24
GURU DAN PENERAPAN KURIKULUM 2013 D I S U S U N OLEH : NAMA : SULASIH NIM : 1303046 MAHASISWA KUALIFIKASI PAIS FAKULTAS TARBIYAH IAIN RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2013 – 2014

Guru Dan Penerapan Kurikulum 2013

  • Upload
    andry72

  • View
    39

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kurikulum 2013

Citation preview

GURU DAN PENERAPAN KURIKULUM 2013

DISUSUN

OLEH :NAMA: SULASIHNIM: 1303046MAHASISWA KUALIFIKASI PAIS

FAKULTAS TARBIYAHIAIN RADEN FATAH PALEMBANGTAHUN 2013 2014

BAB IPENDAHULUAN

Pendidikan Nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan yang berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional. Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan Negara-negara maju di dunia.Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara Indonesia sepanjang jaman.Dari sekian banyak unsure sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsure yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi diberikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran tujuan yang dicapai lebih kepada aspek kognitif dengan menafikan aspek psikomotorik dan afektif.Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudah mendapat penekanan pada kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah dilupakan pada praktisi pendidikan, digaungkan.Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal dengan kebijakan ujian nasional. Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif. Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang nanti akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah diujikan pada tahun sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan. Berdasarkan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan kebijakan yang konsisten, yaitu system avaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan diberikan secara menyeluruh dalam ketiga aspek itu.Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

B. Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MIDalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1 sampai 3 di Sekolah Dasar mempunyai implikasi antara lain:1. Implikasi bagi GuruKurikulum 2013 memerlukan guru PPKN yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar bagi anak, juga dapat memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh mengingat harus mengintegrasikan pelajaran IPA dan IPS dalam pembelajarannya.

2. Implikasi bagi Siswa Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. Siswa harus siap mengikuti kegitan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

4. Implikasi terhadap Pengaturan ruanganDalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: Ruang belajar ditata disesuaikan dengan topic yang sedang dilaksanakan Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/ karpet Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

5. Implikasi terhadap Pemilihan MetodeSesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, Tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

C. Tahap Persiapan PelaksanaanDalam pelaksanan pembelajaran integrasi PPKN, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahap Perencanaan1. Pemetaan Kompetensi IntiKegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:a. Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indicatorMelakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indicator. Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati.b. Menentukan tema1) Cara penentuan temaDalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara , yakni:Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

2) Prinsip penentuan temaDalam menetapkan tema perlu memerhatikan beberapa prinsip, yaitu: Memperhatikan lingkungan yang tedekat dengan siswa Dari yang termudah menuju yang sulit Dari yang sederhana menuju yang kompleks Dari yang konkret menuju ke yang abstrak Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya

3) Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator terbagi habis.

2. Menetapkan Jaringan TemaBuatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indicator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indicator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

3. Penyusunan SilabusHasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

4. Penyusnan Rencana PembelajaranUntuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)b. Kompetensi dasar dan indicator yang akan dilaksanakanc. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indicatord. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indicator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukuan, inti dan penutup)e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasaif. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrument yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian)

Tahap Pelaksanaan1. Tahapan kegiatanPelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaanKegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.

b. Kegiatan intiDalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil ataupun peroranganc. Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjutSifat dari kegiatan penutupa adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/ penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/ mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomime, pesan-pesan moral, music/apresiasi music.

D. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 20131. Kelebihan Kurikulum 2013a) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual) karena berfokus dan bermuara pada hakikat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan- kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.c) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.d) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan ke semua program studi.e) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. f) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

2. Kelemahan Kurikulum 2013a) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.b) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.c) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

E. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian:1. Pengertian kuantitatifPenularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.

2. Pengertian institusionalPenataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.3. Pengertian kualitatifUpaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan system lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.

F. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:1. Metode ceramahPenyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun non verbal2. Metode latihanPenyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.3. Metode Tanya jawabPenyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik. Bertujuan untuk memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.4. Metode karya wisataMetode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.5. Metode demonstrasiMetode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.6. Metode sosiodramaMetode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan social.7. Metode bermain peranPembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.8. Metode diskusi Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.9. Metode pemberian tugas dan resitasiMerupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.10. Metode eksperimenPemberian kepada siswa untuk percobaan11. Metode proyekMembahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternative, penggunaanya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:1. Tujuan pembelajaran2. Tingkat kematangan anak didik3. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran

G. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.Model pembelajaran memiliki empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Cirri-ciri tersebut adalah:1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)3. Tingkat laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapaiSuatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi criteria sebagai berikut:1) Sahih (valid) Aspek validitas dikaitka dengan dua hal:a. Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat?b. Apakah terdapat konsistensi internal?2) Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika:a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkanb. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan3) Efektif, parametera. Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektifb. Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan

Arends menyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajraan kooperatif, pengajaran berdasarkan maalah dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

H. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSPKurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pembelajaran 2013/ 2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP.Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 ditingkat SMA/ MA:

1. Perbedaan

NoKurikulum 2013KTSP

1SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No.54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan standar isi, yang berbentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 Setelah itu ditentukan SKL (standar kompetensi lulusan) melalui Permendiknas No.23 tahun 2006.

2Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuanLebih menekankan pada aspek pengetahuan

3Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VIDi jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

4Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSPJumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013

5Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptaStandar proses dalam pembelajaran terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

6TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaranTIK sebagai mata pelajaran

7Standar penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasilPenilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

8Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajibPramuka buka ekstrakurikuler wajib

9Permintan (penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MAPenjurusan mulai kelas XI

10BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyeleaikan masalah siswa

Itulah beberapa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Scientific approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

2. Persamaana. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KDb. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknasc. Beberapa mata pelajaran masih ada seperti KTSPd. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakikatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi Pustaka Jaya, 2013). Hal 114-115.[2] Ibid. Hal 121[3] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) hal. 164[4] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.28[5] Ibid[6] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29 30[7] Ibid hal 30[8] Ibid hal 34[9] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.35[10] http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp