3
FRAKTUR A. Skenario Seorang pasien perempuan berusia 34 tahun rujukan dari sebuah puskesmas datang ke bagian bedah mulut sebuah RSUP. Dengan keluhan jatuh dari motor sekitar 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat jatuh wajah membentur tanah dalam posisi telungkup. Riwayat pingsan saat jatuh disangkal. Riwayat mual dan muntah disangkal. Riwayat alergi obat disangkal. Riwayat imunisasi lengkap. Pasien mengaku memiliki riwayat asma kardiale. Pasien mengeluhkan tak dapat mengatupkan gigi nya dengan baik. Pemeriksaan klinis, keadaan baik compos mentis, skor GCS 15, Vital sign berada dalam batas normal. Pemeriksaan lokalis ekstra oral: ditemukan asimetri wajah (pipi kanan terlihat bengkak), pada dagu terdapat luka abrasi, palpasi pada sendi rahang kanan dan rahang atas anterior terasa sakit, limfonodi tidak teraba. Pemeriksaan intraoral ditemukan gigi 11 dan 21 intrusi dan berubah posisi ke palatal, terjadi deviasi pembukaan mulut ke arah kanan, laserasi bibir kiri bawah. Pada pemeriksaan radiografi tampak adanya area radiolusen batas tegas disertai step deformity tepat di leher kondilus sebelah kanan

Frak Tur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus

Citation preview

FRAKTURA. Skenario Seorang pasien perempuan berusia 34 tahun rujukan dari sebuah puskesmas datang ke bagian bedah mulut sebuah RSUP. Dengan keluhan jatuh dari motor sekitar 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat jatuh wajah membentur tanah dalam posisi telungkup. Riwayat pingsan saat jatuh disangkal. Riwayat mual dan muntah disangkal. Riwayat alergi obat disangkal. Riwayat imunisasi lengkap. Pasien mengaku memiliki riwayat asma kardiale. Pasien mengeluhkan tak dapat mengatupkan gigi nya dengan baik. Pemeriksaan klinis, keadaan baik compos mentis, skor GCS 15, Vital sign berada dalam batas normal. Pemeriksaan lokalis ekstra oral: ditemukan asimetri wajah (pipi kanan terlihat bengkak), pada dagu terdapat luka abrasi, palpasi pada sendi rahang kanan dan rahang atas anterior terasa sakit, limfonodi tidak teraba.Pemeriksaan intraoral ditemukan gigi 11 dan 21 intrusi dan berubah posisi ke palatal, terjadi deviasi pembukaan mulut ke arah kanan, laserasi bibir kiri bawah.Pada pemeriksaan radiografi tampak adanya area radiolusen batas tegas disertai step deformity tepat di leher kondilus sebelah kanan

B. Pemeriksaan SubjektifKeadaan Umum : Anamnesa : a) Chief Complain : pasien jatuh dari motor sekitar 4 jam sebelum masuk rumah sakit.b) Present illness: pasien mengaku tidak dapat mengatupkan gigi nya dengan baik. Saat jatuh wajah pasien membentur tanah dalam posisi telungkup. Riwayat pingsan saat jatuh disangkal. Riwayat mual dan muntah disangkal. Riwayat alergi obat disangkal. Riwayat imunisasi lengkap c) Past medical history: adanya riwayat asma kardialed) Past dental history: tidak ada keterangane) Family history: tidak ada keteranganf) Social history: tidak ada keterangan C. Pemeriksaan Objektifa) Pemeriksaan Ekstra Oral : Ditemukan asimetri wajah (pipi kanan terlihat bengkak), pada dagu terdapat luka abrasi, palpasi pada sendi rahang kanan dan rahang atas anterior terasa sakit, limfonodi tidak teraba.b) Pemeriksaan Intera Oral : Gigi 11 dan 21 intrusi dan berubah posisi ke palatal, terjadi deviasi pembukaan mulut ke arah kanan, laserasi bibir kiri bawah.D. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan radiografi tampak adanya area radiolusen batas tegas disertai step deformity tepat di leher kondilus sebelah kanan.E. Diagnose KasusDiagnose kasus tersebut adalah fraktur leher kondil et causa trauma F. Prosedur Tata Laksana KasusProsedur tatalaksana pada kasus yang didiagnosa fraktur leher kondil antara lain.a) Menenangkan pasien agar tidak panikb) Memberikan anestesi blok pada nervus alveolaris inferior dengan obat anestetikum berupa . Dengan dosis ..c) G. Pembahasan Kasus