17
TUGAS TERSTRUKTUR SISTEM INFORMASI KESEHATAN MAKALAH dengan TOPIK “DECISION INFORMATION SYSTEM DI BIDANG PUBLIC HEALTH” disusun oleh: Kelompok 2 Kelas B Surya Digita Putri G1B013012 Khaisar Putri Hasanah G1B013013 Irma Rahmawati G1B013015 Dwi Sulistia Ningrum G1B013020 Bagus Jatmiko G1B013022 Lu’lu’ Syarifah G1B013025 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT 2015

Group-2-DSS-kelas-B

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Decvision suport system atau sistem pengambilan keputusan

Citation preview

  • TUGAS TERSTRUKTUR

    SISTEM INFORMASI KESEHATAN

    MAKALAH dengan TOPIK

    DECISION INFORMATION SYSTEM DI BIDANG PUBLIC

    HEALTH

    disusun oleh:

    Kelompok 2

    Kelas B

    Surya Digita Putri G1B013012

    Khaisar Putri Hasanah G1B013013

    Irma Rahmawati G1B013015

    Dwi Sulistia Ningrum G1B013020

    Bagus Jatmiko G1B013022

    Lulu Syarifah G1B013025

    KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANG

    Pada dasarnya sistem pendukung keputusan (SPK) atau Decision Support

    System (DSS) dibuat untuk meningkatkan kualitas sistem informasi manajemen

    (SIM), merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen

    terkomputerisasi (Computerized Management Information System). Sistem

    Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi komputer yang

    dirancang untuk menunjang dan meningkatkan proses pembuatan keputusan,

    dibangun untuk mendukung keputusan-keputusan yang dapat digunakan pada

    tingkat kontrol manajemen dan kegiatan perencanaan suatu organisasi.

    SPK dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan aplikasi-aplikasi

    komputer baru yang berguna untuk menunjang upaya pemecahan masalah,

    bersifat interaktif dengan pemakainya. Konsep SPK pertamakali diungkapkan

    pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott dengan istilah Management

    Decision System, yang didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer interaktif

    yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai

    model untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur. SPK yang

    bersifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antar berbagai

    komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan,

    teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu

    kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Raymont and Schell, 2010).

    II. TUJUAN

    Tujuan dibuatnya makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur mata

    kuliah Sitem Informasi Kesehatan serta mengetahui secara jelas tentang Sistem

    Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dimana

    terdapat contoh aplikasi langsung di bidang kesehatan atau public health.

  • BAB II

    ISI

    I. PENGERTIANDecision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah

    bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis

    pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang akan dipakai untuk mendukung

    pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Teori umum yang mendasari

    Decision Support System (DSS) adalah :

    Raymond McLeod, Jr. (1998)

    Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem yang meyediakan

    kemampuan untuk penyelesaian masalah komunikasi untuk permasalahan

    yang bersifat semi terstruktur. Secara umum sistem pendukung keputusan

    (DSS) dapat dibagi menjadi beberapa kategori :

    1. Model-driven DSS

    Pada model ini akan mengakses dan memanipulasi model statistik,

    keuangan, optimasi, atau model simulasi. Sistem menggunakan data

    dan parameter yang diberikan untuk menugaskan pengambilan

    keputusan dalam menganalisis situasi. Sistem ini tidak membutuhkan

    data secara intensif.

    2. Communication-driven DSS

    Sistem ini mengakomodasi dukungan dari beberapa pengambilan

    keputusan dalam berbagai tugas.

    3. Data-driven DSS

    Sistem ini mengakses dan memanipulasi data runtun waktu.

    4. Document driven DSS

    Sistem ini melakukan pengaturan, temu kembali, memanipulasi

    informasi yang tidak terstruktur dalam berbagai format elektronik.

    5. Knowledge driven DSS

    Sistem ini menyelesaikan masalah tertentu yang disimpan sebagai fakta,

    aturan, prosedur dan struktur lain yang sejenis.

    Herbert A. Simon

  • Menggunakan konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram dengan

    phase pengambilan keputusan yang merefleksikan terhadap pemikiran

    Decision Support System (DSS) saat ini.

    G Anthony Gory dan Michael S Scott Morton

    Menggunakan tahapan dalam pengambilan keputusan dengan membedakan

    antara struktur masalah dan tingkat keamanan.

    III. SEJARAH DSS

    Konsep DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya

    penggunaan komputer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada

    mulanya, seseorang dapat berinteraksi secara langsung dengan komputer tanpa

    harus melalui spesialis informasi. Time-sharing membuka peluang baru dalam

    penggunaan komputer.

  • Penemuan Istilah DSS

    Tidak sampai tahun 1971, ditemukanlah istilah DSS. G. Anthony Gorry

    dan Michael S. Scott Morton, keduanya professor MIT, bersama-sama menulis

    artikel dalam jurnal yang berjudul A Framework for Management Information

    System. Mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi

    komputer terhadap pembuatan keputusan manajemen.

    Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis

    keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony.

    Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, management control, dan

    operational control (perencanaan srategis, kontrol manajemen, dan kontrol

    operasional) untuk menjelaskan secara berturut-turut tingkat manajemen puncak,

    menengah, dan bawah. Kerangka kerja Gorry dan Scott Morton tersebut terlihat

    pada gambar 10.2.

  • Tingkat manajemen berbentuk kolom, dan tingkat struktur masalah

    berbentuk baris. Kedua professor MIT tersebut menggunakan fase pembuatan

    keputusan menurut Simon sebagai cara untuk membedakan antara masalah

    terstruktur, tak terstruktur, dan semi terstruktur.

    Masalah terstruktur secara penuh adalah masalah tersusun yang berada

    pada ketiga fase yang pertama dari empat fase yang dikemukakan Simon, yaitu

    inteligensi, desain, dan pemilihan. Artinya, dimungkinkan untuk menggunakan

    algoritma atau peraturan mengenai keputusan agar masalah dapat diidentifikasi

    atau dipahami. Dengan penggunaan algoritma atau peraturan tersebut,

    dimungkinkan pula melakukan identifikasi pemecahan pengganti dan

    mengevaluasinya, serta menentukan pemecahan yang terbaik. Sebaliknya,

    masalah tak terstruktur adalah bila dari ketiga fase tersebut taka ada yang

    tersusun. Sedangkan masalah semi terstruktur adalah bila ketiga fase tersebut ada

    salahsatu atau dua fase yang tersusun.

    Gorry dan Scott Morton memasukkan jenis masalah bisnis kedalam

    tabelnya. Sebagai contoh, account receivable diatasi oleh manajer pada tingkat

    kontrol operasional yang membuat keputusan terstruktur. Perencanaan R&D

    dilakukan oleh manajer perencanaan strategi yang membuat keputusan tak

    terstruktur.

    Garis putus yang melewati tengah table adalah sangat penting. Ia

    memisahkan masalah yang telah berhasil dipecahkan dengan bantuan komputer

    (atas) dengan masalah yang pada waktu itu belum dimasukkan dalam pemrosesan

    komputer. Area disebelah atas dinamakan structured decision system (system

    keputusan terstruktur) atau SDS, dan area di sebelah bawah dinamakan decision

    support system (system penunjang keputusan) atau DSS.

    Pada mulanya Gorry dan Scott Morton menganggap DSS hanya sebagai

    aplikasi komputer masa yang akan datang. Kemudian, istilah tersebut diterapkan

    terhadap semua apalikasi komputer yang digunakan untuk penunjang keputusan,

    baik pada saat itu maupun waktu yang akan datang.

    DSS dirancang untuk membantu pengambilan keputusan organisaional.

    DSS biasanya tersusun atas :

    a) Basis data (bias diekstrasi dari TPS/MIS).

  • b) Model grafis atau matematis yang digunakan untuk proses bisnis.

    c) Use interface yang digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan DSS.

    Komponen Decision Support System

    Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar :

    1) Database

    Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimilki

    perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data

    dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan

    dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

    2) Model base

    Komponen kedua adalah Model base attau suatu model yang

    merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuatitatif (modl

    matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan

    keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),

    komponen-komponen terkait, batassan-batasan yang ada (constraints) dan

    hal-hal terkait lainnya.

    3) Software System

    Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen

    ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam

    bentuk model yang *dimengerti* computer. Contohnya adalah penggunaan

    teknik RDBMS (Relation Database Management System). OODBMS

    (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkn

    struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System)

    dipergunakan untuk mempresentasikan masalah yang ingin dicari

    pemecahannya.

    Jenis-Jenis DSS

    Aplikasi DSS yang ditawarkan dipasar sangat beragam, dari yang paling

    sederhana (quickhit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional

    DSS). Quick Hit DSS biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar

    mengguankan DSS. (Sebagai pengenmabngan setelah jens pelaporan yang

    disediakan oleh MIS = Management Information System, satu level sistem di

  • bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana (simple) dan

    dibutuhkan dengan segera penyelesainnya. Misalnya untuk kebutuhan pelaporan

    (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama bisa pula

    dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana.contohnya adalah melihat

    dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variable-variabel atau

    parameter-parameternya diubah. Didalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya

    diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri

    (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS

    untuk meyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan

    dan ain sebagainya.

    Intitutional DSS merupakan suatu aplikasi yang dibangun oleh para

    pakar bisnis dan ahli DSS. Sesuai dengan namanya, DSS jenis ini biasanya

    bekerja pada level perusahaan, dimana data yang dimiliki masing-masing fungsi

    organisasi telah terintegrasikan (dibuat strukturnya dan didefinisikan kaitan-

    kaitannya). Contohnya adalah DSS untuk memprediksi pendapatan perusahaan di

    masa mendatamg (forecasting) yang akan mensimulasikan data yang berasal dari

    Divisi Sales, Divisi Marketing, Divisi Logistik dan Divisi Operasional. Contoh

    implementasi yang tidak kalah menariknya adalah suatu sistem, dimana jika

    manajemen memiliki rencana untuk memPHKkan beberapa karyawannya, akan

    dapat disimulasikan dampaknya terhadap neraca profit dan loss perusahaan.

    Contoh aplikasi penggunaan DSS lain yang paling banyak digunakan di dalam

    dunia bisnis adalah untuk keperluan analisa marketing, operasi logistic dan

    distribusi, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan akuntasi

    (taxation, budgeting, dsb).

    Sistem Berbasis Grafik

    Dalam merepresentasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengerti

    oleh user (dalam hal ini adalah manajer perusahaan), maka format grafik mutlak

    dipergunakan untuk melengkapi teks yang ada.

    Contoh-contoh model grafik yang popular dipergunakan adalah sebagai

    berikut:

  • 1. Time Series Charts : untuk melihat dampak sebuah variable terhadap

    waktu.

    2. Bar Charts : untuk membandingkan kinerja beberapa entity.

    3. Pie Charts : untuk melihat komposisi atau presentasi suatu hal.

    4. Scattered Diagrams : untuk menganalisa hubungan antara beberapa

    variabel.

    5. Maps : untuk mempresentasikan data secara geografis.

    6. Layouts : untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada

    bangunan dan kantor.

    7. Hierarchy Charts : untuk mempresentasikan sesuatu dengan logika yang

    terstruktur (contohnya adalah diagram flowchart)

    8. Motion Graphics : untuk memperlihatkan perilaku dari variabel yang

    diamati dengan cara animasi.

    IV. TUJUAN DSS

    Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan memiliki

    tujuan antara lain:

    a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

    b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

    c. Meningkatkan efektivitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.

    Ketiga tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dalam Decision

    Support System atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) diantaranya:

    1. Struktur Masalah

    Yaitu masalah terstruktur, penyelesaian dapat digunakan dengan

    menggunakan rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah tak terstruktur

    tidak dapat dikomputerisasi. Sementara mengenai SPK dikembangkan

    khususnya untuk masalah yang semi-terstruktur.

    2. Dukungan Keputusan

    Yaitu SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena

    computer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada dibagian

  • tak terstruktur untuk member penilaian dan analisa. Manajer dan computer

    bekerjasama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.

    3. Efektivitas Keputusan

    Yaitu merupakan tujuan utama dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK),

    bukan untuk mempersingkat waktu dalam pengambilan keputusan, tapi

    agar keputusanyang dihasilkan lebih baik.

    Sedangkan ada pula tahapan dalam pengambilan keputusan dalam Decision

    Support System, yaitu :

    1. Tahap Pemahaman

    Sebuah proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan

    mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan data,

    mengolah data, mengujinya, manjadikan petunjuk dalam menemukan

    pokok masalah, mencari solusi, bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.

    2. Tahap Perancangan

    Sebuah proses pengembangan, analisis dan pencarian alternative tindakan

    atau solusi yang mugkin untuk diambil atau dilakukan identifikasi dan

    mengevaluasi alternative.

    3. Tahap Pemilihan

    Sebuah proses pemilihan salah satu alternative solusi yang dimunculkan

    pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan

    memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang dapat dicapai

    pada tahap berikutnya adalah memilih solusi terbaik.

    4. Tahap Penerapan

    Sebuah proses untuk melaksanakan dan menerapkan alternative tindakan

    yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah di identifikasi,

    menerapkan solusi dan membuat tindak lanjut.

    Dengan memiliki dua jenis keputusan yaitu :

    Keputusan Tak Terprogram : tidak terprogram, tidak ada metode pasti

    untuk menangani masalah.

    Keputusan Terprogram :bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga

    suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.

  • V. MANFAAT DSS

    Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai

    berikut:

    1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-

    unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan

    dipecahkan/diselesaikan itu.

    2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan

    diantara unsur-unsur itu.

    3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan

    antar variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk

    matematika.

    4. Untuk memberikan pengelolaan.

    Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan proses yang membutuhkan

    penggunaan model yang tepat. Pengambilan keputusan itu berusaha menggeser

    keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh

    perhitungan.

    Walaupun berbagai definisi telah dikemukakan, namun ada agreement atau

    kesepakatan umum yang menyatakan bahwa DSS adalah system berdasarkan

    komputer yang interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah yang tak

    terstruktur. Konsep penunjang keputusan kelompok membentuk gagasan yang

    kita kenal dengan sebutan DSS. System penunjang keputusan kelompok (GDSS)

    adalah system berdasarkan komputer yang interaktif yang memudahkan

    pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan

    yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Komponen GDSS meliputi hardware,

    software, orang, dan produser. Sifat yang penting dari suatu GDSS dapat

    disebutkan seperti berikut ini:

    1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai

    konfigurasi dari komponen system yang sudah ada.

    2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat

    keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.

    3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan.

  • 4. GDSS bisa bersifat spesifik (dirancang untuk satu jenis atau kelompok

    masalah) atau bisa bersifat umum (dirancang untuk berbagai keputusan

    organisasional tingkat kelompok).

    5. GDSS berisi mekanisme built-in.

    Definisi GDSS begitu luas dan, oleh karenanya, bisa berlaku atau

    diterapkan ke berbagai situasi keputusan kelompok, yang meliputi panel review,

    task force meeting eksekutif/dewan, pekerja jarak jauh, dan sebagainya. Aktifitas

    dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang memerlukan dukungan

    berdasarkan komputer adalah :

    a. Pemanggilan informasi, melibatkan pemilihan nilai data dari database

    yang ada maupun pemanggilan informasi sederhana.

    b. Pembagian informasi, maksudnya menampilkan data pada layar penampil

    agar bisa dilihat oleh semua kelompok.

    c. Penggunaan informasi, mencakup aplikasi teknologi software, procedure,

    dan teknik pemecahan masalah kelompok untuk data.

    Teknologi GDSS

    Dalam model yang di buat umum ini, kelompok pembuat keputusan

    mempunyai akses ke base data, base model, dan software aplikasi GDSS selama

    waktu meeting yang menetapkan suatu keputusan. Namun demikian, komponen

    dasar dari segala GDSS meliputi hardware, software, orang-orang dan prosedur.

    Selanjutnya kita akan membahas secara lebih rinci komponen tersebut.

    1. Hardware

    Tanpa memandang situasi keputusan spesifik, kelompok sebagai

    keseluruhan atau setiap anggota harus dapat mengakses prosesor komputer

    dan menampilkan informasi. Keperluan (persyaratan) hardware minimal

    untuk system tersebut mencakup: peralatan input/output, prosesor, jalur

    komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor, dan layer penampil untuk

    umum atau monitor perorangan guna menampilkan informasi kepada

    kelompok.

    2. Software

  • Komponen software dari GDSS meliputi database, base model, program

    aplikasi khusus yang akan digunakan oleh kelompok, dan interface

    pemakai fleksibel yang mudah digunakan. Beberapa system GDSS yang

    sangan spesifik tidak memerlukan database; misalnya, system yang hanya

    mengumpulkan, mengorganisir, dan mengkominikasikan opini anggota

    tentang suatu masalah.software GDSS bisa dan tidak bisa berinterface

    dengan software DSS individual Komponen teknologi GDSS yang paling

    khusus adalah software aplikasi yang dikembangkan secara khusus yang

    mendukung kelompok dalam proses keputusan. Fasilitas yang tepat dari

    software ini sangat bervariasi, namun mencakup hal berikut ini:

    a. Fasilitas Dasar

    - Penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan untuk

    anggota kelompok.

    - Word processing untuk mengedit dan memformat teks.

    - Fasilitas pembelanjaan untuk pemakai GDSS yang belum mampu.

    - Fasilitas help on-line

    - Worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk

    menampilkan angka dan teks secara grafis.

    - Manajemen database yang state-of-the-art.

    b. Fasilitas Kelompok

    - Peringkasan grafik dan bilangan dari gagasan dan pendapat anggota

    kelompok.

    - Menu yang memberitahu (prompt) untuk memasukkan (input) teks,

    data, dan pendapat oleh anggota kelompok.

    - Program untuk prosedur kelompok khusus.

    - Metode penganalisaan interaksi kelompok sebelumnya dan keputusan.

    - Transmisi teks dan data diantara anggota kelompok, diantara anggota

    kelompok dan fasilitator, dan diantara anggota kelompok dan prosesor

    komputer sentral.

    3. Orang-Orang

    Komponen people (orang_orang) dari GDSS meliputi anggota

    kelompok dan fasilitator kelompok yang bertanggung jawab atas

  • beroperasinya teknologi GDSS dengan baik ketika ia sedang digunakan.

    Peranan fasilitator bersifat luwes.

    4. Prosedur

    Komponen terakhir dari GDSS adalah prosedur, yang bisa memudahkan

    operasi dan membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok

    menjadi efektif. Dalam kasus yang terakhir ini, GDSS bisa dirancang agar

    bisa mengakomodasi teknik pembuatan keputusan kelompok spesifik,

    seperti teknik kelompok nominal.

    VI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI DECISION SUPPORT SYSTEM

    Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan-

    keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod

    (1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:

    1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses

    data/informasi untuk pengambilan keputusan.

    2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama

    berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

    3. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.

    4. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,

    meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang

    dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai

    stimulan dalam memahami persoalan.

    5. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang

    diambilnya.

    6. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan

    dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

    7. Membantu mengambil keputusan dalam mempelajari masalah dan

    mengambil keputusan,serta meningkatkan peningkatanpemahaman

    mengenai kondisi lingkungan dengan mengakses data dan model.

  • Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system

    juga memiliki beberapa kelemahan antara lain :

    1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis.

    2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat

    menangkap semua pengaruh pada entity.

    3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan

    suatu model yang lebih kompleks.

    4. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

    dimodeikan, sehingga yang terjadi pada sistem tidak semuanya

    mencerminkan persoalan sebenarnya.

    5. Kemampuan suatu DSS terbatas pada pembendaharaan yang dimiliki.

    6. Proses-proses yang dapat dilakukan DSS biasanya juga tergantung pada

    perangkat lunak yang digunakan.

    7. DSS tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia.

    Sistem ini hanya dirancang untuk membantun mengambil keputusan

    melaksanakan tugasnya.

  • BAB III

    SIMPULAN

    Penerapan atau aplikasi dari Decision Support System dibidang kesehatan

    di indonesia, telah diterapkan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi

    terkait intervensi yang dilakukan di beberapa RS yang secara spesifik mulai

    dari Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya;

    Nursing Intervention Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap

    klasifikasinya dan disesuaikan juga dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat

    tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa

    keperawatan yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien.

    Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan

    label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-

    aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan

    menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Sistem informasi rumah sakit

    sudah memasukkan data tentang diagnosa serta informasi lain dalam rencana

    perawatan pasien.

    Contoh pemanfaatan DSS lainnya adalah aplikasi telehealth yang

    sedang dikembangkan. Salah satu contoh program telehealth adalah

    homecare. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk

    hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat

    memasukkan data data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau

    perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke

    pasien.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anzizhan, Syafaruddin. 2012. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.

    Grasindo: Jakarta. [on-line], pp. 45-51.

    -----------------[on-line].

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27548/3/Chapter%20II.pdf

    diakses tanggal 4 Maret 2015.

    Kusumadewi, Sri. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Gunadarma. Sistem penunjang Keputusan kelompok satu bidang baru. [on-

    line]http://yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5589/spk2.pd

    f diakses tanggal 4 Maret 2015.

    Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia

    Revisi V. Jakarta

    Raymond McLeod, Jr. 1998. Decision support systems. Management information

    System 7/E. Prentice-hall. Inc.

    http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/tujuan-kelemahan-dan-kelebihan-dss/,

    diakses pada 4 Maret 2015.

    I. LATAR BELAKANGII. TUJUANI. PENGERTIANIII. SEJARAH DSSPenemuan Istilah DSSIV. TUJUAN DSSV. MANFAAT DSSVI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI DECISION SUPPORT SYSTEMBAB IIISIMPULANPenerapan atau aplikasi dari Decision Support System dibidang kesehatan di indonesia, telah diterapkan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi terkait intervensi yang dilakukan di beberapa RS yang secara spesifik mulai dari Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya; Nursing Intervention Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap klasifikasinya dan disesuaikan juga dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien. Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Sistem informasi rumah sakit sudah memasukkan data tentang diagnosa serta informasi lain dalam rencana perawatan pasien.