Gregor Johann Mendel 97

Embed Size (px)

DESCRIPTION

high school assignment. content credit to author/creator

Citation preview

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa kadang orang akan berkata seorang anak, "Oh, dia pasti memiliki mata ayahnya," atau "Dia jelas memiliki hidung ibunya."

Pada pertama pikir ini adalah aneh, karena tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa seorang ayah berhidung panjang dan seorang ibu berhidung pendek akan memiliki anak laki-laki berhidung menengah atau anak perempuan.

Orang yang tahu mengapa itu tidak selalu bekerja dengan cara ini adalah seorang biarawan Augustinian jelas dan ilmuwan amatir bernama Gregor Mendel.

Namun demikian, kepala biara dia dikirim ke Universitas Wina di mana ia belajar matematika dan sains .

. Kembali ke biara, ia mulai bereksperimen dengan tanaman kacang polong. Diantara percobaan lain, ia menanam kacang kerdil dan kacang polong tinggi. Ketika hati-hati dibesarkan di antara mereka sendiri, ia menemukan bahwa benih dari dwarf selalu menghasilkan generasi baru kerdil, tetapi kacang polong tidak begitu tinggi. Kadang-kadang mereka keturunan kurcaci.

Mendel mempublikasikan hasil studinya dalam sebuah artikel berjudul "Percobaan dengan Tanaman Hibrida" dalam jurnal Sejarah Alam Brno Masyarakat, dan sesudah itu segera dilupakan selama 33 tahun sampai ditemukan kembali secara independen oleh ahli botani Jerman, Austria dan Belanda.

Adapun Mendel, dia adalah seorang biarawan yang baik, sehingga ia dipromosikan menjadi kepala biara, di mana ia begitu sibuk dengan tugas-tugas administrasi bahwa ia tidak punya banyak waktu untuk bereksperimen.

. Bersemangat untuk melakukan penelitian ke hewan, ia berhasil menemukan waktu untuk berkembang biak produsen lebah madu yang sangat baik. Satu-satunya masalah adalah bahwa mereka begitu ganas mereka harus dimusnahkan.

Dan jika Anda bertanya-tanya mengapa anak-anak terkadang DO menunjukkan campuran fitur orangtua mereka, itu karena fitur seringkali ditentukan oleh lebih dari satu set gen.

Gregor Mendel 1822-1884,seorang kepala biarawanGregor Johann Mendel (lahir di Hynice (Heinzendorf bei Odrau), Kekaisaran Austria (sekarang masuk Republik Ceko), 20 Juli 1822meninggal di Brno, Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang Ceko), 6 Januari 1884 pada umur 61 tahun) disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria (sekarang bagian dari Republik Ceko), ia adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan sejumlah aturan ('hukum') mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel.

Asal usulMendel dilahirkan tahun 1822 di kota Heinzendorf di daerah daulat kerajaan Austria yang kini masuk bagian wilayah Cekosiowakia. Tahun 1843 dia masuk biara Augustinian, di kota Brunn, Austria (kini bernama Brno, Ceko). Dia menjadi pendeta tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian peroleh ijasah guru, tetapi gagal dan dapat angka terburuk dalam biologi! Meski begitu, kepada pendeta di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851-1853 dia belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijasah guru resmi, tetapi dari tahun 1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern kota Brunn.CERITA MENARIKmulai tahun 1856 dia memperlihatkan pengalaman-pengalamannya yang masyhur di bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum keturunannya yang kesohor dan mempersembahkan kertas kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam kota Brunn. Tahun 1866 hasil penyelidikannya diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu di bawah judul "Experiments with Plant Hybrids." Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukanlah majalah besar, tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh disegani di bidang ilmu keturunan. Nageli membaca salinan itu dan kirim balasan kepada Mendel tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Sesudah itu umumnya kertas kerja Mendel diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir tiga puluh tahun lamanya.

Tahun 1866 Mendel naik pangkat ditunjuk jadi pendeta kepala di biaranya. Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan tempo melanjutkan penyelidikannya dalam bidang tanam-tanaman. Ketika dia meninggal tahun 1884 dalam usia enam puluh satu, penyelidikan briliannya nyaris dilupakan orang dan dia tak peroleh pengakuan apa pun untuk penyelidikan itu.

Jerih payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh tiga ilmuwan dari tiga bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl Correns dari Jerman dan Erich von Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan masing-masing (sebelum menerbitkan buku) secara seksama mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel. Satu kebetulan segitiga yang aneh! Lebih dari itu, di tahun itu juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan pula kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu hebat karya-karya yang dilakukannya selama masa hidupnya.

Bukti-bukti apakah perihal keturunan yang sudah ditemui Mendel? Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda (misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk benih kuning) akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gene yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamete (serupa dengan sperma atau telur pada manusia) berisi cuma satu gene untuk satu pasang. Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gene dari satu pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan tertentu.

Gen dominan dan resesif pada orang tua (P), anak (F1) dan cucu (F2) menurut MendelPERCOBAAN YG DILAKUKAN

Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern. Bagaimana Mendel selaku seorang amatir mampu menemukan prinsip yang begitu penting yang menyisihkan begitu banyak biolog profesional yang masyhur yang ada sebelumnya? Untungnya, dia memilih untuk bidang penyelidikannya jenis tumbuhan yang ciri-ciri khasnya ditentukan oleh seperangkat gene. Kalau saja ciri-ciri pokok yang diselidikinya masing-masing sudah ditentukan oleh pelbagai perangkat gene, penyelidikannya akan menghadapi kesulitan yang luar biasa. Tetapi, keberuntungan ini tidak akan menolong Mendel kalau saja dia tidak punya sifat kecermatan yang dahsyat dan kesabaran seorang pencoba, dan juga tidak akan menolongnya apabila dia tidak menyadari bahwa perlu membuat analisa statistik dari pengamatannya. Karena faktor contoh-contoh di atas, umumnya mungkin tidak bisa diduga jenis kualitas mana sesuatu keturunan akan mewariskan. Hanya lewat sejumlah besar percobaan (Mendel sudah mencatat hasil lebili dari 21.000 tumbuh-tumbuhan!), dan lewat analisa hasil-hasilnya, Mendel dapat menarik kesimpulan terhadap hukum-hukumnya.

Ada beda antara kasus Mendel dengan lainnya. Pekerjaan Mendel terlupakan hanya sebentar, dan begitu diketemukan kembali, segera melangit. Lebih jauh dari itu, de Vries, Correns, dan Tschermak, meskipun mereka menemukan kembali prinsip-prinsipnya secara independen, toh dia baca karya Mendel dan mengutip hasil-hasilnya. Akhirnya, orang tidak bisa bilang karya Mendel tak berpengaruh kendati de Vries, Correns dan Tschermak tak pernah hidup di dunia. Artikel-artikel Mendel sudah tersebar luas riwayat-riwayatnya (oleh W.O. Focke) sekitar masalah keturunan. Tulisan itu cepat atau lambat sudah dapat dipastikan akan diketemukan juga oleh mahasiswa-mahasiswa yang serius di bidang itu. Juga layak dicatat, tak satu pun dari ketiga ilmuwan itu yang menuntut bahwa merekalah penemu ilmu genetika. Juga, secara umum dunia ilmu sudah menyebutnya sebagai "Hukum Mendel."

Common edible peas

ALASAN PISUM SATIVUMMelalui pemuliaan selektif-silang tanaman kacang polong umum (Pisum sativum) selama beberapa generasi, Mendel menemukan bahwa ciri-ciri tertentu muncul dalam keturunan tanpa campuran karakteristik orang tua. Sebagai contoh, bunga kacang baik ungu atau putih - warna menengah tidak muncul dalam keturunan tanaman kacang polong penyerbukan silang. Mendel mengamati tujuh sifat yang mudah dikenali dan tampaknya hanya terjadi di salah satu dari dua bentuk: 1. warna bunga ungu atau putih 5. warna biji kuning atau hijau 2. Posisi bunga adalah ketiak atau terminal 6. bentuk polong mengembang atau terbatas 3. panjang batang panjang atau pendek 7. warna polong kuning atau hijau 4. bentuk biji bulat atau berkerut

Jelaslah, hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan manusia, dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat dipraktekkan di masa depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang tak boleh diabaikan kalau kita memutuskan dimana Mendel mesti ditempatkan dalam urutan daftar buku ini. Karena penemuannya diremehkan di saat hidupnya, dan kesimpulan-kesimpulannya diketemukan oleh ilmuwan yang datang belakangan, penyelidikan Mendel dianggap tidak berdiri sendiri. Apabila alasan ini dipaksakan, orang bisa berkesimpulan bahwa Mendel mungkin bisa tersisihkan sepenuhnya dari daftar, seperti halnya Leif Ericson, Aristarchus, Ignaz Semmelweiss telah disisihkan guna memberikan tempat buat Colombus, Copernicus dan Joseph Lister.