Upload
doque
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good
Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap
Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan
serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat
terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance.
Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui
program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa
akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar
pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki
tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.
Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama
dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan
reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
2 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu.
Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik
adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain
pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan
mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas
yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian
tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian
tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi.
Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi,
Rencana Kinerja Tahunan, dan Penetapan Kinerja, dengan tetap berpegangan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor.
Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai
bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor
dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam
perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara
kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai
media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat
Kabupaten Bogor.
Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah
Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean
Government) di Indonesia.
3 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini berisikan
mengenai pencapaian program dan kegiatan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator
kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat
perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah
Kabupaten Bogor mengacu pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan
Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
4 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan
dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 tahun 2014 tentang Perubahan
Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 1 Tahun 2014 Tanggal 8 Januari
2014 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bogor Tahun 2014; dan
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2014 Tanggal 7
Oktober 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Tahun 2014.
1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor
Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan
Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam
Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan
daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar
terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut,
Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah
5 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau
Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang
diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi
Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.
Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan
Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam)
urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang;
perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum,
dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12
Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut.
Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat
Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan
Lembaga Teknis Daerah.
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah
Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional,
sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang
Pemerintah Kabupaten Bogor, baik sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri
dari Badan dan Kantor.
Dinas Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah
daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain
itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang
disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang
dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah.
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan
dalam Gambar 1.1.
6 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah
Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:
1. Bupati/ Wakil Bupati
Bupati Bogor mempunyai kewajiban :
1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945;
2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
3) Menghormati kedaulatan rakyat;
4) Menegakan seluruh peraturan perundangan;
5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;
6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan
7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai
Peraturan Daerah bersama DPRD.
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIATDAERAH
LEMTEKDA DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD
KECAMATAN
KELURAHAN
7 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas :
1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya;
2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi
pemerintah di daerah; dan
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor.
2. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu
Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,
prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah;
4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh
perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi
pemerintahan;
5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data,
merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan
evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan;
6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang
menyangkut tugas pemerintahan daerah;
7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata
laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah;
(8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan
(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
8 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
3. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok,
Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD;
2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota
DPRD;
3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD;
4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan
5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.
4. Dinas Daerah
Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam
rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas
pokok, Dinas Daerah mempunyai fungsi :
1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan
bidang tugasnya;
2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan
3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.
Dinas Daerah tahun 2014 terdiri dari :
1) Dinas Kesehatan;
2) Dinas Pendidikan;
3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;
4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
8) Dinas Komunikasi dan Informasi;
9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan;
10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
9 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
11) Dinas Pemuda dan Olahraga;
12) Dinas Pendapatan Daerah;
13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;
14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;
15) Dinas Peternakan dan Perikanan;
16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;
18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;
5. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor
dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; serta
2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan penunjang penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Lembaga Teknis Daerah tahun 2014 terdiri dari :
1) Inspektorat;
2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;
3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
5) Badan Lingkungan Hidup;
6) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan;
7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
9) Badan Perizinan Terpadu;
10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
11) RSUD Ciawi;
12) RSUD Cibinong;
13) RSUD Leuwiliang;
14) RSUD Cileungsi
15) Satuan Polisi Pamong Praja;
10 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;
17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;
18) Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa.
6. Kecamatan
Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan
kelurahan/desa;
2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;
3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan
yang menjadi tanggungjawab kecamatan;
4) Penyelenggaraan pelayanan umum;
5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan
6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,
kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun
2014 terdiri dari :
1) Kecamatan Babakan Madang,
2) Kecamatan Cariu,
3) Kecamatan Cibinong,
4) Kecamatan Cileungsi,
5) Kecamatan Citeureup,
6) Kecamatan Gunung Putri,
7) Kecamatan Jonggol,
8) Kecamatan Klapanunggal,
9) Kecamatan Sukamakmur,
10) Kecamatan Tanjungsari,
11) Kecamatan Bojonggede,
12) Kecamatan Ciomas,
11 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
13) Kecamatan Ciseeng,
14) Kecamatan Dramaga,
15) Kecamatan Gunung Sindur,
16) Kecamatan Kemang,
17) Kecamatan Parung,
18) Kecamatan Rancabungur,
19) Kecamatan Sukaraja,
20) Kecamatan Tajurhalang,
21) Kecamatan Caringin,
22) Kecamatan Ciampea,
23) Kecamatan Ciawi,
24) Kecamatan Cigombong,
25) Kecamatan Cijeruk,
26) Kecamatan Cisarua,
27) Kecamatan Megamendung,
28) Kecamatan Pamijahan,
29) Kecamatan Tamansari,
30) Kecamatan Tenjolaya,
31) Kecamatan Cibungbulang,
32) Kecamatan Cigudeg,
33) Kecamatan Jasinga,
34) Kecamatan Leuwiliang,
35) Kecamatan Leuwisadeng,
36) Kecamatan Nanggung,
37) Kecamatan Parung Panjang,
38) Kecamatan Rumpin,
39) Kecamatan Sukajaya, dan
40) Kecamatan Tenjo.
7. Kelurahan
Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat.
12 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan;
2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;
3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan
yang menjadi tanggungjawab kelurahan;
4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan
5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,
kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan kemasyarakatan.
Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor sebanyak 17 kelurahan,
sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor
Kecamatan Kelurahan
1 Cibinong
1 Pabuaran
2 Cibinong
3 Cirimekar
4 Ciriung
5 Nanggewer
6 Nanggewer Mekar
7 Sukahati
8 Tengah
9 Pakansari
10 Karadenan
11 Harapanjaya
12 Pondok Rajeg
2 Kemang 13 Atang Senjaya
3 Ciomas 14 Padasuka
4 Cisarua 15 Cisarua
5
Citeureup
16 Karang Asem Barat
17 Puspanegara Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka 2014
1.3 Kondisi Ekonomi
Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2014 relatif stabil bahkan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya
beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang
ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi unggulan
daerah maupun pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
13 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang
dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya
saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi
berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta
masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya
manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang
berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor memiliki banyak sekali sumber
daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan
daerah. Untuk itu potensi-potensi sumber daya alam tersebut harus selalu
dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang
kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan
internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah
berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada
Peraturan Bupati Bogor Nomor 84 Tahun 2009 tentang Revitalisasi Pertanian dan
Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian
pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor,
yang diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana
tercantum pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Zona Potensi Unggulan Daerah
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo
Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry
yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan
2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan
Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan minapolitan
3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas
Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan
4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng, Gunung Sindur
Industri perdesaan dan pengembangan UMKM,
yang tetap berbasiskan pada produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan
5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin
Diversifikasi pertanian dan agroekowisata
6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang
Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup,
Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau
14 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
Cibinong, Bojonggede komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya
8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol
Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman
Sumber : Bappeda Kab. Bogor, 2014
1) Pertanian
Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor yang telah
berkembang maupun potensial untuk dikembangkan pada lapangan usaha
pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura,
antara lain : Talas Bogor, Nanas Gati, Pisang Rajabulu dan Manggis Raya.
Keempat komoditi tersebut varietasnya telah dilepas/dirilis oleh Pusat Kajian
Buah Tropika Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dan ditetapkan sebagai
komoditi unggulan khas Kabupaten Bogor.
Talas dan Nanas Bogor banyak dikembangkan di bagian selatan, terutama di
Kecamatan Cigombong, Caringin, Cijeruk dan Tamansari. Pengembangan
Talas dan Nanas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi). Produksi
Talas tahun 2014 mencapai 10.911 ton, dengan lokasi pengembangan
banyak terdapat di Kecamatan Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Ciomas, Ciawi.
Lokasi sentra pengembangan Nanas Bogor di Kecamatan Cijeruk. Produk
utamanya adalah buah segar, dengan pemasaran yang sudah terjamin,
sebagian besar merupakan bahan baku asinan bogor Gedong Dalam.
Produksi Nanas tahun 2014 mencapai 11.465 ton. Tanaman Pisang
Rajabulu banyak dikembangkan di Kecamatan Cisarua, Caringin, Ciawi dan
Megamendung, dengan produksi mencapai 17.309 ton. Sedangkan manggis
pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga
ke negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah
menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural
Practices dalam budidayanya. Lokasi pengembangan di Kecamatan
Leuwiliang, Leuwisadeng dan Klapanunggal, dengan produksi mencapai
1.416 ton pada tahun 2014.
Berdasarkan kelimpahan sumber daya atau produksi yang dihasilkan,
komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura lainnya adalah : anggrek
15 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
potong dan tanaman hias berdaun indah. Komoditi yang potensial untuk
dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah : padi sawah dan padi
gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, jambu biji, tanaman
obat, melati, sedap malam, krisan, gladiol serta mawar.
2) Perkebunan
Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi,
karet, dan pala. Produksi kopi pada tahun 2014 sebanyak 10.003,66 ton
meningkat 3,59 persen dari tahun 2013, produksi karet rakyat sebesar 3.884
ton meningkat 13,28 persen dan produksi pala sebesar 1.353 ton meningkat
sebesar 8,67 persen dari tahun 2013. Sentra pengembangan kopi di
Kecamatan Sukamakmur, selain itu Kecamatan Pamijahan dan Tanjungsari
juga menjadi penyumbang terbesar produksi kopi. Sentra pengembangan
karet adalah Kecamatan Jasinga dengan Cigudeg sebagai wilayah
pengembangannya. Sentra pengembangan pala adalah Kecamatan Cijeruk,
daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala baik kering
maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis
sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur.
Potensi komoditi perkebunan lainnya di Kabupaten Bogor yang dapat
dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah cengkeh, kelapa, teh dan
tanaman obat.
3) Kehutanan
Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu yang
ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan jumlah produksi
di masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat dikembangkan
menjadi komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan produksi 1.539,29 m³,
kayu sengon (albizia) 6.344,25 m³ dan kayu mahoni 2.412,02 m³.
4) Perikanan
Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi, pembibitan
maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan akan
ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun
2014 produksi ikan konsumsi sebanyak 108.829,28 ton dan Benih ikan
16 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
konsumsi sebanyak 2.994.016,05 RE, dengan komoditi unggulan ikan lele
dan ikan gurame yang pengembangannya tersebar di wilayah Kabupaten
Bogor. Komoditi unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, dengan lokasi
pengembangannya adalah kecamatan Cibinong, Pamijahan, Cibungbulang,
Ciampea, Tenjolaya, Ciomas Tajurhalang, Kemang, Tajur dan Ciseeng.
Produksinya pada tahun 2014 sebesar 235.173,74 RE.
5) Peternakan
Komoditi unggulan usaha peternakan pada tahun 2014 antara lain : sapi
perah dengan sentra pengembangan di Kecamatan Cisarua, Pamijahan,
Cibungbulang, Ciawi, Megamendung, Cijeruk dan Caringan. Produksi susu
Kabupaten Bogor mengalami penurunan pada Tahun 2014 sebesar
11.154.293 liter atau turun sebesar 7,44 % dari produksi susu Tahun 2013.
Penurunan produksi susu ini akibat banyaknya ternak sapi perah produktif
yang dijual karena ketidakmampuan peternak dalam pelunasan kredit usaha
sapi perah yang telah jatuh tempo. Populasi sapi perah pada tahun 2014
sebanyak 6.445 ekor, sedangkan populasi kambing PE tahun 2014 sebanyak
5.856 ekor. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan
diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan
lainnya.
Komoditi peternakan lainnya yang dapat dikembangkan sebagai komoditi
unggulan tahun 2014 adalah sapi potong dengan populasi sebanyak 26.665
ekor dan domba sebanyak 216.492 ekor yang pengembangannya tersebar
diwilayah kabupaten Bogor juga mampu meningkatkan produksi konsumsi
protein hewani asal ternak sebesar 5,57 gr/kap/hari; ayam ras petelur
sebanyak 4.244.880 ekor, ayam ras pedaging sebanyak 7.091.320 ekor dan
ayam pembibit 1.001.906 ekor yang mampu meningkatkan produksi telur di
Kabupaten Bogor sebesar 49.379.616 kg/tahun.
Kondisi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan
Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebagaimana diuraikan di
atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3.
17 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Tabel 1.3. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2014
No Kegiatan/
Usaha/Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi/ Populasi
Total Lokasi Desa/Kecamatan
1 Usaha Tanaman Pangan
Ubi Kayu (ton) 126.540 Cibinong, Sukamakmur, Citeureup, Cibungbulang, Babakan Madang, Sukaraja
Ubi Jalar (ton) 49.149 Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya Dramaga, Tamansari
Talas (ton) 10.911 Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Cigombong , Caringin, Cibungbulang, Pamijahan
2
Tanaman Hortikultura
Durian (ton) 6.747 Cariu, Ciseeng, Caringin, Cijeruk
Rambutan (ton) 11.865 Cileungsi, Parung, Ciseeng
Manggis (ton) 1.416 Leuwiliang, Jasinga, Cigudeg, Leuwisadeng
Nanas (ton) 11.465 Cijeruk, Tamansari
Pisang (ton) 17.309 Megamendung, Ciawi, Cisarua, Caringin, Cijeruk
Pepaya (ton) 5.916 Rancabungur, Cijeruk, Cibungbulang, Sukaraja, Caringin, Jasinga
Jambu biji (ton) 4.239 Rancabungur, Tamansari, Dramaga, Caringin, Cibungbulang, Cigombong, Pamijahan
Wortel (ton) 27.444 Ciawi, Megamendung, Cisarua
Bawang daun (ton) 1.825 Ciawi, Megamendung, Cisarua
Mentimun (ton) 11.635 Kemang, Rancabungur, Ciawi
Kacang panjang (ton) 9.923 Kemang, Tamansari, Rancabungur, Dramaga
Cabe merah (ton) 3.224 Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin
Melati (kg) 8.366 Nanggung, Cibungbulang
Sedap malam (tangkai) 71.594 Tamansari Cigombong
Krisan (tangkai) 1.147.741 Tenjolaya, Tamansari, Cisarua
Gladiol (tangkai) 8.170 Megamendung
Mawar (tangkai) 5.325 Megamendung
Anggrek potong (tangkai) 4.467.780 Gunungsindur, Tajurhalang
Tanaman hias berdaun indah (pohon) 916.490 Tersebar di 12 kec
3
Perkebunan Rakyat
Cengkeh (ton bahan mentah) 1.327,84 Pamijahan, Sukamakmur, Nanggung, Cijeruk, Leuwiliang, Leuwisadeng, Caringin
Pala (ton bahan mentah) 959,04 Caringin, Cigombong, Cijeruk, Tamansari, Sukajaya
Karet (ton bahan mentah) 2.969,42 Jasinga, Cigudeg, Tanjungsari
Kelapa (ton bahan mentah) 18.083,48 Leuwiliang, Ciampea, Rumpin
Kopi (ton bahan mentah) 10.003,66 Sukamakmur, Tanjungsari, Pamijahan, Cigudeg, Jasinga
Teh (ton bahan mentah) 89,93 Sukajaya, Cijeruk, Cisarua
4 Hutan Rakyat Albizia (M3) 6.344,25 Cariu, Cisarua, Leuwiliang, Megamendung, Tamansari
Mahoni (M3) 2.412,02 Klapanunggal, Sukaraja, Cisarua, Tamansari, Cibungbulang, Leuwiliang
Afrika (M3) 1.539,29 Rumpin, leuwiliang, Jasinga, Sukamakmur, Cigudeg
Jati (M3) 1.430,96 Jasinga, Cigudeg, Ciawi, Caringin, Jonggol
Campuran (M3) 2.774,12 Megamendung, caringin, Parungpanjang, Cibungbulang, Tamansari
18 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
No Kegiatan/
Usaha/Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi/ Populasi
Total Lokasi Desa/Kecamatan
5 Usaha Perikanan :
a Budidaya Ikan, Konsumsi & Penangkapan di Perairan Umum
Ikan konsumsi (ton) 108.829,28 Tersebar
b Budidaya ikan hias
Ikan hias air tawar (RE) 235.173,74 Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Ciomas, Cibinong, Tajurhalang, Kemang, Tajur, Ciseeng
c Pembenihan Benih Ikan Konsumsi (RE) 2.994.016,0
5 Tersebar
6 Usaha Peternakan :
a
Unggas
Ayam ras petelur (ekor) 4.244.880 Gunungsindur, Rumpin, Cigudeg, Parungpanjang, Tenjo, Jasinga, Babakanmadang, Parung, Megamendung, Cibinong, Leuwiliang, Nanggung
Ayam ras pedaging (ekor) 7.091.320 Pamijahan, Nanggung, Gunungsindur, Parungpanjang, Cibungbulang, Leuwiliang, Parung, Caringin, Cigombong, Tajurhalang, Cariu, Cigudeg, Kemang, Rumpin, Cijeruk, Cibinong, Jasinga
Ayam ras pembibit (ekor) 1.001.906 Rumpin, Tamansari, Parungpanjang, Gunungsindur, Megamendung, Cigudeg, Jasinga, Leuwisadeng
b
Ternak Besar
Sapi potong (ekor) 26.665 Tersebar
Sapi perah (ekor) 6.445 Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin
c
Ternak Kecil
Domba (ekor) 216.492 Tersebar
Kambing PE (ekor) 5.856 Tamansari, Caringin, Cigombong, Cijeruk, Babakanmadang, Sukamakmur, Ciampea
Sumber : 1. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2014 2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2014
19 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
6). Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah
Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah.
Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan industri
logam dengan nilai investasi sebesar Rp864.222.125.182,00 dan
Rp572.941.718.219,00
Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga unggul dalam jumlah
unit usaha yaitu sebesar 214 unit usaha untuk industri agro dan 147 unit usaha
untuk industri logam.
Untuk jenis industri menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga
kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 26.342 orang. Sementara potensi industri kecil menengah meliputi
IKM hasil hutan dengan nilai investasi sebesar Rp93.966.054.252,00 dari 202
unit usaha, IKM agro dengan nilai investasi sebesar Rp27.823.100.666,00
dari 392 unit usaha serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi
sebesar Rp16.612.173.250,00 dari 400 unit usaha.
Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM) baik
formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam. Ketiga
komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam
pengembangannya yang meliputi beberapa kecamatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi potensi unggulan dan komoditi
unggulan kelompok lapangan usaha industri Kabupaten Bogor Tahun 2014
dapat dilihat pada Tabel 1.4.
7). Penggalian dan Pertambangan
Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada umumnya
sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri. Namun demikian
terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain : emas, perak serta
andesit, tanah liat dan batu kapur yang merupakan bahan galian konstruksi.
Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi potensi unggulan dan komoditi
unggulan lapangan usaha penggalian dan pertambangan Kabupaten Bogor
Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.4.
20 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Tabel 1.4. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2014
No Kegiatan/
Usaha/Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi/Populasi Total
Lokasi Desa/Kecamatan
1 Industri Besar a. Komponen Kendaraan bermotor
407.209.465 pcs Ciawi, Cibinong, Citeureup, Gn. Putri, Cileungsi, Sukaraja, Babakan Madang, Parung panjang
b. Peralatan Kantor dari Logam
463.325 buah Gunung Putri, Cileungsi, Cibinong, Citeureup
c. Kemasan kaleng 35.500 pcs Gunung Putri
d. Karoseri 165.899 buah Cileungsi, Babakan Madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cibinong, Klapanunggal
e. Mesin Industri 320.601 buah Ciampea, Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cijeruk, Cileungsi Klapanunggal, Ciomas
f. Karet 2.000.000 pcs Gunung Putri, Tajurhalang, Cileungsi, Cibinong, Ciampea
1.821 ton
18.000 lembar
g. Bahan Kimia 32.460 ton Babakan madang, Cibinong
h. Air Kemasan 144.677.000 liter Citeureup, Tamansari, Cijujung, Sukaraja, Klapanunggal, Ciampea, Cigombong, Ciseeng, Megamendung
i. Furniture 1.440 ton Cileungsi, Gunung Putri, Babakan Madang, Citeureup, Jonggol
193.076 buah
40.000 set
j. Pengalengan Hasil Laut 1.226 ton Klapanunggal
2 Industri Kecil dan Menengah
a. Konveksi/ Garment 660.000 kodi Ciampea, Caringin, Ciawi, Ciseeng
b. Sepatu, sandal dan tas 2.272.244 kodi Tamansari, Ciomas, Dramaga, Kemang, Cibungbulang
c. Miniatur pesawat 720 buah Cikarawang, Dramaga,
d. Meubel bambu 150 set Cariu, Cibinong
e. Anyaman bambu 33.368 pcs Rumpin, Tenjo, Tenjolaya, Cigudeg
f. Bunga kering 30.735 tangkai Leuwisadeng, Tenjolaya Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2014
21 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun 2014
No Kegiatan/
Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi Unggulan
Komoditi Unggulan
Produksi Total
1 Pertambangan Bahan Galian Mineral Non Logam dan batuan (ton)
Andesit 11.741.375,83
Pasir dan kerikil 110.461,26
Tanah Urug 66.443,60
Tanah Liat 2.615.245,36
Batu Kapur 20.491.573,04
Trass 208.359,60
2 Bahan Galian Mineral Logam (kg)
Emas 1.790,46
Perak 15.282,90
Konsentrat Galena (ton) 6.770,04
Konsentrat Seng (ton) 883,27 Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor 2014
8). Pariwisata
Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter
alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan puncak
merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan.
Pada zona Bogor Barat terdapat kawasan Gunung Salak Endah yang
merupakan kawasan wisata andalan untuk alternatif pengganti puncak.
Selain itu, atraksi seni dan budaya digelar dalam event “Helaran” yang
secara rutin digelar setiap setahun sekali dan merupakan ajang atraksi seni
budaya dari perwakilan masing-masing kecamatan. Potensi wisata yang
diunggulkan di Kabupaten Bogor dibedakan berdasarkan daya tarik wisata
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi :
a). Daya Tarik Wisata Alam
Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m dpl, sehingga
memiliki udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati
keindahan aneka obyek dan daya tarik wisata diantaranya: wisata Agro
Gunung Mas, panorama alam Riung Gunung, Telaga Warna, Curug
Cilember, dan Taman Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas
wisata yang dapat dilakukan dengan seting alam diantaranya : tea walk,
menunggang kuda, paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain,
22 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Kawasan wisata dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk
tersebut telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan
wisata, hotel melati, pondok wisata, tempat pertemuan dan seminar,
sarana olah raga dan wartel.
b). Daya Tarik Wisata Buatan
Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli.
Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di
Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan
Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa terbesar di Indonesia
dengan jumlah spesies satwa asing dan lokal tidak kurang dari 1.500
spesies. Jumlah kunjungan di TSI tahun 2014 tercatat 930.647 orang.
Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan
lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata
Matahari, Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul,
Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta
Museum Mobil dan Keramik Sentul.
c). Wisata Budaya
Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional
yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun. Acara ini
merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan
dari masing-masing kecamatan.
Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah
Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya Sindang
Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya seperti : Situs
Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di Kecamatan Sukajaya,
Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dan
19 Benda Cagar Budaya.
Komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan kelompok lapangan usaha
pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini, selengkapnya disajikan dalam
Tabel 1.6.
23 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2014
No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan Wisata
Wisnus Wisma Jumlah
1 Taman Safari Indonesia Cisarua 885.022 45.625 930.647
2 Talaga Warna Cisarua 11.261 679 11.940
3 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 277.719 60.562 338.281
4 Taman wisata riung Gunung Cisarua 1.611 0 1.611
5 Curug Cilember Cisarua 1.895 174 2.069
6 Taman rekreasi lido Cigombong 17.820 25 17.845
7 Wana Wisata Bodogol Cigombong 1.016 0 1.016
8 Taman Melrimba Cisarua 1.043 0 1.043
9 Wana Wisata Citamiang Cisarua 2.396 0 2.396
10 Curug Kembar/Batulayang Cisarua 0 0 0
11 Curug Cisuren Cisarua 0 0 0
12 Curug Panjang Megamendung 8.083 38 8.121
13 Taman Wisata Matahari Cisarua 899.969 899 900.868
14 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk 0 0 0
15 Curug Nangka Tamansari 70.276 15 70.291
16 Curug Sentul Paradise
Babakan Madang
764.077 164 764.241
17 Buper Sukamantri Tamansari 0 0 0
18 Pemandian Air Panas GSE Pamijahan 11.320 0 11.320
19 Curug Cigamea Pamijahan 540 0 540
20 Curug Seribu Pamijahan 140 0 140
21 Curug Ngumpet Pamijahan 235 0 235
22 Wana Wisata Buper Gn Bunder Pamijahan 2.021 0 2.021
23 Eko Wisata kawah ratu Pamijahan 123 0 123
24 Curug Cihurang Pamijahan 0 0 0
25 Situs batu tulis Ciaruteun Cibungbulang 896 0 896
26 Kampung Wisata Cinangneng Ciampea 1.543 0 1.543
27 Goa Gudawang Cigudeg 4.235 0 4.235
28 Pemandian Air Panas Tirta Sanita
Ciseeng 4.911 0 4.911
29 Kampung Budaya Sindang Barang
Tamansari 1.901 0 1.901
30 Museum Mobil & Keramik Sentul Citeureup 1.004 0 1.004
31 Sirkuit Sentul Citeureup 0 0 0
32 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 21.604 0 21.604
33 TWA Gunung Pancar
Babakan Madang
0 0 0
34 Alam Fantasi/Taman Budaya
Babakan Madang
8.241 0 8.241
35 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 24.243 0 24.243
36 Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya
Tanjungsari 567 0 567
37 Wana Wisata Cipamingkis Sukamakmur 985 0 985
38 Bellacampa Megamendung 0 0 0
39 Wahana Curug Naga 2.099 0 2.099
40 Wana Wisata Curug Arca 241 0 241
41 Cibalung Happyland Cijeruk 42.647 122 42.769
42 Jungleland Babakan 853.466 120.610 974.076
24 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan Wisata
Wisnus Wisma Jumlah
Madang
43 Waterpark Kingdom Cileungsi 165.738 0 165.738
44 Kampung Wisata Rumah Joglo Ciampea 1.264 0 1.264
45 Agrowisata Bukit Hambalang
Babakan Madang
0 0 0
Jumlah - 4.092.152 228.913 4.321.065 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor
1.4 Gambaran Umum Demografis
Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan
bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2014 berjumlah 5.331.149 jiwa (angka sementara), yang terdiri
dari penduduk laki-laki 2.728.374 jiwa dan penduduk perempuan 2.602.775 jiwa.
Jumlah penduduk tersebut hasil proyeksi penduduk dengan asumsi laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2,48 persen dibanding tahun 2013.
Berdasarkan data penduduk tahun 2014 tersebut menunjukkan bahwa data
sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2014 adalah sebesar 105,
artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki. Hampir di semua
kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100, yang berarti berlaku
umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk
perempuan di daerah tersebut. Namun demikian terdapat satu wilayah kecamatan
yang memiliki nilai sex ratio berada di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri
sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki.
Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan
sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan
bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri.
Kondisi demografis wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2014
sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.7.
Tabel 1.7. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Periode Tahun 2013-2014*)
No Kecamatan 2013 (Juni) 2014*) (Juni)
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Nanggung 44.613
2 Leuwiliang 61.108 57.181 116.236 61.712 57.777 119.489
3 Leuwisadeng 38.140 35.071 71.940 38.387 35.318 73.705
4 Pamijahan 71.223 67.454 136.270 71.739 67.980 139.719
25 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
No Kecamatan 2013 (Juni) 2014*) (Juni)
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
5 Cibungbulang 67.022 63.127 127.889 67.588 63.696 131.284
6 Ciampea 79.338 74.953 151.613 80.231 75.839 156.070
7 Tenjolaya 29.258 27.965 56.232 29.534 28.242 57.776
8 Dramaga 53.585 52.532 104.273 54.277 53.238 107.515
9 Ciomas 83.613 80.084 163.697 85.808 82.232 168.040
10 Tamansari 50.802 47.529 98.331 51.695 48.392 100.087
11 Cijeruk 43.615 39.755 83.370 44.264 40.369 84.633
12 Cigombong 48.854 46.737 95.591 49.915 47.778 97.693
13 Caringin 61.709 58.540 120.249 62.482 59.305 121.787
14 Ciawi 56.904 53.178 110.082 57.901 54.140 112.041
15 Cisarua 61.551 57.300 118.851 62.366 58.091 120.457
16 Megamendung 53.486 48.931 102.417 54.230 49.638 103.868
17 Sukaraja 96.400 91.992 188.392 98.640 94.180 192.820
18 Babakan Madang
58.205 54.803 113.008 59.720 56.261 115.981
19 Sukamakmur 39.974 37.483 77.457 40.298 37.808 78.106
20 Cariu 23.374 23.168 46.542 23.334 23.140 46.474
21 Tanjungsari 26.056 25.256 51.312 26.163 25.374 51.537
22 Jonggol 67.574 65.328 132.902 69.056 66.797 135.853
23 Cileungsi 146.087 142.459 288.546 153.121 149.401 302.522
24 Kelapa Nunggal 54.760 51.835 106.595 56.599 53.605 110.204
25 Gunung Putri 182.522 186.357 368.879 192.309 196.457 388.766
26 Citeureup 109.320 104.845 214.165 111.597 107.088 218.685
27 Cibinong 188.007 182.210 370.217 194.999 189.088 384.087
28 Bojong Gede 141.920 136.142 278.062 148.945 142.959 291.904
29 Tajur Halang 55.620 53.176 108.796 57.437 54.944 112.381
30 Kemang 51.856 49.368 101.224 53.187 50.665 103.852
31 Ranca Bungur 27.050 25.298 52.348 27.331 25.575 52.906
32 Parung 64.997 61.089 126.086 67.155 63.154 130.309
33 Ciseeng 54.743 51.129 105.872 55.854 52.196 108.050
34 Gunung Sindur 59.300 56.407 115.707 61.321 58.361 119.682
35 Rumpin 70.315 64.948 135.263 71.079 65.689 136.768
36 Cigudeg 63.853 58.321 122.174 64.435 58.884 123.319
37 Sukajaya 29.742 27.421 57.163 29.873 27.556 57.429
38 Jasinga 49.336 46.209 95.545 49.548 46.434 95.982
39 Tenjo 35.650 33.487 69.137 36.026 33.858 69.884
40 Parung Panjang 61.916 57.995 119.911 63.413 59.425 122.838
Kabupaten Bogor 2.663.398 2.538.699 5.202.097 2.728.374 2.602.775 5.331.149
Sumber: BPS, Angka DAU Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi
Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok
umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk
penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang
piramida kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok
26 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.2, dimana bentuk piramidanya
cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada
kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan
semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.
Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2014 Berdasarkan Hasil Proyeksi
Sumber: Bappeda Kab. Bogor
Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal
sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen
dari total penduduk secara keseluruhan;
2) Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun
maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya
lebih dari 60 persen.
Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Bogor Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada Tabel 1.8.
27 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Tabel 1.8. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kelompok Umur (tahun)
Laki-laki Perempuan Jumlah L+P Persentase
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
0 - 4 292.436 246.495 538.931 10,11
5 - 9 288.122 306.912 595.034 11,16
10-14 318.925 311.995 630.920 11,83
15-19 235.870 215.652 451.522 8,47
20-24 267.656 233.149 500.805 9,39
25-29 232.978 264.999 497.977 9,34
30-34 214.329 214.894 429.223 8,05
35-39 240.580 225.259 465.839 8,74
40-44 164.518 176.665 341.183 6,40
45-49 161.195 115.087 276.282 5,18
50-54 105.389 92.697 198.086 3,72
55-59 78.893 64.173 143.066 2,68
60-64 48.322 49.288 97.610 1,83
65-69 33.363 31.514 64.877 1,22
70-74 17.205 23.667 40.872 0,77
75+ 28.593 30.329 58.922 1,11
Jumlah 2.728.374 2.602.775 5.331.149 100,00 Sumber: BPS. Proyeksi Hasil SP 2010
Dari gambaran tabel 1.8. di atas, dapat kita lihat bahwa komposisi
penduduk Kabupaten Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana
penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 63,81 persen, sedangkan penduduk usia
non produktif (0-14) tahun sebanyak 33,11 persen, dan usia 65 tahun ke atas
sebanyak 3,09 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan
ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan rumah yang harus
mendapat perhatian serius.
Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya
dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban
ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia
0-14 tahun dan penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk
yang berusia 15-64 tahun. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio
ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2014 sebesar 51,88 persen, dan
rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,84 persen atau secara keseluruhan angka
beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 56,73 persen. Hal ini dapat
diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung
sebanyak 56 penduduk yang tidak/belum produktif.
28 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah
satu indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga
kerja, dan sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian
suatu wilayah. Berikut dalam Tabel 1.9, menggambarkan jumlah prosentase
penduduk Kabupaten Bogor yang bekerja (15 tahun ke atas) dirinci menurut
lapangan usaha.
Tabel 1.9. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2013
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2013
Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami
peningkatan dari 2.094.636 orang pada tahun 2012 menjadi 2.131.478 orang
tahun 2013 (meningkat 1,76%).Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada 6 (enam)
sektor mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, 3 (tiga) sektor
mengalami penurunan, yaitu sektor : Perdagangan, Hotel dan Restoran; Lembaga
Keuangan; dan Jasa Sosial Kemasyarakatan. Komposisi di atas menunjukkan
adanya transisi pergeseran sektor penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bogor dari
sektor pertanian, ke sektor perdagangan, Hotel dan Lembaga Keuangan serta
jasa sosial kemasyarakatan. Struktur pendidikan penduduk bekerja di wilayah
Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Lapangan Usaha 2012 2013
Jumlah % Jumlah %
1. Pertanian 279.797 13,36 252.141 11,83
2. Pertambangan & Penggalian 86.141 4,11 54.844 2,57
3. Industri Pengolahan 604.516 28,86 550.107 25,81
4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.407 0,11 3.282 0,15
5. Konstruksi 121.377 5,79 119.192 5,59
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
536.881 25,63 570.827 26,78
7. Transportasi & Komunikasi 124.606 5,95 122.850 5,76
8. Lembaga Keuangan 51.210 2,44 59.219 2,78
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 287.701 13,74 399.016 18,72
J u m l a h 2.094.636 100.00 2.131.478 100,00
29 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Gambar 1.3. Grafik Proporsi Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2013
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional 2012
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan masih tingginya persentase
penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan rendah (SD ke bawah) yang
mencapai 50,17%, memperlihatkan kualitas penduduk bekerja di Kabupaten
Bogor secara umum masih terbilang rendah. Hal ini perlu menjadi perhatian,
karena ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja dengan
kebutuhan pasar kerja dapat menimbulkan permasalahan mendasar yang tidak
mungkin bisa dielakkan. Data sebelumnya menunjukkan terdapat pergeseran
lapangan usaha yang digeluti sehingga diperlukan peningkatan pendidikan tenaga
kerja.
1.5 Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan
kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan
dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai program dan kegiatan tahunan.
Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten Bogor tahun 2014 disusun dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
30 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Bogor tahun 2014 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) disajikan dalam Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2014
Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten
Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.5.
PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA
RPJMD KAB. BOGOR 2013-2018 RENSTRA SKPD 2013 - 2018
RENJA 2014 RKPD 2014
RKA 2014 RAPBD 2014
DPA 2014 APBD 2014
TAPKIN SKPD 2014 TAPKIN PEMDA 2014
2009
LKPJ 2014
Laporan Kinerja PEMDA 2014
LKD KONSOLIDASI 2014
Laporan Kinerja SKPD 2014
LKSKPD 2014
31 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2014
Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun
Anggaran 2014 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten
Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika
Penyajian.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018 dan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun
2014, RPJMD menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi
Kabupaten Bogor, Penetapan Kinerja menguraikan sasaran strategis
Kabupaten Bogor tahun 2014.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri,
pencapaian indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas
pencapaian sasaran tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan
akhir RPJMD termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis
keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang
dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu
juga menyajikan realisasi keuangan yang memaparkankan alokasi dan
Program
Kegiatan
Pengukuran Pencapaian Sasaran
Sasaran OPD Tahun 2014
Sasaran Pem . Kab . Bogor Tahun 2014
Indikator Sasaran OPD
IK : Input,Output / Outcome
Indikator Sasaran Pemda
Pengukuran Kinerja Kegiatan
Laporan Kinerja
Pemerintah Kab.
Bogor Tahun 2014
32 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
realisasi APBD, juga Prestasi yang didapatkan Pemerintah Kabupaten
Bogor di tahun 2014.
BAB IV PENUTUP
Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan,
permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan
masalahnya.