26
GOLONGAN SULFA KFA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang analisis farmasi, identifikassi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak digunakan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa ionic yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untukmelakukan identifikasinya. Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat ang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat tunggal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat diselesaikan dengan tepat dan benar. Adapun tahapan kerja tersebut meliputi : · Pemeriksaan organoleptis seperti warna, bau, rasa · Penentuan sifat fisika seperti kelarutan, penentuan titik lebur, titik didih, indeks bias, kekentalan, bobot jenis, rotasi jenis, dan lain-lain · Penentuan unsur-unsur · Penentuan gugus fungsional · Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksi kimia dari percobaan.

Golongan Sulfa Kfa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Golongan Sulfa Kfa

GOLONGAN SULFA KFA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang analisis farmasi, identifikassi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak digunakan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting.

Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa ionic yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untukmelakukan identifikasinya.

Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat ang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat tunggal.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat diselesaikan dengan tepat dan benar.

Adapun tahapan kerja tersebut meliputi :

· Pemeriksaan organoleptis seperti warna, bau, rasa

· Penentuan sifat fisika seperti kelarutan, penentuan titik lebur, titik didih, indeks bias, kekentalan, bobot jenis, rotasi jenis, dan lain-lain

· Penentuan unsur-unsur

· Penentuan gugus fungsional

· Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksi kimia dari percobaan.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

C. Tujan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini untuk menentukan cara analisis kualitatif terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

D. Prinsip Percobaan

Page 2: Golongan Sulfa Kfa

Adapun prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji sesuai dengan golongan obat untuk mengidentifikasi golongan sulfonamida dengan menggunakan pereaksi yang spesifik ( parry, vanillin, dan CuSO4 )

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

A. Teori Umum

Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Demi pengertian yang baik pertama-tama akan dibicarakan secara singkat beberapa aspek dari ISK, termaksud penangananya. Kemudian pada bagian berikutnya akan dibahas secara mendalam kedua kelompok tadi. Antibiotika ISK lainya penisilin atau sefalosforin dan amini glikosida. (Tjay,2007)

Sulfonamide merupakan kelompokk anti bakteri dengan rumus dasar yang sama yaitu H2N-C6H4-SO2NHR dan R adalah berbagai macam substituen. Pada prinsipnya senyawa ini dapat digunakan terhadap berbagai infeksi. Namaun setekah ditemukanna antibiotika dan zat-zat lain yang lebih efektif (tetapi kurang toksis) maka sejak tahun 1980an indikasi dan penggunaanna semakin berkurang, juga karena banyak kuman telah menjadi resiten terhadap sulfonamide.

Sulfonamida bersifat amfoter yang artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daa larutnya dalam air sangat kecil, garam alkaline lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. (Tjay,2007)

B. Uraian Bahan

1. Alkohol (FI Edisi III, hal. 65 )

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, alkohol

Rumus Kimia : C2H2O

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan dalam eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya

K/p : Zat tambahan

Page 3: Golongan Sulfa Kfa

2. Aquadest (FI Edisi III, hal. 96 )

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Rumus Kimia : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CuSO4 (FI Edisi IV, hal. 731 )

Nama Resmi : CUPRI SULFAT

Nama Lain : Tembaga (II) sulfat

Rumus Kimia : CUSO4

Berat Molekul : 159,60

Pemerian : Serbuk keabuan

Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

K/p : Zat adatif

4. HCl (FI Edisi III, hal. 53 )

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

Rumus Kimia : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika diencerkan 2 bagian volume air, asap akan hilang.

Bobot Jenis : Lebih kurang 1,18

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. H2SO4 (FI Edisi III, hal. 53 )

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM

Page 4: Golongan Sulfa Kfa

Nama Lain : Asam sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

Berat Molekul : 98,07

Bobot Jernih : Lebih kurang 1,84

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosi

Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. NaOH (FI Edisi III, hal. 412)

Nama Resmi : NATRIUM HYDROXYDUM

Nama Lain : Natrium hidroksida

Rumus Molekul : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Pemerian : Bentuk batang, putiran, masa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap karbondioksida

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p

Identifikasi : Larutan bereaksi alkalis kuat, jika dinetralkan dengan asam klorida encer p, menunjukkan reaksi natrium yang tertera pada reaksi identifikasi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/p : Zat tambahan

7. NH4OH (FI Edisi III, hal. 86 )

Nama Resmi : AMMONIA

Nama Lain : Amonia

Rumus Molekul : NH4OH

Berat Molekul : 36,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Identifikasi : A bereaksi alkalis B. Jika uap amoniak bercampur dengan uap asam klorida, berbentuk kabut tebal putih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Page 5: Golongan Sulfa Kfa

K/p : Zat tambahan

8. FeCl3 (FI Edisi III, hal. 1059)

Nama Resmi : FERII (III) CHLORIDUM

Nama Lain : Besi (III) klorida, Feri klorida

Rumus Molekul : FeCl3

Berat Molekul : 162,2

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9. Pereaksi parry ( Tim Dosen Uit, Hal. 35 )

Larutan CoCl2 2 gram

HCl 1 ml

Aquadest ad 100 ml

Atau

Co-nitrat 2 gram

HCl 1 ml

Aquadest ad 100 ml

10. Sulfadiazin (FI Edisi III, hal. 579)

Nama Resmi : SULFADIAZINUM

Nama Lain : Sulfadiazin

Rumus Molekul : C10H10N4O2S

Rumus bangun : N

NH2 SO2 NH

` N

Berat Molekul : 250, 27

Pemerian : Serbuk putih kekunigan atau putih agak merah jambu, hampir tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya matahari

Page 6: Golongan Sulfa Kfa

Kegunaan : Antibakteri

Dosis Maksimum : Sekali 2 gram, sehari 8 gram

11. Sulfamerazin (FI Edisi III, hal. 584)

Nama Resmi : SULFAMERAZINUM

Nama Lain : Sulfamerazina

Rumus Molekul : C11H12N4O2S

Rumus Bangun : N

NH2 SO2NH

N CH3

Berat Molekul : 264, 31

Pemerian : Serbuk putih agak kekuningan, tidak barbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit. Mantap di udara kalau kena cahaya langsung lambat laun warna menjadi tua.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P, sukar larut dalam etanol (95%) P, agak sukar larut dalam aseton P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya

Kegunaan : Antibakteri

12. Sulfanilamida (FI Edisi III, hal.587 )

Nama Resmi : SULFANILAMIDU

Nama Lain : Sulfanilamida

Rumus Bangun : H2N SO2NH2

Rumus Molekul : C6H8N2O2S

Berat Molekul : 172, 21

Pemerian : Hablur serbuk halus atau putih, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan sangat sukar larut dalam kloroform P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya

Kegunaan : Antibakteri

13. Vanillin ( FI. Edisi IV, Hal. 822 )

Nama Resmi : VANILLINUM

Page 7: Golongan Sulfa Kfa

Nama Lain : Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida (121-33-5)

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,5

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan bau khas, dipengaruhi cahaya, larutan bereaksi asam terhadap lakmus

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform, Dallam eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan dalam air panas

IdentifikasI : Spektrum serapan inflamerah zat yang didispersikan dalam kalium bromide p menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada vanillin BPFI

Komposisi : Vanillin 5 gram

Asam sulfat ad 100 ml

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Batang pengaduk

b. Botol

c. Gelas kimia

d. Gelas ukur

e. Handscool

f. Korek api kayu

g. Lap kasar dan lap halus

h. Lampu spiritus

i. Masker

j. Ose bulat

k. Pipet tets

l. Rak tabung

Page 8: Golongan Sulfa Kfa

m. Sendok tanduk

n. Sendok porselin

o. Timbangan

p. Tabung reaksi

2. Bahan yang digunakan

a. Alkohol

b. Aquadest

c. Ammonium hidroksida

d. Periaksi Tembaga (III) sulfat

e. Pereaksi parry

f. Pereaksi vanillin

g. Pereaksi asam sulfat pekat

h. Pereksi natrium hidroksida

i. Pereaksi cupri sulfat

j. Sulfadiazin

k. Sulfamerazin

l. Sulfanilamid

B. Cara kerja

1. Pembuatan pereaksi

a. Pereaksi parry

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang 2 gram CoCl2

3. Diukur 1 ml HCl

4. Dilarutkan CoCl2 dalam 1 ml HCl kemudian ditambahkan air sampai volume 100 ml.

b. Pereaksi Kupri sulfat 0,5 M : 1 N

CuSO4.5H2O 62,4 g

H2SO4 pekat 2,5 mL

Akuades 500 mL

Page 9: Golongan Sulfa Kfa

Larutkan dulu asam pekat ke dalam 100 mL akuades. Kemudian larutkan garam ke dalam larutan H2SO4. Encerkan dengan akuadest sampai volum larutan menjadi 500 mL.

c. Pereaksi asam sulfat 3 M : 6N

H2SO4 17,8 M ; 95% (b/b) 170 mL

Akuades 830 mL

2. Uji Pendahuluan

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diamati sampel mulai bentuk, bau, rasa dan warna

c. Dicatat hasilnya

3. Uji Golongan

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan zat kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HCl pekat

c. Diamati perubahan warna yang terjadi

d. Dimasukkan korek api ke dalam tabung reaksi

e. Dicatat perubahan warna yang terjadi

4. Uji penegasan

1. Reaksi parry

a. Disiapkan alat dan bahan

b. zat dilarutkan dalam alkohol lalu diamati perubahan warna yang terjadi

c. ditambahkan pereaksi parry, lalu diamati perumahan warna yang terjadi

d. Ditambahkan NH4OH, lalu diamati perubahan warna yang terjadi

2. Reaksi vanillin

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diambil zat lalu dimasukkan kedalam tabung reaksI

c. Ditambahkan pereaksi vanillin, lalu diamati perubahan warna yang terjadi

d. Ditambahkan H2SO4 encer, lalu diamati perubahan warna yang terjadi

3. Pereaksi CuSO4

a. Diisiapkan alat dan bahn

b. Dimasukkan zat dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan NaOH

Page 10: Golongan Sulfa Kfa

c. Diamati perubahan warna yang terjadi

d. Ditambahkan pereaksi CuSO4, lalu diamati perubahan warna yang terjadi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

1. Uji Organoleptis

Sampel

Bau

Rasa

Bentuk

Warna

Page 11: Golongan Sulfa Kfa

D1

D2

D3

Tidak berbau

Tidak berbau

Tidak berbau

Tidak berasa

Tidak berasa

Agak pahit

Serbuk halus

Serbuk halus

Serbuk halus

Putih

Putih

Putih kekuningan

2. Uji Pendahuluan

Sampel

Pereaksi

Warna

Keterangan

Literatur

D1

D2

D3

Page 12: Golongan Sulfa Kfa

HCl

HCl

HCl

Kuning

Merah

Kuning

(+) Kuning

(+) Kuning

(+) Kuning

Kuning

Merah

Kuning

3. Uji Penegasan

a. Pereaksi Parri

Sampel

Pereaksi

Hasil

Literatur

Sulfadiazin

Sulfamerazin

Sulfanilamid

Alkohol + Parri + NH4OH 1 tetes

Alkohol + parri + NH4OH 1 tetes

Alkohol + parri + NH4OH 1 tetes

Page 13: Golongan Sulfa Kfa

Putih

Larutan biru tua

Larutan merah muda

Merah tua

Violet-merah jambu

Merah

b. Pereaksi Vanillin

Sampel

Pereaksi

Hasil

Literatur

Sulfadiazin

Sulfamerazin

Sulfanilamid

Vanillin + H2SO4

Vanillin + H2SO4

Vanillin + H2SO4

Kuning

Kuning

Larutan biru tua

Coklat

Page 14: Golongan Sulfa Kfa

Merah spesifik

Biru

c. Peraksi CuSO4

Sampel

Pereaksi

Hasil

Literatur

Sulfadiazin

Sulfamerazin

Sulfanilamid

NaOH +CuSO4

NaOH +CuSO4

NaOH +CuSO4

Larutan biru tua

Hijau kebiruan

Larutan biru tua

Page 15: Golongan Sulfa Kfa

Kuning lama-lama violet

Hijau Abu-Abu Coklat

Biru (ungu)

B. Reaksi

1. Uji Penegasan (Reaksi parry)

a. C10H10NO2S + C2H5OH Putih + Pereaksi parry

Putih + NH4OH Tetap

b. C11H12N4O2S + Vanillin H2SO4 Biru Tua

c. C6H8N2O2S + NaOH + CuSO4 Merah

2. Reaksi Vanillin

a. C10H10N4O2S + C2H5OH + Pereaksi Parry + NH4OH Kuning

b. C11H12N4O2S + Vanillin H2SO4 Kuning

Page 16: Golongan Sulfa Kfa

c. C6H8N2O2S + Vanillin + H2SO4 Larutan jernih

3. Reaksi dengan CuSO4

a. C10H10N4O2S + NaOH + CuSO4 Biru tua

b. C11H12N4O2S + NaOH + CuSO4 Hijau kebiruan

c. C11H12N4O2S + NaOH + CuSO4 Biru tua

C. Pembahasan

Alam kimia,rumus fungsi sulfonamide –s C=72-NH2, sebuah gugus sulfonatyang berkaitan dengan amina. Senyawa sulfanimoda adalah senyawa mengandung gugus tersebut.

Beberapa sulfanomida dimungkinkan diturunkan juga dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina. Dalam kedokteran, istilah “ Sulfanomida” kadang – kadang dijadiakan siinonim untuk obat sulfa,yang merupakan trunan sulfanilamid.

Pada percobaan golongan sulfonamide digunakan sampel yaitu sulfadiazine, sulfamerazin, dan sulfanilamide dimana masing – masing sampel terlebih dahulu dilakukan :

1. Uji organoleptis yaitu diamati bau,rasa,bentuk dan warna

2. Uji pendahuluan

3. Uji penegasan

Pada pendahuluan korek api,sulfadiazine,sulfamerazin dan sulfanilamid dilarutkan dengan pereaksi HCl pekat sehinga masing – masing menghasilkan warna kuning, merah dan kuning. Diamna hasil ini sesuai dengan literatur.

Pada uji penegasan yaitu menggunakan preaksi parry. Pada sulfadiazine dilarutkan dengan alkohol menghasilkan endapan putih lalu ditambahkan pereaksi parry yang menghasilkan warna putih lalu ditambah NH4OH menghasilkan warna putih. Pada sulfadiazin dilarutkan dengan alkohol menghasilkan larutan berwarna biru tua/ setelah penambahan parry dan NH4oh,tetap menghasilkan biru tua.

Dengan menggunakan pereaksi vanillin,pada sulfadiazin ditambah vanillin dan H2SO4 menghasilkan endapan kuning. Pada sulfamerazin setelah ditambahkan vanilin dan H2SO4 menghasilkan endapan

Page 17: Golongan Sulfa Kfa

kuning. Pada sulfanilamid penambahan vanillin dan H2SO4 menghasilkan larutan jernih atau melarut sempurna.

Dengan menggunakan pereaksi CuSO4, pada sulfadiazin ditambahkan NaOH dan CuSO4 menghasilkan larutan biru tua. Pada sulfamerazin ditambahhkan NaOH menghasilkan endapan hijau kemudian setelah diitambahkan CuSO4 menghasilkan endapan hijau kebiruan. Dan pada sulfanilamid ditambahkan NaOH dan CuSO4 menghasilkan larutan biru tua. Hal ini tidak sesuai dengan literatur.

Adapun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan literatur, disebabkan oleh :

1. Alat yang digunakan kurang steril

2. Sampel yang digunakan kurang baku

3. Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Sulfadiazin pada uji pendahuluan menggunakan HCl pekat menghasilkan warna kuning, sedangakan pada uji penegasan menggunakan pereaksi parry menghasilkan endapan putih, dengan menggunakan vanillin ditambah H2SO4 menghasilkan endapan kuning, dan dengan menggunakan CuSO4 menghasilkan biru tua

b. Sulfamerazin pada uji pendahuluan menghasilkan HCL pekat menghasilkan warna merah, sedangkan uji penegasan menggunakan pereaksi parry menghasilkan warna biru tua, dengan menggunakan pereaksi vanillin menghasilkan warna kuning dengan menggunakan CuSO4 menghasilkan warna hijau kebiruan.

c. Sulfanilamid pada uji golongan menggunakan HCL pekat menghasilkan warna kuning, sedangkan uji penegasan menggunakan pereaksi parry menghasilkan warna larutan berwarna merah muda, dengan menggunakan pereaksi vanillin menghasilkan larutan jernih atau zat melarut sempurna, dengan menggunakan CuSO4 menghasilkan larutan biru tua.

B. Saran

Kami sebagai praktikan mengharapkan arahan dan bimbingan baik dalam praktikum maupun dalam pembuatan laporan

Page 18: Golongan Sulfa Kfa

DAFTAR PUSTAKA

Anief Moh.1990. Perjalan dan Nasib Obat di Dalam Tubuh. Gadjah Mada Universitas Press:Jakarta

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Dirjen POM. 1985. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.

Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia. PT Bumi Aksara:Jakarta

Praeparandi, A. 1979. Card system dan Reaksi Warna. Institut Teknologi : Bandung.

Syamsuni. 2001. Ilmu Resep. PT Gramedia: Jakarta

Staf pengajar Departemen Farmakologi. 2008. Kumpulan kuliah Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya: Jakarta.

Tim Dosen UIT. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas Indonesia Timur

E.     Dasar Teori   Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung kepada obat, pejamu, dan agen penginfeksi. Namun dalam keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi mengingat kompleksnya interaksi yang terjadi di antara ketiganya. Namun pemilihan obat yang sesuai

Page 19: Golongan Sulfa Kfa

dengan dosis yang sepadan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan terapi dan menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi.   Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:1.   Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.2.   Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/antibiotik-mekanisme-cara-kerja-dan-klasifikasinya/

Antibiotik Berdasarkan Mekanisme KerjaBakteriostatika :

         Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat dicapai tubuh pasien.         Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja memobilisasi & mengeliminasi

bakteri patogen. Misalnya : Sulfonamid, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.Bakterisid :

         Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup & diturunkan.         Pembagian : a) Bekerja pada fase tumbuh kuman, misalnya : Penisilin, Sefalosporin, Kuinolon,

Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.

Antibiotik berdasarkan spectrum         Spektrum Semp it : bekerja hanya pada mikroorganisme tunggal / grup tertentu. Misalnya,

Isoniazid untuk mikobakteria.         Spektrum Sedang : efektif melawan organisme Gram (+) & beberapa bakteri Gram

(-). Misalnya, Ampisilin.          Spektrum Luas : mempengaruhi spesies mikroba secara luas. Misalnya, Kloramfenikol &

Tetrasiklin.http://drmuzyoungarts.blogspot.com/2011/04/antibiotik-mekanisme-cara-kerja-dan.html

Macam-macam antibiotikaAntibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan

kimiawinya. Ada e nam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya): Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;

Page 20: Golongan Sulfa Kfa

Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin,actinomycin D, nalidixic acid;

Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolida, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol,kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;

Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;

Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin,tunicamycin; dan

Antimetabolit, misalnya azaserine.

http://id.wikipedia.org/wiki/AntibiotikaF.     Alat dan Bahan

Alat :1.      Pipet tetes2.      Spirtus3.      Kaki tiga4.      Tabung reaksi5.      Rak tabung6.      Gelas kimia

            Bahan :1.      Sample 6B dan 552.      Aquadest, Asam Sulfat, Kloroform, Etanol, Fehling A dan B, dll.

G.    Prosedur Kerja-          Pemeriksaan organoleptik :

Sample 6B  : Warna putih                           Bentuk serbuk                           Rasa pahit                           Bau khas      Sample 55 :  Warna merah coklat                           Bentuk serbuk                           Rasa pahit                           Bau netral                           Dugaan Rifampisin

-          Uji Golongan :Antibiotik larut dalam air atau tidak = sample + air  Tidak larut kedua samplenya

-          Uji penegasan :Sample 6B + Fehling A dan B  Larutan hijau coklat, endapan merah bataSample 6B + Asam Kuat  Larutan kuningSample 55 cukup dengan organoleptis

H.    Data dan Hasil Pengamatan

Page 21: Golongan Sulfa Kfa

Uji organoleptis :

No Sample Warna Bentuk Rasa Bau Dugaan Simpulan

1 6B Putih Serbuk Pahit Khas Amoksisilin -2 55 Merah

kecoklatan

Serbuk Pahit Netral Rifampisin -

Uji Golongan :

No Cara Kerja Hasil Dugaan Kesimpulan

1 Golongan yang larut dalam air atau tidak = sample keduanya +

@air

Tidak larut

Uji penegasan :

No Cara Kerja Hasil Dugaan Kesimpulan

1 Sample 6B + Etanol Tidak larut -2 Sample 6B + Fehling A + B Endapan merah

dengan larutan hijau coklat

Amoksisilin -

3 Sample 6B + Asam Kuat Larutan kuning Amoksisilin -4 Sample 55 Organoleptis

cukupRifampisin

I.       Pembahasan          Praktikum antibiotic ini akan mengidentifikasi suatu sample yang didalamnya terdapat zat/obat antibiotic. Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik terbagi ke dalam beberapa golongan antibiotic, dan antibiotic juga mempunya cara kerja yang berbeda, diantaranya narrow spectrum (kerja sempit) dan broad spectrum (kerja luas).           Pada identifikasi pertama dilakukan uji organoleptis dulu, yang memuat bentuk, warna, rasa dan bau. Pada sample pertama yaitu nomor 6B didapat sample dengan cirri-ciri bentuk serbuk, warna putih, rasa pahit dan bau khas bau obat. Awalnya sample ini diprediksikan adalah Amoksisilin dengan dilakukan uji kelarutan ternyata positif tidak larut untuk sample ini.

Page 22: Golongan Sulfa Kfa

Dilakukan uji penegasan, dengan mereaksikan dample dengan Fehling A dan B, dan hasilnya pun positif untuk amoksisilin, dilakukan kembali uji penegasan dengan mereaksikan sample dengan asam kuat, asam kuat yang diambil adalah asam sulfat pekat dan hasilnya positif berwarna kuning muda. Tetapi sample ini salah dugaan, sample yang benar adalah Ampisilin, tidak diketahui hal apa yang menyebabkan ini bisa terjadi, karena Ampisilin larut dalam air tetapi sample ini tidak larut. Dalam ilmu Farmakologi, Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negatif.           Pada pengujian sample kedua yaitu nomor 55 tidak dilakukan pengujian yang terlalu panjang, cukup dengan organoleptis saja dapat diketahui sample apakah nomor 55 ini. Sample dengan warna merah kecoklatan yang cukup tua menandakan sample ini adalah Rifampisin, dan ternyata hasilnya adalah benar. Rifampicin (Rifampin) merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan cara berikatan dengan β-subunit dari RNA polymerase sehingga menghambat transkripsi RNA dan pada akhirnya sintesis protein. Rifampicin umumnya menyerang bakteri spesies Mycobacterum.

J.      Kesimpulan-          Sample 6B seharusnya adalah Ampisilin bukan Amoksisilin.-          Sample 55 adalah benar Rifampisin, karena dari warna nya sudah dapat diprediksi sample itu

adalah Rifampisin, dengan warna merah kecoklatan yang mencolok diantara semua warna serbuk antibiotic dalam semua sample.

K.    Daftar Pustaka

Sumber : Diktat KFA 1 2011http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/antibiotik-mekanisme-cara-kerja-dan-klasifikasinya/

http://drmuzyoungarts.blogspot.com/2011/04/antibiotik-mekanisme-cara-kerja-dan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika