122
HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: RHAMADANNIS NIM: 11170453000025 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1442 H

HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT

NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

RHAMADANNIS

NIM: 11170453000025

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M / 1442 H

Page 2: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

i

HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT

NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

RHAMADANNIS

NIM: 11170453000025

Pembimbing

Dr. Hj. ISNAWATI RAIS, M.A.

NIP. 19571027 198503 2 001

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1442 H

Page 3: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …
Page 4: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …
Page 5: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

iv

ABSTRAK

Rhamadannis. NIM 11170453000025, HAK POLITIK PEREMPUAN

DALAM KERAPATAN ADAT NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN

HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM. Program Studi Hukum Tata Negara

(Siyasah), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 1442 H/2021 M. 113 Halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami hak politik

perempuan di dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan. Sehingga

nantinya akan didapati gambaran mengenai implementasi hak politik perempuan

dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan dalam tinjauan hukum positif dan

hukum Islam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis-sosiologis

dan dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan dan studi pustaka.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam. Pertama, data

primer dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dan observasi lapangan.

Kedua, data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan

segala jenis publikasi baik itu buku-buku, artikel-artikel, maupun jurnal-jurnal.

Analisis data menggunakan analisis hasil temuan di lapangan dengan tinjauan

hukum positif dan hukum Islam dengan mengkategorisasikan data-data,

dideskripsikan untuk selanjutnya didapatkan hasil kesimpulannya.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan implementasi hak politik

perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan tidak sesuai dengan

hukum positif, sebab hukum positif yang berlaku di Indonesia memberi peluang

sama untuk semua jabatan bisa dipegang oleh laki-laki ataupun perempuan dari

jabatan tertinggi hingga terendah. Namun KAN hanya memberi ruang kepada

laki-laki untuk menjadi pemimpin. Sedangkan dari perspektif hukum Islam

implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Paninjawan sesuai dengan pendapat ulama klasik yang memestikan pemimpin

harus laki-laki. Sementara menurut hukum Islam kontemporer, sebagaimana

dianut oleh kaum feminis, implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan

Adat Nagari (KAN) Paninjawan tidak sesuai dengan hukum Islam dalam tafsir

baru yang meniscayakan perempuan dapat memegang semua jabatan politik.

Kata Kunci : Hak Politik Perempuan, Kerapatan Adat Nagari, Paninjawan.

Pembimbing : Dr. Hj. Isnawati Rais, MA

Daftar Pustaka : 1983 s.d. 2021.

Page 6: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI. .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan ............................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ................................ 7

1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7

2. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7

3. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

D. Tinjauan (Review)KajianTerdahulu .................................................... 9

E. Metode Penelitian ............................................................................. 12

1. JenisPenelitian ................................................................................ 13

2. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 13

3. Sumber Data ................................................................................... 13

4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 14

5. Metode Analisis Data ..................................................................... 15

F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 16

BAB II KONSEPSI HAK POLITIK PEREMPUAN

A. Hak Politik Perempuan dalam Hukum Positif................................... 17

B. Hak Politik Perempuan dalam Hukum Islam ..................................... 26

BAB III PEREMPUAN DAN KERAPATAN ADAT NAGARI

PANINJAWAN

Page 7: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

viii

A. Nagari Paninjawan ............................................................................ 37

B. Sejarah Dan Kedudukan Kerapatan Adat Nagari (Kan) Paninjawan .. 40

1. Sejarah Kerapatan Adat Nagari Paninjawan ............................... 40

2. Kedudukan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan ........................ 42

C. Peran Dan Fungsi Kerapatan Adat Nagari Paninjawan ...................... 46

D. Perempuan Dalam Nagari Dan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan .. 46

1.Perempuan Dalam Nagari...............................................................46

2.Perempuan Dalam Kerapatan Nagari (KAN) Paninjawan.............51

BAB IVHAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN

ADAT NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN HUKUM

POSITIFDANHUKUM ISLAM

A. Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Dalam Tinjauan Hukum Positif ....................................................... 57

B. Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Dalam Tinjauan Hukum Islam ......................................................... 71

C. Analisa Perbandingan Hak Politik Perempuan di Kerapatan Adat

Nagari Paninjawan dalam Tinjauan Hukum

Positif dan Hukum Islam ............................................................... .75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 82

B. Saran ................................................................................................ 83

LAMPIRAN.............................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................110

Page 8: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Emansipasi telah menjadi gagasan utama gerakan kebangkitan perempuan

untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa. Negara Indonesia telah memberikan

ruang bagi perempuan agar berkarya, bekerja, berpolitik serta aktifitas lainnya yang

bertujuan untuk kemajuan pribadi, bangsa, dan negara. Hal ini tercantum di dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 C ayat 2

yang menyatakan bahwa, “Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam

memperjuangkan haknya secara kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan

negaranya”. Hal ini menjadi dasar bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai hak

yang sama dalam memajukan bangsa dan negara. Termasuk diantaranya ikut berperan

aktif di ranah politik untuk menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Begitu juga ajaran Islam memiliki keselarasan dengan UUD 1945 bahwa laki-

laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk memajukan dirinya dalam

berbagai bidang. Berkaitan dengan ini Nasaruddin Umar dalam bukunya berjudul

“Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Alquran” menjelaskan bahwa peluang untuk

meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan,

ditegaskan dalam empat ayat berikut: Q.s. ‘Ali ‘Imran (3):195, Q.s. Al-Nisa (4):124,

Q.s. Al- Nahl(16): 97, Q.s. Al- Gafir(40): 40.

Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan konsep kesetaraan gender yang ideal dan

memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual

maupun urusan karier profesional, tidak mesti didominasi oleh salah satu jenis

kelamin saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama meraih

prestasi optimal. Meskipun, dalam beberapa fakta yang terjadi di masyarakat, konsep

ideal ini membutuhkan tahapan dan sosialisasi karena masih terdapat sejumlah

Page 9: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

2

kendala, terutama karena budaya dan pemahaman segelintir pihak tentang perempuan

di dalam ajaran agama yang sulit diselesaikan.”1

Dengan demikian ajaran Islam telah menegaskan mengenai kesetaraan gender.

Namun, realitasnya di masyarakat masih terdapat sejumlah kendala budaya yang sulit

diselesaikan untuk mewujudkan konsep ideal kesetaraan gender. Hal ini karena

pengaruh budaya lama yang menempatkan perempuan hanya untuk hal-hal domestik

rumah tangga. Selain itu, konsep itu juga terkendala oleh adanya aturan yang

mengikat di dalam suatu komunitas masyarakat bahwa perempuan hanya memiliki

hak tertentu di dalam pergaulan hidup sehari-hari seperti adanya aturan untuk

perempuan di berbagai masyarakat yang ada di Indonesia.

Masyarakat atau persekutuan hukum yang bersifat geneologis ialah suatu

kesatuan masyarakat yang teratur, dimana para anggotanya terikat pada suatu garis

keturunan yang sama dari satu leluhur, baik secara tidak langsung karena pertalian

perkawinan atau pertalian adat.2 Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan

bersama yang warganya hidup bersama untuk jangka waktu yang cukup lama,

sehingga menghasilkan kebudayaan. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial, yang

menjadi wadah dari pola-pola interaksi sosial, atau hubungan interpersonal maupun

hubungan antar kelompoksosial.3 Adanya pembatasan hak perempuan dalam pola

interaksi masyarakat dalam suatu komunitas masyarakat, menjadi tantangan kaum

perempuan dalam memperjuangkan haknya untuk memperoleh kesetaraan kedudukan

dengan laki-laki, utamanya dalam hak untuk menduduki jabatan dalam politik.

1 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran,(Jakarta: Paramadina,

2001, Cet. Kedua), h., 263-265.

2 Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, (Bandung: CV Mandar Maju,

2003), h., 108.

3 Soeryono Soekanto, Hukum Adat Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003,

Cet. Keenam), h., 91.

Page 10: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

3

Pada masa awal Islam, struktur sosial pada masa itu lebih sederhana dari

pada saat ini. Namun, banyak prinsip dalam relasi sosial antara laki-laki dan

perempuan yang dapat dijadikan acuan dan inspirasi positif. Berbagai kitab hadits,

sejarah, dan biografi tokoh-tokoh Islam awal dengan jelas menunjukkan bahwa

perempuan yang datang kepada Nabi Muhammad sebagai pendukung Islam yang

pertama, turut berdakwah, keluar desa dan kota, serta ikut berperang. Beberapa

orang datang untuk bertanya tentang masalah agama dan sosial, menuntut hak-hak

mereka, dan menentang kekerasan yang merekaalami. Ada juga pertemuan publik,

sholat jama’ah harian, sholat Jumat mingguan, sholat Idul Fitri dan Idul Adha

tahunan, sholat gerhana matahari, serta terlibat dalam pekerjaan dan pengetahuan

ekonomi, sosial dan budaya serta pendidikan.4

Di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad dan para sahabatnya perempuan

selalu dimintai pendapatnya (konsultasi) sebelum mengambil keputusan yang

sangat penting. Misalnya, ketika Nabi Muhammad Saw., menjamu delegasi

perempuan salah satunya adalah Asma binti Yazid al-Ansari untuk meminta

pendapatnyakarena dia punya banyak pengalaman di antara kaumnya sehingga

dapat memberikan saran dan pertimbangan dengan argumentasi yang baik disertai

dengan kepribadiannya yang kuat. Selain Asma binti Yazid al-Ansari, Haifa A.

Jawad menulis: Perempuan-perempuan lainnya, terutama Ummu Salamah, Aisyah

dan Hafsah, mereka juga perempuan yang aktif dalam urusan publik.5

Meski secara umum Alquran seolah mengakui adanya perbedaan antara laki-

laki dan perempuan, namun perbedaan tersebut bukanlah perbedaan yang

menguntungkan satu pihak sekaligus merugikan pihak lain (diskriminasi). Esensi

Alquran adalah menjalin hubungan yang harmonis berdasarkan welas asih dalam

4 Faqihuddin Abdul Kadir, Qiro’ah Mubaadalah Tafsir Proggressif Untuk Keadilan Dalam

Islam ( Yogyakarta:IRCiSoD, 2019, cet.Pertama), h., 462-463.

5 Haifa A. Jawad, Otentisitas Hak-Hak Perempuan Perspektif Kesetaraan Jender,

(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002, Cet. Pertama), h., 274-275.

Page 11: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

4

lingkungan keluarga (mawaddah warahmah) (Q.s. Ar-Rum(30):21), sebagai pelopor

dalam mewujudkan masyarakat ideal di tempat damai yang penuh rahmat Tuhan

“baldatun thayyibatun warabbun ghafur” (Q.s.Saba(34): 15).6

Hal ini menarik untuk dicermati, mengingat perempuan dalam memajukan

dirinya di dunia politik memiliki peran dan tugas yang berbeda-beda di tiap-tiap

daerah. Sehingga perlu diteliti lebih lanjut lagi agar dapat gambaran yang utuh

mengenai hak politik perempuan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian lebih dalam mengenai peran aktif

perempuan dalam politik masyarakat adat maupun politik secara nasional. Salah

satunya mengenai hak politik perempuan di Kerapatan Adat Nagari Paninjawan,

kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Nagari Paninjawan merupakan salah satu wilayah di Sumatera Barat yang

penduduknya adalah masyarakat adat Minang. Masyarakat Minang memiliki aturan

terkait pemerintahan adat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Sumatera Barat No.7

Tahun 2018 tentang Nagari dan juga Perda Kabupaten Solok Nomor 7 tahun 2006

tentang Pemerintahan Nagari.

Nagari berkedudukan sebagai kesatuan masyarakat hukum adat dan wilayah

penyenggaraan pemerintahan terdepan di daerah. Dapat disebut nagari apabila

memiliki memenuhi persyaratan berikut: merupakan kesatuan masyarakat hukum

adat; mempunyai beberapa suku dan mempunyai KAN; mempunyai batas-batas

wilayah yang jelas; mempunyai harta kekayaan sendiri; dan mempunyai sarana dan

prasarana pemerintahan.7

6 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran,(Jakarta: Paramadina,

2001, Cet. Kedua), 263-265.

7 Syarat Nagari Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Solok No.7 Tahun 2006 Tentang

Pemerintahan Nagari.

Page 12: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

5

Bagan Stuktur Lembaga Nagari Berdasar Perda Sumbar

No.7 Tahun 2018

Menarik untuk dikaji lebih dalam mengenai peran aktif perempuan Minang di

dalam Kerapatan Adat Nagari dan bagaimana unsur-unsur pemerintahan nagari yang

jabatannya digerakkan oleh perempuan. Karena lembaga Kerapatan Adat Nagari

merupakan suatu lembaga yang diisi oleh perwakilan Ninik Mamak dari berbagai

suku dalam Nagari dan suatu lembaga yang memiliki peran yang signifikan dalam

musyawarah tinggi adat bahkan dalam pemilihan anggota Majelis Tungku Tigo

Sajarangan juga melibatkan lembaga Kerapatan Adat Nagari. Majelis Tungku Tigo

Sajarangan merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi dalam

memberikan pertimbangan kepada pemerintah Nagari supaya tetap konsisten dan

memelihara penerapan Adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah, lembaga ini

terdiri dari Ninik Mamak serta melibatkan juga unsur KAN.

KAN menjadi salah satu lembaga pemerintahan adat yang menarik untuk

diteliti mengenai aktivitas politik perempuan di dalam lembaga tersebut, utamanya di

Kerapatan Adat Nagari Paninjawan.Kemudian perlu juga untuk mengkaji mengenai

aktivitas politik perempuan di luar lembaga KAN untuk melihat perbedaan penerapan

aktivitas politik perempuan di dalam KAN maupun di dalam Nagari. Karena

LEMBAGA NAGARI

KERAPATAN ADAT

NAGARI (KAN)

PEMERINTAH

NAGARI

PERADILAN

ADAT

Terdiri atas perwakilan: Ninik

Mamak, Alim Ulama Nagari,

Bundo Kanduang, Cadiak

Pandai, Parik Paga Nagari

Dipimpin oleh:

Kapalo Nagari dan

Perangkat Nagari

Dipimpin oleh: Seorang

Ketua, seorang Manti,

dan beberapa hakim

peradilan adat

Page 13: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

6

perempuan sudah sepatutnya berkontribusi aktif di bidang politik pemerintahan untuk

memajukan Nagari. Suatu keharusan adanya pemberdayaan perempuan untuk

berserikat, berkumpul dan menyuarakan pendapat sebagaimana termaktub dalam

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 E ayat (3). Selain itu,

konstitusi juga menyebutkan dalam pasal 28 D ayat (3) ditegaskan bahwasanya setiap

warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

Nagari Paninjawan sengaja dipilih untuk menjadi objek penelitian mengenai

deskripsi hak politik perempuan dalam masyarakat adat Minang baik itu partisipasi

politik di dalam Kerapatan Adat Nagari maupun dalam konteks politik nasional,

karena masyarakat adat di nagari Paninjawan masih sangat kental dengan budaya dan

tradisi Minang yang asri. Selain itu, posisi masyarakat nagari Paninjawan yang

bermukim di dekat bukit Barisan masih sangat tradisional dan masih memegang erat

budaya leluhur yang bersanding dengan nilai-nilai Islam yakni, dikenal dengan

semboyan “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.

Penelitian ini nantinya bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hak

politik perempuan yang dijamin oleh konstitusi dan pelaksanaan amanat konstitusi

yang terjadi di masyarakat adat Minang wilayah nagari Paninjawan. Untuk

mendapatkan deskripsi yang jelas mengenai implementasi hak politik perempuan di

dalam lembaga Kerapatan Adat Nagari dan dalam NagariPaninjawan itu sendiri. Serta

bagaimana kaitannya dengan sudut pandang fiqh Siyasah mengenai apa yang terjadi

di masyarakat adat Minang mengenai hak politik perempuan di dalam pemerintahan

Nagari dan politik nasional. Sehingga nantinya akan didapati mengenai bagaimana

kaum perempuan menjalankan hak-haknya untuk berpolitik dalam memajukan Nagari

mengingat dirinya sebagai bagian dari masyarakat adat yang terikat dengan hukum-

hukum adat sementara di sisi yang lain dirinya adalah warga negara Indonesia yang

hak-haknya di jamin oleh konstitusi. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul

“Hak Politik Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan Tinjauan

Hukum Positif dan Hukum Islam”.

Page 14: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

7

B. Identifikasi, Pembatasan, dan RumusanMasalah

1. IdentifikasiMasalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini,diantaranya:

1) Kedudukan lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan

dalam hukum nasional

2) Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan dalam hukum Islam

3) Kedudukan perempuan dan laki-laki dalam KAN Paninjawan

4) Hak politik perempuan dan laki-laki dalam UUD 1945 dan fiqh

siyasah

5) Hak politik perempuan di Paninjawan maupun di dalam lembaga

KAN dalam pandangan hukum positif dan hukumIslam

6) Perempuan dan haknya dalam politik di nagari Paninjawan

2. PembatasanMasalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut, yaitu: pertama

Permasalahan terkait implementasi hak politik perempuan di dalam Kerapatan

Adat Nagari (KAN) Paninjawan dalam perspektif hukum positif dan hukum

Islam. Kedua, hak politik perempuan dalam Nagari Paninjawan.

3. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan,

maka dapat diambil beberapa substansi rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana implementasi hak politik perempuan dalam Nagari

Paninjawan?

2) Bagaimana implementasi hak politik perempuan di dalam Kerapatan Adat

Page 15: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

8

Nagari (KAN) Paninjawan dalam tinjauan hukum positif dan hukum

Islam?

C. Tujuan dan ManfaatPenelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan dan memahami hak politik perempuan dalam Nagari

Paninjawan.

b. Mendeskripsikanimplementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan

Adat Nagari Paninjawan dalam tinjauan hukum positif dan hukum Islam.

2. ManfaatPenelitian

Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi

penulis, diantaranya:

a. ManfaatAkademis

Penelitian skripsi ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya dan menambah wawasan serta pengetahuan terkait Hak Politik

Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan Tinjauan Hukum Positif dan

Hukum Islam.

b. ManfaatTeoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengembangan ilmu

pengetahuan utamanya tentang hak politik perempuan adat dalam Hukum Tata

Negara Islam (Siyasah).

c. Manfaat Praktis

Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang

padu atas Hak Politik Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam. Sehingga hasil penelitian ini dapat

Page 16: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

9

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan perbaikan dalam pemerintahan adat

Minangkabau umumnya, masyarakat adat nagari Paninjawan Kec. X Koto Diatas

Kab. Solok pada Khususnya.

D.Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian tentang skripsi ini telah dilakukan, baik yangmengkaji

secara umum skripsi tersebut maupun yang menyinggung secara spesifik. Berikut

paparan tinjauan umum atas sebagian karya penelitiantersebut:

1. Rahima Zakia, dalam artikel yang berjudul "Kesetaraan dan Keadilan Gender

dalam Adat Minangkabau".8 Ia menyimpulkan bahwa perempuan sebagai

Bundo Kanduang merupakan sumber utama dan penentu pengambilan

keputusan. Makna dari nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender dalam

keluarga adalah Bundo Kanduang yang memiliki peran keluarga dan

masyarakat. Peran laki-laki di Minangkabau dalam Adat juga setara dengan

pepatah “Tali tigo sapilin”. Rahima juga mengatakan, dalam hal pengambilan

keputusan, "Bundo Kanduang” merupakan bagian dari unsur Kerapatan Adat

Nagari (KAN) yang termasuk dalam unsur "Urang nan ampek jinih". Dalam

pemerintahan KAN yang termasuk urang nan ampek jinih adalah niniek

mamak,cadiak pandai,alim ulama,dan bundo kanduang.

Perempuan sebagai bundo kanduang menjadi sumber utama dan penentu

dalam mengambil keputusan. Dalam musyawarah adat materi keputusan dan

segala yang akan diputuskan terlebih dahulu dikonsultasikan dan diminta

persetujuan oleh mamak ke bundo kanduang. Hasil keputusan yang diambil

dalam musyawarah disampaikan kembali pada bundo kanduang, karena

implementasi keputusan dilaksanakan dan dikoordinir bersama dengan

8 Rahima Zakia,”Kesetaraan Dan Keadilan Gender Dalam Adat Minangkabau” Kafa’ah

Jurnal of Gender Studies, I, 1, (2011), h., 45.

Page 17: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

10

bundokanduang.9

Artikel tersebut tidak spesifik berbicara tentang hak politik perempuan di

Kerapatan Adat Nagari Paninjawan. Sehingga berbeda dengan apa yang akan

ditulis dalam penelitian ini.

2. Hafid Ilham“Peran Kerapatan Adat Nagari Paninjauan Dalam Proses

Pengangkatan Penghulu di Nagari Paninjauan Kec. X Koto Kab. Tanah Datar”

(Diploma Tesis Fakultas Hukum, Universitas Andalas 2016). Dalam

penelitiannya disebutkan bahwa KAN adalah sebuah lembaga perwakilan

permusyawaratan dan pemufakatan adat tertinggi di Sumatera Barat, yang

menyelesaikan permasalahan-permasalahan sako dan Pusako di dalam Nagari.

Salah satu bentuk penyelesaian permasalahan sako adalah pengangkatan

penghulu yang dilaksanakan di Nagari Paninjauan Kec.X Koto Kab. Tanah Datar.

Hafid Ilham menyebutkan bahwa dalam pengangkatan penghulu KAN

Paninjauan memiliki kewenangan yang penuh untuk menentukan dan memutus

suatu perkara yang terjadi sehingga dalam pengangkatan penghulu tersebut

dapatd iperoleh sebuah kebijakan serta menentukan kaum yang akan memikul

gelar kebesaran. 10

kesimpulan dari hasil penelitian Hafid Ilham ialah dalam proses

pengangkatan penghulu di nagari Paninjauan dapat berjalan dengan baik ketika

anggota kaum bisa memahami serta mematuhi aturan-aturan yang telah ada

dalam kaum. Namun, ketika anggota kaum tidak memahami serta tidak mematuhi

peraturan tersebut, KAN akan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dalam

proses pengangkatan penghulu KAN Paninjawan memiliki peranan yang penuh

9 Rahima Zakia,”Kesetaraan Dan Keadilan Gender Dalam Adat Minangkabau” Kafa’ah

Jurnal of Gender Studies, I, 1, (2011), h.,45.

10 http://scholar.unand.ac.id/19666/2/BAB%20I.pdf akses pada 12 November 2020 Pukul

11:10 WIB.

Page 18: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

11

untuk menentukan dan memutus sesuatu keputusan bagi anggota kaum yang akan

mengangkat seorang penghulu.

Penelitian tersebut tidak membahas mengenai hak politik perempuan di

KAN Paninjawan Kec.X Koto Diatas Kab. Solok. Dengan demikian perlu

melakukan penelitian mengenai pemenuhan hak politik perempuan di KAN

Paninjawan Kec.X Koto Diatas Kab. Solok.

3. Romi Afadarma, “Peranan Ketua Adat dan KAN dalam menyelesaikan sengketa

harta pusaka Tinggi di Nagari Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi

Sumatera Barat”. (Tesis, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang

2010). Dalam penelitiannya, Romi menjelaskan bahwa proses penyelesaian

sengketa harta warisan tinggi dimulai dari tingkat yang paling bawah.Seperti

kata pepatah, ‘Bajanjang Naiak, Batanggo turun’artinya diselesaikan terlebih

dahulu secara bertahap, dari satu rumah ke rumah lainnya, Ke desa, ke suku,

kemudian Nagari.

Pada tahap Nagari inilah penyelesaian sengketa hak waris tinggi

diselesaikan oleh masyarakat Adat yaitu KAN dan beberapa tokoh desa (Datuk)

sebagai anggotanya. Pada tahap ini, KAN tidak memiliki hak untuk

menyelesaikan sengketa, tetapi hanya memberikan perdamaian. Jika sengketa

hak waris tinggi atau Harta pusako tinggi tidak dapat diselesaikan secara

damai di KAN, maka sengketa tersebut dapat diajukan ke pengadilan karena

salah satu pihak yang bersengketa tidak puas dengan hasil damai KAN.11

Romi Afadarma dalam Tulisannya juga menjelaskan fungsi dari KAN dalam

menyelesaikan persengketaan mengenai Pusako atau yang berkenaan dengan

harta pusako tinggi di Nagari Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi

Sumatera Barat. Dari segi objek maupun lokasi penelitian berbeda dengan yang

11 https://core.ac.uk/download/pdf/11723041.pdf akses pada 16 November 2020 pukul 14:00

WIB.

Page 19: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

12

hendak penulis teliti kedepannya.

Dalam kaitannya dengan skripsi penulis belum ditemukan pembahasan yang

secara spesifik mengenai “Hak Politik Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam.”

4. Yasril Yunus, “Model Pemerintahan Nagari yang Partisipatif dalam Masyarakat

Minangkabau” Jurnal Demokrasi Vol.VI No.2 tahun 2007 halaman 124-21312

dalam tulisannya dibahas mengenai tiga model alternatif nagari yang partisipatif.

Masyarakat Minangkabau menurutnya lebih memilih struktur ketiga yang

menempatkan KAN diatas Pemerintah nagari dengan tetap memperhatikan

keseimbangan kewenangan politik dalam keadatan dengan tetap memegang dua

belas prinsip-prinsip yang sudah disepakati bersama.

Penelitian yang hendak penulis lakukan adalah penelitian yang berjalan di

KAN utamanya di Nagari Paninjawan Kec. X Koto Diatas Kab. Solok, Sumatera

Barat.

E. Metode Penelitian

Supaya suatu penelitian ilmiah dapat berjalan baik maka diperlukan suatu

metode penelitian yang baik dan tepat. Metodologi merupakan sebuah unsur mutlak

yang harus ada dalam penelitian dan perekmbangan ilmu pengetahuan.13 Pendekatan

yang digunakan yuridis- sosiologis yaitu pendekatan dengan melihat suatu kenyataan

hukum di masyarakat agar terlihat hubungan hukum dalam masyarakat serta

bagaimana hukum diterapkan. Sebagaimana diungkapakan di atas maka diperlukan

langkah berikut ini:

12 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1141/976 akses pada 29 Januari 2021,

Pukul 22: 40 WIB.

13 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

1984), h.7.

Page 20: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

13

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bagi

Basrowi dan Suwandi penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari

inkuiri naturalistik yang temuannya tidak diperoleh dari prosedur penghitungan

secara statistik. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang sama sekali belum diketahui. Demikian

pula metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang

sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.14

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Empiris. yaitu dengan

melakukan studi lapangan, observasi dan mengumpulkan data. Penelitian ini bersifat

deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan data tentang suatu keadaan

atau gejala- gejala sosial yang berkembang di tengah masyarakat sehingga dengan

adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh,

lengkap dan sistematis tentang objek penelitian.15

3. SumberData

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data

primer dan datasekunder

a. Data Primer

Data primer meliputi sejumlah keterangan atau fakta yang didapat di

lapangan secara langsung, baik melalui wawancara atau pengamatan.

14 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008,

Cet.1,), h., 22.

15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press)

. 1984,), h.,10.

Page 21: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

14

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung. penelitian ini dilakukan dengan

membaca dan mempelajari buku-buku, literatur dan peraturan yang berkaitan dengan

penelitian. Adapun data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan terdiri

atas :

1) Bahan Hukum Primer yaitu ketentuan peraturan perundang-undangan dan

sumber-sumber fiqh siyasah serta ketentuan yang berkaitan dengan judul

permasalahan yang dirumuskan, dalam permasalahan ini bahan hukum

primernya yaitu: UUD 1945, Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018

tentang Nagari, Perda Kabupaten Solok Nomor 7 tahun 2006 tentang

Pemerintahan Nagari, Alquran dan hadist.

2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

lebih lanjut mengenai Bahan hukum primer misalnya: Literatur yang relevan,

hasil penulisan, pendapat ahli hukum, berbagai media baik elektronik maupun

cetak.

3) Bahan HukumTersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer ataupun sekunder, seperti kamus, ensiklopedi

dan sebagainya.

4. Teknik PengumpulanData

Adapun teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara

wawancara secara langsung kepada badan atau lembaga yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti. Selain itu, metode lain yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah dengan metode Library research atau studi kepustakaan

dilakukan dengan mencari buku-buku, literatur-literatur, catatan- catatan dan laporan

yang ada kaitannya dengan Hak Politik Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan.

Page 22: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

15

1) Data primer

Merupakan data utama dan esensial dalam riset hukum empiris. Disebut data

primer karena peneliti mendapatkan informasi langsung dari sumbernya. Dalam data

primer ini bukan saja yang tampak dan terdengar akan tetapi, juga yang tersirat

(kualitatif).16 Data Primer dalam penelitian ini yaitu: hasil wawancara dan observasi

lapangan.

2) Data sekunder

Data sekunder ini berupa informasi baik berupa teks hukum atau puncatatan-

catatan lainnya yang akan membantu peneliti untuk memahami realitas dan juga

mengkonfirmasi data primer. Data sekunder ini berupa informasi pendukung seperti

buku-buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Metode Analisis Data

Data hasil penelitian, selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu dengan

menjabarkan peraturan perundang- undangan, pendapat ahli serta pengetahuan yang

penulis dapatkan selama penelitian. Seluruh data yang berhasil dikumpulkan

kemudian disortir dan diklasifikasikan, diinterpretasikan dan disajikan dalam

bentuk uraian secara sistematis.

Ketika data mentah telah terkumpul kemudian mulai diidentifikasi,

dikelompokkan, kemudian mencoba memberi makna pada data. Analisis data ini

menggunakan pendekatan induktif, yakni dengan cara mengumpulkan keseluruhan

data kemudian didapat beberapa kesimpulan.

16https://youtu.be/OTc-8jxWqTO Tentang Metode Penelitian Hukum Empiris.diakses pada 18

Desember 2020. Pukul 15:18 WIB.

Page 23: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

16

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk mempermudah penulisan ini, maka penyusunan dalam penulisan

dibagi menjadi lima BAB, dan tiap-tiap BAB dibagi dalam sub bab yang

disesuaikan dengan luas pembahasan. Di dalam menulis penelitian ini penulis telah

menyusun sistematikanya dengan tujuan agar pembaca dapat diarahkan kepada satu

masalah agar dapat dipahami, adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini membahas latar belakang masalahan,

identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan (review)studi terdahulu, metode penelitian, serta

sistematika pembahasan.

BAB II Konsepsi Hak Politik Perempuan.Bab ini membahas tentang hak

politik perempuan dalam hukum positif dan hak politik perempuan dalam

hukum Islam.

BAB III Perempuan Dan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan. Bab ini

membahas Nagari Paninjawan, Sejarah dan Kedudukan Kerapatan Adat

Nagari (KAN) Paninjawan, Peran dan Fungsi Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan serta Perempuan dalam Nagari dan dalam Kerapatan Adat

Nagari Paninjawan.

BAB IV Hak Politik Perempuan Dalam Tinjauan Hukum Positif Dan

Hukum Islam. Bab ini membahas hak politik perempuan di Kerapatan Adat

Nagari Paninjawan dalam tinjauan hukum positif, hak politik perempuan di

Kerapatan Adat Nagari Paninjawan dalam tinjauan hukum Islamdan analisa

perbandingan hak politik perempuan di Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

dalam tinjauan hukum positif dan hukum Islam.

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

Page 24: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

17

BAB II

KONSEPSI HAK POLITIK PEREMPUAN

A. Hak Politik Perempuan Dalam Hukum Positif

Hak politik secara bahasa terdiri dari dua kata, yaitu hak dan politik. Hak

dalam bahasa indonesia, right/rightful dalam bahasa inggris, dan haq (حق) dalam

bahasa arab. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia hak berarti benar, milik,

kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan

oleh undang-undang, aturan dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau

untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat, dan wewenang menurut hukum. Lebih

lanjut lagi, politik di dalam bahasa indonesia, politics dalam bahasa inggris, dan

siyasah (سياسة) dalam bahasa Arab yang memiliki arti mengurus kepentingan

seseorang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia politik berarti pengetahuan

ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan, dan cara bertindak

(dalam menghadapi atau menangani suatu masalah).

Politik secara terminologi, dapat dikutip istilah dari Harold. D Laswell dan

Mirriam Budiardjo.Harold. D Laswell mendefenisikan politik sebagai “who gets

what, when, and how”1yang artinya, siapa mendapatkan apa, bagaimana dan seperti

apa cara mendapatkannya. Kemudian Mirriam Budiardjo menjelaskan bahwa politik

(politics) adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima

baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan

bersama yang harmonis.2

1 Jhon Retei Alfrisandi, Lembaga Adat dan Hak Masyarakat Dayak dalam Pusaran Politik,

(Tangerang Selatan: An1mage, 2019), h., 11.

2Mirriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017,

Cet. Ketiga), h., 15.

Page 25: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

18

Manusia dan politik tak dapat dipisahkan. Sebab, hakikat kehidupan sosial

ialah politik. Oleh karena itulah, politik dimaknai sebagai sesuatu yang sangat dasar

dari kehidupan manusia dalam membangun relasi sosial. Jhon Retei Alfrisandi

sebagaimana mengutip Maksudi menjelaskan mengenai Aristoteles (382- 322 SM)

seorang filsuf Yunani kuno menyatakan bahwa manusia adalah binatang politik atau

political animal. Karena itu, hakikat kehidupan sosial sesungguhnya merupakan

politik, mengingat interaksi satu sama lain dari dua atau lebih orang sudah pasti akan

melibatkan hubungan politik sebagai sebuah kecenderungan alam dan tak dapat

dihindari manusia, hanya sedikit orang yang cenderung mengasingkan dirinya

daripada bekerja sama dengan orang lain.3

Politik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam

negara demokrasi hak politik warga negara sangat dilindungi sehingga masyarakat

bisa merealisasikan hak politiknya dalam berbagai bentuk partisipasi politik yang

bertujuan untuk kemajuan negara.

Adapun defenisi hak politik itu adalah hak asasi setiap warga negara untuk

ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan, misalnya hak untuk berkumpul dan

berserikat (membentuk partai politik), dan hak untuk mengeluarkan pendapat

termasuk mengawasi dan mengkritisi pemerintah apabila terjadi penyalahgunaan

kewenangan, kekuasaan atau membuat kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi

rakyat, demikian dikutip dari Mu’az bin Abd. Aziz.4

Hak politik memiliki cakupan pembahasan yang amat luas mengenai ikut

sertanya individu di dalam proses politik dan kehidupan bernegara yang merupakan

hak yang melekat padanya. Namun secara umum yang menjadi cakupan hak politik

itu di antaranya: hak untuk memilih dan dipilih, hak untuk memimpin dan dipimpin,

3 Jhon Retei Alfrisandi, Lembaga Adat dan Hak Masyarakat Dayak dalam Pusaran

Politik,(Tangerang Selatan: An1mage, 2019), h., 11.

4 Mu’az bin Abd. Aziz, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak Politik Dalam Akta Hasutan

1948 Di Malaysia”. (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011), h., 18.

Page 26: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

19

hak untuk kebebasan berserikat dan berkumpul, dan hak untuk menyampaikan

pendapat.

Konstitusi Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945

dengan tegas telah menjamin hak setiap warga negara. Hal ini tertuang dalam UUD

1945 Pasal 27 ayat (1), Pasal 28, Pasal 28 D ayat (3), serta Pasal 28 E ayat (3). Semua

hak warga negara telah dijamin oleh konstitusi sepanjang itu sesuai dengan hukum

yang wajib dijunjung tinggi, tidak terkecuali soal hak di dalam berpolitik.

Hak politik warga negara menjadi sangat Fundamental di negara demokrasi.

Dalam sistem demokrasi, proses pemilihan jabatan, pembuatan kebijakan tertentu

harus melibatkan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam konteks Indonesia bentuk perlindungan hak untuk berpolitik ini

tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 D ayat (3) yang berbunyi, “Setiap warga negara

berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.” Dengan demikian

negara telah menjamin kepada semua warga negara untuk merealisasikan hak

politiknya dalam pemerintahan.Inilah yang menjadi alasan utama mengapa hak

politik harus dipenuhi di Indonesiatak lain karena kita menganut sistem demokrasi

Maka, bagi Eko Riyadi, pemerintah tak dapat memilih kategori hak tertentu

sementara mengabaikan hak lainnya, karena antara hak yang satu dan lainnya saling

berkaitan. Memilih untuk memenuhi salah satu hak saja dan mengabaikan hak

lainnya sama artinya dengan tidak memenuhi hak itu secara keseluruhan.5Pemerintah

harus mengakui hak asasi manusia sebagai satu kesatuan, dan tidak boleh hanya

mengakui kategori hak tertentu. Sebagai contoh seseorag berhak memilih, pada saat

yang sama, dia berhak untuk mendapatkan sandang, pangan dan papan, berhak untuk

memeluk suatu agama dan keyakinannya. Hak ekonomi, hak sosial, dan hak politik

kesemuanya harus bisa dipenuhi dan tidak bisa hanya dipenuhi salah satunya saja.

5Fauzi, Hak Asasi Manusia dalam Fikih Kontemporer, (Depok: Prenada Media Group, 2018,

Cet. Pertama), h., 26-27.

Page 27: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

20

Menurut Eko Riyadi, “hak sipil, dan hak politik adalah satu kesatuan juga

dengan ekonomi, sosial dan budaya. Pada saat seseorang memiliki hak untuk

berpartisipasi dalam pemerintahan, memilih calon anggota legislatif, mendirikan

perkumpulan, bebas beragama, bebas berpendapat, pada saat yang sama ia juga harus

mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, terlibat dalam kegiatan

kebudayaan dan lainnya. Itulah makna saling terkait (interrelated)”.6

Berkenaan dengan pendapat diatas jika hak politik tidak diberikan bagi warga

negara maka hak-hak lainnya akan dapat mengalami gangguan. Sebab, semua hak-

hak warga negara saling terkoneksi. Sebagai contoh bagaimana mungkin jalan di

suatu kampung yang sudah rusak parah akan dapat diperbaiki apabila kepala desa

tidak mendengar masukan dari penduduk? kalaupun memungkinkan tentu

membutuhkan waktu yang lama hingga kepala desa ‘sadar’. Apakah mungkin kepala

desa akan tahu apa yang diinginkan oleh penduduk kampung tersebut bila mereka

tidak mengeluarkan hak mereka berpendapat demi kemajuan desa?

Maka, perempuan selaku bagian dari masyarakat harus punya posisi tawar

semenjak di level personal, keluarga hingga level politik negara, mengingat

keterlibatan perempuan amat penting.Ratna Bathara Munti, memaparkan lebih

lengkap berikut ini:7

Keterlibatan dalam politik adalah suatu hal yang amat diperlukan dalam sebuah sistem yang demokratis. Sebab, demokrasi

tanpa perempuan (suara perempuan) tidak dapat dikatakan sebagai demokrasi. Sejatinya, demokrasi harus diwujudkan

dalam segala aspek kehidupan, di mulai dari individu (relasi personal), pendidikan dalam keluarga, hingga sampai pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga pemisahan publik dan privat harus segera diakhiri, karena

semenjak wilayah personal pada dasarnya ialah wilayah politik kekuasaan. “The Personal is Political”.

Pendapat Maria Bathara Munti diperkuat oleh Margaret Stackey dan Marion

Price dalam “Given the odds, a Great Advance”,menyatakan bahwa:

6Fauzi, Hak Asasi Manusia dalam Fikih Kontemporer, (Depok: Prenada Media Group, 2018,

Cet. Pertama), h., 27.

7 Ratna Bathara Munti, “Perempuan dan hak-hak politik” dalam T.O Komariah Emong

Supardjaja, Laporan Akhir Kompendium Tentang Hak-Hak Perempuan, (Jakarta: Badan Pembinaan

Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM, 2006), h.,141.

Page 28: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

21

jika perempuan ingin adanya suatu perubahan dalam masyarakat yang mana mereka terlibat didalamnya, mereka harus

berusaha menduduki posisi-posisi kekuasaan. Hal ini berarti bahwa perempuan harus ikut dalam kancah politik, selama

masyarakat masih didominasi oleh kekuasaan laki-laki (partiarkhi) maka tak banyak yang dapat diharapkan inisiatif-inisiatif

perubahan bila sepenuhnya bergantung kepada laki-laki.

Dari beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa perempuan

memiliki posisi dan peran di ruang publik, jika perempuan menginginkan perubahan

dan kemajuan bagi kaumnya ataupun masyarakat hendaklah mereka mewujudkan

hak politiknya itu dengan berpartisipasi semenjak dari menyampaikan pendapat

mereka, hingga menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan. Dengan cara itulah

dapat diharapkan inisiatif perubahan yang diinginkan.

Maka dari itu, partisipasi politik menjadi bagian penting dari demokrasi dan

merupakan salah satu wujud dari hak untuk berpolitik. Menurut Sutoro Eko

partisipasi politik ialah “Sesuatu yang fundamental dalam demokrasi”. Terjaminnya

hak politik masyarakat penting bagi sebuah pemerintahan yang baik dalam upaya

meningkatkan arus komunikasi, akuntabilitas, memberikan perlindungan kepada

masyarakat, serta memberikan suara bagi pihak-pihak yang paling terimbas oleh

kebijakan publik yang diterapkan.8

Bukti bahwa hak politik perempuan sudah terealisasi dengan baik dapat

ditelisik melalui sejauh mana ia berpartisipasi dalam politik. Partisipasi ini dapat

dilihat dari beberapa sisi diantaranya partisipasi aktif. Umumnya di negara yang

menganut asas demokrasi menjadikan partisipasi politik sebagai tolak ukur atas

berjalan dengan baik atau kurang berjalannya suatu kedaulatan rakyat di wilayahnya.

Sementara itu, Herbert McClosky sebagaimana dikutip Abraham Nurcahyo

berpendapat bahwa, “pastisipasi politik dimaknai sebagai kegiatan-kegiatan yang

sifatnya sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka ikut ambil bagian

8 Muhtar Haboddin, Muh Ajrul, Pengantar Ilmu Politik. (Malang : Universitas Brawijaya

Press, 2016, Cet. Pertama),h., 212.

Page 29: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

22

dalam proses pemilihan penguasa, baik secara langsung ataupun tak langsung dalam

suatu proses pembentukan kebijakan umum”.9

Senada dengan Herbert,Miriam Budiarjdo, sebagaimana dikutip Abraham

Nurcahyo mengatakan bahwa:

partisipasi merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,

antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan-

kebijakan pemerintah (public policy).kegiatan ini mencakup tindakan memberikan suara dalam pemilihan umum,

menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota

parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan directionnya.

Lain halnya dengan Samuel P. Hungtington dan Joan M. Nelson menafsirkan

secara eksplisit arti partisipasi politik dalam kehidupan bernegara. Mereka

berpendapat “partisipasi politik merupakan kegiatan warga yang bertindak sebagai

pribadi-pribadi yang bermaksud mempengaruhi pembuatan keputusan pemerintah.

Partisipasi dapat dilakukan secara individual atu kolektif, terorganisir atau spontan,

mantap atau sporadis, dengan cara damai atau kekerasan, legal atau illegal, efektif

atau tidak efektif ”.10 Menurut penafsiran ini partisipasi politik dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya individual atau kolektif.

Adapun mengenai korelasi antara hak politik dan partisipasi politik ialah satu

kesatuan. Jika hak politik mencakup anugerah Tuhan Yang Maha Esa atau bawaan

sejak lahir yang tak dapat dirampas dan dikurangi oleh siapapun karena sifatnya

adalah pemberian. Sedangkan partisipasi politik adalah kehendak dari makhluk atau

ciptaan dalam bertindak sehingga lahirlah yang dinamakan partisipasi politik tersebut.

karena berupa kehendak maka manusia dapat memilih untuk berpartisipasi.

Mengingat dalam keseharian, perempuan lebih banyak tahu terhadap

kebutuhannya. Contohnya: masalah kesehatan reproduksi, kesehatan keluarga, harga

sembilan bahan pokok, pendidikan anak, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan

9Abraham Nurcahyo, ”Relevansi Budaya Patriaki Dengan Partisipasi Politik Dan

Keterwakilan Perempuan Di Parlemen” ,Jurnal Agastya,VI, 1 ( Januari, 2016), h., 28.

10Abraham Nurcahyo,”Relevansi Budaya Patriaki Dengan Partisipasi Politik Dan

Keterwakilan Perempuan Di Parlemen” ., h.,28.

Page 30: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

23

seksual, diskriminasi di tempat kerja, maupun diskriminasi di hadapan hukum.

Sehingga, sangat penting bagi perempuan merealisasikan hak politiknya dengan

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan politik. Dengan diikutsertakannya

perempuan dalam perumusan kebijakan publik tadi tentunya segala bentuk

diskriminasi atau kebijakann yang kurang berpihak kepada mereka dapat dicegah.11

Ratna Bathara Munti mengutip UU HAM dalam Buku Kumpulan Lengkap

Perundang HAM, menyatakan bahwa UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yakni

dalam bagian sembilan tentang hak wanita, pasal 46 disebutkan bahwa “sistem

pemilihan umum, kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem

pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif, harus menjamin keterwakilan wanita

sesuai persyaratan yang ditentukan.” Selanjutnya pasal 49 ayat 1 disebutkan “wanita

berhak, untuk memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai

dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.”

Oleh sebab itu, Robert Dahl, seorang pakar demokrasi menekankan

pentingnya konsep “partisipasi politik aktif” – yakni warga masyarakat memiliki

peluang yang cukup dan sama untuk menyatakan pilihan mereka, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan mengenai agenda, dan menyampaikan alasan-alasan mengapa

salah satu solusi atau opsi.12Partisipasi aktif warga negara dalam politik menjadi

sangat penting bagi negara yang menganut demokrasi.

Karena hal itulah, maka perlu adanya dorongan agar warga negara yang sudah

terjamin hak politiknya untuk berpartisipasi aktif serta bertangung jawab dalam

proses berpolitik hingga merumuskan kebijakan publik. Selain itu, sangatlah perlu

untuk menciptakan ruang partisipasi politik dimana mereka dengan bebas dapat

mengekspresikan diri dan kepentingannya secara bebas. Partisipasi warga yang

11 Abraham Nurcahyo, ”Relevansi Budaya Patriaki Dengan Partisipasi Politik Dan

Keterwakilan Perempuan Di Parlemen” h., 33.

12 Muhtar Haboddin, Muh Ajrul, Pengantar Ilmu Politik. (Malang : Universitas Brawijaya

Press Pengantar ilmu politik,2016), h., 212.

Page 31: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

24

efektif berarti membuka saluran informasi dimana mereka dapat menggunakan hak-

haknya sebagai warga negara yang bertanggungjawab.13

Konstitusi Indonesia juga telah memberikan ruang kepada warga negara

dalam partisipasi politik, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3)

yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.” Dengan demikian semua warga negara didorong untuk

berpartisipasi aktif dalam politik di Indonesia baik itu dalam bentuk berserikat dan

berkumpul seperti ikut aktif di dalam partai politik atau organisasi-organisasi hingga

aktif dalam mengeluarkan pendapat baik itu melalui lisan maupun tulisan yang

bertujuan untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sebagai kesimpulan hak politik adalah salah satu hak dasar yang dimiliki

manusia. Sedang dalam pengaplikasiannya dengan jalan partisipasi politik yang

berupa tindakan yang dilakukan secara kolektif ataupun individu, terorganisir atau

tidak terorganisir, spontan atau terencana yang kesemuanya berguna untuk

mempengaruhi kebijakan. Akan tetapi partisipasi politik warga negara utamanya

perempuan perlu didukung baik secara hukum maupun oleh masyarakat itu sendiri.

Di negara Indonesia, dalam menjamin kesetaraan hak antara laki-laki dan

perempuan di dalam ruang publik penuh dengan perjuangan.Telah dilakukan berbagai

upayauntuk merealisasikan hak politik perempuan dalam ikut andil berpartisipasi

aktif dalam proses politik. Untuk meningkatkan partisipasi dan keterwakilan

perempuan dalam bidang politik telah dimulai semenjak Kongres Perempuan Pertama

tahun 1928. Namun, upaya tersebut belum sepenuhnya didukung oleh suprastruktur

dan infrastrukturpolitikserta budaya politik yang ada. Peraturan perundang-undangan

ketika itu juga belum seluruhnya menjamin hak politik perempuan. Sementara karena

sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai yang mendomestikasi perempuan, kesadaran

13 Muhtar Haboddin, Muh Ajrul, Pengantar Ilmu Politik. (Malang : Universitas Brawijaya

Press Pengantar ilmu politik,2016), h., 214.

Page 32: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

25

perempuan akan hak-hak politiknya pun menjadi rendah. Semua ini pada akhirnya

menghambat partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam politik.14

Selaku warga negara, sesungguhnya perempuan memiliki hak penuh untuk

berpartisipasi dalam kehidupan politik negaranya, baik sebagai pemberi suara atau

pemilih, selaku aktivis partai politik, pejabat eksekutif dan yudikatif maupun dipilih

untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPR/ MPR. Perempuan memiliki hak untuk

menempati posisi penting dalam kekuasaan, penentu kebijakan negara serta

berkontribusi untuk meningkatakan potensi sosial, ekonomi dan politik di Indonesia.

Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan telah dijamin dalam konstitusi

sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa, “Segala

warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Dengan

demikian negara telah jelas dalam menjamin persamaan hak bagi warga negaranya

baik itu laki-laki ataupun perempuan, dalam hal ini termasuk juga hak untuk

berpolitik. UUD 1945 dengan jelasmenyatakan menjamin persamaan hak politik

antara laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi, semua itu menjadi lebih nyata

dengan adanyaUndang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang

juga telah diperkuat oleh adanya Deklarasi PBB tentang Hak-hak Asasi Manusia.15

Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan

bahwa, “Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintahan dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat

14 Komariah Emong Supardjaja, Laporan Akhir Kompendium Tentang Hak-Hak Perempuan,

(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM, 2006 ), h., 141.

15 Komariah Emong Supardjaja, Laporan Akhir Kompendium Tentang Hak-Hak Perempuan,

h.,131.

Page 33: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

26

dan martabat manusia”.16 Dengan demikian bahwa semua hak yang melekat di diri

seorang manusia yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa wajib

dilindungi oleh negara, demikian halnya juga dengan hak politik.

Dapat ditarik kesimpulan, undang-undang nasional maupun internasional

telah memberikan jaminan tentang hak perempuan baik untuk dipilih, memilih,

diangkat dalam pekerjaan, jabatan, serta mendapatkan posisi dalam profesinya

dengan syarat yan telah ditetapkan undang-undang. Akan tetapi, meski kesempatan

itu telah terbuka seluas-luasnya hanya sebagian kecil perempuan yang mengambil

peluang tersebut.

Sejak masa reformasi berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Kebijakan tersebut telah berpihak pada perempuan, sehingga kaum perempuan akan

nyaman dalam berpolitik. Namun, ketika melakukan partisipasi politik perempuan

acap kali menghadapi tantangan sebagaimana pendapat Abraham Nurcahyo,

“...Adapun keterbatasan itu meliputi:Finansial dan basis sosial yang lemah atau

kurang mendukung. Sehingga hal inilah yang kemudian memunculkan prasangka

sosial adanya ketimpangan gender. Padahal, Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tegas menyatakan, bahwa kedudukan

laki-laki dan perempuan selaku warga negara adalah setara.”

Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945, hak memilih secara tersurat

bisa ditemukan pada Pasal 27 ayat (1) dan (2); Pasal 28; Pasal 28 D ayat (3); Pasal 28

E ayat (3). Kemudian, hak dipilih ada pada Pasal 1 ayat (2); Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A

ayat (1); Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 22C ayat (1) UUD 1945. Bagi Sahuri, Pasal-

pasal tersebut antara lain berbunyi bahwa "Setiap warga negara berhak memperoleh

kesempatan yang sama dalam pemerintahan", serta "Presiden dan wakil presiden

dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat". Kedua pasal ini dengan

tegas menyatakan warga negara Indonesia dijamin hak politiknya.

16 Fauzi, Hak Asasi Manusia dalam Fikih Kontemporer, (Depok: Prenada Media Group,

2018, Cet. Pertama), h., 2.

Page 34: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

27

B. Hak Politik Perempuan dalam Hukum Islam

Dalam sejarahnya, Islam datang dengan membawa pencerahan kepada umat

manusia, di mana Islam hadir ketika penduduk Mekkah dalam kejahiliahan kemudian

Islam datang dengan membawa pencerahan kepada penduduk Mekkah dan umat

manusia umumnya. Rasulullah Muhammad SAW., menjadi tauladan dalam dakwah

dan kepemimpinan umat.

Untuk hak politik misalnya, telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW., ketika

di dalam perang Uhud, ketika Rasulullah SAW., meminta pendapat para sahabat

sebelum melakukan perang. Selain itu, dalam perang Khandaq, Rasulullah SAW.,

juga menerima pendapat Salman Al Farisi untuk membuat parit. Ketika di Madinah,

Rasuullah SAW., menetapkan Piagam yang dikenal dengan Piagam Madinah yang

mengatur kehidupan dan hubungan antar komunitas yang merupakan komponen

masyarakat majemuk di Madinah. Banyak di antara pakar ilmu politik Islam

menganggap Piagam Madinah adalah konstitusi atau undang-undang dasar pertama.17

Peristiwa yang lain di antaranya ketika terpilihnya Abu Bakar di Tsaqifah Bani

Sa’idah sebagai Khalifah melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar.

Begitu juga dengan perempuan, ada contoh Aisyah, yang aktif di dalam urusan publik

dan banyak orang yang selalu bertanya kepadanya mengenai hidup Rasulullah SAW.,

hingga beliau ikut di dalam perang Jamal. Hal ini menjadi bukti bahwa hak politik

telah di praktikkan dalam sejarah Islam.

Hak politik dalam pandangan Islamadalah hak-hak di mana individu memberi

andil melalui hak tersebut dalam mengelola masalah-masalah negara atau

pemerintahnya, demikian dikutip Sahuri dalam Abdul Karim Zaidan, Masalah

17 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,(Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia, 2011), h., 10.

Page 35: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

28

Kenegaraan dalam Pandangan Islam.18jadi, hak politik merupakan keikutsertaan dan

andil individu di dalam mengelola negara dan pemerintahannya.

Ikut serta individu di dalam pemerintahan negara ini muncul ketika membahas

mengenai hak politik perempuan utamanya mengenai kepemimpinan perempuan di

dalam politik. Perbedaan paham mengenai kepemimpinan politik perempuan terbagi

menjadi dua kelompok besar, yang mana sebagian membolehkan sebagian tidak

memperbolehkan. Diantara ulama yang tidak membolehkan ialah: Ibnu Katsir, Ar-

Razi, Wahbah Zuhaili, Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Ulama Wahabi). Kemudian

ulama yang membolehkan diantaranya: Yusuf Qhardawi, Ali Jumah Muhammad

Abdul Wahab( Mufti Mesir), kemudian Ibnu Rushd dalam Bidayatul Mujtahid

merinci tentang ulama yang berbeda pendapat tentang disyaratkannya laki-laki

sebagai hakim. Maka ulama yang membolehkan perempuan menduduki jabatan

hakim ialah: Abu Hanifah, Ibnu Hazm, Ibnu Jarir At-Tabari, Dr.Muhammad Sayyid

Thanthawi yaitu seorang Syaikh Al-Azhar dan Mufti Besar Mesir.19

Sejak awal Islam telah menekankan bahwa kaum perempuan yang merupakan

bagian dari masyarakat, harus diberi kesempatan yang memungkinkan terjadinya

pengembangan kemampuan alamiah yang mereka miliki, sehingga mereka bisa

berpartisipasi secara efektif dalam pengembangan masyarakat. Islam juga

menekankan bahwa kaum perempuan (harus) diizinkan untuk mencapai tingkat

kemajuan tertinggi dalam hal material, intelektual dan spiritual mereka. 20

18Sahuri, “Perspektif Hukum Islam Dan Ham Tentang Pencabutan Hak Politik

Koruptor(Kajian Hukum Islam dan HAM terhadap Putusan MA No. 1195K/Pid.Sus/2014)”(Skripsi S-

1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). h., 15.

19Hendri Saputra, “Pemikiran Musdah Mulia Tentang Kepemimpinan Politik Perempuan”,

Manthiq, I, 2, (November 2016), h., 135-137.

20 Haifa A. Jawad, Otentisitas Hak-Hak Perempuan Perspektif Islam Atas Kesetaraan jender,

( Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) terj. The Right of Women In Islam: An Authentic Approach. 2002,

cet. Pertama ), h., 15.

Page 36: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

29

Secara teoritis, menurut Haifa A. Jawad seorang Muslimah memiliki hak-hak

sebagai berikut:21

1) Hak untuk memilih secara bebas

2) Hak untuk menikah dengan laki-laki pilihannya sendiri dan hak untuk mengakhiri perkawinan yang gagal

3) Hak untuk memperoleh pendidikan

4) Hak untuk menggunakan identitasnya sendiri

5) Hak untuk memperoleh kenikmatan seksual

6) Hak untuk ikut mewarisi

7) Hak untuk memilih dan dipilih dalam politik dan hak untuk berpartisipasi dalam persoalan-persoalan publik.

Dalam kenyataannya, Islam adalah satu-satunya agama yang membenarkan peranan politik bagi perempuan.. Pada

masa awal Islam, perempuan diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka, untuk berdebat, dan untuk

mengemukakan pemikiran mereka di depan publik. Pada waktu itu perempuan memimpin delegasi, menjadi penengah serta

memberikan tempat pengungsian dan perlindungan. Pertimbangan atau pendapat mereka dalam persoalpoan politik

mempunyai nilai yang tinggi dan dihormati serta mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk masyarakat dimana

mereka berada. Aisyah dan Ummu Salamah (keduanya istri Nabio Muhammad Saw) adalah contoh yang berkaitan dengan

hal ini. Ummu Salamah sebagai penasehat Nabi dalam bidang politik yang cerdas dan sering bertindak sebagai pemimpin

bagi kaum perempuan. Sementara Aisyah juga telah memainkan peranan penting dalam arena politik. Dia pernah

mengajukan kritik-kritik yang mengecam kebijaksaan pemerintah dan memimpin kelompok oposisi bersma dengan Ummu

Salamh, dia berperan aktif dalam penyusunan (kodifikasi) atas tradisi atau kebiasaan Nabi Saw (Sunnah) , yang dianggap

sebagai salah satu sumber utama yurisprudensi Islam. untuk waktu yang lama, dia bertindak sebagai seorang hakim dan

menjadi panutan para pemimpin pada masanya.

8) hak untuk dihormati

Dalam konteks Ikatan keluarga, status hukum perempuan Islam dapat dikategorikan ke dalam berbagai posisi; posisi

sebagai anak ( anak laki-laki dan perempuan adalah sama); posisi sebagai ibu ( berlaku sopan pada ibu dan sebagainya);

posisi sebagai saudara perempuan; serta posisi sebagai istri.

Sementara itu pendapat yang melarang perempuan beraktivitas di publik

karena dipengaruhi juga oleh budaya patriarki. Bagi pendapat ini penempatan

perempuan di ruang publik dilarang supaya mereka melihat perlu adanya upaya

penyelamatan kesucian perempuan dalam hal Agama, dan pengetahuannya tentang

tabiat perempuan dalam ajaran Islam yang tetap harus dijaga. Berdasar anggapan

bahwa langkah mendesak yang dilakukan untuk menjaga kesucian wanita yang

dimaksud ialah agar mereka tidak bercampur baur antara laki-laki dan perempuan

21 Haifa A. Jawad, Otentisitas Hak-Hak Perempuan Perspektif Islam Atas Kesetaraan jender,

( Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) terj. The Right of Women In Islam: An Authentic Approach. 2002,

cet. Pertama ), h., 25.

Page 37: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

30

(khalwat) mengingat dalam urusan publik hal itu tidak dapat dihindari dan memang

dituntut untuk itu. Sehingga terbitlah larangan agar kesucian perempuan tetap terjaga.

Abdullah Fadh al-Nafisi sebagaimana dikutip Fauzi berpandangan para ulama

ada yang tidak sepakat dengan “penempatan” perempuan di ruang publik. Ada yang

berpendapat perlu ada langkah mendesak guna memelihara kesucian perempuan

dalam hal agama, akhlak, dan pengetahuan sesuai dengan ajaran Islam tentang tabiat

kewanitaan. Pemilihan umum yang menjadi jalan bagi kaum perempuan untuk

menjadi pemimpin publik merupakan suatu hal yang diharamkan dalam syariat.

Apabila perempuan diberikan hak untuk dicalonkan menjadi anggota parlemen

selama memenuhi syarat menjadi anggota dewan.22

Sedangkan Musdah Mulia dalam Ensiklopedia Muslimah Reformis, mencoba

mengungkapkan beberapa pandangan yang menyebabkan perempuan tidak diakui hak

politiknya dalam Fiqh Siyasah diantaranya ialah karena beberapa alasan, diantaranya

mengenai penafsiran agama dari salah satu kelompok pendapat yang melarang

perempuan terlibat aktif dalam kepemimpinan maupun aktivitas publik yang lain dan

pandangan itu dianggap mutlak benar dan mengesampingkan pendapat lain yang

membolehkan perempuan dalam aktivitas politik dan kegiatan publik.23

Paling tidak terdapat tiga argumen yang sering dikemukakan oleh aliran ini

menurut Musdah Mulia. Pertama, merujuk pada Q.s. Al-Ahzab (33) : 33 yang

menegaskan bahwa tempat yang paling cocok bagi perempuan adalah rumah.

Padangan ini diperkuat oleh hadis yang menyebutkan bahwa Allah telah menetapkan

empat rumah bagi perempuan: rahim ibunya, rumah orang tuanya yang menjadi

tempat tinggalnya sampai ia menikah, rumah suaminya yang tak boleh ia tinggalkan

tanpa izin yang bersangkutan, dan terakhir adalah kuburnya. Dengan demikian, ruang

22 Fauzi, Hak Asasi Manusia dalam Fikih Kontemporer, (Depok: Prenada Media Group,2018,

cet. Pertama), h., 128.

23Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tangerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama), h., 427.

Page 38: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

31

publik adalah ruang yang sejak awal “ditetapkan” sebagai wilayah asing bagi

perempuan.24

Kedua, mengacu pada Q.s. Al-Nisa (4) : 34. Para ulama seperti Ibn Abbas,

menegaskan bahwa masalah kepemimpinan diambil dari ayat tersebut. Secara khusus

masalah ini dirujukkan pada kalimat ar-rijal qawwamuna ‘ala an-nisa’ dengan

terjemahan: laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Kepemimpinan laki-

laki atas perempuan di sini cenderung dimaknai dengan pengertian memaksa atau

mendominasi.25

Ketiga, hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah yang mengatakan: Lan

yaflaha qaum wallauw amrahum imra’at. Hadis itu diartikan: Tidak akan berbahagia

satu kaum yang menyerahkan urusan kepemimpinannya kepada perempuan (HR

Bukhari). Perlu dicatat bahwa hadis ini amat populer pada Kongres Umat Islam

Indonesia (1999). Hadis ini merupakan dalil pamungkas untuk menangkis pendapat

yang membolehkan perempuan menjadi presiden.26

Ayat-ayat dan hadis-hadis di atas menurut penganut aliran pertama (yakni

yang tidak mengakui hak-hak politik perempuan) adalah justifikasi bahwa

kepemimpinan hanya untuk kaum laki-laki, dan perempuan harus mengakui

kepemimpinan laki-laki. Adapun implikasi dari pemahaman seperti ini menurut

Musdah Mulia adalah perempuan tidak memiliki hak-hak politik seperti yang dimiliki

kaum laki-laki.

Bertolak belakang dengan pendapat di atas, Nassaruddin Umar dalam

disertasinya “Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran” tampaknya ingin

meluruskan bahwa dalil-dalil Alquran tidak ada yang bertujuan mendiskreditkan

perempuan, kalaupun ada yang berpandangan demikian itu hanya karena persoalan

24 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tangerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama., h., 427.

25 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis, h., 428.

26 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis,h.,428.

Page 39: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

32

penafsiran yang berbeda saja, namun sejatinya al-quran menjunjung tinggi hak

perempuan termasuk di dalamnya hak politik. Tetapi Nasaruddin menyinggung

terdapat hambatan budaya yang menyebabkan pengimplementasian kesetaraan gender

itu tersendat. Hal ini terang Musdah diperparah dengan norma dan budaya yang

masih tetap mengklasifikasikan aktivitas politik sebagai monopoli kaum laki-laki.

Ironisnya, perempuan juga melanggengkan gagasan bahwa politik dan kekuasaan

adalah tidak feminim. Bahkan, tidak sedikit menyebut politik itu kotor sehingga

perempuan menjauh darinya.27

Sejatinya Alquran mengakui adanya perbedaan (distinction) antara laki-laki

dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembedaan (discrimination) yang

menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Perbedaan tersebut

dimaksudkan untuk mendukung misi pokok Alquran, yaitu terciptanya hubungan

harmonis yang didasari rasa kasih sayang (mawaddah wa rahmah) di lingkungan

keluarga. Hal tersebut merupakan cikal-bakal terwujudnya komunitas ideal dalam

suatu negeri yang damai penuh ampunan Tuhan (baldatun thayyibatun wa rabbun

ghafur). Ini semua bisa terwujud manakala ada pola keseimbangan dan keserasian

antara keduanya (laki-laki dan perempuan)28

Di dunia ini kekuasaan bukanlah suatu hal yang dengan mudah dapat

diserahkan orang kepada orang lain dalam sejarah dunia. Oleh karenanya, kaum

perempuan harus sadar dan turut aktif dalam dunia politik dan kekuasan. Karena

pada hakikatnya, politik adalah kekuasaan (power) dan pengambilan keputusan

(decision making), proses perumusan kebijakan (policy formulation), dan alokasi

sumber daya (resource allocation). Pengertian politik pada prinsipnya juga meliputi

27 Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, ( Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2014), h.,71.

28 Musdah Mulia, Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender,(

Yogyakarta: Nauvan Pustaka, 2014, Cet. Pertama), h. 56. Lihat Juga Nassaruddin Umar, Argumen

Kesetaraan Jender: Perspketif al-Quran, h.,18-19.

Page 40: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

33

masalah-masalah pokok dalam kehidupan sehari-hari yang selalu melibatkan kaum

perempuan.29

Dalam pada itu,bila dibandingkan dengan peran laki-laki, porsi peran politik

perempuan masih sangat kecil dan dirasakan kurang efektif, jika dilihat dari

keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan

misalnya dalam proses penyelenggaraan negara, dan politik perwakilan.

Partisipasi politik perempuan dalam berbagai lembaga politik masih sangat

kecil dan itu pun kemudian diperparah lagi oleh motivasi mereka terjun di bidang

politik yang umumnya bukan didasarkan pada keiinginan politik yang kuat untuk

membangun kesejahteraan bangsa, melainkan sekedar mencari polularitas, mencari

pekerjaan sampingan atau sekedar untuk mendukung karier suami.30

Pertanyaan muncul, apakah Islam memperbolehkan perempuan aktif dalam

politik? Jawabannya, sangat tegas Islam membolehkan perempuan terjun ke ranah

politik seperti saudara mereka, laki-laki. Dalam Islam, tujuan berpolitik sangat mulia,

yaitu demi membangun kesejahteraan masyarakat dan kemaslahatan umat manusia.

Sebab, politik dalam Islam bukan semata soal kekuasaan, melainkan untuk tujuan

yang sangat mulia, yakni politik untuk kemaslahatan masyarakat seluruhnya dan

sekaligus mengimplementasikan tujuan Islam sebagai rahmatan lil alamin.31

Argumen teologis tentang bolehnya perempuan berkiprah dalam dunia politik

dapat dilihat sebagai berikut:

Pertama, Q.s. Al-Taubah (9) : 71:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka

(adalah) menjadi penolong bagi sebagain yang lain, mereka menyuruh

29Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, ( Jakarta: PT Elex Media komputindo,

2014), h.,72.

30Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2014), h.,71., h.,73.

31Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, h., 72.

Page 41: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

34

(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa setiap warga negara; perempuan dan

laki-laki, hendaknya berpartisipasi dalam mengelola kehidupan bersama di

masyarakat. Perempuan sama halnya dengan laki-laki mempunyai hak dan kewajiban

yang setara, dan sederajat sebagai warga negara penuh dan juga sebagai manusia

merdeka. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa perempuan mampu

mengemukakan pendapat yang benar, berpartisipasi dalam kegiatan politik dan

bertanggung jawab. Dengan kata lain, ayat itu menegaskan bahwa perempuan

mempunyai hak-hak politik yang setara dengan laki-laki. Perempuan mempunyai hak

untuk menduduki seluruh jabatan politik, termasuk menjadi pemimpin negara.32

Kedua, berdasarkan sabda Rasulullah Saw: Man lam yatham bi amr al

muslimin fa laysa minhum ( barangsiapa yang tidak peduli dengan kepentingan umat

Islam, berarti ia tidak termasuk golongan muslim). Pengertian amr al-muslimin

mencakup seluruh kepentingan umat Islam, termasuk bidang politik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak satupun ayat atau hadis yang menyebutkan

larangan perempuan terjun dalam politik atau menjadi pemimpin.33

Ketiga, Alquran tegas mengajak manusia (laki-laki dan perempuan) agar

bermusyawarah dalam semua urusan pengambilan keputusan sebagaimana tercantum

dalam Q.s.As-Syura (42) : 38:

“Dan (bagi)orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Allah dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara

mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada

mereka.”

32Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2014) , h.,75.

33Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, h., 76.

Page 42: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

35

Syura (musywarah) hendaknya dijadikan salah satu prinsip dalam politik. Di

dalam ayat tersebut Allah Swt. memuji mereka: perempuan dan laki-laki yang senang

melakukan musyawarah. Karena itu, ayat ini dijadikan dasar oleh banyak ulama

untuk membuktikan adanya hak politik bagi setiap laki-laki dan perempuan.34

Keempat, praktik bai’at pada masa Rasul Saw., Alquran secara jelas

memaparkan kisah tentang permintaan para perempuan untuk malakukan bai’at (janji

setia kepada Rasul untuk aktif berjuang mengembangkan Islam dan ajarannya) hal ini

termaktub dalam surah Al-Mutahanah ayat 12. Fakta sejarah menunjukkan tatkala

delegasi Anshar membaiat Nabi Saw. Pada Bai’at Aqabah kedua di dalamnya tercatat

beberapa perempuan. Mereka bersumpah di dalam bai’at itu untuk membela dan

melindungi Islam. Ini menunjukkan adanya kontribusi perempuan dalam bidang

politik. Bahkan Rasulullah Saw., membolehkan perempuan mewakili kaum Muslim,

berbicara mewakili mereka dan memberikan jaminan atas nama mereka. Hal itu

terlihat dalam kasus Ummu Hani terhadap seorang kafir pada hari penaklukkan kota

Mekah. Rasulullah Saw berkata kepadanya: “kami melindungi orang yang dilindungi

Ummu Hani.”35

Menurut penulis dalam kehidupan kontemporer sekarang ini, kepemimpinan

berikut partisipasi politik perempuan bukan lagi diperdebatkan tentang boleh atau

tidaknya, melainkan masuk kepada ranah praktek.Hibbah Rauf Izzat sebagaimana

dikutip Hendri saputra mengatakan:36

Di era kontemporer saat ini muncul pemimpin-pemimpin perempuan sebagai pemimpin alternatif, di mana kebebasan

berpolitiknya sama dengan kebebasan kaum laki-laki. Kedudukan mereka juga bervariasi mulai dari Presiden, Perdana

34 Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, ( Jakarta: PT Elex Media

Komputindo , 2014) , h.,75-76.

35 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tamgerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama), h.,

434.

36 Hendri Saputra, “Pemikiran Musdah Mulia Tentang Kepemimpinan Politik Perempuan”,

Manthiq, I, 2, (November 2016), h., 137.

Page 43: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

36

Mentri, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat dan lain-lain. Dalam pemikiran kontemporer pemimpin tidak lagi dipandang

dari fisik “ laki-laki” namun lebih kepada kemampuan, intelektual, keberpihakan terhadap rakyat yang ia pimpin.

Jadi, di dalam hak politik, para ulama berbeda pendapat ketika membahas

mengenai adanya aktivitas perempuan dalam hal publik. Sehingga dalam hukum

Islam pada hakikatnya bergerak fleksibel di dalam menanggapi masalah hak politik

perempuan, namun terjadi perbedaan ketika itu membahas hak politik perempuan

yang berkaitan dengan kepemimpinan perempuan dan segala aktivitas perempuan di

ruang terbuka.

Meskipun terjadi perbedaan di dalam memandang perempuan di dalam hak

untuk berpolitik, namun hak di dalam Islam merupakan sesuatu yang diatur di dalam

syariah untuk tercapainya kemaslahatan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

Untuk itu, setiap manusia harus menggunakan haknya sesuai denga ketentuan syariah

yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan pribadi dan kemaslahatan (publik) umum.37

37 Siti Mujibatun, Pengantar Fiqh Muamalah, (Semarang: Lembaga Studi Sosial dan

Agama, 2012), h., 57.

Page 44: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

37

BAB III

PEREMPUAN DAN KERAPATAN ADAT NAGARI PANINJAWAN

A. NAGARI PANINJAWAN

Gambar 1 Peta Nagari Paninjawan

Nagari berkedudukan sebagai kesatuan masyarakat hukum adat dan wilayah

penyelenggaraan pemerintahan terdepan di daerah.1 Setiap nagari harus memenuhi

syarat-syarat diantaranya:2 merupakan kesatuan masyrakatat hukum adat; mempunyai

1 Peraturan Daerah Kabupaten Solok Pasal 2 No.7 Tahun 2006 Tentang Kedudukan Nagari.

2 Peraturan Daerah Kabupaten Solok Pasal 3 No.7 Tahun 2006 Tentang Syarat Nagari.

Page 45: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

38

beberapa suku dan mempunyai KAN; mempunyai batas-batas yang jelas; mempunyai

harta kekayaan sendiri dan; mempunyai sarana dan prasarana pemerintahan.

Nagari Paninjawan terletak berdekatan dengan Bukit Barisan merupakan salah

satu Nagari yang berada di Kecamatan X Koto Di atas, Kabupaten Solok, Sumatera

Barat. Luas Nagari Paninjawan kurang lebih 3.150 Ha, terdiri dari 8 Jorong, yaitu

Jorong Balansiah, Jorong Air Batumbuak, Jorong Kayu Aro, Jorong Pasar, Jorong

Gantiang Tabek, Jorong Gurun, Jorong Kubu dan Jorong Batu Laweh. Secara

Geografis terletak antara Koordinat 0.o32’. 0” sampai dengan 0.o44’.50” Lintang

Selatan dan 100.° 35’. 37” sampai 100.° 44’.47” Bujur Timur , dengan Topografi

Nagari Paninjawan bervariasi antara Daratan, lembah dan berbukit-bukit, dengan

ketinggian Nagari Paninjawan kecamatan X koto Diatas Kabupaten Solok berbatasan

dengan: sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Tanjung Balik; sebelah selatan

berbatasan dengan Nagari Aripan dan Kuncir; sebelah Barat berbatasan dengan

Nagari Tanjuk Alai; sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Labuah Panjang. Di

Nagari Paninjawan beriklim sedang dengan temperatur antara 26° hingga 40°.3

Untuk data kependudukan tercatat pertanggal 30 Desember 2019 di

Paninjawan terdapat 8 Jorong dengan penduduk sebanyak 1988 orang dengan jumlah

laki-laki sebanyak 961 orang dan perempuan 1.027 orang serta ada 626 Kepala

keluarga (KK). Dari beberapa penduduk diatas dapat dirinci beberapa kelompok

diantaranya: kelompok petani 240 orang; Dagang 38 orang; buruh 92 orang; PNS 60

orang; pensiunan 58 orang; TNI/ Polri 1 orang; belum berkerja 1.235 orang; yang

tidak bekerja 233 orang; tenaga honorer 36 orang. Kemudian berdasarkan golongan

umur dapat dikelompokkan: usia 0-6 tahun sejumlah 160 jiwa,7-12 tahun 196 orang,

13-15 sebanyak 173 jiwa, 16-18 tahun banyaknya 163, 19-35 tahun berjumlah 353

orang, 45 tahun ke atas 515 orang. Rincian penduduk nagari Paninjawan menurut

tingkat pendidikan sebagai berikut: belum sekolah sejumlah 90 orang, TK sebanyak

3 Profile Nagari Paninjawan Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari 2020, h., 1.

Page 46: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

39

37 orang, tidak tamat SD 123 orang,tamat SLTP sebanyak 78, SLTA sejumlah 52

orang, DI/II/III/S1/S2 sejumlah 190 orang.4

Selain itu terdapat juga bidang kesenian dan kebudayaan kelompok yang ada

di Nagari Paninjawan yang semakin berkembang diantaranya:Kelompok kesenian

Randai Puncak Sari Bulan; kelompok Kesenian Randai Tunas Baru; kelompok

Barazanji Surau Potai; kelompok Barazanji Batu Laweh; kelompok Barazanji

Gantiang Tabek.

Kemudian di nagari pertanggal 30 Desember 2019 terdapat lembaga-lembaga

yang berfungsi sebagai mitra kerja pemerintahan nagari yang mengurus

pembangunan menurut bidangnya masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut ialah:5

KAN yang mengurusi bidang adat, bidang Sako dan pusako di dalam nagari; LPMN

atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari; lembaga MUN atau Majelis Ulama

Nagari yang bertugas mengurusi perkembangan di bidang keagamaan di nagari

sejalan dengan MUN; ada juga BKMT atau Badan Kontak Majelis Taklim yang

merupakan wadah wirid pengajian di nagari; PKK atau Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga yang khusus mengurus dibidang pemberdayaan perempuan di nagari

Paninjawan; Bundo Kanduang dibidang pemberdayaan perempuan Bundo Kanduang

Nagari; Pemuda Nagari dan Karang Taruna; POSDAYA yakni forum pemberdayaan

keluarga; sedangkan untuk bidang pertanian ada kelompok tani masyarakatdi

masing-masing Jorong serta juga terdapat Gabungan kelompok Tani GAPOKTAN

LKMA Nagari Paninjawan, yaitu lembaga simpan pinjam keuangan untuk

perkembangan kelompok tani yang ada di Nagari; selain itu untuk menunjang

kesejahteraan masyarakat nagari terdapat pula Kelompok Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) dengan Program Nasional Pemberdayaan Pembangunan (PNPM) pedesaan

4 Profile Nagari Paninjawan Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari , 2020, h., 2-3.

5 Profile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari , 2020. h., 9.

Page 47: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

40

yang bergerak di bidang simpan pinjam keuangan nagari yang tercatat sebanyak 14

kelompok.

B. SEJARAH DAN KEDUDUKAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)

PANINJAWAN

1. Sejarah Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Sejarah Kerapatan Adat Nagari sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Di antara daerah yang tidak bisa dikuasai secara mutlak oleh Belanda

adalahMinangkabau, Aceh, danYogyakarta. Khusus untuk Minangkabau itu peran

Ninik Mamak sangatlah kuat,Ninik Mamak adalah pimpinan di dalam kaum atau

dalam sukunya yang dipilih secara turun temurun dalam kaum itu sendiri. Ninik

Mamak yang dalam sejarahnya menjadi Wali Nagari. Namun, ketika zaman orde

baru dan reformasi sekarang, orang cerdik juga bisa menjadi wali nagari. Pada

hakikatnya orang Cerdik bukan Ninik Mamak sehingga tidak terpilih menjadi wali

nagari, namun seiring perubahan waktu orang Cerdik juga bisa menjadi Wali Nagari.

Di dalam Kerapatan Adat Nagari pun semuanya adalah Ninik Mamak.6Mamak secara

harfiah adalah saudara laki-laki dari ibu, secara sosiologis maka semua laki-laki dari

generasi yang lebih tua adalah mamak.7

Ninik Mamak menjadi kumpulan laki-laki yang menjadi pemimpin di dalam

kaumnya, terutama di Nagari Paninjawan laki-laki yang menjadi Ninik Mamak.Ninik

Mamak inilah yang nanti menjadi perwakilan untuk musyawarah tertinggi adat di

Kerapatan Adat Nagari. Oleh karena itu, Kerapatan Adat Nagari hanya diisi oleh laki-

laki yang merupakan Ninik Mamak yang menjadi perwakilan sukunya masing-

masing.

6 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021 , 24 Maret 2021.

7 Nofil Ardi, “Kembali Ka Nagari”, Minang, II, 02 (Maret-Mei, 2004), h., 48.

Page 48: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

41

Masa penjajahan Belanda juga memberikan pengaruh pada pemerintahan

Nagari yang dipimpin oleh Ninik Mamak. Di antaranya adalah adanya Penghulu

Kapalo (Penghulu Kepala) yang menjadi ketua para Ninik Mamak. Syarat menjadi

Penghulu Kapalo ada tiga, yaitu:

1) Bagak ( kuat/ berani);

2) Niniak mamak berpangkat datuak;

3) Cadiak (cerdik/ cerdas) kalau bisa kaya.

Pengaruh yang lain pada masa penjajahan Belanda adalah adanya pemberian

gelar datuk pada orang yang cerdik, berani atau jagoan, dan juga seorang dukun untuk

bisa dijadikan Penghulu Pucuk. Fungsi dari adanya Penghulu Kapalo/Penghulu

Pucuk adalah untuk mengontrol para Ninik Mamak yang nantinya akan menyerang

Belanda. Dengan terkontrolnya para Ninik Mamak dalam satu Penghulu Kapalo,

sehingga ada satu suku saja yang menyerang Belanda, suku itu mudah untuk

ditemukan dan Ninik Mamak-nya akan dipanggil untuk diberi ancaman atau sanksi

oleh Belanda.8

Setelah masa Kemerdekaan penghulu kepala tadi tetap berlanjut. Seiring

perjalanan waktu, adat Minangkabau pun ditata dengan baik sehingga penghulu

kepala ini diganti namanya menjadi Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN). Sempat

terjadi kekosongan di dalam KAN terlebih dahulu kira-kira kurang lebih sepuluh

tahun. Yang mempelopori disusunnya ialah pemerintahan yang sampai kepada

gubernur seluruhnya ialah ninik mamak. Contohnya: Bagindo Azizkan, Sutan

Pamuncak. karena bupati,walikota dan gubernur ini ninik mamak maka disusun

waktu itu Kerapatan Adat Nagari. Pada tingkat kecamatan dan kabupatan namanya

LKAM, di Provinsi namanya LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam

Minangkabau). Masing-masing tingkat Itupun beda sebutan dan peran semakin luas :

kalau di kabupaten lingkupnya daerah (Misalnya : LKAM kabupaten Solok) kalau

8 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, 24 Maret 2021.

Page 49: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

42

provinsi sudah seluruh Minangkabau.9 Jadi menurut Syafril Ilyas adanya lembaga

KAN berdasarkan pada SK Gubernur Sumatera Barat.Lembaga Kerapatan Adat

Nagari (KAN) sudah ada semenjak Indonesia merdeka, akan tetapi terbentuknya

KAN Paninjawan diperkirakan pada tahun 1982.10

2. Kedudukan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Kerapatan Adat Nagari (KAN) berkedudukan di balai-balai adat yang

sekaligus sebagai tempat musyawarah kantor dan kantor KAN. KAN di dalam

pemerintahan Nagari sebagai lembaga perwakilan musyawarah mufakat adat tertinggi

yang telah ada dan diwarisi secara turun temurun di tengah-tengah masyarakat

adat nagari Minangkabau. KAN juga ikut menjalankan roda pemerintahan Nagari

Paninjawan yang juga menjadi bagian dari organisasi Badan Permusyawaratan Nagari

(BPN), untuk gambaran berikut ini terlampir pengurusan BPN Paninjawan pada tahun

2019: 11

No Nama/ Gelar Jabatan Unsur

1 Syafril Ilyas, S.Pd Ketua KAN

2 Marfis Indra, S.Pd Wakil ketua Pemuda

3 Zura Susi Sekretaris Bundo Kanduang

4 Zanibar Anggota Cadiak Pandai

9 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, 24 Maret 2021.

10 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan

2018-2021, 31 Maret 2021.

11 Profile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari 2020, h., 8.

Page 50: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

43

5 Asmir Guchi Anggota MUN

Untuk kepengurusan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan sampai 30 Desember

2019 adalah sebagai berikut:12

No Nama/ Gelar Jabatan

1 Burhan Ali. DT Gindo Kotik Ketua

2 M. DT. Kondo Marajo Wakil Ketua

3 Syafril Ilyas. DT. Misagumi Sekretaris

4 E M, S.Pd. DT. Panghulu Kayo Bendahara

5 Khairun DT. Panghulu Dirajo Seksi Pemb Organisasi

6 B. DT. Molie Seksi Pemb Organisasi

7 Nurullah DT. Bagindo Bosa Seksi Pelestarian Adat

8 A. DT. Malano Sati Seksi Pelestarian Adat

9 Irmawaldi DT. Kayo Seksi Peradilan Adat

10 H. Yuswardi, DT. Majoindo Seksi peradilan Adat

11 A. DT. Mangkuto Sati Seksi Ekonomi Sosbud

12 Yohendri DT. Marajo Seksi Ekonomi Sosbud

12 Profile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari 2020, h.,9.

Page 51: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

44

13 Jamaris. DT. Pono Bumi Seksi Agama/ Pendidikan

14 J. Malin Kayo Seksi Agama/Pendidikan

15 B. DT. Gagah S.Pd Seksi Keamanan

16 Asril. DT. Motuh Seksi Keamanan

Struktur Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan kecamatan X koto Diatas

Kabupaten Solok:

Ketua

Burhan Ali, S.Pd Dt. Bagindo Khatib

s

Wakil Ketua

H. Mai Iqli.

Dt.KondoMarajo

Sekretaris

Syafril Ilyas, S.Pd

DT.Misagumi

Bendahara

E. M. Dt PanghuluKayo

Bidang

pelestarian

adat

Bidang Ekonomi

dan Pembangunan

Kekayaan Nagari

H. Yuswardi Dt.

Majoindo

Bidang Agama

dan

Kemasyarakatan

Jamaris Dt Pono

Bumi

Bidang

Pemberdayaan

Bundokanduan

g

Syafni Yenti,

S.Pd

Page 52: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

45

Jumlah seluruh anggota KAN di Nagari Paninjawan sebanyak 42 orang13.

Semua Ninik Mamak harus memiliki keterwakilan yang seimbang, tidak ada satu

perwakilan suku yang dominan. Hal ini merujuk pada alasan bahwa supaya jangan

ada diskriminasi antar Ninik Mamak. Bisa jadi nanti ada satu suku yang tidak terambil

menjadi anggota KAN tapi ada satu suku yang dominan. Berarti kalau di DPR sudah

besar partainya, maka partai yang besar yang berkuasa. Jika ada satu suku yang

dominan nantinya KAN tidak menjadi lembaga musyawarah mufakat. Lembaga KAN

ini asasnya musyawarah dan mufakat.14Jika ada pilih-pilih perwakilan Ninik Mamak,

maka yang lain akan berkata “ kami bukan anggota KAN, terserah anggota KAN saja.

Semangat musyawarah mufakat di dalam KAN diandaikan jika satu kebijakan itu

dibuat maka dilibatkanlah seluruh Ninik Mamak untuk mendapatkan keputusan

bersama.

Adapun suku-suku di Nagari Paninjawan ada enam suku sehingga disebut

baanam suku,adalah sebagai berikut: 1)Suku Limo Panjang ada 8 Ninik mamak; 2)

suku Limo Singkek ada 7 Ninik Mamak; 3) suku Piliang ada 8Ninik Mamak; 4) suku

Sumpadang ada 8Ninik Mamak; 5) suku Guci 6Ninik Mamak; dan 6) suku Bendang

5Ninik Mamak. Jumlah keseluruhan 42 Ninik Mamak.

Nagari juga disebut dengan tigo suduik, yaitu: suku Piliang ditambah suku

sumpadang disebut lapan(8) Ninik Mamak(4+4); suku Limo singkek ditambah suku

Guci disebut limo(5) Ninik (3+2) suku Limo panjang ditambah bendang disebut

empat (4)Ninik (2+2).

13 ninik mamak adalah pimpinan di dalam kaum atau dalam sukunya yang dipilih secara turun-

temurun di dalam kaum itu sendiri. sebagaimana pepatah adat:Biriak –Biriak tabang ka samak

Tibo di samak mamakan padi

Dari niniak turun ka mamak

Dari mamak turun ka kami ( ka kamanakan)

14 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, 24 Maret 2021.

Page 53: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

46

Keterlibatan Ninik Mamak dari semua suku yang ada di dalam Kerapatan Adat

Nagari Paninjawan sangat penting untuk jalannya musyawarah dan agar adat alam

Minangkabau dapat terjaga. Khususnya dalam musyawarah tertinggi adat, di mana

semua Ninik Mamak menjadi berperan sangat penting dalam menentukan keputusan

yang diambil untuk kebaikan bersama dalam kehidupan Nagari.

C. PERAN DAN FUNGSI KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)

PANINJAWAN

Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang tugas dan fungsinya menurut

Perda Nomor 7 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagari antara lain yaitu yaitu

mengurus dalam bidang adat, dan bidang sako dan pusako di dalam nagari.

Kerapatan Adat Nagariberfungsi menjaga dan melestarikan adat sabatang

panjang 15 dan adat salingka nagari 16 . Perannya sebagai lembaga yang berperan

“kusuik manyalasai, karuah mampajaniah”17 sesuai dengan koridor “ adat bersendi

syara’, syara’ bersendi kitabullah”18dan adat salingka nagari.

Kerapatan Adat Nagari Paninjawan bermusyawarah 4 kali setahun secara

periodik. Masa kepengurusan KAN Paninjawan paling lama 3 tahun untuk berikutnya

dapat dipilih kembali dalam kepengurusan baru. Ada juga rapat insidentil kasus yang

di diskusikan dalam musyawarah untuk mufakat adat biasanya memusyawarahkan

beberapa hal diantaranya: pertama, kemajuan organisasi; kedua, pembangunan

15 adat sebatang panjang ialah, adat yang disusun oleh Datuah Parpatih Nan Sabatang dan

Datuak Katumanggungan yang diwarisi secara turun-temurun di Alam Minangkabau

16 Adat salingka nagari ialah tata krama kehidupan masyarakat adat di nagari yang disusun

oleh pemangku adat di nagari berdasarkan musyawarah dan mufakat yang mengacu (merujuk) kepada

adat sabatang panjang

17 Terjemahannya: menyelesaikan yang kusut, menjernihkan yang keruh.

18 segala sesuatu yang akan dilakukan secara adat di Minangkabau harus mempedomani

ajaran agama. Tidak boleh kalau bertentangan dengan ajaran agama. Misalnya berjudi dan mengadu

ayam bertentangan dengan agama maka dihapuskan. Lebih lengkapnya berbunyi “ Adat basandi

syara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ managato adat mamakai”.

Page 54: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

47

nagari; ketiga, kasus-kasus di nagari (kasus-kasus adat) dan sengketa di nagari.

Semua kasus dibahas olehninik mamak di dalam KAN tapi hal yang terkait adat

misalkan nagari akan membuat program pembangunan jalan danjalan ini ternyata

terpakai tanah warga dari bermacam suku, untuk menyelesaikan sengketa tanah itu

maka KAN mempunyai tugas di dalamnya. Tapi,sejauh ini di Nagari Paninjawan

belum ada kasus seperti itu. Karena selama ini sudah membudaya dari sejak dulu

apabila ada tanah terpakai untuk pembangunan umum dan dia ikut menikmati maka

tidak ada kasus tanah yang disengketakan.19

Kerapatan Adat Nagari (KAN) Mempunyai fungsi berikut ini:20

1) Sebagai lembaga yang mengurus dan mengelola adat nagari;

2) Sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan adat nagari;

3) Sebagai lembaga peradilan adat nagari;

4) Mengurus urusan hukum adat dan adat istiadat dalam nagari;

5) Memberikan kedudukan hukum menurut hukum adat terhadap hal-hal

yang menyangkut harta kekayaan masyarakat guna kepentingan

hubungan keperdataan adat, juga dalam hal adanya persengketaan atau

perkara perdata adat;

6) Bersama pemerintah nagari meningkatakan kualitas hubungan

emosional perantau dengan nagari.

Fungsi-fungsi diatas dilakukan oleh KAN berdasarkan asas musyawarah dan

mufakat menurut “alue jo patuik” sepanjang tidak bertentangan dengan “ Adat

Basandi Syara’, syara’ Basandi Kitabullah” serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Peran KAN untuk nagari amat banyak, keberadaan KAN sangat penting

supaya pembangunan di nagari tidak terhambat, permasalahan tersebut diadukan ke

19 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN 2018-2021,

Paninjawan, 24 Maret 2021.

20 Pasal 97 Perda Kabupaten Solok No.7 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagari.

Page 55: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

48

KAN kemudian KAN akan bersidang dengan memanggil ninik mamak siapa yang

kira-kira punya harta yang bersengketa dan dihadirkan pula sanak kemenakannya

yang melarang pembangunan jalan misalnya.

Selain itu, Program-program KAN juga berkaitan dengan Program MUN

(Majelis Ulama Nagari)yakni Program:pasambahan adat di Jorong, sholawat

Dulang, dan Barzanji. Kemudian ada juga Program untuk Ninik Mamak seperti:

(malin,pucuak, monti, dubalang,dan andiko).Malin ini yang membuat program untuk:

mengurus jenazah, menyolatkan mayat, Barzanji, sholawat dulang,dan pasambahan

adat. Program-program berkaitan erat dengan masyarakat Nagari. Selain itu, Ninik

Mamak juga mempunyai programnya melantik Ninik Mamak sebagai Penghulu

Pucuk, kemudian monti (monti ini memiliki kemiripan dengan DPR jika dalam

pemerintahan negara), kemudian dubalang atau parik pamaga nagari, serta malin.21

KAN bersama-sama dengan Wali Nagari dan BPN disebut dengan tungku tigo

sajarangan tali tigo sapilin.Ketiga lembaga ini secara bersama-sama bersinergi di

dalam pembangunan Nagari dan melestarikan adat budaya Minangkabau di Nagari

Paninjawan.22

D. PEREMPUAN DALAM NAGARI DAN KERAPATAN ADAT NAGARI

PANINJAWAN

1. Perempuan Dalam Nagari

Dalam Profile Nagari Paninjawan tanggal 30 Desember 2019 tercacat nagari

paninjawan berjumlah 1988 orang, dengan 961 orang laki-laki dan 1027 orang

perempuan. Jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 626 yang tersebar di delapan (8)

jorong). Berdasarkan mata pencarian dirangkum berikut ini:12,07 % sebagai petani;

1,91% dagang; 4,67% buruh; 3,01% PNS; 2,41% pensiunan; 0,05% TNI/POLRI;

21. Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan

2018-2021 , 31 Maret 2021.

22 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

Page 56: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

49

62,12% belum bekerja; 11,72% yang tidak bekerja; 1,81% tenaga honorer. Menurut

kelompok umur sebagai berikut: usia 45 tahun keatas 515 orang; 36-44 sebanyak 395

orang; 16-18 tahun 196 orang; 13-15 tahun 173 orang; 7-12 tahun 196 orang; 0-6

tahun 160 orang. Menurut tingkat pendidikan berikut ini: belum sekolah 90 orang;

TK 37 ORANG; tidak tamat SD 1418 orang; SD 123; SLTP 78 Orang; SLTA 52

orang; D1/II/III/S1/S2 yaitu 190 orang 23

Perempuan di Nagari Paninjawan aktif dalam organisasi yang itu dalam

anggapan masyarakat diidentikkan dengan perempuan seperti dalam badan BKMT

(Badan Kontak Majelis Taklim), bidang PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga) nagari Paninjawan yang ditetapkan dalam musyawarah PKK tanggal 22

Januari 2018, telah diperbarui kepengurusannya tanggal 18 Februari 2019 untuk

periode 2019-2023. Dengan susunan pengurus: ketua (Yurni), wakil ketua I

(Lismawarni), sekretaris (Kartika Sari), Bendahara (Seswenti Yusra), ketua Pokja I

(Refnida), ketua Pokja II (Yusnimar), ketua Pokja III (Gusti Sari Dewi), Ketua Pokja

IV (Zura Susi). Selain itu di Paninjawan juga terbentuk POSDAYA (Forum

Pemberdayaan Keluarga) terbentuk tanggal 20 September 208 yang memiliki susunan

kepengurusan sebagai berikut: ketua (Yurni), wakil ketua (Lismawarni), sekretaris

(Seswenti Yusra, S.Pd, bendahara (Kartika Sari Dewi), ketua seksi bidang kesehatan

(Febri Wahyuni A.Md Kep), ketua seksi bidang ekonomi (Gusti Sari Dewi), ketua

seksi bidang agama sosial budaya (Rika Susilawati, S.Pd), ketua bidang lingkungan

hidup (Martianis), ketua seksi bidang pendidikan (Refnida, S.Pd).24

Kedudukan perempuan lainnya jika dilihat dari struktur kepengurusan pemuda

yang terdapat campur baur antara pengurus laki-laki dan perempuan masih diketuai

oleh laki-laki (Syukran Nofri Arpan), begitu juga dengan sebuah wadah karang

23 Pofile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari, 2020. h.,.1-3.

24 Profile Nagari Paninjawan Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Paninjawan 2020. h.,11.

Page 57: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

50

Taruna yang mengurusi bidang kepemudaan nagari Paninjawan juga diketuai seorang

laki-laki (zulhendra). Selain itu, di Paninjawan terdapat kelompok Tani khususnya

gabungan kelompok tani (Gapoktan) LKMA Nagari Paninjawan, yaitu sebuah

lembaga simpan pinjam keuangan untuk perkembangan kelompok tani yang ada di

nagari, yang perkembangannya sampai saat ini masih berjalan baik dengan ketua

(M.Nasir) yang juga dari jenis kelamin laki-laki. Kemudian daripada itu uniknya

nagari Paninjawan ialah potensi pendidikan di nagari Paninjawan tahun 2019 juga

berkembang baik, oleh karenanya dibentuk komite masing-masing jenjang

pendidikan yang membantu kepada sekolah baik fisik maupun mental, mulai dari

komite tingkat Taman kanak-kanak (TK), SD, SLTP, Serta PAUD kesemuanya

diketuai oleh laki-laki baru kemudian perempuan umumnya mengisi jabatan

sekretaris dan bendahara.25

Di nagari Paninjawan pada pemilihan wali nagari tahun 2017 dua orang bakal

wali nagari Paninjawan (alm. Agustini dan Emiarti Malih) gagal terpilih karena

kurangnya dukungan suara. Namun, (Ibu Yet) sempat menjadi DPRD dari salah satu

Fraksi beberapa tahun lalu. Beberapa perempuan menjadi aparatur Pemerintah

Nagari Paninjawan per tahun 2020 diantaranya: Agus Ramadelis (Kaur keuangan),

Rika Susilawati, S.pd (Kepala jorong Pasar), Ratna (Kepala Jorong Batu Loweh),

Badan Permusyaratan Nagari (BPN) Paninjawan unsur perempuan di wakili oleh

Bundo Kanduang.

2. Perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan (KAN)

Perempuan berasal dari kata empu yang artinya pertama dan utama, dalam

masyarakat Minang perempuan adalah wanita sejati dan wanita pilihan yang disebut

sebagai Bundo Kanduang. Sosok Bundo Kanduang digambarkan sebagai ibu yang

berwibawa, arif bijaksana, suri teladan, memakai raso (rasa) dan pareso,

25 Profile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari ,2020. h.,13.

Page 58: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

51

menghormati cerdik pandai, dan karena taat pada agama sangat memuliakan alim

ulama.26

Bundo Kanduang dalam pemahamannya ada dua, yakni: Pemahaman yang

pertama, Bundo Kanduang ialah wanita yang terkait langsung dengan Ninik Mamak,

yang kemenakannya itulah Bundo Kanduang sebenarnya. Contohnya : Si A menjadi

datuk, maka saudara perempuan si A itu langsung menjadi Bundo Kanduang. Dalam

pemahaman kedua, seluruh wanita (seluruh perempuan) yang telah menikah disebut

dengan Bundo Kanduang tapi dia tidak termasuk dalam organisasi. Misalnya: Si Rat

sudah menikah disebut Bundo Kanduang.27

KAN dan Bundo Kanduang memanglah terpisah secara organisasi, namun

untuk kemajuan Nagari, KAN dan Bundo Kanduang tetap saling berkaitan. Karena

KAN adalah lembaga musyawarah adat tertinggi, yang bermusyawarah adalah Ninik

Mamak, Ninik Mamak di KAN Paninjawan ada 42 maka yang bermusyawarah itu 42

Ninik Mamak. Untuk Bundo Kanduang dia mempunyai rapat dan musyawarah

tersendiri, Bundo Kanduang juga berkaitan dengan Ninik Mamak, maka jumlah

Bundo Kanduang ada 42 juga.

Koordinasi Bundo Kanduang dengan KAN misalnya ada acara baralek –

baralek berapa boleh buat makanan nanti aturan itu dibuatnya oleh Bundo Kanduang

disahkan bersama KAN. Kalau kita di Paninjawan urusan menjunjung dulang, jalang-

manjalang itu Bundo Kanduang yang punya peran. Kemudian pembinaan kaum ibu

di nagari Paninjawan maka Bundo Kanduang yang membina dari segi adat.28Bundo

Kanduang dan KAN ialah ninik mamak-nya, dia sejalan di dalam menjalankan

26 Nurwani Idris, “Kedudukan Perempuan dan Aktualisasi Politik dalam Masyarakat

Matrilinial Minangkabau”, Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, XXV, 2(April-Juni, 2012),

h., 110.

27 Interview Pribadi dengan Syafril Ilyas Dt. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, 24 Maret 2021.

28 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

Page 59: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

52

programnya. Cuma programnya yang Bundo Kanduang ini masalah untuk baralek-

baralek, masalah kanala-kanala, turun mandi, menjemput anak, itu Bundo

Kanduang yang mengurus. Jadi Bundo Kanduang ini setiap ninik mamak yang 42,

maka 42 pula Bundo Kanduang-nya. Jadi setiap ninik mamak itu seorang Bundo

Kanduang-nya.29

Di bidang pemberdayaan perempuan juga ada wadah Bundo Kanduang i

nagari, yang mana kepengurusannya sebagai berikut:30

No Nama Jabatan

1 Syafni Yenti, S. Pd Ketua

2 Warni Wakil ketua

3 Yurni Sekretaris

4 Zurahmi Bendahara

5 Nurleli Bagian Organisasi

6 Rasiah Bagian Organisasi

7 Nurmailis Bagian Organisasi

8 Syafniyenti Bagian Pendidikan

9 Gusnimar Bagian Pendidikan

10 Rosdayetti Bagian Pendidikan

11 Eni Suryani Bagian Ekonomi

29 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

30 Profile Nagari Paninjawan, Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari 2020. h.,8.

Page 60: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

53

12 Zura Susi Bagian Ekonomi

13 Nurati Bagian Kesejahteraan

14 Jusna Bagian Kesejahteraan

Struktur di atas terlihat tidak adanya campur tangan KAN, sebab Bundo

Kanduang dan KAN memiliki program yang berbeda dan jadwal rapat yang berbeda

pula, hanya saja nanti disatukan bila diperlukan.

Masing-masing nama-nama di atas mengisi struktur Lembaga

BundoKanduang berikut ini:

K

Burhan Ali selaku ketua KAN Menambahkan bentuk koordinasi dan

keterkaitan Bundo Kanduang dan KAN ini diantaranya:

1. Berkaitan dengan perhelatan adat

KETUA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

Komisi A

BIDANG

ORGANISASI

Komisi B

BIDANG

PENDIDIKAN

Komisi C

BIDANG

EKONOMI

Komisi D

BIDANG

KESEJAHTERAAN

Page 61: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

54

misalnya: pergantian Ninik Mamak tentu berkoordinasi antara NinikMamak

dan Bundo Kanduang, terkait di sudut mana yang akan menukar Ninik Mamak

setelah itu Ninik Mamak akan menyampaikan kepada Bundo Kanduang “orang

baralek tuka niniak mamak kita membawa dulang kesana. Yang akan dibawa

kesana misalnya; beras satu sukat, nanti menuju kita kesana.” Kemudian

dilaksanakan bersama bundo kanduang program ini. 42 niniak mamak maka 42

pula dulangnya.

Kemudian Baralek manuka niniak ( acara adat pergantian ninik mamak)

Berkaitan dengan samba-samba (makanan yang biasanya disajikan dalam

acara adat: pernikahan, bertimbang adat, silaturahim sehabis lebaran

dengan keluarga suami) misalnya baralek nikah kawin, apa yang tidak cocok

umpamanya kalau bertimbang adat malamnya, yang biasanya aturan dari ninik

mamak samba boleh tiga : rendang,gulai, dan samba godok. Itu yang

seharusnya samba baradat, jadi karena Bundo Kanduang menyampaikan ke

masyarakatnya, itu disilakanlah. Yang samba adat itu tiga jenis, contoh

konsultasi antara Ninik Mamak dan Bundo Kanduang. Kemudian masalah

manjalang-manjalang sehabis lebaran,ketika ada pengantin baru menemui

sumanda-nya yang biasanya tidak boleh banyak manjalang harus ada pula Ninik

Mamak mengatakan ke Bundo Kanduang “Untuk menjalang ini supaya jangan

mubazir buatlah menjalang boleh tempat mertua satu, tempat kakak laki-laki

satu itu yang biasa.”

2. Berkaitan dalam Rapat

KAN ini, dia ada program rapatnya. Misalnya KAN rapat masalah adat,

masalah pemerintahan, masalah kemenakan. Maka yang rapat ini nanti ada tiap

Bundo Kanduang musyawarah rapatnya dan disampaikan. Pokoknya yang program

KAN harus berjalan seiringan dengan Bundo Kanduang-nya. Kemudian, Jika ada

aspirasi dari perempuan seperti apa bentuk aspirasi perempuan yang disampaikan

dalam musyawarah KAN Paninjawan tahun 2014-2020,Burhan Ali lebih lanjut

menjelaskan, “Misalnya Bundo Kanduang mengatakan Mamak ini tidak cocok oleh

Page 62: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

55

kami rasanya umpamanya dalam masalah timbang adat kalau bisa timbang adat ini

seperti itu ...” maka aspirasi tadi ditampung dan dibawa ke kerapatan adat. setelah

dirapatkan dan ada kesepakatan baru dibanding. Aspirasi itu diminta terlebih dahulu

apa masalahnya, berarti rapat KAN disampaikan oleh Bundo Kanduang. Nanti masuk

surat lalu di musyawarahkan dirembukkan di dalam rapat.”31 Jika ada kemenakan

yang hendak beristri tentu ada surat dari ninik mamak-nya. Begini caranya yang

bagus itu dimusyawarahkan baru dirembukkan bersama ninik mamak dan menjadi

keputusan KAN Paninjawan.

KAN melakukan rapat-rapat terkait program Ninik Mamak,dan Bundo

Kanduang program Bundo Kanduang pula yang dirapatkan. Karena secara organisasi

terpisah, tapi program untuk ke nagari paninjawan dia tetap satu. Masalah adat,

baralek manikahan merupakan satu program. Kalau kemajuan untuk bidang

perempuan Bundo Kanduang cuma cara rapatnya yang berbeda.32

Bila berkaitan dengan adat maka adat mempunyai lembaga tersendiri untuk

kepengurusan perempuan di dalam lembaga bernama Bundo Kanduang dan saling

berkaitan dengan Kerapatan Adat Nagari. Pemerintahan adat berkaitan erat dengan

Ninik Mamak. Dan Ninik Mamak di Nagari Paninjawan umumnya adalah laki-laki.

Karena laki-laki yang menjadi pemimpin di dalam suku.

3. Keterkaitan berdasarkan kesamaan suku dan pemberdayaan adat nagari

Bundo Kanduang dalam kedudukannya sebagai Ibu sejati berperan sebagai

ibu, pelindung bagi anak-anak, memelihara adat dan budaya Minangkabau, limpapeh

rumah gadang, amban paruik pagangan kunci, pusek jalo kumpulan tali, hiasan

dalam kampuang, sumarak dalam Nagari. Bundo Kanduang Nagari Paninjawan juga

31 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN 2018-

2021,Paninjawan, , Paninjawan, 31 Maret 2021.

32 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN 2018-

2021,Paninjawan, ,Paninjawan, 31 Maret 2021.

Page 63: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

56

berperan dalam membantu program pemerintah Nagari dalam memajukan Nagari

Paninjawan dan melakukan sosialisasi adat budaya Nagari Paninjawan.

KAN dan Bundo Kanduang memiliki keterkaitan erat dan saling menunjang

dalam bidang pembinaan dan pemberdayaan adat Nagari Paninjawan. 33KAN dan

Bundo Kanduang selalu berkoordinasi dalam penyelenggaraan acara-acara adat.

Selain itu tugas utama kedua organisasi ini yaitu untuk membantu pemerintah Nagari

dalam memajukan Nagari Paninjawan.

Adapun suku-suku di Nagari Paninjawan ada enam suku sehingga disebut

baanam suku,adalah sebagai berikut: Suku Limo Panjang; suku Limo Singkek; suku

Piliang; suku Sumpadang; suku Guci; dan suku Bendang. Jumlah keseluruhan 42

Ninik Mamak maka terdapat 42 bundo kanduangnya.

Keanggotaan dan organisasi Kerapatan Adat Nagari menurut pasal 99 perda

Kabupaten Solok no.7 tahun 2006 terdiri dari ninik mamak pemangku adat, sesuai

dengan adat yang berlaku salingka nagari. Pimpinan KAN terdiri dari seorang ketua

dan dapat mengangkat wakil ketua sesuai kebutuhan masing-masing KAN.

33 Interview Pribadi dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang nagari Paninjawan,

tanggal 31 Maret 2021.

Page 64: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

57

BAB IV

HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT

NAGARI PANINJAWAN TINJAUAN HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Hak Politik Perempuan di Kerapatan Adat Nagari Paninjawan Dalam

Tinjauan Hukum Positif

Nagari Paninjawan terletak di kecamatan X koto Diatas kabupaten Solok,

Sumatera Barat merupakan sebuah kesatuan masyarakat hukum adat berdasarkan

kesamaan suku, yakni Minangkabau. Maka, pembentukan nagari selaras dengan

hukum positif yang berlaku di Indonesia. Lebih spesifiknya berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Sumatera Barat No.7 tahun 2018 tentang Nagari yang menyebut

nagari ialah sebagai kesatuan hukum adat dalam provinsi Sumatera Barat.1Khusus

untuk kabupaten Solok landasan yang dipakai adalah PERDA Kabupaten Solok No. 7

tahun 2006 tentang pemerintahan Nagari sebagaimana tercantum dalam paragraf 3

pasal 99 tentang keanggotaan dan organisasi Kerapatan Adat Nagari (KAN) serta

pasal 100 yang menyebut bahwa susunan organisasi KAN disesuaikan dengan

susunan yang telah ada dan hidup di tengah-tengah nagari.2

Kerapatan Adat NagariPaninjawan yang terbentuk sekitar tahun 1982, untuk

periode 2018-2021 dijabat oleh Burhan Ali, S.Pd. Dt. Bagindo Khatib bersama 15

orang lainnya. Yang mana berdasarkan surat keputusan Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan Nomor: 08/KAN / PNJ-2018 Tanggal 11 Januari 2018 tentang Pengurus

KAN Paninjawan Periode 2018-2021 dapat dipahami bahwa semua pemangku

1 Peraturan Daerah Sumatera Barat No. 7 Tahun 2018 Tentang Nagari

2 Peraturan Daerah Kabupaten Solok No. 7 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagari.

Page 65: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

58

jabatan di KAN Paninjawan jika dilihat dari struktur kepengurusan ialah diisi oleh

laki-laki atau Niniak mamak (pimpinan di dalam kaum atau dalam sukunya yang

dipilih secara turun-temurun di dalam kaum itu sendiri). Hal demikian, selaras dengan

bunyi paragraf 3 pasal 99 tentang keanggotaan dan organisasi Kerapatan Adat Nagari

berikut ini:3

1.) Keanggotaan KAN terdiri dari niniak mamak pemangku adat, sesuai

dengan adat yang berlaku salingka nagari.

2.) Pimpinan KAN terdiri dari seorang ketua dan dapat mengangkat wakil

ketua sesuai kebutuhan masing-masing KAN. Akan tetapi, uniknya

jabatan di dalam kepengurusan sekaligus mewakili jabatan di dalam suku

dapat diperhatikan berikut ini:4

Gambar 2: Kepengurusan KAN Paninjawan 2018-2021.

3Peraturan Daerah kabupaten Solok No.7 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagari.

4 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

Page 66: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

59

Jabatan di dalam kepengurusan terdiri dari: ketua, wakil ketua, sekretaris,

bendahara dua, seksi pemb organisasi, dua saksi pelestarian adat, dua seksi peradilan

adat, dua seksi ekonomi Sosbud, dua seksi Agama/ pendidikan serta dua seksi

keamanan.

Adapun terkait kaum yang dimaksud ialah berdasarkan kelompok sukunya,

nagari Paninjawan disebut baanam(mempunyai enam) suku diantaranya: 5 Limo

Panjang (ada 8 Ninik mamak), Limo Singkek (ada 7 Ninik mamak), Piliang (ada 8

Ninik mamak), Sunpadang (ada 8 Ninik mamak), Guci (ada 6 Ninik mamak), Bendang

(ada 5 Ninik mamak). Maka untuk jumlah anggota KAN di nagari Paninjawan ialah

keseluruhan Ninik mamak dari masing-masing suku yakni 42 orang.6Adapun jabatan

di dalam suku terdiri atas: pucuk adat,manti adat, andiko suku,Malin adat

danhulubang suku.Sedangkan M.Nasirselaku ketua MUI Nagari menambahkan selain

lima tadi di nagari terdapat Imam (selaku imam Shalat yang tetap), ada Kotik (khatib

Nagari), dan bila atau Bilal (orang yang azan) sebagai petugas tetap di nagari. 7

Berikut potret ninik mamak dalam acara adat lengkap dengan pakaiannya masing-

masing:8

5 Interview pribadi dengan Syafril Ilyas DT. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 24 Maret 2021

6 Interview pribadi dengan Syafril Ilyas DT. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 24 Maret 2021

7Interview Pribadi dengan M. Nasir, Ketua Majelis Ulama Nagari Paninjawan, Paninjawan, 2

April 2021.

8 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan, 31

Maret 2021.

Page 67: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

60

Gambar 3: ninik mamak dalam acara pemilihan penghulu

Pucuk adat mengetahui semuanya, Malin suku bertugas dalam bidang

keagamaan seperti menyelenggarakan jenazah, manti adat menurut Ketua KAN yakni

Burhan Ali Dt Bagindo Khatibialah seperti DPR,dubalang ialah panjopuk nan Dolok

paimbau nan jauah (penjemput yang dekat, pemanggil yang jauh) ia berperan

memanggil orang-orang atau Ninik mamak jika dilaksanakan rapat sehingga tidak ada

yang tidak hadir, lalu Andiko yang memiliki anak buah yang banyak (orang banyak).

Berdasarkan keterangan dari Burhan Ali tiap-tiap mamak berbeda-beda pakaiannya

menyesuaikan dengan jabatan di dalam suku. Untuk penghulu pucuk hitam dengan

sarung kotak-kotak, Andiko merah, dubalang hitam, dan Malin putih, sedangkan

mantiabu-abu keunguan. Baju tersebut digunakan dalam acara-acara adat seperti

pengukuhan penghulu dan sebagainya. Berikut pakaian Ninik mamak selaku

perwakilan suku:

Page 68: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

61

Gambar: Ninik Mamak dan pakaiannya di dalam suku

Sementara khusus Perempuan atau yang disebutBundo Kanduang di dalam

KAN Paninjawanposisinya adadi bidang pemberdayaan perempuan dapat dilihat dari

struktur berikut ini:9

Gambar 4 : Bagan Organisasi KAN Paninjawan

9 Interview pribadi dengan Syafril Ilyas DT. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 24 Maret 2021.

Page 69: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

62

BundoKanduang mempunyai beberapa peran berikut ini:Pertama, dari segi

agama tugasnya ialah mendidik anak dan kemenakan, terkait tentang kelancaran

anak-anak mengaji Alquran di masjid atau MDA/ TPQ yang tersebar di berbagai

jorong di nagari Paninjawan. Ia akan memberitahukan kepada masyarakat luas, sanak

dan kawan-kawannya terkait peraturan-peraturan di Nagari.10Oleh karenanya, dapat

dikatakan bahwa Bundo Kanduang memiliki peran penting dalam berjalannya

program serta kegiatan di nagari. Bundo Kanduang memiliki tugas moral untuk

mengajak tetangganya untuk sholatSubuh berjama’ah, Maghrib mengaji dan terkait

tata cara memandikan mayat dan sebagainya.

Kedua, dari segi adat perempuan atau Bundo Kanduang ini mempunyai

koordinasi dengan ninik mamak di dalam KAN terkait beberapa agenda adat yang

akan dilaksanakan 11 seperti pada acara pergantian penghulu baru (batagak

penghulu), acara bertimbang adat (biasanya dalam rangkaian acara perkawinan

secara adat), jalang-manjalang (biasanya sehabis lebaran pengantin perempuan akan

membawakan makanan untuk sumando-nya atau mungkin bisa diistilahkan dengan

menantu membawakan makanan untuk mertua) koordinasi yang dimaksud ialah

mulai dari waktu, tempat serta pelaksanaan acara hingga makanan apa saja yang nanti

dibuat untuk dimasukkan ke dalam dulang guna berjalannya acara tersebut dengan

lancar. Tujuan koordinasi ini ialah agar adat di nagari tetap lestari dan sekaligus agar

makanan yang dibuat tidak mubazir dan juga meningkatkan rasa persaudaraan atau

saling membutuhkan. Berikut Potret bundokanduang dalam acara pernikahan

kemenakannya:

10 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

11 Interview Pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

Page 70: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

63

Gambar 5: Bundo Kanduang memakai baju adat (warna hitam)

Ketiga, dari sisi politiknya. Program KAN harus dikoordinasikan dengan

BundoKanduang agar bisa memiliki kesamaan tujuan untuk kemajuan Nagari. Sejauh

ini KAN terbuka untuk aspirasi dari bidang pemberdayaan perempuan jika dirasa ada

hal yang tidak sesuai menurut BundoKanduang boleh saja disampaikan.12 Hanya saja

dari segi kepengurusan NinikMamak yang menjadi pengurus inti di lembaga

Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan untuk periode 2018-2021. Sejatinya KAN

adalah organisasi Ninik Mamak atau organisasi yang kesemua pimpinannya adalah

laki-laki, tetapi dari segi kepengurusan di dalam tubuh KAN Paninjawanada satu

bidang yang bernama bidang pemberdayaan BundoKanduang(yaitu kumpulan

perempuan yang memiliki keterkaitan secara adat dengan para Ninik Mamak yang

terdapat dalam kepengrusan KAN berupa hubungan darah dan/ atau kesamaan suku).

Cara musyawarah di dalam KAN dilakukan di Balai Adat sebagai tempat

pelaksanaannya. Layaknya sebuah organisasi maka Balai Adat tadi menjadi

kantornya. Hal–hal yang dimusyawarahkan itu terkait dengan kemajuan organisasi

12 Interview pribadi dengan Burhan Ali DT. Bagindo Khatib, Ketua KAN Paninjawan 2018-

2021, 31 Maret 2021.

Page 71: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

64

KAN, pembangunan nagari, serta kasus-kasus di nagari (kasus-kasus adat) di

nagari.13 Berikut potret Balai adat Nagari Paninjawan:

Gambar 6: Balai Adat Nagari

Lazimnya musyawarah di lembaga negara seperti DPR maka seperti itu pula

pelaksaan rapat di Balai Adat itu, tetapi keunikannya ninik mamak yang ikut

bermusyawah semuanya berdasarkan asal suku dan jabatan dalam suku (pucuak,

manti, dubalang, kotik, andiko). Tentu, sebelum sampai ke rapat besarnya di KAN

para ninik mamak sudah meminta pendapat daripadaBundoKanduang-nya masing-

masing terkait apa yang akan disampaikan nanti di rapat KAN. Hal ini sama artinya

dengan perwakilan, jika boleh mengandaikan makaBundoKanduangialah masyarakat

di daerah pemilihan tertentu sedangkan ninik mamak yang nanti akan bermusyawarah

di KAN ialah sebagai wakil mereka untuk menyampaikan di rapat umum. Dengan

pengandaian yang lain ada rapat komisi-komisi (di dalam suku masing-masing) dan

ada rapat paripurna, sedangkan dalam rapat paripurna ini hanya juru bicara yang

13 Interview pribadi dengan Syafril Ilyas DT. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 24 Maret 2021

Page 72: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

65

ditunjuk yang akan menyampaikan hasil rapat. Namun setelah menanyakan kepada

ketua BundoKanduangnagari Paninjawan ternyata perempuan juga pernah turut serta

dalam musyawarah di balai adat,14 berikut ini:

Gambar 7 : suasana rapat di balai adat Nagari Paninjawan

Dari hal diatas dapat dipahami bahwa meskipun KAN yang dominan laki-laki

namun, aspirasi perempuan maupun nasehatnya tetap menjadi perhatian. Karena

selain berasal dari suku yang sama dalam tubuh KAN ada berbagai bidang-bidang,

satu diantara bidang tersebut diisi oleh perempuan, yang bertujuan guna menjadi

wadah bagi perempuan-perempuan atau lazim dikenal denganBundoKanduang di

dalam istilah adat.

Burhan Ali menyatakan bahwa kalau rapat gabungan BundoKanduang turut

serta kalau tidak ada rapat tentu tidak ikut, sebab sebutnya dari lembaga nagari atau

14 Interview Pribadi dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang nagari Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 31 Maret 2021.

Page 73: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

66

dari lembaga PEMDA itu sudah ada program masing-masing. Jadi sepemahaman

penulis, jika memungkinkan adanya rapat gabungan membicarakan program bersama

antar lembaga maka BundoKanduang turut serta dan tidak ada larangan. khusus untuk

KAN ada programnya dan ada Program khusus bagi BundoKanduang. Akan tetapi

dalam KAN rapat masalah adat, masalah pemerintahan, masalah kemenakan, maka

ulasnya tiap-tiap rapat ini ada BundoKanduang dan dalam rapat ini pun menggunakan

musyawarah dengan artian, program KAN harus berjalan dengan BundoKanduang-

nya, tidak boleh berjalan sendiri. Adapun terkait persamaan ialah sama-sama megabdi

untuk nagari dan masyarakat adat.

kedudukan BundoKanduangadalah sebagai ibu sejati, bundo artinya ibu yang

sayang kepada anak keturunannya, kanduang artinya sejati. Peran

BundoKanduangadalah sebagai ibu, pelindung bagi anak-anak, memelihara adat dan

budaya Minangkabau, limpapeh rumah gadang, amban paruik pagangan kunci,

pusekjalo kumpulan tali, hiasan dalam kampuang, sumarak dalam nagari.15Bundo

Kanduang dapat dipahami dengan dua makna.16Pertama, ia dipahami sebagai wanita

yang memiliki keterkaitan langsung dengan NinikMamak, dunsanak-nya (atau

saudaranya) atau kemenakannya. Kedua, dipahami sebagai keseluruhan wanita

yang telah menikah di Minangkabau itu disebut dengan Bundo Kanduang meskipun

dia tidak termasuk dalam organisasi Bundo Kanduang.

Dalam pemahaman pertama perempuan terikat oleh adat salingka nagari dan

adat sabatang panjang sehingga ia memiliki beban moral untuk mengindahkan dan

melestarikan segala sesuatunya yang ada di nagari selama sesuai dengan koridor adat

yakni ABS-SBK. Dalam pengertian kedua disebutkan bahwa semua perempuan yang

telah menikah di minangkabau otomatis melekat padanya sebutan BundoKanduang,

15 Interview Pribadi dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang nagari Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, tanggal 31 Maret 2021.

16 Interview Pribadi dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang nagari Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, tanggal 31 Maret 2021.

Page 74: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

67

meskipun ia tidak terlibat aktif dalam organisasi Bundo Kanduang.17 Hak politik

bundokanduang untuk berserikat berkumpul tidak ada batasan, hal ini dapat ditelisik

dari adanya organisasi atau lembaga bundokanduang:

Gambar 8: Struktur lembaga Bundokanduang

Sebagaimana di sebutkan di awal bahwa seluruh ninik mamak di nagari

Paninjawan adalah 42 orang maka terdapat 42 BundoKanduang juga yang mewakili

sukunya masing-masing. Data mengenai keseluruhan nama-nama BundoKanduang

lengkap dengan asal sukunya belum diperoleh, kurang lebih sama mengacu pada

jumlah Ninik Mamak dan jumlah suku di nagari yakni baanam suku yang terdiri dari:

suku Limo Panjang, Suku Piliang, Suku Limo Singkek, Suku Guci, Suku Limo

Singkek, dan Suku Sumpadang. Di bawah ini Potretbundokanduangdan kegiatannya:

17 Interview Pribadi dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang nagari Paninjawan,

Paninjawan, tanggal 31 Maret 2021.

Page 75: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

68

Gambar: perempuan dalam organisasi BundoKanduang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok No 7 tahun 2006 tentang

Pemerintahan Nagari sebagaimana paragraf 3 pasal 99 tentang Keanggotaan dan

Organisasi Kerapatan Adat Nagari Paninjawan. Maka jika dilihat dari segi Surat

Keputusan Kerapatan Adat Nagari Paninjawan bernomor : 08/KAN/ PNJ-2018

Tanggal 11 Januari 2018 Tentang Pengurus KAN, akan terlihat bahwa memang dari

amanah pemerintah daerah Kabupaten Solok untuk menyusun kepengurusan

sedemikian rupa (semuanya dari ninik mamak), memasukkan bidang pemberdayaan

BundoKanduang dalam tubuh KANjuga sebagai sebuah bukti adanya perhatian

terhadap perempuan sehingga dibuatlah sebuah wadah pemberdayaan

BundoKanduang di dalamnya. Hal ini barangkali juga merupakan usaha untuk

mewujudkan amanah Perda Sumatera Barat No.7 Tahun 2018 bahwa “ KAN terdiri

atas perwakilan ninik mamak, alim ulama nagari, bundokanduang, cadiak pandai,

dan parik paga nagari”.

Dalam konstitusi tidak ada larangan perempuan berpatisipasi dalam bidang

Politik, serta perempuan juga berhak untuk berserikat dan mengeluarkan pendapat

sebagaimana dijamin oleh konsttitusi, tepat nya dalamPasal 28 E UUD 1945 yang

Page 76: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

69

berbunyi: ‘Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat”. Beberapa perempuan di Nagari Paninjawan sudah

menggunakan hak politik selaku pemilih dalam pemilu, mengisi jabatan publik

seperti mencalonkan menjadi Walinagari (eksekutif) tahun 2017 meskipun belum

sempat terpilih karena kurangnya dukungan suara, sepengetahuan penulis ibu

Fariyetni (pernah menjadi anggota DPRD di fraksi Demokrat selama 5 tahun),

beberapa perempuan saat ini menjadi kepala Jorong, serta aktif di berbagai bidang

(PKK, BKMT, dan lainnya).

Berdasarkan hukum positif (hukum yang saat ini tengah berlaku dan mengikat

masyarakat) terdapat suatu kekhususan di dalam memandang hak politik perempuan

dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan.Hal ini tampaknyaselaras dengan

suatusumber hukum positifberupa hukum adat (menurut Utrech, hukum adat sifatnya

sakral. Hukum adat asalnya dari nenek moyang, agama dan tradisi rakyat, seperti

dipertahankan dalam keputusan para penguasa adat. Lebih lanjut sebagian besar

hukum adat tersusun atas kaidah-kaidah tidak tertulis, tetapi juga ada hukum adat

yang tertulis)”. Dimana secara adat hak politik perempuan di dalam KAN

Paninjawan hanya sebatas menyampaikan pendapat (aspirasi) saja dan tidak bisa

untuk menjadi pengurus KAN hingga ketua KAN karena bukan ninik mamak.yang

sesuai dengan semboyan “Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah atau

disingkat ABS-SBK.

Jadi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam KAN, perempuan

memiliki hak suara dan diperkenankan menyampaikan aspirasinya dalam

musyawarah. akan tetapi untuk mengisi jabatan sebagai Ninik Mamak tentu akan

menjadi suatu kerancuan, sebab Ninik Mamak di Nagari Paninjawan adalah laki-laki

yang menjadi perwakilan sekaligus pemimpin suatu kaum berdasarkan suku. Berikut

Israr mengutip dari Syahmunir: 18Posisi laki-laki atas harta pusaka dalam sistem

matrilineal hanya sebagai penggarap belaka. Inilah barangkali ihwal yang

18Israr, “Perempuan dan Mitos Demokrasi Minang”Analisis Sejarah, Vol.9,No. 1, 2020. h.,24.

Page 77: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

70

memunculkan pandangan bahwa perempuan Minang memiliki kekuasaan, sekalipun

tidak demikian. Padahal, kalau dicermati dengan saksama, kekuasaan kaum

perempuan sebagai tercermin dalam ungkapan-ungkapan adat itu lebih sebagai

formalitas belaka. Kekuasaan atas harta kaum dan keluarga sesungguhnya tetap

pada laki-laki, khususnya mamak (saudara laki-laki dari ibu). Untuk urusan tanah

ulayat, misalnya, mamak tetap lebih menentukan dibandingkan ibu atau saudara

perempuan. Lemahnya posisi perempuan tersebut disebabkan kesatuan paruik, suku,

kaum dan nagari di Minangkabau dikepalai laki-laki.

Penulis merasa memiliki kesulitan saat akan mengidentifikasi hak politik

perempuan di dalam adat atau di dalam KAN yang memang sejak awal merupakan

organisasi Ninik mamak, namun secercah harapan muncul saat dijumpai adanya

keterlibatan perempuan di dalamnya, meskipun hanya berupa aspirasi dan

musyawarah namun, tidak bisa menjadi pengurus KAN maupun ketua KAN. Lebih

lanjut menarik untuk dicermati masukan dari Sjafri Sairin saat presentasi papernya di

BKPBM Yogyakarta, 20 Maret 2009 yang dikutip Israr: “Menggunakan adat

matrilineal untuk menyorot masalah keterpinggiran hak-hak perempuan dalam bidang

politik, merupakan alat analisis yang salah. Di satu sisi, matrilineal adalah sistem klan

(kultural), sedangkan keterwakilan politik adalah masalah politik yang merupakan

wilayah state”.19

19Israr, “Perempuan dan Mitos Demokrasi Minang” Analisis Sejarah, Vol.9 No. 1, 2020. h.31.

Page 78: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

71

B. Hak Politik Perempuan di Kerapatan Adat Nagari Paninjawan Dalam Tinjauan

Hukum Islam

Selain terikat pada suku yang sama masyarakat Minangkabau di Nagari

Paninjawan kec. X Koto Diatas Kabupaten Solok mayoritas beragama Islam, hal ini

terlihat dari masjid dan surau atau mushalla yang hampir ada di setiap Jorong (jorong

Balansiah memiliki dua surau; jorong Air Batumbuak mempunyai satu masjid dan

tiga surau; jorong Pasar dengan satu masjid raya dan dua surau; jorong Gantiang

Tabek terdapat satu surau; jorong Gurun ada sebuah masjid; jorong Kubu dengan

sebuah surau; serta jorong Batu Laweh terdapat satu masjid dan satu surau.1 Dalam

komunitas masyarakat umumnya memiliki aturan hidup agar terwujudnya

kenyamanan dan ketenteraman. Maka, diperlukan adanya pemimpin serta orang-

orang yang siap dipimpin. Pemimpin dan yang dipimpin sejatinya tidak memiliki

jarak melainkan saling bermusyawarah dan bekerjasama layaknya saudara.

Nagari Paninjawan memiliki ciri kepemimpinan tersendiri dalam komunitas

masyarakatnya. Hal demikian tercermin dalam lembaga Kerapatan Adat Nagari

(KAN). Meski Minangkabau dikenal dengan sistem matrilineal namun, pemangku

adat yang dijadikan pemimpin di dominasi laki-laki atau dikenal dengan sebutan ninik

mamak sedangkan perempuan adalah partner sekaligus penentu keputusan dikenal

dengan bundo kanduang.

M. Nasir, selaku Majelis Ulama Nagari Paninjawan tahun 2008-2020

menyebut dalil kepemimpinan Ninik mamak ialah “Adat Basandi syara’, Syara’

Basandi kitabullah” (arti: adat sendinya adalah syariat Islam, dan syariat Islam

merujuk kepada Al-Qur’an atau kitab Suci). Dalil agama yang secara spesifik

menyebutkan kepemimpinan Ninik mamak tidak ada. Hanya saja dalam pernikahan

ayat Alquran surah an-nisa ayat 34 sering dipakai untuk menunjukkan kepemimpinan

laki laki di rumah tangga. Bagi Nasir, pemimpin atau Ninik Mamak pada umumnya

1 Profile Nagari Paninjawan Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok,

Februari 2020, h.7.

Page 79: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

72

laki-laki. Ia menambahkan kalau untuk dimasyarakat memilih pemimpin itu siapa

yang agak cakap, agak tampil dan banyak ilmu serta pengetahuan dibarengi dengan

pandai bermasyarakat maka itulah yang menjadi pemimpin dan dipilih oleh

kebanyakan orang 2 jadi pemimpin dipilih berdasarkan akseptabilitas dan

kapabilitasnya.Senada dengan pendapat diatas, laki-laki adalah pemimpin pada level

rumah tangga di dalam surat Al-Nisa ayat 34:

بعض ل الله امون على الن ساء بما فض جال قو لحت الر م فالصه ن امواله بما انفقوا م هم على بعض و

ظوهن واهجروهن فى ا والهتي تخافون نشوزهن فع ع قنتت حفظت ل لغيب بما حفظ الله لمضاج

كان عليا كبيرا ا (ٱلن ساء :٣٤ ) بوهن فان اطعنكم فل تبغوا عليه ن سبيلا ان الله واضر

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan),

dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka

perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah)

dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga

(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,

hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat

tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka

menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk

menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha tinggi, Maha besar” (QS. Al-Nisa :

34)

Meski hanya satu ayat, namun ayat diatas berbicara tentang dua hal yakni

kepemimpinan di rumah tangga dan Nusyuz. Dalam konteks kepemimpinan di rumah

tangga laki-laki menjadi pemimpin maka, dapat diambil suatu argumentasi dalam

lingkup yang levelnya kecil seperti keluarga laki-laki menjadi pemimpin di rumah

tangga apalagi dalam konteks yang lebih besar (komunitas bahkan negara).

2 Interview Pribadi dengan M. Nasir, Ketua Majelis Ulama Nagari Paninjawan 2018-2021,

Paninjawan, 2 April 2021.

Page 80: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

73

Argumentasi lain juga dapat timbul jika memperhatikan ayat ini bahwa laki-laki yang

menjadi pemimpin ialah karena kelebihan yang Allah Swt anugerahkan untuk

mereka. Maka, suatu waktu jika laki-laki tidak mempunyai kelebihan melainkan

perempuan yang memiliki kelebihan (harta, pengetahuan, dukungan suara) dapat saja

perempuan menjadi pemimpin atas laki-laki.

Pada umumnya ulama berbeda pendapat dalam memandang perempuan

sebagai pemimpin dalam jabatan publik. Perbedaan pandangan tersebut diantaranya

berdasarkan Alquran surah an-nisa ayat 34 yang oleh sebagian ulama (misalnya: Ibnu

Abbas dan Rasyid Ridha) sering dipakai untuk menunjukkan kepemimpinan laki laki.

Kesimpulan Ibnu Abbas terkait ayat di atas bahwa laki-laki memiliki kekuasaan atas

perempuan. Lain halnya dengan Rasyid Ridha ia menganalogikan kekuasaan yang

dimaksud layaknya kekuasaan raja terhadap rakyatnya.3 Begitu juga pandangan dari

ketua Majelis Ulama Nagari Paninjawan, salah satu argumen yang menyatakan

pemimpin adalah laki-laki berdasarkan Alquran surah An-nisa ayat 34 dan diakhir

penjelasan ia menerangkan bahwa ayat itu menunjukkan kepemimpinan laki-laki

dalam rumah tangga.4

Pandangan yang memberikan dukungan terhadap kepemimpinan perempuan

diantaranya adalah An-Na’im sebagaimana dikutip Musdah Mulia: “Laki-laki

merupakan qawwam dari perempuan dirasionalisasikan oleh ayat tersebut sebagai

akibat dari ketergantungan perempuan dalam bidang ekonomi dan keamanan. Apabila

ketergantungan tersebut tidak lagi ada, posisi qawwam bisa ditawar. Kini, laki-laki

dan perempuan memiliki kekebasan serta tanggung jawab yang sama di hadapan

3 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tangerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama), h., 428.

4 Interview Pribadi dengan M. Nasir, Ketua Majelis Ulama Nagari Paninjawan 2018-2021,

Paninjawan, 2 April 2021.

Page 81: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

74

hukum, yang menjamin kesempatan ekonomi dan keamanan bagi seluruh anggota

masyarakat.”5

Di Nagari Paninjawan, pemimpin suku yang merupakan Ninik Mamak adalah

laki-laki, sehingga para Ninik Mamak bisa mewakili suku atau kaum dalam

musyawarah adat dalam KAN Paninjawan. Inilah yang menyebabkan perempuan

tidak bisa menjadi anggota KAN, karena perempuan di Paninjawan bukanlah

pemimpin suku. Jadi secara hukum Islam kepemimpinan perempuan dalam bentuk

menjadi pengurus tetap di KAN memang tidak ada,tapi partisipasi politik ada

contohnya: aspirasi perempuan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

pembahasan musyawarah bahkan program KAN tidak dapat berjalan tanpa adanya

persetujuan dari bundo kanduang. Hal demikian selaras dengan prinsip musyawarah

yang ada di dalam QS. Asy-Syura (42): 38:

وامرهمشو لوة مواقامواالص يناستجابوالرب ه ارزقنهمينفقون والذ م وم رىبينهم

( :ٱلشورى : ٣٨ )

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan

melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah

antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami

berikan kepada mereka”. (QS. Asy-Syura : 38)

Sebagaimana telah dipaparkan KAN merupakan organisasi Ninik Mamak,dan

Ninik Mamak adalah lelaki yang menjadi pimpinan kaum, sehingga secara adat,

perempuan tidak bisa menjadi Ninik Mamak. Oleh karena itu, perempuan tidak ada

dalam kepengurusan KAN Paninjawan, hal ini merujuk pada Alquran surah An-Nisa

ayat 34, dan perempuan mempunyai organisasi tersendiri yang bernama Bundo

Kanduang. Namun secara partisipasi di dalam musyawarah Nagari suara perempuan

tetap didengar dan KAN dengan Bundo Kanduang selalu berkoordinasi terkait

5 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tangerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama),h.,429.

Page 82: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

75

permasalahan adat dan pembangunan Nagari. Akan tetapi, selain dalam KAN

Paninjawan, perempuan di Nagari Paninjawan memiliki hak yang sebebas-bebasnya

untuk mencalonkan diri menjadi Wali Nagari, Ketua Jorong atau ikut berpartisipasi di

dalam partai politik serta memilih dalam pemilu. Hal ini sejalan dengan pandangan

bahwa di dalam Islam perempuan diperbolehkan untuk menjadi pemimpin dan

memiliki hak politik.

C.Analisa Perbandingan Hak Politik Perempuan di Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam

Di dalam masyarakat adat, khususnya Minangkabau, yang memiliki budaya

Matriarki di dalam hal waris. Masyarakat alam Minangkabau memiliki pandangan

tersendiri mengenai perempuan di dalam kepemimpinan, diantaranya mengenai

Kerapatan Adat Nagari dan BundoKanduang. Namun secara umum sebagai warga

Negara hak untuk berpolitik diakui dan dilindungi oleh Negara begitu juga di dalam

masyarakat Minang itu sendiri.

KAN ialah sebuah lembaga musyawarah mufakat adat tertinggi yang telah ada

dan diwarisi secara turun-temurun di tengah-tengah masyarakat adat nagari

Minangkabau. Yang berfungsi untuk menjaga dan melestarikan adat salingka nagari

dan adat sabatang panjang. Namun, tetap dalam koridor adat atau menurut semboyan

‘adat absandi-syara’, syara’ basandi kitabullah’ atau disingkat dengan ABS-SBK.6

Kerapatan Adat Nagari, adalah lembaga yang tentu tidak hadir dengan

sendirinya, berbagai latar belakang yang menjadikannya ada sehingga sampai

sekarang masih lestari dan tidak punah begitu saja. Sebagai masyarakat adat tentu

diperlukan adanya aturan adat yang mengikat suatu komunitas masyarakat agar tetap

stabilnya kehidupan.

6 Interview pribadi dengan Syafril Ilyas DT. Misagumi, Sekretaris KAN Paninjawan 2018-

2021, Paninjawan, 24 Maret 2021.

Page 83: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

76

Di Nagari Paninjawan, perempuan sudah dibuka kerannya untuk ikut

berpartisipasi secara aktif untuk mengaktualisasikan dirinya. Dalam berbagai bidang

kehidupan masyarakat adat tidak ada hambatan bagi perempuan untuk

mengembangkan dirinya lebih jauh lagi. Untuk di Kerapatan Adat Nagari

Paninjawan, Perempuan diakomodasi pendapatnya dan dibahas dalam musyawarah

adat. Akan tetapi Perempuan tidak bisa untuk menjadi pengurus KAN bahkan sebagai

ketua KAN. Perempuan punya organisasi sendiri yang bernama BundoKanduang.

Sedangkan untuk Bundo Kanduang dari segi hukum positif pelaksanaan UU

28 E untuk berserikat dan berkumpul, memilih dan dipilih sudah diberikan seluas-

luasnya dan tidak dihalangi, bahkan perempuan diangkat menjadi kepala Jorong dan

beberapa adalah pegawai negeri terakhir di tahun 2017 dua orang calon wali nagari

Paninjawan juga dari kalangan perempuan, tetapi belum sempat terpilih. Namun, (Ibu

Yet) sempat menjadi DPRD dari salah satu Fraksi beberapa tahun lalu.

Mungkin memang sejak dulunya sosok laki-laki menjadi pemimpin

mengingat dalam hal peperangan, berburu, selalu dapat diandalkan berbeda dengan

perempuan yang butuh dilindungi. Meski sudah tak ada lagi perang, dan tak lagi

berburu binatang buas untuk dijadikan makanan sehari-hari karena telah adanya

kecanggihan teknologi dan berubahnya zaman tetap saja pandangan terhadap laki-laki

adalah sosok yang kuat masih belum bisa digantikan.

Dalam hukum positif partisipasi dan hak politik perempuan diakui tetapi

partisipasi masih kurang dapat dilihat dari jumlah anggota legislatif yang tidak

seberapa dan bahkan di Sumatera Barat sendiri belum pernah terdengar kabar seorang

gubernur adalah dari kalangan perempuan, yang kerap muncul hanyalah tentang

gubernur dari kalangan laki-laki dan tak jarang yang bergelar Datuak. Sebagaimana

tulis Magdalene.co Pada Pilkada untuk periode 2016-2021, dari tujuh kota dan 12

Kabupaten di Sumatra Barat, wali kota dan bupati terpilih seluruhnya adalah laki-laki

dan riset Perludem ketika Pilkada 2018 menunjukkan, hanya terdapat 31 perempuan

dari total 342 orang terpilih menjadi kepala daerah (14 orang) dan wakil kepala

daerah (17 orang). Hal ini memperlihatkan partisipasi perempuan pada tingkat

Page 84: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

77

pilkada masih cenderung stagnan7 Sementara di nagari Paninjawan pada pemilihan

wali nagari tahun 2017 dua orang bakal wali nagari Paninjawan (alm. Agustini dan

Emiarti Malih) gagal terpilih karena kurangnya dukungan suara. Namun, menurut

pengamatan penulis beberapa tahun silam pernah ada perempuan di nagari

Paninjawan terpilih mnjadi anggota DPRD.

Hak politik merupakan bagian integral dari hak asasi manusia. Dalam paham

kesetaraan gender laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama tidak ada

perbedaan dalam hak-haknya, termasuk menjadi kepala negara. Akan tetapi dalam

pemahaman tentang diakuinya atau tidak hak politik perempuan dalam Islam, masih

menjadi perdebatan hingga saat ini. Ada aliran yang mengatakan bahwa perempuan

tidak memiliki hak-hak politik karena beberapa dalil atau hadis yang

diinterpretasikan misalnya terkait surah Al-Nisa ayat 34 dan hadis abu Bakrah

paham itu mengatakan bahwa tempat perempuan adalah rumah atau ranah domestik,

dan bahkan tidak dianjurkan untuk menjadi pemimpin karena akan menyebabkan

kekacauan. Paham kedua berbeda pandangan dengan yang pertama namun uniknya

menggunakan interpretasi yang berbeda terhadap ayat dan hadis yang sama. Aliran

kedua mengatakan bahwa perempuan memiliki hak politik termasuk menjadi

presiden, dapat berkiprah di ruang publik dan diperkenankan menjadi pemimpin

asalkan memiliki kapasitas dan adanya dukungan.

Hal di atas selaras dengan Pendapat Mantan ketua MUI Nagari Paninjawan

Tahun 2008-2020, M.Natsir bahwa di masyarakat yang dipilih untuk menjadi

pemimpin adalah yang terlihat agak cakap, tampil, banyak ilmu pengetahuannya, dan

pandai bermasyarakat maka ialah yang akan terpilih menjadi pemimpin. Meskipun ia

juga pernah mengatakan tidak semua pemimpin laki-laki, pada umumnya laki-laki8,

7 https://magdalene.co/story/perempuan-di-sumbar-jadi-kepala-daerah-cuma-ilusi diakses

pada 24 Juli 2021 pukul 21:57 Wib.

8Interview Pribadi dengan M. Nasir, Ketua Majelis Ulama Nagari Paninjawan 2008-2020,

Paninjawan, 2 April 2021.

Page 85: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

78

ketika penulis wawancarai. Meskipun tidak secara jelas dikatakan ada dalil Alquran

yang mengatakan kepemimpinan ninik mamak, namun M.Natsir menyebut ABS-SBK

adalah dalilnya.Berdasarkan pengamatan penulis, yang juga pernah mendapatkan

mata pelajaran muatan lokal Budaya Alam Minangkabau (BAM), memang syarat

untuk menjadi Penghulu atau mendapatkan gelar datuk ini, ada upacara adat

namanya Batagak Panghulu atau Batagak Gala. Jadi orang yang menjadi datuk

bukanlah orang sembarangan atau jelas asal usul keturunannya, senada dengan yang

dikatakan pendapat di atas. Maka dari itu ninik mamak dijadikan pemimpin dalam

adat berikut dijadikan pengurus dalam struktur KAN.

Meski ketua MUI Nagari 2008-2020, mengatakan tidak ada dalil alqurannya

secara spesifik, akan tetapi surah Al-Nisa ayat 34 “ar-rijaluqawwamuuna ‘ala

annisa” seringkali dibawakan saat adanya khutbah pernikahan, yang secara tak

langsung adalah legitimasi terhadap kepemimpinan laki-laki atas perempuan,

meskipun maksud ayat ini ialah di dalam rumah tangga. Akan tetapi, dipahami secara

luas oleh masyarakat bahwa kepemimpinan itu juga berlaku untuk ruang publik

termasuk politik.

Kendati demikian, Islam terpola pada ajaran dasar dan non dasar. Ajaran dasar

sifatnya abadi, tidak berubah , absolut. Sementara ajaran non dasar sifatnya relatif,

ijtihadi, tidak abadi dan bisa berubah seiring dinamika masyarakat serta

perkembangan sains dan teknologi. Ajaran dasar adalah ajaran yang termaktub dalam

Al-quran dan Sunnah mutawatir yang diyakini datangnya dari Allah Swt dan

Rasulullah Saw (misal Ibadah sholat, haji, berqurban) sedangkan ajaran non dasar

merupakan hasil ijtihad atau usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami ajaran

Islam dalam bentuk tafsir, interpretasi maupun pemikiran ulama yang menjelaskan

ajaran dasar dan implementasinya dalam kehidupan nyata. Menarik dicermati

menurut Musdah Mulia, sebagain besar dari ajaran Islam, terkhusus yang

menyinggung persoalan relasi gender, seperti perkwinan, pewarisan, busana

perempuan, kepemimpinan perempuan justru masuk dalam kategori ajaran non dasar

yang sifatnya ijtihadi. Sehingga, jika ditemukan penafsiran lama yang dinilai bias

Page 86: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

79

gender dan bias nilai-nilai patriarki untuk dilakukan penafsiran baru dengan tujuan

agar pesan-pesan keislaman yang hakiki dan universal seperti persamaan,

persaudaraan, kebebasan, kesetaraan, dan keadilan termasuk kesetaraan dan keadilan

gender.9

Lalu bagaimana hak politik perempuan dalam Islam? Bahwa secara jelas

Islam menjamin hak politik perempuan. Hal itu secara normatif disebutkan dalam

Alquran diantaranya:10

1. Adanya figur perempuan yang digambarkan sebagai pribadi yang memiliki kemandirian dalam berbagai

bidang kehidupan, terutama kemandirian dalam bidang Politik (al-istiqlal al-siyasah), seperti figur Ratu

Bilqis. Alquran menyebutnya sebagai pemimpin kerajaan super power ('arsyun 'azhim) yang terkenal

dengan kerajaan Saba. Hal ini bisa diketahui melalui Qs. Al-Mumtahanah ayat 12 dan An-Naml ayat 23.

2. Alquran juga menghimbau agar perempuan berani menyampaikan kebenaran (Qs. At-Taubah ayat 71)

sekaligus harus menentang pendapat publik (Qs. At-Tahrim ayat 12), dan berani melakukan gerakan

oposisi terhadap pemerintah yang tiranik

3. Perempuan harus mandiri dalam menentukan pilihan pribadinya (al-istiqlal Al -syakhshi) yang diyakini

kebenarannya (Qs. At-Tahrim ayat 11). Perempuan juga memiliki hak yang mulia di dalam menentukan

kehidupannya.Kesetaraan hak ini menjadi rahmat bagi laki-laki dan perempuan untuk saling memajukan

dan mengembangkan diri dalam berbagai bidang.11

Bagi Musdah Mulia interaksi ajaran agama dengan masyarakat yang sarat

dengan nilai-nilai menyebabkan ajaran agama yang sejatinya punya paham

kesetaraan gender mengalami distorsi sehingga berbagai interpretasi lahir karenanya

diperlukan interpretasi ulang terhadap teks-teks keagaaman agar membawa rahmat

bagi semuanya, termasuk laki-laki dan perempuan.12 Nassaruddin Umar juga sempat

9 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran Untuk

Reinterpretasi dan Aksi ( Tangerang Selatan: PT Bentara Aksara Cahaya, 2020, Cet. Pertama), h., 425.

10Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis., h., 426.

11 Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis h.,425

12Musdah Mulia, Ensiklopedia Muslimah Reformis, h., 427.

Page 87: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

80

menyinggung dalam tulisannya “Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran”

bahwa disebutkan bahwa sama seperti yang disebut Musdah Mulia, namun, ia

menambahkan ada sejumlah kendala yang menyebabkan belum meratanya kesetaraan

gender diantaranya karena masalah tafsiran atau interpretasi terhadap ayat juga

disebabkan oleh kendala budaya yang sulit diseselesaikan. Mungkin budaya yang

dimaksud ialah budaya Patriarki.

Untuk secara ringkasnya mengenai pandangan hukum aktivitas politik

perempuan pada umumnya di Nagari Paninjawan jika ditinjau dari hukum positif dan

hukum Islam(pandangan hukum Islam ini penulis gunakan berdasarkan hasil

wawancara dengan Ketua MUI Nagari Paninjawan dan wawancara dengan pengurus

Kerapatan Adat Nagari Paninjawan), lebih jelasnya dapat kita lihat di tabel berikut

ini:

Jabatan Hukum Positif Hukum Islam

Ninik Mamak Bisa Tidak bisa

Ketua Kerapatan Adat Nagari Bisa Tidak Bisa

Pengurus Kerapatan Adat Nagari Bisa Tidak Bisa

Wali Nagari Bisa Bisa

Kepala Jorong Bisa Bisa

Partai Politik Bisa Bisa

Berdasarkam tabel di atas, dapat diambil satu kesimpulan bahwa pandangan

hukum Islam terkait kepemimpinan laki-laki yang jabatannya pun juga harus diisi

oleh laki-laki adalah jabatan yang berada dalam pemerintahan adat yang belum

diakomodir cara pengisian jabatannya oleh hukum positif seperti Ninik Mamak, Ketua

KAN dan Anggota KAN. Sementara untuk jabatan yang lain yang tata cara

pengisiannya sudah diakomodir oleh hukum positif (Peraturan Daerah Sumatera

Page 88: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

81

Barat No.7 Tahun 2018 tentang Nagari dan juga Perda Kabupaten Solok Nomor 7

tahun 2006 tentang Pemerintahan Nagari) seperti Wali Nagari dan Kepala Jorong bisa

juga diduduki oleh perempuan. Hanya saja terkait hak politik perempuan di dalam

KAN belum diatur oleh hukum positif.

Bentuk pemerintahan Nagari yang berlaku di Minangkabau umumnya dan

khususnya di Nagari Paninjawan merupakan salah satu bentuk pemerintahan di dalam

masyarakat adat yang masih lestari dan diperkuat dengan adanya peraturan daerah.

Hal ini sejalan dengan UUD 1945 pasal 18B ayat 2 yang berbunyi: “Negara

mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat

dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-

undang.”

Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) diketahui berfungsi membina dan

mengembangkan serta memelihara kelestarian adat serta menyelesaikan sengketa

Sako dan Pusako dalam Nagari merupakan lembaga pemerintahan Ninik Mamak.

Sebagai bentuk pemerintahan adat, KAN merupakan representasi dari keterwakilan

kepala suku di dalam pemerintahan Nagari.

Adanya pemerintahan adat yang ada di Minangkabau merupakan suatu wujud

adanya pluralisme hukum di Indonesia. Pengadopsian hukum adat ke dalam hukum

positif menjadikan kearifan lokal di dalam masyarakat adat tetap terjaga.

Page 89: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

82

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah dijelaskan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi hak politik perempuan di nagari Paninjawan berupa

penggunaan hak politik selaku pemilih dalam pemilu, mengisi jabatan

publik seperti menjadi aparatur Pemerintah Nagari (Kaur, staff hingga

kepala jorong), hak mencalonkan menjadi Wali nagari (eksekutif) tahun

2017 meskipun belum sempat terpilih karena kurangnya dukungan suara,

salah seorang perempuan (pernah terpilih menjadi anggota DPRD di fraksi

Demokrat selama 5 tahun), beberapa perempuan saat ini aktif di berbagai

bidang (PKK, BKMT, lembaga Bundo Kanduang, Dasa Wisma,

Gabungan Kelompok Tani dan lainnya).

2. Implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

(KAN) Paninjawan tidak sesuai dengan hukum positif, sebab hukum

positif yang berlaku di Indonesia memberi peluang sama untuk semua

jabatan bisa dipegang oleh laki-laki ataupun perempuan dari jabatan

tertinggi hingga terendah. Namun KAN hanya memberi ruang kepada

laki-laki untuk menjadi pemimpin. Sedangkan dari perspektif hukum

Islam implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

(KAN) Paninjawan sesuai dengan pendapat ulama klasik yang

memestikan pemimpin harus laki-laki. Sementara menurut hukum Islam

kontemporer, sebagaimana dianut oleh kaum feminis, implementasi hak

politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan tidak

sesuai dengan hukum Islam dalam tafsir baru yang meniscayakan

perempuan dapat memegang semua jabatan politik.

Page 90: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

83

A. Saran

Menurut kepada penelitian yang sudah dilakukan, penulis bisa memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah agar dapat memperhatikan, mengenalkan dan

melestarikan pemerintahan adat, terutama di Nagari Paninjawan untuk

menjaga kearifan lokal masyarakat setempat.

2. Kepada perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di Indonesia

untuk memperbanyak kajian ilmiah mengenai pemerintahan di dalam

masyarakat adat yang ada di Negara ini, terutama kampus Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kepada para mahasiswa agar bisa mengkaji hukum, masyarakat maupun

pemerintahan adat yang ada di Indonesia untuk memperkaya khazanah

literatur mengenai hukum dan masyarakat adat.

4. Kepada pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai hukum dan

masyarakat adat agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi.

Page 91: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

82

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah dijelaskan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi hak politik perempuan di nagari Paninjawan berupa

penggunaan hak politik selaku pemilih dalam pemilu, mengisi jabatan

publik seperti menjadi aparatur Pemerintah Nagari (Kaur, staff hingga

kepala jorong), hak mencalonkan menjadi Wali nagari (eksekutif) tahun

2017 meskipun belum sempat terpilih karena kurangnya dukungan suara,

salah seorang perempuan (pernah terpilih menjadi anggota DPRD di fraksi

Demokrat selama 5 tahun), beberapa perempuan saat ini aktif di berbagai

bidang (PKK, BKMT, lembaga Bundo Kanduang, Dasa Wisma,

Gabungan Kelompok Tani dan lainnya).

2. Implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

(KAN) Paninjawan tidak sesuai dengan hukum positif, sebab hukum

positif yang berlaku di Indonesia memberi peluang sama untuk semua

jabatan bisa dipegang oleh laki-laki ataupun perempuan dari jabatan

tertinggi hingga terendah. Namun KAN hanya memberi ruang kepada

laki-laki untuk menjadi pemimpin. Sedangkan dari perspektif hukum

Islam implementasi hak politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari

(KAN) Paninjawan sesuai dengan pendapat ulama klasik yang

memestikan pemimpin harus laki-laki. Sementara menurut hukum Islam

kontemporer, sebagaimana dianut oleh kaum feminis, implementasi hak

politik perempuan dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninjawan tidak

sesuai dengan hukum Islam dalam tafsir baru yang meniscayakan

perempuan dapat memegang semua jabatan politik.

Page 92: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

83

A. Saran

Menurut kepada penelitian yang sudah dilakukan, penulis bisa memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah agar dapat memperhatikan, mengenalkan dan

melestarikan pemerintahan adat, terutama di Nagari Paninjawan untuk

menjaga kearifan lokal masyarakat setempat.

2. Kepada perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian di Indonesia

untuk memperbanyak kajian ilmiah mengenai pemerintahan di dalam

masyarakat adat yang ada di Negara ini, terutama kampus Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kepada para mahasiswa agar bisa mengkaji hukum, masyarakat maupun

pemerintahan adat yang ada di Indonesia untuk memperkaya khazanah

literatur mengenai hukum dan masyarakat adat.

4. Kepada pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai hukum dan

masyarakat adat agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi.

Page 93: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

84

LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA1

Rhamadannis: Kira-Kira kapan KAN Paninjawan terbentuk? Tanggal atau tahun

atau abad ke berapa?

Burhan Ali : KAN sudah ada sejak kemerdekaan, terbentuknya KAN kira-kira

tahun 1982 sudah terbentuk Kerapatan Adat

Rhamadannis : Apa saja program KAN untuk nagari dari tahun 2014-2020?

Burhan Ali : peran KAN untuk nagari sebenarnya banyak, pertama, masalah

sengketa harta pusaka, jadi kalau pembangunan tentu minta izin

ke ninik mamak mana tanah yang berperkara itu masalah harta,

kemudian masalah pembangunan. Supaya jangan terhambat

pembangunan di nagari tentu kepada anggota KAN berkonsultasi.

Rhamadannis : kemudian apa pak program yang lain?

Burhan Ali :program yang termasuk persembahan adat di Jorong. Yang

sebenarnya program KAN ini sudah termasuk kepada program

MUI (Majelis Ulama Nagari) dia berkaitan. Dia disatukan

programnya ; pasambahan adat, sholawat Dulang, Barzanji. Itu

kan program untuk masyarakat jatuhnya masuk program MUI dan

ninik mamak juga ada bagiannya ; malin,pucuak, monti,

dubalang, andiko.Malin ini yang membuat program untuk :

mengurus jenazah, menyolatkan mayat, Barzanji, sholawat

dulang, persembahan adat itu semuanya sudah berjalan di jorong-

jorong itu salah satu programnya yang berkaitan dengan nagari.

Seperti ninik mamak programnya melantik ninik mamak.

Rhamadannis: Berarti terdapat penghulu pucuk, malin, manti, dubalang,

kemudian andiko ?

Burhan Ali : penghulu pucuk terlebih dahulu, kemudian monti monti ini sebentuk

dengan DPR, kemudian dubalang ini parik pamaga nagari

namanya, kemudian baru malin yang kerjanya untuk

memandikan mayat, mengkafani mayat itu yang bekerja malin.

Rhamadannis: kalau penghulu Pucuk?

Page 94: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

85

Burhan Ali: kalau yang penghulu Pucuk ini berarti tinggi, tahu segalanya. Yang

memiliki anak buah banyak itu andiko namanya

Rhamadannis: anak buah itu maksudnya apa Mak ?

Burhan Ali : anak buah ini, setiap suku kan memiliki andikonya. Orang banyak

ini disebut anak buah oleh andiko

Rhamadannis : berarti masalah harta dan kerjasama dengan MUI Nagari ?

Burhan Ali : masalah harta itu ninik mamak yang punya, dari nagari Paninjawan

ini terbagi dari tigo suduik namonyo. Suduik yang partamo itu

limo panjang jo bendang itu namanya empat niniak, limo singkek

dan guci nan limo niniak , sumpadang jo piliang lapan niniak

namonya.

Rhamadannis : maksudnya ?

Burhan Ali : itu kan tiga onggok namanya, suku semuanya enam . Yang enam ini

dibagi tiga Suduik yang partamo itu limo panjang jo bendang itu

namanya empat niniak, limo singkek dan guci nan limo niniak ,

sumpadang jo piliang lapan niniak namonya.

Rhamadannis :nagari tigo suduik tadi ya mak?

Burhan Ali: Nah iya, nagari dibagi tiga, itulah yang hak ninik mamak namanya.

Jadi nagari ini yang punya kan ninik mamak di pemerintahan

istilahnya kini.

Rhamadannis : program KAN udah yang tadi Mak?

Burhan Ali: iya, prorgam KAN iya itu, membantu pemerintahan nagari di dalam

masalah sengketa harta, jadi kalau masalah pembangunan jadi

tidak terhambat. Karena itulah namanya disebut tungku tigo

sajarangan (KAN, Wali Nagari, BMN) itu yang disebut tungku

tigo sajarangan tali tigo sapilin namanya. Jadi supaya jangan

tersendat pembangunan nagari masalah pembangunan. Bersidang

dia ada sanak kemenakannya yang melarang pembangunan jalan

itu kepada KAN pergi mengadunya. KAN nanti memanggil ninik

mamak siapa yang kira-kira punya harta.

Rhamadannis : kenapa bidang pemberdayaan bundo kanduang garisnya sejajar

dengan bidang yang lain di dalam bagan struktur KAN

Page 95: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

86

Paninjawan, apakah bidang bundo kanduang hanya sebatas

bidang yang berada di bawah KAN?

Burhan Ali: yang bundo kanduang ini dan KAN ialah ninik mamaknya dia

sejalan. Cuma programnya yang bundo kanduang ini masalah

untuk baralek-baralek, masalah kanala-kanala, turun mandi,

menjemput anak, itu bundo kanduang yang mengurus. Jadi

bundo kanduang ini setiap ninik mamak yang 42, maka 42 pula

bundo kanduangnya. Jadi setiap ninik mamak itu seorang bundo

kanduangnya.

Rhamadannis : berarti istri ninik mamak?

Burhan Ali: bukan istri ninik mamak, tapi menurut sukunya. Misalnya seperti

saya guci suku saya adik saya seorang yang menjadi bundo

kanduangnya . Bundo kanduang ini bukan istrinya tapi adik atau

saudaranya mamak itu yang disebut bundo kanduang. Oleh sebab

itulah makanya sejajar bundo kanduang jo niniak mamaknya.

Rhamadannis: apa saja bentuk koordinasi KAN dan bundo kanduang dalam tahun

2014 -2020?

Burhan Ali : koordinasi bundo kanduang dan KAN ini umpamanya masalah

baralek-baralek (misalnya: pergantian ninik mamak) tentu

berkoordinasilah ninik mamak dan bundo kanduang ini,

umpamanya di sudut mana yang akan menukar ninik mamak

setelah itu ninik mamak akan menyampaikan kepada bundo

kanduang“orang baralek tuka niniak mamak kita membawa

dulang kesana. Yang akan dibawa kesana misalnya; beras satu

sukat, nanti menujung kita kesana” . 42 niniak mamak maka 42

pula dulangnya. Kemudian balarak, umpamanya misalnya

baralek tuka niniak mamak urang limo panjang di rumah gadang

mana berarti balarak kesana itu masalah batuka niniak

mamak.Di dalam samba-samba baralek nikah kawin apa yang

tidak cocok umpamanya kalau bertimbang adat malamnya, yang

biasanya aturan dari ninik mamak samba boleh tiga :

rendang,gulai, dan samba godok. Itu yang seharusnya samba

baradat, jadi karena bundo kanduang menyampaikan ke

masyarakatnya ee malu kita, itu disilakanlah. Yang samba adat

itu dia tiga jenis. Itu contoh konsultasi antara ninik mamak dan

bundo kanduang. Kemudian masalah manjalang-manjalang

sehabis lebaran kan ada pengantin baru menemui sumandannya

Page 96: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

87

yang biasanya tidak boleh banyak manajalang harus ada pula

ninik mamak mengatakan ke bundo kanduang “ untuk menjalang

ini supaya jangan mubazir buatlah, menjalang boleh tempat

mertua satu, tempat kakak laki-laki satu itu yang biasa” tapi

karena orang kampung ini merasa malu dan tidak mau disalahkan

Rhamadannis : berarti koordinasi ada kan pak. Selanjutnya, apakah tidak adanya

perempuan di dalam KAN ada kaitannya dengan pandangan

agama, jika ada kaitannya dengan agama seperti apa bentuk

keterkaitannya?

Burhan Ali : ada, masalah agama kan yang mendidik anak kemenakan ini kan

bundo kanduang, kemudian masalah anak-anak mengaji bundo

kanduang yang akan memberitahukan kepada masyarakat banyak,

sanak dan kawan-kawannya. Ini peraturan dari nagari oleh karena

kita sebagai bundo kanduang tentu mengatakan kepada tetangga

kita untuk magrib mengaji al-quran, subuh berjama’ah itu bundo

kandung, memandikan mayatlah yang kerja menyampaikan.

Karena dia yang dekat dengan anak –anak. Kalau keterkaitan

dengan agama itu banyak sebenarnya.

Rhamadannis: Bagaimana cara perempuan menyampaikan aspirasinya untuk

disampaikan dalam musyawarah KAN untuk pembangunan

nagari, mengingat isi KAN adalah semuanya laki-laki sedangkan

salah satu peran KAN adalah pembangunan nagari , jika seorang

perempuan punya gagasan untuk pembangunan nagari bagaimana

menyerap aspirasi perempuan tersebut sehingga bisa disampaikan

di dalam musyawarah KAN?

Burhan Ali : KAN ini, dia ada program rapatnya. Misalnya KAN rapat masalah

adat, masalah pemerintahan, masalah kemenakan. Maka yang

rapat ini nanti ada tiap bundo kanduang dia musyawarah rapatnya

dan disampaikannya . Pokoknya yang program KAN harus

berjalan dengan bundo kanduangnya

Rhamadannis : tapi kalau waktu di balai-balai adat itu bundo kanduang tidak ikut?

Burhan Ali : kalau rapat gabungan ikut, kalau tidak tidak ikut. Kalau KAN rapat

dia pula. Programnya dari nagari kan adapula untuk KAN ada

untuk lembaga-lembaga di nagari ada pula ( lembaga KAN ,

bundo kanduang, lembaga pemda) dia berbeda-beda. Nanti baru

disatukan. Misalnya : rapat menjelang puasa, KAN, bundo

Page 97: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

88

kanduang apa programnya dalam menyambut Tim Ramadhan apa

programnya; ini yang dari KAN ini yang dari bundo kanduang

disampaikan di masyarakat nanti. Sebelum Tim Ramadhan itu

turun kita rapat terlebih dahulu seluruh lembaga. Tergantung

nagari kalau dia undang seluruh lembaga datang kalau tidak

berjalan sendiri saja nagari itu. Bisanya rapat

Rhamadannis : berarti pisah rapat bundo kanduang dengan KAN pak?

Burhan Ali: kalau masalah organisasinya memang pisah tapi untuk bersamaan

bisa pula rapatnya.

Rhamadannis : Jika ada aspirasi dari perempuan seperti apa bentuk aspirasi

perempuan yang disampaikan dalam musyawarah KAN

Paninjawan tahun 2014-2020

Burhan Ali: misalnya bundo kanduang mengatakan “ Mamak ini tidak cocok oleh

kami rasanya. Umpamanya masalah timbang adat kalau bisa

timbang adat ini seperti itu ...hendaknya” itu nanti ditampung

dan dibawa ke kerapatan adat . setelah dirapatkan dan ada

kesepakatan baru di banding . aspirasi itu diminta terlebih dahulu

apa masalahnya,berarti rapat KAN disampaikan oleh bundo

kanduang . nanti masuk surat lalau di musyawarhakan

dirembukkan di dalam rapat. Kini kemenakan yang hendak

beristri tentu ada surat dari ninik mamaknya . Begini caranya

yang bagus itu dimusyawarhkan baru dirembukkan secara

bersama dan menjadi keputusan KAN Paninjawan

Rhamadannis: berarti KAN ini organisasi ninik mamak ya pak?

Burhan Ali: iya, organisasi ninik mamak KAN ini.

Rhamadannis: berarti Bundo kanduang ini di KAN tidak ada?

Burhan Ali: di KAN ini bundo kanduang itu aja kaitannya. Yang bundo kanduang

ini dia punya program sendiri. Bundo Kanduang tidak terlepas

dari KAN .

Rhamadannis: tapi mengapa di dalam rapat KAN itu semuanya niniak mamak

dan laki-laki? Kenapa bundo kanduang tidak ikut rapat di balai-

balai? Apa alasannya?

Burhan Ali: alasannya, kalau KAN berarti program ninik mamak pula, dan bundo

kanduang program bundo kanduang pula yang dia rapatkan.

Page 98: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

89

Karena secara organisasi terpisah, tapi program untuk ke nagari

paninjawan dia tetap satu. Masalah adat, baralek manikahan tadi

itu satu programnya. Kalau kemajuan untuk bidang perempuan

bundo kanduang. Cuma cara rapatnya berbeda.

Rhamadannis: saya pikir KAN itu seperti DPR nya campur laki-laki dan

perempuan ninik mamak bundo kanduang disana tidak sepeti itu

ya pak?

Burhan Ali: Tidak, kalau rapat itu 42 ninik mamak 42 pula yang rapat. Bundo

kanduang seperti itu pula 42 bundo kanduangnya 42 pula dia

yang rapat.

Rhamadannis : saya pikir tadi itu, campur laki-laki dan perempuan itulah

alasannya kenapa tidak boleh bundo kanduang ikut di rapat

KAN gara-gara agama tidak boleh laki-laki dan perempuan

bercampur

Burhan Ali: tidak, bukan masalah itu.

Rhamadannis: oh.. berarti memang secara organisasinya beda-beda seperti itu

Burhan Ali: Nah, Iya

Rhamadannis : Tapi keterkaitannya ada kan pak?

Burhan Ali: tentu saja terkait, bundo kanduang kan kemenakan awak (mamak)

Page 99: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

90

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:

Nama : Burhan Ali Dt. Bagindo Kotik

Sebagai : Narasumber

Menerangkan bahwa :

Nama : Rhamadannis

NIM : 11170453000025

Prodi : Hukum Tata Negara (Siyasah)

Benar telah melakukan wawancara dengan saya pada tanggal 31 Maret 2021,

sehubungan dengan penulisan skripsi yang bersangkutan dengan judul.

“Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Tinjauan Hukum Positif Dan Hukum Islam”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Paninjawan, 31 Maret 2021

Pewawancara Narasumber

Rhamadannis Burhan Ali Dt. Gindo Kotik

Page 100: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

91

TRANSKRIPWAWANCARA2

Rhamadannis : Perempuan di dalam KAN sebagai apa Pak?

Syafril Ilyas : sebagai bundo kanduang

Rhamadannis : KAN itu independen ?

Syafril : Iya

Rhamadannis : Apa Fungsi dan peran KAN Pak ?

Syafril Ilyas : Mungkin dari pengertian dulu. Pengertian KAN Ialah lembaga

perwakilan musyawarah mufakat adat tertinggi yang telah ada dan

diwarisi secara turun temurun di tengah-tengah masyarakat adat

nagari Minangkabau. Fungsinya menjaga dan melestarikan

adat sabatang panjang dan adat salingka nagari. perannya

sebagai lembaga yang berperan “kusuik manyalasai, karuah

mampajaniah” sesuai dengan koridor “ adat bersendi syara’,

syara’ bersendi kitabullah” dan adat salingka nagari.

Rhamadannis : Apa yang dimaksud dengan adat sabatang panjang?

Syafril Ilyas : adat sebatang panjang ialah, adat yang disusun oleh Datuah

Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan yang diwarisi

secara turun-temurun di Alam Minangkabau

Rhamadannis: kalau pengertian dari adat salingka nagari?

Syafril Ilyas : Adat salingka nagari ialah tata krama kehidupan masyarakat adat

di nagari yang disusun oleh pemangku adat di nagari berdasarkan

musyawarah dan mufakat yang mengacu (merujuk) kepada adat

sabatang panjang.

Jadi apa yang ada disini (nagari Paninjawan) belum tentu sama

dengan yang ada di Tanjung Balik, belum tentu sama dengan

Page 101: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

92

Labuah panjang, bisa jadi ada yang sama, itulah pengertian adat

salingka nagari.

Kalau adat sabatang panjang tadi apa yang ada di Minangkabau

ada di seluruh nagari. contohnya yang mudah misalnya: niniak

mamak itu pakaiannya hitam maka dimana saja di wilayah

Sumatera Barat dia tetap hitam bajunya. Contoh lain marawa (

bendera) di mana saja wilayah di Sumatera Barat yang marawa

tetap sama warnanya yakni hitam, kuning, dan merah. Itu

merupakan adat sabatang panjang ada banyak contohnya Cuma

hanya itu yang mudah dipahami.

Kalau tadi kan dari segi lambang, dari segi pelaksanaan adat

contohnya: pinang-meminang, pinang – meminang berbeda dengan

lamar-melamar, kalau di luar Sumatera Barat orang melamar tidak

meminang bisa saja berhitung dia membawa jodohnya ke rumah

ayah dan ibunya, jika setuju maka diterimanya maka itu melamar

namanya. Kalau meminang tidak ada orang lain yang datang

contohnya kamu sudah ada menjalin hubungan dengan seorang

laki-laki nanti orang yang kesana itu utusan (mamak, niniak

mamak, induak) itu yang dikatakan meminang beda dengan

melamar tadi kalau intisarinya sama. Tapi khusus Minangkabau

tidak boleh orang melamar tetapi meminang. Berarti itu adat

sabatang panjang dimana saja di Sumatera Barat pokoknya

Minangkabau dan orang minang. Cuma bedanya lagi bagaimana

cara orang Sibarambang meminang, bagaimana cara orang Katialo

meminang itulah yang dikatakan adat salingka nagari. Meminang

itu adat sabatang panjang tidak boleh ditinggalkan bagaimanapun

majunya negara ini, asalkan dia orang Minang tetap pergi

meminang.

Page 102: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

93

Rhamadannis : KAN itu tadi merupakan lembaga perwakilan dan musyawarah

adat. Bagaimana caranya Pak, berapa orang ?

Syafril Ilyas: Yang bermusyawarah itu seluruh anggota KAN

Rhamadannis : anggota KAN berapa jumlahnya pak?

Syafril Ilyas : kalau untuk Nagari Paninjawan 42 orang seluruhnya

Rhamadannis : laki-laki semuanya?

Syafril Ilyas : Iya, laki-laki. Di nagari lain beda lagi KAN itu dipilih penghulu

pucuk saja semuanya. Kalau di Paninjawan seluruhnya kaum itu

datuknya jadi anggota KAN semuanya.

Rhamadannis : seluruhnya niniak mamak menjadi anggota KAN berarti ada

ketuanya ?

Syafril Ilyas: Iya, kalau secara organisasi dia punya kepengurusan. KAN itu ialah

sebuah lembaga dan dia punya pengurus. Stuktur kepengurusan

KAN sebagai berikut:

Ketua : Burhan Ali Datuak Gindo Kotik

Wakil ketua : Datuak Pono Marajo

Sekretaris : Syafril Ilyas Datuak Misagumi

Bendahara : Datuak Penghulu Kayo

Ketua ketua Bidang:

1. Bidang pelestarian adat

2. Bidang ekonomi pembangunan dan kekayaan nagari

3. Bidang agama dan kemasyarakatan

4. Bidang pemberdayaan

Page 103: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

94

Rhamadannis: Dalam musyawarah dan mufakat adat itu biasanya

memusyawarahkan apa saja ?

Syafril Ilyas: pertama, kemajuan organisasi; kedua, pembangunan nagari; ketiga,

kasus- kasus di nagari ( kasus-kasus adat) dan sengketa di nagari.

Rhamadannis : Ada rapat tahunan, bulanan dan sebagainya Pak?

Syafril Ilyas : ada

Rhamadannis : Cara musyawarahnya di suatu tempat atau di masjid atau dimana?

Syafril Ilyas : Di Balai-balai adat tempat musyawarahnya, itu sebagai istananya,

itu kantornya. Kalau untuk KAN Paninjawan itu

musyawarahnya 4 kali setahun itu rapat periodik. Untuk memilih

anggota KAN baru sekali 3 tahun (untuk pengurus barunya)

kemudian ada rapat insidental( tidak ada jadwal rapat tapi ada

kasus yang di rapatkan).

Rhamadannis : Berarti Musyawarah mufakat seperti biasa ya Pak?

Syafril Ilyas: iya duduk di Balai-balai adat bersama-sama, foto saja nanti Balai-

Balainya bisa masuk ke dalam dia tidak digembok buka saja

gerbangnya.

Rhamdannis : kan yang di musyawarahkan ialah kemajuan organisasi,

pembangunan nagari dan kasus-kasus adat dan sengketa yang ada

di nagari berarti yang membahasnya niniak mamak semuanya?

Syafril Ilyas: iya, tapi yang terkait adat contohnya nagari akan membuat program

pembangunan jalan misalnya. Jalan ini ternyata terpakai tanah

warga bermacam suku tanah terpakai, untuk menjernihkan tanah itu

maka KAN mempunyai tugas. Tapi Alhamdulillah di nagari

Paninjawan belum ada kasus seperti itu. Karena selama ini sudah

membudaya sejak dulunya apabila ada tanah terpakai untuk

pembangunan umum dan dia ikut menikmati maka tidak ada kasus.

Page 104: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

95

Rhamadannis : Apakah bundo kanduang tidak diikutkan dalam musyawarah, Pak?

Syafril Ilyas: Tidak, bundo kanduang dia perannya di kaum wanita, kalau dalam

adat istiadat ada pula yang urusan kaum ibu nanti itu bundo

kanduanglah yang menyusun.

Rhamadannis: Memang dari dulunya seperti itu Pak?

Syafril Ilyas: Iya, dari dulu

Rhamadannis : Berarti memang pisah bundo kanduang dengan KAN?

Syafril Ilyas :Pisah, tetapi secara koordinasi dia tetap ada. Tapi KAN tidak bisa

memerintah bundo kanduang. Tapi koordinasi tetap ada garis

putus-putus tibanya kalau di nagari.

Rhamadannis: Oh, berarti tetap ada koordinasi, Contohnya Pak?

Syafril Ilyas: contohnya, ada acara baralek –baralek berapa boleh buat makanan

nanti aturan itu dibuatnya oleh bundo kanduang disahkan bersama

KAN. Kalau kita di Paninjawan urusan menjujung-jujung dulang,

jalang- manjalang itu bundo kanduang yang punya peran.

Kemudian pembinaan kaum ibu di nagari Paninjawan maka bundo

kanduang yang membina dari segi adat.

Rhamadannis: sewaktu pemilihan wali nagari sebelum Pak Darsel ada perempuan

yang mencalonkan menjadi wali nagari iya kan Pak? Berarti di

Paninjawan itu perempuan boleh mencalonkan maksud saya bundo

kanduang boleh mencalonkan menjadi wali nagari?

Syafril Ilyas: Boleh, kalau itu merupakan aturan negara, karena itu hak

individunya, hak asasi warga negara boleh dicalonkan dan

mencalonkan.

Rhamadannis: Dua orang iya kan Pak calon peremmpuan yang kemaren

mencalonkan diri ?

Page 105: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

96

Syafril Ilyas: Iya kebetulan dua yang masuk

Rhamadannis: Nama lengkap mereka siapa Pak?

Syafril Ilyas: Agustini (Almarhumah), dan Emiarti Malih calon wali nagari tahun

2017

Rhamadannis: Berarti seperti itu ya Pak, kalau di adat itu ada pembagiannya KAN

Berarti KAN dan Bundo kanduang urusan bundo kanduang, tapi

kalau bundo kanduang ingin gabung di politik, di partai politik sah

dan tidak ada larangan?

Syafril Ilyas: Atas nama perempuan boleh, tapi atas nama bundo kanduang tidak

boleh (atas nama organisasi tidak boleh)

Bundo kanduang sebenarnya dalam pemahamannya ada dua.

Pemahaman yang pertama, bundo kanduang ialah wanita yang

terkait langsung dengan ninik mamak, dunsanaknya atau

kemenakannya itulah bundo kanduang asli. Contohnya : saya

menjadi datuk, maka saudara perempuan saya itu langsung menjadi

bundo kanduang, kalau dia tidak mau maka diambil kemenakan

untuk menjadi bundo kanduang) itulah yang dimaksud terkait

langsung.

Dalam pemahaman kedua, seluruh wanita (seluruh perempuan)

yang telah menikah itu disebut bundo kanduang tapi dia tidak

termasuk dalam organisasi. Misalnya: Si Rat sudah menikah

disebut bundo kanduang)

Rhamadannis : Berarti kalau tidak mendaftar di organisasi bundo kanduang berarti

bukan bundo kanduang?

Syafril Ilyas: Tidak dalam organisasi bundo kanduang, tapi namanya bundo

kanduang juga. Jadi pengertian bundo kanduang tadi ada dua

macam. Kalau dalam organisasi itu yang berkaitan langsung

Page 106: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

97

dengan ninik mamak itu dalam organisasi. Tapi kalau yang dalam

konteks Minangkabaunya yang dikatakan bundo kanduang itu

universalnya seluruh wanita yang sudah menikah itu menjadi

bundo kanduang.

Rhamadannis : kalau data-data mengenai sejarah KAN itu ada pak, bagaimana

KAN itu dulunya terbentuk?

Syafril Ilyas: intinya saja saja di catat kalau sejarahnya panjang. Tidak usah

dicatat cerita saja. Jadi awal cerita, dulunya negara kita dijajah oleh

Belanda. Satu-satunya daerah yang tidak bisa dikuasai secara

mutlak oleh Belanda ialah Minangkabau kemudian Aceh,

kemudian Jogyakarta itulah daerah yang tidak bisa dikuasai secara

mutlak oleh Belanda. Bahkan sampai merdeka Belanda tidak bisa

masuk ke Jogyakarta.

Dan khusus untuk Minangkabau itu peran ninik mamak itu kuat.

Bahkan dulu-dulu waktu saya kecil yang menjadi wali nagari itu

harus ninik mamak. Sudah zaman orde baru dan reformasi sekarang

itu bisa orang cerdik yang bisa menjadi wali nagari, kalau sebelum

itu tidak. Cerdik benarlah ialah tapi bukan ninik mamak tidak tidak

terpilih menjadi wali nagari. kalau di zaman penjajahan yang

menjadi wali nagari harus ninik mamak untuk Sumatera Barat.

Jadi kembali ke belakang karena sudah dapat Belanda itu duduk di

Minangkabau dia selalu kalah tidak pernah dia menang. Karena,

yang punya peran pimpinan dan komando itu ninik mamak. Kalau

ninik mamak berkata jangan serbu maka tidak disebu kalau ninik

mamak berkata serbu maka Belanda akan diserbu dan akan

membuat Belanda kocar-kacir.

Jadi, dengan dasar itulah timbul pemikiran Belanda kalau seperti

ini caranya harus didekati ninik mamak bukan dilawan. Maka para

penghulu dan datuk di Sumatera Barat ( di Minangkabau) harus di

Page 107: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

98

dekati. Maka didekatilah oleh Belanda. Bagaimana cara belanda

mendekati? kalau dia ingin pangkat diberi pangkat, kalau ingin

kekayaan diberi kekayaan, apa yang menjadi keinginan diberikan.

Sehingga dekatlah ninik mamak dan Belanda, siapa yang dekat?

Tentunya yang mendapatkan tadi. ( misalnya: saya dekat dengan

Belanda dan Si B tidak dekat, tentu Si B akan mengacaukan

Belanda dengan cara memimpin kemenakannya atau mengerahkan

pasukan agak sepuluh orang) lalu apa akibat seperti itu? Maka,

terbesitlah pikiran Belanda bahwa harus dipilih ketua ninik

mamak ini satu orang. Waktu zaman Belanda disebut namanya

Penghulu kapalo. Jadi orang yang dipilih menjadi Penghulu

Kepala ini oleh Belanda syaratnya ada tiga:

1. Bagak ( kuat/ berani)

2. Niniak mamak berpangkat datuak

3. Cadiak (cerdik/ cerdas) kalau bisa kaya

Tapi oleh Belanda waktu itu ada orang yang cerdik, berani atau

jagoan, dan juga seorang dukun tapi bukan niniak mamak diambil

orang tersebut oleh Belanda untuk menjadi penghulu pucuk dan

diberikan gelar datuk padanya. Kalau misalnya terjadi insiden

penyerangan kepada Belanda, maka akan dianalisis oleh Belanda

suku mana yang menyerang (misalnya: suku Limo Panjang) maka,

diperintahkanlah oleh Belanda kepada Penghulu Kepala. Maka,

terpanggillah ninik mamak suku Limo Panjang oleh penghulu

kepala maka diamcamlah suku Limo panjang walaupun dia benar

dalam perjuangannya.

Setelah kita merdeka, Belanda tidak ada lagi. Makanya penghulu

kepala tadi tetap berlanjut. Setelah ditata negara ini dan ditata adat

Minangkabau dengan baik maka penghulu kepala ini diberhentikan

ditukar namanya menjadi Lembaga Kerapatan Adat Nagari. Tapi

Page 108: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

99

sempat terjadi kekosongan terlebih dahulu kira-kira kurang lebih

sepuluh tahun. Yang mempelopori disusunnya ialah pemerintahan

yang sampai kepada gubernur seluruhnya ialah ninik mamak.

Contohnya: Bagindo Azizkan, Bupati dahulu Sutan Pamuncak,

karena bupati-bupati walikota-walikota dan gubernur-gubernur ini

ninik mamak maka disusunlah waktu itu. Sampai kini menjadi

KAN. Jadi, lembaga-lembaga itu kalau di nagari namanya KAN,

kalau di kecamatan dan kabupatan namanya LKAM.

Rhamadannis: berarti di bawah keputusan gubernur?

Syafril Ilyas: Bukan keputusan tapi SK Gubernur, saya lupa SK nya. Kalau di

Provinsi namanya LKAAM ( Lembaga Kerapatan Adat Alam

Minangkabau). Itu beda sebutannya, kalau perannya itu semakin

luas kalau di kabupaten dia daerah (Misalnya : LKAM kabupaten

Solok) kalau provinsi sudah seluruh Minangkabau.

Rhamadannis: Berarti KAN di tiap-tiap nagari itu berbeda?

Syafril Ilyas: Apanya?

Rhamadannis: Sistemnya atau sama saja 42 orang?

Syafril Ilyas: Beda, ada nagari yang 18 orang saja, ada yang 17 orang saja, kalau

kita disini seluruhnya ninik mamak.

Rhamadannis: kenapa harus 42?

Syafril Ilyas: Tidak harus, Cuma kita waktu itu berpikir supaya jangan ada

diskriminasi antar ninik mamak. Contohnya: suku Limo panjang

ninik mamaknya 8; urang Piliang ninik mamaknya 8; urang

Sumpadang ninik mamaknya 8, umpamanya kita hanya butuh 24

anggota KAN saja. Bisa jadi nanti ada satu suku yang tidak

terambil menjadi anggota KAN tapi ada satu suku yang dominan.

Berarti kalau di DPR sudah besar partainya, maka partai yang besar

Page 109: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

100

yang berkuasa. Maka tidak menjadi lembaga musyawarah

mufakatlah ia. Kalau lembaga musyawarah ini asasnya

musyawarah dan mufakat. Jika seperti tadi dipilih-pilih seperti itu

maka yang lain akan berkata “ kami bukan anggota KAN, terserah

anggota KAN saja”, jadi satu kebijakan itu dibuat maka

dilibatkanlah seluruh ninik mamak.

Syafril Ilyas: Ada peraturan Gubernur No. 20 Tahun 2018 kalau saya tidak salah

itu tentang kepemimpinan adat Sumatera Barat bisa saja namanya

salah tapi pengertiannya seperti itu. “ Di setiap nagari di Sumatera

Barat itu yang boleh menjadi wali nagari adalah ninik mamak” itu

intinya. Kemudian “ Anggota KAN itu paling banyak 24 paling

sedikit 19”. Kemudian “ Organisasi itu akan digaji oleh pemerintah

daerah dan harus membuat perda tentang itu” kalau sekarang KAN

tidak ada honornya. Kalau tadi kan Pergub sekarang buat perda

tentang itu. Alhamdulillah, hingga sekarang belum ada satu nagari

pun yang membuat , hingga sekarang tidak terwujud. Belum ada di

SUMBAR apalagi daerah-daerah baru seperti Dharmasraya, Solok

Selatan, Pasaman Barat. Baik daerah lama maupun baru sulit

membuatnya dan itu adalah salah satu pergub yang belum

terwujud.

Rhamadannis: Pengertian ninik mamak apa?

Syafril Ilyas: ninik mamak adalah pimpinan di dalam kaum atau dalam sukunya

yang dipilih secara turun- temurun di dalam kaum itu sendiri.

sebagaimana pepatah adat:

Biriak –Biriak tabang ka samak

Tibo di samak mamakan padi

Dari niniak turun ka mamak

Dari mamak turun ka kami ( ka kamanakan)

Page 110: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

101

Rhamadannis: Ninik mamak itu laki-laki yang sudah menikah?

Syafril Ilyas: Tidak, laki-laki tidak harus meikah. Umur 7 tahun sudah bisa

diangkat menjadi ninik mamak, sudah mumayyiz. Akan tetapi,

jabatannya dijalankan oleh seseorang yang tahu terlebih dahulu

menjelang dia baligh berakal.

Contohnya: ( saya misalnya, tidak bisa lagi menjadi datuk dilihat

kemenakan yang muda tidak ada, yang ada umur 6 tahun. Maka

yang umur 6 tahun ini diangkat, dilantik dia menjadi datuk tapi

menjalankan jabatannya yang diatasnya.

Rhamadannis : pengertian adat basandi syara’syara basandi kitabullah tadi apa

pak?

Syafril Ilyas: segala sesuatu yang akan dilakukan secara adat di Minangkabau

harus mempedomani ajaran agama. Tidak boleh kalau bertentangan

dengan ajaran agama. Misalnya berjudi dan mengadu ayam

bertentangan dengan agama maka dihapuskan. Sebelum pepatah

adat adat basandi syara’ syara basandi kitabullah, syara mangato

adat mamakai tadi yang dulu berlaku ialah kemenakan barajo ka

mamak, mamak barajo ka pengthulu, penghulu barajo ka mufakat,

mufakat barajo ka kebenaran, benar berdiri dengan sendirinya.

Maka semenjak disepakati perjanjian Muara Palam maka pepatah

adat adatbasandisyara;, syarabasandikiabullah.

Syafril Ilyas: akan dicatat struktur suku di Paninjawan?

Rhamadannis : Iya pak

Syafril Ilyas : Paninjawan disebut baanam suku

1. Limo Panjang ada 8 ninik mamak

2. Limo Singkek ada 7

3. Piliang ada 8

Page 111: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

102

4. Sumpadang ada 8

5. Guci 6

6. Bendang 5

----------------= 42 ninik mamak

Nagari disebut tigo suduik,

1. Piliang + sumpadang disebut lapan niniak (4+4)

2. Limo singkek + Guci disebut limo niniak (3+2)

3. Limo panjang+ bendang disebut empat niniak (2+2

Page 112: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

103

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:

Nama : Syafril Ilyas Dt. Misagumi

Sebagai : Narasumber

Menerangkan bahwa :

Nama : Rhamadannis

NIM : 11170453000025

Prodi : Hukum Tata Negara (Siyasah)

Benar telah melakukan wawancara dengan saya pada tanggal 24 Maret 2021,

sehubungan dengan penulisan skripsi yang bersangkutan dengan judul.

“Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Tinjauan Hukum Positif Dan Hukum Islam”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Paninjawan, 24 Maret 2021

Pewawancara Narasumber

Rhamadannis Syafril Ilyas Dt. Misagumi

Page 113: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

104

TRANSKRIP WAWANCARA3

Rhamadannis : Kepemimpinan Ninik Mamak ada dalilnya

M. Nasir : Dalilnya “Adat basandi syara’, syara’ basandi

kitabullah”

Rhamadannis : Ayat Al-Qurannya?

M. Nasir : Tidak ada

Rhamadannis : kalau di Nagari Paninjawan ini kepala sukunya berarti

ninik mamak?

M. Nasir :Iya, susunan ninik mamak itu contohnya: (1. Datuak

Pucuak; 2. Malin suku;3. Penghulu andiko: jadi yang

punya anak buah yang banyak anak buahnya penghulu

andiko)

Rhamadannis : di suku Minangkabau ini agamanya Islam?

M. Nasir : Iya, Islam semuanya

Rhamadannis : berarti kalau di adat ini ninik mamak sebagai

pemimpinnya?

M. Nasir : Iya

Rhamadannis : lalu, pemimpin ini semuanya laki-laki?

M. Nasir : Pada umumnya laki-laki

Rhamadannis : ada juga yang perempuan?

M. Nasir : ada juga beberapa yang perempuan. Tapi kalau dilihat

kepada al-quran sebab di dalam al-quran pernah Tuhan

menyampaikan “ ar-rijaalu qawwamuna ‘alannisa” laki-

laki pemimpin daripada perempuan. Akan tetapi oleh

Page 114: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

105

kebanyakan orang ayat tadi dipergunakan ketika

pelaksanaan akad nikah. Kalau untuk dimasyarakat siapa

yang agak cakap, agak tampil, yang banyak ilmu

pengetahuannya dan pandai dia bermasyarakat maka itulah

yang menjadi pemimpin dan dipilih oleh orang menjadi

pemimpin.

Rhamadannis : jadi itu dasarnya?

M. Nasir : iya, kalau di Islam itu dasarnya. Laki-laki pemimpin

daripada si perempuan. Jadi kalau di rumah tangga, itu

suami yang memimpin, bukan istri. Jadi istri ini wajib taat

dan patuh kepada sang suami sepanjang sang suami

memberikan jalan kepada yang diridhai Allah Swt, jika

disuruhnya zina dan segala macamnya maka itu bukan

pemimpin namanya.

Page 115: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

106

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:

Nama : M. Nasir

Sebagai : Narasumber

Menerangkan bahwa :

Nama : Rhamadannis

NIM : 11170453000025

Prodi : Hukum Tata Negara (Siyasah)

Benar telah melakukan wawancara dengan saya pada tanggal 02April 2021,

sehubungan dengan penulisan skripsi yang bersangkutan dengan judul.

“Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Tinjauan Hukum Positif Dan Hukum Islam”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Paninjawan, 02April 2021

Pewawancara Narasumber

Rhamadannis M. Nasir

Page 116: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

107

TRANSKRIP WAWANCARA4

Rhamadannis: Apa kedudukan, peran dan fungsi bundo kanduang?

Syafni Yenti : kedudukan BundoKanduang adalah sebagai ibu sejati, bundo

artinya ibu yang

sayang kepada anak keturunannya, kanduang artinya sejati. Peran

Bundo Kanduang adalah sebagai ibu, pelindung bagi anak-anak,

memelihara adat dan budaya Minangkabau, limpapeh rumah

gadang, amban paruik pagangan kunci, pusekjalo kumpulan tali,

hiasan dalam kampuang, sumarak dalam nagari.

Rhamadannis: Bagaimana proses kepengurusan dan penggantian pengurus dalam

organisasi

Bundo kanduang?

Syafni Yenti: proses kepengurusan dalam organisasi Bundo kanduang adalah

pengurus

dipilih oleh anggota melalui musyawarah. Masa pengurusan

berlangsung selama tiga tahun. Setelah berlangsung selama tiga

tahun, maka diadakan lagi pemilihan kepengurusan

Rhamadannis: apa saja program BundoKanduang untuk nagari Paninjawan 2020?

Syafni Yenti: program Bundokanduang nagari Paninjawan 2020

diantaranya membantu program pemerintah nagari dalam

memajukan nagari, sosialisasi adat dan budaya nagari Paninjawan,

melestarikan nilai-nilai budaya dengan memakai pakaian adat.

Rhamadannis: Bagaimana Hubungan antara KAN dengan Bundo kanduang

khusus untuk pembangunan nagari Paninjawan?

Syafni Yenti: hubungan KAN dengan Bundokanduangkhususnya untuk

pembangunan nagari

Page 117: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

108

adalah saling keterkaitan dan bekerjasama dalam bidang pembinaan dan

pemberdayaan adat nagari Paninjawan. Organisasi ini saling menunjang

dalam berbagai kegiatan.

Page 118: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

109

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:

Nama : Syafni Yenti, S.Pd

Sebagai : Narasumber

Menerangkan bahwa :

Nama : Rhamadannis

NIM : 11170453000025

Prodi : Hukum Tata Negara (Siyasah)

Benar telah melakukan wawancara dengan saya pada tanggal 31 Maret 2021,

sehubungan dengan penulisan skripsi yang bersangkutan dengan judul.

“Hak Politik Perempuan Dalam Kerapatan Adat Nagari Paninjawan

Tinjauan Hukum Positif Dan Hukum Islam”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Paninjawan, 31 Maret 2021

Pewawancara Narasumber

Rhamadannis Syafni yenti, S. Pd

Page 119: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

110

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Al-Qur’an Al-karim

Abdurrahman.Peranan Hukum Adat dalam Aplikasi Kehidupan Berbangsa dan

Bernegara dalam Majalah Hukum Nasional No. 1 Tahun 2007. BPHN

Departemen Hukum dan HAM RI.

Alfrisandi,Jhon Retei.Lembaga Adat dan Hak Masyarakat Dayak dalam

Pusaran Politik, Tangerang Selatan: An1mage. 2019.

Ardi,Nofil, “Kembali Ka Nagari”, Minang, Vol. 2, 02 (2004): 38-51.

Asikin, Amiruddin dan Zainal. Pengantar Metode Penelitian Hukum.Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2004.

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet.1, Jakarta:PT

Rineka Cipta, 2008.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet. 3, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2017.

Fauzi, Hak Asasi Manusia dalam Fikih Kontemporer, Cet. 1.Depok: Prenada

Media Group, 2018.

Haboddin, Muh Ajrul dan Muhtar, Pengantar Ilmu Politik. Cet. 1. Malang :

Universitas Brawijaya Press, 2016.

Hadikusuma, Hilman. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: CV

Mandar Maju.2003.

Idris, Nurwani. “Kedudukann Perempuan dan Aktualisasi Politik dalam

Masyarakat Matrilinial Minangkabau”, Jurnal Masyarakat, Kebudayaan

dan Politik, XXV, 2 (April-Juni, 2012), h., 110.

Israr, “Perempuan dan Mitos Demokrasi Minang” Analisis Sejarah, Vol.9 No.

1, 2020. h.31.

Jawad, Haifaa A.Otentisitas Hak-hak Perempuan Perspektif Islam atas

Kesetaraan Jender. Cet.1, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002.

Kodir, Faqihuddun Abdul. Qiro’ah Mubadaalah Tafsir Progressif Untuk

Page 120: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

111

Keadilan Gender Dakan Islam.Cet.1, IRCiSoD: Yogyakarta, 2019.

Mujibatun, Siti.Pengantar Fiqh Muamalah. Semarang: Lembaga Studi Sosial

dan Agama, 2012

Mulia,Musdah.Ensiklopedia Muslimah Reformis Pokok-Pokok Pemikiran

Untuk Reinterpretasi dan Aksi . Cet. 1, Tangerang Selatan: PT Bentara

Aksara Cahaya, 2020.

----------------------------. Kemuliaan Perempuan dalam Islam, Jakarta: PT Elex

Media Komputindo. 2014.

----------------------------.Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan

Gender, Cet.1, Yogyakarta: Nauvan Pustaka, 2014.

Munti,Ratna Bathara. “Perempuan dan hak-hak politik” dalam T.O Emong

Supardjaja, Laporan Akhir Kompendium Tentang Hak-Hak Perempuan,

Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan

HAM. 2006.Komariah.

Nurcahyo, Abraham. ”Relevansi Budaya Patriaki Dengan Partisipasi Politik

Dan Keterwakilan Perempuan Di Parlemen” , Jurnal Agastya, Vol.

2016, 1 (2016): 25-34.

Sjadzali,Munawir.Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2011

Sahuri, “Perspektif Hukum Islam Dan Ham Tentang Pencabutan Hak Politik

Koruptor(Kajian Hukum Islam dan HAM terhadap Putusan MA No.

1195K/Pid.Sus/2014)”. Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Soekanto, Soerjono.Pengantar Penelitian Hukum.Jakarta : Universitas

Indonesia Press.1984.

----------------------------. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Supardjaja,Komariah Emong.Laporan Akhir Kompendium Tentang Hak-Hak

Perempuan, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen

Hukum dan HAM). 2006.

Umar, Nasaruddin.Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran.Cet.2

Jakarta: Paramadina,2001.

Page 121: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

112

Yunus, Yasril, “Model Pemerintahan Alternatif Nagari yang Partisipatif

dalam Masyarakat Minangkabau”,Demokrasi,Vol. VI, 2, 2007: 124-213.

Profile Nagari Paninjawan, Tahun 2020.

Zakia, Rahima. “Kesetaraan Dan Keadilan Gender Dalam Adat

Minangkabau”Kaffah Jurnal of Gender Studies.Vol. I, 1, (2011): 39-52.

Sumber Website:

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1141/976 akses pada 29

Januari 2021, Pukul 22: 40 Wib.

https://core.ac.uk/download/pdf/11723041.pdf diakses pada 16 November

2020, Pukul 14:00 Wib. http://scholar.unand.ac.id/19666/2/BAB%20I.pdf.diakses pada 12 November 2020.

https://youtube.be/VDsZdsNGZrm diakses pada 12 November 2020.

https://magdalene.co/story/perempuan-di-sumbar-jadi-kepala-daerah-cuma-ilusi

diakses pada 24 Juli 2021 pukul 21:57 Wib.

Sumber Wawancara dan Observasi:

Wawancara dengan Sekretaris KAN Syafril Ilyas Dt. Misagumi, tanggal 24

Maret 2021

Wawancara dengan Ketua KAN Burhan Ali Dt.Bagindo Khatib, tanggal 31

Maret 2021

Wawancara dengan Syafni Yenti, Ketua Bundo Kanduang, tanggal 31

Maret 2021

Wawancara dengan Ketua MUI Nagari tahun 2008-2020 M. Nasir, tanggal 02

April 2021

Sumber Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Peraturan Daerah Sumatera Barat No. 7 Tahun 2018 tentang Nagari.

Page 122: HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM KERAPATAN ADAT …

113

Peraturan Daerah Kabupaten Solok No. 7 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Nagari.