118
GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DI YAYASAN TEGAK TEGAR TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: OKI OKTAVIANI 108101000056 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

PADA ANAK TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

DI YAYASAN TEGAK TEGAR TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH:

OKI OKTAVIANI

108101000056

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2013

Oki Oktaviani

Page 3: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Agustus 2013

Oki Oktaviani, NIM : 108101000056

Gambaran Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi

pada Anak Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

Di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013

xv + 80 halaman + 9 tabel + 2 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Keadaan kurang gizi pada anak terinfeksi HIV sangat berbahaya jika

dibiarkan karena dapat mempercepat progresifitas HIV menjadi AIDS, sehingga

diperlukan upaya yang lebih untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak terinfeksi

HIV. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 38 anak terinfeksi HIV

usia 0-12 tahun di Jakarta dan sekitarnya, terdapat 30% anak mengalami gizi kurang.

Kemudian setelah dilakukan penilaian konsumsi makanan, ternyata terdapat 90% dari

10 anak yang dinilai mempunyai asupan gizi yang kurang. Walaupun 3 dari 10 anak

tersebut adalah anak yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pemenuhan

kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar tahun 2013, yang

dilakukan sejak bulan Mei-Juli 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam

dengan seorang pengasuh sebagai informan utama dan 3 anak terinfeksi HIV yang

tinggal di Yayasan Tegak Tegar sebagai informan pendukung. Variabel penelitian

yang diteliti adalah perilaku pemenuhan kebutuhan gizi yang terdiri dari ketersediaan

makanan, perilaku pemberian makanan dan asupan makanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuh sudah memiliki perilaku yang

positif terhadap pemenuhan kebutuhan gizi namun kebutuhan gizi anak masih belum

terpenuhi, terutama pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral.

Kata Kunci: Asupan Gizi, Anak terinfeksi HIV, Perilaku Pengasuh

Daftar bacaan : 42 (1994 - 2012)

Page 4: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

NUTRITION DEPARTMENT

Undergraduated thesis, August 2013

Oki Oktaviani, NIM : 108101000056

Overview Fulfillment Behavior Nutrition

among Children Living with Human Immunodeficiency Virus

at Tegak Tegar Foundation Year in 2013

xv + 80 pages + 9 tables + 2 pictures + 5 attachments

ABSTRACT

State of malnutrition in HIV-infected children is very dangerous, if left as it

can accelerate the progression of HIV to AIDS, so it requires more effort to meet the

nutritional needs of HIV-infected children. Based on preliminary studies conducted

on 38 HIV-infected children aged 0-12 years in Jakarta and surrounding areas, there

are 30% of children suffered malnutrition. Then, after an assessment of food

consumption, it turns out there is 90% of the 10 children assessed as having less

nutrition. Although 3 of the 10 children are children who live at Tegak Tegar

Foundation.

This study aims to describe the behavior of the nutritional needs of HIV-

infected children in the Tegak Tegar Foundation in 2013, which was conducted from

May to July 2013. This study used a qualitative approach to phenomenological

research strategy.

Data was collected by in-depth interviews with a caregiver as key informants

and 3 HIV-infected children living in Tegak Tegar Foundation as supporters

informants. Research variables studied were the nutritional needs of behavior which

consists of the availability of food, feeding behavior and food intake.

Results showed that caregivers already have a positive attitude to nutritional

needs, but the needs are still unmet child nutrition, especially vitamin and mineral

needs.

Keyword: Nutritional intake, HIV Infected Children, caregiver behavior

References : 42 (1994 - 2012)

Page 5: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

PADA ANAK TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

DI YAYASAN TEGAK TEGAR TAHUN 2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh

Oki Oktaviani

NIM: 108101000056

Pembimbing I Pembimbing II

Raihana Nadra Alkaff, M.MA Ratri Ciptaningtyas, MHS

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 6: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

vi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN

GIZI PADA ANAK TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DI

YAYASAN TEGAK TEGAR TAHUN 2013 telah diujikan dalam sidang ujian

skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 30 Agustus 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Program

Studi Kesehatan Masyarakat.

Jakarta, 30 Agustus 2013

Sidang Ujian Skripsi

Penguji

Narila Mutia Nasir, Ph.D Rostini, MKM

Page 7: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

vii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Oki Oktaviani

Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 14 Oktober 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. H. Jali. Kunciran Jaya RT 05/ RW 03 No.14

Kel. Kunciran Jaya, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Banten

Tlp/ Hp : 08988844480

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Kunciran 2 Tangerang (1995-2000)

2. SD Negeri Pinang 1 Tangerang (2000-2001)

3. SMP Negeri 3 Tangerang (2001-2002)

4. YPI Ma’had Al-Zaytun (2002-2008)

4. S-1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2013)

Page 8: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat

dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan

sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada

Anak Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus di Yayasan Tegak Tegar Tahun

2013” dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM).

Penulis menyadari bahwa selama dalam proses penelitian dan penyusunan

hingga terselesainya skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan yang sangat

berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. M.K Tadjudin, Sp.And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Febrianti, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Raihana Nadra Alkaff, M.MA selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak sekali masukan, perhatian dan motivasi dalam pembuatan

skripsi ini. “Terima kasih banyak ya bu, berkat ibu saya jadi tahu hal-hal

detail dalam pembuatan tulisan yang baik, dan berkat penelitian ini saya jadi

tahu sisi lain kehidupan”

4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak sekali masukan, perhatian dan motivasi dalam pembuatan

skripsi ini. “Terima kasih karena telah sabar membimbing saya selama ini,

Page 9: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

ix

berkat ibu saya jadi tahu banyak hal, dan saya sangat bersyukur mendapat

pembimbing seperti ibu”

5. Ibu Narila Mutia Nasir, Ph.D, dan Ibu Rostini selaku penguji yang telah

membuat skripsi ini menjadi lebih baik. “Terima kasih atas kritik dan

sarannya ya bu…”

6. Ibu pengasuh dan anak-anak di Yayasan Tegak Tegar, terima kasih karena

telah menerima saya dengan baik sehingga saya dapat menyelesaikan

penelitian dengan baik. “Terima kasih atas pengalaman berharga ini, semoga

kalian selalu sehat dan ceria”

7. Kepada kedua orangtua yang dengan sabar memberi dukungan moril dan

materil penulis menyampaikan rasa kasih sayang dan hormat yang tak

terhingga. “Terima kasih Mama….. terima kasih Papa…..”

8. Muhammad Amiral Mukminin S.T, terima kasih atas dukungan, do’a dan

kesabarannya. “This is dedicated for you”

9. Fety Fathimah A.M. sahabat seperjuangan. “Semangat dan lanjutkan

perjuangan ini tong…”

10. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi Tihus, Ares, Ika, dan

Desly. “Terima kasih ya untuk bantuan dan spiritnya selama ini…”

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih kurang dari

kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan saran dan masukannya untuk hasil yang

lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Jakarta, September 2013

Penulis

Page 10: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

ABSTRACT ...................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................... v

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1. Tujuan Umum ............................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 4

Page 11: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

xi

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

1. Manfaat Bagi Yayasan Tegak Tegar ............................................. 5

2. Manfaat Bagi Peneliti .................................................................... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

A. HIV/AIDS ........................................................................................ 6

1. Definisi HIV/AIDS ....................................................................... 6

2. Patogenesis .................................................................................... 7

B. HIV/AIDS pada Anak ...................................................................... 7

C. Hubungan HIV dan Gizi .................................................................. 9

D. Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV ........................................... 10

1. Energi .......................................................................................... 13

2. Protein ......................................................................................... 15

3. Vitamin dan Mineral ................................................................... 15

E. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV ......... 23

F. Perilaku .......................................................................................... 26

1. Pengetahuan ................................................................................ 26

2. Kepercayaan ................................................................................ 28

3. Sikap ............................................................................................ 28

Page 12: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

xii

4. Orang penting sebagai referensi .................................................. 29

5. Sumber-sumber daya (resources) ................................................ 30

6. Perilaku Normal .......................................................................... 30

G. Kerangka Teori .............................................................................. 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ......................... 32

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 32

B. Definisi Istilah................................................................................ 34

1. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi.......................................... 34

2. Ketersediaan Makanan ................................................................ 34

3. Perilaku Pemberian Makan ......................................................... 34

4. Asupan Gizi Anak ....................................................................... 35

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 36

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 36

C. Informan Penelitian........................................................................ 37

D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 37

E. Pengumpulan Data ......................................................................... 38

F. Analisis Data .................................................................................. 39

BAB V HASIL ................................................................................................. 41

Page 13: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

xiii

A. Gamabaran Informan ..................................................................... 41

1. Informan Utama .......................................................................... 41

2. Informan Pendukung ................................................................... 42

B. Hasil Penelitian .............................................................................. 42

1. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu atau Pengasuh ......................... 43

2. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi.......................................... 46

3. Asupan Gizi Anak Terinfeksi HIV .............................................. 53

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 63

A. Pengetahuan Gizi ........................................................................... 63

B. Perilaku pemenuhan kebutuhan gizi .............................................. 65

1. Ketersediaan Makanan ................................................................ 66

2. Pemberian Makanan .................................................................... 68

C. Permasalahan Pemenuhan Kebutuhan Gizi ................................... 74

D. Asupan Gizi ................................................................................... 76

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 79

A. Kesimpulan .................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81

Page 14: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB ................................... 12

Tabel 2.2 Faktor Aktivitas dan Faktor Trauma atau Stress untuk Menetapkan

kebutuhan energi orang sakit ...................................................................................... 12

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Makro Anak.......................................................... 13

Tabel 2.4 Angka Kecukupan Gizi Mikro Anak .......................................................... 16

Tabel 5.1 Karakteristik Anak Terinfeksi HIV di Yayasan Tagak tegar ...................... 42

Tabel 5.2 Angka Kecukupan Gizi Mikro Anak Terinfeksi HIV ................................. 60

Tabel 5.3 Asupan Vitamin dan Mineral Informan K selama 3 hari ............................ 61

Tabel 5.4 Asupan Vitamin dan Mineral Informan D selama 3 hari ............................ 61

Tabel 5.5 Asupan Vitamin dan Mineral Informan N selama 3 hari ............................ 62

Page 15: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Siklus HIV dan Gizi Buruk ........................................................................ 25

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV ..... 33

Page 16: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune

Deficiency Syndrome) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981

pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Menurut

World Health Organization (WHO) (2004), di seluruh dunia AIDS

menyebabkan kematian pada lebih dari 8 ribu orang setiap hari, oleh karena itu

infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis

agen infeksius.

Kemudian, menurut WHO (2011) secara global pada tahun 2010

terdapat 3,4 juta anak yang hidup dengan HIV/AIDS, 390 ribu kasus

diantaranya merupakan infeksi HIV baru pada anak-anak, dan terdapat 250 ribu

kematian pada anak yang disebabkan oleh AIDS.

Sementara itu, jumlah kasus AIDS pada anak (0-14 tahun) di Indonesia

sampai september 2012 sudah mencapai 1.147 anak, dan jumlah terseut belum

termasuk kasus di Jakarta yang merupakan daerah terbesar pertama kasus HIV.

Infeksi HIV pada anak merupakan masalah kesehatan yang sangat besar

di dunia, dan berkembang dengan kecepatan yang sangat berbahaya karena;

pertama, progresivitas penyakit lebih cepat pada anak; kedua, anak mempunyai

jumlah virus yang lebih banyak dibanding dewasa; dan ketiga, infeksi

Page 17: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

2

oportunistik sering muncul akibat berkurangnya status imunitas tubuh (Saloojee

& Violari, 2001).

Insidens AIDS yang tertinggi terjadi pada tahun pertama kehidupan dan

hampir seluruh kasus infeksi terjadi pada saat perinatal, dan gejala klinis akan

muncul dalam sepuluh tahun pertama kehidupan. Munculnya penyakit

pnemonia pneumocystis carinii, pnemonia interstisial limfoid, infeksi bakteri

berulang, dan kurang gizi merupakan gejala yang sangat sering ditemukan pada

penderita AIDS (Setiawan, 2009).

Jama (2010) menyatakan bahwa sebagian besar anak terinfeksi HIV

yang berusia kurang dari lima tahun mengalami kekurangan gizi. Pada

umumnya, penderita HIV/AIDS kekurangan asupan gizi karena penurunan

nafsu makan. Seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS biasanya mengalami gejala

yang berpengaruh pada asupan gizi yang bisa mengakibatkan terjadinya

kekurangan gizi. Seperti anoreksia atau kehilangan nafsu makan, diare, demam,

mual, muntah, dan infeksi jamur (lesi pada mulut). (Nursalam & Kurniawati,

2009).

Menurut Nursalam dan Kurniawati (2009), asupan gizi yang sehat dan

seimbang sangat diperlukan bagi anak yang terinfeksi HIV untuk

mempertahankan kekuatan, meningkatkan fungsi sistem imun, meningkatkan

kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, dan menjaga tubuh agar tetap aktif

dan produktif. Sementara itu, Gillespie dan Kadiyala (2005) menyatakan bahwa

program perawatan tanpa komponen gizi akan sia-sia, karena khasiat ART

(Antiretroviral Therapy) dapat berkurang akibat kekurangan gizi.

Page 18: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 38 anak

terinfeksi HIV usia 0-12 tahun di Jakarta dan sekitarnya, terdapat 30% anak

mengalami gizi kurang. Kemudian setelah dilakukan penilaian konsumsi

makanan, ternyata terdapat 90% dari 10 anak yang dinilai mempunyai asupan

gizi yang kurang. Walaupun 3 dari 10 anak tersebut adalah anak yang tinggal di

Yayasan Tegak Tegar.

Yayasan tegak tegar adalah salah satu yayasan pendamping ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) yang mempunyai program dan kegiatan untuk anak

terinfeksi HIV. Salah satu programnya yaitu rumah singgah untuk anak

terinfeksi HIV, yang kegiatannya terdiri dari pendampingan dan perawatan

berbasis rumah, bantuan nutrisi dan pendidikan untuk anak terinfeksi HIV.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Gambaran Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi

pada Anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Jumlah penderita HIV pada anak semakin lama semakin meningkat.

Infeksi HIV pada anak merupakan masalah kesehatan yang sangat besar dan

berkembang dengan kecepatan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, asupan

gizi yang sehat dan seimbang sangat diperlukan bagi anak yang terinfeksi HIV

untuk mempertahankan kekuatan, meningkatkan fungsi sistem imun,

meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, dan menjaga tubuh

agar tetap aktif dan produktif.

Page 19: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

4

Maka dari itu peneliti terdorong untuk meneliti tentang Gambaran

Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Anak Terinfeksi HIV di Yayasan Tegak

Tegar Tahun 2013.

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran perilaku pemenuhan kebutuhan gizi pada anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perilaku pemenuhan kebutuhan gizi pada

anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a Mengetahui upaya ibu atau pengasuh dalam rangka pemenuhan

kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar tahun

2013.

b Mengidentifikasi masalah yang dihadapi ibu atau pengasuh dalam

memenuhi kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak

Tegar tahun 2013.

c Mengetahui gambaran asupan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan

Tegak Tegar tahun 2013.

Page 20: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

5

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Yayasan Tegak Tegar

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi

Yayasan Tegak Tegar tentang masalah dan solusi pemenuhan asupan gizi

pada anak terinfeksi HIV.

2. Manfaat Bagi Peneliti

a Memperoleh wawasan dan pengetahuan baru dalam ilmu kesehatan

masyarakat, khususnya masalah gizi pada anak yang terinfeksi

HIV/AIDS.

b Mengerti dan memahami bagaimana cara dan metode dalam melakukan

penelitian ilmiah.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2013 yang

berlokasi di Yayasan Tegak Tegar. Menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi perilaku pemenuhan

kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar tahun 2013.

Page 21: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HIV/AIDS

1. Definisi HIV/AIDS

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

HIV termasuk kelompok retrovirus yaitu virus yang mempunyai enzim

(protein) yang dapat mengubah RNA (Ribonucleic Acid), materi genetiknya

menjadi DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kelompok ini disebut retrovirus

karena virus ini membalik urutan normal yaitu DNA diubah menjadi RNA.

Setelah menginfeksi, RNA HIV berubah menjadi DNA oleh enzim reverse

transcriptase. DNA kemudian disisipkan ke dalam sel DNA manusia. DNA

itu kemudian dapat digunakan untuk membuat virus baru yang menginfeksi

sel-sel baru, atau tetap bersembunyi dalam sel-sel hidup dalam waktu yang

panjang, atau tempat penyimpanan, seperti sel-sel CD4 yang istirahat.

Kemampuan HIV untuk tetap bersembunyi menyebabkan virus ini tetap ada

seumur hidup, bahkan dengan pengobatan yang efektif (Gallant, 2010).

Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency

Syndrome yang secara harfiah berarti kumpulan gejala menurunnya

kekebalan tubuh yang diperoleh, AIDS melemahkan atau merusak sistem

pertahanan tubuh sehingga akhirnya berdatanglah berbagai jenis penyakit

lain (Yatim, 1997).

Page 22: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

7

2. Patogenesis

Perjalanan penyakit HIV bermula saat virus HIV masuk ke dalam

tubuh manusia melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi virus,

dapat melalui parenatal (transfusi darah atau alat medis/jarum yang

terkontaminasi), transplasental, air susu ibu, dan hubungan seksual. Virus

selanjutnya berikatan dengan reseptor permukaan sel T CD4 dan bereplikasi

di dalamnya untuk menghasilkan virus baru dan menginfeksi sel T CD4

lain. Akibatnya terjadi penurunan jumlah sel T CD4 sampai akhirnya

mencapai titik dimana sistem imunitas menurun, yang artinya seseorang

akan mudah terserang infeksi oportunistik dan kerentanan terhadap infeksi

baru (Ratridewi, 2009).

Infeksi HIV dan penyakit oportunistik yang berlangsung lama dan

berulang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan nutrisi dan

penurunan berat badan secara progresif. Semakin buruk nutrisi maka akan

semakin rendah berat badan sehingga defisiensi imun semakin buruk,

demikian seterusnya sampai terjadi perburukan kondisi secara umum dan

berakhir pada kematian (Ratridewi, 2009).

B. HIV/AIDS pada Anak

Perjalanan penyakit anak yang terinfeksi HIV memiliki beberapa

perbedaan dengan orang dewasa. Pertama progresivitas penyakit lebih cepat

pada anak; kedua, anak mempunyai jumlah virus yang lebih banyak dibanding

dewasa; dan ketiga, infeksi oportunistik sering muncul sebagai penyakit primer

Page 23: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

8

dengan perjalanan penyakit yang lebih agresif karena berkurangnya status

imunitas tubuh (Saloojee & Violari, 2001).

Menurut Nursalam dan Kurniawati (2009), biasanya bayi dan anak

terinfeksi HIV melalui:

1. Penularan dari orang tua kepada anak

a. Dari orang tua kepada anak dalam kandungannya (antepartum)

b. Selama persalinan (intrapartum)

c. Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh orang tua yang terinfeksi

(postpartum)

d. Bayi tertular melalui pemberian ASI

2. Penularan melalui darah

a. Tranfusi darah atau produk darah yang tercemar HIV

b. Penggunaan alat yang tidak steril di sarana pelayanan kesehatan

c. Penggunaan alat yang tidak steril di sarana pelayanan kesehatan

tradisional misalnya tindik, sirkumsisi, dan lain-lain.

3. Penularan melalui hubungan seks

a. Pelecehan seksual pada anak

b. Pelacuran anak

Bayi yang tertular HIV dari orang tua bisa saja tampak normal secara

klinis selama periode neonatal. Penyakit penanda AIDS tersering yang

ditemukan pada anak adalah pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.

Gejala umum yang ditemukan pada bayi yang terinfeksi HIV/AIDS adalah

Page 24: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

9

gangguan tumbuh kembang, kandidiasis oral, diare kronis, atau

hepatosplenomegali (pembesaran hepar dan lien). Anak yang terinfeksi HIV

juga sering mengalami infeksi bakteri kumat-kumatan, gagal tumbuh atau

wasting, limfadenopati menetap, keterlambatan berkembang, sariawan pada

mulut dan faring (Nursalam & Kurniawati, 2009).

Sementara itu, Jama (2010) dalam penelitiannya terhadap 245 anak yang

terinfeksi HIV di Entebbe, Uganda mendapatkan bahwa penyakit yang paling

sering dialami anak-anak dalam 30 hari terakhir sebelum penelitian adalah mual

(14,4%) dan sulit menelan / esofagus candida (6,3%). Sebagian besar anak-

anak (72,7%) juga mengalami efek samping dari penggunaan ARV

(antiretroviral), seperti nafsu makan berkurang (27,3%), sakit kepala (18,4%),

nyeri perut (15,1%), dan mulas (12,7%).

Akibatnya, sebagian besar anak yang terinfeksi HIV mengalami

kekurangan gizi. Kekurangan gizi tersebut terjadi karena asupan makanan yang

kurang, malabsorpsi dan kehilangan zat gizi, peningkatkan kebutuhan energi

karena infeksi HIV, sehingga mempengaruhi status gizi mereka melalui

peningkatan REE (Resting Energy Expenditure), serta perubahan metabolik

yang kompleks yang berujung pada penurunan berat badan dan wasting yang

umum terjadi pada anak yang terinfeksi HIV/AIDS (Jama, 2010).

C. Hubungan HIV dan Gizi

HIV melemahkan respon imunitas tubuh dan kemampuan tubuh untuk

melawan penyakit, sehingga sering kali anak yang terinfeksi HIV mengalami

Page 25: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

10

infeksi oportunistik yang menyebabkan meningkatnya penggunaan tubuh

terhadap energi dan zat gizi lainnya. Selain itu, HIV juga mempengaruhi asupan

makanan anak, sehingga kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak terpenuhi, yang

apabila berlanjut akan menyebabkan gizi buruk (Tushemerirwe, 2011).

Gizi buruk yang terjadi pada anak yang terinfeksi HIV dapat

mengurangi keefektifan Anti Retroviral Therapy (ART), merusak sistem

kekebalan tubuh, dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oportunistik

sehingga mempercepat perkembangan HIV menjadi AIDS (East, Central and

Southern African Health Community) (ECSA-HC dkk, 2008).

Sementatra itu RCQHC (Regional Centre for Quality of Health Care)

(2008) menyatakan bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang dapat

mempengaruhi asupan makanan dan mengakibatkan kekurangan gizi, sehingga

ART kurang manjur. Sebaliknya, ART juga dapat mempengaruhi konsumsi,

penyerapan, metabolisme dan ekskresi makanan melalui efek samping

(misalnya anemia, mual dan muntah) (Food and Nutrition Technical

Assistance) (FANTA, 2004).

D. Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV

Menurut Almatsier (2005), Angka Kebutuhan Gizi (Dietary

Requirements) adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan seseorang

(individu) untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang adekuat.

Penentuan kebutuhan gizi seseorang selain dipengaruhi oleh umur, gender,

aktivitas fisik, dan kondisi khusus dalam keadaan sakit, penetapan kebutuhan

Page 26: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

11

gizi juga harus memperhatikan perubahan kebutuhan karena infeksi, gangguan

metabolik, penyakit kronik, dan kondisi abnormal lainnya.

Menurut Almatsier (2005), komponen utama yang menentukan

kebutuhan energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB) dan aktivitas fisik.

Ada beberapa cara untuk menentukan AMB, yaitu:

1. Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)

Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

Perempuan = 65,5 + ( 9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

Keterangan :

BB = berat badan dalam kg

TB = tinggi badan dalam cm

U = Umur dalam tahun

2. Cara Cepat (2 cara)

a. Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam

Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam

b. Laki-laki = 30 kkal x kg BB

Perempuan = 25 kkal x kg BB

3. Cara FAO/WHO/UNU

Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat ideal. Seperti pada

tabel 2.1 di bawah ini:

Page 27: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

12

Tabel 2.1

Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB

Kelompok Umur AMB (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

0-3 60,9 B – 54 61,0 B – 51

3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499

10-18 17,5 B + 651 12,2 B + 746

Sumber : FAO/WHO/UNU (1985) dalam Almatsier (2005)

Menurut Almatsier (2005) Kebutuhan gizi dalam keadaan sakit, selain

tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keadaan sehat juga

dipengaruhi oleh jenis dan berat ringannya penyakit. kebutuhan energi dalam

keadaan sakit berubah sesuai dengan jenis dan beratnya penyakit. Cara

penentuan kebutuhan energi orang sakit dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan (kkal/kg/hari).

2. Menurut persen kenaikan kebutuhan di atas Angka Metabolisme Basal

(AMB), yaitu dengan mengalikan AMB dengan faktor aktivitas dan faktor

trauma/stres.

Tabel 2.2

Faktor Aktivitas dan Faktor Trauma atau Stress untuk Menetapkan kebutuhan

energi orang sakit

No Aktivitas Faktor No Jenis trauma/stres Faktor

1 Istirahat di

tempat tidur 1,2 1

Tidak ada stres, pasien dalam

keadaan gizi baik. 1,3

2 Tidak terikat di

tempat tidur 1,3 2

Stres ringan: peradangan saluran

cerna, kanker, bedah elektif, trauma

kerangka moderat.

1,4

Page 28: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

13

Sementara itu AKG (Angka Kecukupan Gizi) atau Recommended

Dietary Allowances (RDA) adalah tingkat konsumsi zat-zat gizi esensial yang

dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hampir semua orang sehat di

suatu negara atau dapat diartikan sebagai kecukupan zat gizi untuk rata-rata

penduduk (Almatsier, 2005).

Tabel 2.3

Angka Kecukupan Gizi Makro Anak

Sumber: AKG (2004)

1. Energi

Menurut WHO (2003) kebutuhan energi bagi anak yang terinfeksi

HIV berbeda-beda tergantung tipe dan seberapa lama anak terinfeksi HIV,

dan apakah terdapat penurunan berat badan selama terkena infeksi akut.

Penemuan menunjukkan terjadinya kenaikan REE (Resting Energy

Expenditure) pada periode asymtomatic pada anak yang terinfeksi HIV.

Sama dengan asymtomatic pada orang dewasa yang terinfeksi HIV, rata-rata

kenaikan asupan energi yang direkomendasikan pada anak sebesar 10%

untuk menunjang pertumbuhan.

USAID (2007) menambahkan bahwa ketika anak terinfeksi HIV dan

sudah terdapat gelaja (symptomatic) akan tetapi tidak mengalami penurunan

Umur Energi (Kkal) Protein (g)

Laki-laki (10-12 th) 2050 50

Wanita (10-12 th) 2050 50

Laki-laki (13-15 th) 2400 60

Page 29: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

14

berat badan, energi yang dibutuhkan mengalami peningkatan 20%−30% dari

kebutuhan energi anak sehat.

Berdasarkan pengalaman klinis dan pedoman yang ada untuk

mengejar pertumbuhan pada anak-anak tanpa melihat status HIV, asupan

energi bagi anak-anak terinfeksi HIV yang mengalami penurunan berat

badan membutuhkan peningkatan sebesar 50%−100% dari kebutuhan energi

yang direkomendasikan pada anak sehat (WHO, 2003).

Sementara itu Almatsier (2005) menyatakan bahwa pada perhitungan

kebutuhan energi pada anak terinfeksi HIV harus diperhatikan faktor stres,

aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Kenaikan asupan energi yang

dianjurkan yaitu sebanyak 13% untuk setiap kenaikan 10C.

Nursalam dan Kurniawati (2009) menyatakan bahwa Konsumsi

sumber karbohidrat (nasi, gandum, tepung, kentang, ketela, maizena, dan

lain-lain) penting sebagai sumber energi. Sumber energi yang baik lainnya

adalah dengan mengkonsumsi lemak dan gula. Kalori yang dihasilkan oleh

lemak dan gula dapat membantu meningkatkan berat badan. Selain itu lemak

dan gula juga menambah rasa pada makanan sehingga bisa meningkatkan

nafsu makan.

Untuk mencukupi kebutuhan kalori dan protein sehari pada anak

terinfeksi HIV juga dapat dilakukan dengan cara memberikan makanan

lengkap sebanyak 3 kali ditambah dengan makanan selingan juga 3 kali

sehari. Kebutuhan kalori yang berasal dari lemak dianjurkan untuk

mengkonsumsi lemak yang berasal dari MCT (medium chain trigliseride)

Page 30: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

15

agar penyerapannya lebih baik dan mencegah diare. Kebutuhan zat gizi

makro tersebut di atas harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya penurunan

berat badan yang drastis (Depkes RI, 2003).

2. Protein

WHO saat ini tidak merekomendasikan peningkatan asupan protein

pada anak terinfeksi HIV. Kebutuhan protein tetap normal, yaitu 12-15% dari

total asupan energi. Namun, karena kebutuhan energi meningkat sebesar 10%

atau 20-30%, maka kebutuhan protein juga meningkat, karena protein

dihitung sebagai persentase dari total asupan energi (ECSA-HC dkk, 2008).

Sementara itu, Almatsier (2005) menganjurkan untuk memberikan

diet protein tinggi pada anak terinfeksi HIV, yaitu 1,1-1,5 g/kg BB untuk

memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein

juga disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.

Protein dan sejumlah lain vitamin dan mineral dapat diperoleh dari

kacang-kacangan (kacang tanah, buncis, kedelai, kacang hijau, kacang

almond, dan lain-lain). Selain itu protein juga diperoleh dari konsumsi

sumber protein hewani lainnya secara teratur setiap hari (Nursalam &

Kurniawati, 2009).

3. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral sangat penting dalam perkembangan dan daya

tahan tubuh, jika tubuh tidak didukung oleh asupan vitamin dan mineral yang

Page 31: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

16

baik maka virus akan mudah menyerang dalam kata lain penyakit sangat

mudah untuk memasuki tubuh penderita HIV/AIDS (Jafar, 2004).

Menurut Almatsier (2005) dianjurkan untuk memberikan vitamin dan

mineral 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi (AKG), terutama vitamin A,

B12, C, E, folat, kalsium, magnesium, seng dan selenium. Bila perlu, dapat

ditambahkan vitamin berupa suplemen, akan tetapi megadosis harus

dihindari karena dapat menekan kekebalan tubuh.

Tabel 2.4

Angka Kecukupan Gizi Mikro Anak

a. Vitamin A

Menurut Almatsier (2004), vitamin A berpengaruh terhadap fungsi

kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Retinol berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam

proses kekebalan tubuh humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A

dapat menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit

yang berperan pada kekebalan tubuh selular).

Umur Vit A

(RE)

Vit

B12

(ug)

Vit C

(mg)

Vit E

(mg)

Fol-

at

(ug)

Kal-

sium

(mg)

Magne

sium

(mg)

Seng

(mg)

Sele-

nium

(ug)

Besi

(mg)

Laki-laki

(10-12 th) 600 1,8 138 11 300 1000 170 14 20 13

Wanita

(10-12 th) 600 1,8 145 11 300 1000 180 12,6 20 20

Laki-laki

(13-15 th) 600 2,4 150 15 400 1000 220 17,4 30 19

Sumber: AKG, 2004

Page 32: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

17

WHO merekomendasikan bagi anak yang terinfeksi HIV untuk

makan makanan sehat yang memenuhi kebutuhan zat gizi mikro. Sayur-

sayuran dan buah-buahan (sayur dan buah berwarna kuning, oranye, hijau

tua misalnya bayam, labu, wortel, apricot, papaya dan mangga yang

merupakan sumber vitamin A yang baik) (Nursalam & Kurniawati, 2009).

Menurut ECSA-HC, dkk (2008) beberapa anak yang terinfeksi

HIV asupan makanannya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi mikro sehingga mereka memerlukan suplemen, terutama jika terjadi

kekurangan. Suplementasi zat gizi mikro harus mengikuti rekomendasi

WHO dan tidak boleh melebihi tingkat RDA.

WHO merekomendasikan anak-anak 6-59 bulan yang terinfeksi

HIV untuk menerima suplemen vitamin A (200.000 IU untuk anak-anak >

12 bulan) setiap 4-6 bulan. Rekomendasi WHO ini bertujuan untuk

mencegah kekurangan vitamin A pada anak-anak. Akan tetapi tidak

dianjurkan untuk meningkatkan dosis atau frekuensi pemberian vitamin A

pada anak yang terinfeksi HIV (ECSA-HC dkk, 2008).

b. Vitamin B12

Menurut Nursalam dan Kurniawati (2009), vitamin B12 bagi

penderita HIV penting untuk fungsi dan pengantaran saraf dan mencegah

kelainan sumsum tulang. Sementara itu Nadhiroh (2006) menyatakan

bahwa kelompok vitamin B diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan

tubuh dan saraf yang sehat.

Page 33: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

18

Menurut penelitian Tang dkk (1997) terdapat peningkatan risiko

perkembangan AIDS secara signifikan bagi mereka yang mempunyai

serum vitamin B12 yang rendah (RH = 2.21, 95% CI = 1,13-4,34), hal ini

memberikan bukti lebih lanjut bahwa konsentrasi vitamin B-12 yang

rendah mempercepat perkembangan penyakit.

Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang

memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati,

ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B12 dalam

sayuran ada apabila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri

(Almatsier, 2004).

c. Vitamin C

Menurut Nursalam dan Kurniawati (2009), peran vitamin C pada

infeksi diantaranya memperkuat sel-sel imun dalam melawan dan

menetralkan radikal bebas. Sel-sel imun mengeluarkan bahan toksik untuk

membunuh jamur, kuman, atau virus yang masuk ke dalam tubuh;

“perang” antara sel-sel imun dengan zat asing membuat jaringan

disekitarnya juga ikut rusak; dan radikal bebas yang dihasilkan dapat

memperluas kerusakan itu lebih lanjut. Inilah hal khusus yang

dikhawatirkan pada orang dengan HIV, mengingat virus memerlukan

lingkungan seperti itu.

Buah-buahan berwarna dan sayur-sayuran berwarna gelap

merupakan sumber vitamin C yang dapat membantu meningkatkan daya

Page 34: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

19

tahan tubuh dalam melawan infeksi seperti tomat, kubis, jeruk, anggur,

lemon, jambu, nanas, buah beri, dan lain-lain yang dapat dikonsumsi

secara bergantian setiap harinya (Nursalam & Kurniawati, 2009).

Sementara itu menurut Almatsier (2004), vitamin C umumnya

hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama

yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat.

Vitamin C juga banyak terdapat dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.

d. Vitamin E (Tokoferol)

Menurut Almatsier (2004), fungsi utama vitamin E adalah sebagai

antioksidan yang larut dalam lemak. Sifat antioksidannya berfungsi

melindungi dan menstabilkan membran sel (Nursalam & Kurniawati,

2009).

Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan,

terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa dan

zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan

juga merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan

kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas

(Almatsier, 2004).

e. Folat

Menurut Almatsier (2004), folat dibutuhkan untuk pembentukan

sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk

pendewasaannya. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati,

Page 35: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

20

daging tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.

Vitamin C yang ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat. Bahan

makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu, telur, umbi-

umbian, dan buah, kecuali jeruk.

Akan tetapi AZT (zidovudin) yang dikonsumsi ODHA berperan

dalam terjadinya defisiensi folat. Hal ini juga terjadi pada pemakaian

beberapa jenis obat yang juga biasa dipergunakan seperti: Trimethroprim

dan Bactrim (trimethhropin sulfamethroxazole) yang merupakan antagonis

folat karena mekanisme kerjanya secara langsung memblok folat,

demikian juga Barbiturat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit

dan sebagai obat tidur (Nursalam & Kurniawati, 2009).

Kekurangan folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme

DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-

sel yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih

serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim.

Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia

megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah dan gangguan

saluran cerna (Almatsier, 2004).

f. Zinc (Seng)

Menurut Almatsier (2004), Zinc (seng) berperan dalam fungsi

kekebalan, yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh

sel B. Taraf darah seng yang rendah dihubungkan dengan hipogeusia atau

Page 36: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

21

kehilangan indra rasa. Hipogeusia biasanya disertai penurunan nafsu

makan dan hiposmia atau kehilangan indra bau.

Kehilangan Zinc (seng) terjadi jika anak mengalami diare yang

merupakan gejala umum penyakit HIV. Namun, suplementasi seng di atas

tingkat RDA tidak dianjurkan karena akan menyebabkan efek samping

pada sistem kekebalan tubuh. Suplementasi Zinc pada anak yang

mengalami diare kronis harus mengikuti pedoman MTBS atau nasional.

Saat ini tidak ada peningkatan rekomendasi suplemen Zinc pada anak

terinfeksi HIV jika dibandingkan dengan anak yang tidak terinfeksi HIV

(ECSA-HC. dkk, 2008).

Sumber seng yang paling baik adalah sumber protein hewani,

terutama daging, hati, kerang, dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-

kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun mempunyai

ketersediaan biologik yang rendah (Almatsier, 2004).

g. Selenium

Menurut Almatsier (2004), selenium bekerja sama dengan vitamin

E dalam perannya sebagai antioksidan. Selenium berperan serta dalam

sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan

konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi

bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi

selenium dalam jumlah cukup dapat menghemat penggunaan vitamin E.

Page 37: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

22

Sumber utama selenium adalah makanan laut, hati dan ginjal.

Daging dan unggas merupakan sumber selenium yang baik. Kandungan

selenium dalam serealia, biji-bijian, dan kacang-kacangan tergantung pada

kondisi tanah tempat tumbuhnya bahan makanan tersebut. kandungan

selenium pada sayur dan buah tergolong rendah (Almatsier, 2004).

Berdasarkan penelitian Campa dkk (1999), kadar plasma selenium

yang rendah merupakan prediktor kematian pada anak terinfeksi HIV, dan

diperkirakan terkait dengan perkembangan penyakit yang lebih cepat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat plasma selenium merupakan

indikator yang sensitif dari perkembangan penyakit dan kematian pada

pasien HIV anak.

h. Fe (Besi)

Menurut ECSA-HC, dkk (2008), anak yang terinfeksi HIV harus

diberikan suplemen zat besi untuk mencegah anemia. Rekomendasi

suplementasi zat besi pada anak (usia 6-11 tahun) yaitu sebesar 30-60

mg/hari yang bertujuan untuk mencegah anemia.

Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon

kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya

pembentukkan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh

berkurangnya sistesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA ini disebabkan

oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi

untuk dapat berfungsi. Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan

Page 38: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

23

adalah mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada defisiensi

besi. Di samping itu dua protein pengikat besi transferin dan laktoferin

mencegah terjadinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari

mikroorganisme yang membutuhkannya untuk perkembangbiakan

(Almatsier, 2004).

Sumber zat besi yang baik adalah sayuran berdaun hijau, biji-

bijian, produk gandum, kacang-kacangan, daging merah, ayam, hati, ikan,

seafood dan telur (Nadhiroh, 2006).

Menurut Almatsier (2004), di samping jumlah besi, perlu

diperhatikan kualitas besi di dalam makanan, yang dinamakan juga

dengan ketersediaan biologik (bioavailability). Pada umumnya besi di

dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi,

besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan

biologik sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayur-sayuran, terutama

yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai

ketersediaan biologik yang rendah.

E. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemenuhan adalah “proses,

cara, perbuatan memenuhi”, sedangkan Kebutuhan Gizi menurut Almatsier

(2005) adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan seseorang (individu)

untuk mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat. Jadi, Pemenuhan

Kebutuhan Gizi adalah proses/ cara/ perbuatan dalam memenuhi banyaknya zat-

Page 39: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

24

zat gizi yang dibutuhkan seseorang (individu) untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi yang adekuat.

Maslow dalam Notoatmodjo (2007) menekankan bahwa ketika

kebutuhan itu muncul pada seseorang, maka berarti hal tersebut merupakan

pendorong dan pengarah untuk terwujudnya perilaku.

Sementara itu menurut Soenardi (2004), perilaku pemenuhan kebutuhan

gizi adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan makan untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh baik

yang dapat diamati langsung maupun tidak langsung.

Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak yang terinfeksi HIV sangat

penting. Menurut FANTA dan AED (2008) jika kebutuhan gizi anak terinfeksi

HIV yang meningkat tidak terpenuhi karena kurangnya ketersediaan makanan,

asupan makanan rendah, pencernaan dan penyerapan (utilisasi) yang buruk,

maka akan mengakibatkan gizi buruk. Akibatnya, perkembangan dari HIV ke

AIDS jadi lebih cepat, sering mengalami infeksi oportunistik dan seperti itu

teruslah siklusnya.

Page 40: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

25

Bagan 2.1

Siklus HIV dan Gizi Buruk

Sumber: Diadaptasi dari RCQHC dan FANTA (2003) dalam FANTA (2008)

Orang yang hidup dengan HIV/AIDS seringkali tidak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah yang cukup karena beberapa sebab, antara lain:

1. Penyakit HIV/AIDS dan obat-obatan yang dikonsumsi membuat seseorang

mengurangi nafsu makan, karena keduanya mengubah rasa makanan dan

mengganggu penyerapan bahan makanan.

2. Adanya lesi pada mulut, rasa mual, dan muntah yang membuatnya sulit

makan.

Status Gizi Rendah

Kehilangan berat badan, otot, kurus, kekurangan zat

gizi makro dan mikro

Terganggunya Sistem Imun Kurang mampu

melawan HIV dan penyakit infeksi lain

Meningkatnya kerentanan terhadap penyakit infeksi

Meningkatnya frekuensi dan durasi infeksi oportunistik dan

kemungkinan progresifitas menjadi AIDS semakin cepat

Meningkatnya Kebutuhan Gizi Malabsorpsi,

Kurangnya asupan makanan, infeksi dan

replikasi virus

HIV

Page 41: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

26

3. Kelelahan, isolasi, dan depresi membuat ODHA menurun nafsu makannya,

keinginan untuk berusaha mempersiapkan makanan, serta keinginan untuk

makan secara teratur.

4. Tidak cukup uang untuk membeli makanan karena kehilangan sumber

penghasilan akibat kelemahan tubuh atau pemutusan hubungan kerja (FAO-

WHO, 2002).

F. Perilaku

Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang

itu berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok. Pemikiran dan

perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi,

sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap

objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan) (Notoatmodjo, 2007).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman

dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

Page 42: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

27

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan diperoleh dari

pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh

pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan

atau kakinya terkena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya

setelah melihat anak tetangganya terkena penyakit polio sehingga cacat,

karena anak tetangganya tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.

Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan

gizi seseorang akan mempengaruhi praktik makan seseorang. Sebagaimana

diungkapkan oleh Mandal (2005), pendidikan gizi pada ibu akan berpengaruh

positif terhadap status gizi anak-anak mereka. Lain halnya dengan penelitian

di Uganda yang meneliti tentang kesenjangan pengetahuan gizi, sikap, dan

praktik serta hubungannya dengan karakteristik demografis wanita ODHA di

wilayah perbatasan, menunjukkan bahwa sebagian besar (89,5%) wanita

telah diberikan pelatihan tentang pentingnya gizi bagi ODHA; akan tetapi,

hanya 21,8% yang mengkonsumsi makanan utama 3 kali dalam sehari

(Bukusuba, dkk., 2010).

Segal-Isaacson, dkk (2006) membagi 466 wanita ODHA secara acak

dalam 4 kelompok yang menerima dua kali sesi pelatihan yang terdiri dari

pelatihan pengelolaan stress dan pendidikan gizi. Hasilnya menunjukkan

bahwa pendidikan gizi dapat meningkatkan gizi dan pola makan pada wanita

ODHA.

Page 43: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

28

2. Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan itu tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan

waktu melahirkan Notoatmodjo (2007).

Sementara itu berdasarkan penelitian Komwa, dkk (2010), pada

survei cross-sectional terhadap 322 orang dewasa di Bugosa, Uganda,

menyatakan bahwa 91,6% percaya bahwa orang dengan infeksi HIV harus

makan makanan bergizi khusus, dan peserta dengan infeksi HIV dilaporkan

makan lebih banyak buah (p = 0,020) dan sayuran (p = 0,012) dibandingkan

peserta lainnya. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa keyakinan kesehatan

yang konsisten tentang HIV/AIDS berhubungan dengan praktik diet

seseorang.

3. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain

yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang

lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu

terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa

alasan, antara lain:

1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat

itu. Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin membawanya

Page 44: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

29

ke puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai uang sepersen pun

sehingga ia gagal membawa anaknya ke puskesmas.

2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada

pengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang

sakit keras ke rumah sakit, meskipun ia mempunyai sikap yang positif

terhadap rumah sakit, sebab ia teringat kepada tetangganya yang

meninggal setelah beberapa hari di rumah sakit.

3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Seseorang akseptor KB

dengan alat kontrasepsi IUD mengalami pendarahan, meskipun sikapnya

sudah positif terhadap KB, tetapi ia kemudian tidak mau ikut KB dengan

alat apapun.

4. Nilai (value)

Di dalam suatu masyarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai

yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat. Misalnya, gotong royong adalah suatu nilai yang selalu

hidup di masyarakat.

4. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang

dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia

katakan atau perbuat cenderung unuk dicontoh.

Page 45: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

30

5. Sumber-sumber daya (resources)

Sumber daya di sini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau

kelompok masyarakat.

McLeod dkk (2011) menyatakan bahwa kualitas makan ibu yang

buruk akan berimplikasi terhadap ibu maupun anak. Sosial ekonomi dan

pengetahuan gizi merupakan determinan yang penting terhadap gizi. Oleh

karena itu dibutuhkan intervensi yang efektif untuk membantu ibu dalam

mencapai diet yang sehat baik untuk diri mereka sendiri maupun keluarga

mereka.

6. Perilaku Normal

Perilaku normal, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan

sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini

terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu

masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat,

sesuai dengan peradaban manusia. Perilaku normal adalah salah satu aspek

dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh terhadap

perilaku seseorang.

G. Kerangka Teori

Dari uraian tentang teori perilaku WHO dalam Notoatmodjo (2007)

tersebut dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang berperilaku. Oleh sebab

Page 46: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

31

itu, perilaku yang sama di antara beberapa orang dapat disebabkan oleh sebab

atau latar belakang yang berbeda-beda. Secara sederhana dapat diilustrasikan

sebagai berikut:

B = f (TF, PR, R, C)

Dimana:

B = Behaviour PR = Personal Reference

F = fungsi R = Resources

TF = Thoughts and feeling C = Culture

Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat

ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang, adanya orang lain yang

dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang dapat

mendukung perilaku dan kebudayaan masyarakat.

Page 47: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku

pemenuhan kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusunlah kerangka berfikir pada

penelitian ini.

Penelitian ini dimulai dari mengetahui gambaran pengetahuan gizi ibu

atau pengasuh, kemudian melihat perilaku ibu atau pengasuh dalam memenuhi

kebutuhan gizi anak yang terdiri dari penyediaan makanan, dan perilaku ibu

atau pengasuh dalam memberikan makanan pada anak.

Setelah itu, peneliti menilai asupan gizi anak menggunakan food recall

24 jam sebagai evaluasi perilaku pemenuhan kebutuhan gizi pada anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar.

Page 48: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

33

Kerangka konsep pada penelitian ini digambarkan pada bagan di bawah

ini:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Pemenuhan Kebutuhan Gizi Anak Terinfeksi HIV

Perilaku Pemenuhan

Kebutuhan Gizi

Asupan Gizi Anak

Pemberian Makanan Ketersediaan Makanan

Page 49: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

34

B. Definisi Istilah

1. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Perilaku pemenuhan kebutuhan gizi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah upaya-upaya yang dilakukan ibu atau pengasuh untuk memenuhi

kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV yang tinggal di yayasan Tegak Tegar.

Metode yang digunakan untuk menilai perilaku pemenuhan kebutuhan

gizi adalah metode wawancara dan observasi, dengan pengasuh sebagai

informannya.

2. Ketersediaan Makanan

Ketersediaan makanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ketersediaan makanan yang ada di Yayasan Tegak Tegar yang dapat

mendukung terpenuhinya kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV yang tinggal

di Yayasan Tegak Tegar.

Metode yang digunakan untuk menilai ketersediaan makanan adalah

metode wawancara dan observasi, dengan pengasuh sebagai informannya.

3. Perilaku Pemberian Makan

Perilaku pemberian makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perilaku pemberian makanan yang dilakukan oleh ibu atau pengasuh sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan gizi anak.

Metode yang digunakan untuk menilai perilaku pemberian makanan

adalah metode wawancara dan observasi, dengan pengasuh sebagai

informan utamanya dan anak sebagai informan pendukung.

Page 50: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

35

4. Asupan Gizi Anak

Asupan gizi anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah asupan

gizi yang didapat anak dalam sehari melalui konsumsi makanan dalam

jangka waktu 24 jam.

Metode yang digunakan untuk mengetahui gambaran asupan makan

anak adalah metode wawancara dengan menggunakan form food recall 24

jam dengan anak sebagai informan utamanya dan ibu atau pengasuh sebagai

informan pendukung.

Page 51: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

36

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi

penelitian fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara mendalam dan observasi. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam

Moleong (2010), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan

individu tersebut secara holistik (utuh) serta untuk mendapatkan informasi yang

lebih mendalam tentang suatu hal.

Melalui pendekatan kualitatif peneliti berusaha mengeksplorasi dan

memahami permasalahan yang terjadi pada pemenuhan kebutuhan gizi anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013. Peneliti mengumpulkan

data berupa informasi bagaimana cara ibu atau pengasuh dalam memenuhi

kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2013 di Yayasan Tegak

Tegar Kota Tangerang Selatan. Yayasan ini mengasuh 4 anak terinfeksi HIV,

yang terdiri dari 1 orang balita dan 3 orang anak usia sekolah.

Page 52: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

37

Yayasan Tegak Tegar adalah yayasan yang mayoritasnya beranggotakan

orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dari segala latar belakang resiko penularan.

Salah satu program di Yayasan ini adalah Rumah singgah untuk anak dengan

HIV/AIDS yang kegiatannya meliputi:

Pendampingan dan perawatan berbasis rumah

Bantuan nutrisi untuk anak dengan HIV

Pendidikan anak

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1 Informan Utama

Informan utama pada penelitian ini yaitu 1 orang odha. Beliau merupakan

ibu kandung dari salah satu anak sekaligus pengasuh bagi dua anak

terinfeksi HIV lainnya yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar tahun 2013.

2 Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini yaitu 3 orang anak terinfeksi HIV

yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar tahun 2013.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1 Pedoman wawancara mendalam

2 Pedoman observasi

3 Form food recall 24 jam

Page 53: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

38

E. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menjamin

kerahasiaan informan yang diwawancarai (Moleong, 2010). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik

wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Berikut penjelasan

masing-masing teknik:

1 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam ini dilakukan dengan cara melakukan tanya

jawab dengan informan secara langsung. Wawancara dilakukan langsung

oleh peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun

terlebih dahulu.

Waktu yang dibutuhkan dalam satu kali wawancara dengan informan

utama (pengasuh) kurang lebih 30 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan

pada setiap kali wawancara dengan 1 orang informan pendukung (anak)

kurang lebih 15 menit. Wawancara lanjutan dilakukan pada hari dan waktu

yang berbeda jika setelah wawancara sebelumnya terdapat informasi yang

kurang dan harus digali lagi.

2 Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain

meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).

Observasi pada penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik

pemberian makanan yang dilakukan ibu atau pengasuh yang terdiri dari

Page 54: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

39

komposisi dan porsi makanan, penyiapan dan penyajian makanan, frekuensi

makan, dan pemberian makanan selingan pada anak.

3 Telaah Dokumen

Telaah dokumen adalah cara pengumpulan informasi yang

didapatkan dari dokumen, arsip-arsip, dan surat-surat pribadi yang memiliki

keterkaitan dengan masalah yang diteliti.

Telaah dokumen pada penelitian ini yaitu dengan melihat profil

yayasan yang terdiri dari visi misi, tujuan dan kegiatan yang dilakukan di

Yayasan Tegak Tegar.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis

interaktif yang dikemukakan Miles dan Huberman. Analisis interaktif ini terdiri

dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan yang dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu siklus (Miles dan Hubberman, 1992).

Tiga komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transpormasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan dengan memfokuskan data

yang relevan melalui pemisahan data, mempertegas data, membuang hal

Page 55: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

40

yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir dapat dilakukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Beberapa jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik,

jaringan, bagan, dan lain sebagainya.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil penelitian dengan

memperhatikan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen (berupa

data-data awal yang belum siap digunakan dalam analisis), setelah data

tersebut direduksi dan disajikan.

Page 56: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

41

BAB V

HASIL

A. Gamabaran Informan

1. Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini yaitu ibu kandung dari seorang

anak terinfeksi HIV sekaligus pengasuh dari tiga orang anak terinfeksi HIV

lainnya yang tinggal di Yayasan Tegak Tegak tahun 2013. Beliau berusia 46

tahun. Beliau adalah seorang odha yang tertular dari almarhum suaminya,

almarhum suaminya tertular HIV karena menggunakan narkoba suntik.

Di Yayasan Tegak Tegar beliau menjabat sebagai seorang Project

Manager. Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Kesejahteraan Sosial

Masyarakat. Kegiatan sehari-hari beliau adalah ibu rumah tangga sekaligus

pelaksana program Yayasan Tegak tegar, tiga hari dalam seminggu beliau

menjadi relawan di rumah sakit dan terkadang sebagai pembicara di acara

seminar HIV.

Pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari ia dan anak-anak yang

tinggal di Yayasan Tegak Tegar biasanya diperoleh dari donatur sebesar 5

juta rupiah per bulan. Pendapatan juga bisa berasal dari warung sembako

yang ia kelola bersama dengan teman-teman odha lainnya.

Page 57: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

42

2. Informan Pendukung

Informan pendukung pada penelitian ini yaitu 3 anak terinfeksi HIV

yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar tahun 2013. Berikut karakteristik

ketiga anak tersebut:

Tabel 5.1

Karakteristik Anak Terinfeksi HIV di Yayasan Tagak tegar

Karakteristik K D N

Usia 9 tahun

9 bulan 11 tahun

12 tahun

10 bulan

Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Laki-laki

Berat Badan 26,4 kg 29,9 kg 26,25 kg

Tinggi Badan 125,2 cm 140,2 cm 132,2 cm

IMT 16,84 15,21 15,01

Status gizi

menurut IMT/U Normal Normal Normal

Status gizi diadaptasi dari(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011)

B. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini terdiri dari gambaran pengetahuan gizi ibu atau

pengasuh sebagai komponen dasar dari terbentuknya perilaku pemenuhan

kebutuhan gizi, gambaran perilaku pemenuhan kebutuhan gizi yang meliputi

ketersediaan makanan dan pemberian makan serta permasalahan yang dihadapi

dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV di Yayasan

Tegak Tegar.

Page 58: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

43

Untuk memvalidasi data mengenai perilaku pemberian makan yang

didapat dari informan utama, maka dilakukan cross cek kepada informan

pendukung yaitu anak terinfeksi HIV itu sendiri. Serta dengan cara observasi

langsung beberapa kali di yayasan Tegak Tegar.

1. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu atau Pengasuh

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama (pengasuh)

diketahui bahwa gizi menurutnya adalah makanan yang bersih, yang

mempunyai kandungan zat gizi yang seimbang seperti karbohidrat, protein,

dan zat gizi lainnya untuk pemenuhan kebutuhan seseorang. Berikut kutipan

hasil wawancara tentang gizi yang pengasuh ketahui:

“gizi itu berarti makanan seimbang, makanan sehat yang

seimbang, bersih, bernutrisi, protein, karbohidrat dan sebagainya

buat pemenuhan kebutuhan tubuh gitu” (Pengasuh)

Kemudian untuk mengetahui bahwa informan dapat mengaplikasikan

apa yang diketahuinya tentang gizi, maka kemudian ditanyakan lagi tentang

makanan sumber zat gizi tersebut. Ternyata berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa informan mengetahui makanan-makanan sumber zat-zat

gizi yang disebutkan, seperti makanan yang mengandung karbohidrat,

protein, vitamin, dan serat, bahkan informan menjelaskan tentang makanan

sumber zat-zat gizi tersebut yang biasanya diberikan pada anak-anak.

Berikut kutipan hasil wawancaranya:

a Makanan yang mengandung energi

“gandum, jagung, nasi ubi, singkong pernah kita buat juga

masak ubi” (Pengasuh)

Page 59: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

44

b Makanan yang mengandung protein

“telur, ikan, karena yang bisa dijangkau itu, sering sih telur

karena yang paling gampang masaknya itu, apalagi yang kecil suka

banget tinggal dikasih lada sama garam dikit dia suka banget

itu….”(Pengasuh)

c Vitamin

“buah-buahan, sayuran. Iya ga sih…..”(Pengasuh)

d Serat

“serat itu… apa ya… buah juga kayanya serat, sayur…

sawi..” (Pengasuh)

Kemudian untuk mengetahui pengetahuan gizi informan yang lebih

dalam maka informan diminta untuk menggambarkan apa yang ia ketahui

tentang gizi bagi anak terinfeksi HIV. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“kalo gizi bagi anak HIV ya… makanan-makanan yang baik,

kayanya sama dengan anak yang lain, hanya mungkin bedanya bagi

anak yang terinfeksi tidak disarankan banyak mengandung micin,

minuman-minuman yang bersoda juga tidak dianjurkan, jadi gizi

bagi anak yang terinfeksi umumnya sama, yang jelas tadi kalo aku

masak ya tidak menggunakan penyedap hanya menggunakan garam

dan gula sebagai penyedapnya, minuman bersoda boleh tapi tidak

sering kan sebenarnya itu tidak baik juga” (Pengasuh)

Akan tetapi ketika diobservasi, ternyata informan utama tetap

menggunakan vitsin sebagai penyedap rasa saat ia memasak sayur. Ketika

ditanyakan kembali, beliau berdalih bahwa masakan tersebut bukan untuk

anak, tapi bagi yang dewasa. Pada saat itu memang kebetulan anak-anak

sudah makan dan memang mereka tidak makan sayur karena sayur tersebut

masih diolah. Sementara itu dari pengamatan sebelum dan sesudahnya

didapati biasanya anak-anak memakan sayur yang biasanya tersedia, akan

Page 60: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

45

tetapi sayangnya peneliti saat itu tidak melihat langsung apakah sayur

tersebut dimasak menggunakan vitsin atau tidak.

Sementara itu, dalam hal peningkatan kebutuhan gizi bagi anak

terinfeksi HIV ternyata informan tidak tahu. Berdasarkan hasil wawamcara

ia mengatakan bahwa kebutuhan gizi anak HIV sama saja dengan kebutuhan

anak lainnya yang tidak terinfeksi HIV. Berikut kutipan hasil

wawancaranya:

“kebutuhanya sama sih, kalo masak kita kasih nasi, tempe,

tahu, ikan, daging ayam, sayur-sayurannya….sayur sop, sayur

asem, buah pepaya biasanya siang kita kasih atau sore jam 4 gitu,

kadang jam 10, jadi kalo snack kita kasih buah-buahan, wortel,

tomat kadang anak-anak ga suka tapi kadang kita jus. Karena itu

yang terjangkau yang mudah yang bergizi juga. Yang sering kita

pake itu papaya, tomat, dan wortel” (Pengasuh)

Kemudian ketika ditanyakan tentang manfaat terpenuhinya

kebutuhan gizi bagi anak terinfeki HIV, ternyata ia menyadari bahwa

pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak terinfeksi HIV sangat penting karena

menjadikan mereka lebih kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Berikut

kutipan hasil wawancaranya:

“udah jelas ya…jadi ga gampang sakit, makanan baik, kalo

aku liat ya jadi ga gampang sakit, pengennya lari, semangat. Kalo

kurang makan kan kurang semangat. Karena pengalaman tuh yang

beberapa hari ga doyan makan yang 3 anak itu ya jadi lemes,

mungkin pada sariawan jadi makanannya kurang. Jadi repot deh

malah komplikasi..batuk, pilek” (Pengasuh)

Ketika ditanyakan apakah informan pernah mendapatkan konseling

gizi, ia mengatakan pernah, tapi sudah lama sekali, yaitu saat anaknya

terkena gizi buruk saat usia tiga tahun. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

Page 61: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

46

“Kebetulan dulu waktu anak saya dengan gizi buruk

memang dikasih penjelasan tentang gizi, dulu susunya menggunakan

susu khusus, dianjurkan banyak makan buah, sayur.Pernah, pernah

dapet di Rumah Sakit Carolus. Kalo sekarang ga pernah lagi, paling

baca-baca aja… pokoknya yang jelas makanan seimbang deh”

(Pengasuh)

Sementara itu untuk saat ini biasanya informasi tentang gizi ia

dapatkan melalui internet.

2. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi

a. Ketersediaan Makanan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama didapatkan

informasi bahwa ketersediaan beras untuk saat ini selalu ada dan selalu

tercukupi bahkan terkadang ibu masih bisa membagikannya kepada

tetangga yang kurang mampu, karena biasanya yayasan mendapat

bantuan berupa beras sebanyak 50 kg per bulan dari gereja.

Begitu pula dengan ketersediaan susu, biasanya ketersediaan susu

di Yayasan Tegak Tegar didapatkan dari donatur tetap. Selain untuk anak

terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan, susu juga didistribusikan bagi

anak-anak terinfeksi HIV yang tidak tinggal di Yayasan akan tetapi masih

berada dalam kelompok binaan dari Yayasan Tegak Tegar. Biasanya

setiap anak mendapatkan 4 dus susu bubuk 800 gram setiap bulannya.

Sementara untuk lauk pauk, biasanya pengasuh membelinya

seminggu sekali di pasar tradisional yang letaknya tidak jauh dari

yayasan, dengan menghabiskan anggaran kurang lebih 250 ribu rupiah

setiap kali belanja. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

Page 62: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

47

“biasanya kita belanja seminggu, misalnya kaya sayur,

lauk, pauk bisa habis sekitar 250 ribu, kadang dapet buah kadang

buahnya lain, itu di luar beras, di luar kebutuhan gas”

(Pengasuh)

Kemudian berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan

beberapa kali, ibu atau pengasuh mengolah dan memasak sendiri

makanan untuk anak-anaknya, dengan dibantu oleh seorang temannya

yang tinggal di yayasan tersebut. Saat mengolah dan memasak makanan

untuk anaknya tersebut terkadang ia mengajak serta anak-anaknya karena

kebetulan anak-anak tersebut sekolah siang.

b. Pemberian Makanan

1) Porsi dan Komposisi makanan

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, biasanya anak-

anak yang menentukan porsi makan mereka sendiri, kecuali untuk

anak dengan inisial N, karena ia harus diberikan perhatian yang lebih

untuk urusan makan. N sangat sulit sekali untuk makan, agar tepenuhi

kebutuhan gizinya, biasanya ibu menyuapinya sedikit demi sedikit.

Berdasarkan hasil observasi porsi makan informan N ternyata sangat

sedikit untuk anak seusianya, biasanya ia makan dengan anak yang

masih balita, seporsi makanan untuk berdua, atau 1 porsi tapi hanya 1

piring kecil (piring cangkir) yang berisi sedikit nasi dan lauk pauknya.

Berbeda dengan anak berinsial K dan D, mereka mempunyai

porsi makan yang cukup baik, bahkan terkadang mereka nambah jika

Page 63: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

48

kebetulan lauk pauk yang disediakan merupakan lauk yang mereka

suka.

Kemudian, berdasarkan observasi yang peneliti lakukan

komposisi makanan yang anak-anak makan kurang baik, karena

komposisi makanan mereka tidak seimbang. Mereka hanya memakan

banyak nasi dan lauk hewani, akan tetapi mereka sama sekali tidak

memakan sayur.

Selanjutnya pada pengamatan di waktu yang berbeda, di piring

mereka memang disertakan sayur, akan tetapi sayur tersebut hanya

disingkirkan dan tidak dimakan.

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara dengan informan

utama yaitu ibu atau pengasuh, ia mengatakan bahwa anak-anak

memang kurang suka sayur, tapi kadang dipaksa dengan cara dijus

atau dicontohkan oleh ibu tersebut. Berikut kutipannya tentang

makanan apasaja yang biasanya diberikan untuk anak terinfeksi HIV di

Yayasan Tegak Tegar:

“makan biasa sih, kaya sawi, kangkung, bayam, sop,

buncis…. pasti ada sayur walaupun dia ga mau tapi dipaksa,

kita suapin karena kalo terbiasa makan sayur lama-lama jadi

suka, kan kebanyakan anak-anak ga suka sayur. Tapi ya … itu

kalo kita pergi semua, ya… sampe sore sayur ya ga ada yang

sentuh. Tapi kalo saya ada pagi ya… dikasih sayur, disuapin…

kalo ga disuapin ya disingkir-singkirin, tapi belakangan

akhirnya dimakan. Karena saya ajarin ke mereka kalo

makanan dibuang itu ga boleh, kan belinya pake uang,

uangnya dari mana..kita kerja, akhirnya mereka makan dikit-

dikit, mereka meleng ya saya tambahin” (Pengasuh)

Page 64: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

49

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara dengan informan

pendukung (anak terinfeksi HIV) mereka menyatakan bahwa setiap

hari pengasuh menyediakan sayur dan lauk pauk lainnya untuk

mereka, seperti kutipan hasil wawancara tentang makanan yang

diberikan oleh pengasuh kepadanya di bawah ini:

“Makan soup… soupnya isinya… wortel, trus… habis

wortel… apalagi ya, kol, terus..buncis” (Informan K).

“Nasi, sayur, udah” (Informan N)

“Sayur, nasi, jajanan, lauknya kadang-kadang ayam,

terus tempe tahu, udah” (Informan D)

Sementara itu untuk buah, informan utama atau pengasuh

menyatakan bahwa paling tidak 2 hari sekali pasti ia menyediakan

buah. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan informan utama

tentang penyediaan buah di Yayasan Tegak Tegar

“jarang sih ya.. buahnya paling ada tomat sama

wortel, yang sering papaya, kemaren kita baru makan papaya,

harusnya sekarang ada…. Tapi udah habis, 2 hari sekali pasti

ada buah, kadang di 2 hari kalo kita ngerasa ga beli jus,

buat… gitu, seharusnya sih harus selalu tersedia, tapi ya

kadang-kadang ga ngontrol… gitu, tantenya juga kalo ga

disuruh ngejus, ga dijus….kdang sampe busuk ga dimakan,

kalo ga dijus ga dimakan, tapi kalo dijus juga kalo ga disaring

mereka ga mau, tapi kita paksa harus dirayu, harus disaring

juga jusnya, jadi harus ada waktu untuk perhatiin mereka

makan, kalo didiemin aja ya… anak-anak semaunya dia…

makan kalo udah laper, dulu waktu ada mbaknya rajin ….

selalu dibuatin jus…. Tantenya juga sama mamanya sekarang

kadang suka males-males, ntar-ntar aja deh… eh akhirnya

lupa..”(Pengasuh)

Page 65: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

50

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara tentang

ketersediaan buah, anak-anak menjawab seperti di bawah ini:

“Ada…, buah jeruk sama buah semangka, kemarin aku

makan semangka”(informan D)

“Iya, kemarin makan semangka, terus

papaya”(informan D)

“Setiap hari kadang beli kadang ga, mama kemarin

beli semangka sama jeruk” (informan N)

2) Frekuensi dan waktu pemberian makan

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa biasanya anak 3

kali memakan makanan utama dan 2 kali makan makanan selingan

dalam sehari. Untuk makanan selingan yang diberikan biasanya anak-

anak jajan sore, atau kadang dibuatkan jus setiap jam 10 pagi dan

dibuatkan snack sendiri seperti kroket kentang jam 4 sore. Berikut

kutipan hasil wawancaranya

“Makanan utama 3 kali ya, pagi, siang, dan sore

menjelang malam, diiringi dengan snack setiap jam 10 sama

jam 4 biasanya kalo jam 10 jam 4 untuk balita dikasih bubur

sama susu, tapi ya itu kalo makanan utama 3 kali itu”

(Pengasuh)

“Biasanya kalo snack… Jajan paling juga, suka ada

tukang syomay, mpek-mpek atau bakso kadang sore mereka

minta… kadang kita buatin juga mie, singkong atau kentang

yang dibuat kroket, yang sering sih buah menjelang makan

siang tuh mereka laper..paling dibuatin jus atau dimakanin

buah papaya” (Pengasuh)

Page 66: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

51

3) Pantangan makanan

Pantangan makanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui kebersihan dan kualitas makanan serta

pengaruhnya terhadap nafsu makan dan zat gizi lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama

(pengasuh) diketahui bahwa tidak ada pantangan makanan secara

mutlak bagi anak-anak, seperti mie instan dan ciki yang tidak

diperbolehkan, akan tetapi terkadang tetap dikonsumsi bersama.

Pantangan makanan secara spesifik juga dilakukan karena makanan

tersebut menimbulkan penyakit bagi salah satu anak sehingga hanya

pada anak tersebutlah makanan itu tidak boleh dikonsumsi. Berikut

kutipan hasil wawancaranya:

“buat anak-anak sih ga boleh makan ciki, mie instan

boleh tapi ga sering-sering juga kita kasih, ya.. paling seminggu

sekali, ciki ga boleh sama sekali, paling untuk seru-seruan

makan bareng-bareng tapi jarang, kita juga ga jualan ciki di

warung. Si K….. dan si D… biasanya ga boleh makan es, klo

makan es pasti ketahuan, pasti habis makan es udah pasti sakit,

biasanya K….. suka sesek nafas karena kan dia punya asma gitu,

jadi kalo makan es udah pasti sakit, walaupun ga ngaku tapi

akhirnya teman-temannya yang bilang, baru deh dia ngaku. Klo

ciki ga tau deh, klo dirumah sih ga boleh, soalnya pengalaman

anakku suka makan ciki, minat makannya jadi ga ada juga, itu

jadi gampang sakit juga. (Pengasuh)

c. Permasalahan Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Dari hasil wawancara diketahui bahwa anak-anak kurang

menyukai buah dan sayur yang disediakan, walaupun biasanya mereka

tetap dipaksa dengan berbagai macam cara, misalkan dengan menjus

Page 67: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

52

buah-buahan dan menyaringnya, mencontohkannya, merayunya,

memberinya uang dan mengurangi kemudian menambahkan porsinya

sedikit demi sedikit sampai akhirnya buah atau sayur tersebut dimakan,

seperti kutipan di bawah ini:

“Untuk sayur dan buah, anak-anak sih ga pada suka kalo

kita ga paksa, anak-anak sih sukanya buah yang mahal-mahal

kaya anggur atau buah yang kecil-kecil tapi kita jarang beli, yang

sering kita beli memang mereka ga suka tapi kalo di depan saya

ya suka ga suka mereka pasti mau... kadang kita rayu ntar dapet

duit sambil kita tutup hidungnya, kalo ga kita contohin nih.. mama

juga minum.. ga ada yang muntah sih.. paling porsi kita kurangin

separo, tapi lama-lama kita tambahin, lama-lama habis”

(Pengasuh)

Akan tetapi permasalahan selanjutnya adalah ketika tidak ada

yang memaksanya, misalkan ketika pengasuh sedang sibuk, tidak ada di

rumah, dan tidak ada yang mengingatkan dan merayunya, biasanya anak-

anak tidak mau makan sayur. Seperti kutipan wawancara berikut ini:

“permasalahannya ya… itu….klo ga diperhatiin sama

kita ya gitu seenaknya, klo udah laper baru makan, kalo ga

disuapin makannya ya… sayurnya disingkirin, dan kalo kita pergi

semua ya.. sayur ga ada yang sentuh. Jadi ya… itu sih

kesulitannya” (Pengasuh)

kemudian ibu atau pengasuh juga mendapatkan masalah yang

lebih sulit dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak dengan inisial N.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam diketahui bahwa

sangat sulit bagi pengasuh untuk memberikan makanan pada N yang tidak

lain adalah anak kandungnya sendiri. Walaupun usianya lebih tua dari

yang lain, tapi ia lebih manja. Biasanya ia makan harus dengan makanan

Page 68: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

53

yang ia sukai saja, dan biasanya makannya pun harus disuapi berbarengan

dengan anak yang diasuh lainnya yang masih balita. Pengasuh

mengatakan bahwa anaknya maunya makannya yang enak-enak saja

seperti ayam goreng, akan tetapi ia tidak bisa menyanggupi karena ia

harus adil dengan anak yang lainnya.

3. Asupan Gizi Anak Terinfeksi HIV

a. Asupan Energi

Untuk menghitung kebutuhan energi anak terinfeksi HIV, peneliti

menggunakan penentuan kebutuhan energi dengan menghitung Angka

Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan rumus Harris Benedict sebagai

berikut:

1) Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)- (6,8 x U)

2) Perempuan = 65,5 + ( 9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

Sehingga Kebutuhan energi bagi anak terinfeksi HIV yang tinggal

di Yayasan Tegak Tegar Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1) Informan K:

65,5 + (9,6 x 26,4) + (1,8 x 125,2) – (4,7 x 10) = 497 kkal

2) Informan D:

66 + (13,7 x 29,9) + (5 x 140,2) – (6,8 x 11) = 1102 kkal

3) Informan N:

66 + (13,7 x 26,25) + (5 x 132,2) – (6,8 x 13) = 998 kkal

Page 69: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

54

Berdasarkan pedoman Almatsier (2005), kebutuhan gizi dalam

keadaan sakit, selain tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam keadaan sehat juga dipengaruhi oleh jenis dan berat ringannya

penyakit. Oleh karena itu bagi anak terinfeksi HIV yang tinggal di

Yayasan Tegak Tegar yang tidak terikat di tempat tidur dan tidak ada

stres serta dalam keadaan gizi baik maka Angka Metabolisme Basal

(AMB) selanjutnya dikalikan dengan 1,3 (faktor aktivitas) dan 1,3 (faktor

trauma/stress). Sehingga kebutuhan energinya menjadi:

1) Informan K : 497 x 1,3 x 1,3 = 840 kkal

2) Informan D : 1102 x 1,3 x 1,3 = 1862 kkal

3) Informan N : 998 x 1,3 x 1,3 = 1687 kkal

Lain halnya jika menggunakan acuan dari WHO (2003) yang

menyatakan bahwa kebutuhan energi bagi anak terinfeksi HIV pada

periode tanpa gejala mengalami kenaikan sebesar 10% untuk menunjang

pertumbuhan. Jika mengacu pada WHO tersebut maka kebutuhan energi

bagi informan K adalah sebesar 546 kkal, informan D sebesar 1212 kkal,

dan informan N sebesar 1098 kkal.

Sementara itu berdasarkan hasil food recall 24 jam selama 3 hari

diketahui bahwa asupan energi informan K pada hari pertama sebesar

909,5 kkal, hari ke-2 835,2 kkal dan hari ke-3 1134,3 kkal. Jika

kebutuhan energi mengacu pada WHO (2003) yaitu sebesar 546 kkal

maupun Almatsier (2005) yaitu 840 kkal, dapat dikatakan bahwa

kebutuhan energi informan K sudah terpenuhi.

Page 70: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

55

Lain halnya dengan informan D, asupan energi yang ia dapatkan

sebesar 840,5 kkal pada hari pertama penelitian, 1184,9 kkal pada hari ke-

2, dan 1254,9 kkal pada hari ke-3. Jika dibandingkan dengan kebutuhan

energinya berdasarkan WHO (2003) yaitu sebesar 1212 kkal maka dapat

dikatakan bahwa kebutuhan energi informan D belum terpenuhi saat

penilaian konsumsi makanan hari pertama, di hari pertama tersebut porsi

makan informan D memang lebih sedikit dibanding hari-hari lainya yaitu

hanya dengan 1 centong nasi putih dan 1 potong tempe yang kecil dan

tipis.

Sementara itu jika kebutuhan energi mengacu pada Almatsier

(2005) yaitu sebesar 1862 kkal dapat dikatakan bahwa kebutuhan

energinya belum mencukupi. Walaupun asupan makanan informan D

lebih banyak dari informan-informan lainnya, akan tetapi kebutuhan

energinya belum tercukupi. Hal ini dikarenakan kebutuhannya yang lebih

tinggi juga dibanding informan-informan lainya.

Sementara itu asupan energi yang didapat pada informan N

diketahui sebesar 452,9 kkal pada hari pertama penelitian, 326,3 kkal di

hari ke-2 dan 584,5 kkal di hari ke-3. Jika mengacu pada angka

kebutuhan energinya baik berdasarkan Almatsier (2005) yaitu sebesar

1687 kkal maupun WHO (2003) yaitu sebesar 1098 kkal, maka dapat

dikatakan bahwa kebutuhan energi informan N sangat jauh dari kata

tercukupi.

Page 71: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

56

b. Pemenuhan Kebutuhan Protein

Berdasarkan acuan dari WHO (2003), asupan protein pada anak

terinfeksi HIV yaitu 12%-15% dari asupan energi total. Akan tetapi jika

mengacu pada Almatsier (2005) aspan protein yang dibutuhkan adalah

1,1-1,5 g/kg. sehingga berdasarkan acuan tersebut maka dapat diketahui

kebutuhan protein anak terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan Tegak

Tegar adalah sebagai berikut:

1) Informan K

Jika mengacu pada WHO (2003), dengan kebutuhan energi

sebesar 546 kkal, maka kebutuhan energi yang berasal dari protein

adalah sebesar 66-82 kkal atau 16-20 gram protein. Jika mengacu pada

Almatsier (2005) dengan berat badan sebesar 26,4 kg maka kebutuhan

proteinnya adalah 29-39 gram protein

2) Informan D

Jika mengacu pada WHO (2003), dengan kebutuhan energi

sebesar 1212 kkal, maka kebutuhan energi yang berasal dari protein

adalah sebesar 145-182 kkal atau 36-45 gram protein. Jika mengacu

pada Almatsier (2005) dengan berat badan sebesar 29,9 kg maka

kebutuhan proteinnya adalah 33-45 gram protein

3) Informan N

Jika mengacu pada WHO (2003), dengan kebutuhan energi

sebesar 1098 kkal kkal, maka kebutuhan energi yang berasal dari

protein adalah sebesar 132-165 kkal atau 33-41 gram protein. Jika

Page 72: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

57

mengacu pada Almatsier (2005) dengan berat badan sebesar 26,25 kg

maka kebutuhan proteinnya adalah 29-39 gram protein

Berdasarkan hasil food recall 24 jam selama 3 kali didapati bahwa

asupan protein informan K pada hari pertama, kedua dan ketiga berturut-

turut adalah 23 gram, 25 gram dan 35 gram. Jika dibandingkan dengan

acuan WHO (2003), yaitu 16-20 gram protein, maka dapat dikatakan

bahwa kebutuhan protein informan K sudah terpenuhi. Akan tetapi iika

mengacu pada Almatsier (2005) dengan dengan kebutuhan protein

sebesar 29-39 gram, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata kebutuhan

protein belum terpenuhi.

Sementara itu, bagi informan D, asupan protein yang ia dapat

selama 3 kali penelitian yaitu 27 gram, 43 gram dan 50 gram. Jika

dibandingkan dengan acuan baik WHO (2003) maupun Almatsier (2005)

yaitu 36-45 dan 33-45 gram protein. Maka dapat dikatakan bahwa

kebutuhan protein informan D rata-rata sudah tercukupi, walaupun pada

hari pertama penelitian asupan proteinnya memang lebih rendah dari 2

hari lainnya.

Lain halnya dengan informan N, selama 3 hari penelitian asupan

protein yang ia dapat berturut-turut adalah 18 gram, 14 gram dan 22

gram. Jika dibandingkan dengan rekomendasi kebutuhan protein baik

menurut WHO (2003) yaitu 33-41 gram, maupun rekomendasi Almatsier

(2005) sebesar 29-39 gram. Maka dapat kita katakan bahwa kebutuhan

protein informan D belum tercukupi.

Page 73: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

58

c. Pemenuhan Kebutuhan Lemak

Menurut WHO (2003), kebutuhan lemak bagi anak terinfeksi HIV

tidak berbeda dengan anak-anak biasanya. Syarat diet bagi penderita HIV

untuk konsumsi lemak yaitu sebesar 10-25% dari kebutuhan energi total

(Almatsier, 2005).

Oleh karena itu maka dapat diketahui bahwa kebutuhan lemak

dari setiap informan adalah sebagai berikut:

1) Informan K

840 x 10% = 84 : 9 = 9 gram lemak

840 x 25% = 210 : 9 = 23 gram lemak

Jadi kebutuhan lemak informan K adalah 9-23 gram lemak

2) Informan D

1862 x 10% = 186 :9 = 20 gram lemak

1862 x 25% = 465,5 : 9 = 52 gram lemak

Jadi kebutuhan lemak informan D adalah 20-52 gram lemak

3) Informan N

1687 x 10 % = 168,7 : 9 = 19 gram lemak

1687 x 25 % = 421,7: 9 = 47 gram lemak

Jadi kebutuhan lemak informan N adalah 19-47 gram lemak

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aupan

lemak informan K pada hari pertama, ke-2 dan ke-3 adalah 20 gram, 16

gram dan 22 gram. Oleh karena jika dibandingkan dengan kebutuhan

Page 74: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

59

lemaknya sebesar 9-23 gram, maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan

lemak informan K sudah terpenuhi.

Selanjutnya, asupan lemak yang dikonsumsi oleh informan D

adalah sebesar 29 gram, 26 gram, dan 28 gram. Jika dibandingkan dengan

kebutuhan lemaknya sebesar 20-52 gram, maka dapat dikatakan bahwa

kebutuhan lemaknya sudah terpenuhi.

Lain halnya dengan informan N, asupan lemak rata-rata yang ia

konsumsi selama 3 kali penelitian yaitu sebesar 9 gram. Jika

dibandingkan dengan kebutuhan lemaknya sebesar 19-47 gram, maka

bisa dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan lemak informan N masih

jauh dari yang direkomendasikan.

d. Pemenuhan Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Menurut Almatsier (2005), anak terinfeksi HIV membutuhkan

asupan vitamin dan mineral yang tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka

Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E,

folat, kalsium, magnesium, seng dan selenium. Jika mengacu pada

rekomendasi tersebut maka dapat diketahui kebutuhan gizi mikro bagi

informan K, D dan N menjadi sebagai berikut:

Page 75: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

60

Tabel 5.2

Angka Kecukupan Gizi Mikro Anak Terinfeksi HIV

(diadaptasi dari Almatsier, 2005)

Akan tetapi, pada penelitian ini asupan selenium tidak

diikutsertakan, karena untuk menganalisis besarnya zat gizi yang

dikonsumsi anak, peneliti menggunakan software nutrisurvey, namun

nutrisurvey tersebut belum bisa menganalisis besarnya asupan selenium

yang dikonsumsi seseorang.

Berdasarkan hasil food recall 24 jam selama 3 hari pada anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar dapat diketahui bahwa konsumsi

vitamin dan mineralnya adalah sebagai berikut:

Informan

Vit A

(RE)

Vit

B12

(µg)

Vit C

(mg)

Vit E

(mg)

Fol-

at

(µg)

Kal-

sium

(mg)

Magne

sium

(mg)

Seng

(mg)

Sele-

nium

(µg)

Besi

(mg)

K 900 2,7 217 16,5 450 1500 270 18,9 30 30

D 900 2,7 207 16,5 450 1500 255 21 30 19,5

N 900 3,6 225 22,5 600 1500 330 26 45 28,5

Page 76: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

61

Tabel 5.3

Asupan Vitamin dan Mineral Informan K selama 3 hari

Zat gizi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rata-rata Rekomendasi

Vit. A (µg) 842.1 233.9 372.3 482.7 900

Vit. B12 (µg) 0.3 0.7 1.1 0.7 2,7

Vit. C (mg) 14.7 13.2 9.2 12.3 217

Vit. E (eq.) (mg) 2.5 2.3 2.3 2.4 16,5

Asam folat (µg) 91.7 73.5 82.0 82.4 450

Kalsium (mg) 252.2 206.4 226.4 228.3 1500

Magnesium (mg) 119.5 274.5 351.8 248.6 270

Zinc (mg) 3.7 4.4 6.2 4.7 18,9

Besi (mg) 4.9 4.9 6.1 5.3 30

Tabel 5.4

Asupan Vitamin dan Mineral Informan D selama 3 hari

Zat gizi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rata-rata Rekomendasi

Vit. A (µg) 271.9 317.3 317.3 302.2 900

Vit. B12 (µg) 0.5 1.7 1.7 1.3 2,7

Vit. C (mg) 10.5 11.9 11.9 11.4 207

Vit. E (eq.) (mg) 2.9 4.0 4.0 3.6 16,5

Asam folat (µg) 64.1 99.8 99.8 87.9 450

Kalsium (mg) 283.3 256.8 256.8 265.6 1500

Magnesium (mg) 114.8 383.1 383.1 293.7 255

Zinc (mg) 3.5 6.6 6.6 5.6 21

Besi (mg) 4.7 7.2 5.3 5.7 19,5

Page 77: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

62

Tabel 5.5

Asupan Vitamin dan Mineral Informan N selama 3 hari

Zat gizi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rata-

rata

Rekomendasi

Vit. A (µg) 99.4 66.1 64.6 76.7 900

Vit. B12 (µg) 0.5 0.4 0.1 0.3 3,6

Vit. C (mg) 4.8 4.8 4.8 4.8 225

Vit. E (eq.) (mg) 0.9 0.5 0.5 0.6 22,5

Asam folat (µg) 26.2 13.2 20.6 20 600

Kalsium (mg) 137.5 114.6 136.3 129.5 1500

Magnesium (mg) 124.8 68.9 167.4 120.4 330

Zinc (mg) 2.3 1.9 2.6 2.3 26

Besi (mg) 2.6 2.0 2.9 2.5 28,5

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua asupan

vitamin dan mineral pada anak terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan

Tegak Tegar tahun 2013 belum sesuai dengan yang direkomendasikan.

Page 78: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

63

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Gizi

Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, dibutuhkan pengetahuan gizi

yang baik oleh ibu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, dapat diketahui bahwa informan utama atau pengasuh dari anak

terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar mempunyai pengetahuan

gizi yang cukup baik, karena sebagian besar pertanyaan tentang gizi dapat ia

jelaskan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan ia tentang gizi

seimbang, pemaparannya tentang contoh makanan sumber energi, protein,

vitamin dan serat. Ia dapat menjelaskan bahwa makanan yang sebaiknya

diberikan pada anak adalah makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang baik,

bersih serta mempunyai kandungan gizi yang seimbang.

Informan juga mengetahui bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada anak

terinfeksi HIV cukup penting, karena menjadikan anak tidak mudah terserang

penyakit. Seperti yang dijelaskan oleh FANTA dan AED (2008) bahwa

pemenuhan kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV sangat penting, karena

jika kebutuhan gizi yang meningkat tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan

gizi buruk yang akan menyebabkan perkembangan HIV ke AIDS jadi lebih

cepat sehingga anak sering mengalami infeksi oportunistik.

Page 79: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

64

Dari beberapa pertanyaan tentang gizi, pengasuh hanya tidak tahu jika

terdapat peningkatan kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV. Seperti yang

dijelaskan oleh WHO (2003) bahwa terjadi peningkatan kebutuhan gizi pada

anak terinfeksi HIV baik pada fase asimtomatik (tanpa gejala), maupun pada

fase simptomatik (terdapat gejala), dan pada fase terjadi penurunan berat badan.

Pengetahuan gizi yang baik ini bisa terjadi karena pengasuh mempunyai

tingkat pendidikan yang tinggi yaitu strata 1 (S1) dan pekerjaan yang

mempermudahnya untuk mengakses informasi lebih banyak. Menurut

Mirsanjari, dkk (2012) tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi pengetahuan

gizinya, karena ibu yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan bekerja akan

lebih mudah untuk mengakses internet, buku, majalah sebagai sumber informasi

di tempat kerjanya, salah satunya informasi tentang gizi. Hal ini juga didukung

oleh pernyataan Winkel (1984) dalam Khomsan dkk (2007) yang menyatakan

bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan

intelektualnya.

Sementara itu menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan diperoleh dari

pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Sama halnya dengan penelitian

ini, yaitu pengetahuan informan tentang manfaat dari terpenuhinya kebutuhan

gizi. Ia mengetahui manfaat tersebut karena pengalamannya dahulu ketika

anaknya sangat susah makan, ia mudah sekali untuk terserang penyakit.

Pengetahuan gizi yang baik ini akan menyadarkan ibu tentang

pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV, sehingga ibu

akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Berdasarkan teori

Page 80: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

65

terbentuknya perilaku dari WHO dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak disadari oleh pengetahuan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mandal (2005), pendidikan gizi

pada ibu akan berpengaruh positif terhadap status gizi anak-anak mereka. Sama

halnya dengan hasil penelitian Segal-Isaacson, dkk (2006) yang membagi 466

wanita odha secara acak dalam 4 kelompok yang menerima dua kali sesi

pelatihan yang terdiri dari pelatihan pengelolaan stres dan pendidikan gizi,

hasilnya menunjukkan bahwa pendidikan gizi dapat meningkatkan asupan gizi

dan pola makan pada wanita odha tersebut.

B. Perilaku pemenuhan kebutuhan gizi

Perilaku pemenuhan kebutuhan gizi adalah suatu kegiatan atau aktifitas

seseorang yang dilakukan dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan

makan untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh baik yang dapat diamati

langsung maupun tidak langsung. Pembentukan pola makan perlu diterapkan

sesuai pola makan keluarga. Peranan orang tua khususnya ibu sangat

dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam

hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang

atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang

tua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga (Soenardi, 2004).

Page 81: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

66

Sementara itu, perilaku pemenuhan kebutuhan gizi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah upaya-upaya yang dilakukan ibu atau pengasuh

untuk memenuhi kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV yang tinggal di yayasan

Tegak Tegar, yang terdiri dari upaya ketersediaan makanan dan upaya

pemberian makanan.

1. Ketersediaan Makanan

Ketersediaan makanan bagi anak terinfeksi HIV sangat penting

karena jika kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV yang meningkat tidak

terpenuhi karena kurangnya ketersediaan makanan, asupan makanan rendah,

pencernaan dan penyerapan (utilisasi) yang buruk, maka akan

mengakibatkan gizi buruk. Akibatnya, perkembangan penyakit HIV

menjadi AIDS jadi lebih cepat, sering mengalami infeksi oportunistik dan

seperti itu teruslah siklusnya (FANTA & AED, 2008)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa ketersediaan

bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi pada anak terinfeksi HIV

di Yayasan Tegak Tegar sudah baik. Hal ini terjadi karena yayasan

mempunyai akses yang lebih mudah untuk mendapatkan bantuan sosial

dibandingkan dengan odha pada umumnya (yang tidak tinggal di Yayasan).

Yayasan mempunyai persediaan susu dan beras yang cukup untuk

setiap bulannya yang diberikan oleh beberapa lembaga sosial. Yayasan juga

mempunyai dana rutin dari donatur tetap untuk membiayai kebutuhan

Page 82: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

67

sehari-hari seperti pembelian bahan makanan rutin setiap seminggu sekali

yang terdiri dari sayur, buah serta lauk pauk nabati maupun hewani.

Menurut teori Snehandu B. Kar dalam Notoatmodjo (2007),

dukungan sosial dari masyarakat (social support) juga berpengaruh terhadap

perilaku seseorang. Seperti halnya pada penelitian ini, dukungan sosial dari

suatu lembaga untuk memberikan beras dan susu setiap bulannya sangat

membantu yayasan dalam menyediakan kebutuhan gizi bagi anak-anak

terinfeksi HIV yang tinggal di sana. Informan utama mengatakan bahwa

sebelum adanya bantuan, sangat berat sekali ketika ia harus menyediakan

sendiri sekarung beras setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan makan

anak-anak yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar.

Teori WHO dalam Notoatmodjo (2007) juga menyatakan bahwa

sumber daya dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok

masyarakat. Sumber daya di sini mencakup fasilitas, uang, waktu tenaga,

dan sebagainya. Seperti yang terjadi pada anak terinfeksi HIV yang tidak

tinggal di Yayasan, biasanya mereka tinggal bersama neneknya, ada yang

neneknya bekerja dengan penghasilan yang seadanya, ada juga yang hanya

berharap belas kasian dari saudara lainnya yang juga penghasilannya pas-

pasan. Walaupun mereka juga mendapatkan bantuan dari yayasan sebulan

sekali, tetapi terkadang akses untuk mendapatkannya sulit, misalkan akses

dari rumah ke yayasan yang cukup jauh yang membutuhkan waktu dan

tenaga yang cukup untuk mengambil bantuan sosial membuat nenek

terkadang malas untuk mengambilnya.

Page 83: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

68

Kemudian ketersediaan ibu untuk mengolah dan memasak makanan

sendiri juga berpengaruh terhadap asupan gizi anak. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Swanson (2011), bahwa ibu yang jarang menyediakan

sarapan, memasak/mengolah masakan sendiri, dan menyediakan waktu

untuk makan bersama cenderung mempunyai anak-anak yang kualitas

makananya kurang baik.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan beberapa kali, ibu

atau pengasuh biasanya mengolah dan memasak sendiri makanan untuk

anak-anaknya, dengan dibantu oleh seorang temannya yang tinggal di

yayasan tersebut. Saat mengolah dan memasak makanan untuk anaknya

tersebut terkadang ia mengajak serta anak-anaknya karena kebetulan anak-

anak tersebut sekolah siang. Hal ini sangat baik karena dapat

memperkenalkan anak dengan makanan yang sehat dan menjadikan anak

bersemangat untuk makan karena ia merasa sudah bersusah payah

memasaknya jadi tidak akan melewatkan waktu makan. Selain itu anak juga

akan lebih senang makan bersama keluarga ketimbang jajan di luar.

2. Pemberian Makanan

Perilaku pemberian makan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah perilaku pemberian makanan yang dilakukan oleh ibu atau pengasuh

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi anak yang terdiri dari porsi dan

komposisi pemberian makanan, frekuensi dan waktu pemberian makanan,

Page 84: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

69

serta pantangan makanan yang diberikan ibu kepada anak-anak terinfeksi

HIV di Yayasan Tegak Tegar.

a. Porsi dan Komposisi makanan

Makanan yang direkomendasikan untuk anak-anak dengan HIV/

AIDS sama seperti anak pada umumnya, tetapi mereka memiliki

kebutuhan nutrisi tambahan yang harus diperhitungkan (WHO, 2009).

Pada umur 10-12 tahun, kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda

dengan anak perempuan. Anak laki-laki lebih banyak melakukan

aktivitas fisik, sehingga membutuhkan energi lebih banyak, sedangkan

anak perempuan biasanya sudah mulai menstruasi, sehingga memerlukan

protein dan zat besi yang lebih banyak. Golongan anak ini disebut juga

golongan anak sekolah, yang biasanya mempunyai banyak perhatian dan

aktivitas di luar rumah, sehingga sering melupakan waktu makan (RSCM

dan Persagi, 1994).

Menurut Damayanti dan Muhilal (2006), untuk sehari mereka

(anak laki-laki usia 10-12 tahun) seharusnya mengkonsumsi 5 porsi nasi

atau setara dengan 500 gram nasi, 3 porsi sayuran atau setara dengan 300

gram sayuran, 4 porsi buah atau setara dengan 400 gram buah, 3 porsi

tempe atau setara dengan 150 gram tempe, 2 ½ porsi daging atau setara

dengan 125 gram daging, 1 porsi susu atau setara dengan 200 ml susu, 1

porsi minyak atau setara dengan 25 gram minyak, dan 2 porsi gula atau

setara dengan 20 gram gula.

Page 85: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

70

Sementara itu untuk porsi makan anak perempuan seusia tersebut

dibutuhkan porsi nasi dan daging yang lebih sedikit yaitu 4 porsi nasi

atau setara dengan 400 gram nasi dan 2 porsi daging atau setara dengan

100 gram daging, sedangkan untuk jenis makanan yang lainnya

dibutuhkan porsi yang sama dengan anak laki-laki (RSCM & Persagi,

1994).

Menurut WHO (2009), untuk dapat meningkatkan asupan energi

pada anak terinfeksi HIV yang berusia 7-14 tahun dapat diberikan, 1) tiga

sendok teh margarin/minyak ke dalam bubur/makanan dan dua sendok

teh gula ke dalam bubur/makanan, 2) dua cangkir tambahan susu full

cream yang difortifikasi, 3) dua cangkir tambahan yoghurt, 4) tiga helai

keju/selai kacang /sandwich telur [6 iris].

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, anak-anak terinfeksi

HIV di Yayasan Tegak Tegar biasanya menentukan porsi makannya

sendiri, hanya sesekali saja anak disuapi. Anak dengan insial D (laki-laki,

11 tahun) dan K (perempuan, 9 tahun 10 bulan) rata-rata memilki porsi

nasi yang hampir mendekati dengan porsi yang dianjurkan tersebut yaitu

475 gram nasi dikonsumsi oleh D dan 325 gram nasi oleh K.

Akan tetapi tidak begitu halnya pada anak dengan inisial N (laki-

laki, 12 tahun 10 bulan), berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti

lakukan, informan N mempunyai kebiasaan makan dengan porsi yang

sangat sedikit untuk anak diusianya yaitu hanya 225 gram nasi dalam

sehari, biasanya ia makan dengan anak yang masih balita, 1 porsi untuk

Page 86: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

71

berdua, atau 1 porsi hanya 1 piring kecil (piring cangkir) yang berisi nasi

dan lauk pauknya. Padahal porsi nasi dalam sehari yang dianjurkan untuk

anak laki-laki usia 10-12 tahun adalah 5 porsi atau setara dengan 500

gram nasi.

Porsi makanan yang sedikit tersebut pada informan N terpaksa

diberikan oleh ibu karena ia malas sekali untuk makan. Ia malas makan

jika stres dengan ujian atau tugas sekolah, terkadang juga karena ada

jamur di mulut yang biasa terjadi pada odha.

Bagi anak terinfeksi HIV yang sulit makan, WHO (2009) juga

menganjurkan untuk memberikan makanan dalam porsi kecil namun

sering, misalkan dengan memberikan makan apa saja setiap 2-3 jam

sekali, memberikannya makan setiap kali ia merasa lapar atau ingin

makan dan tidak perlu menunggu waktu makan.

Selanjutnya berdasarkan observasi yang peneliti lakukan

komposisi makanan yang anak-anak makan kurang seimbang, karena

mereka hanya memakan banyak nasi dan lauk hewani, akan tetapi mereka

sedikit sekali mengkonsumsi sayur. Walaupun pada pengamatan di waktu

yang berbeda, di piring mereka terdapat sayur, akan tetapi sayur tersebut

hanya disingkirkan dan tidak dimakan. Kemudian ketika dikonfirmasi

kepada pengasuh, ia mengatakan bahwa anak-anak memang kurang suka

sayur, tapi kadang dipaksa dengan cara dijus atau dicontohkan oleh ibu

tersebut.

Page 87: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

72

Sementara itu untuk buah, informan utama atau pengasuh

menyatakan bahwa paling tidak 2 hari sekali pasti ia menyediakan buah.

Misalkan buah papaya, jeruk, pisang, wortel, dan buah lainnya yang

harganya terjangkau. Begitu juga yang diungkapkan oleh anak-anak.

Akan tetapi berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terkadang

anak tidak mau memakan buah tersebut karena buah yang mereka

inginkan biasanya adalah buah yang mahal sehingga pengasuh tidak

mampu memberinya.

Selanjutnya untuk konsumsi susu pada anak terinfeksi HIV di

Yayasan Tegak Tegar sesuai dengan yang dianjurkan oleh RSCM dan

Persagi (1994), karena anak biasanya selalu minum susu minimal segelas

(200 ml) dalam sehari.

Akan tetapi jika mengacu pada standar WHO (2009), konsumsi

susu anak masih kurang, karena asupan susu yang dianjurkan untuk anak

terinfeksi HIV pada usia 10-14 tahun adalah 2-3 gelas sehari, dan setiap

gelasya terdiri dari 240 ml.

Asupan susu yang kurang di Yayasan Tegak Tegar bukan karena

ketidaktersediaan susu, sebenarnya saat studi pendahuluan biasanya anak

diberikan 2 gelas susu setiap harinya, yaitu saat pagi dan malam hari, tapi

karena terkadang ibu atau pengasuh lupa atau malas memerintahkan anak

untuk membuat susu di waktu malam jadi sekarang hanya segelas susu

yang dikonsumsi anak setiap harinya.

Page 88: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

73

b. Frekuensi dan waktu pemberian makan

Menurut Tushemerirwe (2011) odha sebaiknya makan lima kali

dalam sehari yang terdiri dari 3 kali makan makanan utama dan 2 kali

makan makanan selingan, Karena infeksi HIV mempengaruhi pencernaan

dan penyerapan, sehingga odha perlu makan makanan dengan porsi kecil

tetapi sering, terutama ketika sakit, untuk mendapatkan jumlah energi

yang dibutuhkan tubuh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh diketahui bahwa

biasanya anak 3 kali memakan makanan utama dan 2 kali makan makanan

selingan dalam sehari. Untuk makanan selingan yang diberikan biasanya

anak-anak jajan sore, atau kadang dibuatkan jus setiap jam 10 pagi dan

dibuatkan snack sendiri seperti kroket kentang jam 4 sore.

Akan tetapi setelah ditanyakan kembali ke anak-anak, mereka

mengatakan bahwa jarang sekali ibu atau pengasuhnya menyediakan

makanan selingan, paling mereka ambil jajanan di warung. Kalaupun

mereka jajan besar seperti bakso, itu biasanya menggantikan makanan

utama.

Oleh sebab itu sebagian besar asupan gizi mereka kurang dari yang

direkomendasikan. Karena seharusnya mereka dapat tambahan nutrisi dari

2 kali makanan selingan.

Page 89: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

74

c. Pantangan makanan

Menurut Tushemerirwe (2011) odha sebaiknya menghindari

makan makanan junk food seperti keripik, soda dan makanan manis

seperti kue dan permen. Minuman manis dan berwarna yang dijual di

toko-toko biasanya mengandung air, gula, pewarna dan perisa makanan

bukannya jus buah asli. Makanan junk food tidak memiliki energi yang

cukup untuk odha, dapat menyebabkan mual, diare, dan muntah, karena

banyaknya minyak yang digunakan untuk memasak makanan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh diketahui bahwa

tidak ada pantangan makanan secara mutlak bagi anak-anak, seperti mie

instan, ciki dan soda yang tidak diperbolehkan, akan tetapi terkadang tetap

dikonsumsi bersama. Pantangan makanan secara spesifik juga dilakukan

karena makanan tersebut menimbulkan penyakit bagi salah satu anak

sehingga hanya pada anak tersebutlah makanan itu tidak boleh

dikonsumsi.

C. Permasalahan Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Dari hasil wawancara diketahui bahwa ada beberapa masalah yang

dihadapi ibu atau pengasuh dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegak Tegar. Masalah pertama bersumber pada anak

itu sendiri yaitu anak kurang suka sayur dan buah yang disediakan serta

masalah nafsu makan yang kurang, khususnya bagi informan N.

Page 90: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

75

Sayur sangat penting dalam menu makanan seimbang, karena sayur

merupakan sumber vitamin dan mineral. Seperti yang diungkapkan oleh

Restianti (2009) bahwa sayur lebih banyak mengandung mineral dibandingkan

dengan buah.

Pada penelitian ini, pengasuh mengatakan bahwa setiap hari ia selalu

berusaha menghidangkan sayur untuk anak-anak, walaupun mereka tidak suka

tetapi tetap diupayakan agar anak mengkonsumsinya, baik dengan cara

memaksa, merayunya dengan cara halus, dan memberikan hadiah jika anak mau

mengkonsumsinya.

Kemudian permasalahan pemenuhan kebutuhan gizi yang kedua adalah

anak kurang suka dengan buah yang dihidangkan oleh pengasuh. Anak-anak

lebih suka dengan buah yang harganya mahal yang tidak dapat dijangkau oleh

pengasuh. Padahal pengasuh sudah berusaha untuk menyediakan buah-buahan

yang harganya terjangkau tetapi tetap mengandung banyak vitamin seperti

pisang, pepaya, dan tomat.

Akan tetapi biasanya ibu atau pengasuh tetap mengupayakan agar anak-

anak mau mengkonsumsi buah yang sudah disediakan dengan berbagai macam

cara, misalkan dengan menjus dan menyaringnya, mencontohkannya,

merayunya, memberinya uang dan mengurangi kemudian menambahkan

porsinya sedikit demi sedikit.

Masalah seanjutnya adalah ibu atau pengasuh tidak bisa melakukan

upaya itu setiap saat, karena terkadang ia juga harus bekerja dan meninggalkan

anak-anak. Keadaan ini menunjukkan bahwa sikap akan terwujud di dalam

Page 91: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

76

suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu (Notoatmodjo, 2007). Seperti

dalam hal ini, sebenarnya ibu mempunyai sikap yang baik terhadap pemenuhan

kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV, namun karena terkadang ia memiliki waktu

yang terbatas sehingga ia tidak selalu bisa memaksa dan merayu anak untuk

mau makan sayur.

Kemudian permasalahan khusus pada informan N, yaitu kurang nafsu

makan. Pengasuh sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi informan N,

karena informan N tidak mau/ malas makan. Sehingga terkadang ibu sampai

harus menyuapinya sedikit demi sedikit bersama anak balita lain yang

diasuhnya juga.

Menurut WHO (2009) jika anak terinfeksi HIV sulit makan yang harus

diperhatikan adalah kenyamanan pada anak, ibu atau pengasuh harus sabar

dengan memberikannya makanan dalam jumlah yang kecil tapi sering, sering

menawarkan anak untuk makan, memberikan makanan yang anak suka,

memberikan berbagai makanan dan cairan yang ekstra. Jika anak haus berikan

cairan yang memiliki banyak nilai gizi misalnya susu, bukan jus komersial atau

minuman bersoda yang memiliki nilai gizi yang sangat sedikit. Pastikan juga

bahwa makan adalah waktu yang menyenangkan untuknya.

D. Asupan Gizi

Pemenuhan asupan gizi bagi anak terinfeksi HIV sangat penting, karena

infeksi HIV dapat melemahkan respon imun dan kemampuan tubuh untuk

melawan penyakit, sehingga sering kali anak yang terinfeksi HIV mengalami

Page 92: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

77

infeksi oportunistik yang menyebabkan meningkatnya penggunaan tubuh

terhadap energi dan zat gizi lainnya. Selain itu, HIV juga mempengaruhi asupan

makanan anak yang menyebabkan kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak

terpenuhi sehingga menyebabkan gizi buruk (Tushemerirwe, 2011).

Gizi buruk yang terjadi pada anak yang terinfeksi HIV dapat

mengurangi keefektifan Anti Retroviral Therapy, merusak sistem kekebalan

tubuh, dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oportunistik sehingga

mempercepat perkembangan fase HIV menjadi AIDS (ECSA-HC dkk, 2008).

Menurut WHO (2003) anak yang terinfeksi HIV membutuhkan asupan

energi yang lebih tinggi dibanding anak biasanya. Asupan energi bagi anak HIV

pada periode asymtomatic harus ditingkatkan sebesar 10%, 20%−30% pada fase

symptomatic, dan 50%−100% jika terjadi penurunan berat badan. Asupan energi

ini berfungsi untuk membantu menjaga pertumbuhan dan perkembangan serta

fungsi kekebalan tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab

sebelumnya, asupan energi, protein dan lemak pada anak dengan inisial N

masih belum mencukupi asupan yang direkomendasikan. Hal ini disebabkan

karena asupan makanan yang sedikit setiap harinya. Berbeda dengan informan

D, asupan protein dan lemak sudah tercukupi akan tetapi asupan energi belum,

padahal informan D mempunyai asupan makanan yang paling besar dibanding

dengan informan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena kebutuhan energi

informan D lebih besar dari informan yang lain. Lain halnya dengan informan

K, asupan energi dan lemak sudah tercukupi namun asupan protein belum, hal

Page 93: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

78

ini terjadi karena ada beberapa makanan sumber protein yang tidak disukai oleh

informan K.

Kemudian untuk asupan vitamin dan mineral, semua anak yang tinggal

di Yayasan Tegak Tegar masih belum terpenuhi kebutuhannya. Sama seperti

yang diungkapkan oleh ECSA-HC, dkk (2008) bahwa beberapa anak terinfeksi

HIV asupan makanannya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

mikro anak.

Padahal menurut Jafar (2004) vitamin dan mineral sangat penting dalam

perkembangan dan daya tahan tubuh, jika tubuh tidak didukung oleh asupan

vitamin dan mineral yang baik maka virus akan mudah menyerang sehingga

penyakit akan sangat mudah untuk memasuki tubuh penderita HIV/AIDS.

Seperti yang diungkapkan oleh Almatsier (2004), vitamin A

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B. Vitamin E

berfungsi melindungi dan menstabilkan membran sel. Vitamin B12 untuk

pengantaran saraf dan mencegah kelainan sumsum tulang. Folat untuk

pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan

untuk pendewasaannya. Vitamin C untuk memperkuat sel-sel imun dalam

melawan dan menetralkan radikal bebas (Nursalam & Kurniawati, 2009).

Mineral seperti zinc (seng), selenium, dan besi juga penting bagi anak

terinfeksi HIV, karena zinc berperan dalam fungsi sel T dan dalam

pembentukan antibodi oleh sel B. Sedangkan selenium bekerja sama dengan

vitamin E dalam perannya sebagai antioksidan. Kemudian, besi juga memegang

peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh (Almatsier, 2004).

Page 94: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

79

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perilaku ibu atau pengasuh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi pada anak

terinfeksi HIV di Yayasan tegak Tegar sudah baik, hal ini terlihat dari

upaya-upaya yang dilakukan ibu seperti penyediaan makanan dengan gizi

seimbang setiap harinya. Kemudian ibu juga berupaya agar anak-anak

tersebut terpenuhi kebutuhan gizinya dengan melakukan berbagai macam

cara agar anak tersebut mau makan buah dan sayur seperti dengan

membuatkan jus buah dan sayur, memberi contoh, memberikan pemahaman

dan memberikan penghargaan bagi anak yang mau mengkonsumsi sayur

dan buah tersebut.

2. Masalah yang dihadapi ibu dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi anak

terinfeksi HIV di Yayasan Tegar adalah anak belum menyadari pentingnya

asupan gizi yang cukup untuk tubuhnya sehingga jika ibu tersebut sibuk dan

tidak ada di rumah maka anak kurang termotivasi untuk makan. Mereka

baru akan makan jika mereka merasa sangat lapar, dan mereka tidak akan

makan sayur atau buah sebelum ibu memerintahkan.

3. Asupan gizi makro seperti energi, protein, dan lemak pada dua anak sudah

hampir mencukupi, akan tetapi masih sangat jauh tercukupi untuk satu

orang anak yang lainnya. Ini disebabkan karena porsi konsumsi makanan

Page 95: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

80

yang sangat sedikit dan komposisi makanan yang kurang beragam.

Sedangkan asupan zat gizi mikro baik vitamin A, B12, C, E, folat, zink,

selenium, dan besi pada semua anak masih kurang, hal ini disebabkan

karena anak-anak kurang suka mengkonsumsi sayur dan buah yang

disediakan pengasuh.

B. Saran

1. Disarankan kepada ibu atau pengasuh untuk menambah frekuensi pemberian

susu menjadi 2-3 gelas dalam sehari, yang setiap gelasnya berisi 240 ml

susu agar asupan gizi anak terpenuhi.

2. Disarankan kepada ibu atau pengasuh untuk rutin menyediakan dan

memberikan makanan selingan, terutama makanan selingan yang bergizi

dan yang dibuat sendiri seperti jus buah agar asupan vitamin anak terpenuhi.

3. Disarankan kepada ibu atau pengasuh untuk bisa makan bersama anak-anak,

karena disaat itulah ibu dapat memberikan pengertian pada anak tentang

makanan bergizi dan memberikan pemahaman kepada anak terhadap

pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi bagi mereka, sehingga nantinya akan

terbentuk kesadaran pada diri mereka masing-masing untuk memenuhi

kebutuhan gizi mereka dan ibu tidak perlu lagi merayu dan membujuk

mereka untuk makan.

Page 96: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

81

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2005). Penuntun Diet . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Banerjee, B., & Mandal, O. N. (2005). An Intervention Study in Malnutrition Among

Infants in a Tribal Community of West Bengal. Indian Journal of Community

Medicine , Vol.30, N0.1.

Bukusuba, J., Kikafunda, J. K., & Whitehead, R. G. (2010). Nutritional Knowledge,

Attitudes, and Practices of Women Living with HIV in Eastern Uganda.

Journal of Health, Population and Nutrition , 182-188.

Campa, A., Shor-Posner, G., Indacochea, F., Zhang, G., Lai, H., Asthana, D., et al.

(1999). Mortality Risk in Selenium-Deficient HIV-Positive Children. Journal

of Acquired Immune Deficiency Syndromes , 508-513.

Damayanti, D., & Muhilal. (2006). Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah Dasar.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI. (2003). Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan bagi

ODHA: Buku Pedoman untuk Petugas kesehatan dan Petugas lainnya .

Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Depkes RI.

Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

Kementrian kesehatan RI. (2012). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia –

dilapor s/d September 2012. Jakarta: Spiritia.or.id.

Page 97: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

82

ECSA-HC, FANTA, & LINKAGES. (2008). Nutrition and HIV/AIDS: A Training

Manual for Nurses and Midwives. Arusha, United Republic of Tanzania:

ECSA-HC.

FANTA. (2004). HIV/AIDS: A Guide for Nutritional Care and Support. Washington,

D.C. : Academy for Educational Development.

FANTA, & AED. (2008). Nutrition Care for People Living with HIV and AIDS

(PLHIV). Kampala: AED.

FAO, & WHO. (2002). Living Well with HIV/AIDS-A Manual on Nutritional Care

and Support for People Living with HIV/AIDS. Rome: FAO and WHO.

Gallant, J. (2010). Tanya jawab mengenai HIV/AIDS. Jakarta: Indeks.

Gillespie, S., & Kadiyala, S. (2005). HIV/AIDS, food and nutrition security : from

evidence to action. Washington, DC 20006-1002 USA: International Food

Policy Research Institute.

Jafar, N. (2004). Malnutrisi pada Penderita HIV/AIDS. Makasar: Universitas

Hasanudin.

Jama, A. D. (2010). Assessment Of Dietary Intake And Nutritional Status Of Children

(Under Five Years) Who Are HIV Positive Attending The Aids Support

Organization (TASO) Entebbe. Kampala, Uganda: Makere University.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina

Gizi.

Page 98: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

83

Komwa, M. K., Jacobsen, K. H., & Parker, D. C. (2010). HIV/AIDS-associated

beliefs and practices relating to diet and work in southeastern Uganda.

Journal of Health, Population and Nutrition , 76-85.

Mandal, O. N., & Banerjee, B. (2005). An Intervention Study in Malnutrition Among

Infants in a Tribal Community of West Bengal. Indian Journal of Community

Medicine , Vol. 30, No. 1.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber

tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya .

Nadhiroh, S. R. (2006). Good Nutrition for Quality of Life of PLWHA. The

Indonesian Journal of Public Health , 29-34.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, & Kurniawati, N. D. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Ratridewi, I. (2009). Evaluasi Jumlah Sel T-CD4 dan Berat Badan Anak dengan

HIV/AIDS yang Mendapatkan Anti Retro Virus Lini Pertama di Rumah Sakit

Dr. Saipul Anwar Malang. Sari Pediatri , 276-281.

RCQHC. (2008). Nutrition Care for People Living With HIV and AIDS (PLHIV)

Training Manual for Community and Home-Based Care Providers. Kampala

Uganda: Facilatator's Guide.

Page 99: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

84

Restianti, H. (2009). Menerapkan Budaya Hidup Sehat: Pola Makan dan

Keseimbangan Gizi. Bandung: Puri Pustaka.

RSCM & Persagi. (1994). Penuntun Diit Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saloojee, H., & Violari, A. (2001). HIV infection in children. BMJ , 323:670–4.

Segal-Isaacson, C. J., Tobin, J. N., Weiss, S. M., Brondolo, E., Vaughn, A., Wang,

C., et al. (2006). Improving Dietary Habits in Disadvantaged Women With

HIV/AIDS: The SMART/EST Women’s Project. NIH Public Access , 659-

670.

Setiawan, I. M. (2009). Tatalaksana Infeksi HIV/AIDS pada Bayi dan Anak. Majalah

Kedokteran Indonesia , 607.

Soenardi, T. (2004). Variasi Makanan Balita. Jakarta: Aksaramas.

Swanson, V., Power, K. G., Crombie, I. K., Irvine, L., Kiezebrink, K., Wrieden, W.,

et al. (2011). Maternal feeding behaviour and young children's dietary quality:

A cross-sectional study of socially disadvantaged mothers of two-year old

children using the Theory of Planned Behaviour. International Journal of

Behavioral Nutrition and Physical Activity , vol.8 p.1-11.

Tang, A. M., Graham, N. H., Chandra, R. K., & Saah, A. J. (1997). Low Serum

Vitamin B-12 Concentrations Are Associated With Faster Human

Immunodeficiency Virus Type 1 (HIV-1) Disease Progression. The Journal of

Nutrition , vol. 127 no. 2 345-351.

Tushemerirwe, F. T. (2011). Integrating The Nutrition Education And Counseling

(NEC) Intervention Into The Rakai Health Sciences HIV/AIDS Care Program.

Page 100: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

85

USAID. (2007). Recommendation for the Nutrient Requirements for People Living

with HIV/AIDS. America: United States Agency for International

Development .

WHO. (2004). Fight AIDS, Fight TB, Fight Now: TB/HIV information pack. Geneva

Switzerland: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.

WHO. (2011). Global HIV/AIDS Response – Epidemic update and health sector

progress towards Universal Access – Progress Report 2011. Geneva-

Switzerland: World Health Organization-Department of HIV/AIDS.

WHO. (2009). Guidelines for an Integrated Approach to the Nutritional care of HIV-

infected children (6 months-14 years). Geneva: Switzerland.

WHO. (2003). Nutrient requirements for people living with HIV/AIDS. Geneva:

World Health Organization.

Yatim, D. I. (1997). Dialog Seputar AIDS. Jakarta: Grasindo.

Page 101: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FORMULIR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Saya (Oki Oktaviani), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan

Kesehatan Masyarakat peminatan Gizi 2008 akan melakukan penelitian kepada orang

tua atua pengasuh dari anak terinfeksi HIV.

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,

yang akan berlangsung dari tanggal 18 Mei 2013 sampai dengan 18 Juni 2013.

Formulir ini menjelaskan tentang rincian dari tujuan penelitian ini, deskripsi

dari keterlibatan yang diperlukan dan hak-hak Anda sebagai peserta.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mendapatkan wawasan tentang gambaran pemenuhan kebutuhan gizi bagi

anak terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan Tegak Tegar

Manfaat dari penelitian ini adalah:

Untuk lebih memahami gambaran pemenuhan kebutuhan gizi anak terinfeksi

HIV.

Untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam rangka memenuhi

kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV

Metode yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan ini meliputi:

Wawancara mendalam

Observasi

Diskusi kita akan direkam untuk membantu saya menangkap pandangan dan

kata-kata Anda secara akurat. Rekaman hanya akan didengar oleh saya untuk tujuan

penelitian ini. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan perekam, Anda boleh meminta

kapan saja rekaman tersebut dimatikan.

Anda juga memiliki hak untuk keluar dari penelitian ini kapan saja. Jika Anda

meminta keluar dari penelitian ini, semua informasi yang Anda berikan (termasuk

rekaman) akan dihapus.

Page 102: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

Pandangan/pendapat Anda akan dikumpulkan dan kemudian akan digunakan

dalam menulis laporan penelitian ini. Laporan akan dibaca oleh pembimbing dan

disajikan kepada penguji skripsi saya. Kutipan langsung dari Anda akan dimasukkan

dalam laporan penelitian, akan tetapi nama dan identitas anda lainnya akan

dirahasiakan atau ditulis dengan anonim.

Dengan menandatangani persetujuan ini, Saya menyatakan bahwa saya

____________________________ setuju untuk

(Cetak nama lengkap di sini)

ketentuan perjanjian penelitian

___________________ __________________

(Tanda tangan) (Tanggal)

Page 103: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

PADA ANAK TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

DI YAYASAN TEGAK TEGAR TAHUN 2013

Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

A. Karakteristik Responden (Anak terinfeksi HIV)

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Berat Badan :

5. Tinggi Badan :

B. Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Makan

(ditanyakan kepada pengasuh/pengelola Yayasan Tegak Tegar Kota Tangerang

Selatan Tahun 2013)

1. Berapa besar pendapatan rumah tangga dalam 1 bulan?

2. Berapa besar (persentase) pengeluaran rumah tangga untuk makan dalam 1

bulan?

3. Berapa besar pengeluaran rumah tangga (dalam rupiah) untuk makan dalam 1

bulan?

4. Dengan pengeluaran sebesar itu, menurut anda apakah persediaan makanan

bagi anak terinfeksi HIV yang tinggal di Yayasan Tegar ini sudah tercukupi?

5. Dengan pengeluaran sebesar itu, makanan apa saja yang biasanya anda

sediakan untuk anak terinfeksi HIV?

6. Menurut anda dengan pengeluaran sebesar itu, apakah kebutuhan gizi anak

terinfeksi HIV sudah terpenuhi?

Page 104: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

C. Pengetahuan Gizi Ibu/ Pengasuh Anak Terinfeksi HIV

1. Apakah ibu pernah mendapatkan konseling gizi?

2. Berapa kali ibu mendapatkan konseling gizi dalam 1 tahun terakhir ini?

3. Kapan terakhir kali ibu mendapatkan konseling gizi?

4. Apa yang ibu ketahui tentang gizi bagi anak terinfeksi HIV?

5. Menurut ibu, apa saja makanan yang mengandung energi?

6. Menurut ibu, apa saja makanan yang mengandung protein?

7. Menurut ibu, apa saja makanan yang mengandung vitamin?

8. Menurut ibu, apa saja makanan yang mengandung serat?

9. Menurut ibu, berapa kali sebaiknya anak diberikan makanan utama?

10. Menurut ibu, berapa kali sebaiknya anak diberikan makanan selingan (snack)?

11. Menurut ibu, apa manfaat dari terpenuhinya kebutuhan gizi bagi anak

terinfeksi HIV?

12. Menurut ibu, apa akibat jika kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV tidak

terpenuhi?

D. Sikap

1. Bagaimana pendapat ibu tentang gizi bagi anak terinfeksi HIV?

2. Bagaimana pendapat ibu tentang pemberian makanan yang bergizi bagi anak

terinfeksi HIV?

E. Praktik/ Tindakan Ibu/ Pengasuh

1. Makanan apa saja yang biasanya ibu berikan pada anak terinfeksi HIV?

2. Berapa kali biasanya ibu memberikan makanan utama?

3. Berapa kali biasanya ibu memberikan makanan selingan? Makanan selingan

seperti apa yang ibu biasanya berikan pada anak terinfeksi HIV?

4. Apakah ibu memperbolehkan anak untuk jajan di luar?

5. Apakah ada jenis makanan yang ibu larang untuk konsumsi? Makanan apakah

itu? Mengapa ibu melarangnya?

6. Apakah ibu selalu menyediakan buah setiap hari? Apakah anak suka makan

buah? Berapa kali dan berapa banyak biasanya ibu memberikan buah bagi

Page 105: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

anak dalam sehari? Buah apa saja yang biasanya ibu berikan pada anak

terinfeksi HIV?

7. Apakah ibu selalu menyediakan sayur setiap hari? Apakah anak suka makan

sayur? (Jika tidak), apa yang biasanya ibu lakukan? (jika suka), berapa kali

dan berapa banyak ibu biasanya memberikan sayur pada anak? Sayuran

seperti apa yang biasanya ibu berikan dan anak-anak suka?

8. Jika anak sulit makan (tidak nafsu makan), apa yang biasanya ibu lakukan?

9. Jika anak diare, apa yang bisanya ibu lakukan?

10. Jika anak mengalami mual dan muntah, bagaimana cara ibu memberikan

makan kepadanya?

11. Apa yang ibu biasanya lakukan jika anak tidak suka dengan makanan yang

ibu sajikan?

F. Personal Preference (ditanyakan pada anak terinfeksi HIV)

1. Makanan apa saja yang kamu sukai? Mengapa? Seberapa sering kamu

mengkonsumsi makanan tersebut?

2. Makanan apa saja yang tidak kamu sukai? Mengapa?

3. Apakah kamu suka buah?

4. Buah apa saja yang kamu sukai? Seberapa sering kamu mengkonsumsi buah-

buahan tersebut?

5. Buah apa saja yang tidak kamu sukai? Mengapa?

6. Apakah kamu suka sayur?

7. Sayuran apa saja yang kamu sukai? Seberapa sering kamu mengkonsumsi

sayur-sayuran tersebut?

8. Sayuran apa yang tidak kamu sukai? Mengapa?

9. Apakah kamu suka susu? Seberapa sering kamu mengkonsumsinya?

10. Apakah kamu suka teh? Kapan biasanya kamu mengkonsumsinya?

11. Seberapa sering kamu minum air putih?

12. Jajanan apa saja yang biasanya kamu konsumsi di sekolah? Seberapa sering

kamu mengkonsumsinya?

Page 106: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

PEDOMAN OBSERVASI

No Domain Dimensi Keterangan

1 Komposisi dan

porsi makanan

Adanya komposisi makanan yang terdiri dari

makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah,

serta susu

2 Penyiapan dan

Penyajian

Makanan

Bahan makanan dimasak sampai matang,

penggunaan peralatan masak yang bersih dan

penyajian makanan yang menarik

3 Frekuensi

Makan

Makan tiga kali atau lebih dalam sehari

4 Makanan

selingan

Adanya pemberian makanan selingan dua kali

dalam sehari

Page 107: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM

Pengetahuan Gizi

Domain Keterangan Ibu atau Pengasuh

Pengetahuan gizi secara umum

makanan seimbang, makanan sehat yang

seimbang, bersih, bernutrisi, protein,

karbohidrat dan sebagainya buat

pemenuhan kebutuhan tubuh

Pengetahuan gizi khusus bagi anak

terinfeksi HIV

makanan-makanan yang baik, sama

dengan anak yang lain, hanya bedanya

bagi anak yang terinfeksi tidak

disarankan banyak mengandung micin,

minuman-minuman yang bersoda

Kebutuhan gizi bagi anak terinfeksi HIV kebutuhanya sama, nasi, tempe, tahu,

ikan, daging, ayam, dan sayur-sayuran

Makanan sumber energi gandum, jagung, nasi ubi, singkong

Makanan sumber protein telur, ikan

Makanan sumber vitamin buah-buahan, sayuran

Makanan sumber serat buah, sayur

Manfaat terpenuhinya kebutuhan gizi

anak terinfeksi HIV jadi tidak mudah sakit dan semangat

Page 108: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

Sumber

Domain Keterangan Ibu atau Pengasuh

Pendapatan per bulan 5 juta

Pengeluaran untuk makan 250 per minggu

Akses terhadap makanan Membeli di pasar, diberi donatur

beras Setiap bulan dapat 1 karung (50 kg) dari

donatur

susu 4 dus susu (800 g) per anak per bulan

dari donatur

Lauk pauk Membeli setiap pekan di pasar

buah Membeli 2 hari sekali di pasar atau di

tetangga yang menjual

Praktik Pemberian Makan

Domain Keterangan Ibu atau Pengasuh

Upaya pemberian makan Dipaksa, dirayu dan diimingi hadiah

Upaya pemberian makan saat anak sakit

atau tidak nafsu makan

Sedikit demi sedikit harus tetap diberi

makan

Pantangan makanan Dilarang minum es, dibatasi makan mie

instan, ciki, dan minuman bersoda

Frekuensi makan 3 kali makan utama, 2 kali makan

tambahan

Page 109: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

Praktik Pemberian Makan

Domain Informan utama Informan Pendukung

D K N

Makanan yang

biasa diberikan

sehari-hari

nasi, tempe, tahu,

ikan, kadang daging

ayam, sayur-

sayurannya kadang

sayur sop, toge,

bayem, sawi,

buahnya papaya

Sayur, nasi,

jajanan,

kadang-kadang

ayam, tempe-

tahu

Nasi, Sayur

sop, nasi, ikan

kadang

Ayam, nasi,

sayur

Frekuensi makan

makanan utama

3 kali (pagi, siang,

sore menjelang

malam)

3 kali, (pagi,

siang, malem)

3 kali ( pagi,

siang, sore atau

malam)

3 kali (pagi,

siang, malam)

Penyediaan cemilan Jajan paling kadang ga kadang

Larangan makanan

khusus Ciki

Jajan yang

bikin batuk, es,

kopi, softdrink

Es doger, susu

dingin

Kopi, teh

botol, softdrink

Ketersediaan buah

Jarang, tapi 2 hari

sekali pasti ada,

biasanya tomat,

wotel, sama pepaya

Semangka,

papaya,

Selalu ada,

biasanya buah

jeruk,

semangka

Selalu,

kemarin

semangka,

jeruk

Konsumsi sayur Selalu ada Selalu ada Selalu ada Selalu ada

Konsumsi susu 1 kali sehari 1 kali sehari 1 kali sehari 1 kali sehari

Page 110: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : K BB : 26,4 kg

Pengamatan : Minggu, 19 Mei 2013 TB : 125, 5 cm

Tanggal Lahir : 27 September 2003

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan IRT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

susu dancow coklat 1 sdm 5g

Roti coklat 1 potong 70 g

Makan Pagi

09.30 Nasi putih 1 ctng 100 g

sayur sop Kentang, wortel,

jagung

5 sdm 50 g

Makan Siang

03.00 Nasi putih 1 ctng 100 g

Sayur sop Kentang, wortel,

jagung

5 sdm 50 g

Makan Malam

19.00 Nasi putih 1 ctng 100 g

Sayur sop Kentang, wortel,

jagung

5 sdm 50 g

bakwan Jagung 1 ptng 20 g

Snack Malam

20.00 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Page 111: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : K BB : 26,4 kg

Pengamatan : Rabu, 19 Juni 2013 TB : 125, 5 cm

Tanggal Lahir : 27 September 2003

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan IRT Berat

arapan

06. 30 Susu Susu dancow putih sdm 10 g

Susu dancow coklat sdm 5 g

akan Pagi

9.30 Nasi Beras merah 2 cntng 115 g

Sawi 2 sdm 20 g

Telur orak arik 1 sdm 10 g

Makan Siang

13.00 Nasi Beras merah 2 cntng 115 g

Sawi 2 sdm 20 g

Telur orak arik 1 sdm 10 g

Snack Siang

15.00 Coklat 1 4 g

Permen 1 3 g

Makan Malam

19.30 Nasi goreng

- Beras merah 2 cntng 200 g

- Telur 50 g

- Ikan asin 5 g

Page 112: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : K BB : 26,4 kg

Pengamatan : Jum’at, 21 Juni 2013 TB : 125, 5 cm

Tanggal Lahir : 27 September 2003

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow coklat 1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi Beras merah 3 cntng 173 g

Telur dadar 1 potong 30 g

Sayur Wortel, bayam 2 sdm 20 g

Makan Siang

12.00 Nasi Beras merah 3 cntng 173 g

Telur dadar 1 potong 30 g

Sayur Sawi 2 sdm 20 g

Ikan asin gabus 1 ptng 5 g

Snack Siang

13.00 Permen 1 biji 3 g

Makan Malam

19.30 Nasi Beras merah 2 cntng 95 g

Bakso urat - Bakso 3 biji 15 g

- Mie 1 porsi 50 g

Page 113: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : D BB : 29,9 kg

Pengamatan : Senin, 20 Mei 2013 TB : 140,2 cm

Tanggal Lahir : 9 Juni 2002

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi putih 1 cntng 100 g

Tempe goreng 2 potong 60 g

Sayur sop Wortel, kentang,

jagung

3 sdm 30 g

Makan Siang

12.00 Nasi putih 1 cntng 100 g

Tempe goreng 2 potong 60 g

Makan Malam

19.30 Nasi putih 1 cntng 100 g

Tempe goreng 2 potong 60 g

Snack Malam

Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Page 114: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : D BB : 29,9 kg

Pengamatan : Rabu, 19 Juni 2013 TB : 140,2 cm

Tanggal Lahir : 9 Juni 2002

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi Beras merah 3 cntng 185 g

Sawi 1 sdm 10 g

Telur orak arik 2 sdm 20 g

Udang 3 ekor 30 g

Ikan asin gabus 1 ptng 5 g

Snack Siang

Coklat 1 buah 4 g

Makan Siang

14.00 Nasi Beras merah 3 cntng 185 g

Sawi 2 sdm 20 g

Telur ceplok 1 btr 50 g

Makan Malam

18.30 Nasi goreng Beras merah 2 cntng 105 g

Telur 1 ptng 50 g

Ikan asin gabus 1 ptng 5 g

Page 115: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : D BB : 30 kg

Pengamatan : Jum’at, 21 Juni 2013 TB : 141,2 cm

Tanggal Lahir : 9 Juni 2002

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi Beras merah 3 cntng 185 g

Nuget 2 ptng 40 g

Tempe 3 ptng 30 g

Makan Siang

14.00 Nasi Beras merah 3 cntng 185 g

Sayur sop Wotel, sawi 2 sdm 20 g

Ikan asin gabus 1 ptng 5 g

Makan Malam Bakso 3 biji 15 g

Bihun 1 prs 20 g

Page 116: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : N BB : 26,25 kg

Pengamatan : Rabu, 19 Juni 2013 TB : 132,2 cm

Tanggal Lahir : 25 Agustus 2000

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Mie goreng Indomie goreng ½ bungkus 30 g

Makan Siang

14.00 Nasi Beras merah 1 cntng 75 g

Nugget 1 buah 20 g

Makan Malam

19.00 Nasi goreng Beras merah 1 cntng 75 g

Telur 1 ptng 20 g

Ikan asin 1 ptng 5 g

Page 117: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : N BB : 26,25 kg

Pengamatan : Rabu, 16 Juni 2013 TB : 132,2 cm

Tanggal Lahir : 25 Agustus 2000

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi Beras merah 1 cntng 75 g

Nuget 1 buah 20 g

Makan Malam

19.00 Bakso Bakso 3 biji 15 g

Mie ½ prs 25 g

Page 118: GAMBARAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26501... · 2015-04-02 · Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri ... Berdasarkan

FOOD RECALL 24 JAM

Nama : N BB : 26,25 kg

Pengamatan : Rabu, 19 Juni 2013 TB : 132,2 cm

Tanggal Lahir : 25 Agustus 2000

Waktu/Jam Hidangan Bahan Makanan URT Berat

Sarapan

06. 30 Susu Susu dancow putih 2 sdm 10 g

Susu dancow

coklat

1 sdm 5 g

Makan Pagi

08.00 Nasi Beras merah 1 cntng 75 g

Nuget 1 buah 20 g

Makan Siang Nasi Beras merah 1 cntng 75 g

13.00 Nuget 1 buah 20 g

Mie Indomie 1 sdm 10 g

wortel 1 sdm 10 g

Makan Malam

19.00 Nasi Beras merah 1 cntng 75 g

Nuget 1 buah 20 g