12
FRAKTUR VERTEBRA CHAIRUNNISA NIM : 0707101050066 PEMBIMBING : Dr. Nur Astini, Sp.S

Fr.vertebr Ica

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fraktur vertebra

Citation preview

FRAKTUR VERTEBRA

CHAIRUNNISANIM : 0707101050066

PEMBIMBING :Dr. Nur Astini, Sp.S

Latar Belakang Fraktur vertebra - kelainan bentuk vertebra dapat

diidentifikasi oleh pencitraan dari tulang belakang lateral dan dapat ditandai sesuai bentuk - merupakan manifestasi dari osteoporosis. Patah tulang belakang dari segmen thorak dan lumbal dilaporkan kira-kira 700.000 kasus dari 1,5 juta orang dengan patah tulang dengan osteoporosis yang terjadi setiap tahunnya di Amerika Serikat.

Patah tulang ini biasanya diidentifikasi secara klinis ketika pasien mengeluhkan nyeri punggung, dari radiografi tulang belakang dapat diidentifikasi dengan fraktur vertebra, lokasi paling sering di sekitar transisi torakolumbalis atau pertengahan vertebra thorakal.2

Patah tulang belakang menjadi perhatian medis pada saat terjadi. Hanya satu dari tiga kasus patah tulang belakang yang dapat didiagnosa secara klinis dengan radiografi

Patah tulang vertebral berkaitan dengan nyeri punggung dan kesehatan yang berhubungan dengan pola hidup seseorang; kemungkinan sakit punggung, mengurangi kualitas kesehatan hidup seseorang, dan dari diagnosis klinis meningkat dengan keparahan dari jumlah fraktur.

Dengan demikian, adanya patah tulang belakang memiliki pengaruh besar pada risiko patah tulang berikutnya dan mempengaruhi keputusan terapi yang ditujukan untuk mengurangi risiko itu.

Strategi Dan BuktiEvaluasi ]] Perempuan yang patah tulang belakang biasanya telah

melewati menopause. Prevalensi dan kejadian patah tulang belakang dengan radiografi meningkat sesuai usia, dengan prevalensi :

Perempuan kulit putih Dilaporkan prevalensinya lebih besar : perempuan kulit hitam.

5% - 10% antara usia 50 dan 59 tahun 30% atau lebih dalam usia 80 tahun atau orang tua Diantara perempuan tua yang berkulit putih tanpa patah tulang

belakang, dijumpai resiko timbulnya kejadian patah tulang belakang sekitar 0,9% pada mereka yang berusia 65 tahun atau lebih. Pada kelompok usia diatas 80 tahun atau lebih, risiko ini meningkat menjadi 1,7 %

Dari pemeriksaan fisik dapat dijumpai tulang belakang yang terlalu cembung (hyperkyphosis), terutama di antara pasien dengan beberapa patah tulang baji anterior dari tulang belakang. Namun, kiphosis yang parah justru sering dijumpai pada orang dewasa yang berusia lebih tua tanpa gambaran fraktur tulang belakang pada rediografi.

• Kepadatan Mineral Tulang

Kepadatan mineral tulang yang rendah, diukur dengan dual energi x-ray absorptiometry (DEXA)berhubungan dengan tingginya resiko patah tulang belakang dan meningkatkan risiko fraktur radiografi (rasio odds atau rasio yang bahaya untuk setiap penurunan 1-SD pada kepadatan mineral tulang pada tulang belakang atau pinggul, 1,5-2,0).

- Prevalensi radiografi patah tulang belakang di kalangan perempuan 60 tahun atau lebih tua dengan massa tulang yang rendah (skor T di pinggul atau tulang belakang, -1,5 sampai -2,4) telah dilaporkan antara 14 sampai 18%

Gambar 1. Radiografi lateral dari Tulang Belakang.Gambaran radiografi menunjukkan fraktur bikonkaf stadium 2, pada vertebrae Lumbal 2

DiagnosisMeskipun dari riwayat medis dan dari pemeriksaan kemungkinan didapati adanya patah tulang belakang secara klinis, diagnosis harus dikonfirmasi lagi dengan pencitraan tulang belakang.

Dalam beberapa kasus, radiografi dada bagian lateral digunakan untuk indikasi lain dalam mengungkapkan patah tulang belakang.

Radiografi thorak lateral dan lumbal menjadi acuan diagnosa.

HasilAnalisis regresi menunjukkan bahwa WABawal sangat berkaitan dengan ΔWAB (R2=0,81, p<0,001) dan bahwa, sebagai tambahan, kaitan antara keduanya yaitu WABawal dan ΔWAB adalah seimbang, sebagai contoh pasien yang mengalami penyembuhan 0.73 dari perbaikan potensial maksimal (WABmaksimum-WABawal).

Kesimpulanseperti perbaikan terhadap motorik, juga terdapat hubungan yang sangat dapat diprediksi antara penyembuhan afasia dan kelemahan yang terjadi pada awal serangan, dimana juga terjadi keseimbangan secara alami. Perbandingan terhadap penyembuhan dari segi kelemahan motorik dan bahasa memberi kesan bahwa mekanisme secara umum dapat dipengaruhi dari penurunan akibat kelemahan neurologis pasca stroke, dan hal ini dapat dijelaskan berdasarkan atas perbedaan fungsi tiap daerah yang terkena, sehingga kedepannya dapat difokuskan terhadap intervensi terapetik.

TERIMAKASIH