32
1 Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019 th.XVII/ 7 September 2019 Unika Soegijapranata 128 snap QR code Green HRM : Strategi Dalam Mewujudkan Organisasi Yang Berwawasan Lingkungan Dengan pencanangan SDG’s (Sustainable Development Goal’s) pada tahun 2015 oleh PBB, yang kemudian di ratifikasi & di implementasikan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2016, maka SDG’s menjadi pedoman dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) bagi bangsa Indonesia sampai tahun 2030 (15 tahun kedepan). Sebagai wujud komitmen politik pemerintah Indonesia untuk melaksanakan SDGs, Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dikeluarkannya Perpres tersebut juga merupakan komitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak. SDG’s tersebut mempunyai 17 tujuan, yang tiga diantaranya (tujuan ke 13, 14 & 15) terkait dengan isu pelestarian lingkungan. Tujuan ke-13 yaitu Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, tujuan ke-14: mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan, sedangkan tujuan yang ke-15 yaitu: melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati. Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, menunjukkan bahwa isu lingkungan dewasa ini menjadi isu yang penting dan strategis untuk segera ditangani mengingat tanda-tanda pengrusakan ekosistem daratan dan lautan sudah semakin memprehatinkan, apalagi dengan munculnya perubahan iklim yang ekstrim. Hal tersebut terlihat dalam berbagai peristiwa banjir, tanah longsor dan terjadinya kekeringan di berbagai daerah sebagai akibat perubahan ikrim. Pertanyaan nya adalah siapa yang harus melaksanakan dan mewujudkan ketiga tujuan tersebut dan bagaimana melaksanakannya? Pertanyaan tersebut menjadi perenungan kita bersama mengingat kita adalah manusia yang hidup dan menggunakan sumberdaya alam yang terdapat di bumi kita tercinta untuk kelangsungan hidup. Namun sifat kerakusan yang dimiliki oleh manusia yang hidup di bumi ini, menjadi hambatan bagi perwujudan tujuan tersebut. Manusia lupa bahwa ada mahluk hidup lain yang juga memiliki hak yang sama untuk tinggal dan hidup di bumi ini, yaitu tumbuhan dan hewan. Mereka

Green HRM Strategi Dalam Mewujudkan Organisasi Yang ... · dari budaya kinerja dan pola pikir keterlibatan karyawannya, ... Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mengambil motto hidupnya

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

th.XVII/ 7 September 2019

Unika Soegijapranata128

snapQR code

Green HRM: Strategi Dalam Mewujudkan Organisasi

Yang Berwawasan Lingkungan

Dengan pencanangan SDG’s (Sustainable Development Goal’s) pada tahun 2015 oleh PBB, yang kemudian di ratifikasi & di implementasikan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2016, maka SDG’s menjadi pedoman dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) bagi bangsa Indonesia sampai tahun 2030 (15 tahun kedepan).

Sebagai wujud komitmen politik pemerintah Indonesia untuk melaksanakan SDGs, Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dikeluarkannya Perpres tersebut juga merupakan komitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak.

SDG’s tersebut mempunyai 17 tujuan, yang tiga diantaranya (tujuan ke 13, 14 & 15) terkait dengan isu pelestarian lingkungan. Tujuan ke-13 yaitu Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, tujuan ke-14: mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan, sedangkan tujuan yang ke-15 yaitu: melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang

berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.

Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, menunjukkan bahwa isu lingkungan dewasa ini menjadi isu yang penting dan strategis untuk segera ditangani mengingat tanda-tanda pengrusakan ekosistem daratan dan lautan sudah semakin memprehatinkan, apalagi dengan munculnya perubahan iklim yang ekstrim. Hal tersebut terlihat dalam berbagai peristiwa banjir, tanah longsor dan terjadinya kekeringan di berbagai daerah sebagai akibat perubahan ikrim. Pertanyaan nya adalah siapa yang harus melaksanakan dan mewujudkan ketiga tujuan tersebut dan bagaimana melaksanakannya?

Pertanyaan tersebut menjadi perenungan kita bersama mengingat kita adalah manusia yang hidup dan menggunakan sumberdaya alam yang terdapat di bumi kita tercinta untuk kelangsungan hidup. Namun sifat kerakusan yang dimiliki oleh manusia yang hidup di bumi ini, menjadi hambatan bagi perwujudan tujuan tersebut. Manusia lupa bahwa ada mahluk hidup lain yang juga memiliki hak yang sama untuk tinggal dan hidup di bumi ini, yaitu tumbuhan dan hewan. Mereka

2 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

(tumbuhan & hewan) menjadi korban dari keganasan dan kerakusan manusia, bahkan sesama manusia, mereka bisa saling memusuhi dan berebut kekuasaan untuk mendapatkan akses dalam mengeksploitasi sumberdaya alam secara brutal. Hal ini menunjukkan adanya kualitas manusia yang masih rendah karena mereka tidak berpikir akan hari esok dan generasi mendatang yang juga akan tinggal di bumi tercinta ini.

Dalam konteks organisasi secara mikro (baik profit oriented maupun yang non-profit oriented), kualitas orang-orang yang ada di dalam organisasi dapat terlihat melalui seberapa sensitif dan pedulinya mereka akan situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya, dengan kata lain, apakah mereka memiliki kualitas yang tinggi atau masih rendah, terlihat dari seberapa sensitif/pedulinya mereka akan kondisi lingkungan disekitarnya. Nah sekarang bagaimana para pengelola organisasi dapat membuat orang-orang yang ada di dalam nya sensitif/peduli akan kondisi lingkungnya.

Konsep Green HRM (yang selanjutnya disingkat GHRM) merupakan tawaran konsep yang strategis untuk menumbuhkan orang-orang yang ada dalam organisasi sensitif/peduli terhadap situasi dan kondisi lingkungannya, karena dalam konsep tersebut para pimpinan organisasi baik dari lini yang paling bawah (First Line Manager) sampai lini yang paling atas (Top Manager) terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian akan program-program yang terkait dengan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan baik secara internal (di dalam organisasi), maupun secara eksternal (di luar organisasi).

Menurut Opatha (2014), GHRM adalah seluruh aktifitas, termasuk pengembangan, penerapan dan pemeliharaan yang terus menerus dari suatu sistem yang tujuannya untuk membuat orang-orang yang ada dalam organisasi memiliki sensitifitas dan peduli terhadap lingkungan (environmentally friendly). Hal ini merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya manusia yang merupakan tugas dari departemen sumberdaya manusia untuk membuat karyawan yang “normal employees” menjadi “green employees” untuk mencapai “Environmental Goals” dari organisasinya dan akhirnya untuk memberi kontribusi yang signifikan bagi terciptanya lingkungan yang berkelanjutan (“Environmental sustainability”).

Tujuan dari GHRM adalah untuk menciptakan, mengembangkan dan memelihara lingkungan hijau (Greening) diantara para karyawan, sehingga mereka memberikan kontribusi yang maksimal secara individu dalam perannya sebagai: “preservationist”, “conservationist”, “non-polluter”, dan “maker”. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi harus melakukan aktifitas yang diawali dengan bagaimana organisasi mendapatkan sumberdaya manusia yang memiliki orientasi dan wawasan tentang lingkungan. Tentunya kegiatan tersebut harus diawali dengan merekrut dan menyeleksi orang-orang yang memiliki wawasan dan kepedulian tentang lingkungan. Selain itu organisasi perlu mengembangkan dan memelihara sumberdaya manusianya supaya memiliki kinerja yang berorientasi pada pemeliharaan lingkungan dengan menggunakan Sistem Pengelolaan Lingkungan (Environmental Management System/EMS) secara terus menerus supaya mekanisme kerja yang berorientasi pada lingkungann yang harus dijalankan oleh para karyawan membentuk budaya peduli lingkungan yang kemudian tumbuh dan berkembang di dalam organisasi. Aktifitas ini membutuhkan pelatihan yang konsisten pada semua lini manajerial maupun seluruh staff yang ada dalam organisasi. Aspek yang tidak boleh ditinggalkan untuk membentuk komitmen dan motivasi karyawan dalam memelihara lingkungan adalah kebijakan penggunaan “Reward Sytem” dan “Recognition” bagi karyawan yang memiliki kinerja

yang baik dalam pemeliharaan lingkungan. Dua hal ini menjadi akselerator bagi tercapainya tujuan organisasi yang sudah dicanangkan.

Indikator-indikator yang menunjukan bahwa organisasi menjalankan praktek GHRM (“Green People”), dapat dicermati dari bagaimana filosofi organisasi dan nilai-nilai yang dimiliki oleh SDM nya, disamping itu dapat dilihat juga dari budaya kinerja dan pola pikir keterlibatan karyawannya, konsekuensi kinerja dan umpan balik saling ketergantungan yang ada dalam organisasi, praktik kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap orang-orang yang ada dalam organisasi, pola pikir pengelolaan bakat dan pengetahuan serta pendekatan pembelajaran dan pengembangan untuk dunia baru dari filosofi kerja yang dijalankan oleh sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi.

Universitas Katolik Soegijapranata, sebagai Universitas yang mengemban nama dan nilai-nilai yang diajarkan oleh Mgr. Soegijapranata, yang pada tahun ajaran 2019/2020 mencanangkan tema karya: “Integritas Ekologis”, memiliki kesadaran untuk ikut andil secara aktif dalam menjaga dan menyelamatan lingkungan baik secara internal maupun secara eksternal, seperti yang diajarkan oleh Mgr. Soegijapranata dalam kutipan beliau sebagai berikut: “Tempora mutantur, et nos autem cum illis” (yang artinya: zaman berubah dan kita pun berubah pula). Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan adanya perubahan lingkungan secara global (khususnya lingkungan hidup), kita dituntut untuk aktif menanggapi perubahan lingkungan hidup dengan cara bijak untuk meningkatkan martabat manusia dan mahluk hidup lainnya di hadapan Tuhan. Ajakan Mgr ini terlihat dalam beberapa aktivitas yang diselenggarakan oleh universitas bersama lembaga-lembaga di dalamnya, menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan dengan mengadakan penghijauan di dalam kampus, maupun lingkungan sekitar di luar kampus dengan menanam berbagai jenis tanaman. Kegiatan tersebut sebagai simbul/artifact yang bisa dilihat, namun apakah seluruh anggota civitas akademika Unika, yang terdiri dari Tenaga Dosen, Tendik dan mahasiswa benar-benar memahami dan tumbuh kesadaran dari masing-masing individu untuk menjaga dan memelihara lingkungan sekitarnya..? hal ini perlu di kaji lebih mendalam, karena ternyata masih banyak para mahasiswa yang masih membuang sampah disembarang tempat di dalam kampus, bahkan di dalam ruang kuliah. Dilain pihak sebagai suatu lembaga pendidikan yang bergantung pada kualitas SDM nya, Unika selayaknya memiliki strategi dan sistem pengendalian pengelolaan lingkungan yang dapat menjamin perilaku SDM nya mengarah pada terwujudnya “Green People”. Siapkah dan atau sudahkah organisasi kita (Unika Soegijapranata) membangun green HRM untuk menunjukkan organisasi yang berwawasan lingkungan? Ini suatu pertanyaan refleksi yang harus dijawab dengan jujur oleh pimpinan dan semua anggota organisasi, karena Unika Soegijapranata sebagai organisasi yang bergerak dalam pelayanan pendidikan memiliki PIP (Pedoman Ilmiah Pokok): “Eko Pemukiman”.

Ditulis oleh:

Agatha Ferijani Anggota The Soegijapranata Institute

3Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun” Itulah motto hidup dari seorang Naomi Yuliana Clara Palekahelu sebagai salah satu wisudawan terbaik dari Program Studi Magister Lingkungan dan Perkotaan Unika Soegijapranata dengan IPK 3,97. Wanita kelahiran 21 November 1990 di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mengambil motto hidupnya dari Alkitab tepatnya di bacaan 1 Korintus 10:23.

Naomi yang katanya mempunyai hobi membaca ini, sebelumnya juga pernah kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana untuk mengambil program studi S1 Sains Biologi. Ternyata ketika studi S1 Ia lulus dengan nilai yang terbaik pula. Sehingga ini sudah kedua kalinya Ia lulus sebagai wisudawan terbaik. “Penghidupan Berkelanjutan berbasis aset masyarakat Wunga Kabupaten Sumba Timur “, itulah judul tesis yang Ia ambil di program studi Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP).

Putri dari Bapak Benyamin Wallang Setia Budi Palekahelu dan Ibu Maria Olivia Nuch ini diam-diam ternyata sekarang sudah bekerja di Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sumba Timur. Tempat Ia tinggal adalah di Waingapu, Sumba Timur, maka Ia pun kembali ke kampung halamannya untuk membangun daerahnya. “Bukan tidak mau keluar dari zona nyaman, selain karena lebih nyaman, saya merasa dengan ilmu yang ada kalau bisa menjadi

sumbangsih untuk kemajuan Sumba (yang memang termasuk daerah tertinggal)”, itulah alasan lengkapnya untuk bekerja kembali di daerah asalnya.

Harapannya setelah lulus dari S2 adalah kembali lagi ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sumba Timur. Terutama di daerah kampungnya termasuk ke dalam kampung yang adalah daerah terkering di sana. Dengan tesis yang Ia buat dapat menjadi rujukan untuk pemerintah agar desa-desa di daerah Sumba Timur tidak kering lagi. Karena memang daerah itu adalah daerah terkering.

Untuk mencapai sebuah kesuksesan tentunya pasti ada hambatan yang dialami. “Hambatannya karena penelitian saya jauh dari Semarang karena tuntutan pekerjaan”. Tetapi karena dosen di Unika terutama dosen pembimbing saya berkualitas dan rendah hati, maka saya bisa menulis dan bimbingan melalui e-mail. Dinas tempat Ia bekerja juga sangat mengerti sehingga dapat diizinkan untuk pulang-pergi Semarang-Sumba untuk ujian proposal sampai ujian tesis.

“Berusaha lakukan yang terbaik yang bisa kalian berikan. Lalu, mintalah pada Tuhan supaya dapat dibukakan jalan ketika kalian merasa sudah tidak ada jalan. Karena memang pada saat kuliah hambatan itu pasti ada. Tuhan beserta kalian”, itulah pesan dari Naomi untuk adik tingkat yang sedang mengenyam pendidikan di Unika Soegijapranata. (AAT-AS)

Abdikan Ilmu Untuk Kemajuan Daerah Kampung Halaman

Naomi Yuliana Clara Palekahelu

4 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Mahasiswa Magister Arsitektur kelahiran Semarang ini telah berhasil menyelesaikan studinya dengan melewati banyak dinamika. Ronny Tjandra anak dari Bapak Kusmito Tjandra ini menyelesaikan tesis dengan judul “Kajian Sistem Arsitektur Pada Pasar Johar Semarang Karya Thomas Karsten”. Proses penulisan tesis ini berhasil diselesaikan karena dukungan dari dosen pembimbing yang memberikan jalan untuk mendapatkan data-data di lokasi penelitian. Tidak luput pula dukungan dari orangtua yang selalu memberikan semangat serta teman-teman yang selalu menemani dalam mendapatkan data-data penelitian di lokasi.

“Penulisan tesis ini dapat terselesaikan karena tumbuhnya semangat dalam diri kita sendiri, disamping juga adanya dukungan dari banyak pihak sehingga tesis tersebut dapat terselesaikan,” jelas Ronny sapaan dari Ronny Tjandra.

Ternyata hasil akhir yang diperoleh selama studi S-2 dapat berbuah manis yaitu lulus dengan IPK 3,63. Dan itu menjadi sebuah pencapaian tersendiri bagi Ronny.

Hambatan selama penyelesaian tesis ini lebih pada pengumpulan data pada lokasi yang cukup lama dan beberapa data tidak dapat ditemukan. Serta terlalu luasnya cakupan penelitian sehingga perlu dipersempit agar lebih fokus dalam penelitian.

Pesan yang ingin disampaikan dari pembuatan tesis ini adalah agar masyarakat mengetahui kemegahan dari Pasar Johar dan mengubah pandangan orang-orang terhadap pasar tradisional yang menganggap pasar tradisional itu kumuh, kotor dan tidak teratur. Serta untuk memberi pemahaman bahwa pasar tradisional juga di desain dengan sedemikian rupa agar dapat dinikmati oleh pengunjung.

Setelah selesai pendidikan jenjang sarjana akhirnya Ronny memilih melanjutkan pendidikan magister arsitektur di Unika Soegijapranata. Bagi Ronny, alasannya adalah karena dengan melanjutkan studi magister ini dapat mencari ilmu lebih mendalam lagi sebelum menuju ke pekerjaan yang sebenarnya dan juga mencari pekerjaan sampingan yang dapat dikerjakan.

Rencana terdepan Ronny, setelah menyelesaikan studi magister ini berencana untuk bekerja di kantor terlebih dahulu agar mendapatkan pengalaman dan ilmu tambahan, setelah cukup berencana akan membuka usaha sendiri.

Banyak lika-liku kehidupan yang dijalani terutama dalam penyusunan tesis dan menjalankan proyek ini. Kesan begitu membekas untuk Ronny selama berkuliah di Unika Soegijapranata yaitu banyak mendapatkan pengalaman dengan presentasi tugas melalui proyek yang sebenarnya serta mendapatkan banyak masukkan sehingga proyek yang dikerjakan kedapannya lebih dimengerti untuk tindakan yang akan diambil nantinya.

“Jalani hidup semampunya jangan menyerah, Tuhan pasti bukakan jalan yang terbaik untukmu.” Merupakan motto dari seorang Ronny agar terus semangat dalam menjalani kehidupan yang penuh dinamika. Lelah pasti dirasa tetapi semangat dalam diri menjadi acuan untuk terus bangkit menjalani kehidupan. “Memilih untuk melanjutkan S2 itu adalah hak, betah untuk menuntut ilmu silahkan ambil karena banyak pelajaran yang didapat dan berguna untuk keesokkan harinya bila tidak itu juga hak karena hidup adalah pilihan,” tegas Ronny. (lid).

Tetap Semangat Pasti Ada Jalan

Ronny Tjandra

5Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Sebagai seorang aktivis dalam organisasi mahasiswa yang disibukan pada berbagai kegiatan, bukan menjadi penghalang bagi mahasiswi Arsitek satu ini, Claudia Helen Budiman, untuk tetap berprestasi. Alumnus SMA Kolose Loyola Semarang ini berhasil menorehkan prestasi sebagai Wisudawati Terbaik dari Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain periode II tahun 2019 Unika Soegijapranata dengan IPK 3,66.

Mendapatkan prestasi sebagai Wisudawati Terbaik tentunya merupakan hal yang tidak pernah Ia sangka sebelumnya. “Ketika dihubungi oleh tim KRONIK, reaksi pertama saya bengong dan tidak menyangka bahwa saya bisa menjadi salah satu lulusan terbaik di Prodi Arsitektur,” jelasnya.

Helen, begitulah sapaannya, merupakan anak pertama dari dua bersaudara putri dari pasangan Bapak Hobiyanto Budiman dan Ibu Yolanda Novia.

Tugas akhirnya yang berjudul “Perencanaan Wellness Retreat dengan Pendekatan Restorative Environment Design di Karimunjawa” berangkat dari keprihatinannya terhadap ketimpangan antara kondisi kesehatan mental masyarakat Indonesia dengan tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga professional yang menangani bidang tersebut, dengan angka ketimpangan yang mencapai angka 90%. Sehingga melalui bidangnya, Helen mengatakan, “Harapan saya dengan adanya fasilitas Wellness Retreat ini, dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan angka permasalahan kesehatan mental yang ada, terutama bagi orang-orang yang masih memiliki gangguan kesehatan mental ringan dapat segera diatasi dan tidak kian memburuk”.

Aspek yang menjadi fokus kajian Helen adalah perencanaan suasana ruang yang kondusif bagi proses pemulihan kesehatan mental dengan pendekatan Restorative Environment Design. Pendekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan afiliasi antara manusia dengan alam sehingga dapat memperbaiki kesehatan mental dari manusia. Pemilihan lokasi pembangunan di Karimunjawa karena merupakan lokasi yang berada di pusat jajaran pulau-pulau yang ada di Indonesia, sekaligus pulau yang keindahan alamnya masih asli dan sangat underrated.

Dalam pembuatan tugas akhir tentunya tidaklah mulus, ada hambatan yang harus dijalani. Salah satu hambatan yang dialami Helen adalah fungsi bangunan yang dirancangnya masih tidak lazim di Indonesia, sehingga harus menggunakan literatur-literatur dari luar negeri yang cukup sulit untuk didapatkan.

Selain studi, mahasiswi kelahiran Semarang ini juga memiliki banyak hobi yakni membaca, fotografi, dan bermain game. Tentunya dalam mengisi waktunya, Ia tidak hanya mengisi dengan hobinya saja namun Helen juga aktif dalam kegiatan berorganisasi yaitu Senat Mahasiswa FAD selama 3 periode berturut-turut, walaupun di tempatkan di Komisi yang berbeda.

Sebagai seorang mahasiswi Arsitektur yang tentunya memiliki bobot tugas yang berat, membagi waktu antara kuliah, tugas, dan organisasi merupakan hal yang sangat penting. “Mengikuti organisasi di kampus, dimana pulang kuliah masih harus mengikuti berbagai rapat Senat, BEM, maupun HMJ hingga pukul 22.00, belum lagi masih harus menyelesaikan tugas bahkan harus mencari tempat print pagi dini hari, hingga drama harus ganti desain di H-1 pengumpulan tugas, bahkan kehabisan uang jajan untuk beli bahan-bahan maket,” terang Helen.

“Mungkin memang terasa berat kala itu, namun pilihan tersebut tidak pernah saya sesali, karena saya mendapatkan banyak sekali pelajaran, pengalaman, dan teman selama 3 periode saya menjabat. Mulai dari bagaimana bekerja dalam sebuah tim, bagaimana memecahkan berbagai masalah, dan juga cara berkomunikasi dengan orang lain,” imbuhnya.

“Bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk, berdoa untuk kemungkinan terbaik,” merupakan motto yang selama ini Ia pegang dan hidupi hingga Ia dapat menyelesaikan masa studinya dengan yang terbaik. (Tata)

Dapatkan Banyak Sekali

Manfaat Selama

Ikuti Organisasi

Kampus

Claudia Helen Budiman

6 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

“Mengerjakan apa yang bisa dikerjakan sekarang” menjadi motto dari Ovelistori Benedicka yang terpilih menjadi salah seorang wisudawan terbaik periode II tahun 2019 dari prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata Semarang. Perempuan yang akrab disapa Veli ini berhasil lulus dengan IPK 3,51 dan menyandang predikat cum laude. Veli mengaku tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terpilih menjadi salah seorang wisudawan terbaik.

Alumnus SMAN 1 Wonosobo ini mulai mengenal DKV sejak akhir kelas tiga SMA. “Aku memutuskan untuk masuk DKV itu waktu akhir kelas tiga SMA. Awalnya sih aku benar-benar gak ngerti apa-apa soal DKV. Aku hanya berpikir bahwa DKV itu prospek kerjanya ada di dunia industri kreatif yang mana belum ada banyak orang yang menjurus ke situ. Namun, makin lama aku semakin tertarik dengan DKV sendiri karena di DKV itu kita dituntut untuk berpikir kritis dalam menanggapi keadaan sekitar dan mencari solusinya.”

Mengenai skripsinya, Veli mengambil judul “Perancangan Desain Media Interaktif untuk Membantu Mengatasi Stres Pemicu Kanker Payudara pada Perempuan.” Adapun alasan mengapa perempuan kelahiran Wonosobo, 29 Desember 1996 ini mengambil tema tersebut. “Alasanku mengambil topik tersebut karena sekarang banyak perempuan yang terkena kanker payudara dan juga banyak pula orang yang tidak mengetahui bahwa stres dapat menjadi pemicu terjadinya kanker tersebut. Jadi melalui perancanganku ini, aku ingin agar orang-orang secara khusus para perempuan dapat semakin menyadari bahwa stres itu dapat menjadi pemicu kanker payudara, sehingga para perempuan mampu semakin menjaga dirinya dengan mengurangi stres.”

Dalam perancangannya ini, Veli menggunakan ilustrasi sebagai media interaktifnya. Ilustrasi tersebut dibuatnya lebih fun agar dapat mengatasi stres. Mengingat target perancangannya ini ditujukan kepada para perempuan yang masih muda, maka Veli juga tetap harus melihat media apa yang biasanya disenangi atau digunakan oleh para kaum muda perempuan.

“Aku melihat, biasanya seseorang yang mengkampanye kan atau memberitahu suatu hal mengenai kanker cenderung lebih ke sesuatu yang menakutkan. Dalam perancanganku ini aku ingin menyampaikan mengenai hal tersebut dengan cara yang lebih fun, kalem, sehingga seseorang yang menerima informasi tersebut tidak langsung ketakutan dan tidak mau membacanya. Melihat target dari perancanganku ini adalah para perempuan yang masih muda, maka aku menyampaikannya menggunakan media-media yang biasa mereka gunakan seperti lewat sosial media, atau media-media yang digunakan sekarang.”

Dalam proses pembuatan perancangannya ini, Veli mengaku bahwa hambatan yang seringkali muncul datang dari dirinya sendiri, seperti contohnya rasa malas yang kerap ia rasakan ketika hendak melanjutkan perancangannya.

Kepada mahasiswa Unika, Veli berpesan untuk terus mau belajar dan membangun relasi seluas mungkin. “Ketika kita membangun relasi seluas mungkin, kita juga bisa mengembangkan diri dan belajar banyak hal, entah itu dengan kakak tingkat atau teman-teman. Jadi kita belajar tidak hanya satu arah dalam arti terpaku hanya apa yang dikatakan dosen saja.” (CBL)

Rancang Media Interaktif Yang lebih Fun

Ovelistori Benedicka

7Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Predikat Wisudawan Terbaik dari program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik berhasil diraih oleh Ciciliya Dian Putri dengan IPK 3.73 dengan predikat kelulusan dengan pujian, dalam Wisuda periode II tahun 2019 Unika Soegijapranata.

Ciciliya Dian Putri merupakan alumnus SMA Sedes Sapientiae Semarang, dan putri dari Bapak Eko Aprijanto Udjono.

Ia memilih judul skripsi “Perencanaan Struktur Bangunan Gedung SMP Permata Bangsa Semarang” karena ia ingin mencari pengalaman dalam meraih cita-citanya sebagai konsultan struktur bangunan, terlebih jika ada proyek bangunan high rise.

Saat ditanya kenapa memilih studi di Unika Soegijapranata, Ciciliya bercerita bahwa alasan kuat yang mendorongnya studi di Unika tak lain karena keluarganya banyak yang telah menempuh kuliah di Unika dan bercerita bahwa selama studi di Unika, Ia banyak mendapatkan pengalaman baru, mulai dari mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik periode 2015/2016, menjadi asisten dosen untuk mata kuliah di Fakultas Teknik, serta mengalami program Kerja Praktik.

“Awalnya saya merasa cukup santai saat merasakan kuliah di Teknik Sipil, namun saat menginjak semester 5, saya merasakan beratnya kuliah di Teknik Sipil. Puji Tuhan saya dapat melewati masa-masa itu bahkan sempat saya sambi menjadi tutor tiap malam setelah pulang kuliah,” tutur Ciciliya, yang juga kini tergabung dalam organisasi Little Hope Semarang.

Motto hidupnya adalah “do the best and pray, God will take care the rest”, yang penting sudah melakukan usaha terbaik dan berdoa, untuk hasilnya percayakan kepada Tuhan. (Ian)

Ingin JadiKonsultan Proyek

Bangunan High Rise

Ciciliya Dian Putri

8 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Menempuh pendidikan dengan literasi yang beragam dan dengan keterbatasan masing-masing menjadi berhasil, tidak hanya menimbulkan kekaguman yang luar biasa namun juga rasa syukur tak terhingga. Fernando, mahasiswa jurusan Teknik elektro ini mampu melewati batas kemampuannya sendiri dengan banyak berlatih. Tak hanya rasa puas namun merasa terhormat ketika bisa menjadi salah satu wisudawan terbaik periode II 2019 Unika Soegijapranata. “Sudah menjadi mimpi saya untuk membanggakan kedua orangtua saya,” ucap Fernando yang merupakan Alumnus SMA Kanisius Kudus, dan berhasil menyelesaikan studi S1 nya dengan IPK 3,42.

Mahasiswa yang pernah mengikuti UKM Bridge ini pun menuturkan, selama menempuh pendidikan di Unika Soegijapranata semuanya cukup efektif dan juga didukung fasilitas di kampus yang lengkap membuat proses perkuliahan pun terasa nyaman. Para dosen dan staf pun sangat berkompeten dalam bidangnya, hal ini pun membuat materi yang diajarkan lebih mudah dipelajari oleh mahasiswa. “Untuk kegiatan di kampus Jujur saja saya kurang aktif dalam UKM karena terkendala beberapa masalah. Yang jelas UKM sangat berfungsi baik untuk mahasiswa baru. Menambah dan menjalin relasi serta menyalurkan hobi”, jawabnya lagi.

Lebih luas Nando menjabarkan tentang perjalanan tugas akhirnya. Pada awalnya Nando mengusulkan topik yang berbeda dengan yang ia teliti sekarang yakni menganalis kelainan otot pada orang, namun karena kesulitan mencari

subjek, keterbatasan waktu, dan perbedaan parameter otot orang yang satu dengan orang lainnya, membuat dosen pembimbing mengarahkan Nando untuk penggantian judul dan rumusan masalah yang baru. Termotivasi juga dari lingkungan dan antusias akan keingintahuan yang baru, Nando memutuskan mengambil topik skripsi tentang Elektromiografi. Ada tambahan pengalaman pribadi dan melihat video dari media tentang orang lumpuh yang dibantu dengan kaki robot, meyakinkan Nando mengambil judul skripsi “Pengukuran Kekuatan Kontraksi Otot Pada Bagian Torso Tubuh Menggunakan Sensor Elektromiografi”.

“Karya tulis yang saya tulis itu tentang sensor Elektromiografi. Sebenarnya banyak yang sudah menulis tentang ini tetapi mereka berfokus hanya pada tangan dan kaki. Maka dari itu saya menentukan topik penelitian saya untuk mendeteksi kekuatan otot tubuh manusia. Dengan tujuan agar orang tahu kekuatan otot mereka saat masih bugar ataupun ketika lesu”.

“Sensor elektromiografi adalah alat yang digunakan untuk merekam aktivitas elektris yang dihasilkan oleh otot saat melakukan kontraksi. Saat otot melakukan kontraksi, otot akan menghasilkan beda potensial yang dinamakan MUAP (Motor Unit Action Potential). MUAP tersebut lah yang diukur. Di penelitian ini saya memiliki tiga sample hasil dari pengukuran tiga subjek berbeda dengan beberapa titik otot yang ada pada bagian torso tubuh manusia,” jelas mahasiswa prodi teknik elektro tersebut.

Tidak berhenti hingga sampai disitu, keragu-raguan dengan hasil penelitian yang tidak sesuai, Nando stagnan pada masalah ini cukup lama dan sempat berpikir bahwa penelitian ini sudah tidak bisa dilanjutkan. “Dan solusi yang saya lakukan hingga bisa sampai titik ini adalah melakukan pencarian literasi yang banyak tentang seluk beluk elektromiografi dan melakukan bimbingan dengan dosen secara intensif.”

Disela-sela kesibukan dengan jadwal perkuliahan, mahasiswa kelahiran kudus ini ternyata sempat diminta mengajar tentang Elektro di beberapa sekolah di Jawa Tengah, salah satunya yang ada di Tegal. Membawa tema tentang pembuatan robot tangan, selama 14 kali pertemuan Nando dan team memutuskan untuk menjelaskan tentang pembuatan robot tangan. ”kami semampunya mengajari anak-anak tersebut untuk mengerti membuat robot tangan dari desain rangka, pembuatan rangka, pemrograman mikrokontrol, dari dan menguasai materi dasar robot tersebut. Selain di Tegal, saya juga sudah mengajar tentang pembuatan robot lengan berbasis mikrokontroler ke beberapa sekolah di semarang, demak , maupun tegal” Jelasnya detail.

Ditanya mengenai siapa orang-orang yang memotivasi bertahan sampai detik ini, Nando menjelaskan semua pihak yang ada disekitarnya memberikan motivasi dan bantuan dalam berbagai cara. “Keluarga adalah sumber motivasi utama saya. Beberapa teman dekat saya (tommy, yohanes, hans, kenny, dan handy) mereka selalu ada disaat pahit manis nya kehidupan kuliah saya. Dan juga rekan- rekan elektro yang telah memberikan semangat dan bantuan saat saya melaksanakan masa perkuliahan” jelasnya lagi.

“Tempat dimana saya menghabiskan masa remaja. Unika Soegijapranata telah menjadi tempat saya belajar, mencari teman, membangun pribadi saya dan juga berbagai pengalaman lainnya, terimakasih unika soegijapranata”. (celiz)

Mimpi Saya Untuk Membuat Bangga Kedua Orangtua

Fernando

9Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Wanita berdarah batak kelahiran Sulawesi yang Akrab di sapa Ana ini, menjalani tantangan yang sama sekali belum pernah ia lakukan. Belajar ilmu baru dalam dunia pendidikan yang sama sekali belum pernah ia pelajari yaitu Hukum Kesehatan dan berhasil menjadi salah satu penyandang wisudawan terbaik pada prodi Magister Hukum Kesehatan saat Wisuda Periode II tahun 2019 dengan IPK 3,90 merupakan hadiah dari proses yang luar biasa.

“Buat saya ini adalah tanggungjawab yang besar, karena secara moril ada tuntutan dibalik nilai akademik yang kita peroleh, yaitu pada saat kita mengaplikasikan ilmu tersebut di tengah masyarakat, dengan sebutan wisudawan terbaik biasanya masyarakat di lingkungan tempat kita berkarya akan berekspektasi tinggi terhadap kita, Itu hal yang perlu saya perhatikan buat kedepannya supaya tidak berhenti untuk terus belajar, apalagi saya masih baru belajar hukum” jelasnya panjang.

Menurutnya selama melanjutkan jenjang pascasarjana di Unika Soegijapranata, seluruh kegiatan dan cakupan akademisi berjalan efektif, proses belajar mengajar berjalan sangat interaktif baik itu melalui metode ceramah, diskusi maupun praktek (laboratorium hukum).

Mariana Dewani Harahap yang notabene berprofesi sebagai Bidan ini melakukan penelitian tentang Pelaksanaan Pengawasan Pijat Bayi dan Spa Oleh Bidan di Praktik Mandiri Bidan Kota Semarang. “Saya tertarik karena ini ruang lingkup profesi saya dan pelayanan ini sedang marak saat ini. Yang menjadi masalah utamanya ialah belum ada pengaturan khususnya, sementara pelatihan-pelatihan tentang pelayanan ini sedang banyak diikuti oleh bidan. Hasil penelitian ini menjawab permasalahan yang sedang terjadi setelah dikaji melalui pendekatan hukum kesehatan” ucapnya lagi.

Terkendala dengan waktu, tempat penelitian dan jumlah responden yang cukup sempat membuat Ana kesulitan. “Sebagaimana kita ketahui tidak semua calon responden bersedia untuk menjadi responden. Ada kekhawatiran terkait keamanan dan kenyaman responden,”ujarnya lagi.

Sempat vakum selama 1,5 bulan di tempat penelitian, proposal penelitian yang Ana ajukan ditolak, hingga membuatnya melakukan survey ditempat penelitian lain. “Selain itu saya coba berdiskusi dengan pengurus organisasi profesi dan akhirnya saya difasilitasi untuk penelitian di praktik mandiri bidan Kota Semarang. Tapi masalah tidak selesai sampai disitu, beberapa tempat praktik ada yang tidak menerima untuk diteliti sementara responden saya masih kurang,” tambahnya.

Apakah penelitian ini bisa dilanjutkan atau tidak, Ana pun memilih untuk konsultasi dengan pembimbing dan Kaprodi hingga menemukan jalan tengah dan arahan yang tepat. “Saya bersyukur dosen pembimbing dan Kaprodi sangat

mensupport proses jalannya penelitian ini, padahal saya sudah beberapa kali minta ganti metode pendekatan karena pesimis, namun beliau-beliau tidak berhenti menyemangati”.

Orangtua dan suami adalah Orang yang sangat memotivasi Ana sejauh ini. Lalu ada teman-teman kelas, teman-teman baik lainnya dan tentunya para dosen adalah orang-orang yang juga berkontribusi memotivasi Ana menyelesaikan Studi Hukum Kesehatan.

Dengan memilih melanjutkan kerja untuk menerapkan Ilmu yang ia dapat melalui bangku perkuliahan pada masyarakat, Ana berharap dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat melalui semua pengalaman dan ilmu pengetahuan khususnya tentang Kesehatan dan Hukum Kesehatan yang Ia punya, dan juga untuk profesinya sebagai seorang bidan.

“Kalau untuk masyarakat karena selama ini saya melayani di bidang kesehatan, yang saya lakukan adalah melayani pasien sebaik-baiknya, kalau untuk almamater belum sih..mungkin kalau usulan penelitian saya diperjuangkan dari organisasi profesi ke DKK Semarang itu bisa mengharumkan nama almamater ya?” ucapnya sambil bertanya.

“Harapan saya salah satunya untuk profesi, menurut saya tenaga kesehatan memang perlu memahami ilmu hukum, jadi bidang hukum dalam organisasi profesi harus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan itu sendiri. Bila kita memahami hukum, kita bisa memperjuangkan pelayanan yang kita usahakan tersebut. Hukum merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan profesi. Sebagai tenaga kesehatan, kita tidak boleh alergi dengan hukum karena pelayanan kesehatan jelas diatur oleh hukum,” tutupnya. (celiz)

Berharap Dapat Berkontribusi Dalam

Pembangunan Masyarakat

Mariana Dewani Harahap

10 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Wahyu Aryono Nugroho tak pernah menyangka dirinya akan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Hukum dan Komunikasi dalam wisuda periode II Unika Seogijapranata tahun 2019 ini. Laki-laki yang akrab disapa Awang ini mengangkat topik skripsi dengan judul “Diskualifikasi Norma: Kajian Terhadap Sabdaraja, Dawuhraja Sultan Hamengku Buwono X, dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 88/PUU-XIV/2016” dan lulus dengan IPK 3,93 dengan predikat cum laude (dengan pujian).

“Topik dalam skripsi saya adalah tentang kesetaraan jender di Ngayogyakarta Hadiningrat. Saya meneliti tentang Sultan Hamengku Buwono yang selama ini selalu dijabat oleh seorang laki-laki. Fokus penelitian yang saya lakukan adalah melihat peluang perempuan menjadi seorang Sultan Hamengku Buwono dari sisi hukum tata negara dan hukum adat di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,” ungkap Awang menceritakan topik skripsi yang ia dalami.

Ketika merefleksikan proses pembuatan skripsi, ia menyadari bahwa niat adalah langkah awal yang membawanya pada sidang skripsi dan akhirnya sampai di pintu kelulusan. “Kendalanya tentu banyak, apalagi saya yang sering menunda mengerjakan skripsi. Tetapi tentu yang memotivasi saya adalah orang tua. Saya kagum dengan kedua orangtua saya yang bersusah payah tanpa mengeluh, hidup prihatin agar saya bisa segera lulus, itulah kemudian yang membulatkan niat saya untuk segera menyelesaikan skripsi. Selain itu, cita-cita saya menjadi seorang hakim konstitusi memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Jadi ya intinya mencari motivasi dulu saja,” ungkapnya.

“Saya bersyukur ada orang-orang yang hebat, tangguh, dan sabar di sekitar saya yang memotivasi untuk segera berkarya di tempat lain setelah melepas status mahasiswa ini. Jadi setelah lulus, sudah menanti banyak sekali peluang yang dapat menjadi karya saya, hanya saja saya harus melewati pintu kelulusan itu dulu,” lanjutnya.

Tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik, Awang juga aktif dalam kegiatan non-akademik antara lain aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Soepra Radio dan dipilih menjadi Ketua UKM Soepra Radio di tahun 2016. Ia juga menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi periode 2017/2018. Selain itu, ia juga diminta oleh Komisi Pemilihan Umum Universitas menjadi penasehat hukum untuk Pemilu BEMU Day 2019 sejak awal tahun 2019. Ia juga menjadi master of ceremony wisuda universitas sejak tahun 2016 hingga April 2019. Menjadi moderator diskusi dan seminar serta aktif di beberapa kepanitiaan juga menjadi kesibukannya. Skala prioritas dan disiplin waktu menjadi kunci bagi Awang

untuk memanajemen waktu dengan baik antara belajar dan aktif dalam berorganisasi.

Komunikasi menurut Awang menjadi soft skill yang penting untuk dikembangkan oleh mahasiswa. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari public speaking, cara mengkomunikasi ide dan menyampaikan pikiran. Kemudian soft skill yang berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat juga perlu dikembangkan, agar mahasiswa dapat membaur dengan aroma, denyut nadi, serta pergerakan kehidupan masyarakat. “Mindset untuk berkarya juga perlu dikembangkan, sehingga nantinya kita dapat melihat dunia kerja sebagai ajang mengembangkan diri dan berkarya sesuai talenta masing-masing, sehingga rasa talenta pro patria et humanitate akan benar-benar terwujud,” ujarnya.

Banyak membaca bagi Awang menjadi kunci untuk mengisi waktu dengan produktif. “Dengan membaca kita mendapatkan banyak masukan sehingga gerakannya akan semakin berkualitas, dan berdasar. Mahasiswa selalu dipandang sebagai anak muda yang kritis oleh karenanya kekritisan tersebut perlu terus diasah.”

Kepada teman-teman mahasiswa, ia menyampaikan pesannya, “Teman-teman, jangan menua tanpa karya. Berapapun usia kita nanti, siapapun kita menjadi, dimanapun tempat perutusan kita, teruslah berkarya mempersembahkan talenta untuk negeri dan Gusti. Bagi beberapa mahasiswa, menuju kelulusan disertai kecemasan dan kekhawatiran. Tetapi sebagai mahasiswa tugas kita adalah mengubah kecemasan menjadi sebuah harapan. Biarlah Tuhan yang mengutus karena Tuhan yang juga akan mengurus. Life begins at the end of comfort zone.”

Mindset Untuk Berkarya Perlu dikembangkan

Wahyu Aryono Nugroho

11Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Program Studi Magister Manajemen kembali menghasilkan wisudawan terbaik. Kali ini predikat itu dimiliki oleh Hana Novita Hasan, yang dalam kesehariannya akrab disapa Hana.

Hobi Menjadi Side Jobs Sembari Menyelesaikan Tesis

“It’s never a failure, if you learn something from it”, adalah motto hidup dari gadis kelahiran 18 November 1993 di kota Semarang, yang diambil dari quote seorang Ashley Hetherington. Menurutnya, kebanyakan dari kita lebih suka melihat hasil jadi daripada prosesnya. Banyak orang ingin sukses seperti A, seperti B, seperti C. Tetapi dibalik kesuksesan itu pasti sudah melalui begitu banyak kegagalan. “Saya lebih suka belajar dari kegagalan seseorang daripada success storynya, karena dari kegagalan itu kita bisa belajar banyak”, lanjutnya.

Hana juga adalah seorang yang mempunyai hobi yang unik. Hobi yang juga jadi side jobs bagi dirinya adalah makeup artist. Ada di instagramnya juga di @MakeupbyHnh. “Selain makeup aku juga segala hal berbau creativity, termasuk content creative”, tambahnya.

Putri dari Bapak Hasan Wahyu dan Ibu Dahlia Lukito Retno ini sembari mengerjakan tesis, ternyata sudah mengisi waktunya dengan bekerja di Group Klinik kecantikan dan designer. “Saya bekerja di Klinik kecantikan di Semarang (Premiera Skincare, dulunya House of Dura Semarang) dan cabang Surabaya (House of Dura Surabaya), juga di Australian designer based di Semarang (Angela Chung) sebagai Social Media Manager & Digital Marketing”, ujarnya.

Hana ternyata dulu ketika S1 juga di Unika Soegijapranata Ia merupakan mahasiswi manajemen pemasaran angkatan 2011. “Pada saat kuliah, saya fokus kuliah saja. Jarang untuk mengikuti kegiatan di kampus karena memang dulu ambil manajemen unggulan, jadi jadwal dan tugas sudah lumayan padat”, ungkapnya ketika ditanya mengenai keaktifannya di kampus.

Untuk mencapai kesuksesan maka pasti ada hambatan yang harus dilewati. Hana pun mempunyai hambatan lumayan banyak ketika penyelesaian tesis. “Problem utamanya adalah di dalam pembagian waktu aja. Sangat sering beberapa hal terjadi secara bersamaan, misalnya ada problem di kantor, kemudian problem pribadi, belum ditambah dengan thesis” ujarnya. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah setting prioritas. “Setelah setting prioritas, saya akan kerjakan dari yang paling urgent dan important. Selain itu, saya mempunya list apa saja yang harus saya kerjakan”, tambahnya.

Menurutnya cara membagi waktu yang tepat ketika memang dihadapkan dengan kesibukan adalah dengan memaksimalkan waktu kosong setelah kerja dimalam hari dan weekend untuk menyelesaikan tesis dan revisi. “Do the best that I can, karena standart ‘terbaik’ setiap orang pasti berbeda-beda. Maka tidak usah membanding-bandingkan dengan orang lain. Everyone has their own pace and time”, jawabnya dengan tangkas.

“Setiap orang punya talentanya masing-masing, di bidang masing-masing. Perbedaan itu yang membuat kita mempunyai nilai jual lebih dibandingkan orang lain. Maka jangan ingin menjadi saya. Be the best version of you, instead!”, pesannya untuk adik tingkat yang ingin menjadi sepertinya. (AAT-AS)

Hana Novita Hasan

12 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Agnes Odelia Sabrina adalah wanita yang energik dalam aktivitas sehari-harinya. Wanita yang murah senyum dan senang mendengarkan musik ini memiliki kegemaran dalam bersosialisasi di dalam kelas, maupun kegiatan ekstra luar kelas.

Wanita energik yang sering disapa odelia ini, meraih predikat dengan pujian sebagai wisudawati terbaik dari program studi Manajemen pada Wisuda periode II tahun 2019 Unika Soegijapranata.

Kegiatan luar kelas pun ia tekuni dengan ikut tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS-Manajemen) yang menurutnya merupakan wadah pengembangan diri. Tentunya odelia merupakan contoh mahasiswi yang piawai dalam membagi waktu, dengan merujuk pada prestasinya tanpa harus mengurangi kewajiban dari kedua tuntutan aktifitas tersebut.

“Meraih IPK 3,83 dengan menyandang wisudawati terbaik dari program studi Manajemen menjadi hal yang tak terduga bagi saya, kaget dan masih merasa tidak percaya,” ujar Odelia.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Keterampilan Kewirausahaan dan Sikap Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata” telah mengantarkan odelia dalam menyelesaikan studi di Unika.

Odelia menjelaskan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat diperlukan oleh mahasiswa prodi Manajemen. Sebab ketiga hal itu mampu mendorong mahasiswa sebagai fresh graduate untuk modal ketika bersaing dalam membangun motivasi di bidang wirausaha.

Odelia pun menuturkan, bahwa sikap merupakan point penting yang harus ditekankan pada mahasiswa dalam membangun motivasi berwirausaha. Karena fresh graduate yang dipersiapkan untuk menjadi pengusaha muda kadang menemui kesulitan jika tidak memiliki sikap yang baik ketika terjun langsung di lapangan.

“Menyelesaikan studi kurang dari empat tahun di Unika memberikan kesan tersendiri bagi saya. Selama kuliah, saya merasa asyik dan senang karena di Unika membelajarkan toleransi yang tinggi bagi saya secara pribadi,” imbuhnya.

“Hambatan tersendiri muncul ketika dalam penyusunan skripsi, saat melakukan penelitian pada mahasiswa yang sedang libur. Menggunakan 60 sample menjadikan hambatan tersendiri kala itu,”ujar Odelia yang merupakan alumnus SMA Sedes Sapientiae Semarang.

“Situasi ini tentunya harus saya akui sempat menurunkan semangat saya, namun melihat teman-teman yang sudah lebih progres dalam menyelesaikan studi menjadikan motivasi tersendiri bagi saya. Sebab motivasi saya, apa yang engkau tabur itulah yang engkau tuai,” tambahnya.

Generasi muda harus mampu melihat peluang dalam menyongsong tantangan zaman, tak hanya berhenti pada zona nyaman ketika sedang merasakan kesuksesan. Tetap memperbaharui keterampilan dan menciptakan inovasi di dalam dunia kewirausahaan adalah tuntutan kita sebagai lulusan Unika yang dipersiapkan bersaing dalam dunia bisnis di kancah internasional.

“Sesuai dengan semangat Unika dalam mottonya Talenta Pro Patria Et Humanitate, itulah yang harus menjadi semangat mahasiswa dan mahasiswi Unika untuk tetap terus mempersembahkan talenta terbaik demi bangsa-negara serta kemanusiaan, itu yang perlu saya ingatkan,” tutup Odelia.(Katili)

Mampu Melihat Peluang Dalam Menyongsong Tantangan Zaman

Agnes Odelia Sabrina

13Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Berhasil mewakili dan membawa prodi Akuntansi Unika Soegijapranata Semarang meraih berbagai penghargaan dalam lomba karya ilmiah di tingkat Nasional, Renaldo Budihardjo menjadi salah satu wisudawan terbaik prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang periode II tahun 2019, dengan IPK 3,91.

“Yang pasti saya puas atas pencapaian saya sampai saat ini karena sejujurnya ketika saya masuk di unika saya tidak menargetkan untuk menjadi wisudawan terbaik, saya hanya menikmati kegiatan perkuliaan saya selama ini mulai dari kegiatan belajar mengajar, ujian, kepanitiaan dan organisasi baik di level jurusan hingga universitas, menjadi asdos serta kegiatan lomba dan kompetisi yang ditawarkan kepada saya” tuturnya singkat.

Lebih leluasa menceritakan kiprahnya di universitas, mahasiswa jurusan akutansi ini aktif mengikuti kegiatan ukm. Yakni pernah menjadi pengurus divisi edukasi dari UKM Kelompok Studi Investasi (KSI) di tingkat fakultas dan menjadi kepala Divisi Pembelian UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di tingkat Universitas. “Saya sendiri memilih 2 ukm ini di sepanjang masa perkuliahan saya karena saya memang tertarik untuk belajar investasi mengenai pasar modal di UKM KSI dan belajar mengelola bisnis di KOPMA”, tambahnya lagi.

Membahas skripsi tentang “Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Good Corporate Governance, Kompetensi Komite Audit dan Independensi Komite Audit Terhadap Kecenderungan Mengungkapkan Sustainbility Reporting.”

Mahasiswa yang akrab dipanggil Aldo ini menjabarkan tentang fenomena kerusakan lingkungan dari berbagai perlombaan yang diikuti, salah satu faktor penyebabnya adalah aktivitas perusahaan.

”Sustainability report ini adalah laporan keberlanjutan yang menjadi laporan terukur bagi perusahaan bahwa mereka merupakan perusahaan yang ramah lingkungan. Saya ingin meneliti kira kira faktor apa saja yang membuat perusahaan mau membuat laporan ini karena berdasarkan fakta masih sedikit perusahaan yang mau secara sukarela membuat laporan ini. Setelah itu saya konsulkan dengan dosen pembimbing saya dan dosen saya sangat mendukung mengenai fenomena ini dari mulai seminar sampai penulisan skripsi. Semua hambatan pada dasarnya adalah dari diri sendiri, kita harus betul-betul fokus untuk mneyelesaikannya tanpa terpengaruh apapun situasi, kecuali hal yang terjadi di luar kendali kita.

“Sejauh ini dan sampai kapanpun keluarga saya lah yang memotivasi saya hingga bertahan selama ini dengan hambatan apapun, ada juga teman dekat dan dosen pembimbing. Mereka lah yang selalu menemani dan

mendampingi saya di setiap perjalanan kuliah dari mulai ptmb hingga penulisan skripsi saya sampai selesai. Jujur tanpa mereka mungkin saya tidak dapat menjadi pribadi yang seperti sekarang ini,” ucap pria yang saat ini sudah bekerja PT Pura Group Indonesia.

Aldo yang pernah menyabet beberapa penghargaan seperti meraih juara II, best category National Accounting Student Conference di Universitas Sanatha dharma, dan menjadi finalis di berbagai kegiatan lomba tingkat nasional yang diadakan dari lembaga lain seperti Ikatan Akuntan Indonesia dan Association Certified Fraud Examiners dimana finalis lainnya yang adalah tempat para praktisi dan dosen dari berbagai instansi baik swasta maupun pemerintahan, menuturkan ingin mengimplementasikan apa yang dia pelajari di perkuliahan, mengharumkan nama baik dan juga almamater.

Bekerja sebagai cost control coordinator di PT Pura Group Indonesia, Aldo mengungkapkan Unika dan kualitas pendidikan pada universitas swasta adalah pilihan yang ia prioritaskan sejak awal. “Dan ketika saya melihat dan mendengar nama unika soegijapranata, saya melihat sebuah kampus yang penuh dengan keberagaman, kebersamaan, mengedepankan sdm yang ada dan berisi anak anak muda yang penuh semangat dalam meraih tujuan dan cita cita mereka”, ungkapnya.

“Saya berharap unika dapat menjadi universitas yang dapat membantu para generasi muda yang akan datang dalam menggapai apa yang menjadi tujuan dan cita cita mereka dan terus berkarya serta menjadi tempat menuntut ilmu yang diidolakan oleh para calon mahasiswa” tutupnya. (celiz)

Pernah Raih Beberapa Penghargaan Selama Kuliah

Renaldo Budihardjo

14 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Tidak bisa di pungkiri, salah satu moment yang terjadi di luar dari kendali diri adalah menjadi yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain. Ungkapan ini pun sejajar dengan apa yang dirasakan Antonius Wedha Ari Wardhana, ia merasa terkejut ketika mendapat predikat menjadi salah satu wisudawan terbaik prodi Perpajakan periode II tahun 2019 di Unika Soegijapranata, dengan IPK 3,86.

Mahasiswa yang pernah mengikuti Himpunan Program Studi Perpajakan ini pun mengatakan pembelajaran di unika efektif dan balance mengenai teori dan juga penerapan ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

Mengulas tema tentang “Pemeriksaan Pajak Pasca Tax Amnesty Atas Pengurangan Aset Persediaan Pada PT. ABC”, penulisan skripsi ini lebih mengarah pada keadilan

dalam perlakuan program pengampunan pajak di bidang perpajakan. ”Pengalaman saya magang, banyak kasus terjadi seperti itu, jadi penulisan saya ini merupakan kasus kehilangan aset persediaan yang bisa saja dialami oleh perusahaan. Nah disini perusahaan menuntut keadilan pajak melalui program Pengampunan Pajak agar persediaan yang hilang dapat diampuni sesuai Ketentuan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak,” jelas pria alumnus SMA Kolese Loyola Semarang ini.

“Keadilan yang saya maksud disini ialah pengampunan pajak bukan hanya pada aset yang ada saja tetapi juga aset yang hilang biar adil, menelaah tentang Undang-Undang Nomor.11 th 2016 tentang Pengampunan Pajak pasal 1(satu). Lalu bagaimana dengan harta yang sudah tidak ada.? Seperti kasus kehilangan, kan tidak ada harta yang bisa diungkapkan. Jadi saya ingin pengampunan pajak bukan hanya pada pengungkapan aset yang belum terlapor, melainkan juga pengungkapan atas ketidakberadaan aset, karena ini demi keadilan pengusaha terhadap UU pengampunan pajak”,ucap pria yang lahir dikudus ini dengan antusias.

Kewalahan dengan perolehan data dan kurang memahami, Wedha giat mencari literature yang dibahas, tentang peraturan perundang-undangan dan mampu bertahan menyelesaikan hingga akhir dengan maksimal.

Mahasiswa prodi Perpajakan ini juga pernah ikut serta dalam program Pertukaran Pelajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas San Carlos dan mengikuti SBE - ICBE di Cebu, Filipina.

Wedha juga dengan antusias menjelaskan orang-orang yang memotivasinya hingga saat ini. “Tak terlepas dari kedua orangtua saya (Bp Vensi & Bu Eny), kakak saya (Kunto), nonik saya (Vava), dua orangtua nonik saya (Bp Budi & Ibu Diyana), dan sahabat -sahabat saya (Yogi, Charol, Xandro, Mape, Winnie, Engkong, Axel)”,ungkapnya detail.

Sedikit harapan yang Wedha lontarkan untuk prodi perpajakan, Ia berharap kedepannya bisa menorehkan banyak prestasi secara akademik maupun non akademik dan mempertahankannya, untuk Unika Soegijapranata, kiranya kampus ini tetap bertahan dalam predikat yang unggul di segala bidang dan menciptakan bibit unggul sesuai dengan motto Talenta pro patria et humanitate.

“Membanggakan kedua orang tua dan mampu berguna bagi masyarakat umum serta membanggakan Almamater merupakan kebanggaan tersendiri yang saya pegang jika saya bekerja ataupun melanjutkan studi kembali. Dan ketika mendengar nama Unika Soegijapranata itu adalah tempat saya menemukan kado terindah. Berakit rakit ke hulu, berenang renang ke tepian, gagalmu cukup sekali, jangan jatuh pada lubang yang sama karena kegagalanmu adalah kunci dari kesuksesan juga,” tutupnya singkat.(C.Eliz)

Pernah Ikuti Pertukaran Pelajar di Filipina

Antonius Wedha Ari Wardhana

15Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Keyakinan bahwa menuntut ilmu tidak akan sia-sia, membuat Jeffri sapaan dari Jeffri Yulianto untuk melanjutkan studi magister di Unika Soegijapranata pada Program Studi Sains Psikologi.

Pria kelahiran Surakarta ini telah berhasil menyelesaikan studi magister dengan judul tesis “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Sikap Guru Terhadap ABK Di Sekolah Inklusi”

Bukan hal yang mudah bagi Jeffri dapat lulus dengan IPK 3,87 dan proses penulisan tesis ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Awal menentukan topik hingga melakukan penelitian kurang lebih selama satu setengah tahun.

Banyak dinamika yang dialami, seperti yang menyenangkan maupun hambatan dalam menyusun tesis. Hal yang menyenangkan seperti sebagai peneliti, Jeffri dapat berinteraksi dengan lingkungan penelitian yang sebelumnya belum pernah dirasakan. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baru, Sedangkan kesulitan yang dialami yaitu dalam mencari subjek, kesulitan dalam menyusun kerangka berpikir penelitian dan rasa malas dalam diri. Untuk hambatan terbesar sebenarnya adalah diri sendiri, terkadang Jeffri bisa menjadi prokrastinator parah yang dimana dapat mendahulukan tugas yang sebenarnya tidak penting dan tidak mendesak sehingga menghindari tugas yang sangat penting.

Adapun hal yang membuat semua itu dapat dilalui yaitu untuk tetap optimis. Bukan terlahir sebagai pribadi yang sangat rajin atau sangat cerdas, tetapi Jeffri adalah orang yang optimis dalam menyelesaikan tugas.

“Untuk yang utama dalam dukungan proses penyelesaian tesis ini tentu diri saya sendiri, bukan berarti sombong tapi saya perlu mengapresiasi diri sendiri atas perjuangan dinamika dan usaha yang saya lalui selama ini. Kenapa diri sendiri? Karena sayalah yang memutuskan akan berusaha sekeras apa dan berjuang sekeras apa sehingga diri saya sendirilah yang memegang kendali secara penuh untuk menyelesaikan tesis ini. Tidak hanya diri sendiri, semua berkat dukungan dari orang-orang yang membantu seperti dosen pembimbing, teman-teman serta Mama saya yang selalu mendoakan saya,” tegas Jeffri.

Semua Proses Kembali Pada

Diri Sendiri

Penulisan tesis ini bertujuan untuk memberikan deskripsi dan penjelasan secara kualitatif mengenai sikap guru terhadap siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di sekolah inklusi serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap guru. Dalam penelitian tersebut ditemukan nilai, dukungan lingkungan pembelajaran sekolah inkluasi dan guru dalam membentuk sikapnya terhadap siswa ABK. Jeffri yang juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai wedding singer ini akan tetap menjadikan pekerjaan sampingannya ini sebagai penyaluran hobi walaupun nantinya akan bekerja di sebuah kantor.

Kesan selama kuliah di magister Unika yaitu sangat menyenangkan, dapat bertemu dengan akademisi yang berkompeten di bidangnya. Mendapatkan proses pengembangan diri dan kemampuan melalui tugas perkuliahan merupakan pengalaman yang menyenangkan. ”Do what you fear and fear disappears, adalah motto saya dalam menjalani kehidupan ini. Rasa takut adalah hal yang natural dan seringkali terjadi ketika saya akan menghadapi sesuatu, tapi saya pastikan bahwa rasa takut hanya akan menjadi cambukan untuk lebih berani lagi, dan bukan jadi penghalang apalagi menghentikan langkah saya untuk maju.” (lid)

Jeffri Yulianto

16 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Life is a beautiful struggle. Itulah motto dan nilai yang berusaha dihidupi Ivarianie Virgiana. Perempuan kelahiran tanggal 27 Agustus pada 26 tahun silam ini merupakan putri dari pasangan Ichwan dan Alm Titiek Marianie. Perempuan yang kini sudah menyelesaikan studi Magister Profesi Psikologi dengan IPK 3,76 ini merupakan lulusan terbaik di prodi Magister Profesi Psikologi dalam Wisuda periode II tahun 2019 Unika Soegijapranata.

Vava panggilan akrabnya menceritakan bahwa pengalaman hidupnya tidak mudah. Problem yang muncul sejak masa kecil terlebih juga saat mamanya dipanggil ke hadirat Tuhan ketika ia masih duduk di bangku SMA, cukup mewarnai kehidupannya.

Dengan keadaan yang demikian itu, ia merasa bahwa kehidupannya sungguh berat. Protes demi protes ia layangkan pada Tuhan. Ia merasa bahwa hidupnya ini tidak adil. Namun demikian pada satu titik ia sadar bahwa ini adalah jalan yang ditunjukkan Tuhan. Bahwa di balik segala pengalaman tidak menyenangkan yang sudah dialaminya, Tuhan masihlah baik padanya. Dia tidak memberikan ular pada anak-Nya yang meminta roti. Hal itu ia rasakan terutama ketika bisa menyelesaikan studi Sarjana Psikologi dan Magister Profesi Psikologi di Unika Soegijapranta. “Semua itu bisa terjadi hanya karena berkat dan anugerah Tuhan,” tuturnya. Pengalaman-pengalaman berat namun indah itulah yang membuatnya terus menghayati dan menghidupi motto ‘life is a beautiful struggle’. Bahwa hidup adalah sebuah perjuangan dan perjalanan yang indah.

Salah satu bagian pengalaman perjuangan itu pun Vava rasakan ketika menempuh studi Magister Profesi Psikologi. Baginya pengalaman studi di masa awal S-2 tidaklah mudah. Ia harus menjalani studi sembari bekerja di salah satu perusahaan konsultan. Tidak jarang lembur menjadi pilihan ketika tugas-tugas perkuliahan menumpuk. Ini menjadi salah satu titik perjuangan yang sungguh dirasakan oleh Vava. Namun demikian, ia masih bersyukur bahwa di tengah perjuangan itu ia masih mendapatkan waktu untuk bercengkrama dengan teman-temannya. Ia masih bisa sharing, belajar banyak, dan masih bisa melakukan banyak hal dalam waktu yang sangat padat itu. Baginya pengalaman kuliah sambil bekerja itu bukan suatu kesalahan. Ia justru belajar banyak di sana dan merasa dipersiapkan mengalami dunia pekerjaan yang ternyata jauh lebih berat.

Untuk menyelesaikan studi Magister Profesi Psikologinya, perempuan kelahiran Grobogan ini mengangkat tema ‘Flourishing Ditinjau dari Leader Member Exchange dan Personal Value’.

Vava menuturkan bahwa alasan mendasar ia mengambil tema tersebut ialah adanya teori-teori baru yang mulai berkembang di ranah Psikologi Positif. Hal ini terutama mengenai mindset treatment dan pemahaman akan perilaku orang lain khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Vava bercerita bahwa paradigma yang sering dipakai untuk memberikan penilaian kerja atau perilaku karyawan ialah dari sisi kelemahan mereka. Psikologi Positif memberikan mindset baru bahwa paradigma yang memfokuskan diri pada kekuatan karyawan dan pengembangan kekuatan itu akan membuat mereka lebih produktif bekerja. Hal ini kemudian digabungkan dengan penelitian mengenai flourishing yang dikombinasikan dengan leader member exchange dan personal value yang sangat cocok digunakan pada perusahaan yang dipilihnya sebagai tempat penelitian.

Kini Vava sudah menyelesaikan studi dan siap melangkahkan kakinya ke dunia yang lebih luas. Baginya pengalaman selama 8 tahun kuliah di Unika Soegijapranata menjadi bekal yang cukup untuk dapat mengarungi derasnya arus dunia saat ini.

Harapannya hanyalah satu yaitu ia ingin agar ilmu yang sudah didapatnya bisa diterapkan. Ia ingin agar ilmu yang selama ini sudah ditimbanya dapat berguna bagi orang lain dan menjadi saluran berkat bagi orang lain juga, terutama pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Semoga harapan itu dapat menjadi kenyataan dan sungguh dapat menjadi rahmat dan berkat bagi sesama. (FFI)

Kuliah Sambil Bekerja Itu Bukan Suatu Kesalahan

Ivarianie Virgiana

17Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Berawal dari ketertarikannya untuk mendalami Psikologi sejak di bangku SMA, membuat mahasiswi Ignatia Esti Aristaningrum sangat menikmati pembelajaran di Fakultasnya, dan berhasil menyelesaikan studinya dengan IPK 3,94 serta mengantarnya menjadi salah satu lulusan terbaik periode II tahun 2019. Mahasiswi kelahiran Klaten, yang memiliki nama panggilan Tia, merupakan alumnus dari SMA PL Van Lith Muntilan, yang berhasil meraih gelar Wisudawati Terbaik dari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang.

Kuliah jurusan Psikologi merupakan pilihan Tia satu-satunya saat itu, karena salah satu kejadian yang dialaminya secara langsung di tahun 2006, pada saat gempa bumi di Yogyakarta. “Pada saat terjadi gempa bumi, keluarga dan kerabat saya mengalami musibah bencana dimana saya harus kehilangan rumah hingga kehilangan sanak saudara. Pada peristiwa itulah saya bertemu dengan beberapa relawan Unika Soegijapranata yang berlatar belakang pendidikan Psikologi. Kejadian ini sangat berkesan bagi saya, hingga muncul motivasi untuk ‘menyembuhkan’ yang ‘sakit’, sakit yang dikarenakan goncangan mental seseorang setelah mendapatkan musibah,” jelas Tia.

Tentunya untuk memutuskan tempat kuliah Tia melakukan berbagai survei terlebih dahulu. “Saya sebelum memutuskan tempat untuk berkuliah, saya mencari tahu melalui web-web Universitas dan juga beberapa kakak kelas, hingga saya memantapkan diri memilih kuliah di Unika Soegijapranata karena saya yakin bahwa Unika, khususnya Fakultas Psikologinya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh Fakultas Psikologi di universitas lainnya.” tandas Tia.

Mahasiswi yang bercita-cita menjadi dosen ini, merupakan anak pertama dari Bapak Ignatius Dwi Hartanta dan Ibu Yuliana Sri Mulatmi. Ia mengungkapkan tidak pernah

menyangka bahwa Ia dapat menjadi Wisudawati Terbaik, “Mendapatkan gelar sebagai Wisudawati Terbaik, merupakan suatu kehormatan dan hadiah dari Tuhan bagi saya”.

Motto hidupnya “Everything that you can imagine, is real” yang diadaptasi dari Pablo Picasso, kini benar-benar terjadi dalam hidupnya. “Bagi saya perjalanan hidup merupakan sebuah seni, yang memiliki banyak rasa, memang tidak selalu menyenangkan seperti kehidupan orang lain, tetapi seringkali rasa pahit yang datang justru menjadi penetralisir kehidupan, seperti obat yang terasa pahit namun dapat menetralisir rasa sakit yang ada,” terangnya. Baginya yang terpenting adalah hadirnya keluarga, orang tua, dan sahabat akan sangat berperan dalam perkembangan diri seseorang.

Skripsinya yang berjudul “Studi Korelasi antara Hardiness dan Stres Akademik pada Siswa SMA Berasrama” menjelaskan mengenai bagaimana hardiness personality atau kepribadian tahan banting dapat membantu seseorang dalam mengatasi stres, terutama stres akademik yang terjadi pada siswa SMA yang hidup di asrama dan memiliki banyak tekanan dalam hidupnya. Tentunya selama mengerjakan skripsi terdapat banyak hambatan yang membuat motivasinya naik dan turun, “Saya selalu membuat milestones bagi diri saya, untuk mengingatkan saya agar terus berjalan dan mengembangkan apa yang Tuhan beri untuk saya sebagai bekal di masa depan, itulah yang selalu memotivasi saya untuk selalu bangkit kembali,” jelasnya.

Dalam mengisi waktu luangnya, Tia mengisi dengan hobinya yang cukup unik, yakni membaca serta membuat kliping soal Pendidikan dan budaya. Namun, bukan berarti Tia menjadi mahasiswi ‘kupu-kupu’ atau kuliah pulang – kuliah pulang untuk mengejar IPKnya. Ia pun sibuk mengasah softskillsnya dengan mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan seperti Senat Mahasiswa Fakultas, GLORY 8, kepanitiaan PTMB, dan Picasso. Tia mengungkapkan, “Sejak tergabung dalam GLORY, saya melihat banyak teman-teman yang memiliki misi yang besar untuk Unika, dan ini merupakan pengalaman yang menarik bagi saya.”

Tak hanya itu, Tia pun aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Gratia Choir, serta mengikuti berbagai perlombaan seperti Lomba Cerdas Cermat Psikologi tingkat Nasional dan sebagai perwakilan Student of The Year (SOTY) 2017. “Sejak mengikuti karantina SOTY, saya belajar banyak hal, sebab dari sini saya dilatih untuk berani public speaking in English, meski Bahasa Inggris saya tidak terlalu fasih, namun saya belajar bahwa kekurangan setiap orang itu pasti ada. Kekurangan bukan untuk ditutupi tetapi terus digali dan dikeluarkan agar bias diperbaiki,”ungkap Tia.

Untuk dapat menjalani segala kegiatan dan kesibukan selama perkuliahan, Tia memiliki 3 prinsip utama, yakni Nikmati, Partisipasi, dan Prestasi. Nikmati segala kegiatan yang dijalani, cari hal menyenangkan dari kegiatan tersebut agar tidak mudah bosan. Ketiga prinsip inilah yang membawanya hingga mencapai garis akhir masa studi dengan baik.(Tata)

Memilih Studi Psikologi Setelah Menyaksikan Relawan

Ignatia Esti Aristaningrum

18 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Irfan Aditya Setyadji, atau yang akrab disapa Irfan, menjadi wisudawan terbaik Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) pada wisuda periode II tahun 2019 Unika Soegijapranata.

Dengan topik penelitian berjudul “Optimization of Ultrasound Assisted Extraction of Total Phenol from Piper Betle Linn. Using Response Surface Methodology”, ia lulus dengan IPK 3,91 dengan predikat cum laude (dengan pujian).

“Saya meneliti tentang cara ekstraksi daun sirih dengan optimasi menggunakan gelombang ultra. Metode optimasinya menggunakan suatu teknik statistik bernama response surface method. Ini merupakan metode yang cukup canggih untuk mengolah data,” terang Irfan.

Ada kisah menarik di balik perjuangannya. Ia mengaku kendala-kendala tak elak dijumpainya selama berjuang mengerjakan skripsi. “Kendalanya banyak, misalnya sudah merencanakan time table tapi terpaksa harus diubah karena ada kendala teknis atau harus mengantre urutan peminjaman laboratorium. Atau beberapa kali saya juga harus mengulang percobaan lagi hingga empat kali untuk mendapatkan hasil data yang baik,” ungkap Irfan.

Namun tantangan itu justru menjadi hal menarik baginya. Awalnya Irfan mengaku tidak terlalu tertarik dengan topik skripsi yang akan ia lakukan, karena jauh dengan bayangannya. Akan tetapi, setelah mulai mengerjakan dan mempelajari banyak hal melalui riset sekunder dan membaca jurnal, ia menemukan suatu tantangan yang menarik dan menyenangkan di balik topik skripsi ini. “Ternyata saya menemukan hal-hal baru yang belum pernah didapatkan di dalam kuliah sebelumnya. Oleh karena itu, saya justru merasa tertantang,” ungkapnya.

Irfan juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. “Tahun pertama masih tahap adaptasi, sehingga saya masih menimbang-nimbang kira-kira di mana wadah yang cocok bagi saya untuk berkontribusi. Di tahun kedua, saya menjadi ketua Kuliah Kerja Lapangan luar negeri. Di situ saya mulai menemukan kembali passion saya. Di tahun ketiga, saya mengikuti kepanitian fakultas dan menjadi anggota senat mahasiswa FTP.

“Tetapi karena fokus saya memang di bidang akademik, maka saya juga mengikuti acara yang pada dasarnya berbasis pengembangan akademik seperti Student Of The Year 2017 dan menjadi peringkat pertama, lomba presentasi karya ilmiah FOSTER, serta lomba akademik Food Quiz Bowl dan tim kami berhasil menjadi juara 1 untuk tingkat regional Jawa Tengah dan DIY,” terangnya.

Dalam memanajemen waktu, semua orang pasti memiliki caranya masing-masing. Demikian pula dengan Irfan yang memiliki cara unik dalam memanajemen waktunya. “Sebelum mengerjakan tugas, saya selalu mengecek seberapa tingkat kesulitan tugas tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikanya. Misal saat mengerjakan laporan resmi praktikum. Jika materi yang akan saya kerjakan terasa cukup familiar atau sudah pernah membaca topik itu sebelumnya, saya akan mengerjakan tugas lain yang memiliki tingkat kesulitan lebih berat. Atau terkadang saya juga mengisi waktu yang ada dengan kegiatan lain seperti refreshing dengan olahraga, membaca novel, atau searching suatu topik baru yang menarik tentang misalnya tentang inovasi makanan. Tetapi jika tugas yang harus dikerjakan dirasa berat, maka harus segera dicicil.”

Irfan menutup percakapan dengan sebuah quote, “Penting bagi kita untuk memilih di mana kolam tempat kita akan berenang, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita berenang di kolam itu. Berdinamikalah dengan kesempatan yang ada, gunakan waktu yang ada dengan baik, dan jadikan tempat ini sebagai pijakan untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.” (B-Agth)

Manajemen Waktu Menjadi Kunci Kesuksesannya

Irfan Aditya Setyadji

19Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Nina Shelia Santoso, atau lebih akrab disapa Nina, berhasil menyandang predikat Wisudawan Terbaik dari Program Studi Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata dan lulus dengan pujian dalam Wisuda periode II tahun 2019, pada September mendatang.

Nina berhasil lulus dengan IPK 3,76 dengan judul skripsi “The Use of Swear Words in Commercial Brands” yang meneliti mengenai pengaruh penggunaan kata-kata yang tabu di masyarakat dalam merek komersial.

Ia bercerita bahwa alasannya memilih judul penelitian tersebut karena belum pernah ada penelitian seperti yang dia lakukan, jika ada pun tidak sekompleks yang ia lakukan, dan juga karena ia menyukai bisnis dan bahasa inggris sehingga ia ingin mengaitkan kedua hal tersebut, di mana ia menyimpulkan bahwa bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berhadapan dengan pasar yang dituju.

Wanita yang merupakan alumnus SMA Kebon Dalem Semarang ini juga menuturkan alasannya kuliah di Unika Soegijapranata. “Saya memilih kuliah di Unika karena menurut saya inilah universitas swasta terbaik, saya memilih untuk masuk jurusan Sastra Inggris karena suka mempelajari bahasa Inggris. Di sini saya mendapatkan banyak teman, mempelajari banyak hal mengenai bahasa Inggris yang belum pernah saya pelajari, dan masih banyak lagi. Saya menikmati masa-masa studiku di FBS Unika dan bangga dapat meraih predikat wisudawan terbaik saat aku berhasil lulus,” tutur Nina.

Ia memiliki motto hidup “I choose to show, rather than to promise”, banyak orang yang membicarakan tujuan hidupnya dan hanya membicarakannya, namun akan menjadi sangat berbeda jika kita membuat rencana untuk mencapai tujuan hidup kita, menuliskannya, lalu bekerja keras untuk merealisasikannya. (Ian)

Pilih Kuliah di Universitas Swasta Terbaik

Nina Shelia Santoso

20 Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Sebuah kecerdasan buatan yang dibuat untuk membantu efisiensi kerja perusahaan pengolahan Bandeng merupakan hasil karya wisudawan terbaik program studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata.

Manuel Reno Widjaja telah menyelesaikan skripsinya yang berjudul “The Provision Prediction at Bandeng Prestige Company Using Naïve Bayes Algorithm,” dan berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat wisudawan terbaik dengan IPK 3,62.

Putra dari bapak Martinus Didi Widjaja ini memaparkan alasannya membuat skripsi mengenai efisiensi dalam menjalankan usaha pengolahan bandeng dengan kecerdasan buatan tersebut.

“Bandeng Prestige ini merupakan kepunyaan ibu saya. Dan ketika itu sempat berhenti beroperasi selama setahun. Nah, karena itu merupakan usaha keluarga maka saya ingin membantu mengembangkan lagi,” Jelas Manuel yang merupakan alumnus SMA Krista Mitra Semarang.

Manuel juga memaparkan fungsi dari kecerdasan buatan yang ia buat untuk mengefisienkan kerja perusahaan Bandeng Prestige ini. Dengan menggunakan kecerdasan buatan yang ia ciptakan ini, perusahaan akan terbantu untuk memutuskan produk olahan bandeng mana yang memberikan keuntungan bagi perusahaan pada hari tertentu.

“Jadi, ini adalah program untuk memprediksi penyediaan dengan kasus di Bandeng Prestige. Nah, bandeng kan banyak olahannya, ada pepes, otak-otak, dll. Program ini akan membantu perusahaan untuk memutuskan dalam menyediakan mana yang paling menguntungkan pada hari tertentu,” pungkas Manuel.

“Sempat ada hambatan saat ganti dosen pembimbing dan saya dipindahkan ke dosen lainnya. Lalu saya juga sibuk dengan kegiatan gereja, kegiatan ormawa dan kerja part-time,” ujar mantan anggota BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) tahun 2016/2017 ini.

Selain itu, ia juga menjelaskan salah satu hal yang paling berkesan selama kuliah adalah tidak pernah belajar ketika akan ujian. Mantan anggota SMF (Senat Mahasiswa Fakultas) divisi Evapro 2017/2018 ini selalu mengandalakan pengajaran dosen ketika di kelas dan berlatih di rumah.

“Saya kalau akan test tidak pernah belajar. Saya mengandalkan pengajaran di kelas dan mencoba berlatih sendiri di rumah. Biasanya jika besok akan UTS maupun UAS malamnya tidak belajar sama sekali,” jelas Manuel.

Terakhir, ia mengatakan bahwa predikat wisudawan terbaik ini membuatnya terkejut karena ia bukan lah mahasiswa yang pintar. Ia hanya mengandalkan rasa ingin tahunya dan ketekuanannya dalam berlatih untuk mengerjakan soal-soal ujian. Namun semua itu tak terlepas dari prinsip hidupnya yaitu jangan berhenti karena ada halangan tetapi carilah jalan lain hingga sampai tujuan. Selain itu, teman-teman dan keluarga adalah motivator terbaik bagi manuel dalam menggapai tujuannya. (YBH)

Ciptakan Artificial Intelligence untuk

Usaha Bandeng

Manuel Reno Widjaja

21Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Gregorius Alvin Raditya Santoso merupakan salah seorang wisudawan terbaik periode II tahun 2019 dari prodi Game Technology Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata Semarang. Pria yang akrab disapa Grego ini berhasil lulus dengan indeks Prestasi Kumulatif 3,96 dan menyandang predikat cum laude.

Pria kelahiran Semarang, 24 Januari 1997 ini mengakui bahwa dirinya gemar bermain game sejak kecil. Kegemarannya dalam bermain game ini semakin membuatnya penasaran dan ingin membuat game sendiri. Alhasil, muncullah keinginan dalam diri Grego untuk menjadi seorang programer game.

Dalam skripsinya, Grego mengambil judul “Perancangan Game Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Berbasis Kinect”. Alasan alumnus SMA Kolese Loyola ini mengangkat game bertemakan sistem pencernaan manusia ialah untuk mempermudah proses pembelajaran mengenai sistem pencernaan manusia.

“Selama pembelajaran dari SD dan SMP, saya merasa materi mengenai sistem pencernaan manusia ini sangat sulit karena banyak hal yang harus dihapalkan seperti enzim-enzim, dan gerakan-gerakan tertentu. Kemudian saya berpikir bagaimana kalau saya mencoba untuk membuat game edukasi mengenai sistem pencernaan manusia agar dapat menjadi menarik dan memudahkan proses pembelajaran mengenai sistem pencernaan manusia.”

Kinect sendiri merupakan sebuah sensor gerak yang dipopulerkan oleh Xbox. Permainan edukasi dengan menggunakan sistem gerak ini sangat mudah, yaitu cukup menggunakan tangan sebagai penggeraknya. “Dalam permainan ini saya menggunakan tangan sebagai penggeraknya. Misalkan ketika hendak mengunyah, kita cukup menepuk kedua tangan seolah-olah seperti mulut yang sedang mengunyah,”

Menurut Grego, target dari pembuatan permainan edukasi sistem pencernaan manusia ini ditujukan untuk pelajar SMP. “Target dari game pembelajaran ini saya tujukan kepada pelajar SMP. Alasan saya memilih pelajar SMP ialah karena anak SMP itu lebih fleksibel. Sejak SD mereka sudah pernah mencicipi materi mengenai sistem pencernaan meski tidak sekompleks saat SMP. Jadi saya merasa pas saja bila targetnya itu kepada anak SMP.”

Selama berkuliah di Unika Soegijpranata, Grego mengaku cukup senang karena ada banyak pengalaman yang ia dapat. Pada awalnya Grego tidak tertarik untuk terlibat dalam kepengurusan organisasi. Namun, semakin lama ia semakin sadar bahwa ketika masa kuliah hanya dilewati dengan cara kuliah-pulang-kuliah-pulang, maka lama kelamaan akan merasa bosan dan tidak ada tantangannya sama sekali. Menyadari hal itu, akhirnya Grego memutuskan untuk terlibat aktif dalam organisasi seperti BEM dan Senat Fakultas. Selain itu, ia juga aktif dalam UKM Wanacaraka.

Menjadi salah seorang wisudawan terbaik tentu tidak lepas dari motivasi Grego selama ia menjalani perkuliahan di Unika. Motivasi Grego bermula dari keinginannya untuk membahagiakan orangtua.

“Saya ingin membahagiakan orangtua. Ketika kita disekolahkan oleh orangtua, tentu orangtua akan berharap banyak pada kita. Ketika saya kuliah, saya menyadari bahwa saat SMP-SMA saya merasa kurang niat, masa gelar S1 juga gak niat. Jadi, motivasi saya tuh ingin membuktikan kepada orangtua bahwa ini adalah jurusan yang aku pilih dan aku bisa bagus di sini,”

Kepada para mahasiswa Unika, Grego berpesan agar para mahasiswa tidak menganggap kuliah sebagai beban, melainkan dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk menunjukan bahwa diri kita layak berada di kehidupan bermasyarakat. (CBL)

Rancang Game

Berbasis Kinect

Gregorius Alvin Raditya Santoso

SIDANG REDAKSI: Wakil Rektor 4, Humas REDAKTUR PELAKSANA: Humas Unika Soegijapranata REPORTER: Tim Kronik LAYOUT: Ernanto

KANTOR REDAKSI: Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433

Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Contoh kartu alumni yang sudah dilengkapi barcode ber QR Code :

Unika Soegijapranata terus berusaha menjadi Perguruan Tinggi yang konsisten melakukan transformasi dan memberikan inspirasi bagi lingkungan akademik di internal maupun eksternal kampus. Melalui perjumpaan dengan inovasi-inovasi baru, civitas akademika diharapkan dapat memperoleh berbagai pengalaman baru dan memperkaya wawasan, baik selama menjadi mahasiswa maupun saat lulus nanti.

Salah satu pengalaman baru yang dihadirkan kali ini adalah laman verifikasi.unika.ac.id yang awalnya merupakan fasilitas legalisasi ijazah dan transkrip secara online untuk mempermudah berbagai permintaan dari instansi atau perusahaan alumni untuk memverifikasi ijazah dan transkrip. Melalui situs verifikasi online ini pula, sejak awal tahun 2017 para alumni tidak harus datang ke kampus untuk melakukan legalisasir ijazah maupun transkrip. Semuanya bisa dilakukan dalam waktu yang singkat melalui internet.

Guna mewujudkan program UnikaConnect dalam rencana strategis Unika Soegijapranata tahun 2017-2021, universitas menggandeng organisasi alumni IKASOEPRA (Ikatan Alumni Unika Soegijapranata) untuk mengembangan kartu alumni yang tidak hanya menjadi identitas semata, tetapi juga berfungsi untuk mengakses layanan alumni melalui fitur QR Code.

Tatanan dunia baru yang terlihat dari pergantian generasi, membuat perguruan tinggi mau tidak mau harus menyesuaikan perubahan itu. Pada kesempatan ini, dalam wisuda periode III tahun 2018, Unika Soegijapranata kembali meluncurkan inovasi melalui kartu alumni IKASOEPRA yang dilengkapi dengan QR Code. Kode ini ketika dipindai, di-scan, atau di-snap akan terhubung dengan laman verifikasi.unika.ac.id dari masing-masing alumni.

Hasil dari memindai dan men-snap QR Code pada kartu alumni para alumni akan mendapatkan layanan alumni, yaitu legalisasi ijazah dan transkrip online. Selain itu, jika dibutuhkan, tersedia softcopy akreditasi institusi maupun program studi yang umumnya dibutuhkan untuk melamar pekerjaan yang mensyaratkan sertifikat akreditasi tersebut (seperti formasi CPNS). Layanan yang terbaru, para alumni bisa melihat dan mengunduh buku wisuda mulai periode III-2018 yang terkoneksi dengan aplikasi Hallo Alumni yang telah diluncurkan pada akhir tahun 2017.

Berikut akan kami informasikan petunjuk praktis cara memindai QR Code di kartu alumni untuk mendapatkan fitur-fitur di dalam laman verifikasi.unika.ac.id:

Perjumpaan dengan pengalaman baru

i

Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Tampilan menu verifikasi.unika.ac.id setelah login :

Tampilan sub menu legalisasi :

ii

Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Tampilan buttom menu export PDF pada sub menu ijazah :

Tampilan sub menu transkrip :

iii

Kronik Edisi 128/Th.XVII7 September 2019

Tampilan buttom menu export PDF pada sub menu transkrip :

Tampilan sub menu akreditasi :

iv

Kronik Edisi 128/Th.XVII 7 September 2019

Tampilan sertifikat akreditasi universitas atau program studi sesuai pilihan yang diminta :

Tampilan sub menu buku wisuda : Tampilan buku wisuda versi pdf :

v