scale of conformity and the scale of bullying. Calculation of

data analysis using SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows

version 23. Based on the results of calculations obtained results r = -0.263 with

p = 0.017 so p <0.05. This shows that there is a significant relationship between

conformity with adolescents bullying, so the hypothesis in this study is not

accepted.

Keyword: conformity, bullying

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...............................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... i

PERNYATAAN............................................................................................ iii

PERSEMBAHAN........................................................................................i. v

MOTTO......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................... vi

ABSTRAK.....................................................................................................viii

ABSTRACT..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 11

A. Bullying......................................................................................... 11

1. Pengertian Bullying................................................................ 11

2. Bentuk-Bentuk Bullying......................................................... 13

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bullying...................... 15

B. Konformitas................................................................................... 19

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

xi

1. Pengertian Konformitas.......................................................... 19

2. Aspek-aspek Konformitas...................................................... 20

C. Hubungan Konformitas dengan Bullying pada siswa Sekolah Menengah

Atas................................................................................................ 25

D. Hipotesis........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 28

A. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 28

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................... 28

1. Bullying.................................................................................. 28

2. Konformitas............................................................................ 29

C. Subjek Penelitian........................................................................... 29

1. Populasi.................................................................................. 29

2. Teknik Pengambilan Sampel.................................................. 30

D. Metode Pengumpulan Data........................................................... 30

1. Alat Pengumpulan Data......................................................... 31

2. Validitas dan Reliabilitas Data............................................... 34

E. Metode Analisis Data.................................................................... 36

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN........................... 38

A. Persiapan Penelitian...................................................................... 38

1. Orientasi Kancah Penelitian................................................... 38

2. Penyusunan Alat Ukur........................................................... 41

3. Permohonan Izin Penelitian................................................... 42

4. Uji Coba Alat Ukur Penelitian.............................................. 43

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

xii

5. Hasil Uji Coba Alat Penelitian............................................... 45

6. Penyusunan Kembali Alat Ukur............................................. 47

B. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 48

1. Pelaksanaan Pengambilan Data.............................................. 48

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian................................................ 50

1. Uji Asumsi.............................................................................. 50

2. Analisis Data dan Uji Hipotesis............................................. 51

D. Pembahasan .................................................................................. 52

BAB V PENUTUP........................................................................................ 55

A. Kesimpulan.................................................................................... 55

B. Saran.............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 57

LAMPIRAN

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Bullying ......................................................... 32

Tabel 2 Blue Print Skala Konformitas .................................................. 34

Tabel 3 Sebaran Item Skala Bullying ..................................................... 42

Tabel 4 Sebaran Item Skala Konformitas .............................................. 42

Tabel 5 Sebaran Item yang Valid dan Gugur Skala Bullying ................ 45

Tabel 6 Sebaran Item yang Valid dan Gugur Skala Konformitas .......... 46

Tabel 7 Rincian Sebaran Nomor Item Valid Skala Bullying ................. 47

Tabel 8 Rincian Sebaran Nomor Item Valid Skala Konformitas ........... 48

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data Wawancara Penelitian ...................................................... 60

Lampiran B Alat Ukur Uji Coba Penelitian .................................................. 100

B-1 Skala Bullying .................................................................... 101

B-2 Skala Konformitas ............................................................. 106

Lampiran C Data Uji Coba Penelitian .......................................................... 110

C-1 Data Skala Bullying ........................................................... 111

C-2 Data Skala Konformitas ..................................................... 113

Lampiran D Uji Reliabilitas dan Validitas .................................................... 115

D-1 Skala Bullying .................................................................... 116

D-2 Skala Konformitas ............................................................. 129

Lampiran E Alat ukur Penelitian .................................................................. 135

E-1 Skala Bullying .................................................................... 136

E-2 Skala Konformitas ............................................................. 140

Lampiran F Data Penelitian .......................................................................... 143

F-1 Data Skala Bullying ............................................................ 144

F-2 Data Skala Konformitas ..................................................... 147

Lampiran G Uji Asumsi ................................................................................ 150

G-1 Uji Normalitas ................................................................... 151

G-2 Uji Linieritas ...................................................................... 160

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

xv

Lampiran H Uji Hipotesis ............................................................................. 164

Lampiran I Perhitungan Mean Hipotetik ..................................................... 166

Lampiran J Surat Ijin Penelitian .................................................................. 170

K-1 Surat Ijin Try Out Penelitian dari Program Studi S-1

Psikolog Universitas Semarang

K-2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Sekolah

SMA ‘X’

K-3 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi S-1 Psikolog

Universitas Semarang

K-4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMK

Terang Bangsa

Lampiran K Dokumentasi ............................................................................. 171

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa remaja terjadi proses pencarian jati diri yang membuat remaja

banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya salah satunya adalah

sekolah. Sekolah dapat membuat remaja melakukan hubungan baru yang lebih

matang baik laki-laki maupun perempuan dan mampu mengajarkan remaja

tentang peran sosial laki-laki dan perempuan. Hal ini menyebabkan remaja banyak

menghabiskan waktu di sekolah. Namun di dalam lingkungan sekolah juga dapat

menimbulkan suatu masalah emosi pada diri remaja salah satunya adalah

terjadinya tindak kekerasan atau school bullying, baik yang dilakukan oleh guru

terhadap siswanya maupun siswa terhadap siswa lainnya

Menurut Celindri dan Budiani (2016: 64) masa sekolah adalah masa dimana

hubungan pertemanan menjadi sangat penting. Hubungan pertemanan juga dapat

berujung pada efek negatif seperti pertengkaran, menarik diri, dan bentuk perilaku

antisosial. Hubungan yang dilandasi senioritas, intimidasi, dan eksploitasi pada

hubungan sosial remaja dapat menimbulkan dampak negatif. Tindakan kekerasan

dalam pertemanan tidak jarang menimbulkan luka bahkan meninggal.

Menurut Febriyani dan Indrawati (2016: 139) perilaku bullying merupakan

tindakan yang sangat berbahaya dan tidak boleh ditiru, karena membawa dampak

traumatik luar biasa pada korbannya, meskipun memiliki pengertian yang

berbeda-beda di setiap negara, secara umum perilaku bullying bisa diartikan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

2

sebagai penindasan sekelompok orang/perseorangan terhadap seseorang. Bentuk

penindasan sangat beragam, mulai yang paling ringan berupa intimidasi atau teror

perkataan, hingga penyiksaan secara fisik seperti yang dulu sering terjadi di

sekolah atau kampus ketika penerimaan siswa atau mahasiswa baru. Belakangan,

perilaku bullying juga mulai marak dilakukan melalui media sosial (cyber

bullying).

Berbagai sumber menunjukkan perilaku bullying terhadap remaja

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada penelitan CNN Indonesia

(https://m.cnnindonesia.com yang diakses pada tanggal 1 April 2018 )

melaporkan bahwa pada Juni 2017 Kementerian Sosial (Kemensos) telah

menerima ratusan laporan terkait intimidasi alias bullying. Laporan tersebut

diterima melalui pengaduan langsung dan telepon pengaduan, Direktur

Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Sosial Nahar juga mengatakan kalau tahun

ini pihaknya semakin banyak menerima laporan bullying dibandingkan tahun

lalu.

Laporan yang dilakukan oleh Antara Jateng.com

(https://jateng.antaranews.com yang diakses pada tanggal 1 April 2018

melaporkan bahwa Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan 84 persen

siswa dari sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA) di ibu kota

Provinsi Jawa Tengah itu pernah menjadi korban bullying di sekolah. Bahkan

dampak dari perilaku bullying ini dapat mengakibatkan fatal, salah satunya pada

tahun 2014 remaja asal Semarang menusuk kepala temannya akibat remaja

tersebut di bully oleh pelaku.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

3

Liputan6.com (https://news.detik.com yang diakses pada tanggal 1 April

2018) melaporkan bahwa data Komisi Perlindungan Anak Indonesia, jumlah

korban kekerasan berupa kekerasan psikis di luar sekolah, selalu lebih banyak dari

pelaku pada rentan 2011-2016. Korban bullying terbanyak terjadi pada 2014 dan

2016. Korban bullying terbanyak terjadi pada 2014 dan 2015 mencapai lebih dari

150 korban, sedangkan korban paling sedikit terjadi pada 2011 sebanyak 56

korban. Sama halnya dengan korban kasus kekerasan psikis yang terjadi pada

2013, sebanyak 16 korban. Angka ini belum termasuk kasus bullying di dunia

siber.

Gambar 1

Grafik Kasus Bullying terhadap anak pada tahun 2011-2016

Menurut Levianti (dalam Ceilindri dan Budiani, 2016: 65) bahwa seseorang

akan cenderung untuk melakukan bullying apabila pernah menjadi korban

bullying dari orang yang lebih kuat, seperti kakak angkatan, teman yang

berpengaruh atau lebih dominan dalam sebayanya. Orang lain akan ikut

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

4

melakukan bullying karena menganggap perilaku tersebut wajar dan hal itu

merupakan cara untuk menyesuaikan diri agar diterima lingkungan pergaulan.

Penyesuaian diri yang paling mudah adalah dengan ber-perilaku mengikuti nilai

dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Jumlah siswa yang banyak

melakukan bullying dilakukan oleh siswa yang berpengaruh di kelas, maka siswa

lain cenderung ikut melakukan tindakan bullying sehingga kelompok teman

sekelas akan memberikan pengaruh kepada siswa untuk berperilaku sama dengan

mayoritas teman dalam satu kelas atau kelompok. Perilaku tersebut disebut

dengan konformitas.

Myers (dalam Dewi, 2015: 2) mengartikan konformitas sebagai perubahan

perilaku atau kepercayaan seseorang sebagai hasil dari tekanan kelompok yang

nyata atau hanya berdasarkan imajinasi. Banyak remaja beranggapan jika

berpenampilan atau berperilaku mengikuti anggota kelompok populer maka

kesempatan untuk dapat diterima dalam kelompok populer tersebut lebih besar.

Konformitas tidak selalu berkaitan hal negatif banyak juga hal positif yang dapat

dihasilkan dari konformitas kelompok.

Santrock (2002: 44-46) mengatakan bahwa konformitas dengan tekanan

teman-teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif maupun negatif.

Umumnya remaja terlibat dalam seuatu bentuk perilaku konformitas yang negatif,

seperti menggunakkan bahasa yang jorok, mencuri, merusak, dan mengolok-olok

orang tua dan guru, akan tetapi banyak sekali konformitas yang tidak negatif dan

terdiri atas keinginan untuk dilibatkan di dalam dunia teman sebaya, seperti

berpakaian seperti teman-teman dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

5

anggota-anggota suatu klik. Keadaan semacam ini dapat juga melibatkan

kegiatan-kegiatan prososial seperti ketika klub-klub mengumpulkan uang untuk

tujuan yang bermakna.

Feldman (2012: 358) konformitas adalah perubahan dalam perilaku atau

sikap yang dibawa oleh hasrat untuk mengikuti kepercayaan atau standar dari

orang lain. Tekanan sosial terselubung atau bahkan tidak terucapkan dapat

menghasilkan konformitas. Seperti yang dikatakan oleh Feldman siswa tersebut

melakukan perubahan perilaku untuk mengikuti standar agar diterima oleh teman

sebayanya dan kembali tidak mengalami bullying.

Menurut Deutsch dan Gerrad (dalam Erawanti, 2017: 146) mengatakan

bahwa terdapat dua penyebab dari konformitas yaitu pengaruh sosial yang bersifat

normatif dan yang bersifat informatif. Pengaruh sosial normatif (keinginan agar

disukai), yaitu agar diterima dan menghindari penolakan serta keinginan siswa

untuk dapat disukai orang lain atau kelompok. Sedangkan pengaruh informasional

(keinginan untuk bertindak benar), yaitu untuk mendapatkan informasi penting

yang diperlukan, keinginan diri siswa sendiri untuk menjadi benar. Pengaruh

Informasional mendorong seseorang secara diam-diam untuk menerima pengaruh

orang lain, karena hal tersebut didasarkan pada kecenderungan siswa untuk

bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi tentang berbagai aspek

dunia sosial.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa SMA pada tanggal 2

April 2018, permasalahan yang muncul yakni terdapat beberapa ‘genk’ di

sekolah. Rutinitas dari ‘genk’ tersebut seperti hangout, nonton bareng, ngerjain

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

6

tugas bersama, belajar bersama, nyontek bersama, dan memilih ekstrakulikuler

yang sama (KB : LB/S:1/W:1/B:13-31). Permasalahan selanjutnya yaitu bullying.

Sasaran bullying kebanyakan dari anak yang cupu (kurang pergaulan), tidak pintar

memakai make up, orang yang teman-teman anggap aneh, dan siswa yang tidak

nyambung untuk diajak berbicara. Bullying yang siswa lakukan termasuk bullying

verbal dan non verbal, baik itu dilempar kertas, menyebar foto aib, bahkan

dikucilkan (KB : LB/S:1/W:1/B:119-140). Salah satu subjek mengaku pernah

menjadi korban bullying dan sekarang subjek menjadi pelaku bullying, bukan

karena balas dendam dengan masa lalunya melainkan subjek meniru atau

mengikuti perilaku temannya (KB : LB/S:2/W:2/B117-147).

Berikutnya hasil wawancara dengan empat orang siswa SMA pada tanggal

12 Oktober 2018, permasalahan yang muncul yaitu banyak dari siswa tertarik

untuk bergabung dalam ‘genk’ hanya karena ingin terkenal dan cari muka di

depan guru agar mudah mendapatkan nilai (KB : LB/S:5/W:5/B:48-53). Terdapat

dua ‘genk’ yang paling menonjol di sekolah yaitu ‘genk’ cowok yang terkenal

dengan jiwa sosialnya dan ‘genk’ cewek yang terkenal dengan ke-up to dateannya

(KB : LB/S:7/W:7/B:61-71). Bentuk bullying yang dilakukan ‘genk’ cowok

adalah bullying verbal (mengejek dan menyebarkan aib) dan fisik (melempar

botol aqua), sedangkan bentuk bullying yang dilakukan ‘genk’ cewek adalah

bullying agresi tidak langsung yaitu menghasut orang agar orang lain menjauhi

bahkan mengucilkan targetnya itu (KB : LB/S:7/W:7/B:75-82). Kedua ‘genk’

tersebut memiliki pengaruh tersendiri bagi teman-temannya. ‘Genk’ cowok yang

memiliki jiwa sosial dapat berpengaruh bagi teman-temannya yaitu satu sekolah

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

7

harus mengumpulkan pakaian pantas pakai untuk disumbangkan ke panti asuhan

(KB : LB/S:6/W:6/B:149-175). ‘Genk’ cewek juga memiliki pengaruh terhadap

teman-temannya, mereka menantang temannya untuk melakukan karaoke

challange yang diberikan kepada ‘genk’ lainnya, lalu siswa yang lainnya

mengikuti hal tersebut (KB : LB/S:7/W:7/B:101-106). Tidak semua anggota

‘genk’ melakukan apa yang anggota lainnya lakukan, terdapat anggota yang tidak

ikut membully saat anggota lainnya sedang melakukan bullying (KB :

LB/S:4/W:4/B:85-94)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cintia Kususma Dewi

(2015) mengenai pengaruh konformitas terhadap perilaku bullying pada siswa

SMA Negri 1 Depok Yogyakarta bahwa semakin tinggi konformitas maka

semakin tinggi pula perilaku bullying, demikian juga sebaliknya semakin rendah

konformitas maka semakin rendah pula bullying.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasinta Amalia Febriyani dan Endang

Sri Indrawati (2016) mengenani konformitas dan perilaku bullying pada siswa

kelas XI IPS bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konformitas

dengan perilaku bullying pada siswa kelas XI SMA Negeri 6 Semarang.

Hubungan yang positif tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi

konformitas maka semakin tinggi perilaku bullying, demikian pula sebaliknya

semakin rendah konformitas maka semakin rendah bullying.

Berdasarkan hasil penelitian Dewi (2015: 10) menyatakan bahwa semakin

tinggi konformitas maka semakin tinggi perilaku bullying demikian juga

sebaliknya semakin rendah konformitas maka semakin rendah pula bullying

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

8

Menurut teori Santrock (2007: 120) sekolah yang memiliki standar

akademis yang tinggi, keterlibatan orang tua yang tinggi, dan tingkat konformitas

teman sebaya yang rendah, cenderung memperlihatkan bullying yang lebih

sedikit. Pada kenyataannya ditemukan di lapangan bahwa meskipun konformitas

rendah akan tetapi bullying tinggi, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan

kenyataan, sehingga peneliti ingin mengetahui hubungan antara konformitas

dengan bullying?

B. Perumusan Masalah

Febriyani (2016: 139) mengatakan bahwa bullying merupakan tindakan

yang sangat berbahaya dan tidak boleh ditiru, karena membawa dampak traumatik

luar biasa pada korbannya. Meskipun memiliki pengertian yang berbeda-beda

disetiap negara, secara umum bullying bisa diartikan sebagai penindasan

sekelompok orang/perseorangan terhadap seseorang. Bentuk penindasan sangat

beragam, mulai yang sangat beragam, mulai yang paling ringan merupakan

intimidasi atau teror perkataan, hingga penyiksaan secara fisik seperti yang dulu

pernah terjadi di sekolah atau kampus ketika penerimaan siswa atau mahasiswa

baru.

Levianti (2008: 9) mengatakan bahwa anak yang pernah menjadi korban

ataupun menyaksikan bullying cenderung akan menjadi pelaku bullying, atau

menganggap bullying sebagai hal yang wajar terjadi. Apalagi ketika anak mulai

bersekolah, anak juga cenderung menyesuaikan dan berperilaku serupa mengikuti

teman-teman sebayanya. Kecenderungan mengikuti perilaku teman disebut

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

9

sebagai konformitas. Individu melakukan konformitas agar tidak dimusuhi oleh

temannya. Anak cenderung mengikuti perilaku teman meski berbeda dengan

pendapatnya, supaya diterima sebagian dari kelompok.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya bullying yang dilakukan

oleh siswa SMA di kota Semarang. Bullying terjadi karena pengaruh lingkungan

teman sebaya atau sering disebut dengan sebutan konformitas. Kebanyakan dari

siswa melakukan tindakan bullying dikarenakan ingin mendapatkan suatu

kedudukan di suatu kelompok tertentu, atau siswa tersebut ingin bergabung di

suatu kelompok yang menginginkan siswa tersebut untuk membully temannya,

sehingga mau tidak mau siswa tersebut harus membully temannya agar dapat

masuk ke kelompok yang siswa tersebut inginkan.

Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melihat adakah hubungan

konformitas dengan bullying pada remaja?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara

konformitas dengan bullying pada siswa SMA

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

10

D. Manfaat penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperluas

wawasan serta pengetahuan dibidang ilmu psikologi, khususnya psikologi

pendidikan, psikologi perkembangan dan psikologi sosial berkaitan dengan

konformitas dan bullying pada remaja.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau

masukan-masukan bagi remaja, siswa dan sekolah mengenai konformitas dalam

kaitannya dengan bullying.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bullying

1. Pengertian bullying

Bullying adalah perilaku agresif yang dimanifestasikan oleh

penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain,

khususnya ketika perilaku itu sudah merupakan kebiasaan melibatkan

ketidakseimbangan kekuasaan. Hal ini dapat mencakup pelecehan

verbal,kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali

terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas,

atau kemampuan. “Ketidak seimbangan kekuasaan” mungkin menjadi

kekuatan sosial dan/ kekuatan fisik. Korban bullying kadang-kadang disebut

“target” ( Geldard, 2013: 47). Bullying adalah sebuah situasi dimana

terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya berarti kuat

dalam ukuran fisik tapi bisa juga kuat secara mental. Bullying merupakan

perilaku menyimpang yang dapat berakibat sangat serius bagi para

korbannya, mulai dari prestasi belajar menurun, gangguan makan,

mengisolasi diri, kegelisahan yang parah , trauma berkepanjanga, depresi,

terluka, bahkan hingga mengakibatkan kematian ( Achroni, 2012: 150).

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

12

Dibandingkan anak-anak lain pada umumnya, anak-anak yang menjadi

korban bullying lebih banyak menyatakan merasa kesepian dan kesulitan

berkawan, sementara para pelaku bullying lebih banyak yang memiliki

ranking lebih rendah serta terlibat dalam tingkah laku merokok dan minum

alkohol.

Menurut Olweus (dalam Wiyani 2014: 12) Bullying adalah perilaku

negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau

terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang, repeated during

successiveencounters.

Menurut Priyatna (2010: 189) bullying didefinisikan sebagai satu

bentuk agresi yang dilakukan berulang-ulang pada individu yang tidak

mampu untuk mempertahankan dirinya sendiri.

Menurut KomNas Perlindungan Anak (dalam Chakrawati 2015: 11-12)

definisi bullying sendiri adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka

panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang

tidak mampu mempertahankan diri. Bullying dilakukan dalam situasi

dimanaada hasrat untuk melukai, menakuti, atau membuat orang lain merasa

tertekan, trauma, depresi, dan tak berdaya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dalam penelitian ini yang

dimaksud bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang yang dapat merugikan orang lain.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

13

2. Bentuk-Bentuk Bullying

Chakrawati (2015: 14) bullying terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu bullying

fisik, verbal, dan psikis.

a. Fisik, bullying seperti ini bertujuan menyakiti tubuh seseorang.

Misalnya, memukul, mendorong, menampar, mengeroyok,

menendang, menjegal, menjahili, dan sebagainya.

b. Verbal, bullying verbal, artinya menyakiti dengan ucapan. Misalnya,

mengejek, mencaci, menggosip, memaki, membentak, dan sebagainya.

c. Psikis, bullying seperti ini menyakiti korban secara psikis. Misalnya,

mengucilkan, mengintimidasi atau menekan, mengabaikan,

mendiskriminasi, dan sebagainya.

Bullying fisik dan verbal merupakan bentuk bullying langsung.

Sedangkan bullying psikologis merupakan bentuk bullying tidak langsung

karena memiliki dampak sosial, seperti pengucilan.

Menurut Wiyani (2014: 27) bullying terbagi menjadi 5 bentuk, yaitu

a. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,

menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,

meremas, dan merusak barang-barang milik orang lain).

b. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,

mengganggu, memberi panggilan [name-calling], sarkasme,

merendahkan [putdowns], mencela/mengejek, mengintimidasi,

memaki, dan menyebarkan gosip).

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

14

c. Perilaku nonverbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau

mengancam biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.

d. Perilaku nonverbal tidak langsung (mendiamkan seseorang,

memanipulasi persahabatan hingga retak, sengaja mengucilkan atau

mengabaikan, mengirim surat kaleng)

e. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau

verbal)

Menurut Astuti (2008: 22) terdapat beberapa bentuk bullying,

diantaranya yaitu

a. Fisik: contohnya adalah menggigit, menarik rambut, memukul,

menendang, mengunci, dan mengintimidasi korban di ruangan atau

dengan mengitari, memelintir, menonjok, mendorong, mencakar,

meludahi, mengancam, dan merusak kepemilikan (property) korban,

penggunaan senjata dan perbuatan kriminal.

b. Non-fisik: terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal.

Verbal: contohnya, panggilan telepon yang meledek, pemalakan,

pemerasan, mengancam, atau intimidasi, menghasut, berkata

jorok pada korban, berkata menekan, menyebarluaskan kejelekan

korban.

Non-verbal, terbagi menjadi langsung dan tidak langsung:

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

15

Tidak langsung: di antaranya adalah manipulasi pertemanan,

mengasingkan, tidak mengikutsertakan, mengirim pesan

menghasut, curang, dan sembunyi-sembunyi.

Langsung: contohnya gerakan (tangan, kaki, atau anggota

badan lain) kasar atau mengancam, menggeram, hentakan

mengancam, tau menakuti.

Menurut Priyatna (2010: 189) ada beberapa bentuk bullying,

diantaranya bullying berbentuk fisik ( misal, mendorong, memukul, dan lain-

lain), verbal (misal, mengolok-olok, mengumpat, membentak, dan lain-lain),

ataupun online (cyberbullying). Bullying pun dapat berwujud agresi tidak

langsung, seperti: menggosipkan seseorang dibelakangnya, sengaja tidak

mengajak dia dalam aktivitas-aktivitas sosial dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dalam penelitian ini,

bentuk-bentuk bullying meliputi bullying langsung (non fisik dan fisik), dan

bullying tidak langsung (cyberbullying). Non fisik dapat berupa verbal dan

non verbal, sedangkan fisik adalah mengejek, menampar, menendang, dan

lain sebagainya. Cyberbullying yaitu bullying menggunakan telepon seluler

atau internet.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Bullying

Achroni (2012: 153) mengatakan bahwa bullying merupakan perilaku

menyimpang yang dapat berakibatkan sangat serius bagi para korbannya,

mulai dari prestasi belajar menurun, gangguan makan, mengisolasi diri,

kegelisahan yang parah, trauma berkepanjangan, depresi, terluka, bahkan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

16

hingga mengakibatkan kematian. Bullying akan mengganggu perkembangan

sosial dan emosional para korban, juga mengancam keselamatan jiwanya.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi bullying menurut Achroni

(2012: 152) :

a. Harga diri yang rendah, konsep diri yang negatif, dan pemahaman

moral yang rendah pada anak. Kebutuhan untuk mendapatkan

penghargaan dari teman-temannya dan belum pahamnya anak akan

nilai-nilai benar-salah atau baik-buruk dapat menjadi pemicu lahirnya

perilaku bullying pada anak.

b. Pola asuh yang terlalu memanjakan anak. Apapun keinginan anak

selalu dituruti. Hingga anak merasa berkuasa, dapat mengatur orang

lain, bisa memanfaatkan orang lain, bisa memanfaatkan orang lain dan

dapat menindas anak lain yang lebih lemah dibandingkan dirinya.

c. Anak melakukan bullying karena kebutuhan emosionalnya tidak

terpenuhi, seperti perhatian, kasih sayang, dan penghargaan.

Kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi oleh orang tua dan

keluarga ini mendorong anak untuk melakukan tindakan-tindakan yang

termasuk dalam kategori bullying dalam rangka memenuhi kebutuhan

emosionalnya tersebut.

d. Mencontoh perilaku buruk yang dilihat anak, baik dari orangtua,

teman-teman sekolahnya, televisi, games, internet, atau film.

Menurut Yayasan Semai Amini ( dalam Dewi, 2015: 4-5) faktor

bullying adalah:

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

17

a. Pelaku bullying melakukan bullying sebagai kompensasi diri karena

memiliki kepercayaan diri yang rendah, dengan begitu pelaku dapat

menutupi rasa kurang percaya dirinya dengan melakukan bullying.

b. Tawa teman-teman sekelompok saat pelaku mempermainkan korban,

membuat pelaku merasa tersanjung karena melalui tawa teman-

temannya tersebut, pelaku merasa telah mempunyai selera humor yang

tinggi, keren, dan populer.

c. Pelaku memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan dorongan kuat untuk

melakukan bullying pada seseorang karena pelaku tidak pernah dididik

untuk memiliki empati terhadap orang.

d. Pelampiasan kekesalan dan kekecewaan.

e. Pelaku merasa tidak mempunyai teman, sehingga pelaku melakukan

bullying supaya memiliki “pengikut” dan kelompok sendiri.

f. Takut menjadi korban bullying, sehingga lebih dahulu mengambil

inisiatif sebagai pelaku bullying untuk keamanan dirinya sendiri.

g. Sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat dan dipahami sendiri.

h. Sebuah tradisi dalam suatu lingkungan.

Menurut Astuti (2008: 4) terdapat beberapa faktor bullying, diantaranya

yaitu

a. Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, jender,

etinisitas/rasisme.

b. Tradisi senioritas.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

18

c. Senioritas, sebagai salah satu perilku bullying, seringkali pula justru

diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi

mereka keinginan untuk melanjutkan maslah senioritas ada untuk

hiburan, penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas,

melanjutkan tradisi atau untuk menunjukkan kekuasaan.

d. Keluarga yang tidak rukun.

e. Situasi sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif.

f. Karakter individu/kelompok, seperti: dendam atau iri hati, adanya

semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik

seksual, dan untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan teman

sepermainan (peer group)-nya, persepsi nilai yang salah atas perilaku

korban.

Menurut Wiyani (2008: 26) bullying bukanlah merupakan suatu

tindakan yang kebetulan terjadi, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

seperti faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Biasanya, dilakukan oleh pihak-

pihak yang merasa lebih kuat, lebih berkuasa, atau bahkan merasa lebih

terhormat untuk menindas pihak lain untuk memperoleh keuntungan tertentu.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dalam penelitian ini faktor

yang mempengaruhi bullying adalah lingkungan, keluarga, kelompok sebaya

(konformitas), sekolah/institusi.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

19

B. Konformitas

1. Pengertian konformitas

Santrock (2007: 55) berpendapat bahwa remaja memiliki kebutuhan

yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai

akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan

merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh

kawan sebayanya. Bagi banyak remaja, pandangan kawan-kawan terhadap

dirinya merupakan hal yang paling penting. Sehingga agar dapat diterima

dalam suatu kelompok maka seseorang akan merubah perilakunya. Hal inilah

yang disebut konformitas.

Feldman (2012: 358) menyatakan bahwa konformitas adalah perubahan

dalam perilaku atau sikap yang dibawa oleh hasrat untuk mengikuti

kepercayaan atau standar dari orang lain. Tekanan sosial terselubung atau

bahkan tidak terucapkan dapat menghasilkan konformitas.

Menurut King (2010: 203) konformitas adalah perubahan dalam

perilaku seseorang untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar

kelompok. Konformitas memiliki banyak bentuk dan mempengaruhi banyak

aspek kehidupan seseorang.

Menurut Sarwono & Meinarno (2009: 106) konformitas adalah suatu

bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya

agar sesuai dengan norma sosial.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

20

Menurut Zimbardo (dala Gross 2013: 83) konformitas sebagai

perubahan dalam keyakinan atau perilaku sebagai respon terhadap tekanan

kelompok, nyata maupun dibayangkan, padahal tidak ada permintaan secara

langsung untuk conform kepada kelompok atau tidak ada alasan untuk

menjustifikasi perubahan perilaku itu.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dalam penelitian ini,

konformitas adalah perubahan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan

dari kelompok, supaya dapat diterima oleh kelompok atau masyarakat

tertentu.

2. Aspek-aspek Konformitas

Menurut Feldman (2012: 208-209) aspek konformitas ada 4,

diantaranya yaitu:

a. Karakteristik kelompok. Semakin menarik kelompok dimata para

anggotanya, semakin besar kemampuan kelompok tersebut untuk

menghasilkan konformitas. Lebih jauh lagi, status relatif seseorang,

peringkat sosial yang dipegang di dalam kelompok, adalah hal yang

penting. Semakin rendah status seseorang dalam kelompok, semakin

besar kekuatan kelompok terhadap perilaku orang tersebut.

b. Situasi ketika individu merespons. Konformitas jauh lebih tinggi

ketika seseorang harus merespons secara terbuka dibandingkan ketika

mereka dapat memunculkan respons secara tertutup.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

21

c. Jenis tugas. Seseorang yang mengerjakan tugas dan pertanyaan yang

ambigu (yang tidak memiliki jawaban yang jelas) lebih rentan terhadap

tekanan sosial. Tugas-tugas dimana seorang individu kurang kompeten

dibanding individu yang lain dalam kelempok akan membuat

konformitas lebih mungkin terjadi.

d. Kebulatan suara dalam kelompok. Kelompok yang bersatu dalam

mendukung sebuah posisi memperlihatkan tekanan konformitas yang

paling kuat. Memiliki hanya satu orang yang mewakili sudut pandang

minoritas adalah cukup untuk menurunkan tekanan konformitas.

Gross (2013: 90) menyatakan bahwa konformitas terdiri atas beberapa

aspek yakni:

a. Internalisasi

Internalisasi terjadi ketika keyakinan atau pendapat pribadi

dengan keyakinan atau pendapaat publik. Internalisasi merupakan

true conformity (konformitas sejati), dan dapat dianggap sebagai

konversi untuk sudut pandang orang lain, dalam situasi ambigu.

b. Compliance

Compliance terjadi ketika jawaban yang diberikan di depan

publik bukan jawaban yang secara pribadi diyakini. Compliance

mempresentasikan kompromi dalam situasi yang menghadapkan

orang itu dengan konflik antara sesuatu yang mereka yakini .

Menurut King (2012: 207-211) mengatakan bahwa aspek-aspek

konformitas adalah sebagai berikut:

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

22

a. Penolakan terhadap pengaruh sosial. Jika seseorang tidak dapat

mengikuti laju temannya, terkadang remaja teguh pada pendiriannya,

dan terkadang kita cukup mengikuti arus. Hal yang terpenting,

hubungan dengan dunia sosial bersifat timbal balik. Meskipun menolak

pihak yang berkuasa mungkin sulit, namun hidup dengan pengetahuan

bahwa mengkompromikan integritas moral seseorang bisa jadi lebih

sulit dalam jangka panjang.

b. Pengaruh kelompok remaja akan mengikuti semua yang dilakukan

kelompoknya tanpa memikirkan dampak dari yang dilakukannya,

karena remaja lebih mendengarkan teman dikelompoknya.

c. Deindividuasi suatu proses yang mencerahkan perilaku individu dalam

kelompok deindividuasi (deindividuation) yang muncul ketika menjadi

bagian dari kelompok mengurangi identitas pribadi dan pengikis

perasaan tanggung jawab. Deindividuasi adalah bahwa kelompok

membuat kita menjadi anonimitas.

d. Penularan sosial (social contagion) adalah perilaku meniru yang

melibatkan penyebaran perilaku, emosi, dan gagasan.

e. Kinerja kelompok remaja berkinerja akan lebih baik ketika bekerjasama

dengan kelompok, karena akan menunjukan lebih produktif bekerja

sendirian

f. Fasilitas sosial (social fasilitation) muncul ketika kinerja remaja

meningkat karena kehadiran orang lain. Fasilitas sosial meningkatkan

kinerja kita pada tugas-tugas yang sudah dipelajari dengan baik.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

23

g. Sosial loafing merujuk pada kecenderungan tiap-tiap orang

menghasilkan usaha yang lebih sedikit dalam kelompok karena

berkurangnya tanggung jawab untuk usaha individu. Cara untuk

mengurangi social loafing adalah meningkatkn kemampuan untuk

mengenali dan keunikan sumbangan individu, menyederhanakan

evaluasi sumbangan ini, dan membuat tugas kelompok menjadi lebih

menarik.

h. Interaksi kelompok dan pengambilan keputusan seringnya bertemu dan

kebersamaan yang dijalani membuat remaja lebih mendengarkan dan

meminta temannya untuk pengambilan keputusan.

i. Peralihan risiko dan polarisasi kelompok. Peralihan resiko (riskiy shifty)

kecenderungan keputusan kelompok untuk lebih beresiko daripada rata-

rata keputusan yang dibuat oleh masing-masing individu anggota

kelompok.

j. Berfikir kelompok: bersama-sama, tetapi menjadi benar-benar salah.

Berfikir kelompok merujuk kepada pengambilan keputusn para anggota

kelompok yang cacat dan menghindari penilaian realistis dalam

pembahasan yang terbuka mengenai seluruh informasi yang bersedia,

dalam berfikir kelompok, para anggota kelompok menempatkan

konformitas sebagai nilai tertinggi dan kebulatan rasa.

k. Pengaruh mayoritas dan minoritas kebanyakan kelompok mengambil

keputusan dengan pemungutan suara dan bahkan tanpa kehadiran

berfikir kelompok, mayoritas biasanya menang.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

24

Menurut Sears, dkk (1985: 85-93) mengemukakan secara eksplisit

bahwa konformitas remaja ditandai dengan adanya tiga aspek, yaitu:

a. Kekompakan

Kekuatan yang menyebabkan orang tertarik pada suatu kelompok dan

yang membuat mereka ingin tetap menjadi anggotanya. Semakin besar

rasa suka anggota yang satu terhadap anggota lain, dan semakin besar

harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta

semakin besar kesetiaan mereka, dan sebagainya akan semakin kompak

kelompok itu.

b. Kesepakatan

Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat

akan mendapatkan tekanan yang kuat untuk menyesuaikan

pendapatnya. Bila kelompok tidak bersatu akan nampaknya adanya

penurunan tingkat konformitas.

c. Ketaatan

Harapan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam otoritas

menimbulkan ketaatan. Hal-hal yang membuat individu lebih

bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri atau yang

menonjolkan aspek negatif dari apa yang dilakukannya akan

mengurangi ketaatan.

Menurut Nail (dalam Myres, 2012: 252) ada 3 aspek dalam konformitas

adalah:

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

25

a. Pemenuhan (complience)

Konformitas yang termasuk pada beraksi dalam persetujuan dengan

permintaan tersirat maupun tersurat sementara pribadi tidak setuju.

Mematuhi terutama untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari

hukuman.

b. Kepatuhan (obedience)

Bertindak sesuai perintah atau petunjuk langsung. Dilakukan karena

perintah yang tegas.

c. Penerimaan (acceptence)

Konformitas yang melibatkan baik bertindak atau meyakini agar sesuai

dengan tekanan sosial.

Berdasarkan pendapat dari tokoh dalam penelitian ini aspek

konformitas meliputi pemenuhan, kepatuhan dan penerimaan yang dilakukan

individu agar dapat diterima oleh kelompoknya.

C. Hubungan Konformitas dengan Bullying pada siswa Sekolah Menengah

Atas

Santrock (2007: 55) berpendapat bahwa remaja memiliki kebutuhan yang

kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya,

mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat

tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan sebayanya.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

26

Bagi banyak remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal

yang paling penting.

Kawan-kawan sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja yang memiliki

usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi diantara kawan-

kawan sebaya yang berusia sama memiliki peran yang unik dalam budaya AS.

Pertemanan berdasarkan tingkat usia dengan sendirinya akan terjadi meskipun

sekolah tidak menerapkan sistem usia. Remaja dibiarkan untuk menentukan

sendiri komposisi masyarakat mereka. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok

kawan sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia luar keluarga.

Perilaku bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan

kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok. Pihak yang

kuat disini tidak hanya berarti kuat dalam ukuran fisik tapi bisa juga kuat secara

mental. Bullying merupakan perilaku menyimpang yang dapat berakibat sangat

serius bagi para korbannya, mulai dari prestasi belajar menurun, gangguan makan,

mengisolasi diri, kegelisahan yang parah , trauma berkepanjangan, depresi,

terluka, bahkan hingga mengakibatkan kematian ( Achroni, 2012: 150).

Menurut King (2010: 203) konformitas adalah perubahan dalam perilaku

seseorang untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar kelompok.

Konformitas memiliki banyak bentuk dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan

seseorang. Menurut Sarwono & Meinarno (2009: 106) konformitas adalah suatu

bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya

agar sesuai dengan norma sosial.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

27

Berdasarkan uraian diatas hubungan konformitas dengan bullying disini

adalah ketika siswa memiliki penyesuaian, kepatuhan, penerimaan yang tinggi

kepada konformitas, siswa akan cenderung mengikuti semua perilaku yang

dilakukan konformitas kelompok tersebut termasuk bullying, jika konformitas

siswa tersebut menghendakinya, tetapi jika siswa yang memiliki konformitas

rendah, siswa tersebut akan tetap melakukan perilaku bullying, meskipun

kelompok konformitas tidak menghendaki perilaku tersebut dilakukan.

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara

konformitas dengan bullying pada siswa SMA. Semakin tinggi konformitas pada

remaja maka semakin tinggi bullying, begitu sebaliknya.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Azwar (2015: 59) variabel merupakan konsep mengenai atribut

atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara

kuantitatif ataupun secara kualitatif. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel

yaitu variable bebas (Independent) dan variabel terikat (dependent)

Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan

identifikasi variabel-variabel yang akan dipakai dalam penelitian, yaitu:

1. Variabel tergantung : Bullying

2. Variabel bebas : Konformitas

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional Penelitian:

1. Bullying

Bullying merupakan perilaku negatif yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang yang dapat merugikan orang lain. Bullying diukur

menggunakan Skala Bullying berdasarkan bentuk bullying yaitu bullying

langsung (non fisik dan fisik), dan bullying tidak langsung (cyberbullying).

Non fisik dapat berupa verbal dan non verbal, sedangkan fisik adalah

mengejek, menampar, menendang, dan lain sebagainya. Cyberbullying yaitu

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

29

bullying menggunakan telepon seluler atau internet. Semakin tinggi skor yang

diperoleh berarti semakin tinggi pula perilaku bullying yang dilakukan dan

sebaliknya.

2. Konformitas

Konformitas merupakan perubahan perilaku atau keyakinan karena

adanya tekanan dari kelompok, supaya dapat diterima oleh kelompok atau

masyarakat tertentu.. Konformitas akan diukur menggunakan Skala

Konformitas yang terdiri dari tiga aspek konformitas yaitu pemenuhan,

kepatuhan dan penerimaan yang dilakukan individu agar dapat diterima oleh

kelompoknya. Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi

konformitas terhadap teman sebaya dan sebaliknya.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 92) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri

atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok

subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi

akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

30

Semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasikan maka

populasi akan semakin heterogen dikarenakan berbagai ciri subjek akan

terdapat dalam populasi. Sebaliknya, semakin banyak ciri subjek yang

disyaratkan sebagai populasi, yaitu semakin spesifik karakteristik populasinya

maka populasi itu akan menjadi semakin homogen.

Berdasarkan pengertian di atas yang menjadi popluasi pada penelitian

ini yaitu siswa SMA „X‟.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Azwar (2015: 79) sampel adalah sebagian besar dari populasi.

Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri

yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah semua

siswa SMA „X‟.

Teknik pengembilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Cluster Random Sampling. Teknik Cluster Random Sampling adalah

melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara

individual.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

31

D. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan

data sekunder. Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengembalian data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat fihak lain,

tidak langsung dieroleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder

biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data

primer dan data sekunder, dapat digolongkan menurut jenisnya sebagai data

kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa kategori-

kategori (Azwar, 2015: 91).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan skala, sedangkan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan Skala Konformitas dan Skala

Bullying.

a. Skala Bullying

Skala Bullying terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap suatu objek atau ciri tertentu mengenai

bullying. Skala disusun berdasarkan bentuk-bentuk bullying yaitu Bullying

langsung (fisik dan non fisik) dan Bullying tidak langsung (cyberbullying).

Untuk setiap pernyataan akan disediakan sejumlah kategori jawaban yaitu SS

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

32

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak

Sesuai). Item pada skala ini terdiri dari dua bentuk, yaitu berupa pernyataan

yang berbentuk favourable dan unfavourable.

Item atau pernyataan yang mengandung sikap favourable (pernyataan

mendukung pada variabel yang diukur) mempunyai nilai positif dengan nilai

yang diberikan adalah 4 untuk jawaban SS (Sangat Sesuai), 3 untuk jawaban

S (Sesuai), 2 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), dan 1 untuk jawaban STS

(Sangat Tidak Sesuai).

Item atau pernyataan yang mengandung sikap unfavourable(pernyataan

tidak mendukung pada variabel yang diukur) mempunyai nilai negatif dengan

nilai yang diberikan adalah 1 untuk SS (Sangat Sesuai), 2 untuk jawaban S

(Sesuai), 3 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), dan 4 untuk jawaban STS

(Sangat Tidak Sesuai)

Skor tertinggi untuk item favourable terletak pada jawaban “sangat sesuai”

sedang untuk item unfavourable skor tertinggi pada jawaban “sangat tidak

sesuai”. Rancangan item Skala Bullying dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1

Blue Print Skala Bullying

No. Aspek Jumlah Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Bullying

Langsung 12 12 24

2. Bullying tidak

langsung 12 12 24

Total 24 24 48

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

33

b. Skala Konformitas

Skala Konformitas digunakan untuk mengetahui tingkat konformitas.

Skala disusun berdasarkan aspek-aspek konformitas yang terdiri dari

pemenuhan, kepatuhan, dan penerimaan. Untuk setiap pernyataan akan

disediakan sejumlah kategori jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai),

TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Item pada skala ini terdiri

dari dua bentuk, yaitu berupa pernyataan yang berbentuk favourable dan

unfavourable.

Item atau pernyataan yang mengandung sikap favourable (pernyataan

mendukung pada variabel yang diukur) mempunyai nilai positif dengan nilai

yang diberikan adalah 4 untuk jawaban SS (Sangat Sesuai), 3 untuk jawaban

S (Sesuai), 2 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), dan 1 untuk jawaban STS

(Sangat Tidak Sesuai).

Item atau pernyataan yang mengandung sikap unfavourable

(pernyataan tidak mendukung pada variabel yang diukur) mempunyai nilai

negatif dengan nilai yang diberikan adalah 1 untuk SS (Sangat Sesuai), 2

untuk jawaban S (Sesuai), 3 untuk jawaban TS (Tidak Sesuai), dan 4 untuk

jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai)

Skor tertinggi untuk item favourable terletak pada jawaban “sangat sesuai”

sedang untuk item unfavourable skor tertinggi pada jawaban “sangat tidak

sesuai”. Rancangan item skala konformitas dapat di lihat pada tabel 2.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

34

Tabel 2

Blue Print Skala Konformitas

No Aspek Jumlah Item

Jumlah Favourable unfavourable

1 Pemenuhan 5 5 10

2 Kepatuhan 5 5 10

3 Penerimaan 5 5 10

Jumlah 15 15 30

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

a. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.

Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila

menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai

variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut.

Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes

menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka

dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah (Azwar,

2017: 8-9)

Dalam penelitian ini peneliti menguji validitas alat ukur dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson yaitu

pengujian terhadap korelasi antar butir (item) dengan skor total nilai

jawaban sebagai kriteria.. Adapun rumus Product Moment adalah sebagai

berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

35

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi/koefisien antara skor item

N = Jumlah subjek

∑ = Jumlah skor masing-masing item ∑ = Jumlah skor total ∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor item dengan skor total

Hasil perhitungan yang diperoleh dengan teknik Product Moment

tersebut masih perlu dikoreksi lagi untuk menghindari terjadinya over

estimate terhadap koefisien validitas yang sebenarnya, dengan

menggunakan rumus Part Whole. Adapun rumus Part Whole adalah

sebagai berikut:

( )( ) ( )

√( ) ( )( )( )

Keterangan:

rpq = Koefisien korelasi setelah dikoreksi

rxy = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi

SDx = Standard Deviasi skor item

SDy = Standard Deviasi skor total item

b. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya. Reliabilitas alat ukur berkaitan dengan masalah eror

pengukuran (error of measurement). Eror pengukuran sendiri menunjuk

pada sejauhmana inkonsistensi hasil ukur terjadi apabila pengukuran

dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2017: 7-8)

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

36

Pada penelitian ini koefisien reliabilitas dihitung dengan

menggunakan teknik keandalan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai

berikut:

[

]

Keterangan :

= koefisien Alpha Cronbach

dan

= Varians skor belahan 1 dan belahan 2

= Varians skor tes

E. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Dalam mencari hubungan antara Konformitas (yang menjadi variabel bebas atau

X) dengan Bullying (yang menjadi variabel tergantung atau Y) dihitung dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment. Menurut Hartono (2015: 77)

teknik perhitungan korelasi product moment (product moment correlation).

Teknik ini digunakan bila datanya bersifat kontinu, homogen, dan regresinya

linier. Jenis data yang dikorelasikan adalah data interval dengan data interval, data

ratio dengan data ratio, data ratio dengan data interval dan data interval dengan

data ratio.

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara

koformitas dengan perilaku bullying pada siswa SMA digunakan teknik korelasi

Product Moment sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

37

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor variabel X (konformitas) dengan skor

variabel Y (bullying)

N = Jumlah subjek

∑ = Jumlah skor konformitas

∑ = Jumlah skor bullying ∑ = Jumlah perkalian antara konformitas dengan bullying

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

38

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Orientasi kancah penelitian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan.

Tujuan dilaksanakan orientasi kancah penelitian adalah untuk mengetahui

kesesuaian karakteristik subjek penelitian dengan kondisi tempat penelitian.

Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah

mengetahui dengan jelas kancah atau tempat dimana penelitian akan

dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan persiapan mengenai segala sesuatu yang

berkenaan dengan kancah penelitian.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan konformitas

dengan bullying pada remaja. Orientasi kancah penelitian dilakukan setelah

peneliti melakukan observasi dan wawancara terlebih dahulu pada siswa

SMA ‘X’. Dikarenakan ada hambatan yang mengakibatkan peneliti tidak

dapat mengambil data penelitian di SMA ‘X’, maka peneliti mencari sekolah

dengan karakteristik yang sama, dan sekolah tersebut adalah SMK Terang

Bangsa yang beralamatkan Kompleks Grand Marina, Jl. Arteri Utara,

Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50144.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

39

a. Struktur Organisasi

b. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMK Terang Bangsa

seperti sekolah pada umumnya. Yaitu setiap hari Senin-Jumat, pembelajaran

pada hari Senin-Kamis dimulai pukul 07.30 dan berakhir pukul 14.45,

sedangkan dihari Jumat pembelajaran dimulai pukul 07.15 dan berakhir

pukul 13.40. Kurikulum yang digunakan di SMK Terang Bangsa yaitu

Kurikulum 2013 revisi.

c. Program Keahlian

SMK Terang Bangsa memiliki beberapa program keahlian

diantaranta yaitu :

1. Bisnis During dan Pemasaran (PM), yang terdiri dari:

Kelas X 1 PM = 18 siswa

Kelas X 2 PM = 19 siswa

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

40

Kelas XI 1 PM = 21 siswa

Kelas XI 2 PM = 21 siswa

Kelas XII 1 PM = 19 siswa

Kelas XII 2 PM = 21 siswa

2. Produksi dan Siaran Program Televisi (Broadcasting), yang

terdiri dari:

Kelas X = 19 siswa

Kelas XI = 18 siswa

Kelas XII = 22 siswa

3. Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura (ATPH), yang

terdiri dari:

Kelas X = 7 siswa

Kelas XI = 9 siswa

Kelas XII = 8 siswa

4. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP), yang terdiri

dari:

Kelas X = 17 siswa

Kelas XI = 17 siswa

Kelas XII = 21 siswa

d. Sarana dan Prasarana

Gedung atau bangunan sekolah merupakan sarana atau tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar bagi guru dan siswa secara aman,

tenang, dan nyaman. Dalam hal ini pengadaan gedung sekolah dan gedung

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

41

lainnya tergantung dengan pendanaan yang diupayakan bagi pembangunan

tersebut.

1) Sarana

Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang

langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah, contohnya gedung

sekolah, ruang sekolah, meja, kursi, LCD beserta layar, AC, CCTV, alat

kebersihan, alat peraga, dan lain sebagainya.

2) Prasarana

Prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan disekolah contohnya halaman

sekolah, tempat parkir, UKS, laboratorium, salon, perpustakaan, studio,

lahan pertanian, ruang konseling, business center, dan lain sebagainya.

2. Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah skala. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Skala Bullying dan Skala Konformitas. Skala Bullying

pada siswa Sekolah Menengah Atas terdiri dari 48 item yang dirancang

berdasarkan bentuk-bentuk dari bullying langsung dan bullying tidak

langsung. Sebaran item Skala Bullying pada remaja dapat dilihat pada tabel 3.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

42

Tabel 3

Sebaran Item Skala Bullying

No. Aspek Jumlah Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Bullying

Langsung

2,6,10,14,18,22,2

6,30,34,38,42,46

4,8,12,16,20,24,2

8,32,36,40,44,48 24

2. Bullying tidak

langsung

1,5,9,13,17,21,25,

29,33,37,41,45

3,17,11,15,19,23,

27,31,35,39,43,4

7

24

Total 24 24 48

Skala Konformitas terdiri dari 30 item yang dirancang berdasarkan

aspek konformitas yaitu Penyesuian, Kepatuhan, dan Penerimaan. Sebaran

item Skala Konformitas dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Sebaran Item Skala Konformitas

No. Aspek Jumlah Item

Jumlah fav Unfav

1. Pemenuhan 1,7,13,19,25 6,12,18,24,30 10

2. Kepatuhan 5,11,17,23,29 2,8,14,20,26 10

3. Penerimaan 3,9,15,21,27 4,10,16,22,28 10

Total 15 15 30

3. Permohonan Izin Penelitian

Sebelum melaksanakan try out penelitian , peneliti terlebih dahulu

mengajukan surat permohonan ijin try out penelitian kepada Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Semarang yang menyatakan bahwa peneliti benar-benar

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Semarang yang akan melakukan

penelitian untuk menyusun Skripsi. Surat permohonan izin penelitian dari

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Semarang dengan nomor surat

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

43

1100/USM.H4.F.Psi/I/2019 bertanggal 12 Desember 2018 diberikan kepada

Kepala Sekolah SMA X dan peneliti disetujui secara lisan oleh Kepala

Sekolah SMA X untuk selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data

penelitian. Surat keterangan telah melakukan try out penelitian dari pihak

SMA ‘X’ bernomor 044/SMA.KM/S.KET/I/19. Selanjutnya peneliti

mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Semarang yang menyatakan bahwa peneliti benar-benar

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Semarang yang akan melakukan

penelitian untuk menyusun Skripsi. Surat permohonan izin penelitian dari

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Semarang dengan nomor surat

143/USM.H4.F.Psi/I/2019 bertanggal 25 Januari 2019 diberikan kepada

Kepala Sekolah SMK Terang Bangsa dan peneliti disetujui secara lisan oleh

Kepala Sekolah SMK Terang Bangsa untuk selanjutnya peneliti melakukan

pengambilan data penelitian. Surat keterangan telah melakukan penelitian

dari pihak SMA bernomor 0303/E.003/SMKTERBANG/II/2019.

4. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Uji coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan

uji coba alat ukur berjumlah 35 siswa kelas XI SMA ‘X’. Setelah peneliti

mendapatkan ijin dan waktu yang telah disepakati dengan bagian pihak sekolah

SMA X, kemudian peneliti melakukan pengambilan data uji coba alat ukur. Uji

coba alat ukur dilakukan pada tanggal 10 Januari 2019 kepada siswa SMA ‘X’

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

44

dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa yang berdasarkan cluster random.

Cluster random dilakukan dengan cara peneliti menuliskan kelas XI IPS 1, XI IPS

2, XI IPA 1, dan XI IPA pada kertas kecil lalu menggulungnya menjadi gulungan

kecil lalu gulungan tersebut dimasukkan kedalam botol lalu botol tersebut

dikocok, berikutnya peneliti menjatuhkan 2 gulungan ke meja dan gulungan

tersebut bertuliskan XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang masing-masing berjumlah 17 dan

18 siswa, dan kelas XI IPS 1 dan IX IPS 2 telah ditetapkan sebagai kelas try out.

Pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan diruang perpustakaan. Pelaksanaan

uji coba alat ukur dilaksanakan pada saat siswa yang sedang melakukan proses

belajar mengajar pada jam pelajaran BK (Bimbingan Konseling) di perpustakaan.

Peneliti meminta ijin kepada guru terlebih dahulu untuk mendapatkan waktu

penelitian dan setelah itu peneliti menyampaikan petunjuk dan cara mengisi try

out kepada siswa, dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat

pernyataan yang tidak dimengerti. Peneliti menunggu hingga skala tersebut selesai

dikerjakan oleh siswa. Pelaksanaan uji coba alat ukur berjalan lancar dengan

adanya kerjasama yang baik dari masing-masing siswa baik siswa XI IPS 1 dan

siswa XI IPS 2. Setelah siswa selesai, pengumpulan skala penelitian yang telah

diisi oleh siswa dilakukan dengan menghampiri peneliti yang berada didepan

kelas, kemudian peneliti memastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.

Setelah skala terkumpul peneliti melakukan skoring dan uji validitas dan

reliabilitas kedua skala tersebut.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

45

5. Hasil Uji Coba Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas item dilakukan dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Packages For Social Science) for

Windows versi 23.0. Berdasarkan proses analisis uji validitas dan reliabilitas

diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Uji Validitas item

Pengujian validitas item menggunakan korelasi Product Moment dengan

bantuan SPSS (Statistical Packages For Social Science) for Windows versi

23.0. Uji validitas dimasudkan untuk mengetahui item-item mana saja yang

valid dan nantinya akan digunakan dalam penyusunan alat ukur penelitian

1. Skala Bullying

Penyusunan Skala Bullying yang semula berjumlah 48 item,

terdapat 17 item yang gugur, sehingga tersisa 31 item yang valid.

Koefisien validitas item berkisar antara 0,330 sampai dengan 0,692. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada lampiran D. Data item valid dan gugur

Skala Bulyying dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Bullying

No Aspek Jumlah Item TOTAL

fav Unfav Valid Gugur

1. Bullying

Langsung

2,(6),10,14,(18

),22,(26),30,34

,38,42,(46)

(4),8,12,16,2

0,(24),(28),32

,36,(40),44,4

8

16 8

2. Bullying tidak

langsung

1,5,9,13,17,21,

(25),29,33,37,

41,45

(3),(7),(11),1

5,19,(23),(27)

,31,(35),(39),

(43),47

15 9

Total 24 24 31 17

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

46

Keterangan:

Dalam tanda ( ) = nomor item gugur

Tanpa tanda ( ) = nomor item valid

2. Skala Konformitas

Penyusunan Skala Konformitas yang semula berjumlah 30 item,

terdapat 12 item yang gugur, sehingga tersisa 18 item yang valid.

Koefisien validitas item berkisar antara 0,335 sampai dengan 0,679. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada lampiran D. Data item valid dan gugur

Skala Konformitas dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Konformitas

No. Aspek Jumlah Item Total

Fav Unfav Valid Gugur

1. Pemenuhan 1,7,13,19,25 6,(12),18,24,

30

9 1

2. Kepatuhan 5,11,17,23,

(29)

(2),8,(14),(20)

,(26)

5 5

3. Penerimaan 3,9,15,21,(27) (4),(10),(16),

(22),(28)

4 6

Total 15 15 18 12

Keterangan:

Dalam tanda ( ) = nomor item gugur

Tanpa tanda ( ) = nomor item valid

b. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Perhitungan dilakukan dengan program SPSS (Statistical

Packages For Social Science) for Windows versi 23. Hasil uji reliabilitas

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

47

item. Skala Bullying sebesar 0,914 dan pada Skala Konformitas sebesar

0,872. Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas Skala Bullying dan Skala

Konformitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

6. Penyusunan Kembali Alat Ukur

Setelah melakukan uji coba alat ukur penelitian dilakukan penyusunan

kembali item-item alat ukur penelitian dengan menyusun nomor item pada

tiap skala yang valid. Skala Bullying terjadi perubahan karena ada 17 item

yang gugur. Item yang gugur tidak akan dipakai untuk penelitian karena

dianggap tidak dapat mengukur varibel penelitian. Nomor item yang valid

pada Skala Bullying akan disusun menjadi alat ukur penelitian dan disebar

kembali yang akan digunakan untuk penelitian. Sebaran item Skala Bullying

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Sebaran Nomor Item Baru

Skala Bullying

No. Aspek Jumlah Item

Jumlah fav Unfav

1. Bullying Langsung 2,5,7,11,15,17,

21,25

3,9,13,18,23,

27,29,31 16

2. Bullying tidak

langsung

1,4,8,12,14,18,

22,26

6,10,16,20,24

,28,30 15

Total 16 15 31

Selanjutnya, pada Skala Konformitas terjadi perubahan nomor item

dikarenakan terdapat 12 item yang gugur. Sebaran item Skala Konformitas

dapat dilihat pada tabel 8.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

48

Tabel 8

Sebaran Nomor Item Baru

Skala Konformitas

No. Aspek Jumlah Item

Total fav Unfav

1. Pemenuhan 1,5,9,13,18 3,7,11,15 9

2. Kepatuhan 2,6,10,16 17 5

3. Penerimaan 4,8,12,16 - 4

Total 13 5 18

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Pelaksanaan Pengambilan Data

Penelitian ini menggunakan metode Try Out terpisah yaitu subjek yang

digunakan untuk Try Out dan penelitian berbeda. Untuk proses Try Out

dilakukan pada tanggal 10 Januari 2019 terhadap siswa SMA ‘X’ kelas XI

IPS 1 dan XI IPS 2 sebanyak 35 siswa.

Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Menurut

Nazir (2014: 273) cluster random sampling adalah teknik memilih sebuah

sampel dari kelompok-kelomppok unit-unit yang kecil atau cluster. Sebelum

peneliti melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu membuat

undian dan gulungan kertas yang keluar tersebut bertulisan XII PM 2 ( 21

siswa ), XII TV (22 siswa), XII TPHP (21 siswa), dan X PM (18 siswa).

Setelah melakukan pengundian kelas, peneliti meminta ijin kepada pihak

sekolah SMK Terang Bangsa untuk melakukan pengambilan data pada kelas

tersebut. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

49

Februari 2019 terhadap siswa SMK Terang Bangsa kelas XII PM 2, XII TV

XII TPHP , dan X PM .

Setelah pihak sekolah mengijinkan peneliti mengambil data pada kelas

tersebut, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

penelitian tersedia, seperti skala dan alat tulis maka pada keesokan harinya

peneliti kemudian mendatangi SMK Terang Bangsa.

Waktu untuk pengambilan data yang dibutuhkan dua hari. Subjek

diberikan waktu selama 25 menit untuk mengisi skala. Penelitian dilakukan

dengan cara membagikam skala kepada responden secara langsung, peneliti

meminta waktu kepada responden untuk pengisian skala penelitian. Peneliti

memberikan penjelasan kepada subjek mengenai tata cara pengisian skala

kepada siswa yang berada di kelas tersebut. Selama proses pengisian skala,

peneliti mengambil gambar guna bukti bahwa peneliti sudah melakukan

penelitian di sekolah SMK Terang Bangsa, setelah gambar yang diambil

cukup peneliti menunggu subjek selesai mengisi skala dan memastikan

bahwa skala terisi semua.

Data hasil penelitian kemudian dimasukan dalam bentuk tabulasi skor

dan selanjutnya diolah data menggunakan program SPSS (Statistic Packages

For Social Science) versi 23.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

50

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data dengan teknik Product Moment terlebih

dahulu melakukan uji asumsi normalitas sebaran untuk mengetahui normal

tidaknya skor variabel Bullying dan variabel Konformitas. Selain itu

dilakukan uji asumsi dengan menggunakan SPSS (Statistical Packages For

Social Science) for Windows versi 23.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan terhadap variabel Bullying dan variabel

Konformitas dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya skor

variabel penelitian. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan

prosedur Kolmogorov-Smirnov Z. Data berdistribusi normal ditunjukkan

apabila probabilitas (signifikansi) ≥ 0,05. Hasil uji normalitas

menunjukan bahwa:

1. Skor variabel Bullying berdistribusi tidak normal dengan nilai

Kolmogorov-Smirnov Z.= 0,151 p = 0,000 < 0,05

2. Skor variabel Konformitas berdistribusi normal dengan nilai

Kolmogorov-Smirnov Z.= 0,068 p = 0,200 > 0.05

Perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G

b. Uji Linearitas

Pengujian Linearitas dilakukan terhadap variabel Bullying dengan

variabel Konformitas untuk mengetahui hubungan antara kedua

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

51

variabel. Hasil uji linearitas antara variabel Bullying dengan variabel

Konformitas menunjukan bahwa Flinier sebesar 16,666 dengan p = 0,000

sehingga p < 0,05, menunjukkan adanya hubungan yang bersifat linier

antara data variabel Bullying dan variabel Konformitas. Hasil uji

linearitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan

menggunakkan teknik korelasi non parametric. Dikarenakan uji normalitas

variabel bullying tidak normal dan variabel konformitas normal, maka

digunakan teknik dari Spearman's rho untuk menguji apakah ada hubungan

antara bullying dengan konformitas pada siswa Sekolah Menengah Atas,

dengan bantuan SPSS (Statistical Packages For Social Science) for Windows

versi 23.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa r = -0,263 dengan p = 0,017

sehingga p < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara bullying dengan konformitas pada remaja, sehingga

hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima. Hasil analisis data selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran H.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

52

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian hal ini menyatakan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan bullying pada remaja.

Hal ini bermakna bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini tidak

diterima. Hal tersebut di dukung oleh penelitian Ramadhanti (2017: 8) bahwa

tidak ada hubungan antara peran kelompok teman sebaya dengan perilaku

bullying pada remaja di SMP Muhammadiyah 2 Gamping. Hal ini menunjukan

bahwa ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tetapi tidak dikendalikan dan

hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa peran seseorang dalam perilaku

bullying tidak hanya dipengaruhi oleh peran kelompok teman sebaya, melainkan

banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku bullying.

Menurut Usman (2013: 51) beberapa faktor diyakini menjadi penyebab

terjadinya bullying di sekolah, antara lain adalah faktor kepribadian, komunikasi

interpersonal yang dibangun remaja dengan orangtuanya, peran kelompok teman

sebaya dan iklim sekolah. Pertama adalah faktor kepribadian yang memberikan

kontribusi besar pada siswa dalam melakukan bullying atau menjadi pelaku

bullying. Kedua adalah faktor komunikasi interpersonal siswa dengan

orangtuanya. Siswa remaja yang tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola

komunikasi yang negatif seperti sarcasm akan cenderung meniru kebiasaan

tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan verbal yang dilakukan orangtua kepada

anak akan menjadi contoh. Hal ini akan diperparah dengan kurangnya kehangatan

kasih sayang dan tiadanya dukungan dan pengarahan terhadap remaja, membuat

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

53

siswa remaja memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying. Ketiga

adalah pengaruh kelompok teman sebaya memberikan pengaruh terhadap

tumbuhnya bullying di sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Nation et al., (2007: 211) pada 4386 siswa

sekolah menengah pertama dan siswa sekolah menengah atas dari 151 SMP dan

92 SMA di Italia dan USA menemukan adanya hubungan antara bullying dengan

tekanan dari teman sebaya. Siswa yang melakukan bullying disebabkan oleh

tekanan dari teman sebaya agar dapat diterima dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel bullying diperoleh

Mean Empirik sebesar 68,15, Mean Hipotetiknya sebesar 77,5 dan Standar

Devisiasi Hipotetiknya sebesar 15,5. Mean Empiriknya pada area (-1SD). Hal ini

berarti mengindikasikan bahwa bullying tergolong pada kategori sedang. Bullying

yang tergolong sedang berarti remaja khususnya siswa SMA masih melakukan

tindakan bulying, baik secara fisik maupun non fisik dan dapat merugikan orang

lain.

Pada variabel konformitas diperoleh Mean Empirik sebesar 47,88, Mean

Hipotetiknya sebesar 45 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 9, Mean

Empiriknya pada area (+1SD). Hal ini berarti mengidikasikan bahwa konformitas

pada kategori sedang.

Sumbangan efektif variabel konformitas terhadap variabel bullying pada

siswa Menengah Atas sebesar 6,92 %. Dan 93,08% itu adalah faktor lain seperti

keluarga yang tidak rukun, situasi sekolah yang tidak hamonis atau diskriminatif,

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

54

karakter individu/kelompok ( dendam ), harga diri yang rendah, dan pola asuh

yang salah.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembuatan item

yang kurang banyak pada variabel konformitas, subjek menjawab pernyataan

tanpa melihat pernyataan. Untuk peneliti selanjutnya lebih teliti dalam merancang

suatu item untuk meminimalisir kemungkinan gugurnya suatu item. Hambatan

yang ada yaitu waktu try out penelitian bertepatan dengan libur natal dan tahun

baru, sehingga peneliti menunggu siswa masuk sekolah pada bulan Januari 2019.

Pada awal perjanjian pihak SMA ‘X’ mengijinkan untuk mengambil data pada

siswa X dan XI, tapi pada hari penelitian dilakukan ternyata hanya kelas XI yang

boleh diambil datanya dan satu kelas XI terdapat kurang dari 20 siswa maka

peneliti berusaha untuk mencari sekolah dengan karakteristik yang sama.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

55

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan

antara konformitas dengan bullying pada remaja. Semakin tinggi konformitas

maka semakin tinggi bullying pada remaja. Sehingga hipotesis dalam penelitian

ini tidak di terima.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melihat penelitian, pembahasan, dan

kesimpulan yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Remaja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bullying pada remaja

tergolong pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

disarankan kepada remaja agar lebih selektif dalam memilih teman kelompok

pergaulan agar terhindar dari hal negatif termasuk bullying.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah disarankan untuk memperlakukan secara khusus terhadap

pelaku bullying. Jangan samakan hukuman bullying dengan hukuman

lainnya, dan sebaiknya hukuman untuk para pelaku bullying lebih berat

dari hukuman lainnya seperti memberinya surat peringatan yang ditujukan

langsung kepada orang tua pelaku bullying dan memberi denda sebanyak

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

56

mungkin untuk memberi jera. Apabila surat tersebut tidak memberi jera

kepada pelaku bullying, maka pihak sekolah harus mengambil langkah

terakhir yaitu mengeluarkan pelaku bullying dari sekolah.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian diharapkan dapat

melihat faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku bullying pada siswa

Sekolah Menengah Atas, seperti harga diri yang rendah, pola asuh yang

terlalu memanjakan anak, kepercayaan diri yang rendah, tradisi senioritas, dll.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

57

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, K. 2012. Ternyata Selalu Mengalah Itu Tidak Baik: 35 Masalah

Perilaku Anak Paling Sering Dihadapi & Penanganannya. Jogjakarta:

Javalitera.

Astuti, P.R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi K.P.A. Jakarta:

Grasindo.

Azwar, S. 2015. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2017. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Celindri, R.A, dan Meita S Budiani. 2016. Harga Diri dan Konformitas dengan

Perilaku Bullying Pada Siswa Menengah Pertama. Jurnal Psikologi Teori

dan Terapan,.Volume 6, No. 2: 65.

Chakrawati, F. 2015. Bullying Siapa Takut?. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri.

Dewi, C.K. 2015. Pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilaku bullying

pada siswa SMA Negri 1 Depok Yogyakarta. Jurnal Bimbingan dan

Konseling,. Volume 10, No. 4: 2.

Erawanti, C.K. 2017. Hubungan Konformitas dan Harga Diri Pada Mahasiswa

yang Menggunakan Hijab. Jurnal Ilmiah Psikologi,. Volume 10, No.1:

146.

Febriyani, Yashinta A dan Indrawati, E.S. 2016. Konformitas teman sebaya dan

perilaku bullying pada siswa kelas XI IPS. Jurnal Empati,. Vol. 5(1):

139.

Feldman, S.F. 2012. Pengantar Psikologi. Understanding Psychology. Jakarta:

Salemba Humanika.

Geldard, K dan David G. 2013. Menangani Anak dalam Kelompok. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gross, R. 2013. Psychology the science of mind and behaviour (edisi ke

enam).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

King, Laura. 2010. Psikologi Umum. Sebuah pandangan apresiatif. Jakarta:

Salemba Humanika.

Laeis, Zuhdiar . 2017. “84 Persen Siswa di Semarang Korban "Bullying"”.

https://jateng.antaranews.com/detail/84-persen-siswa-di-semarang-

korban-bullying.html. diunduh tanggal 1 April 2018.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

58

Levianti. 2008. Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi,. Volume

6, No.1: 9.

Muthmainah, D.A. 2017. “Semakin Banyak yang Melaporkan Kasus 'Bullying'”.

https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170722163858-277-

229641/semakin-banyak-yang-melaporkan-kasus-bullying. diunduh

tanggal 1 April 2018.

Myres. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Nation, M., Vieno, A., Perkins, D. D., & Santinello, M. 2007. Bullying in school

and adolescent sense of empowerment: An analysis of relationship with

parents, friends, and teachers. Journal of Community & Applied Social

Psychology, 10(2),211-232.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Oktaviana, L. 2014. Hubungan antara konformitas dengan kecenderungan

perilaku bullying. Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Priyatna, A. 2010. Parenting Untuk Orang Tua Sibuk. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Ramadhanti, V. 2017. Hubungan Peran Kelompok Teman Sebaya Dengan

Perilaku Bullying Pada Remaja Di Smp Muhammadiyah 2 Gamping

Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas „Aisyiyah, Yogyakarta.

Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development. Perkembangan masa hidup (edisi

kedua). (Alih Bahasa: Ahmad Chusairi) Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. 2007. Remaja. (Alih Bahasa: Bennedictine Widyasinta) Jakarta:

Erlangga.

Sarwono, Sarlito W dan Eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Sears, D.O. dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Sholih, Mufti. 2017. “Kasus Bullying Anak dari Tahun ke Tahun”.

https://www.liputan6.com/news/read/3025485/kasus-bullying-anak-dari-

tahun-ke-tahun. diunduh tanggal 1 April 2018.

Sugiyono. 2015. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Usman, I. 2013. Kepribadian, komunikasi, kelompok teman sebaya, iklim sekolah

dan perilaku bullying. Jurnal Humanistik. Vol. X No.1

Wiyani, A.N. 2014. Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

LAMPIRAN

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Wawancara Subjek 1

Nama : Nathania Stephanie

Tempat Lahir : Semarang

Tanggal Lahir : 17 April 2002

Usia : 15 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Etnis : Tionghoa

Asal : Semarang (Puri Anjasmoro)

Status : Siswa

Lokasi : Kantin

Tanggal : 2 April 2018

Waktu : 11.00 s.d 11.18 WIB

Keterangan : P : Pewawancara

S : Subjek

No Wawancara Baris Keterangan

1 P : halo dek, bisa ngobrol bentar gak? 1

2 S : (diam, sambil melihat penanya) 2

3

P : aku nike dari fakultas psikologi,

mau tanya-tanya seputar kegiatan dan

perilaku teman-teman disini

3

4

5

4 S : oh iya kak boleh, mau tanya apa

ya?

6

7

5 P : namamu sapa ya dek, terus kamu

kelas berapa?

8

9

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

6 S : aku N kak, kelas X-3 10

7 P : kamu rumahnya dimana dek? 11

8 S : rumahku deket sini kak, di Puri situ 12

9 P : dek, disini tu temennya nglompok-

nglompok gitu gak?

13

14

(KB : LB/S:1/W:1/B:13-

31)

N meceritakan adanya

beberapa geng di

sekolahnya. Tidak hanya

di dalam kelas namun ada

anggotanya yang di kelas

yang berbeda. N

menceritakan tentang

kegiatan / rutinitas yang

dilakukan oleh geng nya

baik di sekolah atau di

luar sekolah.

10 S : ada beberapa sih yang nge geng

gitu

15

16

11 P : kamu sendiri punya geng gak dek? 17

12 S : punya sih 18

13 P : geng mu itu sekelas sama kamu

gak?

19

20

14

S : nggak sih kak, ada di kelas X-2

juga kok

21

22

15 P : biasanya kegiatan kamu sama

gengmu itu apa aja?

23

24

16

S : banyak sih kak, kayak hangout

bareng, nonton bareng, ngerjain

tugas bareng, belajar bareng,

nyontek juga bareng hehe, trus apa

lagi ya kak.. oh iya kita itu pilih

ekstrakurikuler yang sama juga jadi

bareng-bareng gitu

25

26

27

28

29

30

31

17 P : kalo gitu kamu sering temenan

sama anak lain gak?

32

33

18 S : gak sering-sering amat sih kak 34

19 P : ohh gitu ya, kok gak sering-sering

amat napa dek?

35

36

20 S : aku tu orange cuek kak, jadi kalo

gak kenal ya udah

37

38

21 P : terus di kelas banyak ada nge-geng

lagi selain kamu ndak?

39

40

22 S : ada beberapa sih. 41

23 P : kamu suka ikut-ikut temen ndak

dek?

42

43

24 S : ikut-ikut gimana ya kak? 44

25 P : kayak temenmu gak buat PR trus

kamu ikut-ikutan gak buat PR

45

46

(KB : LB/S:1/W:1/B:43-

46) subjek mengatakan

bahwa subjek ikut-ikutan

tidak mengerjakan PR 26

S : ohh kayak gitu, kadang sih kak aku

ikut-ikutan

47

48

27 P : kalo temen-temenmu yang lain

juga ikut-ikutan gak?

49

50

28 S : ada banyak sih kak 51

29 P : trus kalau ada PR gitu kamu

ngerjain dirumah apa di sekolah?

52

53

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

30

S : kalo lagi males sih aku kerjain di

sekolah, apalagi kalau itu PR

matematika sama sejarah

54

55

56

31 P : temen-temen yang lain juga sama

kayak kamu gak?

57

58

32 S : iya kak, banyak banget yang kayak

gitu

59

60

33 P : kamu pernah telat gak? 61

34 S : pernah sih sekali 62

35 P : waktu kamu telat tu ada siswa lain

gak?

63

64

36 S : ada sihh.. sekitar 6 orangan ada 65

37 P : kalo bolos sekolah pernah gak? 66

38 S : kalo bolos sih gak pernah tapi

kalau ijin gak masuk aku pernah

67

68

39

P : ohh okee, kalau dibandingin sama

siswa yang telatan sama bolos tu

banyak mana dek?

69

70

71

40 S : banyak yang telat sih kak, kalo

bolos jarang banget

72

73

41 P : ohh gitu ya de, kamu pernah lupa

bawa buku gak?

74

75

42

S : jarang sih kak, kalo temen-temen

banyak yang sering lupa bawa

buku.. hehe soalnya pada

nggantungin temen gitu

76

77

78

79

43 P : disini ada piket kelas gak sih dek? 80 (KB : LB/S:1/W:1/B:78-

80) N menceritakan

bahwa regu piket di

kelasnya sering tidak

sesuai dengan jadwal.

44 S : adasih, tapi ya itu kak.. kalo suruh

piket malah lempar-lemparan

81

82

45 P : lempar-lemparan gimana dek? 83

46

S : ya misalnya si A disuruh hapus

papan tulis sama guru malah

nyuruh B.. ya kayak gitu sih kak

84

85

86

47

P : dek, kalo misalnya ada guru yang

nerangin pelajar gitu,kamu sama

temen-temenmu memperhatiin apa

cengengesan aja nih?

87

88

89

90

48

S : tergantung gurunya sih kak, kalo

gurunya bisa di „ceng-ceng‟ in sih

pasti kelas rame

91

92

93

49 P : emang guru yang „ceng‟in itu gak

marah?

94

95

50 S : pernah sih, tapi buat kita gak

mempan.. haha

96

97

51 P : oh ya dek, disini itu boleh bawa hp

gak sih?

98

99

52 S : gak boleh sih 100

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

53 P : trus biasanya ada yang diem-diem

bawa hp gak?

101

102

54 S : ya ada sih 103

55 P : kalo dibandingin sama yang ijin itu

banyakan mana?

104

105

56 S : sama aja sih ya 106

57 P : Pernah ngga ngliat temen di bully

di sekolah ?

107

108

58

S : Pernah sih kak, cuma temen –

temen yang lain kayak gitu

dianggep biasa aja.

109

110

111

59 P : biasa gimana dek ? 112

60 S : biasa aja kak, kalo ikut mbelain

malah di bully juga akhirnya.

113

114

61 P : tapi kamu kalo liat gitu rasanya

gimana ?

115

116

62 S : ya kasian kak, kayak di olok-olok

di kelas

117

118

63 P : biasanya bully nya kayak gimana

dek ? kasi contohnya gitu.

119

120

(KB : LB/S:1/W:1/B:117-

137) N menceritakan

bullying yang ada di

lingkungan sekolahnya. N

lebih memilih untuk diam

agar N tidak disalahkan

oleh teman-temannya 64

S : kayak manggil nama temen tapi

pake nama orang tua, terus nyebar

foto temen yang jelek-jelek,

kadang juga dilemparin kertas di

kelas, yang paling parah di kucilin

di kelas jadi kalo ada tugas

kelompok itu mesti ngga ada

kelompoknya.

121

122

123

124

125

126

127

128

65 P : biasanya rata – rata yang di bully

itu orangnya kayak gimana ?

129

130

66

S : rata-rata itu anak-anak yang cupu,

ngga pinter dandan, orang yang

aneh juga kak sama kalo ngga

nyambungan pas ngobrol biasanya

jadi bahan bullyan kak gitu.

131

132

133

134

135

67

P : la kamu sendiri dek termasuk yang

ikut mbully apa diem aja kalo ada

yang di bully ?

136

137

138

68 S : kalo aku diem aja sih kak,

daripada aku disalahin temen kak.

139

140

69

P : oalah gitu ya.. ya udah dek, cukup

segini aja ya, trimakasih atas

waktunya ya

141

142

143

70 S : iya kak sama-sama 144

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 2

Nama : Indra Siahaan

Tempat Lahir : Jakarta

Tanggal Lahir : 21 September 2002

Usia : 16 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Etnis : Batak

Asal : Manyaran

Status : Siswa

Lokasi : Dekat Pos Satpam

Tanggal : 2 April 2018

Waktu : 14.00 s.d 14.20 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1

P : hai dek, bisa ngobrol bentar gak?

Aku nike dari fakultas psikologi USM,

mau tanya-tanya seputar kegiatan dan

dan perilaku teman-teman disini

1

2

3

4

2 S : oh iya kak boleh 5

3 P : namamu sapa ya dek, terus kamu

kelas berapa? 6

7

4 S : aku I kak, kelas X-1 8

5 P : kamu rumahnya dimana dek? 9

6 S : rumahku daerah Manyaran sana 10

7 P : dek, disini tu temenan nya

nglompok-nglompok gitu gak? 11

12

(KB : LB/S:2/W:2/B:11-

15) I menyebutkan bahwa

pertemanan di lingkungan

sekolahnya berkelompok. 8 S : iya nglompok-nglompok 13

9 P : banyak atau sedikit dek? 14

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

10 S : ya lumayan lah 15

11 P : kamu sendiri punya geng gak dek? 16 (KB : LB/S:2/W:2/B:16-

29) Subjek menceritakan

bahwa I memiliki teman

yang membuat suatu

„genk‟, namun I tidak

menginginkan „genk‟. I

memilih untuk berteman

dengan semuanya

daripada membuat geng

12 S : gak punya, aku temenan sama

semuanya kok 17

18

13 P : kamu sering temenan sama anak

lain gak sih dek?

19

20

14 S : tertentu aja sih kak 21

15 P : tertentu gimana? 22

16 S : ya yang kenal aja sih 23

17 P : oalah, terus di kelas ada yang nge

„genk‟ ndak? 24

25

18 S : sebagian tok sih 26

19 P : kebanyakan yang nge „geng‟ itu

cowok atau cewek?

27

28

20 S : cewek lah 29

21

P : kamu suka ikut-ikut temen ndak

dek? Kayak temenmu gak buat PR trus

kamu ikut-ikutan gak buat PR

30

31

32

22 S : iya 33

23 P : itu kamu ikut-ikutannya yang

positif apa negatif ? 34

35

(KB : LB/S:2/W:2/B:34-

40) I mengatakan bahwa I

ikut-ikutan baik dalam hal

positif maupun negatif 24 S : dua-duanya lah 36

25 P : contohnya? 37

26

S : kalo yang positif tu bersihin kelas

kalo yang negatif tu ikut-ikutan ngejek

temen yang lain

38

39

40

27 P : emang banyak ya yang ngejek-

ngejek gitu?

41

42

(KB : LB/S:2/W:2/B:41-

50) I mengatakan banyak

teman-temannya yang

saling mengejek dengan

memanggil nama orang

tua dan nama hewan.

28 S : ya lumayan lah 43

29 P : emang ngejeknya tu gimana trus

sasarannya siapa? 44

45

30

S : ya manggil temen pake nama

ortunya kadang nama hewan juga.

Sasarannya sih sama yang lemah-

lemah aja, trus yang enak di bully aja

gitu

46

47

48

49

50

31 P : kamu sendiri pernah di ejek gak? 51

32 S : pernah sih aku dipanggil “ketan”

gitu

52

53

33 P : la trus responmu waktu diejek tu

gimana?

54

55

34

S : ya tak ejek genti to kak 56 (KB : LB/S:2/W:2/B:56)

Respon I pada saat subjek

diejek oleh teman-teman

yaitu membalas

mengejeknya

35 P : lha trus kalau ada PR gitu kamu 57

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

ngerjain dirumah apa di sekolah? 58

36

S : tergantung, tapi kebanyakan di

sekolah soalnya kalo tak kerjain di

rumah nanti yang lain pada nyontek ke

aku

59

60

61

62

(KB : LB/S:2/W:2/B:59-

62) Pada saat I mendapat

PR, I lebih memilih untuk

mengerjakan di sekolah

dikarenakan I takut

dicontek

37 P : temen-temen yang lain juga sama

kayak kamu gak? 63

64

38 S : iya lah, hampir semua kayak gitu

kok

65

66

39 P : kamu pernah telat gak? 67

40 S : pernah sih sekali 68

41 P : trus waktu kamu telat gitu ada

temennya gak?

69

70

42 S : waktu itu sih gak ada 71

43 P : kalo bolos sekolah pernah gak? 72

44 S : belum pernah sih, tapi ini ada

rencana mau bolos 73

74

45

P : hushhh ya jangan to dek, bayar

uang sekolah mahal-mahal malah mau

bolos, trus kalau dibandingin sama

siswa yang telatan sama bolos tu

banyak mana dek?

75

76

77

78

79

46 S : banyak yang telatlah 80

47 P : ohh gitu ya de, kamu pernah lupa

bawa buku gak?

81

82

48 S : pernah sih, cuma sekali dua kali

tok 83

49 P : disini ada piket kelas gak sih dek? 84

50 S : ada 85

51 P : jadwal piketnya berfungsi gak dek? 86 (KB : LB/S:2/W:2/B:86-

88) I mengatakan bahwa

terdapat jadwal piket tapi

tidak berfungsi 52

S : kadang sih, kan ada CSnya yang

mau bersih-bersihin kelas 87

88

53

P : dek, kalo misalnya ada guru yang

nerangin pelajar gitu,kamu sama

temen-temenmu memperhatiin apa

cengengesan aja sih?

89

90

91

92

54 S : tergantung 93

55 P : tergantung gimana? 94

56

S : ya tergantung gurunya galak apa

nggak. Kalo galak ya paling pada

memperhatiin semua

95

96

97

(KB : LB/S:2/W:2/B:95-

101) I mengatakan bahwa

guru yang tidak galak

maka murid-murid tidak

memperhatikan pelajaran

yang diterangkan oleh

57 P : emang guru yang „ceng‟ in itu gak

marah? 98

99

58 S : ya marah sih tapi ya tetep aja 100

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

temen-temen pada ribut sendiri lagi 101 guru, bahkan guru tersebut

menjadi ceng-cengan

murid-murid

59 P : oh ya dek, disini tu boleh bawa hp

gak sih? 102

103

60 S : gak boleh 104

61 P : trus biasanya ada yang diem-diem

bawa hp gak? 105

106

62 S : ya ada beberapa 107

63 P : kalo dibandingin sama yang ijin

itu banyakan mana? 108

109

64 S : diem-diem 110

65 P : di sekolah sering liat temen yang

di bully ngga ?

111

112

(KB : LB/S:2/W:2/B:111-

114) I mengatakan bahwa

I sering melihat teman I

dibully oleh teman lainnya 66

S : sering banget kak, parah o kak

kalo mbully 113

114

67 P : loh kok bisa sering dek ? boleh

ceritain ngga siapa yang di bully ?

115

116

68

S : dulu aku pernah kak di bully, tapi

ndak lama mbully nya habis itu udah

ngga mbully lagi kak.

117

118

119

(KB : LB/S:2/W:2/B117-

147) I menceritakan

bahwa dulunya I

mengalami bullying

sehingga I meminta

bantuan kepada guru,

akhirnya I tidak di bully

lagi oleh teman-temannya,

dan sekarang ia menjadi

pelaku bullying

69 P : Dulu kamu di bully nya kayak

gimana dek ?

120

121

70

S : aku dulu mesti di jailin sama temen

kayak barangku di umpetin, manggil

aku pake nama orang tuaku, terus

pernah juga aku dikerjain pas olahraga

sepatuku di masukin di tong sampah.

122

123

124

125

126

71 P : terus respon mu pas di bully

gimana dek ?

127

128

72

S : pertama aku emosi kak kayak

berantem sampe masuk bk kak terus

aku lama-lama aku cerita sama guruku

terus dibantu sama guruku kak habis

itu udah mereka yang mbully udah

ngga mbully aku.

129

130

131

132

133

134

73 P : terus yang di bully waktu itu siapa

aja dek ?

135

136

74 S : ya ada beberapa kak, ada

ceweknya juga sih.

137

138

75

P: berarti dulu kamu di bully dan

sekarang kamu gantian yang bully ya

dek?

139

140

141

76

S : iya kak.. hehee habis aku jengkel

dulu di bully melulu, sekarang balas

dendam lah h hehehe. Eh bukan balas

dendam aja sih tapi aku ikut-ikutan

142

143

144

145

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

temen yang lain juga.. yang lain pada

bully orang trus aku juga ikut-ikutan,

aji mumpung lah, sambil menyelam

minum air gitu kak haha

146

147

148

149

75

P : oalah gitu ya.. ya udah dek, cukup

segini aja ya, trimakasih atas waktunya

ya

150

151

152

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 3

Nama : Samuel Krista

Tempat Lahir : Semarang

Tanggal Lahir : 9 Juni 2002

Usia : 15 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Asal : Ngalian

Status : Siswa

Lokasi : Lapangan Basket

Tanggal : 2 April 2018

Waktu : 14.30 s.d 14.45 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1

P : hai dek, bisa ngobrol bentar

gak? Aku nike dari fakultas

psikologi USM, mau tanya-

tanya seputar kegiatan dan dan

perilaku teman-teman disini

1

2

3

4

5

2 S : boleh 6

3 P : namamu sapa ya dek, terus

kamu kelas berapa?

7

8

4 S : aku S kak, kelas XI S-1 9

5 P : kamu rumahnya dimana

dek?

10

11

6 S : rumahku daerah Ngalian sih 12

7 P : dek, disini tu temenanya

nglompok-nglompok gitu gak?

13

14

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

8 S : ada beberapa sih 15

9 P : kamu sendiri punya „genk‟

gak dek?

16

17

10 S : gak punya 18

11 P : kamu sering temenan sama

anak lain gak sih dek?

19

20

12 S : iya lah.. aku temenan sama

kakak kelas juga

21

22

13 P : terus di kelas ada yang nge

geng ndak?

23

24

14 S : ada beberapa sih. 25

15 P : kebanyakan yang nge geng

itu cowok atau cewek?

26

27

16 S : cewek sih 28

17

P : kamu suka ikut-ikut temen

ndak dek? Kayak temenmu gak

buat PR trus kamu ikut-ikutan

gak buat PR

29

30

31

32

18

S : kadang sih kak aku ikut-

ikutan, tapi aku ikut-ikutannya

banyak yang positif kok kak

33

34

35

(KB : LB/S:3/W:3/B:31-33) S

ikut-ikut untuk tidak

mengerjakan PR

19 P : emang yang positif tu kayak

gimana?

36

37

20 S : kerja kelompok, belajar

bareng, ya banyak lah kak

38

39

21 P : trus menurutmu kalo yang

negatif itu gimana?

40

41

22

S : kalo yang negatif tu apa

ya?.. ya ikut-ikutan nyontek,

bolos.. gituu

42

43

44

23

P : kalo temen-temenmu yang

lain juga ada yang ikut-ikutan

yang positif gak?

45

46

47

(KB : LB/S:3/W:3/B:42-48) S

mengatakan bahwa teman-

teman lebih banyak mengikuti

hal-hal yang negatif, seperti

mencontek, membolos, dll 24 S : ada sih kak 48

25 P : kalo dibandingin sama yang

negatif banyak mana?

49

50

26 S : banyak yang negatif sih 51

27

P : trus kalau ada PR gitu kamu

ngerjain dirumah apa di

sekolah?

52

53

54

28

S : kalo lagi males sih aku

kerjain di sekolah, apalagi kalau

itu PR matematika sama sejarah

55

56

57

29 P : temen-temen yang lain juga

sama kayak kamu gak?

58

59

30 S : iya kak, banyak banget yang 60

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

kayak gitu 61

31 P : di sekolah sering liat temen

yang di bully ngga ?

62

63

32 S : lumayan banyak 64

33 P : bisa critain tentang temen-

temenmu yang mbully itu gak?

65

66

34

S : ya kayak gitu itu kak,

banyak yang manggil orang

bukan namanya tapi nama orang

tua, kan gak sopan banget kak.

Trus ada temen yang kalo gak

diturutin kemauannya nanti di

pukul atau gak dia nyebar gosip

tentang dia. Gila lah..

67

68

69

70

71

72

73

74

(KB : LB/S:3/W:3/B:63-69) S

menjelaskan bullying yang

terjadi

35

P : trus kalo udah ada yang

mukul gitu ada yang nglerai apa

ndak?

75

76

77

36

S : gak ada sih, soalnya

mukulnya gak keras-keras

banget sih.

78

79

80

37 P : kalo udah keterlaluan kamu

mau gak nglerai mereka?

81

82

38 S : tergantung sih 83

39 P : lah kok isa tergantung sih? 84

40

S : ya kalau yang nglerai

banyak ya aku ikutan nglerai

lah, kalau dikit ya gak ak lerai

85

86

87

(KB : LB/S:3/W:3/B:78-80) S

mau melerai apabila banyak

teman yang juga ikut melerai

41 P : trus kamu pernah di bully

gak?

88

89

42

S : kalau di bully sih gak pernah

tapi kalo mbully aku pernah

hehe

90

91

92

43 P : alesanmu mbully apa dek? 93

44

S : ya cuma ikut-ikutan temen

sih, biar aku gak ikutan di bully

juga

94

95

96

(KB : LB/S:3/W:3/B:85-86) S

ikut-ikut melakukan bullying

terhadap temannya yang S

anggap enak untuk jadi

sasaran bullying-nya 45

P : biasanya sasaran bullyingmu

sapa?

97

98

S : paling adik kelas kalo gak ya

temen yang kita anggep enak

untuk dibully

99

100

101

46 P : ohh gitu.. trus kamu ada

niatan untuk berhenti bully gak

102

103

47 S : ada sih.. tapi gak tau kapan..

hehe

104

105

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

48

P : jangan bully lah dek, bahaya

lohh, dampaknya bisa

ngakibatin orang depresi sampe

meninggal juga

106

107

108

109

(KB : LB/S:3/W:3/B:94-97) S

mengetahui bahaya dari

bullying

49 S : iya kak, aku tau.. 110

50 P : ya udah, makasih ya dek

atas waktunya

111

112

51 S : iya kak, sama-sama 113

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 4

Nama : Elia

Tempat Lahir : Jogja

Tanggal Lahir : 19 Juli 2001

Usia : 17 tahun

Etnis : Batak

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Manyaran

Status : Siswa

Lokasi : Kantin

Tanggal : 12 Oktober 2018

Waktu : 10.15 s.d 10.35 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1.

P : hai dek, bisa ngobrol bentar gak?

Aku nike dari fakultas psikologi USM,

mau tanya-tanya seputar kegiatan dan

dan perilaku teman-teman disini

1

2

3

4

2. S : iya 5

3. P : namamu sapa ya dek, terus kamu

kelas berapa?

6

7

4. S : aku eli kelas XII S-3 8

5. P : kamu rumahnya dimana dek? 9

6. S : rumahku daerah Manyaran 10

7. P : dek, disini tu temenanya

nglompok-nglompok gitu gak?

11

12

8. S : iya 13

9. P : kamu sendiri punya „genk‟ gak 14

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

dek? 15

10. S : punya to ya 16

11. P : anggotanya berapa orang? 17

12. S : 6 orangan 18

13. P : 6 orang itu sekelas semua apa

enggak?

19

20

14. S : 4 orang kelas XII S-2, 2 orang

kelas XII S-3

21

15. P : kalian itu kompak gak sih dek? 22

16. S : kompak yang kayak gimana dulu

nih kak

23

24

17. P : ya misalnya kompak nyontek gitu

dek

25

26

18. S : iyalah kak, kalo itu pasti kompake,

apalagi pas ulangan kadang kelas ku

kalo gak kelas XII S-2 yang udah

ulangan pasti bocorin soalnya, biar

kita dapet bagus.

27

28

29

30

31

(KB : LB/S:4/W:4/B:27-31)

E menceritakan bahwa

„genk‟nya itu kompak

19. P : oh gitu ya dek.. dek, dulu „genk‟mu

itu dibuat bertahap, 1 2 orang dulu

yang gabung apa langsung 6 orang?

32

33

34

20. S : bertahap sihh kak 35

21. P : kamu orang keberapa yang masuk

ke „genk‟ itu?

36

37

22. S : orang ketiga 38

23. P : ada persyaratannya gak sih kalo

mau gabung ke „genk‟mu itu?

39

40

24. S : ada sih, tapi itu tergantung si P sih..

kalo dia pengen kasih tantangan ke

calon anggota ya P bakal minta calon

itu untuk nglakuin yang dia minta

41

42

43

44

25. P : emang yang P minta itu aneh-aneh

gak sih?

45

46

(KB : LB/S:4/W:4/B:45-59)

E mengatakan ada syarat jika

ingin bergabung dengan

„genk‟nya. Jika gagal

dilakukan oleh calon anggota

maka orang tersebut tidak

diterima dan langsung di

tolak

26. S : paling suruh ngerjain tugasnya dia,

kalo gak ya ngerjain orang aja

47

48

27. P : ngerjain orang? Maksudnya

gimana tu dek?

49

50

28. S : ya paling suruh ngumetin

barangnya orang kalo gk ngejek temen

sampe dia nangis

51

52

53

29. P : misalnya kalo permintaan P gagal

dilaksanain bakal dikasih kesempatan

apa langsung ditolak jadi anggota?

54

55

56

30. S : langsung ditolak lah.. makanya

„genk‟ku kan „genk‟ yang.. emmb.. ya

gitulah kak

57

58

59

31. P : oh gitu ya.. trus dulu kamu masuk 60

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

„genk‟ itu gimana dek, ada „audisi‟

khusus apa nggak?

61

62

32. S : waktu itu aku disuruh ngerjain

tugas P sih, untungnya gampang

jadinya aku langsung bisa gabung

mereka.

63

64

65

66

(KB : LB/S:4/W:4/B:63-72)

E menjelaskan syarat yang

pernah diterapkan untuk

menjadi anggota „genk‟

tersebut. 33. P : ohh.. trus anggota keempat itu

caranya gimana kok bisa gabung?

67

68

34. S : kalo dia lain lagi kak, dia itu tu kita

kerjain dulu, dia tahan apa nggak sama

tingkah kita.. laa ternyata tu dia tahan

ya udah ketrima

69

70

71

72

35. P : itu yang punya ide ngerjain itu sapa

dek?

73

74

36. S : pertama sih si B trus si P tertarik

gitu sama idenya si B akhirnya aku

ngikut aja lah kak

75

76

77

37. P : „genk‟mu itu ada namanya gak? 78

38. S : ada, namanya itu P n the genk‟s 79

39. P : oalah.. „genk‟mu pernah ngejek

temen lain gak?

80

81

(KB : LB/S:4/W:4/B:80-84)

E mengatakan bahwa

„genk‟nya mengejek teman

hanya saat iseng 40. S : pernah sih, tapi gak sering-sering

amat. Paling kalo lagi iseng baru

ngejek gitu

82

83

84

41. P : itu yang ngejek semuanya apa

Cuma sebagian dari kalian?

85

86

(KB : LB/S:4/W:4/B:85-94)

pada saat „genk‟nya

mengejek, E tidak ikut

mengejek. Hal ini membuat

„genk‟nya bertanya kenapa E

tidak melakukan hal yang

sama yang dilakukan

„genk‟nya tersebut

42. S : paling yang ngejek itu P sama

temen-temen yang lain sih kak, aku

mah enggak

87

88

89

43. P : lahh kok nggak, emang temen-

temenmu gak marah gitu?

90

91

44. S : kalo marah sih enggak cuma

kadang nanya kok gak ikutan ngejek

napa. Gitu doang sihh

92

93

94

45. P : nahh kok kamu gak ikutan ngejek

napa, padahal temen-temenmu pada

ngejek semua kan?

95

96

97

46. S : kalo aku mau ngejek tu bayangin

kalo aku diposisi yang diejek gimana,

pastikan gak ada yang mau diejek

makanya kak aku tu paling anti ngejek

orang

98

99

100

101

102

47. P : trus kamu kok tertarik gabung

„genk‟ itu napa?

103

104

(KB : LB/S:4/W:4/B:103-

108) E gabung dengan „genk‟

tersebut hanya karena ingin

dikenal oleh siswa lain dan

para guru

48. S : ya biar aku tu dikenal sama temen-

temen, sama guru juga.. soale kan

„genk‟ku paling menonjol diantara

105

106

107

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

„genk‟ yang lainnya 108

49. P :oalah gitu to.. la trus ada hal buruk

yang dilakuin „genk‟mu gak? Kayak

tadikan ngejek temen la ada hal lain

selain itu gak?

109

110

111

112

(KB : LB/S:4/W:4/B:109-

118) E mengatakan bahwa

„genk‟nya pernah melakukan

tindakan cyberbullying yang

berakhir dengan bullying non

fisik. 50. S : paling kalo ada orang yang salah

dikit di sindir di status wa ato gak di

story instagram, trus kalo gak nyadar

gitu paling temen-temen yang lain

dihasut buat ngebenci dia trus

akhirnya dia di kucilin gitu

113

114

115

116

117

118

51. P : kalo mukul atau jambak gitu

pernah gak, ato hal yang melibatkan

kontak fisik gitu?

119

120

121

(KB : LB/S:4/W:4/B:119-

123) E mengatakan bahwa

„genk‟nya juga pernah

melakukan bullying fisik 52. S : kalo itu cuma sekali sihh.. itupun

cuma ngelempar kertas ke sasaran kita

122

123

53. P : emang sasaran kalian tu sapa? 124 (KB : LB/S:4/W:4/B:124-

127) sasaran bullying adalah

mereka yang dianggap lemah 54. S : ya orang yang kliatanya tu pupuk

bawang disekolah

125

126

55. P : kayak gitu kamu ikut-ikutan gak? 127 (KB : LB/S:4/W:4/B:127-

131) E tidak ikut membully

karena E merupakan korban

bullying

56. S : aku mah enggak ikutan, biarin mau

dibilang apa sama temen se‟genk‟

yang penting aku gak ngebully orang,

soalnya dulu aku pernah ngerasain

128

129

130

131

57. P : ohh gitu ya dek, trus waktu

temenmu ngebully itu kamu di tkp

atau nggak?

132

133

134

58. S : kadang sih di tkp tapi seringnya

aku di kantin kalo nggak ke toilet gitu,

kak masih lama ndk udah mau bel

nih..

135

136

137

138

59. P : ohh udah mau bel ya.. yaudah

segini dulu aja dek... makasih infonya

ya

139

140

141

60. S : okeee.. duluan ya kak 142

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 5

Nama : Ari

Tempat Lahir : Purwodadi

Tanggal Lahir : 28 November 2002

Usia : 15 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Genuk

Status : Siswa

Lokasi : Gedung Administrasi

Tanggal : 12 Oktober 2018

Waktu : 10.45 s.d 11.00 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1.

P : hai dek, bisa ngobrol bentar

gak? Aku nike dari fakultas

psikologi USM, mau tanya-tanya

seputar kegiatan dan perilaku

teman-teman disini boleh gak?

1

2

3

4

5

2. S: ha? Yaweslah 6

3. P : gapapa nih aku tanya-tanya? 7

4. S : iya gaopo kak 8

5. P : oke.. namamu sapa dek? 9

6.

S : namaku? Ohh kenalin kak

namaku A kelas X-2 aku kelairan

28 November 2002

10

11

12

7. P : wejian lengkapeee.. tinggalmu

dimana dek?

13

14

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

8. S : daerah genuk sana 15

9. P : disini tu banyak yang nge

„genk‟ ndak sih dek?

16

17

10. S : beberapa sih.. tapi kebanyakan

cewe sih, cowo mah dikit kak

18

19

11. P : tapi adakan cowo yang nge

„genk‟ gitu?

20

21

12. S : ya ada to ya 22

13. P : sekelas sama kamu apa beda

kelas?

23

24

14. S : ada sing sekelas ada kakak kelas

juga og

25

26

15. P : ada „genk‟ yang terkenal

disekolah ini gak?

27

28

16. S : ya ada lah kak, itu to si P anak

kelas XII

29

30

17. P : emang terkenalnya tu apa? 31 (KB : LB/S:5/W:5/B:31-35)

A mengatakan bahwa

„genk‟ yang terkenal

sukanya membully 18.

S : ya terkenal.. mereka itu sering

bully orang tapi pinter-pinter sih

anaknya, walopun gak ada yang

peringkat.. haha

32

33

34

35

19. P : Pinter apa nih? Pinter pelajaran

apa pinter ngebully?

36

37

20. S : dua-duane to kak.. hehe 38

21. P : kalo mau masuk „genk‟nya dia

tu ada syaratnya gak sih?

39

40

22. S : napa kak? Mau ikutan gabung

„genk‟nya dia? Hahaha

41

42

23. P : ya nggak, Cuma nanya aja 43 (KB : LB/S:5/W:5/B:43-47)

A mengatakan jika ingin

bergabung dengan „genk‟

terkenal maka ada syarat

yang harus dipenuhi

24.

S : persisse sih aku gak erti, aku

taune tu nek mau masuk situ harus

nglakuin sesuatu, tapi aku gak tau

apa.

44

45

46

47

25. P : yang mau masuk „genk‟ itu tu

banyak gak sih?

48

49

(KB : LB/S:5/W:5/B:48-53)

A mengatakan bahwa hanya

orang yang ingin terkenal

dan mencari muka guru

yang bergabung dalam

„genk‟ tersebut

26.

S : lumayan sih, seng mau masuk

situ tu kebanyakan seng pengen

terkenal tok kak.. pengen cari muka

ke guru, biar nilaine bagus terus

50

51

52

53

27. P : la kamu gak mau ikutan gabung

gitu?

54

55

28. S : ihhh ogah ah, masak iya aku

gabung sana

56

57

29. P : ya gapapa lah.. la kamu sendiri

punya „genk‟ ndak?

58

59

30. S : „genk‟ sih gak punya, tapi aku

punya temen yang itu-itu tok sih..

60

61

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

31. P : lah bedane apa? 62

32. S : kalo „genk‟ kan terikat gitu, kalo

aku gini kan gak terikat.. getooo

63

64

33. P : oalahh.. la trus kamu sama

temen-temenmu tu pernah ngebully

temenmu gak?

65

66

67

(KB : LB/S:5/W:5/B:65-70)

A pernah membully

temannya hanya karena

ikut-ikutan temannya

34. S : ya pasti pernah to ya.. tapi itu

mung tiru-tiru tok og kak.. aku kan

orange kebawa arus gitu

68

69

70

35.

P : ohh gitu ya.. berarti nek temen-

temenmu gak bully, kamu ya gak

bully? La kamu tu pernah muncul

pikiran untuk bully temenmu gak

sih?

71

72

73

74

75

36.

S : nek temen-temenku gak bully

ya aku gak bully to kak. Aku sih

gak pernah kepikiran mau bully

orang

76

77

78

79

37. P : biasane tu ngebullyne tu kayak

piye?

80

81

(KB : LB/S:5/W:5/B:80-88)

bentuk bullying yang

dilakukan A dan teman-

temannya termasuk bullying

fisik dan bullying non fisik

38.

S : paling ya nglempar kertas seng

diuntel-untel itu, habis itu manggil

temen pake namane orangtua, trus

ngece-ngece gitu, seng paling parah

tu ya mempengaruhi temen-temen

seng lain habis itu orange itu

dijauhi

82

83

84

85

86

87

88

39. P : astaga.. temen-temnmu kok

ndadak mbok pengaruhi buat njauhi

orang itu napa jal?

89

90

91

(KB : LB/S:5/W:5/B:89-98)

A melakukan bullying untuk

menjaga solidaritas dan

kekompakan kelompok

40.

S : la de.e ada masalah sama

temenku og.. la aku mbe temenku

seng lain gak terima yawes to

akhire kayak gitu.. untuk menjaga

solidaritas dan kekompakan

kelompokku maka kita melakukan

ini.. ciahh bahasanee.. haha

92

93

94

95

96

97

98

41. P : ohh gara-gara solidaritas dan

kekompakan kii? La yang buat ide

kayak gitu tu sapa?

99

100

101

42. S : aku sih.. hehe, la wes aku

jengkel banget og

102

103

43. P : pas kamu mengutarakan idemu..

ada seng mbantah gak?

104

105

(KB : LB/S:5/W:5/B:104-

106) teman A menaati ide

subjek 44. S : gak ada, do manut kabeh og kak 106

45. P : olhaa.. kamu mesti nek ulangan

kepek-kepekan to?

107

108

46. S : hii kok erti to kak, pengalaman 109

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

ki mesti.. iya og kak, biasane aku

seng ngepeki.. aku kan pinter dan

baik hati.. hahaha

110

111

112

47. P : la kok ngepeki? La itu tu

temenmu yang minta apa giliran

apa piye?

113

114

115

48. S : seringe sih temenku seng minta

tapi kadang aku ya minta temenku

too.. giliran lahh

116

117

118

49.

P : misale nihh.. hari ini tu

giliranmu buat ngepeki laa tapi ki

kamu geg gak mood buat ngepeki,

trus reaksine temen-temenmu piye?

119

120

121

122

(KB : LB/S:5/W:5/B:119-

126) jika A tidak memberi

contekkan kepada temannya

maka A akan di musuhi dan

teman subjek mengatakan

kata-kata kotor terhadap

subjek 50.

S : paling aku dimusuhi, trus habis

ulangan paling aku di misuhi mbe

temenku, tapi gak nyampe 3 hari

udah mbalik lagi

123

124

125

126

51. P : la kamu pernah kayak gitu gak? 127

52. S : pernah sih 128

53. P : nek temenmu seng kayak gitu

piye?

129

130

54. S : ya paling kayak itu to, dimisuhi,

dimusuhi.. paling gak enak kui kak

131

132

55. P : itukan nek ulangan.. la nek pr? 133

56. S : nek pr no.. gak tau tak kerjake

kak.. haha

134

135

57. P : itu kamu tok seng gak ngerjake

apa temen-temen juga gak

ngerjake?

136

137

138

(KB : LB/S:5/W:5/B:136-

140) A selalu menjaga

kekompakan kelompok

dengan cara tidak

mengerjakan PR 58.

S : ya sama temen-temen to ya kan

kita kompak

139

140

59. P : la nanti nek dikumpul piye? 141

60. S : ya langsung ngepek sama yang

pinter to ya..

142

143

61. P : oalah gitu to.. ya udah deh,

makasih buat infonya ya dek

144

145

62. S : siap kak 146

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 6

Nama : Tyo

Tempat Lahir : Semarang

Tanggal Lahir : 4 Juli 2002

Usia : 16 tahun

Etnis : Tionghoa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Ngalian

Status : Siswa

Lokasi : gazebo

Tanggal : 12 Oktober 2018

Waktu : 11.15 s.d 11.30 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1.

P : hai dek, bisa ngobrol bentar gak?

Aku nike dari fakultas psikologi USM,

mau tanya-tanya seputar kegiatan dan

dan perilaku teman-teman disini

1

2

3

4

2. S : bisa sih, tapi nek aku dijemput sama

papaku aku langsung pulang ya

5

6

3. P : okeyy, nama kamu sapa? 7

4. S : namaku T 8

5. P : kelas berapa? 9

6. S : kelas XII A-3 10

7. P : berarti kamu umurnya 16 taun ya,

trus rumahmu dimana?

11

12

8. S : rumahku di daerah Ngalian 13

9. P : ohh oke, aku mau tanya, disini tu 14

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

orangnya kalo temenan nglompok-

nglompok ndak?

15

16

10. S : sebagian sih ada yang ngelompok,

sebagian membaur sama temen yang

lain

17

18

19

11. P : ohh gitu, la kamu sendiri ngelompok

ndak?

20

21

12. S : ngelompok sih, nek aku punya

„genk‟ sendiri sih kak

22

23

(KB : LB/S:6/W:6/B:22-

27) T mengatakan bahwa

T memiliki „genk‟ 13. P : ohh kamu punya „genk‟, kamu disitu

sebagai apa? Pendiri, anggota, atau apa

nih?

24

25

26

14. S : ya bisa disebut pendiri sihh 27

15. P : kamu punya standart tersendiri gak

buat „mengaudisi‟ anggotamu?

28

29

16. S : ya pasti lah kak, kalo gak punya

standart gimana caranya kita famous.

Pertama nih ya harus good looking dulu,

trus yang kedua harus pinter, trus habis

itu yang ketiga emmm.. harus mau apa

yang aku suruh

30

31

32

33

34

35

(KB : LB/S:6/W:6/B:30-

35) T menjelaskan syarat

jika ingin menjadi

anggotanya

17. P : harus mau apa yang kamu suruh?

Maksudnya?

36

37

18. S : ya misalnya kalo aku ajak tanding

mobile legend dia harus mau trus bikin

aku tu kalah, ya pokoke seng kayak gitu

lah

38

39

40

41

19. P : trus dia mau gitu? 42 (KB : LB/S:6/W:6/B:42-

45) calon anggota harus

mentaati perintah dari T 20. S : ya harus mau lah, kalo gak mau ya

dari awal gak usah daftar jadi anggota

„genk‟ aku

43

44

45

21. P : ada gak sih yang pertamanya nih

mau gabung di „genk‟ kamu trus kamu

minta dia nglakuin sesuatu nah dianya

gak mau. Ada gak kayak gitu?

46

47

48

49

22. S : sejauh ini sih gak ada og, pada mau

semua

50

51

23. P : anggotamu itu terdiri dari sapa aja

sih?

52

53

24. S : ada satu anak XI A-2, trus dua anak

XI S-3, dua anak XII A-2, sama dua

anak XII S-1. Totale sih ada tujuh anak.

54

55

56

25. P : waktu kamu menyeleksi itu kamu

pernah nyuruh si calon yang aneh-aneh

gak?

57

58

59

26. S : aneh-aneh piye ik kak? 60

27. P : ya aneh, kayak nyuruh bully orang 61

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

atau apa gitu? 62

28. S : nek bully sih pernah, dulu si T, O,

sama W pernah tak suruh jahilin orang

gitu, ada juga seng tak suruh mintai

uang nde sasaranku, habis itu tak suruh

ngece orang sampe dia nangis.. wes ada

lah kak, asikk og

63

64

65

66

67

68

(KB : LB/S:6/W:6/B:63-

68) T pernah menyuruh

calon anggotanya untuk

membully temannya.

29. P : astaga.. kamu tau gak kenapa sih ada

orang yang mau gabung jadi anggota di

„genk‟mu?

69

70

71

30. S : pastinya biar famous, tapi tenang

kak, gak semua itu negatif og, kita juga

punya prestasi

72

73

74

(KB : LB/S:6/W:6/B:72-

78) anggota „genk‟ T

merupakan siswa yang

tergolong pintar karena

masuk kedalam peringkat

10 besar

31. P : prestasi? 75

32. S : iya kak, bukannya aku sombong nih

ya.. anggota disini tu masuk ranking 10

besar

76

77

78

33. P : Oh gitu ya dek, kan tadi katane

pernah nyuruh orang ngebully.. la itu tu

berlaku saat sudah jadi anggota gak?

79

80

81

34. S : kadang sih kak, ada yang mancing

gak, kalo ada ya kita ladenin lah,

apalagi kalo sasarannya tu pas, kek anak

pupuk bawang gitu. Ada nih ya 1 anak

dikelas sukanya menyendiri trus kalo

diajak ngomong tu gak nyaut-nyaut, tapi

nanti kalo kita pergi dia baru ngedumel

sendiri gitu. Kliatanya dia klainan deh

82

83

84

85

86

87

88

89

(KB : LB/S:6/W:6/B:82-

89) T membully

temannya yang menurut

subjek pupuk bawang

35. P : sasaranmu tu Cuma temenmu yang

menurutmu pupuk bawang ya?

90

91

36. S : gak juga sih, ada guru juga.. kalo itu

mah bukan „genk‟ku aja yang ngebully

tapi anak-anak yang lain. Sapa juga

yang suruh jadi guru lembek gitu

92

93

94

95

37. P : la nanti kalo galak, kalian gak suka.

Trus reaksi guru kalian gimana?

96

97

38. S : waktu itu pernah marah besar, tapi

dasarnya kita bandel ya gak mempan

lah kak

98

99

100

39. P : „genk‟mu tiu kompak gak sih? 101

40. S : kompak to. 102

41. P : kok bisa dibilang kompak ? apa yang

membuktikan kamu kompak?

103

104

42. S : masuk kelas ni yaa pasti masuk

bareng, walopun beda beda kelas. Trus

kalo yang udah ulangan duluan nanti

bocorin soal ke kita. Habis itu kalo

105

106

107

108

(KB : LB/S:6/W:6/B:105-

118) T menceritakan

kesolidaritasan „genk‟nya

termasuk dalam

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

sama adek kelas kita yang kakak kelas

ngajarin mereka yang mereka gak

mudeng. Trus kalo mau pergi ya bareng,

kalo salah satu dari kita lagi kesulitan

ekonomi kita bantu, kalo ada PR

ngerjainnya gantian ya pokoknya kita

solid banget lah.. trus kadang kalo kita

lagi lempeng-lempeng aja nih ya kak,

aku nyuruh mreka untuk ngebully orang

biar rame aja.

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

membully temannya

43. P : ngebully orang biar rame? Misalnya

nih ya kalo ada salah satu dari

anggotmu yang gak mau ikutan

ngebully gitu gimana?

119

120

121

122

44. S : pertamanya sih aku tanyain napa kok

kagak mau ikutan ngebully, misal kalo

ada masalah pribadi sih gakpapa, kita

sih sudah sepakat kalo gak ada apa-apa

trus gak ikutan ngebully kita bakal bully

anggota kita yang gak ikut ngebully

tadi.. mantul kan kak?

123

124

125

126

127

128

129

(KB : LB/S:6/W:6/B:123-

141) T menceritakan

konsekuensi jika

melanggar peraturan

„genk‟. Apabila

anggotanya tidak

membully saat yang

lainnya membully maka

anggota tersebut yang

dibully. Jika jatah giliran

mengerjakan PR

dilanggar maka keesokan

harinya „genk‟ T

mendiamkan anggota

yang melanggar tersebut

44. P : mantul? Apaan tuh? 130

45. S : mantap betul kak.. hadehhh 131

46. P : ohh iya ya.. itukan soal ngebully nih

ya, kalo soal ngerjain PR ato masuk

sekolah gitu?

132

133

134

47. S : maksudnya kalo dianya gak mau

ngerjain PR pas gilirannya? Emmm

paling nanti dia gak aku kasih hasil

Prnya, biar sekalian dia ngerjain sendiri.

Kalo soal masuk kelas gak bareng kita

mah santai aja, paling besoknya kita

diemin

135

136

137

138

139

140

141

48. P : kok di diemin? 142

49. S : iyalah.. dia sudah menodai

kesolidaritasan „genk‟ ini

143

144

50. P : oalah.. kamu pernah gak ngajak

anggotamu buat berbuat baik atau

ngajak anggotamu itu jadi impact buat

banyak orang?

145

146

147

148

51. S : pernah. Embbt tapi gak banyak

orang juga sih. Dulu waktu itu sih

punya pikiran buat ngumpulin pakaian

layak pakai buat disumbangin di panti

asuhan, ee ternyata di respon baik sama

anggotaku.. ya udah akhirnya ide ku itu

terwujud, dan ternyata hal itu sampe ke

telinga para guru, akhirnya satu sekolah

149

150

151

152

153

154

155

156

(KB : LB/S:6/W:6/B:149-

175) T menceritakan

bahwa T sempat menjadi

dampak positif bagi

sebagian orang lewat

idenya yang tidak sengaja

itu

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

suruh ngumpulin pakaian layak pakai

trus disumbangin ke panti gitu. Tapi

yng ke panti Cuma anak-anak OSIS

doang sih

157

158

159

160

(KB : LB/S:5/W:5/B:

166-175) T menceritakan

bahwa merokok, mabuk

tidak diterapkan dalam

„genk‟nya tersebut. Jika

ada yang melanggar maka

akan dikeluarkan dari

„genk‟ dan akan di jelek-

jelekan

52. P : wihh keren.. bagus-bagus. Inikan

kalian cowo-cowo semua nih, ada gak

sih diantara kalian yang pada ngrokok

atau miras gitu. Secara jaman sekarang

aja anak SD udah pada ngrokok ya kan?

161

162

163

164

165

53. S : kalo itu gak aku terapin, ada yang

ketawan nglakuin hal itu, bakal aku

keluarin dari „genk‟ ini trus aku jelek-

jelekin dia di depan orang banyak, biar

ada efek jeranya gitu

166

167

168

169

170

54. P : kok gak kamu terapin sih? Kan hal

itu yang bikin cowo merasa keren kalo

udah begituan

171

172

173

55. S : iya sihh.. tapi kita gak mau

terpengaruh sama ha-hal yang jelek

174

175

56. P : tapikan bully orang apalagi gurukan

udah termasuk hal-hal jelek

176

177

57. S : iya sih kak.. tapi itu Cuma buat seru-

seruan aja kok.. yakin deh.. biar rame

aja

178

179

180

58. P : ngebullymu sewaktu nyeleksi

anggota sama ngebully sama anggotamu

itu sama apa gak sih?

181

182

183

59. S : ya bedalahh.. lebih seru sama yang

udah jadi anggota

184

185

60. P : kok bisa? Emang ngebullymu

gimana?

186

187

61. S : ya bisa lah.. ya manggil temen pake

nama ortunya trus habis itu ngerjain

orang, ngumpetin hp kalo gak bukunya..

kadang kalo sasaran kita gak mau

disuruh nanti kita lempar botol kosong,

trus kadang aku nyuruh dia sesuatu hal

konyol trus aku rekam aku masukin di

instgram sama whatsaap story.. ya gitu

lahh

188

189

190

191

192

193

194

195

196

(KB : LB/S:6/W:6/B:188-

196) T melakukan

bullying terhadap

temannya. Bentuk

bullying yang dilakukan

adalah fisik, non fisik,

dan cyberbullying

62. P : ohh gitu ya.. embbt 197

63. S : eh kak aku udah dijemput tu 198

64. P : oke dek.. kamsyah ya atas

waktunya.. hati-hati dijalan ya

199

200

65. S : tongya de mei 201

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 7

Nama : Susan

Tempat Lahir : Bandung

Tanggal Lahir : 03 Januari 2001

Usia : 17 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Semarang Indah

Status : Siswa

Lokasi : Kantin

Tanggal : 12 Oktober 2018

Waktu : 12.00 s.d 12.15 WIB

No Wawancara Baris Keterangan

1.

P : hai dek, bisa ngobrol bentar gak?

Aku nike dari fakultas psikologi USM,

mau tanya-tanya seputar kegiatan dan

dan perilaku teman-teman disini boleh

nggak?

1

2

3

4

5

2. S : iya gimana ya kak? 6

3. P : nama kamu sapa dek? 7

4. S : namaku S, aku kelas XII A-1 8

5. P : tinggalmu dimana? 9

6. S : aku ngekos di semarang indah 10

7. P : okee.. disini tu temen-temenmu

pada ngelompok-ngelompok gitu gak?

11

12

8. S : ngelompok yang kayak nge „genk‟

gitu

13

14

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

9. P : iya.. ada gak dek? 15

10. S : ya pastinya ada lah kak, beberapa

sih aku taunya

16

17

11. P : la kamu sendiri punya „genk‟ gak? 18

12. S : nek aku sih gak nge „genk‟.. males

aku, kalo nge „genk‟ nih ya kak kita

harus nurutin apa yang temen-temen

mau, kalo kita gak nglakuin nanti

dikira aku gak punya rasa solidaritas

19

20

21

22

23

(KB : LB/S:7/W:7/B:19-23) S

mengatakan jika ingin

bergabung dalam „genk‟ S

harus mentaati perintah

13. P : ohh gitu, emang kamu pernah jadi

anak „genk‟?

24

25

14. S : gak pernah sih kak, Cuma ngliat

orang yang nge „genk‟ pasti kayak gitu

26

27

15. P : menurutmu tentang „genk‟ itu

gimana?

28

29

16. S : ada yang ngeselin banget ada yang

biasa aja sih

30

31

17. P : ngeselinnya tu kayak gimana? 32

18. S : senengane tu ngejeki orang tu loo

kak, kalo gak njambak-njambak

rambut. Trus yang lebih parahe ki to

kak ada seng dipengaruhi nggo

ngadohi sasarane mreka

33

34

35

36

37

(KB : LB/S:7/W:7/B:33-37) S

mengatakan bahwa „genk‟

senangnya membully

seseorang

19. P : kamu sendiri pernah jadi target

bullying gak dek?

38

39

20. S : pernah sih, gara-gara aku gak mau

ngasih contekan pas ulangan.. habis itu

aku eeee di eceni terus gitu.. katane

aku pelit lah apalah trus mereka sampe

manggil aku pake nama orang tuaku

og.

40

41

42

43

44

45

(KB : LB/S:7/W:7/B:40-45) S

mengatakan bahwa S pernah

mengalami bullying

21. P : trus reaksimu gimana pas dieceni

kayak gitu?

46

47

(KB : LB/S:7/W:7/B:48-49)

reaksi S saat di bully yaitu

tidak meladeni 22. S : reaksiku ya diem wae to kak, nek

tak ladeni nanti malah tambah lama

48

49

23. P : ohh gtu ya.. la kamu sendiri pernah

ngebully orang gak?

50

51

24. S : enggak sih kak.. gak ada gunane

juga ya to..

52

53

25. P : menurutmu „genk‟ yang paling

terkenal tu „genk‟e sapa?

54

55

26. S : „Genk‟ cewe apa cowo? Kalo cewe

ya P n the genks, klo cowo ya itu to

punyae T

56

57

58

27. P : mereka kok bisa terkenal gara-gara

apa?

59

60

28. S : kalo yang cewe tu sering ke 61 (KB : LB/S:7/W:7/B:61-71)S

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

bullynya ehh dua-duane sama-sama

suka ngebully sih ya.. tapi masih

mending yang cowo sih ya.. kalo si

cewe itu sukanya cari muka ke guru

biar dapet nilainya gampang trus biar

dicap „genk‟ paling update lah padahal

sih enggak, kalo yang cowo itu masih

mending.. masih ada rasa sosialnya.

Aku ngomong gini bukan gara-gara

aku seneng salah satu dari mereka loo

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

mengatakan bahwa dua

„genk‟ terkenal tersebut

pernah melakukan bullying di

sekolah, „genk‟ perempuan

adalah „genk‟ yang paling up

to date sedangkan „genk‟ pria

adalah „genk‟ yang memiliki

jiwa sosial

29. P : ohh gitu ya, tadikan bilang suka

ngebully. Emang mereka ngebullynya

itu gimana?

72

73

74

30. S : kalo yang cowo itu paling Cuma

ngejek-ngejek sama nglempar-

nglempar botol aqua ke anak cowo

lainnya sama nyebarin aib orang

doang sih, kalo yang cewe itu ya

ngehasut orang biar njauhin bahkan

ngucilin targetnya itu. Pokoknya parah

dah

75

76

77

78

79

80

81

82

(KB : LB/S:7/W:7/B:75-82)

bentuk bullying yang

dilakukan „genk‟ cowok

adalah bullying verbal dan

fisik, sedangkan bentuk

bullying yang dilakukan

„genk‟ cewek adalah bullying

agresi tidak langsung

31. P : ohh gitu ya dek, kamu pernah liat

gak pas „genk‟nya ngebully trus salah

satu dari mereka gak ikutan ngebully?

83

84

85

32. S : pernah sih, salah satu anggota P tu

kalo yang lain ngbully dia pasti gak

ikut, entah napa ak yo gak erti.

86

87

88

33. P : trus temen-temennya gimana? 89

34. S : gak tau kak, aku gak tau ngurusin

mereka og

90

91

35. P : kamu sendiri tau gk kenapa temen-

temenmu itu tertarik buat gabung di

„genk‟ itu?

92

93

94

36. S : ya gara-garane tu pengen cari nilai

bagus tok, trus pengen hits di kalangan

sekolah ini

95

96

97

37. P : ada gak sih perilaku mereka yang

pernah ditiru sama siswa lain trus jadi

viral di kalangan sekolah ini?

98

99

100

38. S : apa ya? Emmmbt.. paling itu sih

yang „genk‟ cewe itu suka karaokean

kan nah „genk‟ itu nantangin „genk‟e

seng lain buat karaoke pake aplikasi

star maker apa apa gitu aku lupa.. nah

trus siswa seng lain pada ikutan.. gitu.

101

102

103

104

105

106

(KB : LB/S:7/W:7/B:101-

106) S mengatakan bahwa

kedua „genk‟ tersebut

mempengaruhi siswa lainnya

untuk bertindak hal yang

sama.

39. P : termasuk kamu juga ikutan? 107

40. S : ikutan sih,, tapi diem-diem..hehe

jangan bilang sapa-sapa loo kak

108

109

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

41. P : ealahh.. iya-iya. Trus kalo yang

cowo apa nih?

110

111

42. S : yang cowo sih lebih ke jiwa sosiale

sihh.. mereka ngumpulin pakaian

pantas pakai buat disumbangin ke

panti gitu.

112

113

114

115

43. P : trus siswa yang lain juga gitu? 116

44. S : nggak sih, kalo itu beritane sampe

ke telinga guru-guru trus mreka

nyuruh kita buat ngumpulke pakaian

pantas pakai

117

118

119

120

45. P : ohh gitu ya.. oh ya kamu tu napa

sih kok ndak mau ikut-ikutan temen?

121

122

46. S : sebenere sih mau tapi aku milih-

milih lah, kalo yang ditularin itu baik

dan berdampak bagus buat aku, ya aku

tiruin nek gak ya buat apa ya to

123

124

125

126

(KB : LB/S:7/W:7/B:123-

1226) S memilih untuk

meniru hal yang positif

47. P : ohh oke-oke, ada gak sih temenmu

ngajak kamu buat gabaung ke salah

satu „genk‟ disini?

127

128

129

48. S : ada sihh.. mereka tu bilang nek aku

gabung ke „genk‟ nanti aku bakal

terkenal, bakal hits, bakal dapet nilai

bagus, bla bla bla.. tapi aku masih

percaya sama kemampuanku sendiri

og, soale tu ya hasil tidak ada yang

mengkhianati usahanya.. ehh ndak

bener kalimatku mau kak?

130

131

132

133

134

135

136

137

(KB : LB/S:7/W:7/B:130-

137) S sempat diajak untuk

bergabung di salah satu

„genk‟ tersebut, akan tetapi S

tidak mau

49. P : hahaha.. bener og bener.. la trus

„genk‟nya itu Cuma dua itu tok apa

ada lagi?

139

140

141

50. S : ada sih kak, tapi mereka wajar-

wajar aja sih.. paling Cuma buat

diskusi bareng, trus hangout bareng,

paling kalo ada yang iseng ya

manggil-manggil gak jelas gitu

142

143

144

145

146

(KB : LB/S:7/W:7/B:142-

146) S mengatakan bahwa

„genk‟ lain wajar-wajar saja.

51. P : ohh gitu ya dek 147

52. S : iya kak, ehh kak, dah bel ni, tak

masuk sek yaa..

148

149

53. P : okee.. 150

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 8

Nama : Nana

Tempat Lahir : Surabaya

Tanggal Lahir : 01 Februari 2001

Usia : 17 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Pedurungan

Status : Siswa

Lokasi : Gedung Administrasi

Tanggal : 13 Oktober 2018

Waktu : 10.12 s.d 10.21 WIB

No. Wawancara Baris Keterangan

1.

P : hai dek, bisa ngobrol bentar

gak? Aku nike dari fakultas

psikologi USM, mau tanya-tanya

seputar kegiatan dan dan

perilaku teman-teman disini

boleh nggak?

1

2

3

4

5

6

2. S : iya? 7

3. P : nama kamu sapa dek? 8

4. S : N 9

5. P : kelas berapa? 10

6. S : XII IPS 1 11

7. P : kamu rumahnya dimana? 12

8. S : di Pedurungan 13

14

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

9. P : disini tu temen-temenmu

pada ngelompok-ngelompok gitu

gak?

15

16

17

10. S : ada 18

11. P : la kamu sendiri punya „genk‟

gak?

19

20

12. S : punya siiii 21

13. P : trs kamu sama gengmu itu

kegiatannya apa aja sii?

22

23

14. S : ya banyak.. pokoknya apa-

apa selalu barenglah..

24

25

15. P : kompak ya? Ada gak sih satu

dua orang yang gak kompak?

26

27

16. S : gak ada siii 28

17. P : berarti bener-bener kompak

ya?

29

30

18. S : iya donggg.. yang penting

dalam suatu geng itu ada

kompak,sepakat, sama

solidaritas.. kalo ada yang gak

kayak gitu ya pasti bakal keluar

dari genk ini

31

32

33

34

35

36

(KB : LB/S:8/W:8/B:26-30) N

mengatakan bahwa didalam

suatu genk harus terdapat

kekompakan, kesepakatan, dan

solidaritas

19. P : hal apa aja sii yang kamu

lakuin sama temen-temenmu?

37

38

20. S : banyak, ada hal positif sama

negatif

39

40

21. P : positif negatifnya itu kayak

gimana?

41

42

22. S : ya kalo yang positif tu paling

ya ngumpulin uang habis itu

buat nasi bungkus trus kasihin

ke tukang becak, pemulung, trus

kadang ke orang gila. Kalo hal

negatifnya ya paling bolos

ekskul bareng, cabut pas

pelajaran pkn bareng ya paling

itu doang sii

43

44

45

46

47

48

49

50

51

(KB : LB/S:8/W:8/B:37-43) N

mengatakan bahwa terdapat hal

positif dan negatif yang N

lakukan bersama gengnya.

23. P : berarti yang negatif itu cuma

seputar bolos membolos ya?

52

53

24. S : iya 54

25. P : kalian pernah membully

orang gak sihh?

55

56

26. S : kalo geng sii gak pernah, kita

itu gak mau ngerugiin orang lain

mba

57

58

59

(KB : LB/S:8/W:8/B:49-58) N

mengaku bahwa gengnya tidak

melakukan pembullyan tetapi

ada satu orang yang dengan

inisiatifnya membully temannya. 27. P : trus kalo pribadi kalian

sendiri ada yang pernah bully

60

61

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

temen kalian gak? 62

63

28. S : ada sihh 1 orang.. tapi itukan

pribadi dia, kita sii udah ingetin

tapi kalo dianya tetep kayak gitu

ya apa boleh buat.. yang penting

sebagian besar dari kita gak

melakukan hal itu sihhh

64

65

66

67

68

69

29. P : kalo boleh tau dia itu siapa

sii?

70

71

30. S : si F tu kak 72

31. P : selain merugikan orang lain,

kenapa sii kalian itu gak mau

bully temen kalian?

73

74

75

32. S : buang-buang waktu, buang-

buang eee tenaga juga trus apa

ya? Ya pokoke tu sia-sia lah gak

guna juga

76

77

78

79

(KB : LB/S:8/W:8/B:64-66) N

mengatakan bahwa membully

hanyalah hal yang sia-sia

33. P : tapi disekolah ini banyak

terjadi pembullyan gak sii?

80

81

34. S : lumayan siii 82

35. P : trus reaksimu kalo ada orang

di bully gitu gimana?

83

84

36. S : emmbt... aku sii cuek ak

orangnya males ikut campur

masalah orang

85

86

87

(KB : LB/S:8/W:8/B:72-73) N

mengatakan bahwa dirinya cuek

dengan situasi yang ada

37. P : ohh gitu ya.. trus eeee..

biasanya orang yang bully itu

bawa pasukannya gak?

88

89

90

38. S : maksud pasukan tu gimana

mbak?

91

92

39. P : ya kayak gengnya mereka 93

40. S : ya ada beberapa sii yang

bawa, tapi tu biasanya mereka

sendirian trus temen yang lain

yang diluar geng mreka itu

langsung ikut-ikutan.. ya kayak

gitulah

94

95

96

97

98

99

(KB : LB/S:8/W:8/B:79-83) N

mengatakan bahwa pembully

tidak membawa gengnya

melainkan saling menimpali

41. P : oo kayak gitu to.. okee dehh 100

42. S : tanya-tanyanya udah ni mba? 101

43. P : udah.. makasih ya.. 102

44. S : iya sama-sama 103

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 9

Nama : Wiwin

Tempat Lahir : Jakarta

Tanggal Lahir : 25 Februari 2002

Usia : 16 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Tanah Mas

Status : Siswa

Lokasi : depan Gereja

Tanggal : 13 Oktober 2018

Waktu : 10.45 s.d 10.55 WIB

No. Wawancara Baris Keterangan

1. P : hai dek, bisa ngobrol

bentar gak? Aku nike dari

fakultas psikologi USM, mau

tanya-tanya seputar kegiatan

dan dan perilaku teman-teman

disini boleh nggak?

1

2

3

4

5

6

2. S : bisa 7

3. P : nama kamu siapa? 8

4. S : w 9

5. P : kelas? 10

6. S : XI IPA 11

7. P : rumahnya dimana? 12

8. S : tanah mas 13

9. P : disini tu temen-temenmu 14

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

pada ngelompok-ngelompok

gitu gak?

15

16

10. S : iya banyak 17

11. P : kamu sendiri ngelompok

gak?

18

19

12. S : gak punya 20

13. P : kok gak punya? 21

14. S : ya aku ki orange pengen

bebas, gak mau terikat

peraturan, kalo ngelompok

apa nge-geng gitukan mesti

banyak aturane.. la aku ki

males kak

22

23

24

25

26

27

(KB : LB/S:9/W:9/B:22-26)

W mengatakan bahwa setiap

kelompok memiliki aturan

15. P : oalahh gitu to.. la trus

disini itu ada pembullyan gak

si?

28

29

30

16. S : pastine ada lah 31

17. P : termasuk kamu? 32

18. S : pastinyaa 33

19. P : biasanya targetmu itu

siapa?

34

35

20. S : ya yang kliatan pupuk

bawang wae sii, klo gak

paling adik kelas

36

37

38

21. P : kok bully emang napa sii? 39

22. S : ya enak aja, ada kepuasan

tersendiri aja.. trus dulu waktu

dulu aku tu juga pernah di

bully.. ya udah sekarang

gantian dongg

40

41

42

43

44

(KB : LB/S:9/W:9/B:37-40)

Alasan W membully adalah

masa lalu W

23. P : ohh, jadi dendam ya? 45

24. S : ya gitu lah kak 46

25. P : trus kamu kok gak milih

berkelompok? Padahal kalau

bully bareng-bareng kan enak

47

48

49

26. S : kalo sama kelompok itu

gak enak, gak bebas trus nii

yaa kalo solo play itu aku bisa

mengekspresikan diriku yang

sebenernya

50

51

52

53

54

27. P : biasanya bentuk bullyanmu

itu apa?

55

56

28. S : ya paling lempar-lempar

botol, trus manggil nama

temen pake namane bapake,

kadang ya tak jelek-jelekin

lewat ig ya kek gitu lah

57

58

59

60

61

(KB : LB/S:9/W:9/B:53-57)

bentuk bullying yang

dilakukan W adalah bullying

langsung dengan bullying

tidak langsung

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

29. P : oo gitu yaaa.. berarti lebih

suka mbully sendirian dari

pada rame-rame ya?

62

63

64

30. S : iya kak, kak ini dah

belum? Aku udah dijemput

tuu

65

66

67

31. P : oo iya udah,, makasih ya 68

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

Verbatim Subjek 10

Nama : Yosi

Tempat Lahir : Semarang

Tanggal Lahir : 19 Maret 2003

Usia : 15 tahun

Etnis : Jawa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Tanah Mas

Status : Siswa

Lokasi : depan Gereja

Tanggal : 13 Oktober 2018

Waktu : 11.15 s.d 11.25 WIB

No. Wawancara Baris Keterangan

1. P : hai dek, bisa ngobrol bentar

gak? Aku nike dari fakultas

psikologi USM, mau tanya-

tanya seputar kegiatan dan dan

perilaku teman-teman disini

boleh nggak?

1

2

3

4

5

6

2. S : (mengangguk) 7

3. P : nama kamu siapa? 8

4. S : Y 9

5. P : kelas? 10

6. S : X-2 11

7. P : rumahmu dimana? 12

8. S : tanah mas 13

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

9. P : disini tu temen-temenmu

pada ngelompok-ngelompok

kaya nge.genk gitu gak?

14

15

16

10. S : iya.. 17

11. P : la kamu ngelompok-

ngelompok gak?

18

19

12. S : gak punya 20

13. P : la kok gak punya? 21

14. S : ngapain coba ngelompok,

lebih enak sendiri ya to..

ngegenk tu terikat banget,

banyak peraturan, ya seng pasti

tu ndak enak lah

22

23

24

25

26

(KB : LB/S:10/W:10/B:19-22)

Y mengatakan bahwa genk itu

mengikat dan banyak

peraturan

15. P : oalahh gitu to.. la trus disini

itu ada pembullyan gak si?

27

28

16. S : apa? Pembullyan? Eee ya

ada siii

29

30

17. P : termasuk kamu? 31

18. S : iyalahhh, enak tau 32

19. P : biasanya targetmu tu siapa? 33

20. S : ya yang kliatan lemah to

ya.. berhubung aku masih kelas

X jadi yang tak bully tu cewe-

cewe cupu

34

35

36

37

21. P : kamu tu kok bully emang

napa sii?

38

39

22. S : iseng sihh.. tapi lama

kelamaan jadi ketagihan..

rasanya kayak ada apa gitu

40

41

42

(KB : LB/S:10/W:10/B:35-36)

Alasan Y membully adalah

isengan

23. P : ohh, iseng? 43

24. S : iyaa.. la gimana kak? 44

25. P : ya gak gimana-gimana sihh.

Trus kamu waktu bully ada

yang ikut-ikutan gak?

45

46

47

26. S : ya ada sii, banyak malah 48

27. P : itu yang ikut-ikutan tu genk

apa kayak kamu gitu?

47

48

28. S : kayak aku sii, kalo genk ki

jarang og kak. Genk tu biasane

bully dewe

49

50

51

29. P : biasanya bentuk bullyanmu

itu apa?

52

53

30. S : godain cewek gitu, trus

jambak-jambak rambute,

kadang kursine tak ambil, habis

itu bekale tak makan, tak ece-

eceni trus tak video tak masuke

54

55

56

57

58

(KB : LB/S:10/W:10/B:48-50)

bentuk bullying yang

dilakukan Y adalah bullying

langsung dengan bullying

tidak langsung

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …

ke story wa nek gak story

instagram

59

60

31. P : la kamu tu lebih seneng

bully bareng-bareng apa

sendirian?

61

62

63

32. S : sendirian.. lebih puas aku..

kan lebih kliatan gitu.. hehehe

64

65

33. P : lebih puas ya?? 66

34. S : iya kak 67

35. P : oo iya udah,, makasih ya

buat waktune

68

69

36. S : Oke sama-sama kak.. 70

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 115: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 116: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 117: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 118: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 119: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …
Page 120: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN BULLYING …