50
Hak Pejalan Kaki di Indonesia Kendala dan Harapan Andi Rahmah Masyarakat Transportasi Indonesia

Hak Pejalan Kaki di Indonesia - Australia Awardsaustraliaawardsindonesia.org/files/arg/jalankaki/Hak Pejalan Kaki... · Membiasakan diri berjalan kaki 15-20 menit dalam ... Posisi

  • Upload
    lytruc

  • View
    241

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Hak Pejalan Kaki di Indonesia

Kendala dan Harapan

Andi Rahmah

Masyarakat Transportasi Indonesia

PENDAHULUAN

• Pertumbuhan penduduk kota diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk miskin kota.

• Transportasi merupakan kegiatan turunan yang menjadi penyebab dan efek yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

• Berjalan kaki merupakan salah satu jenis moda transportasi . Pilihan untuk berjalan kaki umumnya dilakukan untuk perjalanan dengan kendaraan bermotor pada jarak pendek hingga 1 km.kendaraan bermotor pada jarak pendek hingga 1 km.

• Keistimewaan berjalan kaki adalah menjadi bagian dari rantai perjalanan. Sehingga, apapun pilihan moda yang digunakan, berjalan kaki selalu ada di dalamnya

• Prasyarat yang harus dipenuhi dalam membangun sistem angkutan umum masal adalah menyiapkan jaringan fasilitas pejalan kaki sebagai akses menggunakan angkutan umum tersebut.

Studi Kasus: Kota Yogyakarta

• Kegiatan Walkability city in Yogyakarta merupakan inisiasi yang

dilakukan KPBB bekerja sama dengan SUTIP-GIZ dan Pemerintah Kota

Yogyakarta pada tahun 2011-2012. Launching kegiatan ini telah

dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012.

• Latar belakang pemilihan kota Yogyakarta sebagai kota yang pertama

untuk inisiasi ini adalah beberapa alasan sbb (lanjutan):untuk inisiasi ini adalah beberapa alasan sbb (lanjutan):

• Peningkatan kualitas berjalan kaki dengan penataan pohon perindang di

sepanjang trotoar, menurunkan suhu ruang di kota Yogyakarta, meningkatkan

kualitas udara. Pada akhirnya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

• Peningkatan kualitas berjalan kaki dengan harmonisasi ruang jalan bagi

berbagai kepentingan, akan meningkatkan kerekatan sosial, meningkatkan

perasaan aman karena setiap orang di lingkungan tersebut berinteraksi dengan

baik di ruang jalan yang aman bagi semua umur

Bagian II

Bagian I

Launching

WALKABILITY

Study Lapangan

Bagian V

Yogyakarta Istimewa

Bagi Pejalan Kaki

Proses

Bagian II

Bagian III

Bagian IV

FGD Kecamatan

Rencana Kerja

Bersama-sama

Bagian V

OUT PUT RENCANA AKSI INDIKATOR PERIODE

Baseline data kualitas

fasilitas pejalan kaki

Survey Laporan Survey yang memberikan

gambaran kualitas pejalan kaki

2011/2012

Pemetaan Peta kondisi fasilitas pejalan kaki 2011/2012

Partisipasi masyarakat,

key stakeholder dan

decision makers

Empowering • Terselenggaranya kegiatan partisipasi

masyarakat dalam peningkatan

fasilitas pejalan kaki

• Mulai dilakukan perbaikan fasilitas

pejalan kaki secara spontan oleh

Pemerintah Kota

2011/2012

Pendidikan

Public/Kampanye

• Kesadaran masyarakat dan

pengambil kebijakan dalam

peningkatan fasilitas pejalan kaki

2011/2012

peningkatan fasilitas pejalan kaki

• Kesadaran kelompok kepentingan

tentang hak-hak pejalan kaki

• Kesadaran kelompok kepentingan

untuk memprioritaskan pejalan kaki

dalam mengakses fasilitas pejalan

kaki

Policy Paper Dialog Kebijakan • Keselarasan perspektif tentang

peningkatan fasilitas pejalan kaki

• Position Paper

• Policy Paper

• Draft Regulasi

• Pengesahan Regulasi

2011/2012

Permasalahan utama terkait dengan lalu lintas kendaraan

di Perkotaan dan Kemacetan di Yogyakarta

150,000

200,000

250,000

300,000

Kendaraan di Kota Yogyakarta

motor

sedan

-

50,000

100,000

150,000

2006 2007 2008

sedan

truck

Bus

Gambar. Jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta

kendala

Hasil Temuan Hasil Temuan

Walkability IndexWalkability Index

Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota

Yogyakarta

> 2 m

32%

< 1m

7%

Lebar Trotoar di Kota Yogyakarta

1-2 m

61%

Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota

Yogyakarta

baik

41%

jelek

14%

Kondisi Permukaan Trotoar di Yogyakarta

cukup

45%

Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota

Yogyakarta

98.46%93.85%

Keberadaan Penghalang di trotoar Yogyakarta

64.62%

tinag listrik/telepon parkir kendaraan pot bunga

Kondisi Fasilitas Pejalan Kaki di Kota

Yogyakarta

tidak ada

27%

Sinyal di Persimpangan

ada

73%

harapan

Advokasi yang tepat, Menghasilkan Perubahan

APA YANG BISA DILAKUKAN?

� Membiasakan diri berjalan kaki 15-20 menit dalam melakukan perjalanan jarak pendek.

� Mendahulukan pejalan kaki yang akan menyeberang jalan

� Membuat konsensus pembatasan kecepatan kendaraan di kawasan permukiman dengan masyarakat setempat. kawasan permukiman dengan masyarakat setempat. Maksimum kecepatan kendaraan di kawasan permukiman ini adalah 15 km/jam

� Membuat konsensus penggunaan ruang bagi pejalan kaki agar dapat dinikmati bersama, baik sebagai sarana sosial maupun peluang akses kegiatan ekonomi.

Hasil Temuan

Persepsi

MasyarakatMasyarakat

(Interview, 800

responden)

40

50

60

70

Perc

en

t

Pada saat anda menyeberang jalan, bagaimana perasaan anda saat itu?

Aman-aman saja Cukup was-was Sangat was-was

Pada saat anda menyeberang jalan, bagaimana perasaan anda

0

10

20

30

40

Perc

en

t

15

20

25

Perc

en

t

Alasannya

Ada petugas

Belum

ramai

Berhati hati &

waspada

Daerah am

an

Harus hati hati

Jalan aman

Jalan terlalu sempit

Kendaraan K

encang

Kendaraan ram

ai

Kendaraan tidak banyak

Masih am

anPengendara tidak tertib

Saat kondisi am

an

Sudah terbiasa

Takut tertabrak

Alasannya

0

5

10

Perc

en

t

20

30

40

Perc

en

t

Menurut anda bagaimana caranya agar pengemudi kendaraan bermotor bersedia memperlambat/menghentikan

kendaraannya untuk memberikan waktu menyeberang jalan dengan aman?

Ada petugas

Ada rambu lalulintas

Berhati hatiDiberi ram

bu rambu

Distop

Jalan pelan pelan

Kurang mem

ahami keselam

atan

Lambai tangan

Maju terus

Menunggu sepi

Patuhi rambu ram

bu

Pelan pelan

Pem

ahaman ram

bu lalulintas

Perhatikan jalan

Sadar lalulintas

0

10

Perc

en

t

60

80

Apakah anda menyeberang jalan pada tenpat yangdisediakan (zebra cross)? apa alasannya?

Selalu Jarang Tidak pernah

Apakah anda menyeberang jalan pada tenpat yangdisediakan

0

20

40

Pe

rcen

t

20

30

40P

erc

en

t

Alasannya

Am

an

Cepat sam

paiJaraknya JauhJarang ada zebra cross

Kadang lalaiSam

a sajaTergantung ada atau tidak

Tergantung tujuannya

Terlalu jauhTidak ada

Alasannya

0

10

20

Perc

en

t

60

80

100

Pe

rcen

t

Apakah Bapak/Ibu bersedia aktif dalam kegiatan meningkatkan kualitas pejalan kaki di lingkungan Bapak/Ibu?

Bersedia Tidak bersedia

0

20

40

60

Pe

rcen

t

Hasil Temuan

Persepsi

MasyarakatMasyarakat

(FGD, 14

Kecamatan)

Tuan rumah yang memfasilitasi pelaksanaan FGD ini adalah sebagai berikut:

•Kecamatan Kraton

FGD di kecamatan Kraton diselenggarakan pada tanggal 19 April 2012 pada pukul 09.30-

11.45 dan dihadiri perwakilan dari Kecamatan Gondomanan, Kecamatan Wirobrajan,

Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Kraton sebagai tuan rumah. Unsur masyarakat

yang hadir pada kegiatan ini adalah dari PKK, LPMK, Karang Taruna, Pejabat Lurah.

•Kecamatan Jetis

FGD di kecamatan Jetis diselenggarakan pada tanggal 20 April 2012 pada.

pukul 09.30-11.45. FGD ini dihadiri perwakilan dari, Kecamatan Gedong

Tengen, Kecamatan Tegal Rejo dan Kecamatan Jetis sebagai tuan rumah.

Unsur masyarakat yang hadir pada kegiatan ini adalah dari PKK, LPMK,

Karang Taruna, Pejabat Lurah, dan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia

(APKLI).(APKLI).

•Kecamatan Danurejan

FGD di kecamatan Kraton diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2012 pada

pukul 09.30-11.45 dan dihadiri perwakilan dari Kecamatan Gondomanan,

Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Kraton

sebagai tuan tumah. Unsur masyarakat yang hadir pada kegiatan ini

adalah dari PKK, LPMK, Karang Taruna, Pejabat Lurah.

Posisi masyarakat dalam hal kebijakan pengaturan ruang pejalan kaki

dan fakta yang ada di lapangan, dikelompokkan pada 6 (enam) kategori,

yaitu:

•Lebar trotoar minimumMasyarakat kota Yogyakarta menginginkan lebar trotoar minimum yang bebas dari

berbagai gangguan adalah 1,5 meter untuk kategori jalan primer maupun jalan kolektor.

“Saya menginginkan trotoar itu bisa nyaman untuk dilalui pejalan kaki dengan arah yang

berbeda dalam satu trotoar” (LMK Wirobrajan)

•Aksesibilitas dan Keselamatan Pejalan Kaki•Aksesibilitas dan Keselamatan Pejalan Kaki

“kami menginginkan trotoar ini aman dan nyaman untuk digunakan, bukan

hanya bagi orang yang sehat fisiknya, tetapi juga bagi difabel” (PKK

Gondomanan)

“Permasalahan lain yang dihadapi saat ini adalah kelompok masyarakat lansia

yang kurang diperhatikan keselamatannya saat menggunakan trotoar yang naik

turun dan permukaannya tidak rata” (FGD Danurejan)

•Keberadaan penghalang

•“Ada banyak buis-buis beton pohon perindang sehingga trotoar habis terokupasi. Ke

depan harus ada upaya peningkatan kenyamanan” (FGD Kec. Kraton)

•“Trotoarnya selain diganggu dengan pot bunga, juga karena dipakai oleh halter

Transjogja.” (FGD Kec. Mergangsan)

•Keberadaan Pohon Pelindung

•“Sebaiknya jenis pohon perindang yang ditanam di setiap wilayah, selain berfungsi

sebagai peneduh juga disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan produktifnya. Misal

tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami dalam proses

membatik” (PKK Kec. Mergangsan)

“panasnya suhu udara kota Jogja akibat ketiadaan pohon perindang di sepanjang

trotoar membuat orang malas berjalan kaki” (FGD Kec. Danurejan)

•Alih Fungsi Ruang Pejalan Kaki•Sebagian besar masyarakat menyatakan terganggu dengan keberadaan pedagang kaki lima,

parkir kendaraan di trotoar, dan barang-barang toko yang di display di trotoar.

“PKL ini memang harus diatur saat masih sedikit, dari kelompok PKK menginginkan dikembalikan

untuk menjamin keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki” (FGD Kec. Kraton)“

•Regulasi Penataan Fungsi Ruang Pejalan Kaki

“Dibutuhkan komitmen pemerintah kota dan jajarannya untuk menata PKL. PKL ini

adalah orang yang berasal dari luar kota Jogjakarta. Perlu keberanian dan ketegasan

untuk mengaturnya, konsisten menegakkan aturan untuk membersihkan PKL. Jogja,

surganya PKL” (FGD Kec. Kraton)”.

“Regulasi pemerintah ini sebaiknya diinformasikan pada masyarakat supaya kami bisa “Regulasi pemerintah ini sebaiknya diinformasikan pada masyarakat supaya kami bisa

berperan aktif melakukan kontrol sosial di lingkungan masing-masing” ” (FGD Kec.

Kraton).

Selain persoalan komitmen dan sosialisasi terhadap regulasi penataan fungsi ruang

pejalan kaki ini, masyarakat kota Yogyakarta juga menginginkan perubahan proporsi

ruang yang dapat digunakan oleh PKL.

“PKL hanya boleh menempati 30% dari lebar trotoar yng memungkinkan (2 meter) ”

(FGD Kec. Danurejan).

Rencana Aksi Masyarakat

Rencana aksi yang disepakati oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasi aktif

masyarakat kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas berjalan kaki di

lingkungannya masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Menyingkirkan pot-pot dan meletakkan sesuai dengan tempatnya agar tidak

menganggu pejalan kaki

2. Diperlukan pengaturan yang konkret khususnya untuk mengakomodir

aksesibilitas difabel dan lansia.

3. Dinas Perhubungan dan Trantib diminta mendukung upaya masyarakat

menjaga fungsi ruang pejalan kaki dengan melakukan kontrol setiap bulannya menjaga fungsi ruang pejalan kaki dengan melakukan kontrol setiap bulannya

untuk mengatasi parkir liar

4. Peningkatan keamanan di sepanjang jalur pejalan kaki dengan menyediakan

penerangan di sepanjang trotoar.

5. Perlu menambah lahan alternatif yang dimanfaatkan sebagai ruang terbuka

untuk bersosialisasi masyarakat agar ada komunikasi antar masyarakat.

Ruang terbuka ini dapat menjadi alternatif tempat bagi PKL dengan memenuhi

syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh masyarakat

6. Sinergitas ditingkat kewilayahan ditingkatkan untuk menjaga konsistensi

penaatan hukum, terutama dalam hal pembatasan kecepatan kendaraan di

jalan lingkungan dan pemberian prioritas bagi pejalan kaki yang menyeberang

jalan.

Implementasi di kecamatan Implementasi di kecamatan

Danurejan

Masyarakat Melakukan Perubahan

DEKLARASI OLEH KETUA PAGUYUBAN PKL

IKRAR DEKLARASI JALAN HAYAM WURUK SEBAGAI KAWASAN LAYAK PEJALAN KAKI

Kami segenap yang hadir pagi ini dan segenap komunitas masyarakat Jalan Hayam Wuruk akan

bersama-sama mendukung dan berperan aktif untuk terwujudnya Jogja Istimewa bagi

Pejalan Kaki khususnya Kawasan Jalan Hayam Wuruk Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta

dengan mewujudkan lingkungan yang memberi akses bagi pejalan kaki, lingkungan yang

bersih, tertib, indah, aman dan nyaman.Kami sadar ikrar ini didengar oleh Tuhan Yang Maha

Kuasa/Smoga Alloh meridhoi ikrar ini. Aamin.

Yogyakarta, 10 Juni 2012

PENGGARISAN MARKA PEJALAN KAKI & PEMBERSIHAN LINGKUNGAN

WALHI, KPBB, POLDA, BLH, DISKIMPRASWIL, DISHUB, DISPARBUD, DISPERINDAGKOPTAN, DINTIB, KE

CAMATAN, POLSEK, KORAMIL, PUSKESMAS, KUA, LPMK, BKM, RW/RT, PRAMUKA, TAGANA, FKPM, P

AGUYUBAN PKL, PARKIR, PENGUSAHA JL. HAYAM WURUK, RELAWAN, DLL.

Komunikasi dengan Masyarakat Dibina

HARAPANHARAPAN

• Menjadi rute pejalan kaki dari Stasiun Lempuyangan menuju Malioboro

• Menjadi kawasan penyangga Malioboro yang handal dengan mengedepankan kawasan wisata kuliner, ramah lingkungan & berbasis masyarakat

Implementasi di kecamatan Implementasi di kecamatan

Umbul Hardjo

Deklarasi Kecamatan Umbul Hardjo sebagai Kawasan Ramah Pejalan Kaki

Advokasi tepat menghasilkan Sinergi Pemerintah dan

Komponen Masyarakat untuk Perbaikan Kualitas berjalan Kaki

Bagaimana Kota Lain?

Perlu Gerakan Advokasi Meningkatkan Kualitas Berjalan

kaki dilakukan Paralel, Berkesinambungan dan

Konsisten di Seluruh Kota.

“A city is more civilised not

when it has highways, but

when a child in tricycle is able

to move about everywhere

with ease and safety”

(Enrique Penalosa)

Terima kasih