Upload
lytruc
View
241
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
• Pertumbuhan penduduk kota diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk miskin kota.
• Transportasi merupakan kegiatan turunan yang menjadi penyebab dan efek yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.
• Berjalan kaki merupakan salah satu jenis moda transportasi . Pilihan untuk berjalan kaki umumnya dilakukan untuk perjalanan dengan kendaraan bermotor pada jarak pendek hingga 1 km.kendaraan bermotor pada jarak pendek hingga 1 km.
• Keistimewaan berjalan kaki adalah menjadi bagian dari rantai perjalanan. Sehingga, apapun pilihan moda yang digunakan, berjalan kaki selalu ada di dalamnya
• Prasyarat yang harus dipenuhi dalam membangun sistem angkutan umum masal adalah menyiapkan jaringan fasilitas pejalan kaki sebagai akses menggunakan angkutan umum tersebut.
• Kegiatan Walkability city in Yogyakarta merupakan inisiasi yang
dilakukan KPBB bekerja sama dengan SUTIP-GIZ dan Pemerintah Kota
Yogyakarta pada tahun 2011-2012. Launching kegiatan ini telah
dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012.
• Latar belakang pemilihan kota Yogyakarta sebagai kota yang pertama
untuk inisiasi ini adalah beberapa alasan sbb (lanjutan):untuk inisiasi ini adalah beberapa alasan sbb (lanjutan):
• Peningkatan kualitas berjalan kaki dengan penataan pohon perindang di
sepanjang trotoar, menurunkan suhu ruang di kota Yogyakarta, meningkatkan
kualitas udara. Pada akhirnya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
• Peningkatan kualitas berjalan kaki dengan harmonisasi ruang jalan bagi
berbagai kepentingan, akan meningkatkan kerekatan sosial, meningkatkan
perasaan aman karena setiap orang di lingkungan tersebut berinteraksi dengan
baik di ruang jalan yang aman bagi semua umur
Bagian II
Bagian I
Launching
WALKABILITY
Study Lapangan
Bagian V
Yogyakarta Istimewa
Bagi Pejalan Kaki
Proses
Bagian II
Bagian III
Bagian IV
FGD Kecamatan
Rencana Kerja
Bersama-sama
Bagian V
OUT PUT RENCANA AKSI INDIKATOR PERIODE
Baseline data kualitas
fasilitas pejalan kaki
Survey Laporan Survey yang memberikan
gambaran kualitas pejalan kaki
2011/2012
Pemetaan Peta kondisi fasilitas pejalan kaki 2011/2012
Partisipasi masyarakat,
key stakeholder dan
decision makers
Empowering • Terselenggaranya kegiatan partisipasi
masyarakat dalam peningkatan
fasilitas pejalan kaki
• Mulai dilakukan perbaikan fasilitas
pejalan kaki secara spontan oleh
Pemerintah Kota
2011/2012
Pendidikan
Public/Kampanye
• Kesadaran masyarakat dan
pengambil kebijakan dalam
peningkatan fasilitas pejalan kaki
2011/2012
peningkatan fasilitas pejalan kaki
• Kesadaran kelompok kepentingan
tentang hak-hak pejalan kaki
• Kesadaran kelompok kepentingan
untuk memprioritaskan pejalan kaki
dalam mengakses fasilitas pejalan
kaki
Policy Paper Dialog Kebijakan • Keselarasan perspektif tentang
peningkatan fasilitas pejalan kaki
• Position Paper
• Policy Paper
• Draft Regulasi
• Pengesahan Regulasi
2011/2012
Permasalahan utama terkait dengan lalu lintas kendaraan
di Perkotaan dan Kemacetan di Yogyakarta
150,000
200,000
250,000
300,000
Kendaraan di Kota Yogyakarta
motor
sedan
-
50,000
100,000
150,000
2006 2007 2008
sedan
truck
Bus
Gambar. Jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta
Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota
Yogyakarta
> 2 m
32%
< 1m
7%
Lebar Trotoar di Kota Yogyakarta
1-2 m
61%
Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota
Yogyakarta
baik
41%
jelek
14%
Kondisi Permukaan Trotoar di Yogyakarta
cukup
45%
Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota
Yogyakarta
98.46%93.85%
Keberadaan Penghalang di trotoar Yogyakarta
64.62%
tinag listrik/telepon parkir kendaraan pot bunga
APA YANG BISA DILAKUKAN?
� Membiasakan diri berjalan kaki 15-20 menit dalam melakukan perjalanan jarak pendek.
� Mendahulukan pejalan kaki yang akan menyeberang jalan
� Membuat konsensus pembatasan kecepatan kendaraan di kawasan permukiman dengan masyarakat setempat. kawasan permukiman dengan masyarakat setempat. Maksimum kecepatan kendaraan di kawasan permukiman ini adalah 15 km/jam
� Membuat konsensus penggunaan ruang bagi pejalan kaki agar dapat dinikmati bersama, baik sebagai sarana sosial maupun peluang akses kegiatan ekonomi.
40
50
60
70
Perc
en
t
Pada saat anda menyeberang jalan, bagaimana perasaan anda saat itu?
Aman-aman saja Cukup was-was Sangat was-was
Pada saat anda menyeberang jalan, bagaimana perasaan anda
0
10
20
30
40
Perc
en
t
15
20
25
Perc
en
t
Alasannya
Ada petugas
Belum
ramai
Berhati hati &
waspada
Daerah am
an
Harus hati hati
Jalan aman
Jalan terlalu sempit
Kendaraan K
encang
Kendaraan ram
ai
Kendaraan tidak banyak
Masih am
anPengendara tidak tertib
Saat kondisi am
an
Sudah terbiasa
Takut tertabrak
Alasannya
0
5
10
Perc
en
t
20
30
40
Perc
en
t
Menurut anda bagaimana caranya agar pengemudi kendaraan bermotor bersedia memperlambat/menghentikan
kendaraannya untuk memberikan waktu menyeberang jalan dengan aman?
Ada petugas
Ada rambu lalulintas
Berhati hatiDiberi ram
bu rambu
Distop
Jalan pelan pelan
Kurang mem
ahami keselam
atan
Lambai tangan
Maju terus
Menunggu sepi
Patuhi rambu ram
bu
Pelan pelan
Pem
ahaman ram
bu lalulintas
Perhatikan jalan
Sadar lalulintas
0
10
Perc
en
t
60
80
Apakah anda menyeberang jalan pada tenpat yangdisediakan (zebra cross)? apa alasannya?
Selalu Jarang Tidak pernah
Apakah anda menyeberang jalan pada tenpat yangdisediakan
0
20
40
Pe
rcen
t
20
30
40P
erc
en
t
Alasannya
Am
an
Cepat sam
paiJaraknya JauhJarang ada zebra cross
Kadang lalaiSam
a sajaTergantung ada atau tidak
Tergantung tujuannya
Terlalu jauhTidak ada
Alasannya
0
10
20
Perc
en
t
60
80
100
Pe
rcen
t
Apakah Bapak/Ibu bersedia aktif dalam kegiatan meningkatkan kualitas pejalan kaki di lingkungan Bapak/Ibu?
Bersedia Tidak bersedia
0
20
40
60
Pe
rcen
t
Tuan rumah yang memfasilitasi pelaksanaan FGD ini adalah sebagai berikut:
•Kecamatan Kraton
FGD di kecamatan Kraton diselenggarakan pada tanggal 19 April 2012 pada pukul 09.30-
11.45 dan dihadiri perwakilan dari Kecamatan Gondomanan, Kecamatan Wirobrajan,
Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Kraton sebagai tuan rumah. Unsur masyarakat
yang hadir pada kegiatan ini adalah dari PKK, LPMK, Karang Taruna, Pejabat Lurah.
•Kecamatan Jetis
FGD di kecamatan Jetis diselenggarakan pada tanggal 20 April 2012 pada.
pukul 09.30-11.45. FGD ini dihadiri perwakilan dari, Kecamatan Gedong
Tengen, Kecamatan Tegal Rejo dan Kecamatan Jetis sebagai tuan rumah.
Unsur masyarakat yang hadir pada kegiatan ini adalah dari PKK, LPMK,
Karang Taruna, Pejabat Lurah, dan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia
(APKLI).(APKLI).
•Kecamatan Danurejan
FGD di kecamatan Kraton diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2012 pada
pukul 09.30-11.45 dan dihadiri perwakilan dari Kecamatan Gondomanan,
Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Kraton
sebagai tuan tumah. Unsur masyarakat yang hadir pada kegiatan ini
adalah dari PKK, LPMK, Karang Taruna, Pejabat Lurah.
Posisi masyarakat dalam hal kebijakan pengaturan ruang pejalan kaki
dan fakta yang ada di lapangan, dikelompokkan pada 6 (enam) kategori,
yaitu:
•Lebar trotoar minimumMasyarakat kota Yogyakarta menginginkan lebar trotoar minimum yang bebas dari
berbagai gangguan adalah 1,5 meter untuk kategori jalan primer maupun jalan kolektor.
“Saya menginginkan trotoar itu bisa nyaman untuk dilalui pejalan kaki dengan arah yang
berbeda dalam satu trotoar” (LMK Wirobrajan)
•Aksesibilitas dan Keselamatan Pejalan Kaki•Aksesibilitas dan Keselamatan Pejalan Kaki
“kami menginginkan trotoar ini aman dan nyaman untuk digunakan, bukan
hanya bagi orang yang sehat fisiknya, tetapi juga bagi difabel” (PKK
Gondomanan)
“Permasalahan lain yang dihadapi saat ini adalah kelompok masyarakat lansia
yang kurang diperhatikan keselamatannya saat menggunakan trotoar yang naik
turun dan permukaannya tidak rata” (FGD Danurejan)
•Keberadaan penghalang
•“Ada banyak buis-buis beton pohon perindang sehingga trotoar habis terokupasi. Ke
depan harus ada upaya peningkatan kenyamanan” (FGD Kec. Kraton)
•“Trotoarnya selain diganggu dengan pot bunga, juga karena dipakai oleh halter
Transjogja.” (FGD Kec. Mergangsan)
•Keberadaan Pohon Pelindung
•“Sebaiknya jenis pohon perindang yang ditanam di setiap wilayah, selain berfungsi
sebagai peneduh juga disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan produktifnya. Misal
tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami dalam proses
membatik” (PKK Kec. Mergangsan)
“panasnya suhu udara kota Jogja akibat ketiadaan pohon perindang di sepanjang
trotoar membuat orang malas berjalan kaki” (FGD Kec. Danurejan)
•Alih Fungsi Ruang Pejalan Kaki•Sebagian besar masyarakat menyatakan terganggu dengan keberadaan pedagang kaki lima,
parkir kendaraan di trotoar, dan barang-barang toko yang di display di trotoar.
“PKL ini memang harus diatur saat masih sedikit, dari kelompok PKK menginginkan dikembalikan
untuk menjamin keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki” (FGD Kec. Kraton)“
•Regulasi Penataan Fungsi Ruang Pejalan Kaki
“Dibutuhkan komitmen pemerintah kota dan jajarannya untuk menata PKL. PKL ini
adalah orang yang berasal dari luar kota Jogjakarta. Perlu keberanian dan ketegasan
untuk mengaturnya, konsisten menegakkan aturan untuk membersihkan PKL. Jogja,
surganya PKL” (FGD Kec. Kraton)”.
“Regulasi pemerintah ini sebaiknya diinformasikan pada masyarakat supaya kami bisa “Regulasi pemerintah ini sebaiknya diinformasikan pada masyarakat supaya kami bisa
berperan aktif melakukan kontrol sosial di lingkungan masing-masing” ” (FGD Kec.
Kraton).
Selain persoalan komitmen dan sosialisasi terhadap regulasi penataan fungsi ruang
pejalan kaki ini, masyarakat kota Yogyakarta juga menginginkan perubahan proporsi
ruang yang dapat digunakan oleh PKL.
“PKL hanya boleh menempati 30% dari lebar trotoar yng memungkinkan (2 meter) ”
(FGD Kec. Danurejan).
Rencana Aksi Masyarakat
Rencana aksi yang disepakati oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasi aktif
masyarakat kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas berjalan kaki di
lingkungannya masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Menyingkirkan pot-pot dan meletakkan sesuai dengan tempatnya agar tidak
menganggu pejalan kaki
2. Diperlukan pengaturan yang konkret khususnya untuk mengakomodir
aksesibilitas difabel dan lansia.
3. Dinas Perhubungan dan Trantib diminta mendukung upaya masyarakat
menjaga fungsi ruang pejalan kaki dengan melakukan kontrol setiap bulannya menjaga fungsi ruang pejalan kaki dengan melakukan kontrol setiap bulannya
untuk mengatasi parkir liar
4. Peningkatan keamanan di sepanjang jalur pejalan kaki dengan menyediakan
penerangan di sepanjang trotoar.
5. Perlu menambah lahan alternatif yang dimanfaatkan sebagai ruang terbuka
untuk bersosialisasi masyarakat agar ada komunikasi antar masyarakat.
Ruang terbuka ini dapat menjadi alternatif tempat bagi PKL dengan memenuhi
syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh masyarakat
6. Sinergitas ditingkat kewilayahan ditingkatkan untuk menjaga konsistensi
penaatan hukum, terutama dalam hal pembatasan kecepatan kendaraan di
jalan lingkungan dan pemberian prioritas bagi pejalan kaki yang menyeberang
jalan.
DEKLARASI OLEH KETUA PAGUYUBAN PKL
IKRAR DEKLARASI JALAN HAYAM WURUK SEBAGAI KAWASAN LAYAK PEJALAN KAKI
Kami segenap yang hadir pagi ini dan segenap komunitas masyarakat Jalan Hayam Wuruk akan
bersama-sama mendukung dan berperan aktif untuk terwujudnya Jogja Istimewa bagi
Pejalan Kaki khususnya Kawasan Jalan Hayam Wuruk Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta
dengan mewujudkan lingkungan yang memberi akses bagi pejalan kaki, lingkungan yang
bersih, tertib, indah, aman dan nyaman.Kami sadar ikrar ini didengar oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa/Smoga Alloh meridhoi ikrar ini. Aamin.
Yogyakarta, 10 Juni 2012
PENGGARISAN MARKA PEJALAN KAKI & PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
WALHI, KPBB, POLDA, BLH, DISKIMPRASWIL, DISHUB, DISPARBUD, DISPERINDAGKOPTAN, DINTIB, KE
CAMATAN, POLSEK, KORAMIL, PUSKESMAS, KUA, LPMK, BKM, RW/RT, PRAMUKA, TAGANA, FKPM, P
AGUYUBAN PKL, PARKIR, PENGUSAHA JL. HAYAM WURUK, RELAWAN, DLL.
HARAPANHARAPAN
• Menjadi rute pejalan kaki dari Stasiun Lempuyangan menuju Malioboro
• Menjadi kawasan penyangga Malioboro yang handal dengan mengedepankan kawasan wisata kuliner, ramah lingkungan & berbasis masyarakat
Implementasi di kecamatan Implementasi di kecamatan
Umbul Hardjo
Deklarasi Kecamatan Umbul Hardjo sebagai Kawasan Ramah Pejalan Kaki
Advokasi tepat menghasilkan Sinergi Pemerintah dan
Komponen Masyarakat untuk Perbaikan Kualitas berjalan Kaki
Perlu Gerakan Advokasi Meningkatkan Kualitas Berjalan
kaki dilakukan Paralel, Berkesinambungan dan
Konsisten di Seluruh Kota.