56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARU GUIDED DISCOVE SISWA K TAU FAKULT i UH PENERAPAN METODE PEMBELAJ ERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIK KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: UFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO K4308119 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012 JARAN KIR KREATIF LALI O KAN

GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH

GUIDED DISCOVERY

SISWA KELAS

TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

FAKULTAS KEGURUAN

i

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

K4308119

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

METODE PEMBELAJARAN

MAMPUAN BERPIKIR KREATIF

BOYOLALI

TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Taufik Widhiyantoro Dwi Saputro

NIM : K4308119

Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

METODE GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, September 2012

Yang membuat pernyataan

Taufik Widhiyantoro

Page 3: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH PENERAPANMETODE PEMBELAJARAN

GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

K4308119

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 4: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, September 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Meti Indrowati, S.Si, M.Si Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si

NIP. 19781001 200112 2 002 NIP. 19760419 200112 2 003

Page 5: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 20 September 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si., M.Si.,Ph.D ......................

Sekretaris : Dra. Sri Dwiastuti, M.Si ......................

Anggota I : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ......................

Anggota II : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

( Aristoteles)

Kemenangan adalah milik orang yang berdoa

Kemenangan adalah milik orang berjuang

(Ahmad Dhani)

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah

harapan.

(Penulis)

Masalah dalam kehidupanlah yang akan selalu mendewasakanmu,

apabila kamu berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.

( Penulis)

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah dan tetap jalani

hidup ini dan melakukan hal yang tebaik.

( D’masiv)

Page 7: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Almh Ibu yang tercinta, dan paling saya hormati dan tidak akan pernah

terganti sampai kapanpun.

Bapakku tercinta, yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu

mendoakanku dan menjadi panutan.

Kakakku tercinta dan Mas Putra, adik Aulia Tirta tersayang

Abrari Nur Aan Ilmi , thanks for all, love u forever.

Ibu Meti dan ibu Riezky, selaku dosen pembimbing terima kasih atas

bimbingan, waktu, dan nasehatnya.

Ibu Nunuk dan siswa-siswi tersayang, terimakasih atas kerja samanya

dalam penelitian.

Teman-teman kost ( Pandu, Luqman, Purwo,Rofa) terima kasih atas kerja

sama dan kebersamaan kita baik disaat senang maupun susah selama ini.

Agung, Evin, Hantyan, Dwito, Eko, Sinta, Wulan, Novia, Anggun, Phia

kalian teman paling josh tenan.

Teman-teman seperjuangan Biologi Education 2008, terima kasih atas

kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan. Semoga

persahabatan kita abadi selamanya.

Almamater.

Page 8: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Taufik Widhiyantoro. K4308119. PENGARUH PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan IImu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September

2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

metode Guided Discovery terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas X

SMA N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment)

yang menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Design. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun

Pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh data kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menggunakan

tes uraian atau essay. Teknik analisis data dengan t-tes.

Hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh nilai α sebesar 0.0000,

jadi signifikansi α < (0,05), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada beda

yang signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas kontrol dengan metode

pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas eksperimen dengan metode pembelajaran

Guided Discovery. Rata-rata aspek kemampuan berpikir kreatif pada kelas

eksperimen tertinggi didapat pada aspek elaboration, sedangkan terendah pada

aspek fluency.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Guided Discovery

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas X SMA Negeri 1

Teras Boyolali

Kata kunci : Guided Discovery, Kemampuan Berpikir Kreatif.

Page 9: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Taufik Widhiyantoro. K4308119. THE EFFECTIVENESS OF

GUIDED DISCOVERY METHOD APPLICATION TOWARD CREATIVE

THINKING SKILL AT THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA N 1

TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis.

Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret

University of Surakarta. September 2012.

The purpose of this study is to determine the effectiveness of Guided

Discovery method application toward creative thinking skill of the tenth grade

students of SMA N 1 Teras Boyolali In The Academic Year 2011/2012.

This study was a quasi-experimental study using Posttest Only Control

Design as a research design. The population in this study was the students of tenth

grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the Academic Year

2011/2012. The sampling technique used Cluster Random Sampling. The

collecting data were by test and non test. The datas were analysed by t-test.

The calculation results obtained using t-test are α value for 0.0000 so the

significance of α < ( 0.05), thus received H1 and Ho rejected. It means there is a

significant difference of students ability to think creatively between control class

with method lecture varies, and class experiment using Guided Discovery

methods .The highest aspect average of creative thinking skill in the experiment

class was obtained in elaboration aspect, while the lowest in fluency aspect.

The conclusion of this research was Guided Discovery learning method

was had significantly affected the creative thinking skill on X grade of SMA

Negeri 1 Teras Boyolali.

Keywords: Guided Discovery, Creative Thinking Skill.

Page 10: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH PENERAPAN METODE

GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam

mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian hingga penyusunan

skripsi.

5. Ibu Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian hingga penyusunan

skripsi.

6. Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang telah memberi kesempatan dan

tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

Page 11: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 1 Teras Boyolali,

yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.

8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, September 2012

Penulis

Page 12: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v

HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Metode Pembelajaran Guided Discovery ...................................... 6

2. Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................................ 9

Page 13: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Hasil Penelitian Relevan ................................................................ 13

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 14

C. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 17

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 18

B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 19

C. Paradigma Penelitian............................................................................ 20

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 20

E. Teknik Pengambilan Sampel..... .......................................................... 21

F. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 21

G. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 21

H. Teknik Penyusunan Instrumen............................................................. 22

I. Uji Coba Instrumen... .......................................................................... 22

J. Teknik Analisis Data. .......................................................................... 24

K. Prosedur Penelitian ... .......................................................................... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ………………………………………………………. 30

1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif…………………… 30

B. Pengujian Prasyarat Analisis................................................................ 31

1. Hasil Uji Normalitas........................................................................ 31

2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 32

C. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 32

D. Pembahasan Hasil Analisis Data.......................................................... 33

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 38

B. Implikasi............................................................................................... 38

C. Saran..................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 40

LAMPIRAN................................................................................................................ 44

Page 14: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Diskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif .................................................. 11

2.2 Diskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif. ................................................. 12

3.1. Jadwal Penelitian..................................................................................... 18

3.2. Desain Penelitian Postest Only Control Design ..................................... 19

3.3. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Siswa................................. 24

3.4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Kemampuan Awal…………………………………………………....... 25

3.5. Rangkuman Hasil Perhtungan Uji Homogenitas

Kemampuan Awal…………………………………………………....... 26

3.6. Rangkuman Hasil Uji-t Kemampuan Awal………………………. ....... 27

4.1. Perbandingan Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif Kalas Kontrol

Dan Esperimen……………………………………………………........ 30

4.2. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 32

4.3. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif ........................... 32

4.4. Hasil Uji-t Kemampuan Berpikir Kreatif................................................ 33

Page 15: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir.................................................................................. 16

3.1 Skema Paradigma Penelitian.................................................................. 20

4.1. Histogram Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif. .................................. 31

Page 16: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian.................................................................................... 45

a. Silabus Kelas Kontrol ......................................................................... 46

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol............................ 49

c. Silabus Kelas Eksperimen................................................................... 74

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 77

e. Lembar Kerja Siswa............................................................................ 104

f. Aspek-Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif....................................... 110

g. Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif .............................................. 111

h. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif....................................................... 112

i. Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif................................ 114

j. Lembar Observasi Keterlaksanaan Langkah-Langkah

Metode Guided Discovery................................................................... 116

2. Analisis Instrumen ...................................................................................... 119

a. Hasil Try Out Tes Kemampuan Berpikir Kreatif................................ 120

b. Uji Validitas, Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..... 123

c. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ........................................................ 124

3. Data Hasil Penelitian................................................................................... 128

a. Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X1 (Kelas

Eksperimen) ....................................................................................... 129

b. Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X3 (Kelas

Kontrol) .............................................................................................. 130

c. Deskripsi Data Berpikir Kreatif Siswa................................................ 131

4. Analisis Data ............................................................................................... 133

a. Uji Kesetimbangan Dua Kelas ............................................................ 134

b. Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasar Metode

Pembelajaran ...................................................................................... 135

Page 17: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

c. Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasar Metode

Pembelajaran ....................................................................................... 135

d. Uji-T Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................. 138

e. Gambar Histogram.............................................................................. 139

5. Perijinan ...................................................................................................... 140

a. Surat Permohonan Izin Penelitian....................................................... 141

b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ....................................... 146

c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ........................................... 147

6. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 148

a. Dokumentasi Kelas Kontrol................................................................ 149

b. Dokumentasi Kelas Eksperimen ......................................................... 150

Page 18: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau

obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman atau

pengetahuan, baik pengalaman baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau

ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu

tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Pendapat ini didukung

oleh Slameto (1995), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia kreatif. Menurut Mulyasa (2006), apabila

pendidikan berhasil dengan baik sejumlah orang kreatif akan lahir karena tugas

utamanya pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan

sesuatu yang baru yang tidak hanya mengulang apa yang sudah ada sebelumnya.

Tuntutan di era globalisasi saat ini adalah manusia yang bercirikan

kreatif dan kritis. Akibat tuntutan tersebut, sistem pendidikan harus mampu

membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan hidup secara mandiri,

cerdas, rasional dan kreatif. Menurut Haryono (2006), pembelajaran harus mampu

mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud “the

four pillars of education” yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know)

dimana guru sebagai fasilitator dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif siswa, belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) dimana siswa

menggunakan keterampilannya ketika melakukan praktikum pencemaran

lingkungan, belajar untuk menjadi seseorang (learning to be) yaitu guru memberi

kesempatan siswa untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang

aktif, sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai pembimbing sekaligus

menjadi fasilitator untuk mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal,

Page 19: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

belajar untuk menjalani kehidupan bersama (learning to live together) yaitu saling

menghargai, dan bekerja sama saat melakukan praktikum pencemaran

lingkungan. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

dibudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkanya “sense of inquiry”

dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kreatifitas sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena

kreatifitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses

kehidupan manusia. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan aktifitas yang

bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap

suatu persoalan. Sesuai dengan pendapat, Hawadi (2001), potensi kreatif yang

dimiliki seseorang dapat menunjukan hasil perbuatan, kinerja atau karya, baik

dalam bentuk barang ataupun gagasan yang bermakna. Kreatif atau kreatifitas

pada intinya kemampuan seseorang untuk melahirkan hal yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata, yang semuanya itu berbeda dengan yang telah ada

sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran saat ini justru terkadang menghambat

kreativitas peserta didik. Pembelajaran saat ini siswa masih kurang diberi

kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Salah satunya adalah

keterampilan berpikir kreatif yang perlu dikembangkan sejak dini. Menurut

Mulyasa (2005), proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan

aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar.

Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya

diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip

saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga dalam

mengembangkan pembelajaran biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan aktif

siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui

interaksi dalam lingkungan. Kenyataan di lapangan sistem penyampaiannya lebih

didominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah. Guru yang

Page 20: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memegang kendali, memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima

secara pasif.

Proses pembelajaran biologi menurut Trianto (2008) adalah guru masih

mendominasi dan kurang memberi kesempatan bagi siswa untuk berkembang

secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Kegiatan pembelajaran

biologi saat ini cenderung hanya menggunakan kemampuan menghafal saja

sehingga pengetahuan kurang dipahami siswa dan tidak dapat diingat lebih lama.

Proses pembelajaran biologi yang terjadi di lapangan yaitu siswa cenderung tidak

mau menyampaikan ide-ide saat guru mengajukan pertanyaan. Usaha guru untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang optimal, sehingga siswa

belum terbiasa berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran biologi seharusnya siswa diberi kesempatan untuk

menemukan sendiri fakta dan konsep, Menurut Rustaman (2005), proses

pembelajaran yang melibatkan siswa dapat diciptakan oleh guru, salah satunya

melalui metode discovery (penemuan). Hal ini didukung oleh pendapat Asmani

(2010), metode discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara

belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil

yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan serta dapat meningkatkan proses

berpikir siswa.

Menurut Suryosubroto (2002), seorang guru ada yang menerapkan

metode penemuan terpimpin (guided discovery), penemuan tidak terpimpin sama

sekali dan metode inquiry. Pada penemuan terpimpin (guided discovery) guru

mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan

membimbing siswa dalam hal mencatat data. Penemuan terpimpin (guided

discovery) di rancang untuk mengajarkan konsep dan hubungan antarkonsep.

Menurut David dkk (2009), pada saat menerapkan metode discovery terpimpin,

guru lebih sedikit menjelaskan dan lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-

pertanyaan sehingga siswa cenderung aktif dan memotivasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 21: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Akinbobola & Afolabi (2010) menyatakan bahwa seorang guru harus

berusaha untuk menggunakan pendekatan penemuan terbimbing untuk melibatkan

siswa dalam kegiatan pemecahan masalah, belajar mandiri, berpikir kritis dan

pemahaman, dan belajar kreatif. Kegiatan belajar tidak hanya menggunakan

kemampuan menghafal, sehingga konsep dan prinsip yang didapat mudah diingat

lebih lama tetapi siswa juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam

kelas.

Atas dasar uraian tersebut, maka akan diadakan penelitian dengan judul

sebagai berikut :” PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah :

Bagaimana pengaruh penerapan metode Guided Discovery terhadap kemampuan

berfikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran

2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan metode Guided Discovery

terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras Boyolali

Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi Siswa

1. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi.

2. Melalui metode Guided Discovery untuk mengaktifkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam proses belajar mengajar.

Page 22: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Bagi Guru

1. Bagi guru: memotivasi kreativitas dan aktivitas guru dalam melaksanakan

tugas pembelajarannya.

2. Memotivasi guru untuk mengembangkan lebih lanjut metode guided dicovery

pada konsep yang lain.

3. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi

khususnya terkait dengan kemampuan berfikir kreatif siswa.

3. Bagi Institusi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu

proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali sehingga meningkatkan sumber daya

pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Page 23: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Metode Pembelajaran Guided Discovery

Metode pembelajaran diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya apabila tidak

menguasai metode yang telah ditentukan. Menurut Bahri (2002) bahwa pengertian

metode adalah suatu cara yang di pergunakan untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai.

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pengajaran

Sudjana (2005). Metode pembelajaran sendiri menurut Suyono & Hariyanto

(2011) dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses teratur untuk

melakukan pembelajaran.

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

merupakan suatu prosedur yang digunakan guru untuk melaksanakan langkah-

langkah atau sintak pembelajaran sesuai dengan metode yang dipilih untuk

mencapai tujuan yang akan dicapai.

Jerome Bruner (2009) merupakan seorang pemuka discovery learning

yang mengemukakan bahwa pada pengajaran discovery terdapat keterlibatan

siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, dan bertujuan tidak hanya

memperkaya pengetahuan tetapi juga untuk menciptakan berbagai penciptaan dan

discovery (penemuan). Pendapat tersebut di dukung oleh Arends (2008),

discovery merupakan suatu model pengajaran yang berpusat pada siswa dan

menekankan keaktifan belajar yang berpusat pada siswa dimana siswa

menemukan ide-idenya sendiri dan mengetahui maknanya sendiri.

Partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran ini disebut belajar

penemuan. Menurut Balım (2009) belajar terjadi oleh penemuan, yang

mengutamakan refleksi, berpikir, bereksperimen, dan mengeksplorasi. Seseorang

yang menggunakan penemuan dalam kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih

Page 24: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

percaya diri. Discovery merupakan cara yang dikenal dengan pembelajaran

sendiri. Belajar penemuan siswa membangun pengetahuan berdasarkan informasi

baru dan data yang di kumpulkan oleh mereka dalam lingkungan belajar yang

eksploratif. Belajar penemuan adalah metode yang mendorong siswa untuk

sampai pada kesimpulan berdasarkan kegiatan mereka sendiri dan observasi.

Menurut Suyono & Hariyanto (2011), konsep belajar menemukan

(discovery learning) adalah siswa mampu mengorganisasikan bahan pelajaran

yang dipelajarinya sesuai dengan kemampuannya sendiri. Guru harus memberikan

kebebasan kepada siswa untuk menjadi pemecah masalah dalam kegiatan yang

berbasis penemuan. Peran guru adalah untuk selalu memotivasi dan mendorong

siswa untuk belajar sendiri melalui kegiatan dan pengalaman.

Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi penemuan terpimpin (guided

discovery), penemuan terpimpin yang kurang terstruktur (less structured guided

discovery), dan penemuan bebas (free discovery). Pada penemuan terpimpin guru

mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan

membimbing siswa dalam hal mencatat data. Pada penemuan terpimpin yang

kurang terstruktur, guru mengemukakan masalah, siswa diminta mengamati,

mengeksploitasi, dan melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah. Pada

penemuan bebas, semua dilakukan oleh siswa sendiri dari mulai memunculkan

masalah sampai pemecahannya. Rustaman (2005).

Discovery learning menekankan siswa yang menemukan suatu konsep,

menyusunnya dan menjabarkannya sendiri. Sedangkan expository learning berarti

siswa dituntun langkah demi langkah, sampai memahami kaidah dan memahami

perumusan kaidah dalam bentuk kata-kata. Menurut Winkel (1996), guided

discovery learning merupakan suatu bentuk kombinasi antara discovery learning

dan expository learning.

Siswa melakukan discovery dan guru senantiasa memberikan bimbingan

dengan menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta memberikan

bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pendapat ini didukung

oleh Hamalik (2006), guided discovery merupakan sistem dua arah dimana

melibatkan siswa dan guru.

Page 25: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menurut Hamalik (2006), untuk melaksanakan guided discovery, guru

harus memiliki sejumlah kompetensi dan tingkah laku yang dapat diamati seperti :

1) Mengorganisasi satuan fisik dalam pengajaran agar mendorong timbulnya ide

pada diri siswa yang terlibat dalam belajar discovery. 2) Membantu siswa

memperjelas peranan-peranan yang perlu dilakukan melalui pembahasan bersama.

3) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang digunakan untuk memulai

belajar discovery. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju kepada

masing-masing individu dalam mengumpulkan dan menyusun kembali data

sehingga mereka memperoleh pemahaman baru. 5) Mendengarkan dan

menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan

respon-responnya sendiri.

Langkah- langkah metode discovery menurut Hanafiah & Cucu Suhana

(2009) adalah : Mengidentifikasi kebutuhan siswa, seleksi pendahuluan terhadap

konsep yang akan di pelajari, seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari,

menentukan peran yang akan di lakukan masing-masing peserta didik. mengecek

pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan di selidiki dan di temukan,

mempersiapkan setting kelas, mempersiapkan fasilitas yang di perlukan,

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan

penemuan.

Secara garis besar prosedur metode Discovery menurut Bahri (2002)

adalah: 1) Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan, atau

menyuruh siswa membaca atau membuat suatu permasalahan. 2) Problem

statement. Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.

Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban

sementara atas pertanyaan yang diajukan. 3) Data colletion. Untuk menjawab

pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, siswa diberi

kesempatan untuk untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang

relevan, membaca literature, dan sebagainya. 4) Data processing. Semua

informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah,

bahkan bila perlu dihitung serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. 5)

Page 26: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Verification, atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau

informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu

itu kemudian dicek, apakah terjawab, terbukti atau tidak. 6) Generalization.

Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik

kesimpulan atau generalisasi tertentu.

Menurut Suryosubroto (2002), kelebihan dari metode penemuan adalah :

Dapat membantu siswa mengembangkan penguasaan keterampilan dan proses

kognitif siswa, strategi penemuan dapat membangkitkan minat siswa, misalnya

saat siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan

kadang-kadang kegagalan, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sesuai dengan kemampuannya sendiri, strategi ini berpusat pada anak, sehingga

siswa terlibat dan termotivasi untuk belajar sendiri, guru hanya sebagai fasilitator

dan berpartisipasi dalam membimbing terutama dalam suatu penemuan yang

jawabannya belum di ketahui sebelumnya, meningkatkan kepercayaan diri pada

siswa melalui proses-proses penemuan.

Kekurangan dari metode penemuan ini adalah : Harus ada persiapan

mental pada diri siswa untuk belajar dengan strategi ini, kurang sesuai jika di

terapkan dalam kelas yang besar, strategi ini mungkin tidak akan memberi

kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan di

temukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara

bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Menurut Sagala

(2006) bahwa berpikir ialah meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan

yang diperoleh manusia, sedangkan aktivitasnya merupakan tingkah laku yang

simbolis, karena seluruhnya berhubungan dengan hal-hal yang kongrit.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru untuk

menemukan solusi suatu masalah. Menurut Heidarie dkk (2011), kreativitas

sebagai cara khusus untuk memecahkan masalah. Kreativitas berarti membuat dan

mengekspresikan ide-ide indah dan dapat diajarkan kepada orang lain.

Page 27: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Hasil dari berpikir kreatif bisa disebut dengan kreativitas. Kreativitas

menurut Yeni & Euis (2010), merupakan produk berkaitan dengan penemuan

sesuatu. Menurut Munandar (2004), bahwa kreatifitas adalah hasil dari interaksi

antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian perubahan didalam individu

maupun dilingkungannya dapat menunjang atau menghambat upaya kreatif.

Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat di tingkatkan melalui

pendidikan.

Berfikir kreatif menurut Arnyana (2006) adalah proses untuk

mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli (orisinil), yang

berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek

berpikir rasional.

Proses kreatif dapat dibangkitkan melalui masalah. Menurut Yeni &

Euis (2010), ada lima macam perilaku yang memacu kemampuan kreatif

diantaranya adalah: fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakann ide

yang serupa untuk memecahkan suatu masalah, flexibility (keluwesan), yaitu

kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu

masalah diluar kategori yang biasa, originaly (keaslian), yaitu kemampuan

memberikan respon yang unik atau luar biasa, elaboration (keterperincian), yaitu

kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide

menjadi kenyataan, sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan

menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru. Menurut The Liang Gie (1995) kreatifitas adalah kemampuan

seseorang melalui budinya untuk membuat penggabungan yang melahirkan

gagasan baru. Berpikir kreatif menurut Yeni & Euis (2010) adalah kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru , baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang tentunya berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian

penuh. Menurut Elaine (2009), berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari

pikiran yang di latih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi,

Page 28: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang

menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Meliputi aktifitas

mental seperti: mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi baru dan

ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka, membangun keterkaitan, khususnya

diantara hal- hal yang berbeda, menghubungkan berbagai hal yang bebas,

menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan

berbeda.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk

menciptakan suatu yang baru menggunakan ide-ide dan gagasan yang berbeda

dari sebelumnya yang membutuhkan aspek-aspek fisik maupun mental.

Seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Munandar

(2004), ciri-ciri tersebut adalah biasanya seseorang tersebut selalu ingin tahu,

memiliki minat yang luas, menyukai kegiatan dan kegemaran yang kreatif, cukup

mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lebih berani mengambil resiko

(tetapi tetap dengan perhitungan), tidak takut untuk membuat kesalahan dan

mengemukakan pendapat mereka meskipun tidak disetujui orang lain.

Hawadi,dkk ( 2001) mendeskripsikan tentang unsur- unsur berfikir

kreatif, seperti yang disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Deskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif.

1. Keterampilan berpikir lancar

Definisi Perilaku SiswaMencetuskan banyak gagasan,

jawaban,penyelesaian masalah atau pertanyaan.

Mengajukan banyak pertanyaan

Memberi banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.

Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

Page 29: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tabel lanjutan.2. Kemampuan berpikir luwes

Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.

Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.

Menggolongkan hal-hal yang menurut pembagian atau kategori yang berbeda-beda.

3. Berpikir OrisinalMampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak pernah terpikirkan orang lain.

Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.

Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara baru.

4. Berpikir Elaboratif Mampu memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan atau produk.

Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinciMengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

5. Berpikir EvaluatifMenentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pernyataan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana.

Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri

Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan ”mengapa?”

Menurut Munandar (2009) mendeskripsikan tentang unsur- unsur berfikir

kreatif, seperti yang disajikan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Deskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif.

Unsur-unsur berpikir kreatif Perilaku siswa

1. Berpikir lancar (Fluency) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.

Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah

2. Berpikir luwes (Flexibility) Menggolongkan hal-hal yang menurut pembagian atau kategori yang berbeda-beda..

Page 30: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tabel lanjutan

3. Berpikir orisinal (Originaly) Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4. Berpikir terperinci (Elaboration) Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan.

Memperinci detail-detail.

Memperluas suatu gagasan.

Menurut Hawadi (2001) ada empat alasan mengapa seseorang perlu

belajar kreatif. Keempat alasan sebagai berikut: 1) Belajar kreatif membantu anak

menjadi lebih berhasil guna jika kita (orang tua/guru) tidak bersama mereka, 2)

Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan

masalah, 3) Belajar kreatif dapat mengubah karir pribadi seseorang, 4) Belajar

kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan besar.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat beberapa

penelitian yang relevan. Salah satunya yang dilakukan oleh Liliawati dan

Puspita (2010), di peroleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran berbasis

masalah pada pokok bahasan usaha dan energi lebih efektif dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif siswa.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pitria (2010),

menyatakan bahwa penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil

belajar melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Maka dapat

di simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat

meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Wahyuning (2009).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan

metode discovery rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik

pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang diajar dengan

Page 31: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

metode ekspositori. Bahwa pembelajaran dengan metode Discovery lebih baik

daripada pembelajaran dengan metode ekspositori terhadap kemampuan

pemecahan masalah pada materi segiempat siswa kela VII SMP N 2 Nalumsari.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Syifa (2010), diperoleh hasil

bahwa Guided Discovery mampu merangsang aktivitas siswa sehingga dapat

memunculkan aktivitas belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

C. KERANGKA BERPIKIR

Kemampuan berpikir kreatif terfokus pada penggalian ide-ide,

memunculkan kemungkinan-kemungkinan, dan mencari banyak jawaban benar

yang masih kurang di perhatikan. proses kreatif dapat di bangkitkan melalui

masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif di antaranya adalah: a)

Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakann ide yang serupa untuk

memecahkan suatu masalah. b) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk

menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar

kategori yang biasa. c) Originaly (keaslian), yaitu kemampuan memberikan

respon yang unik atau luar biasa. d) Elaboration (keterperincian), yaitu

kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide

menjadi kenyataan. e) Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan

menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat memicu kemampuan

berpikir kreatif siswa di antaranya adalah metode penemuan. Metode penemuan

terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu penemuan (discovery), penemuan terbimbing

(guided discovery) dan penemuan terbuka. Discovery learning merupakan

pembelajaran di mana siswa di arahkan untuk menemukan konsep yang sudah ada

dengan pengetahuan dan pengalaman belajarnya sendiri. Dengan Discovery

Learning ini siswa di tuntut untuk berpikir kreatif menemukan konsep dalam

pembelajaran biologi. Pada guided discovery pembelajaran dilakukan dengan

cara guru membimbing siswa dalam berpikir , menganalisa konsep suatu materi

sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang di

Page 32: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sediakan guru. Selanjutnya siswa dihadapkan pada situasi di mana siswa

menyelidiki dan menarik kesimpulan sesuai dengan pengetahuan yang di peroleh.

Berdasarkan pernyataan diatas terdapat hubungan antara guided

discovery (penemuan terbimbing) dengan kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu

pada penemuan terbimbing siswa dituntut mampu mengungkapkan ide-ide dalam

menemukan suatu konsep, teori atau masalah dan guru memberikan bimbingan

selama proses penemuan.(Gambar 2.1)

Page 33: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

.

Gambar 2.1. kerangka berpikir

Masalah:

Dalam pembelajaran biologi siswa cenderung tidak mau menyampaikan ide-ide saat guru mengajukan pertanyaan.

Dalam pembelajaran biologi siswa hanya mengandalkan hafalan sehingga kemampuan berpikir kreatif kurang berkembang.

Usaha guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang optimal, sehingga siswa belum terbiasa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan berpikir kreatif kurang

Akibatnya:

Siswa belum terbiasa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan berpikir kreatif siswa belum tergali dengan optimal.

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY

Prosedur Guided Discovvery

Manfaat:

Guru sebagai fasilitator untuk mengembangkan atau memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dimilikinya.

Siswa memiliki kemampun berpikir kreatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Page 34: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

D. HIPOTESIS

Dengan dasar kajian teori beberapa referensi tersebut, diajukan hipotesis

sebagai berikut :

“Terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran Guided Discovery terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran

2011/2012”.

Page 35: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun

Pelajaran 2011/2012. Alamat di Jalan Raya Sudimoro-Teras km 2, Teras Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012. Pelaksanaan penelitian di bagi menjadi tiga tahap yaitu sesuai Tabel

3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.

NoKegiatan penelitian

Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)01 02 03 04 05

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Tahap Persia pa n

a. konsultasi judul proposal

b. penyusunan proposalpenelitian

c. penyusunan instrumen penelitian

d. seminar proposale. ijin pelaksanaan

penelitian 2. Tahap pelaksanaan

a. uji validitas dan realibilitas instrumen

b. penentuan sampel

c. pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data

d. analisis data

3. Tahap penyusunan laporan a. penyusunan

laporan atau skripsi

b. seminar laporan atau skripsi

Page 36: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode guided

discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras

Boyolali. Berdasar tujuan penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu dengan pendekatan semu

(Quasi Experimental). Pendekatan eksperimen semu pada hakekatnya adalah

penelitian yang berusaha untuk mencari dan menguji pengaruh suatu variabel

bebas (independent variables) terhadap variabel yang lain, yaitu variabel terikat

(dependent variables).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran guided

discovery dan metode pembelajaran ceramah diskusi eksperimen, sedangkan yang

menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.

Penelitian Quasi eksperimen ini menggunakan desain penelitian postest

only control design.. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-

masing di pilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan

kelompok lainya tidak di beri perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan disebut

kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan disebut

kelompok kontrol ( Sugiyono 2011).

Tabel 3.2 Desain Penelitian postest only control design.

Kelompok Perlakuan Post test

Eksperimen (R) X O1

Kontrol (R) - O2

Keterangan:

O1 = Hasil posttest kelas eksperimen.

O2 = Hasil posttest kelas kontrol.

X = Perlakuan berupa metode pembelajaran guided discovery.

Page 37: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Paradigma penelitian

Paradigma penelitian dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana

dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan:

X : Metode pembelajaran.

X0 : Metode ceramah diskusi eksperimen.

X1 : Metode Pembelajaran Guided Discovery.

Y : Kemampuan berpikir kreatif.

X0Y : Kemampuan berpikir kreatif.

X1Y : Kemampuan berpikir kreatif kelompok eksperimen.

Gambar 3.1. Skema Paradigma Penelitian

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X di SMA Negeri

1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari tujuh kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yang diperoleh dari

populasi di atas.

Pembagian kedua kelas tersebut antara lain:

a. Kelas eksperimen (metode pembelajaran guided discovery)

b. Kelas kontrol (metode pembelajaran ceramah diskusi eksperimen)

Page 38: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Teknik ini digunakan karena satuan sampel tidak terdiri dari individu melainkan

dalam cluster (kelas) dan pemilihannya secara acak. Dari tujuh kelas yang

terdapat di kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali di pilih dua kelas yang

dijadikan sampel, yaitu satu sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas

eksperimen.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan

oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian di tarik kesimpulan Sugiyono (2011). Terdapat dua macam variabel

yang di gunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran guided

discovery.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam pembelajaran ini adalah kemampuan berpikir

kreatif. Kemampuan berpikir kreatif meliputi: keterampilan berpikir lancar

(Fluency), keterampilan berpikir luwes (Flexibility), keterampilan berpikir orisinal

(Originality), keterampilan merinci atau mengelaborasi (Elaboration).

G. Metode Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi lebih mudah di gunakan karena apabila ada

kekeliruan sumber datanya belum berubah. Dalam penelitian ini metode

dokumentasi untuk mendapatkan nilai asli ujian terakhir semester (UAS) semester

satu mata pelajaran biologi yang digunakan untuk menentukan dua kelas yang kan

dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 39: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Metode Tes

Metode tes di gunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam bentuk uraian atau essay.

c. Metode Observasi

Metode observasi di gunakan untuk mengukur keterlaksanaan langkah-

langkah dari metode pembelajaran yang di laksanakan, yaitu metode pembelajaran

guided discovery. Dengan lembar observasi subjek penelitian tanpa

sepengetahuannya dinilai oleh observer yang berjumlah tiga orang.

H. Teknik Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa berupa soal uraian atau essay,

serta lembar observasi untuk mengukur keterlaksanan sintak metode

pembelajaran. Penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Untuk dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa berupa soal uraian

atau essay. Instrumen yang akan di buat terlebih dahulu kisi-kisi yang

selanjutnya di tuangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan

untuk mengambil data harus di uji cobakan terlebih dahulu pada sampel dari

mana populasi di ambil.

b. Pengukuran keterlaksanaan sintak metode pembelajaran

Pengukuran keterlaksanaan sintak metode pembelajaran menggunakan

lembar observasi yang dilakukan oleh observer dengan melakukan checklist

(√).

I. Uji Coba Instrumen

1. Uji validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan

validitas konstrak. Sebuah tes di katakan memiliki validitas isi apabila mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang di

berikan, Arikunto (2009). Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan

Page 40: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pendapat para ahli (Judgment experts). Para ahli di minta pendapatnya tentang

instrument yang telah di susun. Setelah pengujian konstrak dari para ahli dan

berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai, maka di teruskan dengan uji

coba instrument. Sugiyono (2011).

2. Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya dan tidak tidak jauh berbeda data dari

kenyataan. Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya untuk di gunakan

sebagai alat untuk mengumpulkan data. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf

reliabilitas yang tinggi jika te tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila

diteskan berulang-ulang.

Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode reliabilitas internal yaitu

menganalisis reliabilitas alat ukur dari hasil satu kali uji coba instrumen. Analisis

uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alfa Cronbach.

Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach menurut Sugiyono (2011):

Keterangan:

r11 = Reliabilitas yang dicari

k = Mean kuadrat antar subjek

= Mean kuadrat kesalahan

= Varians total

Rumus untuk varians total:

Rumus untuk varians item:

Keterangan:

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = Jumlah kuadrat subjek

22

n(Xt)2

nXt2St

22

n

JKs

n

JKiSi

2

2

11 11 t

i

S

S

k

kr

2iS

2tS

Page 41: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item dilihat dari nilai r

menurut.Riduwan (2004) adalah:

0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,6 – 0,799 : Tinggi (T)

0,4 – 0,599 : Cukup (C)

0,2 – 0,399 : Rendah (R)

0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)

Hasil uji reliabilitas uji coba kemampuan berpikir kreatif secara lengkap disajikan

pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada lampiran 2.

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Uji coba Siswa

Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji

Kemampuan Berpikir Kreatif

6 0,43 Reliabel

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kemampuan

berpikir kreatif menggunakan rumus Alpha diperoleh r11 = 0,43 yang berarti

bahwa koefisien reliabilitas soal tes kemampuan berpikir kreatif cukup.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian

reliabel untuk digunakan.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini ada dua yaitu analisis deskriptif dan

analisis inferensial. Analisis deskriptif di gunakan untuk menganalisis

kemampuan berpikir kreatif. Analisis inferensial di gunakan untuk analisis

statistik dalam menguji hipotesis. Dalam menguji hipotesis pada penelitian ini di

gunakan uji T independen dengan taraf signifikansi 5% dengan bantuan SPSS 16.

Sebelum dilakukan uji T dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan

uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal

merupakan salah satu syarat di lakukannya parametric-test. Uji normalitas ini di

lakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji homogenitas

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua kelompok data sampel berasal

Page 42: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji homogenitas

sampel menggunakan uji Lavene’s.

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada kedua kelompok sampel sebelum diberi perlakuan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang.

Sebelum uji-t dilakukan perlu adanya uji prasyarat yaitu uji Kolmogorov-

Smirnov untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov pada program SPSS 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal)

H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima

4) Kesimpulan:

1) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0

diterima.

2) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0

ditolak.

Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov secara ringkas disajikan dalam

Tabel 3.4 dan selengkapnya pada lampiran 4 .

Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal

Nilai Awal

p-value Kriteria Keputusan H0Kelompok

KontrolKelompok

Eksperimen0.200 0.200 p-value >

0,05Diterima, normal

Page 43: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa kemampuan awal untuk

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki p-value lebih

dari nilai signifikasi 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada

program SPSS 16.

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)

H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima

4) Kesimpulan:

1) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.

2) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.

Hasil perhitungan uji homogenitas kemampuan awal dengan

menggunakan uji Levene’s disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.5 dan

selengkapnya pada lampiran 4.

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan

Awal

Nilai Awalp-value Kriteria Keputusan H0

0.215 p-value > 0,05 Diterima, homogeny

Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa kemampuan awal kelas

kontrol dan kelas eksperimen memiliki p-value lebih dari nilai signifikasi

0,05 sehingga semua variansi homogen.

c. Uji Kesetimbangan

Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan T-test pada

SPSS 16.

1) Hipotesis

Page 44: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak

sama)

2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima.

4) Kesimpulan:

1) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0

diterima.

2) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0

ditolak.

Hasil perhitungan uji kesetimbangan kemampuan awal dengan

menggunakan T-test disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.6 dan

selengkapnya pada lampiran 4.

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal

Nilai Awalp-value Kriteria Keputusan H0

0.361 p-value > 0,05 Diterima, kemampuan awal sama

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui p-value untuk nilai awal lebih besar

dari nilai signifikasi 0,05 sehingga H0 diterima sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa kedua sampel penelitian memiliki kemampuan awal

yang sama (seimbang).

2. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan uji T dilakukan uji prasyarat

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai

distribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Uji

normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji

homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua kelompok data

Page 45: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji

homogenitas sampel menggunakan uji Lavene’s.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dari penelitian ini menggunakan uji t (t test). Uji t dilakukan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan.

Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. Apabila data sudah berdistribusi normal dan

homogen, maka dilanjutkan dengan uji t. Perhitungan uji hipotesis menggunakan

T-test pada program SPSS 16.

1. Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan antara kedua kelompok)

H1 : µ1 ≠ µ2 (ada perbedaan antara kedua kelompok)

4. Taraf signifikan (α) = 0,05

5. Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima.

6. Kesimpulan:

a. Tidak terdapat perbedaan antara kedua kelompok jika H0 diterima.

b. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok jika H0 ditolak.

K. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian posttest control group design, dapat disusun

prosedur operasional peneliti. Langkah-langkah operasional penelitian yaitu tahap

perencanaan, tahap perlakuan, dan tahap analisis data. Secara terperinci dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan

proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran

Page 46: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

guided discovery, penyusunan silabus, dan yang terakhir mempersiapkan

instrument penelitian berupa perangkat pengumpulan data.

2) Tahap perlakuan

Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek

penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanyak-

banyaknya dari subjek penelitian. Pada tahap ini meliputi pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dengan menggunakan metode

pembelajaran guided discovery dan metode ceramah diskusi eksperimen pada

kelas kontrol. Pada saat pembelajaran berlangsung, observer yang berjumlah

tiga orang mengobservasi keterlaksanaan langkah-langkah metode

pembelajaran guided discovery dengan menggunakan lembar observasi.

Setelah itu diadakan posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif

siswa.

3) Tahap analisis data.

Tahap analisis di lakukan setelah mendapatkan data. Analisis data dibantu

dengan menggunakan program SPSS versi 16. Tahap ini di lakukan sampai

dengan penyusunan laporan.

Page 47: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Pelajaran Biologi.

Penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun

pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode Guided Discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

pada materi pencemaran lingkungan. Hasil kemampuan berpikir kreatif siswa

diukur dari hasil postest materi pencemaran lingkungan. Data hasil kemampuan

berpikir kreatif siswa diambil dari dua kelas yaitu kelas X.3 sebagai kelompok

kontrol berjumlah 34 siswa dengan pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas

X.1 berjumlah 34 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan metode Guided

Discovery.

Perbandingan rata-rata kemampuan berpikir kreatif yang terdiri dari

berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originaly),

berpikir terperinci (elaboration) antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen secara lengkap disajikan pada lampiran dan secara ringkas dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Perbandingan rerata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan

eksperimen

No. Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas EksperimenJumlah Jumlah

1. 50-57 4 02. 58-65 3 13. 66-73 14 44. 74-81 7 65. 82-89 5 126. 90-97 1 107. 98-105 0 1Rata-rata 70.8333 84.4363Standar Deviation 10.61057 9.19239Variance 112.584 84.500Minimum 50.00 62.50Maximum 91.67 100.00

Page 48: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 4.1 Histogram Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif

Gambar histogram 4.1 menunjukkan rata-rata aspek kemampuan berpikir

kreatif pada kelas eksperimen tertinggi didapat pada aspek elaboration yaitu

sebanyak 88,05 %, sedangkan terendah pada aspek fluency yaitu sebanyak 83,2 %.

Berdasarkan urutan dari nilai aspek kemampuan berpikir kreatif dari yang

tertinggi ke yang terendah adalah elaboration 88,05 %, flexibility 86,56%,

originality 86,56 %, fluency 83,25 %. Sedangkan pada kelas kontrol secara

berurutan dari yang tertinggi ke yang terendah flexibility 74,25 %, elaboration

71,64 %, fluency 70,9%, originality 69,4%.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data yang

diperoleh terdistribusi secara normal atau tidak normal. Uji normalitas ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Liliefors Signification Correction).

Normalitas pada data dapat diketahui dari populasi yang berdistribusi normal

(H0=diterima) jika nilai nyatasi probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai

signifikansi α = 0,05. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kreatif secara

lengkap disajikan pada lampiran dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel

berikut.

0102030405060708090

100

Fluency Flexibility Originallity Elaboration

% ra

ta-r

ata

Aspek KBK

Kemampuan Berpikir Kreatif

kontrol

eksperimen

Page 49: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Sisiwa

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

P-valueKriteria

KeputusanUji H0

Metode Ceramah Bervariasi

Guided Discovery

0.083 0.152p-value >

0,05

H0

diterima, normal

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa data hasil postest pada kelas kontrol

maupun kelas eksperimen terdistribusi dengan normal. Hal ini ditunjukan dari

probabilitasnya (p-value) lebih dari nilai signifikasi 0,05 (sig>0,05).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada variansi antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diuji dan apakah variansinya bersifat

homogen atau heterogen. Uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s.

Kelas eksperimen dan kontrol bisa dikatakan homogen apabila (H0=diterima) jika

nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai α = 0,05 (sig >0,05). Hasil uji

homogenitas kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada lampiran dan

disajikan secara ringkas pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif

Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0Model Pembelajaran

Kemampuan Berpikir Kreatif

0,807 P-value >0,05

H0 diterima, homogen

Tabel 4.3 menunjukkan nilai probabilitas (p-value) untuk uji

homogenitasnya adalah lebih dari 0,05 (sig >0,05), H0 diterima. Berdasarkan

kedua uji diatas maka dapat dilanjutkan ke uji t.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang bertujuan

untuk mengetahui ada atau tidaknya beda yang signifikan dari kedua variabel

Page 50: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tersebut. Pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah

tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% yaitu Ho ditolak jika sig < α (0,05).

Hal ini berarti jika sig < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak,

sebaliknya jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima.

1. Uji hipotesis Kemampuan Berpikir Kreatif

Hasil analisis tentang pengaruh metode Guided Discovery terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa menggunkan uji t secara ringkas dalam tabel

4.4 dan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran.

Tabel 4.4 Hasil Uji t Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan Berpikir Kreatif

F P-value Kriteria Keputusan

66 0.0000p-value <

0,05

Ho ditolak, Terdapat

perbedaan yang signifikan

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa HO ditolak, maka H1

diterima, artinya ada beda yang signifikan pada kemampuan berpikir kreatif siswa

antara kelas kontrol dengan metode pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas

eksperimen dengan metode pembelajaran Guided Discovery, sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Guided Discovery mampu

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada perbedaan

yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil

perhitungan menunjukkan sig α < (0,05), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima,

artinya penerapan metode Guided Discovery berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

Metode Guided Discovery merupakan metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dengan menemukan sendiri konsep pada materi

pencemaran lingkungan dan terbukti mampu meningkatkan proses berpikir siswa.

Peran guru mengemukakan masalah, memberi pengarahan kepada siswa mengenai

Page 51: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pemecahan, dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi antara

guru dan siswa tersebut terbukti mendorong siswa meningkatkan kemampuan

berpikirnya terutama dalam hal berpikir kreatif. Aspek berpikir kreatif meliputi

berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originaly),

berpikir terperinci (elaboration). Penerapan metode Guided Discovery pada

materi pencemaran lingkungan dilakukan agar siswa mampu mengorganisasikan

bahan pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan kemampuannya sendiri. Guru

sebagai fasilitator harus memberikan bimbingan kepada siswa dalam kegiatan

yang berbasis penemuan pada materi pencemaran lingkungan.

Metode Guided Discovery yang diterapkan pada kelas X.I sebagai kelas

eksperimen mempunyai beberapa tahapan atau langkah-langkah pembelajaran.

Tahap pertama yaitu simulation, kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah guru

menampilkan video tentang pencemaran lingkungan, kemudian guru bertanya

kepada siswa dengan mengajukan persoalan mengenai pencemaran lingkungan

yang sudah ditayangkan di video tersebut. Guru meminta siswa untuk menjawab

pertanyaan tentang macam polutan dan mengelompokkan jenis pencemaran

berdasar tempatnya. Pada tahapan ini siswa dapat mengoptimalkan salah satu

aspek kemampuan berpikir yaitu berpikir luwes (flexibility). Tayangan video

pencemaran tersebut untuk memberi gambaran kepada siswa mengenai materi

pencemaran lingkungan sehingga ketika guru memberikan pertanyaan siswa

mampu menemukan konsep dan melatih proses berpikir siswa. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Rustaman (2005) yang menyatakan bahwa pertanyaan yang

diberikan guru kepada siswa akan mendorong siswa melatih kemampuaan berpikir

sehingga mampu menemukan konsep terutama pada materi pencemaran

lingkungan.

Tahap kedua metode Guided Discovery adalah problem statement. Siswa

diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan pada wacana di

lembar kerja siswa. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan. Guru membimbing siswa untuk memecahkan suatu

permasalahan yang terdapat pada LKS dan siswa dibimbing untuk membuat

hipotesis eksperimen tentang pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup

Page 52: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ikan. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menggutarakan gagasan,

pendapat mereka melalui pertanyaan yang diajukan sehingga siswa dapat

mengoptimalkan salah satu aspek kemampuan berpikir yaitu berpikir lancar

(fluency) dalam menyampaikan berbagai gagasan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Vassiliki Derri dan Maria Pachta (2007) bahwa penggunaan pertanyaan

dapat membantu siswa mengoptimalkan proses berpikirnya, tetapi dengan

pertanyaan yang berbeda.

Tahap ketiga data collection adalah untuk menjawab pertanyaan atau

membuktikan benar tidaknya hipotesis. Aktivitas siswa dalam tahap ini adalah

melakukan praktikum pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup ikan.

Tahapan ini siswa dapat mengoptimalkan aspek berpikir kreatif yaitu berpikir

terperinci (elaboration). Kegiatan siswa di kelas untuk mengoptimalkan aspek

elaboration yaitu dengan membuat rancangan eksperimen pengaruh detergen

terhadap kelangsungan hidup ikan, rancangan eksperimennya meliputi judul

rancangan, permasalahan, solusi permasalahan, tujuan, alat dan bahan, cara kerja.

Peran guru pada tahapan ini hanya membimbing siswa membuat suatu

eksperimen, dan membantu siswa jika ada kesulitan.

Tahap keempat adalah data processing. Semua informasi hasil bacaan,

eksperimen, observasi, dan sebagainya, semua diolah, bahkan bila perlu dihitung

serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Tahapan ini pada saat

pembelajaran siswa setelah melakukan eksperimen atau praktikum menuliskan

hasil yang diperoleh pada tabel data pengamatan yang telah tercantum pada LKS.

Salah satu siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal-hal yang belum

dipahami, misalnya ada siswa yang bertanya mengapa sisik ikan berlendir dan

berdarah jika terkena detergen.

Tahap kelima adalah verification atau pembuktian dimana setiap siswa

menganalisis apa yang didapat dari eksperimen yang dilakukan dan setiap siswa

diminta untuk menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis atau tidak.

Tahap terakhir adalah generalization yaitu dimana siswa menganalisis

lebih lanjut hasil eksperimen apakah sesuai dengan hipotesis yang dibuat atau

belum serta memberikan alasan-alasan yang sesuai.

Page 53: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Proses pembelajaran di kelas X.3 sebagai kelas kontrol menggunakan

metode ceramah bervariasi yang biasa digunakan guru sehari-hari. Pertemuan

pertama guru menyampaikan materi pencemaran lingkungan dengan ceramah.

sebagian mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting yang telah

disampaikan guru. Pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan praktikum dikelas

tetapi semua langkah-langkah praktikum sudah dibuat oleh guru, sehingga tidak

merangsang siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir mereka dalam hal

memecahkan suatu permasalahan dan kurang mampu dalam pemahaman suatu

konsep pembelajaran. Setelah praktikum siswa melakukan diskusi untuk

mengejakan LKS secara individu kemudian dibahas bersama di kelas. Saat diskusi

kelas hanya beberapa siswa saja yang mau menyampaikan pendapat serta

gagasannya dalam diskusi. Banyak siswa yang tidak memperhatikan dalam

diskusi sehingga pelaksanaan diskusi tidak berjalan dengan efektif.

Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mengajukan

pertanyaan jika ada poin penting yang belum dipahami. Salah satu siswa

mengangkat tangan dan bertanya kepada guru tentang alternatif untuk

menanggulangi pencemaran di sungai. Guru meminta siswa lain untuk

menanggapi pertanyaan tersebut, namun tidak ada siswa lain yang mau

menanggapi pertanyaan tersebut. Akibatnya siswa tidak bisa mengoptimalkan

proses berpikir kreatifnya untuk memecahkan suatu permasalahan terutama materi

pencemaran lingkungan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Wenno (2008) yang

menyatakan bahwa proses berpikir kreatif diperlukan siswa untuk menemukan

suatu cara baru untuk memecahkan suatu permasalahan.

Proses pembelajaran biologi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok.

Kelas eksperimen pembelajaran berpusat pada siswa (student center) sedangkan

kelas kontrol pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Aktivitas siswa

pada kelas kontrol terlihat pasif karena guru kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyampaikan gagasan atau ide-ide mereka untuk

memecahkan permasalahan yang terkait dengan pencemaran lingkungan. Kriteria

pertanyaan yang diajukan siswa saat pembelajaran juga sangat berbeda.

Page 54: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pertanyaan yang diajukan siswa pada kelas eksperimen sudah mengarah ke proses

berpikir kreatif, sedangkan pertanyaan di kelas kontrol masih tingkat rendah

karena pemahaman siswa masih terbatas oleh penjelasan yang diberikan guru.

Siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah

bervariasi cenderung tidak antusias dalam mengerjakan soal-soal dan serta

menjawab pertanyaan yang diberikan.

Hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan metode Guided Discovery

terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini

didukung penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2008) bahwa penerapan metode

Discovery berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif, nilai yang tertinggi pada kelas

eksperimen adalah pada aspek elaboration, dikarenakan pada aspek ini terdapat

aktivitas siswa membuat rancangan eksperimen sendiri tentang pengaruh detergen

terhadap kelangsungan hidup ikan. Rancangan eksperimennya meliputi judul

rancangan, permasalahan, solusi permasalahan, tujuan, alat dan bahan, cara kerja.

Aspek elaboration ini diaplikasikan pada soal untuk mengukur kemampuan

berpikir kreatif siswa yaitu berupa pertanyaan essay yang berisi tentang

penyusunan suatu rancangan eksperimen untuk mengetahui pengaruh detergen

terhadap kelangsungan hidup ikan, sehingga siswa dengan mudah dan benar

dalam menjawab soal tersebut.

Metode Guided Discovery mampu meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif karena keduanya memiliki aspek yang saling berkaitan. Hal ini dapat

dilihat pada tahapan-tahapan metode Guided Discovery yang mengacu pada aspek

berpikir kreatif seperti berpikir luwes (flexibility) yang terdapat pada tahap

simulation dimana guru merangsang berpikir kreatif siswa dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video pencemaran untuk dijawab

dan dipecahkan siswa. Selanjutnya pada tahap data collection siswa

mengoptimalkan salah satu aspek berpikir kreatif yaitu elaboration untuk

membuat rancangan eksperimen serta membuat tujuan dan alat bahan yang

digunakan. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa metode Guided Discovery

terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Page 55: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa penerapan

metode Guided Discovery berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

referensi pada penelitian mengenai pengaruh berbagai metode pembelajaran terutama

metode Guided Discovery terhadap pembelajaran biologi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian secara praktis dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi

guru dalam memberikan pembelajaran biologi khususnya dengan menerapkan metode

pembelajaran Guided Discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa.

C. Saran

1. Guru

1. Guru harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

sendiri solusi dari suatu permasalahan, sehingga dapat mengoptimalkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Guru harus memahami tahapan-tahapan di dalam metode pembelajaran ini,

sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif.

3. Guru harus bisa mengelola waktu dalam pembelajaran agar sesuai dengan

tahapan metode ini dan sesuai dengan banyaknya materi yang harus diberikan.

Page 56: GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR …/Pengaruh... · grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the ... Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4. Guru harus memahami materi yang akan disampaikan dengan matang, sehingga

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Siswa

Setelah diberi metode pembelajaran Guided Discovery siswa harus mampu

mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyampaikan ide-ide atau

gagasan dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih menguasai konsep yang

diajarkan.

3. Peneliti

Penelitian ini terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu diadakan

penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan metode pembelajaran Guided

Discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam ruang lingkup yang

lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.