Upload
andi-rahbi-fadly
View
43
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gambaran Umum Debit Rencana
Citation preview
DEBIT RENCANA
Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase
untuk mencegah terjadinya genangan. Untuk drainanse perkotaan dan jalan raya, sebagai
debit rencana ditetapkan debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun, yang mempunyai
makna kemungkinan banjir maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun
atau 2 kali dalam 10 tahun atau 20 kali dalam 100 tahun. Penetapan debit banjir masimum
periode ulang 5 tahun ini berdasarkan pertimbangan:
a. Resiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif kecil dibandingan dengan
banjir yang ditimbulkan meluapnya sebuah sungai.
b. Luas lahan di perkotaan relatif terbatas apabila ingin direncanakan saluran yang
melayani debit banjir maksimum periode ulang lebih besar dari 5 tahun.
c. Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu sehingga
mengakibatkan perubahan pada saluran drainase.
Perencanaan debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya dihadapi dengan
persoalan tidak tersedianya data aliran. Umumnya untuk enentukan debit aliran akibat air
hujan diperoleh dari hubungan rasional, antara air hujan dengan limpasannya. Untuk debit air
limbah rumah tangga diestimasikan 25 L/orang/hari, yang meningkat secara liniear dengan
jumlah penduduk.
5.1 Langkah Perencanaan Perhitungan Debit Rencana
Untuk dapat memahami penentuan debit rencana diberikan contoh dengan angka-
angka. Pada perencanaan sebuah drainase perkotaan dimisalkan satu daerah aliran memiliki
luas 0,2 km2 dengan tipe kawasan yang terdapat didalamnya sebagai berikut:
a. Kawasan pemukiman 0,04 km2 ; dengan nilai koefisisen pengaliran 0,60
b. Kawasan perdagangan 0,08 km2 ; dengan nilai koefisisen pengaliran 0,80
c. Kawasan daerah tak terbangun 0,06 km2 ; dengan nilai koefisien pengaliran 0,20
d. Kawasan jalan aspal 0,01 km2 ; dengan koefisien pengaliran 0,90
e. Kawasan jalan tanah 0,01 km2 ; dengan koefisien pengaliran 0,70
A
400m
B
C 500 m
Daerah aliran seperti diperlihatkan pada gambar diatas, air hujan yang terjauh dari
titik A mengalir ke ujung saluran dititik B, kemudian bersama-sama aliran lainnya mengalir
ke dalam saluran B-C menuju titik pengamatan di C. Data lainnya adalah kemiringan tanah
searah A-B 0,0006 dan jaraknya 200m; panjang saluran B-C adalah 600m dan kecepatan air
didalam saluran 0,5 m/detik direncanakan kemiringan saluran 0,0004.
Data curah hujan harian maksimum tahunan selama 10 tahun (1978-1987) seperti
diperlihatkan pada tabel dibawah ini:
No Tahun R24-maks (mm) (Ri-Rrerata)2
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
115
87
70
55
57
85
136
53
197
141
237,16
158,76
876,16
1989,16
1814,76
213,16
1324,96
2171,56
9486,76
1713,96
Jumlah 996 19986,4
Langkah pertama adalah menetapkan nilai koefisien aliran pada daerah aliran tersebut
sebagai berikut :
- Kawasan pemukiman = 0,04/0,2 x 0,6 =0,12
- Kawasan perdagangan = 0,08/0,2x 0,8 = 0,32
- Kawasan daerah tak terbangun =0,06/0,2x (0,2+0,35)/2 =0,085
- Jalan aspal = 0,01/0,2 x 0,9 =0,045
A
400m
B
C 500 m
- Jalan tanah = 0,01/0,2 x0,70 = 0,035
Nilai koefisien aliran (C) daerah aliran =0,605
Langkah berikutnya menghitung kosentrasi dan koefisien tapungan pada daerah aliran
sebagai berikut :
Waktu Konsentrasi daerah aliran di titik C:
Inlet Time :
To = 0,0195 (Lo
√So¿0,77
To = 0,0195 (400
√0,0006¿0,77
To = 34,200 menit = 0,570 jam
Conduit Time :
Td = 1
3600L1V
Td = 1
36005000,5
= 0,278 jam
Waktu Konsentrasi :
Tc = To+Td
Tc = ),570 + 0,278 = 0,848 jam
Koefisien tampungan daerah aliran :
Cs = 2Tc
2Tc+Td
Cs = 2 X 0,848
2 X0,848+0,278 = 0,859
Berdasarkan data curah hujan pada tabel diatas dapat dilakukan perhitungan hujan rencana
sebagai berikut :
Diasumsikan debit banjir periode ulang 5 tahun di hasilkan oleh hujan rencana periode ulang
5 tahun :
Hujan rencana periode 5 tahun
¿∑i=1
n
Ri
n=996
10R
−¿=99,6mm¿
Sd=√∑i=1
n
¿¿¿¿K=−√6π
¿
Hujan rencana :
R5= +K . Sd=99,6+0,720.47,124=133,530mmR−¿¿
Bnjir rencana periode 5 tahun
Dari perhitungan diatas diperoleh C=0,605;Cs=0,859;Tc=0,848 jam dan luas daerah
A = 0,2 Km2, maka :
I=R24
24¿
Q=0,278.C .Cs . I . A=0,278.0,605.0,859 .51,728 .0,2
= 1,495 m3/det
Jadi Debit rencana periode ulang 5 tahun untuk drainase perkotaan tersebut sebesar 1,495
m3/det.
Perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah ditetapkan, baik debit rencana
(periode ulang) dan cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan lain-lain.
Tabel berikut menyajika standar desain saluran drainase berdasar “Pedoman Drainase
Perkotaan dan Standar desain teknis.
Luas DAS (ha)Periode Ulang
(Tahun)
Metode
Perhitungan Debit
Banjir
<10 2 Rasional
10 – 100 2 – 5 Rasional
101 – 500 5 – 20 Rasional
>500 10 - 25 Hidrograf Satuan
Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di dareah perkotaan dapat dilakukan dengan
menggunakan tumus rasional, atau hidrograf satuan, seperti pada tabel diatas.
Berikut penjelasa metode perhitungan rasional dan hidrograf satuan.
1. Metode Rasional
tc
D = tc
Intensitas Hujan (I)
Waktu
Aliran akibat hujan dengan durasi, D < tcAliran akibat hujan dengan durasi D = tcAliran akibat hujan dengan durasi D.> tc
Laju
aliran dan
inten
sitas hu
jan
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai
adalah metode rasional USSCS (1973). Metode ini sangat simpel dan mudah dalam
penggunaannya, namun sangat terbatas untuk DAS dengan ukuran kecil, yaitu kurang dari
300 Ha.
Persamaan matematik rasional dinyatakan dalam
Qp = 0,002778 CIA .............................I
Dimana:
Q = Laju aliran permukaan (Debit) puncak m3/detik
C = Konsentrasi aliran permukaan (0≤C≥1)
I = Intensitas hujan mm/jam
A = Luas DAS
Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan mempunyai intensitas
seragam dan merata di seluruh DAS dengan waktu konsentrasi (tc) DAS. Jika asumsi ini
terpenuhi, maka hujan dan aliran permukaan DAS dapat digambarkan seperti pada grafik
berikut.
Koefisien aliran permukaan [C].
Gambar 1. Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda
Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah puncak aliran permukaan terhadap intensitas
hujan. Faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan dahasil perhitungan debit
banjir. Pemilihan harga C yang tepat menentukan hasil perhitungan debit yang luas. Faktor
utama yang mempengaruhi C adalah laju infiltrasi tanah atau prersentase lahan kedap air,
kemiringan lahan, tanaman penutup tanah, dan intensitas hujan. Permukaan kedap air, seperti
perkerasan aspal dan atap bangunan.
Koefisien limpasan tergantung pada sifat dan kondisi tanah. Laju infiltrasi menurun
pada hujan yang terus menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air sebelumnya.
Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah, derajad kepadatan tanah, porositas
tanah, dan simpanan depresi. Harga C untuk berbagai tipe tanah dan lahan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Koefisien limpasan untuk metode Rasional
Diskripsi lahan/karakter
permukaan
Koefisien aliran,
C
Business
Perkotaan
Pinggiran
Perumahan
Rumah Tunggal
Multiunit, terpisah
Multiunit, tergabung
Perkampungan
Apartemen
Industri
Ringan
Berat
Perkerasan
Aspal dan Beton
Batu bata, Paving
0,70 – 0,95
0,50 – 0,70
0,30 – 0,50
0,40 – 0,60
0,60 – 0,75
0,25 – 0,40
0,50 – 0,70
0,50 – 0,80
0,60 – 0,90
0,70 – 0,95
0,50 – 0,70
Atap
Halaman, Tanah berpasir
Datar 2%
Rata-rata 2-7%
Curam, 7%
Halaman, Tanah berat
Datar 2%
Rata-rata 2-7%
Curam, 7%
Halaman Kereta Api
Taman tempat bermain
Taman, Pekuburan
Hutan
Datar 0-5%
Bergelombang 5-10%
Berbukit, 10-30%
0,75 – 0,95
0,05 – 0,10
0,10 – 0,15
0,15 – 0,20
0,13 – 0,17
0,18 – 0,22
0,25 – 0,35
0,10 – 0,35
0,20 – 0,35
0,10 – 0,25
0,10 – 0,40
0,25 – 0,50
0,30 – 0,60
Sumber : McGuen, 1989
Tabel 2. Koefisien aliran untuk metode Rasional
Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv
Topografi, Ct Tanah, Cs Vegetasi, Cv
Datar (<1%) 0,03
Bergelombang (1-100%) 0,08
Perbukitan (10-20%) 0,16
Pengunungan (>20) 0,26
Pasir dan gravel 0,04
Lempung berpasir 0,08
Lempung dan lanau 0,16
Lapisan batu 0,26
Hutan 0,04
Pertanian 0,11
Padang rumput 0,21
Tanpa tanaman 0,28
Sumber : Hassing, 1995
Kedua tabel diatas menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam,
dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas. Jika DAS terdiri dari
berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan yang berbeda, maka C
yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
CDAS=∑i=1
n
C i A i
∑i=1
n
A i
......................II
Dimana :
Ai = Luas lahan dengan jenis penutup tanah i,
Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah
n = jumlah jenis penutup tanah
Penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak homogen
adalah dengan mensubtitusikan persamaan II dengan persamaan I. Sehingga diperoleh
persamaan berikut.
Qp = 0,002778 I ∑i=1
n
C i A i .....................III
A. Waktu Konsentrasi (tc)Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh
untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat keluar DAS (Titik Kontrol) setelah tanah
menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi.
Salah satu untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus yang dikembangkan oleh
Kirpich (1940), yang dapat ditulis sebagai berikut.
t c=( 0,87 x L2
1000 x S ) ❑❑0,385 ........................................ IV
Dimana :
Tc = waktu konsentrasi
L = Panjang saluran utama dari hulu sampai penguras dalam Km
S = Kemiringan rata-rata saluran utama dalam m/m
Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakan menjadi dua komponen, yaitu:
1. Waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran
terdekat (t0), dan
2. Waktu perjalanan dari pertama masuk sampai titik keluaran (td)
Sehingga tc = t0 + td
Dimana:
t 0=[23x 3,28 xLx
n
√S ]menitDan
t d=Ls
60Vmenit
Dimana :
n = Angka kekasaran Manning
S = Kemiringan lahan
L = Panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = Panjang lintasan aliran di dalam salura/sungai (m)
V = Kecepatan aliran di dalam (m/detik)
B. Intensitas Hujan (I)Intensitas hujan untuk tc tertentu dapat dihitung dengan rumus Mononobe atau dari
lengkung Intensitas Durasi-Frekuensi Hujan.
C. DAS dengan beberapa Sub-DASMetode Rasional juga dapat dipergunakan untuk DAS yang tidak seragam (homogen),
dimana DAS dapat berbagi menjadi beberapa Sub-DAS yang seragam, atau pada DAS
dengan sistem saluran yang bercabang-cabang. Metode Rasional digunakan untuk
menghitung debit masing-masing Sub-DAS.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan dua atura berikut :
1) Metode Rasional dipergunakan untuk menghitung debit puncak pada tiap-tiap daerah
masukan (inlet area) pada ujung hulu Sub-DAS.
2) Pada lokasi dimana drainase berasal dari dua atau lebih daerah masukan, maka waktu
konsentrasi terpanjang yang dipakai utnuk intensitas hujan rencana, koefisien dipakai
CDAS, dan total area drainase di daerah masukan.
2. Metode Hidrograf
Hidrograf dapat didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu unsur aliran
terhadap waktu. Berdasarkan definisi tersebut dikenal ada 2 macam hidrograf, yaitu hidrograf
muka air dan hidrograf debit. Hidrograf muka air tidak lain adalah data atau garafik hasil
rekaman AWLR (Automatic Water Level Recorder). Sedangkan hidrograf debit, yang dalam
pengertian sehari hari disebut hidrograf, diperoleh dari hidrograf muka air dan lengkung
debit. Hidrograf tersusun atas dua komponen, yaitu aliran permukaan, yang berasal dari aliran
langsung air hujan, dan aliran dasar (base flow). Aliran dasar berasal dari air tanah yang pada
umumnya tidak memberikan respon yang cepat terhadap hujan.
Hidrograf aliran langsung dapat diperoleh dengan memisahkan hidrograf dari aliran
dasarnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya adalah metode garais lurus
(straight line method), metode panjang dasar tetap (fixed base method), dan metode
kemiringan berbeda (variable slope method). Metode garis lurus merupakan metode yang
paling sederhana. Garis lurus ditarik dari titik terendah sisi resesi hidrograf sebelum (A),
sampai di titik resesi hidrograf yang ditinjau (B). titik 3 didapat dari penggambaran sisi resesi
tersebut dalam kertas bersekala semi logaritmis. Titik B merupakan titik penyimpangan
terendah garis tersebut terhadap garis lurus yang dianggap mewakili saat terjadinya aliran
dasar (gambar 2.19a).
Metode panjang dasar tetap hamper sama dengan metode sebelumnya. Dalam metode ini
diperhatikan adanya perbedaan kecepatan respon antara air permukaan dan air bawah
permukaan. Oleh sebaba itu pada saat air permukaan naik, aliran dasar turun terus sampai
dianggap mencapai titik terendah dibawah titik puncak aliran permukaan (Gambar 2.19b).
selanjutnya titik B diperoleh dari persamaan ( Linsley. 1988):
T = A0.2
Dimana
T = waktu dalam hari,
A = luas DAS dalam mil persegi.
Gambar 2. Berbagai metode pemisahan aliran langsung
Metode kemiringan berbeda dianggap sebagai metode yang paling teliti di antara
ketiga metode. Metode ini merupakan penggabungan dari kedua metode terdahulu. Kesulitan
yang dihadapi pada metode ini adalah dalam menentukan aliran dasar antara titik A dan C
(Gambar 2.19c). Tidak ada pedoman khusus yang digunakan untuk menentukan metode
mana yang harus dipakai karena dipandang dari sudut ketelitian yang diperoleh dibandingkan
dibandingkan dabit puncak pengaruhnya sangat kecil. Oleh karena itu metode mana pun
dapat dipakai.
A. Hidrograf SatuanHidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan
efektif yang terjadi merata diseluruh DAS dan dengan intensitan tetap selama satu satuan
waktu yang ditetapkan, yang disebut hujan satuan. Hujan satuan adalah curah hujan yang
lamanya sedimikian rupa sehingga lamanya limpasan permukaan tidak menjadi pendek,
meskipun curah hujan itu menjadi pendek. Jadi hujan satuan yang dipilih adalah yang
lamanya sama atau lebih pendek dari periode naik hidrograf (waktu dari titik permulaan
aliran permukaan sampai puncak). Periode limpasan dari hujan satuan semuanya adalah kira
kira sama dan tidak ada sangkutt pautnya dengan intensitas hujan.
Gambar 3. Prinsip prinsip hidrograf satuan
Hidrograf satuan merupakan model sederhana yang menyatakan respon DAS terhadap
hujan. Tujuan dari hidrograf satuan adalah untuk memperkirakan hubungan antara hujan
efektif dan aliran permukaan. Konsep hidrograf saatuan pertama kali dikemukakan oleh
Sherman pada tahun 1932. Dia menyatakan bahwa suatu system DAS mempunyai sifat khas
yang menyatakan respon DAS terhadap suatu masukan tertentu yang berdasarkan 3 prinsip:
1. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas
hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan limpasan dengan
durasi sama, meskipun jumlahnya berbeda. Ini merupakan aturan empiris yang
mendekati kebenaran dan digambarkan pada Gambar 3a.
2. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas
hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan hidrograf
limpasan, dimana ordinatnya pada sembarang waktu memiliki proposi yang sama
dengan proposi intensitas hujan efektif. Dengan kata lain, ordinat hidrograf satuan
sebanding dengan volume hujan efektif yang menimbulkannya. Hal ini berarti bahwa
hujan sebanyak n kali lipat dalam satuan waktu tertentu akan menghasilkan suatu
hidrograf dengan ordinat sebesar n kali lipat (Gambar 3b).
3. Prinsip superposisi dipakai pada hidrograf yang dihasilkan oleh hujan efektif
berintensitas seragam yang memiliki periode periode yang berdekatan dan/atau
tersendiri. Jadi, hidrograf yang merepresentasikan kombinasi beberapa kejadian aliran
permukaan adalah jumlah dari ordinat hidrograf tunggal yang member kontribusi
(Gambar 3c)
Ketiga asumsi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa tanggapan DAS terhadap
hujan adalah linier, walaupun sebenarnya kurang tepat. Namun demikian, penggunaan
hidrograf satuan telah banyak memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai kondisi.
Sehingga, teori hidrograf satuan banyak dipakai dalam menentukan debit atau banjir rencana.
Hidrograf satuan sintetis
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa untuk menurunkan hidrograf satuan
diperlukan rekaman data limpasan dan data hujan, padahal sering kita jumpai ada beberapa
DAS tidak memiliki sama sekali catatan limpasan. Dalam kasus ini, hidrograf satuan
diturunkan berdasarkan data-data dari sungai pada DAS yang sama atau DAS terdekat yang
mempunyai karakteristik yang sama. Hasil dari penurunan hidrograf satuan ini dinamakan
hidrogarf satuan sintetis (HSS). Ada tiga jenis hidrograf satuan sintetis, yaitu:
HSS yang mengkaitkan karakteristik hidrograf (debit puncak, waktu dasar,dsb.) dengan
karakteristik DAS (Snyder,1938; Gray, 1961)
HSS berdasarkan hidrograf satuan tak berdimensi (SCS, 1972)
HSS berdasarkan model simpanan DAS (Clark,1943)
HSS SnyderBerdasarkan data-data DAS di Amerika Serikat, yang berukuran 30 sampai 30.000
km2, Snyder (1938) menemukan 3 parameter hidrograf:lebar dasar hidrograf, debit puncak,
dan kedalaman DAS (basin lag) yang cukup memadai untuk mendefinisikan hidrograf satuan
Snyder beranggapan bahwa karakteristik DAS yang mempunyai pengaruh kuat terhadap
hidrograf satuan sintetik adalah luas DAS, bentuk DAS, topografi, kemiringan saluran,
kerapatan sungai, dan daya tampung saluran. Selanjutnya, dia mendefinisikan standar
hidrograf satuan sebagai kaitan antara durasi hujan tr dengan keterlambatan DAS tp dalam
bentuk
Tp = 5,5 tr................................................................................(2.59)
Dengan menggunakan hidrograf satuan standar didapatkan:
Keterlambatan DAS (basin lag)
Tp = C1Ct(LLc)0,3....................................................................(2.60)
Dimana
Tp = Keterlambatan DAS (jam)
L = Panjang sungai utama dari outlet ke batas hulu (km)
Lc = Jarak antara outlet ke titik pada sungai yang terdekat dengan titik pusat (centriod)
DAS
C1 = 0,75 (C1 = 1 untuk sistem inggris)
Ct = Koefisien yang diturunkan dari DAS yang memiliki data pada daerah yang sama
Debit puncak persatuan luas dari hidrograf satuan standar adalah
qp = C2Cptp
....................................................................................(2.61)
Dimana
C2 = 2,75 (640 untuk satuan inggris)
Cp = koefisien yang diturunkan dari DAS yang memiliki data pada daerah yang sama
Harga L dan Lc di ukur dari peta DAS untuk menghitung Ct dan Cp pada DAS yang
terukur. Berdasar hidrograf satuan yang diturunkan, dapat diperoleh harga durasi efektif tg
dalam jam, kelambatan DAS tpR dalam jam, dan debit puncak per satuan luas PpR dalam
m3/dt.km2.cm jika tpR = 5,5 tg, maka
tr = tR
tp = tpR dan qp = qpR
Ct dan Cp dihitung dari persamaan (2.60) dan (2.61). jika tpR jauh dari 5,5 tg, maka
kelambatan DAS standar adalah:
Tp = tpR + tr−tR
4...................................................................(2.62)
Dari persamaan (2.58) dan (2.61) diselesaikan secara simultan untuk tr dan tp. Nilai
Ct dan Cp kemudian dihitung dari persamaan (2.59) dan (2.60) dengan qpR = qp dan tpR =
tp. Jika DAS tidak terukur mempunyai kemiripan dengan DAS terukur, maka koefisien Ct
dan Cp DAS terukur dapat dipakai pada persamaan tersebut diatas untuk DAS tak terukur.
Hubungan antara qp dan debit puncak per satuan luas qpR hidrograf yang diperlukan
adalah:
qpR = qp tptpR
............................................................................(2.63)
Waktu dasar tb hidrograf satuan (dalam jam) dapat ditentukan berdasarkan kenyataan
bahwa luas di bawah hidrograf satuan adalah ekivalen dengan limpasan langsung 1 cm. Kita
asumsikan hidrograf satuan berbentuk segitiga, waktu dasar dapat diperkirakan dari
Tb = C3qpR
....................................................................(2.64)
Di mana C3 = 5,56 (1290 untuk sistem inggris)
Lebar hidrograf satuan dalam jam pada debit sama dengan persentase tertentu dari
debit puncak qpR adalah:
W = Cw qpR-1,08...................................................................(2.65)
Dimana Cw = 1,22 (440 untuk sistem satuan inggris) untuk 75% lebar dan 2,14 (770 sistem
inggris) untuk 50% lebar. Biasanya sepertiga dari lebar ini terdistribusi sebelum waktu
puncak hidrograf satuan dan dua pertiga setelah puncak.
HSS tak berdimensi SCS Hidrograf tak berdimensi SCS (Soil Conservation Services) adalah hidrograf satuan
sintetis, dimana debit dinyatakan sebagai nisbah debit q terhadap debit puncak qp dan waktu
dalam nisbah waktu t terhadap waktu naik dari hidrograf satuan Tp. Jika debit puncak dan
waktu kelambatan dari durasi suatu hujan efektif diketahui, maka hidrograf satuan dapat
diestimasi dari hidrograf sintetis tak berdimensi untuk untuk suatu DAS.