Gaya Kepemimpinan Dan Mnj Konfik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

  • 6

    GAYA KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KONFLIK

    KEPALA RUANGAN DI INSTALASI RINDU A

    RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

    Juli Rostandi Purba*, Achmad Fathi** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan

    ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah

    Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

    Phone: 081397955628

    E-mail : [email protected]

    Abstrak Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan

    perilaku orang lain secara langsung maupun tidak. Gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan

    berdasarkan perilaku pimpinan itu sendiri. Kepala ruangan berperan sebagai pemimpin untuk

    mengatur dan memimpin perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat banyak berinteraksi

    dengan tenaga kesehatan lain, pegawai lain, pasien dan keluarga pasien dan berpotensi menimbulkan

    konflik. Konflik adalah suatu kondisi yang ditimbulkan karena adanya perbedaan pendapat atau

    perbedaan cara pandang antara individu yang berinteraksi. Kepala ruangan harus mampu mengambil

    inisiatif untuk memfasilitasi penyelesaian konflik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    gambaran gaya kepemimpinan dan manajemen konflik kepala ruangan yang dipersepsikan oleh

    perawat pelaksana di Instalasi Rindu A Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan.

    Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel 72 orang perawat

    pelaksana, dengan menggunakan metode sampling proportionate staratified random sampling.

    Pengumpulan data menggunakan kuesioner meliputi kuesioner data demografi, gaya kepemimpinan

    dan manajemen konflik. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil analisis univariat dari

    gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan perawat pelaksana adalah partisipatif dan

    manajemen konflik yang dipersepsikan perawat pelaksana adalah kompromi. Disarankan pada

    penelitian selanjutnya agar menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengurangi bias

    pada hasil penelitian.

    Kata Kunci : Gaya kepemimpinan, Manajemen konflik

    PENDAHULUAN

    Rumah sakit merupakan suatu

    organisasi yang memberikan pelayanan

    kesehatan dengan melibatkan berbagai

    kelompok profesi dari berbagai latar

    belakang pendidikan (Soeroso, 2003).

    Tim keperawatan merupakan salah satu

    komponen profesi yang dianggap sebagai

    kunci dari keberhasilan pemberian

    pelayanan di rumah sakit (Sumijatun,

    2009). Hubungan kerja diantara perawat

    dengan tenaga kesehatan lain, pegawai

    lain, pasien dan keluarga berpotensi

    menimbulkan konflik (Swanburg, 2000).

    Konflik yang berkelanjutan dapat

    merusak kesatuan unit kerja dan

    seringkali menimbulkan situasi yang tidak

    menyenangkan (Suyanto, 2009), sehingga

    mengganggu hubungan kerja dan

    menurunkan produktivitas (Marquis &

    Huston, 2010).

    Kepala ruangan berperan sebagai

    seorang manajer sekaligus sebagai

    seorang pemimpin (Suyanto, 2009).

    Kepala ruangan harus mampu mengambil

    inisiatif untuk memfasilitasi penyelesaian

    konflik karena konflik yang terjadi dapat

    mempengaruhi pemberian asuhan

    keperawatan kepada klien (Arwani &

    Supriyanto, 2006). Perselisihan dalam

    hubungan kerja harus diselesaikan dan

    memerlukan langkayang tepat dalam

    pemecahan masalah (Fathoni, 2006). Ada

    beberapa strategi yang digunakan dalam

    penyelesaian konflik yaitu kompromi atau

    negosiasi, kompetisi, akomodasi,

    smoothing, menghindar, dan kolaborasi

    (Nursalam, 2009). Sinaga (2010)

    menyatakan bahwa manajemen konflik

    kolaborasi berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja karyawan,

    sedangkan manajemen konflik kompetisi,

  • 7

    menghindar dan akomodasi tidak

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    karyawan. Sikap pimpinan dalam

    kepemimpinannya sangat mempengaruhi

    penyelesaian konflik (Fathoni, 2006).

    Aktivitas kepemimpinan akan

    menunjukkan gaya kepemimpinan dengan

    polanya masingmasing (Nawawi & Hadari, 2004). Gillies (1994) mengatakan

    gaya kepemimpinan berdasarkan

    wewenang dan kekuasaan dibedakan

    menjadi empat yaitu: otoriter, demokratis,

    partisipatif dan bebas tindak (LaissezFaire). Pada penelitian yang dilakukan

    Hutahaen (2009) didapatkan setengah dari

    perawat pelaksana menyatakan gaya

    kepemimpinan yang dilakukan kepala

    ruangan di RSUP H. Adam Malik adalah

    gaya kepemimpinan demokratis dan gaya

    kepemimpinan tersebut sangat

    berpengaruh pada semangat kerja perawat

    pelaksana. Hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Setiawan (2008)

    menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

    demokratis memiliki pengaruh positif

    terhadap penyelesaian konflik individu,

    konflik antarindividu dan konflik

    interorganisasi.

    Gaya kepemimpinan adalah

    sekumpulan pola perilaku yang dimiliki

    oleh seorang pemimpin dalam

    mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya

    kepemimpinan otoriter adalah gaya

    seorang pemimpin yang berorientasi pada

    tugas, menggunakan jabatan kekuasaan

    posisi dan kekuasaan dalam memimpin,

    mempertahankan tanggung jawab untuk

    semua perencanaan tujuan dan pembuatan

    keputusan serta memotivasi anggota

    dengan menggunakan penghargaan

    (reward) dan kesalahan (punishment)

    (Gillies, 1994). Gaya kepemimpinan

    demokratis merupakan kepemimpinan

    yang menghargai sifat dan kemampuan

    setiap anggotanya. Pembuatan rencana

    dan pengontrolan dalam penerapannya

    diberikan informasi yang terbuka

    (Nursalam, 2009). Gaya kepemimpinan

    ini menggunakan kekuatan pribadi dan

    kekuatan jabatan untuk menarik gagasan

    dari anggota dan memotivasi anggota

    kelompok untuk menentukan tujuan

    sendiri, mengembangkan rencana dan

    mengontrol praktek mereka sendiri

    (Gillies, 1994). Gaya kepemimpinan

    partisipatif merupakan gabungan antara

    otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin

    yang menyampaikan hasil analisis

    masalah dan kemudian mengusulkan

    tindakan tersebut kepada anggotanya.

    Anggota diminta saran dan kritiknya serta

    mempertimbangkan respon anggota

    terhadap usulannya, dan keputusan akhir

    ada pada kelompok (Nursalam, 2009).

    Gaya kepemimpinan LaissezFaire atau bebas tindak merupakan pimpinan

    offisial dimana pemimpin melepaskan

    tanggung jawabnya, anggota menentukan

    sendiri kegiatan tanpa pengarahan,

    supervisi dan koordinasi dan memaksa

    mereka untuk merencanakan, melakukan,

    dan menilai pekerjaan mereka yang

    menurut mereka tepat (Gillies, 1994).

    Berbagai jenis kepemimpinan tersebut

    memiliki kelebihan dan kelemahan.

    Semua gaya kepemimpinan dapat dipilih

    untuk digunakan tergantung dari situasi

    dan kondisi yang ada (Suyanto, 2009).

    Konflik adalah suatu kondisi yang

    ditimbulkan karena adanya perbedaan

    pendapat atau perbedaan cara pandang

    antara individu yang saling berinteraksi.

    Marquis & Huston (2010) mengatakan

    ada tiga kategori konflik yang utama :

    intrapersonal, interpersonal, dan

    interkelompok. Beberapa alasan yang

    paling umun menyebabkan terjadinya

    konflik di lingkungan kerja yaitu:

    kompetisi diantara kelompok, beban kerja

    yang meningkat, peran ganda, ancaman

    identitas profesional dan lingkungan,

    ancaman keamanan dan keselamatan,

    sumber daya yang kurang, budaya yang

    berbeda, dan kondisi ruangan. Strategi

    dalam manajemen konflik yaitu

    kompromi atau negosiasi, kompetisi,

    akomodasi, menghindar dan kolaborasi

    (Tappen, 2004).

    Tujuan umum dari penelitian ini

    adalah untuk mengetahui gambaran gaya

    kepemimpinan dan manajemen konflik

    kepala ruangan yang dipersepsikan oleh

    perawat pelaksana di Instalasi Rindu A

    RSUP H. Adam Malik Medan.

  • 8

    METODE

    Desain yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah

    sampel dalam penelitian ini adalah 72

    orang perawat pelaksana. Cara

    pengambilan sampel dari setiap kelas

    dilakukan secara proportionate staratified

    random sampling.

    Uji statistik yang digunakan dalam

    menganalisis variabel gaya kepemimpinan

    kepala ruangan dan manajemen konflik

    yang dipersepsikan oleh perawat

    pelaksana yaitu analisis univariat. Analisis

    univariat yang dilakukan dalam penelitian

    ini untuk mendeskripsikan seluruh

    variabel dinyatakan dengan sebaran

    frekuensi. Variabel pertama adalah gaya

    kepemimpinan yang terdiri dari gaya

    kepemimpinan bebas tindak atau LaissezFaire, otoriter, partisipatif, dan

    demokratis dan variabel kedua adalah

    manajemen konflik yang terdiri dari

    kompetisi, kolaborasi, kompromi,

    menghindar, dan akomodasi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan

    Persentase Responden Berdasarkan

    Data Demografi di Instalasi Rindu A

    RSUP H. Adam Malik Medan (N = 72)

    Tabel 1. menunjukkan karakteristik

    data demografi responden, yaitu diperoleh

    lebih dari setengah responden (65,3%)

    berusia diantara 23-40 tahun dan

    mayoritas responden (95,8%) adalah

    perempuan. Lebih dari setengah

    responden (51,4%) memiliki tingkat

    pendidikan D-III dan lebih dari setengah

    responden (72,2%) memiliki status

    kepegawaian sebagai pegawai negeri sipil

    (PNS) Tabel 2. Gambaran Umum Gaya

    Kepemimpinan Kepala Ruangan yang

    Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana

    di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam

    Malik Medan (N = 72)

    Gaya

    Kepemimpinan

    Frekuensi Persentase

    (%)

    Partisipatif 51 70,8

    Demokratis 15 20,8

    Otoriter

    Laissez-Faire

    6

    -

    8,4

    -

    Tabel 2. menunjukkan lebih dari setengah

    reponden (70,8%) mempersepsikan gaya

    kepemimpinan kepala ruangan yang

    diterapkan di ruangan Instalasi Rindu A

    RSUP H. Adam Malik Medan adalah

    partisipatif.

    Tabel 3. Gambaran Umum

    Manajemen Konflik Kepala Ruangan

    yang Dipersepsikan oleh Perawat

    Pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP

    H. Adam Malik Medan (N = 72)

    Manajemen

    Konflik

    Frekuensi Persentase

    (%)

    Kompromi 32 44,4

    Menghindar 13 18,1

    Akomodasi 11 15,3

    Kolaborasi 9 12,5

    Kompetisi 4 9,7

    Tabel 3. menunjukkan bahwa

    manajemen konflik kepala ruangan yang

    dipersepsikan oleh perawat pelaksana di

    ruangan Instalasi Rindu A RSUP H.

    Adam Malik Medan adalah kompromi

    (44,4%).

    Pembahasan

    Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan

    Nawawi & Hadari (2004) menyatakan

    gaya kepemimpinan terwujud melalui

    interaksi antara pemimpin dengan orang-

    orang yang dipimpinnya yang terjadi

    dalam berbagai kondisi yang

    mempengaruhinya. Gaya bersikap dan

    bertindak akan tampak dari cara memberi

    tugas, perintah, berkomunikasi, membuat

    keputusan, memberikan bimbingan dan

    menegur kesalahan bawahan.

    Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

    Usia a. 23-40 tahun b.41-60 tahun

    Jenis Kelamin a. Laki-laki b.Perempuan

    Tingkat Pendidikan

    a. SPK b. D III

    c. Sarjana Status Kepegawaian

    a. Non PNS b.PNS

    47 25

    3

    69

    9 37 26

    20 52

    65,3 34,7

    4,2

    95,8

    12,5 51,4 36,1

    27,8 72,2

  • 9

    Berdasarkan penelitian ini didapatkan

    bahwa gaya kepemimpinan kepala

    ruangan yang dipersepsikan oleh perawat

    pelaksana adalah gaya kepemimpinan

    partisipatif (70,8%). Gaya kepemimpinan

    partisipatif adalah gabungan bersama

    antara gaya kepemimpian otoriter dengan

    gaya kepemimpinan demokratis (Gillies,

    1994). Pada gaya kepemimpinan

    partisipatif, pengambilan keputusan

    diambil secara bersama, ada diskusi

    bersama dalam pemecahan masalah, dan

    diterapkan pada anggota yang memiliki

    kemampuan tetapi tidak memiliki

    kemauan, ketidakmauan lebih cenderung

    disebabkan karena ketidakyakinan pada

    kemampuan diri anggota (Sumijatun,

    2009). Ditemukan paling banyak kepala

    ruangan yang menerapkan sikap

    partisipatif apabila perawat pelaksana

    yang ditegur oleh profesi lain atas

    kesalahan yang dilakukan perawat

    pelaksana tersebut (47,2%). Kepala

    ruangan akan berdiskusi dengan perawat

    pelaksana tersebut dan membantu perawat

    pelaksana untuk mengambil keputusan

    yang tepat.

    Hasil penelitian Caroline (2007)

    didapatkan bahwa gaya kepemimpinan

    partisipatif berhubungan positif dengan

    integritas kerja anggotanya. Hal ini terjadi

    karena gaya kepemimpinan partisipatif

    dari pemimpin membuat anggota merasa

    menjadi bagian dari organisasi sehingga

    akhirnya mendorong peningkatan

    integritas dalam diri anggota. Gaya

    kepemimpinan partisipatif juga akan

    meningkatkan motivasi anggota dalam

    menjalankan tugasnya (Ponto, 2011).

    Manajemen Konflik Kepala Ruangan Konflik dapat terjadi karena manusia

    memiliki sifat dominasi, kepengaruhan,

    keteguhan hati dan kepatuhan (Bachtiar,

    2004). Menurut Marquis & Huston (2010)

    ada 3 kategori konflik yang utama yaitu

    intrapersonal, interpersonal dan

    interkelompok. Gregorc (2009)

    mengatakan konflik yang sering terjadi di

    rumah sakit yaitu konflik interpersonal

    antara perawat dan dokter, hal ini

    disebabkan karena beban kerja mereka

    dan kepala ruangan memiliki

    pengetahuan kurang tentang manajemen

    konflik dan kurang memahami peran

    dalam memecahkan masalah

    interpersonal. Penanganan konflik yang

    tidak baik akan mempengaruhi asuhan

    keperawatan pada pasien karena semangat

    kerja dari perawat akan menurun (Al-

    Hamdan et al., 2011).

    Berdasarkan penelitian ini ditemukan

    bahwa kepala ruangan di seluruh ruang

    rawat inap Instalasi Rindu A RSUP H.

    Adam Malik Medan adalah perempuan.

    Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

    manajemen konflik yang dipersepsikan

    oleh perawat pelaksana di ruang rawat

    inap Instalasi Rindu A RSUP H. Adam

    Malik Medan adalah kompromi (44,4%).

    Hal ini sejalan dengan pernyataan

    Sumijatun (2009) yang mengatakan

    bahwa perempuan dalam manajemen

    konflik yang digunakan adalah kompromi,

    hal ini disebabkan karena sifat intuitifnya.

    Hal ini didukung kembali oleh Hendel,

    Fish dan Galon (2005) yang mendapatkan

    bahwa manajemen konflik yang paling

    umum digunakan oleh manajer

    keperawatan di rumah sakit umum Israel

    adalah kompromi. Pada saat terjadi

    konflik, perawat pelaksana

    mempersepsikan stategi yang dilakukan

    oleh kepala ruangan berupa kompromi

    dimana pemecahan konflik ini bersifat

    sementara, hal ini dilakukan karena pada

    pemecahan masalah dengan kolaborasi

    tidak terpecahkan dan dalam hal ini tidak

    ada pihak yang merasa dirugikan

    (Marquis & Huston, 2010). Hasil

    penelitian ini juga didukung oleh

    penelitian Sportsman dan Hamilton

    (2007) yang mengatakan bahwa

    manajemen konflik pada profesi perawat

    pada umumnya adalah kompromi.

    Perbedaan usia antara kepala ruangan

    dengan perawat pelaksana berpengaruh

    signifikan terhadap manajemen konflik.

    Manajemen konflik yang paling sedikit

    disenangi kepala ruangan yaitu

    akomodasi, terkhusus jika perawat

    pelaksana lebih tua dari kepala ruangan.

    Berdasarkan penelitian ini ditemukan

    bahwa manajemen konflik yang paling

    sedikit dipersepsikan oleh perawat

    pelaksana adalah kompetisi (9,7%). Hal

  • 10

    ini karena jumlah responden laki-laki

    dalam penelitian hanya 4,2%, laki-laki

    pada umumnya memanajemen konflik

    lebih ke kompetisi (Sumijatun, 2009).

    Hasil penelitian ini didukung oleh hasil

    penelitian Kunavikitkul (1994) yang

    mendapatkan bahwa manajemen konflik

    yang dipersepsikan perawat paling sedikit

    adalah kompetisi. Hal ini berhubungan

    dengan usia, pendidikan, daerah klinis

    tempat bekerja, posisi, dan pengalaman

    kerja.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil analisis data dan

    pembahasan dapat diambil kesimpulan

    bahwa lebih dari setengah responden

    (70,8%) mempersepsikan gaya

    kepemimpinan kepala ruangan diterapkan

    di ruang rawat inap instalasi Rindu A

    RSUP H. Adam Malik Medan adalah

    partisipatif, manajemen konflik kepala

    ruangan yang dipersepsikan oleh perawat

    pelaksana di ruang rawat inap instalasi

    Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan

    adalah kompromi (44,4 %). Dari hasil

    penelitian ini diharapkan sebagai praktisi

    perawat yang bergerak dibidang

    manajemen terkhusus kepala ruangan

    harus mampu untuk mengatur

    bawahannya dan harus mampu

    memanajemen konflik dengan baik dalam

    berbagai kondisi. Pada peneliti

    selanjutnya yang akan meneliti tentang

    faktor-faktor yang menyebabkan konflik

    di pelayanan keperawatan diharapkan

    menggunakan metode lain dalam

    pengumpulan data berupa observasi dan

    wawancara yang lebih mendalam agar

    hasil yang didapat representatif.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Peneliti mengucapkan terima kasih

    kepada pihak RSUP H. Adam Malik yang

    telah memberi izin untuk dilakukannya

    penelitian serta pada perawat pelaksana

    yang bersedia menjadi responden dalam

    penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Hamdan, Z., Shukri, R., & Anthony,

    D. (2011). Conflict management styles

    used by nurse managers in the

    Sultanate of Oman. Journal of Clinical

    Nursing (J CLIN NURS). Diunduh

    pada tanggal 5 Juli 2012 dari

    http://web.ebscohost.com

    Arwani & Supriyanto. (2006).

    Manajemen Bangsal Keperawatan.

    Jakarta : EGC

    Bachtiar, A. (2004). Manajemen Sukses :

    Kiat Menghadapi Enam Hal yang

    Menggangu Sukses Anda. Jogjakarta :

    Saujana Jogjakarta

    Caroline, R. A (2007). Hubungan antara

    Persepsi Karyawan terhadap Gaya

    Kepemimpinan Partisipatif Atasan

    dengan Integritas Kerja pada

    Karyawan pada PT. "X". Diunduh

    pada tanggal 4 Agustus 2012 dari

    http://lib.atmajaya.ac.id

    Fathoni, H. A. (2006). Organisasi dan

    Manajemen Sumber Daya Manusia.

    Jakarta : PT. Rineka Cipta

    Gillies, D. A. (1994). Manajemen

    Keperawatan : Suatu Pendektan

    Sistem Ed. 2. Illioni : WB Saunders

    Company

    Gregorc, C. (2009). Conflict management

    styles of nurses and physicians

    (Slovene). Obzornik Zdravstvene

    Nege, 43(3), 155-162. Diunduh pada

    tanggal 2 Juli 2012 dari

    http://web.ebscohost.com

    Hendel, T., Fish, M., & Galon, V. (2005).

    Leadership style and choice of strategy

    in conflict management among Israeli

    nurse managers in general hospitals.

    Journal of Nursing Management (J

    NURS MANAGE). Diunduh pada

    tanggal 5 Juli 2012 dari

    http://web.ebscohost.com

  • 11

    Hutahaen, F. A. (2009). Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan Kepala Ruangan

    terhadap Semangat Kerja Perawat

    Pelaksana di Ruang Inap Rumah Sakit

    Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

    Diunduh tanggal 29 September 2011

    dari http://www.repository.usu.ac.id

    Kunavikitkul, W. (1994). Conflict

    management, job satisfaction, intent to

    stay, and specific demographic

    variables of professional nurses in

    Thailand . Diunduh pada tanggal 5 Juli

    2012 dari http://web.ebscohost.com

    Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2010).

    Kepemimpinan dan Manajemen

    Keperawatan : Teori & Aplikasi, (Ed.

    4). Jakarta : EGC

    Nawawi, H., & Hadari, M. (2004).

    Kepemimpinan yang Efektif.

    Yogyakarta : Gajah Mada University

    Press

    Nursalam. (2009). Manajemen

    Keperawatan Aplikasi dalam Praktik

    Keperawatan Profesional. Jakarta :

    Salemba Medika

    Ponto, H. (2011). Pengaruh

    Kepemimpinan Partisipatif terhadap

    Motivasi Mengajar Guru SMK Negeri

    2 Manado. Elematika, 1(1),15-20.

    Diunduh pada tanggal 4 Agustus 2012

    dari http://jurnalelektro.wordpress.com

    Setiawan, A. (2008). Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan terhadap Penyelesaian

    Konflik di PT Tainesia Jaya Wonogiri.

    Diunduh pada tanggal 15 November

    2011 dari

    http://etd.eprints.ums.ac.id/2982/

    Sinaga, H. H. (2010). Pengaruh

    Manajemen Konflik Terhadap Kinerja

    Karyawan Pada PT. BPR Mitradana

    Madani Medan. Diunduh pada tanggal

    15 November 2011 dari

    www.repositoryusu.ac.id

    Soeroso, S. (2003). Manajemen Sumber

    Daya Manusia di Rumah Sakit. Jakarta

    : ECG

    Sportsman, S., & Hamilton, P. (2007)

    Conflict Management Styles in the

    Health Professions. Journal of

    Professional Nursing, 23(3), 157-166.

    Diunduh pada tanggal 7 Agustus 2012

    dari www.professionalnursing.org

    Sumijatun. (2009). Manajemen

    Keperawatan Konsep Dasar dan

    Aplikasi Pengambilan Keputusan

    Klinis. Jakarta : CV. Trans Info Media

    Suyanto. (2009). Mengenal

    Kepemimpinan dan Manajemen

    Keperawatn di Rumah Sakit. Jakarta :

    Mitra Cendikia Offset

    Swanburg, R. C. (2000). Pengantar

    Kepemimpinan dan Manajemen

    Keperawatan. Jakarta: EGC

    Tappen, R. M. (2004). Essetials of

    Nursing Leadership and Management

    3rd:

    Ed. Davis Company : Philadelphia.