24
Arismayadi Dirantika | 410013197 DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I Pendahuluan 1.1 Pengertian Minyak Bumi 1.2 Sejarah Minyak Bumi 1.3 Proses Pembentukan Minyak Bumi 1.3.1 Teori Anorganik (Abiogenic) 1.3.2 Teori Organik 1.4 Petroleum System 1.4.1 Source Rock 1.4.2 Reservoir Rock 1.4.3 Migration 1.4.4 Timing 1.4.5 Trap 1.4.6 Cap / Seal Rock 1.4.7 Fracture Gradient

Geologi Minyak Bumi Lengkap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengertian geologi minyak bumi petroleum systemreservoir rockcap rock / seal rocktrap / perangkapbatuan induk /

Citation preview

Arismayadi Dirantika | 410013197

DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

BAB I Pendahuluan

1.1 Pengertian Minyak Bumi

1.2 Sejarah Minyak Bumi

1.3 Proses Pembentukan Minyak Bumi

1.3.1 Teori Anorganik (Abiogenic)

1.3.2 Teori Organik

1.4 Petroleum System

1.4.1 Source Rock

1.4.2 Reservoir Rock

1.4.3 Migration

1.4.4 Timing

1.4.5 Trap

1.4.6 Cap / Seal Rock

1.4.7 Fracture Gradient

Arismayadi Dirantika | 410013197

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi

Gambar 2. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut) mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesa

Gambar 3. Ganggang yang mati akan terendapkan dan terkumpul di bagian dasar bercampur dengan batulempung membentuk batuan induk (Source Rock)

Gambar 4. Source Rock terkubur di bawah batuan batuan lainnya. Proses penguburan berlangsung jutaan tahun, tertutup salah satunya oleh batuan reservoir.

Gambar 5. Source Rock (karbon) terkena panas dan bereaksi dengan Hydogen membentuk HydroCarbon (CH4, C2H6...).

Gambar 6. Diagram tingkat kematangan minyak dan gas

Gambar 7. The Petroleum System

Gambar 8. Source Rock

Gambar 9. Diagram Tingkat Pematangan

Gambar 10. Contoh Penampang Kedalaman Lapisan Batuan

Gambar 11. Reservoir Rock

Gambar 12. Ilustrasi Primary Migration and Secondary Migration

Gambar 13. Drainage Area

Gambar 14. Macam-macam perangkap hidrokarbon: perangkap stratigrafi (D), perangkap struktur (A-C) dan kombinasi (E).

Gambar 15. Cap Rock

Gambar 16. Fracture Gradient Curve

Arismayadi Dirantika | 410013197

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Minyak Bumi

Minyak (petroleum) berasal dari kata Petro = rock (batu) dan leaum = oil (minyak).

Minyak sebagian besar terdiri dari campuran molekul carbon dan hydrogen yang

disebut dengan hydrocarbons. Minyak terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari

sedimentasi sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang terperangkap selama jutaan

tahun. Pada umumnya terjadi jauh dibawah dasar lautan. Material-material organic

tersebut berubah menjadi minyak akibat efek combinasi temperatur dan tekanan di

dalam kerak bumi. Kumpulan dari minyak dan gas tersebut membentuk reservoir-

reservoir minyak dan gas.

Gambar 1. Ilustrasi

Kebutuhan akan bahan bakar minyak tersebut semakin meningkat setiap tahun

sehingga memicu perkembangan ilmu pengetahuan untuk mencari minyak bumi

tersebut. Minyak bumi dan gas biasa terdapat jauh dibawah dasar laut. Pemetaan

geologi dan survey seismic digunakan untuk mendeteksi keberadaannya, namun

hanya dengan pengeboran kita baru dapat memastikannya.

Arismayadi Dirantika | 410013197

1.2 Sejarah Minyak Bumi

Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat

ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar

utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya

penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.

Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal

telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak

lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar

ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-

tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan

penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun

347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.

Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk

mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang

lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera,

pemakaian minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika

Utara. Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia

pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak

belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel

yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-

19.

Tiga negara yang memproduksi minyak terbanyak adalah Arab Saudi, Rusia, dan

Amerika Serikat. Sekitar 80 persen minyak dunia dihasilkan dari Timur Tengah,

dengan 62,5 persennya berasal dari Arab 5: Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar,

dan Kuwait.

Pada tahun 1950-an, biaya pengangkutan minyak menggunakan kapal tangker

mencapai 33 persen dari harga minyak di teluk Persia, tetapi pada saat

pengembangan supertangker pada tahun 1970-an, biaya pengangkutan menurun

menjadi hanya 5 persen.

Arismayadi Dirantika | 410013197

1.3 Proses Pembentukan Minyak Bumi

Proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada dua teori besar

yaitu teori an-organik dan teori organik. Teori an-organik ini saat ini jarang dipakai

dalam eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori an organik ini adalah para

penganut creationist – atau penganut azas penciptaan, itu tuh yang anti teori

evolusi. Teori an-organic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.

1.3.1 Teori Anorganik (Abiogenic)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi

terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi

akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev

(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh

kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi.

Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang

mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah,

jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya

bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material

hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet

lain.

Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan

pada proses kimia diantaranya :

1. Teori Alkalisasi Panas dengan CO2

Teori ini menyatakan bahwa didalam minyak bumi terdapat

logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari

udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk

ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu

tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat

bebas di kerak bumi.

Arismayadi Dirantika | 410013197

2. Teori Karbida Panas dengan Air

Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak

bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk

hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam

1.3.2 Teori Organik

Gambar 2. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut) mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesa

Mungkin tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami

minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya

dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan

juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota

terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan,

diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak

menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan

karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.

Gambar 3. Ganggang yang mati akan terendapkan dan terkumpul di bagian dasar bercampur dengan batulempung membentuk batuan induk (Source Rock)

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar

cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di

Arismayadi Dirantika | 410013197

sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun

ganggang air laut. Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan

hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang

mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk)

yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).

Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini

sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan

mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan

terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.

Gambar 4. Source Rock terkubur di bawah batuan batuan lainnya. Proses penguburan berlangsung jutaan tahun, tertutup salah satunya oleh batuan reservoir.

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja

daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain

diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan.

Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan

bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ? (lihat penjelasan tentang

pematangan dibawah).

Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentu saja banyak jenis

batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi

batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat

menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan

sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.

Arismayadi Dirantika | 410013197

Gambar 5. Source Rock (karbon) terkena panas dan bereaksi dengan Hydogen membentuk HydroCarbon (CH4, C2H6...).

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini

tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang

mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting

yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari

air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti

hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang ?

Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan minyak yang

memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi”

keatas.

Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai

mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut

terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).

Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan

induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam

batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak.

Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman dengan pematangan ? Ya

tentusaja.

Arismayadi Dirantika | 410013197

Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini

tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak

sama tingkat kematangannya.

Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah,

sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.

Gambar 6. Diagram tingkat kematangan minyak dan gas

Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu

antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan

tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus

bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti

penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon

yang ada menjadi gas!

Dibawah ini peta yang menunjukkan cekungan-cekungan penghasil

minyak bumi di Indonesia. Warna hijau menunjukkan cekungan yang telah

menghasilkan minyak dan gas lebih besar dari 5 Boe (Billion Oil Ekivalen) atau

Arismayadi Dirantika | 410013197

diatas 5 Milyar barrel migas. Kemudian antara 1-5 Milyar, warna kuning

menghasilkan 1-1000 juta barrel, dan kurang dari 10 juta barrel migas.

1.4 Petroleum System

Terdapat suatu analogi yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan terbentuknya

hidrokarbon. Seperti halnya membuat kue, sebelum kita bisa menikmati kue itu

maka kita harus mempunyai bahan dasar kue dan mengetahui proses pemuatan kue

tersebut. Hal ini sama dengan minyak bumi, sebelum minyak bumi terjebak maka

kita memerlukan elemen-elemen atau unsur-unsur dan proses pembentuk minyak

dan gas bumi.

Gambar 7. The Petroleum System

Berikut ini adalah pengenalan bagaimanakah minyak dari tempat awal minyak itu

terbentuk sampai terakumulasi pada satu tempat, yang menjadi satu rangkaian yang

dinamakan petroleum system. Faktor-faktor yang menjadi perhatian studi Petroleum

System adalah batuan sumber (source rocks), pematangan (maturasi), reservoir,

migrasi, timing, perangkap (trap), batuan penyekat (sealing rock) dan fracture

gradient.

1. Batuan Induk (Source Rock)

2. Pematangan (Mature)

3. Reservoir Rock

Arismayadi Dirantika | 410013197

4. Migration

5. Timing

6. Perangkap (Trap)

7. Batuan Penutup (Cap Rock)

8. Fracture Gradient

1.4.1 Source Rock

Gambar 8. Source Rock

Source rocks adalah endapan sedimen yang mengandung bahan-

bahan organik yang dapat menghasilan minyak dan gas bumi ketika endapan

tersebut tertimbun dan terpanaskan.

Bahan-bahan organik yang terdapat didalam endapan sedimen

selanjutnya dikenal dengan kerogen (dalam bahasa Yunani berarti penghasil

lilin).

1. Tipe I

Bahan- bahan organic kerogen Tipe I merupakan alga dari

lingkungan pegendapan lacustrine dan lagoon.Tipe I ini dapat

mengkasilkan minyak ringan (light oil) dengan kuallitas yang bagus

serta mampu menghasilkan gas.

2. Tipe II

Merupakan campuran material tumbuhan serta

mikroorganisme laut. Tipe ini merupakan bahan utama minyak

bumi serta gas.

3. Tipe III

Arismayadi Dirantika | 410013197

Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batu

bara. Tipe ini umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.

4. Tipe IV

Bahan-bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe ini tidak bisa

menghasilkan minyak dan gas.

Kandungan kerogen dari suatu source rock dikenal dengan TOC (Total

Organic Carbon), dimana standar minimal untuk 'keekonomisan' harus lebih

besar dari 0.5%.

Implikasi penting dari pengetahuan tipe kerogen dari sebuah prospek

adalah kita dapat memprediksikan jenis hidrokarbon yang mungkin dihasilkan

(minyak, gas, minyak & gas bahkan tidak ada migas).

1.4.2 Pematangan (Mature)

Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari

kerogen menjadi minyak dan gas bumi.

Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang kaya bahan

organic terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur

rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen

dan belerang sehingga menghasilkan konsentrasi hidrokarbon.

Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat

celcius. Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat

berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik

kerogen.

Karena temperatur terus mengingkat sejalan dengan bertambahnya

kedalaman, efek pemanasan secara alamiah ditentukan oleh seberapa dalam

batuan sumber tertimbun (gradien geothermal).

Gambar disamping ini

menunjukkan proporsi relatif

dari minyak dan gas untuk

Arismayadi Dirantika | 410013197

kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar

35 °C km -1 . Terlihat bahwa minyak bumi secara signifikan dapat dihasilkan

diatas temperature 50 °C atau pada kedalaman sekitar 1200m lalu terhenti

pada suhu 180 derajat atau pada kedalaman 5200m.

Gas yang dihasilkan karena factor temperatur disebut dengan

termogenic gas, sedangkan yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri (suhu

rendah, kedalaman dangkal <600m) disebut dengan biogenic gas.

Gambar di bawah ini merupakan contoh penampang kedalaman dari

lapisan-lapisan batuan sumber, serta prediksi temperatur dengan cara

menggunakan contoh kurva di atas. Dari penampang ini dapat diprediksikan

apakah source tersebut berada dalam oil window, gas window, dll. Metoda

ini dikenal dengan metoda Lopatin ( 1971). Terlihat jelas, metoda Lopatin

hanya berdasarkan temperature dan mengabaikan efek reaksi kimia serta

biologi.

Gambar 10. Contoh Penampang Kedalaman Lapisan Batuan

1.4.3 Reservoir Rock

Arismayadi Dirantika | 410013197

Gambar 11. Reservoir Rock

Batuan Reservoir adalah wadah permukaan yang diisi dan dijenuhi oleh

minyak dan gas bumi. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa

rongga-rongga atau pori-pori yang rendah. Pada hakekatnya, setiap batuan

dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk

menyimpan dan melepaskan minyak bumi.

Dalam hal ini batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting

yaitu harus mempunyaiporositas yang memberikan kemampuan untuk

menyimpan, dan juga kelulusan atau permeabilitas. Jadi secara singkat dapat

disebut bahwa batuan reservoir harus berongga-rongga atau berpori-pori

yang berhubungan. Porositas dan permeabilitas sangat erat hubungannya,

sehingga dapat dikatakan permeabilitas tidak mungkin tanpa

adanyaporositas, walaupun sebaliknya belum tentu demikian. Batuan dapat

bersifat porous tetapi tidak permeabel.

Perbedaan antara porositas dan permeabilitas adalah

bahwa porositas menentukan jumlah cairan yang terdapat,

sedangkan permeabilitas menentukan jumlahnya yang dapat diproduksikan.

Dilain pihak, suatu batuan reservoir juga dapat bertindak sebagai lapisan

penyalur aliran minyak dan gas bumi dari tempat minyak bumi tersebut

keluar dari batuan induk (migrasi primer) ke tempat berakumulasinya dalam

suatu perangkap. Bagian suatu perangkap yang mengandung minyak atau gas

disebut reservoir. Jadi reservoir merupakan bagian kecil daripada

batuan reservoir yang berada dalam keadaan demikian sehingga membentuk

suatu perangkap.

Syarat-syarat untuk disebut reservoir minyak bumi adalah :

Batuan reservoir diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gasbumi, biasanya

merupakan batuan yang berpori-pori.

Lapisan Penutup (Cap Rock), batuan yang tidak tembus minyak,

terdapat di atasreservoir.

Arismayadi Dirantika | 410013197

Perangkap reservoir, bentuk reservoir sedemikian rupa sehinga minyak

bumi daoat tertampung.

Batuan yang menyandang sifat porositas dan permeabilitas yang baik

adalah batupasir dan karbonat (batugamping dan dolomit). Karena itu minyak

dan gas bumi 61% didapat dari batupasir, 39% dari batuan karbonat dan

sisanya 1% dari reservoir lain, misalnya rekahan-rekahan pada batuan beku.

1.4.4 Migration

Migrasi adalah proses trasportasi minyak dan gas dari batuan sumber

menuju reservoir. Proses migrasi berawal dari migrasi primer (primary

migration), yakni transportasi dari source rock ke reservoir secara langsung.

Lalu diikuti oleh migrasi sekunder (secondary migration), yakni migrasi dalam

batuan reservoir nya itu sendiri (dari reservoir bagian dalam ke reservoir

bagian dangkal).

Gambar 12. Ilustrasi Primary Migration and Secondary Migration

Prinsip dasar identifikasi jalur-jalur migrasi hidrokarbon adalah

dengan membuat peta reservoir. Kebalikannya dari air sungai di permukaan

bumi, hidrokarbon akan melewati punggungan (bukit-bukit) dari morfologi

Arismayadi Dirantika | 410013197

reservoir. Daerah yang teraliri hidrokarbon disebut dengan drainage area

(Analogi Daerah Aliran Sungai di permukan bumi). Jika perangkap tersebut

telah terisi penuh (fill to spill) sampai spill point, maka hidrokarbon tersebut

akan tumpah (spill) ke tempat yang lebih dangkal. Berikut contohnya:

Gambar 13. Drainage Area

1.4.5 Timing

Waktu pengisian minyak dan gas bumi pada sebuah perangkap

merupakan hal yang sangat penting. Karena kita menginginkan agar

perangkap tersebut terbentuk sebelum migrasi, jika tidak, maka hidrokarbon

telah terlanjur lewat sebelum perangkap tersebut terbentuk.

1.4.6 Perangkap (Trap)

Perangkap adalah suatu kondisi dimana hidrokarbon tidak dapat

mengalir keluar dan terjebak dalam batuan reservoar. Fungsi dari perangkap

ini adalah untuk menampung adanya aliran hidrokarbon dan

mengakumulasinya pada perangkap tersebut. Tanpa adanya perangkap,

hidrokarbon akan mengalir hilang dan tidak akan terjadi suatu akumulasi

hidrakarbon. Perangkap terbagi atas perangkap struktur, perangkap

stratigrafi atau perangkap kombinasi antara keduanya

Gambar 14. Macam-macam perangkap hidrokarbon: perangkap stratigrafi (D), perangkap struktur (A-C) dan kombinasi (E).

Arismayadi Dirantika | 410013197

1.4.7 Batuan Penutup (Cap/Seal Rock)

Gambar 15. Cap Rock

Batuan penutup adalah batuan yang memiliki permeabilitas dan

porositas yang rendah, sehingga menghambat kandungan petroleum dalam

reservoar untuk bermigrasi. Batuan penutup yang umum adalah serpih

(shale) dan batuan avaporit.

1.4.8 Fracture Gradient

Didalam evaluasi prospek, kurva fracture gradient diperlukan

diantaranya untuk memprediksi sejauh mana overburden rocks mampu

menahan minyak dan gas bumi. Semakin tebal suatu overburden, maka

semakin banyak volume hydrocarbon yang mampu ‘ditahan’.

Arismayadi Dirantika | 410013197

Gambar 16. Fracture Gradient Curve

Gambar dibawah diatas menunjukkan kurva fracture gradient dari gas,

minyak dan air formasi dari sebuah lapangan. Berdasarkan kurva ini, jika kita

memiliki sebuah perangkap dengan ketebalan overburden (c), maka

ketebalan kolom gas maksimal yang mampu ditahan adalah (c-a), dan

ketebalan kolom minyak adalah (c-b), selebihnya hidrokarbon tersebut akan

merembes keluar penyekat.

DAFTAR PUSTAKA

https://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/

http://infotambang.com/proses-pembentukan-minyak-bumi-berdasar-teori-

anorganik-abiogenesis-p427-164.htm

https://flutecast09.wordpress.com/2011/10/28/batuan-reservoir/

https://wulanmunir.wordpress.com/2012/01/28/syarat-minyak-bumi/

https://smiagiundip.wordpress.com/2013/03/31/petroleum-system/

http://cogangeologist.blogspot.co.id/2010/12/seal-perangkap.html

http://ifham-sifaudin.blogspot.co.id/2014/01/karakteristik-fluida-reservoir.html