Upload
ayu-rahmatullah
View
36
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki potensi dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, salah satu potensi
terbesar adalah akal atau pikiran. Ia mampu mengkalkulasikan masalah dengan baik sehingga
dapat membaginya dan menetukan solusi yang tepat untuk mampu berdaptasi. Namun solusi-
solusi yang diperoleh tidak begitu saja muncul meskipun manusia memiliki potensi, akan tetapi
harus melalui proses pikir terlebih dahulu, dan inilah yang membawa manusia kea rah peradaban
untuk berdaptasi. Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment),
pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal
mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan
oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang
berorientasi kepada kenyataan.
Akan tetapi adakalnya hal tersebut terganggu sehingga menimbulkan berbagai
permasalah bagi manusia, baik dalam dirinya maupun di dalam lingkungannya. Hal tersebut
dapat dipengaruhi banyak factor misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), fak-tor
psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng
lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi manusia yang bersangkutan.
Kita dapat membedakan tiga aspek proses berfikir, yaitu : bentuk pikiran, arus pikiran
dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan. Distorsi atau gangguan pada proses berfikir
dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik terkait gangguan
kecemasan, gangguan panik, gangguan depresi maupun kondisi psikotik.
Ganggua proses pikir yang sering dijumpai pada pederita psikotik saat ini adalah waham.
Waham merupakan Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya
atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun sudah
dibuktikan hal itu mustahil.
1
Jenis ganggua proses piker ini sangat maladatif karena dapat memahayakan pasien karena
keyakinan yang salah Ia dapat berbuat hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu dalam masalah
ini perawat juga dituntut lebih jeli dan memperhitungkan setiap yang Ia sampaikan, jadi
disiniperawat harus cerdas dalam memilih kata ataupun strategi.
Pada dasarnya gangguan proses pikir merupakan masalah yang harus segera diatasi
mengingat pentingnya pemikiran yang benar dalam kehidupan, terlebih bagi manusia untuk
melanjutkan hidupnya. Oleh karena itu penulis merasa sangat penting membahas masalah
tersebut dalam makalah ini, sehingga perawat dapat lebih memahami gangguan proses pikir,
terutama asuhan keperawatan pada pasien waham.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian proses pikir dan waham yang sebenarnya?
b. Bagaimana konsep gangguan proses pikir?
c. Bagaimana asuhan keperawatan gangguan proses pikir (waham)?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertia proses pikir dan waham yang sebenarnya
b. Mengetahui konsep gangguan proses pikir secara jelas
c. Mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan prose pikir, yaitu waham.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Pikir dan waham
Gangguan proses pikir atau perubahan proses pikir merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami kerusakan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas (Towsned,1998)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan realitas yang salah (Maramis
1980). Waham adalah keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan/tidak cocok dengan inelegensi, latar belakang kebudayaan yang dapat dikeathui
kemustahilannya.
Waham merupakan gejala sekunder skizofrenia, ketidakmampuan proses stimulus
internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dan menimbulkan waham (Stuart &
Sundeen, 1995).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).
2.2 Konsep proses pikir
a. Proses Terjadinya Waham
Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu tidak menyenangkan
Individu mencoba menginginkan ancaman dari objek realitas dengan menyalahkan
pesan terhadap kejadian.
Individu memproyeksi pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga tidak
dapat diterima menjadi kegiatan eksternal.
Individu mencoba member pembenaran rasional/alasan interpretasi personal tentang
realita pola diri sendiri/orang lain.
b. Macam-macam Waham
3
Waham Agama
Waham agama adalah keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham kebesaran
Waham ini merupakan keyakinan klien secara berlebihan bahwa klien memiliki
kebesaran/ kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham Somatik
Waham somatic adalah klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham curiga
Waham curiga yaitu dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/menciderai dirinya, diucapkan berulang kalitetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham Nihilistik
Waham dimana klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham dosa
Dimana klien yakin bahwa dirinya merasa berdosa dan selalu dibayangi perasaan
bersalah dengan perbuatannya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham yang Bizar
Sisip Pikir adalah keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain yang
disisipkan di dalam pikirannya berlebih dan diucapkan secara berulang-ulang
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Siar Pikir adalah keyakinan klien terhadap sesuatu atau orang lain mengetahui
apa yang ia pikirkan walaupun ia tidak mengatakannya kepada orang tersebut
dan diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
4
Kontrol pikir, waham pengaruh adalah klien yakin bahwa pikirannya selalu
dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya atau kekuatan aneh, diucapkan secara
berulang-ulangtetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Rentang Respon Gangguan Proses Pikir (Waham)
Respon Adatif Respon Maladatif
2.3 Asuhan Keperawatan pada Gangguan Proses Pikir, yaitu waham
1. Penyebab Ganggaun Proses Pikir (Waham)
Faktor Predisposisi:
a. Faktor Biologis;
Hambatan perkemangan otak khususnya system limbic, korteks frontalis dan
temporalis.
Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar, berbicara,daya ingat
dan perilaku menarik diri
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonates dan
kanak-kanak.
b. Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
5
presepsi actual emosi konsisten perilaku sesuai, hubungan social
harmonis
Gangguan proses pikir waham.
Kesukaran proses emosi
Perilaku tidak terorganisasi
Isolasi social.
Proses pikir kadang terganggu ilusi.
Reaksi emosi berlebihan atau kurang
Perilaku yang tidak biasa
menarik diri
Pikiran Logis Distorsi Gangguan Pikiran
Penolakan yang dirasakan dari pengasuh,ibu atau anak yang bersifat dingin, cemas,
tidak sensitive, atau bahkan terlalu melindungi.
Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekat misalnya tidak ada kasih sayang, diwarnai
kekerasan.
Konflk kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua, aniaya dan kekerasan
rumah tangga)
c. Faktor Sosial Budaya
Kemiskinan
Konflik social budaya(peperangan, kerusuhan, peperangan)
Kehidupan yang terisolasi disertai sters yang menumpuk
Faktor Presipitasi
Hubungan yang bermusuhan
Merasa ada tekanan
Isolasi diri/social
Pengangguran disertai perasaan tidak berguna.
Putus asa dan tidak berdaya.
2. Tanda dan Gejala
Klien bicara kacau/inkoheren
Mudah tersinggung
Mudah curiga
Sukar berkonsentrasi
Tidak merasa dirinya sakit
Kontak mata kurang
Merasa rendah diri
Pemalu
Tidak kooperatif/sukar bekerja sama
Aktivitas meningkat
Mengatakan sedih, putus asa disertai perilaku apatis
Bicara berbelit-belit
6
Penampilan tidak serasi dan berubah dari biasanya.
Apatis
Menolak makan
Cemburu berlebihan.
Merasa dirinya pandai, kaya, penguasa
Curiga atau klien yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di lingkungan mempunyai
arti khusu bagi dirinya.
Pikiran yang aneh-aneh pada dirinya.
3. Akibat Waham
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan Gejala :Memperlihatkan permusuhanMendekati orang lain dengan ancamanMemberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukaiMenyentuh orang lain dengan cara yang menakutkanMempunyai rencana untuk melukai
Selain itu pula memungkinkan adanya kerusakan komunikasi verbal pada pasien waham.
4. Pohon Masalah
Resiko ----- Resiko Perilaku Kekerasan ^CP ---------- Perubahan proses pikir: waham ^ Etiologi ---- Gangguan konsep diri: harga diri rendah
5. Masalah Keperawatan yang perlu dikaji
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir : wahamData subjektif :Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
7
6. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
7. Intervensi Keperawatan :
Diagnosa Tujuan Tindakan Intervensi Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.
Tujuan umum :Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Rasional :Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.
.
2. Klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Rasional:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat). Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
8
Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.Rasional: Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.Rasional: Menghadirkan realitas dapat
realistis. Diskusikan bersama klien
kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas
(diri, orang lain, tempat dan waktu).
9
membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.Rasional: Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga.Rasional: Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.Tindakan:
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.Tujuan khusus :1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
10
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
perasaannya Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien Katakan kepada klien
bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Beri pujian atas keberhasilan klien
11
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
8. Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
PASIEN
SP 1:
BHSP Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan Mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
SP 2:
Mengidentifikasi kemampuan positif klien dan membantu mempratekannyaSP 3:
Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
KELUARGA
SP 1:
BHSP dengan keluarga Mengidentifikasi masalah yang terjadi Menjelaskan proses terjadinya masalah Membantu klien untuk patuh minum obat
SP 2:
Melatih keluarga cara merawat klien
12
SP 3: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
.9. Evaluasi
Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dengan keyakinannya (waham) saat ini
Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
Klien menggunakan obat sesuai program
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan proses pikir atau perubahan proses pikir merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami kerusakan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas. Sementara waham
adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan realitas yang salah, keyakinan tentang sesuatu isi
pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan/tidak cocok dengan inelegensi, latar belakang
kebudayaan yang dapat dikeathui kemustahilannya.
Gangguan proses pikir (waham) tidak terjadi secara spontan namun melalui sebuah
proses yang panjang sepanjang kekuatan koping masing-masing individu. Hal ini pun
diakibatkan oleh banyak factor baik internal maupun eksternal.
3.2 Saran
Diharapkan seorang perawat memahami dengan lebih mendalam tentang gangguan
proses pikir (waham), sehingga mampu memberikan perawatan yang terapeutik yang mampu
menyadarkan pasien agar kembali ke pemikiran yang rasional. Dalam hal ini perawat harus
terampil dalam komunikasinya dengan penuh hati-hati karena ucapan perawat bisa saja menjadi
boomerang bagi pasien.
Perawatan yang optimal tentu akan diperoleh jika perawat memahami satu persatu
tentang asuhan keperawatan pada pasien, termasuk konsep teori yang ada haruslah diketahui
secara mendalam.
14