7
Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV ISSN No.: 1410-0533 Serpong, 05Mei 1999 ;,.  > ... -....: .  P2TKN-BATAN ID0000040 PENILAIAN KEUTUHAN MATERIAL PADA KOMPONEN SIKLUS UAP-AIR (WADAH TURBIN) PEMBANGKIT LISTRIK Pelaksana : Histori, Benedicts, Farokhi, Soedardjo S A, Ari Triyadi, M. Natsir Abstrak PENILAIAN KEUTUHAN MATERIAL PADA KOMPONEN SIKLUS UAP- AIR (WADAH TURBIN) PEMBANGKIT LISTRIK.  Telah dilakukan penilaian keutuhan material wadah turbin pada komponen siklus uap air pembangkit listrik. Material tersebut adalah wadah turbin PLTGU Tanjung Priok dari jenis Inconel 617. Penilaian dilakukan dengan analisis metalogafi, menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 400  kali.  Dari hasil analisis ditunjukkan bahwa butiran-butiran dari material turbin tak berbentuk sama  (equiaxed structure). Abstract EVALUATION OF MATERIAL INTEGRITY ON ELECTRICITY POWER STEAM GENERATOR CYCLES (TURBINE CASING) COMPONENT.  T h e evaluation of material integrity on electricity power steam generator cycles component was done. The test was carried out on casing turbine which is made from Inconel 617. The tested material was taken from "Tanjung Priok plant". The evaluation was done by metallography analysis using microscope with magnification of 400. From the result, it is shown that the material grains are equiaxe. PENDAHULUAN Sebagian besar kasus kerusakan material pada komponen siklus uap-air pembangkit listrik termal terjadi pada bagian komponen yang dirancang lebih kepada pendekatan keandalan  (reliability)  yang kurang konservatif. Biasanya bagian komponen tersebut dapat dibongkar pasang dalam rangka perbaikan atau penggantian  (repair/replace)  selama masa perawatan. Umur rancangan  (design life)  komponen tersebut biasanya berkisar 100.000 jam operasi, tetapi pada kenyataannya sudah mengalami kegagalan di bawah harga tersebut. Bahkan dapat mengakibatkan tak beroperasinya  plant  di luar jadual  (unschedule outage).  Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa setiap satu hari tak beroperasi pembangkit ua p  (boiler)  maka identik dengan kehilangan US $ 150.000,00 (pembangkit listrik 500 MW). Hal serupa terjadi pada wadah turbin, yang mengalami kegagalan di bawah umur rancangannya. Dalam kasus tersebut,  plant  tidak dapat beroperasi secara normal karena uap yang seharusnya menggerakkan sudu turbin sebagian keluar dari sistem uap. Untuk itu wadah turbin tersebut harus diperbaiki/diganti dengan wadah yang  baru.  Kasus kerusakan wadah turbin tersebut belum pernah terjadi di Indonesia. 43

Gn Erator

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 1/7

Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV ISSN No.: 1410-0533

Serpong, 05Mei 1999 ;,.

  > ... -....:.

  P2TKN-BATAN

ID0000040

PENILAIAN KEUTUHAN MATERIAL PADA KOMPONEN SIKLUS

UAP-AIR (WADAH TURBIN) PEMBANGKIT LISTRIK

Pelaksana : H istori, Benedicts, Farokhi, Soedardjo S A , Ari Triyadi, M. Natsir

Abstrak

PENILAIAN KEUTUHAN MATERIAL PADA KOMPONEN SIKLUS UAP-

AIR (WADAH TURBIN) PEMBANGKIT LISTRIK.  Telah dilakukan penilaian

keutuhan material wadah turbin pada komponen siklus uap air pembangkit listrik.

Material tersebut adalah wadah turbin PLTGU Tanjung Priok dari jenis Inconel 617 .

Penilaian dilakukan dengan analisis metalogafi, menggunakan mikroskop optik

dengan perbesaran 400

  kali.

  Dari hasil analisis ditunjukkan bahwa butiran-butiran

dari material turbin tak berbentuk sama (equiaxed structure).

Abstract

EVALUATION OF MATERIAL INTEGRITY ON ELECTRICITY POWER

STEAM GENERATOR CYCLES (TURBINE CASING) COMPONENT.   The

evaluation of material integrity on electricity power steam generator cycles

component was done. The test was carried out on casing turbine which is made

from Inconel 617. The tested material was taken from "Tanjung Priok plant". The

evaluation was done by metallography analysis using microscope with

magnification of 400. From the result, it is shown that the material grains are

equiaxe.

PENDAHULUAN

Sebagian besar kasus kerusakan material pada komponen siklus uap-air

pembangkit listrik termal terjadi pada bagian komponen yang dirancang lebih

kepada pendekatan keandalan  (reliability)  yang kurang konservatif. Biasanya

bagian komponen tersebut dapat dibongkar pasang dalam rangka perbaikan atau

penggantian  (repair/replace)  selama masa perawatan. Umur rancangan  (design

life)  komponen tersebut biasanya berkisar 100.000 jam operasi, tetapi pada

kenyataannya sudah mengalami kegagalan di bawah harga tersebut. Bahkan dapat

mengakibatkan tak beroperasinya  plant  di luar jadual  (unschedule outage).  Dari

data yang diperoleh, diketahui bahwa setiap satu hari tak beroperasi pembangkit

uap

  (boiler)

  maka identik dengan kehilangan US $ 150.000,00 (pembangkit listrik

500 MW). Hal serupa terjadi pada wadah turbin, yang mengalami kegagalan di

bawah umur rancangannya. Dalam kasus tersebut,  plant  tidak dapat beroperasi

secara normal karena uap yang seharusnya menggerakkan sudu turbin sebagian

keluar dari sistem uap. Untuk itu wadah turbin tersebut harus diperbaiki/diganti

dengan wadah yang

  baru.

  Kasus kerusakan wadah turbin tersebut belum pernah

terjadi di Indonesia.

43

Page 2: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 2/7

Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV ISSN No.: 1410-0533

Serpong, 05 Mei 1999 P2TKN-BA TAN

Kerusakan akibat degradasi material selama masa operasi tidak dapat

dihilangkan sama sekali, tetapi yang dapat dilakukan adalah mengendalikannya.

Hal ini dapat dilakukan dengan memahami mekanisme dan penyebab kerusakan

(failure analysis).  Beberapa mekanisme kerusakan karena adanya degradasi

material antara

  lain:

  low cycle fatigue  da n  high cycle fatigue,  erosi-korosi,

embrittlement, fatigue corrosion   serta  creep.  Dengan pemahaman terhadap

degradasi material, data disain dan operasi, inspeksi dan pengujian maka

diharapkan akan diperoleh kondisi realistik umur komponen, sehingga dapat

dilakukan tindakan korektif, preventif dan prediktif terhadap perawatan, parameter

operasi serta jadwa l pengadaan barang/inventori.

Dalam makalah ini akan diuraikan tentang material yang digunakan sebagai

wadah turbin ditinjau dari pengujian secara metalografi serta uji kekerasan.

TEORI

Wadah turbin  (turbine casing)  dalam turbin uap adalah untuk mengungkung

uap agar selalu berada dalam sistem siklus uap. Oleh karena itu wadah turbin

harus mempunyai sifat kuat dan rapat. Biasanya wadah turbin didisain untuk dapat

berfungsi selama 30 tahun. Dalam ASM maupun buku-buku l i teratur disebutkan

bahwa bahan yang paling banyak digunakan untuk wadah turbin adalah jenis SA-

387 grade 22, class 2 yang mengandung 2%Cr-1Mo. Namun dalam

perkembangannya baja jenis ini mengalami penyempurnaan sehingga jenis

tersebut kandungan Cr dan Mo nya b erubah menjadi 3Cr-1Mo dan 5Cr-0,5Mo yang

dikenal sebagai SA-387 grade 21 dan 5 baja jenis ini tahan terhadap serangan

hidrogen. Selain baja yang telah disebutkan di atas, ada pula baja jenis

  lain,

  yaitu

Inconel 617 yang digunakan sebagai wadah turbin pada turbin gas PLTGU.

Menurut ASTM B-564-94a, Incone 617 mempunyai komposisi kimia sebagai

berikut:  44,5 (min) Nickel; 0,5 (maks) Cu; 3,0 (maks) Fe; 1 (maks) Mn;

0,05-0,15 Carbon;

  0,015

(maks)  Sulfur;  20,0-24,0 Chrom ium;

  0,8-1,5

Aluminum ; 0,6 (maks) Titanium;  8,0-10,0 Molybdenu m; 10,0-15,0 Cobalt;

0,006 (maks) Boron.

44

Page 3: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 3/7

Presiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV

Serpong, 05 Mei 1999

ISSN No.: 1410-0533

P2TKN-BATAN

9 10

^ Turbin tiiip.silimlcr-tiingg.il y.ing bcrukuran kccil

' • 7- its to r; 2 -d ru m roto r; "J-b.igian Icaki bantabn tckanATJ tinj^ i;*V-g ahu niMn I>jnta1an luncttr t1:m ilttiunt*; .^-pjik iiip

- * jj bir ln ' (ekanan ting gi; 6-r od a gigi cacing untuk pengatur kep csaian; 7—pafcrui; hliiit n lck;iu;tn rcii<1.tli;A' iijunti l>cl:(kaiiK

• ' b a n ta t a n l u n c u r ; y - k o p l i n p ; 7 <7 - b a n t a l a n p c n c r a t o r ; y / - p i p a l i u a n g -

Gam bar 1 . Potongan m elintang sebuah turbin sederhana.

Kegiatan tahun ini di lakukan terhadap komponen turbin, yaitu wadah turbin

PLTGU. Dilakukan survei literatur untuk mengetahui jenis material yang dipakai

sebagai wadah turbin suatu PLTGU dan telah dilakukan pemeriksaan terhadap

material baru (test coupon) wadah turbin yang diperoleh dari PLTGU T anjung Priok

buatan ABB. Gambar 2 menunjukkan salah satu wadah turbin gas secara lengkap.

Pemeriksaan struktur dilakukan terhadap wadah turbin untuk mengidentifikasi jenis

materiainya.

t

G*i nod Coohny

 AN

 C»t-ig»

Gambar 2. Salah satu wadah turbin PLTGU Tanjung Priok.

 

Page 4: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 4/7

Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV ISSN No.: 1410-0533

Serpong, 05 Mei 1999 P2TKN-B ATAN

TATA KERJA

Secara singkat tata kerja dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai

berikut:

• pengumpulan bahan uji.

• penentua n jenis bahan uji.

• pemotongan bahan uji.

• pemasangan pegangan benda uji (mounting).

• pengha lusan permuka an benda uji (polishing).

• pengtesaan permukaan benda uji dengan 2 Gr CuCI

2

+40 ml HC I+40 ml Alkohol

• pengamatan pada mikroskop optik dengan perbesaran 100x.

• pembu atan foto dari hasil penga matan mikroskop.

• pengujian kekerasan.

Bahan wadah (test coupon) dipotong dalam 2 arah (Gambar 3). Pada kedua

arah spesimen tersebut dilakukan pemeriksaan secara mikro serta dilakukan

pengujian kekerasan dengan metode Rockw ell.

Arah pengamatan

Arah pengamatan

Gambar 3. Lokasi potongan benda uji wadah turbin.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap wadah turbin PLTGU

Tanjung Priok diperoleh data sebagai berikut:

Komposisi kimia wadah turbin hasil pengujian di LMN adalah :  45,46

Nickel;

  0,033

Copper; 0,034 Mn; 17,93 Chromium;  0,344 Aluminum;

10,74 Molybdenum; 12,20 Cobalt. Maka berdasarkan ASTM A 564-94a Tabel 1

Chemical requirement, material yang diuji termasuk jenis UNS-N06617, atau sering

disebut dengan Inconel 617.

 6

Page 5: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 5/7

Prosiding Presentasi llmiah T eknologi Keselamatan Nuklir-IV

Serpong, 05 Mei 1999

ISSN No.: 1410-0533

P2TKN-BATAN

m m a m

Gambar4. Foto Inconel 617 hasil pengamatan mikroskop dengan perbesaran

400 x, etsa 2 gr. CuCI2 + 40 m HCI + 40 ml Ethanol.

Dari pemeriksaan mikro, Gambar 4 menunjukkan bentuk dan batas butir

Inconel 617, bintik yang terang menunjukkan konsentrasi  chrom  sedangkan bagian

yang gelap/hitam adalah konsentrasi  Nickel.  Sedangkan pada Gambar 5 secara

kebetulan dan dengan pengamatan yang agak teliti diperoleh indikasi bahwa pada

material tersebut terdapat cacat, sehingga diperoleh kepastian bahwa cacat

tersebut adalah cacat fabrikasi  (manufacturing defect)  dengan dimensi terbesar

adalah 0,02 mm .

  m .

Gambar 5. Cacat fabrikasi yang teramati pada mikroskop, perbesaran 400 x,

etsa 2 gr. CuCI

2

 + 40 ml HC I + 40 m l Ethanol.

47

Page 6: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 6/7

Prosiding P resentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV

Serpong, 05 Mei 1999

ISSN No.: 1410-0533

P2TKN-BATAN

Pengamatan dilanjutkan keseluruh material yang dietsa, ternyata ada

material lain yang sangat berbeda bentuk maupun batas butirnya, karena bentuk

butirnya relatif lebih homogen dibandingkan dengan jenis Inconel 617, sehingga

dari perbedaan tersebut dapat dipastikan bahwa material tersebut bukan dari jenis

yang sama (Gambar 6). Hasil foto mikro kemudian dibandingkan dengan foto

referensi yang ada (ASM Handbook Vol. 9), dari hasil membandingkan tersebut

diperoleh prediksi bahwa jenis material adalah AISI 660 dengan komposisi kimia

sebagai berikut :  0,05 Carbon; 26,0 Nickel; 15,0 Chrom ; 2,15 Titanium;

1,25 Molibdenum; 0,3 Vanadium; 0,2 Aluminum dan 0,003 Boron.  Gambar

7 menunjukkan batas/sambungan antara material Inconel 617 dengan AISI 660 .

 ll l t

Gambar 6. Foto mikro material lain (AISI 660) yang teramati, perbesaran 400

x, etsa 2 gr. CuC I

2

 + 40 ml HCI + 40 ml Ethanoi.

Gambar 7. Foto mikro yang menunjukkan batas antara Inconel 617 dengan

AISI 660, perbesaran 400 x, etsa 2 gr. CuCI

2

 + 40 m l HCI + 40 ml Ethanoi.

48

Page 7: Gn Erator

8/16/2019 Gn Erator

http://slidepdf.com/reader/full/gn-erator 7/7

Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir-IV ISSN No.: 1410-0533

Serpong, 05 Mei 1999 i~. i P2TKN-BA TAN

Hasil uj i kekerasan dengan metode Rockwell dengan beban 150 kgf pada

wadah turbin diperoleh harga rata-rata, yaitu 34.5 HRC, pengujian kekerasan ini

hanya dilakukan p ada logam Inconel 617 sedangkan pada AISI 660 tidak dilakukan

uji kekerasan, hal ini disebabkan bahwa lapisan AISI 660 tipis, sehingga tidak

memenuhi persyaratan untuk d ilakukan uji kekerasan.

KESIMPULAN

Dari hasil survei literatur dan pemeriksaan secara mikro serta pengujian

kekerasan pada  test coupun  dapat disimpulkan bahwa, wadah turbin PLTGU

Tanjung Priok terbuat dari bahan Inconel 617 yang dilapisi dengan logam AISI 66 0,

wadah tersebut dapat dioperasikan sam pai di atas 540 °C dan logam jenis ini tahan

terhadap serangan hidrogen yang berakibat menimbulkan kerusakan logam pada

umumn ya, seperti pitting.

DAFTAR PUSTAKA

1.  ASM Vol. 9, Metallography and Microstructures,1995

2.

  AST M, Section 3, Volume

 03.01,

  1995.

3. AST M, Section 2, Volume 02.04, 1995

 9