20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki potensi dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, salah satu potensi terbesar adalah akal atau pikiran. Ia mampu mengkalkulasikan masalah dengan baik sehingga dapat membaginya dan menetukan solusi yang tepat untuk mampu berdaptasi. Namun solusi-solusi yang diperoleh tidak begitu saja muncul meskipun manusia memiliki potensi, akan tetapi harus melalui proses pikir terlebih dahulu, dan inilah yang membawa manusia kea rah peradaban untuk berdaptasi. Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (com- prehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. Akan tetapi adakalnya hal tersebut terganggu sehingga menimbulkan berbagai permasalah bagi manusia, baik dalam dirinya maupun di dalam lingkungannya. Hal tersebut dapat dipengaruhi banyak factor misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), fak-tor psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng lain) yang sangat 1

Gpp Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gpp Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia memiliki potensi dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, salah satu potensi

terbesar adalah akal atau pikiran. Ia mampu mengkalkulasikan masalah dengan baik sehingga

dapat membaginya dan menetukan solusi yang tepat untuk mampu berdaptasi. Namun solusi-

solusi yang diperoleh tidak begitu saja muncul meskipun manusia memiliki potensi, akan tetapi

harus melalui proses pikir terlebih dahulu, dan inilah yang membawa manusia kea rah peradaban

untuk berdaptasi. Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment),

pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal

mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan

oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang

berorientasi kepada kenyataan.

Akan tetapi adakalnya hal tersebut terganggu sehingga menimbulkan berbagai

permasalah bagi manusia, baik dalam dirinya maupun di dalam lingkungannya. Hal tersebut

dapat dipengaruhi banyak factor misalnya faktor somatik (gangguan otak, kelelahan), fak-tor

psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng

lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi manusia yang bersangkutan.

Kita dapat membedakan tiga aspek proses berfikir, yaitu : bentuk pikiran, arus pikiran

dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan. Distorsi atau gangguan pada proses berfikir

dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik terkait gangguan

kecemasan, gangguan panik, gangguan depresi maupun kondisi psikotik.

Ganggua proses pikir yang sering dijumpai pada pederita psikotik saat ini adalah waham.

Waham merupakan Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya

atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun sudah

dibuktikan hal itu mustahil.

1

Page 2: Gpp Makalah

Jenis ganggua proses piker ini sangat maladatif karena dapat memahayakan pasien karena

keyakinan yang salah Ia dapat berbuat hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu dalam masalah

ini perawat juga dituntut lebih jeli dan memperhitungkan setiap yang Ia sampaikan, jadi

disiniperawat harus cerdas dalam memilih kata ataupun strategi.

Pada dasarnya gangguan proses pikir merupakan masalah yang harus segera diatasi

mengingat pentingnya pemikiran yang benar dalam kehidupan, terlebih bagi manusia untuk

melanjutkan hidupnya. Oleh karena itu penulis merasa sangat penting membahas masalah

tersebut dalam makalah ini, sehingga perawat dapat lebih memahami gangguan proses pikir,

terutama asuhan keperawatan pada pasien waham.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian proses pikir dan waham yang sebenarnya?

b. Bagaimana konsep gangguan proses pikir?

c. Bagaimana asuhan keperawatan gangguan proses pikir (waham)?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui pengertia proses pikir dan waham yang sebenarnya

b. Mengetahui konsep gangguan proses pikir secara jelas

c. Mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan prose pikir, yaitu waham.

2

Page 3: Gpp Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Pikir dan waham

Gangguan proses pikir atau perubahan proses pikir merupakan suatu keadaan dimana

individu mengalami kerusakan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas (Towsned,1998)

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan realitas yang salah (Maramis

1980). Waham adalah keyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan

kenyataan/tidak cocok dengan inelegensi, latar belakang kebudayaan yang dapat dikeathui

kemustahilannya.

Waham merupakan gejala sekunder skizofrenia, ketidakmampuan proses stimulus

internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dan menimbulkan waham (Stuart &

Sundeen, 1995).

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).

2.2 Konsep proses pikir

a. Proses Terjadinya Waham

Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu tidak menyenangkan

Individu mencoba menginginkan ancaman dari objek realitas dengan menyalahkan

pesan terhadap kejadian.

Individu memproyeksi pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga tidak

dapat diterima menjadi kegiatan eksternal.

Individu mencoba member pembenaran rasional/alasan interpretasi personal tentang

realita pola diri sendiri/orang lain.

b. Macam-macam Waham

3

Page 4: Gpp Makalah

Waham Agama

Waham agama adalah keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan,

diucapkan berulang-ulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham kebesaran

Waham ini merupakan keyakinan klien secara berlebihan bahwa klien memiliki

kebesaran/ kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

Waham Somatik

Waham somatic adalah klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu/terserang

penyakit, diucapkan berulangkali tapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham curiga

Waham curiga yaitu dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang

berusaha merugikan/menciderai dirinya, diucapkan berulang kalitetapi tidak sesuai

dengan kenyataan.

Waham Nihilistik

Waham dimana klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,

diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham dosa

Dimana klien yakin bahwa dirinya merasa berdosa dan selalu dibayangi perasaan

bersalah dengan perbuatannya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

Waham yang Bizar

Sisip Pikir adalah keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain yang

disisipkan di dalam pikirannya berlebih dan diucapkan secara berulang-ulang

tetapi tidak sesuai kenyataan.

Siar Pikir adalah keyakinan klien terhadap sesuatu atau orang lain mengetahui

apa yang ia pikirkan walaupun ia tidak mengatakannya kepada orang tersebut

dan diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

4

Page 5: Gpp Makalah

Kontrol pikir, waham pengaruh adalah klien yakin bahwa pikirannya selalu

dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya atau kekuatan aneh, diucapkan secara

berulang-ulangtetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

c. Rentang Respon Gangguan Proses Pikir (Waham)

Respon Adatif Respon Maladatif

2.3 Asuhan Keperawatan pada Gangguan Proses Pikir, yaitu waham

1. Penyebab Ganggaun Proses Pikir (Waham)

Faktor Predisposisi:

a. Faktor Biologis;

Hambatan perkemangan otak khususnya system limbic, korteks frontalis dan

temporalis.

Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar, berbicara,daya ingat

dan perilaku menarik diri

Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonates dan

kanak-kanak.

b. Faktor Psikologis

Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien

5

presepsi actual emosi konsisten perilaku sesuai, hubungan social

harmonis

Gangguan proses pikir waham.

Kesukaran proses emosi

Perilaku tidak terorganisasi

Isolasi social.

Proses pikir kadang terganggu ilusi.

Reaksi emosi berlebihan atau kurang

Perilaku yang tidak biasa

menarik diri

Pikiran Logis Distorsi Gangguan Pikiran

Page 6: Gpp Makalah

Penolakan yang dirasakan dari pengasuh,ibu atau anak yang bersifat dingin, cemas,

tidak sensitive, atau bahkan terlalu melindungi.

Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekat misalnya tidak ada kasih sayang, diwarnai

kekerasan.

Konflk kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua, aniaya dan kekerasan

rumah tangga)

c. Faktor Sosial Budaya

Kemiskinan

Konflik social budaya(peperangan, kerusuhan, peperangan)

Kehidupan yang terisolasi disertai sters yang menumpuk

Faktor Presipitasi

Hubungan yang bermusuhan

Merasa ada tekanan

Isolasi diri/social

Pengangguran disertai perasaan tidak berguna.

Putus asa dan tidak berdaya.

2. Tanda dan Gejala

Klien bicara kacau/inkoheren

Mudah tersinggung

Mudah curiga

Sukar berkonsentrasi

Tidak merasa dirinya sakit

Kontak mata kurang

Merasa rendah diri

Pemalu

Tidak kooperatif/sukar bekerja sama

Aktivitas meningkat

Mengatakan sedih, putus asa disertai perilaku apatis

Bicara berbelit-belit

6

Page 7: Gpp Makalah

Penampilan tidak serasi dan berubah dari biasanya.

Apatis

Menolak makan

Cemburu berlebihan.

Merasa dirinya pandai, kaya, penguasa

Curiga atau klien yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di lingkungan mempunyai

arti khusu bagi dirinya.

Pikiran yang aneh-aneh pada dirinya.

3. Akibat Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala :Memperlihatkan permusuhanMendekati orang lain dengan ancamanMemberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukaiMenyentuh orang lain dengan cara yang menakutkanMempunyai rencana untuk melukai

Selain itu pula memungkinkan adanya kerusakan komunikasi verbal pada pasien waham.

4. Pohon Masalah

Resiko ----- Resiko Perilaku Kekerasan                           ^CP ---------- Perubahan proses pikir: waham                           ^ Etiologi ---- Gangguan konsep diri: harga diri rendah

5. Masalah Keperawatan yang perlu dikaji

Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir : wahamData subjektif :Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

7

Page 8: Gpp Makalah

6. Diagnosa Keperawatan

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

7. Intervensi Keperawatan :

Diagnosa Tujuan Tindakan Intervensi Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.

Tujuan umum :Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Rasional :Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.

.

2. Klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

Rasional:

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat). Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.

Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang

8

Page 9: Gpp Makalah

Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.

3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.Rasional: Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.Rasional: Menghadirkan realitas dapat

realistis. Diskusikan bersama klien

kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.

Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).

Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

Berbicara dengan klien dalam konteks realitas

(diri, orang lain, tempat dan waktu).

9

Page 10: Gpp Makalah

membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.Rasional: Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.

6. Klien dapat dukungan dari keluarga.Rasional: Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.Tindakan:

Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat

Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umum :Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.Tujuan khusus :1. Klien dapat membina

hubungan saling percaya 

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,

perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

10

Page 11: Gpp Makalah

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan 

perasaannya Sediakan waktu untuk

mendengarkan klien Katakan kepada klien

bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

Beri pujian atas keberhasilan klien

11

Page 12: Gpp Makalah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

8. Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

PASIEN

SP 1:

BHSP Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan Mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

SP 2:

Mengidentifikasi kemampuan positif klien dan membantu mempratekannyaSP 3:

Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

KELUARGA

SP 1:

BHSP dengan keluarga Mengidentifikasi masalah yang terjadi Menjelaskan proses terjadinya masalah Membantu klien untuk patuh minum obat

SP 2:

Melatih keluarga cara merawat klien

12

Page 13: Gpp Makalah

SP 3: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

.9. Evaluasi

Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham

Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dengan keyakinannya (waham) saat ini

Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham

Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien

Klien menggunakan obat sesuai program

13

Page 14: Gpp Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gangguan proses pikir atau perubahan proses pikir merupakan suatu keadaan dimana

individu mengalami kerusakan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas. Sementara waham

adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan realitas yang salah, keyakinan tentang sesuatu isi

pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan/tidak cocok dengan inelegensi, latar belakang

kebudayaan yang dapat dikeathui kemustahilannya.

Gangguan proses pikir (waham) tidak terjadi secara spontan namun melalui sebuah

proses yang panjang sepanjang kekuatan koping masing-masing individu. Hal ini pun

diakibatkan oleh banyak factor baik internal maupun eksternal.

3.2 Saran

Diharapkan seorang perawat memahami dengan lebih mendalam tentang gangguan

proses pikir (waham), sehingga mampu memberikan perawatan yang terapeutik yang mampu

menyadarkan pasien agar kembali ke pemikiran yang rasional. Dalam hal ini perawat harus

terampil dalam komunikasinya dengan penuh hati-hati karena ucapan perawat bisa saja menjadi

boomerang bagi pasien.

Perawatan yang optimal tentu akan diperoleh jika perawat memahami satu persatu

tentang asuhan keperawatan pada pasien, termasuk konsep teori yang ada haruslah diketahui

secara mendalam.

14