7
KOMPLIKASI HERPES ZOSTER Alifvia Nabdakh, S.Ked Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2015 PENDAHULUAN Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu family herpesvirus yaitu varicella zoster virus (VZN) yang menyerang kulit dan mukosa.. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus kraniali sebagai akibat dari multifikasinya endogen VZV yang menetap pada saraf ganglia yang sebelumnya diawali dengan infeksi primer varicella. Insiden pada herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun. Meingkatnya insidensi pada usia lanjut ini berkaitan dengan menurunnya respon imun dimediasi sel yang dapat pula terjadi pada pasien imunokompromais seperti pasien infeksi HIV dan hematologic malignancy, pasien dengan keganasan, dan pasien yang mendapat obat imunosupresi. Namun, insidensinya pada pasien imunokompeten pun besar.

herpes zooster

  • Upload
    cibonie

  • View
    17

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

herpes zooster

Citation preview

KOMPLIKASI HERPES ZOSTER

Alifvia Nabdakh, S.Ked

Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

2015

PENDAHULUAN

Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu family herpesvirus yaitu varicella zoster virus (VZN) yang menyerang kulit dan mukosa.. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus kraniali sebagai akibat dari multifikasinya endogen VZV yang menetap pada saraf ganglia yang sebelumnya diawali dengan infeksi primer varicella.

Insiden pada herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun. Meingkatnya insidensi pada usia lanjut ini berkaitan dengan menurunnya respon imun dimediasi sel yang dapat pula terjadi pada pasien imunokompromais seperti pasien infeksi HIV dan hematologic malignancy, pasien dengan keganasan, dan pasien yang mendapat obat imunosupresi. Namun, insidensinya pada pasien imunokompeten pun besar.

Herpes zoster bukanlah penyakit yang mengancam jiwa. Akan tetapi Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-15% kasus, komplikasi yang terbanyak adalah postherpetic neuralgic yaitu berupa rasa nyeri yang persisten setelah krusta terlepas atau setelah lesi sembuh. Komplikasi ini jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Selain itu terdapat pula komplikasi berupa nekrosis retinal akut dan paralisis otot.

Herpes zoster dikarakteristiki oleh sakit dan sensasi lokal kulit lain (seperti terbakar, geli, dan gatal), sakit kepala, tidak enak badan dan (paling sering) demam .

Pada awalnya erupsi berupa papul dan plak eritem yang dalam beberapa jam akan menjadi vesikel. Vesikel-vesikel baru terus terbentuk selama beberapa hari, biasanya 1-5 hari, dipengaruhi usia pasien, beratnya penyakit, dan imunitas pasien. Vesikel baru menandakan aktivitas replikasi virus. Vesikel selanjutnya dapat berubah menjadi bula, vesikel hemoragik, pustul, krusta, lalu menyembuh

Selama terjadinya stage varicella, VZV masuk melewati lesi pada kulit dan permukaan mukosa kedalam ujung-ujung saraf dan ditransportasikan dari cabang-cabang saraf ke saraf ganglia dan memasuki masa laten, herpes zoster sering muncul pada dermatome dibagian ruam varicella yang paling banyak densitasnya.Meskipun masa laten virus memiliki potensi untuk mengalami kekambuhan, hal ini tidak sering terjadi. Mekanisme reactivasi dari VZV sendiri masih belum jelas akan tetapi hal ini sering dikaitkan dengan kondisi immunosuppression, stress emotional, an trauma local.

.

PEMBAHASAN

A. Posherpetic neuralgic

Postherpetic neuralgic termasuk jenis nyeri neuropatik yang bermanifestasi dalam bentuk alodinia, hiperalgesia, maupun nyeri spontan. Faktor risiko utama neuralgia pascaherpetika antara lain usia tua, lesi kulit yang hebat, nyeri akut yang berat, dan adanya nyeri prodromal pada dermatom sebelum munculnya ruam.

Neuralgic Posherpetic (NPH) ditandai gangguan fungsi saraf yang menyerang saraf nosiseptif (penghantar rangsang nyeri) dan sensorik. Terbentuknya persambungan sel-sel saraf yang abnormal dan ketidakseimbangan pengaturan otomatis pada sistem penghambatan serta perangsangan saraf juga ditemukan dan berperan terhadap timbulnya nyeri pada kasus ini. Tidak semua kasus herpes zoster diikuti dengan NPH. Kasus ini lebih sering ditemukan pada lansia sepeti serangan herpes zoster di wajah bagian atas dan lengan, nyeri hebat pada saat serangan herpes zoster, dan ruam kulit yang sangat banyak pada saat serangan herpes zoster. Pasien mersakan nyeri di tempat yang tadinya terdapat ruam kulit. Nyeri demikian dapat dikategorikan sebagai NPH jika masih dirasakan sampai lebih dari 3 bulan sejak hilangnya ruam kulit. Sifat nyeri umumnya terasa seperti ditusuk-tusuk dan dapat dicetuskan oleh sentuhan ringan.

a) Patofi siologi

Pada keadaan fisiologis, stimulus nosiseptif diterima oleh 3 macam reseptor saraf, yakni mekanoseptor, termoreseptor, dan nosiseptor polimodal. Mekanoseptor diaktivasi oleh stimulus mekanis, kemudian ditransmisikan oleh serabut saraf A dan C, sedangkan termoreseptor diaktivasi oleh stimulus termal yang kebanyakan ditransmisikan oleh serabut saraf C. Serabut saraf A dan C merupakan serabut saraf aferen pada akson distal dari neuron sensoris primer. Serabut saraf C sangat halus, tidak bermyelin, mengalirkan stimulus secara lambat. Serabut saraf C adalah serabut saraf polimodal dan mentransmisikan nyeri tumpul atau seperti terbakar. Serabut saraf A bermyelin tipis dan mengalirkan stimulus dengan cepat. Serabut saraf A merespons sentuhan ringan, suhu, tekanan, serta nyeri bersifat tajam dan dapat meletupkan potensial aksi sesuai dengan proporsi intensitas stimulus yang diterimanya. Neuralgia pascaherpetika termasuk nyeri neuropatik, yakni nyeri yang disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi primer pada system saraf. Pada nyeri neuropatik terjadi kerusakan saraf perifer dan perubahan sinyal sistem saraf pusat, sehingga terjadi letupan potensial aksi spontan, ambang aktivasi saraf yang menurun, dan peningkatan respon terhadap stimulus Mekanisme terjadinya neuralgia pascaherpetika dapat berlainan pada setiap individu sehingga manifestasi nyeri yang berhubungan dengan neuralgia pasca herpetika juga berlainan. Replikasi virus di dalam ganglion dorsalis menyebabkan respon inflamasi berupa pembengkakan, perdarahan, nekrosis dan kematian sel neuron. Kemudian virus akan menyebar secara sentrifugal sepanjang saraf menuju ke kulit, menyebabkan infl amasi dan kerusakan saraf perifer. Kadang-kadang virus menyebar secara sentripetal ke arah medula spinalis (mengenai area sensorik dan motorik) serta batang otak. Hal ini menyebabkan sensitisasi ataupun deaferenisasi elemen saraf perifer dan sentral

B. Nekrosis retinal akut

C. \

D.

E.

F. Paralisis otot

G.

H.

I.

J.

REFERENSI

(gambaran klinis)

Biasanya muncul ruam zoster (23 hari). Ruam menyebar ke seluruh kulit yang terkena, berkembang menjadi papula, vesikel (3-5 hari) dan tahap krusta (7-10 hari), memerlukan 2-4 minggu untuk sembuh. Lesi baru berlanjut muncul untuk beberapa hari. Kelainan kulit hanya setempat dan hanya mengenai sebelah bagian tubuh saja, yaitu terbatas hanya pada daerah kulit yang dipersyarafi oleh satu syaraf sensorik. Syaraf yang paling sering terkena adalah C3, T5, L1, dan L2, dan syaraf trigeminal.

Beberapa hari sebelum lesi kulit timbul, pasienbiasanya merasa nyeri di lokasi yang terkena. Lesi kulit dapat juga muncul tanpa didahului rasa nyeri, atau bahkan tidak disertai rasa nyeri.Pada keadaan tertentu dapat juga terjadi nyeri tanpa lesi kulit di tempat tersebut

2