Upload
duongdieu
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Kesehatan Kartika 1
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA
STIKES SANTO BORROMEUS MENGENAI DAMPAK GLOBAL WARMING BAGI KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
ELIZABETH ARI
ELIZABETH NELAWATY
Jurnal Kesehatan Kartika 2
ABSTRAK
Pada abad 21 kesehatan lingkungan hidup kita mengalami kerusakan, hal ini menjadi fokus
perhatian dunia terutama dalam hal kenaikan suhu bumi yang sering disebut dengan global
warming. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam mengurangi efek dari global warming dapat
mengakibatkan bumi ini hancur dan dampak dari global warming dapat mengakibatkan
meningkatnya faktor resiko dan penyakit yang mengancam kesehatan manusia secara global.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan variabel tunggal
yaitu mengukur gambaran pengetahuan mahasiswa mengenai dampak global warming bagi
kesehatan. Jumlah sampel 134 mahasiswa STIKes Santo Borromeus melalui angket. Uji
instrument data dengan menggunakan uji statistik yaitu uji validitas dan uji reabilitas dan
pengolahan data dengan menggunakan program Excel dan manual.
Hasil penelitian diperoleh bahwa 59 responden (44.03%) yang tingkat pengetahuannya
cukup mengenai dampak umum dari global warming, sedangkan yang pengetahuannya baik
berjumlah sekitar 53 responden (39,55%) dan hanya 22 responden (16.42%) yang
pengetahuannya kurang. Sebagian responden yaitu 66 orang (49.25%) yang tingkat
pengetahuannya kurang mengenai dampak global warming bagi kesehatan, sedangkan yang
pengetahuannya cukup berjumlah sekitar 43 responden (32.09%) dan hanya 25 responden
(18.66%) yang pengetahuannya baik. Sebagian responden yaitu 69 orang (51%) yang tingkat
pengetahuannya kurang mengenai upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi global
warming, sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar 53 responden (40%) dan
hanya 12 responden (9%) yang pengetahuannya baik.
Rekomendasi dari penelitian ini bagi institusi STIKes Santo Borromeus adalah menyediakan
literatur di perpustakaan, terutama yang berkaitan mengenai dampak global warming bagi
kesehatan dan saran bagi mahasiswa agar dapat menggunakan fasilitas internet dengan baik
untuk mencari informasi secara khusus mengenai Global Warming yang up to date sehingga dapat
menambah pengetahuan dan berusaha melakukan kegiatan 4R (Reduse, Reuse, Recycle dan
Repair) atau dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat nantinya untuk melakukan 4R.
kata kunci : pengetahuan, global warming, dampak bagi kesehatan
Jurnal Kesehatan Kartika 3
A. PENDAHULUAN
Lingkungan hidup yang sehat merupakan suatu ekosistem yang lestari, karena hidup
berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang selalu mengadakan interaksi saling
menguntungkan. Tetapi dengan semakin berkembangnya peradaban saat ini yaitu pada abad
21, kesehatan lingkungan hidup kita mengalami kerusakan, hal ini menjadi fokus perhatian
dunia terutama dalam hal kenaikan suhu bumi yang sering disebut dengan global warming.
Global warming atau pemanasan global yaitu keadaan suhu bumi mengalami
peningkatan yang disebabkan oleh manusia. Pemicu utama dari global warming ini adalah
meningkatnya emisi karbon akibat penggunaan energi fossil (batu bara, minyak dan
sejenisnya) yang berlebihan. Dengan kata lain penyebabnya adalah akibat pola konsumsi
dan gaya hidup para masyarakat. Masalah lingkungan hidup ini sudah kita rasakan saat ini.
Peningkatan temperatur permukaan bumi yang sedang berlangsung saat ini dapat
menyebabkan reaksi perusakan lapizan ozon secara perlahan. Pemanasan global juga
memicu meningkatnya penggunaan pendingin yang tentunya mengakibatkan pemanasan
global pula. Meningkatnya global warming sungguh sangat memperihatinkan masa depan
bumi. Jika global warming tak bisa diatasi, akibatnya bisa sangat fatal. Dengan
memburuknya keadaan bumi, dapat menelan korban yang berkaitan dengan rusaknya
lingkungan hidup.
Dampak yang diakibatkan oleh global warming dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun dampak langsung yang terjadi yaitu perubahan iklim seperti gelombang
panas dan musim dingin yang ekstrim dapat membuat jantung berpacu lebih keras yang
dapat menyebabkan kematian (www.detiknews.com). Dampak nyata lainnya akibat
pemanasan global terjadinya kerusakan lingkungan yang terdiri antara lain banjir, kebakaran
hutan dan lain-lain yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan
(www.drfatnan.wordpress.com). Selain itu, dampak langsung dari global warming adalah
penyakit asthma dan terjadinya kanker kulit akibat meningkatnya intensitas sinar ultraviolet di
permukaan bumi
Dampak tidak langsung yang disebabkan oleh global warming yaitu meningkatnya
penyakit menular antara lain : Malaria, Demam Berdarah Dengue, dan penyakit yang
ditularkan melalui udara dan air (www.drfatnan.wordpress.com). Ini diakibatkan dengan
meningkatnya suhu memberikan ruang (ekosistem) untuk nyamuk berkembang biak
(www.andaka.com)
Melihat dampak yang akan terjadi, pemanasan global dapat mengakibatkan
meningkatnya faktor resiko dan penyakit yang mengancam kesehatan manusia secara
Jurnal Kesehatan Kartika 4
global. Di Indonesia sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka korban yang
menderita Demam Berdarah (www. drfatnan.wordpress.com). Penyakit seperti Demam
Berdarah tahun 2007 saja telah merenggut nyawa sebanyak 1.396 jiwa (www.majalah-
farmacia.com). Data lain juga mengungkapkan akibat tingginya suhu rata-rata bumi
mengakibatkan Bogor cenderung mengarah ke temperature hangat, curah hujan tinggi dan
sangat lembab. Kondisi ini yang sangat disenangi oleh virus flu burung. Terlihat pada
Desember 2004 sampai Februari 2005 terjadi wabah flu burung di Bogor (www.okezone.com)
Perubahan suhu yang menjadi lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan
yang mengakibatkan terjadinya kekeringan sehingga gagal panen yang dampaknya terjadi
kekurangan gizi. (www.gang-cemara.blogspot.com). Hal ini dapat mengakibatkan kondisi gizi
para masyarakat kurang baik. Selain itu, mengakibatkan ketersediaan air minum dan udara
yang kita hirup tidak terjamin baik untuk tubuh kita sehingga dapat mempengaruhi
kesehatan.
Banyaknya kejadian alam yang juga dapat mempengaruhi kesehatan, salah satunya
banjir. Banjir mengakibatkan kota tergenang mempengaruhi kualitas air minum, tetapi di lain
pihak para masyarakat akan kehausan sehingga dapat meyebabkan tingginya angka
penderita diare. Kebakaran hutan pula dapat mempengaruhi kesehatan. Asap yang
mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan
pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga
penyakit paru obstruktif kronis (COPD). (www.gang-cemara.blogspot.com)
Melihat kejadian-kejadian terjadi telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mengurangi dampak global warming tetapi bila tanpa partisipasi masyarakat sendiri maka
sulit untuk berjalan. Seperti halnya kegiatan pada beberapa bulan lalu untuk mematikan
sebuah lampu 5 watt antara pukul 19.00-21.00 WITA yang dihimbau oleh PLN Bali. Dalam
pelaksanaannya belum seluruh masyarakat Bali yang peduli untuk melakukan itu.
(www.andaka.com)
Kurangnya kepedulian yang ditampakkan oleh masyarakat dalam mengurangi efek dari
global warming dapat mengakibatkan bumi ini hancur. Lama-kelamaan lapizan ozon akan
semakin menipis dan mengakibatkan bumi kita ini akan tenggelam dan merusak seluruh
ekosistem.
Berdasarkan fenomena diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
Bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa STIKes Santo Borromeus mengenai
dampak Global Warming bagi kesehatan.
Jurnal Kesehatan Kartika 5
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa STIKes
Santo Borromeus mengenai dampak global warming bagi kesehatan. Adapun batasan
penelitian ini global warming tidak dibahas secara meluas tetapi difokuskan pada dampak
global warming bagi kesehatan.
Variabel yang digunakan oleh peneliti adalah variabel tunggal yaitu mengukur
pengetahuan mahasiswa Stikes Borromeus mengenai dampak global warming bagi
kesehatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus Bandung.
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2005: 79). Untuk mendapatkan sampel
yang digunakan dalam penelitian perlu menggunakan rumus. Populasi Prodi Keperawatan
pada STIKes Santo Borromeus kurang dari 10.000 maka formula yang digunakan, yaitu :
n = N = 201 = 201
1 + N (d2) 1 + 201 (0,05)2 1 + 0,5
= 134 orang
Keterangan :
N = besarnya populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
Jadi, jumlah sampel dalam dalam penelitian ini kurang lebih 134 orang.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa/i Prodi Keperawatan yang bersekolah di STIKes Santo Borromeus Bandung
2. Mahasiswa/i Prodi Keperawatan yang bersedia menjadi responden
Jurnal Kesehatan Kartika 6
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa/i yang bukan Prodi Keperawatan yang bersekolah di STIKes Santo
Borromeus Bandung
2. Mahasiswa/i yang bukan Prodi Keperawatan yang tidak bersedia menjadi responden
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan sampel secara
acak sederhana (simple random sampling). Cara yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
dengan mengundi anggota populasi (lottery technique). Semua anggota populasi akan diberi
nomor lalu akan dilakukan pengundian hingga ditemukan 134 orang.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah menggunakan metode angket.
Pengumpulan data ini dilakukan melalui angket yang diajukan kepada responden yang
ditujukan pada mahasiswa/i Prodi Keperawatan STIKes Santo Borromeus Bandung, melalui
langkah:
1. Responden adalah sampel dari populasi mahasiswa/i Prodi Keperawatan STIKes Santo
Borromeus Bandung.
2. Menyerahkan angket kepada responden untuk diisi.
3. Mengambil kembali angket setelah responden selesai mengisi.
Instrument yang akan digunakan oleh peneliti adalah angket yang berisi pertanyaan
tertutup, beberapa pertanyaan yang akan dibagikan kepada mahasiswa/i Prodi Keperawatan
STIKes Santo Borromeus Bandung mengenai Global Warming.
Uji instrument data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan uji statistik
yaitu uji validitas dan uji reabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur
apa yang diukur. (Notoatmodjo, 2005: 129)
Uji Validitas yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan program SPSS
13.0. Untuk mengetahui validitas angket dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel
dengan nilai r hitung. Pada jumlah responden 10 dengan tingkat kemaknaan 5%
didapatkan angka r tabel = 0,632. Kemudian menentukan nilai r hasil perhitungan; nilai r
hasil dapat dilihat pada kolom ‘Corrected item-Total Correlation’. Keputusannya untuk
masing – masing pertanyaan / variabel dibandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel,
Jurnal Kesehatan Kartika 7
dengan ketentuan : bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid. (Maria dkk, 2007
: 49).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. (Notoadmojo, 2005: 133). Uji reliabilitas yang digunakan
peneliti adalah dengan menggunakan program SPSS 13.0. Untuk mengetahui reliabilitas
caranya adalah ; membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas
sebagai nilai r hasil adalah nilai ‘Alpha’ ( terletak di awal output ). Ketentuannya bila r
Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.
Metoda Pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
program Excel dan manual. Setelah data terkumpul jawaban dikelompokkan terlebih dahulu
sesuai dengan jawaban yang benar, bila benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
Setelah itu peneliti mengklasifikasikan per responden ke dalam kategori baik, cukup, dan
kurang melalui program Excel. Kemudian peneliti menjumlahkan berapa responden yang
masuk dalam kategori baik, cukup, dan kurang. Apabila data jumlah responden yang
diinginkan sudah didapatkan maka data tersebut dimasukkan kedalam rumus sebagai berikut
:
Rumus distribusi proporsi :
P = %100×n
x
(Arikunto, 2002)
Keterangan :
P : Prosentase jawaban responden
x : Jumlah jawaban responden
n : Jumlah nilai maksimal jawaban responden
Kemudian nilai persentase dimasukkan kedalam standar kriteria objektif Arikunto, ( 2002 :
313 ) yaitu sebagai berikut :
• Baik : > 75%
• Cukup : 60% - 75%
• Kurang baik : < 60%
Kemudian untuk mengetahui persentase tiap kategori didalam pengetahuan maka digunakan
maka digunakan rumus perhitungan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Jurnal Kesehatan Kartika 8
P = n
f x 100%
( Arikunto, 2002 )
Dimana :
P : persentase responden
f : jumlah responden yang termasuk dalam criteria
n : jumlah keseluruhan responden
Hasil dari perhitungan persentase tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan skala :
0 % : tidak seorang responden
1 % -19 % : sangat sedikit responden
20 % - 39 % : sebagian kecil responden
40 % - 59 % : sebagian responden
60 % - 79 % : sebagian besar responden
80 % - 99 % : hampir seluruh responden
100 % : seluruh responden ( Arikunto, 2002 )
Setelah didapat hasilnya maka peneliti menggunakannya untuk disajikan dalam bentuk
diagram.
Etika penelitian keperawatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi informed consent
sebelum melakukan penelitian, anonimity (tanpa nama) pada saat melakukan pengukuran
atau pengumpulan data, dan confidentiality (kerahasiaan). Adapun pelaksanaan penelitian,
pengolahan data dan penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Juli 2009.
C. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk diagram pie yang terdiri dari pengertian global
warming, penyebab global warming, dampak umum global warming, dampak global warming
bagi kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi global warming.
Jurnal Kesehatan Kartika
1. Pengertian Global Warming
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pengertian Global Warming
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai pengertian global warming dan hanya 3 responden
(2.24% ) yang pengetahuannya kurang sedangkan yang cukup 0.
2. Penyebab Global Warming
Diagram 2
Kesehatan Kartika
Pengertian Global Warming
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pengertian Global Warming
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai pengertian global warming dan hanya 3 responden
(2.24% ) yang pengetahuannya kurang sedangkan yang cukup 0.
Penyebab Global Warming
Diagram 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Penyebab Global
Warming
97.76%
2.24%
0%
0%
Baik
Kuran
g
9
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pengertian Global Warming
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai pengertian global warming dan hanya 3 responden
. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Penyebab Global
Jurnal Kesehatan Kartika
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 58 responden (43.28%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai penyebab dari global warming dan terdapat 66
responden (49.26%) yang penge
pengetahuannya kurang.
3. Dampak Umum Global Warming
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dampak Umum Global
Kesehatan Kartika
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 58 responden (43.28%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai penyebab dari global warming dan terdapat 66
responden (49.26%) yang pengetahuannya cukup dan hanya 10 responden (7.46%) yang
pengetahuannya kurang.
Dampak Umum Global Warming
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dampak Umum Global
Warming
49.25%43.29 %
7.46%
0%
Baik Cukup Kurang
39.55%
44.03 %
16.42%0%
Baik
Cukup
Kuran
g
10
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 58 responden (43.28%) yang tingkat
pengetahuannya baik mengenai penyebab dari global warming dan terdapat 66
tahuannya cukup dan hanya 10 responden (7.46%) yang
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dampak Umum Global
Baik
Cukup
Kuran
Jurnal Kesehatan Kartika
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 59 responden (44.03%)
pengetahuannya cukup mengenai dampak umum dari global warming, sedangkan yang
pengetahuannya baik berjumlah sekitar 53 responden (39,55%) dan hanya 22 responden
(16.42%) yang pengetahuannya kurang.
4. Dampak Global Warming Bagi Kesehatan
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 66 orang
(49.25%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai dampak global warming bagi
kesehatan, sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar 43 responden
(32.09%) dan hanya 25 responden (18.66%) yang pengetahuannya baik.
Kesehatan Kartika
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 59 responden (44.03%)
pengetahuannya cukup mengenai dampak umum dari global warming, sedangkan yang
pengetahuannya baik berjumlah sekitar 53 responden (39,55%) dan hanya 22 responden
(16.42%) yang pengetahuannya kurang.
Dampak Global Warming Bagi Kesehatan
Diagram 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Dampak
Global Warming Bagi Kesehatan
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 66 orang
(49.25%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai dampak global warming bagi
sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar 43 responden
(32.09%) dan hanya 25 responden (18.66%) yang pengetahuannya baik.
18.66 %
32.09 %
49.25%
0%Baik Cukup Kurang
11
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa 59 responden (44.03%) yang tingkat
pengetahuannya cukup mengenai dampak umum dari global warming, sedangkan yang
pengetahuannya baik berjumlah sekitar 53 responden (39,55%) dan hanya 22 responden
agram 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Dampak
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 66 orang
(49.25%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai dampak global warming bagi
sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar 43 responden
(32.09%) dan hanya 25 responden (18.66%) yang pengetahuannya baik.
Jurnal Kesehatan Kartika
5. Upaya dalam Menghadapi Global Warming
Diagram 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Upaya dalam Menghadapi Global
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 69 orang
(51%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai upaya yang dapat dilakukan dalam
menghadapi global warming, sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar
53 responden (40%) dan hanya 12 responden (9%) yang pengetahuannya baik.
D. PEMBAHASAN
Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
1. Pengertian Global Warming
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa/i sudah tidak asing
lagi atau mengenal akan istilah global warming.
Istilah ini sering sekali diperbincangkan melalui
maupun yang audiovisual. Banyak media yang menjelaskan istilah global warming
membuat istilah ini dikenal dan diketahui di kalangan masyarakat khususnya
mahasiswa/i.
Global warming adalah proses peningkatan suhu rata
daratan di bumi (
Kesehatan Kartika
Upaya dalam Menghadapi Global Warming
Diagram 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Upaya dalam Menghadapi Global
Warming
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 69 orang
(51%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai upaya yang dapat dilakukan dalam
menghadapi global warming, sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar
(40%) dan hanya 12 responden (9%) yang pengetahuannya baik.
Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
Pengertian Global Warming
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa/i sudah tidak asing
lagi atau mengenal akan istilah global warming.
Istilah ini sering sekali diperbincangkan melalui berbagai media baik yang visual
maupun yang audiovisual. Banyak media yang menjelaskan istilah global warming
membuat istilah ini dikenal dan diketahui di kalangan masyarakat khususnya
Global warming adalah proses peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, laut dan
daratan di bumi (www.proz.com). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
9%
40%51%
0%
Baik
Cukup
Kurang
12
Diagram 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Upaya dalam Menghadapi Global
Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 69 orang
(51%) yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai upaya yang dapat dilakukan dalam
menghadapi global warming, sedangkan yang pengetahuannya cukup berjumlah sekitar
(40%) dan hanya 12 responden (9%) yang pengetahuannya baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 131 responden (97.76%) yang tingkat
pengetahuannya baik. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa/i sudah tidak asing
berbagai media baik yang visual
maupun yang audiovisual. Banyak media yang menjelaskan istilah global warming
membuat istilah ini dikenal dan diketahui di kalangan masyarakat khususnya
di atmosfer, laut dan
). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
Jurnal Kesehatan Kartika 13
tejadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoadmojo, 2003:121)
Hal ini menunjukkan dengan seringnya terpapar informasi terutama dalam mengenai
global warming melalui penginderaan, khususnya penglihatan dan pendengaran akan
menambah pengetahuan.
2. Penyebab Global Warming
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 66 responden (49.26%) yang pengetahuannya
cukup. Ini terlihat dari banyaknya responden yang menjawab bahwa peningkatan
kebutuhan akibat meningkatnya laju pertumbuhan penduduk tidak termasuk penyebab
dari global warming.
Kini manusia terus membangun apapun dengan hanya didasari oleh kepentingan
ekonomi dan teknologi saja, tanpa pernah memperhatikan masalah lingkungan yang akan
timbul kemudian (Akhadi, 2009: 56). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kebutuhan
akibat meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan penyebab global
warming.
Selain itu, dengan meningkatnya jumlah penduduk maka memicu peningkatan
kebutuhan pangan, sumber energi, perumahan serta kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia lainnya yang dapat memicu peningkatan jumlah limbah yang dilepaskan ke
lingkungan, penggunaan kendaraan bermotor (CO2), penggundulan hutan yang akhirnya
dapat meningkatkan suhu permukaan bumi.
Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat terutama dalam hal ini mahasiswa/i
yang belum menyadari bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang
berdampak pada peningkatan kebutuhan yang untuk mencapainya melaui hasil dari bumi.
Akhirnya dapat menyebabkan global warming.
Oleh karena itu, sangat diperlukan penyediaan sumber informasi khususnya
mengenai global warming sehingga nantinya diharapkan dengan mengetahui penyebab
global warming para masyarakat khususnya mahasiswa/i tidak melakakukan tindakan
yang dapat menyebabkan global warming.
3. Dampak Umum Global Warming
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59 responden (44.03%) yang tingkat
pengetahuannya cukup. Kebanyakan jawaban yang kurang tepat dari responden
Jurnal Kesehatan Kartika 14
diantaranya seperti peningkatan permukaan laut merupakan dampak yang dirasakan
secara tidak langsung, ada juga yang menjawab bahwa meningkatnya angka penyakit
menular yang berasal dari vector nyamuk bukan merupakan dampak tidak langsung dari
global warming.
Hal ini menandakan bahwa para masyarakat khususnya mahasiswa/i masih belum
mengetahui secara jelas dampak yang dirasakan dari global warming dan belum dapat
membedakan dampak yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak umum yang terjadi akibat global warming terbagi dalam dua, yaitu dampak
langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung yang dirasakan yaitu terjadinya
bencana alam, peningkatan air permukaan laut dan penipisan lapisan ozon. Peningkatan
suhu permukaan bumi mengakibatkan pemuaian air samudera dan pelelehan gletser
serta es di kedua kutub bumi. Gletser dan gunung es yang selama ini membeku akan
mencair dan menggelontarkan airnya ke lautan yang berakibat pada bertambahnya
volume air laut (Akhadi, 2009:91). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan permukaan
laut merupakan dampak yang terjadi secara langsung akibat terjadinya pemanasan bumi.
Dampak secara tidak langsungnya yaitu meningkatnya penyakit-penyakit menular,
seperti Demam Berdarah, Malaria dan sebagainya. Pemanasan global berpengaruh
terhadap faktor inkubasi ekstrinsik dari nyamuk sehingga menjadi lebih pendek apabila
suhu kelembaban lingkungan meningkat (Akhadi, 2009: 94). Dengan meningkatnya suhu
permukaan bumi (global warming) mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk meningkat
akibat suhu yang menjadi lembab dan kering sehingga dapat meningkatkan angka
kejadian penyakit DBD, Malaria dan sebagainya.
Masih kurangnya informasi sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini
terlihat karena kurangnya informasi terutama mengenai global warming yang disediakan
membuat tingkat pengetahuan mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus mengenai dampak
umum global warming dalam kategori cukup, oleh karena itu pentingnya mahasiswa
mendapatkan informasi tentang global warming dari berbagai literature sehingga dapat
menambah pengetahuan dan peran serta mahasiwa dalam memerangi dampak global
warming bagi kesehatan.
Jurnal Kesehatan Kartika 15
4. Dampak Global Warming Bagi Kesehatan
Hasil menunjukkan diperoleh bahwa sebagian responden yaitu 66 orang (49.25%)
yang tingkat pengetahuannya kurang. Nilai ini cukup tinggi pada responden yang tidak
mengetahui mengenai dampak global warming bagi kesehatan karena banyaknya
responden yang menjawab salah seperti diare bukan merupakan salah satu dampak
global warming, akibat pemanasan global yang menyebabkan kekeringan tidak
berpengaruh pada status gizi manusia dan menganggap bahwa kanker kulit merupakan
penyakit satu-satunya.
Ini menandakan masih banyaknya masyarakat khususnya mahasiswa/i yang belum
mengetahui bahwa akhirnya global warming dapat mempengaruhi kesehatan.
Dampak global warming bagi kesehatan yaitu meningkatnya penyakit- penyakit yang
diantaranya yaitu Diare, Malnutrisi, Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Kanker kulit.
Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain (jurnal
www.andaka.com). Ini menunjukkan bahwa dengan terjadinya bencana alam (dampak
langsung) akan mengakibatkan pula dampak bagi kesehatan yaitu terjadinya penyakit,
antara lain : Diare dan Malnutrisi. Selain itu dengan terjadinya pemanasan dapat
menyebabkan terjadinya kekeringan. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi
masyarakat karena panen yang terganggu (www.gang-cemara.blogspot.com), dengan
kata lain dapat menyebabkan malnutrisi. Banyak dari mahasiswa/i yang belum menyadari
penyakit-penyakit ini meningkat akibat adanya global warming.
Penyakit lainnya yaitu kanker kulit, dengan terjadinya penipisan lapisan ozon
mengakibatkan intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi menjadi tinggi yang
beresiko bagi kulit. Banyak dari para mahasiswa/i yang mengetahui dampak ini namun
mereka masih belum memamahami bahwa penyakit ini bukan satu-satunya dampak
global warming bagi kesehatan.
5. Upaya dalam Menghadapi Global Warming
Jurnal Kesehatan Kartika 16
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari sebagian responden yaitu 69 orang (51%)
yang tingkat pengetahuannya kurang, jawaban yang tidak tepat dari responden
diantaranya menggurangi penggunaan kendaraan pribadi dan bahan bakar bukan
merupakan upaya dalam menghadapi global warming, ada responden yang menjawab
bahwa penggunaan listik yang secukupnya merupakan tindakan yang tidak ada
hubungannya dengan upaya menghadapi global warming dan ada yang menjawab bahwa
4R hanya dilakukan untuk mengurangi polusi yang diakibatkan penumpukan sampah.
Hal ini disebabkan belum banyaknya program pemerintah, belum banyaknya iklan-
iklan atau ajakan-ajakan untuk para masyarakat khususnya mahasiswa/i mengenai
upaya-upaya yang yang dapat dilakukan dalam menghadapi global warming. Salah satu
upaya dalam menghadapi global warming, yaitu melakukan 4R (Reduce, Reuse, Recycle,
Repair). Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan. Dengan kita mengurangi penggunaan seperti tissue, penggunaan kertas dan
lainnya maka kita akan menyelamatkan lingkungan. Seperti kita ketahui, kertas berasal
dari pohon. Dengan kita menguranginya kita tetap mempertahankan pohon yang
berfungsi sebagai paru-paru kota.
Upaya lainnya yaitu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan bahan bakar.
Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di wilayah perkotaan juga perlu
diantisipasi dengan mengubah perilaku hidup orang (Gatut & Hari, 2003:49). Dengan kata
lain meminimalisasi penggunaan kendaraan.
Upaya yang terakhir yaitu mengenai penghematan listrik. Gas rumah kaca didominasi
oleh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik
berbahan bakar fosil. Dengan demikian, hemat listrik secara tidak langsung juga akan
mengurangi kadar CO2 di atmosfer (Gatut & Hari, 2007: 45). Upaya ini banyak belum
diketahui mahasiswa/i, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman bahwa ada kaitannya
antara listik dengan global warming.
Begitu banyak upaya yang belum diketahui oleh mahasiswa/i Prodi Keperawatan
STIKes Santo Borromeus Bandung dalam menghadapi Global Warming. Oleh karena itu,
sangat diperlukan penyediaan sumber yang membahas global warming dan
keingintahuan mahasiswa tentang dampak global warming bagi kesehatan sehingga
nantinya diharapkan dapat melakukan upaya dalam menghadapi Global Warming.
Jurnal Kesehatan Kartika 17
E. SIMPULAN
Global warming adalah terjadinya peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi.
Penyebab global warming, diantaranya : efek rumah kaca, peningkatan emisi karbon,
kerusakan hutan tropis, dan besarnya laju pertumbuhan penduduk. Global warming juga
berdampak bagi kesehatan, yaitu meningkatnya penyakit - penyakit yang diantaranya yaitu
Diare, Malnutrisi, Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) dan Kanker kulit. Dalam menghadapi global warming diperlukannya upaya-upaya,
yang antara lain : aksi go green, melakukan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Repair),
penghematan listrik, meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi dan bahan bakar, dan
mengurangi penggunaan AC atau lemari es
Hasil di atas menunjukkan pentingnya penyediaan sumber informasi baik visual maupun
audiovisual sangat diperlukan untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai global
warming sehingga nantinya diharapkan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam upaya untuk mengurangi dampak dari dari global warming.
F. REKOMENDASI
Bagi Institusi STIKes Santo Borromeus Bandung
1. Agar dapat menyediakan literatur mengenai Global Warming yang dapat tersedia di
perpustakaan, terutama yang berkaitan mengenai dampak global warming bagi
kesehatan.
2. Agar dapat melakukan upaya-upaya dalam menghadapi global warming, seperti : waktu
bekerja bila matahari sedang terik maka tidak perlu menggunakan lampu, pemanfaatan
kertas yang sesuai kebutuhan dalam bekerja dan sebagainya.
Bagi mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus Bandung
1. Agar mahasiswa/i dapat menggunakan fasilitas internet dengan baik untuk mencari
informasi secara khusus mengenai Global Warming yang up to date sehingga dapat
menambah pengetahuan.
2. Agar mahasiswa/i dapat membantu institusi untuk melakukan upaya dalam menghadapi
global warming dengan ikut serta melakukan kegiatan, seperti : pada saat kegiatan
berlangsung bila cahaya matahari sudah dapat membantu tidak perlu menggunakan
Jurnal Kesehatan Kartika 18
lampu lagi, melakukan kegiatan 4R (Reduse, Reuse, Recycle dan Repair) atau dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat nantinya untuk melakukan 4R.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, Mukhlis. 2009. Ekologi Energi Mengenali Dampak Lingkungan dalam Pemanfaatan
Sumber-Sumber Energi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alikodra, Hadi dkk. 2008. Global warming. Bandung: Nuansa.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, Christiantie. 1995. Perawatan Pasen DHF. Jakarta: EGC.
Gatut & Hari. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam akibat Pemanasan Global. Jakarta: Penebar
Plus.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
Maria, Fransiska dkk. 2007. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Kesehatan. Bandung: Dewa
Ruchi
Maslan, Rizal. 2008. Waspadai Peningkatan Epidemik Penyakit Akibat Global Warming. www.
detiknews.com. Diakses tanggal 25 Mei 2009. jam 23:00 WIB.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Jurnal Kesehatan Kartika 19
Agrica. 2009. Dampak Global Warming Bagi Bumi. www.agrica.wordpress.com. Diakses tanggal
23 Juni 2009 puku 20:37 WIB.
Andaka, Dedy. 2008. Dampak pemanasan Global terhadap Kesehatan. www.andaka.com. Diakses
tanggal 31 Juli 2009 jam 22:00 WIB
Andono. 2008. Atmosfer dan Pemanasan Global. www.student.unimaas.nl. Diakses tanggal 25 Mei
2009 jam 22:45 WIB.
. 2007. Pemanasan Global. www.wikipedia.com. Diakses tanggal 23 Juli 2009 jam
18:35 WIB.
. 2008. Pemanasan Global. www.proz.com. Diakses tanggal 25 Mei 2009 jam 22:00 WIB.
. 2007. Pepohonan Tidak Mampu Cegah Global Warming. www.okezone.com.Diakses
tanggal 6 Maret WIB pukul 21:00 WIB.
. 2008. Pengaruh Pemanasan Global. www. gang-cemara.blogspot.com. Diakses
tanggal 25 Mei 2009 jam 22:30 WIB
. 2009. Global Warming. www.mcarmand.co.cc. diakses tanggal 6 Maret pukul 19:00
WIB.
Drfatnan. 2007. Pemanasan Global Bagi Kesehatan. www.drfatnan.wordpress.com. Diakses
tanggal 6 Maret 2009 jam 17:00 WIB.
Panji. 2008. Pengertian Global Warming. www.kabarduniamu.blogspot.com. Diakses 31 Juli 2009
jam 21:05 WIB.