Getah Pepaya Getah Pepaya Sebagai Obat Cacing Ternak Kambing Dan Domba

Embed Size (px)

Citation preview

GETAH PEPAYA SEBAGAI OBAT CACAING TERNAK KAMBING DAN DOMBA

GETAH PEPAYA SEBAGAI OBAT CACING TERNAK KAMBING DAN DOMBA

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

DAHLIA, SP

NIP.

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN REJANG LEBONG

2009GETAH PEPAYA SEBAGAI OBAT CACING TERNAK KAMBING DAN DOMBAI. PENDAHULUAN

Pada umumnya di pedesaan banyak dijumpai tanaman pohon pepaya yang selama ini hanya daun dan buahnya yang dimanfaatkan oleh manusia untuk konsumsi sebagai buah segar dan sayuran, yang murah harganya dan disukai orang-orang di pedesaan.

Di Indonesia tanaman pepaya mudah tumbuh di mana saja sehingga tanaman ini dapat dijumpai di mana-mana. Pepaya merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basal. Di samping itu, pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan dan rasanya seperti buah melon. Tinggi pepaya 8 sampai 10 m dengan akar yang kuat dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia.

II. PENGERTIAN PEPAYAPepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili caricaceal yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik daerah tropis maupun subtropik, di daerah-daerah basah dan kering atau daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 mdpl), curah hujan 1000 2000 mm/tahun, suhu udara oprimum 22 26 derajat celsius dan kelembaban udara sekitar 40% serta angin tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan.

III. MANFAAT GETAH PEPAYA

Getah pepaya sebagai bahan obat cacing ternak kambing dan domba yang mempunyai nilai ekonomis dan efektif dapat menekan jumlah telur cacing pada ternak kambing dan domba, sehingga dapat menjaga kesehatan ternak dari serangan cacing. Beberapa alasan dipilihnya getah pepaya sebagai obat cacing ternak kambing dan domba, sehingga dapat menjaga kesehatan ternak dari serangan cacing. Beberapa alasan dipilihnya getah pepaya sebagai obat cacing pada ternaka kambing dan domba adalah murah, mudah didapat, mudah cara pemprosesan, mudah cara pemberiannya dan memanfaatkan sumberdaya alam (SDA) yang tidak mempunyai efek samping. Bahkan secara keseluruhan bagian-bagian pohon pepaya baik, batang, daun, bunga, buah dan bagian lainnya bermanfaat bagi manusia.IV. Proses Pembuatan Getah PepayaUntuk mendapatkan getah papaya, dapat diperoleh dari hampir seluruh bagian-bagian pohon pepaya. Namun yang paling banyak dan paling baik mutunya dari buah pepaya yang masih muda. Untuk mendapat getah pepaya yang baik yaitu getah pepaya disadap dari buah pepaya muda yang masih tergantung di pohon.

Proses pembuatan getah pepaya sebagai obat cacing ternak kambing dan domba sebagai berikut :

1. Penyadapan dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00.

2. Buah pepaya dituris dengan pisau secara membujur sedalam 1-5 mm dengan jarak antara turisan 1-2 cm.

3. Penyadapan dapat diulang setiap 4 hari pada buah yang sama.

4. Dari 100 ml getah pepaya ditambahkan 2 tetes larutan natrium bisulfit 30% untuk mencegah terjadinya oksidasi.

5. Getah pepaya kemudian dikeringkan dalam oven bertemperatur 30-60 0C.

6. Getah pepaya yang telah kering dihaluskan hingga menjadi serbuk, siap diberikan atau dapat digunakan sebagai obat cacing pada ternak kambing dan domba.

Berdasarkan penelitian Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor diperoleh hasil bahwa pemberian getah pepaya 0,3 gram/kg berat badan (BB) kambing/domba dapat menekan jumlah telur cacing tiap gram tinja hingga 68,2%, pemberian getah pepaya 0,6 gram/kg BB kambing/domba dapat menekan jumlah telur cacing tiap gram tinja hingga 55,4%, pemberian getah pepaya 1,2 gram/kg BB kambing/domba dapat menekan jumlah telur cacing tiap gram tinja hingga 87,9%.

Kambing dan domba merupakan ternak yang mudah dibudidayakan, karena memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasiyang baik terhadap berbagai lingkungan. Pengembangan kambing dan dombamempunyai prospek yang baik karena di samping untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, kambing dan domba juga memiliki peluang sebagai komoditas ekspor.

Untuk memperoleh hasil ternak kambing dan domba yang baik, di samping memperhatikan sarana dan prasarana serta pakan dalam pengembangan kambing dan domba harus memperhatikan persyaratan kesehatan hewan yang meliputi.Situasi Penyakit

Budidaya kambing dan domba sebaiknya di daerah yang tidak terdapat gejala klinis atau bukti lain tentang penyakit radang limpa (anthrax), kluron (Brucellosis) dan Kubis Scabies).

Pencegahan/Vaksinasia. Budidaya kambing dan domba sebaiknya dilakukan vaksinasi dan pengujian/tes laboratorium sehingga penyakit hewan menular tertentu yang diharapkan oleh instansi berwenang;

b. Mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin dipakai dalam kartu kesehatan ternak;

c. Melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan menular;

d. Penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan dan diperhitungkan secara ekonomis.

Penyakit yang paling banyak dijumpai pada ternak kambing dan domba yaitu penyakit karena infeksi cacing menatoda. Kerugian ekonomi karena infeksi cacaing pada kambing/domba adalah karena menimbulkan kematian, menghambat pertumbuhan, menghambat pertambahan berat badan serta menimbulkan gangguan reproduksi.Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit cacing saluran pencernaan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing. Pengendalian dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki manajeman pemeliharaan. Cara pengendalian yang terbaik dan hasil guna adalah kombinasi kedua cara pengendalian tersebut.

Dalam pembinaan pemberian obat cacing pada ternak perlu mempertimbangkanbeberapa hal, antara lain : banyaknya populasi cacing dalam saluran pencernaan yang dapat diperkirakan dari jumlah telur dalam tinja, daya tahan ternak terhadap parasit dan jenis parasit yang menginfeksi ternak. Obat cacing idealnyanya mempunyai daya bunuh yang besar terhadap parasit tetapi tidak membahayakan ternak yang diobati dan obat cacing tersebut hendaknya mudah dan praktis dalam pemberian serta ekonomis (murah).Sebagai obat cacing, getah pepaya yang telah dikeringkan dan dihaluskan dapat diberikan setiap minggu sebanyak 3 kali pemberian. Serbuk getah pepaya kering dicampur dengan air dengan perbandingan 1 : 5 hingga terbentuk suspensi. Suspensi getah pepaya diberikan lewat mulut dengan selang plastik langsung ke dalam rumen kambing/domba. Jumlah suspensi getah pepaya yang diberikan tergantung kepada berat badan kambing/domba yang diobati.

Dengan adanya teknologi terapan dalam pemprosesan getah pepaya sebagai obat cacing untuk kambing dan domba, maka sebagai mintra petani seorang penyuluh pertanian dapat memberikan informasi cara cacaing ternak kambing dan domba yang mempunyai nilai ekonomis dan efektif menekan jumlah telur cacing pada ternak kambing dan domba.1. Tanaman tersebut harus sesuai dengan agroklimat lokasi rumah.

2. Tinggi maupun lebar tajuk harus disesuaikan dengan luas halaman rumah. Di komplek perumahan yang halaman rumahnya relatif sempit, sebaiknya kita memilih tanaman srilangka, delima, jeruk siam, atau jeruk manis. Tanaman tersebut merupakan perdu yang ukuran tajuknya tidak terlalu lebar. Bila luas halaman 6x3 m, bisa ditanam dua tanaman.

3. Tanaman yang ditanam hendaknya tidak merusak bangunan rumah atau mengganggu sarana rumah lainnya seperti kabel, pipa air, clan septick tank.

4. Sinar matahari yang masuk ke halaman rumah bisa terhalangi oleh bangunan yang tinggi atau tanaman peneduh yang besar dan bertajuk rapat. Karenanya, halaman rumah mungkin bisa menerima sinar matahari penuh atau hanya dari siang sampai sore. Bila sinar matahari hanya dari siang sampai sore, tanaman buah masih bisa produktif, asalkan tinggi tajuk melewati atap rumah.

A. Fungsinya

Tanaman buah di halaman rumah, tidak sekedar berfungsi sebagai penghasil buah, tetapi juga manfaat lain yang bisa dipetik. Karenanya, pemilihan tanaman juga harus disesuaikan dengan tujuan penanamannya. Beberapa fungsi tanaman buah di halaman rumah sebagai berikut :

1. Menambah Nilai Estetika

Karena fungsi ini, tanaman yang kurang indah dilihat seperti pepaya, pisang dan salak, hampir tidak pernah ditanam di halaman rumah. Tanaman delima paling banyak diminati masyarakat untuk ditanam di halaman rumah yang sempit. Hal itu karena tajuk tanaman delima berukuran kecil, ranting dan daun berbentuk estetik, bunga dan buahnyapun indah.

2. Sebagai Peneduh, Penahan Debu dan Kebisingan Kota

Bila rumah tersebut terletak di kota dataran rendah yang panas, tanaman buah itu juga akan berfungsi sebagai peneduh, penahan debu dan kebisingan kota. Untuk itu, jambu air bisa menjadi pilihan yang paling tepat dibandingkan mangga atau jambu biji dan belimbing. Hal itu, karena tajuk tanaman jambu air sangat rapat, dengan ukuran daun lebar sehingga mampu memberikan keteduhan sempurna. Namun, bila kita tinggal di kota dataran tinggi yang dingin dengan udara bersih, jeruk dan delima lebih kecil dan tidak akan menutupi halaman, sehingga sinar matahari masih bisa masuk untuk menghangatkan halaman rumah kita.

B. Teknik Membuahkan Tanaman di Halaman Rumah

1. Membiarkan Tajuk Tanaman Terkena Sinar Matahari Secara Penuh

Supaya tanaman terkena sinar matahari secara penuh, kita harus membiarkan tanaman tersebut bisa melampaui atap rumah. Sebelum tajuk tanaman mempaui atap dan meperoleh sinar matahari penuh, sulit untuk mengharapkannya berbuah. Itulah sebabnya pemangkasan dengan tujuan estetika tidak bisa mengalahkan tujuan pembuahan. Kalau tanaman terus-menerus dipangkas hingga tajuknya tidak pernah tinggi demi estetika, peluang berbuahnya harus dikorbankan. Namun, di halaman yang sempit ada beberapa resiko kalau tajuk tanaman dibiarkan meninggi.

Mengotori atap rumah

Mengjangkau halaman rumah tetangga di kiri dan kanan

Menjorok ke jalan, terutama bila di trotoar jalan tersebut tidak diberi tanaman peneduh.

Karenanya, atap rumah harus rutin dibersihkan dari tumpukan daun yang rontok. Cabang yang menjangkau halaman rumah tetangga atau jalan raya juga harus dipotong.

2. Menyiram

Penyiraman pohon buah di halaman rumah harus dengan air cukup hingga mencapai akar yang produktif di bagian dalam tanah. Selain itu, lebar penyiraman juga harus mengjangkau tanah di bawah tajuk paling luar, bukan hanya di sekeliling batang tanaman. Pengairan juga bisa dilakukan dengan membuat sumur atau lubang resapan di dekat pohon buah tersebut untuk meresapkan air hujan. Lubang itu paling jauh berjarak 1 m dari batang, dengan ukuran 1x2 meter dan kedalaman 1,5 meter. Agar lubang itu tidak cepat dangkal karena endapan tanah, dibuat bak penampungan lumpur berukuran 0,75x0,75 meter dengan kedalaman 1 meter. Lubang ini dilepas semen dan di bagian atas diberi saluran ke lubang penyerapan. Dua lubang ini kemudian ditutup dengan beton yang bisa diangkat.

3. Pemupukan

Bila lahan di halaman rumah itu masih berupa tanah, pemupukan tidak akan sulit dilakukan. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara ditaburkan, dimasukkan dan ditimbun, atau dilarutkan dalam air dan disiramkan. Bila lahan di bawah tajuk pohon masih terbuka, tanpa pengerasan, tidak ditumbuhi rumput dan tanaman hias lainnya, bisa digali melingkar tepat di bawah batas luar tajuk. Ukuran lubang cukup 0,5 cm, dengan kedalaman 20-30 cm. ke dalam lubang itulah dimasukkan pupuk NPK dengan perbandingan 16 : 16 : 16 atau 19 : 19 : 19. dosisnya disesuaikan dengan ukuran dan umur tanaman. Setelah pupuk ditaburkan ke dalam lubang, tanh beks galian dikembalikan. Lubang untuk menebar pupuk, juga dibuat hanya setengah lingkaran tajuk, atau hanya berupa satu lubang di salah satu tanaman. Bentuknya segi empat dengan ukuran 1 x 0,5m dan kedalaman 30 cm.

Namun, bila tanah di bawah tajuk itu ditumbuhi rumput atau tanaman hias lainnya, NPK diberikan dengan cara dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air, baru kemudian disiramkan di keliling batang. Pelarutan pupuk tersebut sebaiknya dilakukan dengan air hangat supaya pupuk lebih cepat larut. Setelah larut, larutan pupuk yang masih panas itu dicampur dengan air dingin, kemudian disiramkan ke tanaman.

Selain dengan cara itu, NPK juga bisa diberikan dengan cara membuat lubang kecil tetapi cukup dalam, sehingga rumput atau tanaman hias lainnya tidak rusak. Lubang pupuk ini bisa dibuat dengan batang kayu yang kuat berdiameter 5-7 cm. batang kayu ini diruncingkan bagian ujungnya lalu dengan bantuan palu ditancapkan ke dalam tanah. Setelah menancap sekitar 30-40 cm, kayu dicabut hingga terbentuk lubang. Ke dalam lubang inilah pupuk dimasukkan. Satu tanaman bisa diberi beberapa lubang secara melingkar di bawah tajuk. Setelah pupuk dimasukkan, lubang kembali ditutup dengan tanah.

Pada musim hujan, pupuk NPK cukup diberikan dengan cara ditaburkan di bawah tajuk pohon. Asalkan lahan itu masih berupa tanah atau hanya dikeraskan dengan conblok. Selain pupuk akar, tanaman juga bisa diberi pupuk daun dengan cara disemprotkan. Bila tanaman masih kecil, penyemprotan pupuk daun bisa dilakukan dengan hand sprayer biasa. Pupuk organik, baik berupa kompos, pupuk kandang, maupun guano juga bisa diberikan, asalkan pupuk tersebut tidak mencemari atau mengotori halaman.

4. Memangkas

Bila jenis tanaman di halaman cocok dengan agroklimatnya, sinar matahari dan air cukup, serta selalu rajin berbuah. Namun, bisa saja justru karena kelebihan unsur hara, air dan sinar matahari, tanaman menjadi sangat rimbun, tetapi tidak pernah mau berbuah. Karena itu, harus segera dilakukan pemangkasan berat. Bila pemangkasan berat belum juga mampu membuahkan tanaman, pada musim kemarau dilakukan stres air. Tanaman hanya disiram secara terbatas, paling sedikit untuk jangka waktu tiga bulan. Setelah tanaman stress, baru dilakukan penyiraman normal.

Sementara itu, pencincinan tidak dianjurkan untuk membuahkan tanaman buah di halaman rumah, karena resikonya terlalu besar. Upaya yang masih bisa dilakukan adalah dengan pencekikan. Untuk merangsang pembuahan, tanaman juga bisa dikerdilkan. Caranya, tanaman tua yang sudah tinggi dipotong sebatas 1,5 m dari pangkal batang. Setelah keluar tunas, tunas tersebut disambung dengan jenis buah yang lebih unggul.

DAFTAR PUSTAKA

Nin Rismini, Ir. Kiat Membuahkan Tanaman di Halaman Rumah. Sinar Tani. Edisi 28 Januari 3 Februari 2009. No. 3288. Tahun XXXIX.