Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
PRODUKSI CV. CITA NASIONAL
OLEH
DAVID SETIAWAN
802014141
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
vii
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
PRODUKSI CV. CITA NASIONAL
David Setiawan
Sutarto Wijono
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasi karyawan pada CV. Cita Nasional Kopeng –
Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan produksi CV. Cita Nasional yang
berjumlah 70 orang karyawan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang
karyawan. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampel jenuh. Pengumpulan data kepuasan kerja menggunakan skala index
of job satisfaction (IJD) dan komitmen organisasi menggunakan organizational
commitment questionnarie (OCQ). Teknik analisa data yang digunakan adalah
teknik analisis korelasi dari Pearson. Dari penelitian ini diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,666 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,005). Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja dengan
komitmen organisasi pada karyawan produksi CV Cita Nasional. Adapun
besarnya sumbangan perubahaan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
adalah 44%.
Kata kunci : Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
i
ix
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between job satisfaction and the
organizational commitment shown by employees to CV. Cita Nasional Kopeng-
Salatiga. The research method used is the quantitative research method. The
population in this research consists of production employees of CV. Cita Nasional
amounting to 70 workers.The sample in this study amounted to 70 employees. The
sampling for this research has been counducted by way of the Saturated Sample
Technique. Data collection of job satisfaction using index of job satisfaction scale
(IJD) and organizational commitment using organizational commitment
questionnarie (OCQ). The data analysis technique used consists of the correlation
analysis technique derived from Pearson. This research obtained correlation
coefficient of 0.666 and significance value 0,000 (p <0.005). The result of the
research shows that there is a significant positive correlation between job
satisfaction and the organizational commitment shown by the the employees at
CV. Cita Nasional. The amount of contribution of job satisfaction change to
organizational commitment is 44%.
Keywords: Job Satisfaction and Organizational Commitment
ii
1
PENDAHULUAN
Peran manajemen yang efisien dan sumber daya manusia dalam mencapai
tujuan organisasi tidak dapat dipungkiri. Manajer yang berkompeten berusaha
untuk meningkatkan komitmen organisasi, hal itu dianggap perlu untuk
pengembangan organisasi kedepannya (Hosseini M dalam Sajjad & Abbasi,
2014). Apalagi untuk menghadapi persaingan global yang terjadi di era sekarang,
organisasi seharusnya memperhatikan sumber daya manusia yang merupakan aset
penting bagi perusahaan karena mereka berkontribusi untuk mensukseskan
organisasi tersebut (Shaleh, Zahari, Said, Nur, & Ali, 2016). Hal ini bertujuan
agar mereka mampu memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan dalam
menghadapi persaingan dengan perusahaan lain (Stone, dalam Deddy, Sitorus, &
Kirana, 2014).
Karyawan sebagai sumber daya dalam perusahaan perlu dikelola dengan
baik. Sebagai seorang individu, karyawan mempunyai keterbatasan, kebutuhan,
keinginan, dan perasaan, sehingga membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus
daripada sumber daya perusahaan yang lain (Ilahi, Mukzam & Prasetya, 2017).
Bila para karyawan mampu bekerja untuk kuantitas yang maksimal dan kualitas
yang prima, maka perusahaan akan menjadi semakin efektif dalam operasionalnya
(Djajendra, 2010). Dengan demikian, setiap organisasi harus mengembangkan
sumber daya manusia yaitu karyawan, sehingga mampu membentuk komitmen
terhadap organisasi yang mencerminkan tingkat kesungguhan anggota dalam
menjalankan tugas dan fungsinya (Ansel & Wijono, 2012). Karyawan yang
memiliki komitmen terhadap perusahaan akan melakukan tidak hanya tugas-tugas
yang telah menjadi kewajibannya, tetapi dengan sukarela akan mengerjakan hal-
2
hal yang dapat digolongkan sebagai usaha-usaha ekstra (extra effort), dan
karyawan yang berkomitmen akan merasa memiliki organisasi tersebut (Jati,
2013).
Komitmen organisasi dijelaskan oleh Mowday, Steers & Porter (dalam
Deddy dkk, 2014) sebagai suatu sikap karyawan yang mengidentifikasikan dirinya
dan keterlibatannya dalam organisasi, dimana hal ini melibatkan kepercayaan,
perasaaan, pikiran, serta tindakan individu tersebut. Sementara itu Robbins &
Judge (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi (organizational
commitment) merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak
terhadap tujuan organisasi serta memiliki keinginan untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 orang karyawan produksi di CV.
Cita Nasional yang penulis lakukan pada tanggal 10 Januari 2018. Hasilnya
menunjukkan bahwa ada 2 orang karyawan yang merasa kurang mendapatkan
tantangan dalam bekerja karena jenis pekerjaan yang monoton. Ada 1 orang yang
mengatakan memiliki rencana untuk keluar bila mereka ditawari pekerjaan yang
menarik. Ada 4 orang karyawan yang merasa nyaman karena telah memiliki
hubungan emosional yang baik dengan rekan karyawan lainnya, merasa senang
dan bangga karena memiliki pekerjaan, dan merasa diperhatikan oleh perusahaan
karena ada pemberian bonus dari perusahaan diluar gaji yang mereka terima,
sehingga membuat mereka tidak mempunyai keinginan untuk keluar dari
perusahaan, dan mereka mengungkapkan bahwa perhatian dari perusahaan
membuat mereka bekerja dengan semangat dan penuh loyalitas. Maka, dapat
dikatakan bahwa terdapat masalah yang terkait dengan komitmen organisasi pada
3
karyawan produksi. Hal ini di dukung oleh pendapat dari Mowday dkk (dalam
Ingarianti, 2005) yang menjelaskan bahwa komitmen karyawan terhadap
perusahaan dapat dilihat dari, adanya karyawan yang memiliki kepercayaan yang
kuat terhadap perusahaan dan penerimaan dari tujuan dan nilai – nilai organisasi,
adanya karyawan yang bersedia untuk menggunakan usaha yang sungguh –
sungguh atas nama perusahaan dan adanya karyawan yang memiliki keinginan
kuat untuk mempertahankan keanggotaanya dalam perusahaan.
Komitmen organisasi menjadi penting untuk diteliti karena komitmen yang
tinggi diyakini bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri
(Ingarianti, 2015). Hasil penelititan tentang komitmen organisasi menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif signifikan komitmen organisasi terhadap kinerja
karyawan (Osa & Amos, 2014), motivasi karyawan (Rahmawati, Abidin & Ro’is,
2015), dan kualitas Layanan (Puspitawati & Riana, 2014), selain itu komitmen
organisasi memegang peranan penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi (Gul, 2015).
Komitmen organisasi yang tinggi pada karyawan akan memberikan
beberapa dampak terhadap perusahaan seperti meningkatnya kepuasan, retensi
dan loyalitas karyawan pada organisasi (Anis, Rehman-ur, Rehman-ur, &
Humayoun, 2011), karyawan berusaha untuk mengidentifikasi nilai dan tujuan
dirinya dengan nilai dan tujuan organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam
keorganisasian dan ada loyalitas terhadap organisasi (Jati, 2013), memiliki
keinginan untuk tetap bertahan sebagai bagian dari perusahaan (Irmaningrum,
2016), karyawan akan menunjukkan perilaku kewargaorganisasian karena adanya
keinginan untuk ikut berkontribusi dalam kesejahteraan organisasi dan karyawan
4
dalam organisasi tersebut (Julianti & Dewayani, 2015). Sementara itu komitmen
organisasi yang rendah akan berdampak pada meningkatnya tingkat turnover
dalam organisasi (Memari, Mahdiedr & Marnani, 2013), berdampak negatif pada
produktivitas, lebih luas lagi terhadap kegagalan organisasi dalam mencapai
tujuannya (Osa & Amos, 2014).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, Steers &
Porter (dalam Puspitawati & Riana, 2014) mengungkapkan ada tiga faktor yang
mempengaruhi yakni; (1), faktor personal yang meliputi; kepuasan kerja,
karakteristik personal. (2), faktor organisasi yang meliputi; lingkup pekerjaan,
pengawasan, dan tujuan organisasi, (3), faktor yang bukan berasal dari dalam
organisasi, misalnya ada tidaknya alternatif pekerjaan lain. Dalam penelitian ini
peneliti memilih faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja perlu diteliti juga karena
dari hasil wawancara diketahui bahwa karyawan merasa puas bekerja di
perusahaan CV. Cita Nasional, rasa puas ini timbul karena karyawan
mendapatkan bonus diluar gaji yang mereka terima, hubungan yang baik antara
karyawan, fasilitas yang diberikan oleh perusahaan seperti kemudahaan dalam
pengurusan izin, ibadah dan keamanan yang terjamin. Menurut Robbins & Judge
(2008) kepuasan kerja dapat menentukan sikap karyawan terhadap pekerjaannya.
Dalam sebuah penelitian meta-analisis yang dilakukakan oleh Mathieu &
Zajac (1990) menemukan bahwa ada korelasi yang signifikan antara kepuasan
kerja dengan komitmen organisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Mathis dan Jackson (2011)
menyatakan bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaanya, ketika seseorang puas terhadap pekerjaanya maka mereka akan lebih
5
berkomitmen terhadap organisasi. Artinya semakin karyawan merasa puas dengan
pekerjaanya maka ia akan melakukan tugasnya dengan baik, mempunyai
komitmen terhadap pekerjaannya, serta komitmen terhadap organisasi, dan pada
akhirnya tingkat kepuasan akan mempengaruhi kinerja organisasi (Awang, 2010).
Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Seperti hasil penelitian Herman (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen terhadap
organisasi. Ginanjar & Riyanti (2015) mengungkapkan terdapat hubungan yang
positif atau signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Berikutnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail & Razak (2016) hasil
pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara
signifikan berkorelasi dengan komitmen organisasi. Sebaliknya penelitian yang
dilakukan oleh Gangai & Agrawal (2015) menemukan bahwa tidak ada hubungan
signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Dengan berbagai hasil penelitian yang ada, peneliti masih merasa perlu
untuk meneliti mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen
organisasi. Karena hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Riketta &
Vand Dick (2009), terlepas dari banyaknya penelitian yang berkaitan dengan
logika hubungan antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja hasilnya masih
tidak konsisten. Menurut Hasan (2012) komitmen organisasi yang baik akan
ditunjukkan oleh karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang positif. Dalam
Istijanto (2005) Brayfield & Rothe mengungkapkan kepuasan kerja adalah tingkat
6
saat karyawan memiliki perasaan positif terhadap pekerjaan yang ditawarkan
perusahaan tempatnya bekerja.
Karyawan dengan kepuasan kerja tinggi akan merasa senang dan bahagia
dalam melakukan pekerjaannya. Ketika tumbuh rasa senang maka akan terpancar
emosi positif dalam dirinya secara alami dan terus - menerus. Situasi pekerjaan
yang dapat membuat karyawan merasa senang dan puas ini akan membuat
karyawan menjadi merasa nyaman di tempat kerja dan tidak memiliki keinginan
untuk mencari alternatif pekerjaan lain atau memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan. Artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan maka tingkat
komitmen terhadap perusahaan juga akan semakin meningkat dan sebaliknya
semakin rendah tingkat kepuasan kerja karyawan maka komitmen terhadap
perusahaan juga rendah. Maka peneliti menduga bahwa terdapat hubungan yang
positif signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Penulis meneliti tentang hubungan kepuasan kerja dengan komitmen
organisasi dengan pertimbangan bahwa penelitian sebelumnya berbeda dengan
penelitian yang penulis akan lakukan. Perbedaan tersebut tampak dari teori yang
digunakan oleh salah satu peneliti terdahulu yakni Ginanjar & Riyanti (2015) teori
yang digunakan dalam variabel kepuasan kerja berasal dari Hoppeck (1935), dan
variabel komitmen organisasi dari Allen & Meyer (1997), sedangkan penulis
menggunakan teori untuk variabel kepuasan kerja dari Brayfield & Rothe (1951),
dan variabel komitmen organisasi menggunakan teori Mowday dkk (1979), kedua
teori dijadikan dasar karena kedua teori tersebut lebih sesuai diterapkan dalam
populasi yang dijadikan penelitian dan kedua teori tersebut lebih sering digunakan
dalam penelitian tentang kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Dalam
7
penelitiannya Ginanjar & Riyanti (2015) menggunakan skala kepuasan kerja
Minessota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang disusun oleh Dawis dkk
(1967), dan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) dari Allen &
Meyer (1997), sedangkan penulis menggunakan skala kepuasan kerja yang
disusun oleh Brayfield & Rothe (1951) dan menggunakan Organizational
Commitment Questionnaire (OCQ) yang disusun oleh Mowday dkk (1979), skala
kepuasan kerja yang disusun oleh Brayfield & Rothe penulis gunakan karena
skala ini merupakan alat ukur yang paling cermat untuk mengukur kepuasan kerja
karyawan (Vroom, 1964), dan skala yang disusun oleh Mowday dkk penulis pakai
karena skala ini berdasarkan literatur paling banyak digunakan (Price, 1997).
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian Ginanjar & Riyanti (2015)
berasal dari pekerja lepas biro konsultan PT B yang berjumlah 15 orang pegawai,
sedangkan penulis menggunakan populasi dan sampel karyawan produksi CV.
Cita Nasional yang berjumlah 70 orang karyawan, hal ini dikarenakan belum ada
penelitian yang dilakukan terhadap karyawan produksi pengelolahan susu segar.
Analisa data yang digunakan oleh Ginanjar & Riyanti (2015) adalah korelasi
Spearman, sedangkan penulis dalam analisa data menggunakan korelasi Pearson
karena data berdistribusi normal dan bersifat linear.
RUMUSAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ; “Apakah ada hubungan signifikan
antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada karyawan produksi CV.
Cita Nasional?”.
8
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui adanya hubungan signifikan antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasi pada karyawan produksi CV. Cita Nasional.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komitmen Organisasi
Robbins & Judge (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi
(organizational commitment) merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan
memihak terhadap tujuan organisasi serta memiliki keinginan untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen
organisasi diterangkan oleh Mowday dkk (dalam Deddy dkk, 2014) sebagai suatu
sikap karyawan yang mengidentifikasikan dirinya dan keterlibatanya dalam
organisasi, dimana hal ini melibatkan kepercayaan, perasaaan, pikiran, serta
tindakan individu tersebut.
Dari berbagai definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa komitmen organisasi adalah suatu kondisi psikologis yang
bersifat relatif dari karyawan yang diidentifikasikan dari kepercayaan yang kuat
dan penerimaan dari tujuan dan nilai – nilai organisasi, kesediaan untuk
menggunakan usaha yang sungguh – sungguh atas nama organisasi, serta
keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.
Aspek dari komitmen organisasi
Menurut Mowday dkk (1979) komitmen organisasi memiliki tiga aspek
yaitu kepercayaan dan penerimaan yang kuat dari tujuan dan nilai-nilai organisasi,
kesediaan untuk menggunakan usaha yang sungguh - sungguh atas nama
9
organisasi, serta keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotan dalam
organisasi. Aspek yang diungkapkan oleh Mowday dkk (1979) akan dijadikan
dasar dalam penelitian ini.
Faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi
Komitmen organisasi tidak terjadi begitu saja. Tinggi rendahnya
komitmen organisasi seorang karyawan tentu ada faktor yang mempengaruhinya.
Steers & Porter (dalam Puspitawati & Riana, 2014) menjelaskan ada tiga faktor
yang mempengaruhi yakni; (1), faktor personal yang meliputi; kepuasan kerja,
karakteristik personal. (2), faktor organisasi yang meliputi; lingkup pekerjaan,
pengawasan, dan tujuan organisasi, (3), faktor yang bukan berasal dari dalam
organisasi, misalnya ada tidak tersedianya alternatif pekerjaan lain. Faktor
kepuasan kerja akan dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Pengertian Kepuasan Kerja
Dalam Istijanto (2005) Brayfield & Rothe mengungkapkan kepuasan kerja
adalah tingkat saat karyawan memiliki perasaan positif terhadap pekerjaan yang
ditawarkan perusahaan tempatnya bekerja. Menurut Locke (dalam Sutarto, 2010)
kepuasan kerja merupakan suatu tingkat emosi yang positif dan menyenangkan
individu. Defenisi lain dikemukakan Kinicki & Fugate (dalam Kaswan, 2017)
yang menyatakan “job satisfaction is an affective or emotional response towards
various facets of one’s job”. Dari pernyataan ini, kepuasan kerja merupakan
tanggapan afektif atau emosi terhadap berbagai faset pekerjaan seseorang.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja merupakan suatu sikap positif dan menyenangkan seorang pekerja terhadap
10
pekerjaannya yang diperoleh dari ketertarikan pada pekerjaannya, rasa nyaman
bekerja, memiliki antusias tinggi dan memiliki peluang untuk maju.
Aspek dari kepuasan kerja
Kepuasan kerja yang dirasakan karyawan dari pekerjaannya diperoleh dari
beberapa aspek, menurut Ivancevich, Konopaske & Matteson (2007) aspek
kepuasan kerja adalah imbalan, pekerjaan itu sendiri, peluang promosi, supervisi,
rekan kerja, kondisi pekerjaan dan keamanan pekerjaan. Aspek yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah aspek dari teori Brayfield & Rothe (dalam,
Istijanto 2005) yang terdiri dari tertarik kepada pekerjaannya, nyaman bekerja,
memiliki antusias tinggi dan memiliki peluang untuk maju.
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen
organisasi karyawan pada bagian produksi CV. Cita Nasional.
11
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif. Variabel penelitian yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :
Variabel independen (X) : Kepuasan Kerja
Variabel dependen (Y) : Komitmen Organisasi
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan produksi yang pada
CV. Cita Nasional yang berjumlah 70 karyawan. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh. Artinya semua
anggota populasi akan dijadikan sampel penelitian.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan penyebaran
kuisioner dari tanggal 05 - 10 Maret 2018.
Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua skala psikologi yaitu, skala
kepuasan kerja dan skala komitmen organisasi.
Skala Kepuasan Kerja
Untuk mengukur kepuasan kerja dalam penelitian ini menggunakan skala
yang disusun oleh Brayfield & Rothe (1951). Skala ini mempunyai reliabilitas
sebesar 0,87 (Brayfield & Rothe 1951). Skala yang akan digunakan dalam
penelitian ini sebelumnya diterjemahkan dan digunakan dalam Wijono (2010).
Skala kepuasan kerja ini disusun dengan aspek yakni; tertarik kepada
pekerjaannya, nyaman bekerja, memiliki antusias tinggi dan memiliki peluang
12
untuk maju. Skala ini mempunyai 18 item terdiri dari 10 item favorabel dan 8
item tidak-favorabel. Responden diminta memilih jawaban dari 1 (satu) sangat
tidak setuju sampai 4 (empat) berarti sangat setuju. Setelah dilakukan pengujian
diskriminasi item terdapat 1 item yang gugur yaitu item No. 16. Daya diskriminasi
item pada skala kepuasan kerja bergerak dari nilai 0,36 sampai 0,60. Dan dari uji
reliabilitas diperoleh nila Alpha Cronbach sebesar 0,82.
Skala Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan skala OCQ yang
dikembangkan oleh Mowday dkk (1979). Reliabilitas yang dimiliki skala ini
sebesar 0,83. Skala ini terdiri dari tiga aspek yaitu; kepercayaan dan penerimaan
yang kuat dari tujuan dan nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk menggunakan
usaha yang sungguh - sungguh atas nama organisasi dan keinginan yang kuat
untuk mempertahankan keanggotan dalam organisasi. Skala yang digunakan ini
telah diterjemahkan dan digunakan oleh Kartika (2010). Dalam skala ini terdapat
15 butir item yang terdiri dari 9 item favorabel dan 6 item tidak-favorabel.
Responden diminta memilih jawaban dari 1 (satu) sangat tidak setuju sampai 4
(empat) berarti sangat setuju. Setelah dilakukan pengujian diskriminasi item
terdapat 2 item yang gugur yakni item No. 5 dan 11. Daya diskriminasi item pada
skala komitmen organisasi bergerak dari 0,33 sampai dengan 0,69. Dan dari uji
reliabilitas diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,78.
13
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis Pearson product
– moment correlation. Analisis Pearson product – moment correlation yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu program SPSS for
windows versi 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Deskriptif
Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 1.1
Kriteria Skor Kepuasan Kerja
No. Interval Kategori Mean F Presentase
1 58 ≤ X ≤ 68 Sangat Tinggi 7 10%
2 48 ≤ X < 58 Tinggi 50,53 44 62,86%
3 38 ≤ X < 48 Sedang 18 25,71%
4 28 ≤ X < 38 Rendah 1 1,43%
5 17 ≤ X < 28 Sangat Rendah 0 0
Total 70 100%
SD = 5,45 Min = 17 Max = 68
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepuasan kerja yang
diperoleh dari subjek sebanyak 70 orang, digolongkan dalam tingkat kategori
sangat tinggi sampai dengan tingkat sangat rendah. Karyawan yang mempunyai
kepuasan kerja sangat tinggi berjumlah 7 orang karyawan dengan prosentase yang
diperoleh sebesar 10%, pada kategori tinggi sebanyak 44 orang karyawan dengan
prosentase sebesar 62,86%, kategori sedang sebanyak 18 orang karyawan dengan
prosentase sebesar 25,71%, kategori rendah berjumlah 1 orang karyawan dengan
prosentase sebesar 1,43% dan kategori sangat rendah 0 karyawan. Berdasarkan
data teresbut juga dapat dilihat bahwa karyawan rata - rata memiliki kepuasan
14
kerja yang tinggi yaitu 50,53, dengan nilai standar deviasi sebesar 5,45. Dan
sebaran skor karyawan bergerak dari skor minimun17 dan skor maksimun 68.
Variabel Komitmen Organisasi
Tabel 1.2
Kriteria Skor Komitmen Organisasi
No. Interval Kategori Mean F Presentase
1 44 ≤ X ≤ 52 Sangat Tinggi 20 28,57%
2 36 ≤ X < 44 Tinggi 41,27 45 64,29%
3 28 ≤ X < 36 Sedang 5 7,14%
4 20 ≤ X < 28 Rendah 0 0
5 13 ≤ X < 20 Sangat Rendah 0 0
Total 70 100%
SD = 3,9 Min = 13 Max = 52
Berdasarkan data dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa komitmen
organisasi yang diperoleh dari subjek sebanyak 70 orang, digolongkan dalam
tingkat kategori sangat tinggi sampai dengan tingkat sangat rendah. Karyawan
yang mempunyai komitmen organisasi sangat tinggi berjumlah 20 orang
karyawan dengan prosentase yang diperoleh sebesar 28,57%, pada kategori tinggi
sebanyak 45 orang karyawan dengan prosentase sebesar 64,29%, kategori sedang
sebanyak 5 orang karyawan dengan prosentase sebesar 7,14%, kategori rendah
dan sangat rendah berjumlah 0 orang karyawan. Berdasarkan data tersebut juga
dapat dilihat bahwa karyawan rata - rata memiliki komitmen organisasi yang
tinggi yaitu 41,27, dengan nilai standar deviasi sebesar 3,9. Dan sebaran skor
karyawan bergerak dari skor minimun13 dan skor maksimun 52.
15
Uji Asumsi
Uji Normalitas
Tabel 1.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Komitmen
Organisasi Kepuasan Kerja
N 70 70
Normal Parametersa Mean 41.2714 50.5286
Std. Deviation 3.92289 5.45262
Most Extreme
Differences
Absolute .090 .125
Positive .090 .125
Negative -.074 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .754 1.047
Asymp. Sig. (2-tailed) .620 .223
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel diatas, didapatkan bahwa kedua
variabel mempunyai nilai probabilitas (p) atau signifikansi p > 0,05. Variabel
kepuasan kerja mempunyai nilai Kolmogorov – Smirnov Z sebesar 1,047 dengan
probabilitas (p) atau signifikansi 0,223 (p > 0,05). sedangkan variabel komitmen
organisasi mempunyai nilai Kolmogorov – Smirnov Z sebesar 0,754 dengan
probabilitas (p) atau signifikansi 0,620 (p > 0,05). Oleh karena hasil hitung K–S-Z
kedua variabel memiliki nilai p > 0,05 maka dapat diartikan bahwa distribusi data
dari variabel kepuasan kerja dan variabel komitmen organisasi berdistribusi
normal.
16
Uji Linieritas
Tabel 1.4 Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Komitmen
Organisasi *
Kepuasan
Kerja
Between
Groups
(Combined) 636.004 19 33.474 3.930 .000
Linearity 470.988 1 470.988 55.301 .000
Deviation
from
Linearity
165.016 18 9.168 1.076 .401
Within Groups 425.839 50 8.517
Total 1061.843 69
Berdasarkan uji linieritas menggunakan Anova, diperoleh hasil deviation
from linearity dengan nilai F hitung sebesar 1.076 dan nilai signifikansi sebesar
0,401 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja dan
komitmen organisasi bersifat linier.
Analisis Korelasi
Berdasarkan hasil uji asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
kepuasan kerja dan komitmen organisasi berdistribusi normal dan memiliki sifat
yang linier. Oleh karena kedua variabel berdistribusi normal dan kedua variabel
linier, maka analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi dengan
teknik Pearson correlation. Hasil dari analisis korelasi dapat dilihat dalam tabel
1.5.
17
Tabel 1.5
Hasil Uji Korelasi
Kepuasan
Kerja
Komitmen
Organisasi
Kepuasan Kerja Pearson Correlation 1 .666**
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Komitmen Organisasi Pearson Correlation .666**
1
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Dari hasil uji korelasi pada diatas dapat dilihat bahwa koofisien korelasi
antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi sebesar 0,666 dengan nilai
signifikansi 0,000 (p < 0,05). Dari hasil uji korelasi ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen
organisasi. Artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja seorang karyawan maka
akan semakin tinggi pula komitmen organisasinya, dan sebaliknya. Dari hasil uji
korelasi tersebut juga dapat diketahui bahwa kepuasan kerja memberikan
sumbangan perubahan sebesar 44% terhadap komitmen organisasi. Artinya 56%
komitmen organisasi dipengaruhi faktor lain.
Pembahasan
Berdasarkan hasil olah data menggunakan uji korelasi Pearson
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja
dan komitmen organisasi dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,666 nilai r yang
positif menunjukkan arah hubungan yang positif, dan nilai signifikansi 0,000 (p <
0,05) menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti hipotesis yang
dinyatakan oleh peneliti tentang adanya hubungan positif signifikan antara
kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada karyawan produksi CV. Cita
18
Nasional terbukti dan diterima. Sehingga hal ini berarti semakin tinggi tingkat
kepuasan kerja karyawan produksi CV. Cita Nasional maka akan semakin tinggi
pula komitmen organisasinya, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat
kepuasan kerja karyawan produksi CV. Cita Nasional maka akan semakin rendah
pula tingkat komitmen organisasinya.
Ada beberapa kemungkinan bahwa kepuasan kerja memberikan peran
langsung terhadap komitmen organisasi. Pertama, dari hasil wawancara yang
peneliti lakukan, sebagian karyawan produksi menyatakan bahwa mereka merasa
puas bekerja di perusahaan ini karena perusahaan memberikan mereka bonus
diluar penghasilan yang mereka terima, rasa puas ini membuat mereka merasa
bagian dari perusahaan dan memiliki loyalitas dengan perusahaan, dan akhirnya
karyawan pun memiliki komitmen organisasi yang tinggi, rasa puas pada
karyawan menimbulkan rasa bangga menjadi bagian dari perusahaan, sehingga
karyawan merasa permasalahan yang dihadapi perusahaan merupakan merasa
masalah mereka juga. Pendapat ini didukung oleh oleh Anugrah, Ngadiman, &
Sohidin (2014) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan oleh
karyawan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap komitmen
organisasi.
Kedua, kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan tidak dapat dilepaskan
dari sikap karyawan terhadap pekerjaannya, mereka menyukai pekerjaanya karena
merasa pekerjaan yang mereka lakukan sesuai dengan kemampuannya, sehingga
mereka merasa pekerjaan mereka tidak berat, mereka juga bersedia untuk bekerja
lembur bilamana ada pesanan produksi yang meningkat, rasa puas ini
menunjukkan kesediaan karyawan untuk melakukan usaha yang sungguh –
19
sungguh atas nama perusahan, sehingga mampu meningkatkan komitmen
terhadap perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mathis dan Jackson (2011)
bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya,
ketika seseorang puas terhadap pekerjaanya maka mereka akan lebih berkomitmen
terhadap organisasi.
Ketiga, karyawan merasa puas dengan situasi dan kondisi kerja pada
perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan dan manajemen mampu memberikan
situasi dan kondisi yang baik, kondisi ini dapat dilihat dari kondisi tempat kerja
yang selalu bersih dan nyaman, adanya ventilasi, penyinaran yang baik,
tersedianya kantin dan tempat parkir. Selain itu faktor komunikasi yang lancar
yang tercipta antara rekan kerja, pimpinan maupun karyawan pada bagian lain dan
juga adanya fasilitas yang diberikan perusahaan seperti cuti, proses perizinan yang
mudah, dan kesempatan untuk beribadah sesuai dengan ajaran agama, akan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, perasaan puas ini dapat meningkatkan
keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi,
sehingga hal ini dapat meningkatkan komitmen karyawan terhadap
perusahaannya. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Puspitawati dan Riana (2014) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ginajar & Riyanti (2015), Herman (2016) dan Ismail & Razak (2016). Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi artinya kepuasan kerja yang tinggi
akan mengakibatkan tingginya komitmen karyawan terhadap organisasi dan
20
sebaliknya jika kepuasan kerja rendah maka komitmen karyawan terhadap
organisasi juga rendah. Dengan kata lain kepuasan kerja memberikan peran
langsung terhadap komitmen organisasi.
Dalam penelitian ini juga diperoleh tingkat kepuasan kerja karyawan rata –
rata berada pada ketegori tinggi, kepuasan kerja karyawan yang tinggi ini
dirasakan oleh karyawan bagian produksi karena perusahaan memberikan mereka
bonus diluar penghasilan yang mereka terima, karyawan menyukai pekerjaanya,
karyawan merasa pekerjaan yang mereka lakukan sesuai dengan kemampuannya,
tempat kerja yang selalu bersih dan nyaman, rekan kerja yang perhatian dan selalu
mendukung, adanya ventilasi, penyinaran yang baik, tersedianya kantin dan
tempat parkir, dan karyawan mendapatkan waktu cuti, proses perizinan yang
mudah, dan kesempatan untuk beribadah sesuai dengan ajaran agama. Pernyataan
ini didukung oleh As’ad (2002) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh faktor psikologi, sosial, fisik baik lingkungan maupun fisik
karyawan dan keuangan. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tanujaya (2014) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja
karyawan dipengaruhi oleh kondisi kerja, rekan kerja, penghasilan yang diperoleh
dan tempat kerja yang nyaman.
Selain itu, dalam penelitian ini juga diketahui tingkat komitmen organisasi
karyawan produksi CV. Cita Nasional berada dalam kategori tinggi, komitmen
organisasi yang tinggi ini di karenakan karyawan merasa bangga menjadi bagian
dari perusahaan, karyawan merasa percaya dengan perusahaan dan manajemen,
karyawan bersedia berkerja lebih keras daripada yang diharapkan, karyawan
merasa perusahaan tempat mereka bekerja mendorong mereka untuk maju dan
21
berprestasi, dan karyawan merasa bahwa perusahaan tempat mereka bekerja
adalah tempat kerja yang terbaik. Pernyataan ini didukung oleh Robbins & Judge
(2008) yang menyatakan komitmen organisasi sebagai suatu keadaan karyawan
yang memihak kepada organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaannya dalam perusahaan itu. Dan didukung pula oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Julianti & Dewayani (2015) hasilnya menunjukkan
bahwa keyakinan diri karyawan, harapan, dan hasrat ingin maju karyawan
mempengaruhi komitmen karyawan terhadap perusahaan.
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kepuasan kerja memberikan
sumbangan perubahaan 44% terhadap komitmen organisasi, ini berarti bahwa ada
56% faktor lain yang memberikan sumbangan perubahaan terhadap komitmen
organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chrisienty (2015) menunjukkan
bahwa quality of work life memberikan pengaruh kepada komitmen organisasi
sebesar 27,1%. Faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi adalah
kertelibatan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ansel & Wijono
(2012) menyatakan bahwa kertelibatan kerja memberikan sumbangan sebesar
36% terhadap komitmen organisasi. Masih terdapat faktor lainnya yang
mempengaruhi komitmen organisasi yaitu masa kerja (Hadiyani dalam Ingarianti,
2015), karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, harapan karyawan pada
perusahaan (Mowday, dalam Sopiah, 2008).
22
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan tentang
hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi karyawan produksi CV.
Cita Nasional maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif signifikan antara kepuasan kerja dengan
komitmen organisasi karyawan produksi, dengan kata lain semakin
tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi komitmen organisasi dan
sebaliknya.
2. Tingkat kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada CV. Cita
Nasional berada pada kategori tinggi.
3. Tingkat Komitmen Organisasi karyawan bagian produksi pada CV. Cita
Nasional berada pada kategori tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan, maka peneliti
memberikan saran – saran sebagai berikut :
1. Kepada Perusahaan
Pihak perusahaan memberi kesempatan kepada setiap karyawan agar
dapat meningkatkan kepuasan kerja, sehingga karyawan memiliki
komitmen yang tinggi terhadap organisasi, antara lain melalui
peningkatan kualitas hubungan antara pimpinan dan supervisi yang baik
terhadap bawahannya, memberikan fasilitas tambahan yang selama ini
belum ada seperti uang cuti, mempertahankan penempatan karyawan
yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, konsisten dalam
23
pemberian bonus dan memberikan kesempatan berupa promosi dalam
karier karyawan.
2. Kepada Karyawan
Bagi karyawan perlu menciptakan dan meningkatkan kepuasan kerja
seoptimalnya agar dapat meningkatkan komitmennya terhadap
perusahaan. Dengan cara, mempertahankan lingkungan kerja yang
kondusif dan nyaman, menjalin hubungan komunikasi yang baik
terhadap rekan kerja maupun atasan, saling menghargai antara rekan
kerja, atasan dan bawahan, serta menciptakan komunikasi yang efektif.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya meniliti satu variabel
yakni kepuasan kerja, masih ada variabel lainnya yang perlu diteliti
untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen
organisasi, seperti budaya keterbukaan, disiplin kerja, supervisi dan lain
sebagainya, sehingga dapat diketahui faktor apakah yang lebih dominan
yang mempengaruhi komitmen karyawan.
24
Daftar pustaka
Anis, A., Rehman-ur, K., Rehman-ur, Ijaz., Khan, A. M., & Humayoun, A. A.
(2011). Impact of organizational commitment on job satisfaction and
employee retention in pharmaceutical industry. African Journal of
Business Management Vol. 5(17), pp. 7316-7324. Di unduh tanggal 06
Februari 2018 dari www.academicjournals.org/article/article1380527735
Ansel, F. M., & Wijono, S. (2012). Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Polisi Di Kepolisian Resor
(Polres) Ende. Vol. 05, No. 02. Diakses dari
ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J00724.
Anugrah, M., Ngadiman, & Sohidin (2014). Hubungan Antara Kepuasan Kerja
Dengan Komitmen Organisasional Karyawan Di PT Sari Warna Asli
Garment-Surakarta. Jupe UNS Vol 2. No 2. Diunduh tanggal 06/02/2018
dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/4218
As’ad, Moh. (2002). Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.
Awang, Z. (2010). Modelling job satisfaction and work commitment among
lecturers: a case of uitm kelantan. Journal of Statistical Modeling and
Analytics 1. 45-59. Diunduh tanggal 8 Februari 2018 dari
www.researchgate.net/publication/266294260.
Brayfield, H. A., & Rothe, F. H. (1951). An Index Of Job Satisfaction. Journal Of
Applied Psychology, Vol. 35, No. 5. Diunduh tanggal 08 Februari 2018
dari http://psycnet.apa.org/doi/10.1037/h0055617.
Chrisienty, O. W. (2015). Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Komitmen
Organisasional Karyawan Di Cv Sinar Plasindo. AGORA Vol. 3, No. 2.
Di unduh tanggal 20 Maret 2018 dari
https://media.neliti.com/media/publications/36399-ID
Deddy, Y., Sitorus, K. S., & Kirana, K. C. (2014). Pengaruh Psychological
Capital Terhadap Komitmen Organisasi. Journal Ilmiah Psikologi dan
Organisasi, 1 (1), 24 -38. Diunduh tanggal 21 Maret 2018 dari
http://www.scribd.com/doc/237749310/Jurnal-Ilmiah-PIO-Volume-1-
No-1-Juni-2014.
Djajendra, S. (2010). Leadership Business Personal Development and Employed
Profesionals. Jakarta: Grafiti Pressindo.
Gangai, Nath, K., & Agrawal, R. (2015). Job Satisfaction and Organizational
Commitment: Is It important for Employee Performance. Int. J. Manag.
Bus. Res., 5 (4), 269-278. Diunduh tanggal 21 Februari 2018 dari
http://ijmbr.srbiau.ac.ir/article_7957.
25
Ginanjar. & Riyanti, D., P., Benedicta. (2015). Hubungan Kepuasan Kerja Dan
Komitmen Organisasi Pada Pekerja Lepas Biro Konsultan. Jurnal Ilmiah
Psikologi MANASA Vol. 4, No. 2, 125-139. Diunduh tanggal 06 April
2018 dari ojs.atmajaya.ac.id/index.php/manasa/article/view/582/453
Gul, Zafar. (2015). Impact of Employee Commitment on Organizational
Development. Journal of Social Sciences, Vol. 9, No. 2, 117-124.
Diunduh tanggal 22 Februari 2018 dari http://www.sbbwu.edu.pk/journal
Hasan, Lenny. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Terhadap
Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan
Pertambangan Dan Energi Kota Padang. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol. 3, No. 1. ISSN : 2086 – 5031. Diunduh tanggal
22/02/2018 dari https://www.coursehero.com › ... › ACCOUNTING 2014
Herman. (2016). Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja
Dengan Komitmen Terhadap Organisasi. Jurnal Ilmiah Manajemen
Fakultas Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Edisi 1, Hal. 18-32. Diunduh
tanggal 07/04/2018 dari https://journal.unpak.ac.id/index.php
Ilahi, K. D., Mukzam, D. M., & Prasetya, A. (2107). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Dan Komitmen Organisasional (Studi Pada
Karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 44, No.1. Diunduh tanggal 18
Februari 2018 dari administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php
Ingarianti, Tri, M. (2015). Pengembangan Alat Ukur Komitmen Organisasi.
Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, hlm. 80-91. Diunduh tanggal 22 Februari
2018 dari ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi
Irmaningrum, Novita. (2016). Hubungan Komitmen Organisasi Dengan Kualitas
Kehidupan Kerja Karyawan Bagian Produksi PT MS. Jurnal Psiko-
Edukasi, Vol. 14, ISSN: 1412 – 9310. Diunduh tanggal 22 Februari 2018
dari ojs.atmajaya.ac.id/index.php/fkip/article/view/547/428
Ismail, A., & Razak, Abd. R. M. (2016). Effect of job satisfaction on
Organizational commitment. Management & Marketing, volume XIV,
issue 1. Diunduh tanggal 23 Februari 2018 dari iranarze.ir/wp-
content/uploads/2016/12/5818
Istijanto. (2005). Aplikasi praktis riset pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Ivancevich, Jhon M., Konopaske, Robert., & Matteson, Michael T. (2007).
Perilaku dan Manajemen Organisasi. Penerjemah Gania Gina. Ed.
Ketujuh Jakarta: Erlangga.
26
Jati, Agung, N. (2013). Kualitas Kehidupan Kerja Dan Komitmen Organisasional:
Hubungannya Dengan Organization Citizenship Behavior. Kiat BISNIS,
Vol. 5, No. 2. Diunduh tanggal 23 Februari 2010 dari
download.portalgaruda.org/article.php
Julianti, A., & Dewayani, K. (2015). Pengaruh Psychological Capital Terhadap
Komitmen Organisasi Dan Perilaku Kewargaorganisasian Pada
Karyawan. Jurnal Psikologi, Vol. 8, No. 2. Diunduh tanggal 20/03/2018
dari http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1645
Kartika, Andi. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian
Lingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan
Senjangan Anggaran (Studi Empirik Pada Rumah Sakit Swasta di Kota
Semarang). Kajian Akutansi, ISSN : 1979-4886, Vol. 2, No. 1. Diunduh
tanggal 22 Februari 2018 dari https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php
Kaswan, M., M. (2017). Psiklogi Industri & Organisasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Leite, Nildes, P. R., Rodrigues, de Ana, C., & Albuquerque, de Lindolfo, G.
(2014). Organizational Commitment and Job Satisfaction: What Are the
Potential Relationships?. BAR, Rio de Janeiro, V. 11, N. 4, art. 6, pp.
476-495. Diunduh tanggal 06 April 2018 dari
www.anpad.org.br/periodicos/arq_pdf
Mathieu, J. E., & Zajac, D. M. (1990). A review and meta-analysis of the
antecedents, correlates, and consequences of organizational commitment.
Psychological Bulletin, 108(2), 171-194.
Mathis, R. L., & Jackson. (2011). Human Resource Management. Jakarta:
Salemba Empat.
Memari, N., Mahdiedr, O., & Marnani, B. A. (2013). The impact of
Organizational Commitment on Employees Job Performance. "A study
of Meli bank". Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In
Business, Vol. 5, No. 5. Diunduh tanggal 16 Ferbuari 2018 dari journal-
archieves35.webs.com/164-171.
Mowday, R., Steers, R., & Porter, L. (1979). The Measurement of Organizational
Commitment. Journal of Vocational Behaviour. 14, pp. 224-247.
Diunduh tanggal 03 Februari 2018 dari
www.sciencedirect.com/science/article/pii/0001879179900721.
Osa, I. G., & Amos, I. O. A. (2014). The Impact Of Organizational Commitment
On Employees Productivity: A Case Study Of Nigeria Brewery, Plc.
International Journal of Research in Business Management (IMPACT:
IJRBM), ISSN(E): 2321-886X, ISSN(P): 2347-4572, Vol. 2, Issue 9.
Diunduh tanggal 22 Maret 2018 dari
www.impactjournals.us/download.php.
27
Puspitawati, D. Ni Made., & Riana, Gede I. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasional dan Kualitas Layanan. Jurnal
Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol .8, No.1. Diunduh
tanggal 16 Februari 2018 dari
ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/article/download/8078/6092.
Rahmawati, Y., Abidin, Z. N., & Ro’is, Ihsan. (2015) Relationship Between
Motivation and Organizational Commitment among Scout Volunteers in
East Kalimantan. Journal of Social Science Studies. ISSN 2329-9150
2015, Vol. 2, No. Diunduh tanggal 18 Maret 2018 dari
http://www.macrothink.org/journal/index.php/jsss/article/download/6151
/4945.
Riketta, M., & Van Dick, R. (2009). Commitment’s place in the literature. In H. J.
Klein, T. E. Becker, & J. P. Meyer (Orgs.). Commitment in
organizations: accumulated wisdom and new directions (pp. 69-95). New
York: Routledge Academic.
Robbins, Stephen P., & Judge, Timoty A. (2008). Perilaku Organisasi
(Organizational Behavior), Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani
dan Abdul Rosyid, Buku 2, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Sajjad, K. N., & Abbasi, B. (2014). Studying the Relationship between Quality of
work life and Organizational Commitment. Research Journal of Recent
Sciences, Vol. 3(2), 92-99. Diunduh tanggal 22 Februari 2018 dari
https://pdfs.semanticscholar.org
Shaleh, S. M., Zahari. A. S. M., Said, Nur, S. M., & Ali, S. R. O. (2016). The
Influence of Work Motivation on Organizational Commitment in The
Workplace. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 6
(5s), 139-143. Diunduh tanggal 21 Februari 2018 dari
https://pdfs.semanticscholar.org
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan; (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tanujaya, W. (2014). Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Kesejahteraan
Psikologis (Psychological Well Being) Pada Karyawan Cleaner (studi
Pada Karyawan Cleaner Yang Menerima Gaji Tidak Sesuai Standar
UMP Di PT. Sinergi Integra Services, Jakarta). Jurnal Psikologi Vol. 12
No. 2. Diunduh tanggal 28 Maret 2018 dari
https://media.neliti.com/.../126322
Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri & Organisasi. Jakarta: Prenadamedia
Group.