46
PENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi dalam berbagai peristiwa, konteks, dan dalam berbagai bentuk juga. Dalam pembelajaran 1 ini kita akan memfokuskan pada bagaimana komunikasi terjadi dalam konteks publik dan media massa karena kedua hal ini memainkan peran penting dalam menciptakan dan menyebarkan pesan atau informasi yang merupakan pusat dalam kehidupan kita sebagai individu, dalam berkelompok, berorganisasi, dan di masyarakat. Istilah komunikasi publik, komunikasi massa biasanya sering disamakan dengan media massa karena keduanya terkait dengan audiens yang relatif besar dan heterogen serta bersifat impersonal atau tidak terkait masalah personal. Bila contoh dari komunikasi publik adalah kampanye, atau pagelaran musik maka komunikasi massa melibatkan media, seperti artikel dalam surat kabar, tayangan televisi. Istilah relatif sengaja ditulis dengan huruf tebal karena apa yang disebut publik atau massa dan apa yang bukan sering kali merupakan persoalan yang bersifat relatif. Apakah komunikasi antara individu dalam kelompok yang besar dapat dikatakan komunikasi publik? Untuk membedakannya maka kita sebagian besar tentunya sepakat K Secara khusus, modul ini mempersiapkan mahasiswa agar dapat 1. menyebut berbagai elemen dalam proses komunikasi massa; 2. membedakan konsep komunikasi, komunikasi massa, dan media massa; 3. mengetahui organisasi media massa; 4. menganalisis bahwa munculnya media baru telah mengubah konsep komunikasi massa konvensional.

Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

  • Upload
    hatuong

  • View
    273

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

PENDAHULUAN

MODUL 1

Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi

Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A.

omunikasi terjadi dalam berbagai peristiwa, konteks, dan dalam

berbagai bentuk juga. Dalam pembelajaran 1 ini kita akan

memfokuskan pada bagaimana komunikasi terjadi dalam konteks publik dan

media massa karena kedua hal ini memainkan peran penting dalam

menciptakan dan menyebarkan pesan atau informasi yang merupakan pusat

dalam kehidupan kita sebagai individu, dalam berkelompok, berorganisasi,

dan di masyarakat.

Istilah komunikasi publik, komunikasi massa biasanya sering disamakan

dengan media massa karena keduanya terkait dengan audiens yang relatif

besar dan heterogen serta bersifat impersonal atau tidak terkait masalah

personal. Bila contoh dari komunikasi publik adalah kampanye, atau

pagelaran musik maka komunikasi massa melibatkan media, seperti artikel

dalam surat kabar, tayangan televisi. Istilah relatif sengaja ditulis dengan

huruf tebal karena apa yang disebut publik atau massa dan apa yang bukan

sering kali merupakan persoalan yang bersifat relatif. Apakah komunikasi

antara individu dalam kelompok yang besar dapat dikatakan komunikasi

publik? Untuk membedakannya maka kita sebagian besar tentunya sepakat

K

Secara khusus, modul ini mempersiapkan mahasiswa agar dapat

1. menyebut berbagai elemen dalam proses komunikasi massa;

2. membedakan konsep komunikasi, komunikasi massa, dan media

massa;

3. mengetahui organisasi media massa;

4. menganalisis bahwa munculnya media baru telah mengubah konsep

komunikasi massa konvensional.

Page 2: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.2 Komunikasi Massa

bahwa bila tiga atau empat orang saling mengenal maka komunikasi itu

disebut komunikasi antar pribadi. Sebaliknya, kalau seorang manajer

berbicara di depan seratus atau dua ratus karyawan pada pertemuan tahunan

maka kita katakan hal itu sebagai komunikasi publik. Bila pertemuan itu

kemudian direkam dalam CD maka hal itu disebut komunikasi massa.

Bagaimana kalau komunikasi itu dilakukan di antara puluhan orang,

katakanlah lima puluh orang yang juga saling tidak mengenal? Bagaimana

kita membedakan situasi itu akan disebut komunikasi publik atau komunikasi

massa? Ruben dan Steward (2006:356-357) menjelaskan bahwa karakter

komunikasi publik dan komunikasi massa sebagai berikut.

1. Memiliki audiens.

2. Bukan bersifat pribadi (impersonal).

3. Direncanakan, dapat diprediksi dan bersifat formal.

4. Kontrol dilakukan oleh pembicara atau komunikator. Pembicara di sini

punya kemampuan untuk menciptakan informasi apa yang akan

disampaikan.

5. Berpusat pada pembicara atau komunikator. Di sini pembicara

mempunyai akses untuk berbicara kepada semua audiens, namun audiens

tak punya akses yang sama baik kepada pembicara maupun akses kepada

sesama audiens.

6. Umpan balik (feedback) yang terbatas.

Setelah mengenal karakter komunikasi massa maka perlu juga Anda

mengetahui empat karakteristik massa(Potter, 2011:47), yaitu

1. audiensnya sangat beragam atau heterogen;

2. audiensnya anonim, komunikator tidak mengenal siapa audiensinya;

3. audiens tidak saling mengenal;

4. khalayak massa itu tidak bernaung di bawah organisasi, karena itu tidak

ada aturan dan struktur yang menyatukan mereka.

Page 3: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.3

Kegiatan Belajar 1

Proses Komunikasi

enjelasan tentang proses komunikasi dimulai dari pengenalan berbagai

elemen komunikasi. Schramm (Straubhaar, 2008:17) menjelaskan proses

komunikasi dikenal dengan penggunaan istilah SMCR model yang

merupakan kependekan dari Source, Message, Channel, dan Receiver.

Straubhaar dalam penjelasan keempat elemen itu menambahkan elemen lain,

yaitu encoding, decoding, umpan balik (feedback), dan gangguan (noise):

1. S – source atau disebut juga komunikator atau sumber informasi.

2. proses encoding, proses yang menerjemahkan ide ke dalam suatu bentuk

agar dapat dikomunikasikan.

3. M - message yaitu pesan atau informasi yang akan disampaikan.

4. C- channel atau saluran komunikasi adalah medium atau sistem

transmisi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

5. Proses decoding, proses yang menerjemahkan ide yang diterima ke

dalam bentuk informasi sehingga dapat dimengerti.

6. R – receiver yaitu penerima pesan atau informasi.

7. E – effect, yaitu dampak dari penyampaian pesan atau informasi.

8. Umpan balik (feedback) merupakan respons dari penerima pesan yang

dapat membentuk dan mengubah pesan berikutnya yang disampaikan

oleh sumber komunikasi.

9. Gangguan (noise) dalam proses komunikasi. Noise didefinisikan sebagai

berbagai hal atau apa saja yang dapat mengganggu penyampaian pesan.

1. Sumber Informasi (Source)

Sumber (source) komunikasi/informasi, yang disebut juga sebagai

komunikator, merupakan elemen pertama dalam proses komunikasi. Source

dapat berupa individu atau sekelompok orang yang perannya sudah

ditentukan, misalnya dalam institusi media. Contoh source dalam proses

penerbitan suratkabar adalah reporter, penulis editorial, kartunis, dan editor.

Sumber informasi mungkin saja memiliki pengetahuan tentang audiensnya.

Hal yang perlu diketahui adalah sumber komunikasi massa konvensional

(seperti radio, televisi, film, majalah, dan suratkabar) maupun yang berbasis

internet tidak memiliki informasi yang detil mengenai audiensnya. Sama

P

Page 4: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.4 Komunikasi Massa

seperti pemilik website yang tidak punya informasi detil tentang pengunjung

web-nya. Mereka hanya mengetahui karakteristik umum para pengunjung

website-nya. Demikian pula, para editor suratkabar tertentu tahu, misalnya,

40% pembacanya berumur antara 25 hingga 40 tahun, dan 30% di antaranya

berasal dari kelas menengah ke atas.

1. Encoding

Encoding dalam komunikasi massa terjadi ketika sumber informasi

menerjemahkan pemikiran dan ide dalam sebuah bentuk yang dapat

ditangkap atau dimengerti oleh pancaindera orang yang menerima pesan.

Ketika seseorang bermaksud menyampaikan pesan maka otak dan lidahnya

bekerjasama membentuk kata-kata dan kalimat untuk diucapkan. Ketika

seseorang menulis surat maka otak dan jari-jarinya bekerjasama dalam

memproduksi tulisan sehingga bisa dilihat dalam kertas dan dibaca. Encoding

dalam komunikasi dapat terjadi sekali atau beberapa kali. Contoh dalam

komunikasi massa adalah pekerjaan seorang produser film yang harus

menjelaskan idenya kepada penulis naskah untuk diterjemahkan menjadi

sebuah skrip. Kemudian, skrip tersebut harus diterjemahkan kembali oleh

sang sinematografer menjadi sebuah gambar bergerak.

2. Pesan (Message)

Pesan merupakan informasi yang sudah diolah dan disampaikan oleh

sumber informasi. Ketika kita berbicara maka pesan adalah apa yang kita

katakan. Ketika kita menulis surat maka apa yang kita tulis di kertas adalah

pesan. Pesan dapat diproduksi secara mudah melalui kata-kata yang

diucapkan dalam komunikasi tatap muka atau tulisan yang diterbitkan dalam

bentuk buku. Pesan atau informasi dalam komunikasi massa sudah pasti

bersifat publik. Setiap orang yang memiliki sarana media massa tentu dapat

menerima pesan yang sama.

3. Saluran (Channel)

Saluran merupakan medium atau sistem transmisi yang digunakan untuk

menyebarkan pesan atau informasi dari orang yang satu ke orang lain, dari

satu sumber ke receiver atau dari satu tempat ke tempat lain, seperti

informasi tentang bencana alam yang terjadi di suatu daerah yang disiarkan

lewat televisi atau radio ke audiens di kota lain.

Page 5: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.5

4. Decoding

Proses ini terjadi ketika receiver menerjemahkan atau menginterpreta-

sikan pesan ke dalam sebuah bentuk yang mempunyai makna baginya.

Contoh, ketika Anda membaca kalimat-kalimat ini, Anda sedang melakukan

proses decoding. Kalau Anda sedang mendengarkan radio ketika membaca

modul ini maka berarti Anda melakukan decoding terhadap dua informasi

(pesan) secara bersamaan. Dalam hal ini, yang disebut decoder, dapat saja

berbentuk mesin atau orang. Adapun contoh decoder dalam bentuk mesin

adalah radio, videotape, CD player, proyektor film yang menerjemahkan

gelombang cahaya menjadi gelombang suara untuk sistem pendengaran kita

dan televisi yang menghasilkan transmisi audio dan visual.

5. Penerima Pesan (Receiver)

Penerima pesan dapat saja merupakan seorang individu, sebuah

kelompok atau sebuah organisasi atau bahkan publik yang lebih besar dan

tidak saling mengenal. Salah satu hal yang paling membedakan komunikasi

massa dari jenis lainnya adalah audiens. Lingkup audiens pada komunikasi

massa sangatlah besar dan tersebar di berbagai tempat, yang mengakibatkan

sumber dan penerima pesan tidak berada dalam satu tempat yang sama,

bahkan dapat mencapai jutaan orang.

Meskipun pesan yang ingin disampaikan bersifat publik, namun audiens

dalam komunikasi massa dapat memilih informasi yang diinginkan atau

diharapkan. Mereka akan memilih berita apa yang akan didengar, acara

televisi apa yang menarik baginya, website mana yang mau dikunjungi. Jadi,

ketika penerima pesan tidak tertarik maka pesan tidak akan sampai ke

audiens.

6. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik berarti memberikan suatu respons kepada komunikator.

Misalnya, dalam sebuah acara ‗Suara Anda‘ di Metro TV yang ditayangkan

setiap hari sekitar jam 7 malam. Dalam acara ini, sumber informasi pertama

adalah pemandu acara tersebut yang kemudian meminta audiens untuk

mengomentari kasus pemberitaan yang ditayangkan oleh Metro. Dalam

proses umpan balik ini terjadi arus informasi yang terbalik. Peran

komunikator yang semula dilakukan oleh pemandu acara, pada tahap

selanjutnya berganti peran menjadi receiver, ketika audiens yang menelepon

Page 6: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.6 Komunikasi Massa

Metro TV memberikan respons kepada pemandu acara. Hal ini berarti

penelepon berperan sebagai sumber komunikasi saat memberikan respons.

Oleh karena penyampaian pesan pada komunikasi massa yang

konvensional terjadi satu arah (one-way) maka terjadinya feedback akan lebih

sulit jika dibandingkan dengan komunikasi interpersonal. Media seperti

koran dan majalah sering terlihat mencantumkan email-nya untuk mendapat

feedback dari pembaca. Begitu pula produser tv yang menyertakan alamat

website dan blog pada tayangannya, demi meneliti reaksi penonton pada

setiap episode tayangannya.

Straubhaar menggambarkan proses komunikasi massa sebagaimana

dapat dilihat pada gambar1. Model ini berlaku juga untuk semua jenis human

communication.

Sumber: Straubhaar, 2008:18

Gambar 1.1 Model SMCR

Gambar di atas menunjukkan contoh aplikasi teori SMCR pada televisi.

S – source dalam gambar di atas adalah jaringan stasiun televisi dan radio.

M – message berbentuk kata-kata, bunyi, dan gambar bergerak.

C – channel adalah transmitter atau satelit yang digunakan untuk

menyiarkan.

R – receiver merupakan audiens yang mendengarkan radio atau menonton

televisi.

Decoder – dalam gambar di atas berupa pesawat radio atau televisi.

Encoder – dalam gambar di atas, sebagaimana digambarkan sebelumnya

adalah peralatan di studio radio atau televisi.

Page 7: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.7

Aplikasi gambar 1 di atas ketika dikaitkan dengan aktivitas kita

menonton televisi. Stasiun televisi di sini merupakan sumber informasi yang

akan menyampaikan sebuah informasi atau program. Informasi atau program

(dalam bentuk kata-kata, suara atau gambar bergerak) yang akan disampaikan

mengalami proses encoding di studio tv. Jadi, berbagai informasi yang telah

dikumpulkan para jurnalis dari stasiun televisi itu kemudian disatukan,

diseleksi, ditulis kembali, diedit dalam bahasa yang menarik dan mudah

dimengerti audiens. Informasi yang sudah siap disajikan, selanjutnya

dipancarkan oleh channel (transmitter, saluran satelit), dan kemudian melalui

layar monitor tv atau radio, penerima informasi, audiens (receiver) dapat

menikmati siaran berita tersebut. tv dalam diagram ini hanyalah decoder

yang menerjemahkan pesan agar dapat dimengerti oleh kita. Sementara itu,

feedback dari penonton diukur melalui rating. Dalam arti, berapa banyak

orang yang menonton siaran tersebut. Banyak sedikitnya penonton

menunjukkan tinggi rendahnya sebuah rating. Bila terjadi kerusakan teknis

pada televisi yang menyebabkan gambar televisi atau suara pembaca berita

televisi tidak jelas maka hal ini berarti bahwa terjadi gangguan (noise) dalam

proses komunikasi. Adapun contoh lain, ketika Anda sedang mendengarkan

siaran berita, namun terdengar suara anak Anda menangis maka telah terjadi

gangguan (noise) dalam proses komunikasi.

Ciri komunikasi massa di atas adalah komunikasi one-to-many atau dari

satu institusi media ke banyak orang, contohnya suratkabar, majalah, radio,

tv, radio, atau film adalah contohnya. Dengan menggunakan media-media

massa tersebut, informasi yang datang dari satu sumber, dapat diterima oleh

banyak orang dalam waktu yang sama. Dalam memproduksi isi media,

terdapat seorang pekerja media dapat bertindak sebagai gatekeeper, yang

bertugas menyunting dan menentukan informasi mana yang pantas untuk

disampaikan kepada audiens. Para gatekeeper ini sadar bahwa kekuasaan

mereka sebagai gatekeeper, akan membentuk opini publik dan selera

masyarakat.

A. KOMUNIKASI TATAP MUKA, KOMUNIKASI MASSA DAN

MEDIA MASSA

Definisi umum komunikasi adalah pertukaran makna. Jadi, arti

komunikasi di sini juga mencakup banyak hal, dapat saja aktivitas membaca

suratkabar, mengobrol dengan teman, menonton televisi, dan mengakses

Page 8: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.8 Komunikasi Massa

internet. Contoh lain yang mungkin luput dari pikiran kita adalah desain

grafik pada baju kita, tawa dan senyum kita, bahkan kedipan mata kita

kepada seseorang. Contoh-contoh yang baru saja disebutkan tadi dapat

dikatakan sebagai komunikasi non verbal. Makna sebuah pesan tidak harus

selalu dapat dikategorikan sebagai sebuah proses komunikasi. Sebuah

guratan di tembok dapat saja menjadi sebuah komunikasi, namun dalam

model komunikasi SMCR, pertukaran informasi ini berada di antara sumber

dan penerima pesan.

1. Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tatap muka terjadi ketika seseorang (satu kelompok)

berinteraksi dengan orang lain (kelompok lain) tanpa bantuan alat (media).

Sumber komunikasi dan penerima pesan hadir secara fisik dalam proses

komunikasi tersebut. Contohnya, berbincang dengan teman, sahabat,

keluarga, atau kerabat maka mereka dapat saling mendengarkan, saling

melihat wajah dan juga gerakan tubuh.

2. Komunikasi Massa

Bila definisi komunikasi massa yang diberikan Potter menekankan pada

karakter audiens maka Dominick (2005:11) mendefinisikannya dengan

menekankan pada institusi media. Menurutnya, komunikasi massa

merupakan proses yang sangat kompleks yang dilakukan dengan

menggunakan mesin untuk memproduksi dan menyebarkan pesan yang

ditujukan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan terpencar.

Wright (Harris, 2009:3-4) menjelaskan mengapa komunikasi massa

diberi label ‗massa‘ karena pertama, audiensnya luas, anonim, dan beragam.

Kedua, sumber komunikasinya adalah institusi, organisasi atau perusahaan,

seperti jaringan televisi, jaringan suratkabar, kantor berita atau konglomerat

yang memiliki perusahaan media. Ketiga, institusi media massa memiliki

fungsi ekonomi atau mendapatkan profit dengan cara mempertahankan

jumlah audiens yang besar sebagai sarana untuk mendapatkan pendapatan

dari para pengiklan.

Komunikasi Massa adalah salah satu bentuk komunikasi yang akan kita

dalami pada modul ini. Jenis-jenis lainnya adalah komunikasi intrapersonal,

interpersonal, small group, dan large group. Pengategorian ini dibuat

berdasarkan jumlah target audiensnya dan proses unik yang terjadi pada

masing-masing jenis, sebagaimana terlihat dalam gambar 2 berikut ini.

Page 9: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.9

Sumber: Straubhaar, 2008:20

Gambar 1.2

Tipe-Tipe Komunikasi

Gambar di atas menunjukkan tiga hal. Pertama, menunjukkan berbagai

tipe komunikasi yang menunjukkan jumlah orang yang berkomunikasi

dimulai dari komunikasi dengan diri sendiri sampai dengan khalayak yang

sangat besar dan beragam. Adapun ragam tipe komunikasi adalah

intrapersonal, interpersonal, small group, large grup, dan mass media.

Selain itu, gambar tersebut menunjukkan perbedaan antara media analog di

sebelah kiri dan media digital di sebelah kanan. Pada sisi penggunaan media

analog terlihat alat yang digunakan adalah buku harian, surat, koran, dan

lainnya, sedangkan dalam sisi media digital, media yang digunakan adalah

internet, videogame, telecourse ataupun, koran digital.

Page 10: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.10 Komunikasi Massa

3. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi ini tidak melibatkan orang lain, melainkan seseorang yang

berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Contoh komunikasi intrapersonal

yang menggunakan alat elektronik adalah mengetik di komputer, menulis

buku harian, merekam aktivitas yang sedang kita lakukan. Komunikasi dalam

tataran intrapersonal ini acap kali menjadi perdebatan apakah intrapersonal

termasuk dalam komunikasi. Sebagian pakar mengatakan bahwa hal itu

bukan merupakan komunikasi karena tidak ada receiver, pakar lain

mengatakan bahwa hal itu merupakan komunikasi karena orang lain dapat

membaca buku harian yang ditulisnya atau melihat rekaman videonya.

4. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi ini terdiri atas dua orang atau lebih, namun acap kali hanya

melibatkan dua orang. Tipe komunikasi ini sering disebut sebagai

komunikasi one-to-one. Contohnya adalah percakapan antara 2 orang, atau

komunikasi yang dilakukan dengan cara menulis surat untuk seorang teman.

Contoh komunikasi interpersonal yang melibatkan alat elektronik adalah

percakapan lewat telepon, lewat twitter, internet, dan facebook. Pada

hakikatnya, komunikasi interpersonal, atau komunikasi antarpribadi

merupakan komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Dilihat dari

segi efektivitasnya, komunikasi ini dapat dikatakan paling efektif adalah

komunikasi yang mampu mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

Umpan balik (feedback) dalam komunikasi interpersonal terjadi secara

langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga

karena ia berada pada tempat dan waktu yang sama dengan receiver sehingga

komunikator juga dapat mengetahui secara pasti apakah komunikasinya

efektif atau tidak. Komunikasi interpersonal memungkinkan komunikator

untuk segera mengevaluasi pesan yang disampaikannya terhadap komunikan.

5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi ini melibatkan orang-orang dalam sebuah organisasi

sehingga struktur organisasi serta jabatan dan pekerjaan seseorang akan

sangat mempengaruhi jalannya komunikasi ini. Misalnya, komunikasi yang

terjadi di banyak perusahaan bersifat satu arah: dari atasan kepada stafnya,

dan mungkin kepada staf di bagian lain. Sebaliknya, terjadi juga komunikasi

dari bawahan ke atasan.

Page 11: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.11

6. Komunikasi dalam Kelompok

Komunikasi yang terjadi dalam kelompok setidaknya melibatkan tiga

orang atau lebih yang dilakukan melalui interaksi secara tatap muka. Namun,

tidak semua komunikasi yang dilakukan di tempat yang ramai dapat

dikategorikan sebagai group communication. Misalnya, 2 orang yang sedang

melakukan percakapan di ruang kelas, tidak dikategorikan dalam kelompok

ini, melainkan termasuk dalam komunikasi interpersonal.

Contoh komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh

beberapa siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok belajar, atau

kelompok diskusi ataupun pada kelompok yang lebih besar contohnya

kelompok pengendara motor Harley Davidson, kelompok pengguna Kereta

Listrik di Jakarta, kelompok pendukung (supporter) klub olahraga sepak bola

tertentu. Di sini, para anggota kelompok itu berbagi informasi, memecahkan

masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengenal lawan bicaranya.

Pada dasarnya, komunikasi kelompok memiliki dua tujuan yakni untuk

menyelesaikan tugas kelompok dan memelihara norma atau moral anggota-

anggota kelompoknya.

Dalam tipe komunikasi ini ada kelompok kecil dan kelompok besar.

Komunikasi dalam kelompok kecil biasanya melibatkan kurang dari dua

belas orang. Faktor penting dalam komunikasi ini adalah dinamika yang

terjadi dalam kelompok. Misalnya, adanya giliran berbicara bagi setiap orang

dalam kelompok. Komunikasi seperti disebut juga sebagai komunikasi many-

to-many. Sementara itu, komunikasi dalam kelompok besar melibatkan lebih

banyak orang, misal di atas dua belas orang hingga ratusan orang. Kondisi

seperti ini tentu akan membatasi masing-masing individu untuk punya

kesempatan berbicara karena jumlah orang yang berpartisipasi terlalu

banyak. Namun, komunikasi ini masih memungkinkan terjadinya feedback

dari receiver. Contohnya dalam kampanye, atau pertunjukkan musik dan seni

lainnya, audiens dapat memberikan pujian atau kritikan, beberapa orang dari

audiens juga bisa mengajukan pertanyaan.

7. Media Massa

Secara general, medium adalah sarana untuk menyampaikan sebuah

pesan dari sumber kepada penerima pesan (―medium‖ adalah bentuk tunggal

dan ―media‖ adalah bentuk jamak). Ketika kita membicarakan komunikasi

massa maka kita juga membutuhkan media massa.

Page 12: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.12 Komunikasi Massa

Media massa adalah saluran (channel) yang digunakan dalam

komunikasi massa. Definisi media massa tidak saja mencakup perlengkapan

mekanik yang mentransmisikan dan dapat juga menyimpan informasi

(kamera tv, radio, mikrofon, percetakan), tetapi juga meliputi institusi yang

menggunakan peralatan mekanis itu untuk mentransmisikan pesan. Ketika

kita membicarakan media televisi, radio, suratkabar, majalah, musik, dan

film, kita juga menunjuk pada pekerja media, kebijakan, organisasi dan

teknologi yang memproduksi dan mendistribusikan komunikasi massa.

Menurut McQuail, media massa dalam kajian komunikasi massa sering

dipahami sebagai perangkat-perangkat yang terorganisir untuk

berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada

khalayak luas dalam waktu yang singkat. Dalam konteks ini, media akan

memiliki pengertian mediasi karena mampu menjembatani jarak antara

khalayak dan dunia.

McQuail (Nurudin, 2004) juga mengemukakan beberapa asumsi pokok

mengenai arti penting dari media massa seperti berikut.

a. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang

menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan

industri lain yang terkait. Contoh konkret dapat dilihat bahwa sejak

reformasi tahun 1998 banyak institusi media baru, seperti jumlah televisi

meningkat cepat. Sebaliknya, ditemukannya internet dan munculnya

majalah digital membuat majalah Newsweek kehilangan banyak

pembacanya, dan akhirnya memutuskan untuk tidak terbit lagi.

b. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan

norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat

dan institusi sosial lainnya. Contoh, pemberitaan media adakalanya bias

atau menekankan sebuah isu dan mengabaikan isu lain karena isu ini

dianggap isu yang sedang hangat dan penting untuk diketahui oleh

banyak audiens.

c. Media merupakan sumber kekuatan karena dapat digunakan sebagai alat

kontrol, yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau

sumber daya lainnya. Contoh media dapat digunakan sebagai alat

penjaga demokrasi karena berperan menyajikan berbagai opini

masyarakat.

d. Media merupakan wadah yang semakin berperan menampilkan peristiwa

kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun

Page 13: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.13

internasional. Contohnya, sering kali kita mengetahui lebih banyak

tentang kegiatan pemilu di AS awal November lalu daripada tahu

tentang kegiatan kampanye pilkada yang terjadi di provinsi lain di

Indonesia.

e. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,

bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol,

tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup,

dan norma-norma.

f. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi

masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan

nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan

hiburan.

B. ORGANISASI MEDIA MASSA

Dominick (2005: 16-19) menjelaskan bahwa komunikasi massa

tradisional memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Diproduksi oleh organisasi yang formal dan kompleks.

2. Memiliki banyak pengawas (gatekeeper).

3. Membutuhkan dana untuk dapat beroperasi.

4. Bersifat sangat kompetitif di antara institusi media yang ada untuk

memperoleh keuntungan.

Berikut ini, pembahasan kelima poin tentang karakteristik organisasi

media di atas.

1. Struktur Organisasi Media

Mengelola suratkabar ataupun televisi tentu membutuhkan sistem

pengaturan biaya, pengelolaan tenaga kerja, pengoordinasian aktivitas yang

diselenggarakan, serta penerapan aturan dan kebijakan yang ada. Untuk

memenuhi hal tersebut, diperlukanlah sebuah struktur organisasi yang jelas:

adanya spesialisasi, pembagian kerja, serta fokus dan bertanggungjawab pada

bidang pekerjaan tertentu. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa

komunikasi massa tradisional merupakan produk birokrasi.

Seperti layaknya sistem birokrasi yang ada, hak pengambilan keputusan

hanya ada pada beberapa tingkat (level) manajemen. Sarana komunikasi

Page 14: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.14 Komunikasi Massa

dalam organisasi pun dibentuk secara formal. Oleh karena itu, pengambilan

keputusan mengenai konten yang akan dimuat pada koran maupun televisi

ditentukan oleh sebuah kelompok dalam organisasi. Kelompok ini terdiri atas

orang-orang yang berada pada level atas dalam birokrasi. Hal ini

menyebabkan pola komunikasi mengikuti pola organisasi yang telah

ditentukan dan dapat diprediksi sebelumnya. Adakalanya, sebagian hasil

akhir produk media, tidak menyerupai ide orisinalnya. Misal, untuk

menyajikan sebuah berita, reporter diminta menginterview berbagai pihak,

namun keterbatasan kolom maka tidak semua pendapat narasumber yang

telah diinterview dapat ditampilkan, apalagi ketika pendapat seorang

narasumber bertentangan dengan kepentingan pengusaha maka editor

suratkabar tersebut akan lebih berhati-hati menyajikan hasil interviewnya

atau bahkan tidak akan memasukkan pemikiran yang bertentangan dengan

penguasa atau pemerintah.

2. Peranan Pengawas (Gatekeepers)

Gatekeeper adalah individu atau sekelompok orang yang mengontrol

penyajian informasi atau pesan. Gatekeeper berfungsi menambah atau

mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang

disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi

menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah, atau mengurangi

pesan-pesannya. Dengan kata lain, gatekeeper adalah pihak yang turut

menentukan pengemasan pesan dalam media massa. Gatekeeper tidak dapat

dipisahkan dari media massa. Semakin besar dan kompleks sebuah industri

media, semakin banyak gatekeeper yang diperlukan. Misalnya, editor dalam

suratkabar yang menentukan pantas atau tidaknya sebuah berita dimuat.

3. Biaya Operasional

Tidaklah mudah untuk membangun sebuah organisasi komunikasi massa

dan mempertahankan keberadaannya karena dibutuhkan modal yang besar.

Biaya memproduksi suratkabar pada tahun 2000 akan berbeda dengan biaya

produksi saat ini. Berbeda pula dengan jumlah yang dibutuhkan stasiun

televisi. Misal, sebuah stasiun televisi yang merupakan 10 stasiun besar di

AS bisa mengeluarkan US$ 10 juta per tahun untuk mempertahankan

keberadaannya. Inilah sebabnya mengapa, hanya organisasi-organisasi yang

mempunyai sistem dan biaya yang besar, yang akhirnya dapat memproduksi

komunikasi massa. Oleh karenanya, terbentuklah sebuah tren yang

Page 15: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.15

sebenarnya muncul pada abad ke-20, yaitu pemusatan kepemilikan. Hanya

perusahaan yang mempunya kekuatan finansial besar yang dapat bersaing.

Akibatnya, pada tahun 2007 banyak sekali media-media besar yang

mendominasi pasar.

4. Kompetisi Antar Media untuk Mendapatkan Profit

Di Amerika Serikat (AS) dan juga di berbagai belahan dunia, tidak

terkecuali Indonesia, sebagian besar organisasi komunikasi massa

berorientasi untuk memperoleh laba; mencari keuntungan bagi pemilik

ataupun pemegang saham. Meski ada beberapa pengecualian seperti The

Public Broadcasting Service di AS dan TVRI di Indonesia misalnya, namun

sebagian besar suratkabar, majalah, perusahaan rekaman, televisi, juga radio,

didirikan untuk mencari profit. Ketika media dibentuk demi kepentingan

publik atau berperan sebagai watchdog bagi pembacanya maka mereka juga

tetap mempertimbangkan profit, dan jika tak demikian mereka akan

bangkrut. Bagi industri media, konsumen adalah sumber keuntungan utama.

Ketika kita membeli CD atau tiket bioskop, keuntungan sudah dimasukkan

dalam harga barang. Namun, koran, televisi, majalah, dan radio, memperoleh

sebagian besar keuntungannya dengan menjual konsumennya kepada para

pengiklan. Harga iklan-iklan itulah yang ditawarkan kepada masyarakat luas.

Tidaklah mengherankan mengapa organisasi-organisasi komunikasi

massa yang ada selalu bersaing mendapatkan perhatian konsumen. Stasiun-

stasiun televisi selalu bersaing untuk mendapatkan rating yang tinggi.

Mereka bahkan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi demi

mempromosikan tayangan-tayangannya. Begitu pula dengan koran harian

bersaing dengan koran-koran mingguan, bahkan juga bersaing dengan media

radio dan televisi.

C. INTERNET

Kemunculan internet sudah pasti mengubah konsep komunikasi massa

terdahulu. World Wide Web lah yang membawa internet memasuki dunia

komunikasi massa, serta mengubah pola one-to-many yang dimiliki oleh

komunikasi massa karena lewat internet, setiap orang mempunyai

kesempatan menjadi pelaku komunikasi massa (mass communicator).

Internet tentu sangat menguntungkan bagi para penggunanya karena setiap

orang dapat membuat dan mengelola website-nya sendiri dengan biaya

Page 16: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.16 Komunikasi Massa

minim, dan menjadikan setiap orang sebagai pelaku percetakan elektronik

(electronic publisher) yang dapat mengakses jutaan pengguna lainnya.

Mass communicator ini yang meruntuhkan lima karakteristik komunikasi

massa tradisional yang kita bahas sebelumnya. Pertama, komunikasi massa

dapat dibentuk oleh individu, bukan hanya dapat dibentuk oleh sistem

keorganisasian yang besar. Kedua, banyak website yang tidak memiliki

gatekeeper, keadaan ini sebenarnya mempunyai konsekuensi positif dan

negatif. Di satu sisi, setiap orang berhak menuliskan apapun di internet tanpa

rasa takut. Namun, di sisi lain kita tidak dapat menjamin seluruh isinya akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada pengawas maka tidak ada yang

memisahkan mana yang berkualitas atau tidak, mana yang perlu atau tidak.

Ketiga, biaya penggunaan internet tidaklah besar. Keempat, terdapat banyak

website yang dibuat untuk kepentingan publik, dan bukan kepentingan

komersial, walaupun beberapa web ada hanya untuk menarik perhatian

pengunjung terhadap pemilik web. Kelima, beberapa website tak

mengindahkan persaingan untuk menarik perhatian pengunjung.

Kenyataan bahwa internet memberikan kesempatan kepada setiap orang

menjadi mass communicator, bukan berarti bahwa setiap pencipta website

secara otomatis terlibat dalam komunikasi massa. Jika tidak ada yang

mengunjungi website tersebut maka komunikasi massa tidak akan terjadi.

Contohnya yaitu, ketika Uncle Harold membuat websitenya, bukan berarti

bahwa ia sama dengan Time Warner yang sejatinya adalah mass

communicator. Benar bahwa keduanya menghadapi tantangan yang sama,—

membuat website yang menarik, mengundang sebanyak-banyaknya

pengunjung, dan berusaha mengajak mereka untuk selalu berkunjung ke

website dimaksud, namun Time Warner memiliki keunggulan yang lebih

untuk menaklukkan tantangan itu. Dengan kata lain, kesempatan menjadi

mass communicator sangat terbuka lebar, namun untuk benar-benar

mewujudkannya bukanlah suatu hal yang mudah.

Sebenarnya, sudah banyak profesional media yang meramalkan bahwa

konten media (tv, film, rekaman suara, suratkabar, dan majalah) akan tersedia

dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui internet. Oleh karena itu,

internet akan menjadi sebuah sarana penting dalam komunikasi massa.

Gejalanya terdapat pada kemunculan iTunes, kemudahan menonton acara tv

di jaringan internet, dan film-film yang juga turut merambah ke dunia

internet. Akibatnya, banyak muncul bahaya baru, yaitu jika kita terlalu

tergantung pada internet, bagaimana jika terjadi bencana yang

Page 17: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.17

menghancurkan sistem operasional internet? Apakah kita akan mengalami

nasib yang sama dengan para korban banjir yang tidak berdaya karena tak

punya pilihan? Bagaimanapun pengelolaannya, sistem internet telah

memaksa kita untuk memikirkan kembali makna komunikasi konvensional

dan bagian-bagian dalam komunikasi massa.

D. PERBEDAAN MODEL KOMUNIKASI MASSA TRADISIONAL

DAN INTERNET

Information Mass Media Audience

Media Organization Channels

Sumber: Dominick, 2005:21

Gambar 1.3

Model Komunikasi Massa Tradisional

Gambar di atas menunjukkan ada empat elemen dalam komunikasi

massa. Pertama, adalah informasi yang berasal dari sekeliling kita

(information from environment). Kedua, organisasi media massa (mass media

organization); Ketiga, saluran media (media channels) dan Keempat,

audiens. Selain itu, ada beberapa istilah yang harus dipahami, Pertama,

decoders, interpreters dan encoders, yang terletak di bawah tulisan mass

media organization. Ini berarti tugas institusi media adalah

menginterpretasikan berbagai peristiwa dan isu yang terjadi di sekeliling kita.

Jadi, ketika muncul suatu isu, awak media kemudian melakukan decoding

atas isu tersebut, menginterpretasikan apa yang menarik, apa yang perlu

ditekankan atau informasi yang diperoleh dari masyarakat, baik berita (news)

maupun hiburan (entertainment) akan disaring oleh media (suratkabar, tv,

from environment

Page 18: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.18 Komunikasi Massa

studio film), mengalami proses encoding, diinterpretasikan, dipilah, dan

akhirnya diubah ke dalam bentuk informasi atau pesan (message). Kemudian,

pesan ini akan terus diproduksi dan disebarluaskan melalui sebuah sarana

yang tepat. Misalnya, liputan sebuah peristiwa akan dievaluasi oleh editor

(gatekeeper) untuk dilihat, apakah berita tersebut layak dimasukkan dalam

koran harian atau tidak. Jika berita tersebut dianggap layak untuk diterbitkan

maka berita itu akan terus diproduksi.

Kedua, many receivers, each decoding, interpreting, connected to

groups where message is received. Setelah sampai kepada pembaca

(audience) maka mereka akan mengolahnya, dengan membaca dan

menginterpretasikan setiap pesan yang terkandung. Audiens bukanlah orang

yang terisolasi satu dari lainnya, melainkan terhubung dengan kelompok,

seperti kelompok keluarga, teman bermain, sesama pekerja yang saling

membicarakan dan menginterpretasikan kembali informasi yang diperoleh

mereka dari media. Beberapa perilaku mereka (program televisi apa yang

dipilih, media apa yang paling banyak digunakan, produk apa yang sering

dibeli) diamati oleh organisasi media dan digunakan sebagai feedback untuk

menentukan program atau isu apa yang akan ditampilkan oleh media.

Figur berikut ini, merepresentasikan komunikasi internet yang

memungkinkan beberapa tataran komunikasi yang berbeda:

1. One to one: satu komunikator atau sumber berkomunikasi dengan satu

receiver (contoh: email);

2. One to many: satu komunikator berkomunikasi dengan beberapa receiver

(contoh CNN.com),

3. Many to many: beberapa komunikator berkomunikasi dengan beberapa

receiver (contoh: chat rooms, weblogs) atau banyak sumber informasi

berkomunikasi dengan banyak receiver (contoh: eBay).

Page 19: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.19

Sumber: Dominick, 2005:22

Gambar 1.4

Model Komunikasi Massa melalui Internet

Gambar ini menunjukkan ada penerima informasi, yaitu beberapa

individu, beberapa kantor, lembaga atau organisasi (organization), ada

sumber berita, seperti institusi media, suratkabar, website. Oleh karena proses

komunikasi tidak berjalan searah dari kiri ke kanan, sebagaimana kita lihat di

gambar 3 di atas, tetapi proses komunikasi bergerak bolak-balik arah maka

pihak yang memproduksi informasi bukan hanya institusi media, tetapi juga

Page 20: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.20 Komunikasi Massa

individu. Individu-individu ini mengambil bagian dalam proses decoding,

interpretasi, dan encoding. Dalam proses komunikasi di atas tidak ada

pengawasan yang ketat karena tidak ada gatekeeper. Selain itu, Para pencari

informasi tidak perlu lagi repot mencari informasi yang dibutuhkan sesuai

dengan waktu terbit suratkabar atau jam tayang program televisi, namun

individu dapat menentukan waktu dan bentuk media pilihannya.

Hal lain yang membedakan sistem berbasis internet dari sistem

tradisional adalah tidak identiknya informasi yang diterima masing-masing

orang. Setiap orang akan mengakses website yang berbeda-beda, sesuai

pilihannya. Akibatnya, setiap orang menyesuaikan informasi apa saja yang

ingin ia peroleh. Seseorang yang mencari tahu informasi mengenai tim

favorit sepak bolanya di sebuah web, akan mendapatkan informasi yang

berbeda dari orang yang mengakses web lainnya. Setiap pengakses punya

kemampuan untuk menentukan, informasi apa saja yang ingin ia ketahui.

Beberapa ahli menyebut komunikasi massa tradisional sebagai push model,

dan receiver ―dipaksa‖ menerima sejumlah informasi, sedangkan komunikasi

berbasis internet dimaknai sebagai pull model, dan receiver memilah

informasi tertentu yang ingin ia ketahui.

Model komunikasi massa internet menunjukkan bahwa komunikasi

massa berbasis internet ini akhirnya menciptakan hubungan dan interaksi

antara individu dan organisasi maka datanglah feedback dengan mudah.

Fasilitas komentar disediakan sehingga pengunjung dapat berkomentar atas

apa yang ditampilkan dalam website tersebut. Inilah tawaran terbaru yang

belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya, pada situs seperti Yahoo! dan

Detik, para pengunjung dapat memberikan pendapat atau komentar mereka

secara langsung atas informasi yang disediakan oleh situs-situs tersebut.

Internet pun pada akhirnya menjadikan hubungan produsen dan

konsumen kian erat, dan memungkinkan adanya perdagangan online. Kita

dapat melihat bahwa beberapa tahun belakangan ini bisnis melalui online

shop begitu menjamur. Berbagai macam kebutuhan manusia seperti pakaian,

makanan, perangkat elektronik, dan lain-lain dapat dipesan melalui internet.

Page 21: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.21

1) Bagaimanakah penerapan teori SMCR dalam konteks komunikasi

massa?

2) Jelaskan perbedaan antara komunikasi, komunikasi massa, dan media

massa.

3) Sebutkan keempat karakteristik massa.

4) Bagaimana internet bisa mengubah konsep komunikasi massa

tradisional?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan dalam latihan

ini, pelajari dengan cermat materi Kegiatan Belajar 1, apabila merasa belum

paham, diskusikan dengan teman atau tutor Anda.

1) Elemen-elemen dalam proses komunikasi adalah sumber informasi,

proses encoding, pesan, saluran, proses decoding, penerima pesan,

umpan balik, dan gangguan.

2) Komunikasi tatap muka terjadi ketika seseorang (satu kelompok)

berinteraksi dengan orang lain (kelompok lain) tanpa bantuan alat

(media). Sumber komunikasi dan penerima pesan hadir secara fisik

dalam proses komunikasi tersebut.

3) Tataran-tataran (level) komunikasi: komunikasi intrapersonal,

interpersonal, organisasi, kelompok, dan komunikasi melalui media.

4) Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan

(receiver) secara massal, terpencar, sangat heterogen, dan

menimbulkan efek tertentu.

5) Media massa adalah saluran (channel) yang digunakan dalam

komunikasi massa. Definisi media massa tidak saja mencakup

perlengkapan mekanik yang mentransmisikan dan dapat menyimpan

informasi, tetapi juga meliputi institusi yang menggunakan peralatan

mekanis itu untuk mentransmisikan pesan.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

RANGKUMAN

Page 22: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.22 Komunikasi Massa

6) Secara tradisional, pelaku komunikasi massa diidentifikasikan oleh

institusi media yang formal, pengawas atau gatekeeper, biaya

produksi yang tinggi, kompetisi di antara sesama media massa.

Namun, hal ini tak berlaku bagi internet.

7) Internet memungkinkan interaksi langsung antara audiens dan

sumber informasi.

1) Contoh intrapersonal komunikasi adalah

A. mengemukakan pergumulan kepada sahabat

B. berpikir dalam hati

C. menelepon teman

D. membaca suratkabar

2) Contoh umpan balik (feedback) dalam komunikasi melalui media massa

adalah

A. sebuah percakapan melalui telepon genggam terputus karena signal

lemah

B. terganggunya siaran televisi karena masalah teknis

C. mengirimkan surat pembaca kepada redaksi suratkabar

D. penerima pesan (receiver) salah memaknai sebuah pesan karena

adanya perbedaan kebiasaan atau perbedaan budaya antara source

dan receiver.

3) Gatekeeper adalah

A. orang yang bertugas mencari berita

B. orang yang berperan membuat website

C. orang yang menyeleksi berita yang masuk dan dapat menambah atau

mengurangi informasi diperlukan untuk melengkapi berita yang

sudah diseleksi.

D. salah satu elemen dari proses komunikasi.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

TES FORMATIF 1

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Page 23: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.23

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Page 24: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.24 Komunikasi Massa

Kegiatan Belajar 2

Media di Era Informasi

edia di era komunikasi, telah menjadi bagian yang tidak dapat

dilepaskan dari hidup manusia. Hasil penelitian (Straubhaar & LaRose,

2008:3) memperlihatkan rata-rata orang menghabiskan 2.532 jam per tahun

untuk menonton televisi atau untuk mendengarkan radio. Hal itu sama

dengan melakukan pekerjaan penuh waktu (full time jobs) 8 jam sehari,

selama 316 hari. Kita menghabiskan 948 jam lainnya dalam setahun untuk

mengonsumsi media lain, seperti buku, koran, majalah, musik, film, video

games, dan internet sehingga total penggunaan media dalam kurun setahun

mencapai 3.480 jam, melebihi waktu yang kita gunakan untuk apapun,

termasuk untuk bekerja ataupun tidur. Data tersebut hanya menggambarkan

proses konsumsi informasi dan belum termasuk waktu yang dihabiskan untuk

memproduksi informasi.

Menggunakan dan memproduksi informasi merupakan aktivitas ekonomi

terbesar di negara besar, seperti AS yang memiliki banyak perusahaan media

internasional, perusahaan telekomunikasi, dan video game; aktivitas itu

melibatkan proses produksi, pengelolaan, atau distribusi informasi. Untuk

menghasilkan produk media masa, pekerja informasipun dibutuhkan, seperti

jurnalis, presenter, anchor persons, aktor/aktris, produser televisi, desainer

web, pakar periklanan, dan pakar hubungan masyarakat.

Bahkan dalam industri manufaktur, pekerja informasi baik di dalam

posisi manajerial, teknikal maupun dalam pelayanan konsumen dan

penjualan, menempati posisi ketiga dari keseluruhan kekuatan pekerja

industri. Tidak hanya dalam proses bekerja, produksi informasi juga telah

menjadi bagian penting untuk menghabiskan waktu luang. Anggota

komunitas di internet yang tergabung dalam situs-situs, seperti Facebook dan

Myspace, berpartisipasi dalam permainan game online dan menjadi

kontributor informasi untuk blog yang dibuatnya. Jadi, sekarang kita bekerja

dan bermain dalam era yang disebut masyarakat informasi (information

society).

Secara umum, Pembelajaran 2 ini akan membahas perkembangan

teknologi media baru yang mengubah bentuk komunikasi masyarakat

konvensional menjadi masyarakat informasi. Selain itu juga, akan membahas

M

Page 25: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.25

sejarah perubahan media seiring dengan perubahan masyarakat yang dimulai

dari masyarakat pra-agrikultural sampai dengan masyarakat informasi.

A. MASYARAKAT INFORMASI

Masyarakat informasi didefinisikan sebagai masyarakat di mana

produksi, proses, distribusi dan konsumsi informasi merupakan kegiatan

sosial dan kegiatan ekonomi yang utama. Dalam masyarakat informasi,

jumlah kegiatan dihabiskan dengan menggunakan media dan teknologi

informasi seperti telepon dan komputer. Selain itu, semakin banyak orang

bekerja di bidang informasi, dengan memproduksi, memproses dan

mendistribusikan informasi (Straubhaar & LaRose, 2008:25),

Kecepatan laju masyarakat informasi didorong oleh perubahan

teknologi, kemampuan masyarakat, dan kebudayaannya dalam mengadopsi

teknologi baru. Orang yang pernah menggunakan telepon genggamnya untuk

mengunduh (down load) e-mail melalui internet, melihat klip video atau

mendengarkan musik, tentu paham kemajuan teknologi digital dan jaringan

telekomunikasi yang telah mengarah pada penggabungan konvergensi

(merging) di antara media konvensional dan media baru. Generasi pengguna

internet, terutama yang berada di kota besar, pada umumnya melakukan

berbagai hal, seperti mengunduh (download) lagu dan video, membeli buku

dan tiket bioskop, membaca cerita baru, berpartisipasi dalam politik, dan

berbincang dengan keluarga serta teman melalui satu saluran medium, yang

disebut internet.

Modul ini secara khusus mengajarkan mahasiswa agar dapat

1. mengetahui masyarakat informasi;

2. mengetahui sejarah perubahan media;

3. menjelaskan media di masa mendatang;

4. menganalisis adanya perubahan gaya hidup dan tantangan dalam

karir pekerjaan yang semakin terkait dengan teknologi komunikasi.

Page 26: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.26 Komunikasi Massa

Ciri-ciri dari masyarakat informasi sebagai berikut.

1. Adanya intensitas informasi atau kebutuhan informasi yang tinggi dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat, di organisasi-organisasi, dan pada

tempat-tempat kerja.

2. Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran, dan

bisnis, serta kegiatan-kegiatan lain.

3. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak jauh.

Straubhaar (2008:15) menjelaskan, di AS pada akhir tahun 1900, para

pekerja di sektor informasi masih berjumlah sekitar 10%. Namun, pada tahun

1950 jumlahnya meningkat sekitar 30%, dan hingga saat ini para pekerja

pada sektor ini berjumlah 50% dari total seluruh pekerja. Oleh karena media

adalah cerminan suatu masyarakat maka tidaklah heran jika media yang

berkembang pada masyarakat informasi adalah media yang dapat

menciptakan, menyimpan, dan memproses informasi, yaitu komputer. Maka,

terjadilah transisi dari media massa konvensional ke bentuk digital.

Muncullah World Wide Web pada tahun 1991 dan komputer pribadi pada

tahun 1975.

Dominick (2005:57) menjelaskan ada tujuh loncatan besar (milestones)

dalam komunikasi manusia, yaitu bahasa, tulisan, mesin cetak, telegraf dan

telepon, fotografi dan film, radio dan televisi serta media digital. Gambar 5 di

bawah ini menunjukkan bahwa perubahan dari satu era komunikasi ke era

yang lain pada awalnya sangat lambat. Bisa dilihat bahwa perubahan dari era

bahasa ke era tulisan membutuhkan waktu ratusan ribu tahun. Namun,

perubahan era komunikasi sejak ditemukannya media cetak ke penemuan

media komunikasi lain, seperti fotografi, film, televisi, dan radio semakin

cepat.

Page 27: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.27

Sumber: Dominick, 2005: 58

Gambar 1.5

Media Komunikasi dari Waktu ke Waktu

Straubhaar (2008:16-17) menjelaskan bahwa evolusi masyarakat

informasi dapat dirunut kembali dengan munculnya berbagai media berikut

ini.

1. Telepon

Media komunikasi digital pertama adalah telepon pada tahun 1962. Saat

ini, telepon pun sudah berkembang dan memiliki berbagai fitur. Telepon kini

tidak hanya membantu manusia untuk bercakap-cakap satu sama lain.

Dengan telepon atau handphone, kita juga dapat mengakses internet di

manapun dan kapan pun.

2. Media Cetak

Digitalisasi akhirnya mendorong kelahiran media cetak di penghujung

tahun 1960. Tidak seperti dulu, kini sistem percetakan media sangatlah

mudah. Versi online-nya pun tersedia demi mengikuti tren perkembangan

media seraya tetap menjaga para audiensnya. Sebut saja majalah-majalah

remaja, seperti Gadis, Kawanku, GoGirl yang sekarang dapat dijumpai versi

online-nya, bahkan kini terdapat beberapa media yang hanya berjalan online

(media online). Contoh media online ini dapat kita lihat pada situs-situs

penyedia informasi, seperti Kapanlagi, Detik, dan Okezone.

3. Film

Saat ini, pengeditan film berlangsung di komputer. Teknologi yang

mendukung pembuatan film juga sudah semakin canggih. Misalnya, sound

system yang memakai model digital, serta video disc (DVD) yang

Page 28: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.28 Komunikasi Massa

menggantikan videotape analog. Industri film Hollywood di AS mulai

menggunakan special effects bagi film Star Wars yang diproduksinya, dan

film yang dihasilkan dengan menggunakan animasi komputer, seperti Toy

Story pada tahun 1995 menjadi semakin lumrah.

Sumber: http://planetill.com/2010/11/15-years-ago-toy-story-changed-the-world/

Gambar 1.6 Toy Story

4. Recording

Compact disc (CD) digital pertama dibuat pada tahun 1982. Namun,

seiring perkembangan zaman, musik tidak lagi mengandalkan CD, melainkan

internet. Saat ini, setiap orang dapat mengunduh musik yang mereka sukai di

internet.

5. Televisi Kabel (Cable Television) dan Televisi Satelit (Satellite

Television)

Pada tahun 1998, industri tv kabel di AS mulai melakukan transmisi ke

era digital untuk menambah saluran (channel). Hal ini juga bertujuan untuk

bersaing dengan siaran tv satelit secara langsung (direct broadcast satellite

atau DBS) yang sudah memiliki ratusan channel sejak tahun 1995. Saat ini,

seakan tak mau ketinggalan dengan media lain, tv kabel memungkinkan

penggunanya untuk mengakses tayangannya lewat internet.

Page 29: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.29

6. Broadcasting

Sumber: (http://crave.cnet.co.uk/homecinema/tivo-announces-premiere-and-

premiere-xl-pvrs-us-rejoices-uk-weeps-49305178/)

Gambar 1.7

Tivo

High-definition television (HDTV) yang menggunakan format digital dan

menghasilkan gambar yang lebih jernih, diperkirakan akan menggantikan

keberadaan tv konvensional. Begitu pula radio digital, yang berusaha

―menyingkirkan‖ fasilitas streaming di internet. Sementara itu, perekam

video, seperti TiVo akan memungkinkan para konsumen untuk melewatkan

jeda iklan di tv dan membuat jadwal menonton sendiri. Dari penjelasan di

atas, dapat kita simpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang sangat

signifikan dalam masyarakat informasi. Saat ini, pekerja produksi surat

kabar, stasiun televisi, serta studio film dan perekaman, bekerja sama dengan

pekerja telekomunikasi dan progammer komputer menjadi satu bagian dalam

sektor informasi ekonomi.

B. SEJARAH PERUBAHAN MEDIA

Perlu digarisbawahi bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada

media akan selalu disertai oleh perubahan pada masyarakatnya (Straubhaar,

2008: 13-15). Keduanya akan selalu berjalan bersama. Pada bagian ini, kita

akan melihat evolusi media yang berpengaruh pada evolusi kehidupan

masyarakat, yaitu masyarakat agrikultur (pertanian), masyarakat industri, dan

masyarakat informasi. Karena pembahasan masyarakat informasi sudah

dijelaskan di depan maka berikut ini akan dibahas masyarakat pada masa

sebelum era informasi.

Page 30: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.30 Komunikasi Massa

Sumber: Straubhaar, 2008: 13

Gambar 1.8

Tahapan Perkembangan Masyarakat

1. Masyarakat Pre-agrikultur

Sebelum kehidupan agrikultur berkembang, pada umumnya orang hidup

dalam kelompok kecil, mengumpulkan makanan, dan berburu hewan.

Komunikasi lisan menjadi andalan untuk menyampaikan pesan kepada

sesamanya, bahkan kepada generasi selanjutnya. Dengan tradisi lisan itulah,

cerita rakyat, upacara-upacara ritual, atau lagu-lagu daerah sampai diingatan

kita saat ini. Hingga sekarang pun sebenarnya tradisi lisan masih melekat

pada masyarakat kita. Buktinya, kita masih suka bercakap-cakap dan berbagi

pengalaman dengan keluarga, teman, dan orang lain.

2. Masyarakat Agrikultur

Ketika masyarakat pertanian mulai berkembang, hampir semua

pekerjaan berkaitan dengan kebun dan tanah pertanian: menggali tambang,

memancing, dan juga menebang pohon. Dibandingkan masyarakat pre-

agrikultur, masyarakat agrikultur lebih terorganisir, namun lebih kompleks.

Dari sinilah masyarakat Sumerian (yang terletak di Irak) berasal. Masyarakat

ini dikenal sebagai penemu tulisan 4000 tahun sebelum masehi. Di dalam

masyarakat agrikultur, komunikasi adalah hal yang istimewa karena

kebanyakan dari mereka baik petani maupun bangsawan tidak mampu

membaca dan menulis. Orang-orang pertama yang melakukan tugas-tugas

yang berkaitan dengan membaca dan menulis biasanya hanya pemuka

agama/kepercayaan dan para pedagang. Oleh karena itu, kurir-kurir yang

memiliki kemampuan menghafal pesan yang sangat panjang akan sangat

dihormati masyarakat.

Page 31: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.31

Media massa yang pertama muncul dalam masyarakat ini adalah buku

yang ditulis dengan tangan. Namun, jumlahnya sangat terbatas karena

penggandaan buku adalah pekerjaan yang sangat melelahkan. Alhasil,

kebanyakan buku hanya beredar pada kalangan elit dan agamawan. Pada

masa itu, negara Amerika masih merupakan negara agrikultur, dan saat ini

para pekerja agrikultur di sana hanya berjumlah 2% dari total populasi

negara. Sementara itu, di negara berkembang lainnya masih banyak

masyarakat yang mempunyai penghasilan utama dalam bidang pertanian.

3. Masyarakat Industri

Walaupun awal revolusi industri acap kali dikaitkan dengan penemuan

mesin uap oleh Thomas Newcomen tahun 1712, tetapi dalam hal komunikasi

lebih dikaitkan dengan publikasi Injil (bible) oleh Johannes Guttenberg tahun

1455. Dengan penemuan mesin cetaknya, ia membuat perubahan besar di

Eropa. Produksi buku semakin cepat dan meningkat sehingga tidak

membutuhkan waktu dan tenaga yang besar untuk menggandakan pesan.

Ribuan buku pun tercetak dengan harga yang murah sehingga lingkup

audiensnya pun menjadi semakin besar.

Revolusi industri pun kemudian mengikuti jejak Gutenberg. Industri-

industri yang berada di tengah kota menggaet masyarakat desa untuk pindah

ke kota; dari masyarakat agrikultur ke masyarakat industri. Pada tahun 1910,

Amerika menjadi sebuah negara industri; pabrik-pabrik mengalahkan para

pekerja agrikultur. Hal ini menyebabkan persyaratan memasuki dunia kerja

lebih kompleks dan kebutuhan hidup menjadi besar. Pada tahun 1830,

urbanisasi, literasi, dan kebutuhan untuk mengiklankan barang-barang baru

secara besar-besaran mulai memberi tempat pada media massa, surat kabar

perkotaan. Segera setelah itu, metode produksi massal diaplikasikan untuk

meningkatkan proses pencetakan, dan menemukan hiburan yang baru bagi

masyarakat urban, termasuk peningkatan peran film, radio, televisi

bersamaan dengan surat kabar dan majalah. Peningkatan ini kemudian

menjadi karakteristik media dalam masyarakat industri.

C. MEDIA MASSA DI MASA DEPAN: SEGMENTASI MEDIA

Inilah tren media terkini, yaitu terjadinya: (1) segmentasi audiens,

(2) konvergensi, (3) kontrol audiens yang baik, (4) multiple platform,

(5) user-generated conten, dan (6) media mobile.

Page 32: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.32 Komunikasi Massa

1. Segmentasi Audiens

Pada tahun 1930an, hampir semua orang Amerika mendengarkan siaran

radio Amos ‘n’ Andy. Namun sekarang, dapat dikatakan sebagai sebuah

prestasi jika sebuah radio dapat menggaet 10% audiensnya. Inilah yang

terjadi pada stasiun radio-radio Amerika. Program televisi I Love Lucy

berhasil menarik 50% penonton, The Cosby Show 33%, dan film serial CSI

13%, sedangkan di Indonesia perubahan perolehan audiens juga terjadi pada

televisi. Dulu ketika hanya terdapat lima stasiun televisi, rating suatu

program dapat mencapai angka dua digit. Program berjudul Si Doel Anak

Sekolahan sempat mencapai angka 70% untuk jumlah share penontonnya.

Namun, seiring bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru dan ketatnya

persaingan di antara program-program televisi, perolehan rating yang tinggi

menjadi semakin sulit untuk dicapai. Peristiwa yang sama terjadi pula pada

surat kabar. Sekitar tahun 60an, diperkirakan tiga dari empat usia dewasa

membaca surat kabar. Namun sekarang, angka itu turun menjadi satu dari dua

usia dewasa. Begitu pula majalah terkenal Reader’s Digest yang dapat

mencapai angka 18 juta eksemplar pada tahun 1976, dan menurun sekitar 10

juta eksemplar saat ini.

Contoh-contoh di atas jelas menunjukkan adanya segmentasi atau

fraksionalisasi audiens media. Mengapa hal ini dapat terjadi? Pertama, bagi

para konsumen zaman ini, waktu adalah barang langka. Waktu yang mereka

punya habis dalam perjalanan, pekerjaan, juga urusan rumah tangga. Ini

berarti bahwa waktu yang disediakan untuk media sangatlah terbatas. Oleh

karena itu, mereka hanya mencari informasi yang sesuai dengan ketertarikan

dan kebutuhan mereka.

Kedua, banyak sekali jenis-jenis media yang tersedia. Dari televisi

dengan salurannya yang beragam, DVD, video games hingga YouTube; dari

film dengan single-screen hingga 18 screen; dari satu saluran radio hingga

ribuan saluran radio. Akibatnya, para pengiklan semakin selektif memilih

target marketing sehingga hanya mengiklankan produknya pada media

tertentu dengan target audiens tertentu. Audiens di luar target pemasaran para

pengiklan ini akan diabaikan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka muncul pertanyaan apakah istilah

komunikasi massa tidak berlaku lagi? Tentu saja masih berlaku. Pertama,

pengertian mengenai komunikasi massa yang sudah kita pelajari sebelumnya

masih bisa diterapkan. Kelompok-kelompok media masih menggunakan

sarananya untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang besar, beragam,

Page 33: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.33

dan tersebar di berbagai tempat. Dalam kasus ini, audiens masih dapat

dikatakan berjumlah besar (bahkan tayangan televisi yang tidak diminati

sekalipun, dapat menggaet 4 juta keluarga), beragam, dan tersebar untuk

dikategorikan dalam komunikasi massa.

Kedua, sarana komunikasi massa yang ada tidak berubah, walaupun

semakin banyak media massa yang menggunakan sarana tersebut; di

Amerika, terdapat 13.000 stasiun radio yang bersaing (dua kali lipat dari 2

dekade sebelumnya), lebih dari 3.000 majalah, ratusan stasiun televisi, dan

sebagainya. Informasi yang disampaikan menjadi semakin terspesialisasi.

Oleh sebab itu, semua surat kabar, majalah, radio, TV, juga website, selalu

memikirkan kontennya, demi memenuhi permintaan pengiklan dan

meminimalisir biaya produksi. Konsekuensinya, masing-masing media

semakin sulit mendapatkan jumlah konsumen yang besar. Namun, rasanya

kesempatan itu masih tersedia bagi informasi yang benar, yang memakai

media yang benar. Penting untuk diingat, walaupun konten-konten ini sudah

terspesialisasi, namun, kesempatan untuk meraih audiens sebanyak-

banyaknya masih sangat terbuka lebar.

2. Konvergensi Media

Konvergensi dapat dikatakan sebagai proses penyatuan berbagai bidang.

Meski bukan barang baru, dewasa ini konvergensi banyak dibicarakan dan

dianggap akan menjadi sebuah tren komunikasi massa di masa depan. Salah

satu jenisnya adalah konvergensi korporasi yang muncul di AS pada tahun

1980an dengan suatu sinergi. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi ide

(konten), seperti perusahaan rekaman dan film, membutuhkan sebuah sarana

untuk mendistribusikan karyanya. TV misalnya, dengan teknologi digital

yang dimilikinya, tv mengubah sinergi-sinergi tersebut menjadi konvergensi.

Inilah tujuan perusahaan-perusahaan serupa lainnya: membuat segala

sesuatunya terlihat. Akankah konvergensi korporasi tetap bertahan dengan

adanya internet? Mungkin, namun, sepertinya konvergensi ini akan

tergantikan oleh divergensi.

Jenis konvergensi lainnya adalah konvergensi operasional. Hal ini terjadi

ketika pemilik beberapa properti media menggabungkan media-medianya

dalam satu sistem. Contohnya adalah grup Tempo, tidak hanya memiliki

koran dan majalah, mereka juga membentuk pusat budaya, seperti Salihara.

Konvergensi macam inilah yang berpotensi menjadi tren. Keuntungan sistem

ini jelas. Konvergensi operasional akan menghemat banyak uang, dengan

Page 34: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.34 Komunikasi Massa

menggabungkan staf-stafnya. Misalnya, reporter yang sama dapat

menerbitkan liputannya pada majalah, website, dan stasiun televisi yang

sama. Ditambah lagi, masing-masing dapat mempromosikan ―partner‖nya:

Tempo mempromosikan Salihara, Salihara mempromosikan Tempo.

Namun, tentu ada beberapa hal yang menjadi kelemahan. Misalnya, seorang

reporter harus menguasai beragam media. Inilah yang sering kali menjadi

perdebatan. Tidak semua reporter media cetak dapat menguasai media

elektronik, dan sebaliknya. Akibatnya, konsumen yang dirugikan.

Jenis terakhir adalah konvergensi alat (device convergence).

Konvergensi ini menggabungkan beberapa peralatan ke dalam satu

mekanisme. Misalnya, dalam satu telepon genggam terdapat MP3 player,

kamera, dan koneksi internet. Kelemahan sistem ini ada ketika seseorang

tidak dapat mengoperasikan alat tersebut karena dianggap terlalu rumit untuk

dioperasikan. Konvergensi inilah yang sebenarnya diyakini oleh banyak

media massa: surat kabar, dan majalah yang memiliki edisi online, tayangan

televisi yang dapat diunggah di internet, serta film dan buku yang dapat

disaksikan dalam versi digital.

3. Kontrol Audiens

Saat ini, kita hidup pada era yang setiap orang dapat mengontrol

medianya. Segala bentuk teknologi, mulai dari internet hingga iPod, radio

digital, juga perangkat mobile yang lebih kompleks, telah dikuasai manusia.

Mereka bebas menentukan apa yang mereka butuhkan. Mari lihat televisi.

Awalnya, setiap penonton bergantung kepada jadwal televisi. Mereka tidak

dapat memilih dan menonton program-program televisi, sesuai dengan

kebutuhan dan waktu mereka. Namun, perkembangan teknologi yang ada

saat ini semakin memanjakan konsumen: teknologi VCR yang

memungkinkan kita merekam tayangan yang kita sukai dan memutarnya

kembali kapan pun kita inginkan; remote kontrol yang memudahkan kita

untuk memilih tayangan yang kita gemari, munculnya saluran-saluran baru

yang menyajikan beragam jenis tayangan; serta fasilitas video maker untuk

membuat video sendiri di rumah.

Digital Video Recorders (DVRs) seperti TiVo juga menciptakan berbagai

kemudahan. Para penonton dapat menghentikan siaran tv yang sedang

berlangsung dengan hanya menekan tombol pause, mempercepat bagian

iklan, dan merekam hingga 80 tayangan. Dengan kata lain, kekuatan beralih

dari source ke receiver. Televisi biasa juga kini terintegrasi dengan internet

Page 35: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.35

dan melahirkan teknologi baru yang dikenal dengan internet tv. Hal ini juga

terjadi pada liputan-liputan berita. Dulu, masyarakat hanya bergantung pada

surat kabar atau siaran tv. Namun sekarang, mereka dapat memperoleh

kumpulan informasi yang mereka inginkan di internet; mencarinya dari

berbagai sumber. Kondisi ini belum terjadi pada produk CD atau kaset karena

masyarakat harus membeli satu album, walaupun hanya satu atau dua lagu

yang ingin didengarkan. Kesuksesan Napster dan program sejenis lainnya ini

lah yang membuktikan bahwa konsumen tidak menyukai sistem seperti itu.

Oleh karena itu, di zaman ini setiap orang dapat mengunduh musik yang

mereka inginkan di internet. Hal lain yang terjadi, jika sebelumnya setiap

orang bergantung pada pengelompokan iklan yang dibuat oleh surat kabar

maka sekarang mereka pun dapat membuat dan mengelompokkan iklan pada

website-nya sendiri.

Pembahasan berikutnya akan lebih mendalami hal ini. Namun, yang

sudah jelas di sini adalah, audiensi-lah yang memiliki kontrol besar atas

proses komunikasi.

4. Multiple Platform

―Everything Everywhere” sering kali digunakan para korporasi media

untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi media.

Kuncinya adalah membuat setiap orang dapat mengakses informasi pada

setiap media yang mereka miliki.

Sumber: http://www.mydigitallife.info/new-samsung-sgh-l760-youtube-enabled-

cellphone/

Gambar 1.9 Telepon Genggam dengan Fitur Youtube

Page 36: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.36 Komunikasi Massa

Video musik adalah contoh yang tepat. Pada mulanya, orang hanya dapat

menonton video di MTV, VH1, atau saluran cable lainnya. Namun kemudian,

datanglah Yahoo! Music, Youtubedan web-web lainnya yang menyediakan

fasilitas streaming. Survei membuktikan, pada tahun 2005, terdapat empat

miliar orang yang menggunakan fasilitas tersebut. Industri sadar, bahwa

menyaksikan video di layar kaca bukan lagi tren terkini. Telepon genggam

pun menjadi sasaran empuk mengeruk keuntungan lebih. Berbagai video

musik kini dapat disaksikan di dalamnya.

Televisi juga tidak mau ketinggalan. Mereka membuat setiap

tayangannya dapat diakses lewat internet, satu hari setelah penayangannya di

tv, bahkan beberapa tayangan di tv Amerika sudah dapat diunduh sebelum

jadwal tayangnya. Surat kabar dan majalah juga melakukan ini. Mereka

memiliki website yang biasanya dapat memuat video. Bahkan, media-media

tersebut kemudian membuat aplikasi tertentu untuk telepon genggam (seperti

Blackberry dan Android) sehingga orang dapat mengaksesnya kapan pun dan

di mana pun. Kesimpulannya adalah, industri akan selalu memakai medium

sebanyak-banyaknya demi menimba laba.

5. User-Generated Content

Saat ini, kita berada dalam era new digital democracy, terdapat banyak

website yang menampung karya, tulisan, atau ide-ide lain dari masyarakat.

Situs-situs, seperti Youtube, Facebook, atau Kompasiana adalah bukti dari era

demokrasi digital tersebut, bahkan salah satu tv di San Fransisco bergantung

pada kiriman konsumennya. Dari sinilah kemudian muncul istilah Jurnalisme

Warga (citizen journalists). Sistem ini dirancang sedemikian rupa agar

masyarakat dapat ambil bagian di dalamnya. Teknologi yang sangat

sederhana memungkinkan siapa pun dapat menggunakannya.

6. Mobile Media

Di zaman modern ini, media massa menjalankan fungsi mobilenya.

Setiap orang dapat mengakses informasi kapan pun dan di mana pun mereka

berada. Jarak dan waktu kini bukan lagi penghalang untuk menikmati konten

media massa. Televisi, surat kabar, majalah, ataupun media lainnya

melakukan hal ini; mereka membuat sistem tertentu sehingga dapat diakses

lewat telepon genggam. Video atau film yang tadinya hanya dapat disaksikan

di tv, sekarang dapat diunduh ke telepon genggam, tanpa perlu

Page 37: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.37

menyambungkannya pada DVD player. Hal inilah yang berperan penting

dalam perkembangan komunikasi.

7. Penggabungan Industri Media

Pada proses perkembangannya, perusahaan media besar menjadi

kehilangan peranannya yang dominan dalam masyarakat. Perusahaan media

kini harus bersaing dengan para blogger yang menjadi komentator berita di

media dunia maya (online), produser video amatir yang membuat videonya di

rumah atau sekolah, dan mereka yang mengunggah (up load) kembali

potongan-potongan video yang dihasilkan media-media utama ke internet.

Sementara itu, jaringan digital global telah menciptakan sebuah arena

persaingan antar perusahaan media dunia. CNN (Cable News Network)

harus berhadapan dengan BBC (British Brodcasting Corporation) atau

bahkan dengan media besar Timur Tengah seperti Al Jazeera untuk dapat

tetap eksis dalam industri media. 75% penduduk negara maju seperti AS,

telah dapat mengakses media online, meski pun demikian sebagian kecil

penduduk, seperti orang yang berpenghasilan rendah, dan mereka yang

tergolong kaum pensiunan atau orang tua, ternyata juga tidak mampu

mengakses teknologi komunikasi dan internet.

Sementara itu, angka pengguna internet di Indonesia adalah 55 juta jiwa

atau sebanyak 23% dari total penduduk Indonesia (data Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia - APJII). Angka tersebut tentu saja

lebih sedikit jika dibandingkan dengan Amerika. Namun laju pertumbuhan

ekonomi di negara ini, terus meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengakses internet. Hal ini ditandai, dengan semakin banyaknya perusahaan

jasa pelayanan akses internet ataupun provider telepon seluler yang juga

menambahkan fitur untuk internet dalam pelayanannya pada konsumen.

Walaupun demikian, jumlah mereka yang mampu menikmati fasilitas ini

dapat dibilang minoritas karena sebagian besar rakyat Indonesia yang tinggal

di pedesaan tidak memiliki akses internet karena faktor ekonomi ataupun

ketiadaan akses dan fasilitas.

Meskipun demikian, tidak ada jaminan bahwa setiap usaha melakukan

kombinasi saluran komunikasi dan industri akan membawa keuntungan.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa ada juga dari perusahaan yang

melakukan merger (penggabungan) justru bernasib buruk. Kondisi makro

ekonomi dan politik juga menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam

keberhasilan membangun dunia usaha dan industri yang sehat serta dinamis.

Page 38: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.38 Komunikasi Massa

D. PERUBAHAN DALAM KARIR DAN GAYA HIDUP

Dampak media baru mengakibatkan berbagai perubahan dalam bentuk

komunikasi dalam keluarga, antar teman, antar atasan bawahan dan antar

instansi di satu kota, maupun sampai manca negara. Perubahan juga terjadi di

berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Misal perubahan dalam bidang politik, untuk menarik simpati masyarakat,

kandidat presiden, atau gubernur dan walikota tidak hanya mengandalkan

kemampuan media konvensional, namun bisa menjaring simpatisan melalui

twitter yang memungkinkan mereka berkomunikasi secara intensif. Demikian

pula di bidang ekonomi maka para pebisnis yang dikategorikan sebagai

pemula dan tinggal di daerah bisa memasarkan produk bisnis mereka melalui

web. Begitu juga di bidang kesehatan, bagi orang yang enggan pergi ke

dokter, ia dapat mencari informasi tentang suatu penyakit atau cara hidup

yang lebih sehat melalui informasi di internet. Begitu banyak yang dapat

dibahas, namun dalam modul ini hanya masalah tantangan karir di masa

depan dan gaya hidup yang akan dibahas di sini.

1. Tantangan dalam Karir Pekerjaan

Konvergensi industri dan teknologi yang terjadi memunculkan

pekerjaan-pekerjaan baru. Hal ini terjadi akibat persaingan pasar global yang

semakin ketat sehingga tenaga-tenaga baru di berbagai sektor terus

dibutuhkan. Berbicara mengenai pertumbuhan karir, pekerjaan-pekerjaan di

bidang sektor informasi diperkirakan akan melonjak dalam sepuluh tahun ke

depan. Pekerjaan yang menekankan keterampilan (blue-collar work), seperti

teknisi percetakan yang mengeset halaman surat kabar atau majalah akan

menurun drastis karena teknologi baru menuntut lulusan sekolah yang lebih

tinggi tingkatannya (Straubhaar, 2008: 9). Selain itu, data statistik

menunjukkan bahwa satu dari 50 jumlah pekerjaan yang ada selalu

menggantungkan nasibnya pada internet. Di Indonesia kini kita mengenal

setidaknya ada dua web penyedia jasa bagi para pelamar pekerjaan, yaitu

Jobstreet dan Jobs Db. Keduanya merupakan situs yang menyediakan

informasi lowongan pekerjaan pada para calon pekerja secara online. Tidak

hanya itu, sesekali mereka pun menggelar pameran pekerjaan bekerjasama

dengan perusahaan-perusahaan, demi menjaring profesional-profesional

muda.

Page 39: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.39

Kebergantungan para pekerja pada internet dewasa ini, tidak hanya

terjadi dalam tataran pencarian pekerjaan. Pada saatnya, mereka bekerja

nantinya, internet adalah medium paling utama untuk menjalankan pekerjaan.

Luasnya jaringan divisi dalam suatu perusahaan, lazimnya dihubungkan

dengan konesi internet. Begitu juga halnya dengan cabang-cabang

perusahaan yang ada di luar kota. Oleh karenanya, fitur seperti e-mail, yahoo

messenger, jejaring sosial, dan banyak lainnya mesti dikuasai oleh para calon

pekerja yang hendak memasuki industri.

2. Perubahan Gaya Hidup

Ketika media baru memasuki hidup kita, pola konsumsi media pun

berubah. Seperempat dari pengguna internet, mengaku bahwa semenjak

memiliki akses internet maka waktu yang digunakan untuk menonton televisi

semakin berkurang. Adapun anak muda yang berusia di antara 18 - 29 tahun

telah menjadikan internet sebagai sumber yang sama pentingnya dengan

koran dan berita televisi untuk mencari informasi dan berita. Mereka yang

tergolong dewasa muda ini tidak lagi dapat dijangkau dengan mudah oleh

media massa konvensional. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu

dengan online melalui Ipad, telepon seluler, bermain video game atau

berpartisipasi dalam komunitas dunia maya, seperti Facebook dan Myspace

dan hanya memiliki sedikit waktu dan ketertarikan pada televisi dan surat

kabar. Kondisi inilah yang kini membuat hampir semua media massa

konvensional, seperti televisi dan surat kabar memiliki versi online-nya. Hal

tersebut dilakukan demi menjaga pangsa pasar yang gaya hidupnya kini telah

berubah. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Kini

berbagai produk budaya konvensional, seperti film, berita, ataupun musik,

dapat diunduh di dunia maya, semua ini dilakukan media untuk

mempertahankan daya tariknya di hadapan generasi muda baru yang

memiliki gaya hidup mobile dan serba online.

Perubahan media telah memperkenalkan pada kita cara hidup baru,

jutaan orang kini bekerja, belanja, melakukan transaksi bank, dan bahkan

mencari tuntunan hidup sehat dan kehidupan spiritual melalui dunia maya.

Jutaan manusia dalam komunitas online telah melahirkan jutaan identitas

baru yang mungkin tidak lagi dapat dikenali di dunia nyata dan mereka

mengembangkan kebudayaan baru, yang kesemuanya terjadi karena adanya

internet. Perubahan ini memungkinkan lebih banyak pilihan, harga yang lebih

murah, hiburan yang lebih baik, dan lebih banyak teman. Sebaliknya, media

Page 40: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.40 Komunikasi Massa

baru juga dapat berimplikasi menurunkan kualitas hubungan manusia dengan

menggantikannya melalui berbagai komunitas online, seperti Facebook,

Myspace serta berbagai jejaring sosial lainnya. Tidak hanya itu,

berkembangnya berbagai bentuk blog yang kini menjadi tumpuan bagi jutaan

orang di dunia untuk mencari berita, dapat menurunkan kualitas diskusi

publik, yang kini lebih banyak berisi rumor dibandingkan sebuah karya

jurnalistik yang sesungguhnya. Menyadari berbagai dampak buruk yang

terjadi di masyarakat luas maka sudah sewajarnya perlu sebuah regulasi.

3. Regulasi Konevergensi Media

Media sebagai sarana komunikasi massa termasuk ke dalam ranah publik

dan menyangkut kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, dalam suatu

negara perlu diberlakukan regulasi yang mengatur jalannya media massa,

terutama di negara-negara dengan tingkat perkembangan industri media

massa yang sangat pesat. Misalnya, salah satu regulasi berkaitan dengan

frekuensi radio yang digunakan untuk siaran radio dan televisi. Frekuensi

tersebut bukan lah milik perorangan atau para pengusaha media, melainkan

milik publik. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang mengatur

pemakaiannya untuk menjaga serta memastikan bahwa penggunaan frekuensi

radio tersebut sesuai dengan kepentingan publik dan tentu saja tidak

merugikan publik.

Di AS, peraturan mengenai konvergensi media massa dengan teknologi

telepon dan komputer sebenarnya sudah pernah dibicarakan. Kongres

Telecommunication Act of 1996 menghasilkan sejumlah kesepakatan yang di

antaranya melarang adanya persaingan antara industri-industri cableTV,

telepon, penyiaran¸ percetakan, dan industri serupa lainnya. Aturan ini

mengharapkan perbaikan sistem dan penurunan biaya akses semua jenis

media komunikasi. Namun nyatanya, aturan tersebut tidak dipatuhi, bahkan

muncul pemusatan kepemilikan dan kebangkrutan yang akhirnya sudah pasti

merugikan konsumen.

Selain itu, di AS ada juga Copyright Term Extension Act of 1998.

Kongres ini berfokus pada hak cipta yang seyogyanya dimiliki oleh para

pencipta karya; penulis, penampil, atau penulis lagu misalnya. Namun, lagi-

lagi aturan tak dijalankan. Para regulator sendiri yang akhirnya melanggar

ketentuan tersebut dengan mempersulit proses-proses pengukuhan hak cipta

yang diajukan. Isu-isu seperti ini sebenarnya sudah menjadi perbincangan

dunia. Contohnya, terdapat International Telecmmunication Union (ITU), the

Page 41: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.41

World Trade Organization (WTO), dan United Nation, yang mengurus

media-media global. Misalnya, bagaimana mengatur konten media, yang

dapat diterima di negara yang satu, tapi tidak di negara lainnya, karena

berlawanan dengan konteks budaya setempat.

Pada kasus yang terjadi di Indonesia situasinya kurang lebih sama.

Tahun 2002 muncul undang-undang (UU) baru mengenai dunia penyiaran,

menggantikan UU semasa Orde Baru (Orba) yang dinilai otoriter. Namun,

pasal-pasal yang memuat semangat anti monopoli media pun tidak pernah

dapat dijalankan hingga kini, dengan dalih multi tafsir ataupun alasan

struktur yang belum memadai. Pada praktiknya, tetap saja penyiaran nasional

dikuasai oleh para konglomerat. Dengan kata lain, sentralisasi kepemilikan

media tetap terjadi. MNC Grup yang di dalamnya meliputi tiga televisi

nasional, Global TV, MNC TV, dan RCTI serta media cetak, seperti Sindo

dan situs Okezone, dimiliki oleh satu orang, yaitu Harry Tanoesudibyo.

Dalam Industri media massa Indonesia, Harry Tanoesudibyo bukan satu-

satunya pihak yang melakukan kepemilikan silang. Pengusaha lainnya, yaitu

Bakrie tidak hanya dikenal sebagai pemilik stasiun televisi TV One, tetapi

juga sebagai pemilik situs vivanews. Selain itu, masih ada beberapa nama

lainnya. Data CIPG (Centre for Innovation, Policy, and Governance) tahun

2011 menyebutkan bahwa telah terjadi konsentrasi kepemilikan media di

bawah 12 besar grup media. Kedua belas grup media yang diidentifikasi

dalam riset itu sebagai penguasa hampir seluruh kanal media di Indonesia

adalah MNC Grup, Kompas Gramedia Grup, Jawa Pos, Mahaka Media Grup,

Elang Mahkota Teknologi, CT Corp, Visi Media Asia, Media Grup, MRA

Media, Femina Grup, Tempo Inti Media, dan Berita satu Media Holding. Di

samping itu, tiga di antara ke-12 grup media tersebut terafiliasi dengan partai

politik, yaitu MNC Grup dan Media Grup dengan Partai Nasional Demokrat,

serta Visi Media Asia dengan Partai Golkar (Nugroho, Siregar dan Shita,

2012).

Pemusatan kepemilikan tersebut menunjukkan bahwa regulasi yang

mengatur media massa di Indonesia belum berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan temuan CPIG tahun 2011 terbukti bahwa kebijakan yang ada

tidak mampu mengatur prinsip ekonomi yang diterapkan oleh media. Media

lebih digerakkan oleh logika dan kepentingan pasar karena para pembuat

kebijakan dan pemerintah tidak berhasil mengatur batasan praktik yang jelas

antara monopoli dan oligopoli. Padahal dalam UU Penyiaran No. 22 tahun

2002 telah dimuat batasan dan melarang kepemilikan silang.

Page 42: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.42 Komunikasi Massa

1) Jelaskan mengapa masyarakat saat ini disebut masyarakat informasi.

2) Apa yang dimaksud dengan konvergensi media?

3) Bagaimana konvergensi media menyebabkan perubahan dalam karir

pekerjaan dan gaya hidup?

4) Sebut dan jelaskan tahapan perubahan sejarah media massa.

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan dalam latihan

ini, pelajari dengan cermat materi Kegiatan Belajar 2, apabila merasa belum

paham, diskusikan dengan teman atau tutor Anda.

Komunikasi massa melibatkan organisasi profesional yang besar,

yang memiliki ratusan, bahkan ribuan pekerja, tidak ada umpan balik

yang cepat antara sumber informasi dan penerima informasi. Contoh

media konvensional adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.

Masyarakat informasi terbentuk seiring dengan ketergantungan

masyarakat terhadap teknologi komunikasi dalam berbagai kegiatannya

dalam memproduksi, memproses, mendistribusikan, dan mengonsumsi

informasi.

Perubahan bentuk komunikasi dan media terjadi seiring dengan

perubahan masyarakat. Pada masyarakat agrikultur, komunikasi

dilakukan secara tatap muka dan menekankan pada komunikasi oral.

Setelah mesin cetak ditemukan maka jumlah pesan dapat digandakan

dengan mudah dan jangkauan informasi semakin luas. Pada masa media

elektronik, informasi disertai gambar dan suara serta munculnya internet

mengubah media komunikasi satu arah menjadi dua arah atau interaktif.

Internet dan berbagai computer-mediated communication telah

mengubah kehidupan kita, membuka harapan-harapan baru, dan

melengkapi kekosongan-kekosongan yang ada pada sistem media

konvensional. Sumber informasi menjadi lebih banyak dan beragam,

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

RANGKUMAN

Page 43: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.43

informasi dapat diproduksi oleh siapa saja, tidak harus institusi media

yang profesional. Pesan yang disampaikan pun semakin terspesialisasi

dan ditujukan bagi audiens yang semakin beragam dan bukan homogen

lagi. Umpan balik pun bisa langsung dilakukan dan bahkan penerima

pesan bisa ikut berpartisipasi membentuk pesan.

Media baru telah mengubah media massa yang pasif menjadi

interaktif. Akibat dari pengaruh media baru diantaranya adalah

perubahan dalam karir pekerjaan dan perubahan gaya hidup.

1) Salah satu ciri masyarakat informasi adalah

A. kemampuan khalayak mengontrol media.

B. adanya peningkatan kebutuhan informasi di berbagai bidang

pekerjaan.

C. biaya untuk memproduksi informasi semakin mahal.

D. menurunnya jumlah media massa tradisional.

2) Contoh media konvergensi adalah

A. radio

B. televisi

C. telepon

D. surat kabar yang memiliki pemberitaan versi online

3) Salah satu karakteristik media baru seperti internet adalah

A. bentuk komunikasi interaktif antara sumber informasi dan penerima

informasi

B. penyebaran informasi dilakukan oleh institusi media profesional

C. hanya pemilik modal besar yang bisa memproduksi dan

mendistribusikan informasi

D. audiensnya terbatas pada negara tertentu.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

TES FORMATIF 2

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Page 44: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.44 Komunikasi Massa

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Modul 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus

mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 45: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

SKOM4315/MODUL 1 1.45

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) A

2) C

3) C

Tes Formatif 2

1) B

2) D

3) A

Page 46: Hakikat Komunikasi Massa dan Era · PDF filePENDAHULUAN MODUL 1 Hakikat Komunikasi Massa dan Era Informasi Muhammad Heychael, S.I.Kom, M.Si. Dr. Billy K. Sarwono, M.A. omunikasi terjadi

1.46 Komunikasi Massa

Daftar Pustaka

Dominick, Joseph R. (2005). The Dynamics of Mass Communication. New

York, NY: McGraw-Hill.

Nugroho, Yanuar; M. F. Siregar, dan Shita L. (2012). Bermedia,

Memberdayakan Masyarakat: Memahami Kebijakan dan Tata Kelola

Media di Indonesia Melalui Hak Warga Negara. Kerja sama riset antara

Centre for Innovation Policy and Governance dan HIVOS Kantor

Regional Asia Tenggara, didanai oleh Ford Foundation. Jakarta : CIPG

dan HIVOS.

Straubhaar, Joseph D., dan Robert LaRose. (2008). Media Now:

Understanding Media, Culture, and Technology. Belmont, CA:

Thomson Higher Education.