10
OOGENESIS Sel benih primordial wanita adalah turunan langsung dari sel primordial. Begitu sel –sel primordial ini tiba di kelenjar kelamin yang secara genetik wanita, maka mereka berdiferensiasi menjadi oogonia. Sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis, dan pada akhir bulan ketiga, mereka tersusun dalam kelompok-kelompok yang dikelilingi epitel selapis gepeng. Epitel gepeng, yang dikenal sebagai sel folikel, berasal dari epitel permukaan yang membungkus ovarium. Sebagian besar oogonia membelah terus dengan mitosis, tetapi beberapa diantaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer yang lebih besar. Segera setelah terbentuk, sel-sel ini melipatgandakan DNA-nya dan memasuki tahan profase pembelahan meiosis tahap pertama. Dalam bulan bulan berikutnya, jumlah oogonia meningkat dengan cepat, dan menjelang bulan kelima perkembangan, jumlah keseluruhan sel benih di dalam ovarium mencapai puncaknya. Pada saat ini, dimulai adanya kematian sel, banyak oogonia dan oosit primer menjadi atretik. Menjelang bulan ketujuh, sebagian besar oogonia berdegenerasi, kecuali yang letaknya dekat dengan permukaan. Semua oosit primer yang masih bertahan hidup sudah memasuki tahap pembelahan meiosis pertama, dan dikelilingi oleh selapis sel epitel gepeng. Sebuah oosit primer bersama dengan sel epitel gepeng yang mengelilinginya dikenal sebagai folikel primordial. Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase pembelahan meiosis pertama, tetapi tidak memasuki tahap metaphase melainkan beralih ke tahap diploten. Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas,rupanya hal ini disebabkan oleh penghambat pematangan oosit (PPO), suatu zat yang dikeluarkan oleh sel folikuler. Memasuki pubertas, 5-15 folikel primordial mulai mencapai kematangan pada setiap daur ovarium. Oosit primer (tetap pada tahap diploten) mulai membesar, sementara sel folikuler yang mengelilinginya berubah bentuk, dari sel epitel gepeng menjadi kuboid dan berpoliferasi membentuk sel epitel bertingkat sel granulosa. Folikel ini sekarang disebut folikel primer.

gametogenesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

embriologi

Citation preview

Page 1: gametogenesis

OOGENESIS

Sel benih primordial wanita adalah turunan langsung dari sel primordial. Begitu sel –sel primordial ini tiba di kelenjar kelamin yang secara genetik wanita, maka mereka berdiferensiasi menjadi oogonia. Sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis, dan pada akhir bulan ketiga, mereka tersusun dalam kelompok-kelompok yang dikelilingi epitel selapis gepeng. Epitel gepeng, yang dikenal sebagai sel folikel, berasal dari epitel permukaan yang membungkus ovarium.

Sebagian besar oogonia membelah terus dengan mitosis, tetapi beberapa diantaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer yang lebih besar. Segera setelah terbentuk, sel-sel ini melipatgandakan DNA-nya dan memasuki tahan profase pembelahan meiosis tahap pertama. Dalam bulan bulan berikutnya, jumlah oogonia meningkat dengan cepat, dan menjelang bulan kelima perkembangan, jumlah keseluruhan sel benih di dalam ovarium mencapai puncaknya. Pada saat ini, dimulai adanya kematian sel, banyak oogonia dan oosit primer menjadi atretik. Menjelang bulan ketujuh, sebagian besar oogonia berdegenerasi, kecuali yang letaknya dekat dengan permukaan. Semua oosit primer yang masih bertahan hidup sudah memasuki tahap pembelahan meiosis pertama, dan dikelilingi oleh selapis sel epitel gepeng. Sebuah oosit primer bersama dengan sel epitel gepeng yang mengelilinginya dikenal sebagai folikel primordial.

Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase pembelahan meiosis pertama, tetapi tidak memasuki tahap metaphase melainkan beralih ke tahap diploten. Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas,rupanya hal ini disebabkan oleh penghambat pematangan oosit (PPO), suatu zat yang dikeluarkan oleh sel folikuler.

Memasuki pubertas, 5-15 folikel primordial mulai mencapai kematangan pada setiap daur ovarium. Oosit primer (tetap pada tahap diploten) mulai membesar, sementara sel folikuler yang mengelilinginya berubah bentuk, dari sel epitel gepeng menjadi kuboid dan berpoliferasi membentuk sel epitel bertingkat sel granulosa. Folikel ini sekarang disebut folikel primer.

Selama beberapa hari pertama setiap siklus seksual bulanan wanita, konsentrasi FSH dan LH yang disekresikan dari kelenjar hipofisis anterior meningkat dan sedikit menjadi sedang , dengan peningkatan FSH yang sedikit lebih besar dan lebih awal beberapa hari dari LH. Hormon-hormon ini, khususnya FSH, dapat mempercepat pertumbuhan 6-12 folikel primer setiap bulan. EFek awalnya adalah poliferasi sel-sel granulosa yang berlangsung cepat, menyebabkan banyak lapisan pada sel-sel tersebut. Selain itu, sel-sel berbentuk kumparan yang dihasilkan dari interstisium ovarium berkumpul dalam beberapa lapisan diluar sel granulosa, membentuk massa sel kedua yang disebut teka. Teka terbagi menjadi dua lapisan. Di dalam teka interna, sel-selnya mempunyai karakterisktik epithelium yang mirip dengan sel-sel granulosa dan membentuk kemampuan unutk mnyekresikan hormon steroid seks tambahan (estrogen dan prodesteron). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul jaringan ikat yang sangat vasikular. Kapsul ini akan menjadi kapsul dari folikel yang sedang tumbuh.

Page 2: gametogenesis

Sesudah tahap awal pembentukan poliferasi, massa sel granulosa menyekresikan cairan folikular yang mengandung estrogen dalam konsentrasi tinggi. Penggumpalan cairan ini menyebabkan munculnya antrum di dalam masa sel granulosa . folikel ini disebut folikel sekunder atau folikel antral.

Pertumbuhan awal folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH sendiri. Kemudian peningkatan pertumbuhan secara besar-besaran terjadi, menuju kea rah pembentukan folikel yang lebih besar lagi yang disebut folikel vesicular, foliker tersier, atau folikel de graaf. (2)

Bersamaan dengan setiap daur ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang, tetapi biasanya hanya satu saja yang kematangan penuh, yang lain berdegenerasi dan menjadi atretik. Segera setelah folikel tersebut matang, oosit perimer melanjutnya pembelahan meiosis pertamanya, dan menghasilkan dua sel anak yang tidak sama besarnya, namun masing-masing membawa 23 kromosom ganda. Satu sel, oosit sekunder menerima seluruh sitoplasma, yang lain badan kutub pertama, tidak memperoleh sitoplasma. Pembelahan meiosis pertama berlangsung sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Setelah pematangan pertama selesai dan sebelum inti oosit sekunder kembali dalam stadium istirahatnya, sel memasuki pembelahan pematangan kedua tanpa replikasi DNA. Pada saat oosit sekunder memperlihatkan pembentukan kumparan dengan kromosom berjajar lurus pada sediaan metafase, terjadilah ovulasi dan oosit dilontarkan dari ovarium. Pematangan pembelahan kedua hanya akan diselesaikan apabila oosit dibuahi, jika tidak, sel akan berdegenerasi.

SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis mencakup semua peristiwa yang berlangsung pada saat spermatogonia berubah menjadi spermatozoa. Pada pria, diferensiasi sel benih primordial mulai pada saat masa pubertas, tetapi pada wanita, proses ini mulai in utero pada bulan ketiga perkembangannya. Pada saat lahir, sel benih pada laki-laki dapat dikenali di dalam tali benih testis sebagai sel yang besar, pucat, dikelilingi sel penunjang. Sel penunjang ini berasal dari epitel permukaan kelenjar testis seperti halnya sel folikuler dan menjadi sel sustentakuler atau sel sertoli.

Sesaat sebelum masa pubertas, tali benih menjadi berongga dan menjadi tubuli semeniferi. Kira-kira pada saat yang sama, sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia yang terdiri dari dua jenis, spermatogonia jenis A, yang membelah secara mitosis untuk terus-menerus menyediakan sel induk, dan spermatogonia jenis B, yang berkembang menjadi spermatosit primer. Beberapa sel jenis A meninggalkan populasi sel induk dan berkembang menjadi spermatogonia berikutnya, yang lebih terdiferensiasi daripada generasi sebelumnya. Setelah pembelahan terakhir sel jenis A selesai, spermatogonia jenis B terbentuk, kalau sel-sel ini mengalami mitosis terbentuklah spermatosit primer. Spermatosit primer kemudian memasuki masa profase yang panjang, diikuti dengan selesainya meiosis I dengan cepat dan pembentukan spermatosit sekunder.

Sel-sel ini segera mulai membentuk spermatid pada pembelahan meiosis kedua, yang mengandung jumlah 23 haploid kromosom. Sepanjang rangkaian peristiwa ini, dari saat sek jenis A meninggalkan populasi sel induk sampai ke pembentukan spermatid, sitokinesis tidak selesai sehingga generasi-

Page 3: gametogenesis

generasi sel berikutnya saling dihubungkan oleh jembatan-jembatan sitoplasma. Dengan demikian progeni dari satu spermatogenesis jenis A membentuk sebuah kelompok sel benih yang tetap saling menyatu di sepanjang diferensiasi. Selanjutnya, spermatogonia dan spermatid tetap tertanam di lekukan-lekukan sel-sel sertoli yang dalam sepanjang pembentukan mereka. Dengan cara ini, sel sertoli memberikan sokongan dan perlindungan bagi sel-sel benih tersebut, ikut menunjang nutrisi mereka, dan membantu dalam pelepasan spermatozoa matang.

Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid menjadi spermatozoa dikenal sebagai spermiogenesis. Perubahan yang terjadi adalah :

1. Pembentukan akrosom

2. Kondesasi inti

3. Pembentukan leher, bagian tengah, dan ekor

4. Meluruhkan sebagian besar sitoplasma

Pada manusia, waktu yang diperlukan untuk spermatogonium untuk berkembang menjadi spermatozoon matang adalah sekitar 64 hari.

Setelah terbentuk sempurna, spermatozoa memasuki lumen tubuli semeniferi. Spermatozoa didorong kea rah epididimis oleh bagian dinding tubuli seminiferi yang berkontraksi. Walaupun pada mulainya gerakan lambat, spermatozoa mendapatkan kemampuan gerak penuhnya di dalam epididimis. (1)

OVULASI

Pada hari-hari terakhir menjelang ovulasi, folikel de graaf dengan cepat bertambah besar di bawah pengaruh FSH dan LH, dan membesar hingga mencapai garis tengah. Bertepatan dengan perkembangan terakhir folikel de Graaf tersebut, oosit primer, yang hingga saat ini masih dalam tahap diploten, melanjutkan dan menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya. Sementara itu, permukaan ovarium mulai menonjol setempat, dan pada apeksnya tampak suatu titik avaskuler,stigma. Sebagai akibat kelemahan setempat dan degenarasi permukaan ovarium, meningkatkan tekanan intrafolikuler, dan kontraksi otot di dinding ovarium, oosit didorong keluar. Dengan demikian, oosit, bersama dengan sel granulosa di sekelilingnya dari daerah kumulus ooforus, terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa sel kumulus ooforus kemudian menyusun diri di sekeliling zona pelusida dan membentuk korona radiata. Pada saat oosit bersama dengan sel kumulus ooforusnya dikeluarkan dari ovarium (ovulasi) pembelahan meiosis pertama selesai, dan oosit sekunder mulai dengan pembelahan meiosis kedua. (1)

Page 4: gametogenesis

KORPUS LUTEUM

Setelah ovulasi, sel granulosa yang tertinggal di dinding folikel yang sedah pecah, bersama dengan sel-sel dari teka interna, mendapatkan pendarahan (vaskularisasi) dengan pembuluh-pembuluh darah di sekitarnya dan menjadi bentuk polyhedral. Di bawah pengaruh LH, sel-sel ini menghasilkan suatu pigmen berwarna kekuningan dan berubah menjadi sel luteal, yang membentuk korpus luteum dan menghasilkan progesteron. Hormon ini, bersama-sama hormon estrogen, menyebabkan mukosa uteri memasuki tahap progestasi atau tahap sekretorik, sebagai persiapan implantasi mudigah.

PERJALANAN OOSIT

Saat menjelang ovulasi, fimbriae selauran telur (tuba fallopii) mulai menutup permukaan ovarium, dan saluran telurnya sendiri mulai berkontraksi secara ritmik. Diyakini bahwa oosit yang dikelilingi oleh beberapa sel granulosa dibawa masuk ke dalam saluran telur oleh gerakan usapan fimbriae saluran telur dan oleh pergerakan bulu-bulu getar pada lapisan epitel. Begitu berada di dalam saluran telur, sel-sel kumulus kehilangan hubungan dengan oosit dengan menarik tonjol-tonjol sitoplasmanya dari zona pelusida.

Begitu oosit berada dalam saluran telur rahim, ia didorong kea rah rongga rahim oleh kontraksi dinding otot. Kecepatan pengangkutan ini sedikit dipengaruhi oleh status endokrin pada saat dan setelah ovulasi, tetapu pada manusia oosit yang sudah dibuahi mencapai rongga rahim dalam waktu kira-kira 3-4 hari.

ANATOMI PRIA

Testis terdiri atas 900 lilitan tubulus seminiferus, yang masing-masing mempunyai panjang rata-rata lebih dari 1/2 meter, dan merupakan tempat pembentukan sperma. Sperma kemudian dialirkan ke dalam epididimis, suatu tubulus lain yang juga berbentuk lilitan dengan panjang sekitar 6 meter. Epididimis bermuara ke dalam vas deferens memasuki korpus kelenjar prostat.

Dua vesikula seminalis, yang masing-masing terletak di sebelah prostat, bermuara ke dalam ujung ampula prostat, dan isi dari ampulan dan vesikula seminaslis masuk ke dalam duktus ejakulatorius terus melalui korpus kelenjar prostat dan kemudian masuk ke dalam uretra pars interna. Duktus praostatikus juga bermuara dari kelenjar prostat ke dalam duktus ejakulatorius dan dari tempat ini, bermuara ke dalam uretra pars prostatika.

Akhirnya, uretra merupakan suatu rantai penghubung terakhir dari testis ke dunia luar. Uretra disuplai dengan mucus yang berasal dari sejumlah besar kelenjar uretra kecil yang terletak di sepanjang dan bahkan lebih jauh lagi dari kelenjar boulboretralis (kelenjar Cowper) bilateral yang terletak di dekat asal uretra.

Page 5: gametogenesis

ANATOMI WANITA

Reproduksi di mulai dengan perkembangan ova di dalam ovarium. Pada pertengahan setiap siklus seksual bulanan, satu ovum dikeluarkan dari folikel ovarium masuk ke dalam rongga abdomen di dekat dua tuba fallopii menuju uterus, jika ovum tersebut sudah dibuahi oleh sprema, akan tertanam di dalam uterus, tempat ovum tersebut akan berkembang menajdi fetus, plasenta, dan membran fetus.

Selama masa kehidupan fetus, permukaan luar ovarium ditutupi oleh epitel germinativum, yang secara embriologis berasal dari epitel Krista germinativum. Ketika janin wanita berkembang, ova primordial akan berdiferensiasi dari epitel germinativum dan bermigrasi ke dalam substansi korteks ovarium. Masing-masing ovum kemudian berkumpul pada satu lapis sel berbentuk kumparan dari stroma ovarium dan menyebabkan ovum memiliki epitel yang khusus, epitel khusus tersebut kemudian dinamakan sel greanulosa. Ovum itu sendiri dikeillingi oleh satu lapis sel-sel granulosa yang disebut folikel primordial. Pada tahap ini, ovum sendiri masih belum matang, membutuhkan dua pembagian sel lagi sebelum dapat dibuahi oleh sperma. Pada saat ini, ovum tersebut disebut sebagi oosit primer.

Selama seluruh tahun-tahun reproduksi dalam kehidupan manusia dewasa, antara usia 13-46 tahun, 400-500 folikel primordial cukup berkembang untuk mengeluarkan ova, satu buah setiap bulan, sisanya mengalami degenerasi (menjadi atretik). Pada akhir kemampuan reproduksi (saat menopause), hanya tersisa sedikit folikel primordial di dalam ovarium, dan bahkan ovarium ini kemudian akan segera berdegenerasi sesudahnya.

HORMON-HORMON PRIA

1. Testosterone

Disekresikan oleh sel-sel Leydis yang terletak di interstisium testis, penting bagi pertumbuhan dan pemebalahan sel-sel germinal testis yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.

2. Luteinizing hormone

Disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresikan testosterone.

3. Hormon perangsang folikel (FSH)

Disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel-sel sertoli, tanpa rangsangan ini, mengubah spermatid menjadi sperma (spermatogenesis) tidak akan terjadi.

4. Estrogen

Dibentuk dari testosterone oleh sel-sel sertoli ketika sel sertoli dirangsang oleh hormon perangsang folikel, mugkin juga penting untuk spermiogenesis.

5. Hormon pertumbuhan

Page 6: gametogenesis

Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis.

HORMON –HORMON WANITA

1. Human Chorionic Gonadotropin (HcG)

Mencegah involusi korpus luteum pada akhir siklus seksual bulanan wanita. Hormon ini meyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormon-hormon kelamin, yaitu progesterone dan estrogen. Selain itu hormon ini juga menimbulkan efek perangsangan sel-sel interstitial testis fetus pria, sehingga mengakibatkan pembentukan testosterone pada fetus pria sampai waktu lahir.

2. Estrogen

Hormon ini menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, dan pembesaran genitalia eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasikan ligamentum pelvis, sehingga persendian sakroiliaka menjadi relative lentur dan simfisis pubis menjadi elastic. Perubahan ini akan mempermudah pasase fetus melalui jalan lahir.

3. Progesterone

Progesterone menyebabkan sel-sel desidua tambah di endometrium uterus, dan sel-sel ini memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal. Progesterone menurunkan kontraktilitas uterus ravid, jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan. Progesterone juga membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum implantasi, karena progesterone secara khusus meningkatkan sekresi tuba Fallopii dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan balstokista. Selain itu, progesterone juga mempengaruhi pembelahan sel pada awal perkembangan embrio. Progeseron juga membantu mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.

4. Human chorionic Somatomammotropin

Hormon ini men yebabkan perkembangan sebagian payudara hewan dan pada beberapa keaaan menyebabkan laktasi. Karena ini merupakan fungsi hormon pertama yang ditemukan, maka hormon ini pertama kali dinamakan human placental lactogen dan diyakini mempunyai fungsi yang sama dengan prolaktin. Hormon ini mempunyai kerja yang lemah yang serupa denganhormon pertumbuhan, yang menyebabkan formasi protein dengan cara yang sama dengan hormon pertumbuhan. Selain itu hormon ini juga menyebabkan pnurunan senstivitas insulin dan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat glukosa yang tersedia untyk fetus lebih besar.

5. Sekresi hipofisis

Page 7: gametogenesis

Hormon ini hamper seluruhnya ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progesterone dari plasenta.

6. Sekresi kortikosteroid

Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal mengalami peningkatan sedang selama kehamilan. Glukokortikoid membantu mobilisasi asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga ibu asam-asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.

7. Sekresi kelenjar tiroid

Peningkatan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik human chorionic gonadoropin yang disekresi oleh plasenta dan juga sejumlah kecil hormon perang tiroid khusus, human chorionic tytrotopin, yang disekresikan oleh plasenta.

8. Sekresi kelenjar paratiroid

Hormon ini khususnya berlaku pada ibu mengalami defisiensi kalsium pada makanannya. Pembesaran ini menyebabkan absorbs kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ekstrasel ibu, bahkan ketika janin mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri.

9. Sekresi relaksin oleh ovarium dan plasenta

Disekresikan oleh korpus luteum ovarium dan juga oleh plasenta. Hormon ini akan menyebabkan relaksasi ligamentum-ligamentum simfisis pubis pada marmot dan tikus yang sedag birahi. Selain itu hormon ini juda dapat melunakkan serviks wanita hamil apda saat persalinan.