15
PENUGASAN REFERAT BLOK KEGAWATDARURATAN HEAT STROKE DISUSUN OLEH : NAMA : ERWIN ARITAMA ISMAIL NIM : 07711091 TUTOR : DR.ADAM SUYADI SPB

Heatstroke Fixed

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Heatstroke Fixed

PENUGASAN REFERAT

BLOK KEGAWATDARURATAN

HEAT STROKE

DISUSUN OLEH :

NAMA : ERWIN ARITAMA ISMAIL

NIM : 07711091

TUTOR : DR.ADAM SUYADI SPB

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2010

Page 2: Heatstroke Fixed

Daftar Isi

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

HEAT STROKE

I. DEFINISI................................................................................ 1

II. KLASIFIKASI........................................................................... 1

III. ETIOLOGI.............................................................................. 2

IV. PATOFISIOLOGI.................................................................... 2

V. GEJALA................................................................................. 3

VI. DIAGNOSIS........................................................................... 4

VII. PEMERIKSAAN .................................................................... 4

VIII. PENATALAKSANAAN............................................................. 5

IX. DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 6

Page 3: Heatstroke Fixed

Heat Stroke

I. Definisi

Heat stroke adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat

hingga 400 C (1040F) atau lebih dan berhubungan dengan disfungsi

dan tanda-tanda kegagalan sistem organ yang multipel. Heat stroke

dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas

yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya

diperlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan dan

organ lainnya.

II. Klasifikasi Heat stroke

Heat stroke terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Exertional Heat Stroke (EHS)

Exertional heat stroke pada umumnya terjadi pada individu-

individu muda yang terlibat dalam aktivitas berat dalam jangka

waktu yang lama pada lingkungan yang panas, misalnya atlet,

pemadam kebakaran, dan anggota militer.

2. Classic/Nonexertional Heat Stroke (NEHS)

Classic Nonexertional heat stroke (NEHS) pada umumnya

menyerang orang yang tidak bisa mengontrol lingkungannya

dengan intake cairan, misalnya pada usia lanjut, orang-orang yang

memiliki penyakit kronis, dan pada bayi atau anak-anak. Classic

NEHS biasanya terjadi pada suhu lingkungan sangat tinggi dan

biasanya terjadi pada daerah yang tidak pernah mengalami suhu

tinggi, namun mendadak terjadi perubahan suhu menjadi tinggi,

sehingga banyak individu yang mengalami kegagalan adaptasi

suhu didaerah tersebut dan terjadilah heat stroke. Dengan

meningkatnya suhu karena pemanasan global (global warming),

angka insidensi terjadinya heat stroke diprediksi akan meningkat.

Page 4: Heatstroke Fixed

III. Etiologi

1. Disfungsi hipotalamus sehingga menyebabkan kegagalan

termoregulasi, misal pada usia lanjut, bayi dan anak-anak.

2. Volume intravaskuler yang tidak memadai.

3. Disfungsi jantung.

4. Gangguan pada kulit yang mengganggu pelepasan keringat.

5. Konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu pembuangan

panas.

IV. Patofisiologi

Manusia dan mamalia dapat menjaga suhu tubuh fisiologisnya

dengan menyeimbangkan panas yang didapat (heat gain) dengan panas

yang hilang (heat loss) dari tubuhnya. Mekanisme pengaturan suhu

tubuh ini terjadi secara kompleks melibatkan berbagai organ. Terutama

hipotalamus yang berfungsi sbg termostat yang membimbing tubuh

dalam mekanisme produksi dan pembuangan panas.

Panas diperoleh dari proses metabolisme, saat istirahat pun

metabolisme tubuh kita tetap berjalan,sehingga panas tetap dihasilkan

tubuh. Panas juga didapatkan dari lingkungan, yaitu melalui proses

konduksi,konveksi dan radiasi. Untuk pembuangan panas juga

melibatkan proses konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi sesuai

mekanisme yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Heat gain

dan heat loss harus seimbang untuk mempertahankan suhu tubuh tetap

fisologis.

Ketika heat gain melebihi heat loss, suhu tubuh akan meningkat.

Heat stroke terjadi pada individu yang tidak memiliki kemampuan

memodulasi suhu lingkungan, misalnya bayi, orang tua (usila), dan

orang yang sedang sakit. Ketika suhu tubuh meningkat diatas normal,

maka hipotalamus akan tarangsang dan mengeluarkan perintah kepada

jantung untuk meningkatkan cardiac output dan meningkatkan aliran

darah ke perifer untuk meningkatkan produksi keringat dan menyerap

Page 5: Heatstroke Fixed

kembali natrium keringat agar panas cepat terbuang. Namun di sisi lain

akan terjadi pembuangan elektrolit dan cairan yang berlebihan disaat

mekanisme heat loss terjadi terlalu lama yang berakibat kepada

pembebanan kerja pada organ jantung, jika tidak segera dilakukan

rehidrasi maka akan terjadi gagal jantung yang menyebabkan

komplikasi multi organ yang sistemik.

Pada tingkat seluler, banyak teori yang menjelaskan tentang heat

stroke. Secara umum, panas akan langsung mempengaruhi tubuh pada

tingkat sel dengan mengganggu proses seluler pada aktivitas denaturasi

protein dan membran seluler, sehingga berbagai sitokin inflamasi dan

heat shock protein (HSPs) yang menyebabkan stres lingkungan akan

dihasilkan. Jika stres ini berlanjut, maka sel akan mati (terjadi

apoptosis).

V. Gejala

1. Exertional heatstroke (EHS)

EHS ditandai oleh keadaan hipertermia, diaforesis, dan perubahan

sensorium suhu yang bisa secara mendadak muncul selama

kegiatan fisik yang berlebihan pada lingkungan yang panas.

Gejala yang muncul diantaranya: Spasme muskular dan perut

(cramping), mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dispneu, dan

kelelahan.

2. Nonexertional heatstroke (NEHS)

Classic NEHS ditandai oleh keadaan hipertermia, anhidrosis, dan

perubahan sensorium suhu yang berkembang setelah periode

kenaikan suhu yang lama (prolonged elevations) dalam lingkungan

yang panas.

Gejala gangguan CNS juga muncul, misalnya halusinasi, delusi,

sikap yang irasional, bahkan sampai koma.

Gejala anhidrosis terjadi pada tingkat lanjut dan mungkin saja tidak

terlihat saat pemeriksaan.

Page 6: Heatstroke Fixed

VI. Diagnosis

Heat stroke didiagnosis dengan tanda-tanda:

- Suhu rectal >400C (1040F) saat terjadi serangan heat stroke

- Gejala disfungsi sistem saraf pusat

VII. Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda sebagai berikut:

Suhu: Suhu diukur per rektal, di atas 41 ° C, namun bisa lebih

rendah karena mekanisme pengeluaran panas panas yang terjadi.

Pulse: Takikardia mencapai 130 kali per menit.

Tekanan darah: biasanya normal atau hipotensi. Hal ini disebabkan

oleh sejumlah faktor, termasuk vasodilatasi dari pembuluh kulit,

penyatuan darah dalam sistem vena, dan dehidrasi. Hipotensi juga

bisa disebabkan kerusakan miokard. Hal ini biasanya akan kembali

normal seiring menurunnya suhu tubuh.

Pernafasan: biasanya terjadi takipneu karena stimulasi dari sistem

saraf pusat.

Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis heat stroke

adalah:

Pemeriksaan darah, didapatkan hipernatremi, hiperkalemi,

peningkatan kreatinin kinase pada rhabdomyolisis (keluarnya

kandungan sel otot, seperti: myoglobin, potassium, phosphate, dll

kedalam plasma), peningkatan nitrogen urea darah, dan hematokrit

meningkat.

Pemeriksaan urinalisis, didapatkan sel darah putih atau merah, dan

peningkatan protein dan mioglobin.

Elektrokardiogram dapat menunjukan gambaran perubahan

segmen ST dan gelombang T dengan menunjukan iskemia

miokardium.

Page 7: Heatstroke Fixed

VIII. Prognosis

Prognosis baik jika:

- Pengenalan yang cepatdan penanganan yang tepat, kelangsungan

hidup dapat mencapai 90-100%.

Prognosis buruk jika:

- Penanganan terlambat lebih dari 2 jam dari onset kejadian.

- Kematian pada petugas pemadam kebakaran yang terkena heat

stroke mencapai 80%.

IX. Penatalaksanaan

1. immediate cooling untuk menurunkan suhu sampai 39,40C

(102,90F) dengan cara:

- perendaman dengan air dingin, jika tidak tersedia bisa

menggunakan handuk air dingin yang diletakkan di kepala, badan

dan kaki.

- body cooling unit.

- ice packs.

2. supportive care untuk mencegah komplikasi dengan cara:

- stabilkan sirkulasi dengan resusitasi cairan.

- oksigen untuk mendukung fungsi respirasi.

- fluid resuscitation and forced dieresis untuk mempertahankan

fungsi ginjal.

- atasi gangguan ketidakseimbangan elektrolit.

3. Farmakologi

- Klorpromazin (Thorazine) digunakan sebagai relaksan otot dan

menghambat menggigil jika suhu terlalu cepat berkurang.

- Ekspansi volume sirkulasi dengan saline normal.

- Forced diuresis dengan furosemid, mannitolm dan sodium jika

terjadi rhabdomyolysis.

- Benzodiazepin jika terjadi kejang.

Page 8: Heatstroke Fixed

Daftar Pustaka

Rab, Tabrani. 2007. Gawat Darurat jilid III. PT.Alumni:Bandung

Sudoyo, Aru W,.et al../editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi

IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

American College of Sports Medicine, Armstrong LE, Casa DJ, Millard-Stafford

M, Moran DS, Pyne SW, Roberts WO. American College of Sports

Medicine position stand. Exertional heat illness during training and

competition.

emedicine, Helman SR, Habal Rania, Department of Emergency Medicine, Peninsula

Hospital Center, Emergency Medicine, New York Medical College.

http://dynaweb.ebscohost.com/Detail?id=AN+115168&sid=a145a9d7-86c1-4ad4-

8763-820c1994f477@sessionmgr4

http://dynaweb.ebscohost.com/ShowEHostFT?

db=mnh&AN=12075060&ftt=t&linktitle=Heatstroke&currentchunkiid=115

168&sid=a145a9d7-86c1-4ad4-8763-820c1994f477@sessionmgr4

http://www.aafp.org/afp/2002/0601/p2307.html