Geologi Setempat Pekanbaru

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    1/13

    KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

    Letak dan Luas Wilayah

    Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 terdiridari 8 wilayah kecamatan dengan luas wilayah 446,5 km2. Setelah diadakan pengukuran

    dan pematokan oleh tim Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau luas Kota Pekanbaru

    menjadi 632,26 km2 melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor

    83/11/1993. Luas Kota Pekanbaru untuk masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel

    7.

    Tabel 7. Luas Wilayah Kota Pekanbaru Berdasarkan Kecamatan

    c Kecamatan Luas Wilayah (km2)

    1 Pekanbaru

    Kota

    2,26

    2 Senapelan 6,65

    3 Limapuluh 4,04

    4 Sukajadi 5,10

    5 Sail 3,26

    6 Rumbai 203,03

    7 Bukit Raya 299,08

    8 Tampan 108,84

    Jumlah Luas 632,26

    Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru Tahun 2003

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    2/13

    Batas-batas wilayah Kota Pekanbaru adalah; sebelah Utara berbatasan Kabupaten

    Bengkalis, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar, sebelah Timur

    berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kampar dan sebelah Barat berbatasan

    dengan Kabupaten Kampar. Posisi strategis Kota Pekanbaru yang terletak di jalur

    lintas Timur Pulau Sumatera dan mudah dilalui oleh arus lalu-lintas dari ujung

    Utara sampai ke ujung Selatan Sumatera. Posisi strategis ini memberikan berbagaidampak serta peluang bagi perkembangan perekonomian dan pembangunan Kota Pekanbaru.

    Letak Kota Pekanbaru secara geografis berada di tengah-tengah Pulau Sumatera dan

    merupakan dataran yang mudah untuk dikembangkan.

    TopografiKota Pekanbaru terletak pada ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan

    air laut, hanya daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih tinggi dari ketinggian

    rata-rata, yaitu daerah di sekitar Bandar Udara Sultas Syarif Kasim II dengan

    ketinggian 26 meter di atas permukaan air laut dan di bagian Utara dan Timur Kota

    Pekanbaru. Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas kelerengan dapat

    digolongkan menjadi empat bagian yaitu:

    0% - 2% : merupakan wilayah yang datar

    2 % - 15 % : landai sampai berombak

    15 % - 40 % : berombak sampai bergelombang

    di atas 40 % : bergelombang sampai berbukit

    Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataran rendah dengan

    kemiringan lereng 0 persen - 2 persen. Beberapa wilayah di bagian Utara dan Timur

    memiliki morfologi bergelombang dengan kemiringan di atas 40 persen. Kemiringanlereng di Kota Pekanbaru untuk masing-masing kecamatan disajikan pada pada Tabel 8.

    Tabel 8. Kemiringan Lereng dan Luas Lahan Masing-Masing Kecamatan di Kota

    Pekanbaru

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    3/13

    No. Kecamatan Kemiringan Lahan (Ha)

    02 % 215 % 15-40 % > 40 % Jumlah

    1 Tampan 7.456 - - 2.964 10.420

    2 Bukit Raya 22.441 9.208 240 908 32.797

    3 Limapuluh 404 - - - 404

    4 Sail 326 - - - 326

    5 Pekanbaru

    Kota

    226 - - - 226

    6 Sukajadi 510 - - - 510

    7 Senapelan 665 - - - 665

    8 Rumbai 9.004 6.416 124 2.328 17.872

    Jumlah 41.032 15.624 364 6.200 63.220

    Persentase

    (%)

    64.90 24.71 0.58 9.81 100.00

    Sumber : Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru Tahun 1994-2004.

    Ditinjau dari kondisi topografi wilayah perencanaan Kota Pekanbaru,

    kelerengan 0-20 persen sampai dengan 2-15 persen mencakup luasan yang cukup besar

    yaitu 566,56 ha atau 89,61 persen dari luas wilayah secara keseluruhan. Dengan

    kondisi lahan datar yang cukup luas ini menunjukkan secara fisik, Kota Pekanbaru

    mampu menampung berbagai pembangunan kota, sedangkan lahan dengan kelerengan yang

    lebih besar dari 40 persen disarankan sebagai kawasan konservasi.

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    4/13

    GeologiStruktur geologi Kota Pekanbaru terdiri atas Formasi Minas yang dikelilingi

    oleh aluvium muda sepanjang aliran Sungai Siak dan Aluvium tua yang berawa-rawa.

    Formasi Minas ini terdiri dari kerikil, sebaran kerakal, pasir dan lempung yang

    juga merupakan alluvium namun relatif lebih terkonsolidasi. Adanya sebaran kerakal,

    kerikil dan pasir menyebabkan daya dukung pada Formasi Minas lebih baik jika

    dibandingkan dengan alluvium tua dan alluvium muda. Pada umumnya Formasi Minas

    merupakan formasi terbaik bagi pengembangan kawasan perkotaan. Namun untuk

    mendelineasi tingkat kesesuaian lahan dari Formasi Minas yang disusun oleh berbagai

    jenis ukuran batuan di atas masih memerlukan penelitian baik pemetaan geologi

    permukaan maupun penelitian geologi bawah permukaan. Pengaruh patahan yang berumur

    kuarter yang kemungkinan merupakan patahan aktif sebagai sumber patahan dangkal

    memerlukan uji seismoteknik untuk lebih menyakinkan eksistensinya. Pengujian ini

    bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan pembangunan bertingkat dan kawasan

    perumahan padat.

    Pada daerah yang tinggi sebagian besar tanahnya berjenis podzolik merah

    kuning sedangkan di daerah yang lebih rendah berawa dan gambut berjenis tanah

    organosol/glei humus. Pada umumnya tanah di Kota Pekanbaru terdiri dari jenis tanah

    alluvial hydromorf yang berasal dari endapan tanah liat dan asosiasi aluvial dengan

    pasir. Tanah jenis ini memiliki sifat sedikit menahan/kedap air. Hal ini

    menyebabkan peresapan air berjalan lambat.

    Pada umumnya keadaan tanah di Kota Pekanbaru mempunyai daya pikul (T tanah)

    antara 0,7 kg/cm2 - 1 kg/cm2, kecuali di beberapa lokasi yang berdekatan dengan

    anak sungai (T tanah antara 0,4 kg/cm2 - 0,6 kg/cm2). Sumber daya bahan bangunan

    yang terdapat di Kota Pekanbaru berupa pasir dan batu (sirtu). Bahan bangunan ini

    terutama berasal dari Formasi Minas yang berupa kerakal, kerikil dan pasir. Sumber

    daya bahan bangunan seperti batuan beku yang berupa granit dan bahan bangunan

    lainnya seperti batu gamping, batu sabak dan batuan yang berasal dari gunung berapi

    tersier dapat diperoleh dari pegunungan jauh disebelah Barat Daya Kota Pekanbaru

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    5/13

    HidrologiKondisi hidrologi di Kota Pekanbaru dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu

    kondisi hidrologi air permukaan dan air tanah. Hidrologi air permukaan pada umumnya

    berasal dari sungai-sungai yang mengalir di Kota Pekanbaru yaitu Sungai Siak.

    Sungai Siak selain digunakan sebagai alat transportasi air juga merupakan jalur

    perhubungan lalu-lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah

    lainnya, selain itu airnya digunakan sebagai sumber air permukaan yang digunakan

    untuk air minum dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (MCK). Sungai Siak

    mempunyai anak-anak sungai di dalam kota yang berfungsi sebagai saluran utama

    pembuangan air limbah dan drainase. Sungai Siak mengalir dari barat ke timur,

    memliki beberapa anak sungai antara lain: Sungai Umban Sari, Air Hitam, Sibam,

    Setukul, Pengambangan, Ukai, Sago, Senapelan, Limau dan Tampan.

    Hidrologi air tanah dalam kemungkinan berasal dari Formasi Petani, sifat air

    tanahnya kurang baik sebagai air minum. Sedangkan hidrologi air tanah dangkal

    berasal dari Formasi Minas. Mengingat kondisi batuan Formasi Minas yaitu memiliki

    permeabilitas dan porositas yang tinggi, maka Kota Pekanbaru memiliki potensi

    ketersediaan air tanah dangkal yang cukup banyak. Sungai Siak yang merupakan Sungai

    terbesar yang membelah Kota Pekanbaru menjadi 2 bagian utara dan selatan, banyak

    anak sungai yang bermuara pada Sungai Siak, dengan demikian beban Sungai Siak dalam

    proses pendangkalan atau sedimentasi cukup besar. Selain itu sebagai sumber air

    baku untuk PDAM Tirta Siak, air sungai perlu dijaga dari polusi hal ini disebabkan

    terdapat beberapa kegiatan industri yang ada pada sepanjang alur sungai diantaranya

    industri plywood, crumb rubber, dan pulp. Potensi lain sebagai sumber air minum

    adalah air tanah dangkal dan sumber-sumber air tanah perlu dijaga kelestariannya

    untuk memenuhi kebutuan air minum bagi penduduk yang tidak terlayani oleh jaringan

    PDAM.

    KlimatologiKota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum

    berkisar antara 31,6 C - 33,7 C dan suhu minimum berkisar antara 22,1 C -

    23,3 C. Rata-rata curah hujan bulanan pada tahun 2004 sekitar 263,73 mm dan rata-

    rata jumlah hari hujan pada tahun 2004 sekitar 17 hari (BMG Pekanbaru, 2004).

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    6/13

    Keadaan musim berkisar: musim hujan jatuh pada bulan September sampai dengan

    Pebruari dan musim kemarau jatuh pada bulan Maret sampai dengan Agustus. Kelembaban

    maksimum antara 94% - 96%, kelembaban minimum antara 59 persen - 69 persen (BPS

    Kota Pekanbaru, 2003).

    Kesesuaian LahanPengembangan Kota Pekanbaru berdasarkan arahan kemampuan lahan yang dimiliki

    secara garis besar pengembangan kota dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu

    pengembangan kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya.

    1. Arahan Pengembangan Kawasan LindungWilayah Kota Pekanbaru yang perlu dilindungi (yang merupakan kawasan

    lindung) meliputi : Areal hulu sungai di Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan

    Rumbai. Kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area).

    Daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 40 persen, terdapat di Kecamatan

    Rumbai dan Bukit Raya. Wilayah ini ditetapkan sebagai kawasan lindung karena

    kondisi fisik lahannya yang digunakan sebagai daerah resapan air dan untuk

    mencegah kerusakan lingkungan seperti banjir, longsor dan sebagainya. Daerahtepi sungai (kiri kanan sungai), yaitu : Sungai Siak ( 100 meter di sisi

    kiri dan kanan sungai). Sungai Senapelan, Sungai Sail, Sungai Tanjung Datuk

    (50 meter di sisi kiri kanan sungai). Kawasan sepanjang perbatasan kota

    yaitu sepanjang 500 - 1.000 meter. Penetapan daerah hijau pada kawasan hijau

    ini ditujukan untuk :

    Memberikan tanda/pembatas fisik kota dengan kabupaten lainnya Mencegah terjadinya konflik dalam perencanaan, pengawasan dan

    pembangunannya.

    Wilayah sepanjang jalur patahan di Barat Daya sampai Selatan Kecamatan

    Tampan, mengingat potensinya yang rawan gempa (gempa bumi dangkal)

    pembangunan fisik yang dilakukan di wilayah ini perlu disesuaikan dengan

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    7/13

    adanya potensi gempa/ bencana tersebut. Daerah rawa dan bergambut dalam yang

    banyak terdapat di Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Penetapan wilayah-

    wilayah ini sebagai kawasan lindung, selain sesuai dengan Keppres No.32

    Tahun 1990 juga mengingatkan aspek tingginya biaya investasi yang diperlukan

    untuk membangun di daerah ini serta masih luasnya lahan pengembangan kota,

    maka disarankan daerah- daerah berawa dan bergambut dijadikan kawasanlindung. Wilayah yang terdiri dari sistem lahan Klaru, Benjah Bekasih dan

    Mendawai, ketiga sistem lahan ini dijadikan kawasan lindung/hijau karena

    ketiga sistem lahan ini tidak dapat dijadikan sebagai pengembangan kawasan

    budidaya baik budidaya pertanian maupun permukiman/perkotaan.

    2. Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya

    Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah 632,26 km2 atau 63.226 hektar.

    Wilayah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan terbangun adalah sebesar 60

    persen (379,365 km2) dari seluruh wilayah kota sedangkan sisanya harus tetap

    dipertahankan sebagai kawasan hijau atau kawasan konservasi. Berdasarkan

    kondisi dan sifat fisik lahan yang dimiliki Kota Pekanbaru, pengembangan

    kawasan budidaya terdiri dari budidaya pertanian dan budidaya

    permukiman/perkotaan. Pengembangan kawasan budidaya pertanian akan

    diarahkaan ke Kecamatan Tampan bagian utara dan tengah, Kecamatan Rumbai

    bagian utara dan Kecamatan Bukit Raya bagian tengah, sedangkan pengembangan

    budidaya permukiman perkotaan akan diarahkan pada lima kecamatan yang

    terdapat di Kota Pekanbaru.

    entuk Ruang Terbuka Hijau di Kota PekanbaruRuang terbuka hijau di Kota Pekanbaru mempunyai beberapa bentuk. Bentuk ruang

    terbuka hijau yang ada mempunyai manfaat atau fungsi yang berbeda-beda. Bentuk

    ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru antara lain:

    a. Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Syarif Kasim

    Taman Hutan Raya termasuk dalam wilayah administrasi Kota Pekanbaru

    berada di Kecamatan Rumbai dengan luas areal sekitar 767,81 hektar. Jenis

    tanaman yang ada di Taman Hutan Raya untuk jenis kayu-kayuan meliputi

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    8/13

    jenis : kulim (Scorodocarpus borneensis), bintangur (Calophilum Sp),

    meranti (Shorea selanica), mahoni (Swietenia macrophylla), rengas (Gluta

    renghas), pulai (Alstonia pneumatophora), dan tembesu (Fagraea fragrans).

    Untuk jenis multi purpose tree species antara lain yaitu untuk jenis matoa

    (Pometia pinnata), asam jawa (Tamarindus indica), bambu (Bambusa bamboos),

    duku (Lansium domesticum), maggis (Garcinia mangostana), sukun (Artocarpuselasticus), dan durian (Durio zibethinus). Taman Hutan Raya (Gambar 1)

    memiliki fungsi secara ekologis yaitu sebagai suatu sistem penyangga

    kehidupan, secara ekonomis sebagai sumber yang menghasilkan barang dan jasa,

    dan secara sosial sebagai sumber penghidupan dan lapangan kerja terutama

    bagi masyarakat sekitar Taman Hutan Raya.

    Gambar 1. Taman Hutan Raya

    b. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Rekreasi

    Ruang terbuka hijau kawasan rekreasi (Gambar 2) di Kota Pekanbaru

    dikelola oleh Pemerintah Daerah dan swasta atau individu. Tingginya

    kebutuhan masyarakat akan tempat-tempat rekreasi dengan nuansa alam,

    menjadikan ruang terbuka hijau kawasan rekreasi menjadi satu pilihan utama

    bagi masyarakat.

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    9/13

    Gambar 2. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Rekreasi

    c. Ruang Terbuka Hijau Sempadan Sungai

    Ruang terbuka hijau kawasan sempadan sungai mempunyai fungsi sebagai

    kawasan lindung. Ruang terbuka hijau sempadan sungai (Gambar 3) ditemui di

    Daerah Aliran Sungai Siak. Jenis-jenis tanaman pada kawasan sempadan

    sungai adalah untuk jenis kayu-kayuan seperti mahoni (Swietenia

    macrophylla), matoa (Pometia pinnata), angsana (Pterocarpus indicus), dan

    untuk jenis multi purpose tree species yaitu kemiri (Aleurites moluccana),

    bambu (Bambusa bamboos), sukun (Artocarpus elasticus), dan durian (Durio

    zibethinus).

    Gambar 3. Ruang Terbuka Hijau Sempadan Sungai

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    10/13

    d. Ruang Terbuka Hijau Jalur Jalan

    Ruang terbuka hijau jalur jalan mempunyai beberapa fungsi yaitu

    sebagai pengendali polusi udara seperti untuk peredam debu, CO2, SO2, Pb,

    dan partikel padat. Fungsi lainnya adalah untuk peneduh bagi pejalan kaki,

    pengendali visual, dan estetika. Ruang Terbuka Hijau jalur jalan di Kota

    Pekanbaru (Gambar 4) berada pada jalan utama di Pusat Kota, sebagian sudah

    tertata sesuai dengan fungsinya. Tanaman pada jalur jalan di Kota

    Pekanbaru adalah dengan jenis kayu, perdu, semak, dan ground cover.

    Gambar 4. Ruang Terbuka Hijau Jalur Jalan

    e. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkantoran

    Ruang Terbuka Hijau kawasan perkantoran terdapat di pusat kota, hal

    ini dikarenakan sudah sejak lama aktivitas perkantoran berada di pusat

    kota. Ruang 47 terbuka hijau di kawasan perkantoran (Gambar 5) sudah

    tertata dengan baik. Fungsinya antara lain untuk memperoleh nilai estetika,

    peneduh, mengurangi kebisingan akibat aktivitas kendaraan, dan mengurangipolusi. Jenis tanamannya meliputi jenis tanaman kayu, tanaman hias, dan

    ground cover.

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    11/13

    Gambar 5. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkantoran

    f. Hutan Kota

    Hutan Kota di Pekanbaru berada di Kecamatan Sail dengan luas 1,25

    hektar. Pengelolaannya dilakukan Pemerintah Provinsi yaitu Dinas Pertanian

    yang mempunyai wewenang untuk pengelolaan dan pemeliharaan. Hutan kota

    yang ada mempunyai fungsi sebagai konservasi dan sarana penelitian serta

    pendidikan (Gambar 6). Fungsi lainnya adalah memberikan manfaat untuk

    menghasilkan iklim yang sejuk secara mikro. Hutan kota ini juga

    dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi.

    Gambar 6. Hutan Kota

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    12/13

    g. Ruang Terbuka Hijau Pemakaman

    Berfungsi sebagai fasilitas umum untuk tempat pemakaman warga yang

    meninggal dunia. Lokasi pemakaman (Gambar 7) tersebar di beberapa

    kecamatan dengan jenis tanaman yang beragam. Fungsi lainnya adalah sebagai

    peneduh dan mempunyai fungsi sebagai ruang terbuka hijau secara umum.

    Gambar 7. Pemakaman Umum Sebagai RTH

    h. Kawasan Kebun, Semak Belukar, dan Tegalan

    Kawasan kebun, semak belukar dan tegalan merupakan kawsan yang

    dikelola sebagian besar oleh penduduk dan sebagian lagi masih belum

    dikelola. Bentuk ruang terbuka hijau ini menyebar hampir di semua

    kecamatan Kota Pekanbaru selain kecamatan yang berada di pusat kota.

  • 7/22/2019 Geologi Setempat Pekanbaru

    13/13

    Gambar 8. Semak Belukar

    i. Ruang Terbuka Hijau Perkebunan

    Perkebunan di Kota Pekanbaru terdiri dari kebun kelapa sawit dan

    karet dikuasai oleh pemerintah dan pihak swasta. Kawasan perkebunan

    umumnya berada di lokasi yang berbatasan dengan kabupaten lain di pinggir

    Kota Pekanbaru (Gambar 9). Selain untuk meningkatkan pendapatan daerah,

    perkebunan tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat petani dan mempunyai

    fungsi sebagai ruang terbuka hijau.

    Gambar 9. Perkebunan Kelapa Sawit