Upload
vuongtram
View
261
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN
P U T U S A N
Nomor :93 - K/PM I-07 /AD/XII/2015
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan dalam memeriksa
dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan Putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap : Gita Wardana Pangkat/NRP : Praka / 31060709270985
J a b a t a n : Talidik VI Siintel Purkima Kesatuan : Yonif 613/Rja Tempat / tanggal Lahir : Bulukumba, 19 September 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
A g a m a : Islam Tempat tinggal : Asrama Yonif 613/Rja Kalimantan Utara.
Terdakwa ditahan oleh : 1. Danyonif 613/Rjaselaku Ankum selama 20 (dua puluh hari) sejak tanggal 23 Mei
2015 sampai dengan 11 Juni 2015 berdasarkan Surat Keputusan Nomor : Kep/02/V/2015 tanggal 23 Mei 2015.
2. Kemudian diperpanjang sesuai :
a. Perpanjangan Penahanan ke-I dari Dan Brigif 24/BC selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 12 Juni 2015 sampai dengan tanggal 11 Juli 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/8/VI/2015, tanggal 24 Juni2015.
b. Perpanjangan Penahanan ke-II dari Dan Brigif 24/BCselaku Papera selama
30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 12 Juli 2015 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/10/VII/2015 tanggal 19 Juli 2015.
c. Perpanjangan Penahanan ke-III dari Dan Brigif 24/BCselaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 11 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 9
September 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/19/VIII/2015 tanggal 10 Agustus 2015.
d. Perpanjangan Penahanan ke-IV dari Dan Brigif 24/BC selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 10 September 2015 sampai dengan tanggal 9
Oktober 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/21/IX/2015 tanggal 19 September 2015.
e. Perpanjangan Penahanan ke-V dari Dan Brigif 24/BC selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 10 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 8
Nopember 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/23/X/2015 tanggal 30 Oktober 2015.
f. Perpanjangan Penahanan ke-VI dari Dan Brigif 24/BC selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 9 Nopember 2015 sampai dengan tanggal 8
Desember 2015 berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/26/XI/2015 tanggal 23 Nopember 2015.
2
3. Hakim Ketua pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal18 Desember 2015 sampai dengan tanggal 16 Januari 2016, berdasarakan PenetapanNomor : Tap/46/ PM.I-07/AD/XII/2015 tanggal 18 Desember 2015. 4. Kepala Pengadilan Militer I-07Balikpapan, selama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal 17 Januari 2016 sampai dengan 16 Maret 2016 berdasarkan Penetapan Nomor : TAP/05/PM.I-07/AD/I/2016.tanggal15 Januari 2016. 5. Kepala Pengadilan Militer Tinggi I Medan , selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 17 Maret 2016 sampai dengan tanggal 16 April 2016 berdasarkan Penetapan Nomor : TAP/ 41 /PMT-I/AD/III/2016 tanggal 21 Maret 2016.
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN tersebut di atas :
Membaca : Berkas Perkara dari Denpom VI/1 Samarinda : Nomor: BP-36/ A.36/VIII/2015 tanggal 28 Agustus 2015.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan tentang Penyerahan Perkara dari Dan Brigif
24/BC selaku Papera Nomor :Kep/24/XI/2015 tanggal 18 Nopember 2015.
2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer I-07 Nomor
:Sdak/73/K/AD/I-07/XII/2015 tanggal 16 Desember 2015. 3. Penetapan Kadilmil I-07 Balikpapan Nomor :Tapkim/93/PM.I-
07/AD/XII/2015 tanggal 21 Desember 2015 tentang Penunjukan Hakim.
4. Penetapan Hakim Ketua Nomor :Tapsid/93/PM.I-07/AD/XII /
2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Hari Sidang. 5. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor
:Sdak/73/K/AD/I-07/XII/2015 tanggal 16 Desember 2015, didepan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.
2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan dan
keterangan-keterangan para Saksi dibawah sumpah. Memperhatikan :1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis
Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah telah
melakukan tindak pidana : Kesatu : Alternatif Pertama : Setiap orang secara bersama-sama tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) Kilo Gram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) Gram”
Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 114 ayat (2) UURI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Jopasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
3
Dan
Kedua :
“Barangsiapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai
persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan
atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”
Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 1 Ayat (1) UU Drt No. 12 tahun 1951.
b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana :
Pidana pokok : Penjara selama 7 (tujuh) tahun.
Dikurangi selama Terdakwa berada dalam penahanan sementara.
Denda Sebesar Rp.500.000.000, (lima ratus juta rupiah) Subsidair selama 3 (tiga) bulan penjara.
Pidana Tambahan : Dipecat dari Dinas Militer.
c. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.10.000,-( sepuluh ribu rupiah).
d. Menetapkan barang bukti berupa :
1). Barang-barang :
a). 1 (satu) kantong plastik sabu-sabu seberat 5,62 Gram.
b). 1 (satu) buah pucuk senjata api merk Caspian No.
462431 dan Amunisi sebanyak 12 (dua belas) butir.
c). 2 (dua) buah HP merk Goscow dan merk Nokia sesuai surat penetapan Nomor : 476/Pen.Pid/2015/PN.BPP tanggal 03 Juni 2015
dan ketetapan Nomor : TAP-115/Q.4.10/Euh.1/06/2015 tanggal 03 Juni 2015.
2). Surat-surat :
a). 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan hasil Lab. No LAB.3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei
2015. b). 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa sabu-
sabu dan HP.
c). 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa mobil KT 1086 KL.
d). 1 (satu) lembar Photo senjata api dan munisi serta magazen.
e). 1 (satu) lembar Photo timbangan.
4
f). 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No Lab
:3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015. g). 1 (satu) lembar Surat Ketetapan status barang
sitaan Narkotika. h). 1 (satu) lembar Surat Perintah penyitaan No :
sprin/14/V/2015 tanggal 22 Mei 2015.
i). 1 (satu) lembar Berita Acara penyitaan barang bukti.
j). 1 (satu) lembar Berita Acara penimbangan dan Penyisihan barang bukti.
k). 1 (satu) lembar Berita Acara pembungkusan,
penyegelan, dan barang bukti. l). 1 (satu) lembar Berita Acara pemusnahan barang
bukti. m). 1 (satu) lembar Berita Acara serah terima barang
bukti.
n). 1 (satu) lembar Surat Perintah pemusnahan barang bukti.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
2. Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa dan Terdakwa mengajukan Pledooinya yang pada pokoknya menyatakan sebagai
berikut :
a. Bahwa berkenaan dengan pembuktian unsur-unsur
tindak pidana terhadap dakwaan kesatu alternative pertama Penasehat hukum Terdakwa sependapat dengan Oditur Militer
tentang telah terbukti unsur “barang siapa”, tersebut.
b. Bahwa kemudian untuk unsur “,secara bersama-
sama”,Penasehat hokum Terdakwa tidak sepenuhnya sependapat dengan oditur miiliter dengan alas an karena yang menjadi otak
dalam transaksi shabu-shabu tersebut adalah saksi 2 Sudirman,Terdakwa diminta tolong oleh saksi 1 untuk menemani Saksi 2 ke samarinda dan tidak mengetahui rencana saksi 2
karena Terdakwa hanya tahu untuk mengambil 1 (satu) unit mobil sehingga unsur kedua secara bersama-sama tidak dapat
dibuktikan sepenuhnya oleh Oditur Mliter.
c. Bahwa demikian juga terhadap unsur ke tiga “, Tanpa
hak secara melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli dan menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar atau menyerahkan narkotika golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang bentuk tanaman yyang beratnya melebihi 1 kg atau melebihi 5 batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 gram”, dalam hal ini menurut penasehat hokum bahwa Terdakwa tidak ada indikasi melakukan
perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual atau membeli menerrima menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan narkotika golongan I yang dilakukan Terdakwa dan
Terdakwa ikut ke samarinda dalam rangka menemani Saksi 2 dan tidak mengetahui rencana Saksi 2 melakukan transaksi narkotika
sehingga unsur ketiga tidak terbukti. d. Bahwa berkenaan dengan dakwaan kedua Oditur militer
yaitu pasal 1 ayat 1 UU Drt Nomor : 12 Tahun 1951 Penasehat hukum Terdakwatidak menyangkal dan sependapat dengan
5
pembuktian unsur-unsur yang telah diuraiikan oditur iliter dalam tuntutannya.
e. Bahwa selain itu penasehat hukum menyatakan selama
dipersidangan Terdakwa masih muda dan dapat dibina serta Terdakwa tidak pernah dihukum, Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya sidang, Terdakwa pernah
mengikuti operasi Pamtas RI-Malasyia, Terdakwa tulang punggung keluarga, Terdakwa pernah bekerja sama dengan
kepolisian mengungkap Bandar besar narkotika di Tarakan Berdasarkan hal tersebut di atas penasehat hukum Terdakwa
memohon kepada majelis hakim sebagai berikut :
1). Menerima pembelaan penasehat hukum Terdakwa. 2). Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan
alternnatif pertama dan melepaskan dari segala tuntutan.
3). Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan kedudukan an harkat serta martababtnya semula.
4). Membebankan biiaya perkara menurut hukum.
Atau jika majelis tidak sependapat dengan penasehat hokum agar memberikan putusan yang seadil-adilnya.
3. Bahwajawaban atas pembelaan/pledooi tim Penasehat Terdakwa tersebut Oditur Militer mengajukan repliknya pada pokoknya
sebagai berikut :
Bahwa Oditur Militer tetap pada Tuntutannya serta menyatakan
dan berkeyakinan bahwa unsur-unsur yang telah Oditur Militer buktikan dalam tuntutannya tersebut telah terbukti secara sah
dan meyakinkan sehingga Oditur Militer tetap menuntut Terdakwa untuk dijatuhi Pidana penjara sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya.
4. Bahwa Jawaban Penasihat Hukum(Duplik) Terdakwa terhadap
Replik Oditur Militer yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Tim penasehat hukum mengajukan dupliknya yang pada
prinsipnya tetap pada isi pembelaannya dan berkeyakinan bahwa Terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana narkotika
sebagaimana yang oditur militer dakwakan dalam dakwaan kesatu alternative pertama tersebut dan Oditur militer tidak dapat membuktikan kesalahan Terdakwa sehingga Penasehat hokum
tetap pada pembelaannya dan tetap pada permohonannya.
Menimbang : Bahwa menurut surat Dakwaan tersebut diatas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :
Kesatu :
Alternatif Pertama :
Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat
tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Senin tanggal 21 Mei 2015 di Jl. MT Haryono menuju arah Hotel Aston di Balikpapan atau setidak-
6
tidaknya pada bulan Mei tahun 2015atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer I-07
Balikpapan telah melakukan tindak pidana :
“Setiap orang secara bersama-sama tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika
Golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) Kilo Gram atau melebihi 5 (lima)
batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) Gram”
Dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa Praka Gita Wardana masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secata PK di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus dengan pangkat Prada dilanjutkan
Pendidikan Jur Infantri di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus kemudian ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan terjadinya
perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31060709270985. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 sekira pukul
13.00 Wita Saksi Praka Agus telah dihubungi oleh Saksi Sudirman alias Firmandan mengatakan kalau temannya di Balikpapan yang
bernama Sdr Oji ingin membeli Shabu-shabu sebanyak sebanyak 10 (sepuluh) Bal dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) namun transaksinya ingin dilakukan di Samarinda.
3. Bahwakemudian pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Saksi
Praka Agus Korniawantomenghubungi Sdr Dedi selaku pemilik shabu-shabu dan Saksi Praka Agus Korniawanto mengatakan kalau Saksi Sudirman alias Firman ingin membeli shabu-shabu 10 (sepuluh) Bal
dan transaksinya ingin dilakukan di Samarinda di jawab Sdr. Dedi “oke” kemudian sekira pukul 17.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman
di hubungi oleh anak buah Sdr Dedi dan mengatakan agar Saksi Praka Agus Korniawanto untuk mengambil barang titipan dari Sdr Dedi di daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakan di rumah Sdr Olo alias
Bugis, lalu sekira pukul 18.45 Wita sebelum Saksi Praka Agus Korniawantomendatangi rumah Sdr Olo alias Bugis, Saksi Praka Agus
Korniawanto menghubungi Terdakwa dengan mengatakan kepada Terdakwa untuk menunggu di simpang sebengkok Tiram Kota Tarakan dijawab Terdakwa “siap bang” kemudian Saksi Praka Agus
Korniawanto dan Terdakwa berangkat dari Yonif 613/Rja Juata Tarakan menuju rumah Sdr Olo alias Bugis di Daerah Sebengkok
Tiram Tarakan dengan menggunakan sepeda motor masing-masing. 4. Bahwa setelah hampir dekat dirumah Sdr Olo alias Bugis di
Daerah Sebengkok Tiram Tarakan, Saksi Praka Agus Korniawanto menyuruh Terdakwa untuk menunggu di halaman kosong yang ada
disamping rumah Sdr Olo alias Bugis, sedangkan Saksi Praka Agus Korniawanto langsung kerumah Sdr Olo alias Bugis setelah bertemu dengan Sdr Olo alias Bugis, Saksi Praka Agus Korniawanto disuruh
menunggu diruang tamu oleh Sdr Olo alias Bugis lalu Sdr Olo alias Bugis mengatakan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto “tunggu
dulu ya pak, saya ambil barangnya dulu” tidak lama Sdr Olo alias Bugis masuk kedalam kamar lalu Sdr Olo alias Bugis keluar lagi dari kamar dan langsung menyerahkan tas kresek warna Hitam kepada
Praka Agus Korniawanto sambil Sdr Olo alias Bugis mengatakan “ini pak titipan bos Dedi”.
7
5. Bahwa setelah Saksi Praka Agus Korniawanto menerima tas kresek warna Hitam dari Sdr Olo alias Bugis,
Saksi Praka Agus Korniawanto meninggalkan rumah Sdr Olo alias
Bugis menuju Simpang Tiga Sebengkok Tiram menemui Terdakwa yang sedang menunggu Saksi Praka Agus Korniawanto, setelah Saksi Praka Agus Korniawanto bertemu dengan Terdakwa lalu Saksi Praka
Agus Korniawanto menyerahkan tas kresek warna Hitam yang berisi shbau-shabukepada Terdakwa setelah itu Saksi Praka Agus
Korniawanto menghubungi Saksi Sudirman alias Firman dan Saksi Praka Agus Korniawanto mengatakan, kalau Terdakwa akan kerumah Saksi Sudirman alias Firman untuk menyerahkan shabu-shabu yang
dipesan Saksi Sudirman alias Firman sekira 15 (lima belas) menit kemudian Saksi Sudirman alias Firmanmenghubungi Saksi Praka
Agus Korniawanto dan mengatakan kalau barang yang dipesan telah diterimanya dan Saksi Sudirman alias Firman mengatur tempat transaksinya dimana tempatnya di Samarinda.
6. Bahwa setelah Saksi Sudirman alias Firman menerima tas
kresek berisi shabu-shabu dari Terdakwa, lalu Saksi Sudirman alias Firman menghubungi kembali Saksi Praka Agus Korniawanto meminta untuk menemaninya ke Samarinda namun karena Saksi Praka Agus
Korniawantoka Agus Korniawanto sedang melayani tamu Yonif 613/Rja lalu Saksi Praka Agus Korniawanto menghubungi Terdakwa
untuk bisa menemani Saksi Sudirman alias Firman ke Samarinda untuk mengantar shabu-shabu pesanan Sdr Oji namun sebelum Terdakwa berangkat mengawal Saksi Sudirman alias
Firmanmembawa shabu-shabu ke Samarinda dan Balikpapan, Terdakwa menemui Saksi Praka Agus Korniawanto dan
menyampaikan kalau Terdakwa tidak mempunyai dana yang cukup sebagai bekal dalam perjalanan kemudian Saksi Praka Agus Korniawanto memberikan uang sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta
rupiah) kepada Terdakwa.
7. Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 sekira pukul 12.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman menghubungi Saksi Praka Agus Korniawanto dan mengatakan kalau Terdakwa sudah bersama
dengan Saksi Sudirman alias Firman akan menuju Samarinda dengan menggunakan mobil milik Sdr Sudirman alias Firman, sesampainya di
Samarinda sekira pukul 03.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman dan Terdakwa telah sampai di Samarinda dengan membawa shabu-shabu dan akan menginap dulu di Samarinda lalu Saksi Sudirman alias
Firman mengatakan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto transaksinya akan dilakukan di Balikpapan.
8. Bahwa setelah mendengar transaksinya di Balikpapan lalu pada tanggal 21 mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita, Saksi Praka Agus
Korniawanto berangkat menuju Balikpapan dengan menggunakan pesawat, sampai di Balikpapan Saksi Praka Agus Korniawanto
langsung menuju Hotel Aston Balikpapan untuk menginap dikamar nomor 2002, kemudian langsung menghubungi Saksi Sudirman alias Firman dengan mengatakan kalau Saksi Praka Agus Korniawanto
berada di hotel Aston Balikpapan no kamar 2002, dan pada sekira pukul 16.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman dan Terdakwa datang
ke Hotel Aston Balikpapan. 9. Bahwa sekira pukul 17.30 Wita pintu kamar yang ditempati Saksi Praka Agus Korniawanto, Saksi Sudirman alias Firman dan
Terdakwa telah diketuk oleh seseorang lalu pintu tersebut dibuka oleh
8
Saksi Praka Agus Korniawanto setelah pintu dibuka didepan pintu ada seorang laki-laki, lalu Saksi Sudirman alias Firman mengatakan
kepada Saksi Praka Agus Korniawanto kalau laki-laki yang datang adalah bosnya Sdr Oji yang mengaku bernama Amir (polisi yang
menyamar) sebagai pembeli didampingi oleh Saksi Brigpol Suriansyah Siregar (polisi yang menyamar) menuju kolam renang untuk melakukan prmbicaan mengenai transaksi sabu-sabu setelah ada
pembicaraan antara Saksi Praka Agus Korniawanto dengan Sdr Amir menyampaikan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto kalau uang
yang ada di tas milik Sdr Amir sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) untuk sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) akan diambilkan di ATM sambil Sdr. Amir memperlihatkan
buku ATM kepada Saksi Praka Agus Korniawanto yang tertulis uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), mendengar
penjelasan Sdr Amir, Saksi Praka Agus Korniawanto meminta saran kepada Saksi Sudirman alias Firman dan dijawab Saksi Sudirman alias Firman “oke”, lalu Saksi Praka Agus Korniawanto memerintahkan
Terdakwa dan Saksi Sudirman alias Firman untuk mengambil sabu-sabu tersebut lalu Terdakwa dan Saksi Sudirman alias Firman
meninggalkan Hotel Aston untuk mengambil shabu-shabu yang telah disiapkan sedangkan Praka Agus Korniawanto bersama Sdr. Amir menunggu di kamar No. 2002 Hotel Aston Balikpapan.
10. Bahwa kemudian Terdakwa, Saksi Sudirman alias Firman dan
Brigpol Suryansyah pergi menggunakan mobil Honda Jazz milik Saksi Brigpol Suriansyah menuju mobil milik Saksi Sudirman alias Firman di jalan MT Haryono yang saat itu sedang dicuci, sesampainya di tempat
pencucian mobil di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil Honda Jass dan mengambil mobil Avanza milik Saksi Sudirman alias
Firman setelah itu Saksi Sudirman alias Firman mengatakan kepada Terdakwa untuk mengikuti dari arah belakang kurang lebih setelah berjalan 500 (lima ratus) meter, Terdakwa melihat mobil Honda Jass
yang ditumpangi oleh Saksi Sudirman alias Firman dan Brigpol Suriansyah berhenti dan Terdakwa pun berhenti kurang lebih 3 (tiga)
meter di belakang Honda Jass warna Merah tidak lama kemudian Saksi Sudirman alias Firman menghubungi Terdakwa dengan mengatakan “tas warna Hitam bawa kesini” lalu Terdakwa turun
dengan mengatakan tas Hitam dan kemudian Terdakwa masuk kedalam Honda Jass warna Merah.
11. Bahwa setelah Terdakwa masuk kedalam mobil Honda jass warna Merah Saksi Sudirman alias Firman meminta Terdakwa untuk
membuka tas ternyata didalam tas ada bungkusan plastik yang berisi sabu-sabu lalu Saksi Sudirman alias Firman membuka bungkusan
plastik tersebut dan mengeluarkan isinya diatas jok mobil lalu menumpahkannya setelah selesai dilihat oleh Brigpol Suryansyah orang yang ada didalam dalam mobil Honda Jass tersebut sabu-sabu
tersebut dimasukan kembali ke kantong warna Hitam sambil menghitung, kemudian pengemudi Honda Jass warna Hitam keluar
dari dalam mobil dan mengeluarkan senjata api sambil menembakkan ke atas sebanyak 1 (satu) kali melihat hal tersebut Terdakwa menjadi terkejut, dan berusaha melarikan diri sambil Terdakwa melihat
pengemudi mobil Honda Jass tersebut mengarahkan pistol ke Terdakwa karena kaki Terdakwa kram akhirnya Terdakwa tertangkap,
oleh beberapa orang yang Terdakwa tidak kenal setelah itu Terdakwa dan Saksi Sudirman alias Firman dibawa kembali ke Hotel Aston Balikpapan.
9
12. Bahwa setelah sampai di Hotel Aston Balikpapan Terdakwa melihat Saksi Praka Agus Korniawanto telah ditangkap oleh petugas
BNNK Samarinda kemudian Terdakwa, Praka Agus Korniawanto dibawa oleh petugas BNNK ke kantor BNNK Samarinda dengan
menggunakan mobil toyota warna Abu-abu dan pada saat Terdakwa diperiksa urine nya oleh petugas BNNK hasilnya Negatif.
13. Bahwa pada saat mobil yang dikemudikan Terdakwa digeledah oleh anggota BNNK di dapat 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol
dengan bungkusan koran yang diduga sabu-sabu seberat 50 (lima puluh) gram.
14. Bahwa Senjata Api dan munisi sebanyak 5 (lima) butir yang Terdakwa bawa dari Tarakan ke Balikpapan adalah senjata api milik
Saksi Praka Agus Korniawanto yang dibawa kepada Terdakwa pada tanggal 17 Mei 2015 untuk berjaga-jaga diperjalanan saat Terdakwa mengantar Saksi Sudirman alias Firman ke Balikpapan.
15. Bahwa dalam pelaksanaan transaksi di Hotel Aston Balikpapan
yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015 bertindak sebagai pembawa narkotika jenis shabu-shabu adalah Saksi Sudirman alias Firman bersama dengan Terdakwa dan Terdakwa juga sebagai pengawal
dalam membawa sabu-sabu dari Tarakan ke Samarinda serta dari Samarinda ke Balikpapan sedangkan Saksi Praka Agus Korniawanto
sebagai penghubung antara pembeli dengan pemilik shabu-shabu yaitu Sdr Dedi termasuk Saksi Praka Agus Korniawanto sebagai pemegang uang setelah transaksi berhasil dilakukan.
16. Bahwa dalam setiap 1 (satu) bal shabu-shabu Saksi Praka
Agus Korniawanto mendapatkan fee sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sedangkan transaksi shabu-shabu yang dilakukan di Hotel Aston Balikpapan sebanyak 10 (sepuluh) Bal, untuk Saksi Praka Agus
Korniawanto feenya sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan rencananya setelah dipotong biaya selama perjalanan sisanya
sebesar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) akan Saksi Praka Agus Korniawanto bagi untuk tiga orang.
17. Bahwa pada saat Terdakwa menemani Saksi Sudirman alias Firman ke Samarinda dan Balikpapan, Saksi menyerahkan senjata api
kepada Terdakwa untuk jaga-jaga apabila diperlukan selama dalam perjalanan menuju Samarinda dan Balikpapan dan pada saat adanya penangkapan senjata api tersebut disita oleh petugas BNN dan
senjata api tersebut di beli oleh Saksi Praka Agus Korniawanto dari Sdr. Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah) pada bulan Mei 2015 dan senjata api tersebut tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah.
18. Bahwa pada saat Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman ditangkap oleh petugas BNNP dan
dibawa ke kantor BNNP Samarinda, Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman diperintahkan untuk dilakukan pemeriksaan urine, setelah urine Terdakwa diperiksa
dengan menggunakan alat test pack berbentuk kotak berwarna Putih hasilnya Negatif tidak mengandung Zat Amphetamine dna
Metamphetamine. 19. Bahwa pada saat Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman diperiksa urinenya oleh anggota
BNNP Samarinda di saksikan oleh anggota Polisi Militer lalu dibuatkan
10
berita acara pengambilan urine oleh Penyidik Polisi Militer dan disaksikan oleh penyidik Polisi Militer.
20. Bahwa Terdakwa mengetahui kalau anggota TNI dilarang
menggunakan shabu-shabu atapun terlibat dalam transaksi peredaran Narkotika namun Terdakwa bersama-sama Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman melakukan transaksi
peredaran Narkotika disertai dengan memiliki senjata api.
21. Bahwa adapun barang-barang yang disita oleh Petugas BNN Balikpapan dari Saksi Sudirman alias Firman adalah Narkotika jenis shabu-shabu sebanyak 10 (sepuluh) bal yang di bungkus dengan
plastik warna Hijau yang beratnya kurang lebih 500 gr, 1 (satu) bal narkotika jenis shabu yang terbungkus dengan menggunakan koran
seberat 56,17 gram/bruto sesuai dengan berita acara penimbangan dan penyisihan barang bukti yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 April 2015 dan ditanda tangani oleh Kasi Penyidikan
Penindakan dan Pengejaran selaku penyidik atas nama kompol Muhammad Daud, S.H.,M.H NRP 64060427 dan 2 (dua) buah HP, 1
(satu) buah pucuk senjata api jenis Pistol warna Hitam merk Casoian nomor senjata 462413, munisi cal 9 mm sebanyak 12 (dua belas) butir dan tas kulit warna coklat serta 1 (satu) unit mobil jenis Toyota Avanza
sedangkan barang bukti yang disita dari Terdakwa, Saksi Sudirman alias Firman mengetahui adalah 1 (satu) buah tas gendong warna
abu-abu dan hitam, 2 (dua) buah hp merk Nokia warna Hitam dan warna Orange sedangkan barang-barang yang disita dari Saksi Sudirman alias Firman adalah 1 (satu) buah tas kulit warna Hitam, 2
(dua) buah HP merk Nokia warna Hitam, 1 (satu) buah Hp merk Samsung warna Silver dan uang tunai sebanyak Rp. 24.000.000,-
(dua puluh empat juta rupiah). 22. Bahwa barang bukti berupa 11 (sebelas) bal paket shabu-shabu
dilatas seberat 556 (lima ratus lima puluh enam) Gram telah dimusnahkan dengan cara terlebih dahulu dilakukan penimbangan
ulang kemudian membuka plastik bungkus untuk menyisihkan sebagian guna pembuktian perkara selanjutnya dimasukkan kedalam blender yang telah berisi air kemudian blender di hidupkan agar
shabu-shabu larut dalam air setelah larut baru dituangkan dalam Water Close (WC) sebagaaimana sesuaian dengan berita acara
pemusnahan barang bukti Badan Narkotika Propinsi Kaltim (BNNPK) pada hari Kamis tanggal 10 Juni 2015 sekira pukul 10.00 Wita yang dibuat oleh Kompol Muhammad Daud, S.H.M.H NRP 64060427 selaku
penyidik yang disaksikan oleh beberapa Saksi dan Sdr Sudirman dkk.
Atau Alternatif Kedua :
Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat
tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Senin tanggal 21 Mei 2015 di Jl. MT Haryono menuju arah Hotel Aston di Balikpapan atau setidak-tidaknya pada bulan Mei tahun 2015 atau setidak-tidaknya di tempat-
tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah melakukan tindak pidana :
“Percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana
Narkotika dan percusor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114”
11
Dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa Praka Gita Wardana masuk menjadi prajurit
TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secata PK di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus dengan pangkat Prada dilanjutkan Pendidikan Jur Infantri di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus
kemudian ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31060709270985.
2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita Saksi Praka Agus Korniawanto Agus Korniawantoka Agus
Korniawanto Agus Korniawanto telah dihubungi oleh Saksi Sudirman alias Firman dan mengatakan kalau temannya di Balikpapan yang
bernama Sdr Oji ingin membeli Shabu-shabu sebanyak sebanyak 10 (sepuluh) Bal dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) namun transaksinya ingin dilakukan di Samarinda.
3. Bahwa kemudian pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Saksi
Praka Agus Korniawanto menghubungi Sdr Dedi selaku pemilik shabu-shabu dan Saksi Praka Agus Korniawanto mengatakan kalau Saksi Sudirman alias Firman ingin membeli shabu-shabu 10 (sepuluh)
Bal dan transaksinya ingin dilakukan di Samarinda di jawab Sdr. Dedi “oke” kemudian sekira pukul 17.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman
di hubungi oleh anak buah Sdr Dedi dan mengatakan agar Saksi Praka Agus Korniawanto untuk mengambil barang titipan dari Sdr Dedi di daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakan di rumah Sdr Olo alias
Bugis, lalu sekira pukul 18.45 Wita sebelum Saksi Praka Agus Korniawanto mendatangi rumah Sdr Olo alias Bugis, Saksi Praka
Agus Korniawanto menghubungi Terdakwa dengan mengatakan kepada Terdakwa untuk menunggu di simpang sebengkok Tiram Kota Tarakan dijawab Terdakwa “siap bang” kemudian Saksi Praka Agus
Korniawanto dan Terdakwa berangkat dari Yonif 613/Rja Juata Tarakan menuju rumah Sdr Olo alias Bugis di Daerah Sebengkok
Tiram Tarakan dengan menggunakan sepeda motor masing-masing. 4. Bahwa setelah hampir dekat dirumah Sdr Olo alias Bugis di
Daerah Sebengkok Tiram Tarakan, Saksi Praka Agus Korniawanto menyuruh Terdakwa untuk menunggu di halaman kosong yang ada
disamping rumah Sdr Olo alias Bugis sedangkan Saksi Praka Agus Korniawanto langsung kerumah Sdr Olo alias Bugis setelah bertemu dengan Sdr Olo alias Bugis, Saksi Praka Agus Korniawanto disuruh
menunggu diruang tamu oleh Sdr Olo alias Bugis lalu Sdr Olo alias Bugis mengatakan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto “tunggu
dulu ya pak, saya ambil barangnya dulu” tidak lama Sdr Olo alias Bugis masuk kedalam kamar lalu Sdr Olo alias Bugis keluar lagi dari kamar dan langsung menyerahkan tas kresek warna Hitam kepada
Praka Agus Korniawanto sambil Sdr Olo alias Bugis mengatakan “ini pak titipan bos Dedi”.
5. Bahwa setelah Saksi Praka Agus Korniawanto menerima tas kresek warna Hitam dari Sdr Olo alias Bugis, Saksi Praka Agus
Korniawanto meninggalkan rumah Sdr Olo alias Bugis menuju Simpang Tiga Sebengkok Tiram menemui Terdakwa yang sedang
menunggu Saksi Praka Agus Korniawanto, setelah Saksi Praka Agus Korniawanto bertemu dengan Terdakwa, lalu Saksi Praka Agus Korniawanto menyerahkan tas kresek warna
Hitam yang berisi shbau-shabu kepada Terdakwa setelah itu Saksi Praka Agus Korniawanto menghubungi Saksi Sudirman alias
12
Firman,dan Saksi Praka Agus Korniawanto mengatakan, kalau Terdakwa akan kerumah Saksi Sudirman alias Firman untuk
menyerahkan shabu-shabu yang dipesan Saksi Sudirman alias Firman sekira 15 (lima belas) menit kemudian Saksi Sudirman alias Firman
menghubungi Saksi Praka Agus Korniawanto dan mengatakan kalau barang yang dipesan telah diterimanya dan Saksi Sudirman alias Firman mengatur tempat transaksinya dimana tempatnya di
Samarinda.
6. Bahwa setelah Saksi Sudirman alias Firman menerima tas kresek berisi shabu-shabu dari Terdakwa, lalu Saksi Sudirman alias Firman menghubungi kembali Saksi Praka Agus Korniawanto meminta
untuk menemaninya ke Samarinda namun karena Saksi Praka Agus Korniawantoka Agus Korniawanto sedang melayani tamu Yonif
613/Rja lalu Saksi Praka Agus Korniawanto menghubungi Terdakwa untuk bisa menemani Saksi Sudirman alias Firman ke Samarinda untuk mengantar shabu-shabu pesanan Sdr Oji namun sebelum
Terdakwa berangkat mengawal Saksi Sudirman alias Firman membawa shabu-shabu ke Samarinda dan Balikpapan, Terdakwa
menemui Saksi Praka Agus Korniawanto dan menyampaikan kalau Terdakwa tidak mempunyai dana yang cukup sebagai bekal dalam perjalanan kemudian Saksi Praka Agus Korniawanto memberikan
uang sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) kepada Terdakwa.
7. Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 sekira pukul 12.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman menghubungi Saksi Praka Agus Korniawanto dan mengatakan kalau Terdakwa sudah bersama
dengan Saksi Sudirman alias Firman akan menuju Samarinda dengan menggunakan mobil milik Sdr Sudirman alias Firman, sesampainya di
Samarinda sekira pukul 03.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman dan Terdakwa telah sampai di Samarinda dengan membawa shabu-shabu dan akan menginap dulu di Samarinda lalu Saksi Sudirman alias
Firman mengatakan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto transaksinya akan dilakukan di Balikpapan.
8. Bahwa setelah mendengar transaksinya di Balikpapan lalu pada tanggal 21 mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita, Saksi Praka Agus
Korniawanto berangkat menuju Balikpapan dengan menggunakan pesawat, sampai di Balikpapan Saksi Praka Agus Korniawanto
langsung menuju Hotel Aston Balikpapan untuk menginap dikamar nomor 2002 kemudian langsung menghubungi Saksi Sudirman alias Firman dengan mengatakan kalau Saksi Praka Agus Korniawanto
berada di hotel Aston Balikpapan no kamar 2002 dan pada sekira pukul 16.00 Wita Saksi Sudirman alias Firman dan Terdakwa datang
ke Hotel Aston Balikpapan. 9. Bahwa sekira pukul 17.30 Wita pintu kamar yang ditempati
Saksi Praka Agus Korniawanto, Saksi Sudirman alias Firman dan Terdakwa telah diketuk oleh seseorang lalu pintu tersebut dibuka oleh
Saksi Praka Agus Korniawanto setelah pintu dibuka didepan pintu ada seorang laki-laki lalu Saksi Sudirman alias Firman mengatakan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto kalau laki-laki yang datang adalah
bosnya Sdr Oji yang mengaku bernama Amir (polisi yang menyamar) sebagai pembeli didampingi oleh Saksi Brigpol Suriansyah Siregar
(polisi yang menyamar) menuju kolam renang untuk melakukan pembicaan mengenai transaksi sabu-sabu, setelah ada pembicaraan antara Saksi Praka Agus Korniawanto
dengan Sdr Amir menyampaikan kepada Saksi Praka Agus Korniawanto kalau uang yang ada di tas milik Sdr Amir sebesar Rp.
13
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), untuk sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) akan diambilkan di ATM sambil
Sdr. Amir memperlihatkan buku ATM kepada Saksi Praka Agus Korniawanto yang tertulis uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah), mendengar penjelasan Sdr Amir, Saksi Praka Agus Korniawanto meminta saran kepada Saksi Sudirman alias Firman dan dijawab Saksi Sudirman alias Firman “oke”, lalu Saksi Praka Agus
Korniawanto memerintahkan Terdakwa dan Saksi Sudirman alias Firman untuk mengambil sabu-sabu tersebut lalu Terdakwa dan Saksi
Sudirman alias Firman meninggalkan Hotel Aston untuk mengambil shabu-shabu yang telah disiapkan sedangkan Praka Agus Korniawanto bersama Sdr. Amir menunggu di kamar No. 2002 Hotel
Aston Balikpapan.
10. Bahwa kemudian Terdakwa, Saksi Sudirman alias Firman dan Brigpol Suryansyah pergi menggunakan mobil Honda Jazz milik Saksi Brigpol Suriansyah menuju mobil milik Saksi Sudirman alias Firman di
jalan MT Haryono yang saat itu sedang dicuci, sesampainya di tempat pencucian mobil di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil
Honda Jass dan mengambil mobil Avanza milik Saksi Sudirman alias Firman setelah itu Saksi Sudirman alias Firman mengatakan kepada Terdakwa untuk mengikuti dari arah belakang kurang lebih setelah
berjalan 500 (lima ratus) meter, Terdakwa melihat mobil Honda Jass yang ditumpangi oleh Saksi Sudirman alias Firman dan Brigpol
Suriansyah berhenti dan Terdakwa pun berhenti kurang lebih 3 (tiga) meter di belakang Honda Jass warna Merah tidak lama kemudian Saksi Sudirman alias Firman menghubungi Terdakwa dengan
mengatakan “tas warna Hitam bawa kesini” lalu Terdakwa turun dengan mengatakan tas Hitam dan kemudian Terdakwa masuk
kedalam Honda Jass warna Merah. 11. Bahwa setelah Terdakwa masuk kedalam mobil Honda jass
warna Merah Saksi Sudirman alias Firman meminta Terdakwa untuk membuka tas ternyata didalam tas ada bungkusan plastik yang berisi
sabu-sabu lalu Saksi Sudirman alias Firman membuka bungkusan plastik tersebut dan mengeluarkan isinya diatas jok mobil lalu menumpahkannya setelah selesai dilihat oleh Brigpol Suryansyah
orang yang ada didalam dalam mobil Honda Jass tersebut sabu-sabu tersebut dimasukan kembali ke kantong warna Hitam sambil
menghitung kemudian pengemudi Honda Jass warna Hitam keluar dari dalam mobil dan mengeluarkan senjata api sambil menembakkan ke atas sebanyak 1 (satu) kali melihat hal tersebut Terdakwa menjadi
terkejut dan berusaha melarikan diri sambil Terdakwa melihat pengemudi mobil Honda Jass tersebut mengarahkan pistol ke
Terdakwa karena kaki Terdakwa kram akhirnya Terdakwa tertangkap oleh beberapa orang yang Terdakwa tidak kenal setelah itu Terdakwa dan Saksi Sudirman alias Firman dibawa kembali ke Hotel Aston
Balikpapan.
12. Bahwa setelah sampai di Hotel Aston Balikpapan Terdakwa melihat Saksi Praka Agus Korniawanto telah ditangkap oleh petugas BNNK Samarinda kemudian Terdakwa, Praka Agus Korniawanto
dibawa oleh petugas BNNK ke kantor BNNK Samarinda dengan menggunakan mobil toyota warna Abu-abu dan pada saat Terdakwa
diperiksa urine nya oleh petugas BNNK hasilnya Negatif. 13. Bahwa pada saat mobil yang dikemudikan Terdakwa digeledah
oleh anggota BNNK di dapat 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol
14
dengan bungkusan koran yang diduga sabu-sabu seberat 50 (lima puluh) gram.
14. Bahwa Senjata Api dan munisi sebanyak 5 (lima) butir yang
Terdakwa bawa dari Tarakan ke Balikpapan adalah senjata api milik Saksi Praka Agus Korniawanto yang dibawa kepada Terdakwa pada tanggal 17 Mei 2015 untuk berjaga-jaga di perjalanan saat Terdakwa
mengantar Saksi Sudirman alias Firman ke Balikpapan.
15. Bahwa dalam pelaksanaan transaksi di Hotel Aston Balikpapan yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015 bertindak sebagai pembawa narkotika jenis shabu-shabu adalah Saksi Sudirman alias Firman
bersama dengan Terdakwa dan Terdakwa juga sebagai pengawal dalam membawa sabu-sabu dari Tarakan ke Samarinda serta dari
Samarinda ke Balikpapan sedangkan Saksi Praka Agus Korniawanto sebagai penghubung antara pembeli dengan pemilik shabu-shabu yaitu Sdr Dedi termasuk Saksi Praka Agus Korniawanto sebagai
pemegang uang setelah transaksi berhasil dilakukan.
16. Bahwa dalam setiap 1 (satu) bal shabu-shabu Saksi Praka Agus Korniawanto mendapatkan fee sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sedangkan transaksi shabu-shabu yang dilakukan di Hotel
Aston Balikpapan sebanyak 10 (sepuluh) Bal, untuk Saksi Praka Agus Korniawanto feenya sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
dan rencananya setelah dipotong biaya selama perjalanan sisanya sebesar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) akan Saksi Praka Agus Korniawanto bagi untuk tiga orang.
17. Bahwa pada saat Terdakwa menemani Saksi Sudirman alias
Firman ke Samarinda dan Balikpapan, Saksi menyerahkan senjata api kepada Terdakwa untuk jaga-jaga apabila diperlukan selama dalam perjalanan menuju Samarinda dan Balikpapan dan pada saat adanya
penangkapan senjata api tersebut disita oleh petugas BNN dan senjata api tersebut di beli oleh Saksi Praka Agus Korniawanto dari
Sdr. Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) pada bulan Mei 2015 dan senjata api tersebut tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah.
18. Bahwa pada saat Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto
dan Saksi Sudirman alias Firman ditangkap oleh petugas BNNP dan dibawa ke kantor BNNP Samarinda, Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman diperintahkan untuk
dilakukan pemeriksaan urine, setelah urine Terdakwa diperiksa dengan menggunakan alat test pack berbentuk kotak berwarna Putih
hasilnya Negatif tidak mengandung Zat Amphetamin dna Metamphetamine.
19. Bahwa pada saat Terdakwa, Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman diperiksa urinenya oleh anggota
BNNP Samarinda di saksikan oleh anggota Polisi Militer lalu dibuatkan berita acara pengambilan urine oleh Penyidik Polisi Militer dan disaksikan oleh penyidik Polisi Militer.
20. Bahwa Terdakwa mengetahui kalau anggota TNI dilarang
menggunakan shabu-shabu atapun terlibat dalam transaksi peredaran Narkotika,
15
namun Terdakwa bersama-sama Saksi Praka Agus Korniawanto dan Saksi Sudirman alias Firman melakukan transaksi peredaran Narkotika disertai dengan memiliki senjata api.
21. Bahwa adapun barang-barang yang disita oleh Petugas BNN Balikpapan dari Saksi Sudirman alias Firman adalah Narkotika jenis shabu-shabu sebanyak 10 (sepuluh) bal yang di bungkus dengan plastik warna Hijau yang beratnya kurang lebih 500 gr, 1 (satu) bal narkotika jenis shabu yang terbungkus dengan menggunakan koran seberat 56,17 gram/bruto,sesuai dengan berita acara penimbangan dan penyisihan barang bukti yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 April 2015 dan ditanda tangani oleh Kasi Penyidikan Penindakan dan Pengejaran selaku penyidik atas nama kompol Muhammad Daud, S.H.,M.H NRP 64060427 dan 2 (dua) buah HP, 1 (satu) buah pucuk senjata api jenis Pistol warna Hitam merk Casoian nomor senjata 462413, munisi cal 9 mm sebanyak 12 (dua belas) butir dan tas kulit warna coklat serta 1 (satu) unit mobil jenis Toyota Avanza sedangkan barang bukti yang disita dari Terdakwa, Saksi Sudirman alias Firman mengetahui adalah 1 (satu) buah tas gendong warna abu-abu dan hitam, 2 (dua) buah hp merk Nokia warna Hitam dan warna Orange sedangkan barang-barang yang disita dari Saksi Sudirman alias Firman adalah 1 (satu) buah tas kulit warna Hitam, 2 (dua) buah HP merk Nokia warna Hitam, 1 (satu) buah Hp merk Samsung warna Silver dan uang tunai sebanyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah). 22. Bahwa barang bukti berupa 11 (sebelas) bal paket shabu-shabu dilatas seberat 556 (lima ratus lima puluh enam) Gram telah dimusnahkan dengan cara terlebih dahulu dilakukan penimbangan ulang kemudian membuka plastik bungkus untuk menyisihkan sebagian guna pembuktian perkara selanjutnya dimasukkan kedalam blender yang telah berisi air kemudian blender di hidupkan agar shabu-shabu larut dalam air setelah larut baru dituangkan dalam Water Close (WC) sebagaaimana sesuaian dengan berita acara pemusnahan barang bukti Badan Narkotika Propinsi Kaltim (BNNPK) pada hari Kamis tanggal 10 Juni 2015 sekira pukul 10.00 Wita yang dibuat oleh Kompol Muhammad Daud, S.H.M.H NRP 64060427 selaku penyidik yang disaksikan oleh beberapa Saksi dan Sdr Sudirman dkk. Dan
Kedua : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Senin tanggal 21 Mei 2015 di Jl. MT Haryono menuju arah Hotel Aston di Balikpapan atau setidak-tidaknya pada bulan Mei tahun 2015 atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah melakukan tindak pidana : “Barangsiapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak” Dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa Praka Gita Wardana masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secata PK di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus dengan pangkat Prada dilanjutkan Pendidikan Jur Infantri di Gunung Kupang Kalsel,
16
setelah lulus kemudian ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31060709270985. 2. Bahwa Praka Agus Korniawanto memiliki senjata api sejak bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 pada saat Saksi sedang melaksanakan cuti nikah di Balikpapan dimana saat itu Saksi dihubungi oleh Praka Suparman yang sedang melaksanakan cuti di Demak Jawa Tengah,dengan mengatakan “Gus, kamu bisa bantu aku kah, aku kehabisan dana, itu aku punya pucuk (pistol) yang kusimpan dibawah tempat tidur dirumahku, kamu kasih aku Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) lah, tapi rumahku terkunci, nanti tunggu aku pulang baru kukasihkan pucuk itu sama kamu” dijawab Saksi “ya bang, nanti saya usahakan” tiga hari kemudian Saksi mentransfer uang kepada Praka Suparman sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) melalui bank BRI an. Praka Suparman untuk pembeliuan 1 (satu) pucuk pistol. 3. Bahwa pada tanggal 17 Mei 2015 Praka Agus Korniawanto menyerahkan senjata api kepada Terdakwa untuk jaga-jaga apabila diperlukan selama mengawal dalam perjalanan menuju Samarinda dan Balikpapan dan pada tanggal 21 Mei 2015 saat adanya penangkapan senjata api tersebut disita oleh BNN dan senjata api tersebut peroleh membeli dari Sdr Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) pada bulan mei 2015 dan senjata api tersebut tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah. 4. Bahwa pada tanggal 17 Mei 2015 senjata api dan munisi sebanyak 5 (lima) butir yang Terdakwa bawa dari Tarakan ke Balikpapan adalah senjata api milik Saksi Praka Agus Korniawanto yang dipinjamkan kepada Terdakwa pada tanggal 17 Mei 2015 untuk berjaga-jaga diperjalanan saat Terdakwa mengawal Saksi Sudirman alias Firman dan Praka Agus Korniawanto ke Balikpapan pada tanggal 21 Mei 2015 saat adanya penangkapan senjata api serta 5 (lima) butir munisi tersebut disita oleh petugas BNN tersebut tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah.
Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana dalam pasal: Kesatu : Alternatif Pertama : Pasal 114 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Atau Alternatif Kedua : Pasal 132 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika. Dan Kedua : Pasal 1 Ayat (1) UU Drt No.12 tahun 1951.
Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa
ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.
Menimbang : Bahwa di dalam persidangan Terdakwa didampingi oleh Tim
Penasihat Hukumyaitu Fajar Dwi Putra, S.H Kapten Chk NRP 11070051320683 danHelmy Zunan W S.H Kapten Chk NRP 11080099191085 berdasarkan Surat Perintah Ka Kumdam Nomor : Sprin/85/VII/2015 tanggal 28 Juli 2015 dan Surat Kuasa dari Terdakwa tanggal 5 Agustus 2015.
17
Menimbang : Bahwa setelah melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan surat-surat yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa untuk sahnya beracara dipersidangan Pengadilan Militer, Majelis Hakim berpendapat syarat-syarat yang diperlukan sudah sesuai dengan hukum acara sehingga keberadaan Penasihat Hukum di persidangan sudah sah dan dapat diterima.
Menimbang : Bahwa atas Dakwaan Oditur Militer tersebut, Terdakwa atau
Penasehat hukumnya mengajukan eksepsi atau keberatan. Menimbang : Bahwa di depan persidangan Penasihat Hukum Terdakwa
mengajukan keberatan / Eksepsi yang pada pokoknya memohon kepada Majelis Hakim sebagai berikut :
1. Menerima/mengabulkan eksepsi dari penasehat HukumTerdakwa. 2. Menyatakan bahwa Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/73/K/AD/I-07/XII/2015 tanggal 16 Desember 2015 batal demi hukum dan tidak dapat diterima. 3. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini menurut hukum. 4. Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.
Menimbang : Bahwa keberatan / Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa
tersebut, Pengadilan Militer I-07Balikpapan menolak keberatan yang diajukan oleh tim Penasihat Hukum Terdakwakemudian menjatuhkan Putusan Sela Nomor : 93 - K / PM.I-07 / AD / II / 2015 yang amarnya sebagai berikut :
M e m u t u s k a n
Menetapkan : 1. Menyatakan keberatan ( eksepsi ) Penasihat Hukum Terdakwa
tidak dapat diterima.
2. Menyatakan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/73/K/AD/I-07/XII/2015 tanggal 16 Desember 2015, sah dan dapat diterima. 3. Menyatakan sidang perkara Terdakwa Praka Gita Wardana NRP 31060709270985, dilanjutkan.
Menimbang : Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan
menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1: Nama lengkap : Agus Korniawanto Pangkat/NRP : Praka / 31060306080885
Jabatan : Taban So Sie Intelpur Kima Kesatuan : Yonif 613/Rja Tempat, tanggal lahir : Nganjuk, 6 Agustus 1985
Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
A g a m a : Islam Tempat tinggal : Asrama Yonif 613/Rja Juata TarakanKaltara.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa pada akhir tahun 2007 Saksi kenal dengan Terdakwa di Yonif 613/Rja hanya sebatas hubungan atasan, bawahan saja dan
tidak ada hubungan keluarga.
18
2. Bahwa Saksi pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita Saksi dihubungi oleh Saksi 2 Sdr Sudirman alias
Firman dan mengatakan jika temannya Sdr Oji alias fauzi yang tinggal di Balikpapan ingin membeli shabu-shabu sebanyak 10 (sepuluh) bal
dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan transaksi dilakukan di Samarinda, selanjutnya pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Saksi menghubungi Sdr Dadi selaku pemilik shabu-shabu dan
Saksi mengatakan jikaSaksi 2 ingin membeli sabu-sabu 10 (sepuluh) bal kemudian dijawab Sdr Dadi “oke” kemudian sekira pukul 17.00
Wita Saksi dihubungi oleh anak buah Sdr Dadi yaitu Sdr Olo dengan mengatakan kepada Saksi agar mengambil barang titipan dari Sdr. Dadi di rumah sdr Olo alias Bugis di daerah Sebengkok Tiram Kota
Tarakan, selanjutnya sekira pukul 18.45 Wita sebelum Saksi mendatangi rumah Sdr Olo alias Bugis, Saksi menghubungi Terdakwa
dan Saksi mengatakan kepada Terdakwa untuk menunggu di simpang tiga sebengkok Tiram Kota Tarakan dijawab Terdakwa “siap bang” kemudian Saksi dan Terdakwa berangkat menggunakan sepeda motor
masing-masing dari Yonif 613/Rja Juata Tarakan menuju rumah Sdr Olo alias Bugis setelah mendekati rumah Sdr Olo alias Bugis, Saksi
menyuruh Terdakwa untuk menunggu dihalaman kosong yang ada disamping rumah Sdr Olo alias Bugis sedangkan Saksi langsung kerumah Sdr Olo alias Bugis dan bertemu dengan Sdr Olo kemudian
Sdr Olo mengatakan kepada Saksi “tunggu dulu ya pak, saya ambil barangnya dulu” tidak berapa lama Sdr Olo masuk ke dalam kamar
kemudian langsung menyerahkan barang (sabu-sabu) yang dibungkus tas kresek warna Hitam kepada Saksi sambil mengatakan “ini pak titipan bos (Sdr Dadi).
3. Bahwa setelah Saksi menerima sabu-sabu dalam tas
plastikkresek warna Hitam tersebut, Saksi meninggalkan rumah Sdr Olo alias Bugis menuju simpang tiga Sebengkok Tiram menemui Terdakwa yang sedang menunggu, setelah Saksi bertemu dengan
Terdakwa lalu Saksi menyerahkan tas kresek warna Hitam yang berisi shabu-shabu kepada Terdakwa dan Saksi meminta kepada Terdakwa
agar menyerahkannya kepada Saksi 2 Sudirman alias Firman, setelah itu Saksi menghubungi Saksi 2 dengan mengatakan jika Terdakwa yang mengantar sabu-sabu kerumah Saksi 2 kemudian sekira 15
(lima belas) menit Saksi 2 menghubungi Saksi dan mengatakan jika barang (sabu-sabu) telah diterimanya sedang untuk tempat transaksi
shabu-shabunya tersebut nanti Saksi 2 yang akan mengatur di Samarinda.
4. Bahwa setelah Saksi 2 menerima shabu-shabu dari Terdakwa, lalu Saksi di telepon kembali oleh Saksi 2 dan meminta agar Saksi
menemaninya ke Samarinda namun Saksi tidak bisa karena sedang melayani tamu Batalyon sehingga Saksi meminta Terdakwa untuk menemani Saksi 2 ke Samarinda mengantar shabu-shabu pesanan
Sdr Oji kemudian Terdakwa bersedia menemani Saksi 2 selanjutnya Terdakwa menemui Saksi dan mengatakan jika Terdakwa tidak
mempunyai dana yang cukup sebagai bekal dalam perjalanan kemudian Saksi memberikan uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).
5. Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 sekira pukul
12.00 Wita Saksi dihubungi oleh Saksi 2 dan mengatakan jika Saksi 2 sudah bersama denganTerdakwa akan menuju Samarinda dengan menggunakan mobil milik Saksi 2, sesampainya di Samarinda sekira
pukul 03.00 Wita,
19
Saksi 2 kembali menghubungi Saksi dan mengatakan jika transaksi tidak jadi dilakukan di Samarinda tapi akan dilakukan di Balikpapan,
pada tanggal 21 Mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita selanjutnya Saksi diminta oleh Saksi 2untuk menyusulke Balikpapan dengan
menggunakan pesawat udara sesampainya Saksi di Balikpapan langsung menginapdi hotel Aston kemudian Saksi menelpon Saksi 2 dan mengatakan jika Saksi sudah berada di Hotel Astondi kamar
nomor 2002, selanjutnyasekira pukul 16.00 Wita Terdakwa dan Saksi 2 datang menemui Saksi di kamar 2002 tersebut.
6. Bahwa selanjutnya sekira pukul 17.30 Wita ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel kemudian setelah pintu kamar hotel
di buka kemudian Saksi 2 mengatakan kepada Saksi bahwa yang datang adalah Sdr Amir (polisi) yang mengaku sebagai bosnya Sdr Oji
sebagai pembeli didampingi oleh Saksi Brigpol Suriansyah Siregar (polisi yang menyamar) menuju kolam renang untuk melakukan prmbicaan mengenai transaksi sabu-sabu setelah ada pembicaraan
antara Saksi dengan Sdr Amir menyampaikan kepada Saksi kalau uang yang ada di tas milik Sdr Amir sebesar Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) untuk sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) akan diambilkan di ATM banking sambil Sdr. Amir memperlihatkan ATM banking kepada Saksi dan tertulis uang
sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), mendengar penjelasan Sdr Amir, Saksi meminta saran kepada Saksi 2 dan
dijawab Saksi 2 “oke”, lalu Saksi memerintahkan Terdakwa dan Saksi 2 untuk mengambil sabu-sabu tersebut lalu Terdakwa dan Saksi 2 meninggalkan Hotel Aston untuk mengambil shabu-shabu yang telah
disiapkan sedangkan Saksi dan Sdr. Amir menunggu di kamar No. 2002 Hotel Aston Balikpapan.
7. Bahwa pada tanggal 21 Mei 2015 Saksi 2 dalam pelaksanaan
transaksi di hotel Aston Balikpapan bertindak sebagai pembawa shabu-shabu sambil menentukan jadi atau tidak transaksinya dan
Terdakwa sebagai pengawal Saksi 2 saat membawa shabu dari Tarakan ke Samarinda dan Balikpapan sedangkan Saksi sebagai penghubung atau memperlancar antara pembeli dengan pemilik
shabu-shabu yaitu Sdr Dedi dan juga Saksi sebagai pemegang uang setelah transaksi berhasil dilakukan.
8. Bahwa pada saat Terdakwa menemani Saksi 2 ke Samarinda dan Balikpapan, Terdakwa membawa senjata api dan 5 (lima) butir
amunisi milik Saksi yang dipijam oleh Terdakwa beberapa hari sebelumnya dengan tujuan untuk berjaga-jaga apabila diperlukan
selama dalam perjalanan menuju Samarinda dan Balikpapan dimana pada bulan Mei 2015 senjata api tersebut Saksi peroleh dengan caramembeli sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari
Sdr Suparman anggota Yonif 613/Rja dan senjata api tersebut tidak dilengkapi dengan surat-surat resmi ( illegal).
9. Bahwa Saksi mengetetahui pada saatSaksi 2 dan Terdakwa serta Saksi ditangkap oleh petugas BNN Balikpapan,ditemukan
barang bukti yang disita berupa Narkotika jenis shabu-shabu sebanyak 10 (sepuluh) bal yang di bungkus dengan tas plastik seberatnya
kurang lebih 500 gr, 1 (satu) bal narkotika jenis shabu yang terbungkus, 2 (dua) buah HP, 1 (satu) buah pucuk senjata api jenis Pistol warna Hitam merk Casoian nomor senjata 462413, munisi cal 9
mm sebanyak 12 (dua belas) butir dan tas kulit warna coklat serta 1 (satu) unit mobil jenis Toyota Avanza,
20
sedangkan barang bukti yang disita dari Terdakwa adalah 1 (satu) buah tas gendong warna abu-abu dan hitam, 2 (dua) buah hp merk
Nokia warna Hitam dan warna Orange sedangkan barang-barang yang disita dari Saksi adalah 1 (satu) buah tas kulit warna Hitam, 2
(dua) buah HP merk Nokia warna Hitam, 1 (satu) buah Hp merk Samsung warna Silver dan uang tunai sebanyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) kemudian urine Saksi dilakukan
pemeriksaan oleh petugas, dengan test pack berbentuk kotak berwarna putih dan hasil pemeriksaan urine Saksi negative
mengandung Narkotika. 10. Bahwa Saksi meminta kepada Terdakwa untuk menemani
Saksi 2 pergi ke Samarinda-Balikpapan bukan untuk tujuan lain seperti mengambil mobil Saksi 2 atau ada urusan lain tapi memang untuk
mengawal dan menemani Saksi 2 melakukan transaksi shabu-shabu yang dipesan oleh Sdr Ozi alias fauzi.
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi - 2 :
Nama lengkap : Sudirman alias Firman.
Pekerjaan : Wiraswasta Tempat tanggal lahir : Tarakan, 2 Pebruari 1976 Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia A g a m a : Islam
Tempat tinggal : Jl. Sei Mahakam RT 02 Kampung empat Tarakan Kaltara.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa saat ini Saksi sebagai narapidana dan sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Balikpapan akibat
terlibat dalam peredaran narkotika bersama saksi 1 dan Terdakwa dimana Saksi diadili di Pengadilan Negeri Samarinda karena terbukti
bersalah dalam penyalahgunaan narkotika yaitu sebagai orang yang membawa dan menjadi perantara jual beli Narkotika dan telah dijatuhi pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun.
2. Bahwa pada akhir bulan April 2015, Saksi kenal dengan
Terdakwa sedangkan kenal dengan Saksi 1 sekitar tahun 2011 dan keduanya hanya sebatas dalam hubungan pertemanan saja.
3. Bahwa pada hari minggu tanggal 10 Mei 2015 sekira pukul 15.00 Wita pada saat Saksi sedang bersama dengan Saksi-1 (Praka
Agus Korniawanto), Saksi mendapat telepon dari teman Saksi yang bernama Sdr Fauzi alias ozi yang tinggal di Balikapan dan bermaksud untuk membeli shabu-shabu sebanyak 500 (lima ratus) Gram,
kemudian Saksi menyerahkan HP kepada Saksi-1 selanjutnya terjadi pembicaraan tentang pemesanan shabu-shabu antara Saksi-1
dengan Sdr Fauzi kemudian Saksi mendengar perkataan dari Saksi-1 kepada Sdr Fauzi jika Saksi 1 akanmembicarakan dengan bos terlebih dahulu.
21
4. Bahwa pada tanggal 16 Mei 2015 telah terjadi kesepakatan antara Saksi 1 dan Sdr Fauzi tentang transaksi shabu-shabu
tersebutkemudian Saksi 1 membicarakan tentang cara pengiriman sabu-shabu tersebut melalui jalan darat selanjutnya pada tanggal 17
mei 2015 saksi berusaha mencari kapal agar mobil saksi yang akan dipergunakan membawa shabu-shabu tersebut dapat diseberangkan dari Tarakan ke Tanjung Selor, kemudian Saksi mendapat informasi
jika tanggal 19 mei 2015 ada kapal yang menuju tanjung selor dan memberitahukan perihal tersebut kepada Saksi 1, setelah selesai
membicarakan tentang bagaimana pengiriman shabu-shabu tersebut lalu Saksi mencari kapal yang akan berangkat dari Tarakan menuju Tanjung Selor kemudian pada tanggal 19 Mei 2015 Saksi
menghubungi Saksi 1 dan mengatakan “kalau mobil akan dinaikkan ke kapal pukul 16.00 Wita” selanjutnya Saksi-1 mengatakan kepada
Saksi “nanti shabu-shabunya akan dibawa Terdakwa”.
5. Bahwa tidak berapa lama kemudian Terdakwa datang kerumah
Saksi menyerahkan shabu-shabu dalam bungkusan tas plastik kresek warna hitam dan membawa tas ransel warna hitam selanjutnya Saksi
menanyakan kepada Terdakwa berapa membawa ongkos untuk ke ballikpapan dan dijawab oleh Terdakwa Rp. 3.000.000,- dan Saksi mengatakan kepada Terdakwa jika uang segitu tidak cukup karena
biasanya biaya perjaanan ke Balikpapan Rp 5.000.000,- dan setelah Terdakwa kembali menghubungi Saksi 1 dan Saksi 1 mengatakan
agar sementara talangi dengan uang Saksi dulu.
6. Bahwa selanjutnya Saksi dan Terdakwa berangkat menuju
Tanjung selor dengan menggunakan Speed Boot sedangkan mobil avanza milik Saksi dikirimkanmelaluiKP3dengan menggunakan kapal
kayu menuju tanjung selor, setelah Saksi dan Terdakwa sampai di tanjung selor langsung beristirahat di rumah teman saksi, kemudian sekira pukul 05.00 Wita saksi dan Terdakwa mengambil mobil yang di
titipkan melalui pelabuhan Tajung selor.
7. Bahwa pada pagi harinya rabu tanggal 20 mei 2015 saksi dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Avanza berangkat menuju kota samarinda/Balikpapan kemudian sekira pukul 02.00 Wita pada
hari kamis tanggal 21 Mei 2015 Saksi dan Terdakwa sampai di Samarinda, langsung beristirahat di hotel “the hotel”, Samarinda dan
di dalam hotel tersebut Saksi melihat Terdakwa ada membawa senjata api jenis pistol berwarna hitam namun Saksi tidak tahu jenis dan asal usul senjata api tersebut kemudian Saksi menghubungi
Saksi 1 dengan mengatakan jika transaksi tidak jadi di samarinda tapi di kota Balikpapan dan meminta agar Saksi 1 untuk ke Balikpapan
karena Saksi takut menerima dan membawa uang hasil jual beli shabu-shabu tersebut cukup besar dan atas permintaan tersebut akhirnya saksi 1 berangkat menuju ke Ballikpapan menggunakan
pesawat.
8. Bahwa masih pada hari kamis tanggal 21 mei 2015 sekira pukul 11.00 Wita, Saksi bersama Terdakwa melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan dan di pertengahan jalan saksi meminta agar
Terdakwa menyimpan senjata api jangan di pinggang, tapi di bawah laci dashboard karena sering ada razia dari polisi di jalan arah
balikpapan selanjutnya Terdakwa menyimpan senjata api tersebut di bawah laci dashboard, digabungkan dengan bungkusan 1 bal shabu-shabu untuk bonus/sampel bagi Sdr Fauzi yang telah lebih dulu Saksi
simpan di bawah laci dashboard tersebut.
22
9. Bahwa setibanya Saksi bersama dengan Terdakwa di Balikpapan, Saksi langsung menuju pencucian mobil langganan Saksi
di Jl MT Haryono kemudian mobil dititipkan sekaligus dicuci demikian juga tas ransel warna hitam milik Terdakwa yang berisi shabu-shabu
selanjutnya Saksi dan Terdakwa dengan mengggunakan taxi menuju Hotel Aston Balikpapan untuk bertemu dengan Saksi 1, setibanya di Hotel Aston, Saksi, Terdakwa dan Saksi-1 menuju kamar Saksi 1
nomor: 2002 dan makan, tidak berapa lama kemudian Saksi, Terdakwa dan Saksi 1 menemui Sdr H. Amir dan Saksi 3 Sdr
Suryansah (petugas BNNP yang menyamar), di loby Hotel selanjutnya terjadi pembicaraan tentang transaksi shabu-shabu tersebut kemudian tercapai kesepakatan harga Rp 500.000.000,- untuk 500 (lima ratus)
gram shabu-shabu, selanjutnya Saksi bersama dengan Terdakwa serta Saksi 3 Sdr Suriansyah, dengan menggunakan Mobil Honda
Jazz warna Merah milik Saksi 3, menuju tempat pencucian mobil di Jl MT Haryono dimana shabu-shabu disimpan dalam tas ransel milik Terdakwa yang masih berada mobil avanza, setelah sampai di
pencucian mobil, Saksi meminta Terdakwa membawa mobil avanza dengan mengikuti dari belakang Honda jaz yang ditumpangi oleh
Saksi 3 Suriansyah kemudian kurang lebihmobil berjalan 300 meter dan berhenti kemudian Saksi menelpon Terdakwa dan meminta agar tas ransel hitam milik Terdakwa dibawa ke dalam mobil honda jazz
selanjutnya Terdakwa masuk kedalam mobil Honda Jazz dengan membawa tas ransel yang berisi shabu-shabu tersebut.
10. Bahwa setelah Terdakwa masukdidalam mobil honda jaz, Saksi meminta Terdakwa untuk membuka tas tersebut dan
menumpahkannya bungkusan shabu-shabu tersebut kemudian Saksi membuka bungkusan tersebut dan mengeluarkan isinya di atas jok
mobil setelah selesai diperiksa oleh Saksi 3 suriansyah shabu-shabu tersebut kemudian dimasukkan kembali ke kantong warna Hitam sambil dihitung jumlahnyaberjumlah 10 (sepuluh) bal kemudian tiba-
tiba Saksi 3 Suryansyah keluar dari mobil dan menembakkansenjata api sebanyak 1 (satu) kali ke udara dengan mengatakan “jangan
bergerak” melihat hal tersebut Saksi diam saja sedangkan Terdakwa melarikan diri namun akhirnya tertangkap oleh anggota BNN Balikpapan kemudian Saksi dan Terdakwa beserta barang bukti 10
(sepuluh) bal shabu-shabu / 500 (lima ratus) gram dibawa ke hotel Aston demikian juga Saksi 1 sudah ditangkap di Hotel Aston.
11. Bahwa selanjutnya Saksi, Terdakwa dan Saksi-1 dibawa ke kantor BNN Samarinda untuk diproses hukum lebih lanjut kemudian
pada saat sudah berada di kantor BBN Samarinda, mobil Saksi dilakukan penggeledahan dan ditemukan dibawah laci dasboad oleh
petugas BNN barang bukti berupa 1 (satu ) bal/56 gram shabu-shabu yang dibungkus dengan koran dan 1 (satu) pucuk senjata api pistol beserta amunisinya milik Tedakwa.
12. Bahwa keseluruhan barang bukti yang disita oleh petugas
BNNP adalah 11 (sebelas) bal shabu-shabu, 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol warna Hitam, serta 1 (satu) unit Toyota Avanza warna abu-abu Nopol KT 1086 KL milik Saksi,tas ransel warna Hitam milik
Terdakwa, 2 (dua) buah HP merk Samsung warna Silver.
13. Bahwa Saksi mengetahui hasil pemeriksaan laboraturium terhadap shabu-shabu tersebut positif mengandung Metamphetamine karena ditunjukkan oleh petugas hasil pemeriksaan laboraturiumnya
kemudian Saksi juga menyaksikan,
23
14. Jika shabu-shabbu tersebut dimusnakan dengan menggunakan blender dan dibuang di lobang WC kkantor BNN.
15. Bahwa Saksi bersama-sama dengan Terdakwa ikut terlibat
dalam peredaran narkotika tersebut dikarenakan berharap akan mendapat keuntungan besar berupa uang yang akan diberikan oleh Saksi 1 jika transaksi shabu-shabu tersebut berhasil dilaksanakan
dengan baik.
16. Bahwa Saksi berkeyakinan jika Terdakwa mengetahui apa yang dibawa dan di urus ke Balikpapan adalah shabu-shabu karena sejak semula dari mulai Terdakwa mengantar tas plastik kresek yang
berisi shab-shabu ke rumah Saksi kemudian menemani Saksi sampai ke Balikpapan sehingga tidak mungkin Terdakwa tidak mengetahuinya
kemudian pada saat terjadinya pembicaraan untuk melakukan transaksi narkotika bertempat hotel Aston tersebut Terdakwa juga ikut bergabung dan duduk disekitar Saksi 1, Saksi 2, Saksi 3, Saksi 4
kemudian mengambil shabu-shabu tersebut di pencucian mobil d jalan MT Haryono yang akhirnya Saksi bersama dengan Terdakwa
tertangkap petugas BNNP.
17. Bahwa kepergian Saksi 2 dengan Terdakwa dari mulai Tarakan
menuju Samarinda-Balikpapan bukan untuk mengambil/menarik mobil milik saksi 2 yag di rental orang lain atau urusan lainnya akan tetapi
untuk melakukan transaksi shabu-shabu milik Sdr Dadi an Sdr Olo alias Bugis kepada pihak pembeli dalam hal ini Sdr Ozi alias Fauzi.
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi - 3 :
Nama lengkap : Surianyah Siregar Pangkat/NRP : Brigpol / 84101327
Jabatan : Anggota Berantas Kesatuan : BNNP Prov. Kaltim
Tempat tanggal lahir : Samarinda, 2 Oktober 1984
Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
A g a m a : Islam Tempat tinggal : Jl. Rapak Indah KM 11 Samarinda Kaltim.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi pada awalnya tidak kenal dengan Terdakwa dan baru mengenal Terdakwa dan Saksi 1 pada saat terjadinya transaksi narkotika di hotel Aston dan pada saat penangkapan Terdakwa dan
Saksi 2 di jalan MT Haryono.
2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 15.00 Wita petugas mendapat laporan dari masyarakat jika di Balikpapan akan ada transaksi Narkotika jenis shabu-shabu kemudian Saksi
bersama dengan 8 (delapan) anggota BNNK berangkat ke Balikpapan kemudian pada tanggal 22 Mei 2015 sekira pukul 16.00 Wita kami
dibagi menjadi 2 (dua) tim, dimana Saksi menjadi satu tim dengan Bripka Amir dengan tugaske hotel Aston Balikpapan untuk menemui orang yang akan menawarkan shabu-shabu tersebut kemudian Saksi
bergerak dengan Sdr Amir ke dalam hotel menemui penjual shabu-shabu tersebut.
24
3. Bahwa setelah sampai dan masuk ke dalam hotel Aston, Saksi bersama dengan Bripka Amir bertemu dengan dengan orang yang
akan menjual shabu-shabu tersebut dan Saksi belakangan baru mengetahuijika orang yang di temui tersebut adalah Saksi 1 (Praka
Agus Korniawanto). 4. Bahwa kemudan terjadi pembicaraan bertempat disamping
kolam renang yang mengarah ke laut di Hotel Aston tersebut antara Saksi 1, Saksi 2 dan Terdakwa dengan Bripka Amir dan Saksi selaku
pembeli setelah tercapai kesepakatan harga dimana harga shabu-shabu seberat 500 (lima ratus) gram dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) kemudiian pihak Saksi menyerahkan uang
pertama sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dibayar
melalui transfer antar bank sedangkan shabu-shabunya masih disimpan dan tidak berada di hotel.
5. Bahwa setelah kesepakatan transaksi tersebut tercapai di kedua belah pihak maka Saksi bersama dengan Terdakwa dan
Saksi 2 (Sudirman) dengan menggunakan Honda Jazz warna merah yang dikemudikan oleh Saksi sendiri berangkat menuju jalan M.THaryono untuk mengambil shabu-shabu yang disimpan didalam
mobil avanza milik Saksi-2 sedangkan Saksi 1 dan Bripka Amir menunggu di hotel Aston.
6. Bahwa setibanya di tempat pencucian mobil di jalan MT Haryono Terdakwa mengambil mobil avanza milik Saksi-2 setelah
diambil mobil avanza tersebut kemudian Saksi 2 menghubungi Terdakwa meminta agar Terdakwa mengikuti mobil honda Jazz yang
dikemudikan Saksi dari belakang dan kurang lebih sejauh 200 meter dari tempat pencucian mobil kemudian Saksi 2 menghubungi Terdakwa kembali dengan HP dan mengatakan “agar shabu yang
berada di dalam tas warna Hitam di bawa ke mobil Honda Jazz dan tidak lama kemudian Terdakwa membawa tas yang berisi shabu-
shabu dan masuk kedalam mobil yang Saksi kemudikan kemudian Terdakwa langsung membuka tas ransel dan mengeluarkan kantong plastik yang berisi shabu-shabu dan menyerahkannya kepada Saksi-2.
7. Bahwa setelah Saksi 2 menerima penyerahan kantong plastik yang berisi shabu-shabu dari Terdakwa kemudian kantong plastik
tersebut ditumpahkan oleh saksi 2 di atas jok mobil dan ketika itu Saksi melihat didalam kantong plastik putih bening terdapat
bongkahan batu kecil-kecil seperti kristal berwarna putih yang diduga shabu-shabu kemudian Saksi-2 mengatakan jika dalam 1 (satu) bungkus/1 (satu) bal tersebut beratnya 50 (lima puluh) gram dan
bungkusan tersebut berjumlah 10 (sepuluh) bungkus.
8. Bahwa setelah Saksi-2 menghitung jumlah shabu-shabu tersebut dan diserahkan kepada Saksi kemudian Saksi keluar dari dalam mobil sambil Saksi menembakkan pistol sebanyak 1 (satu) kali
ke udara sebagai isyarat untuk teman-teman Saksi yang sudah berada disekitar tempat tersebut untuk bergerak, melihat hal tersebut
Terdakwa melarikan diri namun akhirnya tertangkap oleh teman-teman Saksi sedangkan Saksi mengamankan Saksi-2 yang masih berada dalam mobil, selanjutnya Saksi 2 dan Terdakwa dibawa ke Hotel
Aston bergabung dengan Saksi 1 yang sudah ditangkap petugas BNNk Samarinda.
25
9. Bahwa dalam penangkapan tersebut petugas BNNK Samarinda selain mengamankan Terdakwa, Saksi 2 dan Saksi 1 juga
mengamankan barang bukti berupa 10 (sepuluh) bal shabu-shabu dan mobil avanza milik Saksi 2selanjutnya membawa para pelaku dan
barang bukti ke kantor BNNK Samarinda, sesampainya di Samarinda, mobil Avanza milik Saksi 2 dilakukan pemeriksaan dan penggeledahan dan ditemukan di bawah laci dashboard 1 (satu) bal
shabu-shabu yang dibungkus kertas Koran dan 1 pucuk senjata api pistol merk Caspian dengan 12 (dua belas) butir amunisinya.
10. Bahwa barang bukti narkotika jenis shabu-shabu yang ditemukan dari penangkapan tersebut secara keseluruhan berjumlah
11 ( sebelas) bal atau seberat kurang lebih 56 (lima puluh enam) gram kemudian dilakukan pemeriksaan urine terhadap Terdakwa, Saksi 1
dan Saksi 2 namun berkenaan dengan hasil dari pemeriksaan urine para pelaku tersebut Saksi tidak mengetahuinya sedangkan hasil pemeriksaan dan uji laboraturium terhadap butiran Kristal yang saksi
amankan tersebut benar adalah Zat Narkotika jenis shabu-shabu yang mengandung Metamphetamine golongan I.
11. Bahwa Saksi mengetahui shabu-shabu tersebut sebagian disisihkan untuk persidangan sedangkan yang sebagian besar
dimusnahkan dengan cara diblender dan dibuang ke dalam WC kantor BNN dengan disaksikan oleh Terdakwa, Saksi 1, Saksi 2 dan petugas
BNN termasuk petugas polisi militer. 12. Bahwa narkotika adalah zat yang dilarang oleh Undang
Undang dan sewaktu terjadi penangkapan tidak diketemukan adanya surat ijin dari pejabat yang berwenang untuk peredaran narkotika yang
dimiliki oleh Terdakwa, Saksi 2, dan Saksi 1 demikian juga senjata api pistol yang dibawa oleh Terdakwa tidak ada surat-surat senjatanya.
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi – 4 :
Nama lengkap : Achmad Sakroni Pangkat/NRP : Bripka / 80070760
Jabatan : Anggota Berantas Kesatuan : BNNP Prov. Kaltim
Tempat tanggal lahir : Kediri, 22 Juli 1980
Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
A g a m a : Islam Tempat tinggal : Jl. Dr. Sutomo Gg.8 No. 19 RT. 37 Kel.
Sidodadi Kec. Samarinda Ulu Kota
Samarinda Kaltim.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi awalnya tidak kenal dengan Terdakwa namun
pada saat penangkapan Terdakwa dan kawan-kawan baru saksi mengenal Terdakwa secara langsung.
2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 15.00 Wita petugas BNNP Kaltim menerima laporan dari masyarakat jika
akan ada transaksi narkotika jenis shabu-shabu di Balikpapan,
26
namun Saksi dan kawan-kawan belum mengetahui siapa target yang akan ditangkap tersebut, kemudian atas informasi tersebutSaksi
bersama dengan 8 (delapan) orang anggota BNNK samarinda berangkat menuju kota Balikpapan.
3. Bahwakemudian pada tanggal 22 Mei 2015 sekira pukul 16.00 Wita saksi dan kawan-kawan dibagi menjadi 2 (dua) tim, saat itu Saksi
bersama anggota BNNP menuju Hotel Aston Balikpapan kemudian Saksi bersama Brigpol Zainal dan Bripka Frangki diperintahkan AKBP
H. Tampubolon untuk mengawasi area disekitar parkiran hotel Aston untuk mengantisipasi agar para pelaku tidak bisa melarikan diri.
4. Bahwa pada saat Saksi sedang mengawasi area parkiran tersebut, Saksi melihat Terdakwa, Saksi-2 (Sudirman) dan Saksi-3
Brigpol Suryansyah (anggota BNNP)sedang berada di parkiran dan masuk ke dalam mobil honda Jazz warna Merah, melihat hal tersebut Saksi bersama Brigpol Zainal dan Bripka Frangki dengan
menggunakan sepeda motor mengikuti mobil Honda jazz ke luar hotel yang dikendarai oleh tiga orang tersebut dari belakang.
5. Bahwa tidak berapa lama Saksi mengikuti mobil tersebut dengan menggunakan sepeda motor ternyata mobil yang ditumpangi
Terdakwa, Saksi-2 dan Saksi-3 berhenti jalan MT Haryono tepatnya di tempat pencucian mobil dan ketika itu Saksi melihat ada salah
seorang penumpang keluar dari mobil Honda jazz (Terdakwa) dan langsung menuju tempat pencucian mobil dan tidak berapa lama kemudian orang tersebut (Terdakwa) membawa mobil avanza warna
Abu-abu Silver mengikuti mobil Honda jazz yang dikemudikan oleh Saksi-3 sedangkan Saksi bersama dengan Brigpol Zainal dan Bripka
Frangki dengan jarak kurang lebih 30 (tiga puluh) meter mengikuti dari belakang mobil.
6. Bahwa setelah beberapa saat mobil Honda Jazz yang dikemudikan oleh saksi 3 berhenti, Saksi melihat Saksi-3 tiba-tiba
keluar dari mobil sambil menembakkan ke udara sebanyak 1 (satu) kali kemudian setelah mendengar suara tembakan tersebut Saksi dengan Bripka Frangki berupaya untuk menangkap Terdakwa yang
akan melarikan diri dengan cara berteriak maling sehingga warga yang ada disekitar tempat kejadian mengepung dan ikut menangkap
Terdakwa sedangkan Saksi 2 diamankan oleh saksi 3. 7. Bahwa kemudian Terdakwa dan Saksi 2 beserta barang bukti
dibawa ke Hotel Aston Balikpapan dan setibanya di hotel Aston baruTerdakwa mengakuiberstatus sebagai anggota TNI AD demikian
juga Saksi 1 selanjutnya untuk pemeriksaan lebih lanjut Terdakwa, Saksi1 dan Saksi 2 dibawa kekantor BNNP Samarinda beserta barang bukti yang diamankan dari penangkapan tersebut.
8. Bahwa setelah dilakukan penggeledahan terhadap mobil
avanza milik Saksi 2 ditemukan oleh petugas berupa 1 (satu ) bal shabu-shabu yangdibungkus kertas koran dan 1 ( satu) pucuk senjata api jenis pistol merk caspian sehingga keseluruhan shabu-shabu yang
ditemukan berjumlah 11 ( sebelas) bal.
9. Bahwa Saksi mengetahhui jika urine Terdakwa, Saksi 1 dan Saksi 2 di periksa oleh petugas namun Saksi tidak mengetahui apa hasil dari pemeriksaan urin tersebut sedangkan hasil uji laboraturium
yang dilakukan terhadap shabu-shabu tersebut terdapat hasil yang Positif mengandung zat Narkotika Metamfetamina golongan I.
27
10. Bahwa Saksi mengetahui jika narkotika adalah zat yang tidak boleh digunakan sembarang orang dan dilarang oleh Undang Undang
yang berlaku, kemudian sewaktu dilakukan penangkapan terhadap para pelaku tersebut tidak ada surat ijin dari pejabat yang berwenang
untuk membawa narkotika begitu juga tentang senjata api yang ditemukan dalam penangkapan tersebut tidak ada surat-suratnya.
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi - 5 :
Nama lengkap : Egidius Danga Pangkat/NRP : Serka / 21040266590983
Jabatan : Baur Harrikmu Kesatuan : Denpal “A” 06-12-03 Paldam VI/Mlw
Tempat tanggal lahir : Sarira Toraja, 1 September 1983
Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
A g a m a : Islam Tempat tinggal : Asrama Awanglong RT. 18 Blok E No. 4
Kel. Bugis Kec. Samarinda Kota.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa dan tidak mengetahui tentang perbuatan Terdakwa yang melakukan tindak pidana Narkotika.
2. Bahwa Saksi diminta oleh penyidik POMAD Samarinda untuk
memberikan kesaksian dalam perkara Terdakwa berkenaan dengan kepemilikan senjata api illegal dimana Saksi diminta sebagai saksi berhubungan dengan jabatan Saksi sehari-hari sebagai Baur Harrikmu
yang melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan di bengkel senjata di denpal A 06-12-03 Korem 091/ASN.
3. Bahwa sewaktu diminta untuk melakukan pemeriksaan senjata yang dibawa oleh Terdakwa tersebut adalah senjata tersebut jenis
pistol caliber 9 mm merk Caspian buatan USA dan amunisi sebanyak 12 (dua belas) butir caliber 9 mm buatan PT Pindad Indonesia karena
tertulis “PIN” sedangkan untuk tahun pembuatan pistol dan amunisi tersebut Saksi tidak mengetahuinya.
4. Bahwa saat senjata merk Caspian tersebut Saksi periksa di Denpom dengan membongkar komponen senjata dimana Saksi
melihat bagian laras dalam kondisi baik, per, magazen dalam kondisi baik demikian juga bagian-bagian lainnya seperti picu, pemukul dan pena pemukul serta penggalak amunisi dalam kondisi baik sehingga
senjata tersebut disimpulkan secara keseluruhan dalam kondisi baik dan dapat ditembakkan.
5. Bahwa senjata pistol merk Caspian tersebut bukan standar organik TNI namun jika dibandingkan dengan senjata pistol standar
TNI maka memiliki kaliber yang sama yaitu 9 mm dengan jarak tembak efektif 25 meter kemudian cara pengoperasian senjata api pistol
tersebut sama dengan senjata api pistol standar TNI dan jika ditembakkan dalam jarak efektif tersebut maka proyektil akan menembus badan orang dan mengenai organ vital maka dapat
menyebabkan kematian.
28
Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Menimbang : Bahwa di dalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai
berikut :
1. Bahwa Terdakwa menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 2005
melalui pendidikan Secata PK di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus dengan pangkat Prada NRP 3131060709270985 dilanjutkan
Pendidikan Jur Infantri di Gunung Kupang Kal-sel setelah lulus kemudian ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Praka.
2. Bahwa Terdakwa pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 sekira
pukul 18.30 menerima telepon dari Saksi 1 (Praka Agus Korniawanto) dan Terdakwa diajak oleh Saksi 1 untuk menemani Saksi 1 ke daerah Sebengkok Teluk Tiram Tarakan dan meminta agar Terdakwa
langsung menuju daerah Sebengkok dan bertemu di daerah tersebut.
3. Bahwa setelah ditelepon oleh Saksi 1 tersebut Terdakwa dengan menggunakan sepeda motornya sendiri langsung menuju daerah sebengkok kemudian setibanya di jalan sekitar daerah
sebengkok Terdakwa bertemu dengan Saksi 1 selanjutnnya Terdakwa dan Saksi 1 berangkat menuju rumah Sdr Olo namun sebelum sampai
di rumah Sdr Olo, Saksi 1 menyuruh agar Terdakwa menunggu saja di lapangan kosong dekat rumah Sdr Olo sedangkan Saksi 1 langsung menuju rumah Sdr Olo.
4. Bahwa tidak berapa lama kemudian Saksi1 datang dari rumah Sdr Olodengan membawa bungkusan plastik kresek berwarna
Hitammenemui Terdakwayang sedang menunggu kemudian Saksi 1 menyerahkan bungkusan tas kresekwarna hitam tersebut kepada
Terdakwa dan meminta tolong agar Terdakwa langsung mengantar dan menyerahkan bungkusan plastik warna hitam tersebut kepada Saksi 2 Sudirman yang sedang berada di rumahnya.
5. Bahwa Terdakwa pada saat Terdakwa menerima bungkusan plastik kresek warna hitam dari Saksi 1 tersebut Terdakwa diam saja dan tidak menanyakan apa isinya kepada saksi 1 namun pada saat
Terdakwa pegang dan meraba isi dari bungkusan plastic tersebut Terdakwa merasakan berbentuk butiran-butiran Kristal seperti gula
batu namun Terdakwa tidak membukanya selanjutnya atas permintaan Saksi 1 tersebut Terdakwa dengan menggunakan sepeda motornya langsung membawa bungkusan plastik tersebut dan menyerahkannya
langsung kepada Saksi-2 (Sudirman) setelah bungkusan plastik warna Hitam Terdakwa serahkan kepada Saksi-2 selanjutnya Terdakwa
pulang kerumah.
6. Bahwa kemudian pada malam harinya Terdakwa kembali
dihubungi oleh Saksi 1 melalui telepon dan Saksi 1 meminta agar Terdakwa menemani Saksi 2 Sudirmanuntuk berangkat ke
Balikpapan, atas permintaan Saksi 1 tersebut Terdakwa bersedia untuk menemani Saksi 2 ke Balikpapan.
7. Bahwa pada ke esokan harinya yaitupada tanggal 19 Mei 2015 Terdakwa menemui Saksi-1 dan pada saat itu Saksi-1 memberikan uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
untuk ongkos Terdakwa selama perjalanan untuk menemani Saksi-2 ke Balikpapan,
29
kemudian sekira pukul 16.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi 2 berangkat ke Pelabuhan Tarakan dengan membawa Tas ransel
pakaian warna hitam, dan membawa senjata api FN merk Caspian yang Terdakwa selipkan dipinggang sebelah kiri dengan 12 (dua
belas) butir munisi,kemudian Saksi 2 menitipkan mobil toyota Avanza untuk diseberangkan ke pelabuhan tanjung selor dengan menggunakan kapal kayu sedangkan Terdakwa bersama dengan
Saksi 2 menggunakan speed boat, setelah sampai di pelabuhan Tanjung selor Terdakwa bersama dengan Saksi-2 menginap dirumah
teman Saksi-2. 8. Bahwa keesokan harinya pada tanggal 20 Mei 2015 sekira
pukul 04.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi-2 dari rumah teman Saksi 2 berangkat menuju pelabuhan Tanjung Selor untuk
mengambil mobil avanza milik Saksi 2 di pelabuhan dan sekira pukul 05.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi-2 berangkat menuju Samarinda-Balikpapan dengan menggunakan mobil toyota Avanza
milik Saksi 2 tersebut dan senjata api tetap Terdakwa selipkan dipinggang sebelah kiri.
9. Bahwa pada tanggal 21 Mei 2015 sekira pukul 02.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi-2 sampai di kota Samarinda
kemudian menuju hotel “The Hotel”untuk beristirahat selanjutnya ada pagi harinya sekira pukul 11.00 Wita Terdakwa dan saksi 2
melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan dan di dalam perjalanan menuju kota Balikpapan, Saksi 2 menyuruh Terdakwa agar menyembunyikan senjata api pistol yang dibawa oleh Terdakwa
tersebut di bawah laci di dalam dashboard karena dikhawatirkan di perjalanan menuju Balikpapan sering ada razia dari pihak kepolisian
dan atas saran Saksi 2 tersebut, Terdakwa menyimpan senjata api jenis pistol di bawah laci di dalam Dast Board beserta amunisi 9 mm digabungkan dengan bungkusan 1 (satu) bal shabu-shabu seberat
kurang lebih 50 (lima Puluh) gram selanjutnya sesampainya di Balikpapan Saksi-2 langsung menuju tempat pencucian mobil di jl. M.T
Haryono setelah itu Saksi 2 berganti pakaian dan menggunakan Wig selanjutnya Terdakwa dan Saksi 2 berangkat menuju hotel Aston untuk menemui Saksi 1 yang sudah berada di dalam hotel tersebut
sedangkan mobil Toyota Avanza dan tas ransel milik Terdakwa di tinggal di tempat pencucian mobil tersebut.
10. Bahwa sesampainya di Hotel Aston Saksi-2 menghubungi Saksi-1 dengan mengatakan”kalau kami sudah diloby Hotel Aston”
tidak lama kemudian Saksi-1 datang menemui Terdakwa dan Saksi-2 selanjutnya Terdakwa, Saksi 2 dan Saksi-1 diajak kekamar Saksi 1
Nomor 2002 tempat Saksi-1 menginap kemudian Saksi-1 mendapat telepon dari seseorang yang Terdakwa tidak kenal kemudian Terdakwa berganti pakaian dan ke kamar mandi selanjutnya tidak
berapa lama pintu di ketok oleh seseorang selanjutnya Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi 2 bersama-sama orangtersebut menuju Balkon
hotel bagian belakang dekat kolam renang untuk membicarakan sesuatu namun Terdakwa tidak mendengarakan apa yang sedang dibicarakan.
11. Bahwa tidak berapa lama kemudian Terdakwa diajak oleh
Saksi 2 untuk mengambil mobil Avanza yang sedang dicuci di Jl MT Haryono dengan menggunakan mobil honda jazz warna merah yang dikemudikan oleh orang yang Terdakwa tidak kenal, sesampainya di
tempat pencucian mobil tersebut Terdakwa mengambil mobil avanza milik Saksi-2,
30
selanjutnya Saksi-2 mengatakan kepada Terdakwa untuk mengikuti dari belakang dan setelah Terdakwa berjalan mengikuti kurang lebih
200 (dua ratus) meter, Terdakwa melihat mobil honda jazz berhenti dan Terdakwa pun ikut berhenti kurang lebih 3 (tiga) meter dari
belakang mobil honda jazz warna Merah tersebut dan tidak berapa lama, kemudian Terdakwa ditelepon oleh Saksi 2 dengan mengatakan “saudara, bawa tas warna Hitam kesini” setelah Terdakwa mengambil
tas ransel warna hitam tersebut kemudian Terdakwa turun dengan membawa tas hitam menuju mobil honda jazz.
12. Bahwa setelah Terdakwa masuk kedalam mobil honda jazz tersebut Saksi-2 meminta agar Terdakwa membuka tas ransel milik
Terdakwadan mengambil bungkusan tas plastic kresek warna hitam ternyata didalam tas ada bungkusan plastik yang berisi shabu-shabu,
kemudian Saksi-2 membuka bungkusan plastik tersebut dan mengeluarkan isinya dengan cara menumpahkan shabu-shabu diatas jok mobil dan Terdakwa melihat ada 10 (sepuluh) bal shabu-shabu
yang dibungkus plastic warna putih bening setelah selesai dilihat oleh orang yang ada di dalam mobil tersebut kemudian shabu-shabu
dimasukkan kembali ke kantong plastik warna Hitam sambil menghitung jumlahnya tiba-tiba pengemudi honda jazz tersebut langsung keluar dari dalam mobil sambil mengeluarkan senjata api
dan menembakkan keatas sebanyak 1 (satu) kali, melihat hal tersebut Terdakwa terkejut dan melarikan diri karena kaki Terdakwa kram
akhirnya Terdakwa tertangkap selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 dibawa kembali ke hotel Aston dan setibanya dihotel aston Terdakwa melihat Saksi-1 telah ditangkap oleh petugas BNNK Samarinda
kemudian Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi-2 beserta mobil Avanza milik saksi 2 dibawa ke kantor BNNK Samarinda dengan menggunakan
mobil Toyota Innova warna abu-abu. 13. Bahwa setelah sampai dikantor BNNK Samarinda mobil Toyota
Avanza yang digunakan oleh Terdakwa dan Saksi 2 dilakukan penggeledahan oleh Petugas BNNK dan ditemukan di bawah laci dash
board 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol merk Caspion dan 12 butir amunisi yang Terdakwa simpan dengan bungkusan koran serta shabu-shabu seberat 50 (lima puluh) gram yang disimpan oleh saksi 2
yang diperuntukkan bonus sekaligus sample untuk sdr Fauzi.
14. Bahwa senjata api yang di bawa oleh Terdakwa tersebut merupakan milik Saksi 1yang dipinjam oleh Terdakwa beberapa hari sebelum Terdakwa berangkat ke Balikpapan menemani Saksi 2
disertai dengan amunisi sebanyak 12 butir dengan perincian 5 butir amunisi milik Saksi 1 sedangkan 7 butir milik Terdakwa yang diperoleh
Terdakwa saat kerusuhan tarakan kemudian senjata api yang dipinjam dan dibawa tersebut tidak memiliki surat-surat yang yang sah.
15. Bahwa pada saat terjadinya penangkapan dan penggeledahan terhadap Terdakwa, Saksi 1, Saksi 2 yang dilakukan oleh petugas
BNNK tersebut ditemukan dan disita barang bukti diantaranya berupa 11 (sebelas) bal shabu-shabu kurang lebih seberat 556 (lima ratus lima puluh enam) Gram, 1 pucuk senjata api merk Caspion dan 12
(dua belas) butir amunisi cal 9 mm dan sejumlah hp kemudian dilakukan pemeriksaan urine milik Terdakwa dan Saksi 1 yang
hasilnya negative/ tidak ada mengandung zat narkotika kemudian barang bukti yang disita tersebut setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratorium diketahui hasilnya memang mengandung
metamfetamina,
31
selanjutnya pada hari kamis tanggal 10 Juni 2015 Terdakwa ikut menyaksikan pemusnahan barang bukti shabu-shabu di Kantor BNNK
Samarinda.
16. Bahwa pada tahun 2004 dan 2005 sebelum Terdakwa menjadi anggota TNI AD pernah bergaul dan berteman dengan orang-orang yang berjualan shabu-shabu (narkotika), namun setelah Terdakwa
sudah masuk menjadi anggota TNI AD tidak lagi bergaul dengan orang-orang tersebut.
17. Bahwa atas kejadian ini Terdakwa tidak mengetahui jika rencana Saksi 1 dan saksi 2 tersebut untuk melakukan transaksi
narkotika namun Terdakwa tidak merasa marah atau kecewa dengan perbuatan Saksi 1 dan Saksi 2 meskipun Terdakwa harus menjalani
proses hokum dan dilakukan penahanan.
Menimbang : Bahwa atas keterangan Terdakwa yang menyatakan seolah-
olah Terdakwa tidak mengetahui apa yang dibawa dan direncanakan serta dilakukan oleh Saksi 2 dan Saksi 1 dalam melakukan transaksi
narkotika jenis shabu-shabu, dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa telah bersama-sama dengan Saksi 1mengambil shabu-shabu ke rumah Sdr
Olo alias Bugis, walaupun Terdakwa tidak ikut masuk ke dalam rumah Sdr. Olo tapi sewaktu Terdakwa diminta Saksi 1 mengatantar shabu-
shabu tersebut Terdakwa sempat meraba dan berkesimpulan benda dalam kantong plastic tersebut berbentuk Kristal seperti gula batu dan ke esokan harinyaTerdakwa bersama-sama berangkat ke Samarinda-
Balikpapan dengan diberikan ongkos dalam perjalanan oleh Saksi 1 sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).
Selanjutnya berdasarkan keterangan Saksi 2 dan keterangan Terdakwa sendiri bahwa shabu-shabu tersebut berada dan disimpan
dalam tas ransel pakaian milik Terdakwa kemudian setelah sampai di Balikpapan, Terdakwa ikut bergabung bersama Saksi 1, Saksi 2, Saksi
3 dan Saksi 4 berada dalam hotel Aston Balikpapan, dimana pertemuan itu dilakukan bukan untuk urusan lain akan tetapi urusan transaksi narkotika, ditambah lagi Terdakwa mengawal Saksi 2
tersebut dan sengaja membawa senjata api untuk pengamanan di perjalanan, sehingga sangat besar potensi Terdakwa mengetahui
yang dibawa adalah Shabu-shabu meskipun Terdakwa berupaya mengelak dengan mengatakan tidak tahu rencana dari Saksi 1 dan Saksi 2,hal ini adalah wajar dan merupakan cara Terdakwa untuk
melepaskan diri dari jeratan hokum dan dari pertanggungjawaban pidana yang akan menjeratnya apalagi ancaman pidana bagi pelaku
tindak pidana narkotika cukup berat ditambah lagi akan ancaman sanksi pemecatan dari dinas kemiliteran.
Jika seorang prajurit benar-benar terbukti terlibat dalam peredaran narkotika sudah wajar jika Terdakwa berupaya keras untuk menolak
dan menyangkal keterlibatan dirinya dalam peredaran narkotika, dengan harapan Terdakwa terlepas dari jeratan hukum, sehingga berdasarkan hal tersebut Majelis Hakim tidak dapat menerima
keterangan Terdakwa tentang ketidaktahuannya atas narkotika yang dibawanya bersama-sama dengan Saksi 2 ke Balikpapan tersebut.
Menimbang : Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada
Majelis Hakim berupa :
32
1. Barang-barang :
a. 1 (satu) kantong plastik sabu-sabu seberat 5,62 Gram. b. 1 (satu) buah pucuk senjata api merk Caspian No.
462431 dan Amunisi sebanyak 12 (dua belas) butir. c. 2 (dua) buah HP merk Goscow dan merk Nokia sesuai
surat penetapan Nomor : 476/Pen.Pid/2015/PN.BPP
tanggal 03 Juni 2015 dan ketetapan Nomor : TAP-115/Q.4.10/Euh.1/06/2015 tanggal 03 Juni 2015.
2. Surat-surat :
a. 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan hasil Lab. No LAB.3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015.
b. 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa sabu-sabu dan HP.
c. 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa mobil KT 1086
KL. d. 1 (satu) lembar Photo senjata api dan munisi serta
magazen. e. 1 (satu) lembar Photo timbangan. f. 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium
Kriminalistik No Lab :3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015.
g. 1 (satu) lembar Surat Ketetapan status barang sitaan Narkotika.
h. 1 (satu) lembar Surat Perintah penyitaan No :
sprin/14/V/2015 tanggal 22 Mei 2015. i. 1 (satu) lembar Berita Acara penyitaan barang bukti.
j. 1 (satu) lembar Berita Acara penimbangan dan Penyisihan barang bukti.
k. 1 (satu) lembar Berita Acara pembungkusan,
penyegelan, dan barang bukti. l. 1 (satu) lembar Berita Acara pemusnahan barang bukti.
m. 1 (satu) lembar Berita Acara serah terima barang bukti. n. 1 (satu) lembar Surat Perintah pemusnahan barang bukti.
Menimbang : Bahwa keseluruhan barang bukti berupa barang-barang dan surat-surat tersebut di atas telah diperlihatkan dan dibacakan serta
telah diterangkan kaitannya dengan perkara ini baik kepada para Saksi maupun kepada Terdakwa, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, sehingga dapat menjadi bukti
petunjuk tentang perbuatan yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini yang dibenarkan oleh Terdakwa dan dibenarkan pula secara
keseluruhan oleh para Saksi, maka oleh karena itu dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang di dakwakan terhadap Terdakwa tersebut.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dan Terdakwa
serta alat bukti lain dan setelah dihubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa Gita Wardana pada tahun 2005 masuk menjadi prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK di Gunung
Kupang setelah lulus Terdakwa di lantik dengan pangkat Prada NRP 31060709270985 kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Jur Infantri setelah lulus Terdakwa ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan
perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini dan saat ini Terdakwa masih berdinas aktif di Yonif 613/Rja dengan pangkat Praka.
33
2. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) telah dihubungi
oleh Saksi-2 (Sudirman) dan mengatakan jika temannya Sdr Oji alias Fauzi yang berdomisilidi Balikpapan bermaksud untuk membeli
Shabu-shabu sebanyak 500 ( lima ratus ) gram dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan transaksinya akan dilaksanakan di kota Samarinda.
3. Bahwa benar kemudian pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015
Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) menghubungi Sdr Dadi selaku bandar sabu-sabu dan mengatakan jika Saksi 2 (Sudirman) ingin membeli shabu-shabu sebanyak 500 (lima ratus ) gram atau 10
(sepuluh) Bal dan di jawab Sdr. Dadi “oke”, kemudian sekira pukul 17.00 Wita Saksi-2 (Sudirman) di hubungi oleh anak buah Sdr Dadi
yang mengatakan agar Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) mengambil sabu-sabu di rumah Sdr Olo alias Bugis dari Sdr Dedi di daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakan, kemudiansekira pukul 18.45 Wita
Terdakwa dihubungi oleh Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan meminta agar Terdakwamenemani Saksi 1 pergi ke rumah Sdr Olo di
simpang sebengkok dan atas permintaan tersebut, Terdakwa bersedia menemani Saksi 1 selanjutnya Terdakwa dan Saksi 1 berangkat dengan menggunakan sepeda motor masing-masing dari Batalyon
menuju rumah Sdr Olo alias Bugis di daerah simpang sebengkok.
4. Bahwa benar setelah mendekati rumah Sdr Olo alias Bugis,Terdakwa diminta oleh Saksi 1 untuk menunggu di lapangan kosong disamping rumah Sdr Olo, sedangkan Saksi-1 (Praka Agus
Kurniawanto) langsung kerumah Sdr Olo alias Bugis, setelah bertemu dengan Sdr Olo, Saksi Praka Agus Korniawanto diminta menunggu
diruang tamu dan Sdr Olo mengatakan “tunggu dulu ya pak, saya ambil barangnya ( sabu-sabu) dulu” setelah Sdr Olo masuk dalam kamar dan keluar lagi langsung menyerahkan tas plastic kresek
warna Hitam yang berisi sabu-sabu kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) sambilmengatakan “ini pak titipan bos Dadi” selanjutnya
setelah menerima sabu-sabu tersebutSaksi 1langsung meninggalkan rumahdan langsung menemui Terdakwa dan menyuruh Terdakwa agar menyerahkan tas plastic kresek warna Hitam yang berisi shabu-
shabu tersebut kepada Saksi 2 di rumahnya kemudian Terdakwa membawa shabu-shabu tersebut dan langsung menyerahkannya
kepada Saksi 2 dan setelah shabu-shabu tersebut diterima oleh Saksi 2, Terdakwa langsung pulang ke asrama, tidak berapa lama kemudian saksi 2 meminta kepada Saksi 1 agar menemani saksi 2 untuk
melakukan transaksi shabu-shabu tersebut ke Samarinda namun Saksi 1 tidak bisa menemani Saksi 2 karena Saksi-1 sedang melayani
tamu Batalyonsehingga Saksi 1 berjanji akan mencarikan teman Saksi 2 ke Samarinda untuk mengantar shabu-shabu tersebut.
5. Bahwa benar pada malam harinya Terdakwa di hubungi oleh Saksi-1 dan meminta Terdakwa untuk menemani Saksi-2 ke
Samarinda, sehingga pada ke esokan harinya pada tanggal 19 Mei 2015 Terdakwa dibekali uang oleh saksi 1 sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) selanjutnya sekira pukul 16.00 Wita saksi 2 dengan
Terdakwa berangkat melalui pelabuhan Tarakan dengan menggunakan speed boat menuju Tanjung Selor dengan membawa
senjata api pistol dan 12 butir amunisi dan membawa tasransel warna Hitam tempat pakaian dan juga berisi sabu-sabu yang telah dibungkus kertas kresek plastic warna hitam sebanyak 10 ball dan,
34
setibanya di Tanjung selor Terdakwa dengan Saksi 2 menginap di rumah teman Saksi 2 sedangkan mobil avanza warna abu-abu metalik
milik Saksi-2 dtitipkan oleh Saksi 2 melalui kapal kayu di KP3 menuju tanjung selor.
6. Bahwa benar pada tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 04.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi 2 berangkat ke pelabuhan
Tanjung selor untuk mengambil mobil Avanza milik Saksi 2 yang telah ditipkan dengan kapal kayu dan sekira pukul 05.00 Wita Terdakwa
bersama dengan Saksi 2 dengan menggunakan mobil Avanza tersebut berangkat menuju samarinda,
7. Bahwa benar sekira pukul 03.00 Wita Terdakwa dan Saksi-2 (Sudirman) telah tiba dikota Samarinda dan beristirahat di hotel “The
Hotel” kemudian Saksi 2 memberitahukan kepada saksi 1 jika transaksi shabu-shabunya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015 sekira pukul 13.00 Wita di kota Balikpapan dan tidak jadi di
Samarinda kemudian sekira pukul 11.00 Wita, Saksi bersama dengan Terdakwa kembali melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan
dan di dalam perjalanan Terdakwa disuruh oleh Saksi 2 agar menyimpan senjata api jenis pistol dibawah laci dasboard mobil karena sering ada razia polisi diperjalanan kemudian atas
pemberitahuan Saksi 2 tersebut akhirnya Terdakwa menyimpan senjata api dan amunisinya dibawah laci dashboard dengan disatukan
dengan 1 (satu) bal shabu-shabu seberat kurang lebih lebih dari 56 (lima Puluh emnam ) gram yang diperuntukkan sebagai bonus dan sampel untuk sdr Fauzi sedangkan shabu-shabu sebanyak 10 ball
tetap disimpan didalam ransel selanjutnya setibanya di Balikpapan Terdakwa dengan Saksi 2 langsung menuju ke tempat pencucian
mobil langganan Saksi 2 yang bertempat di Jl MT Haryono Balikpapan dan menitipkan mobil avanza milik Saksi 2 sekaligus tas ransel warna Hitam yang berisi narkotika jenis shabu-shabu tersebut.
8. Bahwa benar setelah mengetahui transaksi jual beli shabu-
shabu tersebut akan dilakukan di kota Balikpapan sehingga Saksi 2 meminta agar Saksi 1 segera menyusul Saksi 2 dan Terdakwa pada tanggal 21 Mei 2015 ke Balkpapan, hal ini dikarenakan Saksi 2
merasa takut untuk menerima dan membawa uang hasil penjualan shabu-shabu dengan jumlah yang cukup besar Rp 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah) sehingga akhirnya pada tanggal 21 Mei 2015 Saksi 1 dengan menggunakan pesawat berangkat menuju Balikpapan dan menginap di hotel Aston Balikpapan di kamar nomor 2002, setelah
Saksi 1 berada di dalam hotel Aston, Saksi 1memberitahukan kepada Saksi 2 melalui HP jika posisi Saksi 1 sudah berada di Hotel Aston
kemudian setelah mendapat kabar tersebut sekira pukul 16.30 wita, Saksi 2 dan Terdakwa dimana Saksi 2 memakai rambut wig berangkat dari pencucian mobil di Jalan MT Haryonotersebut dengan
menggunakan taksi langsung menuju hotel Aston dan setibanya hotel Aston Terdakwa dan Saksi 2 ditemui oleh Saksi 1 di lobby hotel
selanjutnya bersama-sama menuju kamar 2002 tempat Saksi 1 menginap.
9. Bahwa benar tidak berapa lama kemudian sekira pukul 17.30 Wita ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel yang ditempati
Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto), Saksi-2 (Sudirman) dan Terdakwa setelah pintu kamar dibuka oleh Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) ternyata ada seorang laki-laki yang mengaku Sdr Amir ( anggota BNN)
dengan ditemani oleh Saksi 3 (Brigpol Suriansyah Siregar)dan menyatakan jika sdr Amir adalah bosnya Sdr Oji yang akan membeli
35
shabu-shabu yang telah dipesan beberapa hari yang lalu selanjutnya Saksi 1, Saksi 2, Terdakwa, Sdr Amir dan Saksi 3menuju kolam
renang untuk membicarakanrealisasi transaksi sabu-sabu tersebutkemudian tercapai kesepakatan harga untuk 500 (lima ratus)
gram shabu-shabu Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) namun pada saat itu Sdr Amir mengatakan kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) jika uang cash yang di bawa dalam tas hanya sebesar
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sedangkan sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) akan diambilkan di ATM
kemudian Sdr. Amir memperlihatkan ATM banking kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan tertera dalam bank ATM uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), selanjutnya Saksi 1
memerintahkan Terdakwa dan Saksi-2 (Sudirman) untuk mengambil sabu-sabu yang masih disimpan oleh Saksi 2 dan Terdakwa tersebut.
10. Bahwa benar atas perintah Saksi 1 tersebut Terdakwa bersamadengan Saksi-2 (Sudirman) meninggalkan Hotel Aston
dengan ditemani oleh saksi 3 menggunakan honda jazz warna merah milik saksi 3 menuju tempat pencucian mobil di jalan MT Haryono
sedangkan Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan Sdr. Amir menunggu di kamar Hotel, setelah Terdakwa, saksi 2 dan saksi 3 sampai di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil Honda Jazz
dan mengambil mobil Avanza milik Saksi-2 (Sudirman) yang di dalam mobil tersebut ada tas ransel warna hitam yang berisi shabu-
shabuselanjutnyamobil avanza yang dikendarai oleh Terdakwa mengikuti dari arah belakang kemudian Saksi 2 (Sudirman) menyuruh Terdakwa untuk membawa tas ransel yang berisi shabu-shabu
tersebut ke dalam mobil Honda Jazz yang dikendarai oleh Saksi 3.
11. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa membawa tas ransel tersebut masuk ke dalam mobil Honda jazz kemudianSaksi-2 (Sudirman) meminta agar Terdakwa membuka tas ransel yang berisi
sabu-sabu tersebut selanjutnya Saksi-2 (Sudirman) menumpahkan shabu-shabu tersebut ke atas jok mobil kemudian Saksi 3 melihat
shabu-shabu telah terbungkus dengan plastik warna putih bening dan saat dihitung oleh Saksi-2 shabu-shabu tersebut berjumlah sebanyak 10 ball dan Saksi 2 mengatakan dalam setiap satu bungkusnya berisi
seberat 50 (lima puluh) gram shabu-shabu kemudian plastik yang berisi shabu-shabu diserahkan kepada Saksi 3 selaku pembeli.
12. Bahwa benar setelah mengetahui dan melihat jika yang di bawa oleh Saksi 2 dengan Terdakwa adalah narkotika jenis shabu-
shabu kemudian Saksi 3 langsung keluar dari dalam mobil sambil menembakkan pistol ke atas sebanyak 1 (satu) kalisebagai tanda
untuk teman-teman Saksi 3 yang sudah berada ditempat tersebut untuk bergerak dimana saat itu Terdakwa melarikan diri namun akhirnya tertangkap sedangkan Saksi 2 diamankan oleh Saksi 3,
selanjutnya Terdakwa dengan Saksi 2 beserta barang bukti dibawa ke Hotel Aston ke Hotel Aston Balikpapan dan setibanya di Hotel Aston
Saksi 1 (Praka Agus Korniawanto) juga telah ditangkap oleh petugas BNNK.
13. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa Saksi 1, Saksi 2 beserta mobil Avanza milik Saksi 2 dibawa ke BNNk samarinda kemudian
mobil Avanza milik saksi 2 tersebut dilakukan pemeriksaan dan penggeledahan dan ditemukan di bawah laci dasboard berupa 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol merk Caspion buatan USA beserta 12
(diua belas) butir amunisi kal 9 mm dan sabu-sabu seberat 50 (lima puluh) gram yang dibungkus dengan koran,
36
sehingga barang bukti shabu-shabu yang ditemukan oleh petugas BNNK secara keseluruhan berjumlah 556 (lima ratus lima puluh enam)
gram atau 11 (sebelas) ball.
14. Bahwa benar tujuan Terdakwa Saksi 1 dan Saksi 2 dalam bisnis jual beli narkotika tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa uang dimana rencananyadalam setiap 1 (satu) bal
shabu-shabu Saksi 1 akan mendapatkan keuntungan berupa fee sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)/ballnya, sehingga jika
transaksi shabu-shabu tersebut berhasil dilaksanakan maka Saksi 1, Saksi 2 dan Terdakwa akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang akan dibagi tiga oleh Saksi-
1 (Praka Agus Korniawanto) setelah dipotong biaya operasionalnya namun sebelum melakukan transaksi Terdakwa dengan Saksi 2 serta
Saksi 1 ditangkap petugas BNNk. 15. Bahwa benar dari hasil penangkapan terhadap Terdakwa,
Saksi 1 dan Saksi 2 tersebutpetugas BNNK menemukan dan menyita barang –barang bukti berupa 11 (sebelas) bal /556 Gram shabu-shabu
dan 1pucuk senjata api pistol jenis FN merk caspion produksi USA dengan nomor 462413dan 12 (dua belas) butir Amunisi kal 9 mm produksi Pindad,tas kulit warna coklat, 1 (satu) unit mobil jenis Toyota
Avanza , 1 (satu) buah tas gendong warna abu-abu dan hitam, 2 (dua) buah hp merk Nokia warna Hitam dan warna Orange, 1 (satu) buah Hp
merk Samsung warna Silver dan uang tunai milik Saksi 1 sebanyak Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah), kemudian terhadap Terdakwa dan Saksi 1 serta Saksi 2 dilakukan pemeriksaan urine oleh
petugas BNNKdengan menggunakan alat test pack berbentuk kotak berwarna Putih dimana urine Terdakwa dan Saksi 1 tidak
mengandung Zat Amphetamin dan Metamphetamine (Negatif). 16. Bahwa benar berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan
Laboratoris Kriminalistik No. LAB : 3981/NNF/2015 tanggal 29 mei 2015 yang dibuat dan di tanda tangani oleh Kombes Pol Ir. R. Agus
Budiharta NRP 64080832 selaku KALABFOR Polri cabang Surabaya menyatakan BB No. 5848/2015/NNF s/d 5858/2015/NNF yang berasal dari BNNP Kaltim yang disita dari Sdr Sudirman dkk adalah positif
mengandung Methamphetamine.
17. Bahwa benarsenjata api pistol jenis FN merk Caspion nomor senjata 462413dengan 12 (dua belas) butir amunisi ( 5 butir milik Terdakwa dan 7 butir milik Saksi) yang dibawa oleh Terdakwa ke
Ballikpapan untuk mengawal dan mendampingi Saksi 2 membawa shabu-shabu tersebut tidak ada/tidak dilengkapi dengan surat senjata
yang sah dimana senjata api tersebut diperoleh Terdakwa dengan cara meminjam dari Saksi 1(Praka Agus Korniawanto).
18. Bahwa benar senjata api pistoljenis FN merk Caspion nomor senjata 462413 yang dibawa oleh Terdakwa tersebutberasal dari
Saksi 1 dimana pada bulan Mei 2015 Saksi 1 mendapatkan senjata api pistol tersebut dengan cara membeli dari Praka Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,-(lima belas juta rupiah) tanpa
dilengkapi dengan surat kepemilikan senjata yang sah (ilegal).
19. Bahwa benar setelah dilakukan penyisihan terhadap barang buktiberupa 11 (sebelas) bal paket shabu-shabu seberat 556.17 (lima ratus lima puluh enam koma tujuh belas) Gram/brutotersebut untuk
kepentingan pembuktian di persidangan,
37
barang bukti shabu-shabu tersebut langsung dilakukan pemusnahan oleh petugas BNNKpada hari Kamis tanggal 10 Juni 2015 dengan cara
dimasukkan kedalam blender yang telah berisi air setelah larut di dalam air baru shabu-shabu tersebut dibuang ke dalam Water Close
(WC) sebagaimana yang tertuang dalam berita acara pemusnahan barang bukti dari Badan Narkotika Propinsi Kaltim (BNNPK).
20. Bahwa benar Terdakwa bersama dengan Saksi 2 dan Saksi 1 sejak semula telah bersepakat baik secara langsung maupun tidak
langsung dan tercipta saling pengertian diantara Terdakwa dan Saksi 2 sertaSaksi 1 untuk memuluskan dan melancarkan terjadinya transaksi narkotika jenis shabu-shabu dari pemilik shabu-shabu Sdr
Dadi dan Sdr Olo alias bugis kepada calon pembeli Sdr Oji alias fauzi yang berdomisili di Balikpapan dengan tujuan, Terdakwa, Saksi 2 dan
Saksi 1 mendapatkan keuntungan dari penjualan shabu-shabu tersebut, sebagaimana yang diutarakan oleh Saksi 1 dimana di dalam 1 bal (50 gram) shabu-shabu tersebut diberikan harga dasar oleh
pemilik Rp 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) dan dijual oleh Saksi 1, Saksi 2 dan Terdakwa Rp. 50.0000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sehingga dalam setiap bal diperoleh keuntungan Rp Rp 5.000.000,- lima juta rupiah) dan nantinya keuntungan tersebut akan dibagi 3 setelah dipotong biaya operasional namun akhirnya Terdakwa
bersama dengan Saksi 2 dan Saksi 1 ditangkap petugas BNNP. 21. Bahwa benar sejak semula Terdakwa sudah mengetahui dan menyadari serta menginsyafi dengan apa yang dilakukannya dengan membawa dan menjadi perantara dalam peredaran narkotika jenis sabu-sabu yang merupakan zat narkotika yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan jiwa manusia kemudian Terdakwa melakukan perbuatan dalam peredaran narkotika tersebut tidak ada ijin dari menteri kesehatan atau pejabat yang berwenang untuk itu disamping itu juga perbuatan tersebut nyata-nyata dilarang oleh Undang-undang yang berlaku di Indonesia karena mengakibatkan rusaknya kesehatan seseorang, membahayakan keselamatan dan merusak generasi muda kemudian Terdakwa tidak mempuyai hak untuk terlibat dalam peredaran narotika meskipun Terdakwa sudah mengetahui akan hal tersebut tersebut akan tetapi Terdakwa tetap melakukannya juga. 22. Bahwa benar Terdakwa telah sering mendengar arahan, penekanan dan perintah pimpinan TNI termasuk Komandan kesatuan Terdakwa agar setiap prajurit TNI tidak melibatkan diri dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan jika ada prajurit yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika akan mendapat sanksi keras dan tindakan yang tegas demikian pula Terdakwa juga sudah mengetahui pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya memerangi dan memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkotika melalui media massa baik media cetak maupun media elektronika dengan tujuan pemerintah untuk menyelamatkan generasi muda sebagai penerus Bangsa namun meskipun Terdakwa sudah mengetahui dan menyadari akan hal tersebut akan tetapi Terdakwa tidak memperdulikan penekanan-penekanan pimpinan maupun program pemerintah dalam pemberantasan narkotika di Indonesia dan tetap saja melibatkan diri dalam penyalahgunaan narkotika.
Menimbang : Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
38
Bahwa berkenaan dengan pembuktian unsur-unsur tindak pidana narkotika dalam dakwaan kesatu alternative pertama dimana
oditur militer tidak menguraikan secara konkrit perbuatan dan peran apa yang dilakukan oleh Terdakwa dalam tindak pidana narkotika
tersebut karena oditur menggabungkan semua perbuatan dalam pembuktiannya padahal dalam unsur tersebut terdiri dari banyak alternative perbuatan sehingga terkesan oditur ragu dan tidak yakin
perbuatan yang mana yang sesungguhnya dilakukan oleh Terdakwa, apakah perbuatan menawarkan untuk menjual,membeli menerima
atau menjadi perantara dalam jual beli narkotika seharusnya Odtur menentukan perbuatan mana yang sesungguhnya oditur buktikan sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan demikian
juga dalam kualifikasi tindak pidana, oditur militer juga masih mencantumkan seluruh unsur perbuatan padahal unsur perbuatan
tersebut bersifat alternative seharusnya Oditur militer mempunyai keyakinan yang kuat tentang perbuatan apa dan yang mana dilakukan oleh Terdakwa.
Bahwa terhadap pembuktian dalam dakwaan kedua yaitu Pasal
1 ayat 1 UU Drt Nomor 12 Tahun 1951 yanng tertuang dalam tuntutan Oditur militer pada prinsipnya Majelis Hakim sependapat tentang pembuktian dan telah terbuktinya unsur-unsur tindak pidana dalam
dakwaan kedua tersebut, namun majelis hakim akan membuktikan sendiri terhadap dakwaan kedua tersebut.
Bahwa meskipun demikian pada prinsipnya Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang pembuktian unsur-unsur
tindak pidana dan telah terbuktinya tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa, sebagaimana yang diuraikan dalam tuntutannya
dalam dakwaan kesatu alternative pertama tersebut yaitu Pasal 114 ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika junto pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Bahwa berkenaan dengan lamanya pidana yang akan
dijatuhkan kepada Terdakwa baik pidana pokok, pidana denda maupun pidana tambahan, Majelis Hakim juga akan mempertimbangkannya sendiri sekaligus dalam putusan ini dengan
terlebih dahulu memperhatikan latar belakang,sifat dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dalam
perkara ini.
Menimbang : Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa
hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum dalam Pledooinya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
1. Bahwa Penasehat hukum Terdakwa menyatakan perbuatan
Terdakwa tidak terbukti sepenuhnya pada unsur : “ Secara bersama-
sama “, karena yang menjadi otak dalam transaksi narkotika tersebut adalah Saksi 2 dan Terdakwa hanya dimintai tolong oleh Saksi 1 untuk
menemani Saksi 2 ke Samarinda untuk mengambil satu unit kendaraan, sehingga Terdakwa tidak mengetahui rencana saksi 2. Dalam hal ini Majelis hakim tidak sependapat dengan argumentasi
penasehat hukum Terdakwa tersebut, karena berdasarkan keterangan Saksi 1 dimana pada sore hari tanggal 18 Mei 2015 Saksi
1 bersama-sama dengan Terdakwa menuju rumah Sdr. Olo alias bugis untuk menemani Saksi 1 mengambil shabu-shabu pesanan Sdr Oji sebanyak 500 (lima ratus) Gram, setelah Saksi 1 menerima shabu-
shabu dari Sdr Olo, kemudian Saksi 1 menyerahkannya kepada Terdakwa.
39
Pada saat itu Terdakwa meraba-raba bungkusan yang diterimanya tersebut dan terasa berbentuk kristal seperti gula batu,kemudian
Terdakwa mengantarkan bungkusan shabu-shabu ke rumah Saksi 2 selanjutnya pada tanggal 19 Mei 2015 Terdakwa bersama-sama
dengan Saksi 2 berangkat menuju Samarinda-Balikpapan dimana Terdakwa dengan Saksi 2 diberikan bekal oleh Saksi 1 sebesar Rp 3.000.000,- untuk biaya dalam perjalanan kemudian berdasarkan
keterangan Saksi 1 dan Saksi 2, kepergian Terdakwa bersama Saksi 2 ke samarinda-Balikpapan tersebut, bukanlah untuk mengambil
mobil milik Saksi 2 sebagaimana alasan Terdakwa atau penasehat hukum atau berhubungan dengan urusan lain, akan tetapi kepergian Terdakwa dan Saksi 2 dalam rangka untuk melakukan transaksi
narkotika selain itu juga shabu-shabu seberat 500 (lima ratus) gram tersebut disimpan dan ditaruh dalam tas ransel hitam milik Terdakwa,
bukan di tempat lain.
Selanjutnya pada tanggal 21 Mei 2015 ketika Terdakwa sudah berada
di hotel Aston, Terdakwa ikut bergabung dengan Saksi 1, Saksi 2, Saksi 3 dan saksi 4 membicarakan realisasi transaksi shabu-shabu
tersebut yang akhirnya tercapai kesepakatan shabu-shabu sebanyak 500 (lima ratus) gram dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sehingga berdasarkan fakta tersebut diatas diketahui bahwa
sudah sejak semula Terdakwa memang telah mengetahui bahwa tujuannya pergi bersama-sama dengan saksi 2 menuju Samarinda-
Balikpapan tersebut adalah untuk mengantarkan dan memuluskan jual beli shabu-shabu milik Sdr Dadi dan Sdr Olo alias bugis yang dipesan oleh Sdr Oji, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang
akan dibagi tiga jika transaksi berhasil dilaksanakan, yaitu untuk saksi 1 saksi 2 dan Terdakwa, hal ini sebagaimana yang diterangkan oleh
Saksi 1, namun akhirnya Terdakwa, Saksi 1 dan Saksi 2 tertangkap petugas BNNP Kaltim/ Samarinda.
Dengan demikian terlihat jelas telah adanya kerja sama dan saling pengertian diantara para pelaku terhadap tindak pidana yang mereka
lakukan beserta akibatnya kemudian diantara Saksi 1, Saksi 2 dan Terdakwa terdapat kerja sama secara sadar dan langsung untuk memuluskan transaksi shabu-shabu tersebut sehingga berdasarkan
hal tersebut Majelis hakim berpendapat unsur “,secara bersama-sama”, telah terbukti secara sah dan meyakinkanoleh karena itu
Majelis Hakim menolak dan tidak dapat menerima alasan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut.
2. Bahwa berkenaan unsur “,Tanpa hak secara melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli dan menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang bentuk tanaman yang beratnya melebihi 1 kg atau melebihi 5 batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 gram”, dalam hal ini menurut penasehat hokum bahwa Terdakwa tidak ada indikasi melakukan perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual atau membeli menerima menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan narkotika golongan I yang dilakukan Terdakwa.
Dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan bahwa kepergian Terdakwa bersama-sama dengan Saksi 2 ke Samarinda-Balikpapan tersebut bukan dalam rangka urusan dinas atau urusan lainnya akan tetapi kepergian Terdakwa bersama-sama Saksi 2 tersebut adalah urusan transaksi narkotika jenis Shabu-shabu yang beratnya melebihi dari 5 (lima) gram yaitu 556,17 (lima ratus lima puluh enam koma tujuh belas) gram dimana peran Terdakwa,
40
Saksi 1 dan Saksi 2 sebagai orang yang untuk memuluskan terjadinya jual beli atau sebagai perantara antara Sdr Dadi dan Sdr Olo alias bugis sebagai pemilik shabu-shabu dengan Sdr Oji selaku pembeli dengan harapan akan mendapatkan keuntungan, dengan demikian jelas dan terang jika perbuatan dan peran Terdakwa tersebut sebagai perantara dalam transaksi Narkotika, sehingga atas pembelaan PenasihatHukum Terdakwa majelis hakim tidak sependapat dan menolaknya.
3. Bahwa berkenaan dengan pembuktian unsur-unsur dalam dakwaan kedua Oditur Militer, pihak Penasehat hukum tidak keberatan dan membenarkan telah terbuktinya tindak pidana penyalahgunaan senjata api dan amunisi sehingga Majelis hakim tidak perlu lagi untuk menanggapinya.
Menimbang : Bahwa selanjutnya majelis hakim akan menanggapi replik oditur militer terhadap pembelaan penasehat hukum Terdakwa sebagai berikut :
Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan replik oditur militer
terhadap pledoi yang di ajukan tim Penasihat Hukum Terdakwa dimana Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa bersama-sama Saksi 1 dan saksi 2 telah nyata-nyata terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai pelaku tindak pidana narkotika dan berperan sebagai perantara dalam jual beli narkotika golongan I yang dipesan sdri Fauzi alias Ozi, sehingga berdasarkan hal tersebut Majelis Hakim berpendapat replik Oditur militer dapat diterima.
Menimbang : Bahwa selanjutnya majelis hakim akan menanggapi duplik
yang diajukan tim penasehat hukum terdakwa sebagai berikut : Bahwa tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam dupliknya tetap
menyatakan dan berkeyakinan jika Terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana narkotika sebagaimana yang telah Oditur militer buktikan dalam dakwaan Kesatu alternative pertama,sehingga majelis hakim berpendapat sebagaimana yang telah majelis hakim kemukakan dalam tanggapan terhadap pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa, oleh karenanya majelis hakim tidak perlu menguraikannya kembali.
Menimbang : Bahwa terhadap permohonan pribadi Terdakwa yang
menyatakan bahwa ia merasa bersalah dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya, oleh karena itu Terdakwa mohon agar dijatuhi pidana yang seringan-ringannnya dengan alasan Terdakwa hanya sekedar membantu Saksi 1dan saksi 2 untuk mengantar shabu-shabu tersebut dan tidak ada niat untuk mengkonsumsinya dan Terdakwa ingin tetap mengabdi di TNI-AD untuk itu Majelis Hakim akan mempertimbangkannya.
Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer
kepada Terdakwa yang termuat dalam surat Dakwaan dimana Oditur Militer menyusun surat Dakwaannya secara gabungan atau kombinasiyaitu :
Kesatu : Alternatif pertama : Pasal 114 ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun
2009 junto pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP Atau Alternatif kedua : Pasal 132 ayat 1 Undang-undang Nomor 35
Tahun 2009. Dan
Kedua : Pasal 1 ayat 1 UU RI Nomor 12 Drt tahun 1951.
41
Menimbang : Bahwa oleh karena Dakwaan Kesatu Oditur Militer disusun secara alternatif, maka konsekuensi logisnya secara Hukum Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapatnya, bahwa terhadap dakwaan Kesatu tersebut Majelis Hakim dibenarkan memilih salah satu dari Dakwaan alternatif tersebut di atas yang dipandang majelis hakim lebih tepat, dengan terlebih dahulu memperhatikan dengan seksama perbuatan yang dilakukanTerdakwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan, kemudian berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan majelis hakim memilih dan akan membuktikan dalam dakwaan kesatu alternative pertama, yaitu Pasal 114 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KHUP.
Menimbang : Bahwa oleh karena Majelis Hakim berpendapat bahwa
dakwaan kesatu alternatif pertama yang lebih tepat dikenakan kepada Terdakwa, maka oleh karena itu majelis hakim akan membuktikan
dakwaan tersebut sebagaimana diuraikan di bawah ini. Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer
dalam Dakwaan kesatu alternative pertama mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Unsur ke 1 : “ Setiap orang” Unsur ke2 : “Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) Kilo gram atau melebihi 5
(lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) Gram.
Unsur ke 3 : “Dilakukan secara bersama-sama.”
Menimbang : Bahwa mengenai dakwaan kesatu alternatif pertama tersebut
Majelis Hakim akan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur ke-1 : “Setiap orang “.
Bahwa yang dimaksud dengan pengertian “ Setiap orang” disini
adalah sama pengertiannya dengan “Barang siapa” yaitu merupakan “orang” sebagai subyek hukum yang tunduk dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai subyek hukum pidana di Indonesia serta mampu
bertanggung jawab atas segala perbuatannya di depan hukum sebagaimana yang diatur dalam pasal 2 , pasal 5, pasal 7 dan pasal
8 KUHP dimana Subyek hukum tersebut meliputi semua orang sebagai warga negara Indonesia, termasuk yang berstatus sebagai prajurit TNI. Dalam hal subyek hukum adalah seorang prajurit TNI
maka pada waktu melakukan tindak pidana harus masih dalam dinas aktif yakni belum mengakhiri atau diakhiri ikatan dinasnya.
Berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan
keterangan Terdakwa serta alat bukti lain di peroleh fakta-fakta
sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada tahun 2005 Terdakwa Gita Wardana masuk menjadi prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK di Gunung Kupang Propinsi Kal-sel, setelah lulus pendidikan Terdakwa di lantik
dengan pangkat Prada NRP 31060709270985 kemudian Terdakwa melanjutkan Pendidikan Jur Infantri setelah lulus Terdakwa
ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan perbuatan yang menjadi
42
perkara sekarang ini dan saat ini Terdakwa masih berdinas aktif di Yonif 613 /Rja dengan pangkat Praka.
2. Bahwa benar berdasarkan keterangan para saksi dan
keterangan Terdakwa sendiri di depan persidangan dimana yang di hadapkan ke persidangan ini adalah seorang laki-laki yang diketahui bernama Gita Wardana pangkat Praka NRP 31060709270985 dimana
Terdakwa tersebut merupakan subjek hukum dan sehat jasmani rohaninya serta tidak digantungkan pada kualitas dan kedudukan
tertentu, kemudian Terdakwa mampu menjawab segala pertanyaan yang diajukan kepadanya sehingga Terdakwa dipandang mampu
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya di depan hukum.
Berdasarkan uraian fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim
berpendapat unsur ke-1 “Setiap orang “ telah terpenuhi.
Unsur ke- 2 : “Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan,
membeli,menerima,menjadi perantara dalam jual beli, menukar,atau menyerahkanNarkotika Golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dalam
bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) Kilo gram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) Gram. “.
Bahwa yang dimaksud dengan “hak” menurut pengertian bahasa
adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangangan, milik, kepunyaan atas sesuatu.
Sedangkan yang dimaksud dengan “ tanpa hak “ berarti pada diri seseorang, dalam hal ini pelaku atau Terdakwa, tidak ada kekuasaan, kewenangan untuk kepemilikan, kepunyaan atas sesuatu (dalam hal
ini narkotika),dimana perbuatan si pelaku tidak sesuai menurut hukum, atau dengan kata lain tanpa hak adalah perbuatan melawan
hukum, atau perbuatan yang bertentangan dengan hukum. karena sesuai ketentuan Pasal 8 UU Nomor 35 tahun 2009, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi seteleh mendapatkan persetujuan dari Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan POM, dan
dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya oleh karena itu dengan demikian kekuasaan, kewenangan, pemilikan, kepunyaan atas sesuatu tersebut ada pada diri seseorang jika telah ada ijin untuk itu,
Sehingga pengertian “ tanpa hak “ adalah suatu tindakan atau perbuatan si pelaku dalam hal ini Terdakwa adalah bersifat melawan
hukum, walaupun di dalam delik ini tidak dirumuskan bersifat melawan hukum, namun dari kata-kata “ tanpa hak “ dalam rumusan delik ini sudah dipastikan bahwa seorang militer maupun non militer harus ada
ijin terlebih dahulu dari yang berwenang untuk melakukan perbuatan tersebut,
Bahwa yang dimaksud dengan “melawan hukum” berarti si pelaku (Terdakwa) telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kewajiban hukumnya, menyerang kepentingan yang dilindungi oleh hokum atau yang dilindungi oleh Undang Undang.
Bahwa berdasarkan Arrest HR tanggal 31 1919 tentang pasal 1365 BW mengenai pengertian-pengertian “tindakan yang tidak sesuai
dengan hukum berintikan :
43
- Merusak hak subyektif seseorang menurut UU, Desember 1919 tentang pasal pengertian-pengertian.
- Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban
hukum si Pelaku/Petindak menurut UU. - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan
masyarakat.
Bahwa pada dasarnya Narkotika hanya dapat digunakan untuk tujuan kepentingan ilmu pengetahuan dan atau untuk kepentingan pelayanan kesehatan, maka ijin peredaran, penggunaan, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman hanya dapat diberikan oleh Menteri Kesehatan
kepada apotik atau dokter untuk kepentingan pengobatan atau izin khusus kepada pabrik farmasi, rumah sakit atau lembaga pengetahuan/pendidikan dan apabila tanpa ada izin tersebut apalagi
bersifat perorangan maka perbuatan tersebut dikatagorikan sebagai perbuatan yang “Tanpa Hak” karena tidak sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang mengatur tentang narkotika. Bahwa dalam unsur ini terdapat beberapa perbuatan yang
bersifat alternative, sehingga majelis hakim dapat memilih dan menentukan alternative perbuatan mana yang paling tepat dikenakan
kepada Terdakwa sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan.
Bahwa dalam unsur kedua ini Majelis Hakim akan membuktikan terhadap unsur yang lebih bersesuaian dengan fakta-
fakta yang terungkap dipersidangan dikaitkan dengan perbuatan Terdakwa yaitu “ sebagai perantara dalam jual beli narkotika tersebut secara tanpa hak” sehingga majelis berpendapat unsur “tanpa hak
menjadi perantara dalam jual beli narkotika golongan I” yang lebih tepat dikenakan kepada perbuatan Terdakwa jika dikaitkan dengan
fakta fakta yang terungkap dipersidangan. Bahwa yang dimaksud dengan “menjadi perantara dalam jual
beli “ adalah pelaku menjadi penghubung antara penjual selaku pemilik barang dengan pembeli selaku orang yang membutuhkan
barang tersebut dimana dalam unsur ini mengandung pengertian bahwa pelaku , dalam hal ini Terdakwa, telah menjadi penghubung antara seseorang yang membutuhkan sabu-sabu dengan seseorang
lain yang mempunyai persediaan sabu-sabu untuk dijual, padahal Terdakwa mengetahui bahwa dirinya tidak mempunyai hak atau
kewenangan untuk itu, dan sabu-sabu adalah termasuk Narkotika Golongan I yang dilarang oleh Undang-Undang untuk digunakan selain kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
Bahwa yang dimaksud dengan Narkotika menurut pasal 1 ayat
(1) UU No.35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat menimbulkan rasa ketergantungan, yang di bedakan kedalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini. Bahwa yang dimaksud narkotika golongan I bukan tanaman
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
44
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, pengurangan sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan kemudian yang dimaksud dengan Narkotika golongan I adalah yang terdapat pada Lampiran I Nomor urut 61 UURI Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika selanjutnya yang dimaksud dengan bukan tanaman adalah jenis maupun penggolongan narkotika yang diatur di dalam Lampiran I UURI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika nomor urut 1 sampai dengan 8 yakni tanaman papaver somniferum L, opium mentah, opium masak, tanaman koka, daun
koka, kokain mentah, kokain, metil ester-1 bensoil ekgonina dan tanaman ganja.
Bahwa yang termasuk Narkotika Golongan I sebagaimana tercantum dalam lampiran I Daftar Narkotika Golongan I Nomor Urut
61 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika antara lain adalah Narkotika dengan jenis METAMFETAMINA : (+)-(S)-N-2-metil-4(3H)-Kuinazolinon.
Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan
keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan dipersidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 sekira
pukul 13.00 Wita Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) telah dihubungi oleh Saksi-2 (Sudirman) dan mengatakan jika temannya Sdr Oji alias Fauzi yang berdomisili di Balikpapan ingin membeli Shabu-shabu
sebanyak 500 ( lima ratus ) gram dengan harga Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan transaksinya akan dilakukan di kota
Samarinda. 2. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Saksi-1
(Praka Agus Korniawanto) menghubungi Sdr Dadi selaku bandar sabu-sabu dan mengatakan jika Saksi 2 (Sudirman) ingin membeli
shabu-shabu sebanyak 500 (lima ratus ) gram atau 10 (sepuluh) Bal dan di jawab Sdr. Dadi “oke” kemudian sekira pukul 17.00 Wita Saksi-2 (Sudirman) di hubungi oleh anak buah Sdr Dadi yang mengatakan
agar Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) kemudian saksi 2 Sudirman menghubungi saksi 1 dan meminta bantuan agar Saksi 1
mengambilkan Shabu-shabu di rumah Sdr Olo alias Bugis di daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakan,selanjutnya sebelum Saksi 1 berangkat ke rumah Olo, sekira pukul 18.45 Wita Saksi-1 (Praka Agus
Korniawanto) menghubungi Terdakwa dan meminta agar Terdakwa menemani Saksi 1 pergi ke rumah Sdr Olo di simpang sebengkok,
atas permintaan tersebut Terdakwa bersedia menemani Saksi 1 selanjutnya Terdakwa dan Saksi 1 berangkat dengan menggunakan sepeda motor masing-masing dari batalyon menuju rumah Sdr Olo
alias Bugis di daerah simpang sebengkok untuk mengambil shabu-shabu tersebut.
3. Bahwa benar setelah mendekati rumah Sdr Olo, Terdakwa diminta oleh Saksi 1 untuk menunggu di lapangan kosong disamping
rumah Sdr Olo alias Bugis, sedangkan Saksi-1 (Praka Agus Kurniawanto) langsung kerumah Sdr Olo alias Bugis, setelah bertemu,
Sdr Olo langsung menyerahkan sabu-sabu kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) yang dibungkus dengan tas plastik kresek warna Hitam, sambil mengatakan “ini pak titipan bos Dadi” selanjutnya
setelah menerima sabu-sabu tersebut Saksi 1 langsung meninggalkan rumah dan langsung menemui Terdakwa dan menyuruh Terdakwa
45
agar menyerahkan tas plastik kresek warna Hitam yang berisi shabu-shabu tersebut kepada Saksi 2 di rumahnya kemudian Terdakwa
membawa shabu-shabu tersebut dan langsung menyerahkannya kepada Saksi 2 dan setelah shabu-shabu tersebut diterima oleh Saksi
2, Terdakwa langsung pulang ke asrama, tidak berapa lama kemudian Saksi 2 meminta kepada Saksi 1 agar
menemani Saksi 2 untuk melakukan transaksi shabu-shabu tersebut ke Samarinda namun Saksi 1 tidak bisa menemani Saksi 2 karena
Saksi-1 sedang melayani tamu Batalyon sehingga Saksi 1 berjanji akan mencarikan teman Saksi 2 ke Samarinda untuk mengantar shabu-shabu tersebut.
4. Bahwa benar pada malam harinya Terdakwa di hubungi oleh
Saksi-1 dan meminta Terdakwa untuk menemani Saksi-2 ke Samarinda, sehingga pada ke esokan harinya pada tanggal 19 Mei 2015 Terdakwa dengan dibekali uang oleh Saksi 1 sebesar Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah) selanjutnya sekira pukul 16.00 Wita Saksi 2 dengan Terdakwa berangkat melalui pelabuhan Tarakan
dengan menggunakan speed boat menuju tanjung selor sambil membawa tas ransel warna hitam tempat pakaian dan juga berisi sabu-sabu yang telah dibungkus kertas kresek plastic warna hitam
sebanyak 10 ball disamping itu Terdakwa juga membawa senjata api pistol jenis FN yang Terdakwa selipkan dipinggang sebelah kiri tubuh
Terdakwa beserta 12 ( dua belas) butir amunisi kemuudian setibanya di Tanjung selor Terdakwa dengan saksi 2 menginap di rumah teman Saksi 2 sedangkan mobil avanza warna abu-abu metalik milik Saksi-2
dtitipkan oleh Saksi 2 melalui kapal kayu di KP3 menuju tanjung selor.
5. Bahwa benar pada tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 04.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi 2 berangkat ke pelabuhan Tanjung selor untuk mengambil mobil Avanza milik Saksi 2 dan sekira
pukul 05.00 Wita Terdakwa bersama dengan Saksi 2 dengan menggunakan mobil Avanza tersebut berangkat menuju samarinda, di
dalam perjalanan Terdakwa masih membawa senjata api jenis pistol yang Terdakwa simpan dengan menyelipkan di pinggang sebelah kiri tubuh Terdakwa.
6. Bahwa benar sekira pukul 03.00 Wita Terdakwa dan Saksi-2
(Sudirman) telah tiba dikota Samarinda dan beristirahat di hotel “The Hotel” kemudian Saksi 2 memberitahukan kepada Saksi 1 jika transaksi shabu-shabunya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei
2015 sekira pukul 13.00 Wita di kota Balikpapan dan tidak jadi di Samarinda kemudian sekira pukul 11.00 Wita, Saksi bersama dengan
Terdakwa kembali melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan dan di pertengahan perjalanan menuju Balikpapan Terdakwa di suruh oleh Saksi 2 agar menyimpan senjata api beserta amunisinya di
bawah laci dashboard mobil Avanza karena dikhawatirkan sering ada razia dari pihak kepolisian sehingga atas saran Saksi 2 tersebut
akhirnya Terdakwa menyimpan senjata api dan amunisinya dibawah laci dashboard dengan digabungkan dengan 1 bal (56 gram) shabu-shabu yang telah lebih dulu disimpan oleh Saksi 2 untuk bonus Sdr
Oji, selanjutnya setelah tibanya di Balikpapan Terdakwa dengan Saksi 2 langsung menuju ke tempat pencucian mobil langganan saksi 2 yang
bertempat di Jl MT Haryono Balikpapan dan menitipkan mobil avanza milik saksi 2 sekaligus tas ransel warna hitam yang berisi narkotika jenis shabu-shabu tersebut.
46
7. Bahwa benar setelah mengetahui transaksi jual beli shabu-shabu tersebut akan dilakukan di kota Balikpapan sehingga Saksi 2
meminta agar Saksi 1 segera menyusul Saksi 2 dan Terdakwa pada tanggal 21 Mei 2015 ke Balkpapan, hal ini di karenakan saksi 2
merasa takut untuk menerima dan membawa uang hasil penjualan shabu-shabu dengan jumlah yang cukup besar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sehingga akhirnya pada tanggal 21 Mei 2015 Saksi
1 dengan menggunakan pesawat berangkat menuju Balikpapan dan menginap di hotel Aston Balikpapan di kamar nomor 2002, setelah
Saksi 1 berada di dalam hotel Aston, saksi 1 memberitahukan kepada Saksi 2 melalui HP jika posisi Saksi 1 sudah berada di Hotel Aston kemudian setelah mendapat kabar tersebut sekira pukul 16.30 wita,
Saksi 2 dan Terdakwa berangkat dari pencucian mobil di Jalan MT Haryono tersebut dengan menggunakan taksi langsung menuju hotel
Aston dan setibanya hotel Aston Terdakwa dan saksi 2 ditemui oleh Saksi 1 di lobby hotel selanjutnya bersama-sama menuju kamar 2002 tempat Saksi 1 menginap.
8. Bahwa benar tidak berapa lama kemudian sekira pukul 17.30
Wita ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel yang ditempati Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto), Saksi-2 (Sudirman) dan Terdakwa setelah pintu kamar dibuka oleh Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto)
ternyata ada seorang laki-laki yang mengaku Sdr Amir ( anggota BNN) dengan ditemani oleh Saksi 3 (Brigpol Suriansyah Siregar) dan
menyatakan jika sdr Amir adalah bosnya Sdr Oji yang akan membeli shabu-shabu yang telah dipesan beberapa hari yang lalu selanjutnya Saksi 1, Saksi 2, Terdakwa, Sdr Amir dan Saksi 3 menuju kolam
renang untuk membicarakan realisasi transaksi sabu-sabu tersebut kemudian tercapai kesepakatan harga untuk 500 (lima ratus) gram
shabu-shabu Rp. 500.000.000,- namun pada saat itu Sdr Amir mengatakan kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) jika uang cash yang di bawa dalam tas hanya sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah) sedangkan sisanya sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) akan diambilkan di ATM kemudian Sdr. Amir
memperlihatkan buku tabungan kepada Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan tertera dalam ATM banking uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), selanjutnya Saksi 1
memerintahkan Terdakwa dan Saksi-2 (Sudirman) untuk mengambil sabu-sabu yang masih disimpan oleh Saksi 2 dan Terdakwa.
9. Bahwa benar atas perintah Saksi 1 tersebut Terdakwa bersama dengan Saksi-2 (Sudirman) meninggalkan Hotel Aston dengan
ditemani oleh saksi 3 menggunakan honda jazz warna merah milik saksi 3 menuju tempat pencucian mobil di jalan MT Haryono
sedangkan Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan Sdr. Amir menunggu di kamar Hotel, setelah Terdakwa, saksi 2 dan saksi 3 sampai di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil Honda Jazz
dan mengambil mobil Avanza milik Saksi-2 (Sudirman) yang di dalam mobil tersebut ada tas ransel warna hitam yang berisi shabu-shabu
selanjutnya mobil avanza yang dikendarai oleh Terdakwa mengikuti dari arah belakang kemudian Saksi 2 (Sudirman) menyuruh Terdakwa untuk membawa tas ransel yang berisi shabu-shabu tersebut ke dalam
mobil Honda Jazz yang dikendarai oleh Saksi 3.
10. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa membawa tas ransel tersebut masuk ke dalam mobil Honda jazz kemudian Saksi-2 (Sudirman) meminta agar Terdakwa membuka tas ransel yang di
dalamnya terdapat sabu-sabu tersebut selanjutnya Saksi-2 (Sudirman) menumpahkan shabu-shabu tersebut ke atas jok mobil,
47
kemudian Saksi 3 melihat shabu-shabu telah terbungkus dengan plastik warna putih bening dan saat dihitung oleh Saksi-2 shabu-shabu
tersebut berjumlah sebanyak 10 ball dan Saksi 2 mengatakan dalam setiap satu bungkusnya berisi seberat 50 (lima puluh) gram shabu-
shabu kemudian plastik yang berisi shabu-shabu diserahkan kepada Saksi 3 selaku pembeli.
11. Bahwa benar setelah mengetahui dan melihat jika yang di bawa oleh Saksi 2 dengan Terdakwa adalah narkotika jenis shabu-
shabu kemudian Saksi 3 langsung keluar dari dalam mobil sambil menembakkan pistol ke atas sebanyak 1 (satu) kali sebagai tanda untuk teman-teman Saksi 3 yang sudah berada ditempat tersebut
untuk bergerak dimana saat itu Terdakwa melarikan diri namun akhirnya tertangkap sedangkan Saksi 2 diamankan oleh Saksi 3,
selanjutnya Terdakwa dengan Saksi 2 beserta barang bukti dibawa ke Hotel Aston ke Hotel Aston Balikpapan dan setibanya di Hotel Aston Saksi 1 (Praka Agus Korniawanto) juga telah ditangkap oleh petugas
BNNK.
12. Bahwa benar dari hasil penangkapan terhadap Terdakwa, saksi 1 dan saksi 2 tersebut petugas BNNP Kalimantan timur menemukan dan menyita barang –barang bukti berupa 11 ( sebelas) ball shabu-
shabu kemudian pda hari kkamis tanggal 10 Juni 2015 setelah dilakukan penimbangan ulang dan penyisihan barang bukti oleh
petugas BNNP diketahui berat keseluruhan shabu-shabu tersebut seberat 556.17 Gram/bruto shabu-shabu atau melebihi dari 5 (lima) gram.
13. Bahwa benar berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris
Kriminalistik No Lab :3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015 menyimpulkan bahwa barang bukti yang di sita tersebut adalah benar Kristal yang mengandung Metamfetamina terdaftar dalam golongan I
nomoor urut 61 lampiran 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2009 tentang Narkotika kemudian setelah dilakukan
penyisihan terhadap barang bukti berupa 11 (sebelas) bal paket shabu-shabu kurang lebih seberat 556.70 (lima ratus lima puluh enam koma tujuh puluh) Gram/bruto tersebut untuk kepentingan pembuktian
di persidangan selanjutnya barang bukti shabu-shabu tersebut langsung dilakukan pemusnahan pada hari Kamis tanggal 10 Juni
2015 dengan cara dimasukkan ke dalam blender yang telah berisi air setelah larut di dalam air baru shabu-shabu tersebut dibuang ke dalam Water Close (WC) sebagaimana yang tertuang dalam berita acara
pemusnahan barang bukti dari Badan Narkotika Nasional Propinsi Kaltim (BNNP).
14. Bahwa benar Terdakwa dengan saksi 2 sejak mulai pertama diminta oleh Saksi 1 untuk menemani Saksi 2 berangkat menuju
Samarinda dan Balikpapan dalam rangka menemani dan mengawal Saksi 2 membawa shabu-shabu untuk melakukan transaksi dengan
Sdr Oji alias fauzi di Balikpapan dan sewaktu Terdakwa berangkat mengawal Saksi 2, dimana Terdakwa membawa senjata api dengan 12 butir amunisi yang digunakan Terdakwa untuk pengamanan di
perjalanan dan shabu-shabu tersebut disimpan di dalam tas ransel pakaian milik Terdakwa, setibanya Terdakwa bersama dengan Saksi
2di Balikpapan langsung menuju tempat pencucian mobil di jalan MT Haryono untuk menitipkan mobil avanza dan Tas ransel pakaian milik Terdakwa tersebut selanjutnya Terdakwa dan Saksi 2 dengan
menggunakan taksi menuju hotel Aston Balikpapan untuk menemui Saksi 1,
48
selanjutnya bertemu dengan Sdr Amir dan Saksi 3 ( petugas BNNP) yang mengaku sebagai pembeli shabu-shabu dan Tercapai
kesepakatan jual belli shabu-shabu sebesar 500 gram dengan harga sebesar Rp 500. 000.000,-(lima ratus juta rupiah), namun akhirnya
Terdakwa dan saksi 2 serta Saksi 1 Tertangkap. 15. Bahwa benar Terdakwa sudah menyadari dan mengetahui
serta saling pengertian antara Terdakwa Saksi 1 dan Saksi 2 sejak mengantar shabu-shabu ke rumah saksi 2 selanjutnya menemani
Saksi 2 ke Balikpapan untuk melakukan transaksi shabu-shabu dengan Sdr Fauzi, dengan harapan akan mendapakan keuntungan.
16. Bahwa benar Terdakwa dalam melakukan perbuatan bertindak sebagai perantara bersama-sama dengan Saksi 2 dalam proses jual
beli Narkotika jenis shabu-shabu milik Sdr Dadi dan Sdr Olo alias Bugistermasuk Saksi 1 kepada pembelinya yaitu Sdr Fauzi yang dalam hal ini di ambil alih secara diam-diam oleh Sdr Amir (petugas
BNNP) yang menyamar selaku bos Sdr Fauzi berupa zat narkotika jenis sabu-sabu tersebut dimana dalam melakukan perbuatan tersebut
Terdakwa tidak ada ijin dari pihak yang berwenang dalam hal ini menteri kesehatan sehingga Terdakwa tidak mempunyai hak dalam melakukan perbuatan tersebut dan bertentangan dengan hukum yang
mengatur tentang narkotika.
17. Bahwa benar sejak semula Terdakwa sudah mengetahui dan menyadari serta menginsyafi dengan apa yang dilakukannya dengan membawa dan menjadi perantara peredaran narkotika jenis sabu-sabu
yang merupakan zat narkotika yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan jiwa manusia karena mengakibatkan rusaknya kesehatan
seseorang dan membahayakan keselamatan serta merusak generasi muda, disamping itu juga perbuatan tersebut dilarang oleh Undang-undang yang berlaku di Indonesia meskipun Terdakwa sudah
mengetahui akan hal tersebut beserta akibat yang ditimbulkan narkotika tersebut namun Terdakwa tetap melakukannya juga.
18. Bahwa benar Terdakwa telah sering mendengar arahan, penekanan dan perintah pimpinan TNI termasuk Komandan kesatuan
Terdakwa, agar setiap prajurit TNI tidak melibatkan diri dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan jika ada prajurit yang
terlibat dalam penyalahgunaan narkotika akan mendapat sanksi keras dan tindakan yang tegas demikian juga dengan Terdakwa, sudah mengetahui pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya memerangi dan
memberantas peredaran serta penyalahgunaan narkotika melalui media massa baik media cetak maupun media elektronika dengan
tujuan pemerintah untuk menyelamatkan generasi muda sebagai generasi penerus Bangsa namun meskipun Terdakwa sudah mengetahui dan menyadari akan hal tersebut akan tetapi Terdakwa
tidak memperdulikan penekanan-penekanan pimpinan maupun program pemerintah dalam pemberantasan narkotika di Indonesia dan
tetap saja melibatkan diri dalam peredaran narkotika. Berdasarkan uraian fakta tersebut di atas, Majelis Hakim
berpendapat unsur “,tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan
tanaman beratnya melebihi 5 (lima) Gram’’ telah terpenuhi.
Unsur ketiga : “Secara bersama-sama”
49
Bahwa yang dimaksud dengan “secara bersama-sama”, dalam unsur ini berarti terdapat lebih dari satu orang sebagai pelaku
dari suatu perbuatan/tindakan artinya lebih dari satu orang yang melakukan perbuatan/tindakan secara bersama-sama dalam waktu,
tempat, obyek yang sama kemudian diantara pelaku tindak pidana tersebut sudah saling mengerti satu sama lainnya terhadap tindakan yang akan atau sedang dilakukannya dalam arti terdapat saling
pengertian diantara para pelaku terhadap tindak pidana yang mereka lakukan beserta akibatnya kemudian diantara para pelaku terdapat
kerja sama secara sadar dan langsung, sedangkan diantara pelaku terdapat saling pengertian dan saling mengetahui perbuatan pelaku lain, begitu pula secara langsung yaitu sesuatu tindak pidana yang
terjadi adalah perwujudan langsung dari perbuatan para pelaku
Bahwa disamping menunjukkan perbuatan/tindakan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu orang, perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh para pelaku secara bersama-sama terhadap suatu
obyek yang sama, tidak harus masing-masing pelaku secara fisik melakukan tindakan, salah satu orang saja sudah cukup jika diantara
para pelaku sebelumnya telah salin mufakat/sepakat atau paling tidak para pelaku sudah mengetahui maksud untuk melakukan perbuatan/tindakan tersebut.
Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan dipersidangan dan
setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) mengambil sabu-sabu di rumah Sdr Olo
alias Bugis di daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakan, kemudian sekira pukul 18.45 Wita Terdakwa dihubungi oleh Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan meminta agar Terdakwa menemani Saksi 1 pergi ke
rumah Sdr Olo dan Terdakwa bersedia menemani Saksi 1 selanjutnya Terdakwa dan Saksi 1 berangkat dengan menggunakan sepeda motor
masing-masing dari batalyon menuju rumah Sdr Olo alias Bugis di daerah simpang sebengkok.
2. Bahwa benar setelah mendekati rumah Sdr Olo alias Bugis, Terdakwa menunggu di lapangan kosong disamping rumah Sdr Olo, sedangkan Saksi-1 (Praka Agus Kurniawanto) langsung mengambil
sabu-sabu kemudian setelah shabu-shabu di ambil, saksi 1 menemui Terdakwa dan menyuruh Terdakwa untk menyerahkan tas plastik
kresek warna Hitam yang berisi shabu-shabu tersebut kepada Saksi 2 di rumahnya kemudian Terdakwa membawa shabu-shabu tersebut dan langsung menyerahkannya kepada Saksi 2 dan setelah shabu-
shabu tersebut diterima oleh Saksi 2, Terdakwa langsung pulang.
3. Bahwa benar pada malam harinya Terdakwa di hubungi oleh Saksi-1 dan meminta Terdakwa untuk menemani Saksi-2 Sudirman ke Samarinda, sehingga pada ke esokan harinya pada tanggal 19 Mei
2015 Terdakwa dibekali uang oleh saksi 1 sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) selanjutnya sekira pukul 16.00 Wita Saksi 2 dengan
Terdakwa berangkat melalui pelabuhan Tarakan dengan menggunakan speed boat menuju tanjung selor dengan membawa senjata api pistol dan 12 butir amunisi dan membawa tas ransel warna
hitam tempat pakaian dan juga berisi sabu-sabu yang telah dibungkus kertas kresek plastic warna hitam sebanyak 10 bal dan setibanya di
Tanjung selor Terdakwa dengan Saksi 2 menginap di rumah teman Saksi 2.
50
4. Bahwa benar kemudian pada tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 04.00 Wita Terdakwa bersama-sama dengan Saksi 2 berangkat ke
pelabuhan Tanjung selor untuk mengambil mobil Avanza milik Saksi 2 yang telah dititipkan dengan kapal kayu dan sekira pukul 05.00 Wita
Terdakwa bersama dengan Saksi 2 dengan menggunakan mobil Avanza tersebut berangkat menuju samarinda.
5. Bahwa benar sekira pukul 03.00 Wita Terdakwa dan Saksi 2 (Sudirman) sampai dikota Samarinda dan beristirahat di hotel “The
Hotel” kemudian Saksi 2 memberitahukan kepada Saksi 1 jika transaksi shabu-shabunya akan dilaksanakan di kota Balikpapan kemudian sekira pukul 11.00 Wita, Saksi bersama dengan Terdakwa
kembali melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan setibanya di Balikpapan Terdakwa dengan Saksi 2 langsung menuju ke tempat
pencucian mobil langganan saksi 2 yang bertempat di Jl MT Haryono Balikpapan dan menitipkan mobil avanza milik saksi 2 sekaligus tas ransel warna hitam yang berisi narkotika jenis shabu-shabu tersebut.
6. Bahwa benar pada tanggal 21 Mei 2015 Saksi 1 dengan
menggunakan pesawat menyusul Saksi 2 dan Terdakwa ke Balikpapan dan menginap di hotel Aston Balikpapan di kamar nomor 2002 kemudian sekira pukul 16.30 wita, Terdakwa dan Saksi 2
berangkat dari pencucian mobil di Jalan MT Haryono tersebut dengan menggunakan taksi langsung menuju hotel Aston dan bertemu
dengan Saksi 1 di lobby hotel selanjutnya bersama-sama menuju kamar 2002 tempat Saksi 1 menginap.
7. Bahwa benar tidak berapa lama kemudian sekira pukul 17.30 Wita ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel yang ditempati
Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto), Saksi-2 (Sudirman) dan Terdakwa setelah pintu kamar dibuka oleh Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) ternyata ada seorang laki-laki yang mengaku Sdr Amir ( anggota BNN)
dengan ditemani oleh Saksi 3 (Brigpol Suriansyah Siregar) dan menyatakan jika sdr Amir adalah bosnya Sdr Oji yang akan membeli
shabu-shabu selanjutnya Saksi 1, Saksi 2, Terdakwa, Sdr Amir dan Saksi 3 menuju kolam renang untuk membicarakan realisasi transaksi sabu-sabu tersebut kemudian tercapai kesepakatan harga untuk 500 (
) gram shabu-shabu sebesar Rp. 500.000.000,-
8. Bahwa benar atas perintah Saksi 1 tersebut Terdakwa bersama dengan Saksi-2 (Sudirman) dengan ditemani oleh saksi 3 menggunakan honda jazz warna merah milik saksi 3 menuju tempat
pencucian mobil di jalan MT Haryono sedangkan Saksi-1 (Praka Agus Korniawanto) dan Sdr. Amir menunggu di kamar Hotel, setelah
Terdakwa, saksi 2 dan saksi 3 sampai di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil Honda Jazz dan mengambil mobil Avanza milik Saksi-2 (Sudirman) yang di dalam mobil tersebut ada tas ransel warna hitam
yang berisi shabu-shabu selanjutnya mobil avanza yang dikendarai oleh Terdakwa mengikuti dari arah belakang kemudian Saksi 2
(Sudirman) menyuruh Terdakwa untuk membawa tas ransel yang berisi shabu-shabu tersebut ke dalam mobil Honda Jazz.
9. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa membawa tas ransel tersebut masuk ke dalam mobil Honda jazz kemudian Saksi-2
(Sudirman) meminta agar Terdakwa membuka tas ransel yang berisi bungkusan plastik yang di dalamnya terdapat sabu-sabu tersebut selanjutnya Saksi-2 (Sudirman) menumpahkan shabu-shabu tersebut
ke atas jok mobil,
51
kemudian Saksi 3 melihat shabu-shabu telah terbungkus dengan plastik warna putih bening dan saat dihitung oleh Saksi-2 shabu-shabu
tersebut berjumlah sebanyak 10 ball.
10. Bahwa benar setelah mengetahui dan melihat jika yang di bawa oleh Saksi 2 dengan Terdakwa adalah narkotika jenis shabu-shabu kemudian Saksi 3 langsung keluar dari dalam mobil sambil
menembakkan pistol ke arah atas sebanyak 1 (satu) kali kemudian Terdakwa, Saksi 2 dan saksi 1 dilakukan penangkapan oleh petugas
BNNP. Selanjutnya di proses secara hokum yang berlaku.
11. Bahwa benar sejak semula antara Terdakwa, Saksi 2 dan saksi
1 telah bersepakat dan atas kesadaran bersama sertaadanya saling pengertian diantaramereka untuk melakukan dan memuluskan jual beli
narkotika jenis Shabu-shabu milik Sdr dadi dan Sdr Olo alias bugis yang rencananya akan diserahkan kepada pihak pembeli yaitu Sdr Ozi alias Fauzi yang berada di Kota Balikpapan dimana shabu-shabu
tersebut diambil oleh Saksi 1 Senin tanggal 18 Mei 2015 di rumah Sdr Olo alias Bugisdi daerah Sebengkok Tiram Kota Tarakankemudian
pada tanggal 19 Mei 2015 dibawa oleh Terdakwa bersama dengan Saksi 2 mulai dari kota Tarakan sampai dengan ke Balikpapan selanjutnya pada tanggal 21 Mei 20015 di hotel Aston Balikpapan
terjadi transaksi shabu-shabu antara Saksi 1, Saksi 2, Terdakwa dengan Sdr Amir yang mengaku sebagai bosnya Sdr Ozi ( petugas
BNNP yang menyamar) dan disetujui harga Rp 500.000.000,- ( )untuk shabu-shabu seberat 500 gram meskipun akhirnya Terdakwa, Saksi 2 dan Saksi 3 Tertangkap oleh petugas BNNP sebelum berhasil
melakukan transaksi kemudian tujuan Terdakwa, Saksi 2 dan Saksi 1 menjadi perantara dalam jual beli tersebut dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan atau fee,dengan demikian telah tercapai kerjasama yang baik dan saling pengertian antara Terdakwa, Saksi 2 dan Saksi 1 sehingga terjadinya tindak pidana Narkotika tersebut.
Berdasarkan uraian fakta-fakta tersebut diatas majelis hakim
berpendapat maka unsur ketiga “secara bersama-sama“.telah terpenuhi
Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan pembuktian yang diperoleh di dalam persidangan, Majelis Hakim
berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana :
“ Setiap orang secara tanpa hak atau melawan hukum menjadi perantara jual beli Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 yang dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) Gram yang dilakukan secara bersama-sama sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 114 ayat (1) UURI No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo pasal 55 ayat (!) ke-1 KUHP.
Menimbang : Bahwa oleh karena keseluruhan dari unsur-unsur tindak pidana yang tercantum dalam dakwaan kesatu alternative pertama telah terpenuhi, terbukti secara sah dan meyakinkan maka selanjutnya
majelis hakim akan membuktikan dakwaan berikutnya yaitu dakwaan kedua sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 UU drt
Nomor : 12 Tahun 1951.
Menimbang : Bahwa mengenai dakwaan kedua tersebut Majelis Hakim akan
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
52
Dakwaan kedua : Pasal 1 ayat 1 UU drt Nomor : 12 tahun 1951 sebagai berikut :
1. Unsur kesatu : “Barang siapa”.
2. Unsur kedua : “Tanpa hak memasukkan ke Indonesia,
membuat, menerima, mencoba memperoleh,
menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai
persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau
mengeluarkan dari Indonesia.
3. Unsur ketiga : “Sesuatu senjata api, munisi atau sesuatubahan peledak
Menimbang : Bahwa mengenai unsur-unsur dari dakwaan Kedua tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Unsur ke-1 : “Barang siapa “.
Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” yaitu merupakan
“orang” sebagai subyek hukum yang tunduk dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai subyek hukum pidana di Indonesia serta mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya di depan hukum
sebagaimana yang diatur dalam pasal 2 , pasal 5, pasal 7 dan pasal 8 KUHP dimana Subyek hukum tersebut meliputi semua orang
sebagai warga negara Indonesia, termasuk yang berstatus sebagai prajurit TNI. Dalam hal subyek hukum adalah seorang prajurit TNI maka pada waktu melakukan tindak pidana harus masih dalam dinas
aktif yakni belum mengakhiri atau diakhiri ikatan dinasnya.
Berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti lain di peroleh fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa Gita Wardana pada tahun 2005
Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK setelah lulus Terdakwa di lantik dengan pangkat Prada NRP 31060709270985 kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Jur Infantri
di Gunung Kupang Kalsel setelah lulus Terdakwa ditempatkan di Yonif 613/Rja sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini
dan saat ini Terdakwa masih berdinas aktif di Yonif 613 /Rja dengan pangkat Praka.
2. Bahwa benar berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan Terdakwa sendiri di depan persidangan dimana yang di
hadapkan ke persidangan ini adalah seorang laki-laki yang diketahui bernama Gita Wardana pangkat praka NRP 31060709270985 dimana Terdakwa tersebut merupakan subjek hukum dan sehat jasmani
rohaninya serta tidak digantungkan pada kualitas dan kedudukan tertentu kemudian Terdakwa mampu menjawab segala pertanyaan
yang diajukan kepadanya sehingga Terdakwa dipandang mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya di depan hukum.
53
Berdasarkan uraian fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat unsur ke-1 “Barang siapa“ telah terpenuhi.
Unsur kedua : “Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa,
mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia.
Bahwa yang dimaksud dengan “hak” menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik,
kepunyaan atas sesuatu kemudian yang dimaksud dengan “ tanpa hak “ berarti pada diri seseorang, dalam hal ini pelaku atau Terdakwa tidak ada kekuasaan, kewenangan untuk kepemilikan, kepunyaan atas
sesuatu (dalam hal ini senjata api dan amunisi).
Bahwa yang dimaksud dengan tanpa hak, bahwa tindakan seseorang baik militer, non militer sepanjang menyangkut masalah senjata api munisi atau bahan peledak harus ada ijin dari pejabat yang
berwenang untuk itu.
Bahwa yang dimaksud menguasai adalah berkuasa atas
sesuatu memegang kekuasaan atas (sesuatu), menggunakan kuasa, pengaruhnya dalam hal senjata api, munisi atau bahan peledak.
Bahwa yang dimaksud dengan menyimpan adalah menempatakan sesuatu (dalam hal ini senjata api, munisi atau bahan
peledak) sedemikian rupa pada suatu tempat, dengan maksud pelaku agar sesuatu itu tidak diketahui orang lain.
Bahwa yang dimaksud membawa adalah memegang dilanjutkan dengan mengangkut berjalan dari satu tempat ketempat yang lain, memindahkan dari satu tempat ketempat lain atas sesuatu
(dalam hal ini senjata api, munisi atau bahan peledak).
Bahwa oleh karena unsur ini mengandung beberapa perbuatan yang bersifat alternatif, oleh karena itu Majelis hakim hanya akan membuktikan perbuatan yang paling bersesuaian dengan fakta-
fakta yang terungkap di persidangan dimana unsur perbuatan yang di larang tersebut, merupakan unsur yang disusun secara alternatif, oleh
karena itu Majelis Hakim akan membuktikanalternatif : “Tanpa hak menguasai, membawa, menyimpan” dalam hal ini adalah senjata api dan amunisi.
Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan dipersidangan
dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 sekira pukul 18.45 Wita Terdakwa dihubungi oleh Saksi-1 (Praka Agus
Korniawanto) dan meminta agar Terdakwa menemani Saksi 1 pergi ke rumah Sdr Olo di simpang sebengkok kemudian Terdakwa dan Saksi
1 berangkat dengan menggunakan sepeda motor masing-masing dari batalyon menuju rumah Sdr Olo alias Bugis di daerah simpang sebengkok.
54
2. Bahwa benar setelah Terdakwa bertemu dengan saksi 1 di daerah teluk tiram sebengkok, Terdakwa diminta oleh saksi 1 agar
menunggu saja di dekat rumah Sdr Olo sedangkan saksi 1 langsung menuju ke rumah Sdr Olo setelah selesai dari rumah Sdr Olo, Saksi 1
langsung menemui Terdakwa dan menyuruh Terdakwa agar menyerahkan tas plastik kresek warna Hitam yang berisi shabu-shabu tersebut kepada Saksi 2 kemudian Terdakwa ke rumah Saksi 2 dan
menyerahkan shabu-shabu tersebut sesuai perintah Saksi 1 selanjutnya Terdakwa pulang kemudian pada malam harinya
Terdakwa di hubungi oleh Saksi-1 dan meminta Terdakwa untuk menemani Saksi-2 ke Samarinda kemudian Terdakwa bersedia untuk menemani Saksi 2 ke Samarinda dan Balikpapan.
3. Bahwa benar pada tanggal 19 Mei 2015 sekira pukul 14.00
Wita Terdakwa dibekali uang oleh Saksi 1 sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) untuk berangkat menemani Saksi 2 ke Samarinda dan Balikpapan kemudian sekira pukul 16.00 Wita Terdakwa dengan
Saksi 2 berangkat melalui pelabuhan Tarakan menggunakan speed boat menuju tanjung selor dan Terdakwa membawa senjata api pistol
dan 12 butir amunisi yang Terdakwa selipkan di pinggang sebelah kiri dimana senjata api pistol tersebut beberapa hari sebelumnya telah Terdakwa pinjam dari Saksi 1.
4. Bahwa benar pada tanggal 20 Mei 2015 sekira pukul 04.00
Wita Terdakwa bersama dengan Saksi 2 berangkat ke pelabuhan Tanjung selor untuk mengambil mobil Avanza milik saksi 2 yang telah ditipkan dengan kapal kayu dan sekira pukul 05.00 Wita Terdakwa
bersama dengan Saksi 2 dengan menggunakan mobil Avanza tersebut berangkat menuju samarinda,
5. Bahwa benar sekira pukul 03.00 Wita Terdakwa dan Saksi-2 (Sudirman) sudah sampai dikota Samarinda dan beristirahat di hotel
“The Hotel” kemudian Saksi 2 memberitahukan kepada saksi 1 jika transaksi shabu-shabunya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei
2015 sekira pukul 13.00 Wita di kota Balikpapan dan tidak jadi di Samarinda kemudian sekira pukul 11.00 Wita, Saksi bersama dengan Terdakwa kembali melanjutkan perjalanan menuju kota Balikpapan
dan di dalam perjalanan Terdakwa disuruh oleh Saksi 2 agar menyimpan senjata api dibawah laci dasboard mobil karena sering
ada razia polisi diperjalanan kemudian atas pemberitahuan Saksi 2 tersebut akhirnya Terdakwa menyimpan senjata api dan amunisinya dibawah laci dashboard yang dijadikan satu dengan 1 (satu) bal
shabu-shabu (bonus dan sampel untuk sdr fauzi)yang sebelumnya telah Saksi 2 simpan terlebih dahulu di bawah laci dashboard
tersebut, setibanya di Balikpapan Terdakwa dengan Saksi 2 menitipkan mobil tersebut di tempat pencucian mobil di Jl MT Haryono Balikpapan.
6. Bahwa benar sekira pukul 16.30 wita, Saksi 2 dan Terdakwa
berangkat dari pencucian mobil di Jalan MT Haryono tersebut dengan menggunakan taksi langsung menuju hotel Aston tempat Saksi 1 berada dan setibanya hotel Aston Terdakwa bersama saksi 2 dan
saksi 1 masuk kamar 2002, tidak berapa lama kemudian sekira pukul 17.30 Wita ada seseorang lelaki yang mengetuk pintu kamar hotel
yang mengaku Sdr Amir ( anggota BNN) dengan ditemani oleh Saksi 3 (Brigpol Suriansyah Siregar) dan menyatakan jika sdr Amir adalah bosnya Sdr Oji yang akan membeli shabu-shabu yang telah dipesan
beberapa hari yang lalu,
55
selanjutnya Saksi 1, Saksi 2, Terdakwa, Sdr Amir dan Saksi 3 menuju kolam renang untuk membicarakan realisasi transaksi sabu-sabu
tersebut kemudian tercapai kesepakatan harga untuk 500( lima ratus) gram shabu-shabu tersebut seharga Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah). 7. Bahwa benar kemudian Terdakwa bersama dengan Saksi-2
(Sudirman) meninggalkan Hotel Aston untuk mengambil shabu-shabu dengan ditemani oleh saksi 3 menggunakan honda jazz warna merah
milik saksi 3 menuju tempat pencucian mobil milik saksi 2 di jalan MT Haryono setelah Terdakwa, saksi 2 dan saksi 3 sampai di jalan MT Haryono, Terdakwa turun dari mobil Honda Jazz dan mengambil mobil
Avanza milik Saksi-2 (Sudirman) selanjutnya mobil avanza yang dikendarai oleh Terdakwa mengikuti dari arah belakang kemudian
kurang lebih 200 (dua ratus) meter Terdakwa mengikuti, tiba-tiba mobil Honda jazz berhenti dan Terdakwapun ikut berhenti selanjutnya Saksi 2 (Sudirman) menyuruh Terdakwa untuk membawa tas ransel
yang berisi shabu-shabu tersebut ke dalam mobil Honda Jazz yang dikendarai oleh Saksi 3.
8. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa membawa tas ransel tersebut masuk ke dalam mobil Honda jazz kemudian setelah Saksi-2
(Sudirman) menumpahkan tas plastic kresek warna hitam yang berisi shabu-shabu tersebut ke atas jok mobil kemudian Saksi 3 melihat
shabu-shabu telah terbungkus dengan plastik warna putih bening berjumlah sebanyak 10 ball kemudian shabu-shabu tersebut diserahkan kepada Saksi 3 selaku pembeli selanjutnya Saksi 3
langsung keluar dari mobil dan menembakkan pistol ke atas sebanyak 1 (satu) kali dan saat itu Terdakwa melarikan diri namun akhirnya
tertangkap oleh teman-teman saksi 3 sedangkan Saksi 2 diamankan oleh Saksi 3, demikian juga Saksi 1 (Praka Agus Korniawanto) ditangkap di Hotel aston.
9. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa Saksi 1, Saksi 2 beserta mobil Avanza milik Saksi 2 dibawa ke BNNK samarinda kemudian mobil Avanza milik saksi 2 tersebut dilakukan pemeriksaan dan
penggeledahan kemudian ditemukan di bawah laci dasboard berupa 1 (satu) pucuk senjata api jenis pistol merk Caspion buatan USA
beserta 12 (dua belas) butir amunisi kal 9 mm dan sabu-sabu seberat 56 (lima puluh enam) gram yang dibungkus dengan koran.
10. Bahwa benar senjata api pistol jenis FN merk Caspion nomor senjata 462413 dengan 12 (dua belas) butir amunisi ( 5 butir milik
Terdakwa dan 7 butir milik Saksi 1) yang dibawa oleh Terdakwa ke Ballikpapan untuk mengawal dan mendampingi Saksi 2 membawa shabu-shabu tersebut tidak ada /tidak dilengkapi dengan surat senjata
yang sah.
11. Bahwa benar senjata api pistol jenis FN merk Caspion nomor senjata 462413 yang dibawa oleh Terdakwa tersebut berasal dari Saksi 1 (Praka Agus Korniawanto) dimana pada bulan Mei 2015 Saksi
1 mendapatkan senjata api pistol tersebut dengan cara membeli dari Praka Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,-
(lima belas juta rupiah) tanpa dilengkapi dengan surat kepemilikan senjata yang sah.
56
12. Bahwa benar Terdakwa sejak semula sudah mengetahui dan menyadari jika senjata yang Terdakwa bawa dan simpan tersebut
bukan senjata standar organik TNI dan tidak dilengkapi dengan surat-surat senjata yang sah namun meskipun Terdakwa mengetahui dan
menyadari tidak berhak dan berwenang untuk menguasai, membawa dan menyimpan senjata api beserta amunisinya tersebut akan tetapi Terdakwa tetap membawa dan menyimpan senjata api beserta
amunisinya tersebut.
Berdasarkan uraian fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat unsur kedua “Tanpa hak menguasai, membawa, menyimpan,“ telah terpenuhi.
Unsur ketiga : “,Sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan
peledak.” Bahwa yang dimaksud senjata api adalah menurut peraturan
senjata api pasal 1 ayat 1 Staatblad 1937 Nomor 170 yang diubah dengan Ordonantie tanggal 30 Mei 1939, Staatblad Nomor 278 adalah
senjata api dan bagian-bagiannya termasuk munisi sebagai kelengkapannya.
Bahwa yang dimaksud senjata api didalam Undang-undang No.8 tahun 1948 tentang Pendaftaran dan Pemberian ijin pemakaian
senjata api yang dimaksud dengan senjata api ialah : - Senjata api dan bagian-bagiannya
- Alat penyembur api dan bagian-bagiannya, mesin dan bagian-
bagiannya.
- Bahan peledak termasuk juga benda-benda yang mengandung
peledak seperti granat bom dan lain-lain.
Bahwa oleh karena unsur ini mengandung beberapa perbuatan/objek yang bersifat alternatif, oleh karena itu Majelis hakim akan memilih dan membuktikan alternative yang paling bersesuaian
dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, oleh karena itu Majelis Hakim hanya menilai unsur perbuatan sesuai dengan fakta di
persidangan yaitu : “Sesuatu senjata api dan munisi”.
Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan
keterangan Terdakwa serta alat bukti lain yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya,
maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar senjata api jenis FN merk Caspian tersebut terdiri
dari laras, par, magazen, picu, pemukul dan pena pemukul, serta penggalak amunisi dalam, kondisi baik dan lengkap demikian juga
dengan 12 (dua belas) butir amunisi dalam kondisi baik dan utuh sehingga bisa untuk digunakan dan dikembalikan.
2. Bahwa benar Terdakwa menguasai, membawa dan menyimpan senjata api pistol jenis FN merk Caspion nomor senjata 462413
dengan 12 (dua belas) butir amunisi ( 5 butir milik Terdakwa dan 7 butir milik Saksi) yang dibawa oleh Terdakwa ke samarinda dan Ballikpapan untuk mengawal dan mendampingi Saksi 2 membawa
shabu-shabu tersebut tidak dilengkapi dengan surat senjata yang sah.
57
3. Bahwa benar senjata api pistol jenis FN merk Caspion nomor senjata 462413 yang dibawa oleh Terdakwa tersebut adalah milik
Saksi 1 yang dipinjam Terdakwa beberapa hari sebelum berangkat ke Balikpapan bersama dengan Saksi 2 dimana pada bulan Mei 2015
Saksi 1 mendapatkan senjata api pistol tersebut dengan cara membeli dari Praka Suparman anggota Yonif 613/Rja seharga Rp. 15.000.000,-(lima belas juta rupiah) tanpa dilengkapi dengan surat kepemilikan
senjata yang sah.
4. Bahwa benar Terdakwa mengetahui jika membawa atau memegang senjata api beserta amunisinya haruslah dilengkapi dengan surat ijin kepemilikan yang sah namun meskipun Terdakwa
telah mengetahui akan hal tersebut namun Terdakwa tidak mengindahkannya dan tetap membawa dan menyimpan senjata api
beserta 12 butir amunisinya, yang pada akhirnya Terdakwa tertangkap oleh petugas BNNPdan setelah dilakukan penggeledahan di dalam mobil Avanza milik saksi 2 ditemukan senjata api dan amunisi yang
disembunyikan oleh Terdakwa.
Berdasarkan uraian fakta tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat unsur ketiga “,sesuatu senjata api dan munisi.” telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan
pembuktian yang diperoleh di dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa keseluruhan unsur-unsur tindak pidana dalam dakwaan kedua telah terbukti secara sah dan meyakinkan Terdakwa
melakukan tindak pidana :
“Barang siapa tanpa hak, menguasai, membawa, menyimpan senjata api dan amunisi” sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 UU drt Nomor : 12 tahun 1951.
Menimbang : Bahwa oleh karena perbuatan Terdakwa telah terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana :
- Dakwaan Kesatu alternative pertama :
“ Setiap orang tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara
jual beli Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 (lima) Gram dilakukan secara bersama-sama sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 114 ayat 2 Jo pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.
Dan
- Dakwaan kedua :
“ Barangsiapa tanpa hak, menguasai, membawa, menyimpan
senjata api dan amunisi” sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 UU drt Nomor : 12 tahun 1951.
makaoleh karena itu Terdakwa harus dipidana sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya.
Menimbang : Bahwa didalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa
ini, secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga
keseimbangan antara kepentingan Hukum, kepentingan Umum dan kepentingan Militer.
58
Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat dan
akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut :
- Bahwa sifat perbuatan Terdakwa melakukan tindak pidana tersebut disebabkan karena Terdakwa ingin mendapatkan uang
dengan cara mudah sehingga Terdakwa tidak berfikir panjang akan akibat yang akan diterima dikemudian hari
- Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa tersebut karena kurangnya kesadaran terhadap aturan hukum yang berlaku dan
rendahnya kadar disiplin dalam diri Terdakwa selaku seorang prajurit sehingga Terdakwa melibatkan diri dalam peredaran Narkotika apalagi disertai dengan senjata api, padahal Terdakwa sudah mengetahui
tentang penekanan dan arahan pimpinan TNI agar setiap prajurit tidak melibatkan diri dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut dapat merusak kesehatan baik mental dan kejiwaan penggunanya dan
membahayakan generasi muda, demikian pulu penyalahgunaan senjata api dapat membahayakan jiwa orang lain dan berpengaruh terhadap pembinaan disiplin Kesatuan serta dapat mencemarkan
nama baik TNI AD dimata masyarakat , bahkan program pemerintah untuk memberantas khususnya peredaran Narkotika menjadi sulit.
Menimbang : Bahwa berkenaan dengan permohonan Oditur Militer dalam tuntutannya agar Terdakwa dijatuhi pidana pokok penjara, pidana
denda maupun pidana tambahan maka Majelis hakim dengan terlebih dahulu melihat latar belakang, sifat dan tabiat serta akibat yang ditimbulkan dari perbuatan Terdakwa tersebut, maka majelis hakim
berpendapat dan menilai bahwa tuntutan Oditur tersebut akan dipertimbangkanmengingat perbuatan Terdakwa yang tidak
bertanggung jawab dengan melibatkan diri dalam peredaran narkotika yang dapat membahayakan masa depan generasi muda Indonesia sehingga hal tersebut akan menjadi efek jera dan pelajaran serta
sebagai koreksi terhadap perbuatan terdakwa dikemudian hari dan sebagai peringatan bagi calon pelaku potensial lainnya dikalangan
TNI.
Menimbang : Bahwa berkenaan dengan permohonan keringanan hukuman
dari Penasihat Hukum Terdakwa yang disampaikan kepada Majelis Hakim agar Terdakwa dijatuhkan pidana yang seringan-ringannya, dan
tidak diberhentikan dari dinas militer setelah Majelis Hakim menilai dengan telah terlebih dahulu melihat dan menelaah segala aspek yang meliputi perbuatan serta akibat yang ditimbulkan dari perbuatan
Terdakwa tersebut, maka permohonan tim Penasihat Hukum Terdakwa tersebut tidak dapat dikabulkan.
Menimbang : Bahwa perbuatan Terdakwa yang telah melibatkan diri terutama dalam peredaran narkotika dengan cara menjadi perantara
jual beli sabu sabu sangatlah memprihatinkan, padahal Terdakwa sudah mengetahui bahwa Pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk memberantas peredaran narkotika guna menyelamatkan
generasi muda dari penyalahgunaan narkotika yang saat ini sudah begitu marak, bahkan telah banyak korban berjatuhan dikalangan
generasi muda, sehingga seharusnya Terdakwa sebagai Prajurit Sapta Marga dan sebagai pelindung bangsa turut serta berpartisipasi aktif dalam menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkotika serta
mendukung program pemerintah dalam memberantas peredaran narkotika.
59
Demikian juga sudah sering kali Pimpinan TNI menekankan dengan keras dan tegas bahwa setiap prajurit TNI dilarang keras melibatkan diri dalam penyalahgunaan dan peredaran narkotika apalagi yang disertai dengan senjata api, namun hal tersebut tidak Terdakwa perdulikan, melainkan malah Terdakwa ikut-ikutan, hal ini menunjukkan bahwa kadar disiplin yang ada dalam diri Terdakwa sangat rendah dan tidak mampu mematuhi perintah pimpinan TNI, seharusnya Terdakwa selaku Prajurit menjadi contoh dan tauladan yang baik dalam segala aspek perbuatannya dilingkungan masyarakat dimana Terdakwa bertempat tinggal , namun pada kenyataannya Terdakwa tanpa ada rasa tanggung jawab begitu mudah melibatkan diri dalam peredaran narkotika, sehingga perbuatan sedemikian itu dipandang tidak patut dan tidak layak dilakukan oleh Terdakwa selaku Prajurit TNI yang menjujung tinggi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI.
Menimbang : Bahwa setelah memperhatikan hal tersebut Majelis Hakim memandang Terdakwa perlu dijauhkan dari lingkungan Kesatuannya , karena apabila Terdakwa tetap dipertahankan berada dalam Kesatuan dan tetap berada dalam lingkungan TNI, maka akan membawa dampak yang buruk bagi Kesatuan dimanapun Terdakwa bertugas karena perbuatan Terdakwa yang terlibat dalam peredaran narkotika dapat merusak disiplin Kesatuan dan Terdakwa dapat menularkan perbuatannya tersebut kepada prajurit lainnya yang selama ini berdinas dengan baik, mengingat Narkotika merupakan zat yang bersifat adiktif yang membuat seseorang menjadi ketergantungan dan sangat sulit untuk melepaskan dirinya dari pengaruh narkotika tersebut, sehingga sangatlah berbahaya jika setiap prajurit dalam satu Kesatuan mengalami kecanduan narkotika, maka dapat dipastikan tugas Operasi Militer perang maupun tugas Operasi Militer selain perang tidak akan terlaksana dengan baik, hal ini tentu sangat berbahaya bagi kepentingan Bangsa dan Negara karena Prajurit TNI adalah sebagai garda terdepan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh karena itu Majelis menilai Terdakwa sudah tidak layak lagi untuk tetap dipertahankan sebagai seorang prajurit TNI.
Menimbang : Bahwa untuk mencegah agar perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa ini, tidak terulang kembali dan tidak diikuti serta dicontoh oleh Prajurit lainnya dikemudian hari, yang dapat menggoncangkan tatanan kehidupan di masyarakat pada umumnya dan masyarakat militer pada khususnya, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat dan memandang sangat diperlukan suatu tindakan yang tegas dan terukur sebagai ultimum remedium yang diberikan kepada perbuatan Terdakwa tersebut sebagai efek jera dan dapat memulihkan serta mengembalikan keseimbangan yang tergoncang ditengah masyarakat yang di akibatkan oleh perbuatan Terdakwa tersebut, maka oleh karena itu kepada Terdakwa harus diberikan tindakan tegas dengan cara memberhentikan Terdakwa secara tidak hormat dari lingkungan dinas keprajuritan TNI AD.
Menimbang : Bahwa berdasarkan Pasal 26 KUHPM yang dalam ketentuan pasal tersebut diatas mengatur dan menentukan dimana Hakim militer diberi kewenangan disamping menjatuhkan pidana pokok penjara, juga dapat menjatuhkan pidana tambahan berupa pemecatan dari dinas Militer dengan terlebih dahulu menilai layak atau tidak layaknya seorang Prajurit TNI untuk tetap dipertahankan dalam lingkungan keprajuritan atau tidak, dengan melihat latar belakang dan sifat perbuatan serta akibat yang ditimbulkan dari tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa baik terhadap lingkungan kehidupan Militer maupun masyarakat.
60
Menimbang : Bahwa mengenai pemberian sanksi pidana khususnya pidana denda minimal sebagaimana menurut pasal 114 ayat (1) dalam
perkara Terdakwa ini, bilamana dihubungkan dengan provesi Terdakwa sebagai seorang Prajurit TNI berpangkat Tamtama, serta
pendapatan dari hasil menjadi perantara dalam jual beli shabu-sabu sebagaimana yang dilakukan Terdakwa, maka hal ini perlu dipertimbangkan.
Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya
memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga Negara yang
baik sesuai dengan falsafah Pancasila. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu
lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :
Hal-hal yang meringankan :
- Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana. - Terdakwa menyesali perbuatan dan mempunyai tanggungan
keluarga.
Hal-hal yang memberatkan :
- Terdakwa memberikan keterangan berbelit-belit sehingga
mempersulit jalannya persidangan.
- Perbuatan Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan peredaran Narkotika sehingga dapat
mempersulit pemberantasan narkotika di Masyarakat. - Perbuatan Terdakwa dapat mencemarkan Citra TNI
ADkhususnya Kesatuan Terdakwa di mata masyarakat.
- Perbuatan Terdakwa tidak mengindahkan perintah dan kebijakan pimpinan TNI untuk tidak terlibat dalam peredaran
Narkotika. - Bahwa jumlah narkotika yang melibatkan Terdakwa sebagai
perantara tersebut dalam jumlah yang cukup besar yaitu
seberat 556,17( lima ratus lima puluh enam koma tujuh ) gram atau lebih dari setengah kilogram.
- Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga yaitu marga ke 5 dan Sumpah Prajurit ke-2.
Menimbang : Bahwa oleh Karena Terdakwa akan dikenakan pidana denda maka jika denda tersebut tidak dibayar oleh Terdakwa maka
Terdakwa harus mengganti uang denda tersebut dengan pidana pengganti, yang besaran denda dan lamanya pidana pengganti tersebut akan ditentukan dalam amar putusan ini.
Menimbang : Bahwa selama dalam pemeriksaan di persidangan pada diri
Terdakwa tidak diketemukan adanya hal-hal yang dapat menghapuskan kesalahan Terdakwa sebagai alasan pemaaf dan yang dapat menghapuskan sifat melawan hukumnya sebagai alasan
pembenar serta tidak pula ditemukan hal-hal yang menghapuskan pemidanaan maka sudah sepantasnya Terdakwa dijatuhi pidana
sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya dengan mengingat keadilan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
61
Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana tercantum pada diktum dibawah ini, adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa dengan mempertimbangkan segala aspek yang meliputi perbuatan Terdakwa.
Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal
tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus
dibebani membayar biaya perkara. Menimbang : Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan
sementara perlu dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang : Bahwa untuk mencegah Terdakwa melarikan diri dan
mempermudah proses hukumnya termasuk juga dalam pelaksanaan eksekusinya maka Majelis Hakim berpendapat Terdakwa harus tetap ditahan.
Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa :
1. Barang-barang :
a. 1 (satu) kantong plastik sabu-sabu seberat 5,62 Gram. b. 1 (satu) buah pucuk senjata api merk Caspian No. 462431 dan Amunisi sebanyak 12 (dua belas) butir. c. 2 (dua) buah HP merk Goscow dan merk Nokia sesuai surat penetapan Nomor : 476/Pen.Pid/2015/PN.BPP tanggal 03 Juni 2015 dan ketetapan Nomor : TAP-115/Q.4.10/Euh.1/06/2015 tanggal 03 Juni 2015.
2. Surat-surat :
a. 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan hasil Lab. No LAB.3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015. b. 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa sabu-sabu dan HP. c. 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa mobil KT 1086 KL. d. 1 (satu) lembar Photo senjata api dan munisi serta magazen. e. 1 (satu) lembar Photo timbangan. f. 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No Lab :3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015. g. 1 (satu) lembar Surat Ketetapan status barang sitaan Narkotika. h. 1 (satu) lembar Surat Perintah penyitaan No : sprin/14/V/2015 tanggal 22 Mei 2015. i. 1 (satu) lembar Berita Acara penyitaan barang bukti. j. 1 (satu) lembar Berita Acara penimbangan dan Penyisihan barang bukti. k. 1 (satu) lembar Berita Acara pembungkusan, penyegelan, dan barang bukti. l. 1 (satu) lembar Berita Acara pemusnahan barang bukti.
m. 1 (satu) lembar Berita Acara serah terima barang bukti.
62
n. 1 (satu) lembar Surat Perintah pemusnahan barang bukti.
Menimbang : Bahwa barang bukti berupa barang dan surat-surat tersebut diatas karena sangat erat kaitannya dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini maka perlu ditentukan
statusnya.
Mengingat :1. Pasal 114 ayat (2) UU RI Nomor : 35 tahun 2009 tentang
Narkotika junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP dan
2. Pasal 1 ayat 1 UU drt Nomor : 12 tahun 1951. 3. Pasal 26 KUHPM Junto Pasal 190 ayat 1, ayat 2 dan ayat 4
UU No. 31 Tahun 1997 tentang peradilan militer serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini.
M E N G A D I L I:
1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas, yaitu Gita Wardana Praka NRP
31060709270985, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana :
Kesatu : ” Tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara jual beli Narkotika
Golongan I dalam bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5
(lima) Gram dilakukan secara bersama-sama”.
Dan
Kedua :“Tanpa hak, menguasai, membawa, menyimpan senjata api dan amunisi”.
2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :
Pidana Pokok : Penjara selama 6 (enam) tahun dan 6 (enam) bulan.
Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam
tahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan.
Pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) Subsidair selama 3
(tiga) bulan penjara pengganti.
Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas militer.
3. Menetapkan barang bukti berupa :
a. Barang-barang :
1). 1 (satu) kantong plastik sabu-sabu seberat : 5,62 Gram.
2). 2 (dua) buah HP merk Goscow dan merk Nokia sesuai surat
penetapan Nomor : 476/Pen.Pid/2015/PN.BPP tanggal 03 Juni 2015 dan
ketetapan Nomor : TAP-115/Q.4.10/Euh.1/06/2015 tanggal 03 Juni 2015.
63
Dirampas untuk dimusnahkan.
3). 1 (satu) pucuk senjata api merk Caspian No. 462431 dan Amunisi
sebanyak 12 (dua belas) butir.
Dipergunakan dalam perkara lain a.n. Praka Agus Kurniawanto.
b. Surat-surat :
1). 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan hasil Lab. No
LAB.3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015.
2). 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa sabu-sabu dan HP.
3). 1 (satu) lembar Photo barang bukti berupa mobil KT 1086 KL.
4). 1 (satu) lembar Photo senjata api dan munisi serta magazen.
5). 1 (satu) lembar Photo timbangan.
6). 1 (satu) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik
No Lab :3981/NNF/2015 tanggal 29 Mei 2015.
7). 1 (satu) lembar Surat Ketetapan status barang sitaan Narkotika.
8). 1 (satu) lembar Surat Perintah penyitaan No : sprin/14/V/2015 tanggal
22 Mei 2015.
9). 1 (satu) lembar Berita Acara penyitaan barang bukti.
10). 1 (satu) lembar Berita Acara penimbangan dan Penyisihan barang
bukti.
11). 1 (satu) lembar Berita Acara pembungkusan, penyegelan, dan barang
bukti.
12). 1 (satu) lembar Berita Acara pemusnahan barang bukti.
13). 1 (satu) lembar Berita Acara serah terima barang bukti.
14). 1 (satu) lembar Surat Perintah pemusnahan barang bukti.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam perkara ini sebesar
Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
5. Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.
64
Demikian diputuskan pada hari ini Selasa tanggal 12 April 2016 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Supriyadi, S.H Letnan Kolonel Chk NRP 548421 sebagai
Hakim Ketua dan Sariffudin Tarigan, S.H.M.H.Mayor Sus NRP 524430 serta Akhmad Jailanie, S.H Mayor Chk NRP 517644 masing-masing sebagai Hakim Anggota-I dan
sebagai Hakim Anggota-II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas,Oditur Militer Benardi,S.H Mayor Sus NRP 565913, Penasehat Hukum
Fajar Dwi Putra, S.H. Kapten Chk NRP 11070051320683 dan Helmy Zunan, S.H Kapten Chk NRP 11080099191085, Panitera pengganti Khairudin, S.H Kapten Chk NRP
2910088600570, serta dihadapan Umum danTerdakwa.
Hakim Ketua
Cap/Ttd
Supriyadi, S.H
Letnan Kolonel Chk NRP 548421
Hakim Anggota I Hakim Anggota II
Ttd Ttd
Syariffudin Tarigan, S.H.M.H Akhmad Jailanie , S.H Mayor Sus NRP 524430 Mayor Chk NRP 517644
Panitera pengganti
Ttd
Khairudin,SH
Kapten Chk NRP 2910088600570
Salinan sesuai aslinya
Panitera pengganti
Khairudin,SH
Kapten Chk NRP 2910088600570