Upload
lamliem
View
222
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
HASIL KAJIAN DAN PENELITIAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JKN-KIS
Jakarta, 17 Mei 2017
MundiharnoDirektur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko
3
3
semua Penduduk Indonesia
Hak
Pelayanan Kesehatan
Perumahan
LingkunganKesejahteraan
Prinsip
Keadilan dan Kesetaraan
Kemudahan
Jaminan Sosial
JKN-KIS
Amandemen Ke II UUD 1945 Pasal 28H Ayat 1:
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.”
5
Pemerintah Telah Mencanangkan Peta JalanMenuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun 2019
20192014
1. Mulai Beroperasi2. 121,6 juta peserta (49%
populasi)3. Manfaat medis standar dan
manfaat non-medis sesuai kelas rawat
4. Kontrak fasilitas kesehatan5. Menyusun aturan teknis6. Indeks kepuasan peserta
75%7. Indeks kepuasan fasilitas
kesehatan 65%8. BPJS Dikelola secara
terbuka, efisien, dan akuntabel
1. KesinambunganOperasional
2. 257,5 juta peserta (100% populasi)
3. Manfaat medis dan non-medis standar
4. Jumlah fasilitas kesehatan cukup
5. Peraturan direvisi secara rutin
6. Indeks kepuasan peserta 85%
7. Indeks kepuasan fasilitas kesehatan 80%
8. BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel
2017
Acuan Kinerja
78,6%
76,2%
171,9 Juta
Capaian Sampai Desember 2016(Nb:Perlu Upaya Lebih Keras Lagi)
6
PETA STRATEGI BPJS KESEHATANƩ IHU =
24
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Meningkatkan
Efektivitas
Pengelolaan Keuangan
yang Sehat,
Berkesinambungan,
Transparan dan
Akuntabel
Meningkatkan
Efektivitas Kebijakan
dan Implementasi
Layanan Jaminan
Kesehatan yang
Berkualitas dan
Berkeadilan
MeningkatkanEfektivitas
Penelitian danPengembangan
• Tingkat KepuasanPeserta
• Organization Image Index
• Rasio BOPO• Rasio Likuiditas BPJS• Rasio Solvabilitas BPJS• Opini Auditor Eksternal• YOI BPJS• Ketepatan Waktu
Persetujuan RKAT oleh Dewas yang dikirim ke Kemenkeu
• Ketepatan Waktu Penerbitan Laporan Keuangan Audited
KeuanganPemangku Kepentingan
Proses Bisnis Internal
• Jumlah UsulanKebijakan StrategisBisnis Inti yang disetujui Direksi
MeningkatkanEfektivitasKerjasamaStrategis
• Tingkat EfektivitasKerjasama Strategis
MeningkatkanProduktivitas
SDM
MeningkatkanDukungan TIK
MeningkatkanKehandalanOrganisasi
MeningkatkanTata KelolaOrganisasi
• % SDM yang Kompeten• Employee Engagement
Index
• % KetersediaanSistem TI
• Organizational Change Capacity
• Skor Tata KelolaOrganisasi
MeningkatkanEfektivitas
PengelolaanKepesertaan
• % CakupanKepesertaan
• % Validitas Data Peserta
• % Tindak LanjutPengaduan Peserta
MeningkatkanEfektivitas
PengelolaanIuran
• Rasio KolektibilitasIuran
• YOI DJS
MeningkatkanEfektivitas
PengelolaanFasilitas
Kesehatan
• Tingkat KepuasanFaskes
• % Faskes yang Bekerjasama
MeningkatkanEfektivitas
PengelolaanJaminan
PembiayaanManfaat dan
Utilisasi
• Rasio Klaim
PENGAWASAN
DEWAS
7
1. Dampak Ekonomi dari Program JKN-KIS
2. Optimalisasi Strategic Purchasing BPJS Kesehatan
3. Evaluasi Penyelenggaraan Sistem Rujukan Berjenjang Pada Era JKN
4. ATP dan WTP Sectio Caesarean
5. Survei Kepuasan Fasilitas Kesehatan
6. Pengukuran Kualitas Pelayanan FasilitasKesehatan
7. Survei Kepuasan Peserta
Hasil Kajian Tahun 2016
8
8
Dampak JKN terhadap
Perekonomian
Indonesia
8
1Kajian oleh LPEM FEB UI
*Lembaga Penyelidikan Ekonomi Dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI)
TUJUAN
Studi ini menganalisis
mengenai dampak program
JKN terhadap perekonomian
Indonesia, baik dalam jangka
pendek melalui pengaruh
terhadap sektor-sektor
ekonomi, maupun jangka
panjang melalui pengaruh
terhadap kualitas sumber
daya manusia.
Data-1.
Data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) sejak tahun
2000-2015
Data-2.
Data sosial dan ekonomi dari
Indonesia Database for Policy and
Economic Research
Data-3.
Data Input-Output dari Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2010
9
Pendahuluan
Sumber data, antara lain:
*Lembaga Penyelidikan Ekonomi Dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI)
12
12
Optimalisasi
Strategic Purchasing
BPJS Kesehatan
12
2
*Pusat Kajian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kajian oleh PKAKK FKM UI
Urgensi Kajian
13
Under Current Circumstances:
1) What is the purchaser status of the BPJSK: either active or passive?
2) And, if the status is the former, how do we switch it into the later?
BPJSK mewakili tertanggung untuk
membeli layanan kesehatan, oleh
karenanya BPJSK harus berperan
sebagai pembeli “aktif"
BHidayat, 1 November 2016 14
Purchasing: cara bagaimana dana
dialokasikan untuk mendapatkan
yankes atas nama kelompok yang
diakui (tertanggung) atau seluruh
populasi.
Pembeli: peserta yang diwakili oleh
pembayar yaitu BPJS Kesehatan
Penjual: provider
Health Financing
System
Pooling of resources
Purchasing of
intervention
Revenue collection
BPJSK mewakili tertanggung untuk membeli layanan kesehatan, oleh karenanyaBPJSK harus berperansebagai pembeli “AKTIF"
Upaya terbaik untuk memaksimalkan kinerja sistem kesehatan dengan memutuskan:
1. Jenis layanan apa yang dibeli?2. Bagaimana membelinya, dan 3. Dari siapa layanan dibeli ?P
em
be
liA
ktif
Studi:Literatur, Kuantitatif, Kualitatif
Kualitatif: Wawancara Mendalam dan FGD₋ BPJS Kesehatan₋ Dinas Kesehatan Propinsi₋ Kementrian Kesehatan₋ Kementrian Keuangan₋ DJSN₋ OJK₋ Fasilitas Kesehatan
• 10 Rumah Sakit• 5 Klinik• 10 Puskesmas• 5 Dinas Kesehatan Propinsi
Waktu: Minggu ke-2 November sdminggu ke-1 Desember 2016
Lokasi: 5 wilayah Divisi Regional BPJS Kesehatan (I, V, VI, IX dan XI)
Kajian oleh PKEKK FKM UI
Fungsi pembelian AKTIF BPJS Kesehatan
Fungsi pembelian AKTIF BPJS Kesehatan belum berjalan dengan optimal
masih dibutuhkan perbaikan regulasi dan/atau implementasi
HASIL (1)
Purchasing Masalah
1. Menilai, memilih & mengontrak
PPK
Hasil kredentialing tidak dapat
ditindaklanjuti dengan pemutusan
kerjasama karena keterbatasan kondisi
faskes
3. Mengembangkan inovasi
pembayaran
Inovasi sistem pembayaran pay for
performance untuk pelayanan rujukan
belum dapat diimplementasikan
Contoh:
Ada potensi fungsi pembelian yang berdampak signifikanpada pengendalian biaya dan kualitas pelayanan, tetapitidak bisa dilakukan secara aktif oleh BPJS Kesehatan, yaitu:
1. Mengembangkan dan memperbaiki manfaat sertaformularium dan mekanisme pengadaan
2. Mekanisme penetapan tarif
3. Audit medis untuk mendeteksi dugaan fraud dan abuse
4. Inovasi pembayaran yang mendukung efisiensi dankualitas
HASIL (2)
Fungsi pembelian PASIF BPJS Kesehatan
18
1. Memperkuat pelayanan pemerintah
Memberikan keputusan tentang kebijakan purchasing
Menyempurnakan regulasi
Penguatan Kapasitas & Kredibilitas Pemerintah
2. Menginisiasi sebuah unit Independen sebagai ThinkThank
Pelatihan teknis
Membina hubungan dengan seluruh stakeholder JKN
Memberikan masukan secara rutin kepada regulator
3. Memastikan sistem kontrak yang cost-effective
Menyelaraskan kontrak dengan planning
Memastikan kontrak berbasis evidence
Kontrak mengacu Cost-and-Volume
Paying for Performance
Mendorong kualitas melalui kontrak
4. Menggabungkan dengan kebutuhan kesehatan penduduk
5. Memberdayakan warga negara
Rekomendasi Timeline untuk Usulan Reformasi Strategis Pembelian sistem JKN
19
19
Evaluasi
Penyelenggaraan Sistem
Rujukan Berjenjang
19
3
Kajian oleh PKEKK FKM UI
*Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI
Kuantitatif: observasipelkes di FKTP; dataprimer faskes darirekam medis, pencatatan danpelaporan FKTP, FKRTL; pasien.
Kualitatif: wawancaramendalam kepadastakeholder FKTP, FKTL; phone survey pasien.
DesainStudi
Faskes mewakili perspektif supply side.
Pasien mewakili perspektifdemand side.
Unit Analisis Multi stage random
sampling, 13 Provinsi mewakili 13 Divre BPJS Kesehatan.
1 Provinsi: 2 kota/kabupatenurban/rural, masing-masing 9 FKTP, 2-3 RS tipeD/C.
Sampel
Kriteria inklusi:
FKTP kerjasama BPJS Kesehatan; minimal
5000 peserta terdaftar untuk PKM/Klinik,
minimal 2000 untuk Dokter Praktik Swasta;
berada radius 3 km, 5 km, dan 10 km dari
FKRTL.
Pendekatan Studi: Implementation Research (Mix Model)
Supported Data:
Data Susenas 2015 (Maret)
Data Klaim Rumah Sakit
METODE PENELITIAN
72.98
154.11
99.35
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
Puskesmas Klinik Dokter Praktik
Angka Kunjungan (per 1000 Peserta)
15.34
11.71
15.18
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
Puskesmas Klinik Dokter Praktik
Angka Rujukan (Per 100 Kunjungan)
6.9
7
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
1. puskesmas atau yangsetara
2. klinik pratama atauyang setara
3. dokter praktik
Kepuasan Pasien
Range kepuasan antara 1 (sangat tidak puas) sd 10 (sangat puas)
Rekomendasi: KLINIK merupakan jenis FKTP yang perlu diprioritaskan untuk peserta daripada FKTP jenis lain
HASIL (1)
29%
19%
10%
42%
Kecenderungan Alasan Rujukan Pasien
1. Keperluan Diagnostik Lanjut (non lab)
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Pasien Meminta
4. Permintaan Kontrol
29%
26%0%
45%
Pola Pemilihan Rumah Sakit Rujukan
1. Arahan dokter 2. Aturan BPJS
3. Aturan Dinkes 4. Permintaan Pasien
FKTP belum menjalankan fungsi sebagai Gate Keeper dengan optimal, karena pola rujukan masih banyak berdasarkan permintaan pasien, bukan berdasarkan indikasi medis.
HASIL (2)
HASIL (3)
76%
24%
Kesesuaian Diagnosis Rujukan (144 Diagnosis)
Sesuai Tidak Sesuai
4%
41%55%
Kecenderungan Tujuan Rujukan
1. RS Kelas A 2. RS Kelas B 3. RS Kelas C/D
• Rujukan dari FKTP ke Rumah Sakit sebagian besar diarahkan pada RS Kelas C/D dan Kelas B• Alasan langsung dirujuk ke RS kelas A, 76% karena permintaan pasien• Pada tingkat Rumah Sakit, Kepuasan Pasien paling tinggi ditemukan pada RS Kelas A
24
24
KAJIAN KEMAUAN DAN
KEMAMPUAN URUN BIAYA
PADA PELAYANAN SECTIO
CAESAREA BAGI PESERTA
NON PBI
24
4
25
Top 10 Case Based Groups Pasien Rawat Inap
25Data Source : BOA Application
Case Rp
1 2 3 4 5
1 O-6-10-I CAESAR LIGHT SURGICAL OPERATION 251.240 1.178.796.166.460
2 O-6-13-I VAGINAL DELIVERY OF LIGHT 163.755 374.181.473.161
3 K-4-17-I ABDOMINAL PAIN & GASTROENTERITIS MISCELLANEOUS (LIGHT) 163.740 467.902.151.802
4 A-4-14-I INFECTIOUS DISEASE BACTERIA AND PARASITES OTHER LIGHT 148.703 486.931.884.903
5 K-4-18-I DIAGNOSIS OF OTHER DIGESTIVE SYSTEM (LIGHT) 146.322 480.187.534.894
6 A-4-13-I NON INFECTIOUS BACTERIA LIGHT 117.898 299.891.942.804
7 I-4-17-I LIGHT HYPERTENSION 70.218 270.409.264.397
8 W-4-16-I INTERRUPTION OF LIGHT ANTERPARTUM 66.288 158.621.326.616
9 W-I-11-I DILATATION, CURETTAGE, INTRAUTERINE AND CERVICAL PROCEDURE LIGHT 65.115 204.777.155.811
10 D-4-13-I INTERRUPTION OF RED BLOOD CELLS APART CELL ANEMIA SICKLE CRISIS LIGHT 62.133 175.218.081.070
1.255.412 4.096.916.981.918 Total
No. CBG's Code Description 2014
Case Rp
1 2 3 4 5
1 O-6-10-I CAESAR LIGHT SURGICAL OPERATION 400.716 1.880.049.533.474
2 K-4-17-I ABDOMINAL PAIN & GASTROENTERITIS MISCELLANEOUS (LIGHT) 257.539 650.885.543.333
3 O-6-13-I VAGINAL DELIVERY OF LIGHT 249.382 574.148.386.174
4 A-4-14-I INFECTIOUS DISEASE BACTERIA AND PARASITES OTHER LIGHT 240.293 793.003.721.711
5 A-4-13-I NON INFECTIOUS BACTERIA LIGHT 209.489 491.500.766.323
6 K-4-18-I DIAGNOSIS OF OTHER DIGESTIVE SYSTEM (LIGHT) 206.557 678.944.756.872
7 C-4-13-I LIGHT CHEMOTHERAPY 106.142 301.918.337.200
8 W-1-11-I DILATATION, CURETTAGE, INTRAUTERINE AND CERVICAL PROCEDURE LIGHT 101.092 319.135.878.522
9 I-4-17-I LIGHT HYPERTENSION 95.087 363.356.011.497
10 D-4-13-I INTERRUPTION OF RED BLOOD CELLS APART CELL ANEMIA SICKLE CRISIS LIGHT 94.871 387.216.062.918
1.961.168 6.440.158.998.024
2015
Total
No. CBG's Code Description
Case Rp
1 2 3 4 51 O-6-10-I CAESAR LIGHT SURGICAL OPERATION 480.622 2.247.613.920.775
2 A-4-13-I NON INFECTIOUS BACTERIA LIGHT 440.068 1.019.446.528.900
3 K-4-17-I ABDOMINAL PAIN & GASTROENTERITIS MISCELLANEOUS (LIGHT) 380.744 946.214.050.445
4 A-4-14-I INFECTIOUS DISEASE BACTERIA AND PARASITES OTHER LIGHT 333.227 1.089.019.205.476
5 O-6-13-I VAGINAL DELIVERY OF LIGHT 309.223 703.538.103.100
6 K-4-18-I DIAGNOSIS OF OTHER DIGESTIVE SYSTEM (LIGHT) 190.396 615.000.825.800
7 P-8-17-I NEONATAL, BBL GROUP-5 LIGHT WITHOUT MAJOR PROCEDURE 149.626 303.749.973.000
8 W-1-11-I DILATATION, CURETTAGE, INTRAUTERINE AND CERVICAL PROCEDURE LIGHT 119.725 370.798.577.200
9 D-4-13-I INTERRUPTION OF RED BLOOD CELLS APART CELL ANEMIA SICKLE CRISIS LIGHT 110.357 447.334.620.723
10 L-1-40-I SKIN, TISSUE BENEATH THE SKIN AND LIGHT BREAST PROCEDURE 110.000 435.817.317.949
2.623.988 8.178.533.123.368
No. CBG's Code Description 2016
Total
Persalinan sectio caesarea merupakan penyerapbiaya tertinggi berturut-turut mulai tahun 2014 sd 2016.
Latar Belakang
Studi:• Estimasi kemauan urun biaya
dilakukan menggunakan metode
triple bounded dichotomous choice
contingent valuation method
(TCCVM).
• Dalam metode ini, tiga nilai urun
biaya akan ditawarkan pada
responden secara berurutan.
• Ada 3 macam nilai penawaran awal
yang secara acak akan ditawarkan
pada responden, yaitu 25%, 30%,
dan 35%.
Waktu: November sampai dengan
Desember 2016.
Sampel: 1.240 responden
Kajian oleh LPEM FEB UI
Lokasi: Dipilih masing-masing 5 Provinsi dengan tingkat SC tertinggi dan terendah
HASIL (1)
Profile Responden
- 57% PPU
- Rata-rata berpenghasilan 3.5-5 juta rupiah/bulan
- Rata-rata berpendidikan SMA/SMK ke atas
- 36% hamil 2 kali
- 90% bedah sesar karena kondisi ibu/bayi (medis)
- Perempuan yang berpendidikan lebih tinggi
memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk operasi
sesar
HASIL (2)
Willingness to Pay
– 24.8% responden tidak bersedia urun biaya, 75,2%
bersedia urun biaya
– Rumah tangga PBPU cenderung tidak bersedia urun
biaya (30%) dibandingkan PPU (19%)
– Peserta Kelas 3 cenderung tidak bersedia urun biaya
(30%)
– Peserta dengan pendapatan yang lebih tinggi
cenderung lebih bersedia urun biaya
– Peserta di daerah dengan prevalensi SC tinggicenderung tidak bersedia urun biaya
29
24.8
20.8
18.0716.44
19.89
0
5
10
15
20
25
30
0 0-10% 10-20% 20-30% >30%
– 24.8% responden tidak bersedia urun biaya
– 75,2% responden bersedia urun biaya, meskipun dengan kemampuan bayar yang berbeda-beda
Willingness to Pay Pelayanan SC Bagi Peserta
Non PBI
75,2%
HASIL (3)
Ability to Pay– Jumlah urun biaya yang bersedia dibayarkan oleh
rata-rata responden adalah sekitar 3.35% dari total
belanja rumah tangga tahunan.
– Jika BPJS menerapkan urun biaya bedah sesar
sebesar 30% dari total biaya Ina CBGs sesuai hak
kelas, maka angka tersebut berada di atas ambang
batas kemampuan membayar responden (di atas 5%
dari total pengeluaran menurut teori ATP, Russel).
Rekomendasi
• Besar urun biaya yang direkomendasikan berada pada
rentang 22% - 29%
• Peserta dengan Kelas/Pendapatan yang berbeda memiliki
kemauan dan kemampuan bayar yang berbeda sehingga
pengenaan urun biaya sebaiknya memperhatikan hal
tersebut.
• Prevalensi operasi sesar memiliki hubungan negatif dengan
kemauan bayar namun memiliki hubungan positif dengan
kemampuan bayar. Sehingga pengenaan urun biaya dapat
lebih tinggi di daerah dengan prevalensi SC yang tinggi.
33
Indeks Kepuasan
TTB: Top two Boxes
• Secara umum Indekskepuasan FASKES BPJS berada dalam kategoriTINGGI, ada peningkatanjika dibandingkan dengantahun lalu, dari 75.9.% menjadi 76.2%.
• Peningkatan indeks terutama didorong oleh peningkatan indeks pada kontak layanan FKRTL.
Sumber: Pengukuran Provider Satisfaction Index Tahun 2016 (PT Swasembada)
Ctt: Angka yang digunakan untuk penilaian adalah Mean Score
75.9%
69.3%
76.2% 76.8%
Mean TTB
2015 2016
Indeks Kepuasan FASKES Tahun 2016
Responden: 4,501 Fasiltas Kesehatan di 13 Divre, 123 KC dan 237 Kota/Kabupaten
Indeks Kepuasan Faskes Berdasar Kontak layanan
Kontak layanan - Mean
76.2%78.0% 77.5%
71.9%75.6%
77.3% 76.1% 76.0%
Puskesmas DPP Klinik Rumah Sakit
2015 2016
Peningkatan indeks terutama didorong oleh peningkatan indeks pada kontak layanan Rumah Sakit (4,1%)Indeks kepuasan paling tinggi adalah DPP meskipun turun dibanding tahun yang lalu
Base : seluruh responden, n=4501; nPuskesmas=1485; nDPP=1099; nKlinik=1112; nFKRTL=805
36
Indeks Kualitas Faskes Tahun 2016 • Indeks mutu terbaik secara umum didapat oleh FKTP Puskesmas • Indeks mutu terendah secara umum berasal dari pelayanan rawat jalan RS.• Peningkatan hasil pencapaian ini dimungkinkan karena sudah banyak FKTP dan FKRTL yang
menerapkan sistem akreditasi.
77%
76%
86%
78%
Input Proses Outcome Indeks Mutu
Indeks Kualitas Faskes Tahun 2016
77
78
73
78.45
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
2015 2016
Target vs Realisasi (%)
Target Pencapaian
5,45%
Survey: Oktober – November 2016 di 472 Faskes dan 3000 pasien (Surveyor: PKMK FK UGM)
37
Indeks kualitas FKTP dan FKRTL
76.7
70.1
82.3
74.6
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
FKTP FKTRL
Ind
eks
Ku
alit
as
Perbandingan Indeks Kualitas Layanan Faskes Tahun 2015-2016
2015
2016
39
Indeks Kepuasan Peserta Tahun 2016
78.9%
83.9%
78.6%81.0%
Mean TTB
2015 2016
Indeks Kepuasan Peserta
TTB: Top two Boxes
Target vs Realisasi (%)
Secara umum Indeks kepuasan peserta BPJS berada dalam kategori TINGGI, namun sedikitmenurun jika dibandingkan dengan tahun lalu, dari 78.9.% menjadi 78.6% yang didorong oleh penurunan indeks pada kontak layanan FKRTL dan Kantor Cabang.
0,3%
Responden: 68.195 peserta di 13 Divre, 123 KC dan 237 Kota/Kabupaten (PT Swasembada)
40
Indeks Kepuasan Peserta pelayanan di Rumah Sakit
Total Indeks Kepuasan
• Secara keseluruhan Indeks kepuasan peserta terhadap pelayanan Faskes Rumah Sakitmengalami penurunan dibandikan dengan tahun sebelumnya
• Penurunan kepuasan peserta terjadi kepada hal-hal yang berkaitan dengan respon dankeandalan rumah sakit terhadap peserta
Priority to improvePersepsi Peserta terhadap Kontak Layanan
41
Sumber: Survei Kepuasan Peserta dan Fasilitas Kesehatan Tahun 2016
4242
Area Perbaikan bagi Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
Sumber : Pengukuran Customer Satisfaction Index (PSI) Tahun 2016
43
Wilayah Area For Improvement
Divre I Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal dipoliklinik
Divre II 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
obat jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Kecepatan perawat merespon panggilan pasien
3. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
4. Kesamaan perlakuan pasien BPJS dan Non BPJS
Divre III 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
obat jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Kecepatan penanganan pasien gawat darurat di
Rumah Sakit
3. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre IV Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre V 1. Ketersediaan obat saat pasien menebus Obat2. Informasi ketersediaan kamar rawat inap3. Kepedulian perawat di rumah sakit terhadap
permasalahan/keluhan pasien4. Kesediaan dokter memahami permasalahan
pasien
Wilayah Area For Improvement
Divre V 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikanobat jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikankamar rawat inap jika kelas kamar yang ditujusedang penuh (di Rumah Sakit yang sama ataudi Rumah Sakit lain)
3. Kecepatan penanganan pasien di Rumah Sakit4. Kecepatan penanganan pasien gawat darurat di
Rumah Sakit5. Kecepatan pemberian obat di instalasi farmasi6. Kecepatan mendapatkan kamar rawat inap7. Kecepatan perawat merespon panggilan pasien8. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik9. Kepastian memperoleh pelayanan di Rumah
Sakit10. Kemampuan petugas administrasi Rumah Sakit
dalam memberikan pelayanan nonmediskepada pasien
11. Kejelasan dokter dalam menerangkan penyakitkepada pasien
12. Kejelasan petugas medis dalam menerangkanobat
13. Ketepatan dokter menangani keluhan medispasien
14. Kesamaan perlakuan pasien BPJS dan Non BPJS15. Kepastian pasien sudah sembuh oleh dokter
ketika dipulangkan dari Rumah sakit
Area Perbaikan FKRTL Per Divisi Regional
44
Area Perbaikan FKRTL Per Divisi Regional
Wilayah Area For Improvement
Divre VI Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre VII Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre
VIII
1. Kecepatan pelayanan di loket pendaftaran
Rumah Sakit
2. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
3. Kejelasan prosedur "naik/turun" kelas oleh
Rumah Sakit
Divre IX 1. Kecepatan penanganan pasien gawat darurat di
Rumah Sakit
2. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre X 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
obat jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre XI 1. Kecepatan pemberian obat di instalasi farmasi
2. Kecepatan perawat merespon panggilan pasien
3. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
4. Kesamaan perlakuan pasien BPJS dan Non
BPJS
Wilayah Area For Improvement
Divre XI 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
obat jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
kamar rawat inap jika kelas kamar yang
dituju sedang penuh (di Rumah Sakit yang
sama atau di Rumah Sakit lain)
Divre XII Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
Divre XIII 1. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan obat
jika obat yang diresepkan tidak tersedia
2. Kesediaan petugas Rumah Sakit mencarikan
kamar rawat inap jika kelas kamar yang dituju
sedang penuh (di Rumah Sakit yang sama atau di
Rumah Sakit lain)
3. Kecepatan penanganan pasien gawat darurat di
Rumah Sakit
4. Kecepatan penanganan pasien gawat darurat di
Rumah Sakit
5. Ketepatan jam praktik dokter sesuai jadwal di
poliklinik
46
Rencana Program Tahun 2017 terkait
dengan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit
Total Survei dan Kajian sebanyak 22 Program, yang terkait denganRumah Sakit sebanyak 7 program.
Program yang dilakukan berfokus kepada perbaikan pelayanandan Pengembangan proses bisnis BPJS Kesehatan
Kajian dilakukan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian melalui proses pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Rencana Kajian Tahun 2017Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit
1. Kajian Metode Pembayaran Berbasis Kinerja Berdasarkan Indikator
Kualitas Layanan di FKRTL
2. Kajian Kesiapan Penerapan Pelayanan Tanpa Kelas Rawat
3. Kajian Sistem Pembayaran Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
4. Kajian efisiensi dan efektivitas implementasi Verifikasi dikantor
(VEDIKA), pembuatan proposal kegiatan.
5. Ujicoba Pemberian Kompensasi di Daerah Belum Tersedia Fasilitas
Kesehatan yang Memenuhi Syarat
6. Survei Kepuasan Peserta dan Fasilitas Kesehatan
7. Survei Pengukuran Indeks Kualitas Pelayanan
47