79
DIARE AKUT CASE RUMAH SAKIT KELOMPOK III PRORAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS 2012

GANGGUAN PENCERNAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

saluran cerna

Citation preview

Page 1: GANGGUAN PENCERNAAN

DIARE AKUTCASE RUMAH SAKIT

KELOMPOK III

PRORAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

2012

ANGGOTA KELOMPOK

Page 2: GANGGUAN PENCERNAAN

2

DIARE AKUT

Annisya Harfan, S. Farm

Feni Rahayu Gusti, S.Farm

Maryorie Rosa, S. Farm

Narita, S. Farm

Nyayu Novianti, S.Farm

Rahmad Abdillah, S. Farm

Tasia Amelia, S. Farm

Yeli Pandu Gustia, S.Farm

DAFTAR ISI

Page 3: GANGGUAN PENCERNAAN

3

DIARE AKUT

Halaman

Pendahuluan............................................................................................................

Pengertian.........................................................................................................

Etiologi.............................................................................................................

Patofisiologi...................................................................................................

Gejala Fisik....................................................................................................... ……

Pemeriksaan Fisik............................................................................................. ……

Pemeriksaan Laboratorium............................................................................... …..

Penatalaksanaan................................................................................................ …..

Ilustrasi kasus................................................................................................................

Kerasionalan Obat.........................................................................................................

Analisa Data Laboratorium............................................................................................

Tinjauan Fisika kimia......................................................................................................

Tinjauan Farmaseutika...................................................................................................

Tinjauan Biologi.............................................................................................................

Tinjaun Farmakologi......................................................................................................

DIARE

Page 4: GANGGUAN PENCERNAAN

4

DIARE AKUT

Pendahuluan

Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi dan

penurunan konsistensi pengeluaran feses dibandingkan dengan kondisi normal.

Diare akut biasanya berlangsung <14 hari, diare persisten berlangsung >14 hari.

Diare kronis terjadi >30 hari (Dipiro 2008).

Kebanyakan kasus diare akut disebabkan oleh infeksi, dapat berupa infeksi

virus, bakteri, atau protozoa dan biasanya infeksi ini dapat berhenti dengan

sendirinya. Meskipun infeksi virus sering disertai dengan gastroenteritis akut, namun

infeksi bakteri dapat juga terjadi pada beberapa kasus diare akut (Dipiro, 2008).

Pada umumnya diare dapat berhenti dengan sendirinya, dalam jangka watu

72 jam. Namun pada bayi, anak-anak, lansia, dan pada kondisi tubuh yang lemah,

hal ini dapat menyebabkan resiko yang serius serta kematian. Pasien pada kelompok

ini dapat mengalami ketidakseimbangan air, elektrolit, dan asam-basa tubuh, serta

berpotensial mengalami gagal jantung dan kematian (Dipiro, 2008).

Etiologi

Beberapa penyebab terjadinya diare (Hoan, 2006)

a. Virus, antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel-sel

mukosa usus sehingga kapasitas resorpsi menurun.

b. Bakteri, bakteri membentuk enterotoksin yang dapat diresorpsi ke dalam darah

dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri, kejang.

c. Parasit, protozoa Entamoeba histolytica dan Giardia lambia

Page 5: GANGGUAN PENCERNAAN

5

DIARE AKUT

d. Diare akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, Irretable Bowel Syndrome (IBS),

kanker kolon. Dapat juga disebabkan oleh alergi terhadap makanan/minuman,

protein susu sapi serta intoleransi laktosa.

e. Obat-obatan, seperti antibiotik spektrum luas dan sitostatika.

f. Keracuna makanan.

Patofisologi

Terdapat 4 mekanisme patofisiologi terjadinya gangguan keseimbangan air

dan elektrolit yang menyebabkan diare, yaitu (Dipiro, 2008):

a. Perubahan transpor ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorpsi natrium

dan peningkatan sekresi klorida.

b. Perubahan motilitas usus

c. Peningkatan osmolaritas luminal

d. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan

Mekanisme tersebut sebagai dasar pengelompokan diare secara klinis, yaitu:

a. Secretory diarrhea, terjadi ketika senyawa yang strukturnya mirip (contoh:

Vasoactive Intestinal Peptide [VIP] atau toksin bakteri) meningkatkan sekresi

atau menurunkan absorpsi air dan elektrolit dalam jumlah besar.

b. Osmotic diarrhea, terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan

osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare

c. Exudative diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan yang

mengeluarkan mukus, protein atau darah ke dalam saluran cerna.

d. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

Page 6: GANGGUAN PENCERNAAN

6

DIARE AKUT

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan

diare pula.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

a. kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia).

b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran

bertambah)

c. Hipoglikemia

d. Gangguan sirkulasi darah

Gejala Klinis

a. Mual, muntah, nyeri abdominal, sakit kepala, demam, kedinginan, dan perasaan

tidak enak badan.

b. Tinja cair dan mungkin disertai lender dan atau darah

c. Adanya intermitten periumbilical atau nyeri pada kuadran kanan bawah disertai

kram dan bunyi pada perut.

d. Pada diare kronis dapat terjadi penurunan berat badan, anoreksia, dan lemas.

Pemeriksaan Fisik

Pada penderita diare dapat dilakukan pemeriksaan fisik abdomen untuk mendeteksi

hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan turgor kulit

dapat dilakukan utuk memperkirakan status cairan tubuh.

Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan pada feses termasuk mikroorganisme, darah, lendir, lemak,

osmolalitas, pH, konsentrasi elektrolit dan mineral.

Page 7: GANGGUAN PENCERNAAN

7

DIARE AKUT

b. Tes kit untuk mendeteksi virus gastrointestinal, terutama sekali rotavirus.

c. Frekuensi dan volume BAB

d. Visualisasi secara endoskopi dan biopsi pada kolon dapat dilakukan untuk

memastikan adanya penyakit lainnya seperti colitis dan kanker

Penatalaksanaan

a. Pencegahan

Pencegahan diare pada dasarnya harus ditujukan pada peningkatan

kebersihan, khususnya mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan

mengolah makan. Makanan dimasak hingga matang dan disimpan pada tempat yang

tertutup. Hindari mengkonsumsi susu sapi jika bayi mengalami intoleransi laktosa.

b. Tujuan

Jika usaha preventif tidak berhasil dan terjadi diare, maka tujuan dari terapi

yang dilakukan adalah:

1. Mengatur diet,

2. Mencegah ketidakseimbangan air, elektrolit dan asam-basa tubuh,

3. Meredakan gejala

4. Mencecah penyakit sekunder yang disebabkan diare

Diare merupakan suatu bentuk pertahanan tubuh dari bahaya atau

mikroorganisme patogen. Oleh karena itu respon terapi yang diharapkan bukan lah

menghentikan diare sesegera mungkin.

c. Terapi Farmakologi

Antimotilitas

Loperamid dan derivat opium. Berkhasiat obstipasi kuat dengan mengurangi

peristaltik. Loperamid lebih banyak digunakan karena tidak mempengaruhi SSP,

sedangkan derivat opium dapat menyebabkan adiksi.

Page 8: GANGGUAN PENCERNAAN

8

DIARE AKUT

Adsorben

Arang aktif, kaolin dan pektin, digunakan untuk meringankan gejala, tetapi

kerjanya tidak spesifik, sehingga dapat mengabsorpsi nutrisi dan obat lainnya.

Penggunaan bersamaan dengan obat lain akan mengurangi bioavalabilitasnya.

Antibiotik

Antibiotik dapat menyembuhkan diare jika organisme penyebab diare sensitif

terhadap antibiotik tersebut. Namun penggunaanya sangat terbatas.

Sedian lactobacillus

Sedian lactobacillus diharapkan dapat mengganti mikroflora normal. Hal ini

diduga dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat pertumbuhan

mikroorganisme patogen. Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan

Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila mengalami peningkatan

jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi

untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. Syarat penggunaan dan keberhasilan

mengurangi/menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang adekuat.

Page 9: GANGGUAN PENCERNAAN

9

DIARE AKUT

Penatalaksanaan Diare Akut (Dipiro, 2008)

Diare

Riwayat dan Pemeriksaan Fisik

Diare Akut(< 3 hari)

tanpa demam atau gejala sistemik

terapi simptomatik-cairan pengganti / elektrolit

-loperamide, diphenoxylateatau absorben-diet

demam dan gejala sistemik

cek feses ; WBC, RBC, telur atau

parasit

negatif

obati gejala

positif

gunakan antibiotik yang tepat dan

pengobatan gejala

Diare Kronik(≥ 14 hari)

Page 10: GANGGUAN PENCERNAAN

10

DIARE AKUT

Seorang anak perempuan usia 4 tahun dengan berat badan 8 kg, dengan keluhan

utama muntah dan mencret sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Demam tidak

ada, tapi muntah setiap makan dan minum. Pemeriksaan terhadap feses pasien

didapatkan adanya lendir serta tidak ada ampas dan darah. Hasil pemeriksaan lab

adalah sebagai berikut;

HB (10.6)

leukosit (11.000/mm3)

trombosit 356/mm3

Terapi yang didapatkan adalah sbb:

di IGD di bangsal anaksaat pulang pasien

dibekalkan obat sbb

IVFD 2A 60tts

Vomina 3x2 cth

Spectrem 2x1 cth

Zinc 1x1 tab

oralit 3x1

IVFD 2A 12tts

Vomina 3x2 cth

Spectrem 2x1 cth

Zinc 1x1 tab

oralit 3x1

IVFD 2A 12 tts

Vomina 3x2 cth

Spectrem 2x1 cth

Zinkid 1x1 tab

Lacto B 2x1 sach

oralit bila muntah

ILUSTRASI KASUS

Page 11: GANGGUAN PENCERNAAN

11

DIARE AKUT

Nama ObatTepat

IndikasiTepat Obat

Tepat Pasien

Tepat Dosis

Waspada Efek

SampingKeterangan

IGD IVFD 2A 60tts

V V V - V

Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare

Vomina 3x2 cth

V V - - V

Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak

Spectrem 2x1 cth

- - - V V

Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu disebabkan oleh bakteri

Zinc1x1 tab

V V V V V

Membantu menurunkan frekuensi diare

Oralit3x1 V V V V

Memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare dan muntah

KERASIONALAN OBAT

Page 12: GANGGUAN PENCERNAAN

12

DIARE AKUT

Bangsal Anak

IVFD 2A 12tts

V V V V V

Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare

Vomina 3x2 cth

V V - - V

Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak

Spectrem 2x1 cth

- - - - V

Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu disebabkan oleh bakteri

Zinc1x1 tab

V V V V V

Membantu menurunkan frekuensi diare

PulangIVFD 2A 12 tts

- - - - V

Pencegahan dan pengobatan pada dehidrasi akibat diare

Vomina 3x2 cth

V V - - V

Dosis yang diberikan melebihi dosis max (20 mg) /hari untuk anak

Spectrem 2x1 cth

- - - -

V

Penggunaan antibakteri tanpa indikasi yang jelas, karena diare yang terjadi belum tentu

Page 13: GANGGUAN PENCERNAAN

13

DIARE AKUT

disebabkan oleh bakteri

Zinkid 1x1 tab

V V V V V

Membantu menurunkan frekuensi diare

Lacto B 2x1 sach

V V V V V

Mengembalikan jumlah flora normal usus yang terganggu akibat penggunaan antibakteri dan membantu dalam intoleransi laktosa

Oralitbila muntah

V V V V V

Memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare dan muntah

Page 14: GANGGUAN PENCERNAAN

14

DIARE AKUT

Nama Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Keterangan

Hb 12,0 – 14,0 g/dl 10,6 g/dl normal

Leukosit 5000– 10000/μl 11000 /mm3inflamasi

Trombosit 150000 – 400000/μl 356/mm3Normal

ANALISA DATA LABORATORIUM

Page 15: GANGGUAN PENCERNAAN

15

DIARE AKUT

IVFD 2A

Kandungan : dekstrosa 2,5%; NaCl 0,45%

GLUCOSI NATRII CHLORIDI INFUNDIRILIUM

Infus intravenus Glukosa Natrium Klorida

Infus intravenus glukosa natrium klorida mengandung glukosa anhidrat dan

natrium klorida. Kadar glukosa, C6H12O6, tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari

105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kadar natrium klorida, NaCl, tidak

kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Pemerian : Larutan jernih; tidak berwarna, atau kuning jerami

pucat

Identifikasi :

a. Jika dipanaskan dengan larutan Kalium Tembaga (II) tartrat P., terbentuk

endapan merah

b. Menunjukkan reaksi Natrium dan Klorida.

Natrium:

a) Basahi senyawa natrium dengan asam klorida P, bakar pada sebatang kawat

platina dalam nyala bunsen, nyala berwarna kuning

b) Asamkan larutan garam natrium dengan asam asetat P, saring jika perlu,

tambahkan larutan magnesium uranil asetat berlebih, terbentuk hablur

kuning

TINJAUAN FISIKA KIMIA

Page 16: GANGGUAN PENCERNAAN

16

DIARE AKUT

c) Pada larutan garam natrium, tambahkan larutan kalium antimonat P,

terbentuk hablur putih perlahan-lahan.

Klorida:

a) Panaskan larutan klorida dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksida P, terjadi

klor yang memutihkan kertas lakmus P basah dan terjadi warna biru pada kertas

kanji iodida P.

b) Pada larutan klorida tambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan putih

yang tidak larut dalam asam nitrat P. Endapan larut dalam amonia encer P

setellah sebelumnya dicuci dengan air, tambahkan asam nitrat P, terbentuk

endapan lagi.

Keasaman-Kebasaan : pH 3,5 sampai 5,5

Syarat infus intravenus : Memenuhi syarat infus intravenus

Pirogen : Memenuhi uji pirogenitas

Penetapan Kadar :

Natrium klorida. Sejumlah volume infus intravenus yang diukur seksama

setara dengan 100mg natrium klorida, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N

menggunakan indikator kalium kromat P. 1ml perak nitrat 0,1 setara dengan 5,844

mg NaCl.

Glukosa. Seumlah voume infus intravenus yang diukur seksama setara

dengan 2-5 g glukosa anhidrat, tambahkan 0,2 ml amonia encer P dan air

secukupnya hingga 100,0 ml, campur baik, biarkan selama 30 menit. Tetapkan rotasi

optik menggunakan tabung-2 dm. Rotasi yang diperoleh pada skala dikalikan 0,9477,

menunjukkan jumlah glukosa dalam volume infus intravenus yang digunakan.

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, jernih, tidak berwarna,

pada suhu tidak lebih dari 25o

Page 17: GANGGUAN PENCERNAAN

17

DIARE AKUT

Penandaan : Pada etiket harus juga tertera : Kadar dalam milimol

per liter.

Natrium CloridaNaCl

Rumus Molekul : NaCl

BM : 58,44

Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak

berbau; rasa asin; bentuk hablur heksahedral

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dan Larut dalam 2,7

bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol; larut

dalam 10 bagian gliserol P

Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat

menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.

Sterilisasi : Sterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.

pH : 6,7 – 7,3 (Exipient hal 672)

Wadah : penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Keasaman-kebasaan Larutkan 50 g dalam 200 ml air bebas karbondioksida P,

tambahkan 10 tetes larutan biru bromotimol P. Jika larutan berwarna kuning, untuk

merubah menjadii warna hijau biru diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium

hidroksida 0,02 N. Jika larutan berwarna hijau atau biru, untuk merubah menjadi

warna kuning diperlukan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,02 N.

Susut Pengeringan Tidak lebiih dari 0,5%

Penetapan Kadar Timbang seksama 250mg, larutkan dalam 50ml air. Titrasi dengan

perak nitrat 0,1 N menggunakan indikator larutan kalium kromat P. 1 mg perak

nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl

Page 18: GANGGUAN PENCERNAAN

18

DIARE AKUT

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Dextrosa

Nama umum : Dextrose

Nama kimia : D-glucose monohydrate

Rumus kimia : C6H12O6.H2O

Berat molekul : 198,17

Pemerian : Hablur tidak bewarna, serbuk hablur atau serbuk granul

putih, tidak berbau dan rasa manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larur dalam air

mendidih,larut dalam etnol mendidih, sukar larut dalam

etanol.

Identifikasi :

Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20) pada 5 mL tembaga (II)tartrat

alkali LP panas sehingga terbentuk endapan merah tembaga oksida

Warna larutan

Larutkan 25 gr dalam air hingga 50 mL, warna larutan tidak lebih intensif dari

larutan yang dibuat sebagai berikut : Campur 1 mL kobal (II) klorida LK, 3 mL besi

(III) klolrida LK dan 2 mL tembaga (II) sulfat LK dengan air hingga 10 mL. Encerkan 3

mL lrutan dengan air hingga 50 mL. Bandingkan warna dengan mengamati larutan

Page 19: GANGGUAN PENCERNAAN

19

DIARE AKUT

tegak lurus dari atas pada alas dasar warna putih dalam tabung pembanding warna

yang selaras

Rotasi optik

Bernilai antara +52,6 dan +53,2, dihitung terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan

menggunakan larutan yang mengandung 10 gram zat dan 0,2 mL ammonium

hidroksida 6 N per 100 mL.

Keasaman

Larutkan 5 gram dalam 50 mL air bebas karbondioksida P, tambahkan fenoftalein

LP, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,02 N LV hingga terjadi warna merah

muda : diperlukan tidak lebih dari 0,3 mL untuk titrasi.

Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1 %

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

SPECTREM

Kandungan : sulfametoksazole 200 mg

trimethoprim 40 mg

Sulfametoksazole

Page 20: GANGGUAN PENCERNAAN

20

DIARE AKUT

Nama Umum : Sulfamethoxazolum

Nama Kimia : 2,4-Diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina-2,4-diamin

Sinonim : Sulfametoxazol, Sulfamethoxazolum, Sulfametoksazolas

Rumus molekul : C10H11N3O3S

Berat Molekul : 253, 28

Penetapan

Kadar

: sulfametoksazol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan

tidak lebih dari 101,0% C10H11N3O3S dihitung terhadap zat yang

telah dikeringkan.

Pemerian : serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak berbau , serbuk

kristal

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan kloroform, mudah

larut dalam aseton, dan dalam larutan NaOH encer, agak sukar

larut dalam etanol.

Titik Lebur : 168-172 oC

Identifikasi :

Spektrum serapan inframerah zat yang telah didispersikan dalam kalim bromida

P, menunjukkan spectrum yang sama dengan pembanding

Spektrum UV Sulfametoksazol dalam NaOH P menunjukkan panjang gelombang

maksimum 257 nm

Page 21: GANGGUAN PENCERNAAN

21

DIARE AKUT

Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 2 ml HCl p, tambahkan 3 ml larutan natrium

nitirit P, dan 1 mL larutan NaOH P yang berisi 10mg 2-naftol P, akan terbentuk

endapan merah jingga

Trimetoprim

Nama Umum : Trimethoprim

Nama Kimia : 2,4-Diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina-2,4-

diamin

Sinonim : Trimethoprimum, Trimethoxyprim

Rumus molekul : C14H18N4O3

Berat Molekul : 290,32

Page 22: GANGGUAN PENCERNAAN

22

DIARE AKUT

Penetapan Kadar : trimetroprim mengandung tidak kurang dari 98,5%

dan tidak lebih dari 101,0% C14H18N4O3 dihitung

terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : hablur atau serbuk hablur, putih sampai krem, tidak

berbau, serbuk kristal

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam benzilalkohol,

agak sukar larut dalam kloroform dan dalam metanol,

sangat sukar larut dalam etanol dalam aseton, praktis

tidak larut dalam eter dan dalam karbon tetraklorida

Titik Lebur : 199-203 oC

Identifikasi :

Spektrum serapan inframerah larutan dalam kloroform P (1 dalam 100)

menunjukkan spectrum yang sama dengan pembanding

Spektro UV

Dengan menimbang lebih kurang 100 mg zat, masukkan kedalam labu 100 mL,

kemudian larutkan dalam 25 mL etanol P. Encerkan secara kuantitatif dan

bertahap dengan larutan NaOH P ( 1 dalam 250) hingga diperoleh larutan (1

dalam 50.000). Trimetropin dapat diamati dengan Spectro UV pada panjang

gelombang maksimum 287 nm

Page 23: GANGGUAN PENCERNAAN

23

DIARE AKUT

VOMINA

Kandungan : Domperidon

Domperidon

Nama Umum : Domperidone

Nama Kimia : 5-kloro-1-{1-[3-(2-oxo-2,3-dihidro-1H-benzimidazol-1

yl)propil]piperidin-4-yl}-1,3 dihidro-2H-benzimidazol-2-

one

Sinonim : Domperidona, Domperidonas, Domperidoni,

Domperidonum

Rumus molekul : C22H24ClN5O2

Berat Molekul : 425,9

Penetapan Kadar : domperidon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan

tidak lebih dari 101,0% C10H11N3O3S dihitung terhadap

zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : serbuk putih sampai hampir putih

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol

(96%) dan metanol, larut dalam dimetilformamida

Titik Lebur : 244-248 oC

Identifikasi :

Page 24: GANGGUAN PENCERNAAN

24

DIARE AKUT

Spektrum serapan inframerah

Thin layer kromatography (TLC)

ZINK

Zink Sulfate

ZnSO4.H2O

Nama Umum : Seng Sulfat Monohidrat (Zinc Sulphate Monohydrate)

Sinonim : Zinc Sulfate, Zinc Sulphate

Rumus molekul : ZnSO4,H2O

Berat Molekul : 179,5

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih

dari 101,0% ZnSO4,H2O

Pemerian : serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak

berwarna, kristal transparan, tidak berbau, rasa sepat

mirip logam

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam

etanol (95%) P, mudah larut dalam gliserol P.

Titik Lebur : 419.53 oC

Identifikasi :

Analisa untuk Zink

Page 25: GANGGUAN PENCERNAAN

25

DIARE AKUT

Tambahkan hidrogen sulfide dan natrium asetat P kedalam larutan garam zink

maka akan terbentuk endapan putih, yang tidak larut dalam asam asetat P, tetapi

larut dalam HCl 3 N

LACTO B

Kandungan : 1x1010 CFU/gram (Lactobacillus acidhophilus,

Bifidobacterium longun, Strepcoccus termophillus)

Energi 3,4 kalori, karbohidrat 0,6 gram, protein 0,02

gram, lemak total 0,1 gram, vitamin C 10 mg, vitamin

B1 0,5 mg, vitamin B2 0,5 mg, vitamin B6 0,5 mg,

niacin 2 mg.

Thiamini Hydrochloridium

Vitamin B1

Nama Umum : Thiamini Hydrochloridium

Sinonim : Vitamin B1

Rumus molekul : C12H17ClN4OS.HCl

Berat Molekul : 337,3

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih

dari 101,0% C12H17ClN4OS.HCl

Page 26: GANGGUAN PENCERNAAN

26

DIARE AKUT

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika

bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat

menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih

kurang 248o disertai penguraian

Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)

P, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P,

larut dalam gliserol P

Identifikasi :

a. Spektrum IR zat yang telah dikeringkan pada suhu 108o selama 2 jam dan

didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum serapan hanya

pada panjang gelombang yang sama seperti pada tiamina hidroklorida PK

b. Larutan 2% b/v menunjukkan reaksi klorida:

a) Panaskan larutan klorida dengan asam sulfat P dan mangan (IV) oksida P,

terjadi klor yang memutihkan kertas lakmus P basah dan terjadi warna biru

pada kertas kanji iodida P.

b) Pada larutan klorida tambahkan larutan perak nitrat P, terbentuk endapan

putih yang tidak larut dalam asam nitrat P. Endapan larut dalam amonia

encer P setellah sebelumnya dicuci dengan air, tambahkan asam nitrat P,

terbentuk endapan lagi.

Keasaman-kebasaan pH larutan 1% b/v, 2,7 sampai 3,4

Susut Pengeringan Tidak lebih dari 5%; pengeringan dilakukan pada suhu 105o

selama 2 jam menggunakan 500 mg.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Khasiat dan Penggunaan: Antineuritikum, komponen vitamin B kompleks

Riboflavinum

Vitamin B2

Page 27: GANGGUAN PENCERNAAN

27

DIARE AKUT

Nama Umum : Riboflavinum

Sinonim : Vitamin B2

Rumus molekul : C17H20N4O6

Berat Molekul : 376,4

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih

dari 102,0% C17H20N4O6 dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan

Pemerian : Serbuk hablur, kuning sampai kuning jingga, bau lemah,

rasa agak pahit

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan

dalam larutan natrium klorida; isotonis, praktis tidak

larut dalam kloroform P dan dalam eter P, sangat

mudah larut dalam larutan alkali encer.

Titik Lebur : 280 oC

Identifikasi

Larutan 1 mg dalam 100 ml air, dilihat dengan cahaya yang diteruskan larutan

berwarna kuning pucat kehijauan, berfluorosensi hijau kuning intensif, yang dengan

penambahan asam mineral atau alkali fluoresensi hilang.

Page 28: GANGGUAN PENCERNAAN

28

DIARE AKUT

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Khasiat dan Penggunaan : Komponen vitamin B kompleks

Pyridoxini Hydrochloridium

Vitamin B6

. HCl

Nama Umum : Pyridoxini Hydrochloridium

Sinonim : Vitamin B6

Rumus molekul : C8H11NO3HCl

Berat Molekul : 205,6

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 98% C8H11NO3HCl,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur

putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)

P, praktis tidak larut dalam eter P

Titik Lebur : 208 oC

Identifikasi :

a. Spektrum serapan IR zat yang didispersikan dalam parafin cair P menunjukkan

maskimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada piridoksin

hidroklorida P.

Page 29: GANGGUAN PENCERNAAN

29

DIARE AKUT

b. Masukkan ke dalam 2 tabung kimia masing-masing 1 ml larutan yang

mengandung 100 µg dan 2 ml larutan natrium asetat P 20% b/v. Pada tabung

pertama tambahkan 1 ml larutan asam borat 4% b/v, campur. Dinginkan kedua

tabung hingga suhu lebih kurang 20o. Pada masing-masing tabung tambahkan

dengan cepat 1 ml larutan siklorokininklorimida P 0,5% b/v dalam etanol (95%)

P. Dalam tabung tabung pertama terjadi warna biru, yang segera memucat

setelah beberapa menit berubah menjadi merah. Dalam tabung kedua tidak

terjadi warna biru.

c. Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan fosfowolframat P,

terbentuk endapan putih.

d. Menunjukkan reaksi klorida.

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Khasiat dan Penggunaan Komponen vitamin B kompleks

Acidum NicotinumNiasina

Nama Umum : Acidum Nicotinum

Sinonim : Niasina

Rumus molekul : C6H5NO2

Berat Molekul : 123,1

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H5NO2

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Habur atau serbuk hablur putih; putih atau putih

Page 30: GANGGUAN PENCERNAAN

30

DIARE AKUT

kekuningan; tidak berbau atau berbau lemak; rasa agak

asam

Kelarutan : Larut dalam 55 bagian air, mudah larut dalam air

mendidih dan dalam etanol (95%) P mendidih, praktis

tidak larut dalam eter P, larut dalam larutan alkali

hidroksida

Titik Lebur : 234-237 oC

Identifikasi :

a. Panaskan 1 bagian dengan 4 bagian natrium karbonat anhidrat P, terbentuk

piridina yang dapat dikenali dari baunya

b. Pada 2 ml larutan 0,1% b/v tambahkan 6 ml larutan sianogen bromida P dan 1

ml larutan anilina P 2,5% v/v terbentuk warna kuning emas

c. Didihkan 20 mg dengan 5 ml larutan natrium hidroksida P, tidak terbentuk

amonia (perbedaan dengan nikotinamida)

Keasaman-kebasaan pH larutan 1,3% b/v 3,0 sampai 3,5

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat dan Penggunaan Antipelagra, vasodilator

ORALIT

Kandungan : Glucose anhydrous 4 g, NaCl 0,7 g, Na bicarbonate 0,5 g, KCl 0,3 g

Glucose AnhydrousGlukosa anhidrat

Page 31: GANGGUAN PENCERNAAN

31

DIARE AKUT

Rumus Molekul : C6H12O6

BM : 180,16

Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk kristalin, berasa

manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

methanol 96%

Identifikasi : Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20)

pada 5 ml tembaga(II) klorida tartrat alkali panas :

terbentuk endapan merah tembaga oksida

Keasaman : Larutkan 5,0 g dalam 50 ml air bebas karbon

dioksida, tambahkan fenolftalein, dan titrasi dengan

natrium hidroksida 0,020 N hingga terjadi warna

merah muda; diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml

untuk netralisasi

Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%

Wadah : Dalam wadah yang tertutup baik

Natrium CloridaNaCl

Rumus Molekul : NaCl

Page 32: GANGGUAN PENCERNAAN

32

DIARE AKUT

BM : 58,44

Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak

berbau; rasa asin; bentuk hablur heksahedral

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dan Larut dalam 2,7

bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol; larut

dalam 10 bagian gliserol P

Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat

menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.

Sterilisasi : Sterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.

Ph : 6,7 – 7,3 (Exipient hal 672)

Wadah : penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Keasaman-kebasaan Larutkan 50 g dalam 200 ml air bebas karbondioksida P,

tambahkan 10 tetes larutan biru bromotimol P. Jika larutan berwarna kuning, untuk

merubah menjadii warna hijau biru diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium

hidroksida 0,02 N. Jika larutan berwarna hijau atau biru, untuk merubah menjadi

warna kuning diperlukan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,02 N.

Susut Pengeringan Tidak lebiih dari 0,5%

Penetapan Kadar Timbang seksama 250mg, larutkan dalam 50ml air. Titrasi dengan

perak nitrat 0,1 N menggunakan indikator larutan kalium kromat P. 1 mg perak

nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Na bicarbonate

NaHCO3

Page 33: GANGGUAN PENCERNAAN

33

DIARE AKUT

Nama Umum : Mononatrium Bikarbonat

Sinonim : Natrium Bikarbonat

Rumus molekul : NaHCO3

Berat Molekul : 84,01

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih

dari 100,5% NaHCO3, dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan

Pemerian : Serbuk hablur putih, stabil di udara kering, tetapi dalam

udara lembab secara perlahan lahan terurai.

Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol

peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 3 g, campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil, titrasi dengan asam klorida 1N. Tambahkan asam perlahan lahan sambil terus diaduk sampai larutan berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna larutan merah muda lemah tidak hilang setelah dididihkan

1 ml asam klorida 1 N setara dengan84,01 mg NaHCO3

Susut pengeringanTidak lebih dari 0,25%

Kalium KloridaKalii Chloridum

KCl

Nama Umum : Kalium Klorida

Page 34: GANGGUAN PENCERNAAN

34

DIARE AKUT

Sinonim : Kalii chloridum

Rumus molekul : KCl

Berat Molekul : 74,55

Penetapan Kadar : mengandung tidak kurang dari 99.0% atau tidak lebih

dari 100,5%KCl, dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan

Pemerian : Hablur berbentuk memanjang, prisma atau kubus, tidak

berwarna, atau srbuk granul putih tidak berbau, stabil

dalam udara, larutan bereaksi netral terhadap lakmus

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih, tidak larut dalam etanol

peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Keasaman dan Kebasaan

Pada larutan 5,0 g dalam 50 ml air bebas karbon dioksida, tambahkan 3 tetes

fenolftalein, tidak terjadi warna merah muda. Kemudian tambahkan 0,30 mL narium

hidroksida 0,020 N; terjadi warna merah muda

Penetapan kadar

Timbang seksama lebih kurang 250 mg, larutkan dalam 150 ml air. Tambahkan 1 ml

asam nitrat dan segera titrasi dengan perak nitrat 0,1 N; tetapkan titik akhir secara

potensiometrik dengan menggunakan electrode peral kalomel dengan jembatan

garam yang mengandung 4% agar dalam larutan kalium nitrat tidak jenuh. Lakukan

penetapan blanko

1ml perak nitrat 0,1 N setara dengan

7,455 mg KCl

Page 35: GANGGUAN PENCERNAAN

35

DIARE AKUT

1. IVFD 2AKomposisi : dekstrosa 2,5%; NaCl 0,45%

TINJAUAN FARMASEUTIK

Page 36: GANGGUAN PENCERNAAN

36

DIARE AKUT

Bentuk sediaan : infus i.v

Kompetitor : Infusan D2.5 + ½ NS

Dosis : individual

2. VOMINAKomposisi : domperidon

Bentuk sediaan : sirup

Kompetitor : Vometa, Vomerin, Vomitas, Vesperum, Motilium

Dosis : Pada anak-anak, dosis 250-500 mikrogram/kg dapat

diberikan secara oral 3-4 kali sehari, dengan dosis

maksimum mencapai 2,4 mg/kg dan tidak boleh

melebihi dosis total 80 mg perhari. Secara alternatif

anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg dapat

diberikan melalui rektal dengan dosis 30 mg dua kali

sehari

3. SPECTREMKomposisi : Per 5 ml: Klotrimoksazol: trimetropin 40 mg,

sulfametokzsazol 200 mg.

Bentuk sediaan : sirup

Kompetitor : Trimoxsul, Septrin, Sanprima, Primazole, Primadex

Dosis : sirup anak 6-12 tahun 2 sdt, 2-5 tahun 1 sdt, < 2 tahun

½ sdt, diberikan 2 kali sehari

4. ORALITKomposisi : Glucose anhydrous 4 g, NaCl 0,7 g, Na bicarbonate 0,5

g, KCl 0,3 g

Bentuk sediaan : Larutan

Page 37: GANGGUAN PENCERNAAN

37

DIARE AKUT

Dosis : larutkan 1 bungkus ke dalam 200 mL atau 1 L air

5. ZINKIDKomposisi : Tiap tablet mengandung zinc sulfat 64,9 mg stara

dengan zinc 20 mg

Bentuk sediaan : tablet

Kompetitor : -

Dosis : 50 mg tiga kali sehari

6. LACTO-BKomposisi : Viable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus

acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg

Bentuk sediaan : larutanKompetitor : -

SAMBILOTO

Andrographis paniculata Nees

TINJAUAN BIOLOGI

Page 38: GANGGUAN PENCERNAAN

38

DIARE AKUT

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata Nees

http://www.plantamor.com/index.php?plant=96

Sinonim

Justicia latebrosa Russ., J. paniculata Burm. f., J. stricta Lam. ex Steud

Nama daerah

Akar cerita bidara, alui, Andrographidis Kraut, bidara, bhoonimba, bhuinimo,

bhulimb, bhuninba, charayeta, charayetha, charita, cheranta, cherota, chiraita,

chiretta, chuan-hsin-lien, chua n-xi¯n-lián, công công, faathalaaichon, fathalaai,

fathalaichon, fathalaijone, halviva, herba sambiloto, hinbinkohomba, I-chien-hsi,

kalafath, kalmegh, kan-jang, kariyat, khee-pang-hee, king of bitters, kiriathu, kirta,

kiryata, kiryato, lanhelian, mahatikta, mahatita, naelavemu, nay-nahudandi,

nelavemu, quasab-uz-zarirah, rice bitters, sambilata, sambiloto, senshinren, sinta,

xuyên tâm liên, yaa kannguu yijianxi

Penyebaran

Page 39: GANGGUAN PENCERNAAN

39

DIARE AKUT

Banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropics Asia, Asia Selatan dan India.

Deskripsi

Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah

kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai

ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak

cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun

tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal

runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau

muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang

membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir

berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk

jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak

akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat

muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Kandungan kimia utama

Kandungan senyawa kimia utama adalah diterpen lakton (bentuk bebas

danglikosidik) termasuk andrographolide, deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-

14-deoxy-andrographolide, neoandrographolide, andrographiside,

deoxyandrographiside dan andropanoside. Struktur andrographolide dan diterpen

lakton :

Penggunaan untuk pengobatan

Pencegahan dan pengobatan gejala infeksi saluran nafas atas, bronkitis, dan

faringotonsilitis, infeksi saluran nafas bawah dan diare akut.

Farmakologi

Page 40: GANGGUAN PENCERNAAN

40

DIARE AKUT

Herba sambiloto memiliki aktivitas antidiare in situ. Ekstrak etanol, kloroform atau

1-butanol 300 mg/ml menghambat respon dari enterotoksin dari E. coli yang

menyebabkan diare pada uji terhadap kelinci dan babi. Senyawa yang berperan

adalah diterpen lakton, andrographolide dan neoandrographolide.

JAMBU BIJI

Psidium guajava L

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

Sinonim

Psidium aromaticum Blanco, Psidium pumilum Vahl, Psidium guajava L. var.

pumilum (Vahl) Griseb. Psidium guajava L. var. cujavillum King & Urban

Nama umum

Indonesia : Jambu batu, Jambu biji, Jambu kluthuk (Jw), giawas (Papua)

Inggris : guava

Page 41: GANGGUAN PENCERNAAN

41

DIARE AKUT

Melayu : Jambu Batu, Jambu Biji

Vietnam : Oi

Thailand : Farang

Pilipina : Bayabas, Guayabas, Kalimbahin, B

Cina : Fan shi liu gan

Deskripsi

Pohon yang tingginya ± 10 m, mempunyai banyak percabangan. Pepagan halus,

warna merah agak coklat. Daun berhadapan, helaian daun elip/lonjong sampai

bundar telur, sebelah bawah daun berbulu halus. Perbungaan soliter atau 2 -3 bunga

terdapat dalam 1 tangkai, muncul di ketiak daun, warna putih. Buah bulat satu-satu

sebesar bola tenis yang agak meruncing ke pangkal, warna buah hijau sampai

kuning, wangi dan rasanya manis kalau sudah tua/masak. Buah mengandung banyak

biji kecil-kecil seperti kerikil berwarna coklat kemerahan

http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=282

Penyebaran

Psidium guajava L berasal dari daerah tropic Amerika. De Candolle dalam verhejj

dan Coronel (1997) berpendapat bahwa Psidium guajava L berasal dari daerah

antara Meksiko dan Peru. Sekarang Psidium guajava L tersebar dengan baik

didaerah tropic dan subtropik.

Kandungan Kimia

Kandungan kimia daun jambu biji antara lain : avicularin, guaijaverin, amritosida,

asam krataegolat, asam luteioat, asam argamolat, kuersetin, tannin, minyak atsiri,

flavonoid, ursolat, oleanolat, karoten, vitamin B1, B2, B3, B6, vitamin C dan resin.

Farmakologi

Page 42: GANGGUAN PENCERNAAN

42

DIARE AKUT

Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan

mengganggu proses pertumbuhan atau mematikan kuman dengan menganggu

proses terbentuknya membrane dan atau dinding sel. Tanin memiliki efek sebagai

pengelat berefek spasmolitik dan dapat menciutkan dan mengerutkan sehingga

gerak peristaltik berkurang. Tanin memiliki daya antibakteri dengan cara

mengendapkan protein.

Vomina syrup

Komposisi : Domperidone 5 mg/ml.

TINJAUAN FARMAKOLOGI

Page 43: GANGGUAN PENCERNAAN

43

DIARE AKUT

DOMPERIDONE (martindal 35th)

Indikasi

Domperidone digunakan sebagai antiemetik pada pengobatan jangka pendek pada

mual dan muntah oleh berbagai penyebab. Tidak cocok digunakan pada mual

muntah kronis, dan tidak untuk pencegahan rutin atau muntah postoperasi.

Domperidone juga digunakan untuk dispepsia karna aksi prokinetiknya, dan juga

dicoba digunakan pada diabetes gastroparesis, diberikan dengan parasetamol dalam

pengobatan migrain.

Mekanisme Kerja:

Domperidone adalah antagonis dopamin. Digunakan karna sifat antiemetik dan

prokinetiknya. Domperidone dapat menstimulasi motilitas dari saluran

gastrointestinal bagian atas tampa mempengaruhi gastrik, biliary, atau sekresi

pankreas dan meningkatkan peristaltik lambung, mempercepat pengosongan

lambung.

Peristaltik duodenal juga meningkat dengan menurunnya waktu transit intestinal.

Domperidone memiliki aktifitas parasimpatomimetik karna merupakan antagonis

reseptor dopamin dengan efek langsung pada daerah pemicu kemoreseptor. Dia juga

memiliki sifat anatgonis reseptor serotonin (5-HT3).

Dosis:

Untuk pengobatan mual dan muntah, domperidone dapat diberikan secara oral

dengan dosis 10 sampai 20 mg tiga sampai empat kali sehari dengan dosis

maksimum 80 mg atau dapat diberikan melalui rektal dengan dosis 60 mg dua kali

sehari

Page 44: GANGGUAN PENCERNAAN

44

DIARE AKUT

Pada anak-anak, dosis 250-500 mikrogram/kg dapat diberikan secara oral 3-4 kali

sehari, dengan dosis maksimum mencapai 2,4 mg/kg dan tidak boleh melebihi dosis

total 80 mg perhari. Secara alternatif anak-anak dengan berat lebih dari 15 kg dapat

diberikan melalui rektal dengan dosis 30 mg dua kali sehari

Interaksi

Secara teoritis, domperidone dapat mengantagonis efek dari obat hipoprolaktinemik

seperti bromokriptin. Sebagai tambahan, efek prokinetik dari domperidone dapat

mempengaruhi absorpsi dari beberapa obat. Analgetik opium dan antimuskarinik

dapat mengantagonis efek prokinetik dari domperidone.

Domperidone dimetabolisme dihati via cytochrome P450 isoenzyme CYP3A4,

penggunaan dengan ketokonazol dilaporkan dapat meningkatkan konsentrasi

plasma tiga kali lipat, sehingga berhubungan dengan perpanjangan pada interval QT.

Peningkatan serupa dari konsentrasi domperidone secara teoritis dapat terlihat

pada penghambat CYP3A4 yang pten seperti erythromycin atau ritonavir, sehingga

kombinasinya sebaiknya dihindari.

Pharmakokinetik

Bioavaibilitas dari domperidone hanya sekitar 15 % pada pemberian oral, dan dapat

meningkat bila diberikan setelah makan. Bioavaibilitasnya yang rendah disebabkan

oleh first past hepatik dan intestinal metabolisme. Bioavaibilitas domperidone yang

diberikan melalui rektal juga sama dengan oral, meskipun konsentrasi puncak plasma

tercapai setelah satu jam, dibandingkan dengan oral yang dapat dicapai setelah 30

menit.

Page 45: GANGGUAN PENCERNAAN

45

DIARE AKUT

Domperidone lebih dari 90% terikat pada protein plasma dan memiliki eaktu paruh

7,5 jam. Sekitar 30% dari dosis oral dieksresikan melalui urin dalam 24 jam, dan

hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit, yang diekresikan melalui feses dalam

beberapa hari, sekitar 10% dalam bentuk obat. Domperidone tidak menembus

barier otak. Dalam jumlah kecil domperidone didistribusikan melalui air susu.

Efek samping

Konsentrasi plasma dari prolaktin dapat meningkat, yang dapat menimbulkan

galactorrhoea atau gynaekomastia. Dilaporkan dapat menurunkan libido, ruam dan

berbagai reaksi alergi. Domperidone tidak menembus barier sawar otak sehingga

kejadian dari efek sentral seperti reaksi ekstrapiramidal atau mengantuk lebih

rendah dibandingkan metoklorpamide, ada laopran reaksi distonik. Domperidone

injeksi dapat menimbulkan konvulsi, aritmia.

Perhatian

Domperidone tidak direkomendasikan pada penggunaaan kronis dan pencegahan

rutin dari mual muntah postoperasi. Domperidone harus diperhatikan pada

penggunaan secara intravena, karena resiko dari aritmia, terutama pada pasien

kecendrungan aritmia jantung atau hipokalemia

SPECTREM

Informasi Obat (ISO)

Komposisi : Per 5 ml: Klotrimoksazol: trimetropin 40 mg, Sulfametokzsazol

200 mg.

KLORTIMOKSAZOL (martindal 35th)

Page 46: GANGGUAN PENCERNAAN

46

DIARE AKUT

Indikasi

Klotrimoksazol adalah campuran dari sulfonamide, sulfametksazol, dan

diaminopyrimidine, trimethoprim, dengan perbandingan 5 bagian sulfametksazol

dan satu bagian trimethoprim. Biasa digunakan pada infeksi saluran urin,

pernapasan dan saluran cerna. Kegunaan utamanya sekarang adalah pneumositosis,

toksoplasma dan nocardiosis. Kegunaan lain meliputi pengobatan jerawat, infeksi

saluran biliari, brucellosis.

Mekanisme Kerja

Trimetoprim adalah inhibitor dari reduktase dihidrofolat. Menghambat perubahan

dari asam dihidrofolat bakteri menjadi asam tertrahidrofolat yang berguna untuk

sintesis asama amino, purin, timidin dan DNA. Trimetropin dapat bersifat bakterisid

atau bakteriostatik tergantung kondisi pertumbuhan, sebagai contoh nanah dapat

menghambat kerja trimetropin karena adanya timin dan timidin.

Spektrum aktivitas: Trimethoprim aktif melawan banyak bakteri aerob Gram-

negative dan Gram-positive aerobes, dan beberapa protozoa.

Aktivitas dengan antimikroba lain: Karena aktivitasnya saling komplemen,

mempengaruhi pembentukan asam folat dengan cara berbeda, makan kombinasi

yang poten antara trimetropin dengan solfonamida.

Sulfametoksazol dan sulfonamida lain memiliki struktur yang sama dengan asam p-

aminobenzoic dan mempengaruhi sintesis asam nukleat pada mikroorganisme

sensitif dengan cara memblok perubahan dari asam p-aminobenzoic menjadi

coenzyme asam dihidroflat yang menurunkan pembentukan asam folat. Pada

manusia asam dihidrofolat diperoleh dari diet asam folat sehingga sulfonamida tidak

mempengaruhi sel manusia.

Page 47: GANGGUAN PENCERNAAN

47

DIARE AKUT

Aktifitasnya pada umumnya bakteriostatik, meskipun dapat bersifat bakterisida

pada konsentrasi timin yang rendah disekelilingnya. Sulfonamida memiliki spektrum

luas, namun sudah mengalami resistensi yang luas.

Dosis

Kotrimoksazol biasanya diberikan secara oral pada orang dewasa dengan dosis

960 mg (trimethoprim 160 mg and sulfametksazol 800 mg) dua kali sehari. Pada

infeksi berat dosis 2.88 g perhari dibagi dalam 2 dosis. Dosis rendah diberikan pada

pengobatan jangka panjang dan pada pasien kerusakan ginjal.

Dosis kotrimoksasol dapat diberikan dua kali sehari pada anak-anak:

Umur 6 minggu sampai 5 bulan : 120 mg

Umur 6 bulan sampai 5 tahun: 240 mg

Umur 6 sampai 12 tahun: 480 mg

Alternatifnya, pada anak-anak dapat diberikan dengan dosis 24 mg/kg dua kali

sehari. Kotrimoksazol sebaiknya tidak diberikan pada bayi dibawah 6 minggu karena

resiko kernikterus dari komponen sulfonamidnya. Meskipun demikian dapat

digunakan pada bayi berumur 4 minggu pada pengobatan atau pencehahan

pnemositosis pneumonia.

Untuk infeksi serius, bila penggunaan oral tidak memungkinkan, klotrimoksazol

dapat diberikan secara infus intravena yang dilarutkan sebelum digunakan pada

pelarut yang sesuai. Ampul yang mengandung 480 mg dari klotrimoksazol dalam 5

ml di ad 125 ml dan diberikan selama 60 sampai 90 menit.

Efek samping:

Efek samping dari kotrimoksazol sama dengan komponen nya (sulfametoksazol dan

trimetroprin). Efek samping yang paling sering muncul adalah mual muntah dan

Page 48: GANGGUAN PENCERNAAN

48

DIARE AKUT

reaksi kulit. Kematian juga dapat terjadi, pada pasien lanjut usia karena disorder

darah, nekrosis hati dan reaksi kulit.

Trimetropin: pruritus dan ruam kulit, gangguan saluran cerna seperti mual, muntah

dan glositis. Efek lain meliputi dermatitis, erythema multiforme, Stevens-Johnson

syndrome, and toxic epidermal necrolysis. Peningkatan serum kreatini dan nitrogen

urea darah atau penghambatan sekresi tubular dari kreatinin. Juga dilaporkan

fotosensitifitas, reaksi hypersensitivitas dann anafilaksis serta angioedema. Kasus

aseptic meningitis juga muncul. Trimethoprim dapat menimbulkan depresi

haematopoiesis. Dapat menimbulkan anemia megaloblastic atau trombositopenia

dan leukopenia.

Sulfametoksazol: mual muntah dan diare, rashes, pruritus, photosensitivity

reactions, exfoliative dermatitis, and erythema nodosum. Reaksi kulit seperti toxic

epidermal nekrolisis dan sindrom Stevens-Johnson. Juga dilaprokan Systemic lupus

erythematosus, reaksi Nephrotoxic yang dapat menyebabkan gagal ginjal, Lumbar

pain, haematuria, oliguria, and anuria dapat terjadi karena kristalisasi urin

crystallisation. Kelainan darah juga bisa terjadi seperti agranulocytosis, aplastic

anaemia, thrombocytopenia, leucopenia, hypoprothrombinaemia, and eosinophilia.

Efek samping lain yang timbul seperti hypoglycaemia, hypothyroidism, reaksi

neurological seperti aseptic meningitis, ataxia, intracranial hypertension, konvulsi ,

kebingunan, mengantuk, pusing, sakit kepala, insomnia, depresi mental, psikosis,

tinnitus, vertigo, dan pankratitis.

Perhatian

Kotrimoksazol tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif

sulfonamida atau trimetropin. Harus dihentikan pada kemunculan pertama ruam

kulit, atau perkembangan kelainan darah. Harus dihindari pasien dengan kerusakan

hati. Klortimoksazol harus dihindarkan pada kerusakan ginjal, dan perlu penyesuaian

dosis. Suplement folat dibutuhkan pada pasien dengn defisiensi folat, seperti pada

Page 49: GANGGUAN PENCERNAAN

49

DIARE AKUT

pasien lanjut usia dan pada penggunaan dalam dosis tinggi dalam jangka waktu

lama. Co-trimoxazole kontraindikasi pada pasien dengan anemia megaloblastik

dengan defisiensi asam folat.

Farmakokinetik

Sulfametksazol diabsorbsi secara cepat dari saluran gastrointestinal dan konsentrasi

puncak plasma tercapai setelah 2 jam. Dengan dosis tunggal 2g secara oral,

konsentrasidalam darah sampai 100 micrograms/mL are achieved. Terikat dengan

protein plasma sampai 70%. Waktu paruh berkisar 6 sampai 12 jam, dan dapat

diperpanjang pada pasien dengan kerusakan ginjal.

Sulfametksazol seperti kebanyakan sulfonamida, didistribusikan secara bebas

kedalam jaringan tubuh dan dapat ditemukan di urin, saliva, keringat dan empedu,

dalam serebrspinal, peritonela, mata dan cairan sinovial dan dalam pleural.

Melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi fetal, dan dalam konsentrasi rendah

di temukan dalam air susu.

Sulfametksazol mengalami konjugasi utama di hati, menjadi turunan yang tidak aktif

turunan N-acetyl derivative, metabolit ini terdapat sekitar 15% dari jumlah total

sulfametksazol dalam darah. Metabolisme meningkat pada pasien dengan

kerusakan ginjal dan menurun pada pasien dengan kerusakan hati.

Eliminasi di urin tergantung pada pH, sekitar 80 sampai 100% dari dosis di eksresikan

melalui urin, dimana kira2 60% dalam bentuk turunan asetil, yang sisanya dalam

bentuk obat dan glukoronida. Sulfametksazol juga dioksidasi menjadi

hidroksilaminhe metabolit yang menunjukkan efeksamping dari sulfonamida.

Trimetropin diabsorbsi sempurna dari saluran cerna dan konsentrasi puncak dalam

sirkulasi muncul pada 1 sampai 4 jam setelah pemberian dengan dosis oral,

konsentrasi puncak plasma berkisar 1 microgram/mL dilaporkan pada dosis tunggal

100mg. Sekitar 45% terikat dengan protein plasma. Trimetroprin didistribusi secara

Page 50: GANGGUAN PENCERNAAN

50

DIARE AKUT

luas pada berbagai jaringan dan cairan seperti ginjal, hati, paru-paru dan sekret

bronkial, saliva, aqueous humour, jaringan prostat sekret vagina. Trimetropin

melewati plasenta dan melewati air susu. Waktu paruh sekitar 8 sampai 10 jam pada

dewasa, dan lebih panjang pada kerusakan ginjal dan neonatus.

Trimetropin dieksresikan terutama di ginjal,sekitar 10-20% trimetroprin

dimetbolisme di hati dan dalam jumlah kecil dieksresikan di feses melalui hati, tetapi

kebanyak sekitar 40-605 dari dosis dieksresikan di urin, sebagian besar dalam obat

utuh, selama 24 jam

Interaksi

Trimethoprim dapat meningkatkan konsentrasi serum dan potensiasi efek dri

beberapa obat seperti fenitoin, digoxin dan prokainamida. Efek ini dapat terjadi

karena kompetitif inhibisi dari eksresi renal, penuruanan metabolisme atau

keduanya. Trimetropin dapat mempotensiasi efek warfarin, juga dapat menurunkan

eksresi ginjal dan meningktakan konsentrasi obat dari zidovudine, zalcitabine, and

lamivudine. Trimethoprim dan dapsone saling meningktakna konsentrasi serum, dan

rifampisin dapat menurunkan trimethoprim.

Peningkatan nefrotoksik pada penggunaan dengan siklosporin. Pada pasien dengan

yang juga menerima diuretik, dilaprkan terjadi hiponatremia. Penggunaan

trimetropin dengan depresan sumsum tulan dapat meningktakan myelosuppressi,

sehingga meningkat resiko aemia megaloblastik bila diberikan dengan penghambat

asam folat lain seperti pyrimethamine atau methotrexate. Hiperkalemia juga terjadi

pada pasien yang diberikan trimethoprim (atau co-trimoxazole) bersamaan dengan

ACE inhibitor.

Sulfametoksazol dan sulfonamida dapat diantagonis oleh asam p-aminobenzoic

acid dan turunannya. and its derivatives, terutama sekali kalium aminobenzoate dan

grup prokain dari anastesi lokal. Sulfametoksazol dan sulfonamida lain dapat

mempotensiasi efek dari beberapa obat, seperti antikoagulan oral, methotrexate

Page 51: GANGGUAN PENCERNAAN

51

DIARE AKUT

dan phenytoin. Interaksi dengan obat yang tinggi terikat protein plasma seperti

NSAID. Dosis tinggi sulfonamida dilaporkan dapat menimbulkan efek hipoglikemik,

efek antidiabetik dari sulfonilurea.

ZINKID

Informasi obat (ISO)

Komposisi : Tiap tablet mengandung zinc sulfat 64,9 mg stara dengan zinc

20 mg

Indikasi

Pelengkap untuk pengobatan diare pada anak-anak usia < 5 tahun.

Mencegah atau mengobati dehidrasi dan untuk mencegah kekurangan nutrisi.

Mengurangi lama dan tingkat keparahan dari dehidrasi.

Dosis

- Anak usia 2 - 6 bulan : Satu kali sehari 10 mg ( setengah tablet ) diberikan setiap

hari selama 10 hari berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti).

- Anak usia 6 bulan - 5 tahun : Satu kali sehari 1 tablet diberikan setiap hari selama

10 hari berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti).

- penggunaan Zinkid bersama dengan oralit.

ZINK (martindal 35th)

Indikasi

Zink adalah element esensial dari nutrisi. Merupakan unsur pokok dari sistem enzim

dan terdapat dalam semua jaringan.

Garam zink yang mudah larut digunakan sebagai suplement untuk memperbaiki

defisiensi zink, seperti pada sindrome malabsorpsi, selama pemberian makanan

Page 52: GANGGUAN PENCERNAAN

52

DIARE AKUT

secara parenteral, pada kondisi peningkatan penurunan badan (trauma, luka bakar,

dan kehilangan protein) pada ankrodermatitits enteropatik ( kelainan genetik karna

kekurangan zink). Dan digunakan pada pengobatan pada berbagai kondisi yang

berhubungan dengan defisiensi zink.

Dosis

Pada kasus defisiensi, zink diberikan secara oral dalam bentuk sulfat atau glukonat

dalam dosis sampai 50 mg tiga kali sehari. Bila suplement intravena dibutuhkan

dapat diberikan dalam bentuk zink klorida atau zink sulfat, dosis yang dianjurkan

untuk nutrisi parenteral adalah 6,5 mg elemen zink (100 mikromol) perhari.

Pada diare, WHO menganjurkan suplement zink sekitar 10 samapi 20 mg sehar

selama 14 hari. efikasi dari mengurangi diare dapat menigkta bila zink diberikan

bersama dengan vitamin A.

Efek samping

Efek samping yang sering muncul dari zink sulfat (glukonat dan sulfat) yang diberikan

secara oral adalah nyeri abdominal, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung,

dan gastritis. Hal ini disebabkan pemberian garam zink pada kondisi perut kosong,

dan dapat berkurang dengan pemberian bersama makanan.

Pada overdosis akut garam sulfat bersifat korosif, karena pembentukan zink klorida

oleh asam lambung, pengobatannya meliputi pemberian susu atau basa karbonat

dan arang aktif.

Penggunaan lama dalam dosis tinggi dari suplement zink, secara oral atau

parenteral, dapat menimbulkan defisiensi tembaga yang berhubungan dengan

anemia sideroblastik atau neutropenia, jumlah darah total dan kolesterol serum

harus dimonitor untuk memonitor gejala dini dari defisiensi tembaga.

Page 53: GANGGUAN PENCERNAAN

53

DIARE AKUT

Interaksi

Absorbsi dari zink dapat menurun dengan adanya suplement besi, penisilamin,

sediaan yang mengandung fosfor, dan tetrasiklin. Suplement zink mengurangi

absorbsi dari tembaga, florokuinolon, besi, penisilamin dan tertrasiklin.

Farmakokinetik

Absorbsi dari zink pada saluran cerna tidak sempurna, dan berkurang pada

konstitiuensi diet seperti fitat. Bioavaibilitas diet zink bervariasi tergantung sumber,

berkisar 20-30%. Zink didistribusikan keseluruh tubuh dengan konsentrasi yang

besar ditemukan pada otot, tulang, mata dan pada cairan prostat. Terutama

dieksresikan melalui feses. Dalam jumlah kecil ditemukan dalam urin dan keringat.

Lacto B

Kandungan

Komposisi Per Sachet mengandung : Viable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus

acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), Energi 3,4

Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10

mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.

Indikasi

- Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang menghambat bakteri

merugikan, sehingga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan flora

usus pada diare.

- Lactobacilli menghasilkan enzim β-Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa

menjadi glukosa dan galaktosa.

- Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu

formula yang mengandung laktosa).

Page 54: GANGGUAN PENCERNAAN

54

DIARE AKUT

- Vitamin B dapat membantu keseimbangan flora usus.

Dosis

- Dibawah 1 tahun : 2 sachet per hari.

- Usia 1 sampai 6 tahun : 3 sachet per hari.

- Dapat diberikan langsung (rasa enak) atau dicampur dengan susu, makanan bayi

atau air.

ORALIT

Komposisi

ORALIT 200 masing sachet mengandung: Kalium Klorida 0.3 g . Natrium Klorida

0.7 g Natrium Bicarbonate 0.5 g anhidrat glukosa 4.0 g

ORALIT 1000 Each sachet contains : Kalium Klorida1,5 g Natrium Klorida 3.5 g

Natrium Bicarbonate 2.5 g anhidrat glukosa 20.0 g

Indikasi

Mencegah dan mengobati dehidrasi yang disebabkan diare, disentri dan kolera.

KCl (Martindal 35th)

Indikasi

Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penurunan kalium atau hipokalemia.

Efek samping

Page 55: GANGGUAN PENCERNAAN

55

DIARE AKUT

Dapat terjadi hiperkaliemia, terutama pada pasien gangguan ginjal, gejala meliputi

parastesia, kelemahan oto, paralisis, aritmia jantung, konvusi. Mual muntah, diare

dan kram perut dapat terjadi pada penggunaan oral garam kalium

Perhatian

Harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit jantung. Harus

dimonitor kadar elektrolitnya

Farmakokinetik

Garam kalium di serap secara cepat disaluran cerna. Dieksresikan utama di ginjal,

disekresi di tubulus distal dalam exchange dari natrium atau hidrogen. Kalium juga

dieksresikan di feses dan dalam jumlah kecil dieksresikan di keringat.

NaCL (Martindal 35th)

Indikasi

Natrium klorida digunakan dalam manajemen defisisensi ion natrium dan klorida

dalam kondisi kurang garam (hiponatrimia)

Efek samping

Konsentrasi serum harus ditentukan, dan bila kondisi hipernatrimia muncul, harus

segera ditangani

Perhatian

Garam Natrium harus digunakan secara hati-hti pada pasien hipertensi, gagal

jantung, udem periferal dan pulmonary, gangguan ginjal, pre-eklamsia dan keadaan

lain yang berhubungan dengan retensi Natrium.

Larutan Natrium klorida tidak boleh digunakan untuk menginduksi muntah, karena

berbahaya dan dapat menimbulkan kematian karena hipernatrimia.

Page 56: GANGGUAN PENCERNAAN

56

DIARE AKUT

Farmakokinetik

Natrium diserab secara baik di saluran cerna. Natrium dieksresikan melalui ginjal,

dan dalam jumlah kecil dalam feses dan keringat.

Anhidrat Glukosa (Martindal 35th)

Indikasi

Glukosa diberikan secara oral atau infus intravena pada pengobatan pengurangan

cairan dan karbohidrat. Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pada

dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Juga digunakan pada keadaan hipoglikemia.

Efek samping

Intravena glukosa dapat menimbulkan nyeri lokal, may cause local pain, iritasi vena

thrombophlebitis, nekrosis jaringan dan necrosis. Infus intravena dapat

menimbulkan gangguan elektrolit dan hypokalaemia, hypomagnesaemia, dan

hypophosphataemia. Infus lama dan cepat dalam jumlah besar dari larutan iso-

osmosi dapat menyebabkan udem atau intoxication air; infus jangka panjang dan

cepat dari larutan hiperosmosis dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan

hiperglikemia.

Penggunaan hiperosmosis larutan glukosa dikontraindikasikan pada pasien dengan

anuria, intrakranial atau intraspinal hemoragi, harus digunakan secara perhatian

pada pasien dengan diabetes mellitus, infus cepat dapat menimbulkan

hiperglikemia,

Farmakokinetik

Glukosa dimetabolisme melalui piruvat dan asam laktat atau karbon dioksida dan air

dengan melepaskan energi.

Page 57: GANGGUAN PENCERNAAN

57

DIARE AKUT

IVFD 2A

Komposisi : Dekstrosa 2,5%, NaCl 0,45%

Indikasi : Mencegah dan mengobati dehidrasi dan kehilangan elektrolit

DEKSTROSA 2,5% (Martindal 35th)

Indikasi

Glukosa diberikan secara oral atau infus intravena pada pengobatan pengurangan

cairan dan karbohidrat. Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pada

dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Juga digunakan pada keadaan hipoglikemia.

Efek samping

Intravena glukosa dapat menimbulkan nyeri lokal, may cause local pain, iritasi vena

thrombophlebitis, nekrosis jaringan dan necrosis. Infus intravena dapat

menimbulkan gangguan elektrolit dan hypokalaemia, hypomagnesaemia, dan

hypophosphataemia. Infus lama dan cepat dalam jumlah besar dari larutan iso-

osmosi dapat menyebabkan udem atau intoxication air; infus jangka panjang dan

cepat dari larutan hiperosmosis dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan

hiperglikemia.

Penggunaan hiperosmosis larutan glukosa dikontraindikasikan pada pasien dengan

anuria, intrakranial atau intraspinal hemoragi, harus digunakan secara perhatian

pada pasien dengan diabetes mellitus, infus cepat dapat menimbulkan

hiperglikemia,

Farmakokinetik

Glukosa dimetabolisme melalui piruvat dan asam laktat atau karbon dioksida dan air

dengan melepaskan energi.

Page 58: GANGGUAN PENCERNAAN

58

DIARE AKUT

NaCL 0,45% (Martindal 35th)

Indikasi

Natrium klorida digunakan dalam manajemen defisisensi ion natrium dan klorida

dalam kondisi kurang garam (hiponatrimia)

Efek samping

Konsentrasi serum harus ditentukan, dan bila kondisi hipernatrimia muncul, harus

segera ditangani

Perhatian

Garam Natrium harus digunakan secara hati-hti pada pasien hipertensi, gagal

jantung, udem periferal dan pulmonary, gangguan ginjal, pre-eklamsia dan keadaan

lain yang berhubungan dengan retensi Natrium.

Larutan Natrium klorida tidak boleh digunakan untuk menginduksi muntah, karena

berbahaya dan dapat menimbulkan kematian karena hipernatrimia.

Farmakokinetik

Natrium dieksresikan melalui ginjal, dan dalam jumlah kecil dalam feses dan

keringat.

DAFTAR PUSTAKA