3
4.2. Pembahasan Grafik 1 merupakan grafik larutan standar shift 1. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,075. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,097. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,1. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,105. Grafik 2 merupakan grafik larutan sampel shift 1. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,9. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,6. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,4. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,3. Grafik 3 merupakan grafik larutan standar shift 2. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0822. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0945. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0777. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0775. Grafik 4 merupakan grafik larutan sampel shift 2. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,88. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,85. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,20. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,45.

Grafik 1 Merupakan Grafik Larutan Standar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Grafik 1 Merupakan Grafik Larutan Standar

Citation preview

4.2. PembahasanGrafik 1 merupakan grafik larutan standar shift 1. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,075. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,097. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,1. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,105. Grafik 2 merupakan grafik larutan sampel shift 1. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,9. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,6. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,4. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,3. Grafik 3 merupakan grafik larutan standar shift 2. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0822. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0945. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0777. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar -0,0775. Grafik 4 merupakan grafik larutan sampel shift 2. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,88. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,85. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,20. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,45. Grafik 5 merupakan grafik larutan standar shift 3. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,15. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,135. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,139. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,12. Grafik 6 merupakan grafik larutan sampel shift 3. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 1,06. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,32. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,40. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,15. Grafik 7 merupakan grafik larutan standar shift 3. Pada konsentrasi 0,05 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,1418. Pada konsentrasi 0,1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,1370. Pada konsentrasi 0,5 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,1173. Pada konsentrasi 1 nilai absorbansi larutan standar tersebut sebesar 0,1368. Grafik 8 merupakan grafik larutan sampel shift 4. Ada 4 sampel yang digunakan dalam praktikum ini, keempat sampel ini antara lain merupakan sampel air laut Kulonprogo, sampel muara Kulonprogo, sampel kolam Kulonprogo dan sampel air laut dermaga Teluk Awur. Pada sampel air laut Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 0,16. Pada sampel muara Kulonprogo nilai absorbansinya sebesar 2,97. Pada sampel kolam Kulonprogo nilai absorbansi yang didapat sebesar 0,20. Pada sampel air laut dermaga Teluk Awur nilai absorbansi yang didapat yaitu sebesar 0,45. Nilai absorbansi pada keempat sampel ini berbeda karena tempat pengambilan setiap sampel berbeda. Pada sampel air laut terdapat dua sumber yaitu air laut Kulonprogo dan air laut dermaga Teluk Awur. Pada kedua sampel ini hasil absorbansinya berbeda padahal kedua sampel tersebut berasal dari laut. Hal ini bisa disebabkan karena pengambilan sampel ini dari perairan pantai selatan dan perairan pantai utara. Di pantai selatan ombak dan gelombang relatif besar sehingga tidak banyak sedimen terbentuk akibatnya fosfat akan lebih banyak terlarut di perairan tersebut. Berbeda dengan di perairan pantai utara lebih banyak sedimen yang terbentuk karena perairan di pantai utara lebih tenang sehingga fosfat akan ikut mengendap bersama sedimen dan fosfat yang terlarut akan lebih sedikit. Tidak ada vegetasi seperti tumbuhan maupun plankton sedimen tidak sebanyak di laut, dan sedimen yang terjadi tidak sebanyak yang terjadi di laut pula. Dan pada sampel air kolam, didapatkan hasil yang berbeda pula, hal ini dikarenakan di kolam tidak ada vegetasi tumbuhan seperti rumput laut atau lamun, dan proses sedimentasi tidak sebanyak yang ada di laut, serta gelombang, arus, dan ombak tidak terjadi karena air kolam cenderung tenang sehingga volume fosfat tidak terbaharui.