GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN APB Desa SKRIPSI
127
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN APB Desa SKRIPSI Oleh : SUCI FAJARINI E20163006 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM APRIL 2020
GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN APB Desa SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh :
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM
APRIL 2020
SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember Untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
Progam Studi Akuntansi Syariah
Daru Anondo, SE., M. Si. NIP. 19750303 200901 1 009
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
SKRIPSI
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun)
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam
Program Studi Akuntansi Syariah
NIP 197608122008011015 NUP 201603133
Menyetujui
NIP.19680807 200003 1 001
iv
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu supaya
menyerahkan amanat kepada orang yang pantas menerimanya (ahli nya).
Dan jika kamu mempertimbangkan suatu perkara, kamu harus
memutuskannya secara adil. Sesungguhnya Allah memberimu
sebaik-sebaiknya nasihat. Allah itu Maha Mendengar dan Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58)1
1 Q.S. An-Nisa’/4: 58
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
v
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga skripsi
ini dapat
terselesaikan. Dan sebagai tanda terimakasih, saya persembahkan
karya sederhana
ini kepada :
1. Kedua orang tuaku (H.Dul Kahar dan Hj.Titik Mugiarti) terima
kasih atas
ketulusan, kasih sayang, dukungan, nasihat dan doa yang
senantiasa
mengiringi setiap langkah keberhasilanku.
2. Kakakku tersayang (Lisa Cahyani Imansari, S.E) terima kasih
selalu menjadi
penyemangat dalam penyelesaian skripsiku, serta terima kasih juga
kepada
seluruh keluarga besarku atas doanya kepadaku.
3. Suamiku (Deni Yulianto) terimakasih selalu menemani di setiap
langkah
dalam pencapaian dan penyelesaian skripsi ku.
4. Guru-guruku dari TK hingga Perguruan Tinggi, yang telah
memberikan
ilmunya dan membimbingku dengan penuh rasa sabar.
5. Dosen Pembimbingku Bapak Daru Anondo, S.E., M.Si yang
selalu
memberikan nasihat dan arahan selama penyusunan skripsi.
6. Teman-teman seperjuanganku AKS’16 yang tidak dapat saya sebutkan
satu
persatu, terimakasih atas semangat dan kekompakan kalian semua
dalam
mendukung penyusunan skripsi ini.
7. Almamater tercinta IAIN Jember, terimakasih karena telah
memberikan saya
kesempatan untuk menuntut ilmu selama ini.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt, karena
atas
rahmat dan karuniaNya, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian
skripsi
sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat
terselesaikan
dengan lancar.
Terselesainya skripsi ini tentu adanya dorongan semangat dan doa,
serta
rasa tanggungjawab dari sebuah tugas yang dipikul oleh penulis.
Namun
selesainya skripsi ini bukan berarti menjadi akhir dari sebuah
pencarian ilmu
pengetahuan, akan tetapi menjadi langkah awal dari sebuah proses
kehidupan
untuk menjadi insan yang lebih baik. Kesuksesan ini dapat penulis
peroleh karena
dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan
menyampaikan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor IAIN
Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Jember.
3. Bapak Daru Anando, S.E.,M.Si selaku Ketua Program Studi
Akuntansi
Syariah IAIN Jember sekaligus dosen pembimbing yang telah
meluangkan
waktu, tenaga serta pikirannya dalam membimbing dan
mengarahkan
penulis serta memberikan motivasi dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Dr. Nurul Widyawati IR, S.sos., M.Si selaku Dosen
Pembimbing
Akademik.
vii
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Jember yang telah memberikan ilmunya
dan
memberikan semangat untuk bisa meraih cita-cita dan masa depan
yang
cerah.
6. Bapak Sinul Arifin selaku Kepala Desa Tugusari yang telah
memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Serta semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu
yang
telah membantu memberikan dukungan baik moral maupun
material,
sehingga terselesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata
sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini.
Akhirnya, semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada
penulis
mendapat balasan dari Allah.
Jember, 03 Maret 2020
viii
ABSTRAK Suci Fajarini, Daru Anondo, S.E., M.Si, 2020: Good
Governance Dalam Pengelolaan APB Desa
Pengesahan atas UU No 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa pada 15
Januari 2015 membawa berkah bagi desa-desa diseluruh Indonesia.
Undang-undang yang telah melewati proses pembahasan selama 7 tahun
tersebut mengatur sumber pendanaan bagi 73 ribu desa yang berasal
dari sumbangan pemerintah pusat dan suntikan kas daerah. Menurut
Undang- undang tersebut, setiap desa mendapat alokasi dana yang
jumlahnya cukup banyak bahkan bisa mencapai satu miliar rupiah per
desa. UU Desa ini memberi jaminan yang lebih pasti bahwa setiap
desa menerima dana dari pemerintah melalui anggaran negara dan
daerah yang jumlahnya berlipat, jauh diatas jumlah yang selama ini
tersedia dalam anggaran desa.
Pemberiaan dana ke desa yang begitu besar, adanya jumlah pelaporan
yang beragam serta adanya titik kritis dalam pengelolaan keuangan
desa tentunya menuntut tanggung jawab yang besar kepada Aparat
Pemerintah Desa. Dibalik besarnya dana yang dikelola desa dan
harapan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan desa, . Oleh karena
itu, pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas,
transparansi, dan partisipatif dalam pengelolaan keuangan desa.
Kebijkan ini memaksa aparat desa untuk memahami tata cara dan tata
kelola keuangan yang baik sebagai salah satu komponen good
governance.
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana good
governance dalam pengelolaan APB Desa di Desa Tugusari Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember ?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip good governance
(akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi) dalam pengelolaan
APB Desa di Desa Tugusari yang dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, serta pelaporan dan
pertanggungjawaban.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan termasuk jenis penelitian (field research) atau studi
lapangan. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
secara deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pengelolaan APB Desa di Desa
Tugusari secara garis besar sesuai dengan prinsip good governance
yaitu akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi.
Kata Kunci: APB Desa, Good Governance, Akuntabilitas, Transparansi,
Partisipasi.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
ix
ABSTRACT Suci Fajarini, Daru Anondo, S.E., M.Si, 2020: Good
Governance in APB Desa management
Confirmation of LAW No 6 year 2014 on Village fund on 15 January
2015 brings a blessing for villages throughout Indonesia. The
legislation that has been passed through the 7-year discussion
process governs funding sources for 73 thousand villages derived
from central government donations and regional cash injections.
According to the law, each village has a substantial allocation of
funds can even reach one billion rupiah per village. The village
LAW provides a more definite guarantee that every village receives
funding from the government through the number of countries and
areas in which it is doubled, far above the amount currently
available within the village budget.
The raising of funds to the village is so large, the existence of
various reporting and the critical point in the management of the
village finances certainly demanded a big responsibility to the
village government apparatus. Behind the amount of village managed
funds and hopes to realize the equitable development of the
village. Therefore, the village government should be able to apply
the principle of accountability, transparency, and participatory in
the management of village finances. These policies Force village
apparatus to understand good financial ordinances and governance as
a component of good governance ..
The focus of the problem examined in this thesis is how good
governance in the Management Of APB Desa in Tugusari village
Bangsalsari District Jember?
This research aims to determine the principle of good governance
(accountability, transparency, and participation) in the Management
Of APB Desa in Tugusari village that started from planning,
implementation, administration, and reporting and
accountability.
This research uses qualitative research methods with approaches
including research studies (field research) or field studies. In
the collection of authors data using observation methods,
interviews, and documentation. Data analysis is done in a
qualitative descriptive.
The result of this research is that the management of APB Desa in
Tugusari village in an outline according to the principle of good
governance is accountability, transparency, and
participation.
Keywords: APB Desa, Good Governance, accountability, transparency,
participation.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
A. Penelitian terdahulu
..............................................................................
10
B. Kajian teori
..........................................................................................
20
A. Pendekatan dan Jenis
Penelitian..........................................................
49
B. Lokasi Penelitian
..................................................................................
50
C. Subjek Penelitian
.................................................................................
50
E. Analisis Data
........................................................................................
53
F. Keabasahan Data
..................................................................................
56
G. Tahap-tahap Penelitian
.........................................................................
57
A. Gambaran Objek Penelitian
...............................................................
59
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
C. Pembahasan
.......................................................................................
83
4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
.......................................................... 61
4.3 Tamatan Sekolah Masyarakat Desa Tugusari
............................................ 62
4.4 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Tugusari
........................................... 65
4.5 Data Dusun Di Desa
Tugusari....................................................................
66
4.6 Badan Permusyawaratan Desa Tugusari
.................................................... 70
4.7 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Tugusari
................................ 70
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
mengurus urusan penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hal asal-
usul, dan /atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perubahan
sistem
pemerintahan dari sentralisasi pada masa orde baru menjadi
desentralisasi
membuat perubahan kebijakan yang baru pada kewenangan
pemerintah
daerah. Sistem sentralisasi yaitu sistem yang memusatkan pemerintah
pusat
dalam menentukan arah pembangunan negara. Sistem tersebut dinilai
kurang
efektif karena terdapat pembangunan yang kurang merata di
seluruh
Indonesia. Sedangkan sistem desentralisasi yaitu pemerintah
pusat
memberikan wewenangannya kepada pemerintah daerah untuk
menanggulangi pembangunan yang tidak merata dan untuk
meningkatkan
fungsi-fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut
yang
menjadikan desa menjadi objek yang penting terkait dengan
pembangunan di
Indonesia.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
yang cukup besar dalam pembangunan. Jika pembangunan di setiap
desa
dapat berjalan secara maksimal, maka tujuan dari pemerintah pusat
untuk
membuat pemerataan kesejahteraan dan pembangunan yang adil akan
dapat
terwujud. Namun, kondisi beberapa daerah di Indonesia belum sesuai
dengan
harapan pemerintah pusat. Oleh karena itu, peran dari pemerintah
daerah
cukup vital dalam otonomi daerah dikarenakan desa memiliki hak
kebebasan
untuk membuat regulasi dan aturan dalam kehidupan desa sebelum
diatur oleh
pemerintah daerah. Peran dari pemerintah daerah diharapkan
dapat
membimbing serta mengawasi setiap kebijakan maupun program
yang
dikerjakan pemerintah desa agar kewenangan yang diberikan
kepada
pemerintah desa dapat dipertanggungjawabkan oleh aparatur desa
kepada
masyarakat maupun kepada pemerintah. Pemerintah desa diwajibkan
untuk
dapat mengelola dan mengatur urusannya sendiri. Hal itu
termasuk
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban
dan
kebermanfaatannya dari program-program yang dikelola oleh
pemerintah
desa. Oleh sebab itu, kepala desa maupun perangkat desa
diwajibkan
memahami Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk meningkatkan
kinerja
dari pemerintah desa agar menjadi lebih baik. Sehingga
program-program
yang telah direncanakan oleh pemerintah desa berjalan dengan
efektif dan
efisien. Oleh karena itu, pemerintah desa saat ini menjadi salah
satu objek
perhatian pengawasan dalam kinerjanya.1
1 Undang-undang. 2014. Republik Indonesia, Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
satunya disebut Nawa Cita. Nawa cita yaitu membangun Indonesia
dari
pinggiran dengan memperkuat beberapa daerah dan desa dalam
kerangka
negara kesatuan. Program tersebut direncanakan karena desa-desa
kurang
diperhatikan oleh pemerintahan di era sebelumnya, sehingga
pembangunan
infrastruktur kurang merata. Dengan demikian, Presiden Jokowi
mengalokasikan bantuan untuk setiap desa yang diperuntukkan
dalam
pembangunan infrastruktur.2 Menurut Undang-undang No 6 Tahun
2014,
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan
bagi
desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan
untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan
pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pengesahan atas UU No 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa pada 15
Januari 2015 membawa berkah bagi desa-desa diseluruh Indonesia.
Undang-
undang yang telah melewati proses pembahasan selama 7 tahun
tersebut
mengatur sumber pendanaan bagi 73 ribu desa yang berasal dari
sumbangan
pemerintah pusat dan suntikan kas daerah. Menurut Undang-undang
tersebut,
setiap desa mendapat alokasi dana yang jumlahnya cukup banyak
bahkan bisa
mencapai satu miliar rupiah per desa. UU Desa ini memberi jaminan
yang
lebih pasti bahwa setiap desa menerima dana dari pemerintah
melalui
anggaran negara dan daerah yang jumlahnya berlipat, jauh diatas
jumlah yang
selama ini tersedia dalam anggaran desa.
2Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Buku Pintar Dana
Desa. Hlm 24
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Pemberian dana ke desa yang begitu besar, adanya jumlah
pelaporan
yang beragam serta adanya titik kritis dalam pengelolaan keuangan
desa
tentunya menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh Aparat
Pemerintah
Desa. Dibalik besarnya dana yang dikelola desa dan harapan
untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan desa, juga terdapat
kekhawatiran
yang tak kalah besarnya. Apabila dalam pengelolaan dana desa
tersebut
pemerintah desa tidak disertai transparansi maka akan berpotensi
terjadinya
penyimpangan. Oleh karena itu, pemerintah desa harus bisa
menerapkan
prinsip akuntabilitas, transparansi, dan partisipatif dalam
pengelolaan
keuangan desa. Kebijakan ini memaksa aparat desa untuk memahami
tata cara
dan tata kelola keuangan yang baik sebagai salah satu komponen
good
governance.
akuntansi sektor publik, akan tetapi belum banyak penelitian yang
membahas
topik good governance dalam keuangan desa sebagai instansi
pemerintahan
terendah di Indonesia. Konsep good governance ini digunakan
sebagai
kerangka institusional untuk memperkuat otonomi desa. Pelaksanaan
otonomi
pemerintah lokal pada tingkat desa tidak akan kuat dan bermanfaat
bagi
masyarakat lokal jika tidak di topang oleh prinsip-prinsip
transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi. Selain itu dalam realitasnya
praktik good
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
bukan masyarakat. 3
yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif dengan
menjaga
keseimbangan sinergitas konstruktif antara domain negara, sektor
swasta, dan
masyarakat. Akuntabilitas diharapkan dapat memperbaiki kualitas
serta
kinerja dari instansi pemerintahan agar menjadi pemerintahan yang
transparan
dan berorientasi pada kepentingan publik. Adapun konsep
akuntabilitas
didasarkan pada individu atau kelompok jabatan dalam tiap
klasifikasi jabatan
bertanggungjawab pada kegiatan yang dilakukannya.
Penelitian ini penulis meneliti di wilayah Desa Tugusari
Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember. Peneliti ini memiliki alasan
tersendiri dalam
memilih program APB Desa. Pemerataan pembangunan di desa Tugusari
ini
sangatlah berkembang dibandingkan dengan desa lain di sekitarnya,
Hal ini
dikarenakan tata kelola keuangan desa di Desa Tugusari ini
dilakukan dengan
baik sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Ketertarikan
ini
dikarenakan APB Desa memiliki implikasi yang besar dalam
pembangunan
sebuah desa. Faktor lain yang mendorong penulis dalam melakukan
penelitian
mengenai implementasi good governance dalam pengelolaan APB Desa
di
desa Tugusari karena peneliti ingin menjelaskan terkait
akuntabilitas,
transparansi dan partisipasi dari pengelolaan APB Desa di desa
tersebut.
3 Rustiarini, Ni Wayan. 2016. Good Governance dalam Pengelolaan
Dana Desa. Simposium
Nasional Akuntansi XIX, 3.
Peneliti lebih memilih meneliti mengenai program ini karena jika
tata
kelola keuangan desa dilakukan dengan baik tentunya akan
berdampak
terhadap sistem pemerintahan desa, serta terhadap kemajuan dari
sistem
tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat apabila
penerapan
dari pengelolaan keuangan desa tersebut telah dilaksanakan dengan
akuntabel
dan transparansi. Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka
penulis
tertarik untuk melakukan penelitian pada Desa Tugusari
Kecamatan
Bangsalsari dengan judul “Good Governance dalam Pengelolaan APB
Desa”.
B. Fokus Penelitian
rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana good
governance
dalam pengelolaan APB Desa di Desa Tugusari Kecamatan
Bangsalsari
Kabupaten Jember ?
penelitian, sebab tujuan ini akan memberikan gambaran tentang
arah
penelitian yang dilakukan.
untuk mengetahui good governance dalam pengelolaan APB Desa di
Desa
Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
manfaat praktis, manfaat teoretis dan manfaat praktis dari
penelitian ini
adalah:
dalam memperkaya wawasan terutama tentang good governance
dalam
pengelolaan APB Desa. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan
dapat
menambah bahan referensi di bidang karya ilmiah akuntansi serta
bahan
masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
2. Secara Praktis
yang sudah ada selama ini. Selain itu diharapkan dapat
memberikan
pemahaman kepada masyarakat untuk ikut mengawasi pengelolaan
keuangan desa.
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan
prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana
investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.4
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa adalah pertanggung
jawaban
dari pemegang manajemen desa untuk memberikan informasi
tentang
segala aktivitas dan kegiatan desa kepada masyarakat dan pemerintah
atas
pengelolaan dana desa dan pelaksanaan berupa rencana-rencana
program
yang dibiayai dengan uang desa. Dalam APB Desa berisi
pendapatan,
belanja dan pembiayaan desa.5
Dalam sistematika pembahasan ini berisi tentang deskripsi
alur
pembahasan skripsi yang di mulai dari bab pendahuluan hingga bab
penutup.
Format penulisan sistematika pembahasan ini adalah dalam bentuk
deskriptif,
bukan seperti daftar isi.
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,
definisi istilah, dan juga sistematika pembahasan. Fungsi bab ini
adalah untuk
memperoleh gambaran secara umum mengenai pembahasan dalam
skripsi.
BAB Dua Kajian Kepustakaan, bab ini menjelaskan tentang
penelitian
terdahulu yang membahas penelitian yang telah dilakukan oleh orang
lain
yang serupa dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dan
kajian teori
4 Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik (Yogyakarta: Andii Offset,
2009), 18. 5 Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa (Yogyakarta: Pustaka
Baru Press), 33.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian.
BAB Tiga Metode Penelitian, yang memuat tentang pendekatan
dan
jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik
pengumpulan data,
analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
BAB Empat Penyajian Data dan Analisis, membahas hasil yang
diperoleh dari penelitian dengan berlandasan pada penelitian
lapangan.
Penyaji data dan analisis data ini akan mendeskripsikan tentang
uraian data
dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur
yang
diuraikan pada Bab III terkait fokus penelitian yang
diangkat.
BAB Lima merupakan bab Penutup, pembahasan pada bab terakhir
ini
adalah menarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab
sebelumnya,
yang kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan
yang
diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak
yang
terkait di dalam penelitian skripsi secara khusus, ataupun
pihak-pihak yang
membutuhkan penelitian ini secara umum.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
terdahulu yang terkait dengan penelitian yang sudah dilakukan,
kemudian
membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan
atau
belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya).
Dengan
melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh
mana
orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.
1. Riska Apriliana (2017), dengan judul “Pengelolaan Alokasi Dana
Desa
Dalam Mewujudkan Good Governance.” IAIN Surakarta. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Metode
analisis datanya menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan
data
deskriptif analisis. Sedangkan datanya menggunakan data primer dan
data
sekunder. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan pengelolaan
Alokasi
Dana Desa di Desa Ngombakan sudah sesuai dengan tiga prinsip
yaitu
akuntabel, transparan, dan juga terdapat partisipasi masyarakat
di
dalamnya. Sehingga sudah dapat dikatakan terwujudnya Tata
Kelola
Pemerintah Desa yang baik (Good Village Governance).6 Dari
pemaparan
hasil penelitian terdahulu tersebut, dapat diketahui persamaan
dari
penelitian ini sama-sama membahas good governance dan
pengelolaan
keuangan desa. Kemudian sama-sama menggunakan metode penelitian 6
Riska Apriliana. “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Mewujudkan
Good Governance”, (Skripsi: IAIN Surakarta, 2017).
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
penelitian. Lokasi penelitian dalam penelitian ini di Desa
Ngombakan
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo sedangkan penelitian
peneliti
di Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.
2. Puteri Ainurrohma Romantis (2015), dengan judul
“Akuntabilitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Panarukan
Kabupaten
Situbondo Tahun 2014.” Universitas Jember. Dalam penelitian ini,
metode
yang digunakan adalah metode kualitatif. Sedangkan datanya
menggunakan data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian
dapat
disimpulkan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan
Panarukan ini sudah menerapkan prinsip partisipasi dan transparansi
pada
tahap perencanaan, sedangkan pada tahap pelaksanaan dan tahap
pertanggungjawaban juga sesuai dengan prinsip akuntabilitas
dan
transparansi.7 Dari pemaparan hasil penelitian terdahulu tersebut,
dapat
diketahui persamaannya yaitu sama menggunakan metode
penelitian
kualititatif dan sama-sama membahas pengelolaan keuangan
desa.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terletak pada lokasi
penelitian.
Lokasi penelitian dalam penelitian ini di Kecamatan Panarukan
Kabupaten
Situbondo. Sedangkan peneliti meneliti di Desa Tugusari
Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember.
7 Puteri Ainurrohma Romantis, “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi
Dana Desa di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2014”,
(Skripsi: Universitas Jember, 2015).
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
kualitatif. Metode analisis datanya menggunakan metode kualitatif
yang
menghasilkan data deskriptif analisis. Sedangkan datanya
menggunakan
data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian tersebut
dapat
disimpulkan Pengelolaan keuangan Dana Desa yang diterapkan
oleh
pemerintah desa Panggungharjo sudah sesuai dengan perundang-
undangan maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku. Disamping
itu
proses pengelolaan keuangan Dana Desa melibatkan masyarakat
mulai
dari tahapan perencanaan sampai dengan pengawasan. Meskipun
pengelolaan Dana Desa yang dilakukan sangat baik, tetapi
pemahaman
masyarakat mengenai kebijakan Dana Desa masih rendah.8 Dari
pemaparan hasil penelitian terdahulu tersebut, dapat
diketahui
perbedaannya yaitu terletak pada lokasi penelitian. Pada
penelitian
terdahulu meneliti di Desa panggungharjo Kecamatan Sewon
Kabupaten
Bantul. Sedangkan pada penelitian peneliti meneliti di Desa
Tugusari
Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Kemudian persamaan
dari
penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif dan
sama-
sama membahas tentang pengelolaan keuangan desa.
4. Budi Putri Utami (2017), dengan judul penelitian “Analisis
Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa): Transparansi
dan
Akuntabilitas di Kelurahan Gondangsari Juwiring Kabupaten
Klaten”.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif
8 Miftahuddin, “Akuntabilitas dan Transparansi Pemerintah Desa
Terhadap Pengelolaan Dana Desa”, (Skripsi: Universitas Islam
Indonesia, 2018).
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Desa Gondangsari telah menerapkan prinsip-prinsip partisipatif,
reponsif,
transparansi dan akuntabel.9 Adapun persamaan penelitian ini
adalah
membahas dan meneliti tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa
(APBDes), sedangkan perbedaannya terletak pada objek
penelitian.
5. Maria Fransisca Vina Febriani Manaan (2017), yang berjudul
“Penerapan
Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan,
Pelaksanaan,
dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.”. Metode penelitian
yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil
penelitian
tersebut yaitu perencanaan program ADD di Desa Wijirejo telah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip Good Government Governance
dengan
konsep pembangunan partisipatif masyarakat desa yang dibuktikan
dengan
penerapan prinsip partisipatif, keadilan, responsif, transparansi
dalam
rangka mewujudkan pemberdayaan masyarakat desa melalui forum
Musrenbangdes.10 Adapun persamaan dari penelitian ini adalah
sama-sama
membahas pengelolaan keuangan desa dan menggunakan metode
kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek
penelitian.
6. Nadiya Ulfa (2018), yang berjudul “Implementasi Prinsip
Good
Governance dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa
(APB Desa). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian
9 Budi Putri Utami, “Analisis Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa): Transparansi dan Akuntabilitas di
Kelurahan Gondangsari Juwiring Kabupaten Klaten”, (Skripsi: IAIN
Surakarta, 2017) 10 Maria Fransisca Vina Febriani Manaan ,
“Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.”(Skripsi:
Universitas Sanata Dharma, 2017)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
good governance dalam proses penyusunan Anggaran dan Belanja
Desa
(APB Desa) di Desa Mlopoharjo dan Desa Gumiwang Lor Kecamatan
Wuryantoro Kabupaten Wonogiri telah diterapkan dengan baik.
Walaupun
dalam mewujudkan tercapainya kriteria dari prinsip good governance
di
desa masing-masing menggunakan cara yang berbeda, tetapi Desa
Mlopoharjo dan Desa Gumiwang Lor telah berusaha sebaik
mungkin
dengan berdasarkan hukum yang berlaku.11 Dari pemaparan
penelitian
terdahulu tersebut, dapat diketahui persamaan dari penelitian ini
yaitu
sama-sama membahas mengenai good governance dan APB Desa.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terletak pada objek
penelitian.
Objek penelitian pada penelitian terdahulu di Desa Mlopoharjo dan
Desa
Gumiwang Lor Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri,
sementara
penelitian ini di Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten
Jember.
7. Arista Widiyanti (2017), yang berjudul “Akuntabilitas dan
Transparansi
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi pada Desa Sumberejo dan
Desa
Kandung di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan). Penelitian
ini
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil
penelitiannya
yaitu berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014 menunjukkan
bahwa secara garis besar pengelolaan alokasi dana desa di Desa
Sumberejo
di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruhan sudah akuntabel dan
transparan pada tahapan penatausahaan, pelaporan dan 11 Nadiya
Ulfa, “Implementasi Prinsip Good Governance dalam Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)”, (Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
turut aktif dalam melakukan pembangunan desa. Sedangkan untuk
Desa Kandung menunjukkan hasil yang tidak akuntabel dan
transparan. Bukan hanya tidak transparan terhadap masyarakat namun
juga
untuk pihak internalnya sendiri.12 Adapun persamaan dari penelitian
ini
adalah sama-sama membahas pengelolaan keuangan desa dan
menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu
terletak
pada objek penelitian.
Akuntabilitas Publik Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang
Kualitas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) Se-Kecamatan
Musuk Kabupaten Boyolali”. Hasil dari penelitian ini
menggunakan
metode penelitian kuantitatif, sedangkan untuk analisis data
menggunakan
analisis data regresi berganda.13 Perbedaan penelitian terdahulu
dan
penelitian ini adalah terletak pada objek penelitian, penelitian
terdahulu
objeknya di Se-Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali, sedangkan
pada
penelitian ini di Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten
Jember.
Selain itu metode penelitiannya juga berbeda, penelitian
terdahulu
menggunakan metode kuantitatif, dan penelitian ini menggunakan
metode
12 Arista Widiyanti, “Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Alokasi Dana Desa (Studi pada Desa Sumberejo dan Desa Kandung di
Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan)”, (Skripsi: UIN Maliki,
2017) 13 Tiwinarni, “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan
Akuntabilitas Publik Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) Se-Kecamatan Musuk
Kabupaten Boyolali”, (Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta,
2017)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
membahas mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa).
9. Agustina Kusuma Wardani (2014), yang berjudul “Penyusunan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa” (Studi kasus di Desa Ngrambe
Kecamatan
Ngrambe Kabupaten Ngawi) . Metode penelitian ini adalah
menggunakan
metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan
bahwa dalam menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa
melalui
proses dan tahapan hingga akhirnya disetujui dan diwujudkan
dalam
pembangunan desa. Serta peran pemerintahan desa dan anggota
masyarakat sangat penting dalam menyusun APB Desa, dalam
penyusunan
APB Desa ini terdapat hambatan yang timbul dan seharusnya bisa
diatasi
supaya dalam menyusun APB Desa dapat berjalan dengan lancar
dan
terwujud dalam pembangunan desa yang baik agar bisa
mensejahterakan
masyarakat desa.14 Adapun persamaan penelitian ini adalah membahas
dan
meneliti tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa),
sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian.
10. Abu Masihad (2018), yang berjudul “Analisis Implementasi
Pengelolaan
Keuangan Desa Dalam Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Marga Ayu
Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Tahun 2017”. Jenis penelitian
ini
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.
Hasil
dari penelitian ini adalah Pengelolaan ADD dari tahap
perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban secara
14 Agustina Kusuma Wardani, “Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa” (Studi kasus di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi)”, (Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2014)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
garis besar dapat dikatakan sudah sesuai dengan Permendagri No.
113
Tahun 2014 meskipun terdapat beberapa hal dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penatausahaan yang masih belum sesuai dengan
target
waktu.15 Adapun persamaan penelitian ini adalah pada metode
penelitian
dan membahas mengenai pengelolaan keuangan desa. sedangkan
perbedaannya terletak pada objek penelitian.
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
No Nama Penelitian
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam mewujudkan Good
Governance
Perbedaan penelitian terletak pada objek penelitian.
Sama-sama membahas good governance dan pengelolaan keuangan desa.
Kemudian sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif.
2.
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo Tahun 2014
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada objek penelitian.
Sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan sama-sama
membahas pengelolaan keuangan desa.
3.
Sama-sama menggunakan
15 Abu Masihad, “Analisis Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa
Dalam Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Marga Ayu Kecamatan Margasari
Kabupaten Tegal Tahun 2017”, (Skripsi: UIN Walisongo, 2018)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
pada objek penelitian.
4. Budi Putri Utami (2017), IAIN Surakarta
Analisis Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa): Transparansi dan Akuntabilitas di Kelurahan Gondangsari
Juwiring Kabupaten Klaten
Perbedaannya yaitu terletak pada objek penelitian.
Persamaan penelitian ini adalah membahas dan meneliti tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), sedangkan metode
penelitian juga menggunakan metode kualitatif.
5. Maria Fransisca Vina Febriani Manaan (2017), Universitas Sanata
Dharma
Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Pertanggungjaw aban Alokasi Dana Desa
Perbedaannya yaitu terletak pada objek penelitian.
Sama-sama membahas pengelolaan keuangan desa dan menggunakan metode
kualitatif.
6. Nadiya Ulfa (2018), Universitas Muhammadiya h Surakarta
Implementasi Prinsip Good Governance dalam Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada objek penelitian.
Sama-sama membahas mengenai good governance dan APB Desa.
7. Arista Widiyanti
(2017), UIN Maulana Malik Ibrahim
Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi pada Desa
Sumberejo dan Desa Kandung di Kecamatan Winongan Kabupaten
Pasuruan)
terletak pada objek penelitian.
8. Tiwinarni (2017), Universitas Negeri Yogyakarta
Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Akuntabilitas Publik Terhadap
Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa) Se- Kecamatan Musuk Kabupaten
Boyolali
Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah terletak
pada objek penelitian. Selain itu metode penelitiannya juga
berbeda, penelitian terdahulu menggunakan metode kuantitatif, dan
penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Persamaannya yaitu pada pembahasan yang membahas mengenai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).
9. Agustina Kusuma Wardani (2014), Universitas Muhammadiya h
Surakarta
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa” (Studi kasus di
Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi)
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada objek penelitian. Objek
penelitian pada.
Persamaan penelitian ini adalah membahas dan meneliti tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Analisis Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Alokasi Dana
Desa (ADD) Desa Marga Ayu Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Tahun
2017
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada objek penelitian.
Sama-sama membahas pengelolaan keuangan desa dan menggunakan metode
kualitatif.
Sumber : Data diolah dari penelitian terdahulu.
B. Kajian Teori
1. Good Governance
Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola
urusan-urusan publik. World Bank memberikan definisi
governance
sebagai “the way state power is used in managing economic and
social
resoursces for development of society”. Dalam hal ini, World Bank
lebih
menekankan pada cara pemerintah mengelola sumber daya sosial
dan
ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat.
World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi
baik
secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran
serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya
aktivitas
usaha.16
tersebut memiliki jaringan dan interaksi yang setara. Interaksi
dan
kemitraan seperti ini biasanya baru dapat berkembang subur
apabila
prinsip-prinsip good governance telah diterapkan dengan baik. Tiga
pilar
elemen dasar yang saling berkaitan satu dengan lainnya dalam
mewujudkan good governance (Osborne dan Geabler 1992, OECD
dan
Wordl Bank, 200, LAN danBPKP,2006 dalam Zeyn, 2011) adalah:17
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam manajemen
pemerintah,
lingkungan, ekonomi, dan sosial.
serta pengakuan HAM, kebebasan pers dan mengemukakan
pendapatan/aspirasi masyarakat.
16 Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, (Yogyakarta: Andi Offset,
2009), hlm 17-18 17 Rustiarini, Ni Wayan. 2016. Good Governance
dalam Pengelolaan Dana Desa. Simposium Nasional Akuntansi XIX,
4.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
dititipi amanah untuk mempertanggungjawabkan kesuksesan
maupun
kegagalan kepada penitip amanah sampai yang meberi amanah
puas.
Bila belum ada atau tidak mencapai titil puas maka dapat
dikenakan
sanksi.
a. Pengertian Pengelolaan
dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang
bertujuan
untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah
direncanakan sebelumnya.18
bukunya dasar-dasar manajemen istilah pengelolaan (manajemen)
mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama, manajemen sebagai
suatu
proses, kedua, manajemen sebagai kolektifitas orang-orang
yang
melakukan aktifitas manajemen dan yang ketiga, manajemen
sebagai
suatu seni (suatu art) dan sebagi suatu ilmu.
Menurut pengertian yang pertama yakni manajmen sebagai suatu
proses, dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
proses
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi.
Sedangkan menurut pengertian yang kedua, manjemen adalah
18 Harsoyo. 1977. Manajemen Kerja. Jakarta: Persada
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
menerut pengertian yang ketiga, manajemen adalah suatu seni (art)
atau
ilmu adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia
untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi
dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan (manajemen) adalah suatu cara
atau
proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan
dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
agar
berjalan efektif dan efisien.19
nantinya digunakan sebagai ukuran dalam melakukan pengelolaan
APB
Desa. Manajemen disini nantinya juga digunakan untuk
melakukan
penggalian potensi di desa. Pemerintah desa dapat mengembangkan
dan
menggali potensi dari dana-dana yang bersumber dari pendapatan
desa
yang dapat digunakan dalam proses pembangunan desa.
b. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa adalah
pertanggungjawaban dari pemegang manajemen desa untuk
memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan
desa
kepada masyarakat dan pemerintah atas pengelolaan dana desa
dan
pelaksanaan berupa rencana-rencana program yang dibiayai
dengan
19 M. Manulang, dasardasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesi,
1990) . 1517
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
pembiayaan desa.20
c. Fungsi Anggaran Desa
sebagai berikut :22
1) Alat perencanaan
dalam rangka mencapai tujuan. Anggran desa digunakan untuk
merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh desa
beserta rincian biaya yang dibutuhkan dan rencana sumber
pendapatan yang akan diperoleh desa. Anggaran sebagai alat
perencanaan digunakan untuk :
visi, misi dan sasaran yang sudah ditetapkan.
b) Merencanakan berbagai program, kegiatan, serta sumber
pendapatan.
disusun.
20 Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa Panduan Tata Kelola Keuangan
Desa (Yogyakarta: Pustaka Baru Press) Hlm 33. 21 Undang-undang.
2018 Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Dana
Desa. 22 Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa Panduan Tata Kelola
Keuangan Desa (Yogyakarta: Pustaka Baru Press) Hlm 34.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
2) Alat Pengendalian
bentuk pengeluaran dan pemasukan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Tanpa adanya anggaran, desa akan sulit
mengendalikan pengeluaran dan pemasukan.
3) Alat Kebijakan Fiskal
bagaimana kebijaksanaan fiskal yang akan dijalankan desa,
dengan
demikian akan mudah untuk memprediksi dan mengestimasi
ekonomi dan organisasi. Anggaran dapat digunakan untuk
mendorong, mengkoordinasi dan menfasilitasi kegiatan ekonomi
masyarakat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4) Alat Koordinasi dan Komunikasi
Dalam menyusun anggaran, pasti antar unit kerja akan
melakukan komunikasi dan koordinasi. Dalam perencanaan dan
pelaksanaan anggaran harus dikomunikasikan keseluruh
perangkat
desa. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu
mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja di dalam
pencapaian tujuan desa.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
penilaian kinerja perangakat desa. Kinerja perangkat desa
akan
dinilai berdasarkan pencapaia target anggaran serta pelaksaan
efisiensi anggaran. Anggran merupakan alat yang efektif untuk
melakukan pengendalian dan penilaian kinerja.
6) Alat Motivasi
perangkat desa dalam bekerja secara efektif dan efisien.
Dengan
membuat anggaran yang tepat dan dapat melaksanakannya sesuai
target dan tujuan desa, maka desa dikatakan mempunyai kinerja
yang baik.
memenuhi pembiayaan pembangunan dan sumber-sumber dananya
untuk membangun desa. Secara rinci manfaat penyusunan
anggaran
desa adalah:23
kegiatan operasional, dengan melihat kebutuhan dan
ketersedian
sumber daya.
pelayanan yang akan dibebankan masyarakat.
23 Ibid., 35.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
seperti mengajukan pinjaman.
penyelenggaraan administrasi desa.
dan pengawasan pemerintah desa.
anggaran.
masyarakat.
a) Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui rekening kas
desa pada Bank yang ditunjuk.
b) Setiap pendapatan desa harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
desa yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya.
d) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain dari
yang
ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang Pungutan.
e) Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan nama
dan
dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik
secara langsung sebagai akibat penjualan, tukar-menukar,
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
akibat penyimpanan kekayaan milik desa.
f) Untuk pengembalian kelebihan pendapatan desa yang terjadi
pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada belanja tidak
terduga.
g) Semua pendapatan desa yang terdiri pendapatan alsi desa,
dana
desa dari APBN, bagi hasil pajak daerah dan restribusi
daerah,
ADD, bantuan keuangan dari pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/kota dimasukkan kedalam rekening kas desa dan
dicatat sebagai pendapatan desa.24
a) Setiap pengeluaran belanja atas beban APB Desa diajukan
oleh
pimpinan kegiatan kepada bendahara desa.
b) Bendahara Desa mengajukan pengeluaran belanja desa kepada
Kepala Desa melalui sekertaris desa yang dituangkan dalam
Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
c) Sekertaris desa meneliti ajuan SPP dari Bendahara desa
untuk
kemudian diajukan kepada kepala desa untuk di syahkan.
Selanjutnya kepala desa menerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM) kepada pemegang rekening kas desa pada Bank yang
ditunjuk.
24 Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Desa.
(Bandung: Fokusmedia, 2014) 28-29
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
d) Untuk pencairan dana bantuan SPM pada angka 3 perlu
diketahui oleh camat, untuk selanjutnya Camat memberikan
surat rekomendasi pencairan dana bantuan kepada kepala desa.
e) Sebagai pertanggungjawaban, setiap pengeluaran belanja
atas
beban APB Desa harus di dukung dengan bukti yang lengkap
dan sah.
sebagai pengguna anggaran atas kebenaran materiil yang
timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
g) Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban APB Desa
tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa
tentang APB Desa ditetapkan sebagai peraturan desa, kecuali
untuk belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja desa
yang bersifat wajib.
dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh
pemerintah desa dengan jumlah yang cukup untuk keperluan
setiap bulan dalam tahun anggaran yang bersangkutan, seperti
belanja pegawai , belanja barang dan jasa (ATK, Pembayaran
rekening listrik, telepon dan air bersih serta perjalanan
dinas).
i) Belanja desa yang bersifat wajib merupakan belanja untuk
menjamin kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
melaksanakan kewajiban kepada pihak ketiga.
j) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial dan bantuan
keuangan
ditetapkan dengan keputusan kepala desa.
k) Penerimaan subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan
keuangan bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang
dan/atau jasa yang diterimanya, wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaannya kepada kepala desa.
l) Pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang
dianggarkan
dalam APB Desa untuk mendanai tanggap darurat,
penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun-
tahun sebelumnya yang telah ditutup, dapat dilaksanakan
berdasarkan kemampuan keuangan desa.
penanggulangan bencana alam, dan/atau bencana sosial serta
pengeluaran atas kelebihan penyetoran ke kas desa pada tahun-
tahun sebelumnya yang telah ditutup.
n) Pengeluaran anggaran belanja tidak terduga untuk keperluan
tanggap darurat bencana alam dilaksanakan dengan
mekanisme:
(2) Berdasarkan laporan dimaksud, Kepala Desa membuat
pernyataan bencana alam/sosial.
dengan keputusan kepala desa.
dengan keputusan kepala desa.
o) Pengeluaran anggaran belanja tidak terduga atas kelebihan
setor ke kas desa yang telah ditutup dilaksanakan dengan
mekanisme:
kelebihan setoran ke kas desa.
(2) Pengambilan kelebihan setor dilakukan dengan keputusan
kepala desa setelah dilakukan audit terhadap Laporan
Pertanggungjawaban Anggaran tahun yang bersangkutan.25
3) Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Desa
a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya
merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:
- Menutup defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih
kecil daripada realisasi belanja.
langsung.
pemerintah desa.
kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Desa
Tentang Pembentukan Dana Cadangan.
Dana Cadangan dilaksanakan apabila Dana Cadangan telah
mencukupi untuk melaksanakan kegiatan dimaksud.
e) Untuk pelaksanaan kegiatan dana cadangan dimaksud terlebih
dahulu dipindah bukukan ke rekening kas desa atau
dikembalikan ke kas desa.
tinggi sejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk
mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran
berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan desa
tentang dana cadangan.
h) Dalam hal kegiatan telah selesai dilaksanakan dan target
kinerjanya telah dicapai, dana cadangan yang masih tersisa
pada
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
rekening dana cadangan atau desa tersendiri dipindahbukukan
ke rekening kas desa atau di kembalikan ke rekening kas desa.
i) Penerimaan jasa giro/hasil bunga rekening dana cadangan
dan
penempatan dalam deposito menambah jumlah dana cadangan.
j) Pengurangan, penjualan, dan/atau pengalihan kekayaan desa
yang dipisahkan dicatat pada rekening hasil penjualan
kekayaan
desa yang dipisahkan.
rekening penyertaan modal.26
a) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran
antar jenis belanja.
digunakan dalam tahun berjalan.
c) Adanya perubahan pendapatan dan belanja.
2) Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan satu kali dalam
tahun
anggaran.
belanja dilakukan dengan keputusan kepala desa, dan
diberitahukan
kepada BPD.
4) SILPA tahun sebelumnya harus digunakan daa tahun berjalan
antara
lain untuk:
kebijakan pemerintah atau pemerintah daerah.
b) Mendanai kegiatan lanjutan.
sampai batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berkenaan.
ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dengan
kriteria
harus diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian
pembayaran dalam tahun anggaran berkenaan.
5) Rancangan peraturan desa tentang perubahan APB Desa
disusun
oleh sekretaris desa disampaikan kepada Kepala Desa untuk
memperoleh persetujuan.
Perubahan APB Desa kepada BPD untuk dibahas dan disetujui
bersama.
kepada Bupati/Walikota untuk dievaluasi melalui camat.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
berjalan dilaksanakan 6 bulan.
hari kerja kepada Kepala Desa untuk selanjutnya ditetapkan
menjadi Peraturan Desa.27
Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 komponen anggaran
tersebut
terdiri atas akun-akun sebagai berikut:28
1) Pendapatan Desa
anggaran yang menjadi hak desa dan tidak perlu dikembalikan
oleh Desa. Pendapatan desa dapat berasal dari:
a) Pendapatan Asli Desa (PADesa)
(1) Hasil usaha desa antara lain: bagi hasil Badan Usaha
Milik
Desa (BUM desa) .
desa, pasar/kios desa, tambatan perahu, bangunan desa,
wisata yang dikelola desa, tempat pemandian umum,
jaringan irigasi, dan hasil aset lainnya sesuai dengan
kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan
lokal berskala desa. 27 Ibid., 33-34. 28 Undang-undang. 2018
Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Dana
Desa.
dasar kesadaran dan inisiatif mereka sendiri.
(4) Lain-lain pendapatan asli desa sebagaimana yang dimaksud
antara lain hasil pungutan Desa.
Berdasarkan pasal 72 ayat (1) UU No. 6 Tahun 2014,
tentang desa bahwa pendapatan Desa juga bersumber dari:
(1) Alokasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
(2) Bagian dari pajak daerah dan restribusi daerah Kabupaten
atau kota.
Belanja Daerah) Provinsi dan APBD Kabupaten.29
b) Transfer
ayat (2) huruf b terdiri dari:
(1) Dana Desa adalah sumber danan desa yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di transfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten atau Kota dan digunakan untuk menyelenggarakan
pemerintah, pembangunan desa, pembinaan, dan
pemberdayaan masyarakat.
29 Moch Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Malang: Setara
Press, 2014), 68.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
(3) Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan
oleh
kabupaten untuk desa. Sumber ADD (Alokasi Dana Desa) ini
adalah dana pertimbangan pusat dan daerah yang diterima
kabupaten untuk desa.
c) Pendapatan Lain-lain
(2) Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa
(3) Penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
(4) Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang
mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun anggaran
berjalan
2) Belanja Desa
Terkait dengan belanja Desa, Pasal 74 Ayat (1) UU Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa menjelaskan bahwa” Belanja desa
diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang
disepakati dalam musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas
Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, Pemerintah Daerah
30 Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa Panduan Tata Kelola Keuangan
Desa (Yogyakarta: Pustaka Baru Press) Hlm 40-41.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
dimaksudkan dalam hal ini adalah tidak terbatas pada
kebutuhan
primer saja, tetapi juga menyangkut pelayanan dasar,
lingkungan
dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa.31
Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 Belanja desa
meliputi semua pengeluaran yang merupakan kewajiban dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh
Desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai
penyelenggaraan kewenangan desa. Klasifikasi belanja desa
terdiri
atas:
penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa serta
tunjangan BPD yang pelaksanaannya dibayarkan setiap
bulan.
pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya
kurang dari 12 bulan. Belanja barang/jasa sebagaimana
yang dimaksud seperti alat tulis kantor, benda pos,
bahan/material, pemeliharaan, cetak/penggandaan, sewa
31 Moch Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Malang: Setara
Press, 2014), 68.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
atributnya, perjalanan dinas, upah kerja, honorarium
narasumber/ahli, operasional Pemerintah Desa, operasional
BPD, insentif Rukun Tetangga/ Rukun Warga, dan
pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat
dilakukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
(3) Belanja Modal
nilai manfaatnya lebih dari 12 bulan dan menambah aset.32
(4) Pelaksanaan Pembangunan Desa
untuk pembangunan desa, misalnya perbaikan saluran
irigasi, pengaspalan jalan.
taruna.
32 Undang-undang. 2018 Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Dana Desa.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
lingkungan hidup, pengelolaan sampah mandiri.
(c) Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
mendesak desa.
meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/
atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Pembiayaan desa terdiri atas:33
a) Penerimaan pembiayaan mencangkup:
SilPA mencakup pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja , penghematan belanja, dan sisa dana
kegiatan lanjutan. SilPA merupakan penerimaan
pembiayaan yang digunakan untuk menutupi defisit
anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada
realisasi belanja, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan,
dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir
tahun anggaran belum diselesaikan.
33 Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Desa.
(Bandung: Fokusmedia, 2014) 23.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
menganggarkan pencairan dana cadangan ke rekening kas
desa dalam tahun anggaran berkenaan.
(3) Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisah
Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisah digunakan
untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan Desa yang
dipisahkan.
(1) Pembentukan Dana Cadangan
peraturan desa. Peraturan desa paling sedikit memuat:
penetapan tujuan penetapan dan cadangan, program dan
kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran
dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan, sumber dana cadangan, dan tahun anggaran
pelaksanaan dana cadangan.
disetujui BPD setelah ada ketetapan peraturan desa.
Penyertaan modal desa masuk dalam pengeluaran
pembiayaan dan digunakan untuk menganggarkan
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
pendek maupun jangka panjang.
3. Pengelolaan Keuangan Desa
Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa. Berikut bagan dalam siklus pengelolaan keuangan
desa:34
Gambar 2.1 Siklus Pengelolaan Keuangan Desa
a. Perencanaan
penerimaan dan pengeluaran pemerintahan desa pada tahun
anggaran
berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa. Pemerintah desa
menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
34 Undang-undang. 2018 Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Dana Desa.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
keterkaitan dan konsistesi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Mekanisme perencanaan menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman
penyusunan APB Desa yang diatur dengan Peraturan
Bupati/Walikota setiap tahun. Rancangan APB Desa yang telah
disusun merupakan bahan penyusunan rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa. Kemudian Sekretaris Desa menyampaikan
rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa kepada Kepala Desa.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk pembahasan
lebih lanjut.
tersebut paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
4) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah
disepakati
bersama, kemudian disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota melaui camat atau sebutan lain paling lambat
3
hari sejak disepakati untuk di evaluasi. Bupati/Walikota
dalam
melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan Evaluasi
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa. Bupati/Walikota
dapat mendelegasi evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang
APB
Desa kepada camat atau sebutan lain.
5) Bupati/walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APB
Desa
paling lama 20 hari kerja sejak diterimanya Rancangan
Peraturan
Desa tentang APB Desa. Jika dalam waktu 20 hari kerja
Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi maka
Peraturan
Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
6) Jika kepala desa melakukan penyempurnaan paling lama 7
hari
kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
7) Apabila Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi
Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa tidak sesuai dengan
kepentingan
umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
8) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa
dan
Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan
Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.
9) Pembatalan Peraturan Desa, sekaligus menyatakan berlakunya
pagu
APB Desa tahun anggaran sebelumnya. Dalam hal pembatalan,
Kepala Desa hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap
operasional penyelenggaraan Pemerintah Desa.
lama 7 hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala
Desa
bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.
b. Pelaksanaan
dan pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui rekening kas
desan
pada bank yang ditunjuk Bupati/Walikota. Dalam pelaksanaan
anggaran desa yang sudah ditetapkan sebelumnya timbul
transaksi
penerimaan dan pengeluaran desa. Semua penerimaan dan
pengeluaran
desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan
melalui
rekening kas desa. Jika desa yang belum memiliki pelayanan
perbankan
diwilayahnya maka peraturannya ditetapkan oleh Pemerintah
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
c. Penatausahaan
disebut juga bendahara sebagai pelaksana fungsi kebendaharan.
Kepala
desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus
menetapkan bendahara desa. Penetapan bendahara desa harus
dilakukan
sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan
berdasarkan
keputusan kepala desa. Bendahara adalah perangkat desa yang
ditunjuk
oleh kepala desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, membayar, dan mempertanggungjawabkan keuangan
desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa. Bendahara desa wajib
mempertanggungjawabkan disampaikan setiap bulan kepada Kepala
Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Menurut
Permendagri No. 20 Tahun 2018 laporan pertanggungjawaban yang
wajib dibuat oleh bendahara desa adalah:
1) Buku Pembantu Bank
pengeluaran melalui rekening kas desa.
2) Buku Pembantu Pajak
pajak dan pengeluaran setoran pajak.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
pertanggungjawaban uang panjar.
1) Menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa kepada
Bupati/Walikota berupa:
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun
berjalan.
akhir bulan Januari tahun berjalan.
2) Menyampaikan laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/Walikota.
3) Menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
pada
akhir masa jabatan kepada Bupati/Walikota,
4) Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah
desa secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran.
e. Pertanggungjawaban
terdiri dari:
pelaksanaan APB Desa terdiri dari pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling lambat
3
bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu
metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (human instrumen).
Penelitian
ini juga bermaksud untuk memahami apa yang dialami subjek
peneliti,
misalnya strategi, perilaku, motivasi, tindakan dengan cara
mendeskripsikan
dengan bentuk kata dan bahasa.35
Hal ini menjadi suatu alasan penelitian menggunakan
pendekatan
kualitatif deskriptif yang mana peneliti ingin mengetahui langsung
dari pelaku
di tempat peneliti. Adapun jenis penelitian deskriptif yaitu
bertujuan untuk
mendeskripsikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada.
Dengan kata
lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi
mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
variabel-variabel yang
ada. Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian studi
lapangan (field
research). Hal ini dipilih karena penelitian ini dilakukan dengan
cara meneliti
langsung dilapangan untuk mendapatkan data yang akurat.36
B. Lokasi Penelitian
Bangsalsari Kabupaten Jember, peneliti tertarik dengan desa ini
karena ingin
35 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2014), 2. 36 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal (jakarta,: PT Bumi Aksara, 2014), 26.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
mengetahui apakah desa ini sudah menerapkan tiga prinsip good
governance
yaitu akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dalam
pengelolaan APB Desa.
C. Subjek Penelitian
menggunakan purposive karena dengan menggunakan purposive data
yang
terkumpul memiliki variasi yang lengkap dengan melibatkan pihak
yang
dianggap paling mengetahui dan memahami fenomena yang ada.
Pertimbangan yang digunakan dalam menentukan informan yaitu
berdasarkan
hal, antara lain:
lembaga lain.
yang benar-benar mengetahui permasalahan yang sedang diteliti
sehingga
menghasilkan data yang valid. Adapun informan yang dianggap
paling
mengetahui masalah yang akan diteliti , yaitu sebagai
berikut:
1. Kepala Desa : Sinul Arifin
2. Sekretaris Desa : Lasmono
3. Bendahara Desa : Shodikin
adalah dokumen-dokumen berupa foto, denah / gambar dan arsip.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
memiliki kredibilitas yang tinggi. Oleh karena itu, teknik
pengumpulan data
tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur
dan ciri-
ciri penelitian kualitatif. Jika salah dalam teknik pengumpulan
data akan
berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak mempunyai
kredibilitas,
sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya.37
macam, yaitu:
diperlukan untuk menyajikan gambaran rill suatu peristiwa atau
kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti
perilaku
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap
aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
38
Untuk mendapatkan data yang konkret, peneliti melakukan
kunjungan langsung di Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari.
Observasi merupakan metode pengamatan dan pencatatan
gejala-gejala
atau fenomena yang diteliti. Dapat didefinisikan sebagai suatu
proses
melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku
secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu. 37 Wiratna Sujarweni,
Metodelogi Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Baru Press,
2019) hlm 30 38 Ibid., 31.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
tentang:
Jember
Kabupaten Jember
lisan dengan cara berinteraksi langsung yang dilakukan dua orang
atau
lebih.
wawancara semi struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk
dalam
kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas
bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara dari
jenis
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
Dalam
melakukan wawancara peneliti perlu mendengar secara teliti dan
mencatat
apa yang telah dikemukakan oleh informan.39
Dalam wawancara ini peneliti akan memperoleh data berupa :
a. Implementasi prinsip akuntabilitas (good governance) dalam
pengelolaan APB Desa
pengelolaan APB Desa
39 Ibid., 32.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
APB Desa
obrservasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Adapaun data yang ingin diperoleh dari bahan dokumen adalah:
a. Sejarah Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari
b. Struktur Organisasi Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari
c. Dokumen lain yang relevan diperoleh dari berbagai sumber
yang
dilakukan validitasnya dalam memperkuat analisis objek
pembahasan.
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah
deskriptif, yaitu prosedur analisis yang menggunakan data
deskriptif berupa
kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang yang berkaitan
dengan
penelitian. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan
data keadaan, pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan
oleh data.40
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati data-data tersebut diperoleh dari hasil
wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat dengan
mudah
40 M Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghali Indonesia, 1999),
405
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
dapat
diceritakan kepada orang lain. Jadi analisis data deskriptif adalah
menganalisis
data yang sudah terkumpul berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka
yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan
dan
dokumentasi.
Menurut Miles dan Huberman teknik analisis data kualitatif terdiri
dari
komponen pokok yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan
kesimpulan. Adapun langkah-langkah peneliti di dalam menganalisis
data
adalah sebagai berikut : 41
pemutusan, perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data
“kasar”
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Setelah memperoleh
data
secara keseluruhan maka peneliti segera melakukan pemilihan data
dari
catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan, dan pemilihan data
tersebut
harus berlangsung secara terus menerus selama penelitian
kualitatif
berlangsung.
41 Miles dan Hubberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI
Press, 1992), 15
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan
sebagainya. Penyajian data dalam penelitian adalah proses
penyusunan
informasi yang kompleks ke dalam bentuk yang sistematis, sehingga
lebih
sederhana dan dapat dipahami maknanya.
Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami
hal-hal yang terjadi sehingga dapat dengan mudah merencanakan
kerja
selanjutnya berdasarkan hal-hal yang telah dipahami tersebut. Dan
yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif
adalah dengan teks naratif.
Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data,
seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda
mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin,
alur sebab akibat, dan proposisi. Peneliti yang berkompeten
akan
menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka
dan
skeptis.
dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu
mungkin
berupa pemikiran singkat kembali yang melintas dalam fikiran
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga
dengan
peninjauan kembali serta tukar pikiran antara teman sejawat
untuk
mengembangkan kesepakatan inter subjektif, atau juga upaya-upaya
yang
luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat
data
yang lain.
data triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yaitu
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang
paling
banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Ada
empat
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan sumber, metode,
penyidik dan
teori.42
triangulasi sumber. Triangulasi sumber suatu proses penelitian
yang
digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara
mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber.43
42 Haris Herdiansyah, Penelitian Kualitatif (Jakarta : Salemba
Empat, 2010), 143 43 Lexy J Moleong, Metode Penelitian (Bandung :
PT Rosda Karya, 2002), 178
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
1. Tahap Pra Lapangan
gambaran permasalahan dan latar belakang serta referensi yang
terkait
dengan tema sebelum terjun ke lapangan. Peneliti telah
mendapatkan
gambaran permasalahan yang ada dengan mengangkat judul “Good
Governance dalam Pengelolaan APB Desa”. Adapun tahapan –
tahapan
yang diidentifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:44
a. Menyusun pelaksanaan penelitian.
b. Memilih lokasi penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
mamantau dan meninjau lokasi penelitian di Desa Tugusari
Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember”. Peneliti mulai memasuki objek
penelitian
dan mencari serta mengumpulkan data – data dengan alat yang
sudah
disediakan baik itu secara tertulis, rekaman, maupun
dokumentasi.
Perolehan data tersebut akan segera diproses untuk mendapatkan
informasi
mengenai objek penelitian.
44 Lexy J Moleong, Metode Penelitian (Bandung : PT Rosda Karya,
2002), 133
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
sudah diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Dalam tahap
ini
peneliti mengkonfirmasi kembali data yang didapat dari lapangan
dengan
teori yang digunakan.
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
Sejarah Desa Tugusari tidak terlepas dari sejarah Masyarakat /
suku
Madura dan suku Jawa di Kabupaten Jember. Pada awalnya di Dusun
Krajan
ada seorang tokoh pemuda bernama Mahisoguno. Pengaruhnya
dalam
membina kesatuan dan persatuan di semua kalangan masyarakat,
bahkan
berhasil menjalin kerjasama yang baik dan tidak membedakan kelompok
atau
golongan, pada saat Pemerintahan Petinggi Nurojoyo tahun
1928-1936.
Adanya semangat perubahan dari pemerintahan otoritas ke
sebuah
pemerintahan yang demokratis, inspiratif, sportifitas dan
profesionalisme,
maka pada tahun 1932 Mahisoguno membuat sebuah Tugu dan santan /
sari.
Nama Desa Tugusari didasarkan pada sebuah Tugu dan Sari.
Sejak awal terbentuknya Desa Tugusari hingga saat ini, telah
terjadi
pergantian kepala desa. Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat
hingga
saat ini di Desa Tugusari adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nama Kepala Desa Tugusari dan Masa Jabatan
No Nama Masa Jabatan 1. Nurojoyo 1928 – 1936 (8 Tahun) 2. Dhenawi
1936 – 1944 (8 Tahun) 3. Bunyamin 1944 – 1952 (8 Tahun) 4. Supini
1952 – 1960 (8 Tahun) 5. Sari’in 1960 – 1968 (8 Tahun) 6. Miskan
1968 – 1985 (17 Tahun) 7. Abdul Azis 1985 – 1993 (8 Tahun) 8.
Mansur 1993 – 2000 (7 Tahun) 9. Sinul Arifin 2000 – 2008 (8
Tahun)
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
60
10. Abdul Azis 2008 – 2014 (6 Tahun) 11. Sinul Arifin 2014 –
Sekarang
Sumber : Observasi Kantor Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari
2019
Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Tugusari terletak pada posisi Lintang Selatan
dan
Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan
sedang yaitu
sekitar 2500m diatas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS
kabupaten
Jember selama tahun 2014 curah hujan di Desa Tugusari rata-rata
mencapai
4.000 mm/th. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan
Desember.
Secara administratif, Desa Tugusari terletak di wilayah
Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember. Desa Tugusari terletak di wilayah
Jember
Barat dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.
Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Badean, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Curah
Kalong, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bangsalsari dan
Desa
Langkap, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Banjarsari dan
Desa
Tisnogambar. Jarak Desa Tugusari ke Kecamatan adalah 5 km, dapat
ditempuh
dengan waktu + 30 menit. Jarak Desa Tugusari ke Kota Kabupaten
adalah 21
km yang dapat ditempuh dengan waktu + 1 jam.
Kondisi Demografis
penduduk Desa Tugusari adalah 14.789 jiwa, dengan rincian 7.665
laki-laki
dan 7.124 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam
4.851
KK. Data keadaan penduduk di Desa Tugusari perlu diidentifikasi
jumlah
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan usia
No Usia Jumlah Prosentase (%) 1 0-4 1800 orang 12.3 2 5-9 1757
orang 11.8 3 10-14 1374 orang 9.4 4 15-19 1024 orang 6.9 5 20-24
1951 orang 13.2 6 25-29 1259 orang 8.6 7 30-34 1017 orang 6.9 8
35-39 1014 orang 6.8 9 40-44 946 orang 6.4 10 45-49 700 orang 4.9
11 50-54 599 orang 4.0 12 55-58 688 orang 4.7 13 >59 590 orang
4.1
Jumlah Total 14.789 100 Sumber : Observasi Kantor Desa Tugusari
Kecamatan Bangsalsari 2019
Dari data diatas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia
20-49
tahun Desa Tugusari yaitu 6.887 jiwa atau 46%. Hal ini merupakan
modal
berharga bagi sumberdaya manusia produktif. Jumlah penduduk non
produktif
berjumlah 7.902 jiwa atau 54%. Dari jumlah keseluruhan
penduduk
berdasarkan usia lebih banyak usia non produktif, maka dari itu di
Desa
Tugusari masih banyak keluarga yang kurang mampu.
Keadaan Sosial
1. Pendidikan
pada khususnya. Adanya tingkat pendidikan yang tinggi maka
akan
digilib.iain-jember.ac.id—digilib.iain-jember.ac.id—digilib.i