27
Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia (RI) dimana tercantum dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang tertulis bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia juga disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 pada bagian ketiga yang berbunyi “KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”. Sejak awal kemerdekaan, bahasa Indonesia telah mengalami pekembangan karena didorong oleh bebeapa faktor, seperti saya kutip dari buku “sejarah nasional Indonesia” faktor pertama yaitu bangkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang telah mengatasi kedaerahan dan kesukuan. Faktor kedua karena telah terbitnya kitab “logat melayu” pada tahun 1901 karangan Van Ophuyzen, yang digunakan di sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa melayu. Faktor ketiga adalah didirikannya Commissie voor de Volkslecture pada tahun 1908, yang kemudian menjadi Balai Pustaka. Hal ini mendorong perkembangan dibidang bahasa dan sastra, terutama dengan lahirnya kelompok “Pujangga baru”. Faktor-faktor diatas medasari terpenuhinya fungsi bahasa tersebut sebagai bahasa baku yang telah memperkuat sikap masyarakat Indonesia terhadapnya. Jika melihat dari kedudukannya, Bahasa Indonesia ialah status relatif bahasa Indonesia sebagai lambang nilai budaya Indonesia yang dirumuskan atas dasar nilai sosial Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 1. Bahasa resmi kenegaraan dimana kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. 2. Bahasa pengantar resmi di dalam dunia pendidikan. 3. Alat penghubung resmi pada tingkat nasional.

Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

Fungsi Dan Kedudukan Bahasa   Indonesia

Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia (RI) dimana tercantum dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang tertulis bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia juga disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 pada bagian ketiga yang berbunyi “KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”.

Sejak awal kemerdekaan, bahasa Indonesia telah mengalami pekembangan karena didorong oleh bebeapa faktor, seperti saya kutip dari buku “sejarah nasional Indonesia” faktor pertama yaitu bangkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang telah mengatasi kedaerahan dan kesukuan. Faktor kedua karena telah terbitnya kitab “logat melayu” pada tahun 1901 karangan Van Ophuyzen, yang digunakan di sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa melayu. Faktor ketiga adalah didirikannya Commissie voor de Volkslecture pada tahun 1908, yang kemudian menjadi Balai Pustaka. Hal ini mendorong perkembangan dibidang bahasa dan sastra, terutama dengan lahirnya kelompok “Pujangga baru”.

Faktor-faktor diatas medasari terpenuhinya fungsi bahasa tersebut sebagai bahasa baku yang telah memperkuat sikap masyarakat Indonesia terhadapnya. Jika melihat dari kedudukannya, Bahasa Indonesia ialah status relatif bahasa Indonesia sebagai lambang nilai budaya Indonesia yang dirumuskan atas dasar nilai sosial Indonesia.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

1. Bahasa resmi kenegaraan dimana kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.

2. Bahasa pengantar resmi di dalam dunia pendidikan.3. Alat penghubung resmi pada tingkat nasional.

Namun jika melihat dari kondisi negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku dan bahasa, wajarlah penerapan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari menjadi sulit dikarenakan keanekaragaman bahasa daerah itu sendiri. Masyarakat Indonesia lebih terbiasa menggunakan bahasa daerahnya sendiri ketimbang menggunakan Bahasa Indonesia yang merupaka bahasa kenegaraan.

http://azizturn.wordpress.com/2009/09/12/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/

walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadikan bahasanya sendiri sebagai bahasa resmi.

Hal-hal yang merupakan penentu keberhasilan pemilihan suatu bahasa sebagaibahasa negara apabila (1) bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besarpenduduk negara itu, (2) secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh

Page 2: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

penyebarannya, dan (3) bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu.Bahasa-bahasa yang terdapat di Malaysia, Singapura, Filipina, dan India tidakmempunyai ketiga faktor di atas, terutama faktor yang nomor (3). Masyarakatmultilingual yang terdapat di negara itu saling ingin mencalonkan bahasa daerahnyasebagai bahasa negara. Mereka saling menolak untuk menerima bahasa daerah lainsebagai bahasa resmi kenegaraan. Tidak demikian halnya dengan negara Indonesia.Ketig faktor di atas sudah dimiliki bahasa Indonesia sejak tahun 1928. Bahkan, tidakhanya itu. Sebelumnya bahasa Indonesia sudah menjalankan tugasnya sebagaibahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Dengan demikian, hal yangdianggap berat bagi negara-negara lain, bagi kita tidak merupakan persoalan. Olehsebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan atas anugerah besar ini.

Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam

kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai

(1) bahasa resmi kenegaraan,

(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan (4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memangsebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagaibahasa negara.

Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasaresmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasikemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segalaupacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yangdikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasaIndonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikantugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia. Sehubungandengan ini kita patut bangga terhadap presiden kita, Soeharto yang selalumenggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama beliaumengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana dengan kita?

Page 3: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bhasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai denganperguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikanrendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daerah)menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan. Halini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar.

Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dilembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran ynag berbentuk media cetakhendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan denganmenerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri.Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan perkembangan bahasaIndonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin padasaat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajardengan bahasa Inggris.

Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat nasional untukkepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, bahasaIndonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasaninformasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakanpenyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuanpenyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikandapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang kedua (baca: masyarakat).

Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi,bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu,yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya tidaklahmungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesiadengan bahasa lain selain bahasa Indonesia. Apakah mungkin guru tari Balimengajarkan menari Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis dengan bahasa Bali?Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan teknologimodern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi,baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiahmaupun media cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa Indonesia. Pelaksanaanini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yangdirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi Perbedaan dari Segi Ujudnya

Apabila kita mendengarkan pidato sambutan Menteri Sosial dalm rangkaperingatan Hari Hak-hak Asasi Manusia dan pidato sambutan Menteri Muda Usaha

Page 4: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

wanita dalam rangka peringatan Hari Ibu, misalnya, tentunya kita tidak menjumpaikalimat-kalimat yang semacam ini.

“Sodara-sodara! Ini hari adalah hari yang bersejarah. Sampeyan tentunya udah tau, bukan? Kalau kagak tau yang kebacut, gitu aja”. Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai pada waktu kita membaca surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi, dan peraturan-peraturan pemerintah.

Di sisi lain, pada waktu kita berkenalan dengan seseorang yang berasal dari daerahatau suku yang berbeda, pernahkah kita memakai kata-kata seperti ‘kepingin’,‘paling banter’, ‘kesusu’ dan ‘mblayu’? Apabila kita menginginkan tercapainya tujuankomunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata yang tidak akan dimengerti olehlawan bicara kita sebagaimana contoh di atas. Kita juga tidak akan menggunakanstruktur-struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami maksudnya.

Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedan ujud antara bahasaIndonesia sebagai bahasa negara/resmi sebagaimana yang kita dengar dan kita bacapada contoh di atas, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sebagaimanayang pernah juga kita lakukan pada saat berkenalan dengan seeorang lain daerahatau lain suku? Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaankosakata dan istilah. Hal ini disebabkan oleh lapangan pembicaraannya berbeda.Dalam lapangan politik diperlukan kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakatayang diperlukan dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam lapangan ekonomi,sosial, dan yang lain-lain. Akan tetapi, secara umum terdapat kesamaan. Semuanyamenggunakan bahasa yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi di atas tidakpernah digunakan, misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’ (untukme mbe r itahuk an),‘bikin bersih’ (untukme mbe r sihk an), ‘dia orang’ (untukme re k a), ‘dia punya harga’(untukhar ganya), dan kata ‘situ’ (untuk Saudara, Anda, dan sebagainya), ‘kenapa’(untukme ngapa), ‘bilang’ (untukme ngatak an), ‘nggak’ (untuktidak), ‘gini’ (untuk

begini), dan kata-kata lain yang dianggap kurang atau tidak baku. Perbedaan dari Proses Terbentuknya Secara implisit, perbedaan dilihat dari proses terbentuknya antara kedua kedudukan bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara dan nasional, sebenarnya sudah terlihat di

dalam uraian pada butir 1.2 dan 1.3. Akan tetapi, untuk mempertajamnya dapat ditelaah hal berikut.

Sudah kita pahami pada uraian terdahulu bahwa latar belakang timbulnyakedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan kedudukan bahasaIndonesia sebagai bahasa negara jelas-jelas berbeda. Adanya kedudukan bahasaIndonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan bangsa Indonesiapada waktu itu. Putra-putra Indonesia sadar bahwa persatuan merupakan sesuatuyang mutlk untuk mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguhbercerai kta runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka juga sadar bahwa

Page 5: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

untuk mewujudkan persatuan perlu adanya saran yang menunjangnya. Dari sekiansarana penentu, yang tidak kalah pentingnya adalah srana komunikasi yang disebutbahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan kondisi bahasa Indonesia yang

lingua franca itu, maka ditentukanlah ia sebagai bahasa nasional.

Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi.Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi dilatarbelakangi olehkondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara geografis menyebar pemakiannyake hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya.Di samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia telah disepakati oleh pemakainyasebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagaibahasa negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus sebagaipenduduk Indonesia itu menerimanya dengan suara bulat.

Dengan demikian jelaslah bahwa dualisme kedudukan bahasa Indonesia tersebut dilatarbelakangi oleh proses pembentukan yang berbeda. Perbedaan dari Segi Fungsinya

Setelah kita menelaah uraian terdahulu, kita mengetahui bahwa fungsi kedudukanbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berbeda sekali dengan fungsi kedudukanbahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Perbedan itu terlihat pada wilayahpemakaian dan tanggung jawab kita terhadap pemakaian fungsi itu. Kapan bahasaIndonesia sebagai bahasa negara/resmi dipakai, kiranya sudah kita ketahui.

Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan dengn tanggung jawabkita terhadp pemakaian fungsi-fungsi itu. Apabila kita menggunakan bahasaIndonesia sebagai fungsi tertentu, terdapat kaitan apa dengan kita? Kita berperansebagai apa sehingga kita berkewajiban moralmenggunakan bahasa Indonesiasebagai fungsi tertentu? Jawaban atas pertanyaan itulah yng membedakan tanggungjawab kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalamkedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara/resmi.

Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai sebagai alatpenghubung antarsuku, misalnya, karena kita sebagai bangsa Indonesia yang hidupdi wilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang yangberbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia,dia tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa Indonesiasebagai fungsi tersebut.

Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walaupun Ton Sin Hwan keturunan Cina,tetapi karena dia warga negara Indonesia dan secara kebetulan menjabat sebagaiKetua Lembaga Bantuan Hukum, maka pada saat dia memberikan penataran kepada

Page 6: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

anggotnyan berkewajiban moral untuk menggunakan bahasa Indonesia. Tidakperduli apakah dia lancar berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak perduli apakahsemua pengikutnya keturunan Cina yang berwarga negara Indonesia ataukah tidak.

Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antarsuku,karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di wilayah Indonesia; sedangkanseseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, karena diasebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas ‘pembangunan’Indonesia.

Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif

Filed Under : Catatan Kuliah 02 Pebruari 2009

Pengertian Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.KesepadananSuatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan SubjekContoh:Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan KataDalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).

Page 7: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.KehematanKehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:a. Menghilangkan pengulangan subjek.b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.KelogisanKelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

Page 8: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau KesajajaranKeparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.KetegasanKetegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh:Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh:Anak itu bodoh, tetapi pintar.

Page 9: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.Contoh:Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pengertian-ciri-dan-penggunaan-kalimat-efektif/Dalam menulis karangan, wacana, artikel atau apapun yang berkaitan dengan tulis menulis maka kita harus mengetahui jenis-jenis paragraph antara lain : 1. Paragraf deduktif adalah kalimat utama di awal (umum-khusus) Cirri-ciri paragraph deduktif adalah a. Definisi b. Pernyataanc. PendapatContoh : Masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah penyaluran dan pemasaran produksi beras. Supaya produksi semakin meningkat tidak berhenti, penyaluran dan pemasaran harus tetap dilaksanakan. Sekarang yang melakukan dan pemasaran adalah bulog.

2. Paragraf induktif adalah kalimat utama diakhir Cirri-ciri paragraph induktif 1. Definisi 2. Pernyataan3. Pendapat 4. Kesimpulan Contoh : Budi seorang lulusan STM yang kini memiliki bengkel besar ia mengatakan ia berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki modal. Ternyata kuncu sukses bukan karena banyaknya modal tetapi karena keuletan.

3. Paragraf Campuran (deduktif-induktif) adalah kalimat utama diawal ditegaskan lagi diakhir. Contoh : Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan member pengetahuan kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Menyusun Karangan Ilmiah

April 19, 2009 by petitevirus

Nih, berikut gw copas cara menulis karangan ilmiah, mudah-mudahan bermanfaat

Page 10: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH

1. Asas-asas Mengarang Secara JelasDi Amerika Serikat dalam tahun 1944 didirikan Robert Gunning Associates, sebuah badan usaha yang memberikan Penyuluhan Keterbacaan (Readability counseling) dan kursus/latihan dalam penulisan yang jelas (clear writing) kepada berbagai penerbit dan surat kabar. Pendirinya Robert Gunning kemudian mengarang buku-buku berjudul Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing.Berikut ini adalah sepuluh asas mengarang secara jelas yang dikemukakannya.1. Keep sentences short2. Prefer the simple to the complex3. Prefer the familiar word4. Avoid unnecessary words5. Put action in your verbs6. Write like you talk7. Use terms you reader can picture8. Tie in with your reader’s experience9. Make full use of variety10. Write to express not impress

1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendekPanjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.

2. Pilihlah yang sederhana daripada yang rumitKata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.

3. Pilihlah kata yang umum dikenalDalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca

4. Hindari kata-kata yang tidak perluSetiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.

5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja AndaKata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat ‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”

Page 11: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

6. Menulislah seperti Anda bercakap-cakapPerkataan tertulis hanyalah pengganti perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.

7. Pakailah istilah-istilah yang pembaca Anda dapat menggambarkannyaPerkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap maksudnya daripada istilah “industrial community” (masyarakat industri).

8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca AndaIstilah-istilah yang abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin untuk berkomunikasi karena terbuka bagi macam-macam penafsiran. Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragamanKarangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya. Kata Disraelli, “Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam pembacaan”

10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankanMaksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya, 1997: 87)(Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear Writing, 1952, Part Two).

Penggunaan Bahasa Tulis

I. Dalam menggunakan kata dan frase1. hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat, kecuali bila sudah menjadiperkataan umum.2. hendaknya dihindarkan pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati3. hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya.4. hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.5. hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum6. hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi7. untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa, sebaiknya dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaanSumber : W. J. S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2, 1979

Page 12: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

II. Dalam menyusun kalimat1. gunakanlah kalimat-kalimat pendek2. gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang3. gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya4. gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk5. gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif6. gunakan bahasa padat dan kuat7. gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatifSumber : H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, cetakan ke-3, 1984

Langkah-langkah PembuatanLangkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :a. Memilih sebuah pokok soal (topik) yang dapat ditulis sesuai dengan minat Anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatanb. Mencari sumber yang autoratifc. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifikd. Menentukan suatu tesis percobaan (tentative) atau garis besar acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapaie. Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.f. Mengumpulkan/meminkjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber. Pertama-tama kumpulkan semua bacaan/buku yang diperkirakan dapat menjadi sumber (working bibliography); working bibliography masih akan dipilihuntuk menyusun final bibliography, yaitu sejumlah buku sumber yang sungguh-sungguh akan dipakai untuk menulis karangan ilmiahg. Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publokasinya. Kartu-kartu bibliografi ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki,/catatan akhir dan daftar pustaka/daftar acuan kelak.h. Membaca buku-buku/bacaan-bacaan sumber dengan membuat catatan-catatan, misalnya catatan dengan sistem kartu. Catatan ini dapat berupa kutipan, sitiran, ringkasan atau komentar pribadi.i. Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan, outline). Setelah bahan-bahan itu ditata, akan terlihat bagian yang sudah cukup bahannya, bagian yang belum cukup bahannnya, dan bagian yang masih perlu ditambah dengan bahan yang lain. Dalam hal terakhir ini, Anda harus membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya.j. Merumuskan tesis finalk. Menyusun kerangka karangan yang final.l. Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Pengantar (introduksi) tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa ringkasan atau kesimpulan. Setelah itu, baru

Page 13: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

disusun pengantarnya. Logikanya ialah bahwa setelah mengetahui kemana pembaca harus diantar, dengan mudah kita menuliskan pengantarnya.

Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki atau catatan akhir hendaknya diletakkan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementaraini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini

1. Selalu berpegang teguh pada topik (kerangka acuan).2. kata-kata dan susunan kalimat sederhana, dan pembicaraan dari butir ke butir mudah diikuti.3. Menggunakan pernyataan-pernyataan positif (afirmatif). Jangan mengatakan apa yang tidak benar dan tidak disarankan, melainkan apa yang benar, baik dan disarankan.4. Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan konotasinya).5. Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi dan berlaku.6. Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dan memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat, atau yang boros kata.7. Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu-paduan, pertautan dan harkat

m. Merivisi karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut1. Apakah pengantar (introduksi) cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas?2. Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?3. Apakah paragraf-paragrafnya bertautan?4. Apakah tesis dijabarkan dengan pikiran-pikiran utama yang jelas dan apakah tiap pikiran utama didukung dengan bukti yang konkret?5. Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai?6. Apakah gagasan-gagasan orang lain diakui demikian dengan sistem catatan yang jelas? Apakah karangan bersih dari plagiarisme?7. Apakah bahasanya sederhana, mudah dipahami dan tidak berbelit?8. Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga?9. Apakah cara penulisan kata, pemakaian huruf, dan tanda baca sesuai dengan EYD?10. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat dan konsisten?11. Apakah penutup cukup menarik?

PENYAJIAN KARYA ILMIAHPenyajian karya ilmiah harus enak dan nyaman untuk dinikmati. Pembaca karya ilmiah, harus merasakan adanya daya lukis, daya kupas, dan daya tafsir yang memadai atas setiap satuan dan keseluruhan uraian, seperti :1. tepat, konsisten, dan lengkapnya deskripsi data2. kemampuan deskripsi data memberikan “isyarat” ke tahap berikutnya.3. tepat, konsisten, dan lengkapnya analisis data4. tepat dan lengkapnya kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisis data5. tepat dan jelasnya kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis; hipotesis yang diajukan.6. tepat dan mengenanya implikasi yang dikemukakan serta saran-saran yang diberikan

Page 14: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

(implikasi merupakan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, atau penerapan praktis pada pemecahan masalah dan penentuan kebijakan. Saran hendaknya bersifat operasional. Dapat juga diberikan saran untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu dan peningkatan pembinaan).7. tertatanya segala sesuatu (asas organisasi), dan sifat-sifat penanganan penulisan yang bersungguh-sungguh, bertanggung jawab dan kolaboratif.

Ada berbagai bentuk organisasi laporan penelitian dan sejenisnya. Namun bentuk-bentuk organisasi itu pada dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga bagian : Bagian Awal, Bagian Teks dan Bagian Akhir.1. Makalah MahasiswaDalam makalah mahasiswa, data yang diolah disajikan sekurang-kurangnya dengan tatanan sebagai berikut :a. judul/halaman judulb. kerangka makalahc. isi, terdiri dari(1) pernyataan tesis (gagasan pokok) makalah pada pengantar(2) penjabaran gagasan pokok makalah pada batang tubuh(3) kesimpulan dan pernyataan ulang gagasan pokok makalah pada penutupd. catatan akhir (bila dipakai system ini)e. lampiran (kalau ada)f. daftar pustaka2. Laporan Resmi Menurut Edward P. J. CorbettEdward P. J. Corbett menyarankan bentuk penyajian laporan resmi sebagai berikut :a. surat penyerahan (a letter of transmittal)b. halaman judul ( a title page)c. daftar isi (a table of contents)d. daftar ilustrasi, table, bagan, dan grafik (a table of illustrations, tables, charts, and graphs)e. sari laporan (an abstract of the report)f. pengantar laporan (an introduction to the report)g. batang tubuh laporan (the body of the report)h. daftar kesimpulan (a list of conclusions)i. daftar saran (a list of recommendations)j. lampiran-lampiran (appendices)k. daftar bacaan atau daftar acuan (bibliography or list of references).l. Indeks (index)3. Laporan Penelitian Menurut Slamet SoesenoDalam bukunya yang berjudul Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Slamet Soeseno memberikan langkah-langkah penyusunan naskah ilmiah, seperti :a. perumusan masalahb. studi literature dan pengamatan kenyataanc. perumusan hipotesis dan uji kebenarannyad. penulisan laporan penelitian, dengan penyajian sebagai berikut :1. judul (berikut nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya)2. abstract atau sari (inti sari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan)

Page 15: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

3. pendahuluan (informasi latar belakang dan identifikasi masalah yang membawa kepada pembicaraan tentang masalah dan pemecahannya)4. tubuh utama (batang tubuh), berisia. bahan dan metode penelitian yang dipakaib. uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya5. penutup, berisia. hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saranb. ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian6. referensi atau acuan (daftar acuan)e. pengkajian kebenaran dalam seminar4. Laporan penelitian Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaUntuk laporan penelitian, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengemukakan bentuk penyajiannya sebagai berikut :a. judul, pelaksana, penerima laporanb. kata pengantarc. daftar isid. daftar tablee. abstrakf. bab pendahuluang. bab pengolahan datah. bab kesimpulani. bab hambatan dan saranj. daftar pustakak. lampiran5. Penyusunan Laporan Menurut John P. RiebelDalam bukunya How to Write Reports, Papers, Theses, Articles (1978), John P. Riebel memberikan langkah-langkah penyusunan laporan sebagai berikut :a. menganalisis masalah (analyzing the problem)b. merencanakan penanganan masalah (planning the treatment of the problem)c. menyelidiki masalah (investigating the problem)d. merancang produk (designing the product)e. menyusun produk (constructing the product)f. mengecek laporan (checking the results)g. mengubah/membenahi produk (modifying the product)h. menyiapkan produk akhir (preparing the final product).

Penjelasan

a. Menganalisis Masalah(1) Siapa yang akan membaca laporan?(2) Apakah tujuan laporan?(3) Tindakan apa yang diinginkan perusahaan?(4) Bagaimana ruang lingkup/cakupan laporan(5) Apakah yang telah diminta secara khusus?(6) Dalam berapa lama laporan harus diselesaikan?(7) Manakah petunjuk-petunjuk atau perintah khusus yang harus dipertimbangkan?

Page 16: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

b. Merencanakan Penanganan Masalah(1) Informasi, apa saja harus dimasukkan : fakta, informasi, hasil-hasil, kesimpulan, saran, atau gabungan semua itu?(2) Apa yang telah diketahui; apa yang tidak diketahui?(3) Manakah unsur-unsur yang lebih penting dan yang kurang penting?(4) Manakah studi atau laporan-laporan sebelumnya yang dapat membantu?(5) Siapa yang dapat membantu?(6) Manakah urutan sementara yang akan diikuti untuk penyelidikan?

c. Menyelidiki Masalah(1) Apakah datanya teliti (cermat)?(2) Apakah datanya lengkap?(3) Apakah ada cukup data untuk tulisan yang dimaksud?(4) Apakah semua tahap yang penting telah diliput?(5) Manakah fakta-fakta dan hasil-hasil yang paling penting?(6) Apakah kesimpulan sunguh-sunngu muncul dari data?(7) Apakah yang harus ditekankan: data, metode, hasil, ataukah kesimpulan?(8) Apakah sifat laporan memerlukan bahwa semua tahap disajikan dengan terperinci?

d. Merancang Produk(1) Bagaimana penataannya sehingga tujuan laporan akan terpenuhi dengan sebaik-baiknya?(2) Seberapa jauh pembaca dapat memahami kata-kata teknis(3) Bagaimanakah penataan bahan yang sebaik-baiknya agar laporan berguna berguna sebesarnya dan menghemat waktu pembaca sebanyak-banyaknya?(4) Manakah bentuk khusus yang akan mendukung dengan sebaik-baiknya penggunaan laporan kelak?(5) Apakah diperlukan suatu pernyataan pelimpahan (penugasan), tujuan dan ruang lingkup?(6) Apakah kerumitan maslah memerlukan daftar isi, indeks atau ringkasan(7) Untuk kejelasan maksud, data spesifik, contoh-contoh, detail-detail dan ilustrasi-ilustrasi manakah yang diperlukan?(8) Fakta-fakta yang ahrus ditafsirkan?(9) Manakah bagian-bagian yang harus ditekankan?

e. Menyusun Produk(1) Ikutilah penataan yang sudah ditentukan(2) Janganlah menyia-nyiakan waktu untuk bagaimana mulai, kembali ke permulaan kelak(3) Menulislah dengan secepat-cepatnya tanpa terlalu memusingkan pemakaian kata setepat-tepatnya dan pemakaian ejaan dan tanda baca secermat-cermatnya. Pilihlah kata, ejaan, dan tanda baca dicek kemudian hari(4) Bekerjalah bertahap jika laporannya panjang dan kompleks(5) Masukkanlah segala sesuatu yang penting; laporan dapat diperpendek kelakf. Mengecek Laporan

Page 17: Fungsi Dan Kedudukan Bahasa

1. Penataan atau tatanana. Apakah topiknya jelas sejak permulaan?b. Apakah ada pemborosan ruang pada permulaan laporan?c. Apakah topiknya dikemukakan bertahap secara jelas?d. Apakah ada hubungan tahap yang satu dengan tahap yang lain jelas?e. Apakah kesimpulan memberikan pandangan yang diinginkan pembaca?

2. Isia. Apakah bahannya cukup lengkap untuk memenuhi tujuan laporan?b. Apakah perlu lebih banyak contoh , perincian kata, atau ilustrasi?c. Apakah fakta-fakta perlu interpretasi lebih banyak?d. Apakah pokok-pokok yang utama sudah cukup ditekankan?

3. Bentuka. Apakah bentuk laporan memudahkan bagian-bagiannya dicapai?b. Apakah awal dan akhir tiap paragrap ditunjukkan dengan menggunakan judul dan spasi secukupnya?c. Apakah bentuk laporan sudah selesai dengan koordinasi dan subordinasi bahan-bahannya?d. Apakah perlu daftar isi, indeks dan ringkasan?

4. Gaya Tulisa. Apakah gaya tulisnya memudahkan pembacaan yang cepat?b. Apakah arti yang setepatnya terungkapkan/tersampaikan?c. Apakah laporan jelas untuk rujukan di kemudian hari?d. Apakah ada kata-kata usang yang harus dihilangkan?e. Apakah kalimat-klaimatnya langsung dan berhasil guna?f. Apakah ejaan dan tanda baca betul?g. Mengubah/Membenahi Produk

Adakah perubahan, penambahan, atau penghapusan yang perlu dalam isi laporan Ubahlah, jika perlu, penataan laporan Ubahlah, jika perlu, ejaan, tanda baca, dan gaya tulisnya Ubahlah, jika perlu bentuknya

i. Menyiapkan Produk Akhir(1) Gunakanlah bahan-bahan kertas yang baku(2) Siapkanlah laporan yang rapi dan teliti bentuknya(3) Hanya perubahan-perubahan kecil saja diperbolehkan pada naskah jadi.

http://petitevirus.wordpress.com/2009/04/19/menyusun-karangan-ilmiah/