Upload
tranphuc
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH
GUIDED DISCOVERY
SISWA KELAS
TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO
FAKULTAS KEGURUAN
i
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO
K4308119
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
METODE PEMBELAJARAN
MAMPUAN BERPIKIR KREATIF
BOYOLALI
TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO
DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Taufik Widhiyantoro Dwi Saputro
NIM : K4308119
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN
METODE GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
Taufik Widhiyantoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PENERAPANMETODE PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO
K4308119
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, September 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Meti Indrowati, S.Si, M.Si Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si
NIP. 19781001 200112 2 002 NIP. 19760419 200112 2 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 20 September 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Puguh Karyanto, S.Si., M.Si.,Ph.D ......................
Sekretaris : Dra. Sri Dwiastuti, M.Si ......................
Anggota I : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ......................
Anggota II : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
( Aristoteles)
Kemenangan adalah milik orang yang berdoa
Kemenangan adalah milik orang berjuang
(Ahmad Dhani)
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah
harapan.
(Penulis)
Masalah dalam kehidupanlah yang akan selalu mendewasakanmu,
apabila kamu berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
( Penulis)
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah dan tetap jalani
hidup ini dan melakukan hal yang tebaik.
( D’masiv)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Almh Ibu yang tercinta, dan paling saya hormati dan tidak akan pernah
terganti sampai kapanpun.
Bapakku tercinta, yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu
mendoakanku dan menjadi panutan.
Kakakku tercinta dan Mas Putra, adik Aulia Tirta tersayang
Abrari Nur Aan Ilmi , thanks for all, love u forever.
Ibu Meti dan ibu Riezky, selaku dosen pembimbing terima kasih atas
bimbingan, waktu, dan nasehatnya.
Ibu Nunuk dan siswa-siswi tersayang, terimakasih atas kerja samanya
dalam penelitian.
Teman-teman kost ( Pandu, Luqman, Purwo,Rofa) terima kasih atas kerja
sama dan kebersamaan kita baik disaat senang maupun susah selama ini.
Agung, Evin, Hantyan, Dwito, Eko, Sinta, Wulan, Novia, Anggun, Phia
kalian teman paling josh tenan.
Teman-teman seperjuangan Biologi Education 2008, terima kasih atas
kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan. Semoga
persahabatan kita abadi selamanya.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Taufik Widhiyantoro. K4308119. PENGARUH PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan IImu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September
2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode Guided Discovery terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas X
SMA N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment)
yang menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menggunakan
tes uraian atau essay. Teknik analisis data dengan t-tes.
Hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh nilai α sebesar 0.0000,
jadi signifikansi α < (0,05), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada beda
yang signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas kontrol dengan metode
pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas eksperimen dengan metode pembelajaran
Guided Discovery. Rata-rata aspek kemampuan berpikir kreatif pada kelas
eksperimen tertinggi didapat pada aspek elaboration, sedangkan terendah pada
aspek fluency.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Guided Discovery
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas X SMA Negeri 1
Teras Boyolali
Kata kunci : Guided Discovery, Kemampuan Berpikir Kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Taufik Widhiyantoro. K4308119. THE EFFECTIVENESS OF
GUIDED DISCOVERY METHOD APPLICATION TOWARD CREATIVE
THINKING SKILL AT THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA N 1
TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis.
Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret
University of Surakarta. September 2012.
The purpose of this study is to determine the effectiveness of Guided
Discovery method application toward creative thinking skill of the tenth grade
students of SMA N 1 Teras Boyolali In The Academic Year 2011/2012.
This study was a quasi-experimental study using Posttest Only Control
Design as a research design. The population in this study was the students of tenth
grade in the second semester of SMA N 1 Teras Boyolali in the Academic Year
2011/2012. The sampling technique used Cluster Random Sampling. The
collecting data were by test and non test. The datas were analysed by t-test.
The calculation results obtained using t-test are α value for 0.0000 so the
significance of α < ( 0.05), thus received H1 and Ho rejected. It means there is a
significant difference of students ability to think creatively between control class
with method lecture varies, and class experiment using Guided Discovery
methods .The highest aspect average of creative thinking skill in the experiment
class was obtained in elaboration aspect, while the lowest in fluency aspect.
The conclusion of this research was Guided Discovery learning method
was had significantly affected the creative thinking skill on X grade of SMA
Negeri 1 Teras Boyolali.
Keywords: Guided Discovery, Creative Thinking Skill.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH PENERAPAN METODE
GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam
mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian hingga penyusunan
skripsi.
5. Ibu Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian hingga penyusunan
skripsi.
6. Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang telah memberi kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Ibu Nunuk sebagai guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 1 Teras Boyolali,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.
8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v
HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Metode Pembelajaran Guided Discovery ...................................... 6
2. Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................................ 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Hasil Penelitian Relevan ................................................................ 13
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 14
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 17
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 18
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 19
C. Paradigma Penelitian............................................................................ 20
D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 20
E. Teknik Pengambilan Sampel..... .......................................................... 21
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 21
G. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 21
H. Teknik Penyusunan Instrumen............................................................. 22
I. Uji Coba Instrumen... .......................................................................... 22
J. Teknik Analisis Data. .......................................................................... 24
K. Prosedur Penelitian ... .......................................................................... 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ………………………………………………………. 30
1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif…………………… 30
B. Pengujian Prasyarat Analisis................................................................ 31
1. Hasil Uji Normalitas........................................................................ 31
2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 32
C. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 32
D. Pembahasan Hasil Analisis Data.......................................................... 33
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 38
B. Implikasi............................................................................................... 38
C. Saran..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 40
LAMPIRAN................................................................................................................ 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Diskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif .................................................. 11
2.2 Diskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif. ................................................. 12
3.1. Jadwal Penelitian..................................................................................... 18
3.2. Desain Penelitian Postest Only Control Design ..................................... 19
3.3. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Siswa................................. 24
3.4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kemampuan Awal…………………………………………………....... 25
3.5. Rangkuman Hasil Perhtungan Uji Homogenitas
Kemampuan Awal…………………………………………………....... 26
3.6. Rangkuman Hasil Uji-t Kemampuan Awal………………………. ....... 27
4.1. Perbandingan Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif Kalas Kontrol
Dan Esperimen……………………………………………………........ 30
4.2. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 32
4.3. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif ........................... 32
4.4. Hasil Uji-t Kemampuan Berpikir Kreatif................................................ 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir.................................................................................. 16
3.1 Skema Paradigma Penelitian.................................................................. 20
4.1. Histogram Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif. .................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian.................................................................................... 45
a. Silabus Kelas Kontrol ......................................................................... 46
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol............................ 49
c. Silabus Kelas Eksperimen................................................................... 74
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 77
e. Lembar Kerja Siswa............................................................................ 104
f. Aspek-Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif....................................... 110
g. Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif .............................................. 111
h. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif....................................................... 112
i. Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif................................ 114
j. Lembar Observasi Keterlaksanaan Langkah-Langkah
Metode Guided Discovery................................................................... 116
2. Analisis Instrumen ...................................................................................... 119
a. Hasil Try Out Tes Kemampuan Berpikir Kreatif................................ 120
b. Uji Validitas, Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..... 123
c. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ........................................................ 124
3. Data Hasil Penelitian................................................................................... 128
a. Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X1 (Kelas
Eksperimen) ....................................................................................... 129
b. Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X3 (Kelas
Kontrol) .............................................................................................. 130
c. Deskripsi Data Berpikir Kreatif Siswa................................................ 131
4. Analisis Data ............................................................................................... 133
a. Uji Kesetimbangan Dua Kelas ............................................................ 134
b. Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasar Metode
Pembelajaran ...................................................................................... 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
c. Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasar Metode
Pembelajaran ....................................................................................... 135
d. Uji-T Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................. 138
e. Gambar Histogram.............................................................................. 139
5. Perijinan ...................................................................................................... 140
a. Surat Permohonan Izin Penelitian....................................................... 141
b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ....................................... 146
c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ........................................... 147
6. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 148
a. Dokumentasi Kelas Kontrol................................................................ 149
b. Dokumentasi Kelas Eksperimen ......................................................... 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau
obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman atau
pengetahuan, baik pengalaman baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau
ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu
tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Pendapat ini didukung
oleh Slameto (1995), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia kreatif. Menurut Mulyasa (2006), apabila
pendidikan berhasil dengan baik sejumlah orang kreatif akan lahir karena tugas
utamanya pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan
sesuatu yang baru yang tidak hanya mengulang apa yang sudah ada sebelumnya.
Tuntutan di era globalisasi saat ini adalah manusia yang bercirikan
kreatif dan kritis. Akibat tuntutan tersebut, sistem pendidikan harus mampu
membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan hidup secara mandiri,
cerdas, rasional dan kreatif. Menurut Haryono (2006), pembelajaran harus mampu
mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud “the
four pillars of education” yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know)
dimana guru sebagai fasilitator dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif siswa, belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) dimana siswa
menggunakan keterampilannya ketika melakukan praktikum pencemaran
lingkungan, belajar untuk menjadi seseorang (learning to be) yaitu guru memberi
kesempatan siswa untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
aktif, sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai pembimbing sekaligus
menjadi fasilitator untuk mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
belajar untuk menjalani kehidupan bersama (learning to live together) yaitu saling
menghargai, dan bekerja sama saat melakukan praktikum pencemaran
lingkungan. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
dibudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkanya “sense of inquiry”
dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Kreatifitas sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
kreatifitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses
kehidupan manusia. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan aktifitas yang
bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap
suatu persoalan. Sesuai dengan pendapat, Hawadi (2001), potensi kreatif yang
dimiliki seseorang dapat menunjukan hasil perbuatan, kinerja atau karya, baik
dalam bentuk barang ataupun gagasan yang bermakna. Kreatif atau kreatifitas
pada intinya kemampuan seseorang untuk melahirkan hal yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, yang semuanya itu berbeda dengan yang telah ada
sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran saat ini justru terkadang menghambat
kreativitas peserta didik. Pembelajaran saat ini siswa masih kurang diberi
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Salah satunya adalah
keterampilan berpikir kreatif yang perlu dikembangkan sejak dini. Menurut
Mulyasa (2005), proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar.
Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya
diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip
saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga dalam
mengembangkan pembelajaran biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan aktif
siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui
interaksi dalam lingkungan. Kenyataan di lapangan sistem penyampaiannya lebih
didominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah. Guru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
memegang kendali, memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima
secara pasif.
Proses pembelajaran biologi menurut Trianto (2008) adalah guru masih
mendominasi dan kurang memberi kesempatan bagi siswa untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Kegiatan pembelajaran
biologi saat ini cenderung hanya menggunakan kemampuan menghafal saja
sehingga pengetahuan kurang dipahami siswa dan tidak dapat diingat lebih lama.
Proses pembelajaran biologi yang terjadi di lapangan yaitu siswa cenderung tidak
mau menyampaikan ide-ide saat guru mengajukan pertanyaan. Usaha guru untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang optimal, sehingga siswa
belum terbiasa berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran biologi seharusnya siswa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri fakta dan konsep, Menurut Rustaman (2005), proses
pembelajaran yang melibatkan siswa dapat diciptakan oleh guru, salah satunya
melalui metode discovery (penemuan). Hal ini didukung oleh pendapat Asmani
(2010), metode discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan serta dapat meningkatkan proses
berpikir siswa.
Menurut Suryosubroto (2002), seorang guru ada yang menerapkan
metode penemuan terpimpin (guided discovery), penemuan tidak terpimpin sama
sekali dan metode inquiry. Pada penemuan terpimpin (guided discovery) guru
mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan
membimbing siswa dalam hal mencatat data. Penemuan terpimpin (guided
discovery) di rancang untuk mengajarkan konsep dan hubungan antarkonsep.
Menurut David dkk (2009), pada saat menerapkan metode discovery terpimpin,
guru lebih sedikit menjelaskan dan lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sehingga siswa cenderung aktif dan memotivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Akinbobola & Afolabi (2010) menyatakan bahwa seorang guru harus
berusaha untuk menggunakan pendekatan penemuan terbimbing untuk melibatkan
siswa dalam kegiatan pemecahan masalah, belajar mandiri, berpikir kritis dan
pemahaman, dan belajar kreatif. Kegiatan belajar tidak hanya menggunakan
kemampuan menghafal, sehingga konsep dan prinsip yang didapat mudah diingat
lebih lama tetapi siswa juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.
Atas dasar uraian tersebut, maka akan diadakan penelitian dengan judul
sebagai berikut :” PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah :
Bagaimana pengaruh penerapan metode Guided Discovery terhadap kemampuan
berfikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran
2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan metode Guided Discovery
terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Siswa
1. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi.
2. Melalui metode Guided Discovery untuk mengaktifkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi Guru
1. Bagi guru: memotivasi kreativitas dan aktivitas guru dalam melaksanakan
tugas pembelajarannya.
2. Memotivasi guru untuk mengembangkan lebih lanjut metode guided dicovery
pada konsep yang lain.
3. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya terkait dengan kemampuan berfikir kreatif siswa.
3. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali sehingga meningkatkan sumber daya
pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Metode Pembelajaran Guided Discovery
Metode pembelajaran diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya apabila tidak
menguasai metode yang telah ditentukan. Menurut Bahri (2002) bahwa pengertian
metode adalah suatu cara yang di pergunakan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pengajaran
Sudjana (2005). Metode pembelajaran sendiri menurut Suyono & Hariyanto
(2011) dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses teratur untuk
melakukan pembelajaran.
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan suatu prosedur yang digunakan guru untuk melaksanakan langkah-
langkah atau sintak pembelajaran sesuai dengan metode yang dipilih untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai.
Jerome Bruner (2009) merupakan seorang pemuka discovery learning
yang mengemukakan bahwa pada pengajaran discovery terdapat keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, dan bertujuan tidak hanya
memperkaya pengetahuan tetapi juga untuk menciptakan berbagai penciptaan dan
discovery (penemuan). Pendapat tersebut di dukung oleh Arends (2008),
discovery merupakan suatu model pengajaran yang berpusat pada siswa dan
menekankan keaktifan belajar yang berpusat pada siswa dimana siswa
menemukan ide-idenya sendiri dan mengetahui maknanya sendiri.
Partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran ini disebut belajar
penemuan. Menurut Balım (2009) belajar terjadi oleh penemuan, yang
mengutamakan refleksi, berpikir, bereksperimen, dan mengeksplorasi. Seseorang
yang menggunakan penemuan dalam kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
percaya diri. Discovery merupakan cara yang dikenal dengan pembelajaran
sendiri. Belajar penemuan siswa membangun pengetahuan berdasarkan informasi
baru dan data yang di kumpulkan oleh mereka dalam lingkungan belajar yang
eksploratif. Belajar penemuan adalah metode yang mendorong siswa untuk
sampai pada kesimpulan berdasarkan kegiatan mereka sendiri dan observasi.
Menurut Suyono & Hariyanto (2011), konsep belajar menemukan
(discovery learning) adalah siswa mampu mengorganisasikan bahan pelajaran
yang dipelajarinya sesuai dengan kemampuannya sendiri. Guru harus memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menjadi pemecah masalah dalam kegiatan yang
berbasis penemuan. Peran guru adalah untuk selalu memotivasi dan mendorong
siswa untuk belajar sendiri melalui kegiatan dan pengalaman.
Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi penemuan terpimpin (guided
discovery), penemuan terpimpin yang kurang terstruktur (less structured guided
discovery), dan penemuan bebas (free discovery). Pada penemuan terpimpin guru
mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan
membimbing siswa dalam hal mencatat data. Pada penemuan terpimpin yang
kurang terstruktur, guru mengemukakan masalah, siswa diminta mengamati,
mengeksploitasi, dan melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah. Pada
penemuan bebas, semua dilakukan oleh siswa sendiri dari mulai memunculkan
masalah sampai pemecahannya. Rustaman (2005).
Discovery learning menekankan siswa yang menemukan suatu konsep,
menyusunnya dan menjabarkannya sendiri. Sedangkan expository learning berarti
siswa dituntun langkah demi langkah, sampai memahami kaidah dan memahami
perumusan kaidah dalam bentuk kata-kata. Menurut Winkel (1996), guided
discovery learning merupakan suatu bentuk kombinasi antara discovery learning
dan expository learning.
Siswa melakukan discovery dan guru senantiasa memberikan bimbingan
dengan menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta memberikan
bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pendapat ini didukung
oleh Hamalik (2006), guided discovery merupakan sistem dua arah dimana
melibatkan siswa dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Hamalik (2006), untuk melaksanakan guided discovery, guru
harus memiliki sejumlah kompetensi dan tingkah laku yang dapat diamati seperti :
1) Mengorganisasi satuan fisik dalam pengajaran agar mendorong timbulnya ide
pada diri siswa yang terlibat dalam belajar discovery. 2) Membantu siswa
memperjelas peranan-peranan yang perlu dilakukan melalui pembahasan bersama.
3) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang digunakan untuk memulai
belajar discovery. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju kepada
masing-masing individu dalam mengumpulkan dan menyusun kembali data
sehingga mereka memperoleh pemahaman baru. 5) Mendengarkan dan
menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan
respon-responnya sendiri.
Langkah- langkah metode discovery menurut Hanafiah & Cucu Suhana
(2009) adalah : Mengidentifikasi kebutuhan siswa, seleksi pendahuluan terhadap
konsep yang akan di pelajari, seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari,
menentukan peran yang akan di lakukan masing-masing peserta didik. mengecek
pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan di selidiki dan di temukan,
mempersiapkan setting kelas, mempersiapkan fasilitas yang di perlukan,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan
penemuan.
Secara garis besar prosedur metode Discovery menurut Bahri (2002)
adalah: 1) Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan, atau
menyuruh siswa membaca atau membuat suatu permasalahan. 2) Problem
statement. Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.
Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan yang diajukan. 3) Data colletion. Untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, siswa diberi
kesempatan untuk untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang
relevan, membaca literature, dan sebagainya. 4) Data processing. Semua
informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah,
bahkan bila perlu dihitung serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Verification, atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu
itu kemudian dicek, apakah terjawab, terbukti atau tidak. 6) Generalization.
Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik
kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Menurut Suryosubroto (2002), kelebihan dari metode penemuan adalah :
Dapat membantu siswa mengembangkan penguasaan keterampilan dan proses
kognitif siswa, strategi penemuan dapat membangkitkan minat siswa, misalnya
saat siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan
kadang-kadang kegagalan, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sesuai dengan kemampuannya sendiri, strategi ini berpusat pada anak, sehingga
siswa terlibat dan termotivasi untuk belajar sendiri, guru hanya sebagai fasilitator
dan berpartisipasi dalam membimbing terutama dalam suatu penemuan yang
jawabannya belum di ketahui sebelumnya, meningkatkan kepercayaan diri pada
siswa melalui proses-proses penemuan.
Kekurangan dari metode penemuan ini adalah : Harus ada persiapan
mental pada diri siswa untuk belajar dengan strategi ini, kurang sesuai jika di
terapkan dalam kelas yang besar, strategi ini mungkin tidak akan memberi
kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan di
temukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara
bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Menurut Sagala
(2006) bahwa berpikir ialah meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan
yang diperoleh manusia, sedangkan aktivitasnya merupakan tingkah laku yang
simbolis, karena seluruhnya berhubungan dengan hal-hal yang kongrit.
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru untuk
menemukan solusi suatu masalah. Menurut Heidarie dkk (2011), kreativitas
sebagai cara khusus untuk memecahkan masalah. Kreativitas berarti membuat dan
mengekspresikan ide-ide indah dan dapat diajarkan kepada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Hasil dari berpikir kreatif bisa disebut dengan kreativitas. Kreativitas
menurut Yeni & Euis (2010), merupakan produk berkaitan dengan penemuan
sesuatu. Menurut Munandar (2004), bahwa kreatifitas adalah hasil dari interaksi
antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian perubahan didalam individu
maupun dilingkungannya dapat menunjang atau menghambat upaya kreatif.
Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat di tingkatkan melalui
pendidikan.
Berfikir kreatif menurut Arnyana (2006) adalah proses untuk
mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli (orisinil), yang
berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek
berpikir rasional.
Proses kreatif dapat dibangkitkan melalui masalah. Menurut Yeni &
Euis (2010), ada lima macam perilaku yang memacu kemampuan kreatif
diantaranya adalah: fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakann ide
yang serupa untuk memecahkan suatu masalah, flexibility (keluwesan), yaitu
kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu
masalah diluar kategori yang biasa, originaly (keaslian), yaitu kemampuan
memberikan respon yang unik atau luar biasa, elaboration (keterperincian), yaitu
kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide
menjadi kenyataan, sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan
menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru. Menurut The Liang Gie (1995) kreatifitas adalah kemampuan
seseorang melalui budinya untuk membuat penggabungan yang melahirkan
gagasan baru. Berpikir kreatif menurut Yeni & Euis (2010) adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru , baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang tentunya berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian
penuh. Menurut Elaine (2009), berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari
pikiran yang di latih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang
menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Meliputi aktifitas
mental seperti: mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi baru dan
ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka, membangun keterkaitan, khususnya
diantara hal- hal yang berbeda, menghubungkan berbagai hal yang bebas,
menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan suatu yang baru menggunakan ide-ide dan gagasan yang berbeda
dari sebelumnya yang membutuhkan aspek-aspek fisik maupun mental.
Seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Munandar
(2004), ciri-ciri tersebut adalah biasanya seseorang tersebut selalu ingin tahu,
memiliki minat yang luas, menyukai kegiatan dan kegemaran yang kreatif, cukup
mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lebih berani mengambil resiko
(tetapi tetap dengan perhitungan), tidak takut untuk membuat kesalahan dan
mengemukakan pendapat mereka meskipun tidak disetujui orang lain.
Hawadi,dkk ( 2001) mendeskripsikan tentang unsur- unsur berfikir
kreatif, seperti yang disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Deskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif.
1. Keterampilan berpikir lancar
Definisi Perilaku SiswaMencetuskan banyak gagasan,
jawaban,penyelesaian masalah atau pertanyaan.
Mengajukan banyak pertanyaan
Memberi banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.
Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Tabel lanjutan.2. Kemampuan berpikir luwes
Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.
Menggolongkan hal-hal yang menurut pembagian atau kategori yang berbeda-beda.
3. Berpikir OrisinalMampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak pernah terpikirkan orang lain.
Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.
Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara baru.
4. Berpikir Elaboratif Mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk.
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinciMengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
5. Berpikir EvaluatifMenentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pernyataan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana.
Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri
Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan ”mengapa?”
Menurut Munandar (2009) mendeskripsikan tentang unsur- unsur berfikir
kreatif, seperti yang disajikan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Deskripsi Unsur-unsur Berpikir Kreatif.
Unsur-unsur berpikir kreatif Perilaku siswa
1. Berpikir lancar (Fluency) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.
Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah
2. Berpikir luwes (Flexibility) Menggolongkan hal-hal yang menurut pembagian atau kategori yang berbeda-beda..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tabel lanjutan
3. Berpikir orisinal (Originaly) Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.
4. Berpikir terperinci (Elaboration) Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan.
Memperinci detail-detail.
Memperluas suatu gagasan.
Menurut Hawadi (2001) ada empat alasan mengapa seseorang perlu
belajar kreatif. Keempat alasan sebagai berikut: 1) Belajar kreatif membantu anak
menjadi lebih berhasil guna jika kita (orang tua/guru) tidak bersama mereka, 2)
Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan
masalah, 3) Belajar kreatif dapat mengubah karir pribadi seseorang, 4) Belajar
kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan besar.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat beberapa
penelitian yang relevan. Salah satunya yang dilakukan oleh Liliawati dan
Puspita (2010), di peroleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran berbasis
masalah pada pokok bahasan usaha dan energi lebih efektif dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pitria (2010),
menyatakan bahwa penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil
belajar melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Maka dapat
di simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Wahyuning (2009).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan
metode discovery rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik
pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang diajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
metode ekspositori. Bahwa pembelajaran dengan metode Discovery lebih baik
daripada pembelajaran dengan metode ekspositori terhadap kemampuan
pemecahan masalah pada materi segiempat siswa kela VII SMP N 2 Nalumsari.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Syifa (2010), diperoleh hasil
bahwa Guided Discovery mampu merangsang aktivitas siswa sehingga dapat
memunculkan aktivitas belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
C. KERANGKA BERPIKIR
Kemampuan berpikir kreatif terfokus pada penggalian ide-ide,
memunculkan kemungkinan-kemungkinan, dan mencari banyak jawaban benar
yang masih kurang di perhatikan. proses kreatif dapat di bangkitkan melalui
masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif di antaranya adalah: a)
Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakann ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah. b) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar
kategori yang biasa. c) Originaly (keaslian), yaitu kemampuan memberikan
respon yang unik atau luar biasa. d) Elaboration (keterperincian), yaitu
kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide
menjadi kenyataan. e) Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan
menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat memicu kemampuan
berpikir kreatif siswa di antaranya adalah metode penemuan. Metode penemuan
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu penemuan (discovery), penemuan terbimbing
(guided discovery) dan penemuan terbuka. Discovery learning merupakan
pembelajaran di mana siswa di arahkan untuk menemukan konsep yang sudah ada
dengan pengetahuan dan pengalaman belajarnya sendiri. Dengan Discovery
Learning ini siswa di tuntut untuk berpikir kreatif menemukan konsep dalam
pembelajaran biologi. Pada guided discovery pembelajaran dilakukan dengan
cara guru membimbing siswa dalam berpikir , menganalisa konsep suatu materi
sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sediakan guru. Selanjutnya siswa dihadapkan pada situasi di mana siswa
menyelidiki dan menarik kesimpulan sesuai dengan pengetahuan yang di peroleh.
Berdasarkan pernyataan diatas terdapat hubungan antara guided
discovery (penemuan terbimbing) dengan kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu
pada penemuan terbimbing siswa dituntut mampu mengungkapkan ide-ide dalam
menemukan suatu konsep, teori atau masalah dan guru memberikan bimbingan
selama proses penemuan.(Gambar 2.1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
.
Gambar 2.1. kerangka berpikir
Masalah:
Dalam pembelajaran biologi siswa cenderung tidak mau menyampaikan ide-ide saat guru mengajukan pertanyaan.
Dalam pembelajaran biologi siswa hanya mengandalkan hafalan sehingga kemampuan berpikir kreatif kurang berkembang.
Usaha guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang optimal, sehingga siswa belum terbiasa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berpikir kreatif kurang
Akibatnya:
Siswa belum terbiasa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berpikir kreatif siswa belum tergali dengan optimal.
PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY
Prosedur Guided Discovvery
Manfaat:
Guru sebagai fasilitator untuk mengembangkan atau memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dimilikinya.
Siswa memiliki kemampun berpikir kreatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
D. HIPOTESIS
Dengan dasar kajian teori beberapa referensi tersebut, diajukan hipotesis
sebagai berikut :
“Terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran Guided Discovery terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun pelajaran
2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012. Alamat di Jalan Raya Sudimoro-Teras km 2, Teras Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012. Pelaksanaan penelitian di bagi menjadi tiga tahap yaitu sesuai Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.
NoKegiatan penelitian
Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)01 02 03 04 05
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Tahap Persia pa n
a. konsultasi judul proposal
b. penyusunan proposalpenelitian
c. penyusunan instrumen penelitian
d. seminar proposale. ijin pelaksanaan
penelitian 2. Tahap pelaksanaan
a. uji validitas dan realibilitas instrumen
b. penentuan sampel
c. pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data
d. analisis data
3. Tahap penyusunan laporan a. penyusunan
laporan atau skripsi
b. seminar laporan atau skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode guided
discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA N 1 Teras
Boyolali. Berdasar tujuan penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu dengan pendekatan semu
(Quasi Experimental). Pendekatan eksperimen semu pada hakekatnya adalah
penelitian yang berusaha untuk mencari dan menguji pengaruh suatu variabel
bebas (independent variables) terhadap variabel yang lain, yaitu variabel terikat
(dependent variables).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran guided
discovery dan metode pembelajaran ceramah diskusi eksperimen, sedangkan yang
menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.
Penelitian Quasi eksperimen ini menggunakan desain penelitian postest
only control design.. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-
masing di pilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok lainya tidak di beri perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan disebut
kelompok kontrol ( Sugiyono 2011).
Tabel 3.2 Desain Penelitian postest only control design.
Kelompok Perlakuan Post test
Eksperimen (R) X O1
Kontrol (R) - O2
Keterangan:
O1 = Hasil posttest kelas eksperimen.
O2 = Hasil posttest kelas kontrol.
X = Perlakuan berupa metode pembelajaran guided discovery.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Paradigma penelitian
Paradigma penelitian dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana
dapat dilihat pada Gambar 2.
Keterangan:
X : Metode pembelajaran.
X0 : Metode ceramah diskusi eksperimen.
X1 : Metode Pembelajaran Guided Discovery.
Y : Kemampuan berpikir kreatif.
X0Y : Kemampuan berpikir kreatif.
X1Y : Kemampuan berpikir kreatif kelompok eksperimen.
Gambar 3.1. Skema Paradigma Penelitian
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X di SMA Negeri
1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari tujuh kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yang diperoleh dari
populasi di atas.
Pembagian kedua kelas tersebut antara lain:
a. Kelas eksperimen (metode pembelajaran guided discovery)
b. Kelas kontrol (metode pembelajaran ceramah diskusi eksperimen)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
E. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
Teknik ini digunakan karena satuan sampel tidak terdiri dari individu melainkan
dalam cluster (kelas) dan pemilihannya secara acak. Dari tujuh kelas yang
terdapat di kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali di pilih dua kelas yang
dijadikan sampel, yaitu satu sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas
eksperimen.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan
oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian di tarik kesimpulan Sugiyono (2011). Terdapat dua macam variabel
yang di gunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran guided
discovery.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam pembelajaran ini adalah kemampuan berpikir
kreatif. Kemampuan berpikir kreatif meliputi: keterampilan berpikir lancar
(Fluency), keterampilan berpikir luwes (Flexibility), keterampilan berpikir orisinal
(Originality), keterampilan merinci atau mengelaborasi (Elaboration).
G. Metode Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi lebih mudah di gunakan karena apabila ada
kekeliruan sumber datanya belum berubah. Dalam penelitian ini metode
dokumentasi untuk mendapatkan nilai asli ujian terakhir semester (UAS) semester
satu mata pelajaran biologi yang digunakan untuk menentukan dua kelas yang kan
dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Metode Tes
Metode tes di gunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam bentuk uraian atau essay.
c. Metode Observasi
Metode observasi di gunakan untuk mengukur keterlaksanaan langkah-
langkah dari metode pembelajaran yang di laksanakan, yaitu metode pembelajaran
guided discovery. Dengan lembar observasi subjek penelitian tanpa
sepengetahuannya dinilai oleh observer yang berjumlah tiga orang.
H. Teknik Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa berupa soal uraian atau essay,
serta lembar observasi untuk mengukur keterlaksanan sintak metode
pembelajaran. Penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Untuk dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa berupa soal uraian
atau essay. Instrumen yang akan di buat terlebih dahulu kisi-kisi yang
selanjutnya di tuangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan
untuk mengambil data harus di uji cobakan terlebih dahulu pada sampel dari
mana populasi di ambil.
b. Pengukuran keterlaksanaan sintak metode pembelajaran
Pengukuran keterlaksanaan sintak metode pembelajaran menggunakan
lembar observasi yang dilakukan oleh observer dengan melakukan checklist
(√).
I. Uji Coba Instrumen
1. Uji validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan
validitas konstrak. Sebuah tes di katakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang di
berikan, Arikunto (2009). Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pendapat para ahli (Judgment experts). Para ahli di minta pendapatnya tentang
instrument yang telah di susun. Setelah pengujian konstrak dari para ahli dan
berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai, maka di teruskan dengan uji
coba instrument. Sugiyono (2011).
2. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya dan tidak tidak jauh berbeda data dari
kenyataan. Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya untuk di gunakan
sebagai alat untuk mengumpulkan data. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika te tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berulang-ulang.
Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode reliabilitas internal yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari hasil satu kali uji coba instrumen. Analisis
uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alfa Cronbach.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach menurut Sugiyono (2011):
Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
k = Mean kuadrat antar subjek
= Mean kuadrat kesalahan
= Varians total
Rumus untuk varians total:
Rumus untuk varians item:
Keterangan:
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = Jumlah kuadrat subjek
22
n(Xt)2
nXt2St
22
n
JKs
n
JKiSi
2
2
11 11 t
i
S
S
k
kr
2iS
2tS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item dilihat dari nilai r
menurut.Riduwan (2004) adalah:
0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
0,4 – 0,599 : Cukup (C)
0,2 – 0,399 : Rendah (R)
0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Hasil uji reliabilitas uji coba kemampuan berpikir kreatif secara lengkap disajikan
pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada lampiran 2.
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Uji coba Siswa
Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kemampuan Berpikir Kreatif
6 0,43 Reliabel
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kemampuan
berpikir kreatif menggunakan rumus Alpha diperoleh r11 = 0,43 yang berarti
bahwa koefisien reliabilitas soal tes kemampuan berpikir kreatif cukup.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian
reliabel untuk digunakan.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini ada dua yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial. Analisis deskriptif di gunakan untuk menganalisis
kemampuan berpikir kreatif. Analisis inferensial di gunakan untuk analisis
statistik dalam menguji hipotesis. Dalam menguji hipotesis pada penelitian ini di
gunakan uji T independen dengan taraf signifikansi 5% dengan bantuan SPSS 16.
Sebelum dilakukan uji T dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal
merupakan salah satu syarat di lakukannya parametric-test. Uji normalitas ini di
lakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji homogenitas
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua kelompok data sampel berasal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji homogenitas
sampel menggunakan uji Lavene’s.
1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan pada kedua kelompok sampel sebelum diberi perlakuan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang.
Sebelum uji-t dilakukan perlu adanya uji prasyarat yaitu uji Kolmogorov-
Smirnov untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov pada program SPSS 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima
4) Kesimpulan:
1) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0
diterima.
2) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0
ditolak.
Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov secara ringkas disajikan dalam
Tabel 3.4 dan selengkapnya pada lampiran 4 .
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal
Nilai Awal
p-value Kriteria Keputusan H0Kelompok
KontrolKelompok
Eksperimen0.200 0.200 p-value >
0,05Diterima, normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa kemampuan awal untuk
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki p-value lebih
dari nilai signifikasi 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada
program SPSS 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima
4) Kesimpulan:
1) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.
2) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.
Hasil perhitungan uji homogenitas kemampuan awal dengan
menggunakan uji Levene’s disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.5 dan
selengkapnya pada lampiran 4.
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan
Awal
Nilai Awalp-value Kriteria Keputusan H0
0.215 p-value > 0,05 Diterima, homogeny
Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa kemampuan awal kelas
kontrol dan kelas eksperimen memiliki p-value lebih dari nilai signifikasi
0,05 sehingga semua variansi homogen.
c. Uji Kesetimbangan
Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan T-test pada
SPSS 16.
1) Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak
sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
4) Kesimpulan:
1) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0
diterima.
2) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0
ditolak.
Hasil perhitungan uji kesetimbangan kemampuan awal dengan
menggunakan T-test disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.6 dan
selengkapnya pada lampiran 4.
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kemampuan Awal
Nilai Awalp-value Kriteria Keputusan H0
0.361 p-value > 0,05 Diterima, kemampuan awal sama
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui p-value untuk nilai awal lebih besar
dari nilai signifikasi 0,05 sehingga H0 diterima sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa kedua sampel penelitian memiliki kemampuan awal
yang sama (seimbang).
2. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan uji T dilakukan uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai
distribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Uji
normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji
homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua kelompok data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perhitungan uji
homogenitas sampel menggunakan uji Lavene’s.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dari penelitian ini menggunakan uji t (t test). Uji t dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan.
Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Apabila data sudah berdistribusi normal dan
homogen, maka dilanjutkan dengan uji t. Perhitungan uji hipotesis menggunakan
T-test pada program SPSS 16.
1. Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan antara kedua kelompok)
H1 : µ1 ≠ µ2 (ada perbedaan antara kedua kelompok)
4. Taraf signifikan (α) = 0,05
5. Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
6. Kesimpulan:
a. Tidak terdapat perbedaan antara kedua kelompok jika H0 diterima.
b. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok jika H0 ditolak.
K. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian posttest control group design, dapat disusun
prosedur operasional peneliti. Langkah-langkah operasional penelitian yaitu tahap
perencanaan, tahap perlakuan, dan tahap analisis data. Secara terperinci dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Tahap perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran yang
digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan
proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
guided discovery, penyusunan silabus, dan yang terakhir mempersiapkan
instrument penelitian berupa perangkat pengumpulan data.
2) Tahap perlakuan
Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek
penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanyak-
banyaknya dari subjek penelitian. Pada tahap ini meliputi pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dengan menggunakan metode
pembelajaran guided discovery dan metode ceramah diskusi eksperimen pada
kelas kontrol. Pada saat pembelajaran berlangsung, observer yang berjumlah
tiga orang mengobservasi keterlaksanaan langkah-langkah metode
pembelajaran guided discovery dengan menggunakan lembar observasi.
Setelah itu diadakan posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif
siswa.
3) Tahap analisis data.
Tahap analisis di lakukan setelah mendapatkan data. Analisis data dibantu
dengan menggunakan program SPSS versi 16. Tahap ini di lakukan sampai
dengan penyusunan laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Pelajaran Biologi.
Penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali tahun
pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode Guided Discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi pencemaran lingkungan. Hasil kemampuan berpikir kreatif siswa
diukur dari hasil postest materi pencemaran lingkungan. Data hasil kemampuan
berpikir kreatif siswa diambil dari dua kelas yaitu kelas X.3 sebagai kelompok
kontrol berjumlah 34 siswa dengan pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas
X.1 berjumlah 34 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan metode Guided
Discovery.
Perbandingan rata-rata kemampuan berpikir kreatif yang terdiri dari
berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originaly),
berpikir terperinci (elaboration) antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen secara lengkap disajikan pada lampiran dan secara ringkas dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Perbandingan rerata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan
eksperimen
No. Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas EksperimenJumlah Jumlah
1. 50-57 4 02. 58-65 3 13. 66-73 14 44. 74-81 7 65. 82-89 5 126. 90-97 1 107. 98-105 0 1Rata-rata 70.8333 84.4363Standar Deviation 10.61057 9.19239Variance 112.584 84.500Minimum 50.00 62.50Maximum 91.67 100.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 4.1 Histogram Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar histogram 4.1 menunjukkan rata-rata aspek kemampuan berpikir
kreatif pada kelas eksperimen tertinggi didapat pada aspek elaboration yaitu
sebanyak 88,05 %, sedangkan terendah pada aspek fluency yaitu sebanyak 83,2 %.
Berdasarkan urutan dari nilai aspek kemampuan berpikir kreatif dari yang
tertinggi ke yang terendah adalah elaboration 88,05 %, flexibility 86,56%,
originality 86,56 %, fluency 83,25 %. Sedangkan pada kelas kontrol secara
berurutan dari yang tertinggi ke yang terendah flexibility 74,25 %, elaboration
71,64 %, fluency 70,9%, originality 69,4%.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data yang
diperoleh terdistribusi secara normal atau tidak normal. Uji normalitas ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Liliefors Signification Correction).
Normalitas pada data dapat diketahui dari populasi yang berdistribusi normal
(H0=diterima) jika nilai nyatasi probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai
signifikansi α = 0,05. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kreatif secara
lengkap disajikan pada lampiran dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
berikut.
0102030405060708090
100
Fluency Flexibility Originallity Elaboration
% ra
ta-r
ata
Aspek KBK
Kemampuan Berpikir Kreatif
kontrol
eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Sisiwa
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
P-valueKriteria
KeputusanUji H0
Metode Ceramah Bervariasi
Guided Discovery
0.083 0.152p-value >
0,05
H0
diterima, normal
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa data hasil postest pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen terdistribusi dengan normal. Hal ini ditunjukan dari
probabilitasnya (p-value) lebih dari nilai signifikasi 0,05 (sig>0,05).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada variansi antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diuji dan apakah variansinya bersifat
homogen atau heterogen. Uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s.
Kelas eksperimen dan kontrol bisa dikatakan homogen apabila (H0=diterima) jika
nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai α = 0,05 (sig >0,05). Hasil uji
homogenitas kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada lampiran dan
disajikan secara ringkas pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif
Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0Model Pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kreatif
0,807 P-value >0,05
H0 diterima, homogen
Tabel 4.3 menunjukkan nilai probabilitas (p-value) untuk uji
homogenitasnya adalah lebih dari 0,05 (sig >0,05), H0 diterima. Berdasarkan
kedua uji diatas maka dapat dilanjutkan ke uji t.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya beda yang signifikan dari kedua variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tersebut. Pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% yaitu Ho ditolak jika sig < α (0,05).
Hal ini berarti jika sig < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak,
sebaliknya jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima.
1. Uji hipotesis Kemampuan Berpikir Kreatif
Hasil analisis tentang pengaruh metode Guided Discovery terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa menggunkan uji t secara ringkas dalam tabel
4.4 dan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran.
Tabel 4.4 Hasil Uji t Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan Berpikir Kreatif
F P-value Kriteria Keputusan
66 0.0000p-value <
0,05
Ho ditolak, Terdapat
perbedaan yang signifikan
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa HO ditolak, maka H1
diterima, artinya ada beda yang signifikan pada kemampuan berpikir kreatif siswa
antara kelas kontrol dengan metode pembelajaran ceramah bervariasi dan kelas
eksperimen dengan metode pembelajaran Guided Discovery, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Guided Discovery mampu
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil
perhitungan menunjukkan sig α < (0,05), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima,
artinya penerapan metode Guided Discovery berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Metode Guided Discovery merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dengan menemukan sendiri konsep pada materi
pencemaran lingkungan dan terbukti mampu meningkatkan proses berpikir siswa.
Peran guru mengemukakan masalah, memberi pengarahan kepada siswa mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pemecahan, dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi antara
guru dan siswa tersebut terbukti mendorong siswa meningkatkan kemampuan
berpikirnya terutama dalam hal berpikir kreatif. Aspek berpikir kreatif meliputi
berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originaly),
berpikir terperinci (elaboration). Penerapan metode Guided Discovery pada
materi pencemaran lingkungan dilakukan agar siswa mampu mengorganisasikan
bahan pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan kemampuannya sendiri. Guru
sebagai fasilitator harus memberikan bimbingan kepada siswa dalam kegiatan
yang berbasis penemuan pada materi pencemaran lingkungan.
Metode Guided Discovery yang diterapkan pada kelas X.I sebagai kelas
eksperimen mempunyai beberapa tahapan atau langkah-langkah pembelajaran.
Tahap pertama yaitu simulation, kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah guru
menampilkan video tentang pencemaran lingkungan, kemudian guru bertanya
kepada siswa dengan mengajukan persoalan mengenai pencemaran lingkungan
yang sudah ditayangkan di video tersebut. Guru meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan tentang macam polutan dan mengelompokkan jenis pencemaran
berdasar tempatnya. Pada tahapan ini siswa dapat mengoptimalkan salah satu
aspek kemampuan berpikir yaitu berpikir luwes (flexibility). Tayangan video
pencemaran tersebut untuk memberi gambaran kepada siswa mengenai materi
pencemaran lingkungan sehingga ketika guru memberikan pertanyaan siswa
mampu menemukan konsep dan melatih proses berpikir siswa. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Rustaman (2005) yang menyatakan bahwa pertanyaan yang
diberikan guru kepada siswa akan mendorong siswa melatih kemampuaan berpikir
sehingga mampu menemukan konsep terutama pada materi pencemaran
lingkungan.
Tahap kedua metode Guided Discovery adalah problem statement. Siswa
diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan pada wacana di
lembar kerja siswa. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan. Guru membimbing siswa untuk memecahkan suatu
permasalahan yang terdapat pada LKS dan siswa dibimbing untuk membuat
hipotesis eksperimen tentang pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
ikan. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menggutarakan gagasan,
pendapat mereka melalui pertanyaan yang diajukan sehingga siswa dapat
mengoptimalkan salah satu aspek kemampuan berpikir yaitu berpikir lancar
(fluency) dalam menyampaikan berbagai gagasan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Vassiliki Derri dan Maria Pachta (2007) bahwa penggunaan pertanyaan
dapat membantu siswa mengoptimalkan proses berpikirnya, tetapi dengan
pertanyaan yang berbeda.
Tahap ketiga data collection adalah untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Aktivitas siswa dalam tahap ini adalah
melakukan praktikum pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup ikan.
Tahapan ini siswa dapat mengoptimalkan aspek berpikir kreatif yaitu berpikir
terperinci (elaboration). Kegiatan siswa di kelas untuk mengoptimalkan aspek
elaboration yaitu dengan membuat rancangan eksperimen pengaruh detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan, rancangan eksperimennya meliputi judul
rancangan, permasalahan, solusi permasalahan, tujuan, alat dan bahan, cara kerja.
Peran guru pada tahapan ini hanya membimbing siswa membuat suatu
eksperimen, dan membantu siswa jika ada kesulitan.
Tahap keempat adalah data processing. Semua informasi hasil bacaan,
eksperimen, observasi, dan sebagainya, semua diolah, bahkan bila perlu dihitung
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Tahapan ini pada saat
pembelajaran siswa setelah melakukan eksperimen atau praktikum menuliskan
hasil yang diperoleh pada tabel data pengamatan yang telah tercantum pada LKS.
Salah satu siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal-hal yang belum
dipahami, misalnya ada siswa yang bertanya mengapa sisik ikan berlendir dan
berdarah jika terkena detergen.
Tahap kelima adalah verification atau pembuktian dimana setiap siswa
menganalisis apa yang didapat dari eksperimen yang dilakukan dan setiap siswa
diminta untuk menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis atau tidak.
Tahap terakhir adalah generalization yaitu dimana siswa menganalisis
lebih lanjut hasil eksperimen apakah sesuai dengan hipotesis yang dibuat atau
belum serta memberikan alasan-alasan yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Proses pembelajaran di kelas X.3 sebagai kelas kontrol menggunakan
metode ceramah bervariasi yang biasa digunakan guru sehari-hari. Pertemuan
pertama guru menyampaikan materi pencemaran lingkungan dengan ceramah.
sebagian mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting yang telah
disampaikan guru. Pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan praktikum dikelas
tetapi semua langkah-langkah praktikum sudah dibuat oleh guru, sehingga tidak
merangsang siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir mereka dalam hal
memecahkan suatu permasalahan dan kurang mampu dalam pemahaman suatu
konsep pembelajaran. Setelah praktikum siswa melakukan diskusi untuk
mengejakan LKS secara individu kemudian dibahas bersama di kelas. Saat diskusi
kelas hanya beberapa siswa saja yang mau menyampaikan pendapat serta
gagasannya dalam diskusi. Banyak siswa yang tidak memperhatikan dalam
diskusi sehingga pelaksanaan diskusi tidak berjalan dengan efektif.
Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mengajukan
pertanyaan jika ada poin penting yang belum dipahami. Salah satu siswa
mengangkat tangan dan bertanya kepada guru tentang alternatif untuk
menanggulangi pencemaran di sungai. Guru meminta siswa lain untuk
menanggapi pertanyaan tersebut, namun tidak ada siswa lain yang mau
menanggapi pertanyaan tersebut. Akibatnya siswa tidak bisa mengoptimalkan
proses berpikir kreatifnya untuk memecahkan suatu permasalahan terutama materi
pencemaran lingkungan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Wenno (2008) yang
menyatakan bahwa proses berpikir kreatif diperlukan siswa untuk menemukan
suatu cara baru untuk memecahkan suatu permasalahan.
Proses pembelajaran biologi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok.
Kelas eksperimen pembelajaran berpusat pada siswa (student center) sedangkan
kelas kontrol pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Aktivitas siswa
pada kelas kontrol terlihat pasif karena guru kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyampaikan gagasan atau ide-ide mereka untuk
memecahkan permasalahan yang terkait dengan pencemaran lingkungan. Kriteria
pertanyaan yang diajukan siswa saat pembelajaran juga sangat berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pertanyaan yang diajukan siswa pada kelas eksperimen sudah mengarah ke proses
berpikir kreatif, sedangkan pertanyaan di kelas kontrol masih tingkat rendah
karena pemahaman siswa masih terbatas oleh penjelasan yang diberikan guru.
Siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah
bervariasi cenderung tidak antusias dalam mengerjakan soal-soal dan serta
menjawab pertanyaan yang diberikan.
Hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan metode Guided Discovery
terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini
didukung penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2008) bahwa penerapan metode
Discovery berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif, nilai yang tertinggi pada kelas
eksperimen adalah pada aspek elaboration, dikarenakan pada aspek ini terdapat
aktivitas siswa membuat rancangan eksperimen sendiri tentang pengaruh detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan. Rancangan eksperimennya meliputi judul
rancangan, permasalahan, solusi permasalahan, tujuan, alat dan bahan, cara kerja.
Aspek elaboration ini diaplikasikan pada soal untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif siswa yaitu berupa pertanyaan essay yang berisi tentang
penyusunan suatu rancangan eksperimen untuk mengetahui pengaruh detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan, sehingga siswa dengan mudah dan benar
dalam menjawab soal tersebut.
Metode Guided Discovery mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif karena keduanya memiliki aspek yang saling berkaitan. Hal ini dapat
dilihat pada tahapan-tahapan metode Guided Discovery yang mengacu pada aspek
berpikir kreatif seperti berpikir luwes (flexibility) yang terdapat pada tahap
simulation dimana guru merangsang berpikir kreatif siswa dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video pencemaran untuk dijawab
dan dipecahkan siswa. Selanjutnya pada tahap data collection siswa
mengoptimalkan salah satu aspek berpikir kreatif yaitu elaboration untuk
membuat rancangan eksperimen serta membuat tujuan dan alat bahan yang
digunakan. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa metode Guided Discovery
terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa penerapan
metode Guided Discovery berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian mengenai pengaruh berbagai metode pembelajaran terutama
metode Guided Discovery terhadap pembelajaran biologi.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian secara praktis dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
guru dalam memberikan pembelajaran biologi khususnya dengan menerapkan metode
pembelajaran Guided Discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa.
C. Saran
1. Guru
1. Guru harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
sendiri solusi dari suatu permasalahan, sehingga dapat mengoptimalkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Guru harus memahami tahapan-tahapan di dalam metode pembelajaran ini,
sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif.
3. Guru harus bisa mengelola waktu dalam pembelajaran agar sesuai dengan
tahapan metode ini dan sesuai dengan banyaknya materi yang harus diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4. Guru harus memahami materi yang akan disampaikan dengan matang, sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Siswa
Setelah diberi metode pembelajaran Guided Discovery siswa harus mampu
mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyampaikan ide-ide atau
gagasan dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih menguasai konsep yang
diajarkan.
3. Peneliti
Penelitian ini terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu diadakan
penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan metode pembelajaran Guided
Discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam ruang lingkup yang
lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.