5
A. Maksud dan tujuan - Untuk mempelajari proses hemolisis dan keriput pada membran eritrosit. - Mempelajari dan mengetahui ketahanan membran eritrosit terhadap penurunan tekanan osmosis plasma (Erythrocyte Fragility Test = Tes Fragilitas Eritrosit) B. Dasar teori Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma). C. Materi dan metode Alat dan bahan : Darah sapi dan antikoagulans NaCl fisiologis Lrt. NaCl 5%; 3%. Gelas arloji Lrt. Ureum 1.8% dalam NaCl 0.9% Lrt. Ureum 1.8% dalam aquades Spuit atau pipet Kaca benda (obyec glass) dan penutup (cover glass) Mikroskop Natrium sitrat 3.8% Tabung reaksi dan raknya Metode : - hemolisis : pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis - fragilitas : tekanan osmosis tegangan muka dinding eritrosit

Hemolisis Dan Fragiilitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cttn

Citation preview

Page 1: Hemolisis Dan Fragiilitas

A. Maksud dan tujuan

- Untuk mempelajari proses hemolisis dan keriput pada membran eritrosit.

- Mempelajari dan mengetahui ketahanan membran eritrosit terhadap penurunan tekanan osmosis plasma (Erythrocyte Fragility Test = Tes

Fragilitas Eritrosit)

B. Dasar teori

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan

membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan

permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila

medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan

masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak

kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam

medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium

luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke

dalam medium luar eritrosit (plasma).

C. Materi dan metode

Alat dan bahan :

 Darah sapi dan antikoagulans

 NaCl fisiologis

 Lrt. NaCl 5%; 3%.

 Gelas arloji

 Lrt. Ureum 1.8% dalam NaCl 0.9%

 Lrt. Ureum 1.8% dalam aquades

 Spuit atau pipet

 Kaca benda (obyec glass) dan penutup (cover glass)

 Mikroskop

 Natrium sitrat 3.8%

 Tabung reaksi dan raknya

Metode :

- hemolisis : pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis

- fragilitas : tekanan osmosis tegangan muka dinding eritrosit

Page 2: Hemolisis Dan Fragiilitas

D. Tata kerja

a. Tekanan osmotik eritrosit (test fragilitas)

1. Ambillah 6 buah tabung reaksi yang bersih dan berilah tanda nomor 1 sampai 6

2. Ke dalam tabung tersebut berturut (dari no. 1-6) dimasukkan larutan NaCl 5% sebanyak 0.8; 0,7; 0.6; 0.5; 0.4; dan 0.3 ml

menggunakan pipet hisap kap. 1 ml.

3. Kemudian pada tiap tabung tsb. (1-6) ditambahkan aquades 4.2; 4.3; 4.4; 4.5; 4.6; dan 4.7 ml menggunakan pipet hisap kap. 5

ml,.sehingga sekarang volume larutan dalam tiap tabung masing-masing menjadi 5 ml. Aduklah (bolak-baliklah hingga campur

dengan baik. Taruh pada rak tabung.

4. Hitunglah kadar NaCl sekarang dalam tiap tabung!

5. Teteskan darah sapi sebanyak 5 tetes ke dalam setiap tabung (menggunakan pipet kap. 1 ml atau pipet dropping). Campur (bolak-

balik) hingga homogen, taruh pada rak (jangan sampai terjadi goncangan pada tabung).

6. Tunggu sampai 1 jam, amati pada lapis atas di setiap tabung. Dari tabung no. 1 lrt. Tampak 2 lapis, dimana lapis atas berwarna jernih

(ini berarti darah tidak mengalami pecah membran/tidak hemolisis). Selanjutnya amati pada tabung manakah yang lapis atas mulai

berwarna merah (disinilah mulai terjadinya pecah membran = titik fragilitas eritrosit). Pada tabung no. 6 terjadi hemolisis total

yang ditandai warna merah transparan pada semua bagian.

7. Tentukan tabung mana (no. berapa = kadar berapa) terjadinya fragilitas eritrosit.

b. Hemolisis dan keriput.

1. Mengambil 3 tabung reaksi dan beri label A, B, dan C, lalu masing-masing tuangi 1 ml darah sapi, kemudian tambahkan pada tabung

B : 3 ml NaCl 3 %; C 3 ml aquades, bolak-baliklah hingga campur rata (perhatikan warna darah sekarang) dan tabung A dibiarkan

sebagai kontrol.

2. Menuangkan dari tabung A, B, dan C masing-masing 1 ml. ke dalam 3 buah gelas arloji, taruh di atas benda hitam (perhatikan pada

gelas arloji mana yang benda hitam tadi tampak). Sekarang taruh diatas benda putih (kertas yang ada tulisannya), perhatikan

gelas arloji mana yang tulisannya bisa dibaca.

3. Mengambil masing-masing setetes contoh darah dengan lidi dari gelas arloji tadi di atas gelas benda dan tutup dengan gelas cover.

Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400X, apa yang saudara lihat (tidak ada eritrosit, keriput dan atau terlihat normal,

dan gambar).

Page 3: Hemolisis Dan Fragiilitas

4. Mengambil darah dari tabung B 1 ml taruh di tabung reaksi yang baru (kosong), tambah dengan aquades 3 ml campurlah. Juga ambil

darah dari tabung C, taruh pada tabung kosong 1 ml, tambah 3 ml NaCl 3%, campur dengan baik. Kerjakan kembali pemeriksaan

seperti pada no. 2 dan 3 (diatas benda hitam dan putih). Apa yang saudara lihat! Bila selesai, cucilah tabung-tabung tersebut.

5. menyediakan 2 tabung reaksi beri label D dan E, masing-masing 1 ml darah sapi, lalu tabung D tambahkan 3 ml larutan ureum 1.6%

dalam aquades dan tabung E ditambah 3 ml larutan ureum 1.6% dalam NaCl 0.9%.

6. Kerjakan pemeriksaan seperti no. 2 dan 3 di atas.

7. Menentukan tabung mana (nomor berapa = kadar berapa) terjadinya fragilitas eritrosit

E. Hasil Percobaan

Tes Fragilitas

NO Kadar NaCl Pengamatan

makroskopis

1 0.8

Lapisan atas bening , berwarna merah gelap terdapat endapan

dan tidak hemolisis

2 0.7 Lapisan atas bening, berwarna merah gelap terdapat endapan dan

tidak hemolisis

3 0.6 Lapisan atas bening, berwarna merah gelap terdapat endapan dan

tidak hemolisis

4 0.5 Lapisan atas mulai keruh, terdapat sedikit endapan,terjadi hemolisis

tapi hanya sedikit dan plasma darah banyak

5 0.4 Lapisan atas mulai keruh, terdapat sedikit sekali endapan, terjadi

hemolisis dan plasma darah lebih banyak

6 0.3 Lapisan atas merah terang tidak ada endapan karena eritrosit pecah

total dan terjadi hemolisis

Page 4: Hemolisis Dan Fragiilitas

Hemolisis dan keriput

Tabung Perlakuan Makroskopis Mikroskopis Keterangan

(Lisis/keriput)

A 1cc NaCl 3% + 1

tetes darahBerkabut

Keriput

+ 3 cc aquades Berkabut Keriput

B 1 cc darah + 3 cc

aquadesTransparan

Lisis

+1 cc NaCl 3 % Transparan Lisis

PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yaitu tes fragilitas atau tes ketahanan eritrosit terhadap lingkungan luar.  Pada hasil percobaan kami eritrosit mengalami hemolisis pada

tabung 4 yaitu darah yang diberi NaCl dengan kadar 0.5.  Hemolisis terjadi karena adanya larutan hipotonis, sehingga eritrosit menjadi rapuh dan pecah dan hemoglobin tumpah.

Pada tabung nomor 4 merupakan titik fragilasi karena pada tabung nomor 4 mulai terjadi hemolisis.

Percobaan kedua yaitu hemolisis atau keriput. Pada hasil percobaan praktikum kami, pada tabung A darah diberi NaCl eritrosit menjadi keriput.

KESIMPULAN

Eritrosit pecah jika diberi larutan hipertonis

Page 5: Hemolisis Dan Fragiilitas

Eritrosit menggembung jika diberi larutan Hipotonis

Darah yang telah mengalami hemolisis akan dapat tembus cahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan, N.S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik.

Penerbit Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.

Penuntun Praktikum Fisiologi Veteriner I. Fakultas Kedokteran Hewan.

Universitas Udayana. Bali.

Materi Kuliah Fisiologi Veteriner I

L A B E L :   K E D O K T E R A N H E W A N ,   V E T E R I N E R