Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN ANTARA KEJELASAN KONSEP DIRI DAN JENIS
PRESENTASI DIRI ONLINE PADA TAHAP DEWASA AWAL DALAM
MENGGUNAKAN APLIKASI KENCAN ONLINE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Chendrina Dayandra
NIM : 149114005
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai
kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.
Yeremia 29 : 11
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Matius 6 : 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan menuntun setiap
langkah saya, serta memberikan kekuatan kepada saya
Papa, Mama, adikku Merlinda, dan keluarga besar yang selalu mendoakan
dan memberi dukungan kepada saya
Pacar dan Sahabat yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan
semangat kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KEJELASAN KONSEP DIRI DAN JENIS
PRESENTASI DIRI ONLINE PADA TAHAP DEWASA AWAL DALAM
MENGGUNAKAN APLIKASI KENCAN ONLINE
Chendrina Dayandra
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kejelasan konsep
diri dan presentasi diri online pada tahap dewasa awal dalam menggunakan aplikasi
kencan online. Presentasi diri terdiri dari empat jenis yang akan diukur masing-
masing yakni, ideal self, multiple selves, consistent self, dan online presentation
preference. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang negatif antara
kejelasan konsep diri dan ideal self, multiple selves dan online presentation
preference, serta terdapat hubungan yang positif signifikan antara kejelasan konsep
diri dan consistent self. Subjek penelitian ini adalah 100 pengguna aplikasi kencan
online pada tahap dewasa awal yakni berusia 20-40 tahun. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan dua skala Likert, yaitu skala kejelasan
konsep diri dan skala presentasi diri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kejelasan konsep diri berkorelasi negatif dan signifikan dengan ideal self (r= -0,216,
p=0,031<0,05). Kejelasan konsep diri berkorelasi negatif dan signifikan dengan
multiple selves (r= -0,381, p= 0,000<0,05). Kejelasan konsep diri berkorelasi positif
dan tidak signifikan dengan consistent self (r= 0,156, p= 0,061>0,05). Sedangkan,
kejelasan konsep diri berkorelasi negatif dan signifikan dengan online presentation
preference (r= -0,217, p=0,030<0,05).
Kata kunci: kejelasan konsep diri, presentasi diri, ideal self, multiple selves,
consistent self, online presentation preference, dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONCEPT CLARITY AND
TYPES OF ONLINE SELF-PRESENTATION OF EARLY ADULT USERS
IN USING THE ONLINE DATING APPLICATION
Chendrina Dayandra
ABSTRACT
This study aimed to find the relationship between self-concept clarity and
online self-presentation at an early adult stage in using online dating applications.
Self presentation consisted of four types which will be measured respectively. The
four dimensions of self-presentation were described into ideal self, multiple selves,
consistent self, and online presentation preference. The researcher proposed a
hypothesis that stated there was a negative relationship between self-concept
clarity and ideal self; multiple selves; and online presentation preference; a
significant positive relationship between self-concept clarity and consistent self.
The subjects of this study were 100 users of online dating applications in the early
adult stage, aged between 20-40 years old. This study used two Likert scales,
namely the scale of self-concept clarity and self-presentation scale to process the
collected data. The results of this study indicate that self-concept clarity has a
negative and significant correlation with ideal self (r = -0.216, p = 0.031 <0.05).
Self-concept clarity has a negative and significant correlation with multiple selves
(r = -0.381, p = 0.000 <0.05). Self-concept clarity has a positive and not significant
correlation with consistent self (r = 0.156, p = 0.061> 0.05). Meanwhile, self-
concept clarity has a negative and significant correlation with online presentation
preference (r = -0.217, p = 0.030 <0.05).
Keywords: self concept clarity, self presentation, ideal self, multiple selves,
consistent self, online presentation preference, early adulthood.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang
senantiasa memberikan berkat kekuatan serta penyertaanNya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya menyadari bahwa ini bukan hasil jerih
payah saya sendiri, melainkan juga berasal dari dukungan dari banyak pihak baik
secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D, selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Romo Dr. Priyono Marwan, S. J., selaku Dosen Pembimbing Akademik
pertama. Terimakasih atas arahan, perhatian, serta nasihat kepada saya
untuk tidak menyerah.
4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik kedua. Terimakasih atas waktu, arahan, bimbingan, serta
perhatian kepada saya.
5. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terima kasih atas waktu, masukan, kesabaran, pengertian serta
dukungan yang selalu ibu berikan selama proses penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. dan Ibu Agnes Indar Etikawati,
M.Si., Psikolog., selaku Dosen Penguji Skripsi. Terima kasih sudah
memberikan masukan dalam skripsi saya sehingga skripsi saya bisa menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
7. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih
atas ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan.
8. Papa Chandra Winarto dan Mama Yuni Yana Setiawati, selaku orang tua
saya. Terima kasih untuk dukungan doa, materi, serta dukungan psikologis
yang diberikan yang menjadi motivasi dan penguat untuk saya
menyelesaikan skripsi ini.
9. Merlinda Dayandra, selaku adik saya. Terima kasih sudah memberikan
dukungan doa dan semangat untuk saya menyelesaikan skripsi ini.
10. Marveel Allan Permana, selaku kekasih saya. Terima kasih atas kesabaran,
kasih sayang, dorongan, penghiburan, bantuan, nasihat serta bersedia
menjadi tempat berkeluh kesah dari awal sampai akhir yang mampu
menguatkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih untuk sahabat saya Sherly dan Carra yang selalu mengingatkan
saya dan membantu menerjemahkan skala saya sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi dengan baik.
12. Terimakasih teman-teman dekat selama kuliah Pande, Chintya (Th), Vivi,
Ella, Siwi, Best, Krisna, Garin, Matsu yang selalu memberikan dukungan
semangat kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Koko Leonardus Edwin Gandawijaya selaku mentor yang baik hati.
Terimakasih atas waktu dan kesabaran yang diberikan dalam membimbing
dan membantu saya sehingga skripsi ini bisa selesai. Semoga Tuhan
membalas kebaikan dan ketulusanmu, ko.
14. Teman-teman seperjuangan bimbingan mbak Etta: Th, Mace, Kak Liyas,
Kadek Indri, Gantih, Ella, Kriss dan masih banyak lagi. See you on top
gaiss!
15. Terimakasih untuk mami Th dan Echa (adik Th) yang juga memberikan
dukungan dan ijin kepada kami untuk tinggal bersama beberapa bulan di
rumah Th agar bisa berjuang bersama menyelesaikan skripsi. Sehat selalu
ya Tante dan Echa ^^
16. Terimakasih untuk konco gayeng Rinto yang selalu memberi dukungan dan
selalu sabar menjadi teman saya, Marcellin (Acong) yang selalu menghibur,
memberikan semangat dan pengertian, Dananjaya dan juga Poga (Bagong)
selaku teman mabar ML yang selalu memberikan tawa untuk menghibur
saya ketika galau dengan skripsi. Thanks ma bro ^^
17. Terimakasih untuk teman-teman panitia medis insadha Resa, Kelen,
Hendro, AL, Cathy, Hananto, Rico, Vina, Winda, Yosevin, Katon, Clara,
Fenny, Dinda, Diah. Sukses ya kalian !
18. Terimakasih untuk teman-teman KKN The Jelokers’16 Marcell (Acong),
Aggie, Tari, Ria, Irene, Daniel, Tri. Bahagia selalu ya dimanapun kalian
berada, ayok main ke rumah bapak !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
19. Teman-teman seluruh angkatan 2014, terkhusus kelas A. Terimakasih
sudah mengajarkan banyak hal, berdinamika bersama dan berbagi keceriaan
dan pengalaman suka duka selama proses perkuliahan. Sukses selalu untuk
kita ya!
20. Seluruh subjek penelitian ini. Terima kasih atas kesempatan dan waktu yang
diberikan untuk mengisi skala penelitian saya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca untuk
membantu menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi
manfaatbagi pembaca. Mohon maff jika terdapat kesalahan kata. Terimakasih.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8
1. Manfaat Teoretis................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 9
A. Kejelasan Konsep Diri .............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Definisi Kejelasan Konsep Diri........................................................... 9
2. Aspek Kejelasan Konsep Diri .......................................................... 10
3. Dampak Kejelasan Konsep Diri ........................................................ 12
B. Presentasi Diri ........................................................................................ 13
1. Definisi Presentasi Diri ................................................................... 13
2. Jenis Presentasi Diri ........................................................................ 14
3. Faktor yang memengaruhi Presentasi Diri ....................................... 15
C. Kencan Online ....................................................................................... 18
D. Dewasa Awal ........................................................................................ 20
E. Dinamika Hubungan antara Kejelasan Konsep Diri dan Jenis Presentasi
Diri Online pada Tahap Dewasa Awal dalam Menggunakan Aplikasi
Kencan Online ....................................................................................... 22
F. Skema Hubungan antara Kejelasan Konsep Diri dan Jenis Presentasi Diri
Online pada Tahap Dewasa Awal dalam Menggunakan Aplikasi Kencan
Online ................................................................................................... 26
G. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 29
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 29
1. Variabel Bebas ................................................................................. 29
2. Variabel Tergantung ........................................................................ 30
C. Definisi Operasional ............................................................................... 30
1. Kejelasan Konsep Diri ...................................................................... 31
2. Presentasi Diri ................................................................................. 31
D. Subjek Penelitian .................................................................................... 31
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 32
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 32
2. Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 32
F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 35
1. Validitas ........................................................................................... 35
2. Kualitas Item..................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3. Reliabilitas ........................................................................................ 37
G. Metode Analisis Data ............................................................................. 39
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 39
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 41
A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................ 41
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... 41
C. Deskripsi Data Penelitian........................................................................ 45
D. Hasil Penelitian ...................................................................................... 56
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 56
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 59
E. Pembahasan ............................................................................................ 62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................ 66
B. Saran ...................................................................................................... 67
1. Bagi Subjek Penelitian ....................................................................... 67
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemberian nilai skor Skala Likert ....................................................... 32
Tabel 2 Item Skala Kejelasan Konsep Diri Sebelum Uji Coba ........................ 34
Tabel 3 Kriteria Korelasi ................................................................................. 40
Tabel 4 Deskripsi Usia Subjek ........................................................................ 42
Tabel 5 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek.......................................................... 42
Tabel 6 Uji Normalitas Jenis Kelamin ............................................................. 43
Tabel 7 Uji Beda Mean Jenis Kelamin (t-test) ................................................. 44
Tabel 8 Uji Beda Mean Jenis Kelamin (Mann-Whitney U) .............................. 44
Tabel 9 Data Empiris Skala Kejelasan Konsep Diri ......................................... 46
Tabel 10 Kategorisasi Kecenderungan Variabel .............................................. 47
Tabel 11 Kategorisasi Kecenderungan Variabel Kejelasan Konsep Diri .......... 47
Tabel 12 Data Empiris Skala Ideal Self ........................................................... 48
Tabel 13 Kategorisasi Kecenderungan Variabel Ideal Self ............................... 49
Tabel 14 Data Empiris Skala Multiple Selves .................................................. 50
Tabel 15 Kategorisasi Kecenderungan Variabel Multiple Selves ...................... 51
Tabel 16 Data Empiris Skala Consistent Self .................................................. 52
Tabel 17 Kategorisasi Kecenderungan Variabel Consistent Self ...................... 53
Tabel 18 Data Empiris Skala Online Presentation Preference ......................... 54
Tabel 19 Kategorisasi Kecenderungan Variabel Online Presentation
Preference ....................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 56
Tabel 21 Hasil Uji Linearitas .......................................................................... 58
Tabel 22 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba Penelitian ............................................................ 73
Lampiran 2 Skala Penelitian ........................................................................... 78
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Kejelasan Konsep Diri, Ideal Self, Multiple
Selves, Consistent Self dan Online Presentation Preference ........ 83
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin, Hasil Uji Beda Mean Jenis
Kelamin (t-test), Hasil Uji Beda Jenis Kelamin (Mann-Whitney
U) ............................................................................................... 88
Lampiran 5 Hasil Uji T Mean Teoretik dan Mean Empirik ............................. 91
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas.................................................................... 94
Lampiran 7 Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 97
Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 100
Lampiran 9 Ijin dari Pemilik Skala POSS (Screenshot e-mail)...................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat,
memudahkan manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lain secara
online melalui media sosial (Barnes, 2008). Salah satu fitur dalam media
sosial adalah aplikasi kencan online. Kencan online didefinisikan sebagai
pengembangan hubungan romantis melalui internet (O’Brien dalam
Teixeira, 2014). Finkel et al. (2012) mengartikan kencan online sebagai
kegiatan menggunakan layanan situs kencan online-websites yang bertujuan
menawarkan kesempatan untuk membentuk hubungan baru kepada
penggunanya untuk menemukan pasangan.
Aplikasi kencan online mulai dipilih oleh masyarakat pada beberapa
tahun terakhir sebagai alternatif untuk mencari pasangan, baik untuk
menjalin hubungan yang serius atau hanya untuk mencari kesenangan.
Berdasarkan data yang dipaparkan Sensor Tower, Indonesia adalah salah
satu negara dengan populasi penduduk yang cukup besar di dunia. Dilihat
dari total penduduk di Indonesia yang menggunakan aplikasi kencan online,
Indonesia memiliki total pengguna layanan aplikasi kencan online
sebanyak 0,11% dan berada pada urutan ketujuh (Fauzi, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penelitian perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab pada tahun
2017 menunjukkan pengguna aplikasi kencan online yang serius
bertujuan menemukan pasangan untuk dinikahi hanya 11%, sementara
48% untuk bersenang-senang dan 13% hanya untuk kepuasan seksual.
Artinya, mereka yang benar-benar sedang mencari pasangan serius akan
dikecewakan oleh aplikasi kencan online tersebut. Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh Kaspersky tahun 2017 menemukan bahwa
sebanyak 57% orang mengaku berbohong saat melakukan kencan
online. Mereka sengaja memalsukan informasi agar terlihat lebih baik
daripada yang mereka lakukan dalam kehidupan nyata. Akibatnya, satu
dari lima pengguna atau sebanyak 19% berhenti menggunakan aplikasi
kencan online karena foto palsu, satu dari sepuluh orang atau 12%
berhenti karena kebohongan adanya hubungan dan 11% berhenti karena
status hubungan yang tidak jelas (Santhika, 2017). Berdasarkan data-data
tersebut maka sangat memungkinkan pengguna aplikasi kencan online
mempresentasikan dirinya secara palsu.
Seperti halnya fenomena yang dialami oleh Syakila yang merasa
ditipu oleh kekasihnya yang ia kenal di Facebook bernama Ryan. Syakila
dan Ryan berusia antara 23-26 tahun dan menjalin hubungan melalui
Facebook dan Whatsapp. Akun yang digunakan Ryan memperlihatkan
seorang pria yang tampan dan terlihat sebagai pekerja kantoran. Akhirnya
mereka bertemu dan Syakila terkejut karena yang menjemput dirinya bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pria tampan seperti foto-foto yang Ryan tampilkan di Facebook melainkan
orang lain. Syakila melapor ke polsek dan setelah ditelusuri ternyata nama
asli Ryan adalah Sugeng. Alasan Sugeng menggunakan foto dan identitas
palsu karena ia merasa minder dengan penampilannya yang kurang
menarik, sehingga tidak percaya diri ketika ingin mencari pasangan. Pihak
kepolisian meminta Sugeng bertanggung jawab untuk mengganti tiket
Syakila pulang ke Lebak dan tidak mengulangi perbuatannya lagi (Fatonah,
2017).
Pengguna aplikasi kencan online memiliki kebebasan untuk
melakukan eksplorasi secara leluasa terhadap presentasi dirinya untuk
mencapai sebuah citra diri ideal yang sulit ditampilkan dalam dunia nyata
karena terdapat sekat-sekat sosial tertentu (Luik, 2015). Seperti Sugeng, ia
mencoba menggunakan identitas palsu untuk mendapat pasangan dengan
meng-upload foto orang lain yang lebih tampan. Selain itu, ada pula
individu yang menata dirinya sedemikian rupa untuk menggambarkan versi
diri yang diinginkan individu tersebut dalam lingkungan online, seperti
mengedit foto secara berlebihan atau menggunakan foto idola mereka.
Aplikasi kencan online biasanya menyediakan kesempatan pada
penggunanya untuk mempresentasikan profil pribadi diri mereka sendiri,
seperti mengunggah foto diri mereka dan informasi singkat tentang diri
mereka. Presentasi diri merupakan proses individu mengkomunikasikan
atau menampilkan citra diri mereka kepada orang lain (Baumeister 1982,
Leary dan Kowalski, 1990). Meskipun aplikasi kencan online memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kebebasan pada individu untuk memilih topeng yang berbeda, namun tidak
semua individu yang menggunakan aplikasi kencan online memanfaatkan
peluang tersebut.
Seperti pada fenomena yang dialami oleh seorang wanita bernama
Rey Utami yang berusia 28 tahun memutuskan untuk menikah dengan pria
bernama Pablo Putera Benua. Mereka berdua belum lama berkenalan
melalui aplikasi kencan online bernama Tinder. Hanya butuh waktu 7 hari
sampai akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Berawal dari saling
bertukar nomor telepon, kemudian berkenalan hingga berlanjut pada
pernikahan. Rey Utami menjelaskan ketika ingin mencari pasangan yang
serius dalam aplikasi kencan online yakni tidak perlu melebih-lebihkan baik
dari sisi penampilan dan sisi personal. Dalam mencari pasangan melalui
aplikasi kencan online, Rey Utami cenderung mengkoreksi diri terlebih
dahulu (Saputra, 2016).
Penelitian yang dilansir dari The Independent menunjukkan bahwa
usia muda sekitar 18 sampai 30 tahun menggunakan gadget untuk
menemukan cinta (Rafikasari, 2018). Menurut Erikson, tahap
perkembangan dewasa awal mencakup usia 20 sampai 30 tahun, artinya
pengguna aplikasi kencan online tergolong pada tahap dewasa awal. Salah
satu tugas perkembangan pada tahap dewasa awal, yakni memilih pasangan
hidup (Havighurst dalam Sumanto, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menurut Whitty (2007 dalam Toma dan Hancock, 2013), individu
yang memiliki tujuan untuk menjalin relasi jangka panjang cenderung
menampilkan diri mereka serealistis mungkin. Artinya, individu dewasa
awal yang matang akan cenderung mempresentasikan dirinya secara
konsisten dan stabil ketika mencari pasangan. Namun, fakta yang terjadi di
lapangan menunjukkan bahwa individu dewasa awal terutama yang
menggunakan aplikasi kencan online mempresentasikan diri mereka dengan
memalsukan foto dan identitas aslinya. Alasan individu membuat presentasi
diri palsu yaitu agar terlihat lebih menarik, sehingga akan lebih mudah
diterima dalam lingkungan online untuk mendapatkan pasangan seperti
yang dilakukan Sugeng. Hal tersebut menunjukkan bahwa yang seharusnya
pada usia dewasa awal sudah lebih konsisten dan stabil, namun terdapat
individu dewasa awal yang mempresentasikan dirinya palsu.
Fullwood et al. (2016) mengkategorikan presentasi diri online
menjadi empat jenis, yakni ideal self, multiples selves, consistent self, dan
online presentation preference. Ideal self berkaitan dengan sejauh mana
individu menyajikan versi ideal diri mereka sendiri secara online. Multiple
selves menggambarkan sejauh mana individu menyajikan versi diri yang
berbeda di lingkungan online. Consistent self berkaitan dengan sejauh mana
individu mempresentasikan diri dengan konsisten baik secara offline dan
online. Sedangkan, online presentation preference menggambarkan sejauh
mana individu lebih suka menampilkan diri secara online (Fullwood et al.,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Individu mempresentasikan diri untuk menggambarkan versi diri
yang diinginkan. Gambaran individu tentang dirinya disebut sebagai konsep
diri. Konsep diri menurut Atwater (Desmita, 2010) adalah keseluruhan
gambaran diri yang meliputi persepsi individu tentang diri, perasaan,
keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan diri individu tersebut.
Rosenberg (1979) mendefinisikan konsep diri sebagai “totalitas pikiran dan
perasaan individu yang merujuk dirinya sebagai objek”. Konsep ini
mengacu pada pertanyaan “siapakah saya”, yang di dalamnya mencakup
label-label dan simbol-simbol terhadap diri yang diberikan oleh individu itu
sendiri untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya
(Sutataminingsih, 2009).
Individu yang menggambarkan konsep diri dengan jelas dan percaya
diri, serta konsisten dan stabil adalah individu yang memiliki kejelasan
konsep diri (Campbell et al., 1996). Definisi kejelasan konsep diri
merupakan tingkat kejelasan, konsistensi, stabilitas, dan kepercayaan diri
dalam konsep diri individu (Campbell et al., 1996). Peneliti berfokus untuk
melihat hubungan kejelasan konsep diri individu yang menggunakan
aplikasi kencan online dengan berbagai perilaku presentasi diri secara
online.
Penelitian tentang kejelasan konsep diri dan presentasi diri online
sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Fullwood et al. (2016) menggunakan
subjek remaja. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa remaja yang
memiliki perasaan diri kurang stabil cenderung bereksperimen dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
presentasi diri online lebih teratur, menyajikan versi diri ideal dan preferensi
untuk menampilkan diri secara online. Sedangkan dalam penelitian ini,
peneliti ingin meneliti tentang hubungan antara kejelasan konsep diri dan
jenis presentasi diri online dengan konteks yang berbeda yaitu dengan
menggunakan media aplikasi kencan online dan subjek usia dewasa awal,
karena individu dewasa memiliki rasa identitas yang kuat dibandingkan
pada masa remaja (Erikson, 1989).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada
hubungan antara kejelasan konsep diri dan jenis presentasi diri online pada
tahap dewasa awal dalam menggunakan aplikasi kencan online?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kejelasan
konsep diri dan jenis presentasi diri online pada tahap dewasa awal dalam
menggunakan aplikasi kencan online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan
tambahan wawasan dan pengetahuan di bidang psikologi perkembangan
dan sosial tentang hubungan antara kejelasan konsep diri dan jenis
presentasi diri secara online.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi dan
refleksi bagi dewasa awal tentang hubungan antara kejelasan konsep diri
seseorang dan perilaku presentasi diri secara online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kejelasan Konsep Diri
1. Definisi Kejelasan Konsep Diri
Beberapa dekade terakhir, pandangan psikolog tentang konsep diri
mengalami transformasi. Peneliti awal memandang konsep diri sebagai
kesatuan dimana pandangan yang stabil dan umum tentang diri, dan
memfokuskan upaya penelitian mereka pada satu aspek konsep diri.
Sebaliknya, peneliti kontemporer mendefinisikan konsep diri sebagai
skema kognitif yakni struktur pengetahuan yang terorganisir berisi
karakter, nilai-nilai, ingatan episodik dan semantik tentang diri, dan
mengontrol proses informasi diri yang relevan (Campbell et al., 1996).
Rosenberg (1965) mengungkapkan kejelasan konsep diri melibatkan
komponen kognitif dalam diri, memfokuskan harga diri pada pandangan
diri yang didasarkan pada evaluasi diri (dalam Lewandowski, 2010).
Kejelasan konsep diri didefinisikan sebagai tingkat kejelasan,
konsistensi, stabilitas, dan kepercayaan diri dalam konsep diri individu
(Campbell et al., 1996). Sejalan dengan definisi milik Campbell,
kejelasan konsep diri yakni beberapa individu memiliki perasaan yang
jelas tentang siapa mereka dan kemana individu akan membawa
hidupnya. Individu menyadari kekuatan dan kelemahan mereka, sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kepribadian mereka, serta di mana mereka berdiri pada sikap dan nilai
yang penting (Tuasikal dan Patria, 2019).
Individu yang memiliki kejelasan konsep diri tinggi cenderung
bersikap positif terhadap diri yang berasal dari kepercayaan diri
(Campbell dan Lavallee, 1993; Campbell et al., 1996). Namun, sebuah
studi longitudinal menemukan bahwa individu dengan kejelasan konsep
diri yang tinggi cenderung perfeksionis yakni memiliki persyaratan
spesifik dan tidak fleksibel untuk diri sendiri (Campbell dan Paula,
2002).
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti menyimpulkan definisi
kejelasan konsep diri yakni sebagai tingkat kejelasan, konsistensi,
stabilitas, dan kepercayaan diri dalam konsep diri individu.
2. Aspek Kejelasan Konsep Diri
Menurut Campbell et al. (1996) konsep diri terdiri dari isi konsep
diri dan struktur konsep diri. Isi konsep diri dibagi menjadi komponen
pengetahuan dan komponen evaluatif, yakni :
a. Komponen pengetahuan
Komponen pengetahuan meliputi keyakinan tentang atribut
spesifik (seperti sifat dan karakter fisik), serta peran, nilai, dan
tujuan pribadi. Komponen pengetahuan mengacu pada
pertanyaan “apa / siapa saya?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Komponen evaluatif
Komponen evaluatif meliputi pandangan positif dari
keyakinan diri yang spesifik, evaluasi diri menyeluruh yang
merupakan pandangan mengenai diri sebagai objek sikap.
Komponen evaluatif mengacu pada pertanyaan “bagaimana
perasaan saya tentang diri saya sendiri?”.
Sedangkan, struktur konsep diri merujuk pada bagaimana komponen
pengetahuan atau keyakinan diri tertentu diorganisasikan (Campbell et
al., 1996). Struktur konsep diri terdiri dari sejauh mana diri individu
jelas didefinisikan, konsisten secara internal, dan stabil. Ketiga aspek
struktur konsep diri kemudian di ringkas dalam istilah kejelasan konsep
diri.
Campbell dan rekan-rekannya menggunakan skala kejelasan konsep
diri untuk mengukur seberapa percaya diri subjek mampu
menggambarkan diri mereka sendiri. Skala kejelasan konsep diri
menilai sejauh mana individu memiliki perasaan diri yang jelas,
koheren, dan stabil. Sampel item dalam skala kejelasan konsep diri
meliputi “saya jarang mengalami konflik antar berbagai aspek
kepribadian saya” dan “secara umum, saya memiliki perasaan yang jelas
tentang siapa saya dan bagaimana saya” (Campbell et al., 1996 dalam
Vartanian dan Dey, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Dampak Kejelasan Konsep Diri
Kejelasan konsep diri melibatkan tingkat kejelasan, konsistensi,
stabilitas, dan keyakinan diri dalam konsep diri individu. Dampak dari
individu dengan kejelasan konsep diri yakni individu memiliki
keyakinan diri yang lebih konsisten, sehingga kecil kemungkinan untuk
mengubah deskripsi diri mereka dari waktu ke waktu (Campbell et al.,
1996).
Selain itu, individu dengan kejelasan konsep diri cenderung
memiliki pandangan yang jelas dan konsisten terhadap dirinya sehingga
cenderung lebih stabil dalam mempresentasikan dirinya kepada orang
lain (Campbell et al., 1996 dalam Lewandowski, 2010). Individu dengan
pandangan yang jelas tentang dirinya dapat terhindar dari pengaruh
eksternal yang dapat mengakibatkan hilangnya identitas atau kehilangan
kebebasan (Mashek dan Sherman, 2004 dalam Lewandowski, 2010).
Disisi lain, studi longitudinal menemukan bahwa individu yang
memiliki kejelasan konsep diri memiliki kecenderungan perfeksionis
dimana individu memiliki persyaratan spesifik dan tidak fleksibel untuk
diri individu itu sendiri (Campbell dan Paula, 2002 dalam
Lewandowski, 2010). Individu dengan perfeksionisme cenderung
mengalami peningkatan stres, depresi, standar diri terlalu tinggi yang
tidak realistis, dan menghukum diri sendiri ketika individu tersebut
belum mencapai tujuan (Hewitt dan Flett, 1993 dalam Lewandowski,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Presentasi Diri
1. Definisi Presentasi Diri
Presentasi diri atau self-presentation mengacu pada teori klasik
“darmaturgi” yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Goffman (1959)
menyebutkan istilah presentasi diri dengan manajemen kesan atau
impression management. Menurut Goffman (1959), dunia sama dengan
panggung sandiwara, artinya setiap manusia mengatur hal-hal yang dia
lakukan ketika berinteraksi dengan orang lain. Goffman (1959)
mendeskripsikan presentasi diri sebagai pertunjukkan yang dirancang
untuk mencapai kesan tertentu dimana individu yang mempresentasikan
dirinya secara online akan menekankan hal-hal tertentu dalam dirinya
dan menyembunyikan hal lain yang ada dalam diri individu tersebut.
Goffman (1959) menjelaskan bahwa presentasi diri terdiri dari
pernyataan kepercayaan diri dan ketidakpercayaan diri, yakni dengan
individu menampilkan hal yang benar-benar diyakini sebagai identitas
asli, atau individu mungkin meniru/melakukan duplikasi dengan
berbohong kepada orang lain.
Definisi presentasi diri sendiri menurut Goffman (1959) adalah
proses yang dilakukan individu untuk membentuk apa yang orang lain
pikirkan tentang individu tersebut dan apa yang individu pikirkan
tentang diri individu itu sendiri (Goffman, 1959). Definisi serupa
tentang presentasi diri yaitu proses individu berusaha
mengkomunikasikan atau menampilkan citra diri mereka kepada orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
lain (Baumeister 1982, Leary dan Kowalski, 1990). Delamater dan
Myers (2007) mengungkapkan bahwa presentasi diri sebagai proses
individu berusaha mengelola kesan yang dibentuk oleh orang lain
mengenai diri individu dalam interaksi sosial.
Definisi lain tentang presentasi diri atau sering juga disebut
manajemen kesan (impression management) merupakan suatu tindakan
yang menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk
mencapai sebuah citra diri yang diharapkan (Luik, 2015). Baumeister
dan Bushman (2011) menyatakan bahwa presentasi diri adalah suatu
tindakan dalam menyampaikan beberapa gambaran diri atau beberapa
gambaran informasi mengenai diri individu kepada orang lain.
Berdasarkan definisi tokoh-tokoh tersebut, presentasi diri adalah
perilaku yang dilakukan individu untuk membentuk apa yang orang lain
pikirkan tentang individu tersebut dan apa yang individu pikirkan
tentang diri individu itu sendiri.
2. Jenis Presentasi Diri
Perilaku presentasi diri online dikategorikan menjadi empat jenis
(Fullwood et al., 2016) yaitu :
a. Ideal self, merupakan perilaku individu dalam menampilkan diri
mereka kepada orang lain untuk mencapai citra diri yang ideal
secara online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Multiple selves, merupakan perilaku individu dalam menampilkan
banyak versi diri yang berbeda di lingkungan online.
c. Consistent self, merupakan perilaku individu dalam menampilkan
diri mereka kepada orang lain untuk mencapai citra diri yang
konsisten baik secara offline dan online.
d. Online presentation preference, merupakan suatu perilaku sejauh
mana individu lebih suka untuk menampilkan diri mereka secara
online.
3. Faktor yang Memengaruhi Presentasi Diri
Beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang terkait dengan
presentasi diri, yakni :
a. Faktor Internal :
1) Self-esteem
Penelitian yang dilakukan oleh Nastiti dan Purworini
(2018) menemukan bahwa perilaku presentasi diri seorang
remaja pada media sosial Instagram ditunjukkan untuk
membentuk harga diri mereka yang lebih tinggi. Hal tersebut
dilakukan karena untuk mendapatkan pengakuan atas
keberadaan mereka di masyarakat dengan cara
mempresentasikan citra positif dalam diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Self-concept clarity
Penelitian Fullwood, James dan Chen-Wilson (2016)
meyakini bahwa remaja yang memiliki self-concept clarity
atau kejelasan konsep diri yang stabil akan menampilkan
dirinya di media online konsisten dengan kehidupan sehari-
harinya. Penelitian Fullwood, James dan Chen-Wilson
(2016) menemukan bahwa remaja dengan kejelasan konsep
diri yang rendah cenderung mempresentasikan diri idealnya
dan menampilkan diri di media online tidak sesuai dengan
kehidupan sehari-harinya.
3) Self-efficacy
Bandura (1997 dalam Kramer dan Stephen, 2008)
mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan yang optimis
tentang kemampuan seseorang, perasaan kompeten, dan
efektivitas terkait dengan menyelesaikan tugas tertentu. Hal
tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku;
individu yang berpikir bahwa ia mampu melakukan sesuatu,
maka ia akan berusaha untuk mencapainya. Kesimpulan
umum dari penelitian yang dilakukan Kramer dan Stephen
(2008) menemukan bahwa individu yang merasa kompeten
dalam menampilkan diri akan mengambil kesempatan untuk
melakukan sesuatu di jejaring sosial. Mereka merasa nyaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam mengambil risiko dengan menampilkan diri mereka
secara lebih informal dan lebih rumit.
4) Kepribadian Narsisme
Jenis kepribadian yang mempengaruhi presentasi diri
adalah narsisme. Penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti
(2015) mengungkapkan bahwa narsisme dapat menjelaskan
presentasi diri melalui konten yang dihasilkan diri. Remaja
yang lebih narsis dinilai memiliki foto profil mereka lebih
menarik secara fisik, lebih modis, lebih glamor dan lebih
keren dari rekan-rekan yang kurang modis.
5) Kepribadian Ekstraversion
Selain itu, terdapat kepribadian ekstraversion yang
mempengaruhi presentasi diri. Penelitian Kramer (2008)
terhadap remaja di Jerman menemukan bahwa kepribadian
extraversion memengaruhi presentasi diri seseorang dimana
ketika variabel ini tinggi maka seseorang lebih ramah
sehingga memiliki banyak teman, semangat, antusias dan
komunikatif. Sebaliknya jika kepribadian ekstraversion
rendah maka cenderung pemalu, tidak percaya diri, dan
pendiam. Selain itu, Kramer juga menjelaskan bahwa ada
hubungan antara tipe kepribadian extraversion dengan
presentasi diri, ketika memiliki kepribadian yang ramah dan
komunikatif maka presentasi diri kita terhadap lawan bicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kita terutama di media sosial akan terbentuk dengan baik.
Namun sebaliknya jika kita pendiam dan pemalu untuk
mengekspresikan diri maka presentasi diri dalam jejaring
sosial akan terlihat kurang baik (Kramer dan Stephen, 2008).
b. Faktor Eksternal :
Penelitian yang dilakukan oleh Gustina (2015) menemukan
bahwa mahasiswa menggunakan media sosial Instagram sebagai
sarana atau media dalam mempresentasikan dirinya karena
mereka dapat lebih mudah mengatur kesan atau impression yang
ingin didapatkan dari orang lain melalui teks dan gambar di
media sosial Instagram.
C. Kencan Online
Situs kencan online mulai muncul pada tahun 1980-an dan semakin
populer sebagai alternatif untuk mencari pasangan. Situs kencan online
sudah ada sejak dulu, namun bentuknya berbeda seperti mulai dari iklan diri
untuk mencari jodoh di koran, kemudian video-datting berupa video profil,
foto-foto serta wawancara singkat dan pada akhirnya jasa pencarian
pasangan baik offline maupun online melalui websites dan aplikasi.
Meskipun sebelumnya persepsi mengenai mencari pasangan melalui
perantara ini kurang baik, namun kini anggapan tersebut sudah jauh lebih
positif (Whitty dan Carr, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kencan online diartikan sebagai kegiatan menggunakan layanan
situs kencan online-websites yang fokus utamanya yaitu menawarkan
kesempatan untuk membentuk hubungan baru kepada penggunanya untuk
menemukan pasangan (Finkel et al., 2012). Hardey (2002) mengamati
bahwa kencan online menawarkan ruang virtual yang menghasilkan
kesempatan bertemu secara online, dan selanjutnya dapat bertemu secara
tatap muka (langsung). Dalam situs kencan online biasanya menyediakan
kesempatan pada penggunanya untuk mempresentasikan profil pribadi diri
mereka sendiri, meninjau profil orang lain, mengirim ekspresi yang
menyatakan ketertarikan kepada pengguna lain, dan memfasilitasi
komunikasi antar pengguna (instant messaging atau email).
Sebagian besar orang dalam kencan online mencantumkan
informasi palsu dalam profil mereka agar terlihat lebih menarik. Dalam
suatu riset ditemukan bahwa perempuan dan laki-laki akan berbohong
dalam hal yang berbeda. Perempuan akan berbohong tentang berat badan
mereka, sedangkan laki-laki akan berbohong tentang penghasilan, umur,
dan kepribadian mereka (Devito, 1986).
Whitty dan Carr (2006) mengungkapkan bahwa kepopuleran
mencari pasangan melalui kencan online sangat meningkat. Pengguna
aplikasi kencan online memiliki motivasi yang beragam, dari tujuan
mencari pasangan untuk hubungan yang serius seperti pernikahan, untuk
mencari teman bicara online atau sekadar flirting, hingga rasa penasaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ingin bersenang-senang tanpa tujuan untuk bertemu dengan pasangannya
secara langsung (Permata, 2018).
Salah satu aplikasi kencan online yang populer yaitu Tinder. Tinder
merupakan aplikasi real time dating yang berbasis lokasi. Aplikasi ini
terbilang sederhana daripada aplikasi maupun situs kencan online lainnya,
yaitu untuk memiliki akun di Tinder pengguna hanya perlu menghubungkan
dengan Facebook atau nomor telepon. Kemudian profil pengguna pun
hanya berisi beberapa foto dan informasi singkat. Dalam mencari pasangan,
pengguna akan disuguhi dengan foto-foto calon pasangan dimana mereka
bisa men-swipe ke kanan atau menekan simbol hati jika menyukai calon
pasangan tersebut. Sebaliknya, jika tidak menyukai orang tersebut
pengguna dapat men-swipe ke kiri atau menekan simbol silang. Jika
pengguna dan calon pasangan sama-sama men-swipe ke kanan maka
mereka dinyatakan match atau berjodoh dan saat itulah mereka baru bisa
memulai percakapan (Andara, 2019).
D. Dewasa Awal
Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja
(Sumanto, 2014). Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan
dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada
pola hidup yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dewasa awal adalah masa permulaan individu mulai menjalin
hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Menurut Hurlock (1990)
dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun.
Secara umum, individu yang tergolong dewasa awal yaitu mereka yang
berusia 20-40 tahun. Jika pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan
yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok
sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, membina hubungan yang
intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Pada tahap ini
timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-
orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya
(Sumanto, 2014)
Salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa awal yakni
memilih pasangan hidup (Havighurst dalam Sumanto, 2014). Individu
dewasa awal yang memiliki tujuan untuk menjalin relasi jangka panjang
cenderung akan menampilkan diri mereka serealistis mungkin (Whitty,
2007 dalam Toma dan Hancock, 2013). Individu dewasa yang matang
memiliki kemampuan akan keintiman dalam menjalin relasi yang
didasarkan pada rasa identitas yang kuat (Erikson, 1989). Individu dengan
rasa identitas yang kuat akan cenderung bersikap fleksibel, adaptif, dan
terbuka baik dalam relasi, karir, maupun perubahan di masyarakat
(Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
E. Dinamika Hubungan antara Kejelasan Konsep Diri dan Jenis
Presentasi Diri Online pada Tahap Dewasa Awal dalam Menggunakan
Aplikasi Kencan Online
Internet memudahkan manusia untuk berinteraksi satu dengan yang
lain secara online, yaitu dengan adanya fasilitas media sosial (Barnes,
2008). Salah satu fitur media sosial yang banyak diminati yaitu aplikasi
kencan online. Kencan online banyak diminati oleh masyarakat sebagai
alternatif untuk mencari pasangan. Penelitian yang dilansir dari The
Independent menunjukkan bahwa pengguna aplikasi kencan online berkisar
pada usia muda sekitar 18 sampai 30 tahun (Rafikasari, 2018). Menurut
Hurlock (1990) dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira
usia 40 tahun. Secara umum, individu yang tergolong dewasa awal yaitu
mereka yang berusia 20-40 tahun, artinya pengguna aplikasi kencan online
tergolong pada tahap dewasa awal.
Pengguna aplikasi kencan online dapat menata dirinya sedemikian
rupa untuk menggambarkan versi diri yang diinginkan individu tersebut
dalam lingkungan online. Gambaran individu tentang dirinya disebut
sebagai konsep diri. Individu yang menggambarkan konsep dirinya dengan
jelas dan percaya diri, serta konsisten dan stabil disebut sebagai kejelasan
konsep diri (Campbell et al., 1996). Menurut Campbell et al. (1996)
kejelasan konsep diri dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen
pengetahuan yang meliputi keyakinan tentang atribut spesifik (seperti sifat
dan karakter fisik), peran,nilai serta tujuan pribadi dan komponen evaluatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
meliputi pandangan positif dari keyakinan diri yang spesifik, evaluasi diri
menyeluruh yang merupakan pandangan mengenai diri sebagai objek sikap.
Kejelasan konsep diri merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi individu dalam menampilkan diri, yang disebut sebagai
presentasi diri. Penelitian yang dilakukan oleh Fullwood et al. (2016)
meyakini bahwa individu dengan kejelasan konsep diri yang stabil akan
menampilkan dirinya di media online konsisten dengan kehidupan sehari-
harinya.
Presentasi diri didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu
untuk membentuk apa yang orang lain pikirkan tentang individu tersebut
dan apa yang individu pikirkan tentang diri individu itu sendiri (Goffman,
1959). Pengguna aplikasi kencan online memiliki kebebasan untuk
melakukan eksplorasi secara leluasa terhadap presentasi dirinya untuk
mencapai sebuah citra diri ideal yang sulit ditampilkan dalam dunia nyata
(Luik, 2015).
Menurut Fullwood et al. (2016) tipe individu tertentu mungkin lebih
cenderung untuk melakukan eksperimen terhadap presentasi dirinya karena
termotivasi untuk mendapatkan kesan yang mereka inginkan. Untuk melihat
peran kejelasan konsep diri dalam membentuk perilaku presentasi diri pada
pengguna aplikasi kencan online, terdapat empat jenis presentasi diri yakni
ideal self, multiple selves, consistent self, dan online presentation
preference. Ideal self, yakni proses atau tindakan individu dewasa dalam
menampilkan diri mereka kepada orang lain untuk mencapai citra diri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ideal di aplikasi kencan online. Multiple selves, yakni proses atau tindakan
individu dewasa dalam menampilkan banyak versi diri yang berbeda di
lingkungan aplikasi kencan online. Consistent self, yakni proses atau
tindakan individu dewasa dalam menampilkan diri mereka kepada orang
lain untuk mencapai citra diri yang konsisten baik dalam aplikasi kencan
online dan di dunia nyata. Online presentation preference, yakni proses atau
tindakan sejauh mana individu lebih suka untuk menampilkan diri mereka
secara online di aplikasi kencan online (Fullwood et al., 2016).
Dampak kejelasan konsep diri pada ideal self yaitu individu dengan
kejelasan konsep diri yang tinggi akan cenderung kurang menampilkan diri
idealnya saat menggunakan aplikasi kencan online. Hal ini didukung oleh
Fullwood et al. (2016) yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki
konsep diri yang kurang stabil lebih cenderung melaporkan diri yang ideal.
Kemudian, dampak kejelasan konsep diri terhadap multiple selves
yaitu individu dengan kejelasan konsep diri yang tinggi cenderung kurang
menampilkan versi banyak diri saat menggunakan aplikasi kencan online.
Menurut Fullwood et al. (2016) menyatakan bahwa individu dengan
kejelasan konsep diri yang rendah, mungkin cenderung menampilkan versi-
versi diri yang berbeda sebagai tindakan penemuan diri ketika mereka
berusaha memahami siapa mereka dan menemukan diri yang mereka sukai.
Sebaliknya, ketika individu memiliki kejelasan konsep diri yang rendah
maka akan cenderung lebih menampilkan versi banyak diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lain halnya dengan dampak individu yang memiliki kejelasan
konsep diri yang lebih stabil atau tinggi akan menampilkan dirinya dengan
konsisten baik secara online maupun offline ketika menggunakan aplikasi
kencan online. Sebaliknya, jika individu memiliki kejelasan konsep diri
yang rendah maka individu cenderung menampilkan diri onlinenya tidak
konsisten dengan diri offline mereka.
Sedangkan dampak kejelasan konsep diri dengan online
presentation preference yakni individu dengan kejelasan konsep diri yang
tinggi akan cenderung lebih sedikit menghabiskan waktu untuk online di
aplikasi kencan online. Begitu juga sebaliknya, individu dengan kejelasan
konsep diri yang rendah cenderung lebih banyak menghabiskan waktu
untuk online di aplikasi kencan online karena kemungkinan menguji
berbagai presentasi diri online adalah aktivitas yang membutuhkan investasi
waktu lebih besar daripada yang biasanya dikeluarkan (Fullwood et al.,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. Skema Hubungan antara Kejelasan Konsep Diri dan Jenis Presentasi
Diri Online pada Tahap Dewasa Awal dalam Menggunakan Aplikasi
Kencan Online
Kejelasan Konsep Diri tinggi
Individu
cenderung lebih
stabil dan
percaya diri
dalam
mempresentasi-
kan dirinya.
Dengan
demikian,
individu akan
menampilkan
diri mereka
serealistis
mungkin,
sehingga
individu akan
cenderung
kurang
menampilkan
diri idealnya.
Individu
cenderung
memiliki
pandangan diri
yang jelas dan
konsisten
terhadap dirinya,
sehingga individu
akan lebih stabil
dalam
mempresentasikan
diri. Dengan
demikian, kecil
kemungkinan
individu akan
menampilkan
versi diri yang
berbeda dalam
lingkungan
online.
Individu
cenderung lebih
stabil dan
memiliki
keyakinan diri
yang lebih
konsisten.
Dengan
demikian,
individu akan
cenderung
menampilkan
citra diri yang
konsisten baik
secara online
maupun offline.
Individu
cenderung
lebih stabil,
sehingga lebih
sedikit
menghabiskan
waktu online.
Dengan
demikian,
individu akan
lebih sedikit
beraktivitas
dalam
lingkungan
online untuk
menguji
berbagai
presentasi diri
online.
Ideal Self
rendah
Multiple Selves
rendah
Consistent Self
tinggi
Online
Presentation
Preference
rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
G. Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara kejelasan konsep diri dan jenis presentasi diri
online pada tahap dewasa awal. Hipotesis dalam penelitian ini dibagi
menjadi empat sub hipotesis, yaitu ;
a. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri
dan ideal self pada tahap dewasa awal. Semakin tinggi atau stabil
kejelasan konsep diri individu dewasa, maka semakin rendah
kecenderungan individu untuk menampilkan diri idealnya secara
online. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah atau kurang stabil
kejelasan konsep diri individu dewasa, maka akan semakin tinggi
kecenderungan individu untuk menampilkan diri idealnya secara
online.
b. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri
dan multiple selves pada tahap dewasa awal. Semakin tinggi atau stabil
kejelasan konsep diri individu dewasa, maka akan semakin rendah
kecenderungan individu untuk menampilkan versi diri yang berbeda di
lingkungan online. Sebaliknya, semakin rendah atau kurang stabil
kejelasan konsep diri individu dewasa, maka akan semakin tinggi
kecenderungan individu untuk menampilkan versi diri yang berbeda di
lingkungan online.
c. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kejelasan konsep diri
dan consistent selves. Semakin tinggi atau stabil kejelasan konsep diri
individu dewasa, maka akan semakin tinggi kecenderungan individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
untuk menampilkan diri secara konsisten baik online maupun offline.
Begitu sebaliknya, semakin rendah atau kurang stabil kejelasan konsep
diri individu dewasa, maka akan semakin rendah kecenderungan
individu untuk menampilkan diri secara konsisten baik online maupun
offline.
d. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri
dan online presentation preference. Semakin tinggi atau stabil
kejelasan konsep diri individu dewasa, maka akan semakin rendah
kecenderungan individu menampilkan diri secara online. Sebaliknya,
semakin rendah kejelasan konsep diri individu dewasa, maka akan
semakin tinggi kecenderungan individu menampilkan dirinya secara
online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian kuantitatif menurut Creswell (2014) adalah suatu pendekatan
yang bertujuan menguji teori secara objektif dengan memeriksa atau
meneliti hubungan antar variabel yang dapat diukur dan dianalisis
menggunakan prosedur statistik. Salah satu desain penelitian kuantitatif
adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional
merupakan metode penelitian yang menggunakan statistik korelasional
untuk mendeskripsikan dan mengukur tingkat atau taraf hubungan skor
antara dua atau lebih variabel yang diteliti (Creswell, 2014).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel merupakan atribut individu yang dapat diukur, diamati, dan
berbeda pada setiap individu (Creswell, 2014).
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas merupakan atribut yang ada dalam diri individu atau
kelompok yang menyebabkan, mendahului, atau memengaruhi hasil
(Creswell, 2014). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kejelasan
konsep diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Variabel Tergantung (Variabel Dependen)
Variabel tergantung merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas
atau atribut dari dalam diri individu atau kelompok yang bergantung
pada variabel bebas (Creswell, 2014). Variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah presentasi diri online. Presentasi diri online
dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu ideal self, multiple selves,
consistent self, dan online presentation preference.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi dari variabel yang ditulis scara
operasional dan praktis, serta dapat diterapkan dengan bahasa yang spesifik
untuk memahami hubungan antar variabel (Creswell, 2014). Variabel-
variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan konsep diri
Kejelasan konsep diri yakni sebagai tingkat kejelasan, konsistensi,
stabilitas, dan kepercayaan diri dalam konsep diri para pengguna
aplikasi kencan online usia dewasa awal. Kejelasan konsep diri akan
diukur menggunakan skala hasil adaptasi dari self-concept clarity scale
milik Campbell et al. (1996). Semakin tinggi skor total yang diperoleh
individu dalam skala tersebut, maka semakin tinggi kejelasan konsep
diri individu tersebut. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang
diperoleh individu, maka semakin rendah kejelasan konsep diri individu
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Presentasi diri online
Presentasi diri adalah proses yang dilakukan pengguna aplikasi
kencan online usia dewasa awal untuk membentuk apa yang orang lain
pikirkan tentang dirinya dan apa yang ia pikirkan tentang dirinya.
Presentasi diri akan diukur menggunakan skala hasil adaptasi dari the
presentation of online self scale (POSS) milik Fullwood et al. (2016).
Skala tersebut dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu ideal self,
multiple selves, consistent self, dan online presentation preference.
Masing-masing jenis presentasi diri online diukur terpisah. Semakin
tinggi skor total tiap jenis yang diperoleh individu dalam skala tersebut,
maka semakin tinggi presentasi diri individu dalam jenis tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah skor total tiap kategori yang diperoleh
individu, maka semakin rendah presentasi diri individu tersebut.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan pengguna aplikasi kencan
online yang berada pada rentang usia 20 sampai 40 tahun. Penelitian ini
menggunakan teknik convenience sampling. Teknik convenience sampling
yakni memilih subjek berdasarkan kemudahan dan ketersediaan sampel
yang diperoleh (Creswell, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui penyebaran
skala. Skala merupakan metode berbentuk laporan diri sendiri yang
didalamnya berisi sekumpulan pernyataan yang harus dijawab oleh
individu sebagai subjek penelitian (Azwar, 2007). Metode penskalaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yakni subjek
diminta untuk menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuan dalam kontinum
yang terdiri dari atas lima respon, yaitu: sangat setuju (strongly agree),
setuju (agree), tidak tahu/ netral (undecided), tidak setuju (disagree),
dan sangat tidak setuju (strongly disagree) (Supratiknya, 2014).
Pemberian skor pada pernyataan favorable dan unfavorable dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel. 1
Pemberian nilai skor Skala Likert
Skor Item Sangat
Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Netral
(N)
Tidak
Setuju
(TS)
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Favorable 5 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4 5
2. Alat Pengumpulan Data
a. Kejelasan Konsep Diri
Kejelasan konsep diri akan diukur menggunakan skala hasil
adaptasi dari self-concept clarity scale milik Campbell et al. (1996).
Skala kejelasan konsep diri dalam penelitian ini merupakan skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang telah dibuat oleh peneliti lain menggunakan bahasa asing,
sehingga peneliti terlebih dahulu melakukan adaptasi dengan
menerjemahkan skala ke dalam Bahasa Indonesia melalui metode
back-translation. Back-translation merupakan metode yang
digunakan dalam penelitian lintas budaya untuk memastikan bahwa
skala yang diterjemahkan ke bahasa lain memadai (APA, 2007).
Skala asli akan diterjemahkan oleh orang yang berbahasa bilingual
dari bahasa asli ke bahasa target, kemudian orang lain yang
berbahasa bilingual menerjemahkan kembali ke bahasa asli.
Kemudian peneliti membandingkan skala asli dengan versi
terjemahan untuk melihat apakah ada sesuatu yang penting yang
berubah dalam terjemahan (APA, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel. 2
Item Skala Kejelasan Konsep Diri Sebelum Uji Coba
Nomor Item Item
1. Keyakinan saya tentang diri saya seringkali
bertentangan satu sama lain.
2. Dalam satu hari saya mungkin memiliki pendapat
tentang diri saya dan hari yang lain saya mungkin
memiliki pendapat yang berbeda.
3. Saya menghabiskan banyak waktu bertanya-tanya
tentang orang seperti apa saya sebenarnya.
4. Terkadang saya merasa bahwa saya bukanlah
saya yang sebenarnya tampak.
5. Ketika saya berpikir tentang orang seperti apa
saya di masa lalu, saya tidak yakin.
6. Saya jarang mengalami konflik antara aspek-
aspek yang berbeda dari kepribadian saya.
7. Terkadang saya berpikir bahwa saya mengetahui
orang lain lebih baik daripada saya mengetahui
diri saya sendiri.
8. Keyakinan saya tentang diri saya tampaknya
seringkali berubah.
9. Jika saya diminta untuk mendeskripsikan
kepribadian saya, deskripsi saya mungkin akan
berbeda dari satu hari ke hari lainnya.
10. Bahkan jika saya menginginkan, saya tidak
berpikir saya akan memberi tahu seseorang
seperti apa saya sebenarnya.
11. Secara umum, saya memiliki kejelasan tentang
siapa saya dan orang seperti apa saya.
12. Seringkali sulit bagi saya untuk menentukan
pikiran saya tentang berbagai macam hal karena
saya tidak benar-benar tahu apa yang saya
inginkan.
b. Presentasi Diri
Presentasi diri akan diukur menggunakan skala hasil
adaptasi dari the presentation of online self scale (POSS) milik
Fullwood et al. (2016). Skala presentasi diri dalam penelitian ini
merupakan skala yang telah dibuat oleh peneliti lain menggunakan
bahasa asing, sehingga peneliti terlebih dahulu melakukan adaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan menerjemahkan skala ke dalam Bahasa Indonesia melalui
metode back-translation. Back-translation merupakan metode yang
digunakan dalam penelitian lintas budaya untuk memastikan bahwa
skala yang diterjemahkan ke bahasa lain memadai (APA, 2007).
Skala asli akan diterjemahkan oleh orang yang berbahasa bilingual
dari bahasa asli ke bahasa target, kemudian orang lain yang
berbahasa bilingual menerjemahkan kembali ke bahasa asli.
Kemudian peneliti membandingkan skala asli dengan versi
terjemahan untuk melihat apakah ada sesuatu yang penting yang
berubah dalam terjemahan (APA, 2007).
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana
suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak
diukurnya (Supratiknya, 2014). Validitas dalam penelitian ini
menggunakan validitas isi. Validitas isi diperoleh melalui pengujian isi
tes berdasarkan analisis rasional dari profesional judgement yang
bersifat subjektif (Azwar, 2007). Profesional judgement dalam
penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi.
2. Kualitas Item
Untuk meninjau kualitas item dari skala dalam penelitian ini,
peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
skala. Hasil uji daya beda item ditinjau berdasarkan perolehan skor
korelasi dari item total dengan batasan rit ≥ 0,20 (Supratiknya, 2014).
Maka dapat diketahui bahwa item dengan daya beda yang tinggi
memiliki skor rit minimal 0,20. Sedangkan item yang memiliki daya
beda yang rendah berada pada skor rit < 0,20 dan item tersebut harus
digugurkan.
Proses uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2020
sampai dengan 10 Januari 2020 menggunakan metode penyebaran skala
online melalui Google Form. Jumlah subjek pada uji coba skala yaitu
55 orang. Hasil uji coba dianalisis menggunakan SPSS for windows versi
26.
Hasil uji coba skala adalah sebagai berikut :
a. Skala Kejelasan Konsep Diri
Pada skala kejelasan konsep diri dengan total 12 item, terdapat
2 item yang memiliki nilai rit < 0,20. Item tersebut adalah item
nomor 6 (rit = 0,033) dan 11(rit = 0,164). Hal tersebut
menunjukkan bahwa item tersebut memiliki daya beda yang
rendah dan item tersebut harus digugurkan. Alasan peneliti
menggugurkan item nomor 6 dan item nomor 11 karena item
dianggap buruk yakni dengan nilai rit < 0,20. Alasan lain peneliti
menggugurkan dua item tersebut juga untuk menjaga kualitas
skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Skala Presentasi Diri
Pada skala pesentasi diri dengan total 21 item yang dibagi
menjadi empat jenis yaitu ideal self dengan total 9 item dengan
rentang nilai yakni 0,255 – 0,552, multiple selves dengan total 5
item dengan rentang nilai yakni 0,226 – 0,644, consistent self
dengan total 4 item dengan rentang nilai yakni 0,297 – 0,687,
dan online presentation preference dengan total 3 item dengan
rentang nilai yakni 0,311 – 0,419. Rentang nilai masing-masing
kategori menunjukkan bahwa item-item pada skala presentasi
diri memiliki daya beda yang tinggi karena memiliki nilai rit ≥
0,20.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (Supratiknya, 2014). Salah satu syarat tes yang
baik adalah memiliki reliabilitas yang tinggi dalam suatu pengukuran
(Supratiknya, 2014). Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dalam
bentuk reliabilitas koefisien konsistensi internal. Koefisien konsistensi
internal diperoleh berdasarkan hubungan antar skor pada masing-
masing item atau antar skor pada kelompok-kelompok item dalam tes
yang datanya diperoleh dari satu kali pengadministrasian tes pada
sekelompok subjek (Supratiknya, 2014). Metode yang digunakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas pada skala kejelasan konsep diri dan skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
presentasi diri menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach yang
dihitung dengan program SPSS for windows versi 26. Koefisien
minimum dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70.
Namun, jika koefisien reliabilitas < 0,70 maka sebuah tes atau alat ukur
tersebut akan menjadi kurang memadai untuk digunakan karena
menunjukkan kesalahan baku skor sehingga interpretasi skor menjadi
meragukan jika digunakan bagi perorangan (Supratiknya, 2014).
Skala kejelasan konsep diri memiliki reliabilitas sebesar 0,771. Hal
tersebut menunjukkan bahwa skala kejelasan konsep diri dalam
penelitian ini reliabel.
Pada skala presentasi diri yang dibagi menjadi empat jenis, yaitu
pada jenis ideal self (reliabilitas= 0,732) dan multiple selves
(reliabilitas= 0,764). Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis ideal self
dan multiple selves dalam penelitian ini reliabel. Sedangkan pada jenis
consistent self (reliabilitas= 0,677) dan online presentation preference
(reliabilitas= 0,549). Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis consistent
self dan online presentation preference dalam penelitian ini tidak
reliabel .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang berfungsi memeriksa
apakah data penelitian berasal dari sebuah populasi yang memiliki
sebaran normal. Data yang memiliki sebaran normal berada pada
taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) (Santoso, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
dalam program SPSS for Windows versi 26 untuk mengetahui
normalitas dari distribusi sebaran data.
b. Uji linearitas
Uji linearitas adalah uji untuk melihat apakah hubungan
antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus. Apabila
satu variabel mengalami peningkatan atau penurunan kuantitas,
maka secara linear variabel lainnya akan mengikuti. Hubungan antar
variabel dikatakan linear apabila berada pada taraf signifikansi
kurang dari 0,05 (p < 0,05) (Santoso, 2010). Penelitian ini
menggunakan uji linearitas melalui test of linearity pada program
SPSS for windows versi 26.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan
analisis korelasi untuk melihat hubungan antara dua variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berdasarkan hipotesis yang dibuat peneliti. Apabila data terdistribusi
secara normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah Pearson’s
Product Moment Correlation. Sebaliknya, apabila data yang
terdistribusi bersifat tidak normal maka uji hipotesis yang digunakan
adalah Spearmen’s Rho (Santoso, 2010).
Nilai koefisien korelasi berkisar dari -1 sampai dengan +1. Hal
ini sekaligus menunjukkan apakah kedua variabel memiliki hubungan
positif atau negatif. Semakin tinggi nilai korelasi, maka semakin tinggi
hubungan yang dimiliki antar variabelnya. Penerimaan dan penolakan
hipotesis ditentukan berdasarkan nilai sig. (p). Hipotesis akan ditolak
ketika p < 0,05, hal ini berarti ada hubungan positif atau negatif yang
signifikan antara dua variabel. Jika p > 0,05 maka hipotesis diterima atau
tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Prasetyo dan
Jannah, 2008). Siregar (2013) membagi kriteria koefisien korelasi
sebagai berikut:
Tabel. 3
Kriteria Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0 – 0,199 Korelasi sangat lemah
0,20 – 0,399 Korelasi lemah
0,40 – 0,599 Korelasi cukup kuat
0,60 – 0,799 Korelasi kuat
0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2020 sampai
dengan 15 Februari 2020. Peneliti melakukan pengambilan data secara
online menggunakan Google Forms yang disebarkan melalui tautan
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSei92PY-
vHt7WzgGFgPJvK4FoxOc2YWDwNIcX7XWdRZUtOFQ/viewform?vc=
0&c=0&w=1 ke media sosial kencan online seperti Tinder, Tantan, Badoo,
dan lainnya. Peneliti mendapatkan 100 subjek.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berusia 20 tahun sampai dengan 40
tahun. Berdasarkan pengambilan data, diperoleh sejumlah 100 subjek yang
mengisi skala online dalam bentuk Google Forms dengan deskripsi sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel. 4
Deskripsi Usia Subjek
Berdasarkan data Tabel. 4 mengenai deskripsi subjek penelitian,
dapat diketahui bahwa subjek dengan rentang usia 20-24 tahun berjumlah
77 subjek (77%). Kemudian, subjek dengan rentang usia 25-30 tahun
berjumlah 17 subjek (17%). Sedangkan subjek dengan rentang usia 31-35
tahun berjumlah 4 subjek (4%) dan subjek dengan rentang usia 36-40 tahun
berjumlah 2 subjek (2%). Mayoritas subjek penelitian yakni rentang usia 20
sampai 24 tahun.
Tabel. 5
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 52 52%
Perempuan 48 48%
Total 100 100%
Berdasarkan data Tabel. 5 mengenai deskripsi jenis kelamin subjek
penelitian, dapat diketahui bahwa subjek laki-laki berjumlah 52 subjek
(52%), sedangkan subjek perempuan berjumlah 48 subjek (48%). Mayoritas
subjek penelitian yakni berjenis kelamin laki-laki.
Usia Jumlah Presentase
20 - 24 tahun 77 77%
25 - 30 tahun
31 - 35 tahun
36 - 40 tahun
17
4
2
17%
4%
2%
Total 100 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Analisis uji normalitas dan uji beda mean dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan pada masing-masing variabel pada dua kelompok
berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki dengan bantuan
SPSS for Windows versi 26 yakni sebagai berikut :
Tabel. 6
Uji Normalitas Jenis Kelamin
Kolmogorov-Smirnova
Variabel Jenis
Kelamin
Statistic df Sig.
Kejelasan
Konsep Diri
Laki-laki ,078 52 ,200*
Perempuan ,095 48 ,200*
Ideal Self Laki-laki ,118 52 ,069
Perempuan ,089 48 ,200*
Multiple
Selves
Laki-laki ,094 52 ,200*
Perempuan ,176 48 ,001
Consistent
Self
Laki-laki ,100 52 ,200*
Perempuan ,114 48 ,151
Online
Presentation
Preference
Laki-laki ,159 52 ,002
Perempuan ,154 48 ,006
Berdasarkan hasil uji normalitas jenis kelamin pada Tabel. 6 diketahui
bahwa pada skala kejelasan konsep diri pada kelompok laki-laki (p=0,200)
dan pada kelompok perempuan (p=0,200) memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (p > 0,05). Sedangkan, pada skala presentasi diri yang terdiri
dari ideal self kelompok laki-laki (p=0,069) dan perempuan (p=0,200)
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05). Multiple selves pada
kelompok laki-laki (p=0,200) dan perempuan (p=0,001) memiliki nilai
signifikansi pada kelompok perempuan kurang dari 0,05 (p < 0,05).
Consistent self pada kelompok laki-laki (p=0,200) dan kelompok perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(p=0,151) memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05). Online
preference presentation pada kelompok laki-laki (p=0,002) dan kelompok
perempuan (p= 0,006) memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa data penelitian pada variabel multiple
selves dan online presentation presentation tidak terdistribusi secara normal,
maka uji beda mean jenis kelamin pada variabel multiple selves dan online
presentation preference menggunakan uji Mann-Whitney U.
Tabel. 7
Uji Beda Mean Jenis Kelamin (t-test)
Variabel Jenis
Kelamin
N Mean Levene’s
Test for
Equality of
Variances
Independent samples test
F Sig. t df Sig.(2-
tailed)
Kejelasan
Konsep Diri
L 52 30,67 1,071 ,303 1,217 98 ,227
P 48 28,71 1,224 97,591 ,224
Ideal Self L 52 25,87 ,088 ,767 ,054 98 ,957
P 48 25,79 ,054 97,520 ,957
Consistent
Self
L 52 12,63 ,921 ,340 -1,645 98 ,103
P 48 13,73 -1,651 97,992 ,102
Tabel. 8
Uji Beda Mean Jenis Kelamin (Mann-Whitney U)
Multiple Selves Online Presentation
Preference
Mann-Whitney U 1225,000 996,500
Wilcoxon W 2401,000 2374,500
Z -,159 -1,755
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,874 ,079
Hasil uji asumsi menggunakan Levene’s Test Tabel.7 pada variabel
kejelasan konsep diri (F=1,071 ; sig.=0,303), ideal self (F=0,088 ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sig.=0,767), multiple selves (F=0,813 ; sig.=0,369), consistent self (F=0,921
; sig.=0,340) dan online presentation preference (F=1,513 ; sig.= 0,222).
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil Levene’s Test menunjukkan bahwa
data yg akan diuji bersifat homogen.
Berdasarkan hasil uji beda mean antara laki-laki dan perempuan
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan pada variabel kejelasan konsep diri (p=0,227), ideal self
(p=0,957), mulltiple selves (p=0,874), consistent self (p=0,103) dan online
presentation preference (p=0,079). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
variabel kejelasan konsep diri, ideal self, multiple selves, consistent self dan
online presentation preference tidak berbeda antara laki-laki dan
perempuan.
C. Deskripsi Data Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara mean
teoretik dan mean empirik. Mean teoretik merupakan rata-rata dari skor
yang didapatkan dengan menggunakan penghitungan secara manual
sebelum pengambilan data, berlandaskan dari skor terendah, skor tertinggi
dan jumlah item setiap skala dengan rumus :
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘
=(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚) + (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚)
2
Sedangkan, mean empirik merupakan rata-rata dari skor yang
didapatkan berdasarkan hasil penghitungan data dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
subjek yang menjadi sasaran penelitian. Hasil penghitungan mean teoretik
secara manual tersebut kemudian dibandingkan dengan mean empirik
dalam penelitian ini menggunakan uji one-sample T test dalam IBM SPSS
Statistic 26 :
1. Kejelasan Konsep Diri
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘 = (1 × 10) + (5 × 10)
2=
60
2= 30
Tabel. 9
Data Empiris Skala Kejelasan Konsep Diri
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kejelasan
Konsep diri
100 29,73 8,086 ,809
One-Sample Test
Test Value = 30
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kejelasan
Konsep
Diri
-,334 99 ,739 -,270 -1,87 1,33
Hasil mean empirik pada skala kejelasan konsep diri
sebesar 29,73, sedangkan hasil mean teoretik pada skala tersebut
sebesar 30 dengan standar deviasi sebesar 8,086. Berdasarkan
tabel. 9, data skala kejelasan konsep diri yang diperoleh dari uji
beda mean One-Sample Test diperoleh nilai signifikansi sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
0,739. Data ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah
daripada mean teoretik, tetapi tidak signifikan.
Masing-masing skor variabel yang diperoleh subjek
kemudian digolongkan dalam lima kategorisasi kecenderungan
variabel, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu
dalam suatu kelompok ke dalam posisi yang memiliki jenjang
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut dari sangat tinggi
hingga sangat rendah (Azwar, 2007). Rumus untuk menentukan
kategorisasi variabel yaitu sebagai berikut :
Tabel. 10
Kategorisasi Kecenderungan Variabel
Kategori Keterangan
Sangat Tinggi (ME + 1,5 SD) < X
Tinggi (ME + 0,5 SD) < X ≤ (ME + 1,5 SD)
Sedang (ME – 0,5 SD) < X ≤ (ME + 0,5 SD)
Rendah (ME – 1,5 SD) < X ≤ (ME – 0,5 SD)
Sangat Rendah X ≤ (ME – 1,5 SD)
SD (Standar Deviasi Empirik); ME (Mean Empirik)
Tabel. 11
Kategorisasi Kecenderungan Variabel Kejelasan Konsep Diri
Kategori Kelas Interval Jumlah Persentase
Sangat Tinggi 41,85 < X 8 8%
Tinggi 33,77 < X ≤ 41,85 30 30%
Sedang 25,69 < X ≤ 33,77 30 30%
Rendah 17,61 < X ≤ 25,69 26 26%
Sangat Rendah X ≤ 17,61 6 6%
100 100%
Berdasarkan hasil tabel. 11 kategorisasi kecenderungan variabel
kejelasan konsep diri, ditemukan bahwa dari 100 subjek terdapat 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
subjek (8%) memiliki tingkat kejelasan konsep diri yang sangat tinggi,
30 subjek (30%) memiliki tingkat kejelasan konsep diri yang tinggi, 30
subjek (30%) memiliki tingkat kejelasan konsep diri yang sedang, 26
subjek (26%) memiliki tingkat kejelasan konsep diri yang rendah, serta
6 subjek (6%) memiliki tingkat kejelasan konsep diri yang sangat
rendah. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek yang menggunakan
aplikasi kencan online memiliki kejelasan konsep diri kategori sedang
hingga tinggi.
2. Ideal Self
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘 = (1 × 9) + (5 × 9)
2=
54
2= 27
Tabel. 12
Data Empiris Skala Ideal Self
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Ideal
Self
100 25,83 6,745 ,675
Hasil mean empirik pada skala ideal self sebesar 25,83,
sedangkan hasil mean teoretik pada skala tersebut sebesar 27
One-Sample Test
Test Value = 27
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Ideal
Self
-
1,735
99 ,086 -1,170 -2,51 ,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dengan standar deviasi sebesar 6,745. Berdasarkan tabel. 12, data
skala ideal self yang diperoleh dari uji beda mean One-Sample
Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,086. Data ini
menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah daripada mean
teoretik, tetapi tidak signifikan.
Tabel. 13
Kategorisasi Kecenderungan Variabel Ideal Self
Kategori Kelas Interval Jumlah Persentase
Sangat Tinggi 35,94 < X 7 7%
Tinggi 29,2 < X ≤ 35,94 25 25%
Sedang 22,46 < X ≤ 29,2 44 44%
Rendah 15,72 < X ≤ 22,46 17 17%
Sangat Rendah X ≤ 15,72 7 7%
100 100%
Berdasarkan hasil tabel. 13 kategorisasi kecenderungan
variabel ideal self, ditemukan bahwa dari 100 subjek terdapat 7
subjek (7%) memiliki tingkat ideal self yang sangat tinggi, 25
subjek (25%) memiliki tingkat ideal self yang tinggi, 44 subjek
(44%) memiliki tingkat ideal self yang sedang, 17 subjek (17%)
memiliki tingkat ideal self yang rendah serta 7 subjek (7%)
memiliki tingkat ideal self yang sangat rendah. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek yang menggunakan aplikasi
kencan online memiliki ideal self kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Multiple Selves
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘 = (1 × 5) + (5 × 5)
2=
30
2= 15
Tabel. 14
Data Empiris Skala Multiple Selves
One-Sample Test
Test Value = 15
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lowe
r Upper
Multiple
Selves
-4,373 99 ,000 -2,270 -3,30 -1,24
Hasil mean empirik pada skala multiple selves sebesar
12,73, sedangkan hasil mean teoretik pada skala tersebut sebesar
15 dengan standar deviasi sebesar 5,191. Berdasarkan tabel. 14,
data skala multiple selves yang diperoleh dari uji beda mean One-
Sample Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Data ini
menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah daripada mean
teoretik, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat multiple selves yang rendah.
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Multiple
Selves
100 12,73 5,191 ,519
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel. 15
Kategorisasi Kecenderungan Variabel Multiple Selves
Kategori Kelas Interval Jumlah Persentase
Sangat Tinggi 20,51 < X 8 8%
Tinggi 15,32 < X ≤ 20,51 20 20%
Sedang 10,14 < X ≤ 15,32 32 32%
Rendah 4,95 < X ≤ 10,14 40 40%
Sangat Rendah X ≤ 4,95 - 0%
100 100%
Berdasarkan hasil tabel. 15 kategorisasi kecenderungan variabel
multiple selves, ditemukan bahwa dari 100 subjek terdapat 8 subjek
(8%) memiliki tingkat multiple selves yang sangat tinggi, 20 subjek
(20%) memiliki tingkat multiple selves yang tinggi, 32 subjek (32%)
memiliki tingkat multiple selves yang sedang, 40 subjek (40%)
memiliki tingkat multiple selves yang rendah serta tidak terdapat subjek
yang memiliki tingkat multiple selves yang sangat rendah. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek yang menggunakan aplikasi
kencan online memiliki multiple selves kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4. Consistent Self
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘 = (1 × 4) + (5 × 4)
2=
24
2= 12
Tabel. 16
Data Empiris Skala Consistent Self
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Consistent
Self
100 13,16 3,354 ,335
Hasil mean empirik pada skala consistent self sebesar 13,16,
sedangkan hasil mean teoretik pada skala tersebut sebesar 12
dengan standar deviasi sebesar 3,354. Berdasarkan tabel. 16, data
skala consistent self yang diperoleh dari uji beda mean One-
Sample Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Data ini
menunjukkan bahwa mean empirik lebih tinggi daripada mean
teoretik, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat consistent self yang tinggi.
One-Sample Test
Test Value = 12
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Consistent
Self
3,459 99 ,001 1,160 ,49 1,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel. 17
Kategorisasi Kecenderungan Variabel Consistent Self
Kategori Kelas Interval Jumlah Persentase
Sangat Tinggi 18,18 < X 4 4%
Tinggi 14,83 < X ≤ 18,18 35 35%
Sedang 11,49 < X ≤ 14,83 29 29%
Rendah 8,14 < X ≤ 11,49 20 20%
Sangat Rendah X ≤ 8,14 12 12%
100 100%
Berdasarkan hasil tabel. 17 kategorisasi
kecenderungan variabel consistent self, ditemukan bahwa dari
100 subjek terdapat 4 subjek (4%) memiliki tingkat consistent
self sangat tinggi, 35 subjek (35%) memiliki tingkat consistent
self yang tinggi, 29 subjek (29%) memiliki tingkat consistent self
yang sedang, 20 subjek (20%) memiliki tingkat consistent self
yang rendah serta 12 subjek (12%) memiliki tingkat consistent
self sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek
yang menggunakan aplikasi kencan online memiliki consistent
self kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5. Online Presentation Preference
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘 = (1 × 3) + (5 × 3)
2=
18
2= 9
Tabel. 18
Data Empiris Skala Online Presentation Preference
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Online
Presentation
Preference
100 6,89 2,395 ,239
Hasil mean empirik pada skala online presentation
preference sebesar 6,89, sedangkan hasil mean teoretik pada
skala tersebut sebesar 9 dengan standar deviasi sebesar 2,395.
Berdasarkan tabel. 18, data skala online presentation preference
yang diperoleh dari uji beda mean One-Sample Test diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000. Data ini menunjukkan bahwa
mean empirik lebih rendah daripada mean teoretik, sehingga
One-Sample Test
Test Value = 9
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lowe
r
Uppe
r
Online
Presentation
Preference
-8,811 99 ,000 -2,110 -2,59 -1,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
tingkat online presentation preference yang rendah.
Tabel. 19
Kategorisasi Kecenderungan Variabel Online Presentation
Preference
Kategori Kelas Interval Jumlah Persentase
Sangat Tinggi 10,47 < X 9 9%
Tinggi 8,08 < X ≤ 10,47 24 24%
Sedang 5,7 < X ≤ 8,08 39 39%
Rendah 3,31 < X ≤ 5,7 18 18%
Sangat Rendah X ≤ 3,31 10 10%
100 100%
Berdasarkan hasil tabel. 19 kategorisasi kecenderungan
variabel online presentation preference, ditemukan bahwa dari
100 subjek terdapat 9 subjek (9%) memiliki tingkat online
presentation preference yang sangat tinggi, 24 subjek (24%)
memiliki tingkat online presentation preference yang tinggi, 39
subjek (39%) memiliki tingkat online presentation preference
yang sedang, 18 subjek (18%) memiliki tingkat online
presentation preference yang rendah serta 10 subjek (10%)
memiliki tingkat online presentation preference yang sangat
rendah. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek yang
menggunakan aplikasi kencan online memiliki online
presentation preference kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
penelitian memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik
korelasi tertentu. Uji asumsi dalam penelitian ini meiputi uji normalitas
menggunakan Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-
Smirnov dan uji linearitas menggunakan test for linearity dalam SPSS
for Windows versi 26.
a. Uji Normalitas
Data yang terdistribusi secara normal memiliki nilai p > 0,05.
Sedangkan data yang didapatkan dari penghitungan uji normalitas
berupa p < 0,05 berarti data tersebut tidak terdistribusi normal
(Santoso, 2010). Hasil uji normalitas menggunakan Lilliefors
Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS
for Windows versi 26 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 20
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kejelasan Konsep Diri ,081 100 ,100
Ideal Self ,089 100 ,048
Multiple Selves ,111 100 ,004
Consistent Self ,099 100 ,017
Online Presentation
Preference
,152 100 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel. 20 diketahui
bahwa pada skala kejelasan konsep diri (p=0,100) memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sedangkan, pada skala
presentasi diri yang terdiri dari ideal self (p=0,048) memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Multiple selves (p=0,004)
memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Consistent
self (p=0,017) memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05).
Online preference presentation (p=0,000) memiliki nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa data
penelitian ada yang tidak terdistribusi secara normal, maka
penelitian ini akan menggunakan teknik korelasi non-parametrik
Spearmen’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat bentuk hubungan antar
variabel, apakah kedua variabel dalam penelitian ini menunjukkan
hubungan yang mengikuti garis lurus atau tidak. Hubungan antar
variabel dapat dikatakan linear ketika nilai p < 0,05. Sebaliknya jika
nilai p > 0,05 maka hubungan antar variabel tersebut tidak linear
(Santoso, 2010). Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel. 21
Hasil Uji Linearitas
Linearity Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig
Ideal Self * Kejelasan
Konsep Diri
220,437 1 220,437 5,738 ,019
Multiple
Selves * Kejelasan
Konsep Diri
357,496 1 357,496 15,746 ,000
Consistent Self *
Kejelasan
Konsep Diri
26,134 1 26,134 2,380 ,127
Online Presentation
Preference
* Kejelasan Konsep Diri
27,766 1 27,766 5,500 ,022
Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel. 21 diketahui
bahwa data penelitian memiliki pola hubungan yang linear atau
mengikuti garis lurus karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
(p=0,019). Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan konsep diri
memiliki hubungan yang linear dengan ideal self.
Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel. 21 diketahui
bahwa data penelitian memiliki pola hubungan yang linear atau
mengikuti garis lurus karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan konsep diri
memiliki hubungan yang linear dengan multiple selves.
Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel. 21 diketahui
bahwa data penelitian memiliki pola hubungan yang tidak linear atau
tidak mengikuti garis lurus karena nilai signifikansi lebih dari 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(p=0,127). Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan konsep diri
memiliki hubungan yang tidak linear dengan consistent self.
Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel. 21 diketahui
bahwa data penelitian memiliki pola hubungan yang linear atau
mengikuti garis lurus karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
(p=0,022). Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan konsep diri
memiliki hubungan yang linear dengan online presentation
preference.
2. Uji Hipotesis
Hasil uji asumsi yang telah dilakukan menunjukkan distribusi
data yang tidak normal dari skala Presentasi Diri (ideal self, multiple
selves, consistent self dan online presentation preference). Oleh karena
itu, uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik
korelasi Spearman’s rho pada program SPSS for Windows versi 26.
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman’s
Rho adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel. 22
Hasil Uji Korelasi Spearmen’s rho
Spearman’s
Rho
Variabel Correlation
Coefficient
Sig.
Kejelasan
Konsep Diri
Ideal Self
-,216
,031
Kejelasan
Konsep Diri
Multiple Selves
-,381
,000
Kejelasan
Konsep Diri
Consistent Self
,156
,061
Kejelasan
Konsep Diri
Online
Presentation
Preference
-,217
,030
Hasil uji korelasi pada Tabel. 22 dapat dikatakan memiliki
hubungan yang signifikan apabila p<0,05. Berdasarkan hasil uji
korelasi yang dilakukan pada variabel kejelasan konsep diri dan ideal
self didapatkan p=0,031 atau p<0,05. Kemudian, diperoleh koefisien
korelasi menunjukkan skor sebesar -0,216 yang tergolong lemah
(Siregar, 2013). Artinya, terdapat hubungan negatif antara kejelasan
konsep diri dan ideal self. Dengan kata lain, semakin tinggi kejelasan
konsep diri maka semakin rendah ideal self, begitu sebaliknya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang mengatakan ada hubungan
negatif antara kejelasan konsep diri dan ideal self terbukti.
Hasil uji korelasi pada Tabel. 22 dapat dikatakan memiliki
hubungan yang signifikan apabila p<0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang dilakukan pada variabel kejelasan konsep diri dan multiple selves
didapatkan p=0,000 atau p<0,05. Kemudian, diperoleh koefisien
korelasi menunjukkan skor sebesar -0,381 yang tergolong lemah
(Siregar, 2013).. Artinya, terdapat hubungan negatif antara kejelasan
konsep diri dan multiple selves. Dengan kata lain, semakin tingi
kejelasan konsep diri maka semakin rendah multiple selves, begitu
sebaliknya. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa hipotesis yang
mengatakan ada hubungan negatif antara kejelasan konsep diri dan
multiple selves terbukti.
Hasil uji korelasi pada Tabel. 22 dapat dikatakan memiliki
hubungan yang signifikan apabila p<0,05. Berdasarkan hasil uji
korelasi yang dilakukan pada variabel kejelasan konsep diri dan
consistent self didapatkan p=0,061 atau p>0,05. Selanjutnya, diperoleh
koefisien korelasi menunjukkan skor sebesar 0,156 yang tergolong
sangat kuat (Siregar, 2013). Artinya, tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kejelasan konsep diri dan consistent self. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis yang mengatakan ada hubungan positif
dan signifikan antara kejelasan konsep diri dan consistent self tidak
terbukti.
Hasil uji korelasi pada Tabel. 22 dapat dikatakan memiliki
hubungan yang signifikan apabila p<0,05. Berdasarkan hasil uji
korelasi yang dilakukan pada variabel kejelasan konsep diri dan online
presentation preference didapatkan p=0,030 atau p<0,05. Selanjutnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
diperoleh koefisien korelasi menunjukkan skor sebesar -0,217 yang
tergolong lemah (Siregar, 2013). Artinya, terdapat hubungan negatif
dan signifikan antara kejelasan konsep diri dan online presentation
preference. Dengan kata lain, semakin tinggi kejelasan konsep diri
maka akan semakin rendah online presentation preference, begitu
sebaliknya. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa hipotesis yang
mengatakan ada hubungan negatif antara kejelasan konsep diri dan
online presentation preference terbukti.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji Spearman’s
rho menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara
kejelasan konsep diri dan ideal self (r= -0,0216; p= 0,031). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki kejelasan konsep diri
yang tinggi akan lebih stabil dalam mempresentasikan diri mereka secara
online. Selain itu, individu juga akan lebih percaya diri, sehingga cenderung
lebih bersikap positif terhadap dirinya. Individu yang berada tahap dewasa
awal dianggap sudah lebih stabil dibandingkan dengan remaja. Dengan
demikian, individu dewasa awal dengan kejelasan konsep diri yang tinggi
akan lebih stabil dan percaya diri, menampilkan diri mereka serealistis
mungkin (Toma dan Hancock, 2013), sehingga individu akan cenderung
kurang menampilkan ideal self mereka secara online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Disisi lain, individu yang memiliki kejelasan konsep diri yang
rendah cenderung kurang stabil dan kurang yakin pada diri nyata, sehingga
besar kemungkinan individu akan membuat presentasi diri sesuai dengan
citra diri ideal yang mereka inginkan agar lebih percaya diri saat
mempresentasikan diri secara online. Hal tersebut mendukung penelitian
Fullwood et al. (2016) yang menyatakan bahwa individu dengan kejelasan
konsep diri yang kurang stabil cenderung lebih sering menampilkan diri
idealnya. Ketika individu tidak yakin bagaimana orang lain akan
memandang dirinya, maka jenis presentasi diri yang akan dipilih yaitu
sesuai keinginan seperti apa individu ingin menampilkan citra dirinya yang
ideal agar mendapat kesan positif dari orang lain dan meningkatkan
kepopularitasannya (Fullwood et al., 2016).
Selanjutnya, hasil uji Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri dan
multiple selves (r = -0,381; p = 0,000). Individu dengan kejelasan konsep
diri yang lebih stabil memiliki pandangan yang jelas dan konsisten terhadap
dirinya, sehingga individu juga akan lebih stabil ketika mempresentasikan
dirinya (Campbell et al., 1996 dalam Lewandowski, 2010). Dengan
demikian, kecil kemungkinan individu untuk menampilkan versi banyak
diri mereka yang berbeda-beda.
Sementara itu, individu dengan kejelasan konsep diri yang kurang
stabil cenderung akan lebih sering menampilkan banyak versi diri mereka
dalam lingkungan online. Hal tersebut didukung oleh penelitian Fulwood
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(2016) yang mengatakan bahwa individu dengan kejelasan konsep diri yang
rendah, lebih mungkin menampilkan versi-versi diri yang berbeda sebagai
suatu tindakan penemuan diri ketika mereka berusaha untuk memahami diri
mereka dan menemukan diri yang mereka sukai. Selain itu, individu akan
menampilkan presentasi diri yang lebih beragam sehingga yang ditampilkan
individu dalam diri onlinenya tidak konsisten dengan diri offlinenya.
Kemudian, hasil uji Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri dan
online presentation preference (r = -0,217; p = 0,030). Individu dewasa
yang memiliki kejelasan konsep diri yang stabil cenderung lebih sedikit
menghabiskan waktu online untuk mempresentasikan diri mereka secara
online.
Sedangkan, individu dengan kejelasan konsep diri yang kurang
stabil ada kemungkinan akan lebih sering menghabiskan lebih banyak
waktu online untuk mempresentasikan diri mereka secara online. Hal
tersebut didukung dengan penelitian Fullwood et al. (2016) yang
mengungkapkan bahwa semakin tinggi kejelasan konsep diri individu
dewasa, maka akan semakin rendah kecenderungan individu menampilkan
diri secara online. Individu dengan kejelasan konsep diri yang rendah akan
cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk online di aplikasi
kencan online untuk menguji berbagai presentasi diri online, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak dari yang biasanya dikeluarkan
(Fulwood et al., 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hasil uji Spearman’s rho menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kejelasan konsep diri dan consistent self
(r=0,156; p= 0,061). Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian Fullwood
et al. (2016) yang menyatakan bahwa individu dengan kejelasan konsep diri
yang tinggi cenderung lebih stabil dan memiliki keyakinan diri yang lebih
konsisten, sehingga individu akan cenderung menampilkan citra diri yang
konsisten baik secara online maupun offline ketika menggunakan aplikasi
kencan online. Sedangkan dalam penelitian ini, hubungan antara kejelasan
konsep diri dan consistent self tidak terbukti.
Hasil wawancara yang diperoleh yaitu beberapa subjek
mengungkapkan bahwa dalam menggunakan aplikasi kencan online mereka
cenderung menampilkan dirinya dengan membuat versi diri yang lebih
menarik (faking good). Dengan demikian, subjek cenderung kurang
konsisten baik dalam online maupun offline. Hal ini sesuai dengan DeVito
(1986) yang menyatakan bahwa sebagian besar orang dalam aplikasi kencan
online mencantumkan informasi palsu dalam profil mereka agar terlihat
lebih menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan negatif dan signifikan antara kejelasan konsep diri dan ideal self
(r = -0,0216; p = 0,031); multiple selves (r = -0,381; p = 0,000); dan online
presentation preference (r = -0,217; p = 0,030). Selain itu, tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kejelasan konsep diri dan consistent self (r
= 0,156; p= 0,061).
Hal tersebut berarti semakin tinggi kejelasan konsep diri pengguna
aplikasi kencan online usia 20-40 tahun, maka semakin rendah ideal self
pengguna aplikasi kencan online usia 20-40 tahun, begitu sebaliknya.
Selanjutnya, semakin tinggi kejelasan konsep diri pengguna aplikasi kencan
online usia 20-40 tahun, maka semakin rendah multiple selves pengguna
aplikasi kencan online usia 20-40 tahun, dan sebaliknya. Sedangkan,
semakin tinggi kejelasan konsep diri pengguna aplikasi kencan online usia
20-40 tahun, maka semakin rendah online presentation preference
pengguna aplikasi kencan online usia 20-40 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Saran untuk subjek dari hasil penelitian ini yakni meskipun
kejelasan konsep diri dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan
consistent self, namun ketiga jenis presentasi diri lainnya (ideal self,
multiple selves, online presentation preference) sudah cukup mewakili
fenomena presentasi diri yang terjadi di aplikasi kencan online.
Kejelasan konsep diri yang stabil adalah hal yang harus dimiliki oleh
individu yang berada pada tahap dewasa awal agar individu lebih
konsisten dan memiliki keyakinan diri yang positif, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan diri ketika menampilkan diri mereka di
aplikasi kencan online serta terhindar dari pemalsuan identitas.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Data dalam penelitian ini terdapat variabel yang memiliki
reliabilitas rendah yaitu pada jenis consistent self (reliabilitas=0,677)
dan online presentation preference (reliabilitas=0,549). Dengan adanya
keterbatasan tersebut, maka peneliti selanjutnya diharapkan untuk
memvalidasi alat ukur terlebih dahulu dengan mengecek item,
kemudian melakukan pengambilan data untuk melihat reliabilitasnya.
Selain itu, data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal, sehingga
saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah
subjek agar menghasilkan data yang mewakili populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
American Psychological Association (APA). (2007). APA Dictionary of
Psychology 1st Ed. Washington DC: American Psychological Association.
Andara, N. A. (2019). Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pengguna Aplikasi
Kencan Online (Tinder). Sumatera Utara: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi (Ed. 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barnes, B. S. (2008). Understanding Social Media from The Ecological
Perspective. Mediated Interpersonal Communication. New York:
Routledge.
Baumeister, R. F. (1982). A self-presentational view of social phenomena.
Psychological Bulletin, 91(1), 3–26. Doi:10.1037/0033-2909.91.1.3.
Baumister, R.F & Bushman, B.J. (2011). Social psychology and human nature ninth
edition. USA : Wadsworth Cengage Learning.
Campbell J.D., Trapnell P.D., Heine S.J., et al. (1996). Self-concept clarity:
measurement, personality correlates, and cultural boundaries. Journal of
Personality and Social Psychology, 70:141-156.
Campbell, J. D., & Lavallee, L. F. (1993). Who am I? The role of self-concept
confusion in understanding the behavior of people with low self-esteem. In
R. F. Baumeister (Ed.), Self-esteem: The puzzle of low self-regard (pp. 3–
20). New York: Plenum Press.
Campbell, J. D., & Di Paula, A. (2002). Perfectionistic self-beliefs: Their relation
to personality and goal pursuit. In G. L. Gordon & P. L. Hewitt (Eds.),
Perfectionism: Theory, research, and treatment (pp. 181–198).
Washington, DC: American Psychological Association.
Creswell, W. J. (2013). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. California: SAGE Publications, Inc.
Delamater, J. D., & Myers, D. J. (2007). Social psychology. American: Thomson
Wadsworth.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
DeVito, Joseph A. 1986. The Interpersonal Communication Book. Boston: Harper
and Row.
Erikson, E. H. (1989). Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Jakarta: Gramedia.
Fatonah, T. (2017). Heboh Pasangan Pacaran Setahun Via FB, saat Bertemu Malah
Bikin ‘Pingsan’, Begini Wujud Aslinya! Diakses dari
http://www.tribunnews.com/techno/2017/11/10/heboh-pasangan-
pacaran-setahun-via-fb-saat-bertemu-malah-bikin-pingsan-begini-wujud-
aslinya.
Fauzi, M. P. (2017). Pengguna Aplikasi Kencan Tertinggi di Rusia, Indonesia
Nomor Berapa?. Diakes pada tanggal 20 Maret 2019 dari
https://techno.okezone.com/read/2017/02/16/207/1620005/pengguna-
aplikasi-kencan-tertinggi-di-rusia-indonesia-nomor-berapa.
Finkel, E. J., Paul W. E., Benjamin R. K., Harry T. R., and Susan S. (2012). Online
dating: A Critical Analysis From the Perspective of Psychological Science.
Psychological Science 13(1): 3-66.
Fullwood C., James B., Chen W.J. (2016). Self-concept clarity and online self-
presentation in adolescents. Cyberpsychol Behav Soc Netw 19(12): 716-
720.
Goffman, E. (1959). The Presentation of self in everyday life. Garden City, NY:
Doubleday Anchor.
Gustina, H. (2015). Korelasi Media Sosial Instagram dengan Presentasi Diri
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau. Riau: Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Riau. Vol. 2(2).
Hardey, M. (2002). Life beyond the screen: Embodiment and identity through the
internet. The Sociological Review, Vol. 50(4), 570-585.
Hurlock. E.B. (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kramer, N. C., & Winter, S. (2008). Impression Management 2.0: The relationship
of self-esteem, extraversion, self-efficacy, and self-presentation within
social networking sites. Journal of Media Psychology, 20(3), 106-116.
https://doi.org/10.1027/1864-1105.20.3.106
Leary, M. R., & Kowalski, R. M. (1990). Impression management: A literature
review and two-component model. Psychological Bulletin, 107(1), 34–47.
Doi:10.1037/0033-2909.107.1.34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lewandowski Jr., G. W., Nardone, N., & Raines, A. J. (2010). The Role of The
Self-concept Clarity in Relationship Quality. Self and Identity, 9: 416-433.
Doi: 10.1080/15298860903332191
Luik, J. E. (2015). Media Sosial dan Presentasi Diri. Surabaya : Prodi Ilmu
Komunikasi, Universitas Kristen Petra.
Nastiti, A. D. S., & Purworini, D. (2018). Pembentukan Harga Diri: Analisis
Presentasi Diri Pelajar SMA di Media Sosial. Surakarta: Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal Komunikasi Vol. 10 (1), 33-47.
Pangastuti, H. (2015). Hubungan antara Narsisme dengan Presentasi Diri pada
pengguna jejaring sosial Facebook. Surakarta: fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Permata, W., & Sari, R. (2018). Presentasi Diri dalam Kencan Online pada Situs
dan Aplikasi Setipe dan Tinder. Surakarta : Fakultas Komunikasi dan
Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Vol 11 (2),
155-164.
Prasetyo, B. & Jannah, L.M. (2008). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Rafikasari, Diana. (2018). Ternyata Kencan Online Diminati Kalangan Usia Muda.
Diakses pada tanggal 7 April 2019 dari
https://makassar.sindonews.com/read/5469/7/ternyata-kencan-online-
diminati-kalangan-usia-muda-1518962540.
Rosenberg, M. (1979). Conceiving the self. New York: Basic Books
Santhika, Eka. (2017). Hati-hati, Ada Bahaya Dibalik Aplikasi Kencan Online.
Diakses pada tanggal 7 April 2019 dari
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171016191817-185-
248826/hati-hati-ada-bahaya-dibalik-aplikasi-kencan-online.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, edisi
5. Jakarta: Erlangga.
Saputra, A. (2016). Begini Awal Mula Perkenalan Rey Utami dan Suami. Diakses
dari https://www.liputan6.com/showbiz/read/2628390/begini-awal-mula-
perkenalan-rey-utami-dan-suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Siregar, S. (2013). Statistika deskriptif untuk penelitian: dilengkapi dengan
perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumanto, M. A. (2014). Psikologi Perkembangan : Fungsi dan Teori. CAPS
(Center of Academic Publishing Service): Jakarta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Sutataminingsih, R. (2009). Konsep Diri. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
Teixeira, Andrew. (2014). “Exploring The Reputation Of Online Dating Sites: A
Look Into How User Self-Disclosure And Encouragement By Such Virtual
Communities Can Affect User Satisfication, Trust And Perception Of The
Organization’s Emotional Appeal And Service Quality”. Tesis.
Quinnipiac University.
Toma, C. L., & Hancock, J. T. (2013). Looks and lies: The Role of Physical
Attractiveness in Online Dating Self-Presentation and Deception.
Communication Research, 37(3), 335–351.
Tuasikal, R.F., & Patria, B. (2019). Role of Social Support and Self-Concept Clarity
as Predictors on Thesis Writing Procrastination. Journal of Psychology
and Instruction, Vol. 3 (3), 76-82.
Vartanian L. R., & Dey S. (2013). Self-concept clarity, thin-ideal internalization,
and appearance-related social comparison as predictors of body
dissatisfaction. Journal of Body Image. The University of New South
Wales, Sydney, Australia.
Whitty, M. T. (2007). Love letters: The development of romantic relationships
throughout the ages. In K. McKenna, T. Postmes, U. Reips, & A. Joinson
(Eds.), Oxford handbook of Internet psychology (pp. 287-301). Oxford,
UK: Oxford University Press.
Whitty, M. T. & Carr, A. (2006). Cyberspace romance: The psychology of online
relationships. New York, NY: Palgrave Macmillan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SKALA PENELITIAN
(online)
Hallo, saya Chendrina Dayandra. Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang sedang menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/i untuk menjadi
partisipan dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner penelitian. Kuesioner
ini terdiri dari beberapa pernyataan.
Saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi pernyataan berikut ini dengan
jujur sesuai dengan keadaan diri Saudara/i saat ini. Tidak ada jawaban benar dan
salah. Jawaban yang Saudara/i berikan merupakan cerminan diri Saudara/i sendiri.
Kriteria Partisipan :
1. Usia 20 - 30 tahun
2. Menggunakan aplikasi kencan online
Saya menjamin kerahasiaan identitas dan respon yang anda berikan dalam skala
penelitian ini sesuai dengan Kode Etik Psikologi.
Terima kasih atas kesediaan Saudara/i untuk membantu mengisi skala penelitian
ini.
BAGIAN IDENTITAS
1. No. HP : _______________
2. Usia : ____ tahun
3. Jenis Kelamin
o Laki-laki
o Perempuan
4. Aplikasi Kencan Online yang digunakan
o Tinder
o Tantan
o Badoo
o Lainnya ___________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Skala Bagian I
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara/i
rasakan dan alami. Saudara/i diminta untuk menilai sejauh mana pernyataan
tersebut menggambarkan diri Saudara/i. Pada setiap pernyataan terdapat lima
pilihan jawaban, yaitu :
1 memiliki arti Sangat Tidak Setuju
2 memiliki arti Tidak Setuju
3 memiliki arti Netral
4 memiliki arti Setuju
5 memiliki arti Sangat Setuju
Jawablah secara jujur dan terbuka. Usahakan jangan ada pernyataan yang terlewati.
Terima kasih.
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Keyakinan saya tentang diri saya seringkali
bertentangan satu sama lain.
2 Dalam satu hari saya mungkin memiliki
pendapat tentang diri saya dan hari yang lain
saya mungkin memiliki pendapat yang berbeda.
3 Saya menghabiskan banyak waktu bertanya-
tanya tentang orang seperti apa saya sebenarnya.
4 Terkadang saya merasa bahwa saya bukanlah
saya yang sebenarnya tampak.
5 Ketika saya berpikir tentang orang seperti apa
saya di masa lalu, saya tidak yakin.
6 Saya jarang mengalami konflik antara aspek-
aspek yang berbeda dari kepribadian saya.
7 Terkadang saya berpikir bahwa saya
mengetahui orang lain lebih baik daripada saya
mengetahui diri saya sendiri.
8 Keyakinan saya tentang diri saya tampaknya
seringkali berubah.
9 Jika saya diminta untuk mendeskripsikan
kepribadian saya, deskripsi saya mungkin akan
berbeda dari satu hari ke hari lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
10 Bahkan jika saya menginginkan, saya tidak
berpikir saya akan memberi tahu seseorang
seperti apa saya sebenarnya.
11 Secara umum, saya memiliki kejelasan tentang
siapa saya dan orang seperti apa saya.
12 Seringkali sulit bagi saya untuk menentukan
pikiran saya tentang berbagai macam hal karena
saya tidak benar-benar tahu apa yang saya
inginkan.
Skala Bagian 2
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara/i
rasakan dan alami. Saudara/i diminta untuk menilai sejauh mana pernyataan
tersebut menggambarkan diri Saudara/i. Pada setiap pernyataan terdapat lima
pilihan jawaban, yaitu :
1 memiliki arti Sangat Tidak Setuju
2 memiliki arti Tidak Setuju
3 memiliki arti Netral
4 memiliki arti Setuju
5 memiliki arti Sangat Setuju
Jawablah secara jujur dan terbuka. Usahakan jangan ada pernyataan yang terlewati.
Terima kasih.
No. Item 1 2 3 4 5
1 Aplikasi kencan online membuat saya dapat
mengekspresikan diri saya.
2 Saya tidak dapat benar-benar menjadi diri saya
sendiri ketika online di aplikasi kencan.
3 Saya selalu menjadi diri saya sebenarnya ketika
online di aplikasi kencan online.
4 Cara saya menunjukkan diri saya ketika online
di aplikasi kencan online berbeda sangat
signifikan dengan kehidupan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
5 Berkomunikasi melalui aplikasi kencan online
memampukan saya mengatakan hal-hal yang
tidak dapat saya ungkapkan secara offline.
6 Saya merasa kepribadian saya ketika online di
aplikasi kencan online adalah pribadi saya yang
sesungguhnya.
7 Saya suka online di aplikasi kencan online
karena hal itu membuat saya menjadi berbeda.
8 Saya mendapati bahwasanya lebih mudah untuk
berkomunikasi dalam keadaan tatap muka.
9 Saya mendapati bahwasanya sulit untuk menjadi
diri saya sendiri di dunia nyata.
10 Saya merasa saya adalah orang yang sama di
dunia maya seperti halnya saya di dunia nyata.
11 Saya memilih menjadi online daripada offline.
12 Saya biasanya menggunakan pribadi-pribadi
yang berbeda ketika online di aplikasi kencan
online.
13 Saya dapat melepaskan diri dari diri saya sendiri
ketika online di aplikasi kencan online.
14 Saya seringkali berperilaku dengan pribadi-
pribadi yang berbeda dalam ruang online
tertentu.
15 Aplikasi kencan online memampukan saya
membuat identitas baru.
16 Saya dapat menunjukkan kualitas terbaik saya
secara online di aplikasi kencan online.
17 Saya dapat berbicara dengan orang-orang yang
biasanya tidak mau bicara dengan saya di
kehidupan nyata.
18 Saya adalah orang yang berbeda tergantung
pada ruang online dimana saya berada.
19 Saya merasa lebih nyaman berperilaku
sebagaimana saya ingin online di aplikasi
kencan online.
20 Saya menikmati memerankan identitas yang
berbeda ketika online di aplikasi kencan online.
21 Saya merasa bahwa saya dapat menjadi diri saya
yang ideal ketika online di aplikasi kencan
online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 2
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA PENELITIAN
(online)
Hallo, saya Chendrina Dayandra. Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang sedang menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/i untuk menjadi
partisipan dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner penelitian. Kuesioner
ini terdiri dari beberapa pernyataan.
Saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi pernyataan berikut ini dengan
jujur sesuai dengan keadaan diri Saudara/i saat ini. Tidak ada jawaban benar dan
salah. Jawaban yang Saudara/i berikan merupakan cerminan diri Saudara/i sendiri.
Kriteria Partisipan :
1. Usia 20 - 30 tahun
2. Menggunakan aplikasi kencan online
Saya menjamin kerahasiaan identitas dan respon yang anda berikan dalam skala
penelitian ini sesuai dengan Kode Etik Psikologi.
Terima kasih atas kesediaan Saudara/i untuk membantu mengisi skala penelitian
ini.
BAGIAN IDENTITAS
5. No. HP : _______________
6. Usia : ____ tahun
7. Jenis Kelamin
o Laki-laki
o Perempuan
8. Aplikasi Kencan Online yang digunakan
o Tinder
o Tantan
o Badoo
o Lainnya ___________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Skala Bagian I
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara/i
rasakan dan alami. Saudara/i diminta untuk menilai sejauh mana pernyataan
tersebut menggambarkan diri Saudara/i. Pada setiap pernyataan terdapat lima
pilihan jawaban, yaitu :
1 memiliki arti Sangat Tidak Setuju
2 memiliki arti Tidak Setuju
3 memiliki arti Netral
4 memiliki arti Setuju
5 memiliki arti Sangat Setuju
Jawablah secara jujur dan terbuka. Usahakan jangan ada pernyataan yang terlewati.
Terima kasih.
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Keyakinan saya tentang diri saya seringkali
bertentangan satu sama lain.
2 Dalam satu hari saya mungkin memiliki
pendapat tentang diri saya dan hari yang lain
saya mungkin memiliki pendapat yang berbeda.
3 Saya menghabiskan banyak waktu bertanya-
tanya tentang orang seperti apa saya sebenarnya.
4 Terkadang saya merasa bahwa saya bukanlah
saya yang sebenarnya tampak.
5 Ketika saya berpikir tentang orang seperti apa
saya di masa lalu, saya tidak yakin.
6 Terkadang saya berpikir bahwa saya
mengetahui orang lain lebih baik daripada saya
mengetahui diri saya sendiri.
7 Keyakinan saya tentang diri saya tampaknya
seringkali berubah.
8 Jika saya diminta untuk mendeskripsikan
kepribadian saya, deskripsi saya mungkin akan
berbeda dari satu hari ke hari lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
9 Bahkan jika saya menginginkan, saya tidak
berpikir saya akan memberi tahu seseorang
seperti apa saya sebenarnya.
10 Seringkali sulit bagi saya untuk menentukan
pikiran saya tentang berbagai macam hal karena
saya tidak benar-benar tahu apa yang saya
inginkan.
Skala Bagian 2
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara/i
rasakan dan alami. Saudara/i diminta untuk menilai sejauh mana pernyataan
tersebut menggambarkan diri Saudara/i. Pada setiap pernyataan terdapat lima
pilihan jawaban, yaitu :
1 memiliki arti Sangat Tidak Setuju
2 memiliki arti Tidak Setuju
3 memiliki arti Netral
4 memiliki arti Setuju
5 memiliki arti Sangat Setuju
Jawablah secara jujur dan terbuka. Usahakan jangan ada pernyataan yang terlewati.
Terima kasih.
No. Item 1 2 3 4 5
1 Aplikasi kencan online membuat saya dapat
mengekspresikan diri saya.
2 Saya tidak dapat benar-benar menjadi diri saya
sendiri ketika online di aplikasi kencan.
3 Saya selalu menjadi diri saya sebenarnya ketika
online di aplikasi kencan online.
4 Cara saya menunjukkan diri saya ketika online
di aplikasi kencan online berbeda sangat
signifikan dengan kehidupan nyata.
5 Berkomunikasi melalui aplikasi kencan online
memampukan saya mengatakan hal-hal yang
tidak dapat saya ungkapkan secara offline.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
6 Saya merasa kepribadian saya ketika online di
aplikasi kencan online adalah pribadi saya yang
sesungguhnya.
7 Saya suka online di aplikasi kencan online
karena hal itu membuat saya menjadi berbeda.
8 Saya mendapati bahwasanya lebih mudah untuk
berkomunikasi dalam keadaan tatap muka.
9 Saya mendapati bahwasanya sulit untuk menjadi
diri saya sendiri di dunia nyata.
10 Saya merasa saya adalah orang yang sama di
dunia maya seperti halnya saya di dunia nyata.
11 Saya memilih menjadi online daripada offline.
12 Saya biasanya menggunakan pribadi-pribadi
yang berbeda ketika online di aplikasi kencan
online.
13 Saya dapat melepaskan diri dari diri saya sendiri
ketika online di aplikasi kencan online.
14 Saya seringkali berperilaku dengan pribadi-
pribadi yang berbeda dalam ruang online
tertentu.
15 Aplikasi kencan online memampukan saya
membuat identitas baru.
16 Saya dapat menunjukkan kualitas terbaik saya
secara online di aplikasi kencan online.
17 Saya dapat berbicara dengan orang-orang yang
biasanya tidak mau bicara dengan saya di
kehidupan nyata.
18 Saya adalah orang yang berbeda tergantung
pada ruang online dimana saya berada.
19 Saya merasa lebih nyaman berperilaku
sebagaimana saya ingin online di aplikasi
kencan online.
20 Saya menikmati memerankan identitas yang
berbeda ketika online di aplikasi kencan online.
21 Saya merasa bahwa saya dapat menjadi diri saya
yang ideal ketika online di aplikasi kencan
online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN 3
RELIABILITAS SKALA KEJELASAN KONSEP DIRI, IDEAL SELF,
MULTIPLE SELVES, CONSISTENT SELF DAN ONLINE PRESENTATION
PREFERENCE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran Reliabilitas Skala
A. Skala Kejelasan Konsep Diri
1. Reliabilitas Skala Kejelasan Konsep Diri Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,771 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SCC1 34,53 50,661 ,460 ,751
SCC2 34,31 47,514 ,552 ,739
SCC3 34,38 48,314 ,418 ,754
SCC4 34,00 45,370 ,576 ,734
SCC5 34,24 47,480 ,473 ,747
SCC6 34,24 55,962 ,033 ,793
SCC7 34,42 48,840 ,395 ,757
SCC8 34,16 47,510 ,611 ,734
SCC9 33,65 48,749 ,529 ,743
SCC10 34,55 51,660 ,281 ,769
SCC11 33,44 54,510 ,164 ,777
SCC12 34,29 49,173 ,439 ,752
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Reliabilitas Skala Kejelasan Konsep Diri Setelah Seleksi Item
B. Skala Presentasi Diri
1. Reliabilitas Skala Ideal Self
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,732 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,805 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SCC1 27,62 46,018 ,474 ,789
SCC2 27,40 43,059 ,561 ,779
SCC3 27,47 45,661 ,314 ,808
SCC4 27,09 40,714 ,603 ,772
SCC5 27,33 42,150 ,536 ,781
SCC7 27,51 43,366 ,461 ,790
SCC8 27,25 43,341 ,599 ,776
SCC9 26,75 44,193 ,543 ,782
SCC10 27,64 46,569 ,317 ,805
SCC12 27,38 44,611 ,449 ,791
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
IDS1 22,16 30,917 ,367 ,714
IDS2 22,13 29,113 ,504 ,691
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Reliabilitas Skala Multiple Selves
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,764 5
3. Reliabilitas Skala Consistent Self
IDS3 22,36 31,125 ,348 ,718
IDS4 22,64 31,791 ,255 ,734
IDS5 22,04 28,517 ,441 ,702
IDS6 22,60 28,578 ,552 ,683
IDS7 22,24 30,925 ,320 ,723
IDS8 22,33 30,224 ,458 ,700
IDS9 21,95 29,497 ,437 ,702
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
MS1 9,53 12,476 ,596 ,699
MS2 10,09 12,195 ,644 ,682
MS3 9,76 12,073 ,620 ,689
MS4 9,91 12,455 ,622 ,690
MS5 9,22 15,322 ,226 ,822
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,677 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4. Reliabilitas Skala Online Presentation Preference
CS1 10,49 8,329 ,297 ,713
CS2 9,44 8,436 ,404 ,646
CS3 9,73 5,832 ,687 ,434
CS4 9,95 7,164 ,480 ,597
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,549 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
OP1 4,53 3,402 ,311 ,521
OP2 4,20 2,459 ,419 ,348
OP3 4,44 2,954 ,360 ,448
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 4 HASIL UJI NORMALITAS JENIS KELAMIN,
HASIL UJI BEDA MEAN JENIS KELAMIN (T-TEST), HASIL UJI BEDA
MEAN (MANN-WHITNEY U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin, Hasil Uji Beda Mean Jenis
Kelamin (Levene’s Test), Hasil Uji Beda Mean (Mann-Whitney U)
A. Hasil Uji Normalitas Jenis Kelamin
B. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin (Levene’s Test)
Variabel Jenis
Kelamin
N Mean Levene’s
Test for
Equality of
Variances
Independent samples test
F Sig. t df Sig.(2-
tailed)
Kejelasan
Konsep Diri
L 52 30,67 1,071 ,303 1,217 98 ,227
P 48 28,71 1,224 97,591 ,224
Ideal Self L 52 25,87 ,088 ,767 ,054 98 ,957
P 48 25,79 ,054 97,520 ,957
Multiple
Selves
L 52 12,77 ,813 ,369 ,078 98 ,938
P 48 12,69 ,078 95,709 ,938
Consistent
Self
L 52 12,63 ,921 ,340 -1,645 98 ,103
P 48 13,73 -1,651 97,992 ,102
Online
Presentatio
n
Preference
L 52 6,54 1,513 ,222 -1,538 98 ,127
P 48 7,27 -1,548 97,352 ,125
Tests of Normality
XJK
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XSCC 1 ,078 52 ,200* ,972 52 ,249
2 ,095 48 ,200* ,977 48 ,461
XIDS 1 ,118 52 ,069 ,946 52 ,020
2 ,089 48 ,200* ,991 48 ,969
XMS 1 ,094 52 ,200* ,965 52 ,135
2 ,176 48 ,001 ,925 48 ,005
XCS 1 ,100 52 ,200* ,969 52 ,183
2 ,114 48 ,151 ,977 48 ,469
XOP 1 ,159 52 ,002 ,931 52 ,005
2 ,154 48 ,006 ,964 48 ,148
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
C. Hasil uji beda mean (Mann-Whitney U)
Ranks
XJK N Mean Rank Sum of Ranks
XMS 1 52 50,94 2649,00
2 48 50,02 2401,00
Total 100
XOP 1 52 45,66 2374,50
2 48 55,74 2675,50
Total 100
Test Statisticsa
XMS XOP
Mann-Whitney U 1225,000 996,500
Wilcoxon W 2401,000 2374,500
Z -,159 -1,755
Asymp. Sig. (2-tailed) ,874 ,079
a. Grouping Variable: XJK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 5
HASIL UJI T MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran Hasil Uji T
A. Uji T Skala Kejelasan Konsep Diri
1. Uji T Skala Kejelasan Konsep Diri
B. Uji T Skala Presentasi Diri
1. Uji T Skala Ideal Self
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
XIDS 100 25,83 6,745 ,675
One-Sample Test
Test Value = 27
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
XIDS -1,735 99 ,086 -1,170 -2,51 ,17
2. Uji T Skala Multiple Selves
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
XSCC 100 29,73 8,086 ,809
One-Sample Test
Test Value = 30
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
XSCC -,334 99 ,739 -,270 -1,87 1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Uji T Skala Online Presentation Preference
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
XOP 100 6,89 2,395 ,239
One-Sample Test
Test Value = 9
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
XOP -8,811 99 ,000 -2,110 -2,59 -1,63
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
XMS 100 12,73 5,191 ,519
One-Sample Test
Test Value = 15
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
XMS -4,373 99 ,000 -2,270 -3,30 -1,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 6 HASIL UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran Uji Normalitas
A. Uji Normalitas Skala Kejelasan Konsep Diri
1. Uji Normalitas Kejelasan Konsep Diri
B. Uji Normalitas Skala Presentasi Diri
1. Uji Normalitas Ideal Self
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XIDS ,089 100 ,048 ,974 100 ,047
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Normalitas Multiple Selves
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XMS ,111 100 ,004 ,956 100 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
3. Uji Normalitas Consistent Self
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XCS ,099 100 ,017 ,972 100 ,034
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XSCC ,081 100 ,100 ,980 100 ,123
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4. Uji Normalitas Online Presentation Preference
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
XOP ,152 100 ,000 ,954 100 ,002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 7
HASIL UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran Hasil Uji Linearitas
A. Uji Linearitas Skala Kejelasan Konsep Diri Dan Presentasi Diri
1. Uji Linearitas Skala Kejelasan Konsep Diri dan Ideal Self
2. Uji Linearitas Skala Kejelasan Konsep Diri dan Multiple Selves
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
XIDS *
XSCC
Between
Groups
(Combined) 1776,327 28 63,440 1,651 ,047
Linearity 220,437 1 220,437 5,738 ,019
Deviation
from Linearity
1555,890 27 57,626 1,500 ,089
Within Groups 2727,783 71 38,419
Total 4504,110 99
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
XMS *
XSCC
Between
Groups
(Combined) 1055,720 28 37,704 1,661 ,045
Linearity 357,496 1 357,496 15,746 ,000
Deviation from
Linearity
698,224 27 25,860 1,139 ,324
Within Groups 1611,990 71 22,704
Total 2667,710 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
3. Uji Linearitas Skala Kejelasan Konsep Diri dan Consistent Self
4. Uji Linearitas Skala Kejelasan Konsep Diri dan Online Presentation
Preference
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
XCS *
XSCC
Between
Groups
(Combined) 333,683 28 11,917 1,085 ,380
Linearity 26,134 1 26,134 2,380 ,127
Deviation from
Linearity
307,549 27 11,391 1,037 ,436
Within Groups 779,757 71 10,982
Total 1113,440 99
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
XOP *
XSCC
Between
Groups
(Combined) 209,376 28 7,478 1,481 ,094
Linearity 27,766 1 27,766 5,500 ,022
Deviation from
Linearity
181,609 27 6,726 1,332 ,169
Within Groups 358,414 71 5,048
Total 567,790 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 8 HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran Hasil Uji Hipotesis
A. Uji Hipotesis Skala Kejelasan Konsep Diri Dan Presentasi Diri
1. Uji Hipotesis Skala Kejelasan Konsep Diri dan Ideal Self
2. Uji Hipotesis Skala Kejelasan Konsep Diri dan Multiple Selves
Correlations
XSCC XIDS
Spearman's rho XSCC Correlation Coefficient 1,000 -,216*
Sig. (2-tailed) . ,031
N 100 100
XIDS Correlation Coefficient -,216* 1,000
Sig. (2-tailed) ,031 .
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
XSCC XMS
Spearman's rho XSCC Correlation Coefficient 1,000 -,381**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 100 100
XMS Correlation Coefficient -,381** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Uji Hipotesis Skala Kejelasan Konsep Diri dan Consistent Self
Correlations
XSCC XCS
Spearman's rho XSCC Correlation Coefficient 1,000 ,156
Sig. (1-tailed) . ,061
N 100 100
XCS Correlation Coefficient ,156 1,000
Sig. (1-tailed) ,061 .
N 100 100
4. Uji Hipotesis Skala Konsep Diri dan Online Presentation Preference
Correlations
XSCC XOP
Spearman's rho XSCC Correlation Coefficient 1,000 -,217*
Sig. (2-tailed) . ,030
N 100 100
XOP Correlation Coefficient -,217* 1,000
Sig. (2-tailed) ,030 .
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 9 IJIN DARI PEMILIK SKALA POSS (PRESENTATION OF ONLINE SELF
SCALE)
(SCREENSHOT E-MAIL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Ijin dari Pemilik Skala POSS (Presentation of Online Self Scale)
(Screenshot e-mail)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI