8
Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154) Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T) PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR WALKABILITY STUDI KASUS: KORIDOR JALAN PANGERAN ANTASARI Sabilla Atwinda Rafi 1 Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA, Jl. Terusan Ryacudu, Jati Agung Lampung Selatan. [email protected] ABSTRAK Walkability merupakan kondisi sejauh mana lingkungan bersifat ramah dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki, walkability juga merupakan gagasan untuk menciptakan suatu kawasan yang memiliki fasilitas lengkap yang dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Penerapan standar walkability dalam jalur pejalan kaki merupakan aspek utama dalam merencanakan dan menyediakan jalur pejalan kaki dalam lingkup perkotaan. Lokasi penelitian berada di koridor jalan Pangeran Antasari sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan panjang koridor jalan 2,25 km tidak memiliki jalur pejalan kaki yang memadai untuk digunakan. Dengan hirarki jalan arteri sekunder, keberadaan pejalan kaki tidak aman jika menggunakan jalur pejalan kaki dalam kondisi tidak walkable dan berdampingan dengan kegiatan kendaraan bermotor dengan kecepatan 30 km per jam sampai 60 km per jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penataan jalur pejalan kaki yang walkable dilokasi penelitian dengan penerapan nilai-nilai walkability. Untuk mengetahui sejauh mana walkability jalur pejalan kaki dilakukan perhitungan walkability index berdasarkan persepsi responden yang menggunakan jalur pejalan kaki di lokasi penelitian. Dengan menggunakan analisis walkability index dari asian development bank (2011), penelitian ini mengambil sampel masyarakat Kota Bandar Lampung yang pernah menggunakan jalur pejalan kaki di koridor Jalan Pangeran Antasari menggunakan metode purposive sampling didapatkan 100 responden untuk menilai walkability index. Hasil penelitian ini menghasilkan nilai walkability index sebesar 48,9 (not walkable) yang artinya sedikit fasilitas yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau hampir seluruh fasilitas dan kegiatan memerlukan kendaraan bermotor pada koridor Jalan Pangeran Antasari. Sehingga perlu dilakukan perumusan penataan jalur pejalan kaki dengan menerapkan indikator-indikator walkability agar penggunaan jalur pejalan kaki bersifat walkable digunakan bagi pejalan kaki. Kata Kunci: Walkability Index, Jalur Pejalan Kaki, Penataan. PENDAHULUAN Berjalan kaki merupakan alat pergerakan untuk internal kota serta satu- satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka yang ada di aktivitas komersil dan kultural lingkungan kehidupan

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus

Koridor Jalan Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T.,

M.T)

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR

WALKABILITY

STUDI KASUS: KORIDOR JALAN PANGERAN ANTASARI

Sabilla Atwinda Rafi1

Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA, Jl. Terusan Ryacudu, Jati Agung

Lampung Selatan.

[email protected]

ABSTRAK

Walkability merupakan kondisi sejauh mana lingkungan bersifat ramah

dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki, walkability juga merupakan gagasan

untuk menciptakan suatu kawasan yang memiliki fasilitas lengkap yang dapat

dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Penerapan standar walkability dalam jalur

pejalan kaki merupakan aspek utama dalam merencanakan dan menyediakan jalur

pejalan kaki dalam lingkup perkotaan. Lokasi penelitian berada di koridor jalan

Pangeran Antasari sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan panjang

koridor jalan 2,25 km tidak memiliki jalur pejalan kaki yang memadai untuk

digunakan. Dengan hirarki jalan arteri sekunder, keberadaan pejalan kaki tidak

aman jika menggunakan jalur pejalan kaki dalam kondisi tidak walkable dan

berdampingan dengan kegiatan kendaraan bermotor dengan kecepatan 30 km per

jam sampai 60 km per jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana penataan jalur pejalan kaki yang walkable dilokasi penelitian dengan

penerapan nilai-nilai walkability. Untuk mengetahui sejauh mana walkability jalur

pejalan kaki dilakukan perhitungan walkability index berdasarkan persepsi

responden yang menggunakan jalur pejalan kaki di lokasi penelitian. Dengan

menggunakan analisis walkability index dari asian development bank (2011),

penelitian ini mengambil sampel masyarakat Kota Bandar Lampung yang pernah

menggunakan jalur pejalan kaki di koridor Jalan Pangeran Antasari menggunakan

metode purposive sampling didapatkan 100 responden untuk menilai walkability

index. Hasil penelitian ini menghasilkan nilai walkability index sebesar 48,9 (not

walkable) yang artinya sedikit fasilitas yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki

atau hampir seluruh fasilitas dan kegiatan memerlukan kendaraan bermotor pada

koridor Jalan Pangeran Antasari. Sehingga perlu dilakukan perumusan penataan

jalur pejalan kaki dengan menerapkan indikator-indikator walkability agar

penggunaan jalur pejalan kaki bersifat walkable digunakan bagi pejalan kaki.

Kata Kunci: Walkability Index, Jalur Pejalan Kaki, Penataan.

PENDAHULUAN

Berjalan kaki merupakan alat

pergerakan untuk internal kota serta satu-

satunya alat untuk memenuhi kebutuhan

interaksi tatap muka yang ada di aktivitas

komersil dan kultural lingkungan kehidupan

Page 2: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

kota (John Fruin, 1979). Walkabilitas

perkotaan merupakan sebuah kota dimana

orang menjadikan berjalan kaki sebagai tujuan

utama mereka (Walking Plan For Londos,

2004), yang mampu menjangkau kegiatan

pada lingkup perkotaan hanya dengan berjalan

kaki. Walkability Index (WI) adalah ukuran

untuk menilai kondisi kelayakan berjalan

secara kualitatif pada jalur pejalan kaki

(Krambeck, 2006), dalam Victoria Transport

Policy Institute (VTPI,2014) menjelaskan

bahwa dalam perhitungan walkability

memperhitungkan beberapa paramater yaitu

rasa aman dalam berjalan, kenyamanan,

konektivitas jalur pejalan kaki serta kualitas

fasilitas yang ada.

Kota Bandar Lampung merupakan

kota yang sedang mengalami kenaikan

pertumbuhan ekonomi dibuktikan dengan

tumbuh banyak kawasan ekonomi di Kota

Bandar Lampung. Seiring dengan banyaknya

pertumbuhan kawasan ekonomi yang bergerak

pada bidang perdagangan dan jasa, makin

timbul juga permasalahan pada lingkup

perkotaan seperti kemacetan akibat tingginya

volume kendaraan pribadi, banyak pkl

disepanjang kawasan perdagangan dan jasa

serta isu yang dapat mengganggu lingkungan

secara berkelanjutan. Oleh karena masalah-

masalah diatas, penggunaan ruang jalan untuk

jalur pejalan kaki semakin tidak diperhatikan

dan terabaikan, banyak kendaraan dan pkl

yang menggunakan jalur pejalan kaki sehingga

fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal

terlayani. Dengan masalah diatas dan kondisi

jalur yang tidak baik, akibatnya banyak

pejalan kaki yang menggunakan badan jalan

sebagai tempat untuk berjalan sehingga dapat

membahayakan para pejalan kaki yang tidak

terlayani kegiatannya.

LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada

koridor jalan Pangeran Antasari dengan

hirarki jalan arteri sekunder dan fungsi

kegiatan utama dominan yaitu

perdagangan dan jasa. Pemilihan lokasi ini

didasarkan akan kebutuhan berjalan pada

koridor jalan Pangeran Antasari belum

terlayani dengan baik dikarenakan tidak

tersedianya jalur pejalan kaki yang bersifat

walkable. Secara administrasi lokasi ini

berada di sepanjang kecamatan kedamaian

dengan panjang koridor lokasi penelitian

yaitu 2,25km seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1 Lokasi Penelitian (warna kuning)

Sumber: Hasil Deliniasi Peneliti

METODE PENELITIAN

1. Indikator Penelitian

Sebelumnya terdapat 2 analisa yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

walkability index untuk mengetahui nilai

walkability pada lokasi peneliti dan

selanjutnya yang terakhir analisa volume

pejalan kaki untuk mengetahui kebutuhan jalur

pejalan kaki sesuai dengan volume pejalan

kaki yang ada pada koridor penelitian.

Indikator penelitian yang akan digunakan

dalam penelitiain ini mengacu kepada

indikator yang ada dalam Global Walkability

Index (Krembeck,2006) dan Asian

Development Bank, 2011. Dalam dua indikator

yang digunakan tersebut, variabel akan

dijadikan acuan dalam tiap sasaran penelitian.

Terdapat 6 indikator dan 16 variabel dari dua

literatur yang digunakan setelah dilakukan

sintesa disesuaikan dengan kebutuhan lokasi

penelitian.

Page 3: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

Tabel 1 Indikator Penilaian Walkability

N

o Indikator Penilaian

Sumber

1 Kenyamanan berjalan kaki

Asian

Developmen

t Bank

(2011)

2 Kemananan berjalan kaki

3 Kemenerusan infrastruktur

pejalan kaki

4 Ketersedian Penyeberangan

5 Perilaku Pengendara bermotor

6 Infrastruktur Penyandang

Cacat

Sumber: Hasil Sintesa Peneliti.

Untuk mengetahui tingkat walkability

pada analisis dua dibutuhkan responden,

dengan jumlah sample 100 masyarakat Kota

Bandar Lampung yang telah menggunakan

jalur pejalan kaki pada koridor penelitian.

Untuk analisis 1 indikator yang digunakan

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian,

yaitu mengamati lokasi penelitian dan

menyimpulkan masalah yang ada berdasarkan

acuan dari literatur ADB dan Permen PU.

Analisis 3 menggunakan indikator jumlah

pejalan kaki untuk mengetahui volume pejalan

kaki.

2. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini terbagi menjadi 3 metode, yaitu:

2.1 Mengidentifikasi tingkat walkability

index berdasarkan persepsi masyarakat

Identifikasi Tingkat Walkability pada

Koridor Jalan Pangeran Antasari

menggunakan data primer dengan teknik

pengambilan data kuesioner. Dibutuhkan

tingkat walkability sebagai alat penataan

dalam merumuskan jalur pejalan kaki pada

hasil dari penelitian ini. Dalam penelitian ini,

pengukuran kuesioner menggunakan skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

pendapat, persepsi, dan sikap sekelompok

orang yang dijadikan responden. Responden

dalam penelitian ini masyarakat Kota Bandar

Lampung yang jumlah populasi nya ditetapkan

melalui metode slovin, metode slovin menurut

(Sugiyono, 2011:87) digunakan karena metode

slovin bersifat representative agar hasil

penelitian dapat digeneralisasikan dengan

jumlah responden 100.

Selanjutnya untuk perhitungan walkability

index dibagi menjadi 3 hasil atau skor seperti

dibawah ini:

Tabel 2 Index Nilai Walkability

Skor Keterangan Rating

>70 Dalam melakukan

kegiatan harian tidak

membutuhkan

kendaraan bermotor

atau sebagian besar

kegiatan dilakukan

dengan berjalan kaki.

Highly

Walkable

50-

70

Beberapa fasilitas

dapat dijangkau

dengan berjalan kaki

Waiting to

Walk

<50 Sedikiti fasilitas yang

dapat dijangkau

dengan berjalan kaki

atau hampir seluruh

fasilitas dan kegiatan

memerlukan

kendaraan bermotor.

Not

Walkable

Setelah skor setiap bobot atribut

didapatkan kemudian dilakukan perhitungan

analisis walkability dengan menggunakan

rumus berikut.

𝐖𝐈 =∑

𝒏𝒋 = 𝟏

(𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒙 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕)

𝒊

Keterangan:

WI: Walkability Indeks

j: Parameter

n: Jumlah Parameter

i: Jumlah Ruas

sumber: Asian Develpoment Bank,

2011

Page 4: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

2.2 Merumuskan Penataan Jalur

Pejalan Kaki berdasarkan hasil

Walkability Index

Untuk menjawab sasaran ke-3 ini,

sebelum melakukan perumusan penataan

dilakukan perhitungan volume jalur pejalan

kaki terlebih dahulu. Kemudian berdasarkan

dua analisis sebelumnya dilakukan penataan

dengan memerhatikan hasil analisis, studi

preseden yang telah dilakukan, dan indikator

walkability yang akan diterapkan pada

rumusan penataan jalur pejalan kaki. Analisis

volume pejalan kaki dibutuhkan untuk

mengetahui berapa jumlah volume

masyarakat pengguna jalur pejalan kaki

yang nantinya akan dihitung kebutuhan

jalur pejalan kaki minimal yang disesuaikan

dengan volume pejalan kaki yang ada. .

Informasi dan data yang didapatkan dari

hasil analisa ini akan digunakan sebagai

dasar perhitungan lebar (W) jalur pejalan

kaki yang akan direncanakan sesuai dengan

kebutuhan dan juga yang berdasarkan hasil

perhitungan dengan rumus dibawah ini:

W = 𝑣

35+ 𝑁……………(1)

Keterangan:

W = Lebar Jalur pejalan kaki (meter)

V= Volume Pejalan Kaki/ dua arah

(orang/meter/menit)

N= Standar lebar tambahan sesuai dengan

keadaan setempat (meter)

Dengan kebutuhan N disesuaikan dengan

fungsi kawasan yang akan menjadi fokus

dalam perencanaan dengan standar lembar

tambahan (N) seperti dibawah ini:

Lokasi N (m)

Jalan di daerah Pasar 1,5

Jalan di daerah Perbelanjaan

bukan Pasar

1,0

Jalan di daerah lain 0,5

Sumber: Ditjen Bina Marga, 1990

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identifikasi tingkat walkability index

berdasarkan persepsi pejalan kaki.

Sebelum lebih lanjut melakukan

analisis, pada bagian ini bertujuan

membawa hasil dari analisis walkability

index dan analisis volume pejalan kaki.

Setelah mendapatkan hasil analisis maka

akan dilanjutkan perumusan penataan yang

disesuaikan dengan standar walkability

jalur pejalan kaki. Rumusan penataan

berdasarkan dengan standar walkability

yang akan dijelaskan lebih lanjut pada

bagian akhir analisis ini.

Berdasarkan hasil pengumpulan

data, diperoleh berbagai macam tipologi

masyarakat yang menjadi responden,

diantaranya karakteristik responden

berusia 18tahun-52 tahun dengan berbagai

jenis pekerjaan yaitu karyawan swasta,

wirausaha, wiraswata, PNS, dan

mahasiswa. Selebihnya karakteristik

responden akan diberikan dibawah ini

melalui penampilan grafik.

Gambar 2 Usia Responden

3%

60%16%

11%

10% <20 Tahun

20-30 Tahun

30-40 Tahun

40-50 Tahun

51-60 Tahun

Page 5: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

Gambar 3 Jenis Kelamin Responden

Gambar 4 Jenis Pekerjaan Responden

Walkability Index merupakan suatu

nilai yang dapat mewakili suatu kondisi

tertentu dalam hal ini kelayakan berjalan

suatu wilayah. Dalam perhitungan ini,

diberikan total nilai dari variabel-variabel

yang dikelompokkan per aspek dalam

komponen Walkability Index lalu dikalikan

dengan panjang segmen dan jumlah

pejalan kaki yang terhitung saat

pengumpulan data. Dengan menggunakan

skala likert, dapat diketahui skor masing-

masing parameter Walkability Index dari

variabel penelitian yang didapatkan

jawaban dari responden sehingga tingkat

nilai Walkability Index dapat diketahui

setelah melalui perhitungan keseluruhan

dari variabel seperti dibawah ini.

Tabel 1 Perhitungan Walkability Index

N

o

Indikator

Penilaian

Skor

Penilaian

Hasi

l

1

Kenyamanan

berjalan kaki 2,8

47,8

8

N

o

Indikator

Penilaian

Skor

Penilaian

Hasi

l

2

Kemananan berjalan

kaki 3 51,3

3

Kemenerusan

infrastruktur pejalan

kaki 3,3

56,4

3

4

Ketersedian

Penyeberangan 3 53,6

5

Perilaku Pengendara

bermotor 3 51,3

6

Infrastruktur

Penyandang Cacat 2 33,4

Penghitungan

pejalan kaki 152

Panjang ruas jalan

yg disurvey (km) 2,25

Rata-rata

48,9

85

Berdasarkan perhitungan diatas

menggunakan variable yang telah

disebutkan sebelumnnya dan perolehan

nilai menggunakan metode penyebaran

data melalui metode kuisioner dengan

jumlah responden sebanyak 100, jalur

pejalan kaki pada koridor jalan Pangeran

Antasari yang memiliki fungsi kawasan

sebagai kawasan perdagangan dan jasa

memiliki skor walkability index sebesar

48,9 (not walkable) yang artinya sedikiti

fasilitas yang dapat dijangkau dengan

berjalan kaki atau hampir seluruh fasilitas

dan kegiatan memerlukan kendaraan

bermotor. Dari hasil akhir penilaian

walkability index yang menggunakan

metode pengambilan kuesioner dengan

jumlah responden 100 yaitu masyarakat

Kota Bandar Lampung, dapat disimpulkan

bahwa jalur pejalan kaki pada koridor

lokasi penelitian yaitu koridor Jalan

Pangeran Antasari bahwa jalur pejalan kaki

eksisting yang telah ada tidak layak

digunakan untuk berjalan kaki dan hanya

Laki-Laki51%

Perempuan49%

7%

12%

15%

4%

47%

4%9%

2% PNS

Karyawanswasta

Wiraswasta

IRT

Page 6: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

sedikit fasilitas dalam Kawasan

perdagangan dan jasa koridor Jalan

Pangeran Antasari yang dapat dijangkau

menggunakan berjalan kaki menggunakan

jalur pejalan kaki yang ada.

Setelah didapat kan hasil langsung

dari lokasi penelitian, bahwa jalur pejalan

kaki pada Kawasan perdagangan dan jasa

koridor Jalan Pangeran Antasari memiliki

nilai walkability index yang rendah, maka

selanjutnya hasil ini akan dijadikan salah

satu acuan dalam penyusunan pedoman

perencanaan jalur pejalan kaki nantinya.

2. Rumusan Penataan Jalur Pejalan

Kaki dengan Standar Walkability

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis

volume pejalan kaki dan selanjutnya

diberikan hasil akhir berupa design yang

memerhatikan hasil analisis dan studi

preseden serta standar dan indikator

walkability yang sebelumnya telah

dilakukan.

Analisis volume pejalan kaki

dibutuhkan untuk mengetahui berapa

jumlah volume masyarakat pengguna jalur

pejalan kaki yang nantinya akan dihitung

kebutuhan jalur pejalan kaki minimal yang

disesuaikan dengan volume pejalan kaki

yang ada. . Informasi dan data yang

didapatkan dari hasil analisa ini akan

digunakan sebagai dasar perhitungan lebar

(W) jalur pejalan kaki yang akan

direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan

juga yang berdasarkan hasil perhitungan

dibawah ini:

W = 𝒗

𝟑𝟓+ 𝑵………… (1)

1meter = 152

35+ 1 = 1meter= 4meter ……..

= 4 meter.

Berdasarkan perhitungan diatas,

didapatkan lebar jalur pejalan kaki rencana

yang harus ada pada lokasi penelitian

adalah 4 meter. Nilai tersebut didapatkan

dengan rumus volume pejalan kaki di

PERMEN Pu nomor 3 tahun 2004 dengan

data yang dibutuhkan yaitu lebar jalur

pejalan kaki eksisting, jumlah pejalan kaki

dan juga standar lebar tambahan yang telah

didapat dari PERMEN PU nomor 3 tahun

2004. Lebar yang didapat untuk rencana 2

arah jalur pejalan kaki adalah 4meter,

dimana satu ruas pejalan kaki memiliki

lebar 2 meter dan satu ruas dengan arah

berkebalikan nya juga memiliki luas 2

meter. Dari perhitungan diatas, hasil yang

telah didapatkan merupakan lebar minimal

jalur pejalan kaki yang dapat digunakan

untuk merencanakan jalur pejalan kaki

nantinya yaitu 4 meter atau 2 meter pada

tiap sisi ruas jalan. Setelah didapatkan

lebar jalur berdasarkan kondisi eksisting,

selanjutnya akan dilakukan perumusan

pedoman perencanaan jalur pejalan kaki

sebagai output akhir dari tujuan analisis

dan penelitian ini berupa pedoman

perencanaan jalur pejalan kaki yang

semestinya dan sesuai standar dan

kebutuhan pengguna jalur pejalan kaki.

Perencanaan jalur pejalan kaki dilakukan

setelah mendapatkan hasil dari 3 analisis

yang telah dilakukan sebelumnya dan juga

menggunakan preseden sebagai salah satu

acuan dalam perencanaan jalur pejalan

kaki yang disesuaikan dengan kebutuhan

pada lokasi penelitian. Berdasarkan hasil

analisis kebutuhan lebar jalan terhadap

volume pejalan kaki dan juga mengacu

pada preseden dan studi literatur terkait

perencanaan jalur pejalan kaki yang baik,

maka dibawah ini akan ditampilkan

gambar-gambar rencana jalur pejalan kaki

Page 7: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

yang telah disesuaikan dengan hal-hal

diata yang telah disebutkan yang secara

lengkap akan ditampilkan pada lampiran.

Alat perumusan penataan jalur

pejalan kaki yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan standar

walkability jalur pejalan kaki sehingga

jalur pejalan kaki bersifat walkable.

Aspek-aspek walkability yang digunakan

pada perumusan penataan jalur pejalan

kaki yaitu aspek kenyamanan, aspek

kemenerusan, aspek keamanan,

ketersediaan jalur penyeberangan,

ketersediaan jalur difabel dan perilaku

pengendara kendaraan bermotor dan yang

akan diberikan adalah menurut standar

walkability ADB:

Penyediaan vegetasi peneduh

Penyediaan jalur

penyeberangan

Penyediaan jalur difabel

Penyediaan elemen jalur

pejalan kaki (kotak sampah,

lampu taman, kursi)

Rambu jalan dan pembatas

jalan (bollard)

Serta elemen-elemen yang akan

dicontoh dari studi preseden berupa

ketinggian jalur pejalan kaki preseden,

penempatan elemen-elemen pada preseden

serta perkerasan jalur pejalan kaki yang

digunakan dalam preseden. Selanjutnya

dibawah ini akan diberikan desain

penataan jalur pejalan kaki yang sesuai

dengan standar walkability dan kebutuhan

kawasan.

Gambar 5 Justifikasi Elemen Jalur Pejalan Kaki

Gambar 6 Rencana Jalur Pejalan Kaki 1

Gambar 7 Rencana Jalur Pejalan Kaki 2

Gambar 8 Rencana Jalur Penyeberangan

Page 8: PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DENGAN STANDAR …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009100101/22116154_20_015… · fungsi jalur pejalan kaki tidak maksimal terlayani. Dengan masalah

Penataan Jalur Pejalan Kaki dengan Standar Walkability (Studi Kasus Koridor Jalan

Pangeran Antasari Kota Bandar Lampung) Sabilla Atwinda Rafi (22116154)

Dosen Pembimbing (Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. Goldie Melinda Wijayanti, S.T., M.T)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, koridor jalan Pangeran Antasari

tidak memiliki fasilitas pejalan kaki yang

walkable atau tidak dapat dan menunjang

kegiatan berjalan kaki dengan baik,

sehingga perlu disediakan penataan jalur

pejalan kaki dengan standar walkability

atau nilai utama dari penyediaan jalur

pejalan kaki.