Upload
fira-dewinda
View
193
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
saluran cerna
Citation preview
DIARE AKUTCASE RUMAH SAKIT
KELOMPOK III
PRORAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
2012
ANGGOTA KELOMPOK
2
DIARE AKUT
Annisya Harfan, S. Farm
Feni Rahayu Gusti, S.Farm
Maryorie Rosa, S. Farm
Narita, S. Farm
Nyayu Novianti, S.Farm
Rahmad Abdillah, S. Farm
Tasia Amelia, S. Farm
Yeli Pandu Gustia, S.Farm
DAFTAR ISI
3
DIARE AKUT
Halaman
Pendahuluan............................................................................................................
Pengertian.........................................................................................................
Etiologi.............................................................................................................
Patofisiologi...................................................................................................
Gejala Fisik....................................................................................................... ……
Pemeriksaan Fisik............................................................................................. ……
Pemeriksaan Laboratorium............................................................................... …..
Penatalaksanaan................................................................................................ …..
Ilustrasi kasus................................................................................................................
Kerasionalan Obat.........................................................................................................
Analisa Data Laboratorium............................................................................................
Tinjauan Fisika kimia......................................................................................................
Tinjauan Farmaseutika...................................................................................................
Tinjauan Biologi.............................................................................................................
Tinjaun Farmakologi......................................................................................................
DIARE
4
DIARE AKUT
Pendahuluan
Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi dan
penurunan konsistensi pengeluaran feses dibandingkan dengan kondisi normal.
Diare akut biasanya berlangsung <14 hari, diare persisten berlangsung >14 hari.
Diare kronis terjadi >30 hari (Dipiro 2008).
Kebanyakan kasus diare akut disebabkan oleh infeksi, dapat berupa infeksi
virus, bakteri, atau protozoa dan biasanya infeksi ini dapat berhenti dengan
sendirinya. Meskipun infeksi virus sering disertai dengan gastroenteritis akut, namun
infeksi bakteri dapat juga terjadi pada beberapa kasus diare akut (Dipiro, 2008).
Pada umumnya diare dapat berhenti dengan sendirinya, dalam jangka watu
72 jam. Namun pada bayi, anak-anak, lansia, dan pada kondisi tubuh yang lemah,
hal ini dapat menyebabkan resiko yang serius serta kematian. Pasien pada kelompok
ini dapat mengalami ketidakseimbangan air, elektrolit, dan asam-basa tubuh, serta
berpotensial mengalami gagal jantung dan kematian (Dipiro, 2008).
Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya diare (Hoan, 2006)
a. Virus, antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel-sel
mukosa usus sehingga kapasitas resorpsi menurun.
b. Bakteri, bakteri membentuk enterotoksin yang dapat diresorpsi ke dalam darah
dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri, kejang.
c. Parasit, protozoa Entamoeba histolytica dan Giardia lambia
5
DIARE AKUT
d. Diare akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, Irretable Bowel Syndrome (IBS),
kanker kolon. Dapat juga disebabkan oleh alergi terhadap makanan/minuman,
protein susu sapi serta intoleransi laktosa.
e. Obat-obatan, seperti antibiotik spektrum luas dan sitostatika.
f. Keracuna makanan.
Patofisologi
Terdapat 4 mekanisme patofisiologi terjadinya gangguan keseimbangan air
dan elektrolit yang menyebabkan diare, yaitu (Dipiro, 2008):
a. Perubahan transpor ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorpsi natrium
dan peningkatan sekresi klorida.
b. Perubahan motilitas usus
c. Peningkatan osmolaritas luminal
d. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
Mekanisme tersebut sebagai dasar pengelompokan diare secara klinis, yaitu:
a. Secretory diarrhea, terjadi ketika senyawa yang strukturnya mirip (contoh:
Vasoactive Intestinal Peptide [VIP] atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi
atau menurunkan absorpsi air dan elektrolit dalam jumlah besar.
b. Osmotic diarrhea, terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan
osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare
c. Exudative diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan yang
mengeluarkan mukus, protein atau darah ke dalam saluran cerna.
d. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
6
DIARE AKUT
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
a. kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia).
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah)
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
Gejala Klinis
a. Mual, muntah, nyeri abdominal, sakit kepala, demam, kedinginan, dan perasaan
tidak enak badan.
b. Tinja cair dan mungkin disertai lender dan atau darah
c. Adanya intermitten periumbilical atau nyeri pada kuadran kanan bawah disertai
kram dan bunyi pada perut.
d. Pada diare kronis dapat terjadi penurunan berat badan, anoreksia, dan lemas.
Pemeriksaan Fisik
Pada penderita diare dapat dilakukan pemeriksaan fisik abdomen untuk mendeteksi
hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan turgor kulit
dapat dilakukan utuk memperkirakan status cairan tubuh.
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan pada feses termasuk mikroorganisme, darah, lendir, lemak,
osmolalitas, pH, konsentrasi elektrolit dan mineral.
7
DIARE AKUT
b. Tes kit untuk mendeteksi virus gastrointestinal, terutama sekali rotavirus.
c. Frekuensi dan volume BAB
d. Visualisasi secara endoskopi dan biopsi pada kolon dapat dilakukan untuk
memastikan adanya penyakit lainnya seperti colitis dan kanker
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Pencegahan diare pada dasarnya harus ditujukan pada peningkatan
kebersihan, khususnya mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan
mengolah makan. Makanan dimasak hingga matang dan disimpan pada tempat yang
tertutup. Hindari mengkonsumsi susu sapi jika bayi mengalami intoleransi laktosa.
b. Tujuan
Jika usaha preventif tidak berhasil dan terjadi diare, maka tujuan dari terapi
yang dilakukan adalah:
1. Mengatur diet,
2. Mencegah ketidakseimbangan air, elektrolit dan asam-basa tubuh,
3. Meredakan gejala
4. Mencecah penyakit sekunder yang disebabkan diare
Diare merupakan suatu bentuk pertahanan tubuh dari bahaya atau
mikroorganisme patogen. Oleh karena itu respon terapi yang diharapkan bukan lah
menghentikan diare sesegera mungkin.
c. Terapi Farmakologi
Antimotilitas
Loperamid dan derivat opium. Berkhasiat obstipasi kuat dengan mengurangi
peristaltik. Loperamid lebih banyak digunakan karena tidak mempengaruhi SSP,
sedangkan derivat opium dapat menyebabkan adiksi.
8
DIARE AKUT
Adsorben
Arang aktif, kaolin dan pektin, digunakan untuk meringankan gejala, tetapi
kerjanya tidak spesifik, sehingga dapat mengabsorpsi nutrisi dan obat lainnya.
Penggunaan bersamaan dengan obat lain akan mengurangi bioavalabilitasnya.
Antibiotik
Antibiotik dapat menyembuhkan diare jika organisme penyebab diare sensitif
terhadap antibiotik tersebut. Namun penggunaanya sangat terbatas.
Sedian lactobacillus
Sedian lactobacillus diharapkan dapat mengganti mikroflora normal. Hal ini
diduga dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen. Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan
Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila mengalami peningkatan
jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi
untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangi/menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat.
9
DIARE AKUT
Penatalaksanaan Diare Akut (Dipiro, 2008)
Diare
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik
Diare Akut(< 3 hari)
tanpa demam atau gejala sistemik
terapi simptomatik-cairan pengganti / elektrolit
-loperamide, diphenoxylateatau absorben-diet
demam dan gejala sistemik
cek feses ; WBC, RBC, telur atau
parasit
negatif
obati gejala
positif
gunakan antibiotik yang tepat dan
pengobatan gejala
Diare Kronik(≥ 14 hari)
10
DIARE AKUT
Seorang anak perempuan usia 4 tahun dengan berat badan 8 kg, dengan keluhan
utama muntah dan mencret sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Demam tidak
ada, tapi muntah setiap makan dan minum. Pemeriksaan terhadap feses pasien
didapatkan adanya lendir serta tidak ada ampas dan darah. Hasil pemeriksaan lab
adalah sebagai berikut;
HB (10.6)
leukosit (11.000/mm3)
trombosit 356/mm3
Terapi yang didapatkan adalah sbb:
di IGD di bangsal anaksaat pulang pasien
dibekalkan obat sbb
IVFD 2A 60tts
Vomina 3x2 cth
Spectrem 2x1 cth
Zinc 1x1 tab
oralit 3x1
IVFD 2A 12tts
Vomina 3x2 cth
Spectrem 2x1 cth
Zinc 1x1 tab
oralit 3x1
IVFD 2A 12 tts
Vomina 3x2 cth
Spectrem 2x1 cth
Zinkid 1x1 tab
Lacto B 2x1 sach
oralit bila muntah
ILUSTRASI KASUS
11
DIARE AKUT
Nama ObatTepat
IndikasiTepat Obat
Tepat Pasien
Tepat Dosis
Waspada Efek
SampingKeterangan
IGD IVFD 2A 60tts
V V V - V
Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare
Vomina 3x2 cth
V V - - V
Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak
Spectrem 2x1 cth
- - - V V
Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu disebabkan oleh bakteri
Zinc1x1 tab
V V V V V
Membantu menurunkan frekuensi diare
Oralit3x1 V V V V
Memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare dan muntah
KERASIONALAN OBAT
12
DIARE AKUT
Bangsal Anak
IVFD 2A 12tts
V V V V V
Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare
Vomina 3x2 cth
V V - - V
Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak
Spectrem 2x1 cth
- - - - V
Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu disebabkan oleh bakteri
Zinc1x1 tab
V V V V V
Membantu menurunkan frekuensi diare
PulangIVFD 2A 12 tts
- - - - V
Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare
Vomina 3x2 cth
V V - - V
Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak
Spectrem 2x1 cth
- - - -
V
Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu
13
DIARE AKUT
disebabkan oleh bakteri
Zinkid 1x1 tab
V V V V V
Membantu menurunkan frekuensi diare
Lacto B 2x1 sach
V V V V V
Mengembalikan jumlah flora normal usus yang terganggu akibat penggunaan antibakteri dan membantu dalam intoleransi laktosa
Oralitbila muntah
V V V V V
Memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare dan muntah
14
DIARE AKUT
Nama Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Keterangan
Hb 12,0 – 14,0 g/dl 10,6 g/dl normal
Leukosit 5000– 10000/μl 11000 /mm3inflamasi
Trombosit 150000 – 400000/μl 356/mm3Normal
ANALISA DATA LABORATORIUM
15
DIARE AKUT
IVFD 2A
Kandungan : dekstrosa 2,5%; NaCl 0,45%
GLUCOSI NATRII CHLORIDI INFUNDIRILIUM
Infus intravenus Glukosa Natrium Klorida
Infus intravenus glukosa natrium klorida mengandung glukosa anhidrat dan
natrium klorida. Kadar glukosa, C6H12O6, tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari
105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kadar natrium klorida, NaCl, tidak
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Pemerian : Larutan jernih; tidak berwarna, atau kuning jerami
pucat
Identifikasi :
a. Jika dipanaskan dengan larutan Kalium Tembaga (II) tartrat P., terbentuk
endapan merah
b. Menunjukkan reaksi Natrium dan Klorida.
Natrium:
a) Basahi senyawa natrium dengan asam klorida P, bakar pada sebatang kawat
platina dalam nyala bunsen, nyala berwarna kuning
b) Asamkan larutan garam natrium dengan asam asetat P, saring jika perlu,
tambahkan larutan magnesium uranil asetat berlebih, terbentuk hablur
kuning
TINJAUAN FISIKA KIMIA
16
DIARE AKUT
c) Pada larutan garam natrium, tambahkan larutan kalium antimonat P,
terbentuk hablur putih perlahan-lahan.
Klorida:
a) Panaskan larutan klorida dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksida P, terjadi
klor yang memutihkan kertas lakmus P basah dan terjadi warna biru pada kertas
kanji iodida P.
b) Pada larutan klorida tambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam asam nitrat P. Endapan larut dalam amonia encer P
setellah sebelumnya dicuci dengan air, tambahkan asam nitrat P, terbentuk
endapan lagi.
Keasaman-Kebasaan : pH 3,5 sampai 5,5
Syarat infus intravenus : Memenuhi syarat infus intravenus
Pirogen : Memenuhi uji pirogenitas
Penetapan Kadar :
Natrium klorida. Sejumlah volume infus intravenus yang diukur seksama
setara dengan 100mg natrium klorida, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N
menggunakan indikator kalium kromat P. 1ml perak nitrat 0,1 setara dengan 5,844
mg NaCl.
Glukosa. Seumlah voume infus intravenus yang diukur seksama setara
dengan 2-5 g glukosa anhidrat, tambahkan 0,2 ml amonia encer P dan air
secukupnya hingga 100,0 ml, campur baik, biarkan selama 30 menit. Tetapkan rotasi
optik menggunakan tabung-2 dm. Rotasi yang diperoleh pada skala dikalikan 0,9477,
menunjukkan jumlah glukosa dalam volume infus intravenus yang digunakan.
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, jernih, tidak berwarna,
pada suhu tidak lebih dari 25o
17
DIARE AKUT
Penandaan : Pada etiket harus juga tertera : Kadar dalam milimol
per liter.
Natrium CloridaNaCl
Rumus Molekul : NaCl
BM : 58,44
Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa asin; bentuk hablur heksahedral
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dan Larut dalam 2,7
bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol; larut
dalam 10 bagian gliserol P
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.
Sterilisasi : Sterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.
pH : 6,7 – 7,3 (Exipient hal 672)
Wadah : penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keasaman-kebasaan Larutkan 50 g dalam 200 ml air bebas karbondioksida P,
tambahkan 10 tetes larutan biru bromotimol P. Jika larutan berwarna kuning, untuk
merubah menjadii warna hijau biru diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium
hidroksida 0,02 N. Jika larutan berwarna hijau atau biru, untuk merubah menjadi
warna kuning diperlukan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,02 N.
Susut Pengeringan Tidak lebiih dari 0,5%
Penetapan Kadar Timbang seksama 250mg, larutkan dalam 50ml air. Titrasi dengan
perak nitrat 0,1 N menggunakan indikator larutan kalium kromat P. 1 mg perak
nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl
18
DIARE AKUT
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Dextrosa
Nama umum : Dextrose
Nama kimia : D-glucose monohydrate
Rumus kimia : C6H12O6.H2O
Berat molekul : 198,17
Pemerian : Hablur tidak bewarna, serbuk hablur atau serbuk granul
putih, tidak berbau dan rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larur dalam air
mendidih,larut dalam etnol mendidih, sukar larut dalam
etanol.
Identifikasi :
Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20) pada 5 mL tembaga (II)tartrat
alkali LP panas sehingga terbentuk endapan merah tembaga oksida
Warna larutan
Larutkan 25 gr dalam air hingga 50 mL, warna larutan tidak lebih intensif dari
larutan yang dibuat sebagai berikut : Campur 1 mL kobal (II) klorida LK, 3 mL besi
(III) klolrida LK dan 2 mL tembaga (II) sulfat LK dengan air hingga 10 mL. Encerkan 3
mL lrutan dengan air hingga 50 mL. Bandingkan warna dengan mengamati larutan
19
DIARE AKUT
tegak lurus dari atas pada alas dasar warna putih dalam tabung pembanding warna
yang selaras
Rotasi optik
Bernilai antara +52,6 dan +53,2, dihitung terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 10 gram zat dan 0,2 mL ammonium
hidroksida 6 N per 100 mL.
Keasaman
Larutkan 5 gram dalam 50 mL air bebas karbondioksida P, tambahkan fenoftalein
LP, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,02 N LV hingga terjadi warna merah
muda : diperlukan tidak lebih dari 0,3 mL untuk titrasi.
Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1 %
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
SPECTREM
Kandungan : sulfametoksazole 200 mg
trimethoprim 40 mg
Sulfametoksazole
20
DIARE AKUT
Nama Umum : Sulfamethoxazolum
Nama Kimia : 2,4-Diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina-2,4-diamin
Sinonim : Sulfametoxazol, Sulfamethoxazolum, Sulfametoksazolas
Rumus molekul : C10H11N3O3S
Berat Molekul : 253, 28
Penetapan
Kadar
: sulfametoksazol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C10H11N3O3S dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak berbau , serbuk
kristal
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan kloroform, mudah
larut dalam aseton, dan dalam larutan NaOH encer, agak sukar
larut dalam etanol.
Titik Lebur : 168-172 oC
Identifikasi :
Spektrum serapan inframerah zat yang telah didispersikan dalam kalim bromida
P, menunjukkan spectrum yang sama dengan pembanding
Spektrum UV Sulfametoksazol dalam NaOH P menunjukkan panjang gelombang
maksimum 257 nm
21
DIARE AKUT
Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 2 ml HCl p, tambahkan 3 ml larutan natrium
nitirit P, dan 1 mL larutan NaOH P yang berisi 10mg 2-naftol P, akan terbentuk
endapan merah jingga
Trimetoprim
Nama Umum : Trimethoprim
Nama Kimia : 2,4-Diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina-2,4-
diamin
Sinonim : Trimethoprimum, Trimethoxyprim
Rumus molekul : C14H18N4O3
Berat Molekul : 290,32
22
DIARE AKUT
Penetapan Kadar : trimetroprim mengandung tidak kurang dari 98,5%
dan tidak lebih dari 101,0% C14H18N4O3 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : hablur atau serbuk hablur, putih sampai krem, tidak
berbau, serbuk kristal
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam benzilalkohol,
agak sukar larut dalam kloroform dan dalam metanol,
sangat sukar larut dalam etanol dalam aseton, praktis
tidak larut dalam eter dan dalam karbon tetraklorida
Titik Lebur : 199-203 oC
Identifikasi :
Spektrum serapan inframerah larutan dalam kloroform P (1 dalam 100)
menunjukkan spectrum yang sama dengan pembanding
Spektro UV
Dengan menimbang lebih kurang 100 mg zat, masukkan kedalam labu 100 mL,
kemudian larutkan dalam 25 mL etanol P. Encerkan secara kuantitatif dan
bertahap dengan larutan NaOH P ( 1 dalam 250) hingga diperoleh larutan (1
dalam 50.000). Trimetropin dapat diamati dengan Spectro UV pada panjang
gelombang maksimum 287 nm
23
DIARE AKUT
VOMINA
Kandungan : Domperidon
Domperidon
Nama Umum : Domperidone
Nama Kimia : 5-kloro-1-{1-[3-(2-oxo-2,3-dihidro-1H-benzimidazol-1
yl)propil]piperidin-4-yl}-1,3 dihidro-2H-benzimidazol-2-
one
Sinonim : Domperidona, Domperidonas, Domperidoni,
Domperidonum
Rumus molekul : C22H24ClN5O2
Berat Molekul : 425,9
Penetapan Kadar : domperidon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C10H11N3O3S dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk putih sampai hampir putih
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol
(96%) dan metanol, larut dalam dimetilformamida
Titik Lebur : 244-248 oC
Identifikasi :
24
DIARE AKUT
Spektrum serapan inframerah
Thin layer kromatography (TLC)
ZINK
Zink Sulfate
ZnSO4.H2O
Nama Umum : Seng Sulfat Monohidrat (Zinc Sulphate Monohydrate)
Sinonim : Zinc Sulfate, Zinc Sulphate
Rumus molekul : ZnSO4,H2O
Berat Molekul : 179,5
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,0% ZnSO4,H2O
Pemerian : serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak
berwarna, kristal transparan, tidak berbau, rasa sepat
mirip logam
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam
etanol (95%) P, mudah larut dalam gliserol P.
Titik Lebur : 419.53 oC
Identifikasi :
Analisa untuk Zink
25
DIARE AKUT
Tambahkan hidrogen sulfide dan natrium asetat P kedalam larutan garam zink
maka akan terbentuk endapan putih, yang tidak larut dalam asam asetat P, tetapi
larut dalam HCl 3 N
LACTO B
Kandungan : 1x1010 CFU/gram (Lactobacillus acidhophilus,
Bifidobacterium longun, Strepcoccus termophillus)
Energi 3,4 kalori, karbohidrat 0,6 gram, protein 0,02
gram, lemak total 0,1 gram, vitamin C 10 mg, vitamin
B1 0,5 mg, vitamin B2 0,5 mg, vitamin B6 0,5 mg,
niacin 2 mg.
Thiamini Hydrochloridium
Vitamin B1
Nama Umum : Thiamini Hydrochloridium
Sinonim : Vitamin B1
Rumus molekul : C12H17ClN4OS.HCl
Berat Molekul : 337,3
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C12H17ClN4OS.HCl
26
DIARE AKUT
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika
bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat
menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih
kurang 248o disertai penguraian
Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P,
larut dalam gliserol P
Identifikasi :
a. Spektrum IR zat yang telah dikeringkan pada suhu 108o selama 2 jam dan
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum serapan hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada tiamina hidroklorida PK
b. Larutan 2% b/v menunjukkan reaksi klorida:
a) Panaskan larutan klorida dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksida P,
terjadi klor yang memutihkan kertas lakmus P basah dan terjadi warna biru
pada kertas kanji iodida P.
b) Pada larutan klorida tambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan
putih yang tidak larut dalam asam nitrat P. Endapan larut dalam amonia
encer P setellah sebelumnya dicuci dengan air, tambahkan asam nitrat P,
terbentuk endapan lagi.
Keasaman-kebasaan pH larutan 1% b/v, 2,7 sampai 3,4
Susut Pengeringan Tidak lebih dari 5%; pengeringan dilakukan pada suhu 105o
selama 2 jam menggunakan 500 mg.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat dan Penggunaan: Antineuritikum, komponen vitamin B kompleks
Riboflavinum
Vitamin B2
27
DIARE AKUT
Nama Umum : Riboflavinum
Sinonim : Vitamin B2
Rumus molekul : C17H20N4O6
Berat Molekul : 376,4
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C17H20N4O6 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
Pemerian : Serbuk hablur, kuning sampai kuning jingga, bau lemah,
rasa agak pahit
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan
dalam larutan natrium klorida; isotonis, praktis tidak
larut dalam kloroform P dan dalam eter P, sangat
mudah larut dalam larutan alkali encer.
Titik Lebur : 280 oC
Identifikasi
Larutan 1 mg dalam 100 ml air, dilihat dengan cahaya yang diteruskan larutan
berwarna kuning pucat kehijauan, berfluorosensi hijau kuning intensif, yang dengan
penambahan asam mineral atau alkali fluoresensi hilang.
28
DIARE AKUT
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Khasiat dan Penggunaan : Komponen vitamin B kompleks
Pyridoxini Hydrochloridium
Vitamin B6
. HCl
Nama Umum : Pyridoxini Hydrochloridium
Sinonim : Vitamin B6
Rumus molekul : C8H11NO3HCl
Berat Molekul : 205,6
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98% C8H11NO3HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, praktis tidak larut dalam eter P
Titik Lebur : 208 oC
Identifikasi :
a. Spektrum serapan IR zat yang didispersikan dalam parafin cair P menunjukkan
maskimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada piridoksin
hidroklorida P.
29
DIARE AKUT
b. Masukkan ke dalam 2 tabung kimia masing-masing 1 ml larutan yang
mengandung 100 µg dan 2 ml larutan natrium asetat P 20% b/v. Pada tabung
pertama tambahkan 1 ml larutan asam borat 4% b/v, campur. Dinginkan kedua
tabung hingga suhu lebih kurang 20o. Pada masing-masing tabung tambahkan
dengan cepat 1 ml larutan siklorokininklorimida P 0,5% b/v dalam etanol (95%)
P. Dalam tabung tabung pertama terjadi warna biru, yang segera memucat
setelah beberapa menit berubah menjadi merah. Dalam tabung kedua tidak
terjadi warna biru.
c. Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan fosfowolframat P,
terbentuk endapan putih.
d. Menunjukkan reaksi klorida.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Khasiat dan Penggunaan Komponen vitamin B kompleks
Acidum NicotinumNiasina
Nama Umum : Acidum Nicotinum
Sinonim : Niasina
Rumus molekul : C6H5NO2
Berat Molekul : 123,1
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H5NO2
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Habur atau serbuk hablur putih; putih atau putih
30
DIARE AKUT
kekuningan; tidak berbau atau berbau lemak; rasa agak
asam
Kelarutan : Larut dalam 55 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih dan dalam etanol (95%) P mendidih, praktis
tidak larut dalam eter P, larut dalam larutan alkali
hidroksida
Titik Lebur : 234-237 oC
Identifikasi :
a. Panaskan 1 bagian dengan 4 bagian natrium karbonat anhidrat P, terbentuk
piridina yang dapat dikenali dari baunya
b. Pada 2 ml larutan 0,1% b/v tambahkan 6 ml larutan sianogen bromida P dan 1
ml larutan anilina P 2,5% v/v terbentuk warna kuning emas
c. Didihkan 20 mg dengan 5 ml larutan natrium hidroksida P, tidak terbentuk
amonia (perbedaan dengan nikotinamida)
Keasaman-kebasaan pH larutan 1,3% b/v 3,0 sampai 3,5
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat dan Penggunaan Antipelagra, vasodilator
ORALIT
Kandungan : Glucose anhydrous 4 g, NaCl 0,7 g, Na bicarbonate 0,5 g, KCl 0,3 g
Glucose AnhydrousGlukosa anhidrat
31
DIARE AKUT
Rumus Molekul : C6H12O6
BM : 180,16
Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk kristalin, berasa
manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
methanol 96%
Identifikasi : Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20)
pada 5 ml tembaga(II) klorida tartrat alkali panas :
terbentuk endapan merah tembaga oksida
Keasaman : Larutkan 5,0 g dalam 50 ml air bebas karbon
dioksida, tambahkan fenolftalein, dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,020 N hingga terjadi warna
merah muda; diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml
untuk netralisasi
Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%
Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik
Natrium CloridaNaCl
Rumus Molekul : NaCl
32
DIARE AKUT
BM : 58,44
Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa asin; bentuk hablur heksahedral
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dan Larut dalam 2,7
bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol; larut
dalam 10 bagian gliserol P
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.
Sterilisasi : Sterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.
Ph : 6,7 – 7,3 (Exipient hal 672)
Wadah : penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keasaman-kebasaan Larutkan 50 g dalam 200 ml air bebas karbondioksida P,
tambahkan 10 tetes larutan biru bromotimol P. Jika larutan berwarna kuning, untuk
merubah menjadii warna hijau biru diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium
hidroksida 0,02 N. Jika larutan berwarna hijau atau biru, untuk merubah menjadi
warna kuning diperlukan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,02 N.
Susut Pengeringan Tidak lebiih dari 0,5%
Penetapan Kadar Timbang seksama 250mg, larutkan dalam 50ml air. Titrasi dengan
perak nitrat 0,1 N menggunakan indikator larutan kalium kromat P. 1 mg perak
nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Na bicarbonate
NaHCO3
33
DIARE AKUT
Nama Umum : Mononatrium Bikarbonat
Sinonim : Natrium Bikarbonat
Rumus molekul : NaHCO3
Berat Molekul : 84,01
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 100,5% NaHCO3, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
Pemerian : Serbuk hablur putih, stabil di udara kering, tetapi dalam
udara lembab secara perlahan lahan terurai.
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol
peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 3 g, campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil, titrasi dengan asam klorida 1N. Tambahkan asam perlahan lahan sambil terus diaduk sampai larutan berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna larutan merah muda lemah tidak hilang setelah dididihkan
1 ml asam klorida 1 N setara dengan84,01 mg NaHCO3
Susut pengeringanTidak lebih dari 0,25%
Kalium KloridaKalii Chloridum
KCl
Nama Umum : Kalium Klorida
34
DIARE AKUT
Sinonim : Kalii chloridum
Rumus molekul : KCl
Berat Molekul : 74,55
Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99.0% atau tidak lebih
dari 100,5%KCl, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
Pemerian : Hablur berbentuk memanjang, prisma atau kubus, tidak
berwarna, atau srbuk granul putih tidak berbau, stabil
dalam udara, larutan bereaksi netral terhadap lakmus
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, tidak larut dalam etanol
peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Keasaman dan Kebasaan
Pada larutan 5,0 g dalam 50 ml air bebas karbon dioksida, tambahkan 3 tetes
fenolftalein, tidak terjadi warna merah muda. Kemudian tambahkan 0,30 mL narium
hidroksida 0,020 N; terjadi warna merah muda
Penetapan kadar
Timbang seksama lebih kurang 250 mg, larutkan dalam 150 ml air. Tambahkan 1 ml
asam nitrat dan segera titrasi dengan perak nitrat 0,1 N; tetapkan titik akhir secara
potensiometrik dengan menggunakan electrode peral kalomel dengan jembatan
garam yang mengandung 4% agar dalam larutan kalium nitrat tidak jenuh. Lakukan
penetapan blanko
1ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
7,455 mg KCl
35
DIARE AKUT
1. IVFD 2AKomposisi : dekstrosa 2,5%; NaCl 0,45%
TINJAUAN FARMASEUTIK
36
DIARE AKUT
Bentuk sediaan : infus i.v
Kompetitor : Infusan D2.5 + ½ NS
Dosis : individual
2. VOMINAKomposisi : domperidon
Bentuk sediaan : sirup
Kompetitor : Vometa, Vomerin, Vomitas, Vesperum, Motilium
Dosis : Pada anak-anak, dosis 250-500 mikrogram/kg dapat
diberikan secara oral 3-4 kali sehari, dengan dosis
maksimum mencapai 2,4 mg/kg dan tidak boleh
melebihi dosis total 80 mg perhari. Secara alternatif
anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg dapat
diberikan melalui rektal dengan dosis 30 mg dua kali
sehari
3. SPECTREMKomposisi : Per 5 ml: Klotrimoksazol: trimetropin 40 mg,
sulfametokzsazol 200 mg.
Bentuk sediaan : sirup
Kompetitor : Trimoxsul, Septrin, Sanprima, Primazole, Primadex
Dosis : sirup anak 6-12 tahun 2 sdt, 2-5 tahun 1 sdt, < 2 tahun
½ sdt, diberikan 2 kali sehari
4. ORALITKomposisi : Glucose anhydrous 4 g, NaCl 0,7 g, Na bicarbonate 0,5
g, KCl 0,3 g
Bentuk sediaan : Larutan
37
DIARE AKUT
Dosis : larutkan 1 bungkus ke dalam 200 mL atau 1 L air
5. ZINKIDKomposisi : Tiap tablet mengandung zinc sulfat 64,9 mg stara
dengan zinc 20 mg
Bentuk sediaan : tablet
Kompetitor : -
Dosis : 50 mg tiga kali sehari
6. LACTO-BKomposisi : Viable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg
Bentuk sediaan : larutanKompetitor : -
SAMBILOTO
Andrographis paniculata Nees
TINJAUAN BIOLOGI
38
DIARE AKUT
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
http://www.plantamor.com/index.php?plant=96
Sinonim
Justicia latebrosa Russ., J. paniculata Burm. f., J. stricta Lam. ex Steud
Nama daerah
Akar cerita bidara, alui, Andrographidis Kraut, bidara, bhoonimba, bhuinimo,
bhulimb, bhuninba, charayeta, charayetha, charita, cheranta, cherota, chiraita,
chiretta, chuan-hsin-lien, chua n-xi¯n-lián, công công, faathalaaichon, fathalaai,
fathalaichon, fathalaijone, halviva, herba sambiloto, hinbinkohomba, I-chien-hsi,
kalafath, kalmegh, kan-jang, kariyat, khee-pang-hee, king of bitters, kiriathu, kirta,
kiryata, kiryato, lanhelian, mahatikta, mahatita, naelavemu, nay-nahudandi,
nelavemu, quasab-uz-zarirah, rice bitters, sambilata, sambiloto, senshinren, sinta,
xuyên tâm liên, yaa kannguu yijianxi
Penyebaran
39
DIARE AKUT
Banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropics Asia, Asia Selatan dan India.
Deskripsi
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah
kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak
cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal
runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau
muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang
membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir
berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk
jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak
akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat
muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Kandungan kimia utama
Kandungan senyawa kimia utama adalah diterpen lakton (bentuk bebas
danglikosidik) termasuk andrographolide, deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-
14-deoxy-andrographolide, neoandrographolide, andrographiside,
deoxyandrographiside dan andropanoside. Struktur andrographolide dan diterpen
lakton :
Penggunaan untuk pengobatan
Pencegahan dan pengobatan gejala infeksi saluran nafas atas, bronkitis, dan
faringotonsilitis, infeksi saluran nafas bawah dan diare akut.
Farmakologi
40
DIARE AKUT
Herba sambiloto memiliki aktivitas antidiare in situ. Ekstrak etanol, kloroform atau
1-butanol 300 mg/ml menghambat respon dari enterotoksin dari E. coli yang
menyebabkan diare pada uji terhadap kelinci dan babi. Senyawa yang berperan
adalah diterpen lakton, andrographolide dan neoandrographolide.
JAMBU BIJI
Psidium guajava L
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Sinonim
Psidium aromaticum Blanco, Psidium pumilum Vahl, Psidium guajava L. var.
pumilum (Vahl) Griseb. Psidium guajava L. var. cujavillum King & Urban
Nama umum
Indonesia : Jambu batu, Jambu biji, Jambu kluthuk (Jw), giawas (Papua)
Inggris : guava
41
DIARE AKUT
Melayu : Jambu Batu, Jambu Biji
Vietnam : Oi
Thailand : Farang
Pilipina : Bayabas, Guayabas, Kalimbahin, B
Cina : Fan shi liu gan
Deskripsi
Pohon yang tingginya ± 10 m, mempunyai banyak percabangan. Pepagan halus,
warna merah agak coklat. Daun berhadapan, helaian daun elip/lonjong sampai
bundar telur, sebelah bawah daun berbulu halus. Perbungaan soliter atau 2 -3 bunga
terdapat dalam 1 tangkai, muncul di ketiak daun, warna putih. Buah bulat satu-satu
sebesar bola tenis yang agak meruncing ke pangkal, warna buah hijau sampai
kuning, wangi dan rasanya manis kalau sudah tua/masak. Buah mengandung banyak
biji kecil-kecil seperti kerikil berwarna coklat kemerahan
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=282
Penyebaran
Psidium guajava L berasal dari daerah tropic Amerika. De Candolle dalam verhejj
dan Coronel (1997) berpendapat bahwa Psidium guajava L berasal dari daerah
antara Meksiko dan Peru. Sekarang Psidium guajava L tersebar dengan baik
didaerah tropic dan subtropik.
Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun jambu biji antara lain : avicularin, guaijaverin, amritosida,
asam krataegolat, asam luteioat, asam argamolat, kuersetin, tannin, minyak atsiri,
flavonoid, ursolat, oleanolat, karoten, vitamin B1, B2, B3, B6, vitamin C dan resin.
Farmakologi
42
DIARE AKUT
Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan
mengganggu proses pertumbuhan atau mematikan kuman dengan menganggu
proses terbentuknya membrane dan atau dinding sel. Tanin memiliki efek sebagai
pengelat berefek spasmolitik dan dapat menciutkan dan mengerutkan sehingga
gerak peristaltik berkurang. Tanin memiliki daya antibakteri dengan cara
mengendapkan protein.
Vomina syrup
Komposisi : Domperidone 5 mg/ml.
TINJAUAN FARMAKOLOGI
43
DIARE AKUT
DOMPERIDONE (martindal 35th)
Indikasi
Domperidone digunakan sebagai antiemetik pada pengobatan jangka pendek pada
mual dan muntah oleh berbagai penyebab. Tidak cocok digunakan pada mual
muntah kronis, dan tidak untuk pencegahan rutin atau muntah postoperasi.
Domperidone juga digunakan untuk dispepsia karna aksi prokinetiknya, dan juga
dicoba digunakan pada diabetes gastroparesis, diberikan dengan parasetamol dalam
pengobatan migrain.
Mekanisme Kerja:
Domperidone adalah antagonis dopamin. Digunakan karna sifat antiemetik dan
prokinetiknya. Domperidone dapat menstimulasi motilitas dari saluran
gastrointestinal bagian atas tampa mempengaruhi gastrik, biliary, atau sekresi
pankreas dan meningkatkan peristaltik lambung, mempercepat pengosongan
lambung.
Peristaltik duodenal juga meningkat dengan menurunnya waktu transit intestinal.
Domperidone memiliki aktifitas parasimpatomimetik karna merupakan antagonis
reseptor dopamin dengan efek langsung pada daerah pemicu kemoreseptor. Dia juga
memiliki sifat anatgonis reseptor serotonin (5-HT3).
Dosis:
Untuk pengobatan mual dan muntah, domperidone dapat diberikan secara oral
dengan dosis 10 sampai 20 mg tiga sampai empat kali sehari dengan dosis
maksimum 80 mg atau dapat diberikan melalui rektal dengan dosis 60 mg dua kali
sehari
44
DIARE AKUT
Pada anak-anak, dosis 250-500 mikrogram/kg dapat diberikan secara oral 3-4 kali
sehari, dengan dosis maksimum mencapai 2,4 mg/kg dan tidak boleh melebihi dosis
total 80 mg perhari. Secara alternatif anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg dapat
diberikan melalui rektal dengan dosis 30 mg dua kali sehari
Interaksi
Secara teoritis, domperidone dapat mengantagonis efek dari obat hipoprolaktinemik
seperti bromokriptin. Sebagai tambahan, efek prokinetik dari domperidone dapat
mempengaruhi absorpsi dari beberapa obat. Analgetik opium dan antimuskarinik
dapat mengantagonis efek prokinetik dari domperidone.
Domperidone dimetabolisme dihati via cytochrome P450 isoenzyme CYP3A4,
penggunaan dengan ketokonazol dilaporkan dapat meningkatkan konsentrasi
plasma tiga kali lipat, sehingga berhubungan dengan perpanjangan pada interval QT.
Peningkatan serupa dari konsentrasi domperidone secara teoritis dapat terlihat
pada penghambat CYP3A4 yang pten seperti erythromycin atau ritonavir, sehingga
kombinasinya sebaiknya dihindari.
Pharmakokinetik
Bioavaibilitas dari domperidone hanya sekitar 15 % pada pemberian oral, dan dapat
meningkat bila diberikan setelah makan. Bioavaibilitasnya yang rendah disebabkan
oleh first past hepatik dan intestinal metabolisme. Bioavaibilitas domperidone yang
diberikan melalui rektal juga sama dengan oral, meskipun konsentrasi puncak plasma
tercapai setelah satu jam, dibandingkan dengan oral yang dapat dicapai setelah 30
menit.
45
DIARE AKUT
Domperidone lebih dari 90% terikat pada protein plasma dan memiliki eaktu paruh
7,5 jam. Sekitar 30% dari dosis oral dieksresikan melalui urin dalam 24 jam, dan
hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit, yang diekresikan melalui feses dalam
beberapa hari, sekitar 10% dalam bentuk obat. Domperidone tidak menembus
barier otak. Dalam jumlah kecil domperidone didistribusikan melalui air susu.
Efek samping
Konsentrasi plasma dari prolaktin dapat meningkat, yang dapat menimbulkan
galactorrhoea atau gynaekomastia. Dilaporkan dapat menurunkan libido, ruam dan
berbagai reaksi alergi. Domperidone tidak menembus barier sawar otak sehingga
kejadian dari efek sentral seperti reaksi ekstrapiramidal atau mengantuk lebih
rendah dibandingkan metoklorpamide, ada laopran reaksi distonik. Domperidone
injeksi dapat menimbulkan konvulsi, aritmia.
Perhatian
Domperidone tidak direkomendasikan pada penggunaaan kronis dan pencegahan
rutin dari mual muntah postoperasi. Domperidone harus diperhatikan pada
penggunaan secara intravena, karena resiko dari aritmia, terutama pada pasien
kecendrungan aritmia jantung atau hipokalemia
SPECTREM
Informasi Obat (ISO)
Komposisi : Per 5 ml: Klotrimoksazol: trimetropin 40 mg, Sulfametokzsazol
200 mg.
KLORTIMOKSAZOL (martindal 35th)
46
DIARE AKUT
Indikasi
Klotrimoksazol adalah campuran dari sulfonamide, sulfametksazol, dan
diaminopyrimidine, trimethoprim, dengan perbandingan 5 bagian sulfametksazol
dan satu bagian trimethoprim. Biasa digunakan pada infeksi saluran urin,
pernapasan dan saluran cerna. Kegunaan utamanya sekarang adalah pneumositosis,
toksoplasma dan nocardiosis. Kegunaan lain meliputi pengobatan jerawat, infeksi
saluran biliari, brucellosis.
Mekanisme Kerja
Trimetoprim adalah inhibitor dari reduktase dihidrofolat. Menghambat perubahan
dari asam dihidrofolat bakteri menjadi asam tertrahidrofolat yang berguna untuk
sintesis asama amino, purin, timidin dan DNA. Trimetropin dapat bersifat bakterisid
atau bakteriostatik tergantung kondisi pertumbuhan, sebagai contoh nanah dapat
menghambat kerja trimetropin karena adanya timin dan timidin.
Spektrum aktivitas: Trimethoprim aktif melawan banyak bakteri aerob Gram-
negative dan Gram-positive aerobes, dan beberapa protozoa.
Aktivitas dengan antimikroba lain: Karena aktivitasnya saling komplemen,
mempengaruhi pembentukan asam folat dengan cara berbeda, makan kombinasi
yang poten antara trimetropin dengan solfonamida.
Sulfametoksazol dan sulfonamida lain memiliki struktur yang sama dengan asam p-
aminobenzoic dan mempengaruhi sintesis asam nukleat pada mikroorganisme
sensitif dengan cara memblok perubahan dari asam p-aminobenzoic menjadi
coenzyme asam dihidroflat yang menurunkan pembentukan asam folat. Pada
manusia asam dihidrofolat diperoleh dari diet asam folat sehingga sulfonamida tidak
mempengaruhi sel manusia.
47
DIARE AKUT
Aktifitasnya pada umumnya bakteriostatik, meskipun dapat bersifat bakterisida
pada konsentrasi timin yang rendah disekelilingnya. Sulfonamida memiliki spektrum
luas, namun sudah mengalami resistensi yang luas.
Dosis
Kotrimoksazol biasanya diberikan secara oral pada orang dewasa dengan dosis
960 mg (trimethoprim 160 mg and sulfametksazol 800 mg) dua kali sehari. Pada
infeksi berat dosis 2.88 g perhari dibagi dalam 2 dosis. Dosis rendah diberikan pada
pengobatan jangka panjang dan pada pasien kerusakan ginjal.
Dosis kotrimoksasol dapat diberikan dua kali sehari pada anak-anak:
Umur 6 minggu sampai 5 bulan : 120 mg
Umur 6 bulan sampai 5 tahun: 240 mg
Umur 6 sampai 12 tahun: 480 mg
Alternatifnya, pada anak-anak dapat diberikan dengan dosis 24 mg/kg dua kali
sehari. Kotrimoksazol sebaiknya tidak diberikan pada bayi dibawah 6 minggu karena
resiko kernikterus dari komponen sulfonamidnya. Meskipun demikian dapat
digunakan pada bayi berumur 4 minggu pada pengobatan atau pencehahan
pnemositosis pneumonia.
Untuk infeksi serius, bila penggunaan oral tidak memungkinkan, klotrimoksazol
dapat diberikan secara infus intravena yang dilarutkan sebelum digunakan pada
pelarut yang sesuai. Ampul yang mengandung 480 mg dari klotrimoksazol dalam 5
ml di ad 125 ml dan diberikan selama 60 sampai 90 menit.
Efek samping:
Efek samping dari kotrimoksazol sama dengan komponen nya (sulfametoksazol dan
trimetroprin). Efek samping yang paling sering muncul adalah mual muntah dan
48
DIARE AKUT
reaksi kulit. Kematian juga dapat terjadi, pada pasien lanjut usia karena disorder
darah, nekrosis hati dan reaksi kulit.
Trimetropin: pruritus dan ruam kulit, gangguan saluran cerna seperti mual, muntah
dan glositis. Efek lain meliputi dermatitis, erythema multiforme, Stevens-Johnson
syndrome, and toxic epidermal necrolysis. Peningkatan serum kreatini dan nitrogen
urea darah atau penghambatan sekresi tubular dari kreatinin. Juga dilaporkan
fotosensitifitas, reaksi hypersensitivitas dann anafilaksis serta angioedema. Kasus
aseptic meningitis juga muncul. Trimethoprim dapat menimbulkan depresi
haematopoiesis. Dapat menimbulkan anemia megaloblastic atau trombositopenia
dan leukopenia.
Sulfametoksazol: mual muntah dan diare, rashes, pruritus, photosensitivity
reactions, exfoliative dermatitis, and erythema nodosum. Reaksi kulit seperti toxic
epidermal nekrolisis dan sindrom Stevens-Johnson. Juga dilaprokan Systemic lupus
erythematosus, reaksi Nephrotoxic yang dapat menyebabkan gagal ginjal, Lumbar
pain, haematuria, oliguria, and anuria dapat terjadi karena kristalisasi urin
crystallisation. Kelainan darah juga bisa terjadi seperti agranulocytosis, aplastic
anaemia, thrombocytopenia, leucopenia, hypoprothrombinaemia, and eosinophilia.
Efek samping lain yang timbul seperti hypoglycaemia, hypothyroidism, reaksi
neurological seperti aseptic meningitis, ataxia, intracranial hypertension, konvulsi ,
kebingunan, mengantuk, pusing, sakit kepala, insomnia, depresi mental, psikosis,
tinnitus, vertigo, dan pankratitis.
Perhatian
Kotrimoksazol tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif
sulfonamida atau trimetropin. Harus dihentikan pada kemunculan pertama ruam
kulit, atau perkembangan kelainan darah. Harus dihindari pasien dengan kerusakan
hati. Klortimoksazol harus dihindarkan pada kerusakan ginjal, dan perlu penyesuaian
dosis. Suplement folat dibutuhkan pada pasien dengn defisiensi folat, seperti pada
49
DIARE AKUT
pasien lanjut usia dan pada penggunaan dalam dosis tinggi dalam jangka waktu
lama. Co-trimoxazole kontraindikasi pada pasien dengan anemia megaloblastik
dengan defisiensi asam folat.
Farmakokinetik
Sulfametksazol diabsorbsi secara cepat dari saluran gastrointestinal dan konsentrasi
puncak plasma tercapai setelah 2 jam. Dengan dosis tunggal 2g secara oral,
konsentrasidalam darah sampai 100 micrograms/mL are achieved. Terikat dengan
protein plasma sampai 70%. Waktu paruh berkisar 6 sampai 12 jam, dan dapat
diperpanjang pada pasien dengan kerusakan ginjal.
Sulfametksazol seperti kebanyakan sulfonamida, didistribusikan secara bebas
kedalam jaringan tubuh dan dapat ditemukan di urin, saliva, keringat dan empedu,
dalam serebrspinal, peritonela, mata dan cairan sinovial dan dalam pleural.
Melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi fetal, dan dalam konsentrasi rendah
di temukan dalam air susu.
Sulfametksazol mengalami konjugasi utama di hati, menjadi turunan yang tidak aktif
turunan N-acetyl derivative, metabolit ini terdapat sekitar 15% dari jumlah total
sulfametksazol dalam darah. Metabolisme meningkat pada pasien dengan
kerusakan ginjal dan menurun pada pasien dengan kerusakan hati.
Eliminasi di urin tergantung pada pH, sekitar 80 sampai 100% dari dosis di eksresikan
melalui urin, dimana kira2 60% dalam bentuk turunan asetil, yang sisanya dalam
bentuk obat dan glukoronida. Sulfametksazol juga dioksidasi menjadi
hidroksilaminhe metabolit yang menunjukkan efeksamping dari sulfonamida.
Trimetropin diabsorbsi sempurna dari saluran cerna dan konsentrasi puncak dalam
sirkulasi muncul pada 1 sampai 4 jam setelah pemberian dengan dosis oral,
konsentrasi puncak plasma berkisar 1 microgram/mL dilaporkan pada dosis tunggal
100mg. Sekitar 45% terikat dengan protein plasma. Trimetroprin didistribusi secara
50
DIARE AKUT
luas pada berbagai jaringan dan cairan seperti ginjal, hati, paru-paru dan sekret
bronkial, saliva, aqueous humour, jaringan prostat sekret vagina. Trimetropin
melewati plasenta dan melewati air susu. Waktu paruh sekitar 8 sampai 10 jam pada
dewasa, dan lebih panjang pada kerusakan ginjal dan neonatus.
Trimetropin dieksresikan terutama di ginjal,sekitar 10-20% trimetroprin
dimetbolisme di hati dan dalam jumlah kecil dieksresikan di feses melalui hati, tetapi
kebanyak sekitar 40-605 dari dosis dieksresikan di urin, sebagian besar dalam obat
utuh, selama 24 jam
Interaksi
Trimethoprim dapat meningkatkan konsentrasi serum dan potensiasi efek dri
beberapa obat seperti fenitoin, digoxin dan prokainamida. Efek ini dapat terjadi
karena kompetitif inhibisi dari eksresi renal, penuruanan metabolisme atau
keduanya. Trimetropin dapat mempotensiasi efek warfarin, juga dapat menurunkan
eksresi ginjal dan meningktakan konsentrasi obat dari zidovudine, zalcitabine, and
lamivudine. Trimethoprim dan dapsone saling meningktakna konsentrasi serum, dan
rifampisin dapat menurunkan trimethoprim.
Peningkatan nefrotoksik pada penggunaan dengan siklosporin. Pada pasien dengan
yang juga menerima diuretik, dilaprkan terjadi hiponatremia. Penggunaan
trimetropin dengan depresan sumsum tulan dapat meningktakan myelosuppressi,
sehingga meningkat resiko aemia megaloblastik bila diberikan dengan penghambat
asam folat lain seperti pyrimethamine atau methotrexate. Hiperkalemia juga terjadi
pada pasien yang diberikan trimethoprim (atau co-trimoxazole) bersamaan dengan
ACE inhibitor.
Sulfametoksazol dan sulfonamida dapat diantagonis oleh asam p-aminobenzoic
acid dan turunannya. and its derivatives, terutama sekali kalium aminobenzoate dan
grup prokain dari anastesi lokal. Sulfametoksazol dan sulfonamida lain dapat
mempotensiasi efek dari beberapa obat, seperti antikoagulan oral, methotrexate
51
DIARE AKUT
dan phenytoin. Interaksi dengan obat yang tinggi terikat protein plasma seperti
NSAID. Dosis tinggi sulfonamida dilaporkan dapat menimbulkan efek hipoglikemik,
efek antidiabetik dari sulfonilurea.
ZINKID
Informasi obat (ISO)
Komposisi : Tiap tablet mengandung zinc sulfat 64,9 mg stara dengan zinc
20 mg
Indikasi
Pelengkap untuk pengobatan diare pada anak-anak usia < 5 tahun.
Mencegah atau mengobati dehidrasi dan untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Mengurangi lama dan tingkat keparahan dari dehidrasi.
Dosis
- Anak usia 2 - 6 bulan : Satu kali sehari 10 mg ( setengah tablet ) diberikan setiap
hari selama 10 hari berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti).
- Anak usia 6 bulan - 5 tahun : Satu kali sehari 1 tablet diberikan setiap hari selama
10 hari berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti).
- penggunaan Zinkid bersama dengan oralit.
ZINK (martindal 35th)
Indikasi
Zink adalah element esensial dari nutrisi. Merupakan unsur pokok dari sistem enzim
dan terdapat dalam semua jaringan.
Garam zink yang mudah larut digunakan sebagai suplement untuk memperbaiki
defisiensi zink, seperti pada sindrome malabsorpsi, selama pemberian makanan
52
DIARE AKUT
secara parenteral, pada kondisi peningkatan penurunan badan (trauma, luka bakar,
dan kehilangan protein) pada ankrodermatitits enteropatik ( kelainan genetik karna
kekurangan zink). Dan digunakan pada pengobatan pada berbagai kondisi yang
berhubungan dengan defisiensi zink.
Dosis
Pada kasus defisiensi, zink diberikan secara oral dalam bentuk sulfat atau glukonat
dalam dosis sampai 50 mg tiga kali sehari. Bila suplement intravena dibutuhkan
dapat diberikan dalam bentuk zink klorida atau zink sulfat, dosis yang dianjurkan
untuk nutrisi parenteral adalah 6,5 mg elemen zink (100 mikromol) perhari.
Pada diare, WHO menganjurkan suplement zink sekitar 10 samapi 20 mg sehar
selama 14 hari. efikasi dari mengurangi diare dapat menigkta bila zink diberikan
bersama dengan vitamin A.
Efek samping
Efek samping yang sering muncul dari zink sulfat (glukonat dan sulfat) yang diberikan
secara oral adalah nyeri abdominal, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung,
dan gastritis. Hal ini disebabkan pemberian garam zink pada kondisi perut kosong,
dan dapat berkurang dengan pemberian bersama makanan.
Pada overdosis akut garam sulfat bersifat korosif, karena pembentukan zink klorida
oleh asam lambung, pengobatannya meliputi pemberian susu atau basa karbonat
dan arang aktif.
Penggunaan lama dalam dosis tinggi dari suplement zink, secara oral atau
parenteral, dapat menimbulkan defisiensi tembaga yang berhubungan dengan
anemia sideroblastik atau neutropenia, jumlah darah total dan kolesterol serum
harus dimonitor untuk memonitor gejala dini dari defisiensi tembaga.
53
DIARE AKUT
Interaksi
Absorbsi dari zink dapat menurun dengan adanya suplement besi, penisilamin,
sediaan yang mengandung fosfor, dan tetrasiklin. Suplement zink mengurangi
absorbsi dari tembaga, florokuinolon, besi, penisilamin dan tertrasiklin.
Farmakokinetik
Absorbsi dari zink pada saluran cerna tidak sempurna, dan berkurang pada
konstitiuensi diet seperti fitat. Bioavaibilitas diet zink bervariasi tergantung sumber,
berkisar 20-30%. Zink didistribusikan keseluruh tubuh dengan konsentrasi yang
besar ditemukan pada otot, tulang, mata dan pada cairan prostat. Terutama
dieksresikan melalui feses. Dalam jumlah kecil ditemukan dalam urin dan keringat.
Lacto B
Kandungan
Komposisi Per Sachet mengandung : Viable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), Energi 3,4
Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10
mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.
Indikasi
- Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang menghambat bakteri
merugikan, sehingga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan flora
usus pada diare.
- Lactobacilli menghasilkan enzim β-Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa.
- Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu
formula yang mengandung laktosa).
54
DIARE AKUT
- Vitamin B dapat membantu keseimbangan flora usus.
Dosis
- Dibawah 1 tahun : 2 sachet per hari.
- Usia 1 sampai 6 tahun : 3 sachet per hari.
- Dapat diberikan langsung (rasa enak) atau dicampur dengan susu, makanan bayi
atau air.
ORALIT
Komposisi
ORALIT 200 masing sachet mengandung: Kalium Klorida 0.3 g . Natrium Klorida
0.7 g Natrium Bicarbonate 0.5 g anhidrat glukosa 4.0 g
ORALIT 1000 Each sachet contains : Kalium Klorida1,5 g Natrium Klorida 3.5 g
Natrium Bicarbonate 2.5 g anhidrat glukosa 20.0 g
Indikasi
Mencegah dan mengobati dehidrasi yang disebabkan diare, disentri dan kolera.
KCl (Martindal 35th)
Indikasi
Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penurunan kalium atau hipokalemia.
Efek samping
55
DIARE AKUT
Dapat terjadi hiperkaliemia, terutama pada pasien gangguan ginjal, gejala meliputi
parastesia, kelemahan oto, paralisis, aritmia jantung, konvusi. Mual muntah, diare
dan kram perut dapat terjadi pada penggunaan oral garam kalium
Perhatian
Harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit jantung. Harus
dimonitor kadar elektrolitnya
Farmakokinetik
Garam kalium di serap secara cepat disaluran cerna. Dieksresikan utama di ginjal,
disekresi di tubulus distal dalam exchange dari natrium atau hidrogen. Kalium juga
dieksresikan di feses dan dalam jumlah kecil dieksresikan di keringat.
NaCL (Martindal 35th)
Indikasi
Natrium klorida digunakan dalam manajemen defisisensi ion natrium dan klorida
dalam kondisi kurang garam (hiponatrimia)
Efek samping
Konsentrasi serum harus ditentukan, dan bila kondisi hipernatrimia muncul, harus
segera ditangani
Perhatian
Garam Natrium harus digunakan secara hati-hti pada pasien hipertensi, gagal
jantung, udem periferal dan pulmonary, gangguan ginjal, pre-eklamsia dan keadaan
lain yang berhubungan dengan retensi Natrium.
Larutan Natrium klorida tidak boleh digunakan untuk menginduksi muntah, karena
berbahaya dan dapat menimbulkan kematian karena hipernatrimia.
56
DIARE AKUT
Farmakokinetik
Natrium diserab secara baik di saluran cerna. Natrium dieksresikan melalui ginjal,
dan dalam jumlah kecil dalam feses dan keringat.
Anhidrat Glukosa (Martindal 35th)
Indikasi
Glukosa diberikan secara oral atau infus intravena pada pengobatan pengurangan
cairan dan karbohidrat. Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pada
dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Juga digunakan pada keadaan hipoglikemia.
Efek samping
Intravena glukosa dapat menimbulkan nyeri lokal, may cause local pain, iritasi vena
thrombophlebitis, nekrosis jaringan dan necrosis. Infus intravena dapat
menimbulkan gangguan elektrolit dan hypokalaemia, hypomagnesaemia, dan
hypophosphataemia. Infus lama dan cepat dalam jumlah besar dari larutan iso-
osmosi dapat menyebabkan udem atau intoxication air; infus jangka panjang dan
cepat dari larutan hiperosmosis dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan
hiperglikemia.
Penggunaan hiperosmosis larutan glukosa dikontraindikasikan pada pasien dengan
anuria, intrakranial atau intraspinal hemoragi, harus digunakan secara perhatian
pada pasien dengan diabetes mellitus, infus cepat dapat menimbulkan
hiperglikemia,
Farmakokinetik
Glukosa dimetabolisme melalui piruvat dan asam laktat atau karbon dioksida dan air
dengan melepaskan energi.
57
DIARE AKUT
IVFD 2A
Komposisi : Dekstrosa 2,5%, NaCl 0,45%
Indikasi : Mencegah dan mengobati dehidrasi dan kehilangan elektrolit
DEKSTROSA 2,5% (Martindal 35th)
Indikasi
Glukosa diberikan secara oral atau infus intravena pada pengobatan pengurangan
cairan dan karbohidrat. Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pada
dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Juga digunakan pada keadaan hipoglikemia.
Efek samping
Intravena glukosa dapat menimbulkan nyeri lokal, may cause local pain, iritasi vena
thrombophlebitis, nekrosis jaringan dan necrosis. Infus intravena dapat
menimbulkan gangguan elektrolit dan hypokalaemia, hypomagnesaemia, dan
hypophosphataemia. Infus lama dan cepat dalam jumlah besar dari larutan iso-
osmosi dapat menyebabkan udem atau intoxication air; infus jangka panjang dan
cepat dari larutan hiperosmosis dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan
hiperglikemia.
Penggunaan hiperosmosis larutan glukosa dikontraindikasikan pada pasien dengan
anuria, intrakranial atau intraspinal hemoragi, harus digunakan secara perhatian
pada pasien dengan diabetes mellitus, infus cepat dapat menimbulkan
hiperglikemia,
Farmakokinetik
Glukosa dimetabolisme melalui piruvat dan asam laktat atau karbon dioksida dan air
dengan melepaskan energi.
58
DIARE AKUT
NaCL 0,45% (Martindal 35th)
Indikasi
Natrium klorida digunakan dalam manajemen defisisensi ion natrium dan klorida
dalam kondisi kurang garam (hiponatrimia)
Efek samping
Konsentrasi serum harus ditentukan, dan bila kondisi hipernatrimia muncul, harus
segera ditangani
Perhatian
Garam Natrium harus digunakan secara hati-hti pada pasien hipertensi, gagal
jantung, udem periferal dan pulmonary, gangguan ginjal, pre-eklamsia dan keadaan
lain yang berhubungan dengan retensi Natrium.
Larutan Natrium klorida tidak boleh digunakan untuk menginduksi muntah, karena
berbahaya dan dapat menimbulkan kematian karena hipernatrimia.
Farmakokinetik
Natrium dieksresikan melalui ginjal, dan dalam jumlah kecil dalam feses dan
keringat.
DAFTAR PUSTAKA