6
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PENULISAN

Gad Arrrr

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gadar

Citation preview

Page 1: Gad Arrrr

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN PENULISAN

Page 2: Gad Arrrr

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah

60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah dari bawah 60%

disebut sebagai hipoglikemia. Pada umumnya gejala-gejala hipoglikemia baru timbul bila

kadar glukosa darah lebih rendah dari 45 mg%.

Hipoglikemia adalah efek samping yang sering terjadi pada pemberian terapi insulin

dan obat antidiabetik oral, terutama sulfonilurea. Selain itu, kondisi tersebut merupakan

faktor utama yang menghambat status normoglikemia pada pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah sewaktu dibawah 60mg/dl,

kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh (Smeltzer,2002).

B. PATOFISIOLOGI

Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihn insulin relative ataupun absolute

dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu penurunan plasma glukosa. Mekanisme

pertahananan fisiologis dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, baik pada

penderita diabetes tipe II. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar metabolisme yang harus

ada untuk otak. Efek hipoglikemia terutama berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem

pencernaan dan sistem peredaran darah (Kedia, 2011).

Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak. Selain itu otak

tidak dapat mensintesis glukosa dan hanya menyimpan cadangan glukosa (dalam bentuk

glikogen) dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang normal sangat

tergantung pada konsentrasi asupan glukosa dan sirkulasi. Gangguan pasokan glukosa dapat

menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan suplay glukosa ke

otak. Karena terjadi penurunan suplay glukosa ke otak dapat menyebabkan terjadinya

penurunan suplay oksigen ke otak sehingga akan menyebabkan pusing, bingung, lemah

(Kedia, 2011).

C. KLASIFIKASI

Hipoglikemia dikalsifikasikan menjadi 3menurut ( Brunner, 2002) yaitu :

1. Hipoglikemia ringan

Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan

adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi,

palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.

2. Hipoglikemia sedang

Page 3: Gad Arrrr

Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup

bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda—tanda gangguan fungsi pada sisitem

saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,

penurunan daya ingat, patirasa di daerauh bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak

tekoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan

perasaan ingin pingsan. Kombinasi semua gejala ini ( disamping gejala adrenegik) dapat

terjadi pada hipoglikemi sedang.

3. Hipoglikemia berat

Fungsi sitem saraf pusat mengalalmi gangguan yang sangat berat sehingga pasien

memerlukan pertolongan orang lain untuk mengantsi hipoglikemia yang didertitanya.

Gejala dapat mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit

dibangunkan dari tidur, atau bahkan kehilngan kesadaran.

D. ETIOLOGI

1. Dosis pemberian insulin yang kurang tepat,

2. kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan

3. konsumsi alkohol

4. peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan (Kedia,

2011).

E. FAKTOR RESIKO

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada penderita

diabetes menurut Kedia (2011), yaitu:

1. Gangguan kesadaran hipoglikemia merupakan faktor risiko utama, ketidaksadaran

tersebut berarti ada ketidakmampuan untuk mendeteksi terjadinya hipoglikemia dan

akibatnya, individu cenderung kurang untuk memulai tindakan korektif cepat dan lebih

cenderung menderita episode parah.

2. Usia muda karena kesadaran tentang tanda-tanda dan gejala yang lebih rendah.

F. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) antara lain:

1. Adrenergik seperti: pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah,

sakit kepala, mengantuk.

2. Neuroglikopenia seperti bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap perilaku, lemah,

disorientasi, penurunan kesadaran, kejang, penurunan terhadap stimulus bahaya .

Page 4: Gad Arrrr

G. KOMPLIKASI

Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu

dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat mengakibatkan

kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan

gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena

efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat yang biasanya ditandai oleh perilaku

dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang

berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga

dapat menyebabkan koma sampai kematian.

H. PENATALAKSANAAN

Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia tergantung pada keparahan dari

hipoglikemia. Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan asupan karbohidrat seperti

minuman yang mengandung glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan rigan.

Dalam Setyohadi (2011), pada minuman yang mengandung glukosa, dapat diberikan larutan

glukosa murni 20- 30 gram (1 ½ - 2 sendok makan). Pada hipoglikemia berat membutuhkan

bantuan eksternal, antara lain (Kedia, 2011) :

1. Dekstrosa. Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena pingsan,

kejang, atau perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat pemberian dekstrosa

dalam air pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa,

sedangkan konsentrasi 25% biasanya diberikan kepada anak-anak.

2. Glukagon. Sebagai hormon kontra-regulasi utama terhadap insulin, glukagon adalah

pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk hipoglikemia berat. Tidak seperti

dekstrosa, yang harus diberikan secara intravena dengan perawatan kesehatan yang

berkualitas profesional, glukagon Asuhan Keperawatan.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan hipoglikemia antara lain dengan pemeriksaan glukosa darah sebelum dan sesudah suntikan dekstrosa.